TUGAS AUDITING II MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PIUTANG USAHA Oleh Kelompok 7: 1. Alfin Dendrianto (108200053) 2. Muhammad Ridwan H. (108200125) 3. M. Ikhsan Suganda (110200018) 4. Seh Wahyu Lestari (110200105) INSTITUT MANAJEMEN TELKOM Jalan Telekomunikasi No.1 Bandung 2013 A. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo Gambar 16-1 Metodologi untuk Merancang Pengujian atas Rincian Saldo bagi Piutang Usaha Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang usaha Tahap I Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren untuk piutang usaha Tahap I Menilai risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penagihan Tahap I Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi untuk siklus penjualan dan penagihan Tahap II Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk piutang usaha Tahap III Merancang pengujian atas rincian saldo piutang usaha untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo Prosedur audit Ukuran sampel Item yang dipilih Penetapan waktu Tahap III Gambar di atas menunjukkan metodologi yang harus diikuti auditor dalam merancang pengujian atas rincian saldo yang tepat bagi piutang usaha. Metodologi ini behubungan langsung dengan kertas kerja perencanaan bukti yang diperkenalkan pertama kali pada bab sebelumnya. Bukti yang tepat akan diperoleh dari pengujian atas rincian saldo berdasarkan tujuan per tujuan. Contoh : auditor harus mengevaluasi potensi tejadinya kecurangan dan mempertimbangkan risiko inheren yang bisa saja bervariasi menurut tujuannnya. Auditor juga harus mempertimbangkan hasil pengujian substantive atas penjualan dan penerimaan kas. Dalam merancang pengujian auditor harus memenuhi masing-masing dari delapan tujuan audit. Jika diterapkan secara khusus pada piutang usaha, hal tersebut disebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha sebagai berikut: 1. Piutang usaha dalam neraca saldo harus sama dengan jumlah file induk terkait serta sama dengan buku besar umum. (detail tie-in) 2. Piutang usaha yang dicatat ada. (keberadaan) 3. Piutang usaha yang ada telah dicantumkan. (kelengkapan) 4. Piutang usaha sudah akurat.(keakuratan) 5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar. (klasifikasi) 6. Pisah batas piutang usaha sudah benar. (pisah batas) 7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi. (nilai realisasi) 8. Klien memiliki hak atas piutang usaha. (hak) Kolom dalam kertas kerja perencanaan harus mencantumkan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Auditor menggunakan factor-faktor tersebut untuk menilai risiko deteksi yang direncanakan bagi piutang usaha menurut tujuannya. Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Piutang Usaha (Tahap I) Pemahaman mengenai industry dan lingkungan eksternal klien serta mengevaluasi tujuan manajemen digunakan untuk mengidentifikasi risiko bisnis klien yang signifikan, yang dapat mempengaruhi laporan keuangan termasuk piutang usaha. Maka oleh karena itu auditor harus melaksanakan prosedur analitis untuk menunjukkan kenaikan risiko salah saji piutang usaha. Ketika mengevaluasi risiko inheren dan bukti yang direncanakan dalam piutang usaha, auditor mengembangkan risiko yang mempengaruhi piutang usaha. Contoh : auditor dapat meningkatkan risiko inheren untuk nilai realisasi bersih piutang usaha. Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi dan Menilai Risiko Inheren (Tahap I) Auditor harus memutuskan perimbangan pendahuluan mengenai materialitas laporan keuangan secara keseluruhan dan kemudian mengalokasikan jumlah pertimbangan pendahuluan ke setiap akun neraca yang signifikan, termasuk piutang usaha. Secara khusus piutang usaha merupakan salah satu akun yang paling material, bahkan untuk saldo piutang yang paling kecil sekalipun, transaksi dalam silkus penjualan dan penagihan yang mempengaruhi saldo piutang usaha hampir pasti sangat signifikan. Auditor harus mengidentifikasi secara formal risiko kecurangan tertentu menyangkut pengakuan pendapatan. Hal ini akan mempengaruhi penilaian risiko inheren oleh auditor untuk tujuan-tujuan berikut: keberadaan atau eksistensi, pisah batas penjualan, serta pisah batas retur dan pengurangan penjualan. Jadi sudah biasa bagi klien untuk menyalahsajikan pisah batas baik karena kesalahan maupun karena kecurangan. Juga sudah biasa bagi klien untuk menyalahsajikan secara tidak sengaja atau secara sengaja penyisihan piutang tak tertagih (nilai realisasi) karena sulit menentukan saldo yang benar. Menilai Risiko Pengendalian untuk Siklus Penjualan dan Penagihan (Tahap I) Pengendalian internal terhadap penjualan dan penerimaan kas serta piutang usaha terkait setidaknya harus cukup efektif karena manajemen sangat menginginkan catatan yang akurat untuk mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan. Auditor harus memperhatikan tiga aspek pengendalian internal: 1. Pengendalian yang mencegah atau mendeteksi penggelapan 2. Pengendalian terhadap pisah batas 3. Pengendalian yang terkait dengan penyisihan piuang tak tertagih Auditor harus menghubungkan risiko pengendalian untuk tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dalam memutuskan risiko deteksi yang direncanakan dan bukti yang direncanakan bagi pengujian atas rincian saldo. Contoh : auditor menyimpulka bahwa risiko pengendalian untuk transaksi penjualan maupun penerimaan kas adalah rendah bagi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi keakuratan. Karena itu, auditor dapat menyimpulkan bahwa pengendalian bagi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo keakuratan untuk piutang usaha sudah efektif karena satu-satunya transaksi yang mempengaruhi piutang usaha adalah penjualan dan penerimaan kas. Jika retur dan pengurangan penjualan serta penghapusan piutang usaha tak tertagih berjumlah signifikan, penilaian risiko pengendalian juga harus dipertimbangkan untuk kedua kelas transaksi tersebut. Gambar 16-2 Hubungan Antara tujuan Audit yang Berkaitan Dengan Transaksi untuk Siklus Penjualan Penjualan Keterjadian Hak Nilai Realisasi Pisah batas klasifikasi X Kelengkapan X Keakuratan Posting dan iktisar keakuratan Kelengkapan Keberadaan KELAS TRANSAKSI TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN TRANSAKSI Detail tie-in dan Penagihan dengan Tujuan Audit yang Berkaitan Dengan saldo untuk Piutang Usaha. X X klasifikasi X Penetapan waktu Penerimaan kas X Keterjadian X Kelengkapan X Keakuratan Posting dan iktisar X X klasifikasi X Penetapan waktu X Dua aspek hubungan yang disajikan dalam gambar 16-2 perlu disinggung secara khusus: 1. Untuk penjualan, tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi-keterjadian mempengaruhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo-eksistensi/keberadaan. Akan tetapi untuk penerimaan kas, tujuan audit yang berkaitan dengan transaksiketerjadian mempengaruhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo-kelengkapan. Penyebab kesimpulan mengejutkan bahwa kenaikan penjualan meningkatkan piutang usaha tetapi kenaikan penerimaan kas justru menurunkan pitang usaha. Contoh :pencatatan penjualan sebenarnya tidak ada melanggar tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi-keterjadian dan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo-eksistensi (keduannya lebih saji). Pencatatan penerimaan kas yang sebenarnya tidak ada melanggar tujuan audit yang berkaitan transaksi-keterjadian maupun tujuan audit yang berkaitan dengan saldo-kelengkapan untuk piutang usaha, karena piutang yang masih beredar tidak lagi dicantumkan dalam catatan. 2. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha-nilai realisasi dan hak, serta tujuan yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan, tidak terpengaruh oleh penilaian risiko pengendalian untuk tujuan-tujuan tersebut, auditor harus mengidentifikasi dan menguji pengendalian secara terpisah demi mendukung tujuan-tujuan tersebut. Merancang dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi (Tahap II). Bab sebelumnya membahas prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi, memutuskan ukuran sampel, dan mengevaluasi hasil pengujianpengujian tersebut. Hasil pengujian pengendalian akan menentukan apakah penilaian risiko pengendalian untuk penjualan dan penerimaan kas harus direvisi. Auditor menggunakan hasil pengujian untuk menentukan sejauh mana risiko deteksi yang direncanakan akan dipenuhi bagi setiap tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha. Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III) Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tiga tahap audit: perencanaan, ketika melaksanakan pengujian yang terinci, dan sebagai bagian dari penyelesaian audit. Sebagian besar prosedur analitis yang dilaksanakan selama tahap pengujian dilakukan setelah tanggal neraca tetapi sebelum pengujian atas rincian saldo. Auditor melaksanakan prosedur analitis untuk siklus penjualan dan penagihan secara keseluruhan, bukan hanya piutang usaha. Hal ini dikarenakan hubungan yang erat antara akun-akun laporan laba rugi dan neraca. Jika auditor mengidentifikasi salah saji yang mungkin terjadi dalam retur dan pengurangan penjualan dengan menggunakan prosedur analitis, piutang usaha mungkin akan mengoffset salah saji itu. Jika prosedur analitis dalam siklus penjualan dan penagihan mengungkapkan fluktuasi yang tidak biasa, auditor harus melontarkan pertanyaan tambahan kepada manajemen. Respon manajemen harus dievaluasi secara kritis. Merancang dan Melaksanakan pengujian atas Rincian Saldo Piutang Usaha (Tahap III) Pengujian rincian saldo yang tepat tercantum pada kertas kerja perencanaan Gambar 16-7. Risiko deteksi ditunjukkkan pada baris kedua dari bawah. Hal tersebut merupakan keputusan subjektif auditor setelah mngkombinasikan kesimpulan yang dicapai mengenai setiap factor yang tercantum. Tugas menhubungkan factor yang direncanakan sangatlah kompleks karena pengukuran factor bersifat tidak jelas. Bukti audit yang direncanakan adalah kebalikan dari risiko deteksi yang direncanakan. Setelah memutuskan bukti yang direncanakan bagi tujuan tertentu adalah tinggi, sedang, rendah, kemudian auditor harus memutuskan prosedur audit yang sesuai, ukuran sampel, item yang dipilih, dan penetapan waktu. B. C. KONFIRMASI PIUTANG USAHA Adalah konsep yang terus berulang dalam pembahasan kita mengenai perancangan pengujian atas rincian saldo piutang usaha. Intinya lebih menekankan pada konfirmasi itu disini, seolah-olah sebagai bukti yang bisa diandalkan. Tujuannya adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi, keakuratan, serta pisah batas. Standar auditing mengharuskan konfirmasi piutang usaha dalam situasi yang normal. SAS 67 (AU 330) menyediakan 3 pengecualian terhadap keharusan menggunakan konfirmasi : 1. Piutang usaha tidak material. Hal ini sudah umum bagi perusahaan tertentu seperti toko diskon yang terutama melakukan penjualan secara tunai atau dengan kartu kredit. 2. Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti yang tidak efektif karena tingkat responsnya kemungkinan tidak akan memadai atau tidak dapat diandalkan. 