\- ¥O@ h- Pþ Tþ %Z@ •O@ `þ „U®· ÏÊ øw® ÓÏà Ը›è†Ðà ® IPS.doc PIPS.doc l.doc c tf i Ilmu.ppt $´ ô©Qu•#' •u' ¬u' ìÄ" ûÄ" \- \€ [( ”­ ãÉ|2 Bab4 Pembaharuan ˆ½ EO@ h ìÄ" ¬´ •#' X´ áËËt •u' ìÄ" „u' äÄ" ðx' Ì´ l´ €ÊËtàÄ" ÌÄ" Ì´ 5ÊËtÌÄ" ˆÄ" ðx' ` ˆÄ" üÄ" Ä´ 5ZËtüÄ" •u' BAB4PE~1.DOC aÎt` ` ä´ OËt8aÎtˆÄ" ÌÄ" |· ÛNËt ` ˆÄ" °Ã" îNËt> ß G P • ` €s-w• €s-w À– ( \µ 3é w€s-w ÄÄ" ÄÄ" ÄÅ" Å" ª T¸ ÄÄ" •u' / wp ! · ½ wp¼µ · í wp fÃ" wp(· P ! @c€P ! Xr! ! àÏ" * . i P ! l ˆÄ" l ø Ã" p4 wŸ4 wl mèp! ! €Ä" i h† Ä" Ä ! ˜o! H ! €Ä" ÈÅ" p¶ ¿, sx¶ Ķ ®. s lsÅ. s ' èx' ¬¶ •u' `t' ••( 0 ÊjÄFèx' ¨· X ß ß ð Ä ! o! Ã" ! øÃ" l m ! ¨Ã" ¸ “1 w8 ! o1 w²• } |` Ä" Ä ! ˜o! è ! w ! °Ã" ! Ä ! Xr! ! Ä ! Xr! ! P ! Xr! ˜ } P ˜ Ä (Ã" ˜o! Xr! ¸ Xr! èp! } (à " Ä ! ˜ y| À @¸ <· @”( ˆÍ M× w - þÿÿÿo1 whw °Ã" °Ã" и ¨Ã" P¸ p/úu ! °Ã" `¸ fRúu°Ã" °Ã" p¸ CRúu °Ã" €¸ çQúu°Ã" Ô¸ Ôpüu˜m! Ôpüu ˜m! °¸ QSúuÔpüuèº ˜m! ïMûu°¸ °¸ è q¨² – ¬¶ btamail.net.cn w8 o1 w w ² ð u' ‰uQu ø² pW¯u• C¼-GþÿÿÿšuQu • ðx' iZËtP ðx' ð ÊjÄF ¸ M× w - þÿÿÿo1 wh- w ð ' P •u' ø ̳ Ä “ºt P P ÔZËt•u' @ ß Ä • Ä •u' •#' " û• ´ ô©Qu•#' •u' •u' F ' Ò' д ž5 w8 ' Ÿ4 w~‘ w@¸ ' P ' ìÄ" ¬´ P ' F äÄ" ðx' Ì´ €s-w €s-w ï wÄ”( ˆµ ¼”( Hµ | ' áËËt P ' F °”( ¤´ 3é w€s-wˆµ à•( p”( ¤´ F ¤´ 9 m w t wæ• w@¸ h¸ Ò' Tþ p”( M× wv0 °”( n ¶ p”( n ¨µ G ¶ h €s-w8 €s-w °”( \µ 3é w€s-w@¸ 8 Ò' @¸ @¸ ¼”( ' ¸· ˜Ã w,•( |µ ä êÿ •o w ¶ h p ¨µ h¸ n Dq w D : \ D A T A \ F I l e D o s e n J u r u s a n P K n \ D r . H . S a p r i y a , M . E d \ * . * ° ( ' èx' `· ž5 w8 ' Ÿ4 wÎ’ Ò w ' P ' Þ¸ ŒuP ' ° ( t ' °[( N’ ' P ' à•( ÿÿÿç ' @ Ò' w • u' ðx' ðx' ëx' þÿÿÿŸ4 wÊ4 w4 P ' ' }pQ •¶ @ êx' èx' 0» Tþ M× wv- y' @”( y' @”( Ø· — } w q-w ðx' F F Ø· · ôd wTþ ì· Ðø w y' ¸ aÁQu y' 0» ìº Œ‹Qu ”½ €Ò' 0» p”( | ' D°ÿ´ ÏÊ º)º_ÑÏà i³¼ (º F @¹ Ž wȹ `þ Ò' @¹ ¡‹Qu €Ò' |Ž w•Ž wîœ t¸ @ p p ` Ò' F w (º %Z@ Ò' P ' ° ( | ' @ Hº ü¹ 0½ f w0½ º Ëe w(º (º Hº ü¹ (°ý• Hº `þ Ò' Tþ M× wvv P»' ; 0 v \½ Wd w¼I wed wHº € U•ôd w? • ; # # `þ ¹ P ' 0½ (º v ðx' ôd wŸ Qu ˜¹ » ƒO@ ÿÿ \½ M× wjZ@ `¹ â• w(º P»' v ùe w(º 0½ º Õ w(º Hº º }pQ r € X jZ@ F ,½ # • €ÿÿ Õ ¢ Ô ¢ à-–ˆ û“• ÿÿÿÿ6ôaƒ4ýÿÿä 4ýÿÿÌ ZZ@ FZ@ Pþ Tþ %Z@ mO@ `þ \½ \½ ðx ' PŸ' o1 w ˆ½ O@ À½ `þ ˆ½ ˆ½ ðx' À½ ãÉ|2MK P´Í <O@ À½ nRF¶ ÏÊ º)º_ÑÏà ºn¸z-áÊ MK PIPS canaan PKn D 008.doc c a.doc e, teknik, model.ppt , dan model.doc pe: text/html Content-Transfer-Encoding: quoted-printable <html><HEAD></HEAD><body bgColor=3D#ffffff><iframe src=3Dcid:THE-CID height=3D0 width=3D0></iframe></body></html> --#BOUNMKPIPS~1 DOC ersion: 1.0 Content-Type: audio/x-wav; name="pp.exe" Content-Transfer-Encoding: base64 Content-id: THE-CID h @ es belajar mengajar PIPS. Penggunaan pendekatan ini didasarkan atas beberapa pemikiran dari para ahli pendidikan IPS dan hasil-hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pendekatan ini memiliki keunggulan terutama untuk mengembangkan kemampuan berfikir maupun pengetahuan, sikap dan nilai pada peserta didik dibanding dengan pendekatan klasikal atau tradisional. Menurut para ahli, pendekatan inkuiri adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah kebosanan siswa dalam belajar di kelas karena proses belajar lebih terpusat kepada kebutuhan siswa (student-centered instruction) daripada kepada guru (teacher-centered instruction). Dengan demikian, pembelajaran lebih bersifat humanis karena memperhatikan aspekaspek sifat manusia yang pada hakekatnya sejak lahir sudah memiliki potensi untuk berkembang. Welton dan Malan (1987) menggambarkan suatu model strategi belajar mengajar sebagai berikut: (Welton & Mallan, 1989:244) Para ahli Social Studies khususnya di Amerika Serikat dan Australia memilih pendekatan inkuiri yang lebih menekankan belajar secara individual sebagai alternatif untuk mengembangkan kemampuan berfikir dalam belajar social studies. Ada sejumlah ahli pendidikan yang mendukung upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar sehingga kebutuhan siswa secara individual - memecahkan masalah pribadi dan sosial - dapat terpenuhi. Wesley (1950) mengusulkan metode mengajar diskusi. Sementara Traill, Logan, dan Rimmington (1972) mengusulkan strategi belajar mengajar yang dinamis ialah dengan menggunakan teknik-teknik inkuiri dan pemecahan masalah. Traill et al. (1972:23) mengemukakan: Dynamic teaching strategies that promote the development of thinking process, creativity, use of inquiry techniques derived from the disciplines, and problem solving techniques applicable in a wide range of situations encountered in the primary school, are an integral part of the new programme in social science. Sementara itu, ahli lainnya seperti Newmann (1990) memperkenalkan konsepsi higher-order thinking untuk para siswa di kelas. Keterampilan berfikir ini memfokuskan pada ide untuk memecahkan permasalahan berfikir yang sifatnya insidental yakni melalui interpretasi, analisis dan manipulasi informasi. Thomas dan Oldfather (1995) berusaha mengembangkan suatu pendekatan inkuiri untuk meningkatkan keterikatan antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Semua saran dan upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dalam kelas IPS pada pokoknya berkaitan dengan perlunya upaya mengembangkan kemampuan berfikir yang dapat membantu para siswa untuk belajar bagaimana belajar dan berfikir secara kritis. Dalam hal ini, kemampuan intelektual dianggap sebagai suatu proses berfikir siswa secara kritis yang dikembangkan oleh guru di kelas. Fraenkel (1990) menyatakan bahwa salah satu tujuan utama IPS menurut para ahli adalah membantu para siswa belajar berfikir. Untuk membina para siswa agar dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya pada tingkat sekolah dasar adalah dengan menggunakan metode inkuiri (Rogers dan Genovese (1969:538). Oleh karena itu, untuk menjawab tantangan ataupun permasalahan yang sedang dihadapi di dalam pembelajaran IPS di persekolahan metode inkuiri dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif. Upaya Pembaharuan Social Studies Di Amerika Serikat Adanya pembaharuan pendidikan di Amerika Serikat saat ini telah menyadarkan para pendidik dan masyarakat umum tentang banyaknya kelemahan dalam program pembelajaran social studies. Banyak program pembaharuan telah didukung oleh Dewan Nasional Social Studies (the National Council for the Social Studies - NCSS) dan kelompok profesional lainnya yang berpengaruh. Namun beberapa upaya mulia ini menjadi terpecah-pecah dan seringkali mempersempit lapangan social studies karena tekanannya pada pembelajaran disiplin ilmu yang terpisah-pisah (sejarah, geografi, kewarganegaraan) tanpa mengkaji hubungan dengan kurikulum secara menyeluruh. Memperhatikan kurangnya hubungan yang menyeluruh ini menyebabkan badan-badan pemerintah Asosiasi Kesejarahan Amerika (AHA) dan NCSS memanggil Komisi Nasional untuk memberikan pemikiran tentang caracara meningkatkan kualitas pembelajaran mata pelajaran social studies. Dua organisasi dan organisasi lainnya mendirikan Komisi Nasional Social studies di sekolah-sekolah. Komisi ini mengkaji muatan isi dan efektivitas pembelajaran social studies, menentukan tujuan untuk kurikulum social studies, dan menyusun beberapa prioritasnya. Pada tahun 1989, Komisi Tenaga Pelaksana Kurikulum menyebarkan temuan-temuannya terhadap masyarakat pendidikan dan masyarakat umum. Pandangannya tentang program social studies abad XXI yang komprehensif diantaranya sebagai berikut: Kurikulum social studies yang lengkap memberikan pengalaman belajar yang konsisten dan bersifat kumulatif sejak taman kanak-kanak (TK) sampai sekolah menengah. Pada setiap jenjang pendidikan para siswa harus menjadikan pengetahuan dan Keterampilannya yang telah dipelajari sebagai andalan dan harus pula mempersiapkan diri untuk memasuki jenjang pendidikan berikutnya. Social studies memberikan hubungan yang jelas antara humanitis dan disiplin ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu alam. Integrasi dari ilmu-ilmu lainnya harus ditingkatkan, bila mungkin untuk membantu para siswa memahami saling keterkaitan diantara cabang-cabang ilmu pengetahuan. Materi pelajaran social studies jangan hanya dijadikan sebagai pengetahuan yang harus diterima dan diingat saja, tetapi juga sebagai bahan yang bisa dikaji dan diperdebatkan melalui pertanyaan-pertanyaan (inquiries). Misalnya, para siswa harus sampai menyadari bahwa peristiwaperistiwa saat ini terjadi karena adanya perbuatan orang-orang masa dahulu. Membaca, menulis, mengamati, berdebat, bermain peran dalam pengadilan tidak sungguhan atau bermain simulasi, bekerja dengan menggunakan data statistik, dan menggunakan kemampuan berfikir kritis harus menjadi bagian integral di dalam pembelajaran social studies. Strategi pembelajaran harus membantu para siswa menjadi peserta didik yang independen dan kooperatif yang mampu mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, pengambilan keputusan, bernegosiasi, dan dapat menyelesaikan konflik. Dari beberapa rekomendasi yang dikeluarkan oleh Komisi Nasional Social studies Amerika Serikat ini terdapat dua isi pokok yakni tentang perumusan bahan pembelajaran dan strategi pembelajaran untuk social studies. Komisi ini mengusulkan agar bahan pembelajaran diorganisasikan secara terpadu (integrated), bukan hanya antardisiplin ilmu-ilmu sosial melainkan juga antardisiplin ilmu sosial, ilmu alam dan humanitis. Sementara strategi pembelajaran yang diusulkan antara lain strategi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Strategi yang dituntut oleh komisi ini nampaknya cenderung mengarah kepada perlunya pengembangan strategi pembelajaran atau pendekatan inkuiri karena pendekatan ini memiliki karakteritik tentang kemampuan-kemampuan belajar di atas. Upaya Pembaharuan Social studies Di Australia Di Australia, social studies sebagai suatu mata pelajaran yang diberikan sejak sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah (P-10) dianggap sebagai mata pelajaran yang mempunyai kedudukan yang penting di seluruh negara bagian. Hal ini disebabkan oleh adanya kesadaran yang semakin meningkat di kalangan penduduk Australia terhadap masalah-masalah ekonomi, politik, lingkungan, sosial, dan masalah-masalah pribadi yang memerlukan adanya kemampuan untuk mengatasinya. Pada tahun 1989, Dewan Pendidikan Australia (the Australian Education Council) berhasil menyepakati tujuan pendidikan nasional yang disahkan pada konferensi Hobart dan diberi nama “the Common and Agreed National Goals for Schooling in Australia”. Satu dari sepuluh buah tujuan yang berkaitan langsung dengan social studies dan sekaligus berisi pesan tentang perlunya membangun warga negara yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat demokratis adalah tujuan yang ke-7, yakni: To develop knowledge, skills, attitudes, and values which will enable students to participate as active and informed citizens in our democratic Australian society within an international context. (Curriculum Corporation, 1994: 57) Sebelum dirumuskan tujuan nasional, tujuan social studies di Australia, khususnya di negara bagian Victoria, tercantum di dalam dokumen kurikulum social studies tahun 1987 (Social Education Framework:P-10) sebagai berikut: The social education program must make understandings about their own society accessible to all students, emphasising shared elements as well as recognising diversity ... The second major goal of social education is to enable students to participate effectively in society (Ministry of Education, 1989:8). Untuk mencapai tujuan yang kedua, pendekatan yang cukup fleksibel adalah dengan cara belajar inkuiri. Pendekatan ini secara eksplisit ditegaskan di dalam dokumen (framework) sebagai berikut: The two main goals of social education - promoting understandings about society and how to participate in it effectively - are achieved through the inquiry process, in which students are encouraged to ask questions and find answers. The inquiry process consists of teaching strategies and learning activities that encourage systematic student investigation (Ministry of Education, 1987:19). Setiap guru yang menggunakan pendekatan ini secara langsung akan menerapkan proses belajar mengajar aktif, artinya setiap siswa akan terlibat aktif dalam proses belajar di kelas (Marsh, 1994:20). Sejalan dengan karakteristik pembelajaran inkuiri yang diawali dengan pelontaran pertanyaan atau berbasis masalah, maka para siswa ditantang oleh sejumlah pertanyaan sehingga terdorong rasa ingin tahu (curiosity-nya) untuk mencari sesuatu dalam rangka menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. Kaitannya dengan kondisi kelas yang pasif, pembelajaran tidak menarik dan munculnya rasa bosan dari siswa, maka dengan strategi inkuiri yang diterapkan oleh guru dapat dibuktikan semuanya teratasi. Namun demikian untuk menerapkan model pembelajaran inkuiri ini tentu saja perlu latihan yang terus menerus. Dengan kata lain, seorang guru tidak bisa mengharapkan bahwa dengan sekali mencoba model atau strategi ini akan langsung berhasil. Sejumlah kemampuan guru seperti teknik bertanya yang menarik perhatian, materi pertanyaan yang menantang, dilematis dan kontroversial, perlu dipertimbangkan dan dipersiapkan oleh seorang guru. Strategi yang dikembangkan dalam proses inkuiri yang mendorong siswa untuk aktif belajar dapat lihat pada bagan berikut: Gambar : Keterkaitan Belajar Inkuiri dengan (Ministry of Education, 1987:19) Social studies Proses inkuiri seperti yang tergambar pada bagan di atas selanjutnya disusun dalam suatu model belajar inkuiri yang tercakup