Mini Kasus - Merrill Lynch

advertisement
KEPEMIMPINAN
MINI CASE 2:
SANG METODIS JOHN THAIN MENGAMBIL ALIH MERRIL
Dosen Pengampu: Dr. Joko Suyono, S.E., M.Si.
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
Roudlotul Jannati Rochnadia Noorva Yudhitya
S411708034
Shodiq Ibnu Wardana
S411708035
MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
MINI CASE 2:
SANG METODIS JOHN THAIN MENGAMBIL ALIH MERRIL
PENDAHULUAN
Deskripsi Kasus
Beberapa tahun yang lalu, Merril Lynch & Co, memilih John Thain, kepala
NYSE Euronext, sebagai kepala eksekutif barunya. Langkah itu ditafsirkan
sebagai sinyal bahwa setelah bertahun-tahun gejolak internal dan ekspansi
yang berisiko, dewan keuangan raksasa yang terkepung menginginkan
sepasang tangan yang kokoh berada di puncak kepemimpinan.
Para eksekutif Wall Street mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan
yang
tampaknya
muncul
tanpa
cedera
dari
risiko
kredit
yang
mencengkeram beberapa bank terbesar di negara itu dipimpin oleh orangorang yang tahu seluk beluk bisnis mereka. Mereka juga tidak bisa dibodohi
dengan mudah oleh para pedagang obligasi dan berpengalaman dengan
kesalahan (fault).
Thain, yang belajar teknik elektro di Massachusetts Institute of Technology
dan memiliki gelar M.B.A. dari Harvard, menyingkap seluk-beluk bisnis yang
ia jalankan. Pria 52 tahun itu menghabiskan dua puluh empat tahun di
Goldman, menjabat berbagai pekerjaan mulai dari mortgage-bond trader
hingga chief finance officer sebelum naik pangkat menjadi presiden pada
tahun 1999. Dia mengambil pekerjaan NYSE agar mendapat kesempatan
untuk mengambil peran CEO dan bekerja untuk mengelola sebuah lembaga
keuangan penting yang menghadapi tantangan terkait kebijakan dan
teknologi.
Thain mengatakan dia menerima tawaran dari Merrill karena perusahaan
tersebut memiliki "waralaba besar" dengan posisi yang kuat dalam wealth
management, investment banking, serta sales and trading, di antara area
lainnya. "Perusahaan ini mempunyai satu area permasalahan," katanya,
Kelompok 3 - Mini Case | 2
"dan saya paham banyak tentang area tersebut" dari menjalankan
pekerjaan terkait mortgage di Goldman dari tahun 1985 hingga tahun 1990.
Masalahnya tercermin dalam kerugian after-tax sebesar $ 8 miliar di tahun
2007, bersama dengan $ 22 miliar dalam writedown.
Dikenal karena kepribadiannya yang agak kaku, Thain mengalihkan
perhatian selama wawancara yang menyatakan bahwa dia tidak memiliki
karisma untuk memimpin sebuah perusahaan yang dikenal dipenuhi
dengan "thundering herd" dari 16.000 orang broker. "Saya pikir saya
memiliki keterampilan interpersonal yang lebih baik dari reputasi yang
disematkan kepada saya tersebut." ucapnya. Dia menambahkan bahwa dia
telah mengambil banyak waktu untuk mengenal para trader di lantai Big
Board, tugas yang agak mirip dengan satu tantangan di Merrill, yaitu
memenangkan dukungan dari para pialang sahamnya.
Daya tarik lain bagi dewan Merril Lynch & Co adalah bahwa Thain dikenal
sebagai pembangun konsensus, dan memiliki kemampuan untuk menarik
dan mempertahankan karyawan berbakat. Pendahulunya, Stan O’Neal,
dikenal suka menyingkirkan kandidat potensial dan memecat eksekutif
yang menjadi ancaman terhadap kekuasaannya.
Beberapa alumni Merrill menyatakan terkejut bahwa almamater mereka
akan berpaling pada orang luar dan mantan saingan. “Sangat mengejutkan
bahwa mereka memilih seseorang dari latar belakang Goldman Sachs,”
kata mantan CEO Merrill, Dan Tully. Dia menambahkan bahwa Thain
tampaknya bukan "orang sosial" yang merakyat yang sesuai dengan
budaya Merrill, sebuah perusahaan yang memiliki tenaga broker yang
besar. "Saya paham bahwa dia sangat cerebral." kata Tully. Seperti ketika
masih muda, Thain pernah membuatkan radio amatir untuk ibunya.
Pada pertemuan dengan seorang konsultan di NYSE di lantai trading
bawah, Thain menyela dengan pertanyaan tentang seharusnya warna apa
yang digunakan pada harga dan data di layar agar membuat pekerjaan
lebih mudah bagi para trader. Dua tahun sebelumnya, kunjungan ke
Chicago Board Options Exchange berlangsung lama ketika Thain
Kelompok 3 - Mini Case | 3
mengajukan serangkaian pertanyaan tentang bagaimana para trader di
bursa itu menggunakan teknologi. “Ada banyak sekali substansi di sana,”
kata William Brodsky, CEO bursa Chicago Board Options. "Merrill
beruntung memilikinya."
