Pipe Design Loads April 2010 Contents Beban yang bekerja terus-menerus selama operasi • Berat • Tekanan Beban yang terjadi “kadang-kadang“ selama operasi • Angin • Relief Valve Discharge • Gempa Beban akibat perpindahan pada struktur pipa • Thermal Expansion Beban Berat Beban-beban yang diterima sistem perpipaan berasal dari berat fluida, isolasi, komponen, dan struktur pipa itu sendiri. Semua beban berat tersebut kemudian diteruskan ke komponen tumpuan (support). Jadi, support harus dirancang mampu menahan beban-beban tersebut. Beban Berat Tumpuan Simply Supported tegangan maksimum : WL2 8Z gaya maksimum : WL F 2 Keterangan : L = jarak tumpuan maksimum S = tegangan yang diijinkan (tergantung jenis material, temperatur , dan code) Beban Berat Tumpuan Fixed-end tegangan maksimum : WL2 8Z gaya maksimum : WL F 2 Keterangan : L = jarak tumpuan maksimum S = tegangan yang diijinkan (tergantung jenis material, temperatur , dan code) Beban Berat Tumpuan umumnya adalah campuran antara simply supported dengan fixed-end Mixed Fixed End Simply Supported Beban Berat sehingga, tegangan maksimum : WL2 10 Z Keterangan : L = jarak tumpuan maksimum S = tegangan yang diijinkan (tergantung jenis material, temperatur , dan code) Beban Berat Jadi untuk pipa horizontal lurus, jarak antar tumpuan dapat dihitung : 10 ZS L W Gaya-gaya tumpuan adalah : (10 WZS) F 2 1 2 Keterangan : L = jarak tumpuan maksimum S = tegangan yang diijinkan (tergantung jenis material, temperatur , dan code) Beban Berat • Standard : MSS (Manufacturers Standardization Society) memberikan rekomendasi jarak antar tumpuan dalam SP-69 : Beban Berat • Hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan posisi tumpuan : Letakkan tumpuan sedekat mungkin dengan beban terkonsentrasi (valves, flanges, dll). Tumpuan terbaik diletakkan pada peralatan. Peralatan atau equipment tersebut dimodelkan sebagai beban terkonsentrasi. Jika arah pipa mengalami perubahan (belokan), disarankan jarak tumpuan ¾ dari tabel SMS untuk menjaga stabilitas dan untuk mengakomodasi beban eksentrik. Standar pada SP-69 tidak berlaku untuk pipa vertikal (riser). Tumpuan biasanya ditentukan berdasarkan panjang pipa dan distribusi beban pada struktur bangunan penumpu. Beban Berat Direkomendasikan tumpuan diletakkan pada ½ bagian atas riser untuk mencegah buckling dan instability. Guide dapat ditempatkan disepanjang riser untuk mencegah defleksi pipa. Jarak guide pipa biasanya 2 kali jarak tabel SP-69, dan tidak menahan beban berat. Lokasi tumpuan diusahakan sedekat mungkin dengan bagunan baja yang ada, sehingga tidak diperlukan bangunan tambahan untuk menopang struktur pipa. Beban Berat Tabel Berat Pipa : Beban Berat Tabel Berat Komponen Pipa : Contoh Soal Pipeline menghubungkan dua buah nozle (A & H). Pipa mempunyai diameter nominal 12 in, berisi air dan mempunyai tebal isolasi 4,5 in, belokannya long radius dan semua valvenya 150 psi pressure rating gate valve. Tentukan letak-letak penumpu dan hitunglah bebannya. Contoh Soal Penyelesaian contoh soal Titik pusat gravitasi : Valve : 1170 lb (5206 N), 1.5 ft (0.46 m) dari titik A Pipe : 6.5 x 119 =774 lb (3444 N), 6.25 ft (1.91 m) dari titik A Elbow : 299 lb (1322 N), 10.5 ft (3.2 m) dari titik A, 6 in (0.15 m) di sebelah titik C Pipe : 8.5 x 119 = 1012 lb (4503 N), 5.75 ft (1.75 m) di sebelah titik C M 0 0 299(0.5) 1012(5.75) 10C C 597 lb (2649 N ) ke atas X M 0 0 1170(1.5) 4 B 774(6.25) 299(10.5) 1012(11) 597(11) B 3574 lb (15,955 N ) ke atas Z Contoh Soal Fy 0 0 A 1170 3574 774 299 1012 597 A 916 lb (4119 N ) ke bawah M 0 Terhadap titik C 0 3.05 D 1607(10) 299(9.5) 1012(4.25) D 2321lb (10,334 N ) ke atas X F 0 y 0 C 1607 299 1012 2321 C 597 lb (2648 N ) ke atas Tekanan Sistem perpipaan umumnya mendapat beban tekanan internal dari fluida yang dialirkan Beban