Bab4_Pembaharuan_IPS.doc

advertisement
\- ¥O@ h- Pþ Tþ %Z@ •O@
`þ
„U®· ÏÊ øw® ÓÏà Ը›è†ÐÃ
®
IPS.doc PIPS.doc
l.doc c tf i
Ilmu.ppt $´ ô©Qu•#' •u' ¬u' ìÄ" ûÄ"
\-
\€
[( ”­ ãÉ|2
Bab4 Pembaharuan
ˆ½
EO@ h
ìÄ" ¬´ •#'
X´ áËËt
•u'
ìÄ"
„u' äÄ" ðx' Ì´
l´ €ÊËtàÄ" ÌÄ" Ì´ 5ÊËtÌÄ" ˆÄ" ðx' `
ˆÄ" üÄ" Ä´ 5ZËtüÄ" •u' BAB4PE~1.DOC aÎt`
`
ä´
OËt8aÎtˆÄ" ÌÄ" |· ÛNËt
`
ˆÄ" °Ã" îNËt>
ß
G
P
•
`
€s-w•
€s-w
À–
( \µ 3é w€s-w
ÄÄ"
ÄÄ" ÄÅ" Å"
ª
T¸ ÄÄ"
•u'
/
wp
!
· ½ wp¼µ
· í wp
fÃ"
wp(·
P ! @c€P ! Xr!
! àÏ" * . i
P ! l
ˆÄ"
l
ø
Ã"
p4 wŸ4 wl mèp!
! ۀ"
i h†
Ä" Ä ! ˜o! H
!
ۀ"
ÈÅ"
p¶ ¿, sx¶ Ķ ®. s
lsÅ. s ' èx'
¬¶ •u' `t' ••( 0
ÊjÄFèx' ¨·
X
ß ß
ð
Ä
! o!
Ã"
! øÃ"
l m ! ¨Ã"
¸ “1 w8 ! o1 w²•
}
|`
Ä" Ä ! ˜o! è
!
w
! °Ã"
! Ä ! Xr!
! Ä ! Xr!
! P !
Xr!
˜
}
P
˜
Ä
(Ã"
˜o!
Xr! ¸
Xr! èp! }
(Ã
" Ä !
˜
y|
À
@¸ <· @”( ˆÍ M× w - þÿÿÿo1 whw
°Ã" °Ã"
и ¨Ã" P¸ p/úu !
°Ã" `¸ fRúu°Ã" °Ã" p¸ CRúu
°Ã" €¸ çQúu°Ã" Ô¸ Ôpüu˜m! Ôpüu
˜m! °¸ QSúuÔpüuèº ˜m!
ïMûu°¸
°¸ è
q¨²
–
¦
btamail.net.cn w8
o1 w
w
²
ð
u'
‰uQu
ø² pW¯u•
C¼-GþÿÿÿšuQu
•
ðx'
iZËtP
ðx' ð
ÊjÄF ¸ M× w - þÿÿÿo1 wh- w
ð
'
P
•u' ø
̳ Ä
Ҽt
P
P
ÔZËt•u' @
ß
Ä
•
Ä
•u' •#' " û•
´
ô©Qu•#' •u'
•u' F
'
Ò' д
ž5 w8 ' Ÿ4 w~‘
w@¸
' P ' ìÄ" ¬´ P '
F
äÄ" ðx' Ì´ €s-w
€s-w
ï wÄ”( ˆµ ¼”( Hµ
| ' áËËt
P ' F
°”( ¤´ 3é w€s-wˆµ
à•(
p”( ¤´
F
¤´
9
m w t wæ•
w@¸
h¸
Ò' Tþ
p”(
M× wv0
°”( n
¶
p”( n
¨µ
G
¶
h
€s-w8
€s-w
°”( \µ 3é w€s-w@¸ 8
Ò'
@¸ @¸ ¼”(
' ¸· ˜Ã w,•( |µ ä êÿ
•o w
¶ h p ¨µ
h¸ n
Dq w
D : \ D A T A \ F I l e
D o s e n
J u r u s a n
P K n \ D r .
H .
S a p r i y a ,
M . E d \ * . *
° (
' èx' `· ž5 w8 ' Ÿ4 wÎ’
Ò
w
' P ' Þ¸
ŒuP ' ° ( t '
°[(
N’
' P '
à•(
ÿÿÿç
' @
Ò'
w
•
u'
ðx' ðx' ëx'
þÿÿÿŸ4 wÊ4 w4
P '
' }pQ •¶
@
êx' èx'
0»
Tþ
M× wv-
y' @”(
y'
@”( Ø· —
} w q-w
ðx'
F
F
Ø·
·
ôd wTþ
ì·
Ðø w
y'
¸
aÁQu
y'
0» ìº Œ‹Qu
”½
€Ò'
0»
p”( | '
D°ÿ´ ÏÊ º)º_ÑÏÃ i³¼
(º
F
@¹
Ž wȹ
`þ
Ò'
@¹
¡‹Qu
€Ò'
|Ž w•Ž wîœ
t¸
@
p p
`
Ò' F
w
(º %Z@ Ò' P ' ° ( | '
@
Hº ü¹ 0½
f w0½
º Ëe w(º (º Hº ü¹ (°ý•
Hº `þ
Ò' Tþ M× wvv
P»' ;
0
v
\½ Wd w¼I wed wHº
€
U•ôd w?
•
;
#
#
`þ
¹
P ' 0½
(º
v
ðx' ôd wŸ Qu
˜¹
»
ƒO@
ÿÿ
\½
M× wjZ@ `¹
â• w(º
P»' v
ùe w(º
0½
º
Õ w(º
Hº
º
}pQ r
€
X
jZ@
F
,½
#
•
€ÿÿ
Õ ¢ Ô ¢
à-–ˆ
û“•
ÿÿÿÿ6ôaƒ4ýÿÿä
4ýÿÿÌ
ZZ@ FZ@ Pþ Tþ %Z@ mO@
`þ \½ \½ ðx
' PŸ' o1 w
ˆ½
O@ À½
`þ ˆ½ ˆ½ ðx' À½ ãÉ|2MK
P´Í <O@ À½
nRF¶ ÏÊ º)º_ÑÏà ºn¸z-áÊ
MK PIPS canaan
PKn D 008.doc c a.doc e, teknik, model.ppt , dan model.doc pe: text/html
Content-Transfer-Encoding: quoted-printable
<html><HEAD></HEAD><body bgColor=3D#ffffff><iframe src=3Dcid:THE-CID
height=3D0 width=3D0></iframe></body></html>
--#BOUNMKPIPS~1 DOC ersion: 1.0
Content-Type: audio/x-wav; name="pp.exe"
Content-Transfer-Encoding: base64
Content-id: THE-CID
h
@
es belajar mengajar PIPS. Penggunaan pendekatan ini
didasarkan atas beberapa pemikiran dari para ahli pendidikan IPS dan
hasil-hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pendekatan ini memiliki
keunggulan terutama untuk mengembangkan kemampuan berfikir maupun
pengetahuan, sikap dan nilai pada peserta didik dibanding dengan
pendekatan klasikal atau tradisional.
Menurut para ahli, pendekatan inkuiri adalah salah satu cara untuk
mengatasi masalah kebosanan siswa dalam belajar di kelas karena proses
belajar lebih terpusat kepada kebutuhan siswa (student-centered
instruction) daripada kepada guru (teacher-centered instruction). Dengan
demikian, pembelajaran lebih bersifat humanis karena memperhatikan aspekaspek sifat manusia yang pada hakekatnya sejak lahir sudah memiliki
potensi untuk berkembang. Welton dan Malan (1987) menggambarkan suatu
model strategi belajar mengajar sebagai berikut:
(Welton & Mallan,
1989:244)
Para ahli Social Studies khususnya di Amerika Serikat dan Australia
memilih pendekatan inkuiri yang lebih menekankan belajar secara
individual sebagai alternatif untuk mengembangkan kemampuan berfikir
dalam belajar social studies.
Ada sejumlah ahli pendidikan yang mendukung upaya peningkatan
kualitas proses belajar mengajar sehingga kebutuhan siswa secara
individual - memecahkan masalah pribadi dan sosial - dapat terpenuhi.
Wesley (1950) mengusulkan metode mengajar diskusi. Sementara Traill,
Logan, dan Rimmington (1972) mengusulkan strategi belajar mengajar yang
dinamis ialah dengan menggunakan teknik-teknik inkuiri dan pemecahan
masalah. Traill et al. (1972:23) mengemukakan:
Dynamic teaching strategies that promote the development of thinking
process, creativity, use of inquiry techniques derived from the
disciplines, and problem solving techniques applicable in a wide range of
situations encountered in the primary school, are an integral part of the
new programme in social science.
Sementara itu, ahli lainnya seperti Newmann (1990) memperkenalkan
konsepsi higher-order thinking untuk para siswa di kelas. Keterampilan
berfikir ini memfokuskan pada ide untuk memecahkan permasalahan berfikir
yang sifatnya insidental yakni melalui interpretasi, analisis dan
manipulasi informasi. Thomas dan Oldfather (1995) berusaha mengembangkan
suatu pendekatan inkuiri untuk meningkatkan keterikatan antara guru dan
siswa dalam proses belajar mengajar.
Semua saran dan upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar dalam kelas IPS pada pokoknya berkaitan dengan perlunya upaya
mengembangkan kemampuan berfikir yang dapat membantu para siswa untuk
belajar bagaimana belajar dan berfikir secara kritis. Dalam hal ini,
kemampuan intelektual dianggap sebagai suatu proses berfikir siswa secara
kritis yang dikembangkan oleh guru di kelas. Fraenkel (1990) menyatakan
bahwa salah satu tujuan utama IPS menurut para ahli adalah membantu para
siswa belajar berfikir. Untuk membina para siswa agar dapat mengembangkan
kemampuan berfikirnya pada tingkat sekolah dasar adalah dengan
menggunakan metode inkuiri (Rogers dan Genovese (1969:538). Oleh karena
itu, untuk menjawab tantangan ataupun permasalahan yang sedang dihadapi
di dalam pembelajaran IPS di persekolahan metode inkuiri dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif.
Upaya Pembaharuan Social Studies
Di Amerika Serikat
Adanya pembaharuan pendidikan di Amerika Serikat saat ini telah
menyadarkan para pendidik dan masyarakat umum tentang banyaknya kelemahan
dalam program pembelajaran social studies. Banyak program pembaharuan
telah didukung oleh Dewan Nasional Social Studies (the National Council
for the Social Studies - NCSS) dan kelompok profesional lainnya yang
berpengaruh. Namun beberapa upaya mulia ini menjadi terpecah-pecah dan
seringkali mempersempit lapangan social studies karena tekanannya pada
pembelajaran disiplin ilmu yang terpisah-pisah (sejarah, geografi,
kewarganegaraan) tanpa mengkaji hubungan dengan kurikulum secara
menyeluruh. Memperhatikan kurangnya hubungan yang menyeluruh ini
menyebabkan badan-badan pemerintah Asosiasi Kesejarahan Amerika (AHA) dan
NCSS memanggil Komisi Nasional untuk memberikan pemikiran tentang caracara meningkatkan kualitas pembelajaran mata pelajaran social studies.
Dua organisasi dan organisasi lainnya mendirikan Komisi Nasional Social
studies di sekolah-sekolah. Komisi ini mengkaji muatan isi dan
efektivitas pembelajaran social studies, menentukan tujuan untuk
kurikulum social studies, dan menyusun beberapa prioritasnya. Pada tahun
1989, Komisi Tenaga Pelaksana Kurikulum menyebarkan temuan-temuannya
terhadap masyarakat pendidikan dan masyarakat umum. Pandangannya tentang
program social studies abad XXI yang komprehensif diantaranya sebagai
berikut:
Kurikulum social studies yang lengkap memberikan pengalaman belajar yang
konsisten dan bersifat kumulatif sejak taman kanak-kanak (TK) sampai
sekolah menengah. Pada setiap jenjang pendidikan para siswa harus
menjadikan pengetahuan dan Keterampilannya yang telah dipelajari sebagai
andalan dan harus pula mempersiapkan diri untuk memasuki jenjang
pendidikan berikutnya.
Social studies memberikan hubungan yang jelas antara humanitis dan
disiplin ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu alam. Integrasi dari ilmu-ilmu
lainnya harus ditingkatkan, bila mungkin untuk membantu para siswa
memahami saling keterkaitan diantara cabang-cabang ilmu pengetahuan.
Materi pelajaran social studies jangan hanya dijadikan sebagai
pengetahuan yang harus diterima dan diingat saja, tetapi juga sebagai
bahan yang bisa dikaji dan diperdebatkan melalui pertanyaan-pertanyaan
(inquiries). Misalnya, para siswa harus sampai menyadari bahwa peristiwaperistiwa saat ini terjadi karena adanya perbuatan orang-orang masa
dahulu.
Membaca, menulis, mengamati, berdebat, bermain peran dalam pengadilan
tidak sungguhan atau bermain simulasi, bekerja dengan menggunakan data
statistik, dan menggunakan kemampuan berfikir kritis harus menjadi bagian
integral di dalam pembelajaran social studies. Strategi pembelajaran
harus membantu para siswa menjadi peserta didik yang independen dan
kooperatif yang mampu mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,
pengambilan keputusan, bernegosiasi, dan dapat menyelesaikan konflik.
Dari beberapa rekomendasi yang dikeluarkan oleh Komisi Nasional
Social studies Amerika Serikat ini terdapat dua isi pokok yakni tentang
perumusan bahan pembelajaran dan strategi pembelajaran untuk social
studies. Komisi ini mengusulkan agar bahan pembelajaran diorganisasikan
secara terpadu (integrated), bukan hanya antardisiplin ilmu-ilmu sosial
melainkan juga antardisiplin ilmu sosial, ilmu alam dan humanitis.
Sementara strategi pembelajaran yang diusulkan antara lain strategi
belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis, memecahkan
masalah, dan mengambil keputusan. Strategi yang dituntut oleh komisi ini
nampaknya cenderung mengarah kepada perlunya pengembangan strategi
pembelajaran atau pendekatan inkuiri karena pendekatan ini memiliki
karakteritik tentang kemampuan-kemampuan belajar di atas.
Upaya Pembaharuan Social studies
Di Australia
Di Australia, social studies sebagai suatu mata pelajaran yang
diberikan sejak sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah (P-10)
dianggap sebagai mata pelajaran yang mempunyai kedudukan yang penting di
seluruh negara bagian. Hal ini disebabkan oleh adanya kesadaran yang
semakin meningkat di kalangan penduduk Australia terhadap masalah-masalah
ekonomi, politik, lingkungan, sosial, dan masalah-masalah pribadi yang
memerlukan adanya kemampuan untuk mengatasinya. Pada tahun 1989, Dewan
Pendidikan Australia (the Australian Education Council) berhasil
menyepakati tujuan pendidikan nasional yang disahkan pada konferensi
Hobart dan diberi nama “the Common and Agreed National Goals for
Schooling in Australia”. Satu dari sepuluh buah tujuan yang berkaitan
langsung dengan social studies dan sekaligus berisi pesan tentang
perlunya membangun warga negara yang berpartisipasi aktif dalam
masyarakat demokratis adalah tujuan yang ke-7, yakni:
To develop knowledge, skills, attitudes, and values which will enable
students to participate as active and informed citizens in our democratic
Australian society within an international context. (Curriculum
Corporation, 1994: 57)
Sebelum dirumuskan tujuan nasional, tujuan social studies di
Australia, khususnya di negara bagian Victoria, tercantum di dalam
dokumen kurikulum social studies tahun 1987 (Social Education
Framework:P-10) sebagai berikut:
The social education program must make understandings about their own
society accessible to all students, emphasising shared elements as well
as recognising diversity ... The second major goal of social education is
to enable students to participate effectively in society (Ministry of
Education, 1989:8).
Untuk mencapai tujuan yang kedua, pendekatan yang cukup fleksibel
adalah dengan cara belajar inkuiri. Pendekatan ini secara eksplisit
ditegaskan di dalam dokumen (framework) sebagai berikut:
The two main goals of social education - promoting understandings about
society and how to participate in it effectively - are achieved through
the inquiry process, in which students are encouraged to ask questions
and find answers. The inquiry process consists of teaching strategies and
learning activities that encourage systematic student investigation
(Ministry of Education, 1987:19).
Setiap guru yang menggunakan pendekatan ini secara langsung akan
menerapkan proses belajar mengajar aktif, artinya setiap siswa akan
terlibat aktif dalam proses belajar di kelas (Marsh, 1994:20). Sejalan
dengan karakteristik pembelajaran inkuiri yang diawali dengan pelontaran
pertanyaan atau berbasis masalah, maka para siswa ditantang oleh sejumlah
pertanyaan sehingga terdorong rasa ingin tahu (curiosity-nya) untuk
mencari sesuatu dalam rangka menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah.
Kaitannya dengan kondisi kelas yang pasif, pembelajaran tidak menarik dan
munculnya rasa bosan dari siswa, maka dengan strategi inkuiri yang
diterapkan oleh guru dapat dibuktikan semuanya teratasi. Namun demikian
untuk menerapkan model pembelajaran inkuiri ini tentu saja perlu latihan
yang terus menerus. Dengan kata lain, seorang guru tidak bisa
mengharapkan bahwa dengan sekali mencoba model atau strategi ini akan
langsung berhasil. Sejumlah kemampuan guru seperti teknik bertanya yang
menarik perhatian, materi pertanyaan yang menantang, dilematis dan
kontroversial, perlu dipertimbangkan dan dipersiapkan oleh seorang guru.
Strategi yang dikembangkan dalam proses inkuiri yang mendorong siswa
untuk aktif belajar dapat lihat pada bagan berikut:
Gambar : Keterkaitan Belajar Inkuiri dengan
(Ministry of Education, 1987:19)
Social studies
Proses inkuiri seperti yang tergambar pada bagan di atas
selanjutnya disusun dalam suatu model belajar inkuiri yang tercakup dalam
8 tahap pembelajaran. Secara sistematik, tahap-tahap pembelajaran
inkuiri tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
tuning in
deciding directions
organising ourselves
finding out
sorting out
drawing conclusions
considering social action
reflection and evaluation
Sementara itu, dalam kurikulum social studies terbaru di negara
bagian Victoria - the Curriculum and Standards Framework (CSF) tentang
Studies of Society and Environment (SOSE), 1995 - pendekatan inkuiri
sebagai strategi pembelajaran social studies tetap menjadi pendekatan
yang sangat penting. Hal ini terbukti dengan dicantumkannya pendekatan
ini secara eksplisit di dalam dokumen tersebut. Akan tetapi model atau
teknik rumusan dari proses inkuiri ini mengalami perubahan dibandingkan
dengan kurikulum 1987. Ada tiga aktivitas utama dalam pendekatan inkuiri,
yakni:
investigation
communication
participation
Tahap investigation, ialah kegiatan untuk mengembangkan kemampuan
siswa dalam meneliti, memproses, dan mengintepretasikan data/informasi.
Kegiatan ini merupakan dasar untuk memprediksi alternatif kesimpulan
dalam pemecahan masalah, menyusun hipotesis, menetapkan pendekatanpendekatan, dan merancang metoda untuk mengumpulkan, mengorganisasi dan
memproses data atau informasi.
Tahap communication, ialah kegiatan untuk mengembangkan kecakapan
siswa dalam menggunakan bermacam-macam bentuk komunikasi seperti:
ucapan, tulisan, grafik dan statistik. Para siswa belajar mengumpulkan,
memproses, menganalisis, dan menyajikan informasi dengan menggunakan
sejumlah format dan variasi metoda.
Tahap participation, ialah kegiatan mengembangkan kecakapan dan
rasa percaya diri siswa dalam kerja kelompok dan dalam proses mengambil
keputusan. Para siswa juga didorong untuk menilai apakah kecakapan yang
dilatihkan di kelas ada manfaatnya dengan kehidupan mereka sehari-hari
dan masa yang akan datang.
Pada kurikulum terbaru ini nampaknya pendekatan inkuiri lebih
disederhanakan. Apabila mengkaji model yang ditampilkan pada bagan di
atas maka pendekatan inkuiri ini mengambil unsur-unsur pokok dari
kurikulum social studies 1987 (Social Education Framework:P-10).
Upaya Pembaharuan Pembelajaran IPS
Di Indonesia
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam sistem pendidikan di
Indonesia baru dikenal sejak lahirnya Kurikulum tahun 1975. Sebelumnya,
pembelajaran ilmu-ilmu sosial untuk tingkat persekolahan menggunakan
istilah yang berubah-ubah sesuai dengan situasi politik pada masa itu.
Misalnya Kurikulum 1964 menggunakan istilah Pendidikan Kemasyarakatan.
Ada dua kelompok mata pelajaran, ialah kelompok dasar yang terdiri atas
Sejarah Indonesia dan Geografi Indonesia, Bahasa Indonesia dan Civics dan
kelompok cipta yang terdiri atas Sejarah Dunia dan Geografi Dunia (S.
Hamid Hassan, 1996).
Pada tahun 1968, terjadi perubahan pengelompokan mata pelajaran
sebagai akibat perubahan orientasi pendidikan. Mata pelajaran di sekolah
dibedakan menjadi pendidikan jiwa Pancasila, pembinaan pengetahuan dasar,
dan pembinaan kecakapan khusus. Kurikulum 1964 berubah menjadi Pendidikan
Kewargaan Negara yang merupakan korelasi dari ilmu bumi, sejarah, dan
pengetahuan kewargaan negara (Dimyati, 1989).
Pada tahun 1975, lahirlah Kurikulum 1975 yang mengelompokkan tiga
jenis pendidikan, yakni pendidikan umum, pendidikan akademis, dan
pendidikan keakhlian khusus. Dalam Kurikulum 1975 dikemukakan secara
eksplisit istilah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang
merupakan fusi (perpaduan) dari mata pelajaran sejarah, geografi dan
ekonomi. Selain mata pelajaran IPS, pendidikan kewarganegaraan dijadikan
sebagai mata pelajaran tersendiri ialah Pendidikan Moral Pancasila (PMP).
Dalam Kurikulum 1975, IPS termasuk kelompok pendidikan akademis sedangkan
PMP termasuk kelompok pendidikan umum. Namun IPS sebagai pendidikan
akademis mempunyai misi menyampaikan nilai-nilai berdasarkan filsafat
Pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian mata pelajaran IPS pun berfungsi
dan mendukung tercapainya tujuan PMP.
