INKUBATOR BAKTERI DILENGKAPI DENGAN COLONY COUNTER (Inkubator Bakteri) ( Arya Bondan Permadi, Hj. Her Gumiwang Ariswati,ST,MT, Triwiyanto, ST,MT) Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jl. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya ABSTRAK Inkubator adalah peralatan yang dilengkapi dengan sistem untuk mempertahankan suhu dan kelembaban selama masa inkubasi sehingga mikroba dapat tumbuh secara baik.Mikroba yang telah diinkubasi, maka akan membentuk suatu koloni bakteri. Koloni bakteri adalah sekumpulan dari bakteri-bakteri yang sama yang mengelompok menjadi satu dan membentuk suatu koloni-koloni. Untuk mengetahui pertumbuhan suatu bakteri dapat dilakukan dengan menghitung jumlah koloni bakteri. Penghitungan suatu koloni dapat dilakukan dengan metode pour plate (hitung cawan). Untuk mempermudah penghitungan jumlah koloni bakteri digunakan alat yang biasa disebut Colony Counter. Pada alat Colony Counter, penghitungan jumlah koloni bakteri dipermudah dengan adanya counter electronic. Dengan adanya counter tersebut peneliti tinggal menandai koloni bakteri yang dihitung dengan menggunakan pen yang terhubung dengan counter. Setiap koloni yang ditandai maka counter akan menghitung. Pada tugas akhir ini akan dibuat suatu alat untuk inkubasi bakteri dilengkapi dengan colony counter dilengkapi dengan pengaturan suhu dan waktu. =============================================================================== Kata Kunci :Inkubator , Bakteri, Colony Counter PENDAHULUAN Latar Belakang Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi.Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/prokariot, tidak mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil). Bakteri tidak hanya merugikan bagi manusia, ada juga yang memiliki manfaat, antara lain : Escherichia coli, Acetobacter xylinum, Streptococcus termophylus dll. (Senutyo Kukuh, 2010). Bakteri yang bermanfaat biasanya dikembangbiakkan.Untuk mengembangbiakkannya membutuhkan suatu medium dalam cawan petri yang berisi nutrient agar ( NA ). Bakteri yang sudah ditanam harus diinkubasi dalam waktu tertentu dan dalam suhu tertentu pula. Setelah diinkubasi, maka bakteri tersebut akan membentuk suatu koloni bakteri. Kemudian koloni bakteri akan dihitung menggunakan colony counter. Oleh karena itu penulis akan membuat alat “ Inkubator Bakteri dilengkapi dengan Colony Counter”. Inkubator Bakteri dilengkapi dengan Colony Counter merupakan alat yang digunakan untuk menginkubasi bakteri dan bisa juga digunakan untuk menghitung koloni bakteri karena merupakan gabungan 2 alat yaitu Incubator Bakteri dan Colony Counter. Alat ini memiliki range suhu antara 36oC – 38oC dan memiliki tampilan suhu dan timer, serta tampilan jumlah koloni yang dihitung. Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis ingin membuat alat ”Inkubator Bakteri dilengkapi dengan Colony Counter”. Batasan Masalah Agar dalam pembahasan alat ini tidak terjadi pelebaran masalah dalam penyajiannya, penulis membatasi pokok- pokok batasan yang akan dibahas yaitu : 1.2.1. Menggunakan sensor suhu LM 35 1.2.2. Setting suhu pada 36° C – 38° C 1.2.3.Tampilan suhu dan timer pada Seven Segment Rumusan Masalah Dapatkah dibuat Inkubator bakteri dan Colony Counter ? Tujuan Penelitian Tujuan Umum Dibuatnya Inkubator Bakteri dan Colony Counter dengan tampilan suhu, timer up down, dan jumlah koloni pada seven segment . 