Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) ANALISIS PERHITUNGAN TEBAL PELAT RIGID PAVEMENT (Studi Kasus Perhitungan Tebal Pelat Rigid Pavement Ruas jalan Wonosari km 24, Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta) 1 Ibnu Arief, 2R.Surya Legawa K, 3Eka Afrianti Sanjani, 4Elia Emisasmita 1,2,3,4 Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, FT UNY xchaca@y7mail.com ABSTRAK Volume lalulintas di jalan raya akhir-akhir ini semakin meningkat, tetapi tidak sebanding dengan peningkatan jalan yang ada. Hal ini yang menyebabkan terjadinya kerusakan jalan yang mengakibatkan kendala dan permasalahan yang terjadi di lalulintas. Untuk menanggulangi permasalahan yang terjadi, maka digunakan metode perkerasan kaku (rigid pavement), dari hal tersebut penelitian ini bertujuan menghitung tebal pelat yang mana akan harus diketahui sebelum pembuatan rigid pavement. Penelitian dilakukan dengan metode survey dan dilakukan di Ruas jalan wonosari km 24 ,patuk, gunung kidul, Yogyakarta selama 1 hari tanggal 30 september 2013 pukul 12.00-14.00 WIB. Berdasarkan analisis yang telah kami lakukan, tebal pelat rigid pavement di ruas jalan wonosari km 24 ,patuk, gunung kidul, Yogyakarta adalah 9,449 inch atau 24 cm. Kata kunci : Perkerasan kaku (Rigid Pavement), tebal pelat. PENDAHULUAN Jalan raya juga harus dibuat dengan aman, cepat, tepat, nyaman,efisien dan ekonomis. Agar transportasi berjalan sedemikiaan rupa maka jalan harus mempunyai pelengkap sesuai standar yang telah ditentukan faktor geometrik, perkerasan jalan,an lain-lainl. Perkerasan jalan terdiri atas dua jenis, yaitu perkerasan lentur yang bahan pengikatnya adalah aspal dan perkerasan kaku dengan semen sebagai bahan pengikatnya yang jalannya biasa juga disebut jalan beton (rigid pavement). Jalan beton (rigid pavement) merupakan suatu konstruksi perkerasan dimana menggunakan pelat beton yang terletak di atas pondasi atau langsung di atas tanah dasar pondasi. Pelat beton sendiri memerlukan perhatian khusus dan dalam pelaksanaannya dibutuhkan suatu ketelitian yang khusus juga seperti faktor-faktor alam yaitu : lapisan tanah, bentuk badan jalan, faktor drainase, keadaan cuaca dan iklim, dan lain-lain. Ruas jalan wonosasi km 24, Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta adalah jalan penghubung antar kabupaten dan merupakan jalan nasional yang memiliki banyak kontur naik turun dari yang mempunyai kelandaian tertentu dan banyaknya kendaraan-kendaraan berat seperti truck trailer, bus yang melewati jalan tersebut MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 31 Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) sehingga jalan tersebut dibuat rigid pavement dan dalam hal ini perlu diketahui tebal pelatnya. KAJIAN TEORI Rigit Pavement Rigid pavement adalah suatu konstruksi (perkerasan) dimana agregat sebagai bahan baku dan semen sebagai bahan ikatnya. Ada beberapa komponen konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) yaitu sebagai berikut : 1. Tanah Dasar (Subgrade) 2. Lapis Pondasi (Subbase) 3. Tulangan Pada perkerasan kaku (rigid pavement) terdapat dua jenis tulangan. Adapun kedua tulangan tersebut, yaitu : a. Tulangan plat yang pada umumnya berbentuk lembaran dan gulungan b. Tulangan sambungan terdiri atas tulangan sambungan melintang dan tulangan sambungan memanjang. 