Thain awalnya sempat urung dengan bagian-bagian dari pekerjaannya di
NYSE, terutama yang bersifat seremonial. Awalnya, dia lebih memilih untuk
menjauh apel dua kali sehari di balkon di atas lantai bursa. Kemudian dia
muncul apel lebih sering, menggunakan kesempatan tersebut untuk
menunjukkan pada para CEO dan pemimpin bisnis lainnya secara pribadi
apa yang sebenarnya terjadi di lantai bursa. "Dia adalah orang yang detail
dan memahami cara kerja bagian dalam perusahaan, tetapi dia juga
mengerti gambaran besar dan terkoneksi dengan baik," kata Amy Butte,
mantan eksekutif keuangan NYSE.
Salah
satu
pencapaian
terbesar
Thain
adalah
dalam
mencapai
kesepakatan Euronext, dalam menghadapi lelang oleh Deutsche Borse
Frankfurt yang disukai banyak politisi Eropa. Jadi, meskipun reputasinya
sebagai orang operasi, dia menunjukkan bahwa dia bisa mendapatkan
kesepakatan yang sulit yang dilakukan melalui negosiasi yang rumit. "Hal
itu benar-benar membuat dewan Merill terkesan", kata seseorang dari
Merril yang cukup dekat dengan komisi dewan.
Menambah keyakinan dewan adalah pengalaman luas Thain di beberapa
wilayah yang sangat membingungkan Merrill Lynch: perdagangan hipotek.
Thain juga diketahui bersedia mengambil tindakan yang berani jika
diperlukan. Dihadapkan dengan kerugian besar pada tahun 2008, ia
memfasilitasi penjualan Merrill Lynch ke Bank of America Corp. Thain
dianggap sebagai pesaing untuk menjadi CEO dari perusahaan gabungan.
Satu hal yang menambah keyakinan dewan adalah pengalaman luas Thain
di beberapa wilayah yang sangat mengganggu Merrill Lynch: mortgage
trading. Thain juga diketahui bersedia mengambil tindakan yang berani jika
diperlukan. Dihadapkan dengan kerugian besar pada tahun 2008, ia
memfasilitasi penjualan Merrill Lynch ke Perusahaan Bank of America.
Kelompok 3 - Mini Case | 4
Thain dianggap sebagai pesaing untuk menjadi CEO dari gabungan
perusahaan tersebut.
Pertanyaan
1. Ciri dan karakteristik apa dari Thain yang diungkapkan oleh kisah ini?
2. Penekanan apa yang ditempatkan pada karakteristik kognitif oleh
dewan Merrill ketika mereka memilih Thain?
3. Berdasarkan informasi yang disajikan, saran apa yang dapat Anda
tawarkan kepada John Thain tentang menekankan sifat-sifat yang tepat
agar sukses sebagai pimpinan Merrill?
4. Seberapa kuatkah motif kekuasaan Thain?
LANDASAN TEORI
Karakteristik yang terkait dengan kepemimpinan dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga kategori besar: ciri kepribadian (personality traits), motif, dan
faktor kognitif. Kategori perilaku ini berfungsi sebagai panduan yang
membantu. Namun, mereka tidak definitif: argumen yang meyakinkan
sering dapat dibuat bahwa aspek kepemimpinan yang ditempatkan dalam
satu kategori dapat ditempatkan di kategori lain.
Sifat-sifat Kepribadian dari Pemimpin yang Efektif
Pengamatan oleh para manajer dan ahli dibidang sumber daya manusia,
serta banyak penelitian, menunjukkan bahwa para pemimpin memiliki ciriciri kepribadian tertentu. Karakteristik-karakteristik ini berkontribusi pada
efektivitas kepemimpinan dalam banyak situasi selama gaya pemimpin itu
mengatasi situasi dengan cukup baik.
Kelompok 3 - Mini Case | 5
Peraga 2. Sifat Kepribadian Umum dari Pemimpin yang Efektif
Sifat Kepribadian Umum
Pengamatan oleh para manajer dan ahli dibidang sumber daya manusia,
serta banyak penelitian, menunjukkan bahwa para pemimpin memiliki ciriciri kepribadian tertentu. Karakteristik-karakteristik ini berkontribusi pada
efektivitas kepemimpinan dalam banyak situasi selama gaya pemimpin itu
mengatasi situasi dengan cukup baik. Ciri-ciri kepribadian umum yang
berkontribusi pada kepemimpinan yang sukses terdiri dari kepercayaan diri,
kerendahan hati, dapat dipercaya, keotentikan, ekstraversi, ketegasan,
selera humor, serta antusiasme, optimisme, dan kehangatan.
