Novel - The Diary

advertisement

Sabtu, 24 Desember 2011

Hello Diary. Apa kabar? Namaku Fahrizal Nur Akbar. Temen-temenku sih lebih suka manggil aku Rizal, katanya kalau dipanggil Fahri ntar berasanya kayak yang main di Ayat-Ayat Cinta. Hahaha.

Oia, kamu pasti kaget kenapa seorang lelaki tampan seperti aku #Eaaa menulis Diary? Sebenernya Diary ini aplikasi gitu di Tablet Android. Nah, tabletnya ini kado pemberian dari 2 sahabat karibku, si Helen sama si Iqbal 2 hari lalu. Btw, Aku baru aja ultah lo, Diary. Hehehe. Oia bicara tentang Helen sama Iqbal nih, Aku sama mereka udah sahabatan sejak kita masuk SMP. Emang sih waktu SMA kita sempat terpisah karena Helen pindah ke Bandung dan sekolah disana. Sementara Iqbal, disuruh bibinya balik ke kampung di Padang dan masuk SMK Favorit disana, secara disini dia kan tinggal sama Bibinya, denger denger sih

Iqbal sama keluarganya lagi ada masalah gitu, cuman Iqbal nutup rapet banget kalo udah nyangkut soal keluarganya yang ada di padang. Aku sama Helen sih ga mau ngorek terlalu dalem, yah coz It’s too

Privacylah. Hahaha.

Nah walaupun kita sempet terpisah selama 3 tahun nih, Tapi kini, kita pun akhirnya bertemu di satu kampus yang sama, meski jurusannya berbeda. Aku sama Helen masuk di Jurusan Telekomunikasi, dan

Iqbal, masuk di Jurusan Multimedia Broadcasting.

Ah.. Sebenernya aku bingung mau nulis apa di kamu sekarang ini. Jujur, aku tidak pandai menulis. Mau kutulis dengan puisi pun Aku sendiri juga tak pandai merangkai kata-kata indah. Hemmm.. Ah atau aku cerita saja semua tentang diriku, Kehidupanku dirumah, di kuliah, juga kehidupanku bareng tementemen. Yah, sebaiknya kumulai saja ceritanya disini.

Bercerita tentang siapa diriku? Hemm aku lahir di keluarga yang sangat harmonis. Aku punya dua orang kakak yang sangat menyayangiku. Kebetulan aku anak terakhir dari 3 bersaudara. Kata orang orang sih

Anak yang paling dimanja, katanya. Padahal menurutku biasa aja. Kakakku yang paling tua sekarang sudah menikah, sekarang pun sudah dikaruniai 2 anak yang cantik. Sedangkan kakakku satunya, juga sudah menikah sebenarnya. Hehehe. Tapi dia jauh dari keluarga, sedih sih karena harus menjalankan bisnisnya di Aussie.

Kehidupanku di kuliah Alhamdulillah sih baik-baik saja. Malah justru aku merasa nyaman jika berada di kampus, yah, karena ada Helen sama Iqbal. Mereka yang buat aku betah berlama-lama di kampus.

Karena mereka pula aku punya semangat hidup (mulai alay). Tapi emang bener kok. Eh tapi bukan berarti temen-temenku yang lain tidak punya kontribusi apapun soal kehidupan ku di perkuliahan yang serba happy, cuman ya itu, aku pribadi bukan tipe orang yang gampang mengumbar kehidupan pribadiku ke siapapun kecuali mereka mereka yang emang udah aku percaya.

Oia aku juga punya Band loh di kampus. Namanya d’Things. Personilnya ya teman sekelasku sendiri di kampus. Kebetulan aku didaulat sebagai Vokalisnya, walau memang sih, kualitas vokalku kuakui cuman sebatas kualitas penyanyi kamar mandi doang. Hehe. Tapi ya sudahlah, yang penting aku sih nikmatin aja. Sekalian memperbanyak List Fans toh tidak masalah (OverPeDe).