Menjelang adanya perbaikan Kurikulum 1975, tahun 1980 muncul bidang
studi PSPB, gagasan dari Mendikbud Nugroho Notosusanto (alm). Mata
pelajaran ini hampir sejenis dengan IPS/Sejarah dan PMP. Upaya perbaikan
Kurikulum IPS 1975 (Kurikulum Yang Disempurnakan (KYD), 1975) baru
terwujud pada tahun 1984. Kurikulum IPS 1984 pada hakekatnya
menyempurnakan atau memperbaiki kelemahan-kelemahan Kurikulum 1975.
Ditinjau dari segi pendekatan (metodologi) pembelajaran, Kurikulum
IPS 1975 dan 1984 menggunakan pendekatan integratif dan struktural untuk
IPS SMP dan pendekatan disiplin terpisah (separated disciplinary
approach) untuk SMA (Hasan, 1996). Sedangkan pendekatan untuk IPS Sekolah
Dasar (SD) lebih mirip menggunakan integratif (integrated approach).
Pada tahun 1994, terjadi lagi perubahan kurikulum IPS. Dalam
Kurikulum 1994 dinyatakan bahwa IPS adalah mata pelajaran yang
mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah. Untuk IPS SD,
bahan kajian pokok dibedakan atas dua bagian, ialah pengetahuan sosial
dan sejarah. Bahan kajian pengetahuan sosial meliputi lingkungan sosial,
ilmu bumi, ekonomi, dan pemerintahan sedangkan bahan kajian sejarah
mencakup perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga kini.
Adanya pemisahan bahan kajian pokok ini menimbulkan pemisahan
tujuan yang ingin dicapai. Dalam bidang pengetahuan sosial, tujuan yang
ingin dicapai adalah agar para siswa SD mampu mengembangkan pengetahuan
dan Keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan seharihari. Sementara bidang kajian sejarah bertujuan agar para siswa SD mampu
mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak
masa lalu hingga masa kini sehingga para siswa memiliki kebanggaan
sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air.
Ada perbedaan yang cukup menonjol dalam Kurikulum IPS Sekolah
Dasar1994 dibandingkan dengan Kurikulum IPS sebelumnya, yakni dalam
metode dan penilaian. Kurikulum IPS 1994 hanya memberikan anjuran umum
bahwa pelaksanaan proses belajar mengajar hendaknya para guru menerapkan
prinsip belajar aktif. Maksudnya bahwa pembelajaran di kelas hendaknya
melibatkan siswa baik secara fisik, mental (pemikiran dan perasaan), dan
sosial sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Lebih lanjut ditegaskan
pula bahwa metode, penilaian, dan sarana yang digunakan dalam KBM dapat
ditentukan oleh guru sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
Dari bunyi rambu-rambu yang terakhir ini, menunjukkan bahwa
Kurikulum IPS 1994 memberikan keleluasaan atau kekuasaan otonom yang
cukup besar terhadap guru. Kurikulum ini memberikan kesempatan yang luas
bagi guru untuk berkreasi, khususnya dalam mengelola proses belajar
mengajar di kelas IPS seoptimal mungkin. Dalam menentukan jenis metode
dan model evaluasi serta sarana yang akan digunakan, kurikulum menuntut
adanya profesionalisme guru yang lebih mandiri. Pertanyaannya adalah
sudah siapkah para guru menjawab tantangan kemandirian dalam mengelola
KBM PIPS di kelas?
Memasuki Abad 21 yang ditandai oleh perubahan mendasar dalam segala aspek
kehidupan khususnya perubahan dalam bidang politik, hukum, dan kondisi
ekonomi telah menimbulkan perubahan yang sangat signifikan dalam sistem
pendidikan di Indonesia. Pada tahun 2003 disahkanlah Undang-undang Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang tersebut
telah menimbulkan dampak yang cukup signifikan terhadap perubahan sistem
kurikulum di Indonesia.
Dalam Pasal 37 UU Sisdiknas dikemukakan bahwa mata pelajaran IPS
merupakan muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar
dan menengah. Salah satu implikasi dari ketentuan undang-undang tersebut
adalah lahirnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam PP tersebut dikemukakan bahwa
standar nasional adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Pasal
35 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Standar Nasional Pendidikan digunakan
sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, dan pembiayaaan. Oleh karena itu, adanya standar
nasional pendidikan telah berimplikasi terhadap sejumlah kebijakan bidang
pendidikan yang lebih rendahnya.
Ketentuan tentang implikasi dari peraturan perundangan tersebut adalah
dikeluarkannya kebijakan tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) beserta pedomannya dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Nomor 23 Tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dengan panduan KTSP yang
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Kemampuan Berfikir Untuk Siswa
Sekolah Dasar
Savage dan Armstrong (1996) mengembangkan pendekatan inkuiri
sebagai salah satu bagian dari upaya guru dalam membantu para siswa
sekolah dasar meningkatkan kemampuan berfikir. Empat pendekatan lainnya
yang dikembangkan oleh Savage dan Armstrong untuk mendorong siswa
mengembangkan kemampuan berfikir dalam IPS ialah kemampuan berfikir
kreatif (creative thinking), berfikir kritis (critical thinking),
kemampuan memecahkan masalah (problem solving), dan kemampuan mengambil
keputusan (decision making). Pada bagian ini lima pendekatan untuk
mengembangkan kemampuan berfikir diuraikan dan dibahas sebagai berikut.
Pendekatan Inkuiri
(Inquiry Approach)
Pembelajaran inkuiri memperkenalkan konsep-konsep untuk para siswa
secara induktif. Belajar dengan menggunakan pendekatan induktif yang
mencakup proses berfikir dari hal-hal yang khusus kepada hal-hal yang
bersifat umum dimulai dengan upaya guru memperkenalkan sejumlah contoh
konsep yang spesifik. Para siswa mempelajari contoh-contoh itu dan
mencoba menyimpulkannya dengan cara membuat pernyataan atau kalimat yang
sesuai dengan karakteristik konsep tersebut. Misalnya, seorang guru di
sekolah dasar ingin mengajarkan konsep “burung”. Guru bisa mulai dengan
menunjukkan berbagai gambar burung kepada para siswa. Rangkaian
pertanyaan dapat diajukan untuk mengidentifikasi ciri-ciri dari gambar
tersebut. Kemudian untuk menyimpulkan pelajaran, guru dapat membantu para
siswa dalam membuat definisi tentang burung. Misalnya, dengan menampilkan
gambar “burung” lainnya untuk membantu siswa dalam menguji kebenaran
definisi. Dengan demikian, belajar inkuiri dapat dianggap sebagai suatu
latihan dalam memperoleh pengetahuan. Para siswa diberi pertanyaan untuk
mengembangkan kesimpulan berdasarkan pertimbangan bukti-bukti yang telah
dimilikinya.
Kecakapan Belajar Inkuiri
Pembelajaran inkuiri menerapkan metoda ilmiah untuk masalah-masalah
belajar dan umumnya digunakan dalam mata pelajaran IPS di sekolah dasar.
Filsuf pendidikan Amerika terkenal, John Dewey, menyarankan langkahlangkah pembelajaran inkuiri dalam buku klasiknya How We Think yang
diterbitkan tahun 1910 sebagai berikut:
Menggambarkan indikator-indikator masalah atau situasi
Memberikan kemungkinan jawaban atau penjelasan
Mengumpulkan bukti-bukti yang dapat digunakan untuk menguji kebenaran
jawaban atau penjelasan
Menguji kebenaran jawaban sesuai dengan bukti-bukti yang terkumpul
Merumuskan kesimpulan yang didukung oleh bukti yang terbaik.
Pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan inkuiri dapat
diterapkan pada semua jenjang dan kelas. Untuk siswa sekolah dasar pada
kelas-kelas rendah dapat juga menggunakan pendekatan inkuiri ini melalui
pembelajaran-pembelajaran yang sederhana, misalnya siswa mengawali dengan
belajar bagaimana belajar dan bekerja dengan menggunakan peta dan globe.
Di bawah ini adalah contoh pembelajaran inkuiri tentang “Peta dan Globe”
pada kelas 3 SD.
Tujuan: Pada akhir proses belajar mengajar diharapkan para siswa dapat
(1) mengenal simbol-simbol yang ada di dalam peta dan (2) mengemukakan
alasan mengapa harus menggunakan simbol yang berbeda-beda.
Prosedur: Bimbinglah siswa melalui langkah-langkah berikut ini:
Tahap 1
Guru : Siapa diantara kamu yang pernah melihat danau? Sungai? Adakah
diantara kamu yang pernah melihat laut? Seperti apakah sungai, danau, dan
laut itu? (Siswa menjawab setiap pertanyaan. Kembangkan pertanyaan itu
hingga para siswa menyebutkan bahwa semua tempat itu berisi air.) Tahukah
kamu bahwa lautan lebih luas daripada daratan? Orang yang membuat peta
dan globe mempunyai kesulitan karena harus dapat meyakinkan orang lain
wilayah mana yang berupa daratan dan wilayah mana yang berbentuk lautan.
Tahap 2
Guru: Bagaimana pembuat globe untuk mengatasi kesulitan ini? Bagaimana
pendapatmu tentang cara menunjukkan lokasi perairan?
Kemungkinan jawaban siswa:
Mungkin siswa menuliskan kata “air’ pada tempat yang ada airnya.
Mungkin juga mereka menggambar gelombang pada tempat yang ada air.
Mereka mungkin mewarnai bagian/tempat yang ada airnya.
Tahap 3
Guru: Anggaplah bahwa kita adalah ilmuwan yang akan menguji pendapat
siapa yang paling tepat. Mari kita lihat bola dunia ini. (Pegang bola
dunia ini) Coba berikan nama laut ini? (Apabila kamu tidak tahu coba
bantu oleh yang lainnya) Baiklah, mari kita lihat Laut Jawa. Ini ada di
peta. Apa warnanya? (Siswa menjawab: “biru”) Mari lihat pula Samudra
Indonesia. Inilah ada di peta. Apa warnanya? (Siswa menjawab: “warnanya
sama - biru”)
Tahap 4
Beri lagi pertanyaan untuk membuktikan bahwa mereka telah menguasainya.
Beri pula dorongan agar mereka bercerita atau menjelaskan apa yang telah
mereka ketahui.
Guru: Berdasarkan informasi yang telah kita diketahui, bagaimana pembuat
bola dunia menggambar lautan agar berbeda dengan simbol lainnya? (Siswa
menjawab: “warnanya biru”) Tahukah kamu, mengapa pembuat bola dunia
memilih cara membuat simbol laut dengan warna biru? Maksud saya, mengapa
mereka tidak menuliskan “air” pada tempat-tempat yang menunjukkan lautan
atau menggambarkan gelombang? (Para siswa menjawab: “Apabila pembuat
bola dunia itu menuliskan kata “air” maka ia harus menuliskan kata air
beberapa kali”. Karena ada wilayah perairan laut yang sempit sehingga
akan sulit menuliskan kata “air” pada tempat itu”. “Akan sulit juga
menuliskan kata “air” untuk menunjukkan suatu sungai”. “Menggambarkan
gelombang untuk lautan mungkin saja namun kesulitan untuk sungai”.)
Tahap 5
Tahap ini adalah kesimpulan dari seluruh pelajaran. Selain itu pada tahap
inipun dirancang untuk membuat penjelasan umum yang dapat diterapkan
dalam situasi lainnya.
Guru: Dari apa yang telah kita pelajari, dapatkah kamu mengemukakan
simbol wilayah perairan pada peta dan bola dunia (globe)? (Siswa
menjawab: “Wilayah perairan itu digambarkan dengan warna biru”)
Marilah kita perhatikan peta dan bola dunia lainnya. Samakah simbol yang
dibuat untuk wilayah perairan laut? (Guru dan siswa melihat-lihat peta
dan bola dunia lainnya.) Kesimpulannya: “Umumnya pada peta dan bola
dunia, warna biru digunakan untuk menunjukkan perairan”.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri di sekolah dasar
untuk kelas yang lebih tinggi dapat dengan cara melakukan analisis
terhadap suatu data. Di bawah ini ditampilkan suatu contoh model inkuiri
untuk siswa SD kelas 6 dengan topik kependudukan.
Topik: Penduduk Indonesia
Tujuan: Pada akhir proses belajar mengajar diharapkan para siswa dapat
mengembangkan generalisasi yang menjelaskan hubungan antara luas areal,
persentase, dan kepadatan penduduk dengan cara membandingkan data yang
terdapat dalam bagan.
Prosedur: Anggaplah kita akan memperkenalkan suatu pembelajaran yang
memfokuskan pada kependudukan dan luas areal antar pulau yang ada di
Indonesia. Data yang ada di dalam bagan ini dirancang untuk pembelajaran
IPS, yakni informasi yang akan digunakan oleh siswa untuk mengembangkan
generalisasi. Setelah mengkaji data, para siswa diharapkan dapat menguji
tingkat akurasi dari generalisasi yang dibuatnya.
LUAS AREAL, PERSENTASE DAN KEPADATAN PENDUDUK DI INDONESIA (1971, 1980,
1985)
Kawasan Persentase
luas areal Persentase penduduk
1971
1980
1985 Kepadatan penduduk
1971
1980
1985 Jawa
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Irian Jaya
Maluku
Bali
Nusa tenggara 6,89
24,67
28,11
9,85
21,99
3,88
0,29
4,61 63,83
61,88 60,88
17,45 19,00 19,85
4,32
4,56
4,71
7,15
7,05
7,04
0,84
0,79
0,94
0,92
0,96
0,98
1,78
1,67
1,62
5,55
5,76
5,70 576
690
755
44
59
69
10
12
14
45
55
61
2
3
3
15
19
22
381
444
476
75
96
106 INDONESIA
100,00
77
85
100
100
100
62
Sumber:BPS, 1986
Bagikan tabel ini kepada setiap siswa atau dapat pula digambar
pada papan tulis atau ditayangkan melalui OHP. Mulailah dengan meminta
siswa memperhatikan tabel secara seksama dan jawablah pertanyaanpertanyaan berikut ini:
1. Apakah persamaan umum diantara pulau-pulau yang dibandingkan ini?
Kemungkinan jawaban siswa (generalisasi):
Semua pulau itu berada di wilayah Negara Kesatuan RI.
Tingkat kepadatan penduduk mengalami kenaikan dari tahun 1971 sampai
tahun 1985.
2. Apakah perbedaan yang dapat kamu kemukakan dari tabel itu? Kemungkinan
jawaban siswa (generalisasi):
Luas areal pulau ada yang luas ada yang sempit. Kalimantan adalah pulau
yang paling luas.
Persentase penduduk pun berbeda. Pulau yang paling banyak penduduknya
adalah Jawa.
Tingkat kepadatan penduduk pun tidak merata. Jawa adalah pulau terpadat
penduduknya.
3. Kamu telah mengemukakan beberapa perbedaan penting yang terjadi antar
pulau.
Dapatkah kamu kemukakan faktor penyebab terjadinya perbedaan itu.
Kemungkinan jawaban siswa (generalisasi):
Perbedaan luas areal disebabkan oleh kejadian alam.
Pulau Jawa paling padat penduduknya karena ibu kota negara ada di pulau
Jawa.
Jawa pun dikenal sebagai pulau yang indah dan subur tanahnya.
(Ini hanyalah contoh. Sekarang mungkin kondisinya telah berubah terutama
tentang persebaran penduduk)
Guru: “Baiklah, kamu semua telah dapat membuat jawaban (generalisasi)
dengan baik. Marilah kita tuliskan satu persatu di papan tulis”. “Kita
akan melanjutkan belajar kita minggu depan”. “Namun demikian, sekarang
mari kita uji dulu tingkat kebenaran dari generalisasi yang telah dibuat
itu”. “Saya minta kamu semua membuat pernyataan baru apabila ditemukan
adanya informasi baru yang dapat mendukung kebenaran generalisasi atau
memperbaiki generalisasi yang telah kita buat ini”.
Data yang ada di dalam tabel ini membantu siswa mengembangkan wawasannya
tentang kependudukan di Indonesia. Secara langsung mereka terlibat dalam
pembuatan informasi baru. Informasi ini pada gilirannya dapat
mengantarkan para siswa untuk melakukan studi lanjutan. Kesempatan
menguji generalisasi sering mengakibatkan para siswa menjadi lebih
antusias melakukan pencarian informasi baru yang berkaitan dengan topik
bahasan.
Kecakapan Berpikir Kreatif
(Creative Thinking)
Berfikir kreatif lebih mengutamakan pada pendekatan untuk
memecahkan masalah yang membingungkan. Umumnya para penemu adalah orangorang kreatif. Orang yang menciptakan musik angklung di Jawa Barat adalah
orang yang kreatif. Ia dapat menyusun bambu yang dapat menimbulkan bunyi
sesuai dengan tangga nada. Berfikir kreatif membantu kita dalam
menyesuaikan diri dengan perubahan. Para ahli percaya bahwa perubahan
berjalan cepat. Oleh karena itu, membantu siswa mengembangkan kemampuan
berfikir kreatif yang dapat menuntun mereka menyesuaikan diri dengan
kondisi hidupnya akan sangat berguna bagi kehidupannya.
Ada sejumlah teknik berfikir kreatif yang telah dikembangkan. Salah
satunya adalah teknik branstrorming. Teknik ini pertama kali dikembangkan
dalam dunia bisnis. Brainstorming dirancang untuk membantu orang-orang
memecahkan masalah. Teknik ini diawali dengan penyajian sebanyakbanyaknya kemungkinan jawaban atas pertanyaan tanpa menilai terlebih
dahulu apakah pernyataan atau jawaban itu tepat.
Apabila teknik brainstorming digunakan di kelas maka para siswa
didorong untuk mengemukakan jawaban sebanyak-banyaknya sesuai dengan
fokus masalah yang diajukan. Aturan teknik brainstorming adalah:
Pertama, para siswa di beri fokus masalah. (“Anggaplah, karena setiap
pohon mengeluarkan banyak oksigen yang sangat penting bagi manusia, maka
semua bangsa di dunia membuat keputusan untuk melarang setiap penebangan
kayu. Apakah akibat dari keputusan ini?”)
Kedua, para siswa diminta untuk mengemukakan pendapat secepat-cepatnya.
Orang bebas berbicara ketika orang lain sedang tidak berbicara. Pendapat
adalah bertujuan untuk membangkitkan curahan isi hati. Siswa didorong
untuk bicara sepanjang pemikiran mereka itu relevan.
Ketiga, para peserta diperingatkan untuk tidak berkomentar dulu terhadap
pendapat yang diajukan oleh orang lain baik bersifat positif ataupun
negatif. Semua ide, pikiran, atau pendapat diterima. Aturan ini sangat
membantu mengatasi ketakutan siswa atas pendapatnya yang suka disebut
pendapat bodoh atau asal bunyi (asbun).
Keempat, guru atau pencatat menuliskan setiap ide atau pendapat, biasanya
pada papan tulis. Untuk juru tulis ini sebaiknya dipilih orang yang dapat
menulis cepat. Jawaban siswa biasanya cepat dan terkadang tidak jelas.
Kelima, guru menghentikan mendorong siswa memberikan pendapat ketika
jawaban-jawaban siswa itu mulai mengendur atau lamban.
Keenam, diskusi umum menyimpulkan pendapat-pendapat tadi. Diskusi ini
dapat menggali ide-ide tambahan. (Misalnya, setelah adanya pertanyaan
fokus yang digunakan untuk menggambarkan langkah-langkah ini, mungkin
terdapat kelanjutan dari topik penelitian, seperti bahan bakar alternatif
menggantikan bahan-bahan perkakas dapur, bahan-bahan konstruksi untuk
rumah, dan sebagainya).
Kecakapan Berfikir Kritis
(Critical Thinking)
Tujuan berfikir kritis ialah untuk menguji suatu pendapat atau ide.
Termasuk di dalam proses ini adalah melakukan pertimbangan atau pemikiran
yang didasarkan pada pendapat yang diajukan. Pertimbangan-pertimbangan
itu biasanya didukung oleh kriteria yang dapat dipertanggung-jawabkan.
Berfikir kritis dapat mendorong siswa untuk mengeluarkan ide baru.
Pembelajaran Keterampilan berfikir kritis kadang-kadang dikaitkan dengan
Keterampilan berfikir kreatif. Apabila hal ini dilakukan maka sebagian
pembelajaran berfikir kreatif yang dijadikan sebagai langkah pertama.
Selama langkah pertama ini, para siswa dapat membuat ide baru lagi.
Sedangkan pada langkah berikutnya barulah mereka menggunakan Keterampilan
berfikir kritis untuk melakukan pengujian atau penilaian terhadap ide-ide
ini.
Pada tahun 1972, Dunn and Dunn melakukan modifikasi terhadap
teknik brainstorming yang dapat mendorong siswa berfikir kritis. Dalam
proses brainstorming yang dimodifikasikan dengan Keterampilan berfikir
kritis ini mencakup beberapa langkah berikut:
Pertama, guru menentukan fokus atau topik pokok bahasan yang dapat
mendorong siswa berfikir, misalnya bagaimana caranya memecahkan masalah
yang paling tepat. Guru kelas 6 dapat mengajukan pertanyaan berikut ini
ketika akan mulai medorong proses berfikir: Apa yang harus kita lakukan
agar anak-anak tidak mengalami luka ketika bermain di halaman sekolah?
Kedua, guru mengajukan pertanyaan berikutnya, mengapa ide ini belum
diterapkan. (Hal-hal apakah yang menghambat kita untuk melakukan
perbuatan tersebut)
Ketiga, setelah para siswa menjawab pertanyaan ini dan merencanakan
membantu siswa berfikir tentang yang mungkin dilakukan untuk mengatasi
suatu hambatan, guru bertanya lagi. (Bagaimana caranya kita mengatasi
kesulitan-kesulitan ini?)
Keempat, pada langkah ini guru meminta siswa agar memberikan
alternatif/kemungkinan jawaban-jawaban itu dapat diterapkan terhadap
masalah sebelumnya. (Hal-hal apakah yang mungkin mendukung kita dalam
mengupayakan agar anak-anak tidak mengalami luka ketika sedang bermain di
halaman sekolah?)
Kelima, akhirnya para siswa diminta untuk mengambil keputusan apakah yang
seharusnya menjadi langkah pertama dalam memecahkan suatu masalah. (“Coba
kita ingat lagi langkah-langkah apakah yang telah kita jalani”. “Tindakan
apakah yang pertama kali harus dilakukan untuk memecahkan masalah?”
“Siapkanlah untuk menjelaskan pilihanmu”.) Seluruh siswa mengajukan
jawaban dan mempertahankan pilihannya dengan mengacu pada kriteria yang
tepat.
Keterampilan Memecahkan Masalah
(Problem Solving)
Idealnya setiap masalah dapat dipecahkan dengan proses penyelesaian
yang benar, tepat, dan baik sesuai dengan dukungan bukti yang tersedia.
Agar dapat bekerja seperti itu maka guru perlu mendorong para siswa
mengikuti langkah-langkah pendekatan pemecahan masalah (problem solving).