Sifat Kepribadian Terkait Tugas
Ciri-ciri kepribadian tertentu dari para pemimpin yang efektif sangat erat
kaitannya dengan pencapaian tugas meskipun mereka tampak lebih akurat
diklasifikasikan sebagai sifat daripada sebagai perilaku. Sifat-sifat yang
berhubungan dengan tugas antara lain adalah:
1. Gairah untuk pekerjaan dan untuk orang-orang
2. Kecerdasan emosional
3. Fleksibilitas dan kemampuan adaptasi
Kelompok 3 - Mini Case | 6
4. Internal locus of control (pengendalian internal)
5. Keberanian
Motif-Motif Kepemimpinan
Pemimpin dapat dibedakan dari non pemimpin dan pemimpin yang tidak
efektif dalam hal motif dan kebutuhan mereka. Terdapat 3 motif spesifik
dalam menjelaskan hal tersebut. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Motif Kekuasaan
Pemimpin
yang
efektif
memiliki
kebutuhan
yang
kuat
untuk
mengendalikan sumber daya. Mereka dengan penuh semangat
mengerahkan kekuatan, berpikir tentang bagaimana mengubah
perilaku orang lain, dan peduli dengan status. Motif kekuasaan dibagi
menjadi dua, yaitu personalized power motive dan socialized power
motive.
2. Motif Pencapaian dan Penggerak
Pemimpin dikenal atas usaha keras yang mereka investasikan untuk
mencapai tujuan kerja. Penggerak mengacu pada kecenderungan
untuk menempatkan energi tinggi dalam mencapai tujuan, sementara
motivasi pencapaian mengacu pada menemukan sukacita dalam
pencapaian untuk kepentingannya sendiri.
3. Kegigihan dan Keuletan
Pengamatan akhir tentang karakteristik motivasi para pemimpin
organisasi adalah bahwa mereka ulet. Sikap tangguh merupakan salah
satu bagian dari ketahanan yang dimiliki oleh para pememimpin yang
efektif. Karena pemimpin yang ulet akan bangkit kembali dari
kemunduran melalui upaya terus menerus.
Kepemimpinan dan Faktor Kognitif
Kemampuan mental serta kepribadian penting untuk keberhasilan
kepemimpinan. Pemecahan masalah dan keterampilan intelektual secara
bersama-sama disebut sebagai faktor kognitif. Adapun faktor kognitif yang
terkait erat dengan kecerdasan kognitif diantaranya adalah sebagai berikut:
Kelompok 3 - Mini Case | 7
1. Kecerdasan Kognitif (atau Analisis)
2. Pengetahuan tentang Bisnis atau Kreatifitas Kelompok Tugas
3. Kreatifitas
4. Wawasan mengenai Orang dan Situasi
5. Berpandangan Jauh kedepan dan Berpikir Konseptual
PROFIL PERUSAHAAN
Gambaran Umum dan Sejarah
Merrill Lynch & Co. adalah sebuah rumah broker independen terkemuka di
Wall Street dan didirikan oleh Charles E. Merrill pada tahun 1914. Pada
tahun 2008-2009, perusahaan ini diakuisisi oleh Bank of America, dan
sekarang dikenal sebagai Merrill Lynch Wealth Management. Perusahaan
ini menangani lebih dari $ 1,2 triliun aset dari klien di negara-negara di
seluruh dunia.
Peraga 1. Data Umum Perusahaan
Kelompok 3 - Mini Case | 8
Bersama dengan Bank of America Merrill Lynch, bagian perusahaan yang
menangani investment banking, kedua perusahaan ini terlibat dalam
transaksi sekuritas dan perdagangan perantara. Perusahaan ini berkantor
pusat di New York, dan menempati 34 lantai dari 250 lantai di Vesey Street,
bagian dari kompleks Brookfield Place, di Manhattan. Merrill Lynch
mempekerjakan lebih dari 15.000 penasihat keuangan dan mengelola $ 2,2
triliun dalam bentuk aset klien.
Sebelum tahun 2009, Merrill Lynch & Co. adalah perusahaan publik dan
diperdagangkan di Bursa Efek New York di bawah simbol ticker MER.
Merrill Lynch & Co. setuju untuk diakuisisi oleh Bank of America pada
tanggal 14 September 2008, pada puncak Krisis Keuangan di tahun 2008.
Akuisisi ini selesai pada Januari 2009 dan Merrill Lynch & Co., Inc. dimerger dengan Bank of America Corporation pada Oktober 2013, meskipun
beberapa anak perusahaan Bank of America tetap membawa nama Merrill
Lynch, termasuk broker-dealer Merrill Lynch, Pierce , Fenner & Smith.
Perusahaan ini didirikan pada 6 Januari 1914, ketika Charles E. Merrill &
Co. membuka usaha di kota New York. Beberapa bulan kemudian, teman
Merrill, Edmund C. Lynch bergabung dengannya dan pada 1915 nama
perusahaan tersebut diubah menjadi Merrill Lynch & Co. Pada 1916,
Winthrop H. Smith bergabung dalam firma tersebut. Dia menjalankan firma
ini dari 1940 sampai kematiannya pada 1961.
Firma ini go public pada 1971 dan sejak itu telah menjadi perusahaan
multinasional dengan sekitar US$1,8 trilyun aset kliennya dan beroperasi di
lebih dari 40 negara di seluruh dunia.
TIMELINE SEJARAH MERRILL LYNCH & CO.
1907
Charles Merrill tiba di New York untuk bekerja di perusahaan
tekstil. Dia bertemu Edmund Lynch, yang mencari seseorang
untuk berbagi kamar asramanya di YMCA (Young Men's
Christian Association) 23rd Street.
Kelompok 3 - Mini Case | 9
1914
Charles E Merrill & Co membuka usahanya pada bulan Januari.
