PENGKAJIAN SASTRA Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kajian Sastra dan Budaya Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ali Imron AlMa’ruf, M.Hum. KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO No. Nama Mahasiswa NIM 1. Herry Setyawan 18B5080031 2. Ristyantiana 18B5080032 3. Masyitoh Din Cahyani 18B5080034 4. Guna Handayani 18B5080035 5. Toyik Haryanto 18B5080036 6. Banu Darussalam 18B5080037 Latar Belakang PENDAHULUAN Taum (1998:13) Pradopo (dalam Ali Imron, 2017:38) ◈ Karya sastra adalah karya ciptaan atau fiksi yang bersifat imajinatif atau sastra adalah penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain. ◈ Puisi sebagai karya seni itu puitis, mengandung keindahan yang khusus, dapat membangkitkan perasaan, menarik perhatian, keharuan, religiusitas, perenungan (kontemplasi), dll. ◈ Karya sastra terlahir dari hasil proyeksi perasaan, pemikiran, ide dan pandangan manusia tentang dunia dan kehidupan. Salah satu bentuk karya sastra adalah puisi. ◈ Kepuitisan tersebut ditentukan oleh strukturnya, baik dalam bentuk visual tipografi, susunan bait, pilihan kata (diksi), gaya bahasa, dan lain sebagainya. Latar Belakang ◈ ◈ PENDAHULUAN Sapardi Djoko Damono adalah seorang penyair, budayawan, guru besar ilmu susastra, dan pujangga Indonesia. Beliau dikenal sebagai penyair dengan berbagai puisi-puisi yang menggunakan kata-kata sederhana dan bernas, sehingga beberapa di antaranya sangat populer (Puji Santosa, 2015:17). Puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono cukup berperan dalam kehidupan susastra Indonesia dewasa ini. ◈ Sapardi Djoko Damono dikenal sebagai penyair yang mampu mengolah kata-kata sederhana menjadi sebuah lirik puisi yang sarat makna dan membuka ruang tafsir yang begitu luas. ◈ Salah satunya karya fenomenalnya adalah puisi “Hujan Bulan Juni” Latar Belakang PENDAHULUAN (Ali Imron, 2017:31) ◈ Untuk menemukan nilai-nilai, pesan moral, serta gagasan-gagasan yang tekandung dalam karya sastra genre puisi diperlukan seperangkat teori. Setiap karya sastra akan cocok untuk dipahami dengan menggunakan pendekatan tertentu, sesuai dengan karakteristik masing-masing. ◈ Pengkajian sastra terhadap puisi karya Sapardi Djoko Damono dalam makalah ini melalui kegiatan telaah karya sastra, memahami struktur lahir, struktur batin dan pembacaan Hermeneutik. ◈ Melalui pengkajian sastra kita dapat lebih menikmati dan memahami nilai-nilai kehidupan dan gagasan yang dilontarkan sastrawan kepada pembaca, memperkaya khasanah batin, kemudian dapat diterapkannya dalam mengarungi kehidupan. Rumusan Masalah PENDAHULUAN 1 Apakah yang dimaksud pengkajian sastra? 2 Bagaimanakah pengkajian struktur lahir puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono? 3 Bagaimanakah pengkajian struktur batin puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono? 4 Bagaimanakah pengkajian puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono melalui pembacaan Hermeneutik? Pengkajian Sastra PEMBAHASAN Sudjiman (dalam Ali Imron, 2017:1) Ali Imron ( 2017:26) Ali Imron ( 2017:30) Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti orisinalitas, nilai artistik, dan estetika dalam isi dan pengungkapannya. Pengkajian Sastra lebih merupakan kegiatan keilmuan. Pengkajian sastra menekankan pada pengamatan, pemerian, dan penjelasan segala sesuatu yang ada dalam sastra. Tujuan Pengkajian Sastra untuk membongkar struktur karya sastra dan mengungkapkan makna sastra berupa gagasan-gagasan yang terkandung di dalamnya Pembacaan Hermeneutika PEMBAHASAN Ratna (2010, 44) ◈ ◈ ◈ ◈ Hermeneutika sebagai ilmu maupun metode mempunyai peran luas dan penting dalam filsafat. Dalam sastra pembicaraanya sebatas sebagai metode. Hermeneutik diartikan sebagai cara menafsirkan teks sastra untuk diketahui maknanya. Hermeneutik adalah salah satu metode yang dapat digunakan dalam penelitian teks sastra. Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan ulang dari awal sampai akhir dengan penafsiran atau pembacaan hermeneutik. Karya Sastra Genre Puisi PEMBAHASAN Herman J. Waluyo (dlm Hari Wibowo, 2016, 67) Hari Wibowo (2016, 65) ◈ Puisi diartikan ‘membuat’ dan ‘pembuatan’ karena lewat puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah. ◈ Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Unsur-Unsur Puisi Diksi (Diction) PEMBAHASAN Tema (Theme) Ide dasar & pusat pembicaraan dalam sebuah puisi. Tema > gagasan utama yang melandasi keseluruhan sebuah karya sastra. Imaji/Citraan (Imagery) Amanat (Intention) Menimbulkan pembayangan imajinatif, membentuk gambaran mental, & membangkitkan pengalaman tertentu pada pembaca. Bahasa Figuratif/Kias Perasaan (Feeling) Perasaan gembira atau sedih, suka atau duka, gamang, bimbang, putus asa, dsb. Rima dan Irama Nada (Tone) Pengkajian Puisi tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu PEMBAHASAN Pengkajian Struktur Lahir “Puisi Hujan Bulan Juni” Diksi 1. 1. Diksi • Diksi yang terdapat pada puisi Hujan Bulan Juni menggunakan diksi konotatif. • Kata-kata yang menunjukkan kedalaman makna. Kata yang sangat kuat adalah tabah, bijak, dan arif. • • • • • Kata konkret, hujan, jalan, pohon, akar, bunga. • ”Hujan” mewakili manusia yang terjatuh. “Jalan” dimaknai sebagai jalan kehidupan. “Pohon” sesuatu yang dirindu & berbunga (indah). “Akar” dikonkretisasi sebagai perasaan atau jiwa, sebagai pikiran. Akar dimaknai sebagai tindakan diam-diam. Bahwa hujan itu sangat arif, yang mampu diserap pohon secara diam-diam. “Bunga” mewakili figur perempuan. PEMBAHASAN Imaji/Citraan (Imagery) 2. 2. Imaji/Citraan (Imagery) • Citraan penglihatan (visual imagery), Masing-masing bait mengandung citraan penglihatan. Salah satu baris yang paling kuat menunjukkan citraan pengelihatan adalah baris berikut ini : Kepada pohon yang berbunga itu • Kondisi pohon yang berbunga dapat diketahui dengan indra penglihatan. • Citraan pendengaran (auditory imagery), Citraan pendengaran digunakan pada bait 1 baris ke-3, yaitu : Dirahasiakannya rintik rindunya. • Rintik merupakan bunyi yang dapat ditangkap dengan indra pendengaran. Pengkajian Struktur Lahir “Puisi Hujan Bulan Juni” Bahasa Figuratif 3. 3. Bahasa Figuratif • Majas personifikasi. Terlihat pada kata hujan yang seolah-olah memiliki rasa seperti manusia, yaitu : rindu, bijak, arif, tabah, dan perilakunya (dirahasiakannya, dihapusnya, dibiarkan). Baris pertama masing-masing bait mengandung majas personifikasi. • • Gaya bahasa repetisi. Repetisi penuh terdapat pada ketiga bait pada baris kedua, yaitu dari hujan bulan Juni. Repetisi Sebagian terdapat pada ketiga bait puisi tersebut, pada baris pertama yaitu “tak ada yang lebih... PEMBAHASAN Rima Irama 4. 4. Rima dandan Irama • Rima dalam puisi Hujan Bulan Juni, dapat diidentifikasi berupa aliterasi, yaitu perulangan bunyi konsonan. Masing-masing kata dalam baris mengandung huruf /n/. Hujan bulan Juni. • Perulangan bunyi /r/ terdapat Dirahasiakannya rintik rindunya. pada baris: Masing-masing kata tersebut adalah rahasia, rintik, dan rindu sama-sama diawali dengan bunyi /r/. • Perulangan bunyi /r/ lebih terasa pada dua baris terakhir puisi Hujan Bulan Juni Pengkajian Struktur Batin “Puisi Hujan Bulan Juni” Tema 1. 1. Tema • Tema puisi Hujan Bulan Juni adalah Cinta terpendam yang tak terungkapkan. Dalam puisi ini terkesan akan sebuah penantian. Sebuah penantian dengan suasana yang romantis dan harmonis 2. 2. Amanat Amanat • Amanat yang muncul pada puisi ini adalah Semua orang harus memiliki sifat tabah, arif, dan bijak meskipun segala sesuatu tidak seperti yang kita harapkan. • Tidak semua hal yang kita inginkan bisa kita dapatkan dengan mudah. Tidak ada yang tidak mungkin jika kita ingin berusaha. Sesungguhnya kekuatan cinta itu nyata PEMBAHASAN Perasaan 3. 3. Perasaan • Memunculkan perasaan/rasa tabah, bijak, dan arif. Pada baris pertama (bait 1, 2, dan 3), tak ada yang lebih (tabah / bijak / arif). • Perasaan penyair tampak sebagai orang yang sabar meskipun harus memendam rasa. Kesabaran tampak pada penggunaan kata tabah, bijak, dan arif. Keraguan mengungkapkan perasaan hingga akhirnya dia menghapus jejak-jejaknya. Nada (Tone) 4. 