729-1630-1-SM

advertisement
PENGARUH OCF, INFCF, CR DAN LTD TERHADAP ROE PERUSAHAAN
KELOMPOK INDUSTRI SEMEN DAN KERAMIK YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA
Supinah1
Abstract: Decision-making is based on the company's financial reports issued by the
company in a given period. This financial report contains important information about the
company, and is a reflection of the performance has been achieved previously. One of the
interesting things that are usually used as a guidance is the analysis of cash flow, debt ratios
and profitability ratios. This study aims to examine and analyze the effect of cash flow and
debt levels on the profitability of 11 cement companies and ceramics are listed in the
Indonesia Stock Exchange. The analysis used was multiple regression and hypothesis testing
using the R2 test, F test and t test to see relation between cash flow (operating, investing and
financing) and the level of debt (current ratio and long-term debt ratio) in affecting the
company's profitability is reflected in the return on equity. The hypothesis of this study is
long-term debt has a significant effect to the profitability of the company. Sampling was done
by using purposive sampling criteria and cement companies and ceramics listed on the
Indonesia Stock Exchange for five consecutive years (2010-2014). Based on regression
analysis derived from operating cash flow, investments cash flow, and the current ratio have
positif correlation but not significant on ROE, while long-term debt negatively affect ROE of
-1.5111 and significance values below 0:05 is 0.0096.
Keywords: Cash Flow, Operating Cash Flow, Cash Flow Investments, Cash Flow Financing,
Debt, Current Ratio, Long-term Debt Ratio, Return on Equity
PENDAHULUAN
Latar Belakang Permasalahan
Pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan adalah sangat penting bagi berbagai
pihak sebagai dasar pengambilan keputusan, seperti bagi manajemen perusahaan dalam
pengelolaan usaha di masa depan, bagi pemilik guna menentukan pengembalian modalnya,
bagi kreditor untuk menilai kemampuan pengembalian pinjaman yang diberikan dan bagi
pemerintah untuk menentukan pajak yang akan diperoleh.
Ada beberapa alat ukur yang dapat digunakan oleh berbagai pihak tersebut sesuai
kepentingan masing-masing, seperti melalui Laporan Pertanggungjawaban Manajemen
Perusahaan, Analisa Rasio Keuangan, Analisa Titik Impas (Break Event Point Analysis), dan
Analisa Laporan Arus Kas. Diantara beberapa alat ukur kinerja keuangan tersebut, analisa
laporan arus kas dan juga analisa tingkat hutang lebih banyak digunakan mengingat analisa
tersebut lebih pantas dan tepat, hal ini sesuai dengan PSAK No. 2 (revisi 2009), “Jika
digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas dapat
1
Alumnus Program Studi Magister Manajemen Universitas Tarumanagara
supinahyusup@yahoo.com
202
Supinah : Pengaruh OCF, INFCF, CR dan LTD Terhadap ...
memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan
dalam asset bersih entitas, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan
kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap
keadaan dan peluang yang berubah” (p.2.2).
Untuk para pengguna laporan keuangan, laporan arus kas juga bermanfaat untuk
menilai kinerja suatu perusahaan atas aktifitas operasi, investasi, dan pendanaan serta untuk
mengetahui aktifitas mana yang menghasilkan dana terbesar bagi perusahaan. Selain itu, para
pengguna laporan keuangan dapat juga menilai kinerja perusahaan dari perputaran kas dari
aktifitas perusahaan. Dalam melakukan analisis terhadap suatu perusahaan penting untuk
menilai arus kas bersih yang dihasilkan perusahaan selama satu periode tertentu. Melalui
analisis ini dapat dinilai kemungkinan perusahaan dalam menghasilkan kas dimasa yang akan
datang dan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban hutang jangka pendek
maupun hutang jangka panjang, membayar dividen kepada para pemegang saham serta dapat
pula menilai apakah investasi perusahaan memberikan arus kas dan return yang baik bagi
perusahaan.
Sedangkan hutang mempunyai andil besar dalam membentuk asset perusahaan karena
dengan hutang, kemungkinan untuk mendapatkan asset yang lebih besar lebih bisa dipenuhi.
Tetapi dengan semakin tingginya hutang yang dimiliki oleh perusahaan, maka resiko yang
ditanggung akan semakin tinggi pula, karena tingkat hutang yang tinggi akan cenderung
memperbesar beban bunga yang berarti mengurangi keuntungan. Jika perusahaan tidak dapat
membayar beban bunga dan pokoknya bisa berdampak terhadap kesulitan keuangan
(financial distress) dan akibatnya mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan.
Adapun penelitian ini berfokus pada perusahaan kelompok industri semen dan keramik
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hal ini disebabkan karena dengan semakin gencarnya
usaha pemerintah dalam melakukan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah demi
tercapainya kesejahteraan masyarakat, maka pembangunan fisik yang sedang berlangsung
tersebut harus didukung oleh komponen-komponen yang menunjang. Pembangunan
infrastruktur dinilai tidak dapat dipisahkan dari dukungan sektor jasa konstruksi yang
menjadi faktor penentu dalam pembangunan infrastruktur. Sedangkan salah satu komponen
yang terlibat langsung dan bisa dikatakan sebagai kebutuhan yang pokok dalam
pembangunan fisik adalah tersedianya semen dan keramik.
Perumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka penulis
membatasi masalah penelitian ini pada:

Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Operating Cash Flow (OCF) dan Return
on Equity (ROE)

Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Investing Cash Flow (INFCF) dan Return
on Equity (ROE)

Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Current Ratio (CR) dan Return on Equity
(ROE)

Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Long-term Debt (LTD) dan Return on
Equity (ROE)
203
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 202-222
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

Mengetahui besarnya pengaruh Operating Cash Flow (OCF) terhadap Return on Equity
(ROE)

Mengetahui besarnya pengaruh Investing Cash Flow (INFCF) terhadap Return on
Equity (ROE)

Mengetahui besarnya pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return on Equity (ROE)

Mengetahui besarnya pengaruh Long-term Debt (LTD) terhadap Return on Equity
(ROE)
Kegunaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat berguna:

Bagi Penulis
Dapat memberikan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai analisis arus kas dari
aktivitas operasi (OCF) dan investasi (INFCF), tingkat hutang jangka pendek (Current
Ratio) dan jangka panjang (Long-term Debt), untuk melihat kinerja perusahaan dan
juga sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian Strata-2 Magister Manajemen di
Universitas Tarumanagara.

