Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 PENDAYAGUNAAN PMS UNTUK MEMBANGUN SATU PROTOTIPE SISTEM INFORMASI PARIWISATA Surya Afnarius Teknik Elektro, Universitas Andalas s_afnarius@yahoo.com ABSTRAK PMS adalah satu model perangkat lunak Multimedia Sistem Informasi Geografi (SIG) yang bersifat dinamik dengan menggunakan konsep HyperMap dan satu basis data pengintegrasian yang menjaga hubungan data spatial dan elemen-elemen multimedia. Model ini dikembangkan dengan pendekatan SIG di dalam multimedia dan mengikuti kaedah pengembangan sistem yang dikemukakan oleh Redmond-Pyle dan Moore (1995). Kedinamikan adalah perbedaan yang nyata sekaligus kelebihan PMS dari sistem-sistem sebelumnya, seperti yang dibangun oleh Mertikas (1997), Nahle dan Moghrabi (1997) dan Siekierska (1998). Dengan adanya kelebihan PMS ini, pendayagunaan PMS untuk sistem informasi pariwisata adalah satu kebutuhan, terutama untuk membangun industri pariwisata di Indonesia. Kajian yang dilaporkan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan PMS dengan berbagai fungsi pariwisata, sehingga nantinya PMS mampu bertindak sebagai satu sistem informasi pariwisata. Fungsi-fungsi pariwisata yang telah dikembangkan adalah (1) pengaktifan lapisan-lapisan objek dan fasilitas wisata, (2) penelusuran informasi tentang objek dan fasilitas wisata dan (3) pencarian objek dan fasilitas wisata. Dalam membangunkan fungsi-fungsi pariwisata itu, telah digunakan Ms Visual basic versi 6.0, MapOjects, Ms Access 2002, Ms HTML dan windows Media versi 7.0. Selain itu, untuk penyiapan data spatial dan elemen-elemen multimedia juga digunakan beberapa perangkat lunak/keras pendukung, seperti : Scanner, Video editing, Frontpage, MapInfo versi 5.0. Sebagai aplikasi daripada PMS yang telah ditingkatkan kemampuannya ini, kajian ini mencoba data pariwisata kota Bukittinggi, Sumatera Barat sebagai sumber data dan juga sebagai kajian kasus. Satu peta kota Bukittinggi yang didalamnya terdapat objek wisata Jam Gadang dan Ngarai Sianok didijitasi dengan menggunakan MapInfo versi 5.0. Gambar-gambar objek wisata yang ada di kota Bukittinggi di scanning dengan menggunakan scanner. Dua video tentang Jam Gadang dan Ngarai Sianok diproses ulang. Keterangan-keterangan mengenai objek wisata diubah ke dalam bentuk HTML. Hasil daripada kajian ini merupakan satu prototipe sistem informasi pariwisata kota Bukittinggi. Dari percobaan yang telah dilakukan didapati bahwa fungsi-fungsi pariwisata yang telah dikembangkan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Kata kunci : Sistem Informasi Pariwisata, Multimedia dan SIG. 1 Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 BAB I PENDAHULUAN Satu model perangkat lunak hasil integrasi Multimedia dan SIG yang bersifat dinamik menggunakan konsep HyperMap telah dikembangkan. Model itu disebut Pengintegrasian Multimedia dan Sistem Informasi Geografi (PMS). PMS ini merupakan hasil dari penelitian Dosen Muda (BBI) tahun anggaran 2000/2001 (Afnarius dan Syukur, 2001). PMS dikembangkan dengan pendekatan SIG di dalam multimedia dan mengikuti kaedah pengembangan sistem yang dikemukakan oleh Redmond-Pyle dan Moore (1995). 1.1 Latar Belakang Presiden Megawati ketika meresmikan ASEAN Tourism Forum (ATF) di Yogjakarta 25 Januari 2002 mengatakan bahwa peranan industri pariwisata bagi ekonomi kerakyatan di Indonesia sangat besar (Widibyo, 2002). Karena besar pengaruhnya terhadap ekonomi kerakyatan ini, Presiden mengajak semua pihak untuk membangun industri pariwisata. Pemerintah telah menargetkan kunjungan wisata ke Indonesia sebanyak 5.8 juta orang pada tahun 2002 ini. Dengan kunjungan wisatawan sebanyak itu, ditargetkan pula devisa sebanyak US$ 5.8 Milliar. Untuk mencapai target itu, Indonesia dengan slogan My Indonesia, Just a Smile Away dipromosikan dengan gencar. Menurut Widibyo (2002), dana sebanyak Rp. 137 Milliar telah disiapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk pemasaran dan promosi. Ini menunjukkan betapa pentingnya industri pariwisata bagi Indonesia. Salah satu media yang sesuai untuk pemasaran dan promosi parawisata Indonesia dan sesuai pula dengan kemajuan teknologi adalah Sistem Informasi Geografi (SIG) dan Multimedia. Menurut Steinmetz dan Nahrstedt (1995), Olenderek et.al. (1997) dan Kraak dan Driel (1997), multimedia dengan kemampuan integrasi media