3. Gabungan tingkat risiko inheren dan resiko pengendalian rendah dan bukti substantif lainnya dapat diakumulasi untuk menyediakan bukti yang mencukupi. Dalam melakukan prosedur konfirmasi, pertama auditor harus memutuskan jenis konfirmasi yang akan digunakan. 1. Konfirmasi positif, adalah komunikasi dengan debitor yang meminta pihak penerima untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan pada permintaan konfirmasi itu benar atau salah. 2. Formulir konfirmasi yang kosong adalah jenis konfirmasi positif yang tidak menyatakan jumlah pada konfirmasi tetapi meminta penerimanya untuk mengisi saldo atau melengkapi informasi lainnya. 3. Konfirmasi faktur adalah jenis konfirmasi positif lainnya dimana setiap faktur akan dikonfirmasi,dan bukan saldo piutang usaha pelanggan secara keseluruhan. 4. Konfirmasi negatif juga ditujukan kepada debitor tetapi hanya akan meminta respons jika debitor tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan. Penentuan jenis konfirmasi mana yang akan digunakan berada ditangan auditor, dan harus berdasarkan fakta dalam audit. SAS 67 menyatakan bahwa penggunaan konfirmasi negatif hanya diterima jika seluruh situasi berikut tersedia : 1. Piutang usaha tercipta dari jumlah besar akun-akun yang kecil. 2. Penilaian risiko pengendalian dan risiko inheren gabungan adalah rendah 3. Tidak ada alasan untuk percaya bahwa penerima konfirmasi tidak mungkin memberikan pertimbangannya. Konfirmasi negatif sering kali digunakan untuk mengaudit rumah sakit, toko ritel, bank dan industri lainnya dimana piutang berasal dari masyarakat umu. Bukti yang paling dapat diandalkan dari konfirmasi baru akan diperoleh jika konfirmasi itu dikirim sedekat mungkin dengan tanggal nercaca. Hal ini akan memungkinkan auditor untuk menguji secara langsung saldo piutang usaha pada laporan keuangan tanpa harus membuat kesimpulan apapun mengenai transaksi yang terjadi antara tanggal konfirmasi dengan tanggal neraca. Akan tetapi sebagai cara untuk menyelesaikan audit secara tepat waktu, auditor juga perlu mengkonfirmasi pada tanggal inherim. Ukuran sampel Faktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel untuk mengkonfirmasi piutang usaha berada dalam beberapa kategori dan mencakup hal-hal berikut: 1. Salah saji yang ditoleransi 2. Risiko inheren ( ukuran relatif total piutang usaha, jumlah akun, hasil tahun sebelum nya dan salah saji yang diterapkan ) 3. Risiko pengendalian 4. Risiko deteksi yang dicapai dari pengujian substantif lainnya (luas dan hasil pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis dan pengujian yang terinci lainnya) 5. Jenis konfirmasi negatif (biasanya memerlukan sampel) Pemilihan item untuk pengujian, akan diperlukan beberapa jenis stratifikasi pada sebagian besar konfirmasi .dalam suatu pendekatan umum stratifikasi untuk memilih saldo yang akan dikonfirmasi, auditor mempertimbangkan baik nilai dolar setiap piutang maupun lamanya piutang yang beredar. Penerimaan kas selanjutnya, bukti penerimaan kas selanjutnya pada tanggal konfirmasi meliputi pemeriksaan remittance advice,ayat jurnal dalam catatan penerimaan kas, atau mungkin kredit selanjutnya dalam file induk piutang usaha. Salinan faktur penjualan, hal ini bermanfaat dalam memverifikasi penerbitan faktur penjualan aktual dan tanggal penagihan actual. Dokumen pengiriman, hal ini penting dalam menentukan apakah pengiriman telah benar-benar dilakukan dan sebagai pengujian pisah batas. Korespondensi dengan klien, biasanya auditor tidak perlu mereview korespondensi sebagai bagian dari prosedur alternatif,tetapi korespondensi dapat digunakan untuk mengungkapkan piutang yang diperselisihkan dan yang meragukan yang tidak terungkap oleh cara lainnya. Barang yang telah dikembalikan, kelalaian klien untuk