1 Tujuan Khusus 1.4.2.1 Membuat rangkaian kontrol suhu 1.4.2.2 Membuat tampilan suhu dan timer dengan seven segment 1.4.2.3 Membuat rangkaian driver heater 1.4.2.4 Membuat rangkaian mikrokontroler 1.4.2.5 Melakukan kalibrasi 1.4.2.6 Melakukan uji fungsi alat Manfaat Manfaat Teoritis Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Politeknik Kesehatan Surabaya Jurusan Teknik Elektromedik khususnya peralatan laboratorium dan alat inkubator bakteri serta colony counter. Manfaat Praktis Dengan adanya Incubator bakteri dilengkapi Colony Counter ini diharapkan memudahkan user dalam melakukan pekerjaannya dengan cepat, efisien dan akurat. akan memberi tanda pada objek agar objek yang telah terhitung tidak dihitung ulang. Selain itu switch tertekan sehingga akan memberikan counter kepada tampilan seven segment dari jumlah koloni tersebut. LM35 Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan. Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal TINJAUAN PUSTAKA Inkubator Bakteri dilengkapi dengan Colony Counter Inkubator Bakteri dengan Colony Counter merupakan penggabungan dari 2 alat. Alat ini berfungsi untuk mengkondisikan suhu bakteri antara 36°C – 38°C dan juga dapat digunakan untuk menghitung koloni bakteri yang telah terbentuk. Bakteri yang akan di kembangbiakkan harus diinkubasi terlebih dahulu, hal ini dilakukan agar bakteri dapat hidup dan membentuk suatu koloni. Prinsip kerja alat ini yaitu mengontrol suhu optimum bakteri secara stabil agar dapat berkembangbiak dan membentuk suatu koloni. Pesawat ini menggunakan pemanasan elemen ( heater ) yang dikontrol oleh suatu rangkaian kontrol suhu agar suhu tetap stabil. Heater akan bekerja pada saat sensor suhu kurang dari setting suhu yang telah ditentukan, dan sebaliknya apabila sensor suhu lebih besar dari setting suhu, maka secara otomatis heater akan mati. Selain itu pesawat ini juga dapat digunakan untuk menghitung koloni bakteri.Cawan petri yang berisi dengan koloni bakteri diletakkan pada ruang hitung yang berada diatas inkubator bakteri. Pada ruang hitung berisi LED yang berfungsi sebagai sumber cahaya agar objek yang akan dihitung lebih terlihat jelas. Diatas ruang hitung terdapat LUP yang berguna untuk memperbesar penghilatan terhadap objek. Untuk menghitung koloni menggunakan pen elektrik dimana pen elektrik tersebut merupakan modifikasi spidol yang didalamnya terdapat switch. Pada saat pen elektrik ditekan pada objek maka sensor suhu LM 35 Gambar diatas menunjukan bentuk dari LM35 tampak depan dan tampak bawah. 3 pin LM35 menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut : = Suhu* 10 mV Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap suhu 1 ºC akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya. 2 IC Mikrocontroller ATMega8535 ATMega8535 merupakan salah satu mikrokontroler 8 bit buatan Atmel untuk keluarga AVR yang diproduksi secara masal pada tahun 2006. Karena merupakan keluarga AVR, maka ATMega8535 juga menggunakan arsitektur RISC. Secara singkat, ATMega8535 memiliki beberapa kemampuan: 1. Sistem mikrokontroler 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz. 2. Memiliki memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte dan EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte. 3. Memiliki ADC (Pengubah analog-ke-digital) internal dengan ketelitian 10 bit sebanyak 8 saluran. 