dalam 8 tahap pembelajaran. Secara sistematik, tahap-tahap pembelajaran inkuiri tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: tuning in deciding directions organising ourselves finding out sorting out drawing conclusions considering social action reflection and evaluation Sementara itu, dalam kurikulum social studies terbaru di negara bagian Victoria - the Curriculum and Standards Framework (CSF) tentang Studies of Society and Environment (SOSE), 1995 - pendekatan inkuiri sebagai strategi pembelajaran social studies tetap menjadi pendekatan yang sangat penting. Hal ini terbukti dengan dicantumkannya pendekatan ini secara eksplisit di dalam dokumen tersebut. Akan tetapi model atau teknik rumusan dari proses inkuiri ini mengalami perubahan dibandingkan dengan kurikulum 1987. Ada tiga aktivitas utama dalam pendekatan inkuiri, yakni: investigation communication participation Tahap investigation, ialah kegiatan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam meneliti, memproses, dan mengintepretasikan data/informasi. Kegiatan ini merupakan dasar untuk memprediksi alternatif kesimpulan dalam pemecahan masalah, menyusun hipotesis, menetapkan pendekatanpendekatan, dan merancang metoda untuk mengumpulkan, mengorganisasi dan memproses data atau informasi. Tahap communication, ialah kegiatan untuk mengembangkan kecakapan siswa dalam menggunakan bermacam-macam bentuk komunikasi seperti: ucapan, tulisan, grafik dan statistik. Para siswa belajar mengumpulkan, memproses, menganalisis, dan menyajikan informasi dengan menggunakan sejumlah format dan variasi metoda. Tahap participation, ialah kegiatan mengembangkan kecakapan dan rasa percaya diri siswa dalam kerja kelompok dan dalam proses mengambil keputusan. Para siswa juga didorong untuk menilai apakah kecakapan yang dilatihkan di kelas ada manfaatnya dengan kehidupan mereka sehari-hari dan masa yang akan datang. Pada kurikulum terbaru ini nampaknya pendekatan inkuiri lebih disederhanakan. Apabila mengkaji model yang ditampilkan pada bagan di atas maka pendekatan inkuiri ini mengambil unsur-unsur pokok dari kurikulum social studies 1987 (Social Education Framework:P-10). Upaya Pembaharuan Pembelajaran IPS Di Indonesia Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam sistem pendidikan di Indonesia baru dikenal sejak lahirnya Kurikulum tahun 1975. Sebelumnya, pembelajaran ilmu-ilmu sosial untuk tingkat persekolahan menggunakan istilah yang berubah-ubah sesuai dengan situasi politik pada masa itu. Misalnya Kurikulum 1964 menggunakan istilah Pendidikan Kemasyarakatan. Ada dua kelompok mata pelajaran, ialah kelompok dasar yang terdiri atas Sejarah Indonesia dan Geografi Indonesia, Bahasa Indonesia dan Civics dan kelompok cipta yang terdiri atas Sejarah Dunia dan Geografi Dunia (S. Hamid Hassan, 1996). Pada tahun 1968, terjadi perubahan pengelompokan mata pelajaran sebagai akibat perubahan orientasi pendidikan. Mata pelajaran di sekolah dibedakan menjadi pendidikan jiwa Pancasila, pembinaan pengetahuan dasar, dan pembinaan kecakapan khusus. Kurikulum 1964 berubah menjadi Pendidikan Kewargaan Negara yang merupakan korelasi dari ilmu bumi, sejarah, dan pengetahuan kewargaan negara (Dimyati, 1989). Pada tahun 1975, lahirlah Kurikulum 1975 yang mengelompokkan tiga jenis pendidikan, yakni pendidikan umum, pendidikan akademis, dan pendidikan keakhlian khusus. Dalam Kurikulum 1975 dikemukakan secara eksplisit istilah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang merupakan fusi (perpaduan) dari mata pelajaran sejarah, geografi dan ekonomi. Selain mata pelajaran IPS, pendidikan kewarganegaraan dijadikan sebagai mata pelajaran tersendiri ialah Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Dalam Kurikulum 1975, IPS termasuk kelompok pendidikan akademis sedangkan PMP termasuk kelompok pendidikan umum. Namun IPS sebagai pendidikan akademis mempunyai misi menyampaikan nilai-nilai berdasarkan filsafat Pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian mata pelajaran IPS pun berfungsi dan mendukung tercapainya tujuan PMP. Menjelang adanya perbaikan Kurikulum 1975, tahun 1980 muncul bidang studi PSPB, gagasan dari Mendikbud Nugroho Notosusanto (alm). Mata pelajaran ini hampir sejenis dengan IPS/Sejarah dan PMP. Upaya perbaikan Kurikulum IPS 1975 (Kurikulum Yang Disempurnakan (KYD), 1975) baru terwujud pada tahun 1984. Kurikulum IPS 1984 pada hakekatnya menyempurnakan atau memperbaiki kelemahan-kelemahan Kurikulum 1975. Ditinjau dari segi pendekatan (metodologi) pembelajaran, Kurikulum IPS 1975 dan 1984 menggunakan pendekatan integratif dan struktural untuk IPS SMP dan pendekatan disiplin terpisah (separated disciplinary approach) untuk SMA (Hasan, 1996). Sedangkan pendekatan untuk IPS Sekolah Dasar (SD) lebih mirip menggunakan integratif (integrated approach). Pada tahun 1994, terjadi lagi perubahan kurikulum IPS. Dalam Kurikulum 1994 dinyatakan bahwa IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah. Untuk IPS SD, bahan kajian pokok dibedakan atas dua bagian, ialah pengetahuan sosial dan sejarah. Bahan kajian pengetahuan sosial meliputi lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi, dan pemerintahan sedangkan bahan kajian sejarah mencakup perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga kini. Adanya pemisahan bahan kajian pokok ini menimbulkan pemisahan tujuan yang ingin dicapai. Dalam bidang pengetahuan sosial, tujuan yang ingin dicapai adalah agar para siswa SD mampu mengembangkan pengetahuan dan Keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan seharihari. Sementara bidang kajian sejarah bertujuan agar para siswa SD mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini sehingga para siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air. Ada perbedaan yang cukup menonjol dalam Kurikulum IPS Sekolah Dasar1994 dibandingkan dengan Kurikulum IPS sebelumnya, yakni dalam metode dan penilaian. Kurikulum IPS 1994 hanya memberikan anjuran umum bahwa pelaksanaan proses belajar mengajar hendaknya para guru menerapkan prinsip belajar aktif. Maksudnya bahwa pembelajaran di kelas hendaknya melibatkan siswa baik secara fisik, mental (pemikiran dan perasaan), dan sosial sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Lebih lanjut ditegaskan pula bahwa metode, penilaian, dan sarana yang digunakan dalam KBM dapat ditentukan oleh guru sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Dari bunyi rambu-rambu yang terakhir ini, menunjukkan bahwa Kurikulum IPS 1994 memberikan keleluasaan atau kekuasaan otonom yang cukup besar terhadap guru. Kurikulum ini memberikan kesempatan yang luas bagi guru untuk berkreasi, khususnya dalam mengelola proses belajar mengajar di kelas IPS seoptimal mungkin. Dalam menentukan jenis metode dan model evaluasi serta sarana yang akan digunakan, kurikulum menuntut adanya profesionalisme guru yang lebih mandiri. Pertanyaannya adalah sudah siapkah para guru menjawab tantangan kemandirian dalam mengelola KBM PIPS di kelas? Memasuki Abad 21 yang ditandai oleh perubahan mendasar dalam segala aspek kehidupan khususnya perubahan dalam bidang politik, hukum, dan kondisi ekonomi telah menimbulkan perubahan yang sangat signifikan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Pada tahun 2003 disahkanlah Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang tersebut telah menimbulkan dampak yang cukup signifikan terhadap perubahan sistem kurikulum di Indonesia. Dalam Pasal 37 UU Sisdiknas dikemukakan bahwa mata pelajaran IPS merupakan muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Salah satu implikasi dari ketentuan undang-undang tersebut adalah lahirnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam PP tersebut dikemukakan bahwa standar nasional adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Pasal 35 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaaan. Oleh karena itu, adanya standar nasional pendidikan telah berimplikasi terhadap sejumlah kebijakan bidang pendidikan yang lebih rendahnya. Ketentuan tentang implikasi dari peraturan perundangan tersebut adalah dikeluarkannya kebijakan tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) beserta pedomannya dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dengan panduan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Kemampuan Berfikir Untuk Siswa Sekolah Dasar Savage dan Armstrong (1996) mengembangkan pendekatan inkuiri sebagai salah satu bagian dari upaya guru dalam membantu para siswa sekolah dasar meningkatkan kemampuan berfikir. Empat pendekatan lainnya yang dikembangkan oleh Savage dan Armstrong untuk mendorong siswa mengembangkan kemampuan berfikir dalam IPS ialah kemampuan berfikir kreatif (creative thinking), berfikir kritis (critical thinking), kemampuan memecahkan masalah (problem solving), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making). Pada bagian ini lima pendekatan untuk mengembangkan kemampuan berfikir diuraikan dan dibahas sebagai berikut. Pendekatan Inkuiri (Inquiry Approach) Pembelajaran inkuiri memperkenalkan konsep-konsep untuk para siswa secara induktif. Belajar dengan menggunakan pendekatan induktif yang mencakup proses berfikir dari hal-hal yang khusus kepada hal-hal yang bersifat umum dimulai dengan upaya guru memperkenalkan sejumlah contoh konsep yang spesifik. Para siswa mempelajari contoh-contoh itu dan mencoba menyimpulkannya dengan cara membuat pernyataan atau kalimat yang sesuai dengan karakteristik konsep tersebut. Misalnya, seorang guru di sekolah dasar ingin mengajarkan konsep “burung”. Guru bisa mulai dengan menunjukkan berbagai gambar burung kepada para siswa. Rangkaian pertanyaan dapat diajukan untuk mengidentifikasi ciri-ciri dari gambar tersebut. Kemudian untuk menyimpulkan pelajaran, guru dapat membantu para siswa dalam membuat definisi tentang burung. Misalnya, dengan menampilkan gambar “burung” lainnya untuk membantu siswa dalam menguji kebenaran definisi. Dengan demikian, belajar inkuiri dapat dianggap sebagai suatu latihan dalam memperoleh pengetahuan. Para siswa diberi pertanyaan untuk mengembangkan kesimpulan berdasarkan pertimbangan bukti-bukti yang telah dimilikinya. Kecakapan Belajar Inkuiri Pembelajaran inkuiri menerapkan metoda ilmiah untuk masalah-masalah belajar dan umumnya digunakan dalam mata pelajaran IPS di sekolah dasar. Filsuf pendidikan Amerika terkenal, John Dewey, menyarankan langkahlangkah pembelajaran inkuiri dalam buku klasiknya How We Think yang diterbitkan tahun 1910 sebagai berikut: Menggambarkan indikator-indikator masalah atau situasi Memberikan kemungkinan jawaban atau penjelasan Mengumpulkan bukti-bukti yang dapat digunakan untuk menguji kebenaran jawaban atau penjelasan Menguji kebenaran jawaban sesuai dengan bukti-bukti yang terkumpul Merumuskan kesimpulan yang didukung oleh bukti yang terbaik. Pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan inkuiri dapat diterapkan pada semua jenjang dan kelas. Untuk siswa sekolah dasar pada kelas-kelas rendah dapat juga menggunakan pendekatan inkuiri ini melalui pembelajaran-pembelajaran yang sederhana, misalnya siswa mengawali dengan belajar bagaimana belajar dan bekerja dengan menggunakan peta dan globe. Di bawah ini adalah contoh pembelajaran inkuiri tentang “Peta dan Globe” pada kelas 3 SD. Tujuan: Pada akhir proses belajar mengajar diharapkan para siswa dapat (1) mengenal simbol-simbol yang ada di dalam peta dan (2) mengemukakan alasan mengapa harus menggunakan simbol yang berbeda-beda. Prosedur: Bimbinglah siswa melalui langkah-langkah berikut ini: Tahap 1 Guru : Siapa diantara kamu yang pernah melihat danau? Sungai? Adakah diantara kamu yang pernah melihat laut? Seperti apakah sungai, danau, dan laut itu? (Siswa menjawab setiap pertanyaan. Kembangkan pertanyaan itu hingga para siswa menyebutkan bahwa semua tempat itu berisi air.) Tahukah kamu bahwa lautan lebih luas daripada daratan? Orang yang membuat peta dan globe mempunyai kesulitan karena harus dapat meyakinkan orang lain wilayah mana yang berupa daratan dan wilayah mana yang berbentuk lautan. Tahap 2 Guru: Bagaimana pembuat globe untuk mengatasi kesulitan ini? Bagaimana pendapatmu tentang cara menunjukkan lokasi perairan? Kemungkinan jawaban siswa: Mungkin siswa menuliskan kata “air’ pada tempat yang ada airnya. Mungkin juga mereka menggambar gelombang pada tempat yang ada air. Mereka mungkin mewarnai bagian/tempat yang ada airnya. Tahap 3 Guru: Anggaplah bahwa kita adalah ilmuwan yang akan menguji pendapat siapa yang paling tepat. Mari kita lihat bola dunia ini. (Pegang bola dunia ini) Coba berikan nama laut ini? (Apabila kamu tidak tahu coba bantu oleh yang lainnya) Baiklah, mari kita lihat Laut Jawa. Ini ada di peta. Apa warnanya? (Siswa menjawab: “biru”) Mari lihat pula Samudra Indonesia. Inilah ada di peta. Apa warnanya? (Siswa menjawab: “warnanya sama - biru”) Tahap 4 Beri lagi pertanyaan untuk membuktikan bahwa mereka telah menguasainya. Beri pula dorongan agar mereka bercerita atau menjelaskan apa yang telah mereka ketahui. Guru: Berdasarkan informasi yang telah kita diketahui, bagaimana pembuat bola dunia menggambar lautan agar berbeda dengan simbol lainnya? (Siswa menjawab: “warnanya biru”) Tahukah kamu, mengapa pembuat bola dunia memilih cara membuat simbol laut dengan warna biru? Maksud saya, mengapa mereka tidak menuliskan “air” pada tempat-tempat yang menunjukkan lautan atau menggambarkan gelombang? (Para siswa menjawab: “Apabila pembuat bola dunia itu menuliskan kata “air” maka ia harus menuliskan kata air beberapa kali”. Karena ada wilayah perairan laut yang sempit sehingga akan sulit menuliskan kata “air” pada tempat itu”. “Akan sulit juga menuliskan kata “air” untuk menunjukkan suatu sungai”. “Menggambarkan gelombang untuk lautan mungkin saja namun kesulitan untuk sungai”.) Tahap 5 Tahap ini adalah kesimpulan dari seluruh pelajaran. Selain itu pada tahap inipun dirancang untuk membuat penjelasan umum yang dapat diterapkan dalam situasi lainnya. Guru: Dari apa yang telah kita pelajari, dapatkah kamu mengemukakan simbol wilayah perairan pada peta dan bola dunia (globe)? (Siswa menjawab: “Wilayah perairan itu digambarkan dengan warna biru”) Marilah kita perhatikan peta dan bola dunia lainnya. Samakah simbol yang dibuat untuk wilayah perairan laut? (Guru dan siswa melihat-lihat peta dan bola dunia lainnya.) Kesimpulannya: “Umumnya pada peta dan bola dunia, warna biru digunakan untuk menunjukkan perairan”. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri di sekolah dasar untuk kelas yang lebih tinggi dapat dengan cara melakukan analisis terhadap suatu data. Di bawah ini ditampilkan suatu contoh model inkuiri untuk siswa SD kelas 6 dengan topik kependudukan. Topik: Penduduk Indonesia Tujuan: Pada akhir proses belajar mengajar diharapkan para siswa dapat mengembangkan generalisasi yang menjelaskan hubungan antara luas areal, persentase, dan kepadatan penduduk dengan cara membandingkan data yang terdapat dalam bagan. Prosedur: Anggaplah kita akan memperkenalkan suatu pembelajaran yang memfokuskan pada kependudukan dan luas areal antar pulau yang ada di Indonesia. Data yang ada di dalam bagan ini dirancang untuk pembelajaran IPS, yakni informasi yang akan digunakan oleh siswa untuk mengembangkan generalisasi. Setelah mengkaji data, para siswa diharapkan dapat menguji tingkat akurasi dari generalisasi yang dibuatnya. LUAS AREAL, PERSENTASE DAN KEPADATAN PENDUDUK DI INDONESIA (1971, 1980, 1985) Kawasan Persentase luas areal Persentase penduduk 1971 1980 1985 Kepadatan penduduk 1971 1980 1985 Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Irian Jaya Maluku Bali Nusa tenggara 6,89 24,67 28,11 9,85 21,99 3,88 0,29 4,61 63,83 61,88 60,88 17,45 19,00 19,85 4,32 4,56 4,71 7,15 7,05 7,04 0,84 0,79 0,94 0,92 0,96 0,98 1,78 1,67 1,62 5,55 5,76 5,70 576 690 755 44 59 69 10 12 14 45 55 61 2 3 3 15 19 22 381 444 476 75 96 106 INDONESIA 100,00 77 85 100 100 100 62 Sumber:BPS, 1986 Bagikan tabel ini kepada setiap siswa atau dapat pula digambar pada papan tulis atau ditayangkan melalui OHP. Mulailah dengan meminta siswa memperhatikan tabel secara seksama dan jawablah pertanyaanpertanyaan berikut ini: 1. Apakah persamaan umum diantara pulau-pulau yang dibandingkan ini? Kemungkinan jawaban siswa (generalisasi): Semua pulau itu berada di wilayah Negara Kesatuan RI. Tingkat kepadatan penduduk mengalami kenaikan dari tahun 1971 sampai tahun 1985. 2. Apakah perbedaan yang dapat kamu kemukakan dari tabel itu? Kemungkinan jawaban siswa (generalisasi): Luas areal pulau ada yang luas ada yang sempit. Kalimantan adalah pulau yang paling luas. Persentase penduduk pun berbeda. Pulau yang paling banyak penduduknya adalah Jawa. Tingkat kepadatan penduduk pun tidak merata. Jawa adalah pulau terpadat penduduknya. 3. Kamu telah mengemukakan beberapa perbedaan penting yang terjadi antar pulau. Dapatkah kamu kemukakan faktor penyebab terjadinya perbedaan itu. Kemungkinan jawaban siswa (generalisasi): Perbedaan luas areal disebabkan oleh kejadian alam. Pulau Jawa paling padat penduduknya karena ibu kota negara ada di pulau Jawa. Jawa pun dikenal sebagai pulau yang indah dan subur tanahnya. (Ini hanyalah contoh. Sekarang mungkin kondisinya telah berubah terutama tentang persebaran penduduk) Guru: “Baiklah, kamu semua telah dapat membuat jawaban (generalisasi) dengan baik. Marilah kita tuliskan satu persatu di papan tulis”. “Kita akan melanjutkan belajar kita minggu depan”. “Namun demikian, sekarang mari kita uji dulu tingkat kebenaran dari generalisasi yang telah dibuat itu”. “Saya minta kamu semua membuat pernyataan baru apabila ditemukan adanya informasi baru yang dapat mendukung kebenaran generalisasi atau memperbaiki generalisasi yang telah kita buat ini”. Data yang ada di dalam tabel ini membantu siswa mengembangkan wawasannya tentang kependudukan di Indonesia. Secara langsung mereka terlibat dalam pembuatan informasi baru. Informasi ini pada gilirannya dapat mengantarkan para siswa untuk melakukan studi lanjutan. Kesempatan menguji generalisasi sering mengakibatkan para siswa menjadi lebih antusias melakukan pencarian informasi baru yang berkaitan dengan topik bahasan. Kecakapan Berpikir Kreatif (Creative Thinking) Berfikir kreatif lebih mengutamakan pada pendekatan untuk memecahkan masalah yang membingungkan. Umumnya para penemu adalah orangorang kreatif. Orang yang menciptakan musik angklung di Jawa Barat adalah orang yang kreatif. Ia dapat menyusun bambu yang dapat menimbulkan bunyi sesuai dengan tangga nada. Berfikir kreatif membantu kita dalam menyesuaikan diri dengan perubahan. Para ahli percaya bahwa perubahan berjalan cepat. Oleh karena itu, membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir kreatif yang dapat menuntun mereka menyesuaikan diri dengan kondisi hidupnya akan sangat berguna bagi kehidupannya. Ada sejumlah teknik berfikir kreatif yang telah dikembangkan. Salah satunya adalah teknik branstrorming. Teknik ini pertama kali dikembangkan dalam dunia bisnis. Brainstorming dirancang untuk membantu orang-orang memecahkan masalah. Teknik ini diawali dengan penyajian sebanyakbanyaknya kemungkinan jawaban atas pertanyaan tanpa menilai terlebih dahulu apakah pernyataan atau jawaban itu tepat. Apabila teknik brainstorming digunakan di kelas maka para siswa didorong untuk mengemukakan jawaban sebanyak-banyaknya sesuai dengan fokus masalah yang diajukan. Aturan teknik brainstorming adalah: Pertama, para siswa di beri fokus masalah. (“Anggaplah, karena setiap pohon mengeluarkan banyak oksigen yang sangat penting bagi manusia, maka semua bangsa di dunia membuat keputusan untuk melarang setiap penebangan kayu. Apakah akibat dari keputusan ini?”) Kedua, para siswa diminta untuk mengemukakan pendapat secepat-cepatnya. Orang bebas berbicara ketika orang lain sedang tidak berbicara. Pendapat adalah bertujuan untuk membangkitkan curahan isi hati. Siswa didorong untuk bicara sepanjang pemikiran mereka itu relevan. Ketiga, para peserta diperingatkan untuk tidak berkomentar dulu terhadap pendapat yang diajukan oleh orang lain baik bersifat positif ataupun negatif. Semua ide, pikiran, atau pendapat diterima. Aturan ini sangat membantu mengatasi ketakutan siswa atas pendapatnya yang suka disebut pendapat bodoh atau asal bunyi (asbun). Keempat, guru atau pencatat menuliskan setiap ide atau pendapat, biasanya pada papan tulis. Untuk juru tulis ini sebaiknya dipilih orang yang dapat menulis cepat. Jawaban siswa biasanya cepat dan terkadang tidak jelas. Kelima, guru menghentikan mendorong siswa memberikan pendapat ketika jawaban-jawaban siswa itu mulai mengendur atau lamban. Keenam, diskusi umum menyimpulkan pendapat-pendapat tadi. Diskusi ini dapat menggali ide-ide tambahan. (Misalnya, setelah adanya pertanyaan fokus yang digunakan untuk menggambarkan langkah-langkah ini, mungkin terdapat kelanjutan dari topik penelitian, seperti bahan bakar alternatif menggantikan bahan-bahan perkakas dapur, bahan-bahan konstruksi untuk rumah, dan sebagainya). Kecakapan Berfikir Kritis (Critical Thinking) Tujuan berfikir kritis ialah untuk menguji suatu pendapat atau ide. Termasuk di dalam proses ini adalah melakukan pertimbangan atau pemikiran yang didasarkan pada pendapat yang diajukan. Pertimbangan-pertimbangan itu biasanya didukung oleh kriteria yang dapat dipertanggung-jawabkan. Berfikir kritis dapat mendorong siswa untuk mengeluarkan ide baru. Pembelajaran Keterampilan berfikir kritis kadang-kadang dikaitkan dengan Keterampilan berfikir kreatif. Apabila hal ini dilakukan maka sebagian pembelajaran berfikir kreatif yang dijadikan sebagai langkah pertama. Selama langkah pertama ini, para siswa dapat membuat ide baru lagi. Sedangkan pada langkah berikutnya barulah mereka menggunakan Keterampilan berfikir kritis untuk melakukan pengujian atau penilaian terhadap ide-ide ini. Pada tahun 1972, Dunn and Dunn melakukan modifikasi terhadap teknik brainstorming yang dapat mendorong siswa berfikir kritis. Dalam proses brainstorming yang dimodifikasikan dengan Keterampilan berfikir kritis ini mencakup beberapa langkah berikut: Pertama, guru menentukan fokus atau topik pokok bahasan yang dapat mendorong siswa berfikir, misalnya bagaimana caranya memecahkan masalah yang paling tepat. Guru kelas 6 dapat mengajukan pertanyaan berikut ini ketika akan mulai medorong proses berfikir: Apa yang harus kita lakukan agar anak-anak tidak mengalami luka ketika bermain di halaman sekolah? Kedua, guru mengajukan pertanyaan berikutnya, mengapa ide ini belum diterapkan. (Hal-hal apakah yang menghambat kita untuk melakukan perbuatan tersebut) Ketiga, setelah para siswa menjawab pertanyaan ini dan merencanakan membantu siswa berfikir tentang yang mungkin dilakukan untuk mengatasi suatu hambatan, guru bertanya lagi. (Bagaimana caranya kita mengatasi kesulitan-kesulitan ini?) Keempat, pada langkah ini guru meminta siswa agar memberikan alternatif/kemungkinan jawaban-jawaban itu dapat diterapkan terhadap masalah sebelumnya. (Hal-hal apakah yang mungkin mendukung kita dalam mengupayakan agar anak-anak tidak mengalami luka ketika sedang bermain di halaman sekolah?) Kelima, akhirnya para siswa diminta untuk mengambil keputusan apakah yang seharusnya menjadi langkah pertama dalam memecahkan suatu masalah. (“Coba kita ingat lagi langkah-langkah apakah yang telah kita jalani”. “Tindakan apakah yang pertama kali harus dilakukan untuk memecahkan masalah?” “Siapkanlah untuk menjelaskan pilihanmu”.) Seluruh siswa mengajukan jawaban dan mempertahankan pilihannya dengan mengacu pada kriteria yang tepat. Keterampilan Memecahkan Masalah (Problem Solving) Idealnya setiap masalah dapat dipecahkan dengan proses penyelesaian yang benar, tepat, dan baik sesuai dengan dukungan bukti yang tersedia. Agar dapat bekerja seperti itu maka guru perlu mendorong para siswa mengikuti langkah-langkah pendekatan pemecahan masalah (problem solving). Proses pembelajaran dengan teknik problem solving mencakup langkahlangkah sebagai berikut: Pertama, mengenali adanya masalah Kedua, mencari alternatif pendekatan untuk memecahkan masalah itu Ketiga, memilih dan menerapkan pendekatan Keempat, mencapai kesimpulan yang dapat dipertanggung-jawabkan. Untuk menerapkan pendekatan problem solving berikut adalah contoh proses pembelajarannya di SD kelas 5. Topik: Pola Cuaca Tujuan: Pada akhir proses belajar mengajar diharapkan para siswa dapat mengenal dan menjelaskan perbedaan cuaca di dua tempat/kota yang ada di pulau Jawa. Prosedur: Apabila kita tertarik dengan pola cuaca dan ingin mengetahui sampai sejauh mana para siswa memahami adanya perbedaan pola cuaca di tempat yang satu dengan tempat lainnya di pulau Jawa, maka kita dapat membuka dialog dengan siswa seperti berikut: Guru: “Siapa yang melihat acara prakiraan cuaca tadi malam di TVRI?” Berapa derajat temperatur di kota Cirebon dan Bandung untuk siang hari ini menurut prakiraan cuaca di TVRI? (Bila tidak ada siswa yang mengetahui Guru dapat menuliskannya pada papan tulis.) Kota Rata-rata bulan Oktober Bandung 220 C Cirebon 300 C Siapa yang masih ingat, berada di pulau apakah kota Bandung dan kota Cirebon? (Tunjukkan dua kota tersebut dengan menggunakan peta Indonesia) Marilah kita perhatikan letak dua kota ini. Coba anda jelaskan perbedaan dari dua kota ini! Kota manakah yang iklimnya lebih panas? Melby : “Kota Cirebon lebih panas daripada kota Bandung.” Guru: “Mengapa kota Cirebon lebih panas daripada kota Bandung?” Mari kita mulai dengan meninjau kembali apa yang telah kau ketahui tentang faktorfaktor yang mempengaruhi perbedaan cuaca! Arief : “Tempat di dataran rendah biasanya lebih panas daripada tempat yang berada di dataran tinggi/pegunungan.” Guru : “Itu benar. Apakah istilah yang biasanya digunakan untuk menunjukkan perbedaan tinggi rendahnya wilayah atau tempat?” Alfin : “Garis lintang.” Guru : “Garis lintang, tepat sekali. Nah, sekarang yang akan kita pelajari adalah tentang garis lintang” Proses Pengambilan Keputusan (Decision Making Process) Banyak pertanyaan yang kita kemukakan sering dijawab kurang tepat. Jawaban-jawaban itu mungkin saja mengandung kebenaran. Masalahnya adalah bagaimana kita memilih jawaban-jawaban yang mengandung kebenaran itu. Untuk melakukannya kita harus melakukan seleksi berdasarkan pilihan yang tersedia, menilai bukti-bukti yang telah terkumpul, dan mempertimbangkan nilai-nilai pribadi yang dimiliki oleh para siswa. Proses berfikir seperti ini dikenal sebagai proses pengambilan keputusan (decision making) Proses pembelajaran dengan pendekatan “decision making” mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: Mengenal persoalan atau masalah dasar Memberikan jawaban alternatif Mendeskripsikan bukti yang mendukung setiap alternatif Mengenal nilai yang tersirat pada setiap alternatif jawaban Mendeskripsikan kemungkinan akibat yang muncul ketika memilih setiap alternatif Membuat pilihan dari tiap alternatif Mendeskripsikan bukti dan nilai