Lynch bergabung dengannya, dan pada bulan Mei mereka
membuka kantor di 7 Wall Street di pusat kota Manhattan.
1915
Perusahaan mengubah namanya menjadi Merrill, Lynch & Co.
Seorang karyawan melihat perbedaan di antara para mitra:
“Merrill
dapat
membayangkan
berbagai
kesempatan,
sementara Lynch membayangkan apa yang bisa menjadi
resiko dalam dunia yang kejam.”
1938
Edmund Lynch meninggal. Merrill Lynch menghilangkan koma
dari nama perusahaannya.
1956
Merrill membantu Ford Motor Co untuk go-public, memberikan
perusahaan itu tahun miliar dolar pertama dalam penjaminan.
Pada tahun yang sama, Charles Merrill meninggal.
1958
Perusahaan mengubah namanya menjadi Merrill Lynch,
Pierce, Fenner & Smith.
1960
Merrill membuka kantor pertamanya di London. Empat tahun
kemudian, membuka kantor pertama di Tokyo.
1964
Merrill membeli C.J. Devine, menjadi dealer di sekuritas
pendapatan tetap.
1971
Merrill go public dan terdaftar di New York Stock Exchange.
1976
Perusahaan menciptakan Manajemen Aset Merrill Lynch.
2002
Merrill mencapai $ 100 juta settlement dengan Jaksa Agung
New York Eliot Spitzer, atas dugaan konflik kepentingan oleh
para analis penelitian. Pada bulan yang sama, perusahaan
mengangkat Stanley O’Neal sebagai eksekutif. Ia menjadi
ketua pada April 2003.
2006
Merrill menambahkan miliaran dolar hipotek ke neraca
keuangannya, mengakuisisi First Franklin Financial Corp,
pemberi pinjaman subprime mortgage yang dimiliki oleh
National City Corp.
2007
Merrill menggulingkan Stanley O'Neal sebagai ketua dan
kepala eksekutif karena kerugian hipotek mulai meningkat, dan
Kelompok 3 - Mini Case | 10
setelah O’Neal mendekati Wachovia Corp tentang merger
tanpa memberi tahu dewan. John Thain, kepala eksekutif
NYSE Euronext, diangkat sebagai penggantinya pada 1
Desember.
2008
Kerugian $ 19,2 miliar pada tahun yang berakhir 30 Juni,
karena kerugian kredit $ 40 miliar. Merrill berebut untuk
meningkatkan modal dari dana kekayaan kedaulatan dan
investor lain, dan menjual aset berisiko.
Merrill setuju untuk diakuisisi oleh Bank of America sebesar $
29 per saham.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi Merrill Lynch berasal dari John Thain, mantan Ketua,
Presiden, dan CEO perusahaan. Di bawah pengawasan langsungnya ada
tujuh posisi penting dalam perusahaan secara keseluruhan. Presiden,
Wakil Presiden, dan Ketua berbagai sektor dalam Merrill Lynch, seperti
perbankan investasi, biasanya menempati posisi ini. Di bawah otoritas
manajemen atas ini adalah pengusaha manajemen yang lebih rendah, yang
mengelola pembagian lebih lanjut dari sektor tertentu dari Merrill Lynch.
Pengusaha manajemen yang lebih rendah mengawasi karyawan yang
berspesialisasi dalam sektor perusahaan, misalnya, konsultan ("Merrill
Lynch & Co, Inc.").
Gejolak di dalam Perusahaan
Pada bulan November 2007, Merrill Lynch mencatatkan kerugian $ 8,4
miliar terkait dengan national housing crisis, dan akan menyingkirkan E.
Stanley O'Neal sebagai kepala
eksekutifnya.
O'Neal sebelumnya
mendekati bank Wachovia untuk merger, tanpa persetujuan Dewan, tetapi
pembicaraan tersebut berakhir setelah pemecatan O'Neal. Merrill Lynch
kemudian mengangkat John Thain sebagai CEO barunya pada bulan itu.
Kelompok 3 - Mini Case | 11
Pada hari-hari pertamanya bekerja pada Desember 2007, Thain membuat
perubahan
dalam
manajemen
puncak
Merrill
Lynch,
dengan
mengumumkan bahwa ia akan membawa mantan kolega Bursa Efek New
York (NYSE) seperti Nelson Chai sebagai CFO dan Margaret D. Tutwiler
sebagai kepala komunikasi. Kemudian pada bulan itu, perusahaan
mengumumkan akan menjual bisnis keuangan komersialnya kepada
General Electric, dan akan menjual saham-saham utamanya kepada
Temasek Holdings, sebuah kelompok investasi pemerintah Singapura,
dalam upaya untuk meningkatkan modal. Kesepakatan itu menghasilkan
lebih dari $ 6 miliar.
Pada bulan Juli 2008, Thain mengumumkan kerugian $ 4,9 miliar pada
kuartal keempat bagi perusahaan dari default dan investasi buruk dalam
krisis hipotek yang sedang berlangsung. Dalam satu tahun antara Juli 2007
dan Juli 2008, Merrill Lynch kehilangan $ 19,2 miliar, atau $ 52 juta per
harinya. Harga saham perusahaan juga menurun secara signifikan selama
waktu itu. Dua minggu kemudian, perusahaan mengumumkan penjualan
hedge fund dan sekuritas tertentu dalam upaya mengurangi eksposur
mereka terhadap investasi terkait hipotek. Temasek Holdings setuju untuk
membeli dana dan meningkatkan investasinya di perusahaan sebesar $ 3,4
miliar.