Bagi Perusahaan
Dengan melihat hasil analisis arus kas dari aktivitas operasi (OCF) dan investasi
(INFCF), tingkat hutang jangka pendek (Current Ratio) dan jangka panjang (Long-term
Debt) diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kondisi keuangan dan dapat
diketahui sejauh mana prestasi yang dicapai perusahaan dari tahun ke tahun sehingga
dapat membantu pihak manajemen dalam menjalankan usahanya.

Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan dan dapat
menjadi bahan referensi khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan
analisis arus kas dan tingkat hutang untuk membandingkan kinerja perusahaan.
LANDASAN TEORITIS
KAS
Pengertian Kas dan Setara Kas
Keberadaan kas bagi perusahaan sangat penting untuk melakukan kegiatan operasi,
investasi dan pendanaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Kas merupakan akun (perkiraan)
yang paling likuid keberadaannya jika dibandingkan dengan akun-akun lainnya dalam neraca
perusahaan.
Menurut S. Munawir (1983):
Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan,
termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para pelanggan dan
simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan
di bank yang dapat diambil kembali (dengan menggunakan cek atau bilyet) (S.
Munawir, 1983, p.14).
Setara kas (cash equivalent) menurut PSAK No. 2 (revisi 2009), “adalah investasi yang
sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam
204
Supinah : Pengaruh OCF, INFCF, CR dan LTD Terhadap ...
jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki resiko perubahan nilai yang tidak signifikan.”
(p.2.3).
Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan salah satu laporan keuangan pokok yang dibutuhkan
dalam setiap laporan keuangan suatu perusahaan yang berguna untuk memberikan informasi
mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar pada periode tertentu. Laporan arus kas
menggambarkan aliran kas dan setara kas yaitu sumber-sumber penerimaan dan penggunaan
kas dan setara kas dalam periode yang bersangkutan. Kieso Weygandt (2001) menyebutkan
bahwa:
Menurut Harahap (2006), “Laporan arus kas adalah suatu laporan yang bertujuan
memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas
dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu” (p.372).
Jadi dalam penyajian laporan arus kas, harus dilaporkan kas selama suatu periode
tertentu dan mengklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan, sehingga pemakai laporan keuangan dapat mengetahui dan menilai dari mana dan
kemana kas dan setara kas perusahaan didapat dan digunakan selama periode tersebut. Sesuai
dengan yang disebukan dalam PSAK No. 2 (revisi 2009) berikut: “Laporan arus kas harus
melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan” (p.2.5).
Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas
Tujuan Laporan Arus Kas
Laporan arus kas dinilai banyak sekali memberikan informasi tentang kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba dan likuiditas di masa yang akan datang. Laporan arus
kas memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari
perusahaan pada suatu periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada aktivitas
operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Beberapa tujuan dari laporan arus kas
diidentifikasikan sebagai berikut:

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004) adalah “memberikan informasi historis
mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas
yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun
pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi” (p.2.1).

Menurut PSAK No. 2 (revisi 2009), tujuan laporan arus kas adalah sebagai berikut:
Tujuan Pernyataan ini adalah memberikan pengaturan atas informasi mengenai
perubahan historis dalam kas dan setara kas dari suatu entitas melalui laporan arus kas
yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun
pendanaan (financing) selama suatu periode. (PSAK, revisi 2009, p.2.1).
Manfaat Laporan Arus Kas
Adapun manfaat dari laporan arus kas adalah sebagai berikut:

Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan, mengontrol arus kas
masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu.

Menilai kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan,
termasuk kemampuan pembayaran dividen.
205
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 202-222




Menyajikan informasi bagi investor, kreditur, memproyeksikan return dari sumber
kekayaan perusahaan.
Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang
akan datang.
Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dikaitkan dengan penerimaan dan
pengeluaran kas.
Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap
posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu. (Teori Akuntansi Laporan
Keuangan, 1996, p.93), (Harahap, 2006, p.257).
Klasifikasi Laporan Arus Kas
Untuk mencapai tujuan dan manfaat laporan arus kas, maka arus kas diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok aktivitas, yaitu:
1.
Aktifitas Operasi (Operating Activities)
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Menurut PSAK No. 2 (revisi 2009):
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama
pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari
transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
(a) penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa;
(b) penerimaan kas dari royalty, fees, komisi dan pendapatan lain;
(c) pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
(d) pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan;
(e) penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan dengan premi,
klaim, anuitas, dan manfaat polis lainnya;
(f) pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali
jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan
dan investasi; penerimaan dan pembayaran kas dan kontrak yang dimiliki untuk
tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan (dealing). (PSAK, revisi 2009, p.2.52.6).
Aktifitas Investasi (Investing Activities)
Yang termasuk dalam kelompok arus kas aktivitas investasi adalah perolehan atau pelepasan
aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas, antara lain:
menerima dan menagih pinjaman, hutang, surat berharga atau modal, aktiva tetap dan aktiva
produktif lainnya yang dipergunakan dalam proses produksi.
Menurut PSAK No. 2 (revisi 2009):
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan
sebab arus kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber
daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa
contoh arus kas yang berasal dari aktivitas inventasi adalah:

pembayaran kas untuk membeli asset tetap, asset tidak berwujud, dan asset
jangka panjang lainnya, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan
asset tetap yang dibangun sendiri;
206
Supinah : Pengaruh OCF, INFCF, CR dan LTD Terhadap ...






penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta asset tidak
berwujud dan asset jangka panjang lain;
pembayaran kas untuk membeli instrumen hutang atau instrumen ekuitas entitas
lain dan kepemilikan dalam ventura bersama (selain pembayaran kas untuk
instrumen yang dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki untuk
diperdagangkan atau diperjanjikan);
kas yang diterima dari penjualan instrumen hutang dan instrumen ekuitas lain dan
kepemilikan ventura bersama (selain pembayaran kas untuk instrumen yang
dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau
diperjanjikan);
uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan
kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);
penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada
pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);
pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option
contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dimiliki untuk
tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut
diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan; dan pembayaran kas dari dengan
futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali
apabila kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan,
atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
(PSAK, revisi 2009, p.2.7-2.8).
Aktifitas Pendanaan (Financing Activities)
Yang termasuk kelompok aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan
perubahaan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman jangka panjang perusahaan,
berupa kegiatan mendapatkan sumber-sumber dana tersebut, meminjam dan membayar
hutang kembali, atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar hutang tertentu.
Menurut PSAK No. 2 (revisi 2009):
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan penting
dilakukan karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para
penyedia modal entitas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan
adalah:

penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya;

pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham entitas;

penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman
jangka pendek dan jangka panjang lainnya;

pelunasan pinjaman;

Pembayaran kas oleh oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban
yang berkaitan dengan sewa pembiayaan (finance lease). (PSAK, revisi 2009,
p.2.8).
207
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 202-222
Analisis Arus Kas
Analisis laporan arus kas yang dilakukan dalam penelitan ini adalah dengan menilai
hubungan antara arus kas dari aktivitas operasi dan investasi dengan kinerja perusahaan.
Dimana kinerja perusahaan merupakan variabel dependen yang diukur melalui Return on
Equity (ROE), dan 2 variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Operating Cash Flow (OCF): diukur dari net cash flows dari operating activities
Rumus:
OCF
Total Cash Flow
Operating Cash Flow =

Investing Cash Flow (INFCF): ditentukan oleh net cash flow dari investing activities
Rumus:
INFCF
Total Cash Flow
Investing Cash Flow =
HUTANG
Pengertian Hutang
Berikut pengertian hutang menurut beberapa sumber:
Hutang didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin timbul di masa
mendatang dari kewajiban organisasi sekarang untuk mentransfer asset atau
memberikan jasa ke pihak lain di masa mendatang, sebagai akibat transaksi atau
kejadian di masa lalu. (Mamduh. M. Hanafi, 2004, p.29).
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum
terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang
berasal dari kreditor. (S. Munawir, 2004, p.18).
Penggolongan Hutang
Penggolongan hutang, ada yang membagi hanya dalam 2 golongan yaitu hutang jangka
pendek (kurang dari satu tahun) dan hutang jangka panjang (lebih dari satu tahun). Tetapi
banyak asumsi yang membagi hutang dalam 3 golongan yaitu:

Hutang Jangka Pendek (Short-term Debt)
Menurut S. Munawir (2004), “Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban
keuangan perusahaan yang perlunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka
pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki
oleh perusahaan” (p.18).
Sebagian besar hutang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan barang/jasa, yaitu kredit
yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya. Adapun jenis-jenis hutang jangka
pendek diantaranya adalah:

Rekening Koran

Kredit dari Penjual

Kredit dari Pembeli
208
Supinah : Pengaruh OCF, INFCF, CR dan LTD Terhadap ...

Kredit Wesel

Hutang Jangka Menengah (Intermediate-term Debt)
Hutang jangka menengah adalah hutang yang jangka waktu atau umumnya lebih dari satu
tahun dan kurang dari sepuluh tahun.
Bentuk-bentuk utama dari hutang jangka menengah adalah:

Term Loan

Leasing

Hutang Jangka Panjang (Long-term Debt)
Hutang jangka panjang adalah satu bentuk perjanjian antara peminjam dengan kreditur
dimana kreditur bersedia memberikan pinjaman sejumlah tertentu dan peminjam bersedia
untuk membayar secara periodik yang mencangkup bunga dan pokok pinjaman.
Adapun jenis dan bentuk utama dari hutang jangka panjang antara lain:
 Pinjaman Obligasi
 Pinjaman Hipotik (Mortgage)
Analisis Hutang
Penelitian ini mengukur sejauh mana tingkat hutang jangka pendek dan jangka panjang
mempengaruhi rasio profitabilitas perusahaan dalam hal ini ROE.
Adapun tingkat hutang yang akan dianalisa adalah:

Hutang Jangka Pendek (Current Ratio)
Rumus:
Current Assets
Current Liabilities
Hutang Jangka Panjang (Long-term Debt Ratio)
Current Ratio =

