KEPEMIMPINAN CHAPTER 14 KEPEMIMPINAN STRATEGIK DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN Dosen Pengampu: Dr. Joko Suyono, S.E., M.Si. Disusun oleh : Agung Prabowo S411708001 Muhammad Dimas S S411708016 MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2018 CHAPTER 14 KEPEMIMPINAN STRATEGIK DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN SIFAT KEPEMIMPINAN STRATEGIK Kepemimpinan strategik berkaitan dengan tujuan utama organisasi dan oleh karena itu memiliki fokus yang berbeda dengan kepemimpinan pada umumnya. Kepemimpinan strategik menekankan keseimbangan kebutuhan jangka pendek dan panjang dari organisasi untuk memastikan kesuksesan abadi organisasi. Kepemimpinan strategik adalah proses untuk menyediakan arahan dan inspirasi yang diperlukan untuk menciptakan atau mempertahankan suatu organisasi. Kepemimpinan strategik sendiri juga merupakan kompleks karakteristik pribadi, pola pikir, dan manajemen yang efektif yang semuanya terpusat pada kemampuan berpikir secara strategis. Aktivitas Kognitif Tingkat Tinggi dari Pemimpin Berpikir secara strategis membutuhkan keterampilan kognitif tingkat tinggi seperti kemampuan untuk berpikir secara konseptual, menyerap dan memahami beberapa kecenderungan dan menyatukan informasi yang didapat menjadi rencana aksi yang lugas. Kemampuan untuk memproses informasi dan memahami konskuensinya bagi organisasi dalam interaksi dengan lingkungan sering disebut sebagai pemikiran sistem. Mengumpulkan Banyak Masukan untuk Merumuskan Strategi Ahli teori strategi Gary Hamel mempunyai alasasan bahwa imajinasi lebih langka daripada sumber daya. Sebagai akibatnya seorang pemimpin harus melibatkan ratusan atau mungkin ribuan suara baru dalam proses strategi jika seorang pemimpin ingin meningkatkan peluang dalam melihat masa depan. Disisi lain mengumpulkan banyak masukan memiliki manfaat tambahan dalam membangun moral demi merumuskan suatu strategi. Mengantisipasi dan Menciptakan Masa Depan Komponen utama kepemimpinan adalah pengaturan arah yang melibatkan antisipasi dan terkadang menciptakan masa depan untuk perusahaan. Wawasan tentang hari esok dapat mengambil banyak bentuk seperti perkiraan pemimpin yang lebih akurat tentang preferensi konsumen, permitaan pelanggan dan campuran keahlian yang dibutuhkan untuk mengoperasikan organisasi di kemudian hari. Ide merupakan cara untuk mengantisipasi dan menciptakan masa depan yang menggaris bawahi strategi kontribusi dalan membuat perusahaan bisnis yang macet dapat bergerak maju. Pemikiran Revolusioner dan Kontrarian Untuk menjadi pemimpin industri, pemimpin perusahaan harus berpikir dalam istilah revolusioner atau membuat suatu perubahan. Pakar strategi Michael Porter setuju dengan aspek revolusioner dari strategi bisnis dengan menekankan bahwa komponen kunci dari strategi adalah dengan sengaja memilih untuk menjadi berbeda. Menjadi berbeda kadang-kadang mengacu pada konsep masa depan bisnis yang luas dan elegan. Menciptakan Visi Mengartikulasikan visi yang jelas membantu membuat beberapa perusahaan keluar dari kertepurukan ketika para pendiri perusahaan mencari pendanaan dari investor. Hal ini dicontohkan oleh pendiri Google yang tidak memiliki rekam jejak dalam berbisnis namun hal tersebut di patahkan dengan visi mereka yang kuat dalam mendirikan sebuah perusahaan. Berangkat dari situlah para investor kemudian bersedia menanamkan uangnya untuk membangun perusahaan Google. MELAKUKAN ANALISIS SWOT Analisis SWOT merupakan upaya untuk memberi pengaruh nyata dalam interaksi antara karakteristik khusus unit organisasi dan lingkungan eksternal atau pasar dimana perusahaan berkompetisi. Kekuatan Internal Yang ditekankan dalam langkah ini adalah menilai dampak positif pada penerapan rencana yang dilakukan. Hal tersebut dicontohkan seperti perusahaan yang memiliki lokasi geografis yang menguntungkan yang membuat perusahaan lebih mudah diakses oleh pelanggan daripada perusahaan pesaing. Faktor kekuatan lain mungkin adalah investasi dalam peralatan canggih yang telah tersedia pada masa kini. Kelemahan Internal Dalam hal ini pengembang strategi harus dapat melihat secara saksama faktor-faktor dalam perusahaan yang dapat berdampak negatif