kontinu dan diskrit dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan SIG dalam hal visualisasi. Menurut Clarke (1997), Multimedia SIG merupakan teknologi SIG dimasa depan. Menurut Moreno-Sanchez et.al. (1994), dari aplikasi multimedia SIG yang ada terlihat bahwa aplikasi itu dibangun untuk suatu tujuan tertentusaja. Sebagai contohnya dapat dilihat pada perangkat lunak Minotauros (Mertikas,1997), Territorial Evolution of Canada (Siekierska,1998) dan Athena (Georgia et. al.,1994). Program-program itu 2 Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 tidak dinamik, sehingga tidak dapat digunakan untuk aplikasi yang lain. Kedinamikan adalah perbedaan yang nyata sekaligus kelebihan PMS dari sistem-sistem sebelumnya. Karena itu, PMS ini perlu dikembangkan untuk membangun satu prototipe sistem informasi pariwisata. Adapun bentuk antarmuka PMS hasil dari penelitian Dosen Muda (BBI) tahun anggaran 2000/2001 itu dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1 : Pengintegrasian Multimedia dan Sistem Informasi Geografi 1.2 Pernyataan Masalah Masalah bagi kajian ini adalah bagaimana meningkatkan kemampuan PMS dengan berbagai fungsi pariwisata ? Sehingga nantinya PMS mampu bertindak sebagai satu sistem informasi pariwisata. Fungsi-fungsi pariwisata yang dimaksudkan itu adalah (1) pengaktifan lapisan-lapisan objek dan fasilitas wisata, (2) penelusuran informasi tentang objek dan fasilitas wisata dan (3) pencarian objek dan fasilitas wisata. 1.3 Tujuan dan Objektif Kajian Kajian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan PMS dengan berbagai fungsi pariwisata, diantaranya (1) pengaktifan lapisan-lapisan objek dan fasilitas wisata, (2) penelusuran informasi tentang objek dan fasilitas wisata dan (3) pencarian objek dan fasilitas wisata. Untuk mencapai tujuan ini, maka objektif kajian adalah (i) membangun kembali antarmuka pemakai 3 Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 PMS, (ii) membangun ketiga fungsi pariwisata yang disebut di atas (iii) menguji PMS yang telah ditingkatkan kemampuannya dengan data peta Kota Bukittinggi. 1. 4 Metodologi Kajian Kajian yang dilakukan adalah berbentuk “Applied development” atau kajian “Tactical”. Untuk mencapai objektif kajian, metodologi rekabentuk (design) sistem yang dikemukakan oleh Redmond-Pyle dan Moore (1995) dipilih untuk digunakan. Metodologi ini terdiri dari lima langkah, yaitu (i) pendefinisian kembali PMS untuk ketiga fungsi pariwisata, (ii) rekabentuk antarmuka pemakai PMS untuk ketiga fungsi pariwisata, (iv) rekabentuk sistem PMS untuk ketiga fungsi pariwisata, (v) pembangunan PMS dan (vi) pengujian PMS. Dalam membangunkan fungsi-fungsi pariwisata itu, digunakan Ms Visual basic versi 6.0, MapOjects, Ms Access 2002, Ms HTML dan Windows Media versi 7.0. Selain itu, untuk penyiapan data spatial dan elemen-elemen multimedia digunakan beberapa perangkat lunak/keras pendukung, seperti : Scanner, Video editing, Frontpage, MapInfo versi 5.0. Sebagai aplikasi daripada PMS yang telah ditingkatkan kemampuannya ini, kajian ini mencoba data pariwisata kota Bukittinggi, Sumatera Barat sebagai sumber data dan juga sebagai kajian kasus. Satu peta kota Bukittinggi yang didalamnya terdapat objek wisata Jam Gadang dan Ngarai Sianok didijitasi dengan menggunakan MapInfo versi 5.0. Gambar-gambar objek wisata yang ada di kota Bukittinggi di scanning dengan menggunakan scanner. Dua video tentang Jam Gadang dan Ngarai Sianok diproses ulang. Keterangan-keterangan mengenai objek wisata diubah ke dalam bentuk HTML. Untuk pengujian PMS yang telah ditingkatkan kemampuannya ini, ke dalam PMS dimasukkan data pariwisata kota Bukittinggi. Informasi yang ditampilkan oleh PMS untuk ketiga fungsi pariwasata yang dikembangkan dibandingkan dengan data sebenarnya. Jika informasi yang diberikan oleh PMS sama dengan data sebenarnya, maka PMS yang dibangunkan itu telah benar. 1.5 Sumbangan Kajian Memberikan satu prototipe sistem informasi pariwisata berbasiskan Multimedia SIG yang bersifat dinamik. Dengan prototipe ini, diharapkan nantinya dapat dikembangkan sistem informasi pariwisata Indonesia yang sesuai dengan kemajuan teknologi. 4 Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Multimedia SIG Menurut Moreno-Sanchez et. al.