Rumus:
Long-term debts
Total assets
Long-term Debt =
KINERJA PERUSAHAAN (PROFITABILITAS)
Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam mencari keuntungan dari
penggunaan modalnya. Menurut Martono dan Harjito (2001), “Profitabilitas merupakan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal yang digunakan untuk
menghasilkan laba tersebut” (p.18). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menciptakan laba dengan
menggunakan modal yang tersedia.
209
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 202-222
Rasio Profitabilitas
Rasio profitabiltas yang dipakai dalam penelitian adalah: Return on Equity (ROE).
Return on Equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih
sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal
sendiri.
ROE menjadi pusat perhatian para pemegang saham (shareholders) karena berkaitan
dengan modal saham yang diinvestasikan untuk dikelola pihak manajemen dengan kata lain
ROE memiliki arti penting untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dalam memenuhi
harapan pemegang saham. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.
Rumus:
Net Income
ROE =
x 100%
Shareholders equity
Pengaruh Arus Kas dan tingkat Hutang terhadap Profitabilitas
Pengaruh Arus Kas terhadap Profitabilitas
Penelitian yang mengeksplor pengaruh arus kas terhadap kinerja perusahaan sudah
banyak dilakukan, juga terdapat argumentasi mengenai pengaruh arus kas terhadap kinerja
perusahaan karena perbedaan pendapat mengenai hal ini. Dalam penelitian Bingilar
Paymaster Frank dan Oyadongham Kereotu James (2014), Chikashi (2003), Ali, et.al (2013),
Thanh and Nguyen (2013), Zhou, et.al (2012), Watson (2005) dan Ashtiani (2005)
berpendapat bahwa arus kas secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan,
hal ini disebabkan karena adanya pengelolaan arus kas yang lemah dalam perusahaan
sehingga memungkinkan manajer untuk mengejar tujuan pribadi dan mengesampingkan
kepentingan pemegang saham. Sesuai dengan Agency Theory, yang menyatakan bahwa
konflik agency timbul karena perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan
manajer.
Pendapat yang berlawanan disampaikan oleh Shahmoradi (2002), Khoshdel (2006),
Adelegan (2003), Miar (1995) dan Brush, et al (2000), dan juga oleh Bingilar, et al (2014)
yang menyatakan bahwa arus kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
perusahaan. Pendapat mereka didasarkan pada penelitan yang membuktikan bahwa
peningkatan arus kas juga meningkatkan profit perusahaan.
Menurut Zhou (2012), perbedaan hasil penelitian tersebut didasarkan pada latar
belakang industri yang diteliti, lingkungan pasar, perspektif penelitian, penentuan sampel,
dan variabel yang diteliti.
Pengaruh Tingkat Hutang terhadap Profitabilitas
Beberapa penelitian dilakukan perihal pengaruh tingkat hutang terhadap kinerja
perusahaan, diantaranya: penelitian yang dilakukan oleh Tedi Rustendi dan Farid Jimmi
(2008) dan Tawsan (2003) menyatakan bahwa tingkat hutang secara signifikan berpengaruh
positif terhadap kinerja perusahaan. Hal ini sesuai dengan kutipan Wahidahwati
(sebagaimana dikutip dari Tedi Rustendi dan Farid Jimmi, 2008) bahwa pendanaan dengan
210
Supinah : Pengaruh OCF, INFCF, CR dan LTD Terhadap ...
hutang akan menurunkan besarnya konflik antara pemegang saham dan manjemen. Di
samping itu hutang juga akan menurunkan excess cash flow yang ada dalam perusahaan
sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan yang dilakukan oleh manajemen.
Sedangkan beberapa peneliti seperti yang disebutkan Nazia dalam penelitiannya, Ang
Chua dan McConnell (1982), Gordon Donaldson (1961), Breadly (1984) dan Titman dan
Wessels (1988) berpendapat bahwa tingkat hutang secara signifikan berpengaruh negatif
terhadap kinerja perusahaan, dimana perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi, cenderung
mengambil hutang yang lebih sedikit. Dimana perusahaan dengan laba bertumbuh
mempunyai kesempatan untuk memperoleh laba yang cukup tinggi sehingga perusahaan
menghindari untuk menarik dana dari luar dalam mendanai aktivitas perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Muallim (2009) dan Anna Setiana (2013)
juga menunjukkan bahwa tingkat hutang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap
kinerja perusahaan dalam hal ini ROA, ROE dan OPM. Hal ini disebabkan karena hutang
memiliki resiko bagi perusahaan karena bisa berdampak pada kesulitan keuangan (financial
distress). Tingkat hutang juga memiliki dampak buruk terhadap kinerja perusahaan karena
tingkat hutang yang tinggi akan cenderung memperbesar beban bunga, sehingga perusahaan
harus menutupi beban tersebut melalui laba operasi yang didapatkan. Beban bunga yang
besar akan mengurangi laba operasi sehingga mengakibatkan penurunan laba bersih, yang
berarti mengurangi keuntungan.
Menurut Kebewar (2012), perbedaan hasil penelitian hubungan tingkat hutang dengan
profitabilitas, dikarenakan perbedaan jenis sampel yang diambil (negara, sektor, perusahaan
dan periode). Lebih lanjut disebutkan bahwa adanya perbedaan penentuan variabel yang
digunakan dalam pengukuran profitabilitas sebagai variabel terikat dan rasio hutang sebagai
variabel bebas, dan juga karena perbedaan penggunaan metodologi penelitian.
Hipotesis
Dari hasil penelitian terdahulu, latar belakang permasalahan, telaah pustaka dan
kerangka teori yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya didapat hipotesis sebagai
berikut:
Hipotesis 1: Pengaruh OCF terhadap ROE perusahaan
H01 = Tidak ada pengaruh signifikan antara OCF dan ROE perusahaan
Ha1 = Ada pengaruh signifikan antara OCF dan ROE perusahaan
Hipotesis 2: Pengaruh INFCF terhadap ROE perusahaan
H02 = Tidak ada pengaruh signifikan antara INFCF dan ROE perusahaan
Ha2 = Ada pengaruh signifikan antara INFCF dan ROE perusahaan
Hipotesis 3: Pengaruh CR terhadap ROE perusahaan
H03 = Tidak ada pengaruh signifikan antara CR dan ROE perusahaan
Ha3 = Ada pengaruh signifikan antara CR dan ROE perusahaan
211
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 202-222
Hipotesis 4: Pengaruh LTD terhadap ROE perusahaan
H04 = Tidak ada pengaruh signifikan antara LTD dan ROE perusahaan
Ha4 = Ada pengaruh signifikan antara LTD dan ROE perusahaan
Kerangka Penelitian
Dari uraian di atas, maka didapat kerangka pemikiran penelitian ini adalah sebagai berikut:
Variabel Independen
Arus Kas
Operating Cash Flow
Variabel Dependen
Investing Cash Flow
Kinerja Perusahaan
Return on Equity (ROE)
Tingkat Hutang
Current Ratio
Long-term Debt Ratio
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Pada penelitian ini yang dijadikan sampel adalah perusahaan kelompok industri semen
dan keramik yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode penelitian 2010
sampai 2014. Jumlah perusahaan industri semen dan keramik yang terdaftar pada periode
tersebut dan mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap selama periode
penelitian adalah 9 perusahaan.
3Jenis Penelitian
Berdasarkan judul dan permasalahannya, maka jenis penelitian ini adalah penelitan
kausatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk melihat sejauh mana pengaruh arus kas dari
aktivitas operasi (OCF) dan investasi (INFCF), tingkat hutang jangka pendek (Current Ratio)
dan jangka panjang (Long-term Debt) sebagai variabel independen berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan (ROE) yang merupakan variabel dependen.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analistis, yaitu metode
yang berusaha mengumpulkan data yang sesuai dengan keadaan sebenarnya, menyajikan dan
menganalisisnya sehinga dapat memberikan perbandingan yang cukup jelas mengenai obyek
yang diteliti yang kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan
tahunan emiten yang sudah terdaftar di BEI. Data penelitian ini merupakan gabungan dari
sederet waktu (time series) dan satu waktu untuk suatu fenomena (cross section) selama
kurun waktu 2010 sampai dengan 2014.
Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder, data yang diperoleh
dari perusahaan yang tercatat di BEI tahun 2010-2014. Variabel yang diteliti tersedia dengan
212
Supinah : Pengaruh OCF, INFCF, CR dan LTD Terhadap ...
lengkap dalam pelaporan keuangan tahun 2010-2014. Sumber data diperoleh dari Indonesian
Capital Market Directory, IDX statistics dan website IDX: http:www.idx.co.id.
Tehnik Pengambilan Data
Teknik penentuan sample yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan metode
proporsional. Purposive Sampling artinya bahwa penentuan sampel mempertimbangkan
kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut:
 Perusahaan kelompok industri semen dan keramik di Indonesia.
 Perusahaan terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia sejak Januari 2010 sampai dengan
Desember 2014.
 Perusahaan yang mempublikasikan laporan tahunan secara berturut-turut selama periode
pengamatan 2010-2014.
Model Penelitian
Adapun model penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
ROE = α + β1OCF + β2INFCF + β3CR + β4LTD + ε
Tehnik Analisa Data
Proses Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan sebagai berikut:

Pemilihan perusahaan yang secara konsisten masuk BEI dan mempublikasikan laporan
keuangannya secara berturut-turut selama periode penelitian 2010 – 2014 sehingga
ditemukan 9 perusahaan.

Pengumpulan data laporan keuangan tahunan perusahaan publik kelompok industri
semen dan keramik tahun 2010 – 2014.

Menghitung rasio profitabilitas perusahaan yang terdiri dari Return on Equity (ROE).

Menghitung nilai rata-rata arus kas dari aktivitas operasi (OCF) dan investasi (INFCF).

Menghitung rasio tingkat hutang jangka pendek (Current Ratio) dan jangka panjang
(Long-term Debt Ratio).

Menghitung penyebaran data dari mean (rata-rata) melalui deviasi standar (simpang
baku) dan melakukan uji asumsi klasik untuk meminimalisir bias yang dihasilkan dari
hasil pengolahan data.

Melakukan analisis regresi linier sederhana untuk melihat pengaruh arus kas dan
tingkat hutang terhadap kinerja perusahaan pada periode 2010 - 2014 dengan
menggunakan software Eviews.
213
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 202-222
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan pengumpulan dan peringkasan data serta penyajian hasil
peringkasan tersebut dalam bentuk tabel maupun presentasi grafis agar terorganisir dengan
baik dan teratur.
Analisis Kuantitatif
Pemilihan Model Regresi
Tahapan-tahapan model regresi dengan teknik data panel adalah:

Membuat model Pendekatan Kuadrat Terkecil (Pooled least Square/Common Effect
Model)

Membuat model Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect Model)

Membuat model Pendekatan Efek Acak (Random Effect Model)

Memilih model estimasi dalam panel data
 Pemilihan Pooled Least Square (PLS) atau Fixed Effect Model (FEM
 Pemilihan Fixed Effect Model (FEM) atau Random Effect Model (REM)

