CTL_2012.pptx

advertisement
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL
1
LATAR BELAKANG MIKRO
(Kondisi empiris)
Banyak siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik
terhadap materi ajar yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya
mereka tidak memahaminya.
Sebagian besar dari siswa tidak mampu
menghubungkan antara apa yang mereka pelajari
dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan
dipergunakan/dimanfaatkan.
2
Siswa memiliki kesulitan untuk memahami
konsep akademik sebagaimana mereka biasa
diajarkan yaitu dengan menggunakan sesuatu
yang abstrak dan metode ceramah.
Padahal mereka sangat butuh untuk dapat
memahami konsep-konsep yang berhubungan
dengan tempat kerja dan masyarakat pada
umumnya dimana mereka akan hidup dan
bekerja.
3
SOLUSI
1.
Mereka dibantu untuk membangun keterkaitan
antara informasi (pengetahuan) baru dengan
pengalaman (pengetahuan lain) yang telah mereka
miliki atau mereka kuasai.
2.
Mereka diajarkan bagaimana mempelajari konsep,
dan bagaimana konsep tersebut dapat
dipergunakan di luar kelas.
4
CONTEXTUAL
TEACHING AND
LEARNING
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
5
SUATU KONSEPSI


Membantu guru mengkaitkan isi mata
pelajaran dengan situasi dunia yang bisa
dijangkau siswa.
Memotivasi siswa membuat hubungan
antara pengetahuan dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari.
6
TUJUH KOMPONEN CTL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Constructivism
Inquiry
Questioning
Learning Community
Modeling
Reflection
Authentic Assessment
7
1. Constructivism

Constructivist teaching is based on the
belief that learning occurs as learners are
actively involved in a process of meaning
and knowledge construction rather than
passively receiving information. Learners
are the makers of meaning and knowledge.
Constructivist teaching fosters critical
thinking and creates motivated and
independent learners.
8
1. CONSTRUCTIVISM


Membangun pemahaman mereka
sendiri dari pengalaman baru berdasar
pada pengetahuan awal
Pembelajaran harus dikemas menjadi
proses “mengkonstruksi” bukan
menerima pengetahuan
9
2. Inquiry

Inquiry education (sometimes known as
the inquiry method) is a student-centered
method of education focused on asking
questions. Students are encouraged to ask
questions which are meaningful to them,
and which do not necessarily have easy
answers; teachers are encouraged to avoid
giving answers when this is possible, and in
any case to avoid giving direct answers in
favor of asking more questions.
10
2. INQUIRY (MENEMUKAN)
Proses perpindahan dari pengamatan
menjadi pemahaman
 Siswa belajar menggunakan
keterampilan berpikir kritis

11
3. QUESTIONING (BERTANYA)
Kegiatan guru untuk mendorong,
membimbing dan menilai kemampuan
berpikir siswa
 Bagi siswa yang merupakan bagian
penting dalam pembelajaran yang
berbasis inquiry

12
4. LEARNING COMMUNITY
(MASYARAKAT BELAJAR)
Sekelompok orang bekerjasama dalam
kegiatan belajar
 Bekerjasama dengan orang lain lebih baik
daripada belajar sendiri
 Tukar pengalaman
 Berbagi ide

13
5. MODELING (PEMODELAN)
 Proses
penampilan suatu contoh
agar orang lain berpikir, bekerja
dan belajar
 Mengerjakan apa yang guru
inginkan agar siswa
mengerjakannya
14
6. AUTHENTIC ASSESSMENT
 Mengukur
pengetahuan dan
keterampilan siswa
 Penilaian produk (kinerja)
 Tugas-tugas yang relevan dan
kontekstual
15
7. Reflection (refleksi)



Berpikir tentang apa yang telah kita
pelajari
Mencatat apa yang telah dipelajari
Membuat jurnal, diskusi kelompok
16
Download