+ FISIOLOGI PENCIUMAN DAN PENGECAPAN Dr. Agus Santosa, SpTHT-KL.,MARS.,FICS. + Dr. Agus Santosa, SpTHT-KL., MARS.,FICS. Pendidikan Kursus FK UNUD ( 1989 – 1996) PPDS I THT FK Unud ( 2003 - 2007) S2 KARS FKM UI (2012 – 2014) Kursus Alergi dan Imunoterapi (Medan 2008) Basic FESS Course Semarang (2012) Basic JiFESS Course (Jakarta 2013) Basic FESS Course Surabaya (2014) Advance FESS Course Chulalonkorn University Bangkok (2016) Advance Temporal Bone Dissection Perhati Bali (2016) Cochlear Implant Course Chennai India (next June 2017) + Pengalaman Kerja Dokter PTT Puskesmas Kediri III (1997 – 2000) Ketua KJKI Bali Medik (1999-2002) Wakil Direktur Pelayanan Medis Bros Hospital (2010 – 2012) Konsultan THT Prima Medika Hospital (2007-2010) Konsultan THT RSU Puri Raharja (2007-sekarang) Konsultan THT Bros Hospital (2010-sekarang) Konsultan THT Siloam Hospital (2012-sekarang) Sekretaris Komite Medik Bros Hospital (2010-2012) Kepala KSM THT-KL Bros Hospital (2012 sd sekarang) KEPUSTAKAAN + Adams GL, Boies LR, Higler PA., 1997. Buku Ajar Penyakit THT . Boies Fundamentals of Otolaryngology. Ed 6th . WB Saunders Company. Philadelphia. Cho SH.,2014. Clinical Diagnosis and Treatment of Olfactory Dysfunction. Department of Otorhinolaryngology-Head and Neck Surgery, Hanyang University College of Medicine, Seoul, Korea. Hanyang Med Rev 2014;34:107-115. available at http://dx.doi.org/10.7599/hmr.2014.34.3.107. downloaded 5 April 2017 Huriyati E, Budiman BJ, Nelvia T. Gangguan fungsi penghidu dan pemeriksaannya. Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang/RSUP Dr. M. Djamil Padang. Available at https://www.scribd.com/doc/188879419/Gangguan-fungsi-penghidu-danpemeriksaannya-new-2-pdf. Downloaded at 5 April 2017 Kveton JF., Bartoshuk LM., 2001. Taste. Head And Neck Surgery-Otolaryngology. Bailey BJ. Third edition. Lipipincot Williams and Wilkins. Philadelpia. P. 509-20 Mayet AY.,200). Loss of Smell (Anosmia) and Taste (Ageusia) in a Patient Treated with Pegylated Interferon Alfa and Ribavirin. Gastroenterology Department. King Khalid University Hospital, Riyadh Saudi Arabia. Case Report. Current Therapeutic Research.Vol. 68. No 4.Case Report. Available at http://faculty.ksu.edu.sa/58828/Publications/anosmia.pdf. downloaded 5 April 2017 Mangunkusumo E., 2001. Gangguan Penghidu. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Buku Ajar Ilmu Kesehatan. Edisi Kelima. FKUI. Hal. 130-1. Rifansyah M., 2009. Indra Pengecapan. Universitas Negeri Malang. Fakultas Ilmu pendidikan. Available at http://psikologi.or.id/mycontents/uploads/2010/10/indra-pengecapan.pdf. Downloaded at 5 April 2017 Sukardi E.,1985. Sistem Saraf Pembau. Neuroanatomica Medica. Universitas Indonesia. P. 307-8 + LEARNING TASK Anatomi hidung Reseptor olfaktorius Jalur olfaktorius Diskriminasi olfaktorius Anatomi lidah Reseptor pengecapan Jalur pengecapan Diskriminasi pengecapan + Pendahuluan Penciuman rasa dan proses mengecap memori dan emosi Gangguan penghidu > usia lanjut terganggunya memori dan emosi. Dalam population-based study : prevalensi gangguan penghidu 19,1% 13.3% dengan hiposmia dan 5.8% dengan anosmia + Insiden gangguan penghidu Amerika Serikat 1,4% dari jumlah penduduk. Di Austria, Switzerland, dan Jerman sekitar 80.000 penduduk/tahun keluhan gangguan penghidu. + * Fungsi Hidung Lokasi epitel olfaktorius Saluran udara menuju traktus respiratorius bagian bawah Mempersiapkan udara inspirasi Organ yang mampu membersihkan dirinya sendiri Resonator dalam fonasi + Anatomi Hidung Struktur hidung luar : paling atas kubah tulang tak dapat digerakkan dibawahnya terdapat kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan paling bawah adalah lobolus hidung yang mudah digerakkan + Hidung Luar Puncak hidung apeks. Batang nasi) hidung (dorsum Kolumela membranosa Lateral dari kolumela nares anterior (nostril) Ala nasi sisi latero superior Dasar hidung sisi inferior + Hidung luar Dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan Dilapisi kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil Hidung dalam Membentang dari os internum disebelah anterior koana di posterior Memisahkan dengan nasofaring. + Rongga hidung (kavum nasi) Terowongan dari depan kebelakang Septum nasi kavum nasi kanan dan kiri. Lubang kavum nasi bagian depan Nares anterior Lubang belakang (nares posterior) Koana + Vestibulum Sesuai ala nasi, tepat dibelakang nares anterior. Dilapisi kulit dg kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang (vibrise). Kavum nasi dinding medial, lateral, inferior dan superior. + Septum Nasi Dinding medial hidung. dibentuk oleh tulang dan tulang rawan. Dinding lateral konka superior, konka media dan konka inferior. + Meatus Medius Meatus medius celah yang penting lebih luas dibandingkan dengan meatus superior. Muara dari sinus maksila, frontal dan sinus etmoid anterior. Infundibulum. Hiatus semilunaris Prosesus unsinatus + Perdarahan hidung 1. Arteri Etmoidalis anterior 2. Arteri Etmoidalis posterior cabang a. oftalmika 3. Arteri Sfenopalatina, cabang terminal a. maksilaris interna dari a. karotis eksterna. + * Gangguan Penghidu Tidak dapat mendeteksi kebocoran gas Tidak dapat membedakan makanan basi Mempengaruhi selera makan Mempengaruhi psikis dan kualitas hidup. + Anatomi dan Fisiologi Bagian yang terlibat neuroepitel olfaktorius bulbus olfaktorius korteks olfaktorius + + Jalur Olfaktorius Bulbus Olfaktorius Korteks Olfaktorius + PERSYARAFAN HIDUNG Bagian depan dan atas n. etmoidalis anterior cabang dari n. nasosiliaris dari n. oftalmikus. Saraf sensoris hidung cabang oftalmikus dan cabang maksilaris n. trigeminus. + Cabang pertama n.trigeminus (n. oftalmikus) memberikan cabang nervus nasosiliaris bercabang lagi menjadi n. etmoidalis anterior, etmoidalis posterior dan n. infratroklearis. + N.Olfaktorius lamina kribosa (permukaan bawah bulbus olfaktorius) berakhir pada reseptor penghidu mukosa olfaktorius (sepertiga atas hidung) N. Trigeminus sensoris Saraf terminal (N O) dan organ vomeronasal + Gangguan Penghidu Kemampuan penghidu didefinisikan sebagai normosmia Anosmia yaitu hilangnya kemampuan menghidu. Agnosia yaitu tidak bisa menghidu satu macam odoran. Parsial anosmia yaitu ketidak menghidu beberapa odoran tertentu. Hiposmia menghidu kualitas mampuan yaitu penurunan kemampuan baik berupa sensitifitas ataupun penghidu. + Disosmia yaitu persepsi bau yang salah, termasuk parosmia dan phantosmia. Parosmia yaitu perubahan kualitas sensasi penciuman, sedangkan Phantosmia yaitu sensasi bau tanpa adanya stimulus odoran/ halusinasi odoran. Presbiosmia yaitu gangguan penghidu karena umur tua. + Gangguan sistem olfaktorius dapat bersifat konduktif atau sensorineural Gangguan konduktif kelainan pada transmisi stimulus odoran menuju reseptor pada silia sel olfaktorius. Gangguan sensorineural kelainan pada jaras saraf yang menghantarkan impuls odoran menuju sistem saraf pusat + Gangguan Penghidu Konduktif : Inflamasi (rinitis,alergi,rinosinusitis) Massa (polip hidung, papiloma, dan keganasan) Kelainan kongenital (kista dermoid,ensefalokel) Riwayat laringektomi/trakeoktomi, penurunan aliran udara menuju hidung dan melewati membran olfaktorius. + Gangguan Penghidu Sensorineural : Inflamasi pada saraf (infeksi virus yang merusak sel olfaktori, sarkoidosis, granulomatosis Wegener, dan multiple sclerosis) Kelainan kongenital Gangguan endokrin Trauma kepala Obat-obatan (alkohol, nikotin, dan zinc) Usia penurunan jumlah sel mitral pada bulbus olfaktorius Penyakit degeneratif pada SSP (Parkinson, Alzheimer, dan