(1994), multimedia SIG adalah integrasi dua teknologi yaitu multimedia dan SIG. Parsons (1994) mengenalkan istilah Multimedia HyperMap. Istilah ini digunakan bila multimedia disusun dengan memakai konsep "Spatial Hypertext". Nahle dan Moghrabi (1997) mengatakan bahwa " …such maps are highly interactive, live and attractive in presenting hot links to intelligent information associated directly to a geographic feature." Sedangkan Kraak dan Driel (1997) mengatakan bahwa "The HyperMap concept will be introduced to structure the individual multimedia component in respect to each other and the map. It will allow the user to navigate the data". Raper (1997) menyimpulkan bahwa multimedia SIG adalah "The use of hypertext systems to create webs of multimedia resources organised by theme or location", dimana SIG digunakan untuk menunjukkan georeference, struktur dan analisis data sedangkan multimedia sebagai keterangan tambahan dari spatial. Mengenai isu dalam multimedia SIG, Fonseca dan Gouvesa (1994) mengatakan bahwa "The Exploration of the multimedia capabilities within GIS involves two main topics : (i) The used data source, and (ii) the integration and accesses to the different data within a common interface". Pada isu sumber data yang digunakan, dibicarakan bahwa Multimedia SIG digunakan untuk mengintegrasikan berbagai jenis data seperti peta, alphanumerik, foto udara, teks, grafik, video dan suara. Sedangkan pada isu integrasi multimedia dan SIG, ada dua hal yang menjadi perhatian, yaitu pemakaian struktur data hypermedia dan rekabentuk antarmuka pemakai. Kemudian dalam mengintegrasikan data diperlukan perencanaan yang hati-hati untuk menjamin efisiensi penyimpanan dan penemuan kembali data, fungsi aplikasi, kemudahan dan konsisten dalam memperbaiki data. Dalam mengintegrasikan multimedia dan SIG, ada dua pendekatan yaitu SIG di dalam multimedia atau Multimedia di dalam SIG (Moreno-Sanchez et. al.,1994). Mengenai teknologi integrasi multimedia SIG, Shi dan Tang (1998) menggunakan konsep Hyper-Information sebagai pengintegrasinya. Menurut Shi dan Tang (1998), konsep Hyper-Information mempunyai bentuk seperti HyperText, HyperMap, HyperMedia dan 5 Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 HyperData. Bentuk-bentuk ini mempunyai kesamaan yaitu dalam hal pembacaan yang tidak sekuensial. Dalam integrasinya dengan SIG, mereka membaginya atas tiga tingkatan, yaitu : (1) “Client-Server” (2) “SIG System Level”, lihat gambar 2, dan (3) “Model Level”. User Interface SIG Hyper-Information Maps & Hyperbase Gambar 2 : SIG Sistem-Level (Shi dan Tang,1998) 2.2 Perkembangan Arsitektur SIG Abel dan Kilby (1994) telah membahagi arsitektur integrasi GIS atas dua bagian, yaitu Two-component System dan Many-component System. Pembagian ini berdasarkan kepada operasi ikatan di antara sistem. Menurut Abel dan Kilby (1994) operasi ikatan di antara sistem itu ada empat, tiga yang utama adalah (1) Transformation (T), operasi terhadap data peta berupa pengubahan dari satu skema komponen ke bentuk yang sesuai dengan skema komponen lain, (2) Constructor (C), penyiapan satu pemetaan perintah dan data di dalam satu skema kepada satu urutan operasi oleh dua atau lebih komponen, (3) Accessor (A), menjalankan satu urutan aksi yang mengkombinasikan operasi-operasi dari dua atau lebih komponen. Selain Abel dan Kilby, Fedra (1994) juga mengusulkan tiga model untuk mengintegrasikan GIS dengan model lingkungan. Ketiga model yang diusulkan itu adalah (1) Shallow Coupling through Common File, (2) Deep Coupling in a Common Framework, dan (3) An Integrated Framework for Environmental Information System. Sementara itu, menurut Prior dan Wong (1997), ada empat tingkat perkembangan arsitektur SIG, yaitu GIS-Centric Architecture, GIS-Dominant Architecture, Peer to Peer Cooperative Architecture dan GIS as Servant Architecture. Dari keempat tingkatan itu, yang memungkinkan SIG berhubungan dengan perangkat lunak lain adalah tingkatan 3 dan 4. Adapun arsitektur yang digunakan pada kajian ini adalah tingkatan 4, lihat gambar 3. 