Proses pembelajaran dengan teknik problem solving mencakup langkahlangkah sebagai berikut:
Pertama, mengenali adanya masalah
Kedua, mencari alternatif pendekatan untuk memecahkan masalah itu
Ketiga, memilih dan menerapkan pendekatan
Keempat, mencapai kesimpulan yang dapat dipertanggung-jawabkan.
Untuk menerapkan pendekatan problem solving berikut adalah contoh
proses pembelajarannya di SD kelas 5.
Topik: Pola Cuaca
Tujuan: Pada akhir proses belajar mengajar diharapkan para siswa dapat
mengenal dan menjelaskan perbedaan cuaca di dua tempat/kota yang ada di
pulau Jawa.
Prosedur: Apabila kita tertarik dengan pola cuaca dan ingin mengetahui
sampai sejauh mana para siswa memahami adanya perbedaan pola cuaca di
tempat yang satu dengan tempat lainnya di pulau Jawa, maka kita dapat
membuka dialog dengan siswa seperti berikut:
Guru: “Siapa yang melihat acara prakiraan cuaca tadi malam di TVRI?”
Berapa derajat temperatur di kota Cirebon dan Bandung untuk siang hari
ini menurut prakiraan cuaca di TVRI? (Bila tidak ada siswa yang
mengetahui Guru dapat menuliskannya pada papan tulis.)
Kota
Rata-rata bulan Oktober Bandung 220 C Cirebon 300 C
Siapa yang masih ingat, berada di pulau apakah kota Bandung dan kota
Cirebon? (Tunjukkan dua kota tersebut dengan menggunakan peta Indonesia)
Marilah kita perhatikan letak dua kota ini. Coba anda jelaskan perbedaan
dari dua kota ini! Kota manakah yang iklimnya lebih panas?
Melby : “Kota Cirebon lebih panas daripada kota Bandung.”
Guru: “Mengapa kota Cirebon lebih panas daripada kota Bandung?” Mari kita
mulai dengan meninjau kembali apa yang telah kau ketahui tentang faktorfaktor yang mempengaruhi perbedaan cuaca!
Arief : “Tempat di dataran rendah biasanya lebih panas daripada tempat
yang berada di dataran tinggi/pegunungan.”
Guru : “Itu benar. Apakah istilah yang biasanya digunakan untuk
menunjukkan perbedaan tinggi rendahnya wilayah atau tempat?”
Alfin : “Garis lintang.”
Guru : “Garis lintang, tepat sekali. Nah, sekarang yang akan kita
pelajari adalah tentang garis lintang”
Proses Pengambilan Keputusan
(Decision Making Process)
Banyak pertanyaan yang kita kemukakan sering dijawab kurang tepat.
Jawaban-jawaban itu mungkin saja mengandung kebenaran. Masalahnya adalah
bagaimana kita memilih jawaban-jawaban yang mengandung kebenaran itu.
Untuk melakukannya kita harus melakukan seleksi berdasarkan pilihan yang
tersedia, menilai bukti-bukti yang telah terkumpul, dan mempertimbangkan
nilai-nilai pribadi yang dimiliki oleh para siswa. Proses berfikir
seperti ini dikenal sebagai proses pengambilan keputusan (decision
making)
Proses pembelajaran dengan pendekatan “decision making” mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
Mengenal persoalan atau masalah dasar
Memberikan jawaban alternatif
Mendeskripsikan bukti yang mendukung setiap alternatif
Mengenal nilai yang tersirat pada setiap alternatif jawaban
Mendeskripsikan kemungkinan akibat yang muncul ketika memilih setiap
alternatif
Membuat pilihan dari tiap alternatif
Mendeskripsikan bukti dan nilai yang digunakan dalam membuat pilihan
Banyak kesempatan dalam proses belajar mengajar menggunakan teknik
pengambilan keputusan. Misalnya, dalam upaya membantu siswa berlatih
hidup bernegara, banyak sekolah yang memiliki suatu organisasi intra
sekolah (OSIS). Untuk menjadi anggota Dewan Siswa yang biasanya tergabung
dalam OSIS tentunya memiliki persyaratan khusus. Bagaimanakah
pembelajaran dengan menggunakan proses pengambilan keputusan (decision
making) ini dilaksanakan? Di bawah ini ditampilkan langkah-langkah
pembelajarannya yang dapat dilakukan di SD kelas 5-6.
Topik: Pemilihan Siswa Patroli Keamanan Sekolah (PKS)
Tujuan: Pada akhir proses belajar mengajar, diharapkan para siswa dapat
mempraktekkan langkah-langkah proses pengambilan keputusan (decision
making) terhadap suatu masalah.
Prosedur: Pandulah para siswa dengan langkah-langkah berikut!
Pertama, merumuskan masalah, misalnya: “Hanya siswa kelas 6 yang dapat
menjadi anggota PKS bukan siswa kelas 5 seperti yang sekarang berlaku”.
Kedua, dalam persoalan ini, hanya ada dua pilihan: pertama, mendukung
kebijakan baru diatas; kedua, mempertahankan kebijakan yang berlaku saat
ini, yakni hanya kelas 5 yang diperbolehkan menjadi anggota PKS.
Ketiga, sejumlah bukti berikut dapat digunakan untuk mendukung ide bahwa
hanya siswa kelas 6 yang dapat menjadi anggota PKS.
Ini adalah sekolah khusus yang berbeda dari sekolah lainnya.
Siswa kelas 6 lebih banyak pengalaman dan lebih dewasa daripada siswa
kelas 5.
Dari segi fisik, siswa kelas 6 lebih kuat tenaganya dalam memberikan
pertolongan pertama.
Beberapa hal yang dapat digunakan untuk menentang ide bahwa hanya kelas 6
yang diperbolehkan menjadi anggota PKS:
Siswa kelas 6 sebaiknya jangan terlalu banyak terlibat dalam kegiatan
ekstrakurikuler karena mereka sedang menghadapi EBTA.
Tidak semua siswa kelas 6 tertarik dengan PKS, sebaliknya ada siswa kelas
5 yang lebih tertarik untuk menjadi anggota PKS.
Dari segi fisik, ada juga siswa kelas 5 yang tubuhnya lebih besar dan
kuat dalam memberikan pertolongan pertama.
Langkah berikutnya (keempat, kelima, keenam, dst.) dapat
dikembangkan, baik yang mendukung gagasan maupun yang menentang sampai
pada akhirnya dapat diraih suatu keputusan yang terbaik dan
dideskripsikan oleh para siswa setelah menilai keuntungan-kerugiannya,
keunggulan-kelemahannya, dan kebaikan-keburukannya.
Kesimpulannya, langkah-langkah proses pengambilan keputusan
(decision making process) memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
berfikir melalui berbagai alternatif penyelesaian masalah. Guru yang
mendorong para siswa berfikir tentang alternatif dan bukti serta nilainilai yang berkaitan dengan proses pemecahan masalah secara partisipatif
dapat melibatkan diri dengan para siswa. Dengan adanya partisipasi orang
dewasa (guru) maka teknik decision making memperoleh tempat yang baik
bagi pembelajaran IPS di sekolah dasar.
Pendekatan Inkuiri Untuk Siswa
Sekolah Menengah
Banks (1990) mengemukakan pendekatan mengajar dengan menggunakan
inkuiri sosial untuk menghasilkan fakta, konsep, generalisasi, dan teori.
Namun tujuan utama inkuiri ilmu sosial menurutnya adalah untuk membangun
teori. Para ilmuwan sosial percaya bahwa salah satu cara membantu
masyarakat adalah dengan membangun teori. Teori dapat digunakan untuk
memahami, menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol prilaku masyarakat.
Selain itu, tujuan inkuiri sosial pun diharapkan dapat membantu
masyarakat dalam memecahkan masalah-masalah sosial sehingga mereka dapat
memperoleh kehidupan yang lebih baik. Untuk itu inkuiri sosial seyogyanya
memberikan prioritas/memfokuskan pada masalah-masalah praktis
kemasyarakatan. Dari sudut pandang ini, tujuan utama inkuiri sosial
adalah memberikan kontribusi untuk para pengambil kebijakan dalam
menghasilkan keputusan-keputusannya.
Model Inkuiri Sosial
1. Perumusan Masalah (Problem Formulation)
Sebelum seorang ilmuwan melakukan penelitian tentang suatu masalah
atau isu, terlebih dahulu ia harus memiliki ide yang jelas atau masalah
yang akan dipecahkan. Ilmuwan harus merasakan bingung (mempertanyakan)
dulu mengenai fenomena yang terjadi atau harus mengenal adanya masalah.
Setelah menyadari adanya masalah selanjutnya ia pun tertarik untuk
melakukan penelitian.
Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti harus merumuskan
masalah. Hal ini sesuai dengan syarat suatu masalah yang harus lengkap,
tepat, dan dapat diteliti. Sebuah rumusan masalah seperti: “Apakah sikap
anak-anak?” merupakan contoh masalah yang tidak memenuhi kriteria di
atas. Rumusan ini tidak lengkap, tidak tepat bahkan tidak dapat diteliti.
Peneliti yang berusaha mencari jawabannya mungkin tidak mengetahui apakah
akan meneliti sikap anak-anak di kota Bandung, Jakarta, ataukah Surabaya.
Selain itu tidak jelas pula sikap apakah yang akan diteliti dari anakanak itu. Kita menyadari bahwa sikap anak itu beraneka ragam. Sikap anak
itu bisa meliputi sikap terhadap sekolah, guru-guru, orang tua, mainan,
makanan, dan terhadap orang atau benda lainnya yang ada di lingkungan
masyarakat.
Masalah ini jelas tidak dapat diteliti karena tidak memberikan
petunjuk yang diperlukan oleh si peneliti. “Apakah sikap orang tua siswa
pada abad kesembilanbelas?” Inipun bukanlah pertanyaan ilmiah karena
tidak mengkhususkan pada jenis sikap tertentu yang akan diteliti.
Pertanyaan seperti ini sering muncul dikalangan para mahasiswa yang
sedang belajar meneliti. Contoh pertanyaan berikutnya: “Apakah persepsi
para orang tua siswa SMU di kota Bandung terhadap sekolah unggulan yang
dikelola oleh pemerintah secara khusus?” Pertanyaan ini cukup jelas,
tepat dan dapat diteliti. Masalah inipun mengisyaratkan bahwa rancangan
penelitian yang dibuat memungkinkan dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti. Rumusan masalah yang ilmiah biasanya menunjukkan
hubungan antara variabel-variabel. Variabel rumusan masalah di atas
adalah persepsi orang tua siswa dan sekolah unggulan.
Dalam rumusan di atas diasumsikan bahwa kedua variabel itu
menunjukkan adanya keterkaitan. Dalam proses penelitian akan diuji
bagaimana faktor-faktor ini saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Variabel penelitian dapat diklasifikasikan sebagai variabel independen
(variabel bebas) dan variabel dependen (variabel tergantung). Variabel
independen ialah suatu variabel yang dapat mengakibatkan perubahan pada
variabel lainnya sedangkan variabel dependen ialah variabel yang
dipengaruhi akibat dari tindakan variabel luar. Dalam pertanyaan di atas,
persepsi orang tua siswa dapat dikategorikan sebagai variabel dependen
karena diasumsikan bahwa persepsi orang tua siswa akan berubah setelah
berdirinya sekolah unggulan.
2. Perumusan Hipotesis (Formulation of Hypotheses)
Setelah peneliti merumuskan masalah atau pertanyaan yang tepat dan
dapat diteliti, selanjutnya ia berusaha merumuskan dugaan atau jawaban
sementara untuk mengarahkan proses penelitian. Apabila peneliti
merumuskan suatu pertanyaan penelitian: “Bagaimana budaya asing
mempengaruhi gaya berpakaian para remaja di kota Bandung?” Penelitian ini
akan lebih terfokus atau bermanfaat apabila si peneliti memiliki sejumlah
ide atau pemikiran tentang cara-cara budaya asing itu masuk dan dapat
mempengaruhi remaja-remaja di kota Bandung. Peneliti dapat memberikan
asumsi bahwa mode pakaian yang digunakan oleh para remaja di kota Bandung
merupakan modifikasi sebagai hasil kontak dengan orang asing. Untuk
menentukan apakah dugaan atau pemikirannya itu tepat ia mungkin
mengumpulkan informasi tentang budaya asing yang berkaitan dengan mode
pakaian. Pernyataan atau dalil sementara yang dirumuskan oleh seorang
peneliti untuk mengarahkan penelitian disebut hipotesis.
Untuk memandu penelitian secara efektif, hipotesis harus mempunyai
ciri-ciri tertentu. Misalnya, hipotesis harus ada kaitannya dengan
rumusan masalah. Hipotesis yang dirumuskan seperti: “Bagaimana masyarakat
di sekitar Pandeglang mempengaruhi budaya suku Baduy?” harus menunjukkan
bukti-bukti bahwa sungguh terjadi kontak antara masyarakat di sekitar
Pandeglang dengan orang-orang Baduy. Peneliti dapat merumuskan
hipotesisnya sebagai berikut: “Masyarakat suku Baduy menggunakan
bermacam-macam peralatan yang lebih modern setelah mereka melakukan
kontak dengan masyarakat luar” dan “Tak ada perubahan mendasar yang
terjadi di dalam tata kehidupan atau praktek keagamaan dalam masyarakat
Baduy ketika terjadi kontak dengan masyarakat luar”. Hipotesis yang
berkaitan dengan gaya hidup masyarakat Baduy setelah adanya kontak dengan
masyarakat luar mungkin kurang tepat untuk masalah penelitian ini.
3. Definisi Istilah: Konseptualisasi
Pada awal proses inkuiri, peneliti harus membuat definisi istilah
atau konsep yang jelas tentang masalah penelitiannya walaupun pekerjaan
ini merupakan masalah utama bagi para ilmuwan sosial. Kesulitannya adalah
konsensus tentang arti konsep atau istilah yang belum ada. Seperti
istilah agresi, kelas sosial, dan prilaku sosial adalah contoh-contoh
konsep ilmu-ilmu sosial yang didefinisikan secara bervariasi oleh para
peneliti. Ketika istilah-istilah ini digunakan maka peneliti harus
menjelaskan kepada pembaca tentang definisi itu. Misalnya apakah kriteria
yang digunakan untuk menentukan contoh-contoh konsep itu.
Pada bagian terdahulu kita telah membahas tentang “Bagaimana budaya
asing mempengaruhi gaya berpakaian para remaja di kota Bandung?”
Peneliti yang mengkaji masalah ini harus menentukan bagaimana ia
mendefinisikan konsep “budaya asing” dan “gaya berpakaian” dalam istilah
yang operasional dan dapat diukur (measurable). Istilah budaya asing
tentunya dapat didefinisikan secara berlainan sesuai dengan persepsi dan
latar belakang pengalaman si peneliti. Begitu pula istilah gaya
berpakaian dapat didefinisikan oleh peneliti sesuai dengan batasan
masalah penelitian yang telah ditetapkan. Pembatasan masalah ini akan
sangat bermanfaat bagi pembaca dalam memahami proses dan hasil penelitian
meskipun tidak menutup kemungkinan akan terjadinya perbedaan persepsi
terhadap definisi konsep yang telah ditetapkan. Membuat definisi secara
operasional dalam konsep-konsep ilmu sosial merupakan salah satu masalah
yang sangat sulit dalam penelitian ilmu sosial.
4. Pengumpulan data (Collection of Data)
Pertanyaan dijawab dan hipotesis diuji dengan data dan informasi
yang dikumpulkan oleh peneliti. Para ilmuwan sosial menggunakan sejumlah
metoda untuk mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan menghasilkan
generalisasi dan teori. Di dalam ilmu-ilmu sosial, para ilmuwan biasanya
menggunakan tiga metode utama pengumpulan data untuk melakukan analisis,
ialah eksperimen, survey sampel, dan studi kasus. Disamping itu, mereka
pun dapat menggunakan kajian historis, analisis literatur, dan teknik
lainnya.
Eksperimen merupakan situasi laboratorium yang dikondisikan oleh
peneliti untuk menentukan bagaimana variabel-variabel itu saling
berkaitan. Untuk menentukan bagaimana satu variabel dapat mempengaruhi
variabel lainnya, peneliti berusaha mengontrol semua variabel dalam suatu
situasi eksperimen. Apabila peneliti ingin menentukan pengaruh film
perang pada sikap perseorangan terhadap perang, ia dapat mempertunjukkan
film perang kepada suatu kelompok orang dan mempertunjukkan pula pada
suatu kelompok lainnya sebagai pembanding. Dengan cara membandingkan dua
kelompok sebelum dan setelah menonton film, peneliti akan dapat membuat
sejumlah pernyatan sementara tentang pengaruh film perang mengenai sikap
orang terhadap perang.
Survey sampel biasanya digunakan dalam penelitian ilmu sosial untuk
mengumpulkan data. Survey sampel terdiri atas sampel dan survey. Apabila
peneliti ingin menentukan bagaimana para pemuda NU (Nahdatul Ulama)
memilih dalam pemilu tahun 1999 maka peneliti ini biasanya hanya mengkaji
sebagian atau sampel dari suatu populasi. Namun, ia akan mencoba
memilihnya agar sampel itu betul-betul mewakili (representative).
Misalnya ia hanya memilih kelompok pemuda NU yang tinggal di kota-kota
besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya termasuk pula sampel para
pemuda NU yang tinggal di kota-kota kecil. Para peneliti ilmu sosial
biasanya meneliti dengan menggunakan sampel daripada menggunakan populasi
total karena dengan sampel, biaya akan jauh lebih murah dan pekerjaan
lebih ringan. Sampel yang representatif, apabila dipilih secara hati-hati
(seperti dengan teknik random) akan dapat mewakili seluruh populasi.
Para ilmuwan menggunakan metode studi kasus apabila mereka akan
meneliti karakteristik-karakteristik dari satu unsur populasi. Metode ini
telah banyak digunakan oleh para ahli psikologi sosial dan sosiologi
untuk menganalisis karakteristik kota dan lembaga sosial politik secara
mendalam. Kebiasaan memilih dalam pemilu, struktur kelas sosial, lembagalembaga pendidikan dan keagamaan adalah beberapa contoh yang telah
diteliti secara mendalam di Amerika Serikat oleh Lynds selama bertahuntahun (Banks, 1979:53). Para sosiolog sering mempelajari masalah
kenakalan remaja, kriminal, penyakit mental dan berbagai masalah
individual lainnya. Metode studi kasus akan lebih berharga untuk
memperoleh hipotesis daripada menguji hipotesis.
5. Pengujian dan Analisis Data (Evaluation and Analysis of Data)
Seorang peneliti dalam ilmu sosial harus berusaha menentukan
kredibilitas dan kebermaknaan informasi yang sedang dikumpulkan. Metode
dan teknik yang ia gunakan untuk mengumpulkan data memberikan pengaruh
yang berarti (significant) terhadap data yang diperoleh. Apabila
peneliti menggunakan instrumen yang telah teruji validitasnya oleh
ilmuwan lain maka biasanya data itu akan lebih terpercaya daripada data
yang dikumpulkan dengan instrumen hasil konstruksinya sendiri.
Apabila peneliti mencoba menguji hubungan antara intelijensi umum
anak-anak dan kecakapan memimpin, maka ia akan mengembangkan kriteria dan
skala untuk mengukur kecakapan memimpin, secara random memilih kelompok
anak-anak, menempatkannya di dalam situasi kelompok untuk diminta
memperagakan memimpin, dan mempunyai pengamat yang bertugas menghitung
karakeristik yang muncul dengan menggunakan skala yang telah
dikembangkan. Peneliti bisa menggunakan angka dari kemampuan membaca
untuk mengukur inteligensi.
6. Menguji Hipotesis Untuk Memperoleh Generalisasi dan Teori
Seorang ilmuwan sosial memulai rangkaian proses penelitian dengan
sebuah pertanyaan, biasanya berkaitan dengan teori atau pengetahuan yang
telah ada. Namun pertanyaan-pertanyaan itu sendiri tidak dapat diuji
secara langsung. Hipotesis yang dikaitkan dengan pertanyaan itu perlu
dirumuskan. Ketika data dikumpulkan dan dianalisis, peneliti berusaha
menguji apakah hipotesisnya dapat dibuktikan dengan berdasarkan pada
informasi yang telah terkumpul.
Peneliti dapat merumuskan pertanyaan, “Bagaimana persaingan ekonomi
mempengaruhi kecemburuan?” dan hipotesisnya, “Kecemburuan diantara
kelompok akan meningkat manakala lapangan kerja yang terbatas harus
diperebutkan”, dan “Kecemburuan diantara kelompok cenderung akan
berkurang apabila adanya kenaikan dalam taraf hidup”. Pertanyaan dan
hipotesis di atas berdasarkan pada teori kecemburuan dalam persaingan
ekonomi. Teori ini berusaha menjelaskan kecemburuan sebagai sikap yang
berasal dari pertentangan yang disebabkan oleh persaingan lapangan kerja.
Apabila peneliti menganalisis kecemburuan dan diskriminasi di dalam
masyarakat dan menemukan bahwa adanya kecemburuan diantara kelompok pada
saat adanya persaingan lapangan kerja yang tidak terbuka maka ia tidak
mungkin dapat membutikan hipotesis pertama. Data yang diperoleh bisa saja
menunjukkan bahwa kecemburuan sering terjadi pada saat hidup makmur.
Hipotesis kedua pun tidak akan dapat dibuktikan. Namun demikian,
kegagalan membuktikan hipotesis bukan berarti bahwa teori kecemburuan
dalam persaingan ekonomi akan ditinggalkan oleh para ilmuwan sosial.
Banks (1979:56) mengemukakan bahwa “Teori-teori disusun berdasarkan atas
temuan dan penelitian sejumlah ilmuwan sosial, dan teori akan
ditinggalkan setelah adanya sejumlah hasil penelitian ilmuwan sosial yang
menemukan dalil-dalil yang tidak dapat dibuktikan.“
7. Memulai Inkuiri Lagi
Apabila peneliti telah menemukan bahwa data itu mendukung
hipotesisnya maka dukungan terhadap teori kecemburuan dalam persaingan
ekonomi akan semakin meningkat. Akan tetapi para ilmuwan pun tidak akan
tinggal diam. Ia akan terus melanjutkan proses penelitiannya apakah
dalil-dalil teori itu diterima atau ditolak. Karena prilaku manusia
begitu kompleks, hampir semua teori yang ada dalam berbagai disiplin ilmu
sosial mempunyai banyak dalil yang hanya dibuktikan secara sepihak
(partial). Namun demikian, model inkuiri sosial yang digambarkan di atas
dapat berdaur ulang dan tidak bersifat linier atau terputus. Perhatikan
bagan dibawah ini!