4. Sambungan (Joint) 5. Bound breaker di Atas subbase 6. Alur permukaan atau grooving/ brushing METODE Observasi perkerasan kaku yang dimaksud dalam observasi ini adalah pengambilan data secara rasional yang berarti kegiatan observasi itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Pendataan yang bertujuan memperoleh data secara langsung/turun kelapangan dengan di Jalan wonosari km 24 Yogyakarta. Mulai Data: Lebar jalan (m) Sambungan (joint) melintang dan memanjang Tebal plat Selesai HASIL DAN PEMBAHASAN MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 32 Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) Dalam perencanaan perhitungan tebal plat rigid pavement pada American Assocation of State High-Way and Transportation Official guide for design of pavement structures (AASHTO 2009), diberikan parameter-parameter perencanaan secara praktis. AASHTO 2009 memberikan langkah-langkah, parameter dan prosedur berikut : 1. Traffic Design (Analisis Lalu Lintas) a. Umur Rencana Untuk pelebaran jalan dimana struktur pengkarasannya adalah flexible pavement dan pelebarannya dengan gabungan rigid pavement, maka diambil umur rencana 10 tahun untk menyesuaikan umur rencana flexible pavement itu sendiri. b. Faktor distribusi arah (DD) Mengacu pada AASHTO 2009, nilai faktor distribusi arah (D D) berkisar antara 0,3 – 0,7 dan biasanya diambil 0,5 (AASHTO halaman II-9). c. Faktor Distribusi Lajur (DL) Tabel 1. Faktor Distribusi Lajur (DL) No. 1 2 3 4 Jumlah Lajur Setiap Arah 1 Arah 2 Arah 3 Arah 4 Arah DL (%) 100 80 – 100 60 – 80 50 – 75 (Sumber : AASHTO 2009) Dalam analisis ini jumlah lajur adalah 2 sehingga didapat D L = 80-100 d. Lalu lintas harian rata-rata (LHR) Tabel 2. Penggolongan Kendaraan Bina marga No. 01/Mn/Bm/83:Mst1 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jenis Kendaraan Sedan, jeep dan station wagon Pick-up, combi Truck 2 as (L). micro truck, mobilhantaran Bus kecil Bus besar Truck 2 as (H) Truck 3 as Trailer 4 as, truck gandengan Truck semi trailer Golongan 2 3 4 5a 5b 6 7a 7b 7c (Sumber : AASHTO 2009) Berdasarkan data lalu lintas dari Dinas JawaTengah, diperoleh: Bina Marga Propinsi Tabel 3. Data Lalu Lintas Harian Rata-rata Ruas Jalan Purworejo No Tahun Jenis/ Golongan Kendaraan 1 2 3 4 5a 5b 6a 6b 7a 7b 7c 8 1 1999 3739 1031 844 1031 121 400 99 66 21 13 13 1980 2 2001 3930 1091 887 1084 127 420 104 69 22 14 14 2081 MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 33 Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) 3 2002 4675 1716 1100 856 483 368 1090 1090 255 0 0 1326 4 2005 1763 2019 1403 735 951 1082 2164 2776 334 5 14 2388 ( Dinas Bina Marga Jawa Tengah) (Sumber : Aziz & Nurhayati, 2011) Keterangan: 1. Sepeda motor, sekuter, kendaraan roda tiga 2. Sedan, jip, station wagon (2 ton) 3. Opelet, combi, minibus (2 ton) 4. Pickup, microtruck, mobil hantaran (2 ton) 5. a) Bus kecil (5 ton) b) Bus besar (8 ton) 6. a) Truk ringan 2 sumbu (10 ton) b) Truk sedang 2 sumbu (13 ton) 7. a) Truk 3 sumbu (20 ton) b) Truk gandeng (25 ton) c) Truk semi trailer (30 ton) 8. Kendaraan tidak bermotor e. Vehicle Damage Factor (VDF) 1) Jika dilakukan survey primer beban ganda kendaraan, maka digunakan nilai VDF dari hasil survey tersebut. 2) Jika tidak dilakukan survey primer beban ganda kendaraan (untuk kondisi dan proyek-proyek tertentu tidak dilaksanakan survey primer ini), maka perlu dilakukan kajian VDF dengan mengambil data sekunder/ silinder/ literature dari berbagai sumber yang bisa mewakili analisis ruas jalan yang akan direncanakan. Adapun sumber yang dapat dipakai, yaitu : a) Bina Marga Mst – 10 ton b) Naasra Mst – 10 ton c) Pustrans 2002 d) Cipularang 2002 e) Pantura 2003 Mst – 10 ton f) Pustrans 2004 Semarang – Demak g) Pustrans 2004 Yogyakarta – Sleman/ Tempel MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 34 Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) Tabel 16.Perhitungan Angka Ekuivalen Beban Sumbu Kendaraan No. Tipe Kendaraan & Konfigurasi Sumbu Berat total (ton) konfigurasi beban sumbu roda (ton) Depan Belakang ST,RT ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke5 Vehicle Damage Factor 1 Sedan, jeep dan Station Wagon 2 1.1 2.00 1.00 1.00 ST, RT 0,0005 2 Pick-up, combi 3 1.2 8.30 2.82 0,2174 3 Truk 2 as (L).micro truck, mobil hantaran 4 1.2L 8.30 2.82 5.48 ST, RG 5.48 ST, RG 4 Bus kecil 5a 1.2 8.30 2.82 