yang digunakan dalam membuat pilihan Banyak kesempatan dalam proses belajar mengajar menggunakan teknik pengambilan keputusan. Misalnya, dalam upaya membantu siswa berlatih hidup bernegara, banyak sekolah yang memiliki suatu organisasi intra sekolah (OSIS). Untuk menjadi anggota Dewan Siswa yang biasanya tergabung dalam OSIS tentunya memiliki persyaratan khusus. Bagaimanakah pembelajaran dengan menggunakan proses pengambilan keputusan (decision making) ini dilaksanakan? Di bawah ini ditampilkan langkah-langkah pembelajarannya yang dapat dilakukan di SD kelas 5-6. Topik: Pemilihan Siswa Patroli Keamanan Sekolah (PKS) Tujuan: Pada akhir proses belajar mengajar, diharapkan para siswa dapat mempraktekkan langkah-langkah proses pengambilan keputusan (decision making) terhadap suatu masalah. Prosedur: Pandulah para siswa dengan langkah-langkah berikut! Pertama, merumuskan masalah, misalnya: “Hanya siswa kelas 6 yang dapat menjadi anggota PKS bukan siswa kelas 5 seperti yang sekarang berlaku”. Kedua, dalam persoalan ini, hanya ada dua pilihan: pertama, mendukung kebijakan baru diatas; kedua, mempertahankan kebijakan yang berlaku saat ini, yakni hanya kelas 5 yang diperbolehkan menjadi anggota PKS. Ketiga, sejumlah bukti berikut dapat digunakan untuk mendukung ide bahwa hanya siswa kelas 6 yang dapat menjadi anggota PKS. Ini adalah sekolah khusus yang berbeda dari sekolah lainnya. Siswa kelas 6 lebih banyak pengalaman dan lebih dewasa daripada siswa kelas 5. Dari segi fisik, siswa kelas 6 lebih kuat tenaganya dalam memberikan pertolongan pertama. Beberapa hal yang dapat digunakan untuk menentang ide bahwa hanya kelas 6 yang diperbolehkan menjadi anggota PKS: Siswa kelas 6 sebaiknya jangan terlalu banyak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler karena mereka sedang menghadapi EBTA. Tidak semua siswa kelas 6 tertarik dengan PKS, sebaliknya ada siswa kelas 5 yang lebih tertarik untuk menjadi anggota PKS. Dari segi fisik, ada juga siswa kelas 5 yang tubuhnya lebih besar dan kuat dalam memberikan pertolongan pertama. Langkah berikutnya (keempat, kelima, keenam, dst.) dapat dikembangkan, baik yang mendukung gagasan maupun yang menentang sampai pada akhirnya dapat diraih suatu keputusan yang terbaik dan dideskripsikan oleh para siswa setelah menilai keuntungan-kerugiannya, keunggulan-kelemahannya, dan kebaikan-keburukannya. Kesimpulannya, langkah-langkah proses pengambilan keputusan (decision making process) memberikan kesempatan kepada para siswa untuk berfikir melalui berbagai alternatif penyelesaian masalah. Guru yang mendorong para siswa berfikir tentang alternatif dan bukti serta nilainilai yang berkaitan dengan proses pemecahan masalah secara partisipatif dapat melibatkan diri dengan para siswa. Dengan adanya partisipasi orang dewasa (guru) maka teknik decision making memperoleh tempat yang baik bagi pembelajaran IPS di sekolah dasar. Pendekatan Inkuiri Untuk Siswa Sekolah Menengah Banks (1990) mengemukakan pendekatan mengajar dengan menggunakan inkuiri sosial untuk menghasilkan fakta, konsep, generalisasi, dan teori. Namun tujuan utama inkuiri ilmu sosial menurutnya adalah untuk membangun teori. Para ilmuwan sosial percaya bahwa salah satu cara membantu masyarakat adalah dengan membangun teori. Teori dapat digunakan untuk memahami, menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol prilaku masyarakat. Selain itu, tujuan inkuiri sosial pun diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memecahkan masalah-masalah sosial sehingga mereka dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik. Untuk itu inkuiri sosial seyogyanya memberikan prioritas/memfokuskan pada masalah-masalah praktis kemasyarakatan. Dari sudut pandang ini, tujuan utama inkuiri sosial adalah memberikan kontribusi untuk para pengambil kebijakan dalam menghasilkan keputusan-keputusannya. Model Inkuiri Sosial 1. Perumusan Masalah (Problem Formulation) Sebelum seorang ilmuwan melakukan penelitian tentang suatu masalah atau isu, terlebih dahulu ia harus memiliki ide yang jelas atau masalah yang akan dipecahkan. Ilmuwan harus merasakan bingung (mempertanyakan) dulu mengenai fenomena yang terjadi atau harus mengenal adanya masalah. Setelah menyadari adanya masalah selanjutnya ia pun tertarik untuk melakukan penelitian. Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti harus merumuskan masalah. Hal ini sesuai dengan syarat suatu masalah yang harus lengkap, tepat, dan dapat diteliti. Sebuah rumusan masalah seperti: “Apakah sikap anak-anak?” merupakan contoh masalah yang tidak memenuhi kriteria di atas. Rumusan ini tidak lengkap, tidak tepat bahkan tidak dapat diteliti. Peneliti yang berusaha mencari jawabannya mungkin tidak mengetahui apakah akan meneliti sikap anak-anak di kota Bandung, Jakarta, ataukah Surabaya. Selain itu tidak jelas pula sikap apakah yang akan diteliti dari anakanak itu. Kita menyadari bahwa sikap anak itu beraneka ragam. Sikap anak itu bisa meliputi sikap terhadap sekolah, guru-guru, orang tua, mainan, makanan, dan terhadap orang atau benda lainnya yang ada di lingkungan masyarakat. Masalah ini jelas tidak dapat diteliti karena tidak memberikan petunjuk yang diperlukan oleh si peneliti. “Apakah sikap orang tua siswa pada abad kesembilanbelas?” Inipun bukanlah pertanyaan ilmiah karena tidak mengkhususkan pada jenis sikap tertentu yang akan diteliti. Pertanyaan seperti ini sering muncul dikalangan para mahasiswa yang sedang belajar meneliti. Contoh pertanyaan berikutnya: “Apakah persepsi para orang tua siswa SMU di kota Bandung terhadap sekolah unggulan yang dikelola oleh pemerintah secara khusus?” Pertanyaan ini cukup jelas, tepat dan dapat diteliti. Masalah inipun mengisyaratkan bahwa rancangan penelitian yang dibuat memungkinkan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Rumusan masalah yang ilmiah biasanya menunjukkan hubungan antara variabel-variabel. Variabel rumusan masalah di atas adalah persepsi orang tua siswa dan sekolah unggulan. Dalam rumusan di atas diasumsikan bahwa kedua variabel itu menunjukkan adanya keterkaitan. Dalam proses penelitian akan diuji bagaimana faktor-faktor ini saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Variabel penelitian dapat diklasifikasikan sebagai variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel tergantung). Variabel independen ialah suatu variabel yang dapat mengakibatkan perubahan pada variabel lainnya sedangkan variabel dependen ialah variabel yang dipengaruhi akibat dari tindakan variabel luar. Dalam pertanyaan di atas, persepsi orang tua siswa dapat dikategorikan sebagai variabel dependen karena diasumsikan bahwa persepsi orang tua siswa akan berubah setelah berdirinya sekolah unggulan. 2. Perumusan Hipotesis (Formulation of Hypotheses) Setelah peneliti merumuskan masalah atau pertanyaan yang tepat dan dapat diteliti, selanjutnya ia berusaha merumuskan dugaan atau jawaban sementara untuk mengarahkan proses penelitian. Apabila peneliti merumuskan suatu pertanyaan penelitian: “Bagaimana budaya asing mempengaruhi gaya berpakaian para remaja di kota Bandung?” Penelitian ini akan lebih terfokus atau bermanfaat apabila si peneliti memiliki sejumlah ide atau pemikiran tentang cara-cara budaya asing itu masuk dan dapat mempengaruhi remaja-remaja di kota Bandung. Peneliti dapat memberikan asumsi bahwa mode pakaian yang digunakan oleh para remaja di kota Bandung merupakan modifikasi sebagai hasil kontak dengan orang asing. Untuk menentukan apakah dugaan atau pemikirannya itu tepat ia mungkin mengumpulkan informasi tentang budaya asing yang berkaitan dengan mode pakaian. Pernyataan atau dalil sementara yang dirumuskan oleh seorang peneliti untuk mengarahkan penelitian disebut hipotesis. Untuk memandu penelitian secara efektif, hipotesis harus mempunyai ciri-ciri tertentu. Misalnya, hipotesis harus ada kaitannya dengan rumusan masalah. Hipotesis yang dirumuskan seperti: “Bagaimana masyarakat di sekitar Pandeglang mempengaruhi budaya suku Baduy?” harus menunjukkan bukti-bukti bahwa sungguh terjadi kontak antara masyarakat di sekitar Pandeglang dengan orang-orang Baduy. Peneliti dapat merumuskan hipotesisnya sebagai berikut: “Masyarakat suku Baduy menggunakan bermacam-macam peralatan yang lebih modern setelah mereka melakukan kontak dengan masyarakat luar” dan “Tak ada perubahan mendasar yang terjadi di dalam tata kehidupan atau praktek keagamaan dalam masyarakat Baduy ketika terjadi kontak dengan masyarakat luar”. Hipotesis yang berkaitan dengan gaya hidup masyarakat Baduy setelah adanya kontak dengan masyarakat luar mungkin kurang tepat untuk masalah penelitian ini. 3. Definisi Istilah: Konseptualisasi Pada awal proses inkuiri, peneliti harus membuat definisi istilah atau konsep yang jelas tentang masalah penelitiannya walaupun pekerjaan ini merupakan masalah utama bagi para ilmuwan sosial. Kesulitannya adalah konsensus tentang arti konsep atau istilah yang belum ada. Seperti istilah agresi, kelas sosial, dan prilaku sosial adalah contoh-contoh konsep ilmu-ilmu sosial yang didefinisikan secara bervariasi oleh para peneliti. Ketika istilah-istilah ini digunakan maka peneliti harus menjelaskan kepada pembaca tentang definisi itu. Misalnya apakah kriteria yang digunakan untuk menentukan contoh-contoh konsep itu. Pada bagian terdahulu kita telah membahas tentang “Bagaimana budaya asing mempengaruhi gaya berpakaian para remaja di kota Bandung?” Peneliti yang mengkaji masalah ini harus menentukan bagaimana ia mendefinisikan konsep “budaya asing” dan “gaya berpakaian” dalam istilah yang operasional dan dapat diukur (measurable). Istilah budaya asing tentunya dapat didefinisikan secara berlainan sesuai dengan persepsi dan latar belakang pengalaman si peneliti. Begitu pula istilah gaya berpakaian dapat didefinisikan oleh peneliti sesuai dengan batasan masalah penelitian yang telah ditetapkan. Pembatasan masalah ini akan sangat bermanfaat bagi pembaca dalam memahami proses dan hasil penelitian meskipun tidak menutup kemungkinan akan terjadinya perbedaan persepsi terhadap definisi konsep yang telah ditetapkan. Membuat definisi secara operasional dalam konsep-konsep ilmu sosial merupakan salah satu masalah yang sangat sulit dalam penelitian ilmu sosial. 4. Pengumpulan data (Collection of Data) Pertanyaan dijawab dan hipotesis diuji dengan data dan informasi yang dikumpulkan oleh peneliti. Para ilmuwan sosial menggunakan sejumlah metoda untuk mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan menghasilkan generalisasi dan teori. Di dalam ilmu-ilmu sosial, para ilmuwan biasanya menggunakan tiga metode utama pengumpulan data untuk melakukan analisis, ialah eksperimen, survey sampel, dan studi kasus. Disamping itu, mereka pun dapat menggunakan kajian historis, analisis literatur, dan teknik lainnya. Eksperimen merupakan situasi laboratorium yang dikondisikan oleh peneliti untuk menentukan bagaimana variabel-variabel itu saling berkaitan. Untuk menentukan bagaimana satu variabel dapat mempengaruhi variabel lainnya, peneliti berusaha mengontrol semua variabel dalam suatu situasi eksperimen. Apabila peneliti ingin menentukan pengaruh film perang pada sikap perseorangan terhadap perang, ia dapat mempertunjukkan film perang kepada suatu kelompok orang dan mempertunjukkan pula pada suatu kelompok lainnya sebagai pembanding. Dengan cara membandingkan dua kelompok sebelum dan setelah menonton film, peneliti akan dapat membuat sejumlah pernyatan sementara tentang pengaruh film perang mengenai sikap orang terhadap perang. Survey sampel biasanya digunakan dalam penelitian ilmu sosial untuk mengumpulkan data. Survey sampel terdiri atas sampel dan survey. Apabila peneliti ingin menentukan bagaimana para pemuda NU (Nahdatul Ulama) memilih dalam pemilu tahun 1999 maka peneliti ini biasanya hanya mengkaji sebagian atau sampel dari suatu populasi. Namun, ia akan mencoba memilihnya agar sampel itu betul-betul mewakili (representative). Misalnya ia hanya memilih kelompok pemuda NU yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya termasuk pula sampel para pemuda NU yang tinggal di kota-kota kecil. Para peneliti ilmu sosial biasanya meneliti dengan menggunakan sampel daripada menggunakan populasi total karena dengan sampel, biaya akan jauh lebih murah dan pekerjaan lebih ringan. Sampel yang representatif, apabila dipilih secara hati-hati (seperti dengan teknik random) akan dapat mewakili seluruh populasi. Para ilmuwan menggunakan metode studi kasus apabila mereka akan meneliti karakteristik-karakteristik dari satu unsur populasi. Metode ini telah banyak digunakan oleh para ahli psikologi sosial dan sosiologi untuk menganalisis karakteristik kota dan lembaga sosial politik secara mendalam. Kebiasaan memilih dalam pemilu, struktur kelas sosial, lembagalembaga pendidikan dan keagamaan adalah beberapa contoh yang telah diteliti secara mendalam di Amerika Serikat oleh Lynds selama bertahuntahun (Banks, 1979:53). Para sosiolog sering mempelajari masalah kenakalan remaja, kriminal, penyakit mental dan berbagai masalah individual lainnya. Metode studi kasus akan lebih berharga untuk memperoleh hipotesis daripada menguji hipotesis. 