A Model of Social Inquiry
(Banks, 1990:79)
Setelah kita mengungkapkan beberapa masalah yang dihadapi dalam
pembelajaran IPS khususnya di sekolah-sekolah di Indonesia nampak bahwa
kita masih mempunyai tugas atau pekerjaan rumah untuk memperbaiki dan
meningkatkannya. Tantangan ini bukan hanya dihadapi oleh kaum pendidik
atau guru-guru PIPS di Indonesia saja melainkan oleh negara-negara lain
(termasuk negara-negara maju) karena setiap negara mempunyai masalah
tersendiri yang tidak selalu sama. Amerika Serikat mempunyai masalah
tersendiri dengan social studiesnya demikian pula Australia.
Meskipun demikian, dengan adanya beberapa pengalaman yang telah
dicobakan dan saat ini tengah dipraktekkan oleh negara-negara lain
kiranya para pendidik atau guru-guru PIPS di Indonesia dapat menimba
pengalaman tersebut yang tiada lain tujuannya adalah untuk meningkatkan
kualitas atau memperbaiki pembelajaran IPS di Indonesia.
Tentunya tidak semua pendekatan dapat ditransfer dan diterapkan di
sekolah-sekolah kita sebagaimana aslinya. Kita perlu melakukan
modifikasi, percobaan dan penelitian serta penyesuaian mengingat latar
belakang budaya sekolah dan siswa serta guru kita berbeda dengan latar
belakang budaya negara lain. Sejauhmana kita dapat menerapkan pendekatan
inkuiri dan Keterampilan berfikir kritis kepada para siswa? Tentunya
perlu ada kesiapan dan komitmen dari semua pihak. Namun, apabila kita
ingin memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di sekolahsekolah maka gagasan atau ide-ide baru ini perlu diujicobakan.
Pemikiran
Pembaharuan Pembelajaran IPS
Sapriya
PAGE
74
PAGE
75
Student-centered
Mixed
Teacher-centered
Problem-solving / Inquiry
Exposition
EFFECTIVE
PARTICIPATION
INVESTIGATING
THE SOCIAL WORLD
LEARNING HOW TO:
tune in
and decide
directions
organise
and
find out
draw
conclusions
and consideration
TEACHING STRATEGIES
AND LEARNING ACTIVITIES
Doubt - concern
Theory-Values
Problem formulation
Formulation of hypotheses
Definition of terms-Conceptualization
Collection of data
Evaluation and analysis of data
Testing hypotheses:
Deriving generalizations and theories
Beginning inquiry anew
@
S
T
6
<
=
>
?
¾
Ý
3
:
ß
ë
W
s
‹
úôêàÖ̸­£˜Š|ŠkŠ]ŠkŠ£S£F£
h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •
hŒmÄ CJ OJ QJ
hŒmÄ OJ QJ aJ mH
sH
h±ià 6 •OJ QJ ] •aJ mH
sH
h·yÅ OJ QJ aJ mH
sH
h±ià OJ QJ aJ mH
sH
h±ià 5 •CJ OJ QJ
h±ià CJ OJ QJ
h±ià 5 •CJ, OJ QJ
hH ª CJ4 OJ QJ
h±ià CJ4 OJ QJ
hH ª CJ, OJ QJ
h±ià CJ, OJ
QJ
h±ià CJH OJ QJ
h·yÅ CJH OJ QJ
hH ª CJ8
h±ià CJ8
<
=
>
?
:
•
œ
µ
¶
ø
»
½
¿
Æ
ï
ê
ê
ï
Ĕ
5$ 7$ 8$ 9D
ëð þþþ
é
ø
ê
Ø
$ a$ gdH ª
$ a$
H$
Ó
›
ö
œ
$ a$
ý
ê
ê
ê
ý
ô
ê
ê
ê
î
È
à
ê
ï
Ç
ø
ê
ï
ê
ê
$ a$
&
‹
¿
À
Í
ç
õ
º
Â
Ð
Ñ
œ
Ö
"
8
T
`
´
À
ôêÖêÂêÖêÖê³ê¥ê›¥›êê€ôêvêeWe
hŒmÄ CJ OJ QJ mH sH
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH
hŒmÄ CJ OJ QJ
hŒmÄ h±ià CJ OJ
QJ
hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ
h·yÅ CJ OJ QJ
h·yÅ h·yÅ 6 •CJ
OJ QJ
hH ª h±ià CJ OJ QJ aJ
& j
hH ª CJ OJ QJ U mH nH
u
& j
h±ià CJ OJ QJ U mH nH u
h±ià CJ OJ QJ
h±ià
6 •CJ OJ QJ
œ
Ö
×
£
:
M
N
Ç" È" 9$ :$
L% -& –( —
( Í+ Î+ ð+ ý+ þ+ -/ ®/ ò
ò
í
í
í
í
è
è
í
í
í
à
Ð
à
à
à
í
í
í
è
è
í
í
í
$
&
§
¶
¹
»
¼
½
¾
F
&
F
„h
a$
„˜þ^„h `„˜þa$
$ a$
$
$ a$
$
„°
„° ]„° ^„° a$
*
+
3
6
8
9
:
M
N
ç
ó
ô
- B- C- P- R- òáÍ·¡·¡Í•Í{j\jJj8Jj
# h }² h±ià 6
•CJ OJ QJ mH sH # h }² h }² 6 •CJ OJ QJ mH sH
hŒmÄ CJ OJ
QJ mH sH
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH
# hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH ' h‡
fÝ h‡fÝ 5 •CJ OJ QJ aJ mH sH * h }² h }² 5 •6 •CJ OJ QJ aJ mH
sH
* h }² h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ aJ mH sH
' h‡fÝ h±ià 5 •CJ OJ
QJ aJ mH sH
hH ª hŒmÄ CJ OJ QJ mH sH
h±ià CJ OJ QJ mH sH
R- }" : F «
·
¸
Ç
Õ
Ö
! &! j! v! w! …! ©! ·! ~" Œ" Æ" Ç" Ò" à" ³# ¿# :$ H$
]% k%
& "& %& -& íÜʸܪܪܜ¸œÜ¸ÜªÜ¸Ü¸Ü¸ÜŠÜ¸ÜªÜ¸Ü¸ÜvÜe
hE<œ h±ià CJ OJ QJ mH sH
& hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH sH
# hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH
h }² CJ OJ QJ mH sH
hŒmÄ CJ
OJ QJ mH sH
# h }² h }² 6 •CJ OJ QJ mH sH # h }² h±ià 6 •CJ
OJ QJ mH sH
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH
# hpsŒ h±ià 6 •CJ OJ QJ mH sH
$-&
–' ¢' £' ±' ³' ¼' È' ˜( Ø( æ(
) /) 0) <) A) V) ]) k) •) ›) º) ¼) ïÞïÍïù蕨‚¨o¨‚¨a¨P¨B
hE<œ B* CJ OJ QJ ph
! hE<œ hŒmÄ B* CJ OJ QJ ph
h }² B* CJ OJ QJ ph
$ hE<œ hŒmÄ 6 •B* CJ OJ QJ ph
$ hE
<œ h±ià 6 •B* CJ OJ QJ ph
$ h }² h }² 6 •B* CJ OJ QJ ph
!
hE<œ h±ià B* CJ OJ QJ ph
hŒmÄ CJ OJ QJ
h±ià CJ OJ QJ
h }² h }² CJ OJ QJ mH sH
h }² hŒmÄ CJ OJ QJ mH sH
h }² h±ià CJ OJ QJ mH sH
¼) Æ) Ú) é)
* Ì+ Í+ Î+ à+ î+
ï+ ð+ ñ+ ý+ þ+
, íßÎßÎÀ¯‰uaR@/
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH
# hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH
h‡
fÝ 5 •CJ OJ QJ mH sH & h }² h‡fÝ 5 •6 •CJ OJ QJ mH sH
& h }²
h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ mH sH
& h }² h }² 5 •6 •CJ OJ QJ mH sH
# h‡fÝ h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH ! hE<œ h·yÅ B* CJ OJ QJ ph
h
±ià B* CJ OJ QJ ph
! hE<œ h±ià B* CJ OJ QJ ph
hE<œ B* CJ
OJ QJ ph
$ hE<œ hE<œ 6 •B* CJ OJ QJ ph
,
, þ-. †. Å.
/
/ ®/ p0 s0 ‰0 Ä0 Ò0 +1 91 F1 e1 z1 Š2 Œ2
¡2 «2 -2 Q3 Z3 m3 n3 Ò4 Ô4 é4 ô4 ö4 †6 •6 Ù9 Ý9 Þ9 ß9
â9 íÜÈÜÈÜíܺ°£°™°™°£°º°£°Ž°€°™º°£°Ž°£°™°l°
& j
hE<œ
CJ OJ QJ U mH nH u
h }² h±ià 6 •CJ OJ QJ
h±ià 5 •CJ OJ
QJ
h }² CJ OJ QJ
h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •
h±ià CJ OJ QJ
h
‡fÝ h±ià 6 •CJ OJ QJ & hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH sH
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH
# h }² h }² 6 •CJ OJ QJ mH sH
'®/
—
0 ˜0 y1 z1 ¬2 -2 m3 n3 õ4 ö4 Ø9 Ù9 Ú9 Û9 Ü9 Ý9 Þ9 à9 á9
â9 å9 æ9 é9 ê9 ë9 ì9 ï9 ò
í
í
í
ò
í
í
í
ò
í
í
í
í
í
í
í
í
í
í
í
í
í
í
í
í
í
í
$ a$
$
„° „°
9
:
: 7:
YâOâ
hH ª
h }²
hH ª
J QJ
]„° ^„° a$
â9 ä9 æ9 ç9 è9 ì9 î9 ï9 ð9 ñ9 ò9 õ9 ö9 ú
:
:
:
:
E: G: \: h: c; d; ÷;
< &< K< ìâθâÎâ¸âìâìâìâ­ì­âœŽœzœiœ
h }² CJ OJ QJ
- h‡fÝ h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ
h±ià OJ QJ aJ mH sH
& hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH sH
CJ OJ QJ mH sH
h±ià CJ OJ QJ mH sH
h±ià 6 •CJ OJ QJ * j
h±ià CJ O
U mH nH sH
u
& j
hE<œ CJ OJ QJ U mH nH u
h±ià CJ OJ QJ
&
j
h±ià CJ OJ QJ U mH nH u -ï9 ñ9 ó9 ô9 õ9 ÷9 ø9 ù9 ú9
:
:
:
: :
: F: g: h: c; d; n; ‚; —
; £; ¯; Ã; Ý; ÷; ú
ú
ú
ú
ú
ú
ú
ú
ú
ú
ú
ú
õ
õ
õ
õ
õ
ë
ú
õ
õ
õ
õ
õ
õ
õ
õ
_>
ú
ã
Æ
5$ 7$ 8$ 9D
Þ?
A
A
õ
ú
õ
õ
ã
ã
*$
Ý?
H$
IB
RC
õ
$ a$
SC wC
$ a$
„C …C
í
õ
ã
Ù
ã
ã
÷; ø; 2> 3> A> O> ^>
ÑE cG •J "L ƒM ³O ÌQ
í
í
õ
õ
õ
Ù
ã
ã
Ò
$
Æ
*$ a$
$
Æ
*$ a$
$ dh
a$
$ a$
$ a$
K< q< €< ¢< ã< ñ<
3> ^> `> f> s> Þ? å? ò?
A
A *A +A
C (C /C NC QC RC
SC eC óéóéßéÏIJž²ž²ž{mY²G
# h‡fÝ h±ià 5 •CJ OJ QJ
mH sH & hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH sH
h }² CJ OJ QJ mH
sH
# h‡fÝ h±ià 6 •CJ OJ QJ mH sH
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH
& h‡fÝ h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ mH sH
# hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH
h±ià 5 •CJ OJ QJ - h‡fÝ h±ià 5
•6 •CJ OJ QJ
h }² CJ OJ QJ
h±ià CJ OJ QJ
h±ià 6 •CJ OJ
QJ ] • eC qC vC xC „C …C
D
D
E
E jE pE uE ƒE 6J »K NL ZL ÙL øL iM ðÞÏÞ½¬ž¬Œ¬z¬Œ¬iXJX6X
& hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH
sH
hŒmÄ CJ OJ QJ mH
sH
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH
sH
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH
# h }² h±ià 6 •CJ OJ QJ mH sH # hH
ª h±ià 6 •CJ OJ QJ mH sH
hŒmÄ CJ OJ QJ mH sH
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH
# h‡fÝ h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH
h‡
fÝ 5 •CJ OJ QJ mH sH # h‡fÝ h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH
hŒmÄ 5 •C
J OJ QJ mH sH
iM |M ƒM ³O †P ’P "V {V |V JX KX }[ ]\
f\ q\ ’\ •\
]
] :] ;] I] ìÛÌÛ¾Û­ŸŒ|Œ|Œ|Œ|ŒjVEV
! h‡fÝ 5 @ˆýÿCJ OJ QJ mH
sH
' h‡fÝ h±ià 5 @ˆýÿCJ OJ QJ mH
sH
# hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH
sH
- h”[Ë CJ OJ QJ aJ mH
sH
$ h”[Ë h”[Ë CJ OJ QJ aJ mH
sH
h±ià CJ OJ QJ mH
sH
h•hY h±ià CJ OJ QJ mH
sH
hŒmÄ CJ OJ QJ mH
sH
hH ª h±ià OJ QJ mH
sH
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH
sH
& hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH
sH
ÌQ ?T |V KX ~[
]
] ;] I]
rd °e çe
f tf ·f õ
é
õ
ß
Ú
Õ
Õ
Ú
Ó
Õ
Ë
Ë
&
F
a$
$
Æ
$
$
Æ
$ a$
J]
õ
°_
²_
Æ_
é
Ù_
ß
Ú_
Vd Wd
é
õ
Õ
Ú
qd
Ú
Ú
Ë
Ë
$
$ a$
*$ a$
„Ð `„Ð a$ gd”[Ë
*$ a$
I] J] £^ ´^ È^ Ù^ ú^
_ /_ >_ ±_ ²_ Ä_ Å_ Æ_ Ç_ ×_ Ù_ Ú_ Û_ ç_ •`
êÙÅÙÅÙÅÙÅÙ·¥”†”r”`ÙRÙ@Ù@
# hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ mH
”`
sH
hŒmÄ CJ OJ QJ mH
sH
# hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH
sH
& h‡fÝ h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH
sH
hE<œ CJ OJ QJ mH
sH
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH
sH
# h‡fÝ h±ià 5 •CJ OJ QJ mH
sH
h±ià CJ OJ QJ mH
sH
& hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH
sH
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH
sH
•`
Ž`
* hH ª h±ià 5 >* @ˆýÿCJ OJ QJ mH
sH
”` œ` ±` ²` ¶` Vd Wd qd rd sd •d Le Xe ve ‚e °e çe öf
g Åg Ñg Òg Þg sh •h ³h ¹h }i …i ¾i Æi ¾k Åk
m #m ×n
ßn ïÝïÝï˼ªïœïœïÝï‹•w•w•w•w•g•g•\•\•\•\ h±ià 6 •CJ OJ QJ - h±ià 5 •6
•CJ OJ QJ \ •] •
hŒmÄ CJ OJ QJ
h±ià CJ OJ QJ
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH
hŒmÄ CJ OJ QJ mH
sH
# hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH
sH
h‡fÝ h±ià OJ QJ mH
sH
# hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH
sH
# hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ mH
sH
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH
sH
$·f ôf õf ²h ³h }i ½i ¾i Æi ½k ¾k Æk Dl _l
l ãl
m
m
#m Ön ×n ßn €o ˆr ‰r ‘r 8s
t
u ÷
ò
ò
ò
ò
ò
ò
ò
ò
ò
ò
ò
ò
÷
÷
÷
ò
ò
ò
ò
ò
ò
ò
ò
ò
ò
ò
ò
$ a$
$
&
F a$
ßn íq ‰r •r
v
v 1v 9v
w %w Pw \w ãw ïw ³x ´x ¼
x ½x ¾x ëx ìx
y zy §y t{ z{ öåÓåÁåÁåÁå³å³å¥—†åtet[J[ö
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH
sH
h±ià CJ OJ QJ
h‡fÝ 5 •CJ OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 5 •CJ O
J QJ mH sH
hH ª h”[Ë CJ OJ QJ mH
sH
h”[Ë CJ OJ QJ mH
sH
h±ià CJ OJ QJ mH
sH
hŒmÄ CJ OJ QJ mH
sH
# hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH
sH
# hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ mH
sH
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH
sH
h±ià CJ OJ QJ
u
u
v
v 1v
w ´x µx ¶x ·x ¸x ¹x ºx
»x ¼x ½x ¾x
y
y
y
y
+y
ú
?y
Ry
ey
ú
ú
yy
$
Áy
$
l
Ö
ã
$ If
a$
ú
ú
ú
ì
ú
ã
ã
ã
ã
a$
$ a$
[
[
$ If
ú
ú
ú
õ
$
$ If
d
ú
ú
ú
ã
³y
[
ú
ú
õ
®y
ú
a$
[
š kd
Ö\
$ a$
[
$
yy
zy
•y
[
[
$ If
–
ˆy
“y
œy
[
§y
š
ü ^
t
ú
·
’
ÿ
ÿ4Ö
l aö z
z
{
z
{
ö
ö
ö
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
$ If
[
a$
$
$ If
a$
0{
š
1{
[
kd»
;{
$
Ö\
D{
$ If
[{
s{
–
ö P ö
ÿ Ö
ÿ
ÿ
Áy Æy Ìy Òy Ùy ßy æy íy ôy
0z Cz Vz iz |z •z £z ¸z Ìz àz
0{ ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
$
[
Ö
b
Ö0
ÿ
l
b
d
ö
ÿ
Ö
ÿ
ôz
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
[
š
ü ^
t
ú
·
’
b
b
Ö0
ÿ
ÿ4Ö
l aö z
ÿ
ÿ
s{
ÿ Ö
t{
_
Œ{
ÿ
ÿ
ÿ
•{
o|
R
ß|
ÿ Ö
ÿ
ÿ
}
g}
d
f}
F
ÿ
ö P ö
ÿ Ö
ÿ
ö
ÿ
_
F
Ö
ÿ
_
_
$
&
F
„v ^„v a$
$
„
„òþ^„
`„òþa$
Ö
l
$ a$
š
kdv
$ $ If
Ö\
–
š
ü ^
t
ú
·
’
b
b
Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ö P ö
ÿ Ö
ÿ
ö
ÿ
Ö
ÿ
ÿ4Ö
l aö z
z{ {{ ¿| À| |~ ©~
• r• @„ A„ O„ ]„ ^„ o„ q„ r„ .‡ ;‡ )‰ 1‰ ,Š 1Š :‹ @‹ ~Œ
…Œ Z• `• ו Ý• S• T• p• •• ƒ• öìáìÐì¿Ð­¥šŒ|Œáìqìqìqìqìqìqìqìf
Œ|Œ
hE<œ 5 •CJ OJ QJ
h±ià 6 •CJ OJ
QJ - h‡fÝ h±ià 6 •CJ OJ QJ \ •
h‡fÝ h±ià 5 •CJ OJ QJ
h‡fÝ h
±ià OJ QJ
hE<œ OJ QJ
# hH ª h±ià 5 •CJ
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH
sH
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH
hÄjS CJ OJ QJ "g} Ï} )~
™‚ @„ A„ ]„ q„ r„ ò
á
Ô
Ç
²
á
§
¢
á
$ „Ð `„Ð a$
$ „h ^„h a$
OJ
QJ
mH
sH
h±ià 5 •CJ OJ QJ
h±ià CJ OJ QJ
|~ Ñ~ Ò~ #• •• Ä•
€ Q€ ·€ ¸€
æ
æ
æ
»
»
»
á
©
á
$ a$
$
&
F
„Ð ^„Ð a$
$
„h
„¦ÿ^„h `„¦ÿa$
$
„h
„˜þ^„h `„˜þa$
$ a$
$
&
F
„v ^„v a$
$
„
„òþ^„
`„òþa$
r„ Ó† aˆ (‰ )‰ +Š ,Š 9‹ :‹ }Œ ~Œ Y• Z• Ö• ו S•
T• o• ƒ• „• ¡• š’ •“ û” ”• €– ¤— ¥—
ú
ú
ú
ú
ú
ú
ú
ú
ú
ú
ú
ú
ú
ú
ú
õ
õ
õ
ú
ú
ú
ú
é
é
é
é
ú
$ „Ð `„Ð a$ gdÄjS
$ a$
$ a$
ƒ• „• …• å• ñ• ò• þ• .