lain-lain) + Penyebab Gangguan Penghidu Gangguan transport odoran Pengurangan odoran ke epitelium olfaktorius. Gangguan sensoris Kerusakan pada neuroepitelium olfaktorius Misalnya inflamasi kronik dihidung. Misalnya infeksi saluran nafas atas / polusi udara toksik. Gangguan saraf Kerusakan bulbus olfaktorius dan jalur sentral olfaktorius. Misalnya penyakit neurodegeneratif / tumor intrakranial + Penyakit gangguan penghidu : Sinonasal disease rinosinusitis kronik rinitis alergi Deviasi septum Post viral Trauma Toksin Obat2an + Obat Gangguan Penghidu Amikacin Auranofin Captopril Colchicine Diltiazem Gold Levodopa Methimazole Nifedipine Phenytoin Tricyclic antidepressants ACE = angiotensinconverting enzyme. Amitriptyline Blockers Cisplatin Corticosteroids (nasal) Enalapril Imipramine Lithium Methotrexate Nortriptyline Propylthiouracil Vincristine ACE-inhibitors Candesartan Clozapine Doxycycline Fluvastatin Interferon α β- + Evaluasi Anamnesa (onset dan derajat gangguan), faktor resiko, riwayat keluarga, riwayat trauma Pemeriksaan fisik (Rinoskopi anterior dan posterior), nasoendoskopi Ronsen hidung, CT/ MRI Pemeriksaan penghidu. Pemeriksaan elektrofisiologis fungsi penghidu. Biopsi neuroepitel olfaktorius. kemosensoris + Penanganan Gangguan Penghidu Terapi underlaying causes Medikamentosa (steroid) Terapi bedah Fisioterapi (Olfactory training) + Gangguan Pengecap + ANATOMI LIDAH Massa jaringan pengikat diliputi oleh membran mukosa. Kartilago akarnya pada bagian posterior cavum oris dekat katup epiglotis. Penting untuk indra pengecap. + Pembagian Lidah Radiks lingua (pangkal lidah) Dorsum lingua (punggung lidah) Apeks lingua (ujung lidah) + Sistem pengecap (gustatory) terdapat di lidah. Taste buds : Reseptor perasa untuk membedakan rasa Reseptor diganti dengan reseptor baru setiap 10 hari sekali. Papilla : lapisan mukosa yang menutupi bagian atas lidah. permukaannya tidak rata. Ada reseptor untuk membedakan rasa makanan. Jika papilla (-) lidah tidak sensitif terhadap rasa. + Papilla Papilla filiformis, tonjolan seperti benang halus (dibagian depan lidah). Papilla fungiformis, tonjolan seperti kepala jamur (dibagian depan dan sisi lidah). Papilla circumvalata, tonjolan berbentuk bulat (huruf V terbalik) dibagian belakang lidah. + * Indera Pengecap Manis : Pada puncak atau ujung lidah Asin : Pada tepi lidah (samping kiri dan kanan) Asam :Pada tepi lidah (samping kiri dan kanan) Pahit : Pada pangkal lidah + Mekanisme pengecap-penghidu Substan tercium dihantarkan keatas kavum nasi (orthonasal olfaction). Dikunyah-ditelan-kontak dengan titik kecap dilidah, tenggorok dan palatum. Kebelakang palatum-kavum nasi (retronasal olfaction)celah olfaktori di puncak kavum nasi + Tiga saraf yang berperan : N. VII (chorda timpani) 2/3 anterior lidah N. IX bagian bawah lidah N. X faring dan laring Dalam medulla oblongata traktus solitarius Thalamus (nukleus ventroposterior) proyeksi pengecap di korteks + Kemampuan Mengecap : Faktor Individual, Nilai Ambang. Mis: seseorang yang sedang sakit. Tergantung dari kebiasaan seseorang. Konsentrasi, Mis: makan satu mangkok garam, (-) asin pertama kali. + Kelainan Indera Pengecap : Ageusia : Ketidakmampuan mengenali rasa. Hipogeusia : kehilangan sebagian pengecapan (kualitas dan lokasi) Lekopalakia : Bercak putih tebal pada permukaan lidah. perokok berat. Glositis : Peradangan lidah menahun (kronis). Gejala: benjolan dan lendir yang menutupi lidah. Orang dg gangguan pencernaan atau infeksi gigi. Lidah lembek dan pucat dibagian pinggirannya. + DIAGNOSIS Tes pengecap : Asin (NaCl) Manis (Sukrose) Asam (Asam sitrat) Pahit (Quinine Hcl/ Quinine sulfat) + PENANGANAN Obati penyakit dasar, mis : Penyakit ginjal dialisis (toksin uremik) Diabetes neuropati Psikoterapi + TERIMA KASIH