pada rencana yang telah diajukan. Seperti mempertimbangkan risiko mengejar tindakan tertentu, sebagai contoh kerja subkontrak ke negara dengan upah rendah (outsourcing). Pemimpin harus dapat memeriksa kelemahan dari prespektif internal dan eksternal. Peluang Eksternal Tujuan dari langkah ini adalah untuk menilai faktor-faktor sosial ekonomi, politik, lingkungan, dan demografi antara lain untuk memperkirakan manfaat apa yang dapat diambil oleh perusahaan. Peluang yang bermanfaat dapat berasal dari peristiwaperistiwa sebagai berikut: - Perubahan teknologi dan pasar pada skala yang luas dan sempit. - Perubahan dalam kebijakan pemerintah yang terkait dengan bidang perusahaan. - Perubahan dalam pola sosial, profil populasi, gaya hidup, dan sebagainya. Ancaman Eksternal Tujuan dari langkah ini adalah untuk menilai dampak negatif yang mungkin timbul dari faktor sosial politik, lingkungan, dan demografi sosial pada perusahaan. SAMPLING STRATEGI BISNIS YANG DITETAPKAN OLEH PEMIMPIN Strategi-strategi berikut merupakan strategi generik yang didukung oleh Michael Porter. Adapaun strategi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Diferensiasi Strategi diferensiasi berusaha menawarkan produk atau layanan yang dirasakan pelanggan berbeda dengan alternatif yang tersedia. Perusahaan dapat menggunakan iklan, layanan luar biasa atau teknologi terbaru untuk mendapatkan persepsi keunikan ini. 2. Kepemimpinan Biaya Strategi dasar adalah menghasilkan produk atau jasa dengan biaya rendah untuk menurunkan harga jual dan mendapatkan pangsa pasar. Sebagai contoh Wal-Mart yang merupakan pemimpin dengan biaya kepemimpinan karena daya beli perusahaan memungkinkannya untuk menerima konsesi harga besar dari pemasok. 3. Fokus atau Ceruk Dalam strategi fokus, organisasi berkosentrasi pada pasar regional atau kelompok pembeli tertentu. Untuk mendapatkan pangsa pasar, perusahaan akan menggunakan pendekatan diferensiasi atau pendekatan kepemimpinan biaya di pasar yang ditargetkan. 4. Kualitas Tinggi Strategi bisnis dasar adalah menawarkan barang atau jasa dengan kualitas lebih tinggi daripada yang dilakukan pesaing. Salah satu alasan bahwa kualitas digolongkan sebagai strategi adalah bahwa kualitas berkontribusi terhadap keunggulan kompetitif dalam hal biaya dan diferensiasi. 5. Imitasi Jika perusahaan tidak bisa menjadi imajinatif, mengapa tidak meniru dari yang terbaik? Produsen perangkat digital populer seperti kamera digital dan telepon seluler menggunakan strategi imitasi. Perusahaan menunggu waktu yang tepat untuk memperkenalkan harga yang lebih rendah dibandingkan pesaing. Benchmarking adalah bentuk pembelajaran dengan menonton. Satu perusahaan memancarkan praktik terbaik dari perusahaan lain, biasanya tanpa mencuri ide pokok atau layanan dari perusahaan lain. 6. Aliansi Strategis Strategi bisnis modern adalah dengan membentuk aliansi atau berbagi sumber dengan perusahaan lain untuk mengeksploitasi peluang pasar. 7. Pertumbuhan melalui Akuisisi Akuisisi disini adalah strategi standar perusahaan dalam pertumbuhan dalam bentuk membeli perusahaan lain. Perumbuhan ukuran adalah penting, tetapi perusahaan sering membeli perusahaan lain dikarenakan untuk memperoleh teknologi baru atau penyelesaian lini produk tertentu. 8. Kecepatan Tinggi dan Strategi Penggerak Pertama Manajer dengan kecepatan tinggi fokus pada kecepatan dari semua kegiatan bisnis mereka, termasuk pengembangan produk, tanggapan, dan layanan pelanggan. Mengetahui “waktu adalah uang”, manajer memilih waktu sebagai sumber daya yang kompetitif. Penting untuk menempatkan produk ke pasar dengan cepat karena kompetitor mungkin tiba di pasar lebih dulu atau mungkin menempatkan produk atau layanan mereka lebih cepat. 9. Produk dan disversifikasi global Strategi bisnis secara alami menawarkan berbagai produk dan jasa untuk dijual menlintasi batas untuk meningkatkan peluang pasar. Sebagai contoh adalah coca cola yang melakukan diversivikasi produk. Saat ini coke meraih 75% penghasilan mereka dari luar Amerika Serikat. 10. Sticking to core competencies Banyak perusahaan percaya bahwa mereka akan berhasil jika mereka fokus pada aktifitas-aktifitas yang mereka kinerjakan dengan baik- atau dengan kata lain berfokus pada kompetensi inti mereka. 