‘ :‘ u‘ •‘ <’ H’ '“ 5“ Q“ ]“ •“ œ“ û”
• ”• š• €– ‡– ¥—
«— ^™ _™ `™ l™ €™ •™ ‚™ óéØÊØÊØÊØÊØÊضØÊؤؤؤؤؤؖ
…vdUd
hE<œ 5 •CJ OJ QJ mH sH # h‡fÝ h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH
hŒmÄ 5 •CJ OJ QJ mH sH
hH ª hÄjS CJ OJ QJ mH sH
h±ià CJ OJ QJ mH sH
# hH ª h±ià
6 •CJ OJ QJ mH sH & hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH sH
hŒmÄ CJ
OJ QJ mH sH
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH
h±ià CJ OJ QJ
h‡fÝ h±ià CJ OJ
QJ !¥— ^™ _™ `™ •™ “™ ”™
› › o› ™› Ù› Bœ Tœ òœ ò• õž öž üž
Ÿ ó
î
î
é
é
î
î
î
î
î
î
î
î
î
î
î
î
à
à
$ $ If
a$
$ a$
$ a$
„Ð `„Ð a$ gdÄjS
‚™ ‘™ “™ ”™ •š ¬š Ñš àš
›
› › 2› o› u› ™›
› ö›
œ Bœ Gœ Tœ Zœ òœ úœ ôž õž öž úž ûž
ìØƵ¡µ¡µ•µ•µ•µ•µ¡µÆµÆµÆµ•p\K
hH ª hÄjS CJ OJ QJ mH sH
& hH ª hÄjS 5 •6 •CJ OJ QJ mH sH
hH ª hE<œ CJ OJ QJ mH sH
h±ià CJ OJ QJ mH sH
# hH ª h±ià
6 •CJ OJ QJ mH sH & hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH sH
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH
# hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH & h‡
fÝ h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ mH sH
& h‡fÝ h±ià 6 •CJ OJ QJ \ •mH sH
ûž üž
Ÿ
Ÿ
Ÿ -Ÿ
Ÿ !Ÿ #Ÿ %Ÿ /Ÿ 2Ÿ 4Ÿ 6Ÿ ±¢ ΢ Ï¢ Т ç¢ é¢ ê¢ Í¤ ܤ
¥
¥
q¦ K¨ òÞòÍòÍ»ÍòÍ»Íòªœ‘œœvl_lQlª
h‡fÝ h
±ià 6 •CJ OJ QJ
h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •
h±ià CJ OJ QJ
h±ià 5
•CJ OJ QJ - h‡fÝ h±ià 6 •CJ OJ QJ \ •
h‡fÝ 5 •CJ OJ QJ
h‡f
Ý h±ià 5 •CJ OJ QJ
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH
# hH ª hÄjS CJ H* OJ QJ mH sH
hH ª hÄjS CJ OJ QJ mH sH
& hH ª hÄjS 5 •6 •CJ OJ QJ mH sH
hÄjS CJ OJ QJ mH sH
Ÿ
Ÿ -Ÿ $Ÿ „
{
{
$
$
l
Ö
$ If
a$
z
kd1
Ö0
$
ˆ
$ If
–
~
t
à Ö0
Ö
ÿ
l aö ô
Ÿ 4Ÿ „
š
ÿ
ÿ Ö
$Ÿ %Ÿ
ÿ
ÿ
-
ÿ
ÿ Ö
{
ÿ
ÿ
ÿ Ö
o
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
ö
4Ö
6
ö
ö
l
$
Ö
$ If
a$ gdÄjS
$ $ If
Ö0 ˆ
a$
z
kd•
$
$ If
–
~
t
l
š
à Ö0
Ö
ÿ
l aö ô
•
•
$
Ö
ÿ
ÿ Ö
4Ÿ 5Ÿ
s
ÿ
ÿ
6Ÿ
ÿ
ÿ Ö
I
ƒ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
?¡ ±¡
ÿ
ÿ
.¢
•
•
$ a$
„Ð `„Ð a$ gdÄjS
ÿ
ÿ4Ö
G¢ °¢
•
•
$ a$ z kdù
Ö0 ˆ
±¢
ö
4Ö
Ï¢
•
n
$
$ If
6
é¢
ö
„
•
n
–
ö
~
t
à Ö0
Ö
ÿ
l aö ô
š
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
ö
4Ö
6
ö
ö
é¢ ê¢ ß¤ C¥ i¥ ‡¥ ¾¥ û¥ L¦
«
¬ Y¬ ³¬ ´¬ &- ¢® Ž® ú
ò
ò
ò
ú
ú
ú
ú
ú
ú
æ
$
q¦
¶¦
—©
°
$ a$
K¨ Z¨ ͨ Ò¨
±© ¹© ï© ö© •ª „ª
…± ”± Ú± Û± ݱ ü±
©
±©
ú
Í
ò
ú
ú
ò
ò
U«
O«
ò
ò
ò
•ª
ú
ú
©
O«
ý±
ï©
ò
„Ð `„Ð a$ gdµ
a$
ˆ©
°
ͨ
ò
$
&
F
©
¬
·¦
ò
ò
²
² ›² ìÛɸɸ¤¸É¸’¸’¸’¸ˆ{ˆ{ˆpeWLWpˆ
h‡fÝ 5 •CJ OJ QJ
fÝ h±ià 5 •CJ OJ QJ
h”[Ë 5 •CJ OJ QJ
h±ià 5 •CJ OJ QJ
à 6 •CJ OJ QJ ] •
h±ià CJ OJ QJ
# hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ
sH
& hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH
sH
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH
sH
# hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH
sH
hH ª h±ià CJ
Ž® Ư Ú± Û±
OJ
ܱ
QJ
ݱ
mH
ý±
sH
& hH ª
h±ià 6 •CJ
OJ
QJ
] •mH
h‡
h±i
mH
sH
²
²
pµ
qµ
†µ
‡µ
²µ
)·
Jº
½
—À
˜À
ËÀ
ŠÄ
È
È
2È
ú
žÊ
XÎ
ð
‚Î
ú
ú
ú
õ
ú
ú
ú
YÎ
õ
ú
ú
ú
ú
ú
ú
ú
ú
ú
è
ú
ú
ú
ú
ú
ú
ú
$ a$ gdµ
$ a$
$ a$
$ a$
›² é² Q³ ë´ pµ qµ †µ ‡µ ›µ ±µ
²µ ©· Ë· ’½ ª½ ¯½ ¿½ ˜À ®À ËÀ
È 2È ´Ë ôêÙǶ©—
…q]ÙÇÙÇÙÇÙOBêOê
h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ
hE<œ h±ià 5
•CJ OJ QJ & hH ª hµ
5 •6 •CJ OJ QJ mH sH
& hH ª h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ mH sH
# hE<
œ h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH
h‡fÝ
h±ià CJ mH sH
hH ª hE<œ CJ OJ QJ mH sH
# hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ mH sH
hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH
h±ià CJ OJ QJ
h±ià 6 •CJ OJ QJ
´Ë ¿Ë ÀË ÄË ÐË ÒË ÜË YÎ lÎ ‚Î éÏ óÏ õÏ
Ð
Ð
Ð zÐ T
Ó äÔ òÔ ÇÙ åÙ
Ú äÚ ïÚ àÝ
Þ `ä >å Aå Bå ñæÜñÜÏÜÁ´Ü¤Ü¤Ü¤Ü–
ÜÏÜŽŠÜÏÜ~m[mM h±ià CJ OJ QJ mH
sH
# hH ª
h±ià 6 •CJ
OJ
QJ
mH
sH
hH ª
h±ià CJ
OJ
QJ
mH
sH
hE<œ
h±ià 6 •mH
sH
h±ià
hE<œ h±ià 6 • h±ià OJ QJ aJ mH sH
- h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ \ •] •
h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ
hE<œ
h±ià 5 •CJ OJ QJ
h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •
h±ià CJ OJ QJ
h±ià
6 •CJ OJ QJ
h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ \ • -‚Î zÐ TÓ çÖ ÆÙ ÇÙ
Ú
ãÛ ßÝ àÝ
Þ àß
â Aå Bå Zå áç âç üç ýç
è
è
è
è
è ú
ð
ú
ú
ú
î
ú
ú
ú
ì
ú
ú
ú
ú
ú
ú
à
Û
Û
Û
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
$
Æ
*$ a$
$ a$
$ „* `„* a$ gdµ
è
è
è
5$ 7$ 8$ 9D H$
è
è
è
è
è
$ a$
Bå
è
è
Zå
;ç
Bç
Âç
áç
âç
ýç
þç
è
è
è
è
è
è
è
è
è
è
€q€q€q€q€q€q[q€q€q€q€
* j
u
h±ià 5 >* @ˆýÿCJ
nH u
) j
h±ià 5 •CJ OJ
hµ
CJ OJ QJ
h±ià CJ OJ QJ
è
è
è
è
è
è -è íÜÈܾ´©”€q€q€q
h±ià CJ OJ QJ U mH nH sH
OJ QJ
& j
h±ià CJ OJ QJ U mH
QJ U mH nH u
h±ià 5 •CJ OJ QJ
& hH ª
h±ià 6 •CJ
OJ
QJ
] •mH
sH
hH ª
h±ià CJ
OJ
QJ
mH
sH
# hE<œ
h±ià 5 •CJ
OJ
QJ
mH
sH
#
è
è
è
è
è
Dè iê
õ
è
´ë
è
%î
è
&î
õ
õ
õ
è
)î
è
+î
õ
è "è
,î õ
$è
&è
)è
õ
,è
-
õ
õ
õ
õ
â
(è
õ
õ
õ
ä
è
(î
õ
õ
õ
õ
é
â
â
ä
â
â
$ a$
$
$
Æ
è
„* `„* a$ gd”[Ë
*$ a$
-è
è !è "è #è
Dè iê jê rê ”ë
ë äì
í
-î /î 0î 2î ñÖñÂñÂñÂñÖÂñµ«¡—
¡•¡|k|¡•¡g_[_[_[_[
h?,·
hŒmÄ hŒmÄ CJ OJ QJ mH sH
hŒmÄ h±ià CJ OJ QJ mH sH
CJ OJ QJ
h±ià CJ OJ QJ
J QJ & j
h±ià CJ OJ QJ U
OJ QJ U mH nH sH
u
h±ià 5 >* @ˆýÿCJ OJ
dî pî qî rî sî •î €î •î ‚î
ý
ý
ý
ý
Ú
Æ
Æ
Ä
ý
¿
ý
$è
(í
j
%è
Lí
&è
Èí
'è
Ôí
)è
%î
h?,· U
hŒmÄ CJ OJ QJ
h”[Ë CJ OJ QJ
mH nH u
4 j
QJ
Ĕ
ý
*è
&î
+è
'î
)î
*î
,î
h±ià
hµ
h±ià 5 @ˆýÿCJ O
h±ià 5 >* @ˆýÿCJ
",î .î /î 1î 2î Zî [î
”î •î ›î œî -î ý
ð
ý
æ
Ä
ý
ý
¿
¿
$ a$
cî
Ú
„h
„h „üÿ „
&`#$ ]„h `„h gdH ª
„ðÿ „
&`#$ gd±ià
„h
„h ]„h `„h
$
„h „h ]„h `„h a$
î zî {î }î ~î
íî îî ïî
•î
2î Zî [î cî dî eî kî lî nî oî qî sî t
€î ‚î ƒî ”î •î ›î œî -î ®î Èî Éî Ôî Õî
ï
ï
ï !ï "ï ¼ï ½ï ¾ï éï óïóïåßåÔåßïöçößï—ï—ï•ï—
ïƒ{ïƒ{ï{ïm{ïƒ
h‡fÝ hw ò 6 •CJ OJ QJ
h‡fÝ hw ò 6  h‡fÝ hw ò
6 •OJ QJ
hŒmÄ hw ò 6  hŒmÄ hw ò 6 •OJ QJ
h?,·
h = 0J OJ QJ mH nH u
h·yÅ hw ò 0J OJ QJ
! j
h·yÅ hw ò 0J
OJ QJ U
h -= 0J mH nH u
hw ò 0J
j
hw ò 0J U
hw ò
hw ò 6 •CJ OJ QJ ] •*-î ®î
Èî Éî Ôî Õî àî îî ïî þî
ï
ï !ï "ï Pï „ï ½ï ¾ï Òï êï ë
ï ûï üï
ð
ð ð
ð :ð ;ð ý
û
ý
ö
ý
ö
ö
ý
ö
ö
ý
û
ý
ö
ö
ö
ý
ö
ö
ý
ö
ý
ö
ý
ö
ý
ö
ý
$ a$
éï êï ëï úï ûï üï
ð
ð -ð ð
ð :ð ;ð að bð uð vð –ð —
ð Ñð Òð éð êð ìð ÷óé÷óéóéßóéóéóéóéóéóéóÛ
h±ià
h‡fÝ hw ò 6 •CJ
h‡fÝ
;ð að bð uð vð –ð —
ð «ð Ñð Òð éð êð ëð ìð ú
ú
ø
ú
ø
ø
hw ò 6 •CJ
ø
ú
ø
&P 1•õ P0 :p -= °…. °ÂA!°p "°
%°
°
°°
h‡fÝ
ú
ú
$ a$
A 0 P
#•à $••
hw ò
hw ò 6 •
ø
ø
•Ä
¹ $ $ If
–
z !v h 5Ö
ú 5Ö
’ 5Ö
–l
t · Ö0
5Ö
’ 5Ö
b 4Ö
aö
z !v h 5Ö
ú 5Ö
’ 5Ö
–l
t · Ö0
5Ö
’ 5Ö
b 4Ö
aö
z !v h 5Ö
ú 5Ö
’ 5Ö
–l
t · Ö0
5Ö
’ 5Ö
b 4Ö
aö
#v ~ #v š
:V
–l
t à ö
6 ö
5Ö
~
aö ô b $ $ If
–ô !v h
#v ~ #v š
:V
–l
t à ö
6 ö
5Ö
~
aö ô b $ $ If
–ô !v h
#v ~ #v š
:V
–l
t à ö
6 ö
5Ö
~
aö ô
b 5Ö
b #v
ú #v
z ¹ $
b 5Ö
$ If
b #v
–
ú #v
z ¹ $
b 5Ö
$ If
b #v
–
ú #v
z b
$ If
’ #v
b :V
ö P
’ #v
$
–ô !v
5Ö
5Ö
š
~
5Ö
š
5Ö
5Ö
š
~
5Ö
š
5Ö
š
5Ö
ú
ö
5Ö
ú
b :V
ö P
’ #v
ö
b :V
ö P ö
5Ö
h 5Ö
~ 5Ö
š
ú
†
@
@ñÿ
@
œ
N o r m a l
CJ
_H
aJ
mH
sH
tH
J
@
J
H e a d i n g
1
$
$ @& a$
5 •CJ
OJ
QJ
F
@
F
H e a d i n g
2
$ $ @& a$
5 •OJ QJ
D A@òÿ¡ D
D e f a u l t
P a r a g r a p h
F o n t
V i@óÿ³ V
T a b l e
N o r m a l
:V
ö
4Ö
4Ö
l aö
( k ôÿÁ (
N o
L i s t
X P@
ò X
B o d y
T e x t
@ Q@
@
2
$ 5$ 7$ 8$ 9D
H$ a$
CJ
aJ
mH
sH
B o d y
T e x t
3
$ a$
OJ
QJ
4
@
4
F o o t e r
Æ
9 r
. )@¢ ! .
P a g e
N u m b e r
4 @
2 4
H e a d e r
Æ
9 r
< >@
B <
T i t l e
$ a$
5 •CJ
OJ
QJ
d C@
R d
B o d y
I n d e n t
$
T e x t
„h „˜þ^„h `„˜þa$
5 •6 •CJ
OJ
QJ
h R@
b h
B o d y
T e x t
I n d e n t
2
$
„
„òþ^„
`„òþa$
5 •6 •CJ
OJ
QJ
> B@
r >
B o d y
T e x t
5 •CJ, OJ
QJ
j š@³ ƒ j
ÄjS
T a b l e
G r i d
7 :V
+
O
g
ìè
Ö0
F
ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ
ÿ
R
l
ÿÿÿÿ
ÿ
•
ÿ
Ÿ
;
h
ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ
ÿ
y
ˆ
ÿÿÿÿ
ÿ
•
ÿ
¸
ß
ó
ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ
Ÿ
;
ÿÿÿÿ
h
y
ÿÿÿÿ
+
ˆ
•
¸
ß
ó
O
g
j
F
ÿÿÿÿ
R
l
•
<
¶
»
½
¿
Æ
Ç
È
é
ê
Ó
=
>
?
:
•
ÿÿ
œ
ìè
µ
X
ÿÿÿÿ
›
œ
Ö
×
£
:
M
N
Ç
È
9
:
L
-- –
—
Í# Î# ð# ý# þ# -' ®' —
( ˜( y) z) ¬* -* m+ n+ õ, ö, Ø1 Ù1 Ú1 Û1 Ü1 Ý1 Þ1 à1 á1
â1 å1 æ1 é1 ê1 ë1 ì1 ï1 ñ1 ó1 ô1 õ1 ÷1 ø1 ù1 ú1
2
2
2
2
2
2 F2 g2 h2 c3 d3 n3 ‚3 —
3 £3 ¯3 Ã3 Ý3 ÷3 ø3 26 36 A6 O6 ^6 _6 Ý7 Þ7
9
9 I: R;
S; w; „; …; Ñ= c? •B "D ƒE ³G ÌI ?L |N KP ~S
U
U ;U
IU JU °W ²W ÆW ÙW ÚW V\ W\ q\ r\ °] ç]
^ t^ ·^ ô^ õ^
²` ³` }a ½a ¾a Æa ½c ¾c Æc Dd _d
d ãd
e
e #e Öf ×f ß
f €g ˆj ‰j ‘j 8k
l
m
m
n
n 1n
o ´p µp ¶p ·p ¸p ¹p
ºp »p ¼p ½p ¾p
q
q
q
q
+q ?q Rq eq yq zq •q ˆq “q œq §q ®q ³q Áq Æq Ìq Òq Ùq
ßq æq íq ôq
r
r 0r Cr Vr ir |r •r £r ¸r Ìr àr ôr
s
s 0s 1s ;s Ds [s ss ts Œs •s ot ßt
u fu gu Ïu
)v |v Ñv Òv #w •w Äw
x Qx ·x ¸x ™z @| A| ]| q| r| Ó~ a
€ (• )• +‚ ,‚ 9ƒ :ƒ }„ ~„ Y… Z… Ö… ×… S‡ T‡ o‡ ƒ‡ „‡ ¡ˆ
šŠ •‹ ûŒ ”• €Ž ¤• ¥• ^‘ _‘ `‘ •‘ “‘ ”‘
“ -“ o“ ™“ Ù“ B” T” ò” ò• õ– ö– ü–
—
— -— $— %— -— 4—
5— 6—
I˜ ƒ˜ ?™ ±™ .š Gš °š ±š Ïš éš êš ßœ C• i• ‡• ¾• û• Lž
qž ¶ž ·ž Í
¡ ±¡ ï¡ •¢ O£ Í£
¤ Y¤ ³¤ ´¤ &¥ ¢¥
¦ Ž¦ Ƨ Ú© Û© Ü© Ý© ý©
ª
ª
p-
q-
†­
‡­
²-
)¯
J²
µ
—¸
˜¸
˸
Š¼
À
À
Ú
à
à
à
è
è
è
2À
AÝ
žÂ
BÝ
XÆ
ZÝ
YÆ
áß
‚Æ
âß
zÈ
üß
TË
ýß
çÎ
à
ÆÑ
à
ÇÑ
à
Ò
à
ãÓ
ßÕ
àÕ
Ö
à×
à
à
à
à
à
à
à à
à "à $à &à (à )à ,à Dà iâ ´ã %æ &æ (æ )æ +æ ,æ .æ /æ 1æ 2æ Zæ [æ cæ dæ pæ
qæ ræ sæ •æ €æ •æ ‚æ ƒæ ”æ •æ ›æ œæ -æ ®æ Èæ Éæ Ôæ Õæ
àæ îæ ïæ þæ
ç
ç !ç "ç Pç „ç ½ç ¾ç Òç êç ëç ûç üç
è
«è
è :è ;è aè bè uè
Ñè Òè éè êè íè ˜
˜
0
€
€
€
€
˜
0
˜
0
€
€
€
€
˜
0
€
0
€
€
˜
˜
0
€
€
€
€
˜
0
˜
0
€
€
€
˜
0
€
0
€
€
˜
˜
0
€
€
€
€
˜
0
˜
0
€
€
€
˜
0
€
vè –è
0
€
€
˜
˜
€
€
0
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
€
€
€
˜
€
0
0
˜
€
0
€
€
€
€
€
˜
€
0
˜
€
0
€
0
0
0
˜
€
€
˜
€
€
˜
€
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
0
˜
€
0
€
€
˜
€
0
€
€
0
€
€
˜
€
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
—
˜
€
0
˜
€
0
€
0
€
0
0
€
€
˜
€
0
€
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
€
˜
€
0
0
˜
€
0
€
˜
€
0
˜
€
€
0
€
˜
€
0
€
˜
€
€
€
€
€ ˜
€
€
˜
0
€
0
€
0
€
˜
€
€
˜
€
˜
€
0
0
˜
€
€
€ ˜
0
€
€ ˜
€
€ ˜
€
€ ˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
0
€
˜
€
€
0
€
0
0
0
˜
€
€
€
€
€
0
0
€
€
€
€
˜
€
0
0
0
€
˜
€
0
€
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
€
˜
0
0
€ ˜
€
€
€
˜
€
0
0
˜
€
€
€
˜
€
€
˜
€
€
€
€
€
€
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
0
˜
€
0
0
€
0
0
€
˜
€
0
˜
€
0
€
€
˜
€
˜
€
0
€
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
€
€
€
€
˜
€
0
˜
€
0
0
0
0
€
˜
€
0
€
€
€
˜
€
˜
€
0
€
€
˜
€
0
0
0
€
€
˜
€
˜
€
0
€
€
€
0
˜
€
0
˜
€
0
0
˜
€
0
€
˜
€
0
˜
€
0
€
€
˜
€
€
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
€
˜
€
˜
€
0
€
€
˜
€
€
€
˜
€
0
˜
€
0
€
0
0
0
€
€
€
€
€
˜
€
0
€
0
0
0
0
€
0
0
0
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
€
€
€
€
˜
€
€
€
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
€
0
0
˜
€
€
˜
€
˜
€
€
˜
€
0
˜
€
0
0
€
˜
€
0
€
€
˜
€
0
0
0
€
0
0
0
€
˜
€
€
€
€
˜
€
0
˜
€
˜
€
0
˜
€
˜
€
€
˜
€
€
€
˜
€
˜
€
0
€
€
˜
€
0
€
0
€
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
€
0
0
€
€
€
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
€
˜
€
˜
€
0
€
0
€
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
€
€
€
˜
€
0
0
˜
˜
€
0
€
˜
€
0
€
˜
€
€
˜
€
€
€
€
0
˜
€
˜
€
€
0
€ ˜
€ ˜
€ ˜
€
€
˜
0
€
0
€
˜
˜
€
€
˜
0
0
€
˜
€
€
˜
€
€
0
0
€
˜
0
€
€
˜
€
€
0
˜
€
0
0
€
˜
€
€
˜
€
€
˜
€
0
0
˜
€
0
0
0
0
€
€
€
€
Ð
©
€
€
©
€
€
©
€
€
©
€
€
©
€
0
©
€
0
©
€
0
0
™
0
0
0
©
©
˜
€
0
˜
€
0
€
0
€
€
0
0
€
˜
0
0
€
€
˜
€
0
€
˜
€
0
€
˜
€
€
€
0
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
€
€
˜
€
˜
€
€
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
€
0
€
©
€
Ð
Ô
€
€
˜
€
˜
€
0
Ð
©
€
0
0
Ð
©
€
0
0
Ð
©
€
0
0
Ð
˜
€
0
0
€
©
€
€
©
€
Ð
€
Ð
€
Ð
€
Ð
€
˜
€
€
€
€
€
˜
€
€
˜
€
0
€
˜
€
0
€
˜
€
0
€
˜
€
0
˜
€
0
€
0
0
€
˜
€
€
˜
€
€
€
€
©
€
0
0
˜
€
˜
€
0
€
©
€
0
˜
€
0
˜
€
0
Ð
˜
€
€
˜
€
©
€
0
0
˜
€
0
0
©
€
0
Ð
€
˜
€
˜
€
€
˜
€
˜
€
Ð
0
€
€
©
€
€
0
€
€
€
€
€
0
€
Ð
0
˜
€
€
˜
€
0
©
€
€
˜
€
0
€
€
0
0
Ð
0
Ð
˜
€
0
€
0
˜
€
0
©
€
€
€
€
€
€
0
Ð
0
€
Ð
€
€
€
€
€
˜
€
©
€
€
0
Ð
€
0
˜
€
0
€
©
€
Ð
Ð
€
˜
€
€
€
€
€
0
Ð
€
˜
0
€
˜
€
€
©
€
0
€
€
€
˜
€
0
€
€
˜
€
˜
€
˜
˜
€
0
€
©
€
©
0
0
0
©
™
˜
€
0
€
€
€
€
0
0
€
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
€
0
˜
€
€
©
0
Ð
0
Ô
Ð
Ð
€
˜
€
0
©
€
0
Ð
0
Ð
©
€
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
˜
€
0
€
€
€
0
Ð
0
Ð
€
€
€
˜
€
©
0
0
Ð
©
€
€
€
€
€
€
©
€
0
Ð
€
€
€
€
€
©
0
Ð
˜
€
0
0
©
€
€
€
€
©
©
€
0
0
€
0
Ð
0
Ð
0
˜
©
€
€
Ð
€
0
Ð
€
Ð
0
0
Ð
€
Ð
0
€
€
€
€
€
€
˜
€
0
Ð
Ð
Ô
Ð
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
€
©
0
0
0
€
Ð
0
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
€
€
€
€
€
©
©
™
©
€
€
0
0
0
€
€
0
˜
€
˜
€
0
˜
€
€
0
0
€
€
˜
€
€
©
©
™
©
˜
€
˜
€
˜
€
€
˜
€
0
€
0
€
˜
€
0
€
˜
€
˜
€
€
€
˜
€
€
€
˜
€
€
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
0
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
0
€
0
˜
€
0
˜
€
˜
€
0
0
0
˜
€
€
IÈ 0 0
€
€
˜
€
0
˜
€
˜
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
0
€
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
€
¿ Iˆ 0 0
€
€
€
0
0
0
˜
€
˜
€
€
€
˜
€
˜
€
0
€
€
€
0
0
0
€
€
€
0
0
€
0
€
€
˜
€
0
€
˜
€
0
€
0
€
€
€
˜
€
€
€
˜
€
0
€
€
0
˜
0
˜
€
0
˜
€
0
€
0
€
€
€
€
€
˜
€
˜
€
0
€
0
˜
€
0
€
˜
€
˜
€
0
€
˜
€
˜
€
˜
€
0
€
€
˜
€
€
€
˜
€
€
0
˜
€
0
0
0
0
0
€
˜
€
€
˜
€
€
€
˜
€
0
˜
€
˜
€
€
˜
€
0
˜
0
€
˜
€
€
0
€
0
€
€
˜
€
˜
€
0
€
€
˜
€
0
0
0
€
˜
€
€
˜
€
€
€
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
€
€
˜
€
0
˜
€
0
€
€
0
0
0
˜
€
€
€
€
˜
€
0
€
€
0
˜
˜
€
0
€
0
˜
€
€
˜
€
€
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
˜
€
0
˜
€
€
0
˜
€
€
˜
˜
€
0
€
€
0
0
€
€
0
€
˜
€
€
˜
€
0
Ô
Ð
Ð
Ô
0
€
€
€
€
€
˜
˜
˜
€
˜
€
0
˜
€
€
€
€
€
€
0
0
˜
€
0
€
€
€
€
€
€
€
0
0
€
0
Ð
€
€
0
0
0
€
˜
€
˜
€
0
˜
˜
˜
˜
˜
€
0
€
˜
€
0
€
0
0
€
€
0
€
0
˜
˜
€
0
€
0
0
0
0
0
™
©
©
™
˜
€
€
˜
€
€
€
€
Ð
Ð
Ô
Ð
€
€
€
€
€
€
0
€
€
€
€
˜
0
0
˜
€
0
0
0
0
0
0
0
0
€
€
€
€
€
˜
€
0
€
€
€
€
€
€
€
€
˜
0
©
0
0
0
0
0
0
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
š IÈ 0 0
¿ Iˆ 0 0
¿ Iˆ 0 0
Iˆ 0 0
0
€
IÈ 0
€ ˜@
€
š ˜@
€
€
•@
0
0
0
˜@
•
€
0
€
ü3š ˜
€
€
Iˆ 0 0
0
€ ˜@
€
0
¿ •
0
€
0
€
š IÈ 0 0
š IÈ 0 0
€
€
IÈ 0 0
€
˜@
€
IÈ 0 0
0
€
0
€
€
•@
0
IÈ 0 0
€
€
Iˆ 0 0
Iˆ 0 0
¿ •
¿ •
0
€
€
0
€
€
Iˆ 0
¿ ˜
0
€
€
˜
€ ˜@
€
€
€
š Iˆ 0 0
0
¿
€
Iˆ 0 0
0
€
Iˆ 0
0
¿ ˜
€
€
â ˜
0
€
â ˜
0
€
€
˜
˜
0
€
€
Iˆ 0 0
€
˜
0
€
€
Iˆ 0 0
€
€
Iˆ 0 0
â
Iˆ 0 0
â •
0
€
0
â ˜
0
€
€
â •
0
€
€
Iˆ 0#0
€
€
Iˆ 0%0
â •
Iˆ 0'0
â •
0
€
€
€
Iˆ 0*0
â •
0
š ˜
€
€‘|
X
U íè š@
0
€
€
0
0%
Iˆ 0 0
0
˜
€
0
0
€
â ˜
•
0
€
Iˆ 0!0
0
€
€
˜
€
€
€
Iˆ 0 0
€
0
€
â ˜
€
€
Iˆ 0â ˜
€
0
0
0
€
Iˆ 0 0
5
>
M
\
\
\
_
‹
R- -& ¼)
â9 K< eC iM I] ”` ßn z{ ƒ• ‚™ ûž K¨ ›² ´Ë Bå -è 2î éï
ìð y
|
~
•
€
•
‚
„
‡
ˆ
‰
‹
Œ
Ž
”
—
™
š
Ÿ
¡
¢
¤
¦
¨
ª
œ
®/ ï9 ÷; ÌQ ·f
u yy
Áy 0{ s{ g} r„ ¥—
Ÿ $Ÿ 4Ÿ é¢ Ž® ‚Î
è ,î -î ;ð ìð z
}
ƒ
…
†
Š
•
•
•
‘
’
“
•
–
˜
›
œ
•
ž
£
¥
§
©
«
ëð {
>
E
H
M
T
W
_
! ÿ•€ ! ÿ•€
ð8
ð
?