Andrew Cuomo, Jaksa Agung New York, mengancam akan menggugat
Merrill Lynch pada Agustus 2008 karena kesalahan penafsirannya terhadap
risiko sekuritas berbasis mortgage. Seminggu sebelumnya, Merrill Lynch
telah menawarkan untuk membeli kembali $ 12 miliar dalam utang tingkat
lelang dan mengatakan terkejut oleh gugatan itu. Tiga hari kemudian,
perusahaan membekukan perekrutan dan
mengungkapkan bahwa
perusahaan telah menagih hampir $ 30 miliar kerugian kepada anak
perusahaan mereka di Inggris, membebaskan mereka dari pajak di negara
itu. Pada 22 Agustus 2008, CEO John Thain mengumumkan kesepakatan
dengan Sekretaris Negara Bagian Massachusetts untuk membeli kembali
semua sekuritas tingkat lelang dari pelanggan dengan deposit kurang dari
Kelompok 3 - Mini Case | 12
$ 100 juta dengan perusahaan, dimulai pada Oktober 2008 dan
berkembang pada Januari 2009.
Kerugian signifikan disebabkan oleh penurunan nilai portofolio hipotek
besar dan tidak terlindung dalam bentuk kewajiban utang yang dijamin.
Hilangnya kepercayaan mitra dagang terhadap solvabilitas Merrill Lynch
dan kemampuan untuk membiayai kembali utang jangka pendek akhirnya
menyebabkan penjualannya. Selama minggu 8 September 2008, Lehman
Brothers mengalami tekanan likuiditas yang parah, dengan kelangsungan
hidupnya yang dipertanyakan. Jika Lehman Brothers gagal, investor takut
bahwa penularan bisa menyebar ke bank investasi yang masih hidup
lainnya. (Lehman Brothers mengajukan kebangkrutan pada 15 September
2008, setelah pejabat pemerintah tidak dapat menemukan mitra merger
untuk itu.)
Pada hari Minggu, 14 September 2008, Bank of America mengumumkan
sedang dalam pembicaraan untuk membeli Merrill Lynch senilai $ 38,25
miliar. The Wall Street Journal melaporkan kemudian hari itu bahwa Merrill
Lynch dijual ke Bank of America untuk 0,8595 saham dari saham biasa
Bank of America untuk setiap saham umum Merrill Lynch, atau sekitar US
$ 50 miliar atau $ 29 per saham. Harga ini mewakili 70,1% premium selama
harga penutupan 12 September atau 38% premium di atas nilai buku Merrill
sebesar $ 21 per saham, tetapi itu juga berarti diskon sebesar 61% dari
harga bulan September 2007. Kesaksian kongres oleh CEO Bank of
America Kenneth Lewis, serta email internal yang dikeluarkan oleh House
Oversight Committee, menunjukkan bahwa merger itu ditransaksikan di
bawah tekanan dari pejabat federal, yang mengatakan bahwa mereka akan
mencari pengganti manajemen Bank of America sebagai kondisi bantuan
pemerintah.
Pada bulan Maret 2009 dilaporkan bahwa pada tahun 2008, Merrill Lynch
menerima miliaran dolar dari perjanjian asuransinya dengan AIG (American
International Group), termasuk $ 6,8 milyar dari dana yang disediakan oleh
pembayar pajak Amerika Serikat untuk menyelamatkan AIG.
Kelompok 3 - Mini Case | 13
ANALISIS PERMASALAHAN
Sifat dan karakteristik Thain yang nampak pada kasus.
Pada kasus yang disampaikan, John Thain, sebagai pemimpin baru Merrill
Lynch terlihat memiliki sifat dan karakteristik seorang pemimpin. Thain
menunjukkan sifat kepercayaan diri (self-confidence) yang nampak ketika
ia menyampaikan bahwa Merrill Lynch memiliki satu area masalah dan ia
menyatakan memahami seluk beluk permasalahan yang saat ini dihadapi
perusahaan tersebut. Pernyataannya tersebut bukanlah tanpa dasar, sebab
ia telah berkecimpung di pekerjaan-pekerjaan terkait sales dan trading dari
tahun 1985 hingga tahun 1990.
Meskipun dikenal sangat berpengalaman, Thain tidak ragu untuk
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terdengar sederhana, seperti
warna untuk harga dan data saham yang baik bagi para trader, hingga
pertanyaan yang mendetail pada pertemuannya dengan konsultan
perusahaan. Perilaku ini mecerminkan bahwa Thain memiliki sifat
kerendahan hati (humility) dan antusiasme yang tinggi. Thain juga
menunjukkan gairah (passion) pada pekerjaan dan orang-orangnya, yang
merupakan sifat terkait tugas (task-related traits). Mengajukan pertanyaan
merupakan pemgakuan bahwa dia tidak tahu segalanya, sekaligus
menunjukkan bahwa dia ingin membuat perubahan untuk membuat
perusahaan lebih sukses.