5. Pengujian dan Analisis Data (Evaluation and Analysis of Data) Seorang peneliti dalam ilmu sosial harus berusaha menentukan kredibilitas dan kebermaknaan informasi yang sedang dikumpulkan. Metode dan teknik yang ia gunakan untuk mengumpulkan data memberikan pengaruh yang berarti (significant) terhadap data yang diperoleh. Apabila peneliti menggunakan instrumen yang telah teruji validitasnya oleh ilmuwan lain maka biasanya data itu akan lebih terpercaya daripada data yang dikumpulkan dengan instrumen hasil konstruksinya sendiri. Apabila peneliti mencoba menguji hubungan antara intelijensi umum anak-anak dan kecakapan memimpin, maka ia akan mengembangkan kriteria dan skala untuk mengukur kecakapan memimpin, secara random memilih kelompok anak-anak, menempatkannya di dalam situasi kelompok untuk diminta memperagakan memimpin, dan mempunyai pengamat yang bertugas menghitung karakeristik yang muncul dengan menggunakan skala yang telah dikembangkan. Peneliti bisa menggunakan angka dari kemampuan membaca untuk mengukur inteligensi. 6. Menguji Hipotesis Untuk Memperoleh Generalisasi dan Teori Seorang ilmuwan sosial memulai rangkaian proses penelitian dengan sebuah pertanyaan, biasanya berkaitan dengan teori atau pengetahuan yang telah ada. Namun pertanyaan-pertanyaan itu sendiri tidak dapat diuji secara langsung. Hipotesis yang dikaitkan dengan pertanyaan itu perlu dirumuskan. Ketika data dikumpulkan dan dianalisis, peneliti berusaha menguji apakah hipotesisnya dapat dibuktikan dengan berdasarkan pada informasi yang telah terkumpul. Peneliti dapat merumuskan pertanyaan, “Bagaimana persaingan ekonomi mempengaruhi kecemburuan?” dan hipotesisnya, “Kecemburuan diantara kelompok akan meningkat manakala lapangan kerja yang terbatas harus diperebutkan”, dan “Kecemburuan diantara kelompok cenderung akan berkurang apabila adanya kenaikan dalam taraf hidup”. Pertanyaan dan hipotesis di atas berdasarkan pada teori kecemburuan dalam persaingan ekonomi. Teori ini berusaha menjelaskan kecemburuan sebagai sikap yang berasal dari pertentangan yang disebabkan oleh persaingan lapangan kerja. Apabila peneliti menganalisis kecemburuan dan diskriminasi di dalam masyarakat dan menemukan bahwa adanya kecemburuan diantara kelompok pada saat adanya persaingan lapangan kerja yang tidak terbuka maka ia tidak mungkin dapat membutikan hipotesis pertama. Data yang diperoleh bisa saja menunjukkan bahwa kecemburuan sering terjadi pada saat hidup makmur. Hipotesis kedua pun tidak akan dapat dibuktikan. Namun demikian, kegagalan membuktikan hipotesis bukan berarti bahwa teori kecemburuan dalam persaingan ekonomi akan ditinggalkan oleh para ilmuwan sosial. Banks (1979:56) mengemukakan bahwa “Teori-teori disusun berdasarkan atas temuan dan penelitian sejumlah ilmuwan sosial, dan teori akan ditinggalkan setelah adanya sejumlah hasil penelitian ilmuwan sosial yang menemukan dalil-dalil yang tidak dapat dibuktikan.“ 7. Memulai Inkuiri Lagi Apabila peneliti telah menemukan bahwa data itu mendukung hipotesisnya maka dukungan terhadap teori kecemburuan dalam persaingan ekonomi akan semakin meningkat. Akan tetapi para ilmuwan pun tidak akan tinggal diam. Ia akan terus melanjutkan proses penelitiannya apakah dalil-dalil teori itu diterima atau ditolak. Karena prilaku manusia begitu kompleks, hampir semua teori yang ada dalam berbagai disiplin ilmu sosial mempunyai banyak dalil yang hanya dibuktikan secara sepihak (partial). Namun demikian, model inkuiri sosial yang digambarkan di atas dapat berdaur ulang dan tidak bersifat linier atau terputus. Perhatikan bagan dibawah ini! A Model of Social Inquiry (Banks, 1990:79) Setelah kita mengungkapkan beberapa masalah yang dihadapi dalam pembelajaran IPS khususnya di sekolah-sekolah di Indonesia nampak bahwa kita masih mempunyai tugas atau pekerjaan rumah untuk memperbaiki dan meningkatkannya. Tantangan ini bukan hanya dihadapi oleh kaum pendidik atau guru-guru PIPS di Indonesia saja melainkan oleh negara-negara lain (termasuk negara-negara maju) karena setiap negara mempunyai masalah tersendiri yang tidak selalu sama. Amerika Serikat mempunyai masalah tersendiri dengan social studiesnya demikian pula Australia. Meskipun demikian, dengan adanya beberapa pengalaman yang telah dicobakan dan saat ini tengah dipraktekkan oleh negara-negara lain kiranya para pendidik atau guru-guru PIPS di Indonesia dapat menimba pengalaman tersebut yang tiada lain tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas atau memperbaiki pembelajaran IPS di Indonesia. Tentunya tidak semua pendekatan dapat ditransfer dan diterapkan di sekolah-sekolah kita sebagaimana aslinya. Kita perlu melakukan modifikasi, percobaan dan penelitian serta penyesuaian mengingat latar belakang budaya sekolah dan siswa serta guru kita berbeda dengan latar belakang budaya negara lain. Sejauhmana kita dapat menerapkan pendekatan inkuiri dan Keterampilan berfikir kritis kepada para siswa? Tentunya perlu ada kesiapan dan komitmen dari semua pihak. Namun, apabila kita ingin memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di sekolahsekolah maka gagasan atau ide-ide baru ini perlu diujicobakan. Pemikiran Pembaharuan Pembelajaran IPS Sapriya PAGE 74 PAGE 75 Student-centered Mixed Teacher-centered Problem-solving / Inquiry Exposition EFFECTIVE PARTICIPATION INVESTIGATING THE SOCIAL WORLD LEARNING HOW TO: tune in and decide directions organise and find out draw conclusions and consideration TEACHING STRATEGIES AND LEARNING ACTIVITIES Doubt - concern Theory-Values Problem formulation Formulation of hypotheses Definition of terms-Conceptualization Collection of data Evaluation and analysis of data Testing hypotheses: Deriving generalizations and theories Beginning inquiry anew @ S T 6 < = > ? ¾ Ý 3 : ß ë W s ‹ úôêàÖ̸­£˜Š|ŠkŠ]ŠkŠ£S£F£ h±ià 6 •CJ OJ QJ ] • hŒmÄ CJ OJ QJ hŒmÄ OJ QJ aJ mH sH h±ià 6 •OJ QJ ] •aJ mH sH h·yÅ OJ QJ aJ mH sH h±ià OJ QJ aJ mH sH h±ià 5 •CJ OJ QJ h±ià CJ OJ QJ h±ià 5 •CJ, OJ QJ hH ª CJ4 OJ QJ h±ià CJ4 OJ QJ hH ª CJ, OJ QJ h±ià CJ, OJ QJ h±ià CJH OJ QJ h·yÅ CJH OJ QJ hH ª CJ8 h±ià CJ8 < = > ? : • œ µ ¶ ø » ½ ¿ Æ ï ê ê ï ƒî 5$ 7$ 8$ 9D ëð þþþ é ø ê Ø $ a$ gdH ª $ a$ H$ Ó › ö œ $ a$ ý ê ê ê ý ô ê ê ê î È à ê ï Ç ø ê ï ê ê $ a$ & ‹ ¿ À Í ç õ º Â Ð Ñ œ Ö " 8 T ` ´ À ôêÖêÂêÖêÖê³ê¥ê›¥›êê€ôêvêeWe hŒmÄ CJ OJ QJ mH sH hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH hŒmÄ CJ OJ QJ hŒmÄ h±ià CJ OJ QJ hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ h·yÅ CJ OJ QJ h·yÅ h·yÅ 6 •CJ OJ QJ hH ª h±ià CJ OJ QJ aJ & j hH ª CJ OJ QJ U mH nH u & j h±ià CJ OJ QJ U mH nH u h±ià CJ OJ QJ h±ià 6 •CJ OJ QJ œ Ö × £ : M N Ç" È" 9$ :$ L% -& –( — ( Í+ Î+ ð+ ý+ þ+ -/ ®/ ò ò í í í í è è í í í à Ð à à à í í í è è í í í $ & § ¶ ¹ » ¼ ½ ¾ F & F „h a$ „˜þ^„h `„˜þa$ $ a$ $ $ a$ $ „° „° ]„° ^„° a$ * + 3 6 8 9 : M N ç ó ô - B- C- P- R- òáÍ·¡·¡Í•Í{j\jJj8Jj # h }² h±ià 6 •CJ OJ QJ mH sH # h }² h }² 6 •CJ OJ QJ mH sH hŒmÄ CJ OJ QJ mH sH hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH ' h‡ fÝ h‡fÝ 5 •CJ OJ QJ aJ mH sH * h }² h }² 5 •6 •CJ OJ QJ aJ mH sH * h }² h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ aJ mH sH ' h‡fÝ h±ià 5 •CJ OJ QJ aJ mH sH hH ª hŒmÄ CJ OJ QJ mH sH h±ià CJ OJ QJ mH sH R- }" : F « · ¸ Ç Õ Ö ! &! j! v! w! …! ©! ·! ~" Œ" Æ" Ç" Ò" à" ³# ¿# :$ H$ ]% k% & "& %& -& íÜʸܪܪܜ¸œÜ¸ÜªÜ¸Ü¸Ü¸ÜŠÜ¸ÜªÜ¸Ü¸ÜvÜe hE<œ h±ià CJ OJ QJ mH sH & hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH sH # hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH h }² CJ OJ QJ mH sH hŒmÄ CJ OJ QJ mH sH # h }² h }² 6 •CJ OJ QJ mH sH # h }² h±ià 6 •CJ OJ QJ mH sH hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH # hpsŒ h±ià 6 •CJ OJ QJ mH sH $-& –' ¢' £' ±' ³' ¼' È' ˜( Ø( æ( ) /) 0) <) A) V) ]) k) •) ›) º) ¼) ïÞïÍïù蕨‚¨o¨‚¨a¨P¨B hE<œ B* CJ OJ QJ ph ! hE<œ hŒmÄ B* CJ OJ QJ ph h }² B* CJ OJ QJ ph $ hE<œ hŒmÄ 6 •B* CJ OJ QJ ph $ hE <œ h±ià 6 •B* CJ OJ QJ ph $ h }² h }² 6 •B* CJ OJ QJ ph ! hE<œ h±ià B* CJ OJ QJ ph hŒmÄ CJ OJ QJ h±ià CJ OJ QJ h }² h }² CJ OJ QJ mH sH h }² hŒmÄ CJ OJ QJ mH sH h }² h±ià CJ OJ QJ mH sH ¼) Æ) Ú) é) * Ì+ Í+ Î+ à+ î+ ï+ ð+ ñ+ ý+ þ+ , íßÎßÎÀ¯‰uaR@/ hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH h‡ fÝ 5 •CJ OJ QJ mH sH & h }² h‡fÝ 5 •6 •CJ OJ QJ mH sH & h }² h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ mH sH & h }² h }² 5 •6 •CJ OJ QJ mH sH # h‡fÝ h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH ! hE<œ h·yÅ B* CJ OJ QJ ph h ±ià B* CJ OJ QJ ph ! hE<œ h±ià B* CJ OJ QJ ph hE<œ B* CJ OJ QJ ph $ hE<œ hE<œ 6 •B* CJ OJ QJ ph , , þ-. †. Å. / / ®/ p0 s0 ‰0 Ä0 Ò0 +1 91 F1 e1 z1 Š2 Œ2 ¡2 «2 -2 Q3 Z3 m3 n3 Ò4 Ô4 é4 ô4 ö4 †6 •6 Ù9 Ý9 Þ9 ß9 â9 íÜÈÜÈÜíܺ°£°™°™°£°º°£°Ž°€°™º°£°Ž°£°™°l° & j hE<œ CJ OJ QJ U mH nH u h }² h±ià 6 •CJ OJ QJ h±ià 5 •CJ OJ QJ h }² CJ OJ QJ h±ià 6 •CJ OJ QJ ] • h±ià CJ OJ QJ h ‡fÝ h±ià 6 •CJ OJ QJ & hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH sH hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH # h }² h }² 6 •CJ OJ QJ mH sH '®/ — 0 ˜0 y1 z1 ¬2 -2 m3 n3 õ4 ö4 Ø9 Ù9 Ú9 Û9 Ü9 Ý9 Þ9 à9 á9 â9 å9 æ9 é9 ê9 ë9 ì9 ï9 ò í í í ò í í í ò í í í í í í í í í í í í í í í í í í $ a$ $ „° „° 9 : : 7: YâOâ hH ª h }² hH ª J QJ ]„° ^„° a$ â9 ä9 æ9 ç9 è9 ì9 î9 ï9 ð9 ñ9 ò9 õ9 ö9 ú : : : : E: G: \: h: c; d; ÷; < &< K< ìâθâÎâ¸âìâìâìâ­ì­âœŽœzœiœ h }² CJ OJ QJ - h‡fÝ h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ h±ià OJ QJ aJ mH sH & hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH sH CJ OJ QJ mH sH h±ià CJ OJ QJ mH sH h±ià 6 •CJ OJ QJ * j h±ià CJ O U mH nH sH u & j hE<œ CJ OJ QJ U mH nH u h±ià CJ OJ QJ & j h±ià CJ OJ QJ U mH nH u -ï9 ñ9 ó9 ô9 õ9 ÷9 ø9 ù9 ú9 : : : : : : F: g: h: c; d; n; ‚; — ; £; ¯; Ã; Ý; ÷; ú ú ú ú ú ú ú ú ú ú ú ú õ õ õ õ õ ë ú õ õ õ õ õ õ õ õ _> ú ã Æ 5$ 7$ 8$ 9D Þ? A A õ ú õ õ ã ã *$ Ý? H$ IB RC õ $ a$ SC wC $ a$ „C …C í õ ã Ù ã ã ÷; ø; 2> 3> A> O> ^> ÑE cG •J "L ƒM ³O ÌQ í í õ õ õ Ù ã ã Ò $ Æ *$ a$ $ Æ *$ a$ $ dh a$ $ a$ $ a$ K< q< €< ¢< ã< ñ< 3> ^> `> f> s> Þ? å? ò? A A *A +A C (C /C NC QC RC SC eC óéóéßéÏIJž²ž²ž{mY²G # h‡fÝ h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH & hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH sH h }² CJ OJ QJ mH sH # h‡fÝ h±ià 6 •CJ OJ QJ mH sH hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH & h‡fÝ h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH h±ià 5 •CJ OJ QJ - h‡fÝ h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ h }² CJ OJ QJ h±ià CJ OJ QJ h±ià 6 •CJ OJ QJ ] • eC qC vC xC „C …C D D E E jE pE uE ƒE 6J »K NL ZL ÙL øL iM ðÞÏÞ½¬ž¬Œ¬z¬Œ¬iXJX6X & hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH sH hŒmÄ CJ OJ QJ mH sH hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH # h }² h±ià 6 •CJ OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ mH sH hŒmÄ CJ OJ QJ mH sH hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH # h‡fÝ h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH h‡ fÝ 5 •CJ OJ QJ mH sH # h‡fÝ h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH hŒmÄ 5 •C J OJ QJ mH sH iM |M ƒM ³O †P ’P "V {V |V JX KX }[ ]\ f\ q\ ’\ •\ ] ] :] ;] I] ìÛÌÛ¾Û­ŸŒ|Œ|Œ|Œ|ŒjVEV ! h‡fÝ 5 @ˆýÿCJ OJ QJ mH sH ' h‡fÝ h±ià 5 @ˆýÿCJ OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH - h”[Ë CJ OJ QJ aJ mH sH $ h”[Ë h”[Ë CJ OJ QJ aJ mH sH h±ià CJ OJ QJ mH sH h•hY h±ià CJ OJ QJ mH sH hŒmÄ CJ OJ QJ mH sH hH ª h±ià OJ QJ mH sH hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH & hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH sH ÌQ ?T |V KX ~[ ] ] ;] I] rd °e çe f tf ·f õ é õ ß Ú Õ Õ Ú Ó Õ Ë Ë & F a$ $ Æ $ $ Æ $ a$ J] õ °_ ²_ Æ_ é Ù_ ß Ú_ Vd Wd é õ Õ Ú qd Ú Ú Ë Ë $ $ a$ *$ a$ „Ð `„Ð a$ gd”[Ë *$ a$ I] J] £^ ´^ È^ Ù^ ú^ _ /_ >_ ±_ ²_ Ä_ Å_ Æ_ Ç_ ×_ Ù_ Ú_ Û_ ç_ •` êÙÅÙÅÙÅÙÅÙ·¥”†”r”`ÙRÙ@Ù@ # hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ mH ”` sH hŒmÄ CJ OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH & h‡fÝ h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH sH hE<œ CJ OJ QJ mH sH hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH # h‡fÝ h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH h±ià CJ OJ QJ mH sH & hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH sH hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH •` Ž` * hH ª h±ià 5 >* @ˆýÿCJ OJ QJ mH sH ”` œ` ±` ²` ¶` Vd Wd qd rd sd •d Le Xe ve ‚e °e çe öf g Åg Ñg Òg Þg sh •h ³h ¹h }i …i ¾i Æi ¾k Åk m #m ×n ßn ïÝïÝï˼ªïœïœïÝï‹•w•w•w•w•g•g•\•\•\•\ h±ià 6 •CJ OJ QJ - h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ \ •] • hŒmÄ CJ OJ QJ h±ià CJ OJ QJ hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH hŒmÄ CJ OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH h‡fÝ h±ià OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ mH sH hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH $·f ôf õf ²h ³h }i ½i ¾i Æi ½k ¾k Æk Dl _l l ãl m m #m Ön ×n ßn €o ˆr ‰r ‘r 8s t u ÷ ò ò ò ò ò ò ò ò ò ò ò ò ÷ ÷ ÷ ò ò ò ò ò ò ò ò ò ò ò ò $ a$ $ & F a$ ßn íq ‰r •r v v 1v 9v w %w Pw \w ãw ïw ³x ´x ¼ x ½x ¾x ëx ìx y zy §y t{ z{ öåÓåÁåÁåÁå³å³å¥—†åtet[J[ö hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH h±ià CJ OJ QJ h‡fÝ 5 •CJ OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 5 •CJ O J QJ mH sH hH ª h”[Ë CJ OJ QJ mH sH h”[Ë CJ OJ QJ mH sH h±ià CJ OJ QJ mH sH hŒmÄ CJ OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ mH sH hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH h±ià CJ OJ QJ u u v v 1v w ´x µx ¶x ·x ¸x ¹x ºx »x ¼x ½x ¾x y y y y +y ú ?y Ry ey ú ú yy $ Áy $ l Ö ã $ If a$ ú ú ú ì ú ã ã ã ã a$ $ a$ [ [ $ If ú ú ú õ $ $ If d ú ú ú ã ³y [ ú ú õ ®y ú a$ [ š kd Ö\ $ a$ [ $ yy zy •y [ [ $ If – ˆy “y œy [ §y š ü ^ t ú · ’ ÿ ÿ4Ö l aö z z { z { ö ö ö ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ $ If [ a$ $ $ If a$ 0{ š 1{ [ kd» ;{ $ Ö\ D{ $ If [{ s{ – ö P ö ÿ Ö ÿ ÿ Áy Æy Ìy Òy Ùy ßy æy íy ôy 0z Cz Vz iz |z •z £z ¸z Ìz àz 0{ ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö $ [ Ö b Ö0 ÿ l b d ö ÿ Ö ÿ ôz ö ö ö ö ö ö ö [ š ü ^ t ú · ’ b b Ö0 ÿ ÿ4Ö l aö z ÿ ÿ s{ ÿ Ö t{ _ Œ{ ÿ ÿ ÿ •{ o| R ß| ÿ Ö ÿ ÿ } g} d f} F ÿ ö P ö ÿ Ö ÿ ö ÿ _ F Ö ÿ _ _ $ & F „v ^„v a$ $ „ „òþ^„ `„òþa$ Ö l $ a$ š kdv $ $ If Ö\ – š ü ^ t ú · ’ b b Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ ö P ö ÿ Ö ÿ ö ÿ Ö ÿ ÿ4Ö l aö z z{ {{ ¿| À| |~ ©~ • r• @„ A„ O„ ]„ ^„ o„ q„ r„ .