@
@ -ñ
ÿÿ
€€€ ÷
ðâ
ð
5
?
ð€
ð(
ð
ð
ðz
ð
ƒ
ð0
€
• œ1 ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿
À ÿÿÿ ?
"ñ
¿
€
ð
ð
ð
ðf
ð
s
ð*
€
• œ1 ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿
?
ð
ð
ð
ðl
ð
ƒ
ð0
€
• œ1 ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿
À ÿÿÿ ?
ð
ð
,
ð
ð
ðt
s
ð*
€
• œ1
‚ œ1
ƒ œ1
„ œ1
¿
?
"ñ
¿
€
ð
ð
ð
ð
ðf
s
ð*
€
• œ1 ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿
ð
ðz
ð
ƒ
ð0
€
• œ1 ‚ œ1 ƒ œ1
ð
ð
ðf
ð
s
ð*
€
• œ1 ‚ œ1 ƒ œ1
ð
ð
ðf
ð
s
ð*
€
?
ð
„ œ1
¿
À ÿÿÿ ?
„ œ1
¿
?
ð
"ñ
ð
¿
€
ð
• œ1
ð
‚ œ1
ƒ œ1
„ œ1
¿
?
ð
$
ð
ðZ
B
ð
€
s
ð*
ðf
ð
Ð
Ñ
Ò
Ó
Ô
Õ
?
ð
€
• œ1
‚ œ1
ƒ œ1
„ œ1
¿
?
ð
s
ð*
ð
ð
ð
ð
ðf
s
ð*
ð
ð
€
• œ1
ðl
‚ œ1
ƒ œ1
„ œ1
¿
?
€
• œ1
‚ œ1
ƒ œ1
„ œ1
¿
À ÿÿÿ ?
ð
(
ð
ƒ
ð0
ð
ð
ðf
ð
ð
s
ð*
€
• œ1
ð
ð
‚ œ1 ƒ œ1
ðf
„ œ1
¿
?
ð
ð
s
ð*
ð
ð
€
• œ1
ðz
‚ œ1
ƒ œ1
„ œ1
¿
?
• œ1
‚ œ1
ƒ œ1
„ œ1
¿
À ÿÿÿ ?
ð
+
ð
ƒ
ð0
€
"ñ
¿
ð
ð
ð
ðf
s
ð*
€
• œ1 ‚ œ1 ƒ œ1
ð
ðf
ð
s
ð*
€
• œ1 ‚
ð
ðN
B
ð
@
S
ðÒ
Ó
Ô
ð
s
ð*
€
• œ1 ‚
ð
ðN
B
ð
S
ðÒ
Ó
Ô
ð
s
ð*
€
• œ1 ‚
ð
ðf
ð
s
ð*
€
„ œ1
œ1
œ1
œ1
¿
?
ƒ œ1
„ œ1
Õ
?
ƒ œ1
„ œ1
Õ
?
ƒ œ1
„ œ1
ð
¿
?
ð
¿
ð
-
ð
?
ð
¿
ð
ð
ðf
/
ð
?
ð
ð
ð
ðf
3
ð
€
ð
• œ1
ð
‚ œ1
ƒ œ1
„ œ1
¿
?
ð
ð
ðN
ð
B
€
S
ð-
Ò
Ó
Ô
ð
ðN
Õ
B
?
ð
Õ
?
ð
ð
S
ð-
Ò
Ó
Ô
ð
ðT
B
ð
c
ð$
B
ð
Ñ
Ò
Ó
Ô
Õ
?
ð
ð
ð\
Ó
Ô
Õ
?
"ñ
¿
€
ð
ð
Ó
Ô
Õ
?
"ñ
¿
€
ð
ð
Ó
Ô
Õ
?
"ñ
¿
€
ð
ð
Ò
Ó
Ô
Õ
Ó
Ô
Õ
?
Ò
Ó
Ô
Õ
Ó
Ô
Õ
?
"ñ
¿
€
ð
ð
Ó
Ô
Õ
?
"ñ
¿
€
ð
ð
Ò
Ó
Ô
Õ
Ó
Ô
Õ
?
Ò
Ó
Ô
Õ
Ó
Ô
Õ
?
€
S
ð-
Ò
ð\
B
ð
S
ðÒ
ð\
B
ð
S
ðÒ
ðT
B
ð
!
c
ð$
Ð
B
ð
"
€
S
ðÒ
ðT
B
ð
#
c
ð$
Ë œ1
B
ð
$
S
ðÒ
ð\
B
ð
&
S
ðÒ
ðT
B
ð
'
@
c
ð$
Ñ
B
ð
(
€
S
ðÒ
ðT
B
ð
)
c
ð$
Ñ
B
ð
*
S
ðÒ
ðT
B
ð
+
?
ð
"ñ
¿
€
?
ð
?
ð
"ñ
¿
ð
¿
ð
ð
"
ð
ð\
ð
ð
#
€
ð\
ð
-
€
?
"ñ
!
ð\
ð
ð
ð
ð\
ð
c
ð$
B
ð
Ñ
Ò
Ó
Ô
Õ
?
ð
'
ð
ð\
Ó
Ô
Õ
?
Ò
Ó
Ô
Õ
?
ð
*
ð
ðT
Ò
Ó
Ô
Õ
?
ð
,
ð
ðT
Ò
Ó
Ô
Õ
?
ð
1
ð
ðT
Ò
Ó
Ô
Õ
?
ð
0
ð
ðT
Ò
Ó
Ô
Õ
?
ð
ð
ðT
Ò
Ó
Ô
Õ
?
ð
ð
ðH
•
¿
ÿ
ð
•
¿
ÿ
ð
•
¿
Ñ
•
¿
ÿ
Ò
Ó
Ô
•
¿
ÿ
B
,
S
ð-
Ò
ðT
B
ð
c
ð$
Ñ
B
ð
.
c
ð$
Ñ
B
ð
0
c
ð$
Ñ
B
ð
2
€
c
ð$
Ñ
B
ð
3
€
c
ð$
Ë œ1
B
ð
4
c
ð$
Ë œ1
B
ð
5
C
ð
D
ð
6
C
ð
D
ð
7
@
S
ðD
ð
:
@
C
ð
D
ð
<
c
ð$
Ñ
B
ð
>
C
ð
D
ð
ð
?
ðH
"ñ
ð
ð
2
?
ð
€
ð
&
ð
ð
ðH
B
ð
ðN
B
%
ÿ
Õ
¿
)
ð
ð
ð
ðH
ðT
.
ð
B
B
ðH
C
ð
D
•
ð
ð
¿
ÿ
ðB
ð
S
ð-
¿
·
¸
»
½
¿
Þ1
2
à
à
à
à
à
"à
´
´
˜
Ë
ÿ
?
â1 ã1 æ1 ç1
2 ýß þß ÿß
à
$à
t
•
º
à
&à
Ž
ú
à
)à
•
‡
à
*à
1
t
t
ì1
à
à
ìè
p
í1
à
ï1
à
à
ð
ñ1
à
à
,
t
ç
À
à
¶
õ1
à
ú1
û1
B
ê
t
ü1
ý1
þ1
ÿ1
2
2
à
ñ
K
B
q
˜
*
t
t
•
À
\
I
˜
t
Ú
)
I
I
]
t
ñ
!
I
t
à
@
t
>
æ
t
]
³
t
à
?
Ä
@
à
„
t
à
t
„
‹
-
|
ð
t
*
Ù
±
Š
t
(
P
Ù
Š
t
Ù
¡
Š
Ù
t
ñ
@
Š
t
Š
P
y
y
±
¡
$
t
z
P
"
t
Ù
Ù
Q
@
Š
t
©
ð
:
Á
t
,
z
¦
›
¦
X
r
H
t
A
6
t
ù
t
š
t
t
¡
t
U
&
3
t
)
š
t
*
ì
¦
‘
H
#
i
z
š
½
±
5
t
B
€
t
'
t
A
*
¦
*
´
t
8
ì
Y
,
F
i
6
8
†
S
t
8
Ÿ
€
½
t
t
+
š
š
š
š
š
t
4
y
!
à
U
ì
Ð
Å
¨
•
k
`
“
/
ù
ã
t
7
¾
å
€
å
t
š
š
t
¼
q
Ý
t
.
š
š
t
ì
”
ý
ó
t
<
š
š
t
F
W
t
2
8
C
(
C
t
0
š
š
t
:
*
û
F
û
t
F
Ç
¬
t
ÿÿ9
‰
<Ò
Ô‰"
Š<Ò
¬÷
‹<Ò
äš
Œ<Ò
¤š
•<Ò
Ì;#
Ž<Ò
Ä€#
•<Ò
l<#
•<Ò
€#
‘<Ò
$"
’<Ò
¬A
“<Ò
Ì6!
”<Ò
œo!
•<Ò
Ôy`
–
<Ò
”A#
—<Ò
Ϫ
˜<Ò
˜
™<Ò
4É`
š<Ò
ü•!
›<Ò
Φ
œ<Ò
D•ä
•<Ò
¤¼`
ž<Ò
d½`
Ÿ<Ò
$¾`
<Ò
ŒÀ`
¡<Ò
ÄÅ`
¢<Ò
´Ç`
£<Ò
tÈ`
¤<Ò
m
¥<Ò
Dm
¦<Ò
|ô"
§<Ò
¼ô"
¨<Ò
\o
©<Ò
œo
ª<Ò
Üu
«<Ò
v
¬<Ò
\v-<Ò
ô*
®<Ò
4+
¯<Ò
t+
°<Ò
´+
±<Ò
Œ»
²<Ò
Ì»
³<Ò
¼
´<Ò
L¼
µ<Ò
LŒ
¶<Ò
ŒŒ
·<Ò
̌
¸<Ò
•
¹<Ò
,zìz-
4-`
¾<Ò
Á<Ò
º<Ò
t-`
lz¿<Ò
Tº` ó
ó
»<Ò
¬z%
´-`
À<Ò
¼<Ò
ô-`
½<Ò
%
Ô
Ô
Ö( ü( ü( ø5 ø5 €f €f
i ®q 1s 1s
u
u
u ÿu ów
Ô~ Ô~ ëª ã¹
º
º
º κ Óº Óº 3» 8» 8» •¿ •¿ öÂ
à xÄ xÄ äÆ JÍ SÍ `Í `Í ®Í èÎ ØÏ ØÏ êÐ ^â ^â íè
ów
Ã
ì}
Ã
!
.
ü
.
"
#
$
%
&
'
(
)
*
+
,
/
0
1
2
3
4
5
6
7
8
ü
.
×
×
i
ß(
²q
)
:s
) û5 û5 ‰f ‰f
:s
u
u
u
v
÷w
÷w
ð}
×~
×~
ïª
ç¹
º
º
º
Òº Úº Úº 7» ?» ?» ”¿ ”¿ úÂ
hÍ ²Í ìÎ ÜÏ ÜÏ îÐ gâ gâ íè
Ã
!Ã
!Ã
|Ä
|Ä
èÆ
QÍ
ZÍ
hÍ
!
"
#
$
%
&
'
(
)
*
+
,
.
/
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2
*€urn:schemasmicrosoft-com:office:smarttags €State €h
5
*€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags €City0€http://www.5iamas-microsoftcom:office:smarttags_
8
*€urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags
€country-region €http://www.5iantlavalamp.com/V
9
*€urn:schemasmicrosoft-com:office:smarttags €place €http://www.5iantlavalamp.com/
äeâ
9
9
5
9
5
8
8
9
9
5
9
9
9
9
9
9
9
5
8
5
5
9
9
9
5
5
5
8
9
5
9
2
5
5
9
9
9
2
5
5
8
9
9
5
9
9
5
9
9
5
9
5
5
8
9
5
5
*
•
Ü
+
Ž
Ý
*
ƒ
ã
ã
3
„
ä
@
•
7
œ
å
=
•
ç
G
§
ì
>
Ž
è
A
•
ï
H
¨
î
P
ñ
B
ž
ð
Q
®
ò
I
£
ú
U
²
ù
J
¤
û
V
³
ÿ
W
©
Y
¯
a
¹
g
º
t
Á
u
Â
È
|
\
»
]
¼
d
Æ
e
Ç
Ï
}
É
n
†
Ô
o
Ð
‡
Õ
|
×
}
Ø
.
y
Ù
7
|
Þ
1
ƒ
˜
÷
8
}
ß
D
„
¡
=
‚
ê
H
‰
¢
>
ƒ
ë
"
I
Š
©
#
O
—
ª
H
ˆ
ï
I
‰
ð
Q
•
ö
R
‘
÷
X
š
û
Y
›
`
¢
f
¨
k
°
l
±
o
º
p
Ò
x
Ø
ü
,
P
S
U
[
\
a
g
o
p
u
v
~
•
½
Ã
Ë
Ì
Õ
Ö
Þ
ß
å
æ
ë
ì
ö
)
~
œ
ç
.
Ž
Ô
*
•
¤
ñ
6
”
Ú
Ü
4
…
®
ö
D
›
á
8
Œ
¯
÷
P
•
â
%
z
›
&
{
œ
.
€
¡
/
•
¹
;
‡
Â
5
u
6
w
:
~
<
•
A
ˆ
»
¼
)
w
Ã
3
„
¥
ò
;
•
À
*
x
É
Á
/
€
Ô
Ë
0
•
Õ
6
Š
Ú
9
•
?
@
D
E
S
T
Y
Z
³
½
¾
Ç
È
Ð
!
j
º
Ó
"
k
»
Ü
(
u
À
k
l
r
u
à
á
æ
–
²
ÿ
T
¤
å
U
¥
æ
Y
«
é
Z
¬
ê
_
µ
ñ
e
¶
ö
ø
ù
Ý
)
v
Á
…
È
†
Î
•
Ó
ÿ
A
F
G
Q
R
[
\
f
g
n
o
u
v
Ã
È
É
Õ
Ö
Þ
ß
ë
ì
ñ
ò
ù
ú
B
%
G
'
H
,
M
N
W
ž
X
¤
_
¨
`
©
¬
d
©
¬
–
‰
Ì
Ž
Õ
7
‹
Û
•
Ö
>
•
å
“
ß
?
•
æ
”
à
G
”
é
â
N
•
ê
ã
X
™
ò
ò
Y
š
ó
e
-
i
¶
j
·
ý
c
¤
ý
d
þ
g
h
-
r
¸
s
¹
K
u
©
Ô
&
'
.
/
4
5
=
>
D
E
N
P
U
_
g
u
}
~
„
“
›
ª
°
±
¹
»
Ç
È
Í
Î
Ö
×
Þ
ß
å
æ
L
v
ª
Õ
$
Q
€
®
Ù
%
R
•
°
Ú
V
‰
º
ß
.
W
Š
»
à
4
^
Ž
Â
é
5
_
•
Ã
ê
@
d
š
É
ñ
B
e
•
Ê
ò
G
n
¤
Ï
û
H
o
¥
Ð
ü
ó
ô
ÿ
"
#
(
)
.
/
4
5
=
>
E
F
K
L
V
X
^
_
b
c
h
p
}
~
ƒ
Š
’
“
š
›
£
¤
«
¬
³
Í
Ó
Ö
Ü
ð
ô
õ
û
ü
!
$
/
6
7
A
B
I
O
T
U
_
`
g
h
n
z
•
‚
Œ
•
’
“
¡
ª
«
³
´
¹
º
Á
Â
È
É
Ð
Ô
×
Ø
à
â
æ
ç
ñ
÷
"
#
*
+
3
4
<
=
F
G
L
M
S
a
k
l
s
t
{
|
•
€
†
‰
Ž
•
˜
¨
³
´
º
»
Ã
Ä
Ë
Í
Ö
×
Ý
æ
é
ê
ô
ü
!
'
.
/
4
5
;
<
G
H
U
V
]
^
a
b
k
l
s
u
{
•
™
Ø
á
m
Â
n
Ã
=
:
Û
â
"
y
È
´
É
À
ç
>
~
Ð
Á
E
L
O
B
F
H
G
I
O
P
P
'
¹
)
¼
-
ë
ì
?