tekanan lebih berpengatuh pada tegangan di dinding pipa dibandingkan dengan menimbulkan beban pada tumpuan P ( AP ) - { PAP/Am }Am = 0 dimana : P = tekanan internal Ap = luas penampang rongga bagian dalam pipa Am = luas penampang pipa Tekanan Jika penampang pipa tidak ‘continuous” maka beban tekanan tidak dapat ditahan oleh tegangan pada dinding pipa, sehingga harus ditahan oleh restrain-restrain dan anchor. Slip type expansion joint D o A 4 2 Bellows expansion joint dimana : Do = diameter luar pipa Db = diameter dalam maksimum bellows D b A 4 Beban tekanan pada expansion joint adalah sama dengan tekanan dikalikan luas penampang 2 Contoh Soal Pipeline dengan diameter pipa 12 in mengalami beban tekanan internal gauge 250 psi dan mempunyai slip joint di titik C. Pipa direstrain oleh anchor di titik A dan E, oleh vertikal restrain di titik B dan D. Tentukan beban reaksi pada anchor dan restrain! Contoh Soal • Pipa : D nominal = 12 in; Tekanan = 250 psi • P = 31,919 lb; a = 50 ft (15.25 m); b = 15 ft (4.58 m) PD0 (250) (12.75) 2 F 31,919 lb 4 4 • Dengan teori batang, maka pada anchor didapat : Pb MA 2 3Pb FA 2a 2 Pa 3Pb Fb 2a MA (31,919)(15) 239,939 ft.lb 2 FA (3)(31,919)(15) 14,364 lb 2(50) Fb (2)(31,919)(50) (3)(31,919)(15) 46,283 lb 2(50) Occasional Load • Beban yang dikategorikan occasional loads pada sistem dalam periode yang sebagian saja dari total periode operasi sistem ( 1 – 10 % ). • Contoh : snow fenomena alam (hurricane, gempa, dll) unusual plant operation (relief value discharge) postulated plant accident (pipe rupture, dll) Occasional Load Rekomendasi Penentuan Letak Support : Tentukan posisi awal yang sesuai untuk beban ‘sustained’ (berat). Tentukan jarak tumpuan (span) optimum untuk ‘occasional load’. Reduksi span yang didapat sampai coincides dengan kelipatan span tahap 1. Pada sistem pipa dingin,gunakan rigid support di semua tumpuan. Pada sistem pipa panas, tentukan dulu dimana lokasi rigid support dapat ditempatkan. Pada tempat tumpuan lain mungkin perlu dipasang snubber. Beban Angin • Sistem pipa yang terletak outdoor harus dirancang mampu menahan beban angin maksimum yang terjadi sepanjang umur operasional pipa. • Kecepatan angin tergantung kondisi lokal dan bervariasi terhadap elevasi. Region kecepatan angin di US : Beban Angin • Beban angin dimodelkan sebagai gaya uniform yang searah dengan arah angin sepanjang pipa. Cd D q F (USCS ) 386.4 Cd D q F ( SI ) 1000 dimana : F = beban angin (N/m) Cd = koefisien drag q = tekanan dinamik (N/m2) = V2/2 D = diameter luar pipa (termasuk isolasi) (m) = massa jenis udara (kg/m3) v = kecepatan udara (m/s) Pada kondisi tertentu, dimasukkan faktor keamanan yang disebut dengan Gust factor (biasanya berharga 1.0 – 1.3) Beban Angin Koefisien Drag pada Pipa • Harga koefisien drag merupakan fungsi dari bentuk struktur dan bilangan Reynold. • Bilangan Reynold : DV (USCS ) 386.4 DV Rn ( SI ) 1000 Rn dimana : = massa jenis udara (kg/m3) V = kecepatan angin (m/s) D = diameter pipa (m) = viskositas dinamik udara (kg/m s) Contoh Soal • Pipa dengan diameter nominal pipa 8 in dan tebal isolasi 2 in. Sistem pipa tersebut terkena angin dengan kecepatan maksimum 75 mph arah utaraselatan. Tentukan beban yang diterima oleh restrain C, E, dan H pada arah x. Contoh Soal • • • • • Menentukan beban angin per panjang proyeksi pipa: V = 75 mph = 110 ft/s ρudara = 0.0748 lbm/ft3 pada 29.92 in Hg dan 700F (210C) μudara = 39.16 x 10-8 lbf.s/ft2 D = 8.625 (pipa) + 2 x 2 (insulasi) = 12.625 in • Bilangan Reynolds : Re (0.0748)(12.625)(110) 5 6 . 