Hemm apalagi yah yang pengen aku ceritain ke kamu Diary. Segala seluk belukku sudah aku ceritain secara detail. Sepertinya aku mulai bingung lagi harus menulis apalagi ke kamu Diary. Oh, ada satu hal lagi yang pengen aku share ke kamu, tentang kisah cintaku, dan inilah yang jadi kendalaku dari dulu.

Kisah cintaku bisa dibilang datar-datar aja. Karena aku sendiri belum tertarik untuk berpacaran. Pernah sih waktu SMP aku sekali berpacaran sama seorang gadis berkerudung yang sebenernya dari usia beda 2

Tahun dariku, tapi kita sekelas. Karena dia pula aku terobsesi dengan wanita berkerudung, dan karena dia yang mampu mendelivered sikapnya yang memang tahu diri dengan posisinya sebagai “wanita berkerudung”, cuman sayang, hubungan kita ngambang, aku sendiri ngga tau sebenernya kita udah putus atau belum, karena setelah aku lulus dari SMA, dia tiba tiba menghilang entah kemana. Miris ya.. :”(

Selain sikapnya yang bener-bener mencerminkan seorang wanita “Islami”, aku sangat kasihan padanya

Diary. Karena sebenernya dia hidup di keluarga yang sangat kurang harmonis. Berbeda terbalik dengan kehidupanku. Dia sering sekali dipukuli oleh orang tuanya, entah karena apa sebabnya dia selalu jadi sasaran pukul orang tuanya terutama Ayahnya. Keluarganya sendiri adalah Islam yang “ketat”. Pernah suatu saat dia curhat padaku kalau dia pernah lupa Sholat Subuh, langsung saat itu juga dihajar sama ayahnya sampai babak belur. Sungguh aku miris ketika dia cerita semua kisahnya padaku. Tapi yang aku kagumi padanya Diary, dia selalu tegar dalam menghadapi itu semua, terbukti ketika dia bercerita seperti itu, dia tidak pernah menangis. Hemm.. sampai saat ini entah kenapa aku masih sangat mengharapnya, itulah mengapa sampai detik ini pun aku “belum mau” berpacaran. Aku belum bisa menemukan sosok sepertinya, tidak harus persis pun rasanya masih belum ada yang pas di hatiku. Dan… menurutku tanpa pacaran pun, bagiku hidup ini sudah sempurna. Ada Helen, ada Iqbal, ada temen-temenku kampus, semuanya serba perfect bagiku.

Kamis, 29 Desember 2009

Hai Diary, apa kabar? Ini kali kedua ya aku nulis di kamu. Kali ini kehidupanku masih sama seperti kemarin. Indah seperti biasanya. Walau sempet sih sedih kemarin si Helen hampir ketabrak motor.

Untung aja ga kenapa kenapa.

Diary, aku pengen share kamu suatu hal yang mungkin buat aku ngerasa bersalah sama Tuhan. Iya, bersalah karena kurangnya rasa syukurnya sama Dia. Jadi gini Diary, kemarin, saat aku sedang jalan bareng sama Helen sama si Iqbal, aku kan keabisan uang. Nah, saat itu aku inget kalau biasanya setiap minggu kakakku suka kirimin aku uang 400ribu di rekeningku. Nah karena kebetulan uang saku dari kakakku yang minggu kemarin sudah habis (aku orangnya boros abis Diary T…T) alhasil aku segera pergi ke ATM berharap ada uang masuk ke rekeningku. Ternyata emang bener, ada uang masuk tapi cuman

200rb. Ugh saat itu juga aku kesel banget. Gimana sih kakak kok uang sakuku jadi berkurang gini, gumamku. Udah, selama perjalan aku bener-bener kesel, apalagi SMSku belum dibalas pula sama kakak kenapa uang sakuku berkurang.