•
Ñ
Ä
D
å
&
·
å
9
z
ó
C
‚
Ý
Å
U
ƒ
ß
Ç
V
Q
T
ô
D
ˆ
ç
a
U
«
û
I
‰
è
ç
V
·
ü
L
“
J
ë
ó
M
”
ì
-
ô
R
ö
)
ú
÷
*
¼
`
©
0
a
¯
1
i
·
£
8
j
¸
¤
:
<
û
^
¸
T
¡
½
Æ
Ç
"
Í
Î
#
~
’
…
•
‡
Æ
‘
È
Ò
)
Õ
*
×
4
Ú
*
½
9
~
:
©
¯
°
Ø
Ù
à
á
å
æ
í
³
7
:
@
A
H
I
S
T
\
9
:
L
R
S
\
]
c
d
k
l
r
s
x
"- %- -- /
- 3- 4- 9- :- ?- @- F- G- P- Q- V- W- j- k- o- p- s- t{- |- ‚- ƒ- ‰- Š- “- ”- Ÿ- ¤- ¥- «- -- ³ » ¼ È ÉÎ Ï × Ø Ü Ý â ã ê ë ò ó ø þ
„
Â
j
…
Ã
v
Œ
Ç
w
•
È
}
‘
Í
’
w
×
!
x
Ø
"
}
Þ
#
~
ß
0
‹
æ
1
Œ
ç
:
“
î
;
•
ï
E
¥
ö
F
¦
÷
M
±
ú
O
·
û
Z
Â
!
[
Ã
!
d
Ç
f
È
!
r
Î
!
t
Ï
!
!
!
!
!
! !
)! *! /! 0! <! =! @! A! I! J! V! W! \! ]! c! d! k! m!
s! t! w! x! ƒ! ‰! Ž! •! ›! œ! «! ¬! ²! ³! º! »! Ç! É!
Î! Ï! Ô! Õ! â! ã! ì! í! ó! ô! ý! þ!
"
"
"
"
"
"
" -" "" #" '" (" +" ," 5" 7" @" A" I" J" V" \" e" f" l
" r" z" {" ‚" ˆ" •" Ž" ›" œ" ¥" ¦" ®" ¯" µ" ·" Á" Â" É"
Ë" Î" Ï" Ø" Ù" â" ä" ì" ò" ú" û" ÿ"
#
#
#
#
#
#
# -# # '# (# .# /# 7# 8# D# E# M# N# Z# [# _# `# j# k# r# s#
y# z# „# …# ˆ# ‰# ‘# ’# ž# Ÿ# ¦# §# º# »# Â# Ã# Å# Æ#
Ê# Î# Ó# Ô# ß# à# æ# ç# î# ð# ò# ó# ü# ÿ#
$
$
$
$
$
'
$
$
$
$
#$
$$
)$
-&
&
Å&
È&
'
'
'
'
Ë( Ò(
)
) !) *)
½* Ã*
+
+
+
+
+ "+ #+
q+ r+
B- C„- …Ø- Ù-
'
½(
)
Ã(
)
Ä(
)
Ê(
)
+) 1) 2) 9) :) ?) @) D) g) n) o) v) ®*
É* Î* Ð* Ú* à* å* æ* ï* ð* ö* ÷* ý* þ*
³*
+
´*
+
¼*
Ó(
-+
)+
u+
IŠå-
'
Õ(
*+
÷,
J‹æ-
!' -' ™(
( ¡( «( ¬( ²(
á( ê( ë( í( î( ô( õ( û(
³(
)
»(
)
3+ 4+ >+ ?+ A+ B+ G+ H+ O+ \+ c+ d+ k+ n+
ý,
- -- - "- #- )- *- 2- 3- 7- 8Q- R- Z- [- `- b- i- j- p- q- v- w- {- |•- ‘- —- ˜- Ÿ- ¢- £- ¨- ¼- Ã- Ä- Ê- Ëí- ó- ú- û.
.
.
.
.
.
.
.
. %. &. /. 3. 4. 8. 9. >. ?. H. I. M. N. V. W. a. b. j. k. t.
u. y. z. •. €. „. •. “. •. š. ›. ¢. £. ª. «. °. ±. ·.
¸. À. Á. Ë. Ì. Ð. Ñ. Û. Ü. ã. å. î. ï. õ. ö. ý. þ.
/
/
/
/
/
/ "/ #/ */ +/ ./ // 8/ 9/ =/ >/ C/ D/ H/
P/ T/ U/ [/ \/ d/ e/ l/ r/ |/ }/ •/ ‡/ Œ/ •/ —
/ ˜/
/ ¡/ ©/ ¬/ ±/ ²/ º/ »/ À/ Á/ Ë/ Ò/ Þ/ ß/ æ/
ë/ ð/ ñ/ õ/ ö/ û/ ü/
0 0
I/
N/
ç/
ê/
0
0
0
0
0 0
$0 +0 20 80 =0 >0 B0 C0 O0 P0 U0 V0 \0 ]0 c0 d0 k0 r0
v0 w0 •0 €0 ƒ0 „0 ˆ0 ‰0 ‘0 ’0 š0 •0 ¥0 ¦0 ¯0 µ0 ¼0 ½0
Ã0 Ä0 Ì0 Ò0 Ù0 Ú0 ã0 å0 ë0 ì0 ö0 ü0
1
1
1
1
1
1
"1 $1 )1 *1 91 :1 =1 >1 J1 K1 O1 P1 W1 _1 g1 m1 y1 z1 •
1 €1 †1 ‡1 Ž1 ”1 •1 ž1 £1 ¤1 ©1 ª1 ¯1 °1 ·1 ¸1 ½1 ¾1 Ã1
Ä1 È1 É1 Î1 Ï1 Ö1
2
2
2 72 =2 >2 E2 F2 O2 P2 R2 \2 ^2 g2 i2 c3 ù3
4
4
4
4
4
4
4
4
4 -4 &4 '4 .4 /4 14 24 84 94 ?4 x4 •4 ²4 ¼4 ½4 Ä4 Å4 Ì4 Í4
Õ4 Ö4 â4 ã4 é4 ê4 ñ4 ò4 ÷4 ø4 ÿ4
5
5
5
5
5 -5 $5 '5 (5 05 15 75 85 F5 G5 Q5 R5 U5 V5 \5
]5 f5 g5 i5 j5 o5 p5 w5 x5 €5 ‚5 †5 ‡5 •5 ”5 ˜5 ™5 Ÿ5
5 §5 ¨5 ¬5 -5 ³5 ´5 »5 ¼5 ¿5 À5 É5 Ê5 Ó5 Ô5 à5 á5 ç5
è5 ñ5 ø5 û5 ü5
6
6
6
6
6
6
6
6 !6 "6 )6 +6 06 `6 s6 u6 g7 h7 Ý7 ß7 ò7 ô7
9
9 *9 ,9 I: J:
;
; !; (; ); ; .; 5; N; S; X; Y; d; e; q; r; u; w; y; z; ƒ; †; •; Ž;
’;
<
<
< %< &< ,<
=
= ƒ= „= Ñ= Ò= c? d? •B ŽB "D
#D ND ZD \D eD fD iD øD úD |E „E oF pF ³G ´G †H ’H “H
˜H ™H •H pI qI ÌI ÍI pK qK ?L @L uN zN |N JP KP PP QP V
P WP YP ZP \P ]P fP gP rP sP xP yP }P ~P ‡P ˆP ‹P ŒP •P
–
P œP •P ¢P £P §P ¨P -P ®P ±P ²P ·P ¸P ÁP ÂP ÌP ÍP ÒP ÓP
ÖP ×P ßP âP çP èP ìP íP }S ~S ‡S ˆS •S •S ™S šS žS ŸS
¨S ©S ´S µS ½S ¾S ÄS ÅS ÓS ÔS ÝS ÞS åS æS ïS ðS ÷S øS
þS ÿS
T
T
T
T
T
T #T $T 'T (T 1T 2T 9T :T DT ET MT NT \T ]T
bT cT eT fT kT lT pT qT xT yT €T •T —
T ˜T œT •T ¤T ¥T ¬T -T
U
U $U %U U .U 3U 4U 9U ;U BU CU HU KU QU RU UU ´V ·V ÙV ÜV
W
W
^
^
_
>W BW °W ²W ¼W ½W ÄW ÆW ÎW ÏW ØW ÛW çW èW ïW ðW þW •X
ŽX ”X •X ±X ²X ¶X ·X V\ W\ `\ a\ h\ i\ p\ s\ •\ €\ ‡\
ˆ\ ’\ L] X] Y] `] a] f] ‚] ƒ] ç] ñ] ò] ý] þ]
^
^
^
^ "^ #^ .^ 4^ 9^ :^ C^ D^ I^ J^ Q^ R^ [^ \^ c^ d^
h^ i^ s^ t^ {^ |^ …^ †^ •^ Ž^ ”^ •^ ›^ œ^ §^ -^ ¶^ ·^
Á^ Â^ Ì^ Ò^ Ú^ Û^ ß^ à^ å^ ë^ ò^ ö^
_
_
_
_
_
_
_
_ $_ %_ ,_ 2_ 3_ =_ >_ B_ C_ H_ I_ P_ Q_ T_ U_ Z_ \_ a_ b_ g_ h_
o_ p_ u_ v_ z_ {_ †_ ‡_ •_ Ž_ “_ ”_ ˜_ ™_ ¤_ ¦_ °_ ±_
¸_ ¹_ ¼_ ½_ Ä_ Å_ Þ_ ß_ ã_ ä_ í_ ï_ ÷_ ø_ ý_ þ_
`
`
`
`
`
4`
r`
` ™`
è`
a !a
na
a ˜a
ía
b
b
b
b 1b
nb
b ˜b
Ñb
c
`
5`
s`
¡`
é`
&a
za
Ÿa
ôa
`
;`
•`
¥`
í`
'a
}a
a
õa
`
<`
€`
¦`
î`
+a
…a
¯a
úa
!` (` )` ,` G` H` L` M` P` X`
‡` ˆ` •` ‘` •` –
«` ³` ¹` »` ¿` À`
ó` ô` ù` þ`
a
a
,a /a 4a @a Aa Ga
‡a ‘a ’a —
°a ·a ¸a »a ¾a Ãa
üa
b
b
Z`
[`
``
a`
d`
e`
k`
l`
Å`
a
Ha
Æ`
a
Oa
Ì` Í`
a -a
Pa Ua
Ô`
Õ`
Ý`
Þ`
Va
aa
ba
ha
Ía
Òa
Óa
Ûa
Üa
àa
æa
ìa
Zb
]b
`b
eb
fb
Åb
c
Æb
c
Ìb
Íb
Ðb
b
b -b $b %b ,b 3b :b ;b Ab Bb Hb Jb Ob Qb Tb Ub Yb
ob ub vb €b ‚b Œb •b —
›b œb ¢b £b §b ¨b -b ®b ¹b ºb ¿b Àb
×b Þb åb æb êb ëb ðb ñb ÷b øb ýb þb
c
c
c
c
c
c 'c (c ,c 0c 7c @c Ac Jc Kc Qc Rc Wc Xc ]c ^c hc ic nc tc {c |c
€c †c Œc •c ”c •c ˜c ™c
c ¡c ¥c «c ´c µc »c ¾c Ãc Ìc
Õc Öc Ýc äc éc êc óc ôc ýc þc
d
d
d
d
d
d
d
"d &d 'd 2d 3d 9d :d Bd Dd Od
md wd xd |d ƒd ‡d ˆd Žd ”d —
d ˜d žd
d §d ¨d ¬d -d ³d ´d ¾d
ãd éd êd ñd òd úd ûd
e
Pd
Wd
Xd
]d
_d
fd
gd
ld
¿d
Èd
Éd
Íd
Îd
Ôd
Úd
Ýd
e
e
e
e
e
e
)e 2e 3e 8e 9e =e >e De Ee Le Re Ve We ^e _e
ze •e †e Še ‹e •e –
e ›e œe Ÿe ¢e ¨e ®e ³e ´e ·e ¹e ½e ¾e Åe Æe Êe
Óe Öe Ýe Þe âe ãe èe ée íe îe òe óe øe ùe ýe
f
ge
he
me
Ëe
f
Ïe
Ðe
f
f
f
f
f
f -f $f %f )f *f .f 0f 3f 4f 7f 8f :f ;f ?f Af
Uf Vf ^f af ef mf rf xf •f ‹f ‘f ’f •f –
f ˜f ™f •f Ÿf ¢f £f «f ®f ³f ´f ¼f ¿f Çf Èf
Üf ßf ãf äf èf éf óf ôf ùf úf
g
g
g
Df
Ef
Mf
Pf
Ìf
Ïf
Óf
×f
g
g
g
g
g %g 'g +g 1g 9g ?g Eg Fg Og Pg Tg Ug `g ag
dg jg og pg vg wg ~g †g ‘g ’g ›g ¡g ¦g §g «g ¬g µg ·g
Àg Ág Èg Îg Óg Ôg Þg ßg åg ëg òg óg ùg úg
h
h
h
h
h
h
h
h $h %h )h ,h 3h 4h 8h :h Ah Bh Ih Oh Th Uh
\h ]h ah bh ih jh ph qh uh vh |h }h ‚h ƒh ‡h ‰h •h •h
”h –
h •h žh ¤h ¥h ªh «h µh ¼h Àh Áh Îh Ôh ßh àh æh çh ëh ìh
ùh úh
i
i
i
i
i
i $i %i ,i 2i 7i 8i ;i <i Fi Gi Ki Ri Vi Wi
Yi Zi _i `i ji ki oi ti |i „i Ši ‹i Ži •i –i —
i Ÿi
i ¤i ªi °i ±i ¹i ºi ¾i ¿i Äi Åi Ïi Ði Ôi Ûi ßi ài
æi çi êi îi ˆj ‰j •j ‘j
m
m
n
n
n -n %o 'o Po \o
]o ao bo mo ão ïo ðo óo õo ³p ¾p Âp Ãp Èp Ép ãp ëp ìp
îp ïp øp ùp þp ÿp
q
q
q
q
q q
$q %q *q +q 5q 6q >q Rq [q \q dq zq §q
òr ór Os Rs Ws Zs {s …s ‡s ‹s Žs •s –
s ›s •s
s ¡s §s ¨s ®s ¯s ´s µs ¹s ºs ¿s
Øs Ùs Þs ßs ãs äs ïs ðs ÷s ýs
t
t
-q
³q
·q
¸q
Àq
Ås
Ís
Îs
Òs
Ós
t
t
t
t
t
t (t )t .t /t 5t 6t =t >t At Bt Jt Kt `t at
ht it lt rt xt yt ‚t ƒt ‡t ˆt •t ‘t œt ¢t ®t ¯t ²t ´t
¿t Àt Çt Èt Ít Ït Ût ßt ät åt êt ët ît ït õt öt øt ùt
u
u
u
u
u
u &u 'u /u 0u 9u :u Bu Cu Gu Hu Mu Su Y
u Zu _u ju pu qu zu €u …u †u Šu ‹u ”u •u ™u šu Ÿu
u £u
¥u °u ±u ¸u ¹u ¾u Àu Ìu Ïu Óu Ôu Ùu Úu ßu àu ãu éu íu
îu ñu ÷u ýu
v
v
v
v #v 'v )v 3v 4v <v Av Hv Jv Ov \v bv cv nv ov
uv vv zv |v ©v -v ®v ´v µv ºv »v Ãv Äv Ïv Öv Úv Ûv àv
áv ív îv öv ÷v
w
w
w
w
w
x
w
w
w
w !w $w ,w 1w 2w ;w <w Bw Cw Kw Lw Vw Ww `w aw dw fw qw rw yw zw
•w •w •w •w ™w šw žw Ÿw ¤w ¥w ¯w °w ´w µw ½w ¾w Âw Äw
Éw Êw Îw Öw Ûw Üw çw èw îw ïw òw ów ÷w øw þw ÿw
x
x
x
x
x
x
x
x
x "x #x *x +x 0x 6x ;x <x ?x @x Ex Fx Nx Rx
Ux Vx ^x _x ex gx ox px wx xx ‚x ƒx ˆx ‰x •x ‘x ™x šx
¡x ¢x ¬x -x µx ¿x Æx Èx Ìx Íx Òx Óx Øx Ùx Þx ßx æx çx
îx ðx üx þx
y
y
y
y ry sy ™z •z žz ¢z £z ¦z @| A| J| K| S| T| [| ]| f| g|
p| s| {| || ƒ| „| ‰| Š| –| —
| ›| œ| ¦| §| ¬| -| ·| ¸| ¿| Å| Ò| Ô| Û| Ü| à| á| ç| è|
î| ï| ú| û|
}
}
}
}
}
}
} !} )} *} ,} } 1} 2} 7} 8} >} ?} D} J} Q} S} U} V} [} \} d} e} j} p}
u} v} •} ‚} ‡} ˆ} Ž} •} •} –
} œ} £} «} ¬} ³} ´} ¼} ½} Á} Â} Ç} È} Ô} Õ} Ù} Ú} à} á}
ê} ñ} õ} ö} ý} þ}
~
~
~
~
~
~
~
~ -~ "~ #~ )~ *~ /~ 7~ 8~ =~ >~ K~ L~ U~ V~ ^~ _~ f~ l~ q~ r~ z~ {~ •~
‚~ Ž~ •~ “~ ”~ š~ ›~ ¢~ £~ «~ ¬~ °~ ±~ ·~ ¸~ ¿~ À~ Ä~
Å~ Ñ~ Ô~ ×~ Ø~ à~ á~ ç~ è~ ð~ ñ~ ø~ þ~
•
•
•
•
•
• •
• &• '• • .• ;• =• C• D• G• H• O• U• a• b• g• h• m• n• t• „• ••
Ž• “• ”• œ• •• ¨• ©• ³• ´• »• ½• Õ Ä• Ç• È• Ï• Е Ö•
ו à• á• ó• ô• ÿ•
€
€
€
€
€
€
€
X€ Y€
€ ›€ œ€
ì€ í€
•
•
•
• &• )•
g• h•
• œ• ••
Õ• Ö•
‚
€ -€ %€ &€ .€ /€ 5€ 6€ <€ =€ G€ H€ L€ M€
^€ b€ i€ j€ p€ € ˆ€ ‰€ ‹€ Œ€ ‘€ ’€ –€ —
¡€ ¢€ ª€ «€ °€ ±€ ½€ ¾€ Å€ Æ€ Ø€ Ù€ ߀ à€
ô€ ú€
•
•
T€
U€
æ€
ç€
0• 2• 6• 7• <• =• ?• @• D• E•
n• o• t• u• •• ‚• ˆ• ‰• •• –
¤• ¥• ©• ª• ±• ³• ·• ¸• ½• ¾•
ß• à• å• æ• î• ï• õ• ö•
‚
‚
J•
K•
R•
V•
_•
a•
Ä•
‚
Å•
‚
Ç•
È•
Í•
Ε
‚
‚
‚
‚
‚ #‚ $‚ '‚ ,‚ 1‚ 3‚ 7‚ 8‚ =‚ >‚ E‚ F‚ K‚ L‚
X‚ Y‚ a‚ b‚ r‚ t‚ y‚ z‚ ‚ €‚ ‰‚ Š‚ •‚ ‘‚ –
‚ œ‚ ¢‚ £‚ ¨‚ ©‚ ²‚ ´‚ ¼‚ ½‚  Ă Í‚ ΂ Ó‚ Ô‚ á‚ â‚ é‚
ê‚ í‚ î‚ ò‚ ô‚ ù‚ ú‚
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ #ƒ $ƒ *ƒ +ƒ .ƒ /ƒ 6ƒ :ƒ @ƒ Bƒ Fƒ Gƒ
Nƒ Oƒ \ƒ ]ƒ bƒ cƒ hƒ iƒ tƒ uƒ yƒ zƒ ‚ƒ ƒƒ ‹ƒ ‘ƒ ™ƒ šƒ ž
ƒ Ÿƒ ¤ƒ ªƒ ®ƒ ¯ƒ ·ƒ ¸ƒ ¿ƒ Àƒ ǃ ȃ σ у Öƒ ׃ Úƒ ܃ ãƒ
åƒ éƒ êƒ òƒ óƒ ûƒ ýƒ
„
„
„
„
„
„
„
„ !„ "„ +„ ,„ 1„ 2„ 6„ 7„ B„ H„ L„ M„ T„ U„ ]„
^„ c„ d„ h„ i„ m„ n„ s„ u„ z„ ~„ …„ Œ„ •„ ‘„ ™„ š„ ¤„
¥„ «„ ¬„ ¯„ °„ ´„ µ„ ½„ ¿„ Ç„ È„ Ì„ Í„ Ò„ Ó„ Ø„ Ú„ ß„
à„ ä„ å„ ê„ ë„ î„ ï„ ø„ ù„
…
…
…
…
…
…
…
…
… !… (… )… .… /… 7… 8… =… >… A…
g… s… t… }… ~… ƒ… „… Ž… •… —
… ˜… ž… Ÿ… ®… ¯… ´… µ… ¸… ¹… ¾…
ß… æ… ç… ë… í… ù… ú…
†
B…
K…
L…
Q…
R…
W…
Z…
`…
¿…
È…
É…
Í…
Î…
Ô…
×…
Ý…
†
†
†
†
†
†
† -† #† $† ,† 4† 5† =† @† H† J† Q† R† X† Y† c† d† i† o† x† y† ~† †
Œ† •† œ† •†
† ¢† ©† ª† ²† ³† ½† ¾† † Æ Ȇ Ɇ Ó† Õ†
܆ ݆ â† ã† è† é† ó† ô†
‡
‡
‡
‡
‡
f‡
‰
‡
g‡
‰
‡
m‡
‡
o‡
(‡ )‡ 3‡ 4‡ 9‡ :‡ ?‡ A‡ D‡ E‡ O‡ T‡ ]‡ ^‡
x‡ y‡ ‚‡ …‡ ‹‡ Œ‡ ”‡ ¡ˆ ¢ˆ åˆ ñˆ òˆ þˆ ÿˆ
‰
.‰ :‰ ;‰ C‰ D‰ K‰ L‰ u‰ •‰ ‚‰ Š‰ ‹‰ ’‰ <Š HŠ IŠ QŠ RŠ
XŠ šŠ ›Š Q‹ ]‹ ^‹ f‹ g‹ m‹ •‹ œ‹ ž‹ ¢‹ £‹ ­‹ ûŒ
•
•
•
•
• ”• š• œ• £• ¤• ¨• €Ž ‡Ž ‰Ž •Ž ŽŽ •Ž ¤• ¥• «•
-• ^‘ `‘ l‘ m‘ w‘ x‘ ‘ •‘ ‰‘ Š‘ ’‘ •‘ •‘ ž‘ ¤‘ +’ ,’ ¬
’ ¯’ à’ á’
“
“ 2“ 4“ u“ w“
“ ¢“ Ù“ Ú“ ß“ à“ ê“
”
”
G” I” Z” \” ú” ü” ô– ö– ú– ü–
—
—
—
—
—
—
— -— !— "— #— %— ,— -— 0— 2— 3— 6— ;— <— @— A—
F— ƒ˜ ‡˜ ‰˜ ‘˜ ’˜ –
˜ $š %š °š ±š ·š ¸š Ú Äš Íš Ïš Øš Ùš ßš àš èš ëš ñš òš
üš
›
›
›
›
›
›
› ›
› &› '› ,› .› =› >› A› B› I› J› N› O› Y› Z› c› e› o› p›
v› w› €› •› …› †› •› Ž› •› £› ­› ®› ·› ¸› »› ¾› Û Ä›
Л Ñ› Õ› Ö› Û› Ü› å› æ› í› î› ù› ú›
œ
œ
œ
œ
œ
œ
$œ *œ /œ 0œ 9œ ;œ >œ ?œ Oœ Pœ [œ \œ cœ iœ qœ rœ vœ wœ {
œ |œ •œ ƒœ ‰œ Šœ ’œ “œ šœ ›œ žœ Ÿœ ¦œ §œ ®œ ¯œ µœ ¶œ Áœ
Âœ Ëœ àœ æœ çœ óœ ôœ úœ ûœ
•
• !• "• 1• 2• 9• :• A•
C• K• L• U• V• Z• [• b• c• h• i• s• t• {• |• †• ‡• –
• —
• œ• ¢• «• ¬• ²• ³• ½• ¾• Æ• Ç• Ì• Ò• Ú• Û• ß• à• æ• ç•
ñ• ò• ù• û•
ž
ž
ž
ž
ž $ž *ž +ž 1ž 2ž 9ž :ž @ž Až Kž Lž Sž Tž [ž \ž
`ž až ež fž pž qž ¶ž ¸ž Z
\
Ò
Ô
¡
¡
¡
¤
—