Selain passion for work and people yang ditunjukkan Thain dalam
pertemuan konsultasi, ia juga menunjukkan karakter terkait tugas yang lain,
yaitu keberanian (courage) saat memfasilitasi akuisisi Merrill Lynch ke Bank
of America, meskipun pada tahun 2008, perusahaan mencatatkan kerugian
hampir $ 5 miliar, yang menyebabkan penurunan nilai saham perusahaan.
Sebagai tambahan, di awal kepemimpinannya, Thain cenderung enggan
untuk melakukan tugas-tugas seremonial seperti muncul di hadapan para
karyawannya. Hal ini menunjukkan bahwa Thain memiliki sisi introvert, yang
Kelompok 3 - Mini Case | 14
bertentangan dengan karakteristik kepemimpinan efektif, yaitu ekstraversi.
Mantan CEO Merrill, Dan Tully, juga menambahkan bahwa Thain
tampaknya bukan "orang sosial" yang merakyat yang sesuai dengan
budaya Merrill. "Kepribadian robotik" Thain yang disampaikan pada
deskripsi kasus juga mendukung pernyaataan ini, menunjukkan bahwa ia
kurang memiliki karisma.
Namun, tidak butuh waktu lama bagi Thain untuk menyesuaikan dirinya
dengan segala kondisi perusahaan barunya dan mengubah opini publik
terkait kepribadiannya. Tidak berselang lama, Thain mulai menunjukkan
dirinya lebih sering di hadapan para pegawai, dan menggunakan
kesempatan tersebut untuk berinteraksi dengan para CEO dan pemimpin
bisnis lainnya. Selain itu, di bulan awal masa jabatannya, John Thain
mengambil beberapa keputusan besar terkait manajemen puncak Merrill
Lynch, yang tentunya melibatkan kesepakatan dengan banyak pihak.
Perilaku ini, selain merupakan tindakan yang berani, juga mengindikasikan
bahwa Thain memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi yang
baik.
Penekanan Dewan Merrill pada karakteristik kognitif dalam pemilihan
Thain sebagai pemimpin.
Pemecahan masalah dan keterampilan intelektual secara bersama-sama
disebut sebagai faktor kognitif. Karakteristik kognitif terdiri dari beberapa
aspek, yaitu kecerdasan kognitif (atau analisis), pengetahuan tentang bisnis
atau kreatifitas kelompok tugas, kreatifitas, wawasan mengenai orang dan
situasi, serta berpandangan jauh kedepan dan berpikir konseptual.
Dewan Merrill sangat menekankan karakteristik kognitif dalam pemilihan
pimpinan baru Merrill Lynch, dimana dalam hal ini adalah kecerdasan dan
pengetahuan yang dimiliki John Thain.
Kecerdasan kognitif
dan
keterampilan teknis dianggap kemampuan dasar untuk sukses dalam posisi
eksekutif. Dalam pandangan mereka, Thain terbukti telah mengembangkan
reputasi yang baik untuk memahami rincian bisnis di Bursa Efek New York.
Dia juga memiliki pengalaman yang cukup luas berkaitan dengan mortgage
Kelompok 3 - Mini Case | 15
bond trading. Pengetahuan akan bisnis yang mendalam nampak pada
kedua hal tersebut.
Pentingnya pengetahuan akan bisnis diyakini sebagai salah satu atribut
kepemimpinan eksekutif. Pemimpin pada setiap level diharapkan dapat
membawa ide-ide yang berguna dalam rangka membawa misi perusahaan.
Pengetahuan akan bisnis atau kelompok kerja merupakan hal yang penting
ketika mengembangkan strategi, merumuskan misi perusahaan, dan
membentuk pendapat lingkungan eksternal
Dari gelar yang diperoleh John Thain di Massachusetts Institute of
Technology dan Harvard menunjukkan keterampilan kognitif tingkat tinggi,
seperti halnya fakta bahwa ia berkonsentrasi pada detail, dan bahwa ia
dianggap sebagai orang yang cerebral, atau orang sangat logis dan teknis.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan Amy Butte, mantan eksekutif
keuangan NYSE, yang mengatakan bahwa Thain adalah orang yang detail,
sekaligus orang yang konseptual dan mampu menangkap gambaran besar
(big picture). Banyak literatur studi yang menunjukkan hubungan yang
positif antara kecerdasan dengan kinerja pemimpin di berbagai macam
bidang.
Disamping itu, terlepas dari alasan para Dewan Merrill memilih John Thain.
ia juga merupakan pemimpin yang berpandangan jauh kedepan (farsighted
leader). Seorang pemimpin yang berpandangan jauh kedepan menyadari
bahwa memperkerjakan karyawan berbakat saat ini akan memberikan
keunggulan kompetitif bagi perusahaan dalam jangka panjang.
Saran terkait penekanan sifat-sifat yang tepat untuk menjadi pimpinan
Merrill yang sukses.
Deskripsi kasus ini telah memaparkan sejumlah sifat-sifat kepemimpinan
yang dimiliki John Thain. Dalam teori kepemimpinan yang efektif terdapat
beberapa sifat yang perlu dipenuhi oleh seorang pemimpin, antara lain
kepercayaan
diri,
kerendahan
hati,
dapat
dipercaya,
keotentikan,
Kelompok 3 - Mini Case | 16
ekstraversi, ketegasan, selera humor, serta antusiasme, optimisme, dan
kehangatan.