4. Memiliki PWM (Pulse Width Modulation) internal sebanyak 4 saluran. 5. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps. 6. Enam pilihan mode sleep, untuk menghemat penggunaan daya listrik. 9. AVCC untuk pin masukan tegangan pencatu daya untuk ADC. 10. REF untuk pin tegangan referensi ADC. Untuk melakukan pemrograman dalam mikrokontroler AVR, Atmel telah menyediakan software khusus yang dapat diunduh dari website resmi Atmel. Software tersebut adalah AVRStudio. Software ini menggunakan bahasa assembly sebagai bahasa perantaranya. Selain AVRStudio, ada beberapa software pihak ketiga yang dapat digunakan untuk membuat program pada AVR. Software dari pihak ketiga ini menggunakan bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti bahasa C, Java, atau Basic. Untuk melakukan pemindahan dari komputer ke dalam chip, dapat digunakan beberapa cara seperti menggunakan kabel JTAG atau menggunakan STNK buatan Atmel. Seven Segment Konfigurasi pin Mikrokontroler AVR ATMega8535 memiliki 40 pin untuk model PDIP, dan 44 pin untuk model TQFP dan PLCC. Namanama pin pada mikrokontroler ini adalah Seven Segmant 1. VCC untuk tegangan pencatu daya positif. 2. GND untuk tegangan pencatu daya negatif. 3. PortA (PA0 - PA7) sebagai port Input/Output dan memiliki kemampuan lain yaitu sebagai input untuk ADC 4. PortB (PB0 – PB7) sebagai port Input/Output dan juga memiliki kemampuan yang lain. 5. PortC (PC0 – PC7) sebagai port Input/Output untuk ATMega8535. 6. PortD (PD0 – PD7) sebagai port Input/Output dan juga memiliki kemampuan yang lain. 7. RESET untuk melakukan reset program dalam mikrokontroler. 8. XTAL1 dan XTAL2 untuk input pembangkit sinyal clock. Kebanyakan tampilan angka menggunakan konfigurasi sebuah seven segment untuk membentuk karakter desimal dari 0 sampai 9, dan kadang-kadang karakter heksa desimal A sampai F. Tampilan seven segment ini terdiri dari tujuh buah segment yang disusun sedemikian rupa membentuk angka delapan Tiap-tiap segment tersebut diberi tanda dengan huruf a, b, c, d, e, f, dan g. Sebagai contoh bila segment b dan e yang mati maka decimal 5 yang menyala / ditampilkan dan bila segment dari a sampai g nyala maka akan ditampilkan desimal 8. Seven Segment merupakan gabungan dari 7 buah LED (Light Emitting Diode) yang dirangkaikan membentuk suatu tampilan angka. Terdapat dua macam seven segment display, yaitu common anoda dan common catoda. Pada common anoda dari ketujuh LED dijadikan satu dan Vcc pada common catoda kaki katoda ketujuh LED dihubungkan menjadi satu kebumi atau ground. Atau dengan kata lain Seven Segment terdiri dari 2 jenis, yaitu Common Katode (kaki katoda dihubungkan bersama) dan Common Anode (kaki anoda dihubungkan bersama). 3 Triac Konfigurasi Pin Seven Segment Triac juga merupakan suatu komponen yang dapat digunakan dalam pensaklaran arus AC. Triac dirancang untuk menghantarkan pada kedua tengahan dari bentuk gelombang output. Oleh karena itu, output dari triac adalah arus bolak balik, bukan arus searah. Triac dibuat untuk menyediakan cara agar control daya AC ditingkatkan. Heater Heater atau sering disebut pemanas yang digunakan pada pesawat ini mendapat supply dari tegangan AC. Pemanas ini akan bekerja terus sesuai settingan dari sistem dimmer hingga mencapai