0,2174 5 Bus besar 5b 1.2 9.00 3.06 6 Truk 2 as (H) 6 1.2H 15.15 5.15 7 Truk 3 as 7a 1.2.2 25.00 6.25 8 Trailer 4 as, Truk gandengan 7b 1.2 + 2.2 31.40 5.65 5.48 ST, RG 5.94 ST, RG 10.00 ST, RG 9.38 SG, RG 8.79 ST, RG 9.38 SG, RG 8.48 ST, RG 8.48 ST, RG 9 Truk semi trailer 7c 1.2.2 + 2.2 40.13 5.88 10.00 SG, RG 10.00 SG, RG 7.00 SG, RG 0,2174 0,3006 2,4159 2,7416 3,9083 7.25 SG, RG 4,1718 (Sumber : Bina Marga No. 1 /Mn/Bm/83: Mst – 10) MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 35 Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) Dari beberapa analisis tersebut, selanjutnya dapat digunakan untuk menghitung traffic design dengan rumus sebagai berikut : Nn W18 = ∑ LHR j x VDF j x DD x DL x 365 ………………………………… n1 (1) Dimana : W18 = Traffic design pada lajur lalu lintas, Equivalent single axel load LHRj = jumlah lalu lintas harian rata-rata 2 arah untuk kendaraan jenis j VDFj = Vehicle damage factor untuk jenis j DD = Faktor distribusi arah DL = Faktor distribusi lajur N1 = Lalu lintas pada tahun pertama jalan dibuka Nn = Lalu lintas pada akhir umur jalan Sehingga didapatkan nilai W 18 sebagai berikut: Tabel 4. Tabel Perhitungan ESAL dengan Ms. Exel VDF LHR 0,0005 Dd DL W18 0,5 0,9 165,810375 0,5 0,9 50098,25385 0,2174 201 9 140 3 735 0,5 0,9 26245,34325 0,2174 951 0,5 0,9 33958,26045 0,3006 0,5 0,9 53422,1811 0,5 0,9 19602491,81 27,4160 108 2 494 0 334 0,5 0,9 1504028,052 39,0830 5 0,5 0,9 32096,91375 41,7180 14 0,5 0,9 95930,541 0,2174 24,1590 Jumlah 21398437,16 2. Reability Tabel 5. Reability (R) : AASHTO 2009 No. KlasifikasiJalan 1 2 3 4 JalanTol JalanArteri JalanKolektor JalanLokal Reability (R) Urban Rural 85 – 99,9 80 – 99,9 80 – 99 75 – 95 80 – 95 75 – 95 50 – 80 50 – 80 MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 36 Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) Klasifikasi jalan yang digunakan dalam analisis ini adalah arteri urban (80-99) a. Standard Normal Deviation Dari data ditas diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 6. Hasil Reliability dan Standard Normal Deviation R(%) ZR 80 89,5 -0,841 -1,2575 99 -2,327 b. Standard Deviation (So) Standard deviation untuk rigid pavement : S o = 0,30-0,40 (AASHTO, 2009) 3. Serviceability loss Standard deviation untuk rigid pavement : S o = 0,30-0,40 (AASHTO, 2009) Terminal serviceability index : pt = 2,5 (AASHTO, 2009) Initial serviceabilit : p o = 4,5 (AASHTO, 2009) Total loss of serviceability : ∆PSI = p o – p t =2…….............................................(2) Tabel 7. Parameter desain R, ZR, So No Parameter Angka Tengah Batas Bawah Batas Atas 1 2 Reliability (R) Standard Normal Deviation (ZR) 89,5 -1,2575 80 -0,841 99 -2,327 3 Standard lDeviation (So) 0,35 0,30 0,40 (Sumber: AASHTO 2009) 4. California Bearing Ratio (CBR) Spesifikasi jalan mensyaratkan CBR tanah minimum 6%, makaModulus of subgrade reaction (k) : a. CBR = 6 k= = = = 464 pci .........................................................(3) MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 37 Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) Rigid Pavement menggunakan Wet Loan Concrete dibawah plat beton tebal 7 cm. Koreksi effective modulus of subgrade reaction, didapat k=160 pci. Gambar 1. Grafik Grafik CBR (Sumber : AASHTO 2009, halaman II-42) b. CBR = 5 Spesifikasi jalan mensyaratkan CBR tanah minimum 6%, maka Modulus of subgrade reaction (k) : k= = = = 387 pci .........................................................(4) Rigid Pavement menggunakan Wet Loan Concrete dibawah plat beton tebal 7 cm. Koreksi effective modulus of subgrade reaction, didapat k=130 pci. MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 38 Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) Gambar 2. Grafik Grafik CBR (Sumber : AASHTO 2009, halaman II-42) c. CBR = 4 Spesifikasi jalan mensyaratkan CBR tanah minimum 6%, maka Modulus of subgrade reaction (k) : k= = = = 309 pci .........................................................