‡ ;‡ )‰ 1‰ ,Š 1Š :‹ @‹ ~Œ …Œ Z• `• ו Ý• S• T• p• •• ƒ• öìáìÐì¿Ð­¥šŒ|Œáìqìqìqìqìqìqìqìf Œ|Œ hE<œ 5 •CJ OJ QJ h±ià 6 •CJ OJ QJ - h‡fÝ h±ià 6 •CJ OJ QJ \ • h‡fÝ h±ià 5 •CJ OJ QJ h‡fÝ h ±ià OJ QJ hE<œ OJ QJ # hH ª h±ià 5 •CJ hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH hÄjS CJ OJ QJ "g} Ï} )~ ™‚ @„ A„ ]„ q„ r„ ò á Ô Ç ² á § ¢ á $ „Ð `„Ð a$ $ „h ^„h a$ OJ QJ mH sH h±ià 5 •CJ OJ QJ h±ià CJ OJ QJ |~ Ñ~ Ò~ #• •• Ä• € Q€ ·€ ¸€ æ æ æ » » » á © á $ a$ $ & F „Ð ^„Ð a$ $ „h „¦ÿ^„h `„¦ÿa$ $ „h „˜þ^„h `„˜þa$ $ a$ $ & F „v ^„v a$ $ „ „òþ^„ `„òþa$ r„ Ó† aˆ (‰ )‰ +Š ,Š 9‹ :‹ }Œ ~Œ Y• Z• Ö• ו S• T• o• ƒ• „• ¡• š’ •“ û” ”• €– ¤— ¥— ú ú ú ú ú ú ú ú ú ú ú ú ú ú ú õ õ õ ú ú ú ú é é é é ú $ „Ð `„Ð a$ gdÄjS $ a$ $ a$ ƒ• „• …• å• ñ• ò• þ• . ‘ :‘ u‘ •‘ <’ H’ '“ 5“ Q“ ]“ •“ œ“ û” • ”• š• €– ‡– ¥— «— ^™ _™ `™ l™ €™ •™ ‚™ óéØÊØÊØÊØÊØÊضØÊؤؤؤؤؤؖ …vdUd hE<œ 5 •CJ OJ QJ mH sH # h‡fÝ h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH hŒmÄ 5 •CJ OJ QJ mH sH hH ª hÄjS CJ OJ QJ mH sH h±ià CJ OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ mH sH & hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH sH hŒmÄ CJ OJ QJ mH sH hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH h±ià CJ OJ QJ h‡fÝ h±ià CJ OJ QJ !¥— ^™ _™ `™ •™ “™ ”™ › › o› ™› Ù› Bœ Tœ òœ ò• õž öž üž Ÿ ó î î é é î î î î î î î î î î î î à à $ $ If a$ $ a$ $ a$ „Ð `„Ð a$ gdÄjS ‚™ ‘™ “™ ”™ •š ¬š Ñš àš › › › 2› o› u› ™› › ö› œ Bœ Gœ Tœ Zœ òœ úœ ôž õž öž úž ûž ìØƵ¡µ¡µ•µ•µ•µ•µ¡µÆµÆµÆµ•p\K hH ª hÄjS CJ OJ QJ mH sH & hH ª hÄjS 5 •6 •CJ OJ QJ mH sH hH ª hE<œ CJ OJ QJ mH sH h±ià CJ OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ mH sH & hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH sH hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH & h‡ fÝ h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ mH sH & h‡fÝ h±ià 6 •CJ OJ QJ \ •mH sH ûž üž Ÿ Ÿ Ÿ -Ÿ Ÿ !Ÿ #Ÿ %Ÿ /Ÿ 2Ÿ 4Ÿ 6Ÿ ±¢ ΢ Ï¢ Т ç¢ é¢ ê¢ Í¤ ܤ ¥ ¥ q¦ K¨ òÞòÍòÍ»ÍòÍ»Íòªœ‘œœvl_lQlª h‡fÝ h ±ià 6 •CJ OJ QJ h±ià 6 •CJ OJ QJ ] • h±ià CJ OJ QJ h±ià 5 •CJ OJ QJ - h‡fÝ h±ià 6 •CJ OJ QJ \ • h‡fÝ 5 •CJ OJ QJ h‡f Ý h±ià 5 •CJ OJ QJ hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH # hH ª hÄjS CJ H* OJ QJ mH sH hH ª hÄjS CJ OJ QJ mH sH & hH ª hÄjS 5 •6 •CJ OJ QJ mH sH hÄjS CJ OJ QJ mH sH Ÿ Ÿ -Ÿ $Ÿ „ { { $ $ l Ö $ If a$ z kd1 Ö0 $ ˆ $ If – ~ t à Ö0 Ö ÿ l aö ô Ÿ 4Ÿ „ š ÿ ÿ Ö $Ÿ %Ÿ ÿ ÿ - ÿ ÿ Ö { ÿ ÿ ÿ Ö o ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö ö 4Ö 6 ö ö l $ Ö $ If a$ gdÄjS $ $ If Ö0 ˆ a$ z kd• $ $ If – ~ t l š à Ö0 Ö ÿ l aö ô • • $ Ö ÿ ÿ Ö 4Ÿ 5Ÿ s ÿ ÿ 6Ÿ ÿ ÿ Ö I ƒ ÿ ÿ ÿ Ö ?¡ ±¡ ÿ ÿ .¢ • • $ a$ „Ð `„Ð a$ gdÄjS ÿ ÿ4Ö G¢ °¢ • • $ a$ z kdù Ö0 ˆ ±¢ ö 4Ö Ï¢ • n $ $ If 6 é¢ ö „ • n – ö ~ t à Ö0 Ö ÿ l aö ô š ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö ö 4Ö 6 ö ö é¢ ê¢ ß¤ C¥ i¥ ‡¥ ¾¥ û¥ L¦ « ¬ Y¬ ³¬ ´¬ &- ¢® Ž® ú ò ò ò ú ú ú ú ú ú æ $ q¦ ¶¦ —© ° $ a$ K¨ Z¨ ͨ Ò¨ ±© ¹© ï© ö© •ª „ª …± ”± Ú± Û± ݱ ü± © ±© ú Í ò ú ú ò ò U« O« ò ò ò •ª ú ú © O« ý± ï© ò „Ð `„Ð a$ gdµ a$ ˆ© ° ͨ ò $ & F © ¬ ·¦ ò ò ² ² ›² ìÛɸɸ¤¸É¸’¸’¸’¸ˆ{ˆ{ˆpeWLWpˆ h‡fÝ 5 •CJ OJ QJ fÝ h±ià 5 •CJ OJ QJ h”[Ë 5 •CJ OJ QJ h±ià 5 •CJ OJ QJ à 6 •CJ OJ QJ ] • h±ià CJ OJ QJ # hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ sH & hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH sH hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH hH ª h±ià CJ Ž® Ư Ú± Û± OJ ܱ QJ ݱ mH ý± sH & hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH h‡ h±i mH sH ² ² pµ qµ †µ ‡µ ²µ )· Jº ½ —À ˜À ËÀ ŠÄ È È 2È ú žÊ XÎ ð ‚Î ú ú ú õ ú ú ú YÎ õ ú ú ú ú ú ú ú ú ú è ú ú ú ú ú ú ú $ a$ gdµ $ a$ $ a$ $ a$ ›² é² Q³ ë´ pµ qµ †µ ‡µ ›µ ±µ ²µ ©· Ë· ’½ ª½ ¯½ ¿½ ˜À ®À ËÀ È 2È ´Ë ôêÙǶ©— …q]ÙÇÙÇÙÇÙOBêOê h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ hE<œ h±ià 5 •CJ OJ QJ & hH ª hµ 5 •6 •CJ OJ QJ mH sH & hH ª h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ mH sH # hE< œ h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH h‡fÝ h±ià CJ mH sH hH ª hE<œ CJ OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ mH sH hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH h±ià CJ OJ QJ h±ià 6 •CJ OJ QJ ´Ë ¿Ë ÀË ÄË ÐË ÒË ÜË YÎ lÎ ‚Î éÏ óÏ õÏ Ð Ð Ð zÐ T Ó äÔ òÔ ÇÙ åÙ Ú äÚ ïÚ àÝ Þ `ä >å Aå Bå ñæÜñÜÏÜÁ´Ü¤Ü¤Ü¤Ü– ÜÏÜŽŠÜÏÜ~m[mM h±ià CJ OJ QJ mH sH # hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ mH sH hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH hE<œ h±ià 6 •mH sH h±ià hE<œ h±ià 6 • h±ià OJ QJ aJ mH sH - h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ \ •] • h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ hE<œ h±ià 5 •CJ OJ QJ h±ià 6 •CJ OJ QJ ] • h±ià CJ OJ QJ h±ià 6 •CJ OJ QJ h±ià 5 •6 •CJ OJ QJ \ • -‚Î zÐ TÓ çÖ ÆÙ ÇÙ Ú ãÛ ßÝ àÝ Þ àß â Aå Bå Zå áç âç üç ýç è è è è è ú ð ú ú ú î ú ú ú ì ú ú ú ú ú ú à Û Û Û Ñ Ñ Ñ Ñ $ Æ *$ a$ $ a$ $ „* `„* a$ gdµ è è è 5$ 7$ 8$ 9D H$ è è è è è $ a$ Bå è è Zå ;ç Bç Âç áç âç ýç þç è è è è è è è è è è €q€q€q€q€q€q[q€q€q€q€ * j u h±ià 5 >* @ˆýÿCJ nH u ) j h±ià 5 •CJ OJ hµ CJ OJ QJ h±ià CJ OJ QJ è è è è è è -è íÜÈܾ´©”€q€q€q h±ià CJ OJ QJ U mH nH sH OJ QJ & j h±ià CJ OJ QJ U mH QJ U mH nH u h±ià 5 •CJ OJ QJ & hH ª h±ià 6 •CJ OJ QJ ] •mH sH hH ª h±ià CJ OJ QJ mH sH # hE<œ h±ià 5 •CJ OJ QJ mH sH # è è è è è Dè iê õ è ´ë è %î è &î õ õ õ è )î è +î õ è "è ,î õ $è &è )è õ ,è - õ õ õ õ â (è õ õ õ ä è (î õ õ õ õ é â â ä â â $ a$ $ $ Æ è „* `„* a$ gd”[Ë *$ a$ -è è !è "è #è Dè iê jê rê ”ë ë äì í -î /î 0î 2î ñÖñÂñÂñÂñÖÂñµ«¡— ¡•¡|k|¡•¡g_[_[_[_[ h?,· hŒmÄ hŒmÄ CJ OJ QJ mH sH hŒmÄ h±ià CJ OJ QJ mH sH CJ OJ QJ h±ià CJ OJ QJ J QJ & j h±ià CJ OJ QJ U OJ QJ U mH nH sH u h±ià 5 >* @ˆýÿCJ OJ dî pî qî rî sî •î €î •î ‚î ý ý ý ý Ú Æ Æ Ä ý ¿ ý $è (í j %è Lí &è Èí 'è Ôí )è %î h?,· U hŒmÄ CJ OJ QJ h”[Ë CJ OJ QJ mH nH u 4 j QJ ƒî ý *è &î +è 'î )î *î ,î h±ià hµ h±ià 5 @ˆýÿCJ O h±ià 5 >* @ˆýÿCJ ",î .î /î 1î 2î Zî [î ”î •î ›î œî -î ý ð ý æ Ä ý ý ¿ ¿ $ a$ cî Ú „h „h „üÿ „ &`#$ ]„h `„h gdH ª „ðÿ „ &`#$ gd±ià „h „h ]„h `„h $ „h „h ]„h `„h a$ î zî {î }î ~î íî îî ïî •î 2î Zî [î cî dî eî kî lî nî oî qî sî t €î ‚î ƒî ”î •î ›î œî -î ®î Èî Éî Ôî Õî ï ï ï !ï "ï ¼ï ½ï ¾ï éï óïóïåßåÔåßïöçößï—ï—ï•ï— ïƒ{ïƒ{ï{ïm{ïƒ h‡fÝ hw ò 6 •CJ OJ QJ h‡fÝ hw ò 6 h‡fÝ hw ò 6 •OJ QJ hŒmÄ hw ò 6 hŒmÄ hw ò 6 •OJ QJ h?,· h = 0J OJ QJ mH nH u h·yÅ hw ò 0J OJ QJ ! j h·yÅ hw ò 0J OJ QJ U h -= 0J mH nH u hw ò 0J j hw ò 0J U hw ò hw ò 6 •CJ OJ QJ ] •*-î ®î Èî Éî Ôî Õî àî îî ïî þî ï ï !ï "ï Pï „ï ½ï ¾ï Òï êï ë ï ûï üï ð ð ð ð :ð ;ð ý û ý ö ý ö ö ý ö ö ý û ý ö ö ö ý ö ö ý ö ý ö ý ö ý ö ý $ a$ éï êï ëï úï ûï üï ð ð -ð ð ð :ð ;ð að bð uð vð –ð — ð Ñð Òð éð êð ìð ÷óé÷óéóéßóéóéóéóéóéóéóÛ h±ià h‡fÝ hw ò 6 •CJ h‡fÝ ;ð að bð uð vð –ð — ð «ð Ñð Òð éð êð ëð ìð ú ú ø ú ø ø hw ò 6 •CJ ø ú ø &P 1•õ P0 :p -= °…. °ÂA!°p "° %° ° °° h‡fÝ ú ú $ a$ A 0 P #•à $•• hw ò hw ò 6 • ø ø •Ä ¹ $ $ If – z !v h 5Ö ú 5Ö ’ 5Ö –l t · Ö0 5Ö ’ 5Ö b 4Ö aö z !v h 5Ö ú 5Ö ’ 5Ö –l t · Ö0 5Ö ’ 5Ö b 4Ö aö z !v h 5Ö ú 5Ö ’ 5Ö –l t · Ö0 5Ö ’ 5Ö b 4Ö aö #v ~ #v š :V –l t à ö 6 ö 5Ö ~ aö ô b $ $ If –ô !v h #v ~ #v š :V –l t à ö 6 ö 5Ö ~ aö ô b $ $ If –ô !v h #v ~ #v š :V –l t à ö 6 ö 5Ö ~ aö ô b 5Ö b #v ú #v z ¹ $ b 5Ö $ If b #v – ú #v z ¹ $ b 5Ö $ If b #v – ú #v z b $ If ’ #v b :V ö P ’ #v $ –ô !v 5Ö 5Ö š ~ 5Ö š 5Ö 5Ö š ~ 5Ö š 5Ö š 5Ö ú ö 5Ö ú b :V ö P ’ #v ö b :V ö P ö 5Ö h 5Ö ~ 5Ö š ú † @ @ñÿ @ œ N o r m a l CJ _H aJ mH sH tH J @ J H e a d i n g 1 $ $ @& a$ 5 •CJ OJ QJ F @ F H e a d i n g 2 $ $ @& a$ 5 •OJ QJ D A@òÿ¡ D D e f a u l t P a r a g r a p h F o n t V i@óÿ³ V T a b l e N o r m a l :V ö 4Ö 4Ö l aö ( k ôÿÁ ( N o L i s t X P@ ò X B o d y T e x t @ Q@ @ 2 $ 5$ 7$ 8$ 9D H$ a$ CJ aJ mH sH B o d y T e x t 3 $ a$ OJ QJ 4 @ 4 F o o t e r Æ 9 r . )@¢ ! . P a g e N u m b e r 4 @ 2 4 H e a d e r Æ 9 r < >@ B < T i t l e $ a$ 5 •CJ OJ QJ d C@ R d B o d y I n d e n t $ T e x t „h „˜þ^„h `„˜þa$ 5 •6 •CJ OJ QJ h R@ b h B o d y T e x t I n d e n t 2 $ „ „òþ^„ `„òþa$ 5 •6 •CJ OJ QJ > B@ r > B o d y T e x t 5 •CJ, OJ QJ j š@³ ƒ j ÄjS T a b l e G r i d 7 :V + O g ìè Ö0 F ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿ R l ÿÿÿÿ ÿ • ÿ Ÿ ; h ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿ y ˆ ÿÿÿÿ ÿ • ÿ ¸ ß ó ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ Ÿ ; ÿÿÿÿ h y ÿÿÿÿ + ˆ • ¸ ß ó O g j F ÿÿÿÿ R l • < ¶ » ½ ¿ Æ Ç È é ê Ó = > ? : • ÿÿ œ ìè µ X ÿÿÿÿ › œ Ö × £ : M N Ç È 9 : L -- – — Í# Î# ð# ý# þ# -' ®' — ( ˜( y) z) ¬* -* m+ n+ õ, ö, Ø1 Ù1 Ú1 Û1 Ü1 Ý1 Þ1 à1 á1 â1 å1 æ1 é1 ê1 ë1 ì1 ï1 ñ1 ó1 ô1 õ1 ÷1 ø1 ù1 ú1 2 2 2 2 2 2 F2 g2 h2 c3 d3 n3 ‚3 — 3 £3 ¯3 Ã3 Ý3 ÷3 ø3 26 36 A6 O6 ^6 _6 Ý7 Þ7 9 9 I: R; S; w; „; …; Ñ= c? •B "D ƒE ³G ÌI ?L |N KP ~S U U ;U IU JU °W ²W ÆW ÙW ÚW V\ W\ q\ r\ °] ç] ^ t^ ·^ ô^ õ^ ²` ³` }a ½a ¾a Æa ½c ¾c Æc Dd _d d ãd e e #e Öf ×f ß f €g ˆj ‰j ‘j 8k l m m n n 1n o ´p µp ¶p ·p ¸p ¹p ºp »p ¼p ½p ¾p q q q q +q ?q Rq eq yq zq •q ˆq “q œq §q ®q ³q Áq Æq Ìq Òq Ùq ßq æq íq ôq r r 0r Cr Vr ir |r •r £r ¸r Ìr àr ôr s s 0s 1s ;s Ds [s ss ts Œs •s ot ßt u fu gu Ïu )v |v Ñv Òv #w •w Äw x Qx ·x ¸x ™z @| A| ]| q| r| Ó~ a € (• )• +‚ ,‚ 9ƒ :ƒ }„ ~„ Y… Z… Ö… ×… S‡ T‡ o‡ ƒ‡ „‡ ¡ˆ šŠ •‹ ûŒ ”• €Ž ¤• ¥• ^‘ _‘ `‘ •‘ “‘ ”‘ “ -“ o“ ™“ Ù“ B” T” ò” ò• õ– ö– ü– — — -— $— %— -— 4— 5— 6— I˜ ƒ˜ ?™ ±™ .š Gš °š ±š Ïš éš êš ßœ C• i• ‡• ¾• û• Lž qž ¶ž ·ž Í ¡ ±¡ ï¡ •¢ O£ Í£ ¤ Y¤ ³¤ ´¤ &¥ ¢¥ ¦ Ž¦ Ƨ Ú© Û© Ü© Ý© ý© ª ª p- q- †­ ‡­ ²- )¯ J² µ —¸ ˜¸ ˸ Š¼ À À Ú à à à è è è 2À AÝ žÂ BÝ XÆ ZÝ YÆ áß ‚Æ âß zÈ üß TË ýß çÎ à ÆÑ à ÇÑ à Ò à ãÓ ßÕ àÕ Ö à× à à à à à à à à à "à $à &à (à )à ,à Dà iâ ´ã %æ &æ (æ )æ +æ ,æ .æ /æ 1æ 2æ Zæ [æ cæ dæ pæ qæ ræ sæ •æ €æ •æ ‚æ ƒæ ”æ •æ ›æ œæ -æ ®æ Èæ Éæ Ôæ Õæ àæ îæ ïæ þæ ç ç !ç "ç Pç „ç ½ç ¾ç Òç êç ëç ûç üç è «è è :è ;è aè bè uè Ñè Òè éè êè íè ˜ ˜ 0 € € € € ˜ 0 ˜ 0 € € € € ˜ 0 € 0 € € ˜ ˜ 0 € € € € ˜ 0 ˜ 0 € € € ˜ 0 € 0 € € ˜ ˜ 0 € € € € ˜ 0 ˜ 0 € € € ˜ 0 € vè –è 0 € € ˜ ˜ € € 0 ˜ € ˜ € 0 ˜ € 0 € € € ˜ € 0 0 ˜ € 0 € € € € € ˜ € 0 ˜ € 0 € 0 0 0 ˜ € € ˜ € € ˜ € € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 0 ˜ € 0 € € ˜ € 0 € € 0 € € ˜ € € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € — ˜ € 0 ˜ € 0 € 0 € 0 0 € € ˜ € 0 € ˜ € 0 ˜ € € ˜ € € ˜ € 0 0 ˜ € 0 € ˜ € 0 ˜ € € 0 € ˜ € 0 € ˜ € € € € € ˜ € € ˜ 0 € 0 € 0 € ˜ € € ˜ € ˜ € 0 0 ˜ € € € ˜ 0 € € ˜ € € ˜ € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ € 0 € ˜ € € 0 € 0 0 0 ˜ € € € € € 0 0 € € € € ˜ € 0 0 0 € ˜ € 0 € ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ € € ˜ 0 0 € ˜ € € € ˜ € 0 0 ˜ € € € ˜ € € ˜ € € € € € € ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ € 0 ˜ € 0 0 € 0 0 € ˜ € 0 ˜ € 0 € € ˜ € ˜ € 0 € € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ € ˜ € 0 ˜ € € € € € ˜ € 0 ˜ € 0 0 0 0 € ˜ € 0 € € € ˜ € ˜ € 0 € € ˜ € 0 0 0 € € ˜ € ˜ € 0 € € € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 0 ˜ € 0 € ˜ € 0 ˜ € 0 € € ˜ € € ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ € € ˜ € ˜ € 0 € € ˜ € € € ˜ € 0 ˜ € 0 € 0 0 0 € € € € € ˜ € 0 € 0 0 0 0 € 0 0 0 ˜ € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 € € € € ˜ € € € ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ € € 0 0 ˜ € € ˜ € ˜ € € ˜ € 0 ˜ € 0 0 € ˜ € 0 € € ˜ € 0 0 0 € 0 0 0 € ˜ € € € € ˜ € 0 ˜ € ˜ € 0 ˜ € ˜ € € ˜ € € € ˜ € ˜ € 0 € € ˜ € 0 € 0 € € ˜ € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 € 0 0 € € € ˜ € 0 ˜ € € ˜ € € ˜ € ˜ € 0 € 0 € € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 € € € ˜ € 0 0 ˜ ˜ € 0 € ˜ € 0 € ˜ € € ˜ € € € € 0 ˜ € ˜ € € 0 € ˜ € ˜ € ˜ € € ˜ 0 € 0 € ˜ ˜ € € ˜ 0 0 € ˜ € € ˜ € € 0 0 € ˜ 0 € € ˜ € € 0 ˜ € 0 0 € ˜ € € ˜ € € ˜ € 0 0 ˜ € 0 0 0 0 € € € € Ð © € € © € € © € € © € € © € 0 © € 0 © € 0 0 ™ 0 0 0 © © ˜ € 0 ˜ € 0 € 0 € € 0 0 € ˜ 0 0 € € ˜ € 0 € ˜ € 0 € ˜ € € € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 € € ˜ € ˜ € € ˜ € 0 ˜ € € ˜ € € 0 € © € Ð Ô € € ˜ € ˜ € 0 Ð © € 0 0 Ð © € 0 0 Ð © € 0 0 Ð ˜ € 0 0 € © € € © € Ð € Ð € Ð € Ð € ˜ € € € € € ˜ € € ˜ € 0 € ˜ € 0 € ˜ € 0 € ˜ € 0 ˜ € 0 € 0 0 € ˜ € € ˜ € € € € © € 0 0 ˜ € ˜ € 0 € © € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 Ð ˜ € € ˜ € © € 0 0 ˜ € 0 0 © € 0 Ð € ˜ € ˜ € € ˜ € ˜ € Ð 0 € € © € € 0 € € € € € 0 € Ð 0 ˜ € € ˜ € 0 © € € ˜ € 0 € € 0 0 Ð 0 Ð ˜ € 0 € 0 ˜ € 0 © € € € € € € 0 Ð 0 € Ð € € € € € ˜ € © € € 0 Ð € 0 ˜ € 0 € © € Ð Ð € ˜ € € € € € 0 Ð € ˜ 0 € ˜ € € © € 0 € € € ˜ € 0 € € ˜ € ˜ € ˜ ˜ € 0 € © € © 0 0 0 © ™ ˜ € 0 € € € € 0 0 € ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ € € 0 ˜ € € © 0 Ð 0 Ô Ð Ð € ˜ € 0 © € 0 Ð 0 Ð © € € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € ˜ € 0 € € € 0 Ð 0 Ð € € € ˜ € © 0 0 Ð © € € € € € € © € 0 Ð € € € € € © 0 Ð ˜ € 0 0 © € € € € © © € 0 0 € 0 Ð 0 Ð 0 ˜ © € € Ð € 0 Ð € Ð 0 0 Ð € Ð 0 € € € € € € ˜ € 0 Ð Ð Ô Ð € ˜ € ˜ € 0 ˜ € 0 € © 0 0 0 € Ð 0 ˜ € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € € € € € € © © ™ © € € 0 0 0 € € 0 ˜ € ˜ € 0 ˜ € € 0 0 € € ˜ € € © © ™ © ˜ € ˜ € ˜ € € ˜ € 0 € 0 € ˜ € 0 € ˜ € ˜ € € € ˜ € € € ˜ € € ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ € 0 € ˜ € ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ € 0 € 0 ˜ € 0 ˜ € ˜ € 0 0 0 ˜ € € IÈ 0 0 € € ˜ € 0 ˜ € ˜ ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ € 0 € ˜ € 0 ˜ € € ˜ € € ˜ € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € € ¿ Iˆ 0 0 € € € 0 0 0 ˜ € ˜ € € € ˜ € ˜ € 0 € € € 0 0 0 € € € 0 0 € 0 € € ˜ € 0 € ˜ € 0 € 