panas yang dibutuhkan. Dalam pencapaian panas ini dikontrol oleh sebuah sistem kontrol driver heater . Heater Panas yang dihasilkan oleh heater ini merupakan salah satu bentuk dari energi kalor. Makin besar tegangan dan arus serta waktu pada heater yang dipergunakan, maka akan semakin banyak kalor yang diberikan kepada ruangan dan akan menghasilkan kenaikan suhu yang lebih besar dan begitu pula sebaliknya, jadi dapat diketahui banyak kalor yang diberikan oleh heater ruangan ditentukan oleh faktor tegangan, arus dan waktu. Usaha atau W yang dilakukan untuk memanaskan ruangan atau suhu oleh heater dapat dirumuskan sebagai berikut : W=V.I.T Dimana : W = Usaha ( Joule ) V = Tegangan ( Volt ) I = Arus ( Ampere ) T = Waktu ( Detik ) Bisa juga energi panas yang diberikan ( W ) dibuat dalam satuan kalori, dimana satu joule sama dengan 0,24 Kalori. Pada rumus diatas dapat diketahui bahwa panas yang dihasilkan sebanding dengan daya dan waktu pemanasan yang digunakan. Dari daya itu sendiri akan sebanding dengan perkalian tegangan arus. Simbol Triac Triac beroperasi sebagai 2 SCR dalam satu bungkus yang terhubung parallel. Triac memiliki 3 terminal: anoda 1 (T1) , anoda 2 (T2) , dan gate. Terminal anoda dan anoda 2 dirancang demikian sebab aliran arus adalah 2 arah. Karena aliran berinteraksi dengan gerbang, anoda 2 digunakan sebagai pengukuran terminal referen. Arus dapat mengalir antara anoda 1 dan anoda 2 dan juga antara gerbang dan anoda triac dapat dipicu agar konduksi pada salah satu arah dengan arus gerbang bergerak masuk atau keluar dari gerbang. Apabila aliran arah arus terminal utama ditentukan. MOC 3041 / TRIAC Optoisolators Triode Alternating Current (TRIAC) Optoisolators merupakan jenis TRIAC yang mempunyai prinsip kerja seperti saklar elektronik yang diaktifkan oleh cahaya (LED). TRIAC ini tertanam bersama sebuah LED dalam sebuah rangkaian terintegrasi (Integrated Circuit). Perbedaan TRIAC Optoisolators dengan TRIAC biasa yaitu terletak dari cara pengaktifannya. TRIAC pada umumnya diaktifkan dengan cara memberi arus listrik secara langsung pada terminal gate TRIAC tersebut, sehingga mengakibatkan arus pada terminal M1 dan terminal M2 terhubung. Pada TRIAC Optoisolators, terminal gate tidak diberi arus listrik secara langsung, akan tetapi terminal gate yang berupa optik terisolasi diaktifkan oleh cahaya dari sebuah LED. Salah satu contoh dari IC TRIAC Optoisolators adalah IC tipe MOC3041 yang mempunyai konfigurasi seperti gambar dibawah ini. 4 Diagram Blok Keseluruhan Display Seven Segment Sensor Suhu LM35 Konfigurasi IC MOC 3041 Setting timer TRIAC akan mengalirkan arus pada M1 dan M2 (pin 4 dan 6) apabila tidak ada arus yang mengalir pada pin 1 dan 2 (LED padam). Apabila pada pin 1dan 2 diberi arus (LED menyala), maka TRIAC tidak akan engalirkan arus pada M1 dan M2 (pin 4 dan 6). Berdasarkan tegangan kerjanya, TRIAC Optoisolators ini mempunyai daerah tegangan kerja yang berbeda-beda, contohnya TRIAC tipe MOC3041 di atas, mempunyai daerah tegangan kerja maksimal sebesar 250VAC. Berbeda halnya dengan TRIAC tipe MOC3041, TRIAC ini memiliki fitur lain. Selain kerja dapat bekerja pada level tegangan 400VAC, MOC3041 memiliki rangkaian zero crossing. Rangkaian zero crossing ini berfungsi untuk mendeteksi perpotongan gelombang sinus pada tegangan AC dengan titik nol pada tegangan