(5) Rigid Pavement menggunakan Wet Loan Concrete dibawah plat beton tebal 7 cm. Koreksi effective modulus of subgrade reaction, didapat k=110 pci MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 39 Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) Gambar 3. Grafik Grafik CBR (Sumber : AASHTO 2009, halaman II-42) 5. Kuat Tekan Beton Di Indonesia yang menjadi ketentuan parameter utama adalah flexural strength yaitu Sc’ = 45 kg/m2. Maka perlu dicari nilai kuat tekan beton dengan persamaan sebagai berikut : fr = 0,70 .........................................................................................(6) Dimana fr = Flexural strength = S c ’ fc’ = Kuat tekan beton Sc’ = 45 kg/m2 = 45 x 0,084 = 3,8 Mpa = fr ............................................(7) fr = 0,70 .........................................................................................(8) 3,78 = 0,70 ........................................................................................(9) fc’ = 29,16 Mpa = = 34,14 kg/m2 ..................................................(10) Jika ditinjau dengan menggunakan fc = 375 kg/m2 fc = 375 x 0,084 = 31,5 Mpa ...............................................................(11) fr = 0,70 = 0,70 = 3,93 Mpa = 3,93 x 0,084 = 46,77 kg/m2...................................................................................................................(12) Dari pendekatan diatas, diperoleh tabel sebagai berikut: Tabel 8. Hasil Perhitungan Kuat Tekan Beton No Kuat Tekan (kg/m2) Flexural Strength (kg/m2) 1 2 3 34,14 350 375 45 45,18 46,77 Modulus Elastisitas Beton (Ec) fc’ = 350x 14,22 = 4977 psi ..............................................................(13) Ec = 57000 = 57000 = 4.020.000 psi ............................(14) 6. Flexural Strength Flexural Strength (modulus of rupture) ditetapkan sesuai spesifikasi pekerjaan. Di Indonesia umumnya digunakan Sc’ = 45 kg/ cm2. MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 40 Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) 7. Drainage Coefficient Berdasarkan pendekatan hidrologi di Indonesia dan dari literatute serta sumber yang ada, nilai drainage coefficient dapat didekati. a. Penetapan variabel prosen perkerasan terkena air Koefisien pangaliran (C) : Tabel 9. Tabel koefisien pengaliran Koefisien Pengaliran Binkot Imam Subarkah T C jalan beton dan aspal jalan aspal 0.700.95 jalan beton 0.800.95 Interval C terpilih T C yang mewakili 0,70 0,75 0,80 0,85 0,90 0,95 0.700.95 0.800.95 0.875 (Sumber: AASHTO 2009) keterangan: T jam = 3 jam per hari T hari = 103 hari hujan dalam setahun C = 0,875 = 87,5 % WL = 100 – C =100 – 87,5 = 12,5 % .....................................................(15) Pheff = x x 125 x 100 = 44 % ........................................................(16) Dengan dasar pendekatan tersebut, maka dapat digunakan angka presentase struktur perkerasan dalam satu tahun terkena air sampai tingkat saturated< 1%. 1) Penetapan variable mutu drainase Pendekatan dengan lama dan frekuensi hujan, yang rata-rata terjadi kurang dari 3 jam per hari dan jarang sekali terjadi hujan terus menerus selama 1 minggu, dapat diambil pendekatan drainase. Tabel 10. Koefisien drainasi MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 41 Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) Percent of time pavement structure is exposed to moisture levels approaching saturation Quality of Drainage Exellent Good Fair Poor Very poor <1% 1,25-1,20 1,20-1,15 1,15-1,10 1,10-1,00 1,00-0,90 1-5 % 5-25 % 1,20-1,15 1,15-1,10 1,10-1,00 1,00-0,90 0,90-0,80 1,15-1,10 1,10-1,00 1,00-0,90 0,90-0,80 0,80-0,70 > 25 % 1,10 1,00 0,90 0,80 0,70 (Sumber: AASHTO 2009) 2) Untuk kondisi ini, diambil