6 Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 Mainstream Development Macro/Script/Forms Software Applications GIS Objects/OCX GIS Server Component Desktop Client RDBMS Tabular Data Spatial Data Gambar 3 : GIS as Servant Architecture (Prior dan Wong, 1997) Dalam pelaksanaannya, integrasi GIS dengan sistem yang lain di dalam persekitaran Ms Windows dipengaruhi oleh teknologi komunikasi antaramuka program yang disiapkan oleh Ms Windows. Teknologi pertama yang disiapkan adalah Copy, Cut & Paste yang menggunakan Clipboard. Kemudian diikuti dengan Data Dynamic Exchange (DDE), teknologi Object Linking Embedding (OLE) Automation atau lebih dikenal dengan ActiveX dan COM. Software GIS keluaran ESRI mendukung DDE dengan ArcView dan ActiveX dengan MapObjects. Dengan demikian MapObjects itu sesuai arsitektur GIS as Servant Architecture yang ada pada gambar 3. Lihat gambar 4 menunjukkan perbandingan arsitektur kedua software ini. Gambar 4 : Perbandingan arsitektur ArcView dan MapObjects (Ganter, 1997) 7 Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 BAB III PEMBANGUNAN PMS 3.1 Pendefinisian Kembali PMS Adapun yang menjadi objektif dan keperluan pemakai sistem PMS adalah membangun satu sistem informasi pariwisata berbasiskan multimedia SIG yang bersifat dinamik dan berkemampuan untuk (1) mengaktifkan lapisan-lapisan objek dan fasilitas wisata, (2) menelusuri informasi tentang objek dan fasilitas wisata dan (3) mencari objek dan fasilitas wisata. . Model yang dibangunkan itu mempunyai model data pemakai berupa peta dan HTML / elemen multimedia (teks, gambar, suara, dan video). Model ini menggunakan MapObject versi 1.2 dan konsep HyperMap sebagai pengintegrasi dan antarmukanya. Konsep HyperMap ini digunakan supaya model yang dibangunkan fleksibel dan dinamik. Analisa / rekabentuk proses sistem PMS dapat dilihat pada gambar 5. PEMAKAI PETA SUARA VIDEO GAMBAR TEKS HTML HYPERMAP EXT BASIS DATA ATRIBUT MapObject Ver. 1.2 Gambar 5 : Analisa / rekabentuk proses sistem PMS Model PMS ini terdiri dari antarmuka pemakai, HyperMap, Basis data atribut, dan MapObject Ver 1.2. Bagian antarmuka pemakai merupakan bagian yang berinteraksi dengan pemakai yang terdiri dari bagian untuk mengawal HTML (teks, gambar, video, suara) dan peta. Bagian HyperMap merupakan bagian yang berguna sebagai pengintegrasi HTML, peta, dan fungsi SIG. Bagian basis data atribut merupakan bagian yang berfungsi untuk menyimpan semua data 8 Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 yang diperlukan oleh pemakai dalam menggunakan PMS. Bagian MapObject Ver 1.2 merupakan komponen SIG yang digunakan dalam membangun PMS. 3.2 Rekabentuk Antarmuka Pemakai 3.2.1 Pemakai : Pendefinisian, Tugas dan Model Objek Pemakai PMS adalah turis dan badan promosi pariwisata. Turis adalah pemakai langsung dari sistem informasi pariwisata yang dibangunkan oleh badan promosi pariwisata. Badan promosi pariwisata bertugas untuk membangunkan sistem informasi pariwisata bagi daerah pariwisata. Sedangkan tugas turis adalah mencari informasi tentang suatu lokasi pariwisata. Objek yang ada di dalam sistem ini adalah peta dan HTML. Peta terdiri dari peta raster dan peta vektor. Peta raster terdiri dari satu gambar dalam bentuk format bmp/jpg. Peta vektor terdiri dari beberapa lapisan peta yang mengandungi beberapa objek sejenis di permukaan bumi. Objek-objek tersebut dapat dijadikan "hot spot" untuk membentuk HyperMap. Jika "hot spot" diaktifkan akan dapat membangkitkan satu objek yang terkait. Terhadap peta ini dapat dilakukan beberapa perintah, meliputi "Zoom", “FullExtent”, "Grabber" dan “print”. Terhadap objek ini dapat dilakukan dua perintah, yaitu "Info" dan "Select". Sedangkan HTML terdiri dari empat subobjek, yaitu : teks, suara, video, dan gambar. HTML ini dikendalikan dengan menggunakan MsHTML. Teks terdiri dari tulisan tentang satu tempat. Sub-objek suara dan video diaktifkan dengan menggunakan Windows Media ver 7.0. Hubungan diantara kedua objek itu adalah sebagai berikut : Satu peta akan mempunyai beberapa HTML. Satu HTML akan mempunyai satu peta. Satu peta akan disusun oleh satu peta raster dan beberapa peta vektor. HTML akan disusun oleh satu teks dan beberapa suara, video dan gambar. Dalam bentuk gambar, hubungan ini dapat dilihat pada gambar 6. 