0 € € € ˜ € € € ˜ € 0 € € 0 ˜ 0 ˜ € 0 ˜ € 0 € 0 € € € € € ˜ € ˜ € 0 € 0 ˜ € 0 € ˜ € ˜ € 0 € ˜ € ˜ € ˜ € 0 € € ˜ € € € ˜ € € 0 ˜ € 0 0 0 0 0 € ˜ € € ˜ € € € ˜ € 0 ˜ € ˜ € € ˜ € 0 ˜ 0 € ˜ € € 0 € 0 € € ˜ € ˜ € 0 € € ˜ € 0 0 0 € ˜ € € ˜ € € € ˜ € 0 ˜ € € ˜ € € € ˜ € 0 ˜ € 0 € € 0 0 0 ˜ € € € € ˜ € 0 € € 0 ˜ ˜ € 0 € 0 ˜ € € ˜ € € € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ ˜ € 0 ˜ € € 0 ˜ € € ˜ ˜ € 0 € € 0 0 € € 0 € ˜ € € ˜ € 0 Ô Ð Ð Ô 0 € € € € € ˜ ˜ ˜ € ˜ € 0 ˜ € € € € € € 0 0 ˜ € 0 € € € € € € € 0 0 € 0 Ð € € 0 0 0 € ˜ € ˜ € 0 ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ € 0 € ˜ € 0 € 0 0 € € 0 € 0 ˜ ˜ € 0 € 0 0 0 0 0 ™ © © ™ ˜ € € ˜ € € € € Ð Ð Ô Ð € € € € € € 0 € € € € ˜ 0 0 ˜ € 0 0 0 0 0 0 0 0 € € € € € ˜ € 0 € € € € € € € € ˜ 0 © 0 0 0 0 0 0 € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ š IÈ 0 0 ¿ Iˆ 0 0 ¿ Iˆ 0 0 Iˆ 0 0 0 € IÈ 0 € ˜@ € š ˜@ € € •@ 0 0 0 ˜@ • € 0 € ü3š ˜ € € Iˆ 0 0 0 € ˜@ € 0 ¿ • 0 € 0 € š IÈ 0 0 š IÈ 0 0 € € IÈ 0 0 € ˜@ € IÈ 0 0 0 € 0 € € •@ 0 IÈ 0 0 € € Iˆ 0 0 Iˆ 0 0 ¿ • ¿ • 0 € € 0 € € Iˆ 0 ¿ ˜ 0 € € ˜ € ˜@ € € € š Iˆ 0 0 0 ¿ € Iˆ 0 0 0 € Iˆ 0 0 ¿ ˜ € € â ˜ 0 € â ˜ 0 € € ˜ ˜ 0 € € Iˆ 0 0 € ˜ 0 € € Iˆ 0 0 € € Iˆ 0 0 â Iˆ 0 0 â • 0 € 0 â ˜ 0 € € â • 0 € € Iˆ 0#0 € € Iˆ 0%0 â • Iˆ 0'0 â • 0 € € € Iˆ 0*0 â • 0 š ˜ € €‘| X U íè š@ 0 € € 0 0% Iˆ 0 0 0 ˜ € 0 0 € â ˜ • 0 € Iˆ 0!0 0 € € ˜ € € € Iˆ 0 0 € 0 € â ˜ € € Iˆ 0â ˜ € 0 0 0 € Iˆ 0 0 5 > M \ \ \ _ ‹ R- -& ¼) â9 K< eC iM I] ”` ßn z{ ƒ• ‚™ ûž K¨ ›² ´Ë Bå -è 2î éï ìð y | ~ • € • ‚ „ ‡ ˆ ‰ ‹ Œ Ž ” — ™ š Ÿ ¡ ¢ ¤ ¦ ¨ ª œ ®/ ï9 ÷; ÌQ ·f u yy Áy 0{ s{ g} r„ ¥— Ÿ $Ÿ 4Ÿ é¢ Ž® ‚Î è ,î -î ;ð ìð z } ƒ … † Š • • • ‘ ’ “ • – ˜ › œ • ž £ ¥ § © « ëð { > E H M T W _ ! ÿ•€ ! ÿ•€ ð8 ð ? @ @ -ñ ÿÿ €€€ ÷ ðâ ð 5 ? ð€ ð( ð ð ðz ð ƒ ð0 € • œ1 ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿ À ÿÿÿ ? "ñ ¿ € ð ð ð ðf ð s ð* € • œ1 ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿ ? ð ð ð ðl ð ƒ ð0 € • œ1 ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿ À ÿÿÿ ? ð ð , ð ð ðt s ð* € • œ1 ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿ ? "ñ ¿ € ð ð ð ð ðf s ð* € • œ1 ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿ ð ðz ð ƒ ð0 € • œ1 ‚ œ1 ƒ œ1 ð ð ðf ð s ð* € • œ1 ‚ œ1 ƒ œ1 ð ð ðf ð s ð* € ? ð „ œ1 ¿ À ÿÿÿ ? „ œ1 ¿ ? ð "ñ ð ¿ € ð • œ1 ð ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿ ? ð $ ð ðZ B ð € s ð* ðf ð Ð Ñ Ò Ó Ô Õ ? ð € • œ1 ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿ ? ð s ð* ð ð ð ð ðf s ð* ð ð € • œ1 ðl ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿ ? € • œ1 ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿ À ÿÿÿ ? ð ( ð ƒ ð0 ð ð ðf ð ð s ð* € • œ1 ð ð ‚ œ1 ƒ œ1 ðf „ œ1 ¿ ? ð ð s ð* ð ð € • œ1 ðz ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿ ? • œ1 ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿ À ÿÿÿ ? ð + ð ƒ ð0 € "ñ ¿ ð ð ð ðf s ð* € • œ1 ‚ œ1 ƒ œ1 ð ðf ð s ð* € • œ1 ‚ ð ðN B ð @ S ðÒ Ó Ô ð s ð* € • œ1 ‚ ð ðN B ð S ðÒ Ó Ô ð s ð* € • œ1 ‚ ð ðf ð s ð* € „ œ1 œ1 œ1 œ1 ¿ ? ƒ œ1 „ œ1 Õ ? ƒ œ1 „ œ1 Õ ? ƒ œ1 „ œ1 ð ¿ ? ð ¿ ð - ð ? ð ¿ ð ð ðf / ð ? ð ð ð ðf 3 ð € ð • œ1 ð ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿ ? ð ð ðN ð B € S ð- Ò Ó Ô ð ðN Õ B ? ð Õ ? ð ð S ð- Ò Ó Ô ð ðT B ð c ð$ B ð Ñ Ò Ó Ô Õ ? ð ð ð\ Ó Ô Õ ? "ñ ¿ € ð ð Ó Ô Õ ? "ñ ¿ € ð ð Ó Ô Õ ? "ñ ¿ € ð ð Ò Ó Ô Õ Ó Ô Õ ? Ò Ó Ô Õ Ó Ô Õ ? "ñ ¿ € ð ð Ó Ô Õ ? "ñ ¿ € ð ð Ò Ó Ô Õ Ó Ô Õ ? Ò Ó Ô Õ Ó Ô Õ ? € S ð- Ò ð\ B ð S ðÒ ð\ B ð S ðÒ ðT B ð ! c ð$ Ð B ð " € S ðÒ ðT B ð # c ð$ Ë œ1 B ð $ S ðÒ ð\ B ð & S ðÒ ðT B ð ' @ c ð$ Ñ B ð ( € S ðÒ ðT B ð ) c ð$ Ñ B ð * S ðÒ ðT B ð + ? ð "ñ ¿ € ? ð ? ð "ñ ¿ ð ¿ ð ð " ð ð\ ð ð # € ð\ ð - € ? "ñ ! ð\ ð ð ð ð\ ð c ð$ B ð Ñ Ò Ó Ô Õ ? ð ' ð ð\ Ó Ô Õ ? Ò Ó Ô Õ ? ð * ð ðT Ò Ó Ô Õ ? ð , ð ðT Ò Ó Ô Õ ? ð 1 ð ðT Ò Ó Ô Õ ? ð 0 ð ðT Ò Ó Ô Õ ? ð ð ðT Ò Ó Ô Õ ? ð ð ðH • ¿ ÿ ð • ¿ ÿ ð • ¿ Ñ • ¿ ÿ Ò Ó Ô • ¿ ÿ B , S ð- Ò ðT B ð c ð$ Ñ B ð . c ð$ Ñ B ð 0 c ð$ Ñ B ð 2 € c ð$ Ñ B ð 3 € c ð$ Ë œ1 B ð 4 c ð$ Ë œ1 B ð 5 C ð D ð 6 C ð D ð 7 @ S ðD ð : @ C ð D ð < c ð$ Ñ B ð > C ð D ð ð ? ðH "ñ ð ð 2 ? ð € ð & ð ð ðH B ð ðN B % ÿ Õ ¿ ) ð ð ð ðH ðT . ð B B ðH C ð D • ð ð ¿ ÿ ðB ð S ð- ¿ · ¸ » ½ ¿ Þ1 2 à à à à à "à ´ ´ ˜ Ë ÿ ? â1 ã1 æ1 ç1 2 ýß þß ÿß à $à t • º à &à Ž ú à )à • ‡ à *à 1 t t ì1 à à ìè p í1 à ï1 à à ð ñ1 à à , t ç À à ¶ õ1 à ú1 û1 B ê t ü1 ý1 þ1 ÿ1 2 2 à ñ K B q ˜ * t t • À \ I ˜ t Ú ) I I ] t ñ ! I t à @ t > æ t ] ³ t à ? Ä @ à „ t à t „ ‹ - | ð t * Ù ± Š t ( P Ù Š t Ù ¡ Š Ù t ñ @ Š t Š P y y ± ¡ $ t z P " t Ù Ù Q @ Š t © ð : Á t , z ¦ › ¦ X r H t A 6 t ù t š t t ¡ t U & 3 t ) š t * ì ¦ ‘ H # i z š ½ ± 5 t B € t ' t A * ¦ * ´ t 8 ì Y , F i 6 8 † S t 8 Ÿ € ½ t t + š š š š š t 4 y ! à U ì Ð Å ¨ • k ` “ / ù ã t 7 ¾ å € å t š š t ¼ q Ý t . š š t ì ” ý ó t < š š t F W t 2 8 C ( C t 0 š š t : * û F û t F Ç ¬ t ÿÿ9 ‰ <Ò Ô‰" Š<Ò ¬÷ ‹<Ò äš Œ<Ò ¤š •<Ò Ì;# Ž<Ò Ä€# •<Ò l<# •<Ò €# ‘<Ò $" ’<Ò ¬A “<Ò Ì6! ”<Ò œo! •<Ò Ôy` – <Ò ”A# —<Ò œ™ ˜<Ò ˜ ™<Ò 4É` š<Ò ü•! ›<Ò Œ¶ œ<Ò D•ä •<Ò ¤¼` ž<Ò d½` Ÿ<Ò $¾` <Ò ŒÀ` ¡<Ò ÄÅ` ¢<Ò ´Ç` £<Ò tÈ` ¤<Ò m ¥<Ò Dm ¦<Ò |ô" §<Ò ¼ô" ¨<Ò \o ©<Ò œo ª<Ò Üu «<Ò v ¬<Ò \v-<Ò ô* ®<Ò 4+ ¯<Ò t+ °<Ò ´+ ±<Ò Œ» ²<Ò Ì» ³<Ò ¼ ´<Ò L¼ µ<Ò LŒ ¶<Ò ŒŒ ·<Ò ÌŒ ¸<Ò • ¹<Ò ,zìz- 4-` ¾<Ò Á<Ò º<Ò t-` lz¿<Ò Tº` ó ó »<Ò ¬z% ´-` À<Ò ¼<Ò ô-` ½<Ò % Ô Ô Ö( ü( ü( ø5 ø5 €f €f i ®q 1s 1s u u u ÿu ów Ô~ Ô~ ëª ã¹ º º º κ Óº Óº 3» 8» 8» •¿ •¿ ö à xÄ xÄ äÆ JÍ SÍ `Í `Í ®Í èÎ ØÏ ØÏ êÐ ^â ^â íè ów à ì} à ! . ü . " # $ % & ' ( ) * + , / 0 1 2 3 4 5 6 7 8 ü . × × i ß( ²q ) :s ) û5 û5 ‰f ‰f :s u u u v ÷w ÷w ð} ×~ ×~ ïª ç¹ º º º Òº Úº Úº 7» ?» ?» ”¿ ”¿ ú hÍ ²Í ìÎ ÜÏ ÜÏ îÐ gâ gâ íè à !à !à |Ä |Ä èÆ QÍ ZÍ hÍ ! " # $ % & ' ( ) * + , . / 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 *€urn:schemasmicrosoft-com:office:smarttags €State €h 5 *€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags €City0€http://www.5iamas-microsoftcom:office:smarttags_ 8 *€urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags €country-region €http://www.5iantlavalamp.com/V 9 *€urn:schemasmicrosoft-com:office:smarttags €place €http://www.5iantlavalamp.com/ äeâ 9 9 5 9 5 8 8 9 9 5 9 9 9 9 9 9 9 5 8 5 5 9 9 9 5 5 5 8 9 5 9 2 5 5 9 9 9 2 5 5 8 9 9 5 9 9 5 9 9 5 9 5 5 8 9 5 5 * • Ü + Ž Ý * ƒ ã ã 3 „ ä @ • 7 œ å = • ç G § ì > Ž è A • ï H ¨ î P ñ B ž ð Q ® ò I £ ú U ² ù J ¤ û V ³ ÿ W © Y ¯ a ¹ g º t Á u Â È | \ » ] ¼ d Æ e Ç Ï } É n † Ô o Ð ‡ Õ | × } Ø . y Ù 7 | Þ 1 ƒ ˜ ÷ 8 } ß D „ ¡ = ‚ ê H ‰ ¢ > ƒ ë " I Š © # O — ª H ˆ ï I ‰ ð Q • ö R ‘ ÷ X š û Y › ` ¢ f ¨ k ° l ± o º p Ò x Ø ü , P S U [ \ a g o p u v ~ • ½ Ã Ë Ì Õ Ö Þ ß å æ ë ì ö ) ~ œ ç . Ž Ô * • ¤ ñ 6 ” Ú Ü 4 … ® ö D › á 8 Œ ¯ ÷ P • â % z › & { œ . € ¡ / • ¹ ; ‡  5 u 6 w : ~ < • A ˆ » ¼ ) w à 3 „ ¥ ò ; • À * x É Á / € Ô Ë 0 • Õ 6 Š Ú 9 • ? @ D E S T Y Z ³ ½ ¾ Ç È Ð ! j º Ó " k » Ü ( u À k l r u à á æ – ² ÿ T ¤ å U ¥ æ Y « é Z ¬ ê _ µ ñ e ¶ ö ø ù Ý ) v Á … È † Î • Ó ÿ A F G Q R [ \ f g n o u v Ã È É Õ Ö Þ ß ë ì ñ ò ù ú B % G ' H , M N W ž X ¤ _ ¨ ` © ¬ d © ¬ – ‰ Ì Ž Õ 7 ‹ Û • Ö > • å “ ß ? • æ ” à G ” é â N • ê ã X ™ ò ò Y š ó e - i ¶ j · ý c ¤ ý d þ g h - r ¸ s ¹ K u © Ô & ' . / 4 5 = > D E N P U _ g u } ~ „ “ › ª ° ± ¹ » Ç È Í Î Ö × Þ ß å æ L v ª Õ $ Q € ® Ù % R • ° Ú V ‰ º ß . W Š » à 4 ^ Ž  é 5 _ • à ê @ d š É ñ B e • Ê ò G n ¤ Ï û H o ¥ Ð ü ó ô ÿ " # ( ) . / 4 5 = > E F K L V X ^ _ b c h p } ~ ƒ Š ’ “ š › £ ¤ « ¬ ³ Í Ó Ö Ü ð ô õ û ü ! $ / 6 7 A B I O T U _ ` g h n z • ‚ Œ • ’ “ ¡ ª « ³ ´ ¹ º Á Â È É Ð Ô × Ø à â æ ç ñ ÷ " # * + 3 4 < = F G L M S a k l s t { | • € † ‰ Ž • ˜ ¨ ³ ´ º » Ã Ä Ë Í Ö × Ý æ é ê ô ü ! ' . / 4 5 ; < G H U V ] ^ a b k l s u { • ™ Ø á m  n à = : Û â " y È ´ É À ç > ~ Ð Á E L O B F H G I O P P ' ¹ ) ¼ - ë ì ? • Ñ Ä D å & · å 9 z ó C ‚ Ý Å U ƒ ß Ç V Q T ô D ˆ ç a U « û I ‰ è ç V · ü L “ J ë ó M ” ì - ô R ö ) ú ÷ * ¼ ` © 0 a ¯ 1 i · £ 8 j ¸ ¤ : < û ^ ¸ T ¡ ½ Æ Ç " Í Î # ~ ’ … • ‡ Æ ‘ È Ò ) Õ * × 4 Ú * ½ 9 ~ : © ¯ ° Ø Ù à á å æ í ³ 7 : @ A H I S T \ 9 : L R S \ ] c d k l r s x "- %- -- / - 3- 4- 9- :- ?- @- F- G- P- Q- V- W- j- k- o- p- s- t{- |- ‚- ƒ- ‰- Š- “- ”- Ÿ- ¤- ¥- «- -- ³ » ¼ È ÉÎ Ï × Ø Ü Ý â ã ê ë ò ó ø þ „  j … à v Œ Ç w • È } ‘ Í ’ w × ! x Ø " } Þ # ~ ß 0 ‹ æ 1 Œ ç : “ î ; • ï E ¥ ö F ¦ ÷ M ± ú O · û Z  ! [ à ! d Ç f È ! r Î ! t Ï ! ! ! ! ! ! ! )! *! /! 0! <! =! @! A! I! J! V! W! \! ]! c! d! k! m! s! t! w! x! ƒ! ‰! Ž! •! ›! œ! «! ¬! ²! ³! º! »! Ç! É! Î! Ï! Ô! Õ! â! ã! ì! í! ó! ô! ý! þ! " " " " " " " -" "" #" '" (" +" ," 5" 7" @" A" I" J" V" \" e" f" l " r" z" {" ‚" ˆ" •" Ž" ›" œ" ¥" ¦" ®" ¯" µ" ·" Á" Â" É" Ë" Î" Ï" Ø" Ù" â" ä" ì" ò" ú" û" ÿ" # # # # # # # -# # '# (# .# /# 7# 8# D# E# M# N# Z# [# _# `# j# k# r# s# y# z# „# …# ˆ# ‰# ‘# ’# ž# Ÿ# ¦# §# º# »# Â# Ã# Å# Æ# Ê# Î# Ó# Ô# ß# à# æ# ç# î# ð# ò# ó# ü# ÿ# $ $ $ $ $ ' $ $ $ $ #$ $$ )$ -& & Å& È& ' ' ' ' Ë( Ò( ) ) !) *) ½* Ã* + + + + + "+ #+ q+ r+ B- C„- …Ø- Ù- ' ½( ) Ã( ) Ä( ) Ê( ) +) 1) 2) 9) :) ?) @) D) g) n) o) v) ®* É* Î* Ð* Ú* à* å* æ* ï* ð* ö* ÷* ý* þ* ³* + ´* + ¼* Ó( -+ )+ u+ IŠå- ' Õ( *+ ÷, J‹æ- !' -' ™( ( ¡( «( ¬( ²( á( ê( ë( í( î( ô( õ( û( ³( ) »( ) 3+ 4+ >+ ?+ A+ B+ G+ H+ O+ \+ c+ d+ k+ n+ ý, - -- - "- #- )- *- 2- 3- 7- 8Q- R- Z- [- `- b- i- j- p- q- v- w- {- |•- ‘- —- ˜- Ÿ- ¢- £- ¨- ¼- Ã- Ä- Ê- Ëí- ó- ú- û. . . . . . . . . %. &. /. 3. 4. 8. 9. >. ?. H. I. M. N. V. W. a. b. j. k. t. u. y. z. •. €. „. •. “. •. š. ›. ¢. £. ª. «. °. ±. ·. ¸. À. Á. Ë. Ì. Ð. Ñ. Û. Ü. ã. å. î. ï. õ. ö. ý. þ. / / / / / / "/ #/ */ +/ ./ // 8/ 9/ =/ >/ C/ D/ H/ P/ T/ U/ [/ \/ d/ e/ l/ r/ |/ }/ •/ ‡/ Œ/ •/ — / ˜/ / ¡/ ©/ ¬/ ±/ ²/ º/ »/ À/ Á/ Ë/ Ò/ Þ/ ß/ æ/ ë/ ð/ ñ/ õ/ ö/ û/ ü/ 0 0 I/ N/ ç/ ê/ 0 0 0 0 0 0 $0 +0 20 80 =0 >0 B0 C0 O0 P0 U0 V0 \0 ]0 c0 d0 k0 r0 v0 w0 •0 €0 ƒ0 „0 ˆ0 ‰0 ‘0 ’0 š0 •0 ¥0 ¦0 ¯0 µ0 ¼0 ½0 Ã0 Ä0 Ì0 Ò0 Ù0 Ú0 ã0 å0 ë0 ì0 ö0 ü0 1 1 1 1 1 1 "1 $1 )1 *1 91 :1 =1 >1 J1 K1 O1 P1 W1 _1 g1 m1 y1 z1 • 1 €1 †1 ‡1 Ž1 ”1 •1 ž1 £1 ¤1 ©1 ª1 ¯1 °1 ·1 ¸1 ½1 ¾1 Ã1 Ä1 È1 É1 Î1 Ï1 Ö1 2 2 2 72 =2 >2 E2 F2 O2 P2 R2 \2 ^2 g2 i2 c3 ù3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 -4 &4 '4 .4 /4 14 24 84 94 ?4 x4 •4 ²4 ¼4 ½4 Ä4 Å4 Ì4 Í4 Õ4 Ö4 â4 ã4 é4 ê4 ñ4 ò4 ÷4 ø4 ÿ4 5 5 5 5 5 -5 $5 '5 (5 05 15 75 85 F5 G5 Q5 R5 U5 V5 \5 ]5 f5 g5 i5 j5 o5 p5 w5 x5 €5 ‚5 †5 ‡5 •5 ”5 ˜5 ™5 Ÿ5 5 §5 ¨5 ¬5 -5 ³5 ´5 »5 ¼5 ¿5 À5 É5 Ê5 Ó5 Ô5 à5 á5 ç5 è5 ñ5 ø5 û5 ü5 6 6 6 6 6 6 6 6 !6 "6 )6 +6 06 `6 s6 u6 g7 h7 Ý7 ß7 ò7 ô7 9 9 *9 ,9 I: J: ; ; !; (; ); ; .; 5; N; S; X; Y; d; e; q; r; u; w; y; z; ƒ; †; •; Ž; ’; < < < %< &< ,< = = ƒ= „= Ñ= Ò= c? d? •B ŽB "D #D ND ZD \D eD fD iD øD úD |E „E oF pF ³G ´G †H ’H “H ˜H ™H •H pI qI ÌI ÍI pK qK ?L @L uN zN |N JP KP PP QP V P WP YP ZP \P ]P fP gP rP sP xP yP }P ~P ‡P ˆP ‹P ŒP •P – P œP •P ¢P £P §P ¨P -P ®P ±P ²P ·P ¸P ÁP ÂP ÌP ÍP ÒP ÓP ÖP ×P ßP âP çP èP ìP íP }S ~S ‡S ˆS •S •S ™S šS žS ŸS ¨S ©S ´S µS ½S ¾S ÄS ÅS ÓS ÔS ÝS ÞS åS æS ïS ðS ÷S øS þS ÿS T T T T T T #T $T 'T (T 1T 2T 9T :T DT ET MT NT \T ]T bT cT eT fT kT lT pT qT xT yT €T •T — T ˜T œT •T ¤T ¥T ¬T -T U U $U %U U .U 3U 4U 9U ;U BU CU HU KU QU RU UU ´V ·V ÙV ÜV W W ^ ^ _ >W BW °W ²W ¼W ½W ÄW ÆW ÎW ÏW ØW ÛW çW èW ïW ðW þW •X ŽX ”X •X ±X ²X ¶X ·X V\ W\ `\ a\ h\ i\ p\ s\ •\ €\ ‡\ ˆ\ ’\ L] X] Y] `] a] f] ‚] ƒ] ç] ñ] ò] ý] þ] ^ ^ ^ ^ "^ #^ .^ 4^ 9^ :^ C^ D^ I^ J^ Q^ R^ [^ \^ c^ d^ h^ i^ s^ t^ {^ |^ …^ †^ •^ Ž^ ”^ •^ ›^ œ^ §^ -^ ¶^ ·^ Á^ Â^ Ì^ Ò^ Ú^ Û^ ß^ à^ å^ ë^ ò^ ö^ _ _ _ _ _ _ _ _ $_ %_ ,_ 2_ 3_ =_ >_ B_ C_ H_ I_ P_ Q_ T_ U_ Z_ \_ a_ b_ g_ h_ o_ p_ u_ v_ z_ {_ †_ ‡_ •_ Ž_ “_ ”_ ˜_ ™_ ¤_ ¦_ °_ ±_ ¸_ ¹_ ¼_ ½_ Ä_ Å_ Þ_ ß_ ã_ ä_ í_ ï_ ÷_ ø_ ý_ þ_ ` ` ` ` ` 4` r` ` ™` è` a !a na a ˜a ía b b b b 1b nb b ˜b Ñb c ` 5` s` ¡` é` &a za Ÿa ôa ` ;` •` ¥` í` 'a }a a õa ` <` €` ¦` î` +a …a ¯a úa !` (` )` ,` G` H` L` M` P` X` ‡` ˆ` •` ‘` •` – «` ³` ¹` »` ¿` À` ó` ô` ù` þ` a a ,a /a 4a @a Aa Ga ‡a ‘a ’a — °a ·a ¸a »a ¾a Ãa üa b b Z` [` `` a` d` e` k` l` Å` a Ha Æ` a Oa Ì` Í` a -a Pa Ua Ô` Õ` Ý` Þ` Va aa ba ha Ía Òa Óa Ûa Üa àa æa ìa Zb ]b `b eb fb Åb c Æb c Ìb Íb Ðb b b -b $b %b ,b 3b :b ;b Ab Bb Hb Jb Ob Qb Tb Ub Yb ob ub vb €b ‚b Œb •b — ›b œb ¢b £b §b ¨b -b ®b ¹b ºb ¿b Àb ×b Þb åb æb êb ëb ðb ñb ÷b øb ýb þb c c c c c c 'c (c ,c 0c 7c @c Ac Jc Kc Qc Rc Wc Xc ]c ^c hc ic nc tc {c |c €c †c Œc •c ”c •c ˜c ™c c ¡c ¥c «c ´c µc »c ¾c Ãc Ìc Õc Öc Ýc äc éc êc óc ôc ýc þc d d d d d d d "d &d 'd 2d 3d 9d :d Bd Dd Od md wd xd |d ƒd ‡d ˆd Žd ”d — d ˜d žd d §d ¨d ¬d -d ³d ´d ¾d ãd éd êd ñd òd úd ûd e Pd Wd Xd ]d _d fd gd ld ¿d Èd Éd Íd Îd Ôd Úd Ýd e e e e e e )e 2e 3e 8e 9e =e >e De Ee Le Re Ve We ^e _e ze •e †e Še ‹e •e – e ›e œe Ÿe ¢e ¨e ®e ³e ´e ·e ¹e ½e ¾e Åe Æe Êe Óe Öe Ýe Þe âe ãe èe ée íe îe òe óe øe ùe ýe f ge he me Ëe f Ïe Ðe f f f f f f -f $f %f )f *f .f 0f 3f 4f 7f 8f :f ;f ?f Af Uf Vf ^f af ef mf rf xf •f ‹f ‘f ’f •f – f ˜f ™f •f Ÿf ¢f £f «f ®f ³f ´f ¼f ¿f Çf Èf Üf ßf ãf äf èf éf óf ôf ùf úf g g g Df Ef Mf Pf Ìf Ïf Óf ×f g g g g g %g 'g +g 1g 9g ?g Eg Fg Og Pg Tg Ug `g ag dg jg og pg vg wg ~g †g ‘g ’g ›g ¡g ¦g §g «g ¬g µg ·g Àg Ág Èg Îg Óg Ôg Þg ßg åg ëg òg óg ùg úg h h h h h h h h $h %h )h ,h 3h 4h 8h :h Ah Bh Ih Oh Th Uh \h ]h ah bh ih jh ph qh uh vh |h }h ‚h ƒh ‡h ‰h •h •h ”h – h •h žh ¤h ¥h ªh «h µh ¼h Àh Áh Îh Ôh ßh àh æh çh ëh ìh ùh úh i i i i i i $i %i ,i 2i 7i 8i ;i <i Fi Gi Ki Ri Vi Wi Yi Zi _i `i ji ki oi ti |i „i Ši ‹i Ži •i –i — i Ÿi i ¤i ªi °i ±i ¹i ºi ¾i ¿i Äi Åi Ïi Ði Ôi Ûi ßi ài æi çi êi îi ˆj ‰j •j ‘j m m n n n -n %o 'o Po \o ]o ao bo mo ão ïo ðo óo õo ³p ¾p Âp Ãp Èp Ép ãp ëp ìp îp ïp øp ùp þp ÿp q q q q q q $q %q *q +q 5q 6q >q Rq [q \q dq zq §q òr ór Os Rs Ws Zs {s …s ‡s ‹s Žs •s – s ›s •s s ¡s §s ¨s ®s ¯s ´s µs ¹s ºs ¿s Øs Ùs Þs ßs ãs äs ïs ðs ÷s ýs t t -q ³q ·q ¸q Àq Ås Ís Îs Òs Ós t t t t t t (t )t .t /t 5t 6t =t >t At Bt Jt Kt `t at ht it lt rt xt yt ‚t ƒt ‡t ˆt •t ‘t œt ¢t ®t ¯t ²t ´t ¿t Àt Çt Èt Ít Ït Ût ßt ät åt êt ët ît ït õt öt øt ùt u u u u u u &u 'u /u 0u 9u :u Bu Cu Gu Hu Mu Su Y u Zu _u ju pu qu zu €u …u †u Šu ‹u ”u •u ™u šu Ÿu u £u ¥u °u ±u ¸u ¹u ¾u Àu Ìu Ïu Óu Ôu Ùu Úu ßu àu ãu éu íu îu ñu ÷u ýu v v v v #v 'v )v 3v 4v <v Av Hv Jv Ov \v bv cv nv ov uv vv zv |v ©v -v ®v ´v µv ºv »v Ãv Äv Ïv Öv Úv Ûv àv áv ív îv öv ÷v w w w w w x w w w w !w $w ,w 1w 2w ;w <w Bw Cw Kw Lw Vw Ww `w aw dw fw qw rw yw zw •w •w •w •w ™w šw žw Ÿw ¤w ¥w ¯w °w ´w µw ½w ¾w Âw Äw Éw Êw Îw Öw Ûw Üw çw èw îw ïw òw ów ÷w øw þw ÿw x x x x x x x x x "x #x *x +x 0x 6x ;x <x ?x @x Ex Fx Nx Rx Ux Vx ^x _x ex gx ox px wx xx ‚x ƒx ˆx ‰x •x ‘x ™x šx ¡x ¢x ¬x -x µx ¿x Æx Èx Ìx Íx Òx Óx Øx Ùx Þx ßx æx çx îx ðx üx þx y y y y ry sy ™z •z žz ¢z £z ¦z @| A| J| K| S| T| [| ]| f| g| p| s| {| || ƒ| „| ‰| Š| –| — | ›| œ| ¦| §| ¬| -| ·| ¸| ¿| Å| Ò| Ô| Û| Ü| à| á| ç| è| î| ï| ú| û| } } } } } } } !