11. Kepemimpinan merek Kesuksesan mengembangkan reputasi merek dapat tergantung dari strategi bisnis. Dengan membangun reputasi merek, manajemen senior akan terbantu dalam pencapaian kesuksesan perusahaan secara finansial 12. Menciptakan permintaan dengan mengatasi masalah Ide sederhana yang menjadi cara terbaik untuk menjual adalah menawarkan pemecahan masalah menjadi strategi bisnis. 13. Keunggulan kompetitif melalui mempekerjakan talenta berbakat Strategi yang kuat dalam memperoleh keunggulan kompetitif adalah dengan membangun organisasi dengan talenta yang termotivasi dengan baik pada setiap levelnya. Salah satu hal yang penting dalam membangun perusahaan yang kuat adalah mencari dan menjaga talenta terbaik yang mereka miliki. Seluruh strategi impresive tersebut diatas memiliki dampak yang terbatas kecuali jika diterapkan dengan benar, artinya manajemen yang efektif harus di dukung oleh kepemimpinan yang stratejik. Seperti yang telah dibahas pada bab 4 sebelumnya, visi harus diikuti dengan eksekusi Manajemen pengetahuan dan organisasi pembelajar Dorongan lain oleh pemimpin adalah membantu organisasi untuk beradaptasi pada lingkungan dengan membantu pekerja dan organisasi menjadi pembelajar yang lebih baik. Untuk menyelesaikan hal tersebut, pemimpin memanajemen pengetahuan dan mengolah (membudayakan) organisasi pembelajar. Manajeme pengetahuan (knowledge management) adalah tentang usaha untuk mengembangkan (improve) bagaimana pengetahuan diciptakan, disampaikan, dan diaplikasikan. Ketika pengetahuan telah dimanajemen dengan efektif, informasi dibagikan sesuai kebutuhan baik itu dalam bentuk cetakan maupun dalam bentuk data elktronik, atua juga dalam otak pekerja. Manajemen pengetahuan membantu dalam terciptanya organisasi pembelajar- salah satunya adalah kemampuan untuk menciptakan, mendapatkan, dan mentransfer pengetahuan dan memodifikasi perilaku ynag merupakan cerminan pengetahuan dan insight baru. Manajemen Pengetahuan (knowledge management) Manajemen pengetahuan adalah terkait budaya yang berfokus pada pembagian pengetahuan. Memanajemen pengetahuan merupakan fungsi kepemimpinan yang penting karena sangat sedikit organisasi yang menggunakannya dalam colective wisdom dari seluruh pekerja. Kebanyakan pengetahuan dalam organisasi ada pada pekerja atau berada dalam dokumen yang tidak semua pekerja dapat mengaksesnya. Manajemen pengetahuan memiliki 3 komponen, dikemukakan oleh Thomas Devenport, Laurance pruscak, dan Bruce strong. Pertama, knowledge creation, digunakan untuk memicu inovasi, program untuk menciptakan pengetahuan, mengumpulkan ide, insight, dan inovasi dari berbagai sumber seperti pelanggan, partner bisis, hingga staff RnD. Komponen kedua adalah Knowledge dissemination, penyebaran pengetahuan melalui teknologi informasi. Metode sharing pengetahuan melaui intranet perusahaan, portal web, dan database. Informasi dikumpulkan dan dapat diakses oleh pekerja. Dan terakhir adalah Knowledge aplication. Banyak perusahaan telah menemukan langkah atau carauntuk mendorong pekerja meng-apply pengetahuan baik dalam bentuk mentoring, on job training, dan workshop. Format umum program manajemen pengetahuan Sistem manajemen pengetahuan terkadang mengambil bentuk sistem berbasis komputer untuk mengumpulkan dan mengorganisir informasi yang berpotensi dapat berguna. Lainnya lagi banyak sistem yang efektif bergantung pada pertukaran informasi antar orang. Pada perusahaan yang memanfaatkan teknologi, metode dasar yang biasa digunakan aadalah email, telefon, dan komunikasi lainnya berbasis web. Bahkan saat ini memungkinkan untuk bertanya secara daring pada peneliti atau orang yang bisa memberi solusi sehingga sharing pengetahuan dapat lebih berhasil. Penerapan manajemen pengetahuan yang terdepan saat ini telah dapat mengirim informasi seketika dibutuhkan (just in time). Customer service HP dan Dell bekerja dengan sistem komputer yang memberikan mereka akses informasi seketika yang membantu mereka dalam merespon masalah yang dihadapi pelanggan pelanggan. Namun sebaik dan semaju apapun teknologi yang tersedia untuk manajemen pengetahuan, itu hanya dapat