9 Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 TEKS T EXT RASTER SUARA PETA HTML GAMBAR VEKTOR VIDEO Gambar 6 : Hubungan antara objek peta dan multimedia 3.2.2 Pendefinisian Petunjuk Gaya Petunjuk gaya yang dipilih adalah petunjuk gaya yang sesuai dengan Microsoft untuk lingkungan (environment) MS Windows 98. Petunjuk gaya itu diperkaya dengan peta yang diletakkan di dalam picture untuk mendukung HyperMap. Bentuk dari petunjuk gaya ini dapat dilihat pada gambar 7. Gambar 7 : Petunjuk gaya dan Rekabentuk antarmuka pemakai PMS 10 Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 3.2.3 Rekabentuk dan Prototaip Antaramuka Pemakai Rekabentuk dan prototaip antarmuka pemakai PMS dibuat langsung di dalam lingkungan MS Visual Basic ver 6.0 Enterprice Edition. Bentuk rekabentuk dan prototaip antarmuka pemakai yang dibuat itu dapat dilihat pada gambar 7. Prototaip antarmuka yang dibuat itu terdiri dari satu jendela. Dengan satu jendela, pemakai akan menjadi lebih mudah menggunakan perangkat lunak yang dibangun. Pemakai tidak perlu mengetahui aturan untuk berpindah dari satu jendela ke jendela yang lain. Daerah HyperMap terletak di sebelah kiri atas jendela. Daerah ini merupakan satu objek Map dari komponen SIG MapObjects. Daerah HTML berupa satu objek WebBrowser terletak di sebelah kanan atas jendela. Satu Toolbar dan daerah bagian bawah antarmuka adalah daerah untuk mengimplementasikan ketiga fungsi pariwisata. Toolbar terletak di atas daerah HyperMap dan terdiri dari 6 botton, iaitu botton untuk : zoom, grabber, info, select, fullExtent dan print. Daerah pengaktifan layer adalah daerah yang terdiri dari beberapa check box dan command botton. Check box mewakili lapisan peta yang dapat diaktifkan / dipadamkan, seperti lapisan hotel. Command botton adalah botton untuk mengeksekusi pengaktifan lapisan peta. Command botton ini terdiri dari tiga botton, iaitu Display, Normalize dan minimaze. Daerah pencarian objek / fasilitas adalah daerah yang terdiri dari satu combo box, command botton dan MsflexGrid. 3.3 Rekabentuk Sistem 3.3.1 Model Data Berdasarkan masukan dari proses sebelumnya, model data pemakai dan model objek pemakai, maka model data yang diperlukan untuk mendukung skenario tugas yang dibuat dapat dilihat pada gambar 8. Model data yang ada di dalam gambar itu, merupakan pangkalan data bagi PMS dan dibangunkan dengan menggunakan dBase III+. Pangkalan data dBase III+ ini digunakan untuk membangkitkan entiti-entiti spatial menjadi hyper-node. Model data ini merupakan implementasi dari kaitan yang menurut Shi dan Tang (1998) : tempat menyimpan hubungan spatial diantara objek dan menjadi pusat dari sistem (Huber, 1994), yang mana kaitan antara data HTML dengan lapisan peta adalah field Htm. Data HTML ini dikendalikan oleh WebBrowser dari Microsoft (identik dengan Ms Internet Explore). Penelusuran informasi satu feature sebagai satu fungsi pariwisata dilakukan dengan menggunakan kemampuan yang ada pada WebBrowser (sesuai dengan HyperText MarkUp Language). 11 Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 Restoran Point G . . . Coincident Jalan Polyline G HTML Hotel Point G 1 1 Objek Wisata Polygon G Teks Suara Video Gambar Contains Daerah Polygon G Gambar 8 : Data model PMS. 3.3.2 Input dan Penyusunan Peta ke dalam Lapisan-Lapisan PMS Setelah file-file peta yang diperlukan oleh PMS disiapkan (melalui scanning dan digitizing), proses selanjutnya adalah memasukkan dan menyusun ke-6 file yang ada ke dalam MapControl MapObjects. Langkah-langkah yang dilakukan untuk memasukkan dan menyusun ke-6 file adalah sebagai berikut (i) program Ms Visual Basic dijalankan dan dipilih Standard EXE sebagai proyek yang baru, (ii) pengaktifan ActiveX MapObjects dengan perintah Project Component dan pilih ESRI MapObjects (lihat gambar 9), (iii) MapControl dari ActiveX MapObjects diletakkan ke dalam form dari VB, (iv) pengaktifan properti dari MapControl dengan klik kanan mouse dan (v) penyusunan ke-6 file lapisan yang diperlukan oleh PMS dengan perintah Add dan Remove (lihat gambar 10). 12 Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 Gambar 9 : Pengaktifan ActiveX MapObjects Gambar 10 : Input dan penyusunan lapisan peta ke dalam MapControl 3.3.3 Pemprosesan Sistem HyperMap Dalam kaitannya dengan gambar 2: Analisa / rekabentuk proses sistem PMS, maka pemprosesan sistem HyperMap berada di dalam blok HyperMap. Sistem HyperMap ini adalah satu pelaksanaan dari fungsi pariwisata pencarian satu objek / fasilitas pariwisata dengan menggunakan peta. Pelaksanaan lainnya menggunakan MsFlexGrid. Adapun cara kerja sistem HyperMap yang direkabentuk adalah sebagai berikut : 1. Pemakai mengaktifkan satu toolbar : info atau select. 2. Pemakai memilih lapisan tempat feature yang akan dijadikan hyper-node. Pemilihan ini menggunakan combo box pada bagian pencarian objek / fasilitas. 