mencatat memo kredit dapat diakibatkan oleh perbedaan waktu atau pencatatan retur dan pengurangan penjualan yang tidak tepat. Kesalahan klerikal dan jumlah yang diperdebatkan, jenis perbedaan yang paling mungkin dilaporkan dalam catatan klien adalah jika pelanggan menyatakan bahwa ada kesalahan harga yang dikenakan untuk barang,barang rusak ,kuantitas barang yang belum diterima dan sebagainya. D. Mengembangkan Pengujian Program audit yang terinci Untuk mengilustrasikan pengembangan prosedur program audit untuk pengujian yang terinci dalam siklus penjualan dan penagihan, kita akan menggunakan Hillsburg Hardware Co. Auditor senior, menyiapkan kertas kerja perencanaan bukti yang disajikan pada gambar 16-7 sebagai alat bantu untuk membantunya memutuskan luas pengujian atas rincian saldo yang direncanakan. Sumber setiap baris adalah sebagai berikut: Salah saji yang dapat ditoleransi. Risiko audit yang dapat diterima. Risiko inheren. Risiko pengendalian. Hasil pengujian subtantif atas transaksi. Prosedur analitis. Risiko deteksi yang direncanakan. Gambar 16-7 Kertas Kerja Perencanaan Bukti untuk Memutuskan Pengujian atas Rincian Saldo Risiko audit yang dapat diterima Risiko inheren Risiko pengendalian penjualan Risiko pengendalian penerimaan kas Risiko pengendalianpengendalian tambahan Pengujian subtantif atas transaksi penjualan Pengujian subtantif atas transaksi penerimaan kas Hak Nilai realisasi Pisah batas Klasifikasi Keakuratan Kelengkapan Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Rendah Tinggi Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Hasil Hasil Hasil Hasil yang yang baik yang baik yang baik baik Tidak ada Hasil yang baik Hasil Tidak dapat diterapkan Tidak dapat Tidak dapat diterapkan diterapkan Tidak ada Rendah tidak Tidak dapat Tidak dapat dapat diterapkan diterapkan Hasil diterima Hasil Hasil Hasil Hasil yang Hasil Tidak dapat Tidak dapat yang baik yang baik yang baik baik yang baik diterapkan diterapkan Hasil Hasil Hasil Hasil yang Hasil yang baik yang baik yang baik baik yang baik Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Sedang Rendah Sedang Rendah Tinggi Tinggi Rendah yang baik Hasil Prosedur analitis Eksistensi Detail tie-in Hillsburg Hardware Co. Piutang Usaha yang baik Hasil tidak dapat diterima Tidak dapat diterapkan Risiko deteksi yang direncanakan untuk pengujian atas rincian saldo Bukti audit yang direncanakan untuk pengujian atas rincian saldo Salah saji yang dapat ditoleransi $265.000 Tabel 16-4 Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo dan Program Audit untuk Hillsburg Hardware Co. Siklus Penjualan dan Penagihan (Format Rancangan) Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo Prosedur Audit Piutang usaha dalam aged trial balance sama dengan jumlah file induk terkait, dan totalnya telah ditambahkan dengan benar dan sama dengan buku besar umum (detail tie-in) Menelusuri 10 akun dari neraca saldo kea kun pada file induk (6) Memfoot dua halaman neraca saldo, dan menjumlahkan total semua halaman (7) Menelusuri Saldo ke buku besar umum (8) Piutang usaha pada aged trial balance memang ada (eksistensi) Mengkonfirmasi piutang usaha, dengan menggunakan konfirmasi positif, Mengkonfirmasi semua jumlah di atas $100.000 dan sampel nonstatistik sisanya (10) Melaksanakan prosedur alternative untuk semua konfirmasi yang tidak dikembalikan pada permintaan pertama atau kedua (11) Mereview neraca saldo piutang usaha menyangkut jumlah piutang usaha yang besar dan tidak biasa (1) Piutang usaha yang ada telah dimasukkan dalam aged trial balance (kelengkapan) Menelusuri lima akun dari file induk piutang usaha ke aged trial balance (9) Piutang usaha dalam neraca saldo sudah akurat (keakuratan) Mengkonfirmasi