9 10 (386.4)(39.16 10 5 ) • Gaya drag dapat dihitung dengan menggunakan faktor gust 1,3 : (1.3)(0.6)(0.5 0.0748 110 2 )(12.625) F 11.5 lb / ft 386.4 Actual load : Wl 11.5(20) 8.1lb / ft 2 2 L 20 20 dimana : W = beban angin, lb/ft L = panjang sesungguhnya, ft l = panjang proyeksi, tegak lurus beban angin, ft (m) Contoh Soal • Dengan penjumlahan momen terhadap titik A, diperoleh : M 0 0 20 E (230)(10) y E 115 lb M 0 0 115(45) 230(45) 518(22.5) 15C z C 1122 lb F 115 1122 230 518 A 0 x A 489 lb Contoh Soal • Untuk segmen E-H: M y 35H 229(25) 172.5(7.5) 0 H 200.5 lb (892 N ) F 200.5 229 172.5 E 0 E 201 lb (894 N ) x • Beban total pada restrain E adalah jumlah dari beban pada setiap sisi : E 115 201 316 lb tot Beban Relief Valve Discharge • Relief valve digunakan dalam sistem perpipaan sebagai ‘pembuangan tekanan’ dari sistem jika tekanan meningkat di atas operasi yang aman. mV F DLF PA ( USCS) 32.2 PA F DLFmV (SI) 6 1 10 DLF = dynamic load factor m = mass flow rate valve x1.11, lbms (kg/s) P = static gauge pressure from discharge (N/m2) A = discharge flow area (mm2) ho = enthalpy stagnasi fluida Beban Relief Valve Discharge • Static Gauge Pressure : m b 1 48.33(h 0 a ) P - PA ( USCS) a b 2b 1 50113(h 0 a ) V ( USCS) 2b 1 m b 1 1.995 1012 (h 0 a ) P - PA (SI) a b 2b 1 2.0085(h 0 a ) V (SI) 2b 1 Beban Relief Valve Discharge • Dynamic load factor (DLF) digunakan untuk menghitung kenaikan beban yang tiba-tiba dari gaya discharge. Faktor ini bervariasi dari 1,1 – 2,0 tergantung dari kekakuan instalasi valve dan waktu pembukaan. • Perhitungan DLF dimulai dengan menghitung periode natural instalasi valve: WH 3 T 0.1846 ( USCS) EI W = massa valve H = jarak pipa utama ke pipa outlet (mm), in E = modulus elastisitas pipa I = momen inersia pipa inlet (mm4), in4 WH 3 T 114.59 (SI) EI Beban Relief Valve Discharge Step berikutnya adalah menentukan ratio to/T, dimana to adalah waktu pembukaan valve. DLF akhirnya dapat ditentukan dari grafik berikut: Contoh Soal • Diketahui gaya relief discharge dengan 1500 lb (Gambar 5.15). Run pipe pada tee akibat gaya 1500 lb menerima momen 3000 lb ft. Tentukan resultan reaksi di restraint. Contoh Soal • Reaksi pada restrain : Fa 1500(3) 3000 375 lb 17 3 20 1500(17) 3000 F 1125 lb 17 3 20 b • Atau 6675(0.92) 4702 F 1672 N 5.19 0.92 6.11 6675(5.19) 4702 F 5003 N 5.19 0.92 6.11 a b Beban Gempa • Sistem perpipaan haruslah didesain mampu menahan beban gempa. • Kriteria seismic dalam perancangan dapat dimulai dengan mengestimasi potensial gempa dalam daerah dimana pipa akan dipasang. Zona Seismik di USA Beban Gempa Analisis yang harus dilakukan : Time History Analysis • Dilakukan berdasarkan catatan gempa terhadap waktu • Data percepatan, kecepatan dan perpindahan tanah dijadikan input untuk menganalisis model dinamik struktur pipa. Beban Gempa Modal Analysis • Alternatif lain untuk mendapatkan respon struktur terhadap gempa adalah modal analysis. • Model dinamik dari sistem pipa dibagi menjadi sejumlah model single DOF yang secara keseluruhan dapat mewakili karakteristik dinamik sistem pipa. Beban Ekspansi Restraint diperlukan untuk menahan beban ‘sustained’ dan beban occasional. Tetapi jika terjadi kenaikan temperatur pada saat pipa beroperasi, maka pipa akan ekspansi sehingga timbul tegangan yang tinggi. Kondisi restraint dari sudut pandang ‘thermal’, maka tidak ada restraint. Ekspansi termal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : Thot L dT Tcold dimana : =ekspansi termal (mm) L = panjang pipa (mm) = koefisien ekspansi termal (mm/mm0C) T = temperatur pipa (0C) Beban Ekspansi • Penggunaan expansion loop adalah alternatif untuk dapat mengatasi ekspansi termal yang besar. • Metode sederhana menghitung beban termal pada tumpuan digunakan ‘metode guided cantilever’. Pada setiap tumpuan akan timbul: 6EI M L2 12 E I P L3 I = momen inersia = pertambahan panjang L = panjang pipa P = gaya-gaya pada tumpuan M = momen pada tumpuan E = modulus elastisitas Beban Ekspansi • Contoh Ekspansi beberapa material : Beban Ekspansi • Contoh Ekspansi beberapa material : Thank You