tersebut (zero point), sehingga dapat memberikan acuan untuk memulai waktu pentrigger-an. KONFIGURAS SISTEM Diagram mekanis Setting Suhu Driver Heater AT Meg a 8535 Heater Indikator Heater Driver Blower Blower Pen Elektrik Buzzer Program Mikrokontroller Atmega8535 Gambar 7.Blok diagram keseluruhan Pada saat tombol ON ditekan, maka tegangan dari PLN akan masuk ke rangkaian power supply, tegangan AC akan diubah menjadi tegangan DC. Pada saat kita melakukan setting suhu, dan timer akan ditampilkan pada tampilan seven segment oleh mikrokontroller. Saat tombol start ditekan maka heater akan aktif dan dikontrol oleh driver heater. Suhu disensor oleh LM35, apabila suhu melebihi settingan maka LM35 akan memutus tegangan pada heater dan heater akan mati. Dan sebaliknya apabila suhu kurang dari settingan, maka heater akan aktif. 30 cm 50 cm Gambar 6. Diagram mekanis modul 5 Diagram Blok Inkubator Bakteri Driver Heater Sensor LM35 Setting Timer Display 7 segment Atme ga 8535 Heater Indikator heater mengaktifkan heater setelah pemilihan suhu dan tombol Start ditekan. Driver Blower : Akan mengaktifkan blower ketika heater aktif dan pemilihan suhu telah dilakukan serta tombol Start ditekan. Display 7 Segment : Berjumlah 7 buah. 3 untuk display suhu dan 4 untuk display timer. Diagram Alir Mulai Driver Blower Blower Setting Suhu Setting Suhu Setting timer no Gambar 8. Diagram Blok Inkubator Bakteri Pada saat tombol ON ditekan, tegangan dari jala-jala PLN akan masuk ke power supply untuk menyuplai seluruh rangkaian dan merubah tegangan AC menjadi DC. Pertama lakukan setting suhu, dan timer akan ditampilkan pada tampilan seven segment oleh mikrokontroller. Saat tombol start ditekan maka driver heater akan aktif dan mengontrol heater. Begitu juga dengan driver blower akan aktif setelah heater aktif dan akan mengontrol blower. Suhu disensor oleh LM35, apabila suhu melebihi settingan maka LM35 akan memutus tegangan pada heater dan heater akan mati. Dan sebaliknya apabila suhu kurang dari settingan, maka heater akan aktif. Setting Timer : Setting timer berupa tombol up down dengan rentang waktu 12-24 jam. Pemilihan ini akan mengaktifkan timer melalui IC Mikrokonteroller yang akan bekerja sesuai dengan setting timer setelah menekan tombol Start. Dan apabila ingin mengulang kembali pemilihan tersebut tekan tombol reset terlebih dahulu. Setting Suhu : Untuk setting suhu menggunakan rotari yang akan memilih suhu 36°C-38°C. Melalui pemilihan ini akan memberi interupsi pada IC Mikrokontroller untuk mengaktifkan pembacaan suhu pada LM35. Driver Heater : Berupa Triac sebagai saklar untuk tegangan AC. Triac ini akan aktif menyaklar ketika mendapat logika dari IC Mikrokontroller dan kemudian mensaturasikan transistor BD139 maka tegangan AC dari jala jala PLN akan masuk dan driver heater akan Start yes Pembacaan sensor suhu Display Suhu Pembacaan sensor suhu yes ADC<SET ADC>SET no Heater ON yes Heat er OFF Waktu habis yes Selesai Gambar 9. Diagram Alir Saat alat dinyalakan kita melakukan setting suhu dan timer. Setting Timer akan ditampilkan pada seven segment. Pada saat tombol start ditekan, maka heater akan on dan sensor suhu akan bekerja dan ditampilkan di display seven segment. Apabila ADC lebih besar dari setting, maka heater akan mati, sedangkan bila ADC lebih kecil dari suhu setting, maka heater akan bekerja kembali. 