Sampai beberapa jam setelah kami puas jalan-jalan dan berpisah sendiri sendiri. Dalam perjalanan pulang, Aku ketemu sama Bapak tua yang sedang menggendong anaknya sambil menjinjing bungkusan besar yang berisi kerupuk. Terlihat jelas dari bungkusan yang masih penuh tersebut. Aku yakin kalau belum ada satupun dagangan kerupuknya yang laku. Hemmm kasian, gumamku. Mataku yang penasaran terus tertuju ke lelaki paruh baya itu, kuikuti kemanapun dia pergi, sampai beberapa saat kemudian bunyi suara Azan Ashar menggema di telingaku. Saat itu pula langkahku terhenti, aku sangat kaget Diary, dia masuk ke masjid dan Sholat. Gila! Di tengah tengah kelelahan dia berjualan sambil berjalan kaki, sambil menggendong anaknya, dia masih Ingat sama Sholat. Oh Tuhan, aku aja yang di rumah ga ngapa-

ngapain terkadang masih aja suka lupa sama Sholat. Bahkan pura-pura ga denger kalau sudah masuk

Suara Azan itu di telinga. Ini orang bener-bener hebat. Karena penasaran, aku pun masuk masjid dan melakukan Sholat Dhuhur.

Setelah sholat Dhuhur selesai, kulihat dia merebahkan dirinya di pojokan Masjid sambil membuka bungkusan besar kerupuknya dan mengambil satu bungkus kecil kerupuknya dan memakannya bersama anaknya. Kulihat dia berbicara dengan anaknya sambil menyuapinya dengan kerupuk. Aku coba sedikit diam-diam mendekat padanya, karena penasaran apa yang dia omongin sama anaknya. Sedikikt kudengar percakapannya. Dia bilang sama anaknya. “le, meski saiki krupuk bapak iki durung laku (meski

sekarang krupuk bapak masih belum laku), bapak jek durung isok ngekei awakmu mangan sing enak

bapak masih belum bias ngasih kamu makan enak), awakmu ojok sampek lali lek sek nduwe Allah nak kene yo le (kamu jangan sampek lupa kalau masih punya Allah disini). Insya Allah lek awakmu sek gelem bersyukur (Insya Allah kalau kamu masih mau bersyukur), ndak lupa perintahe (tidak lupa perintahnya),

Rejekimu ngko teko dewe kok le (Rejekimu pasti dating sendiri kok).” Ctaarrr!! Seketika saat itu juga aku serasa ditampar. Aku langsung ingat betapa tidak bersyukurnya aku saat tadi ngecek jumlah kiriman kakakku di ATM, jumlah uang yang dikirim tidak seperti biasanya, aku sadar aku lupa untuk selalu bersyukur. Kebanyakan aku memang sering suka ngeluh, ngeluh kurang ini lah, kurang itulah, berasa selalu kuranglah, padahal yang diluar sana masih banyak yang tidak seberuntung aku.. Oh God, I’m so sorry.

Lama sekali aku termenung akan percakapan Bapak Tua itu, sampai tanpa sadar bapak itu sudah keluar dari masjid. Saat itu juga aku langsung keluar, mengejar, dan mencarinya. Eh ternyata dia juga belum jauh dari masjid. Aku panggil dia, berniat memberinya uang dengan modus membeli krupuknya beberapa bungkus.

Bukan main terlihat jelas raut wajahnya yang begitu gembira saat aku membeli beberapa bungkus kerupuk darinya. Aku beli 10 bungkus dari Harga 1000ribu yang dia beri untuk satu bungkusnya. Aku beri dia uang 50ribu. Dia pun kebingungan mencari kembaliannya untukku. Ku pikir mungkin gara-gara belum ada satu bungkus pun terjual sampai-sampai tidak ada uang pecahan yang dia pegang. Ah tidak mungkin tidak ada pegangan sama sekali, pikirku. Oh atau mungkin uang yang dia pegang kurang dari 30ribu kali ya. Pikirku. Langsung saat itu juga aku bilang sama bapak itu uang kembaliannya diambil aja. Toh aku sendiri emang dari awal sudah berniat ingin memberi uang 50ribu itu padanya. Wajah senyumnya semakin melebar, ia pun berterima kasih padaku, dan berkata sesuatu yang nggak aku duga. Katakatanya kurang lebih kayak gini Diary. “Alhamdulillah, Suwun yo le wis tuku krupuke (Terima kasih ya dik

sudah beli kerupuknya), tak dungani panjenengan sehat (Tak doakan kamu sehat), rejekine lancar