quality of drainage : Fair-good Penetapan drainage coefficient Persen perkerasan dalam satu tahun terkena air sampai tingkat saturated< 1% Mutu drainase :fair-good Dari pendekatan 2 variabel diatas didapat drainage coefficient : Cd = 1,15 Tabel 11. Tabel drainage coefficient Drainage coefificient Cd Good 1,151,20 Fair 1,101,15 Interval Cd 1,15 Cd yang mewakili 1,15 1,10 1,15 1,20 1,15 (Sumber: AASHTO 2009) MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 42 Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) 8. Load Transfer Coefficient Penetapan pendekatan parameter load transfer menurut AASHTO 2009, meliputi : a. Joint and dowel, J = 2,5 – 3,1 b. Overlay design, J = 2,2 – 2,6 Tabel 12. Tabel Load Transfer Pavement Type Nilai J Plain Joited & Jointed Reinferee d 2,53,1 Overlay Design 2,22,6 Interval J Terpilih 2,52,6 J yang Mewakili 2,55 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9 3,0 3,1 2,25 (Sumber: AASHTO 2009) Load transfer coefficient, diambil J = 2,55 MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 43 Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) Tabel 13. Rangkuman Parameter Desain Tebal Pelat Beton Rigid Pavement No. Parameter Satuan Angka tengah Batas bawah Batas atas 1. Umur Rencana Tahun 10 10 10 2. Lalu Lintas, ESAL - 21398437,16 21398437,16 21398437,16 3. Terminal - 2,5 2,5 2,5 - 4,5 4,5 4,5 - 2 2 2 Serviceability (pt) 4. Initial Serviceability (po) 5. Serviceability loss : ∆PSI = po – pt 6. Reliability (R) % 89,5 80 99 7. Standard Normal - -1,2575 -0,841 -2,327 - 0.35 0,30 0,40 deviation (ZR) 8. Standard Deviation (So) 9. CBR % 5 4 6 10. Modulus Reaksi Pci 130 110 160 kg/cm2 350 350 350 Psi 4.020.000 4.020.000 4.020.000 Psi 640 640 640 Tanah Dasar (k) 11. Kuat Tekan (fc’) 12. Modulus Elastisitas Beton (Ec) 13. Flexural Strenght 14. (S’c) Drainage - 1,15 1,10 1,20 15. Coefficient (Cd) Load Transfer - 2,55 2,50 2,60 Coefficient (J) MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 44 Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) Rumus Tebal Plat 1. Rumus persamaan tebal plat : Log10 w18 = ZR S0 + 7,35 LOG 10 (D + 1) – 0,06 + pt) x log 10 + (4,22 – 0,32 ...................................................................(17) Log10 21398437,16 = (-1,2575 x 0,35) + 7,35 log10 (D+1) – 0,06 + + + (4,22 – ( 0,32 x2,5 ) ) x log 10 ......................................................................................................................... (18) 2. Tabel hasil perhitungan tebal plat dengan Ms. Exel Tabel 14. Hasil Tebal Plat Menggunakan Perhitungan Ms. Exel D W18 24 21398437,16 ZR -1,2575 S0 0,35 PSI PO 2 4,5 P Sc' Cd 2,5 640 1,15 J Ec K 2,55 4020000 130 MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 9,448818898 inch Pci Psi pci 45 Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) SIMPULAN 1. Parameter Tebal Plat Rigid Pavement a. Traffic Design ( Annalisis lalu-lintas/Dsain ESAL ) diperoleh sebesar 21398437, 16 b. Reliability diperoleh sebesar 89,5 % c. Serviceability loss diperoleh sebesar 2,00 d. California Bearing Ratio, (CBR) e. CBR 6 = 160 pci f. CBR 5 = 130 pci g. CBR 4 = 110 pci h. Kuat tekan beton yang digunakan adalah 350 kg/cm2 i. Flexural strength yang digunakan adalah 640 psi j. Drainage coefficient diperoleh sebesar 1,15 k. Load transfer coefficient yang digunakan sebesar 2,55 2. Tebal plat Rigid Pavement Dari persamaan tebal plat (D) dengan parameter diatas diperoleh tebal plat sebesar 9,449 inch atau 24 cm. DARTAR RUJUKAN [1] [2] [3] AASHTO, American Association of State Highway and Transportation Official,Guide for Design of Pavement Structures 2009. Rizzak Fuadhi, dkk, 2012, Makalah Konstruksi Jalan Kekerasan Jalan (Rigid Pavement) Puguh Samudro, dkk, 2011, Makalah Konstruksi Jalan Perkerasan Jalan (Rigid Pavement) MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 46