6 METODOLOGI PENELITIAN Hasil Pengukuran dan Analisa Metode Penelitian Dalam penelitian dan pembuatan modul ini, penulis terlebih dahulu mengadakan urutan kegiatan persiapan untuk kelancaran jalannya proses pembuatan dan pengamatan yang meliputi di bawah ini : Kalibrasi Suhu 1) Mempelajari alat yang telahdibuat sebelumnya kemudian merancangnya kembali. 2) Mempelajari teori-teori dan mencari referensi yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas. 3) Mempelajari dan merancang teknis pembuatan modul tersebut. 4) Penentuan judul. 5) Membuat blok diagram dengan perancangan secermat mungkin. 6) Menyiapkan bahan berupa komponen dan peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan modul. 7) Membuat jadwal kegiatan untuk mengatur waktu pembuatan modul. 8) Penyusunan proposal. 9) Menyiapkan komponen dan peralatan yang dibutuhkan. 10) Melakukan percobaan-percobaan sementara pada project board. 11) Me-layout wiring diagram ke papan PCb tersebut. 12) Memasang rangkaian pada box modul. 13) Menguji dan melakukan kalibrasi. 14) Seminar awal. 15) Ujian sidang dan pengumpulan Karya Tulis Ilmiah (KTI). Tabel 6 hasil pengukuran suhu Error = 0 % Error= 0 % Pengukuran waktu Tabel 7 hasil pengukuran waktu Error = 0 % Error = 0 % Analisa tabel hasil perhitungan : Dari tabel perhitungan yang diambil dari hasil pengukuran perbandingan Tempat dan Waktu Pembuatan Modul Tempat pelaksanaan pembuatanmodul dilakukan di lingkungan kampus Jurusan Teknik Elektromedik POLTEKKES KEMENKESSurabaya.. Waktu pengerjaan atau pembuatan November 2013 – Juni 2014. HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA Pengujian dan Pengukuran Modul Setelah pembuatan modul maka perlu diadakan pengujian dan pengukuran, untuk itu penulis melakukan pendataan melalui proses pengukuran dan pengujian. 7 PEMBAHASAN Sub Program driver blower Penjelasan program pembacaan suhu tubuh Gambar rangkaian driver heater Driver Buzer 5V J1 5V R1 220 1/4W J7 TP3 D1 1 6 HEATER1 1K 1/2W 1 Q1 TRIAC 1 2 CON AC J14 1 2 J9 104 R5 2 1 C1 MIKRO J11 1 2 4 ZERO CROSS CIRCUIT MOC3041 Q2 BDC01B 1 3 220 2 2 R3 2 1 J2 R2 U1 LED 5MM 3 1k 1 buz Q4 BDC01B buz TP4 Ketika output mikro yang terhubung dengan basis transistor NPN mendapat logika 1 atau high maka transistor akan saturasi, dan menyebabkan MOC mendapat ground dan menyebabkan MOC aktif dan mengeluarkan tegangan ac. Selanjutnya kaki gate triac mendapat triger dari MOC sehingga menyebabkan Triac Pun beerja Yang selanjutnya bisa memberi aliran arus ke heater yang menyebabkan heater akan menyala. Sub Program heater Buzer akan bekerja jika mendapat tegangan + 12 VDC dan ground. Sedangkan pada rangkaian ini buzer hanya akan bekerja jika output mikro atau basis dari transistor mendapat logika 1 atau high. Transistor disini bekerja sebagai saklar pengaktifan buzer. Sub Program driver buzer Penjelasan Subprogram driver buzer Rangkaian Display Suhu Program display suhu if(suhu_i>=set_suhu) { PORTA.7=0; delay_ms(1); } if(suhu_i<set_suhu) { PORTA.7=1; delay_ms(1); } Penjelasan program heater Jika suhu LM 35 melebihi suhu yang telat disetting maka heater akan mati,sebaliknya jika suhu LM 35 kurang dari suhu yang disetting maka Heater diberi logika 1 atau higt yang menandakan heater akan bekerja. Driver blower 12v 12v J10 J13 2 1 2 R4 2 1 3 1k blower Q3 BDC01B 