3. Supaya feature yang dipilih jelas, aktifkan lapisan itu saja. Gunakan check box yang ada bagian pengaktifan lapisan dan command botton Display. 13 Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 4. Setelah itu, pemakai meng-klik mouse pada feature yang dijadikan hyper-node. Berdasarkan informasi yang diberikan pemakai, sistem HyperMap mengaktifkan feature yang diinginkan pemakai. Jika toolbar info yang aktif, sistem HyperMap akan menampilkan filed nama dari feature itu, sedangkan select yang aktif, sistem HyperMap akan mengaktifkan HTML dari feature yang ditunjuk oleh pemakai. Perintah Ms Visual Basic yang dibuat untuk sistem HyperMap ini dapat dilihat pada gambar 11. If Combo1.Text = "Turis" Then Layer = 1 Else Layer = 0 End If If Toolbar1.Buttons(1).Value = 1 Then Map1.Extent = Map1.TrackRectangle ElseIf Toolbar1.Buttons(2).Value = 1 Then Map1.Pan ElseIf Toolbar1.Buttons(3).Value = 1 Then 'info Set p = Map1.ToMapPoint(x, y) Set recs = Map1.Layers(Layer).SearchByDistance(p, 200, "") If Not recs.EOF Then Set shp = recs("shape").Value MsgBox recs("name").Value End If ElseIf Toolbar1.Buttons(4).Value = 1 Then 'select Set p = Map1.ToMapPoint(x, y) Set recs = Map1.Layers(Layer).SearchByDistance(p, 200, "") If Not recs.EOF Then Set shp = recs("shape").Value If Len(recs("htm").Value) > 0 Then WebBrowser1.Navigate2 recs("htm").Value Else WebBrowser1.Navigate2 ("f:\oilspill\data\htm\sorry.htm") End If End If ElseIf Toolbar1.Buttons(5).Value = 1 Then Map1.Extent = Map1.FullExtent Else If Button.Index = 7 Then Map1.CopyMap 2 End If Gambar 11 : Program Ms Visual Basic sistem HyperMap dan Toolbar lainnya 14 Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 Untuk memperkaya fungsi peta, pada sistem ini juga ditambahkan beberapa kegunaan lain, seperti "Grabber", “Zoom", “FullExtent” dan "Print". Perintah-perintah ini merupakan perintah yang telah ada pada MapObjects. Bentuk perintah yang digunakan dapat dilihat pada gambar 11. 3.3.4 Pengaktifan lapisan dan Pencarian Objek / Fasilitas Wisata Pengaktifan lapisan peta merupakan satu fungsi pariwisata yang berguna untuk mempermudah wisatawan melihat dan membanding posisi satu feature terhadap feature lain, baik yang berada di dalam satu lapisan maupun lapisan yang berbeda. Sebagai contoh : wisatawan ingin melihat posisi hotel dia menginap dengan lokasi objek wisata dan jalan. Maka si wisatawan mengaktifkan lapisan hotel, objek wisata dan jalan, sedangkan lapisan lain dimatikan. Kemudian si wisatawan melakukan pencarian objek / fasilitas wisata untuk menentukan kedudukan hotel tempat dia menginap. Dengan demikian si wisatawan sudah dapat melihat posisi hotelnya dibandingkan dengan objek wisata dan jalan menuju satu objek wisata. Pengaktifan ini dilakukan dengan mengklik check box yang ada pada bagian pengaktifan lapisan dan mengklik command botton Display. Bentuk program Ms Visual Basicnya dapat dilihat pada gambar 12. If Check1.Value = 1 Then Map1.Layers(1).Visible = True Else Map1.Layers(1).Visible = False End If If Check2.Value = 1 Then Map1.Layers(0).Visible = True Else Map1.Layers(0).Visible = False End If Map1.Refresh Gambar 12 : Program Ms Visual Basic pengaktifan lapisan peta Pencarian objek / fasilitas wisata adalah fungsi wisata ketiga yang diimplementasikan pada bagian pencarian objek / fasilitas wisata. Fungsi ini berguna untuk menunjukkan posisi satu feature di dalam peta dengan cara memberi sinyal / flash. Untuk bisa menggunakan fungsi ini, pemakai diminta untuk memilih lapisan tempat di mana satu feature akan dicari. Pemilihan lapisan ini menggunakan combo box dan program Ms Visual Basicnya dapat dilihat pada gambar 13. Setelah pemakai memilih satu lapisan, feature-feature yang ada pada lapisan itu disalin ke dalam 15 Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 MsFlexGrid. Data yang disalin itu berupa Nama dan keterangan dari feature. Kemudian pemakai diminta untuk memilih satu feature yang ada di dalam MsFlexGrid dengan menggunakan mouse. Mouse diklik pada kolom pertama MsFlexGrid. Setelah itu pemakai diminta mengklik command botton pencarian yang berada disebelah combo box. Setalah itu, sistem akan menyalakan feature yang diminta oleh pemakai dan informasi terkait dengannya (HTML). Bentuk program pemilihan feature dapat