Pemilihan Pooled Least Square/Common Effect Model, dapat langsung diteruskan ke
dalam pengujian asumsi klasik yang meliputi:
 Uji Heteroskedastisitas
 Uji Multikolinearitas
Analisis Regresi
Alat analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh dari gabungan
variabel-variabel tersebut yang dirumuskan sebagai berikut:
Y = α + β1OCF + β2INFCF + β3CR + β4LTD + ε
Dimana:
Y
=
Return on Equity (ROE)
OCF =
Operating Cash Flow
INFCF =
Investing Cash Flow
CR
=
Current Ratio
LTD =
Long-term Debt
α
=
Koefisien konstanta
β1,2,3,4,5 =
Koefisien regresi
ε
=
variabel gangguan/error
Pengujian Hipotesa/Uji Googness of Fit Model
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dengan
Goodness of Fitnya. Secara statistik, dapat diukur dari nilai statistik t, nilai statistik F, dan
koefisien determinasinya (R2). Perhitungan statistik disebut signifikansi secara statistik
apabila nilai uji statistiknya barada dalam daerah kritis (daerah dimana H 0 ditolak),
sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H 0
diterima.
214
Supinah : Pengaruh OCF, INFCF, CR dan LTD Terhadap ...
ANALISIS DAN BAHASAN TEMUAN
Pemilihan Model Regresi
Karena data yang digunakan merupakan data panel, peneliti melakukan pengujian Likelihood
Ratio (Chow Test) dan uji Hausman (Hausman Test) untuk menentukan model regresi yang
dipilih.
Pemilihan Pooled Least Square (PLS) atau Fixed Effect Model (FEM)
Untuk melakukan pemilihan model data panel dengan Pooled Least Square (PLS) atau Fixed
Effect Model (FEM), digunakan uji Likelihood Ratio (Chow Test). Kemudian dilakukan uji
hipotesis dengan:
H0
: Jika Prob Cross Section Chi-square ≥ 5%, maka pilih Pooled Least Square
Ha
: Jika Prob Cross Section Chi-square < 5%, maka pilih Fixed Effect Model
Tabel 1
Hasil Uji Likelihood Ratio (Chow Test)
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test
Statistic
d.f.
Prob.
Cross-section F
Cross-section Chi-square
0.703631
7.291820
(8,32)
8
0.6860
0.5055
Sumber: Hasil output Eview 9 peneliti
Dari hasil pada Table 4.1 diketahui nilai Prob Section Chi-square yang diperoleh 0.5055 (>
5%) maka H0 gagal ditolak artinya model yang diterima adalah model Pooled Least Square
karena lebih baik daripada Fixed Effect Model pada penelitian ini. Maka selanjutnya
Hausman Test tidak perlu dilakukan.
Tabel 4.2 di bawah ini hasil estimasi dengan menggunakan Pooled Least Square Model:
215
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 202-222
Tabel 2
Hasil Uji Pooled Least Square
Dependent Variable: ROE?
Method: Pooled Least Squares
Date: 05/24/16 Time: 05:34
Sample: 2010 2014
Included observations: 5
Cross-sections included: 9
Total pool (balanced) observations: 45
Variable
C
OCF?
INFCF?
CR?
LTD?
Coefficie
nt Std. Error t-Statistic
64.33667
0.002635
0.000528
-0.066466
-2.360697
31.94242
0.034817
0.051830
0.080456
0.682628
2.014145
0.075682
0.010186
-0.826114
-3.458251
0.0508
0.9400
0.9919
0.4136
0.0013
8.05706
3
99.1610
0.160884 S.D. dependent var
8
Akaike info
11.9604
S.E. of regression 90.83481 criterion
0
12.1611
Sum squared resid 330038.5 Schwarz criterion
4
Hannan-Quinn
12.0352
Log likelihood
-264.1090 criter.
4
2.10488
F-statistic
3.109030 Durbin-Watson stat
8
Prob(F-statistic)
0.025571
R-squared
Adjusted Rsquared
Mean dependent
0.237167 var
Prob.
Sumber: Hasil output Eviews 9 peneliti
216
Supinah : Pengaruh OCF, INFCF, CR dan LTD Terhadap ...
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas
Tabel 3
Uji Multikolinearitas
CR
LTD
CR
1.000000
-0.340311
LTD
-0.340311 1.000000
INFCF
-0.120896 0.017514
OCF
0.053067
-0.048195
Sumber: Hasil output Eviews 9 peneliti
INFCF
-0.120896
0.017514
1.000000
-0.920828
OCF
0.053067
-0.048195
-0.920828
1.000000
Dari output di atas dapat kita lihat bahwa tidak terdapat variabel yang memiliki nilai lebih
dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi.
4.2.1 Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4
Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil output Eviews 9 peneliti
Dengan hasil di atas kita menduga tidak terjadi heteroskedastisitas, karena residualnya tidak
membentuk pola tertentu, dengan kata lainnya residualnya cenderung konstan.
Hipotesis Model Regresi
Setelah mendapatkan model regresi, selanjutnya dilakukan uji hipotesis penelitian sesuai
dengan hasil Tabel 4.2 Pooled Least Square.
Uji t
1.
Pengujian variabel OCF terhadap ROE
Pengujian hipotesis dengan:
H0
: β1 = 0
Ha
: β1 > 0
Diketahui nilai prob variabel OCF 0.9400 (tabel 4.2) lebih besar dari 0.05 dengan tingkat
signifikan 5% sehingga H0 gagal ditolak.
217
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 202-222
Kesimpulan: OCF berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROE.
Pengujian variabel INFCF terhadap ROE
Pengujian hipotesis dengan:
H0 : β2 = 0
Ha : β2 > 0
Diketahui nilai prob variabel INFCF 0.9919 (tabel 4.2) lebih besar dari 0.05 dengan tingkat
signifikan 5% sehingga H0 gagal ditolak.
Kesimpulan: INFCF berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROE.
Pengujian variabel CR terhadap ROE
Pengujian hipotesis dengan:
H0 : β3 = 0
Ha : β3 > 0
Diketahui nilai prob variabel CR 0.4136 (tabel 4.2) lebih besar dari 0.05 dengan tingkat
signifikan 5% sehingga H0 gagal ditolak.
Kesimpulan: CR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROE.
Pengaruh variabel LTD terhadap ROE
Pengujian hipotesis dengan:
H0 : β4 = 0
Ha : β4 > 0
Diketahui nilai prob variabel LTD 0.0013 (tabel 4.2) lebih kecil dari 0.05 dengan tingkat
signifikan 5% sehingga H0 ditolak.
Kesimpulan: LTD berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE.
Uji F
Pengujian F-test untuk mengetahui apakah semua variabel independen berpengaruh terhadap
Return on Equity (ROE).
H0
: β1 = β2 = β3 = β4 = 0
Ha
: Paling sedikit ada satu variabel independen yang ≠ 0
H0 ditolak karena prob (F-statistic) yang didapat sebesar 0.025571 (Tabel 4.2) lebih kecil dari
0.05 dengan tingkat signifikan 5%.
Kesimpulan: OCF, INFCF, CR, dan LTD secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap ROE.
Koefisien Determinasi (R2)
R-square yang diperoleh adalah sebesar 23.72% (Tabel 4.2) yang berarti variable Arus Kas
Operasional (OCF), Arus Kas Investasi (INFCF), Current Ratio (CR), dan Long-term Debt
Ratio (LTD) mampu menjelaskan variabel ROE sebesar 23.72% dan sisanya 76.28%
dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian.
Analisis Regresi Berganda
Dari tabel 4.2 didapatkan persamaaan umum:
ROE = 0.0026 OCF + 0.0005 INFCF - 0.066 CR – 2.36 LTD
Catatan: pada model PLS, intercept dan slope tetap antar waktu dan individu.
218
Supinah : Pengaruh OCF, INFCF, CR dan LTD Terhadap ...
Pembahasan
Hasil yang didapat oleh peneliti apabila dibandingkan dengan penelitian terdahulu, maka:

Arus kas dari aktivitas operasi (OCF)
Hasil yang didapat peneliti adalah tidak sejalan dengan penelitian Shahmoradi (2002),
Khoshdel (2006), Adelegan (2003), Miar (1995) dan Brush, et al (2000), dan juga oleh
Bingilar, et al (2014), dimana OCF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE,
menunjukkan bahwa peningkatan arus kas tidak berpengaruh terhadap peningkatan
profit perusahaan. Hal ini terjadi pada perusahaan kelompok industri semen dan
keramik dikarenakan peningkatan arus kas bersih dari aktivitas operasi perusahaan
tidak diikuti dengan efisiensi pada biaya-biaya maupun peningkatkan pada penjualan.

Arus kas dari aktivitas investasi (INFCF)
Hasil yang didapat peneliti adalah tidak sejalan dengan penelitian Zhou Hong, Yang
Shuting and Zhang Meng (2012), dimana INFCF tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROE. Perusahaan memperoleh tambahan dana dari penjualan asset yang
kemudian dana tersebut dipakai untuk aktivitas lain perusahaan. Sehingga penambahan
dana tersebut tidak dapat menaikkan jumlah penjualan dan tidak berpengaruh terhadap
profit perusahaan.

Current Ratio (CR)
Hasil yang didapat oleh peneliti tidak sejalan dengan penelitian Nazia Safitri Kalia dan
Erwansyah, dimana variabel CR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE. Terdapat
jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan dengan tafsiran tingkat penjualan
yang akan datang sehingga tingkat perputaran persediaan yang rendah ini menunjukkan
adanya over investment dalam persediaan atau adanya saldo piutang yang besar yang
mungkin sulit ditagih sehingga dapat menurunkan laba perusahaan.

Long-term Debt Ratio (LTD)
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Tharshiga Murugesu dan Muhammad Muallim
(2009), yang menunjukkan hutang berpengaruh negatif terhadap ROE. LTD
berpengaruh negatif terhadap ROE menandakan bahwa tingkat hutang memiliki
dampak buruk terhadap kinerja perusahaan karena tingkat hutang yang tinggi
cenderung memperbesar beban bunga, sehingga perusahaan harus menutupi beban
tersebut melalui laba operasi yang didapatkan, dalam hal ini mengurangi laba ditahan
(retained earning). Beban bunga yang besar mengakibatkan penurunan laba bersih,
yang berarti mengurangi keuntungan.
Pada Trade-off Theory disebutkan perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi
tentunya akan berusaha mengurangi pajaknya dengan cara meningkatkan rasio
hutangnya sehingga tambahan hutang tersebut akan mengurangi pajak. Dalam
kenyataannya perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi, rasio hutangnya
cenderung rendah karena perusahaan memiliki sumber dana internal yang berlimpah
yang dapat digunakan. Hal ini berlawanan dengan pendapat trade-off theory. Sehingga
trade-off theory tidak dapat menjelaskan korelasi negatif antara hutang dan tingkat
profitabilitas.
219
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 202-222
Sedangkan Pecking Order Theory mendukung argumentasi pengaruh negatif antara
hutang dan profitabiltas. Pecking Order Theory dapat menjelaskan mengapa perusahaan
yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang
yang rendah. Dalam pecking order theory terdapat skenario urutan (hierarki) dalam
memiliki sumber pendanaan dimana pendanaan dari internal lebih diutamakan
ketimbang pendanaan dari eksternal sehingga tingkat hutang perusahaan lebih rendah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:

Arus kas dari aktivitas operasi (OCF) tidak berpengaruh terhadap ROE perusahaan
kelompok industri semen dan keramik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2014. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian yaitu nilai koefisien regresi sebesar
0.028 dan nilai signifikansi yang berada di atas 0.05 yaitu sebesar 0.411.

Arus kas dari aktivitas investasi (INFCF) tidak berpengaruh terhadap ROE perusahaan
kelompok industri semen dan keramik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2014. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian yaitu nilai koefisien regresi sebesar
0.039 dan nilai signifikansi yang berada di atas 0.05 yaitu sebesar 0.440.

Current Ratio (CR) tidak berpengaruh terhadap ROE perusahaan kelompok industri
semen dan keramik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Hal ini
ditunjukkan dari hasil penelitian yaitu nilai koefisien regresi sebesar 0.066 dan nilai
signifikansi yang berada di atas 0.05 yaitu sebesar 0.179.

Long-term Debt Ratio (LTD) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE
perusahaan kelompok industri semen dan keramik yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2014. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian yaitu nilai
koefisien regresi sebesar -1.511 dan nilai signifikansi yang berada di bawah 0.05 yaitu
sebesar 0.0096.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut:

Bagi Perusahaan
Dari hasil penelitian didapat bahwa arus kas dari aktivitas operasi (OCF) dan investasi
(INFCF), dan tingkat hutang jangka pendek (CR) tidak berpengaruh terhadap ROE.
Sedangkan tingkat hutang jangka panjang (LTD) berpengaruh signifikan terhadap
ROE. Dengan hasil ini perusahaan sebaiknya meningkatkan kas bersih terutama dari
aktivitas operasi dan melakukan efisiensi pada biaya-biaya serta meningkatkan
penjualan produk semen dan keramiknya. Peningkatan hutang seharusnya dapat
dioptimalkan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan meningkatkan penjualan.
Perusahaan diharapkan juga dapat mengontrol agar peningkatan hutang tidak
memperbesar beban bunga yang dapat mengurangi laba perusahaan.