John Thain memiliki beberapa sifat-sifat kepemimpinan yang efektif, antara
lain percaya diri namun tetap rendah hati, asertif, dan antusias. juga perlu
di pertahankan. Karakteristik-karakteristik ini akan berkontribusi pada
efektivitas kepemimpinannya di banyak situasi di masa mendatang. Merrill
Lynch dikenal publik sebagai perusahaan dengan belasan ribu broker yang
disebut sebagai “thundering herd”. Untuk dapat memimpin tenaga kerja
sebanyak itu, Thain perlu menguatkan karakteristik kepemimpinan yang
efektif
agar dapat membangun karyawan dan perusahaan yang
dipimpinnya.
Ketika John Thain memulai perannya sebagai pemimpin baru di Merrill
Lynch & Co., perusahaan tersebut sedang berada dalam goncangan
finansial yang besar dan mencatatkan kerugian sebesar $ 8,4 miliar. Pada
hari-hari
pertamanya
bekerja,
Thain
membuat
perubahan
dalam
manajemen puncak Merrill Lynch, dengan mengumumkan bahwa ia akan
membawa mantan kolega Bursa Efek New York (NYSE) seperti Nelson
Chai sebagai CFO dan Margaret D. Tutwiler sebagai kepala komunikasi.
Kemudian, perusahaan mengumumkan akan menjual bisnis keuangan
komersialnya kepada General Electric, dan akan menjual saham-saham
utamanya kepada Temasek Holdings, yang kemudian menghasilkan lebih
dari $ 6 miliar. Dari tindakan tersebut, Thain terbukti mempunyai
keterampilan kognitif yang kuat. Agar dapat menjadi pimpinan Merrill yang
sukses, maka ia perlu mempertahankan keterampilan kognitifnya tersebut.
Setelah menjabat, John Thain memberlakukan beberapa kebijakan di
perusahaan, termasuk terkait dengan akuisisi Bank of America Corp. John
Thain dapat diklasifikasikan sebagai pemimpin yang memiliki kecerdasan
dan pengetahuan yang luas. Namun, reputasinya sebagai pribadi yang
cenderung robotik menjadi indikasi bahwa ia perlu meningkatkan keahlian
interpersonalnya. Model WICS menekankan bahwa faktor kognitif memang
Kelompok 3 - Mini Case | 17
berguna untuk kepemimpinan. Faktor kepribadian, bagaimanapun, masih
merupakan bagian penting untuk menjadi pemimpin yang efektif.
Motif kekuasaan Thain yang nampak dalam kasus.
Pada kasus ini, John Thain jelas memiliki motif kekuasaan. Hal tersebut
tercermin pada keputusannya untuk menerima posisi sebagai presiden di
Bursa Efek New York dan pimpinan di Merrill Lynch. Dia mengambil
pekerjaan NYSE agar mendapat kesempatan untuk mengambil peran CEO
dan bekerja untuk mengelola sebuah lembaga keuangan penting yang
menghadapi tantangan terkait kebijakan dan teknologi.
Namun, Thain tidak nampak memiliki motif yang terlalu tinggi. Sebab,
dibandingkan pendahulunya yang dikenal suka menyingkirkan karyawan
yang berbakat untuk mempertahankan posisinya, Thain justru dikenal
piawai
dalam
menarik
karyawan-karyawan
berbakat
baru
dan
mempertahankan keberadaan mereka.
Terdapat dua motif kekuasaan, yaitu personalized power motive dan
socialized power motive. Pada kasus ini, socialized power motive lebih
tercermin pada tindakan-tindakan yang dilakukan Thain. Pemimpin dengan
motif kekuasaan ini menggunakan kekuatannya untuk mencapai tujuan
organisasi atau visi, terutama untuk membantu orang lain. Pertemuan Thain
dengan konsultan sekali lagi menjadi bukti untuk hal ini. Ia mengajukan
pertanyaan yang tidak hanya terkait dengan kepentingan pribadinya,
namun juga mencari informasi yang dapat memudahkan bawahannya
untuk bekerja lebih nyaman. Selain itu, ia juga meluangkan waktu lebih
untuk menemui para CEO dan pemimpin bisnis lainnya secara pribadi dan
menjelaskan hal-hal tentang pekerjaan yang kurag mereka pahami.
Pemimpin dengan socialized power motive juga lebih tidak defensif dan
lebih mau menerima saran ahli. Perilaku ini dapat dilihat dari gaya
kepemimpinan Thain yang tetap mempertahankan karyawan yang
berbakat, tanpa berpikir bahwa mereka akan menjadi ancaman bagi
kekuasaannya.
Kelompok 3 - Mini Case | 18
PENUTUP
Merrill Lynch & Co. Inc., saat ini merupakan anak perusahaan dari Bank of
America, yang menyediakan investasi, pembiayaan, dan layanan terkait
lainnya kepada individu dan lembaga di Amerika Serikat dan internasional.
Sebelum akuisisi di tahun 2009, Merrill Lynch merupakan perusahaan
publik yang independen.