piutang usaha, dengan menggunakan konfirmasi positif. Mengkonfirmasi semua jumlah di atas $100.000 dan sampel nonstatistik sisanya (10) Melaksanakan prosedur alternatif untuk semua konfirmasi yang tidak dikembalikan pada permintaan pertama atau kedua (11) Mereview neraca saldo piutang usaha menyangkut jumlah piutang yang besar dan tidak biasa (1) Piutang usaha pada ageed trial balance telah diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi) Mereview piutang yang tercantum pada aged trial balance untuk wesel dan piutang pihak terkait (3) Menanyai manajemen apakah ada wesel dari pihak terkait atau piutang jangka panjang yang dimasukkan dalam neraca saldo (4) Transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan telah dicatat pada periode yang tepat (pisah batas) Memilih 20 transaksi penjualan terakhir dari jurnal penjualan tahun berjalan dan 20 transaksi pertama dari tahun selanjutnya serta menelusuri masing-masing ke dokumen pengiriman terkait, dengan memeriksa tanggal pengiriman aktual dan mengoreksi pencatatan (14) Mereview retur dan pengurangan penjualan yang besar sebelum dan sesudah tanggal neraca untuk menentukan apakah telah dicatat pada periode yang benar (15) Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi (nilai realisasi) Menelusuri 10 akun dari skedul umur ke file induk piutang usaha untuk menguji umur yang tepat pada neraca saldo (6) Memfoot kolom umur pada neraca saldo dan total halaman (7) Mengcross-foot kolom umur piutang (7) Membahas dengan manajer kredit kemungkinan penagihan piutang yang sudah lama. Memeriksa penerimaan kas selanjutnya dan file kredit atas semua piutang selama 90 hari serta mengevaluasi apakah piutang dapat ditagih (12) Mengevaluasi apakah penyisihan sudah memadai setelah melakukan prosedur audit lainnya menyangkut ketertagihan piutang (13) Klien memiliki hak atas piutang pada neraca saldo (hak) Mereview notulen rapat dewan direksi menyangkut adanya indikasi piutang usaha yang digadaikan atau difaktorkan (5) Menanyai manajemen apakah ada piutang yang digadaikan atau difaktorkan (5) Catatan: Prosedur itu diikhtisarkan ke dalam format kinerja pada table 16-5. Angka dalam tanda kurung setelah prosedur merujuk pada table 16-5 Tabel 16-5 Program Audit pengujian atas Rincian saldo Untuk Hillsburg Co. Siklus Penjualan dan Penagihan (Format Kinerja) 1. Mereview neaca saldo piutang usaha untuk piutang yang berjumlah besar dan tidak biasa 2. Menghitung prosedur analitis yang ditunjukkan dalam skedul audit yang dikompensasi ke depan. 3. Mereview piutang yang tercantum pada Aged Trial Balance menyangkut wewel dan piutang dengan pihak terkait 4. Menanyai manajemen apakah ada pihak terkait , wesel atau piutang jangka panjang yang dimasukkan dalam neraca saldo. 5. Mereview notulen rapat dewan direksi dan menyai manajeman untuk menentukan apakah ada piutang yang digadaikan 6. Menelusuri 10 akun dari neraca saldo ke file indul piutang usaha untuk melihat umur piutang dan saldonya 7. Memfoot 2 halaman neraca saldo untuk melihat umur kolom piutang 8. Menelusuri saldo ke buku beasr umum 9. Menelusuri lima piutang dari file induk piutang usaha ke aged trial balanced 10. Mengkonfirmasi piutang usaha 11. Melakukan prosedur alternatifuntuk semua konfirmasi yang tidak dikembaliakan 12. Membahas dengan manager kredit tentang kemungkinana penagihan piutang yanag sudah lama 13. Mengevaluasi apakah peyisihan apakah sudah memadai setelah melakukan prosedur audit 14. Memilih 20 transakasi penjualan dari jurnal penjualan tahun berjalan 15. Mereview retur dan pengurangan penjualan yang besar sebelum dan setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah telah dicatat dalam periode yang benar.