(rejekimu lancar), nang perjalanan selamet (di perjalanan selamat), keluargane panjenengan yo dikei kesehatan rejekine dilimpahno karo gusti Allah (keluargamu dikasih kesehatan rejekinya dilimpahkan

Allah.).” Ya ampun. Gila, aku cuman ngasi uang 50ribu ke dia aja bisa dapat banyak sekali doa, apalagi dia juga ngedoain keluargaku, Ya Allah, bener-bener Gila, hanya dengan 50rb dia masih tau cara bersyukur padamu, aku aja yang dikasi kiriman uang 500ribu setiap minggunya terkadang masih suka merasa kurang.

Sumpah diary, gara-gara kemarin aku akhirnya sadar, dimanapun kondisi kita, entah dalam keadaan susah ataupun senang, kita harus tetep bersyukur dan jangan sedikitpun merasa mengeluh. Aku malu sama bapak itu. Coba kalau dia tau soal aku ngeluh soal kiriman uang kakakku yang sedikit itu.. wah bisa tambah malu aku, Diary. Dan kamu tau nggak, ternyata uang 200rb yang masuk ke rekeningku itu bukan

dari kakakku, tapi dari Ayah. Kakakku ternyata lupa ngirim aku uang tadi, dan sore tadi dia langsung ngirimin aku uang saku. Gila ditambah 100rb sama kakak.. Ya Allah, aku bener-bener bersyukur banget padaMu.. Terima Kasih sudah mengingatkan aku untuk lebih bersyukur PadaMu, dikasi kakak kakak yang sayang dan peduli sama aku, dikasi orang tua yang care juga sama aku, dikasi temen-temen sama sahabat yang baik baik, yang juga selalu ada saat aku butuhin, Terima Kasih untuk semuanya Ya Allah.

Insya Allah setelah kejadian kemarin aku ga bakal lagi lupa untuk selalu bersyukur dengan apa yang

Engkau kasih kepadaku. I Loph u Full lah seperti apa kata Mbah Surip. Hehehe.

Hoams, aku ngantuk nih Diary, kayaknya tulisanku sudah terlalu panjang untuk hari ini. Yaudah deh aku tidur dulu ya diary. Good Night. Bye.

Astaga aku lupa Sholat Isya’. Hahaha.

Senin, 2 Januari 2012

Met Tahun baru Diary! Apa kabar Der?! Semoga kamu baik baik ya..  hahaha. Udah 4 hari ya aku ga cerita cerita ke kamu nih Der. sebenernya banyak banget hal hal seru yang aku alamin selama 4 hari ini..

Cuman, kemarin itu bener bener hari yang super spesial, karena aku ketemu sama cewek cantik di Mall,

Der. Sumpah pertama kali ketemu aku bener-bener terpesona nih sama Dia. Secara dia ini cewek yang aku impi impikan dari dulu. Kayaknya dia nih jodohku selama ini #Eaaaaa. Tapi kayaknya sih. Masalahnya aku sendiri ngga tahu sekarang dia dimana. Hemm.. Apalagi ada something tolol yang aku lakuin kemarin. Wkwkwk.

Jadi gini ceritanya. Kemarin kan aku lagi jalan-jalan sama si Helen sama si Iqbal, yah biasalah kemanamana pergi selalu ama mereka, maklum jojoba. Haha. Rencananya kita mau nonton Mission Impossible 4 di Tunjungan XXI. Nah Pas kita mau beli tiket tuh, tiba-tiba perutku mendadak mules parah. T..T. Mau ke toilet Bioskop, semuanya pada dipake. Yaudah deh aku akhirnya pergi ke Toilet di luar Cinema. Aku titipin

Blackberry ku ke Helen. Nah apesnya nih, toilet lantai itu juga lagi kepake semua, whanjrit, kenapa kok pas aku lagi mules mulesnya semua kamar mandi ga ada yang mau nerima buat kumasukin. Udahlah daripada ambil pusing, aku langsung turun ke lantai bawah naik lift, karena aku yakin, setiap Lift pasti punya Toilet.