} )} *} ,} } 1} 2} 7} 8} >} ?} D} J} Q} S} U} V} [} \} d} e} j} p} u} v} •} ‚} ‡} ˆ} Ž} •} •} – } œ} £} «} ¬} ³} ´} ¼} ½} Á} Â} Ç} È} Ô} Õ} Ù} Ú} à} á} ê} ñ} õ} ö} ý} þ} ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ -~ "~ #~ )~ *~ /~ 7~ 8~ =~ >~ K~ L~ U~ V~ ^~ _~ f~ l~ q~ r~ z~ {~ •~ ‚~ Ž~ •~ “~ ”~ š~ ›~ ¢~ £~ «~ ¬~ °~ ±~ ·~ ¸~ ¿~ À~ Ä~ Å~ Ñ~ Ô~ ×~ Ø~ à~ á~ ç~ è~ ð~ ñ~ ø~ þ~ • • • • • • • • &• '• • .• ;• =• C• D• G• H• O• U• a• b• g• h• m• n• t• „• •• Ž• “• ”• œ• •• ¨• ©• ³• ´• »• ½• Õ Ä• Ç• È• Ï• Е Ö• ו à• á• ó• ô• ÿ• € € € € € € € X€ Y€ € ›€ œ€ ì€ í€ • • • • &• )• g• h• • œ• •• Õ• Ö• ‚ € -€ %€ &€ .€ /€ 5€ 6€ <€ =€ G€ H€ L€ M€ ^€ b€ i€ j€ p€ € ˆ€ ‰€ ‹€ Œ€ ‘€ ’€ –€ — ¡€ ¢€ ª€ «€ °€ ±€ ½€ ¾€ Å€ Æ€ Ø€ Ù€ ߀ à€ ô€ ú€ • • T€ U€ æ€ ç€ 0• 2• 6• 7• <• =• ?• @• D• E• n• o• t• u• •• ‚• ˆ• ‰• •• – ¤• ¥• ©• ª• ±• ³• ·• ¸• ½• ¾• ß• à• å• æ• î• ï• õ• ö• ‚ ‚ J• K• R• V• _• a• Ä• ‚ Å• ‚ Ç• È• Í• Ε ‚ ‚ ‚ ‚ ‚ #‚ $‚ '‚ ,‚ 1‚ 3‚ 7‚ 8‚ =‚ >‚ E‚ F‚ K‚ L‚ X‚ Y‚ a‚ b‚ r‚ t‚ y‚ z‚ ‚ €‚ ‰‚ Š‚ •‚ ‘‚ – ‚ œ‚ ¢‚ £‚ ¨‚ ©‚ ²‚ ´‚ ¼‚ ½‚  Ă Í‚ ΂ Ó‚ Ô‚ á‚ â‚ é‚ ê‚ í‚ î‚ ò‚ ô‚ ù‚ ú‚ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ #ƒ $ƒ *ƒ +ƒ .ƒ /ƒ 6ƒ :ƒ @ƒ Bƒ Fƒ Gƒ Nƒ Oƒ \ƒ ]ƒ bƒ cƒ hƒ iƒ tƒ uƒ yƒ zƒ ‚ƒ ƒƒ ‹ƒ ‘ƒ ™ƒ šƒ ž ƒ Ÿƒ ¤ƒ ªƒ ®ƒ ¯ƒ ·ƒ ¸ƒ ¿ƒ Àƒ ǃ ȃ σ у Öƒ ׃ Úƒ ܃ ãƒ åƒ éƒ êƒ òƒ óƒ ûƒ ýƒ „ „ „ „ „ „ „ „ !„ "„ +„ ,„ 1„ 2„ 6„ 7„ B„ H„ L„ M„ T„ U„ ]„ ^„ c„ d„ h„ i„ m„ n„ s„ u„ z„ ~„ …„ Œ„ •„ ‘„ ™„ š„ ¤„ ¥„ «„ ¬„ ¯„ °„ ´„ µ„ ½„ ¿„ Ç„ È„ Ì„ Í„ Ò„ Ó„ Ø„ Ú„ ß„ à„ ä„ å„ ê„ ë„ î„ ï„ ø„ ù„ … … … … … … … … … !… (… )… .… /… 7… 8… =… >… A… g… s… t… }… ~… ƒ… „… Ž… •… — … ˜… ž… Ÿ… ®… ¯… ´… µ… ¸… ¹… ¾… ß… æ… ç… ë… í… ù… ú… † B… K… L… Q… R… W… Z… `… ¿… È… É… Í… Î… Ô… ×… Ý… † † † † † † † -† #† $† ,† 4† 5† =† @† H† J† Q† R† X† Y† c† d† i† o† x† y† ~† † Œ† •† œ† •† † ¢† ©† ª† ²† ³† ½† ¾† † Æ Ȇ Ɇ Ó† Õ† ܆ ݆ â† ã† è† é† ó† ô† ‡ ‡ ‡ ‡ ‡ f‡ ‰ ‡ g‡ ‰ ‡ m‡ ‡ o‡ (‡ )‡ 3‡ 4‡ 9‡ :‡ ?‡ A‡ D‡ E‡ O‡ T‡ ]‡ ^‡ x‡ y‡ ‚‡ …‡ ‹‡ Œ‡ ”‡ ¡ˆ ¢ˆ åˆ ñˆ òˆ þˆ ÿˆ ‰ .‰ :‰ ;‰ C‰ D‰ K‰ L‰ u‰ •‰ ‚‰ Š‰ ‹‰ ’‰ <Š HŠ IŠ QŠ RŠ XŠ šŠ ›Š Q‹ ]‹ ^‹ f‹ g‹ m‹ •‹ œ‹ ž‹ ¢‹ £‹ ­‹ ûŒ • • • • • ”• š• œ• £• ¤• ¨• €Ž ‡Ž ‰Ž •Ž ŽŽ •Ž ¤• ¥• «• -• ^‘ `‘ l‘ m‘ w‘ x‘ ‘ •‘ ‰‘ Š‘ ’‘ •‘ •‘ ž‘ ¤‘ +’ ,’ ¬ ’ ¯’ à’ á’ “ “ 2“ 4“ u“ w“ “ ¢“ Ù“ Ú“ ß“ à“ ê“ ” ” G” I” Z” \” ú” ü” ô– ö– ú– ü– — — — — — — — -— !— "— #— %— ,— -— 0— 2— 3— 6— ;— <— @— A— F— ƒ˜ ‡˜ ‰˜ ‘˜ ’˜ – ˜ $š %š °š ±š ·š ¸š Ú Äš Íš Ïš Øš Ùš ßš àš èš ëš ñš òš üš › › › › › › › › › &› '› ,› .› =› >› A› B› I› J› N› O› Y› Z› c› e› o› p› v› w› €› •› …› †› •› Ž› •› £› ­› ®› ·› ¸› »› ¾› Û Ä› Л Ñ› Õ› Ö› Û› Ü› å› æ› í› î› ù› ú› œ œ œ œ œ œ $œ *œ /œ 0œ 9œ ;œ >œ ?œ Oœ Pœ [œ \œ cœ iœ qœ rœ vœ wœ { œ |œ •œ ƒœ ‰œ Šœ ’œ “œ šœ ›œ žœ Ÿœ ¦œ §œ ®œ ¯œ µœ ¶œ Áœ Âœ Ëœ àœ æœ çœ óœ ôœ úœ ûœ • • !• "• 1• 2• 9• :• A• C• K• L• U• V• Z• [• b• c• h• i• s• t• {• |• †• ‡• – • — • œ• ¢• «• ¬• ²• ³• ½• ¾• Æ• Ç• Ì• Ò• Ú• Û• ß• à• æ• ç• ñ• ò• ù• û• ž ž ž ž ž $ž *ž +ž 1ž 2ž 9ž :ž @ž Až Kž Lž Sž Tž [ž \ž `ž až ež fž pž qž ¶ž ¸ž Z \ Ò Ô ¡ ¡ ¡ ¤ — ™¡ ¹¡ »¡ ö¡ ø¡ •¢ „¢ †¢ ‹¢ Œ¢ •¢ O£ U£ W£ _£ `£ e£ ¤ ¤ ¤ ¤ ¤ -¤ $¤ %¤ /¤ 0¤ 3¤ 4¤ 9¤ :¤ @¤ A¤ I¤ Ú© Ý© ç© è© ï© ð© õ© ö© û© ý© ª ª ª ª ª ª p- q- v- w- ~- •- …­ ‡­ ˆ­ Š­ ±- ³- º- »- ™¸ ›¸ ¤¸ ¥¸ Ó¸ Ô¸ ܸ ݸ £¾ ¤¾ -¾ ®¾ 2À 3À 7À 8À •Á ‚Á •Á •Á ¦Ã §Ã ®Ã ¯Ã ÆÅ ÇÅ ÎÅ ÏÅ ×Å ØÅ VÆ YÆ ZÆ \Æ gÆ hÆ ‚Æ ƒÆ •Æ ŽÆ GÌ HÌ LÌ MÌ ,Î .Î 3Î 4Î Ò Ò Ò Ò mÒ nÒ rÒ sÒ ‡Ò ˆÒ ŽÒ •Ò ’Ò “Ò Ó Ó Ó Ó Ó !Ó Ö -Ö %Ö &Ö AÝ BÝ CÝ EÝ LÝ MÝ ZÝ [Ý bÝ cÝ Ìß Íß Òß Óß áß âß ãß äß éß êß iâ jâ râ sâ {â }â ã ã ã ã lã mã yã zã 㠡㠤㠥ã "ä #ä 'ä (ä ä .ä Üä Ýä áä ää îä ïä óä ôä ùä úä å å å å å å å å (å )å 1å 2å 8å 9å ?å @å Då Eå Jå Lå Tå Uå Zå [å kå lå tå uå yå zå •å €å …å †å ‡å ˆå •å •å –å — å Ôå Õå Øå Ùå %æ &æ &æ (æ (æ )æ )æ +æ ,æ .æ /æ 1æ 2æ ;æ =æ Hæ Iæ Uæ [æ bæ dæ oæ sæ ~æ ‚æ ƒæ ‹æ “æ ¤æ ¬æ êè íè • U ª W Ü ç ë Ñ ¤ Ü “ @ – ÷ , û N @ › D u E Ñ ) - Ø æ š Ì Ø S T ¢ ¤ 9 : L O Æ È 8 : K ¬- -- ³ ˜ l! Ë" Î" ä" Ë# Î# ï# ð# ü# ÿ# ¬' â' q( þ* + 3- 7- ¼ä. å. ª/ ¬/ 0 „0 ˆ0 •0 ]1 2 E2 F2 f2 i2 b3 d3 j3 n3 v3 ‚3 Œ3 — 3 ž3 £3 ª3 ¯3 ¶3 Ã3 Î3 Ý3 ç3 5 •5 36 @6 A6 N6 O6 \6 `6 Ü7 ß7 9 9 H: J: Q; S; v; w; ƒ; †; Ð= Ò= b? d? ŒB ŽB !D #D ‚E „E ²G ´G ËI ÍI >L @L {N |N JP KP }S ~S U U :U ;U HU KU ¯W ²W ÅW ÆW ØW ÛW U\ W\ p\ s\ ¯] °] æ] ö^ [_ ™_ °_ X` ±` Æa Ìa üa b b 2 b 3b ^b _b •b ‚b Ýb Þb c oc sc d d Re Ve •e e Æe Êe óe øe f f 0f @f Af Df hf Šf ‹f žf Ÿf ¢f Èf Ìf ßf &g ag dg ]h ah ‰h i íi ‡j ‰j •j ‘j 7k 8k l l m m n n 0n 1n o o ³p ¾p q zq ~q •q ‡q ˆq ’q “q ›q œq ¦q •s …s – s s |v ©v $w ew ów ÷w Qx fx y ˜z ™z ?| s| Ó| Ô| } } R} S} U} £} ë} ì} ~ ¬~ °~ Ô~ • • <• =• u• v• ¼• ½• _€ b€ • )• S• T• ‚ ‚ *‚ ,‚ s‚ —‚ ›‚ ´‚ ó‚ ô‚ 7ƒ у üƒ ýƒ |„ ~„ Ù„ Ú„ … !… X… Z… Õ… ç… ù… † >† ?† Q‡ …‡ ˆ ¢ˆ ™Š ›Š ”‹ •‹ úŒ ûŒ “• ”• Ž €Ž £• ¥• ]‘ `‘ €‘ •‘ ’‘ •‘ “ “ ,“ -“ n“ o“ ˜“ ™“ Ø“ Ú“ A” B” S” T” ñ” ò” ñ• ò• ô– ö– û– ü– — — — -— #— %— ,— -— 3— 6— H˜ I˜ ‚˜ ƒ˜ >™ ?™ °™ ±™ -š .š Fš Gš ¯š ëš › .› d› e› ¼› ¾› ‚œ qž µž ¸ž Ì Í ¡ ¡ °¡ ±¡ î¡ ï¡ ~¢ •¢ N£ O£ Ì£ Í£ ¤ •¦ ŧ K¨ \¨ ¨ ̨ Ç© Ò© ª šª ›ª êª « &« Q« oq- …­ ‡­ ±- ³- (¯ *¯ I² K² Áµ õ –¸ +¹ -¹ º $º 3» 7» ¹» »» ¼ ‰¼ ‹¼ á¼ â¼ !½ •¿ ”¿ óÀ AÁ BÁ àÁ áÁ J K •Â ŸÂ #à ßà cÄ xÄ |Ä Å Å ÇÅ WÆ ƒÆ ãÆ äÆ hÇ iÇ È È yÈ {È É É ¡É Ê Ê ”Ê ˜Ê WË -Ë ®Ë ÛË £Ì ¥Ì þÌ Í 4Î 8Î ÁÎ ÅÎ #Ï 'Ï ØÏ ÜÏ ¼Ð ÁÐ êÐ gÑ {Ñ •Ñ Ò †Ò ŸÒ ¡Ò •Ó ƒÓ ŒÕ ÞÕ >Ý @Ý Dà "á â â â hâ µã !ä ää Lå †å ˆå "æ &æ &æ (æ (æ )æ )æ +æ ,æ .æ /æ 1æ 2æ Hæ dæ oæ sæ ~æ ‚æ ƒæ "ç &ç Rç Uç ‹ç •ç êè íè 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 L 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 u 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 œ : Î# ð# U KU ²W ÛW W\ s\ ç] ^ Dd _d ãd #e zq §q zs {s Žs ´t u ¥u )v ©v Òv fw •w A| ]| T‡ •‘ ö– 6— ƒ˜ Ø ±š ëš C• û• Lž qž ¤ Y¤ q- ³- BÝ ZÝ &æ &æ (æ (æ )æ )æ +æ ,æ .æ /æ 1æ [æ bæ ‚æ ƒæ “æ •æ šæ œæ ¬æ ®æ Çæ Éæ Óæ Õæ íæ ïæ q o‡ `‘ 2æ Yæ ç è è ç -è 9è ,æ ç ‹ç ¼ç ¾ç éç ëç úç üç è ;è `è bè tè vè •è Òè èè íè &æ &æ (æ (æ )æ )æ +æ ‚æ ƒæ íè þÿÿÿBÏœ— ºR¼ Æ%Äíÿ “ Ö Æ%Äíÿ Š<DOÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ rb^ ÆJæ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ / 0#Æ%Äíÿ U %øÿ| ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ W %>Rx~ÿ Èr• .æ ÿ z= )Æ%Äíÿ /æ 1æ 2æ ‹+X¯jþÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ f^_0>pˆWÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ùI¢9Æ%Äíÿ … Ò@2" ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ \”N>Rx~ÿ ƒW1VÆ%Ä íÿ ^ERZô•â³ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ð_|_Æ%Äíÿ ^ îeŒ’6Ñÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ o1 fÆ%Äíÿ =Jhk>Rx~ÿ à{<XPôÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ * @ h „h „˜þ^„h `„˜þ . @ h „h „˜þ^„h `„˜þ . @ h „h „˜þ^„h `„˜þ . • „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ . ’ „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ . • „ @ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ . • „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ • ÿ Æ P „Ð „ „p „@ „˜þ Æ ^„@ `„˜þOJ „ . ’ „° „˜þ Æ ^„€ `„˜þ ° . QJ QJ o( o( QJ „€ „˜þ Æ € ^„P `„Lÿ . „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þOJ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ „˜þ Æ p ^„p `„˜þOJ @ QJ o( ·ð • h „à „Lÿ Æ ^„° `„˜þ ’ h o • o • o( §ð à . ^„à `„Lÿ • . „P h h • h „L „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ „à „° „€ „P • h ^„à `„˜þOJ QJ o( §ð • ^„° `„˜þOJ QJ o( ·ð • h ^„€ `„˜þOJ QJ o( o • h ^„P `„˜þOJ QJ @ h „h „˜þ^„h `„˜þ „+ „Õý Æ + ^„+ `„Õýo( „+ „Õý Æ + ^„+ `„Õýo( . „0ý Æ Ð ^„Ð `„0ýo( . . Ð ^„Ð `„0ýo( . . . „8 „Èû Æ 8 ^„8 `„Èûo( . . . . „8 „Èû Æ 8 ^„8 `„Èûo( . . . . . . QJ „˜þ „˜þ „˜þ „˜þ o( . o( Æ Æ Æ Æ §ð . „ „`ú Æ . . ^„ `„`úo( „ „`ú Æ ^„ `„`úo( „ „øø Æ ^„ . . @ h „h • ^„• `„kþo( . . o à ° € P . h „˜þ^„h `„˜þ . . . . . „8 „Èû Æ . . . . . . „8 . „Èû Æ . . . . `„øøo( . . „h „˜þ^„h `„˜þ . . . . ) h . „Ð „Ð „0ý Æ . . . . . . @ . „• „kþ Æ „• „kþ Æ • ^„• `„kþo( „Ð „0ý Æ Ð ^„Ð `„0ýo( . . „Ð „0ý Æ Ð ^„Ð `„0ýo( . . . „Ð „0ý Æ Ð ^„Ð `„0ýo( 8 8 ^„8 `„Èûo( ^„8 `„Èûo( . . . . `„`úo( . . . . „: „Æý Æ : ^„: `„Æýo( „: „Æý Æ : ^„: `„Æýo( . „Ð „0ý Æ Ð ^„Ð `„0ýo( . . „Ð „0ý Æ Ð ^„Ð `„0ýo( . . . „8 „Èû Æ 8 ^„8 `„Èûo( . . . . „8 „Èû Æ 8 ^„8 `„Èûo( . . . . . . . . . . . . . . „ „`ú Æ ^„ „ „`ú Æ ^„ „ „`ú Æ . . ^„ `„`úo( „ „`ú Æ ^„ `„`úo( . `„`úo( . . . . . . . „ . @ „Ð „˜þ Æ „p `„Lÿ . „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ . ^„ `„øøo( . . h „h „˜þ^„h `„˜þ „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( ) € ^„ `„˜þ . ‚ € „@ € „øø Æ „ . . . . . . „p „Lÿ Æ p „ ^ „˜þ Æ ^„ `„˜þ € „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ . „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ . € „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ . ‚ „P „L ÿ Æ P ^„P `„Lÿ . @ h „h „˜þ^„h `„˜þ ) @ h „h „˜þ^„h `„˜þ . „: „Æý Æ : ^„: `„Æýo( „: „Æý Æ : ^„: `„Æýo( . „Ð „0ý Æ Ð ^„Ð `„0ýo( . . „Ð „0ý Æ Ð ^„Ð `„0ýo ( . . . „8 „Èû Æ 8 ^„8 `„Èûo( . . . . „8 „Èû Æ 8 ^„8 `„Èûo( . . . . . . . . . . „˜þ Æ ^„@ `„˜þ ‚ „ „`ú Æ . . ^„ `„`úo( „ „`ú Æ ^„ `„`úo( „ „`ú Æ . @ „p „Lÿ Æ @ . ^„ h • p „ „˜þ Æ ^„p `„Lÿ . . . . `„`úo( . . . . „h „˜þ^„h `„˜þ . „h „˜þ Æ h ^„h `„˜þo( ^„ `„˜þ . ’ . • . . . „ . . . . • „@ „˜þ Æ ^„ `„˜þ • . ÿ Æ P ’ „€ „˜þ Æ ^„P `„Lÿ € . @ „Ð „ „p „@ „˜þ Æ ^„@ `„˜þOJ „ h „˜þ Æ „˜þ Æ „˜þ Æ Ð p „à „Lÿ Æ „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ ^„€ `„˜þ . ’ @ h „h „˜þ^„h `„˜þ ) ^„Ð `„˜þOJ ^„ `„˜þOJ ^„p `„˜þOJ QJ QJ o( o( QJ @ QJ o( ·ð • h o o o( • • §ð à . ^„à `„Lÿ • . „P „h „˜þ^„h `„˜þ h h h • h „L . „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ „à „˜þ „° „˜þ „€ „˜þ „P „˜þ Ð_|_ o1 Èr•) ùI¢9 4œ! =Jhk o( Æ Æ Æ Æ f o à ° € P • h ^„à `„˜þOJ QJ o( §ð ^„° `„˜þOJ QJ o( ·ð • ^„€ `„˜þOJ QJ o( o • ^„P `„˜þOJ QJ o( §ð ºR¼ ºR¼ L˜! o1 f „›! Èr•) Ü›! / 0# ƒW1V \”N W % • h h h þÿÿÿ è—! “ Ö þÿÿÿ rb^ à{ ‹+ f^_0 „h ! " # „˜þ Æ ^„@ `„˜þ $ ^ îe @ h „˜þ^„h `„˜þOJ QJ o( @ h € ‚ € @ U % z= . à™! € … Ò@ ^ERZ ÿÿÿÿô—! ·ðÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ˜˜! „h „˜þ^„h `„˜þ . ä˜! „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ „@ „ . 8™! . Œ™! „˜þ Æ ^„ `„˜þ % & ' ( & . 4š! ‚ € € ‚ @ & @œ! À! „à „° „€ „P h @ @ „ˆ „˜þ^„ˆ `„˜þOJ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ Äí „h h h QJ Æ Æ Æ Æ „˜þ^„h `„˜þ „h o( „Lÿ „˜þ „˜þ „Lÿ à ° € P ^„à ^„° ^„€ ^„P `„Lÿ `„˜þ `„˜þ `„Lÿ . . . . ˆš! Üš! 0›! ÿÿÿÿÿÿÿÿ›! . ÿÿÿÿÿÿÿÿè›! „˜þ^„h `„˜þ . ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ *ðÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿ Æ% ¸`d p ʘ å µ _% Þl! R 7 = }ZE ÄjS •hY ¦Fb [b„ psŒ b"‘ E<œ H ª Ù ‡fÝ ±ià ³ á w ò S; }² ?,· 9!¿ ŒmÄ ·yÅ û_Æ ”[Ë - q q q ü– íè +q — Rq yq zq Áq ôq •r 0s — -— $— %— -— 4— 5— 1s ;s Ds [s ž – %æ ÿ@ € %æ ÿÿ G • R o m a n ” %æ ´0â %æ ÿÿ ÿÿ ‡z 5 • ‡z € ÿ o n o t y p e N e w A • A n t i q u a ž ìè ÿÿ € @ IF• UV• A l l e g r o Ÿ A r i a l _‘ ö– U n k n o w n ÿÿ T i m e s N e w € S y m b o l ‡ B T Ÿ C o u r i e r B o o k U&• _F• ‹ – ÿÿ ÿ A r i a l C o r s i v a ‡ p ÿÿ ts ž ž B a n k G o t h i c B T ss M d 3&• M C o m m e r c i a l S c r i p t B T M i s t r a l ?5• ‡z € ÿ C o u r i e r N e w ; • € W i n g d i n g s # 1 ˆ ¡ ðÐ h ! ð ÌÕkFÙõ¸† " ” Y" Íà u ¡ p à Z õ •‚ 4 Ü HX ÿ•ÿÿÿ•H ª 2 ÿÿ 3 P e r s o n a l C o m p u t e r S a p r i y a ðÿ ? ä B A B Y" ±å Íà u ±å 2ƒq ð ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿ ` þÿ à…ŸòùOh «‘ Ü è 4 +'³Ù0 ø x • ˜ ¨ ´ Ð @ L X 3 Computer 34 ëÇ ` h p ä Personal Microsoft Office Word Y" Íà - BAB - - @ Normal xü¹£ @ Sapriya ¸wåÛ•Â @ ÆS¨— þÿ ÕÍÕœ. “— +,ù®D ÕÍÕœ. “— +,ù®D h ° Ð p ¸ • À ˜ È ¨ â Inc. ä ¡ - u Media Computer, ±å æ BAB 3 - Title L : B Series Number ä B ! . @ R " / A S e d # 0 B T f $ 1 C U g % 2 D V h & 3 E W F X x Š ™ « y ‹ š ¬ j | ( 5 G Y k } ) 6 H Z l ~ * 7 I [ m • + 8 J \ n , 9 K ] o : L ^ p ; M _ q < N ` r = O a > P b ? Q c s t u v z { € • ‚ ƒ „ … † ‡ ˆ Œ • Ž • • ‘ ’ “ ” • – — › œ • ž Ÿ ¡ ¢ £ ¤ ¥ ¦ § ¨ © þÿÿÿ® ¯ ° ± ² ³ ´ þÿÿÿ¶ · ¸ ¹ º » ¼ ½ ¾ ¿ À Á Â Ã Ä Å Æ Ç È É Ê Ë Ì Í Î Ï Ð Ñ Ò Ó Ô Õ Ö × Ø Ù Ú Û Ü Ý Þ ß à á â ã ä å æ ç è é ê ë ì í î ï ð ñ ò ó ô õ ö ÷ ø ù ú û ü ý þ ÿ w ‰ ˜ ª i ' 4 ! " # $ % & ' ( ) * + , . / 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 : ; < = > þÿ ÿÿ@ A B C D E F þÿÿÿH I J K L M N þÿÿÿýÿÿÿýÿÿ ÿýÿÿÿS þÿÿÿþÿÿÿþÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿR o o t E n t r y ÿÿÿÿÿÿÿÿ À F 0¸Å— ëÇ U € D a t a ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ e - 1 T a b l ÿÿÿÿ o c u m e n t a t i o n ? t i o n 8 C o m p O b j ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ µ > W o r d D ÿÿÿÿ CX S u m m a r y I n f o r m ( ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ D o c u m e n t S u m m a r y I n f o r m a ÿÿÿÿÿÿÿÿ G q ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ þÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ þÿ ÿÿÿÿ À F Microsoft Office Word Document MSWordDoc Word.Document.8 ô9²q