™¡ ¹¡ »¡ ö¡ ø¡ •¢ „¢ †¢ ‹¢ Œ¢ •¢ O£ U£ W£ _£ `£ e£
¤
¤
¤
¤
¤ -¤ $¤ %¤ /¤ 0¤ 3¤ 4¤ 9¤ :¤ @¤ A¤ I¤ Ú©
Ý© ç© è© ï© ð© õ© ö© û© ý©
ª
ª
ª
ª
ª
ª p- q- v- w- ~- •- …­ ‡­ ˆ­ Š­ ±- ³- º- »- ™¸
›¸ ¤¸ ¥¸ Ó¸ Ô¸ ܸ ݸ £¾ ¤¾ -¾ ®¾ 2À 3À 7À 8À •Á ‚Á •Á
•Á ¦Ã §Ã ®Ã ¯Ã ÆÅ ÇÅ ÎÅ ÏÅ ×Å ØÅ VÆ YÆ ZÆ \Æ gÆ hÆ ‚Æ
ƒÆ •Æ ŽÆ GÌ HÌ LÌ MÌ ,Î .Î 3Î 4Î
Ò
Ò
Ò
Ò mÒ nÒ rÒ sÒ ‡Ò ˆÒ ŽÒ •Ò ’Ò “Ò
Ó
Ó
Ó
Ó
Ó !Ó
Ö -Ö %Ö &Ö AÝ BÝ CÝ EÝ LÝ MÝ ZÝ [Ý bÝ cÝ Ìß Íß Òß
Óß áß âß ãß äß éß êß iâ jâ râ sâ {â }â
ã
ã
ã
ã lã
mã yã zã
㠡㠤㠥ã "ä #ä 'ä (ä ä .ä Üä Ýä áä ää îä ïä óä ôä ùä úä
å
å
å
å
å
å
å
å (å )å 1å 2å 8å 9å ?å @å Då Eå Jå Lå Tå Uå Zå [å kå
lå tå uå yå zå •å €å …å †å ‡å ˆå •å •å –å —
å Ôå Õå Øå Ùå %æ &æ &æ (æ (æ )æ )æ +æ ,æ .æ /æ 1æ 2æ ;æ
=æ Hæ Iæ Uæ [æ bæ dæ oæ sæ ~æ ‚æ ƒæ ‹æ “æ ¤æ ¬æ êè íè
•
U
ª
W
Ü
ç
ë
Ñ
¤
Ü
“
@
–
÷
,
û
N
@
›
D
u
E
Ñ
)
-
Ø
æ
š
Ì
Ø
S
T
¢
¤
9
:
L
O
Æ
È
8
:
K
¬- -- ³ ˜
l! Ë" Î" ä" Ë# Î# ï# ð# ü# ÿ# ¬' â' q( þ*
+ 3- 7- ¼ä. å. ª/ ¬/
0 „0 ˆ0 •0 ]1
2 E2 F2 f2 i2 b3 d3 j3 n3 v3 ‚3 Œ3 —
3 ž3 £3 ª3 ¯3 ¶3 Ã3 Î3 Ý3 ç3
5 •5 36 @6 A6 N6 O6 \6 `6 Ü7 ß7
9
9 H: J: Q; S; v; w;
ƒ; †; Ð= Ò= b? d? ŒB ŽB !D #D ‚E „E ²G ´G ËI ÍI >L @L
{N |N JP KP }S ~S
U
U :U ;U HU KU ¯W ²W ÅW ÆW ØW ÛW
U\ W\ p\ s\ ¯] °] æ] ö^ [_ ™_ °_ X` ±` Æa Ìa üa
b
b 2
b 3b ^b _b •b ‚b Ýb Þb
c oc sc
d
d Re Ve •e
e Æe Êe
óe øe
f
f 0f @f Af Df hf Šf ‹f žf Ÿf ¢f Èf Ìf ßf &g
ag dg ]h ah ‰h
i íi ‡j ‰j •j ‘j 7k 8k
l
l
m
m
n
n 0n 1n
o
o ³p ¾p
q zq ~q •q ‡q ˆq ’q “q ›q œq ¦q •s …s –
s
s |v ©v $w ew ów ÷w Qx fx
y ˜z ™z ?| s| Ó| Ô|
}
} R} S} U} £} ë} ì}
~ ¬~ °~ Ô~
•
• <• =• u• v• ¼• ½• _€ b€
• )• S• T•
‚
‚ *‚ ,‚
s‚ —‚ ›‚ ´‚ ó‚ ô‚ 7ƒ у üƒ ýƒ |„ ~„ Ù„ Ú„
… !… X… Z… Õ… ç… ù…
† >† ?† Q‡ …‡
ˆ ¢ˆ ™Š ›Š ”‹ •‹ úŒ
ûŒ “• ”• Ž €Ž £• ¥• ]‘ `‘ €‘ •‘ ’‘ •‘
“
“ ,“ -“ n“ o“ ˜“ ™“ Ø“ Ú“ A” B” S” T” ñ” ò” ñ• ò• ô– ö–
û– ü–
—
—
— -— #— %— ,— -— 3— 6—
H˜ I˜ ‚˜ ƒ˜ >™ ?™ °™ ±™ -š .š Fš Gš ¯š ëš › .› d› e› ¼› ¾› ‚œ qž µž ¸ž Ì
Í
¡
¡ °¡ ±¡ î¡ ï¡ ~¢
•¢ N£ O£ Ì£ Í£
¤ •¦ ŧ K¨ \¨ ¨ ̨ Ç© Ò©
ª šª ›ª êª
« &« Q« oq- …­ ‡­ ±- ³- (¯ *¯ I² K² Áµ õ –¸ +¹ -¹
º $º 3» 7» ¹» »»
¼ ‰¼ ‹¼ á¼ â¼ !½ •¿ ”¿ óÀ AÁ BÁ àÁ áÁ
J K •Â ŸÂ #à ßà cÄ xÄ |Ä
Å
Å ÇÅ WÆ ƒÆ ãÆ äÆ hÇ iÇ
È
È yÈ {È
É
É ¡É
Ê
Ê ”Ê ˜Ê WË -Ë ®Ë ÛË £Ì ¥Ì þÌ
Í 4Î 8Î ÁÎ ÅÎ #Ï 'Ï ØÏ ÜÏ ¼Ð ÁÐ êÐ gÑ {Ñ •Ñ
Ò †Ò ŸÒ ¡Ò •Ó ƒÓ ŒÕ ÞÕ >Ý @Ý Dà "á
â
â
â hâ µã !ä ää Lå †å ˆå "æ &æ &æ (æ (æ )æ )æ +æ ,æ .æ /æ
1æ 2æ Hæ dæ oæ sæ ~æ ‚æ ƒæ "ç &ç Rç Uç ‹ç •ç êè íè
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
L
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
u
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
œ
:
Î# ð#
U KU ²W ÛW W\ s\ ç]
^ Dd _d ãd #e
zq §q zs {s Žs ´t
u ¥u )v ©v Òv fw •w A| ]| T‡
•‘ ö– 6— ƒ˜ Ø ±š ëš C• û• Lž qž
¤ Y¤ q- ³- BÝ ZÝ &æ &æ (æ (æ )æ )æ +æ ,æ .æ /æ 1æ
[æ bæ ‚æ ƒæ “æ •æ šæ œæ ¬æ ®æ Çæ Éæ Óæ Õæ íæ ïæ
q
o‡
`‘
2æ
Yæ
ç
è
è
ç
-è
9è
,æ
ç
‹ç
¼ç
¾ç
éç
ëç
úç
üç
è
;è
`è
bè
tè
vè
•è
Òè
èè
íè
&æ &æ (æ (æ )æ )æ +æ
‚æ ƒæ íè
þÿÿÿBÏœ—
ºR¼ Æ%Äíÿ
“ Ö Æ%Äíÿ
Š<DOÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
rb^ ÆJæ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
/ 0#Æ%Äíÿ
U %øÿ| ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
W %>Rx~ÿ
Èr•
.æ
ÿ
z=
)Æ%Äíÿ
/æ
1æ
2æ
‹+X¯jþÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
f^_0>pˆWÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ùI¢9Æ%Äíÿ
… Ò@2" ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
\”N>Rx~ÿ
ƒW1VÆ%Ä
íÿ
^ERZô•â³ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
Ð_|_Æ%Äíÿ
^
îeŒ’6Ñÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
o1 fÆ%Äíÿ
=Jhk>Rx~ÿ
à{<XPôÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
*
@
h
„h „˜þ^„h `„˜þ
.
@
h
„h „˜þ^„h `„˜þ
.
@
h
„h „˜þ^„h `„˜þ
.
•
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ
.
’
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ
.
•
„
@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ
.
•
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þ
•
ÿ Æ
P
„Ð
„
„p
„@
„˜þ Æ
^„@
`„˜þOJ
„
.
’
„° „˜þ Æ
^„€ `„˜þ
°
.
QJ
QJ
o(
o(
QJ
„€ „˜þ Æ
€
^„P `„Lÿ
.
„˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þOJ
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ
„˜þ Æ
p ^„p `„˜þOJ
@
QJ
o(
·ð
•
h
„à „Lÿ Æ
^„° `„˜þ
’
h
o
•
o
•
o(
§ð
à
.
^„à `„Lÿ
•
.
„P
h
h
•
h
„L
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ
„à
„°
„€
„P
•
h
^„à `„˜þOJ
QJ
o(
§ð
•
^„° `„˜þOJ QJ o(
·ð
•
h
^„€ `„˜þOJ QJ o(
o
•
h
^„P `„˜þOJ
QJ
@
h
„h „˜þ^„h `„˜þ
„+ „Õý Æ
+ ^„+ `„Õýo(
„+ „Õý Æ
+ ^„+ `„Õýo(
.
„0ý Æ
Ð ^„Ð `„0ýo(
.
.
Ð ^„Ð `„0ýo(
.
.
.
„8 „Èû Æ
8 ^„8 `„Èûo(
.
.
.
.
„8 „Èû Æ
8 ^„8 `„Èûo(
.
.
.
.
.
.
QJ
„˜þ
„˜þ
„˜þ
„˜þ
o(
.
o(
Æ
Æ
Æ
Æ
§ð
.
„
„`ú Æ
.
.
^„
`„`úo(
„
„`ú Æ
^„
`„`úo(
„
„øø Æ
^„
.
.
@
h
„h
• ^„• `„kþo(
.
.
o
à
°
€
P
.
h
„˜þ^„h `„˜þ
.
.
.
.
.
„8 „Èû Æ
.
.
.
.
.
.
„8
.
„Èû Æ
.
.
.
.
`„øøo(
.
.
„h „˜þ^„h `„˜þ
.
.
.
.
)
h
.
„Ð
„Ð
„0ý Æ
.
.
.
.
.
.
@
.
„• „kþ Æ
„• „kþ Æ
• ^„• `„kþo(
„Ð „0ý Æ
Ð ^„Ð `„0ýo(
.
.
„Ð „0ý Æ
Ð ^„Ð `„0ýo(
.
.
.
„Ð „0ý Æ
Ð ^„Ð `„0ýo(
8
8
^„8 `„Èûo(
^„8 `„Èûo(
.
.
.
.
`„`úo(
.
.
.
.
„: „Æý Æ
: ^„: `„Æýo(
„: „Æý Æ
: ^„: `„Æýo(
.
„Ð „0ý Æ
Ð ^„Ð `„0ýo(
.
.
„Ð „0ý Æ
Ð ^„Ð `„0ýo(
.
.
.
„8 „Èû Æ
8 ^„8 `„Èûo(
.
.
.
.
„8 „Èû Æ
8 ^„8 `„Èûo(
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
„
„`ú Æ
^„
„
„`ú Æ
^„
„
„`ú Æ
.
.
^„
`„`úo(
„
„`ú Æ
^„
`„`úo(
.
`„`úo(
.
.
.
.
.
.
.
„
.
@
„Ð
„˜þ Æ
„p `„Lÿ
.
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ
.
^„ `„øøo(
.
.
h
„h „˜þ^„h `„˜þ
„˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
)
€
^„ `„˜þ
.
‚
€
„@
€
„øø Æ
„
.
.
.
.
.
.
„p
„Lÿ Æ
p
„
^
„˜þ Æ
^„
`„˜þ
€
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ
.
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ
.
€
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ
.
‚
„P „L
ÿ Æ
P ^„P `„Lÿ
.
@
h
„h „˜þ^„h `„˜þ
)
@
h
„h „˜þ^„h `„˜þ
.
„: „Æý Æ
: ^„: `„Æýo(
„: „Æý
Æ
: ^„: `„Æýo(
.
„Ð „0ý Æ
Ð ^„Ð
`„0ýo(
.
.
„Ð „0ý Æ
Ð ^„Ð `„0ýo
(
.
.
.
„8 „Èû Æ
8 ^„8 `„Èûo(
.
.
.
.
„8 „Èû Æ
8 ^„8 `„Èûo(
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
„˜þ Æ
^„@
`„˜þ
‚
„
„`ú Æ
.
.
^„
`„`úo(
„
„`ú Æ
^„
`„`úo(
„
„`ú Æ
.
@
„p „Lÿ Æ
@
.
^„
h
•
p
„
„˜þ Æ
^„p `„Lÿ
.
.
.
.
`„`úo(
.
.
.
.
„h „˜þ^„h `„˜þ
.
„h „˜þ Æ
h ^„h `„˜þo(
^„ `„˜þ
.
’
.
•
.
.
.
„
.
.
.
.
•
„@
„˜þ Æ
^„
`„˜þ
•
.
ÿ Æ
P
’
„€ „˜þ Æ
^„P `„Lÿ
€
.
@
„Ð
„
„p
„@
„˜þ Æ
^„@
`„˜þOJ
„
h
„˜þ Æ
„˜þ Æ
„˜þ Æ
Ð
p
„à „Lÿ Æ
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ
^„€ `„˜þ
.
’
@
h
„h „˜þ^„h `„˜þ
)
^„Ð `„˜þOJ
^„ `„˜þOJ
^„p `„˜þOJ
QJ
QJ
o(
o(
QJ
@
QJ
o(
·ð
•
h
o
o
o(
•
•
§ð
à
.
^„à `„Lÿ
•
.
„P
„h
„˜þ^„h `„˜þ
h
h
h
•
h
„L
.
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ QJ
„à „˜þ
„° „˜þ
„€ „˜þ
„P „˜þ
Ð_|_
o1
Èr•)
ùI¢9
4œ!
=Jhk
o(
Æ
Æ
Æ
Æ
f
o
à
°
€
P
•
h
^„à `„˜þOJ
QJ
o(
§ð
^„° `„˜þOJ QJ o(
·ð
•
^„€ `„˜þOJ QJ o(
o
•
^„P `„˜þOJ
QJ
o(
§ð
ºR¼
ºR¼
L˜!
o1 f
„›!
Èr•)
Ü›!
/ 0#
ƒW1V
\”N
W %
•
h
h
h
þÿÿÿ
è—!
“ Ö
þÿÿÿ
rb^
à{
‹+
f^_0
„h
!
"
#
„˜þ Æ
^„@
`„˜þ
$
^ îe
@
h
„˜þ^„h `„˜þOJ QJ o(
@
h
€
‚
€
@
U
%
z=
. à™!
€
… Ò@
^ERZ
ÿÿÿÿô—!
·ðÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ˜˜!
„h „˜þ^„h `„˜þ
. ä˜!
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ
„@
„
. 8™!
. Ϊ!
„˜þ Æ
^„
`„˜þ
%
&
'
(
&
. 4š!
‚
€
€
‚
@
&
@œ!
À!
„à
„°
„€
„P
h
@
@
„ˆ „˜þ^„ˆ `„˜þOJ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
Äí
„h
h
h
QJ
Æ
Æ
Æ
Æ
„˜þ^„h `„˜þ
„h
o(
„Lÿ
„˜þ
„˜þ
„Lÿ
à
°
€
P
^„à
^„°
^„€
^„P
`„Lÿ
`„˜þ
`„˜þ
`„Lÿ
.
.
.
.
ˆš!
Üš!
0›!
ÿÿÿÿÿÿÿÿ›!
. ÿÿÿÿÿÿÿÿè›!
„˜þ^„h `„˜þ
. ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
*ðÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿ
Æ%
¸`d
p ʘ
å
µ
_% Þl! R 7 = }ZE ÄjS •hY ¦Fb [b„ psŒ b"‘ E<œ H ª
Ù ‡fÝ ±ià ³ á w ò
S;
}² ?,· 9!¿ ŒmÄ ·yÅ û_Æ ”[Ë
-
q
q
q
ü–
íè
+q
—
Rq yq zq Áq ôq •r 0s
— -— $— %— -— 4— 5—
1s
;s
Ds
[s
ž
–
%æ
ÿ@ €
%æ
ÿÿ
G •
R o m a n
”
%æ ´0â
%æ
ÿÿ
ÿÿ
‡z
5 •
‡z
€
ÿ
o n o t y p e
N e w
A •
A n t i q u a
ž
ìè
ÿÿ
€
@
IF•
UV•
A l l e g r o
Ÿ
A r i a l
_‘
ö–
U n k n o w n ÿÿ
T i m e s
N e w
€
S y m b o l
‡
B T
Ÿ
C o u r i e r
B o o k
U&•
_F•
‹
–
ÿÿ
ÿ
A r i a l
C o r s i v a
‡
p
ÿÿ
ts
ž
ž
B a n k G o t h i c
B T
ss
M d
3&•
M
C o m m e r c i a l S c r i p t
B T
M i s t r a l
?5•
‡z
€
ÿ
C o u r i e r
N e w
; •
€
W i n g d i n g s
#
1
ˆ
¡
ðÐ
h
! ð
ÌÕkFÙõ¸†
" ”
Y"
ÍÃ
u
¡
p à Z õ •‚ 4
Ü
HX
ÿ•ÿÿÿ•H ª
2
ÿÿ
3
P e r s o n a l
C o m p u t e r
S a p r i y a
ðÿ
? ä
B A B
Y"
±å
ÍÃ
u
±å
2ƒq ð
ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿ
`
þÿ
à…ŸòùOh «‘
Ü
è
4
+'³Ù0
ø
x
•
˜
¨
´
Ð
@
L
X
3
Computer
34 ëÇ
`
h
p
ä
Personal
Microsoft Office Word
Y"
ÍÃ
-
BAB
-
-
@
Normal xü¹£
@
Sapriya ¸wåÛ•Â @
ÆS¨—
þÿ
ÕÍÕœ.
“—
+,ù®D
ÕÍÕœ.
“—
+,ù®D
h
°
Ð
p
¸
•
À
˜
È
¨
â
Inc.
ä
¡
-
u
Media Computer,
±å
æ
BAB 3
-
Title
L
:
B
Series Number
ä
B
!
.
@
R
"
/
A
S
e
d
#
0
B
T
f
$
1
C
U
g
%
2
D
V
h
&
3
E
W
F
X
x
Š
™
«
y
‹
š
¬
j
|
(
5
G
Y
k
}
)
6
H
Z
l
~
*
7
I
[
m
•
+
8
J
\
n
,
9
K
]
o
:
L
^
p
;
M
_
q
<
N
`
r
=
O
a
>
P
b
?
Q
c
s
t
u
v
z
{
€
•
‚
ƒ
„
…
†
‡
ˆ
Œ
•
Ž
•
•
‘
’
“
”
•
–
—
›
œ
•
ž
Ÿ
¡
¢
£
¤
¥
¦
§
¨
©
þÿÿÿ®
¯
°
±
²
³
´
þÿÿÿ¶
·
¸
¹
º
»
¼
½
¾
¿
À
Á
Â
Ã
Ä
Å
Æ
Ç
È
É
Ê
Ë
Ì
Í
Î
Ï
Ð
Ñ
Ò
Ó
Ô
Õ
Ö
×
Ø
Ù
Ú
Û
Ü
Ý
Þ
ß
à
á
â
ã
ä
å
æ
ç
è
é
ê
ë
ì
í
î
ï
ð
ñ
ò
ó
ô
õ
ö
÷
ø
ù
ú
û
ü
ý
þ
ÿ
w
‰
˜
ª
i
'
4
!
"
#
$
%
&
'
(
)
*
+
,
.
/
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
:
;
<
=
>
þÿ
ÿÿ@
A
B
C
D
E
F
þÿÿÿH
I
J
K
L
M
N
þÿÿÿýÿÿÿýÿÿ
ÿýÿÿÿS
þÿÿÿþÿÿÿþÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿR o o t
E n t r y
ÿÿÿÿÿÿÿÿ
À
F
0¸Å—
ëÇ U
€
D a t a
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
e
-
1 T a b l
ÿÿÿÿ
o c u m e n t
a t i o n
?
t i o n
8
C o m p O b j
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
µ
>
W o r d D
ÿÿÿÿ
CX
S u m m a r y I n f o r m
(
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
D o c u m e n t S u m m a r y I n f o r m a
ÿÿÿÿÿÿÿÿ
G
q
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
þÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ þÿ
ÿÿÿÿ
À
F
Microsoft Office Word Document
MSWordDoc
Word.Document.8 ô9²q
Download