Kasus ini menyoroti tentang kepemimpinan John Thain, CEO baru Merrill
Lynch yang merupakan mantan presiden NYSE Euronext. Pada saat
pengangkatan John Thain sebagai pimpinan baru, perusahaan sdang
mengalami gejolak krisis yang cukup hebat. Dengan kemampuan dan
pengetahuannya tentang bisnis investasi keuangan, John Thain mencoba
mengembalikan Merrill Lynch pada profitabilitas perusahaan.
John Thain dikenal sebagai orang dengan kepribadian yang kaku. Namun,
sejak wawancara di awal masa jabatannya, ia telah mencoba mematahkan
anggapan itu. Thain membuktikan bahwa ia memiliki kapasitas yang
memadai untuk menjadi seorang pemimpin. Sejak awal masa kerjanya, ia
menunjukkan sifat percaya diri, antusias, dan berani mengambil keputusan
besar. Ia juga menunjukkan sifat rendah hati dan mampu beradaptasi
dengan lingkungan dengan cepat.
Kecerdasan koginitif yang dimiliki Thain juga membantunya memenangkan
hati dewan Merrill Lynch & Co. Sebagai orang yang memiliki kemampuan
analitis yang baik, dan
berbekal pengalaman selama menjabat di
perusahaan sebelumnya membuat Thain mampu mengambil keputusankeputusan yang dapat menguntungkan perusahaan. Sebagai seorang
pemikir konseptual yang baik, ia juga mengetahui bagaimana unit
organisasinya berkontribusi pada perusahaan atau bagaimana perusahaan
terhubung dengan dunia luar. Selain itu motif kekuasan tersosialisasi yang
ditunjukkan Thain juga membantunya memimpin perusahaan yang
dipenuhi oleh belasan ribu karyawan dan broker ini.
Kelompok 3 - Mini Case | 19
Pada uraian analisis, dipaparkan bahwa Thain memiliki beberapa sifat-sifat
kepemimpinan yang efektif, namun kurang pada sifat-sifat lainnya. Sebagai
pimpinan
baru
Merrill
Lynch,
ia
perlu
melatih
lagi
kemampuan
memimpinnya di beberapa aspek lain seperti, meningkatkan kemampuan
bersosialisasinya (extraversion). Sifat tersebut telah diakui kontribusinya
terhadap efektivitas kepemimpinan. Meskipun ia mengaku telah mengambil
banyak waktu untuk mengenal para trader di lantai Big Board, Thain
diharapkan untuk lebih dapat menunjukkan sikap ramah kepada kolega dan
bawahannya.
Thain juga perlu membangun keotentikan dalam gaya kepemimpinannya.
Para pemimpin autentik menunjukkan semangat untuk tujuan mereka,
mempraktekkan nilai-nilai mereka secara konsisten, dan memimpin dengan
hati mereka serta kepala mereka. Mereka membangun hubungan jangka
panjang yang bermakna dan memiliki disiplin diri untuk mendapatkan hasil.
Dengan begitu, ia akan dapat mempraktikkan gaya kepemimpinan yang
efektif dengan lebih baik.
Agar dapat lebih menginspirasi para karyawannya, membawa perubahan
yang konstruktif, dan memecahkan masalah secara kreatif, John Thain juga
harus menjadi pribadi yang tajam. Sepak terjangnya di Merrill Lynch telah
memperlihatkan bahwa ia memiliki keahlian kognitif yang baik dan
pengetahuan yang luas tentang bisnis yang ia geluti. Akan tetapi, kreativitas
kurang
terpancar
dari
tindakan-tindakannya.
Kreativitas
dapat
menghasilkan ide-ide yang dibutuhkan seorang pemimpin, sementara
kecerdasan analitis atau akademis mengevaluasi apakah ide-ide itu baik
atau buruk. Kreativitas juga penting untuk membantu menciptakan cerita
yang para pemimpin katakan untuk menginspirasi dan memotivasi
pengikut. Oleh karena itu, Thain perlu mengembangkan lagi kreatifitasnya,
demi menjadi pimpinan baru Merrill Lynch yang efektif dan sukses.
Kelompok 3 - Mini Case | 20
Kelompok 3 - Mini Case | 21
DAFTAR PUSTAKA
DuBrin, A. J. (2015). Leadership: Research findings, practice, and skills.
Nelson Education.
Bloomberg. 2018. Company Overview of Merrill Lynch & Co., Inc.
https://www.bloomberg.com/research/stocks/private/snapshot.asp?pr
ivcapId=21803, diakses pada Jum’at, 30 November 2018, pukul 20.35
WIB
Investopedia.
2018.
Merrill
Lynch
&
Co.
https://www.investopedia.com/terms/m/merrilllynch.asp, diakses pada
Jum’at, 30 November 2018, pukul 20.29 WIB
Reuters.
2008.
Timeline:
History
of
Merrill
Lynch.
https://www.reuters.com/article/us-merrill/timeline-history-of-merrilllynch-idUSN1546989520080915, diakses pada Jum’at, 30 November
2018, pukul 20.32 WIB
Wikipedia. 2018. Merrill Lynch. https://en.wikipedia.org/wiki/Merrill_Lynch.
diakses pada Jum’at, 30 November 2018, pukul 23.10 WIB
Kelompok 3 - Mini Case | 22
Download