berjalan dengan baik pada organisasi yang memiliki budaya yang pro akan pengetahuan dan menyebarkannya. Subkultur organisasi turut membentuk asumsi terkait pengetahuan, misaknya departemen keuangan mugkin tidak begitu penting untuk menonton tayangan MTV, beda halnya dengan departemen merchendising yang dapat menonton siaran tersebut untuk memahami tren yang ada saat ini. Potensi jebakan dalam program manajemen pengetahuan Tantangan terbesar yang harus dihadapi pemimpin dalam mengembangkan knowledge sharing adalah kecendrungan manusia untuk merahasiakan/menjaga ide terbaik mereka. Faktor lainnya adalah kecendrungan orang untuk membagikan idenya pada orang secara langsung dibanding menaruhnya di database. Banyak informasi yang berguna namun tidak dikategorisasikan. Selain itu, tindakan hanya memasukkan informasi ke dalam database menghilngkan percikan intuisi yang didapat dari komunikasi dua arah. Program manajemen pengetahuan biasanya mendapat hasil yang bagus diawal, naum semakin menurun seiring berjalannya waktu. Salah satu sebabnya adalah tim manajemen pengetahuan pertama telah mengeeluarkan seluruh pengetahuan yang paling berguna. Alasan lainnya adalah pekerja menjadi terlalu bergantung pada database yang dikembangkan oleh manajemen pengetahuan dalam mengatasi masalah. Organisasi Pembelajar (The Learning Organization) Menurut Peter Senge, organisasi pembelajar dapat dilihat sebagai grup pekerja bersama meningkatkan kapasitas mereka dalam menciptakan hasil yang bernilai. Kepemimpinan organisasional harus berinisiasi menciptakan kondisi yang dapat menambah kapasitas pembelajaran. Saat ini bahkan beberapa perusahaan mengangkat Chief Knowledge Officer (CKO). Posisi ini dirasa penting oleh beebrapa perusahaan karena memandang human skill, intuisi, dan wisdom sebagai sumber daya yang penting. Dalam memanajemen organissai pembelajar, strategikepemimpinan yang paling efektif adalah model transformasional dan transaksional. sebagai pemimpin transformasional, manajer menginspirasi pekerja dengan visi sharing pengetahuan dan belajar dari kesalahan. Dan sebagai peimpin transaksional, dapat memberikan penghargaan bagi setiap sharing pengetahuan yang dilakukan. Sebagai awal, pemimpin level atas dapat menciptakan niat strategis untuk belajar dan selanjutnya organisasi pembelajar menjadi mesin untuk meraih keunggulan kompetitif. Selanjutny adalah menciptakan visi berbagi dan anggota organisasi mengembangkan tujuan bersama dan berkomitmen untuk tetap belajar. Pada organisasi pembelajar, pekerja diberdayakan untuk membuat keputusan dan melihat perbaikan berkelanjutan. Idenya adalah mengembangkan komunitas belajar dimana setiap pekerja percaya bahwa ia dapat berkontribusi lebih pada organisasi. Pada gambaran besarnya pemimpin harus mendorong gambaran kecil dari personal mastery of the job. Ketika anggota tim memperoleh personal mastery of the job mereka, mereka berkontribusi pada tim pembelajar dan menjadi bagian penting dari organisasi pembelajar. Pusat tim pembelajar pada pemecahan masalah kolektif dimana tiap anggota secara bebas memberikan opini dan informasi untuk memfasilitasi pemecahan masalah. Action learning, atau belajar dari pada permasalahan yang benar-benar terjadi merupakan bagian yang fundamental dalam organisasi pembelajar. Dan selanjutnya Learning from failure (belajar dari kesalahan) sangat berkontribusi. Kegagalan yang didapat harus dianalisa agar tidak terjadi kesalahan yang sama dikemudian hari. Mendrong percobaan yang berkelanjutan menjadi praktik penting lainnya dalam merakit strategi pembelajaran. Pemeimpin mendorong untuk belajar dari kompetitor, pelanggan, pemasok, dan unit lain dalam organisasi. Agar dapat berjalan dengan lancar, pekerja dalam organisasi penting untuk memiliki kemampuan politis dalam membuat koneksi dan mempengaruhi orang lain. Dan persfektif terakhir dalam membangun organisasi pembelajar adalah pemimpin harus dapat mendorong anggota organisasi untuk berfikir kreatif- membayangkan berbagai kemungkinan yang belum ada. Organisasi juga tidak dapat hanya bergantung pada CKO semata dalam pengelilaan pengetahuan namun seluuh proses pengetahuan harus tertanam pada seluruh posisi manajer lini.