1 J8 12v 12v TP5 1 CON3 2 J12 1 2 3 1 12v 5v 12v 5v blower Blower akan bekerja jika mendapat tegangan +12 VDC dan ground. Sedangkan pada rangkaian ini blower hanya akan bekerja jika output mikro atau basis dari transistor mendapat logika 1 atau high. Transistor disini bekerja sebagai saklar pengaktifan blower. void ubah_ke_format7segment() //fungsi untuk mengubah kedalam format 7segment { if (ubah==0){ubah=0xc0;} if (ubah==1){ubah=0xf9;} if (ubah==2){ubah=0xa4;} if (ubah==3){ubah=0xb0;} if (ubah==4){ubah=0x99;} if (ubah==5){ubah=0x92;} if (ubah==6){ubah=0x82;} if (ubah==7){ubah=0xf8;} if (ubah==8){ubah=0x80;} if (ubah==9){ubah=0x90;} } void tampil_7segment() { PORTC=rate_sat; //menampilkan suhu satuan PORTD.5=0; PORTD.6=1; 8 PORTD.7=1; delay_ms(1); PORTC=rate_pul; //menampilkan suhu puluhan PORTD.5=0; PORTD.6=0; PORTD.7=1; PORTC.7=0; delay_ms(1); PORTC=rate_rat; sebaiknya disetting terlebih dahulu untuk display satuan puluhan dan ratusannya. Jika PINB.3 dipilih maka suhu yang diilih adalah suhu 36 derajat.Untuk suhu 37 derajat pilih sambungan pada PINB.4, sedangkan umtuk suhu 38 derajat pilihan terakir adalah PINB.5. Data suhu yang terbaca pada adc masih blum bisa ditampilkan secara jelas ke segment jika belum diolah terlebih dahulu. Subprogram timer //menampilkan suhu ratusan PORTD.5=1; PORTD.6=0; PORTD.7=1; delay_ms(1); PORTC=data2_pul; //menampilkan jam puluhan PORTD.5=0; PORTD.6=1; PORTD.7=0; delay_ms(1); PORTC=data2_sat; //menampilkan jam satuan PORTD.5=1; PORTD.6=1; PORTD.7=0; delay_ms(1); while(1) { for(i=0;i<100;i++) { //pengambilan data rata rata sebanyak 150 kali baca_adc(); rate_sat=suhu_i%10; rate_pul=suhu_i/10; rate_pul=rate_pul%10; rate_rat=suhu_i/100; rate_rat=rate_rat%10; suhu_i=suhu_a; if(suhu_a>=set_suhu) { goto tahap2; } } tahap2: TCCR0=0x05; Penjelasan subprogram display Untuk merubah angka biner pada seven segment maka sebuah program dibuatlah fungsi mengkonversi data segment. Sedangkan untuk display yang masuk pada ic dekoder maka if(PINB.0==0) { data3_pul=1;data3_sat=2;data2_pul=0;data2_sat=0; jam=11;menit=59;detik=59; } if(PINB.1==0){data3_pul=2;data3_sat=4;data2_pul =0;data2_sat=0;jam=23;menit=59;detik=59;} suhu_i=suhu_a; if(jam>=24){TCCR0=0x00;} Penjelasan sub program timer Jika pemilihan waktu pertama dipilih maka waktu yang akan digunakan proses inkubasi adalah 12 jam. Sedangkan untuk tombol kedua maka waktu inkubasi adalah 24 jam.Namun jika proses inkubasi selesai atau waktu lebih dari 24 jam maka TCCR0 =0 menandakan waktu berhenti. PENUTUP Kesimpulan Kesimpulan Secara menyeluruh penelitian ini dapat menyimpulkan bahwa: Alat Inkubator bakteri dilengkapi dengan Colony Counter ini merupakan alat laboratory yang digunakan untuk menginkubasi bakteri dan dilengkapi dengan penghitungan jumlah Koloni. Hal ini akan memudahkan operator untuk menjaga kondisi bakteri agar tidak mati serta menghitung jumlah koloni . Hasil pengaturan Suhu dan jumlah bakteri yang dihitung akan ditampilkan pada Seven Segment. Pada alat ini menggunakan rangkaian sensor suhu LM35, rangkaian driver blower, rangkaian penampil waktu, rangkaian driver buzer, rangkaian driver heater dan rangkaian mikrokontroller ATMEGA8535 dan bekerja dengan baik. 9 Dari pengukuran diperoleh tingkat kesalahan (error) pada timer 12 jam adalah 0,38 % dan timer 24 jam 0,16%. Sedangkan untuk suhu