Bagi Investor
Investor sebaiknya memperhatikan ROE perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan
dalam pengujian kelayakan investasi saham. Sehingga informasi yang diperoleh akurat
220
Supinah : Pengaruh OCF, INFCF, CR dan LTD Terhadap ...

terkait besarnya return dan risiko yang akan diterima investor dari kegiatan investasinya
tersebut. Dari penelitian ini didapati bahwa hanya LTD yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap ROE namun dengan arah negatif, sehingga bagi investor yang akan
berinvestasi pada industri semen dan keramik, perlu memperhatikan perusahaan yang
memiliki tingkat hutang yang rendah dan retained earning yang tinggi.
Bagi Peneliti Selanjutnya
 Memperpanjang periode penelitian agar dapat memberikan gambaran hasil
penelitian dengan cakupan yang lebih luas.
 Menambah jumlah sampel perusahaan yang diteliti agar dapat memberikan
gambaran yang lebih baik dan akurat.
 Nilai R2 yang didapat dalam penelitian ini sangat kecil, sehingga diharapkan
peneliti selanjutnya dapat menambah variabel penelitian yang secara teori
berpengaruh terhadap ROE seperti the scale of the company (SIZE), level of debt
(Lev), Kepemilikan Manajerial, tangibility, tax dan growth.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. (1997). Intermediate Accounting, Yogyakarta: BPFE.
Brigham, Eugene F. & Ehrardt, Michael E. (2002). Financial Management Theory and
Practice, United State of America: Dryder Press Harcourt Broce Colleage Publiser.
Delaney, et al. (1995). Interpretation and Application of Generally Accepted Accounting
Principles, 2000, New York: John Wiley and Sons, Inc.
Erwansyah. (2003). Pengaruh Tingkat Hutang terhadap Kinerja Keuangan dan Rasio Harga
Saham pada Perusahaan Publik Kelompok Jakarta Islamic Index (JII). Retrieved
January 4, 2015, from http://core.ac.uk/download/pdf/12137019.pdf
Frank, Bingilar Paymaster & James, Oyadonghan Kereotu. (2014). Cashflow and Corporate
Performance: A Study of Selected Food and Beverage Companies in Nigeria, European
Journal of Accounting Auditing and Finance Research, 2 (2), 77-87.
Harahap, Sofyan Syafri. (1996). Teori Akuntasi Laporan Keuangan, Jakarta: Bumi Aksara.
Harahap, Sofyan Syafri. (2001). Teori Akuntansi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hendriksen, Eldon S. (1996). Terjemahan Teori Akuntasi Jilid 1, Jakarta: Erlangga.
Hendriksen, Eldon S. (1997). Terjemahan Teori Akuntasi Jilid 2, Jakarta: Erlangga.
Hanafi, Mamduh M. (2004). Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: UPP AMK YKPN.
Hanafi, Mamduh M. (2004). Manajemen Keuangan, Yogyakarta: BPFE.
Handoko, Difi. (2010). Analisis Laporan Arus Kas sebagai Alat Ukur Efektifitas Kinerja
Keuangan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, Retrieved January 4, 2015,
from http://repositor.usu.ac.id/handle/123456789/20424.
Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan. (2002), Jakarta: Salemba Empat.
Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., & Warfield, Terry D. (2001). Intermediate Accounting,
Canada: John Wiley and Sons, Inc.
Kebewar, Mazen. (2012). The Effect of Debt on Corporate Profitabilty Evidence from French
Service
Sector,
Retrieved
January
4,
2015,
from
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract id=2191075.
Kalia, Nazia Safitri. (2013). Pengaruh Penggunaan Hutang terhadap Profitabilitas; Studi pada
PT. Semen Gresik Tbk., Jurnal Ilmu dan Riset Managemen, 1 (1), 119-133.
221
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 202-222
Murugesu, Tharshiga. (2013). Effect of Debt on Corporate Profitability (Listed Hotel
Companies Sri Lanka), European Journal of Business and Management ISSN 22221905 (paper) ISSN 2222-2839 (online), 5 (30), 5 (30), 13-18.
Muallim, Muhammad. (2009). Pengaruh Tingkat Hutang terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Publik Kelompok Jakarta Islamic Index (JII), Digital Library, UIN Sunan
Kalijaga, Retrieved January 4, 2015, from http://digilib.uin-suka.ac.id/5369/.
Martono, D. Agus Harjito. (2001). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonosia.
Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 revisi 2009, Laporan Arus Kas.
Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 revisi 2009, Penyajian Laporan
Keuangan.
Plewa, Franklin J. & Friedlob, George T. (1995). Understanding Cash Flow, Toronto: John
Wiley and Sons, Inc.
Setiawan, Rifky Budi. (2007). Analisis Arus Kas pada PT Geoteknik, Retrieved January 4,
2015,
from
http://www.researchgate.net/publication/42352275_Analisis_Arus_Kas_pada_PT._Got
eknik_Indonesia.
Sugiyono. (2007), Metode Penelitian Pendidikan dan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. (2007), Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV. Alfabeta.
Smith, et al. (1995). Intermediate Accounting, Ohio: South-Western Publishing Co.
S. Munawir. (2004). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke-4, Yogyakarta: Liberty.
Setiana, Anna. (2012). Pengaruh Hutang Jangka Panjang terhadap Profitabilitas PT
Ramayana Lestari Sentosa, Jurnal Ilmiah Kesatuan, 14 (1), 81-86.
Rustendi, Tedi & Jimmi, Farid. (2008). Pengaruh Hutang dan Kepemilikan Manajerial
terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Akuntansi FE Unsil, ISSN:1907-9958, 3 (1), 411-422.
White, Gerald I., Sodhi, Ashwinpaul C., & Fried, Dov. (1993). The Analysis and Use of
Financial Statements, New York: John Wiley and Sons, Inc.
Zhou, Hong, Yang, Shuting & Zhang, Meng. (2012). Relationship between Free Cash Flow
and Financial Performance Evidence from the Listed Real Estate Companies in China.
International Conference on Innovation and Information Management (ICIIM 2012),
IPCSIT, 36 (64), 331-335.
222
Download