4. Nada (Tone) • Nada puisi tersebut adalah kegetiran. Pilihan kata yang digunakan menunjukkan bahwa penyair mengalami keraguan. Hingga akhirnya memilih diam saja. Mencintai dalam diam. PEMBAHASAN Pengkajian dengan Metode Pembacaan Hermeneutik ◈ Judul dengan melihat judul yang dibuat oleh penyairnya, yaitu hujan di bulan Juni. Pada umumnya bulan Juni berada pada musim kemarau. Jadi hujan bulan Juni dapat disimbolkan sebagai penantian. Menggambarkan seseorang yang tengah menanti seseorang yang dicintai. ◈ Tata Wajah Berdasarkan tipografinya, setiap bait terdiri dari empat baris. Jumlah suku kata bait pertama (8-8-11-10), bait kedua (8-8-1110), dan bait ketiga (8-8-11-11). Penulisan rata kiri. Pengkajian dengan Metode Pembacaan Hermeneutik BAIT PERTAMA • Menggambarkan ketabahan seseorang dalam menanti sang pujaan hati. • Ketabahannya tak sebanding dengan tabahnya Hujan di bulan Juni. • Bahwa ia menyembunyikan rasa rindunya kepada pujaan hatinya. Pohon berbunga itu diartikan sebagai seseorang yang indah dan dinanti. PEMBAHASAN BAIT KEDUA • Menggambarkan seseorang yang sangat bijak dalam penantiannya itu. • Ia menghapus semua jejak yang pernah ada dari rasa ragu atau keraguan yang telah menghinggapi dirinya. Pengkajian dengan Metode Pembacaan Hermeneutik BAIT KETIGA • Menggambarkan bahwa tidak ada yang lebih arif dari sebuah penantiannya. • Ia hanya menyimpan rasa rindu dan cintanya itu dengan berdiam diri. • Bahwa sebuah penantian yang diikuti dengan rasa ikhlas maka akan berbuah manis. PEMBAHASAN SIMPULAN • Dari ketiga bait tsb dapat dimaknai bahwa apabila kita mencintai seseorang, kita harus bisa menahan rasa rindu dan menghapus pikiran-pikiran yang negatif pada diri kita. Penantian yang selama ini dilakukan tidak akan sia-sia dan pada akhirnya akan berbuah manis. KESIMPULAN PENUTUP • Puisi sebagai salah satu genre karya sastra mengandung keindahan yang khusus, membangkitkan perasaan, menarik perhatian, keharuan, religiusitas, perenungan, dll. • Puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono cukup berperan dalam kehidupan susastra Indonesia. Kemampuannya mengolah kata-kata sederhana menjadi sebuah lirik puisi yang sarat makna dan membuka ruang tafsir yang begitu luas. Salah satunya karya fenomenalnya adalah puisi “Hujan Bulan Juni”. • Pengkajian puisi “Hujan Bulan Juni” melalui telaah karya sastra dengan memahami struktur fisik, struktur batin serta pembacaan Hermeneutik. Berdasarkan analisis struktur lahir, diksi yang digunakan adalah konotatif dan majas personifikasi. Puisi karya Sapardi lebih banyak mengunakan diksi dan konsep-konsep yang berhubungan dengan lingkungan alam. KESIMPULAN PENUTUP • Dari tipografinya, puisi tersebut terdiri dari tiga bait dan masing-masing bait terdiri dari empat baris. Dari analisis struktur batin tema puisi ini adalah penantian dengan suasana yang romantis dan harmonis. • Melalui pembacaan hermeneutik, dengan melihat judulnya dapat dimaknai hujan di bulan Juni, dimana musim kemarau jarang sekali terjadi hujan, sehingga dapat disimbolkan sebagai penantian. • Dari ketiga bait puisi Hujan Bulan Juni dapat dimaknai bahwa apabila kita mencintai seseorang dan kita menanti perjumpaan dengannya. Sebuah penantian yang dilakukan dengan sangat tabah, bijak, dan arif. Kita harus bisa menahan rasa rindu dan menghapus pikiran-pikiran yang negatif pada diri kita. Sehingga, penantian yang selama ini dilakukan tidak akan sia-sia dan pada akhirnya akan berbuah manis. Daftar Pustaka • Al-Ma’ruf, AI.; & Nugrahani, Farida. (2017).Pengkajian Sastra Teori dan Aplikasi. Surakarta: Djiwa Amarta. • Ariani, Farida. (2016).Modul Diklat Guru Pembelajar : KK.F-Profesional : Apresiasi Puisi dan Prosa. Jakarta. Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan. Kemendikbud. • Hari Wibowo, dkk. (2016). Modul Diklat Guru Pembelajar : KK.E-Profesional : Keterampilan Berbahasa Indonesia dan Teori dan Genre Sastra Indonesia. Jakarta. Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan. Kemendikbud. • • https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pengkajian • • Soemanto, Bakdi. (2006). Sapardi Djoko Damono Karya dan Dunianya. Jakarta: Grasindo. • Taum, Yoseph Yapi. (1997). Pengantar Teori Sastra. Flores: Nusa Indah. Ratna, Nyoman Kutha. (2010). Teori, Metode, dan Tekhnik Penelitian Sastra.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Santosa, Puji.; & Djamari. (2013).Dunia Kepenyairan Sapardi Djoko Damono.Yogyakarta. Elmatera Publishing.