dilihat pada gambar 14, sedangkan program untuk mencari feature dapat dilihat pada gambar 15. Dim recset As MapObjects.Recordset Dim shp As Object If Combo1.Text = "Turis" Then Layer = 1 Else Layer = 0 End If MSFlexGrid1.Row = 0 MSFlexGrid1.ColWidth(0) = 220 MSFlexGrid1.Col = 1 MSFlexGrid1.Text = "Nama" MSFlexGrid1.ColWidth(1) = 4000 MSFlexGrid1.Col = 2 MSFlexGrid1.Text = "Keterangan" MSFlexGrid1.ColWidth(2) = 4000 Set recset = Map1.Layers(Layer).Records Do While Not recset.EOF Set shp = recset.Fields("shape").Value Map1.FlashShape shp, 1 MSFlexGrid1.Row = MSFlexGrid1.Row + 1 MSFlexGrid1.Col = 1 MSFlexGrid1.Text = recset.Fields("Name").Value MSFlexGrid1.Col = 2 MSFlexGrid1.Text = recset.Fields("htm").Value recset.MoveNext Loop Gambar 13 : Program Ms Visual Basic pemilihan lapisan 16 Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 pssY = MSFlexGrid1.RowSel MSFlexGrid1.Row = posisiY MSFlexGrid1.Col = 0 MSFlexGrid1.Text = " " posisiY = pssY MSFlexGrid1.Row = posisiY MSFlexGrid1.Col = 0 MSFlexGrid1.Text = "X" Gambar 14 : Program Ms Visual Basic pemilihan feature Dim xxsubjek As String Dim recset As MapObjects.Recordset Dim ketemu As Integer MSFlexGrid1.Row = posisiY MSFlexGrid1.Col = 1 If Combo1.Text = "Turis" Then Layer = 1 Else Layer = 0 End If Set recset = Map1.Layers(Layer).Records ketemu = 0 Do While Not recset.EOF And ketemu = 0 If MSFlexGrid1.Text = recset.Fields("Name").Value Then Set shp = recset.Fields("shape").Value MSFlexGrid1.Col = 2 WebBrowser1.Navigate2 MSFlexGrid1.Text Map1.FlashShape shp, 5 ketemu = 1 Else recset.MoveNext End If Loop Gambar 15 : Program Ms Visual Basic mencari feature 17 Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 BAB IV PENGUJIAN PMS Untuk menguji kedinamikan PMS, disusunlah pangkalan data PMS. Satu peta Sumatera Barat di-scan dan di-digitasi secara langsung di atas layar monitor dan disimpan dalam bentuk digital yang dilengkapi dengan teksnya. Kemudian peta Kota Padang dan Bukittinggi pun dipindahkan ke bentuk digital, lihat gambar 11. Teks untuk kota Padang berisikan informasi mengenai Taman Raya Bung Hatta, lihat gambar 12. Teks untuk kota Bukittinggi berisikan informasi mengenai Ngarai Sianok, lihat gambar 13. Sedangkan untuk elemen gambar dan video diambil data yang sama saja. Informasi ketiga peta ini dimasukkan ke file MM, LayerPeta dan SetMap. Informasi ini disusun sesuai dengan aturan pengaktifan peta dan elemen-elemen multimedia, kemudian PMS dieksekusi. Setelah PMS dieksekusi akan muncul gambar 5. Di dalam gambar 5 itu ada “hot spot” bagi Kota Padang dan Bukittinggi. Perintah selanjutnya, klik tombol select yang diikuti dengan klik “hot spot” Kota Padang, akan muncul gambar 14. Gambar 14 ini menunjukkan informasi Kota Padang telah aktif. Aktifitas yang sama juga dilakukan terhadap “hot spot” Kota Bukittinggi yang menyebabkan munculnya gambar 15. Data yang tampil sesuai dengan data yang dimasukkan ke dalam pangkalan data PMS. Ini menunjukkan PMS yang dibuat bersifat dinamik 18 Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Dengan pendekatan SIG di dalam multimedia, dibangunkan satu model perangkat lunak multimedia SIG yang dinamik. Model yang dibangunkan itu meliputi antarmuka pemakai, pemprosesan sistem HyperMap, dan pangkalan data. Untuk mengendalikan peta digunakan teknik OLE Automation. Untuk membangunkan antarmuka pemakai dari model ini diperlukan beberapa hal, yaitu (i) satu objek form untuk meletakkan teks, (ii) beberapa objek picture dan objek MS Multimedia bagi elemen-elemen multimedia suara, video dan gambar, dan (iii) satu objek picture untuk meletakkan peta dari SIG. Untuk membangunkan pemprosesan sistem HyperMap, dibuatkan satu cara kerja sistem HyperMap yang melibatkan satu pangkalan data dan satu fungsi untuk membaca dua objek teks (tempat menyimpan pasangan koordinat x dan y). Pangkalan data tersebut mempunyai kemampuan untuk mengaitkan informasi tentang peta, elemen-elemen multimedia (gambar, suara dan video) dan file-file dari MapInfo. Sedangkan untuk teknik OLE Automation perlu dibangunkan satu fungsi pengaktif MapInfo. Fungsi ini berguna untuk mengaktifkan objek MapInfo dan meletakkannya pada objek picture. Sedangkan untuk mengawal objek MapInfo boleh digunakan metoda Do dan SetCallBack dari MapInfo. Metoda Do digunakan untuk memerintahkan MapInfo mengerjakan sesuatu. Metoda SetCallBack digunakan untuk mendapatkan informasi dari MapInfo. 