Dan… disinilah kisah cinta ku (plus kampret) dimulai. Aku ketemu sama cewek di Lift. Kebetulan aku sama dia doang di Lift itu. Gila, cantiknya itu lo parah banget. Kamu tau nggak Der si Maria Ozawa?? Tuh cewek kalau ditutupin sama kain trus dikasi krudung, mirip banget sama nih cewek. Buset dah mimpi apa ini bisa satu Lift sama Bidadari di saat perut lagi ga bisa kompromi.

Pikirku, ah aku harus bisa dapetin PINnya karena dia make BB, tapi disisi lain, hei aku harus ke toilet kampret. Duh ga kebayang deh gimana dag dig dug hatiku dan brat bret brot perutku saling beradu untuk jadi yang terdepan.

Dia sempet Tanya “Maaf, turun Lantai berapa?”

Ku balas, “Oh aku? Kalau kamu?”

Sambil senyum dia jawab “UG.”

“Oh kebetulan aku juga mau ke Lantai UG. Eh namaku Rizal. Salam kenal.”

“Nur Azizah.” Seraya tersenyum.

“wah lagi jalan jalan Sendirian ya?” tanyaku.

“Iya.”.

“Mau kemana?”.

“Ke Mall”.

“Oh ya iya ke Mall, emangnya ke dukun. Lagi belanja ya?”

Iya.”

“Oh, kamu kuliah atau kerja kalau boleh tahu?”

“Kuliah”

“Oh masih kuliah to, sama dong, semester berapa?”

“3”

“Oh, kuliah dimana kalau boleh tau?”

“Airlangga”

“Oh di UNAIR. Temenku banyak juga yang kuliah di UNAIR. Hehe”

“Oh.”

“Kamu kuliah di Jurusan apa nih?”

“Hukum”

“Wah sama ya. Angkatan 2009 ya?”

Iya”.

“Wah, Asli Surabaya ya?”

“Iya”.

Kampret. Nih cewek kalau ngomong bayar kali ya. Irit banget sih. Tapi justru tipe tipe cewek kayak gini nih yang aku demen, Der. Ga banyak omong, diem diem mempesona gitu lah. Hahaha. Yasudah daripada banyak ceng cong sana sini, apalagi perutku yang semakin berontak minta dikeluarin. Langsung to the point aku minta PIN BB ke dia.

“Aku boleh minta PIN kamu nggak?”

“Untuk?”

“Yah nambah temen aja, silaturahmi gitu, banyak banyakin temen hehe.”

“Oh.”

“Kalau nggak boleh gapapa kok. Nggak maksa”

“2B*****”

“Oh oke”. Sambil merogoh rogoh saku. Wanjir, BBku kan aku titipin sama Helen. Sialan. Apes banget sih hari ini. Pikirku. “Nur, punya kertas sama bolpoint nggak? Maaf nih HPku kebetulan lagi dibawa sama temen.”

“Oh Oke” sambil dia mengeluarkan bolpoin dan selembar tisu dari Tasnya dan dia Tulis PINnya dia di situ.

Alhamdulillah Ya Allah, mimpi apa aku bisa dapet PIN BB cewek cantik. Dia berikan tisu itu sambil tersenyum.

“Udah UG. Duluan ya”

“Iya. Terima kasih ya Nur Azizah”. Dia pun mulai beranjak pergi melangkah meninggalkan aku. Dan disinilah ketololan Pertama terjadi. Tiba tiba aja tanpa disengaja der, terdengar suara keras yang keluar dari bagian tubuhku yang paling bawah “BROT”. Yang sontak buat dia kaget.

“Suara apa itu?” Kagetnya bercampur penasaran.

Download