pada pemilihan 36°C diperoleh error 1,83% pada seven segment dan pada pemilihan 37°C diperoleh error 0,48% pada seven segment serta pemilihan 38°C diperoleh error pada seven segment sebesar 1,105%. Terdapat control suhu dan waktu untuk proses inkubasi yaitu suhu 36, 37, dan 38 derajat . Serta waktu 12 & 24 jam untuk waktu inkubasi. Saran Setelah dilakukan pembuatan modul dan pengujian hasil modul yang dibuat, agar lebih sempurna maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 5.2.1 Perancangan mekanik harus tepat dan baik, serta peletakannya juga harus diperhatikan. Penambahan kecepatan, agar dapat difungsikan secara lebih, tidak hanya dua kecepatan Penambahan system error Menggunakan design yang lebih menarik. 6. 7. 8. 9. 5.2 10. 11. 12. DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. Hendrawan Soebhakti, S.T.2007 .”Basic AVR Microcontroller Tutorial ATMEL ATMEGA 8535”. Batam :PoliteknikBatam Malvino, Paul Albert. 1996. PrinsipPrinsip Elektronika, Edisi Ketiga, Jilid 1.Erlangga, Jakarta nurzaman.2013.cara-membuat-biakanmurni-bakteri.http://nurzaman69.blogspot. com/2013/08/cara-membuat-biakanmurni-bakteri.html (diakses pada 30/08/2013) Triwiyanto. 2013. Praktikum Matakuliah Mikrokontroller.tutorialelectronic.com, Surabaya ------.------.definisi-pengertian-bakteri-ciriciri-dan-peranan-bakteri-bagi-kehidupanmanusia. http://organisasi.org/definisipengertian-bakteri-ciri-ciri-dan-perananbakteri-bagi-kehidupan-manusia (diakses pada 28/08/2013) 13. 14. 15. 16. 17. 18. ------.------.ESCHERICHIA_COLI. http://www.academia.edu/1752810/ ESCHERICHIA_COLI (diakses pada 28 /08/2013) ------.------.metode-pembiakan-bakteri http://www.slideshare.net/guest22b003/me tode-pembiakan-bakteri (diakses pada 02/09/2013) ------.------.artikel-inkubator-bakteri.html. http://www.dokteranak.net/arsip/ artikelinkubator-bakteri.html (diakses pada 02/09/2013) senutyokukuh.wordpress.com/2010/.../fun gsi-dari-peralatan-inokulasi/ (diakses pada 02/09/2013) ---------,2007,Elektronikaelaktronika.blogspot.co m, http://elektronikaelektronika.blogspot.com/ 2007/04/buzzer.html (diakses pada 15/09/2013) ------,2010,Teknik Membuat Biakan Murni, http://fenimikrobiologi.blogspot.com/2010/12/desinfektan.html (diakses pada minggu, 15 september 2013) ------.------.269-pengaruh-suhu-dan-lamainkubasi-terhadap-ketahanan-panas-dankomposisi-asam-lemak-membran-selstreptococcus-thermophilus-danlactobacillus-bulgaricus http://widyatan.com/index.php/arsip/artike l/pengolahan-hasil-pertanian/ (diakses pada 05/07/2014) ------. ----. Spesifikasi LM35, http://www.ti.com/ lit/ds/ symlink/lm35 (diakses pada rabu, 23 Oktober 2013) ------.------.2012, MOC3041, http://elektronikadasar.web.id/komponen/optoisolatormoc30/ (diakses pada minggu, 2 Maret 2014) ------.------.2005,SpesifikasiHeater, http://tehnikheatercentralindo.com/page8.p hp (diakses pada rabu, 23 Oktober 2013) ------.-----.TRIAC,http://id.wikipedia.org/ wiki/ TRIAC (diakses pada 20 april 2014) -----.-------.http://elektronikadasar.web.id/komponen/display-7segment/ (diakses pada rabu, 23 Oktober 2013) ------.------.http://ebelajarelektronika.com/bentuk-dan- 10 karakteristik-sensor-suhu-lm35/ (diakses pada sabtu, 20 Desember 2014) 19. ------.------.http://ebelajarelektronika.com/arsitekturmikrokontroler-avr-atmega-8535/ (diakses pada rabu, 24 Desember 2014) 11