5.2 Saran Untuk meningkatkan kemampuan model multimedia SIG ini, perlu dicoba teknik integrasi dan program SIG lainnya, misalnya ActiveX MapObjects dari Esri atau MapX dari MapInfo. Kedua program ini menggunakan teknik integrasi antarprogram yang terkini dari Microsoft. Dengan teknik ini, dimungkinkan model dieksekusi melalui internet. 19 Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 DAFTAR PUSTAKA Afnarius, Surya dan Ghazali Desa (1998). "Pengintegrasian Multimedia dan SIG Kearah Pembangunan Multimedia SIG." GeoInformasi '98. Kuala Lumpur : Universiti Teknologi Malaysia. Anderson, Don (1996). "Piecing Together Component-Based SIG Application Development" dlm. SIG World. 9:6 Jun. Clarke, Keith C. (1997). Getting Started with Geographic Information System. New Jersey : Prentice Hall. Fonseca, Alexandra dan Gouvesa, Christina. (1994). Environmental Impact Assessment Using Multimedia SIG. ESIG(1994). http://www.odyssey.ursus.maine.edu/SIGweb/spatdb/eSIG/eg94tc.htm Georgia, Panagopoulou. et. al. (1994). Athena : Integrating SIG and Multimedia Tchnology; The Design of a Tourist Information System for The County of Attica. ESIG(1994). http://www.odyssey.ursus.maine.edu/SIGweb/spatdb/eSIG/eg94tc.htm Herzner, Wolfgang (1994). "Finegrained Synchronisation in Dynamic Documents." Encarnacao, J.L. (ed.). Camputer graphics : Systems and Application. Berlin : Springer-Verlag. Kraak, Menno-jan (1994). Issue in Visualization using Multimedia. SIG and Multimedia Rostock. http://www.shef.ac.uk/uni/academic/D-H/SIG/absmult.html Kraak, Menno-jan dan Driel, Rico van (1997). “Principles of HyperMaps”. Dlm. Computers & Geosciences. 23:4 Mai;hal 457-464. MapInfo Corp. (1996). MapBasic User's Guide. New York : MapInfo Corp. Mertikas, Stelios (1997). "Island of Miracles, Exploring Crete's Treasures with Minotauros" dlm. SIG World. 10:5 Mei. Moreno-Sanchez, Rafael. et. al. (1994). Design and Development Strategy for Multimedia SIG to Support environmental Negotiation, Administration and Monitoring at The Regional Level. http://europa.geog.uwo.ca/gimda/papers/mm_SIG.htm Nahle, Diana dan Moghrabi, Issam. (1997). A Multimedia SIG in Tourism. http://www.esri.com/base/common/userconf/proc97/abstract/a1113.htm Olenderek, H et al. (1997). Integrating SIG and Multimedia in GI Education of Naturalists. http://SIGwitch.sggw.waw.pl/english/bbgp/gg_mm.htm. Parsons, Ed (1994). Visualisation Techniques for Qualitative Spatial Information. ESIG(1994). http://www.odyssey.ursus.maine.edu/SIGweb/spatdb/eSIG/eg94tc.htm Pemda Sumbar, (-). Tourism Map Minangkabau West Sumatra-Indonesia. Prior, Norah dan Wong, Steve (1997). "GIS/IT Integration Reveals Business Solutions." dlm : GIS World.10:6 Jun; hlm. 53-55. Rajani, Purvi (1996). "Success Secrets. Corporate Innovations Fuels The Industry." dlm. GIS World. 9:11 Nov; hlm. 50. Raper, Jonathan (1997). "Progress towards Spatial Multimedia." Craglia, Massimo dan Couclelis, Helen (Eds.). Geographic Information Research. London : Taylor & Francis Ltd. Redmond-Pyle, David dan Moore, Alan. (1995). Graphical User Interface Design and Evaluation. London : Prentice Hall. Shi, Wenzhong dan Tang, Zhifeng (1998). "Integration of Hyper-information and GI-system" dlm. SIG World. 11:3 Mach ; hlm. 27-29. Siekierska, Eva M. (1998). "Animation in The SIG Era" dlm. GIM. April ; hlm 23-25. Steinmetz, Ralf dan Nahrstedt, Klara. (1996). Multimedia : Computing, Communication & Applications. New Jersey : Prentice Hall. 20 Artikel Penelitian Dosen Muda 2002 RIWAYAT HIDUP Ketua Peneliti a. Nama Lengkap dan Gelar : Surya Afnarius, Ir. Msc. b. Golongan pangkat dan NIP : IIIa, Penata Muda / 132 137 882 c. Jenis kelamin : Laki-laki d. Tempat / Tanggal lahir : Bukittinggi, 9 April 1964 e. Fakultas / Program studi : Teknik / Teknik Elektro f. Perguruan Tinggi : Universitas Andalas g. Pendidikan 1. S1, Teknik Informatika ITB, 1983-1988. 2. S2, GIS Universiti Teknologi Malaysia, 1999. h. Pengalaman penelitian 1. Pengendali Meni Interaktif, Tesis sarjana, 1988. 2. Pengintegrasian Multimedia dan GIS kearah Pembangunan Multimedia GIS, 1998. 3. Pemanfaatan Konsep HyperText bagi Pembangunan Multimedia GIS, 1999. Demikianlah riwayat hidup ini dibuat dengan sesungguhnya. Padang, 1 November 2002. Ketua Peneliti Ir. Surya Afnarius, MSc 21