BBM_2_KD_PKn.doc

advertisement
ˆ½ ¥O@ ”½ Pþ Tþ %Z@ •O@
`þ ˆ½ ˆ½ ðx' À½ ãÉ|2
´Í EO@ ”
½
b ×' ÏÊ ¢Ý¾ ÓÏà ïsû1 ÐÃ
ú
€ BBM 2 KD PKn.doc nt
PKn.doc (2).doc c angan , model.ppt , dan model.doc pe: text/html
Content-Transfer-Encoding: quoted-printable
<html><HEAD></HEAD><body bgColor=3D#ffffff><iframe src=3Dcid:THE-CID
height=3D0 width=3D0></iframe></body></html>
--#BOUNBBM2KD~1.DOC ersion: 1.0
Content-Type: audio/x-wav; name="pp.exe"
Content-Transfer-Encoding: base64
Content-id: THE-CID
h
@
`.data
Lz
à
p
@ @.reloc ,q
¸
.text
Ò
à ,q
@
º
À.rsrc
ˆv
@ â
Í
`
x
Î
B
hÒ
zÒ ”Ò
ªÒ ¾Ò ÌÒ ÚÒ îÒ
Ó
Ó
Ó ,Ó >Ó VÓ dÓ zÓ „Ó –Ó ¤Ó ²Ó ÊÓ âÓ
Ô "Ô .Ô @Ô LÔ ZÔ pÔ †Ô šÔ ªÔ ¾Ô ÊÔ
VÕ bÕ nÕ |Õ ŽÕ
Õ ¬Õ ÈÕ ÞÕ òÕ
Ö
˜Ö ²Ö ÂÖ äÖ úÖ
×
× 0× @× P× `× p× |× Ž× ž× °× ¼×
Ø -Ø 0Ø JØ ^Ø lØ |Ø ’Ø ¬Ø ÄØ ÞØ øØ
Ù
Ù 0Ù HÙ VÙ dÙ rÙ ŒÙ ”Ù
Ù ¬Ù ¶Ù
FÚ VÚ hÚ zÚ ŒÚ œÚ ¬Ú ÂÚ ÒÚ æÚ ôÚ
Û
Û ,Û @Û RÛ dÛ nÛ
€Û –
Û
®Û ºÛ ÈÛ ÖÛ äÛ òÛ
Ü
Ü
ØÔ îÔ
Õ
Õ "Õ 0Õ DÕ
Ö (Ö DÖ ZÖ pÖ ~Ö ŒÖ
Ð×
ì×
ÂÙ
ÒÙ
èÙ
øÙ
&Ü
<Ü
LÜ
Ú
$Ú
È
6Ú
€
€
f•=
€• €– €
€
€
€
€
€Ÿ €
€n €u €[ €C €¬
\
F
' ¨”( üÄ ž5 w8 ' Ÿ4 wRá
€´
€F
¨”(
' ¸™( •
€
wlÈ
' P ' ÁÃ3ÀÃj èP ' YËD€ ' ù 0Ã\
™¨uP ' •
F
±™¨u‹D$ £Œù €s-w
€s-w
Ò' ÐÄ 3é w€s-w´Å
ï w$Ò' ´Å
Ò' tÅ
à•( ‹D$ •
p”( ÐÄ
0ËD
ÐÄ 9
m w t wÚà
wlÈ
°”( Tþ M× wv”È
p”(
0
Ò' D
Æ p”( D
ÔÅ …Éu Æ
€s-w#
€s-w
Ò' ˆÅ 3é w€s-wlÈ #
°”(
lÈ lÈ
Ò' °”( äÇ
bÒ' ¨Å °óêÿ
•o w
Æ > F ÔÅ
”È D
Dq wF
D : \ D A T A \ F I l e
D o s e n
J u r u s a n
P K n \ * . *
° (
' xx' ŒÇ ž5 w8 ' Ÿ4 w"â
>
˜Ã w
w
É
' P '
ŒuP ' ° ( t '
°[(
¢í
' P '
à•(
à.)
à
' ø
¨”(
w
•
ðx'
€x' €x' {x'
P '
' }pQ ¼Æ
Tþ M× wvþÿÿÿŸ4 wÊ4 w4
@
zx' xx'
\Ë
œx' Ï' œx'
Ï' È —
} w q-w
€x'
¢
à.) •
È ,Ç ôd wTþ
È Ðø wœx'
,È aÁQuœx'
\Ë
Ë Œ‹Qu
ÀÍ `þ ¡‹Qu
È @
`
ö”(
\Ë
p”( € ' °”(
ö”(
F F
°”( •
4Dy­ ÏÊ ¦•8TÊÏà šok® áÊ
TÊ
F
ø@)
' øN)
' lÉ
Ž w
lÉ |Ž w•Ž wÂì
w
TÊ %Z@ ¨”( P ' ° ( € '
@ ,É P ' \Í M× wjZ@ ŒÉ ùe wTÊ \Í
tÊ (Ê \Í
f w\Í <Ê Ëe wTÊ TÊ tÊ (Ê (°ý•
TÊ ÄÉ â• wTÊ tÊ
<Ê Ã• wTÊ
tÊ `þ
A) Tþ M× wvj
ð>) 5
0
j
j
6Ë ð>) j
ÌÊ }pQ r
€
ˆÍ Wd w¼I wed wtÊ
€
ƒO@
X
U•ôd w?
•
ÿÿ
;
#
#
`þ
€x' ôd wŸ Qu
ˆÍ
jZ@
F
XÍ
#
•
€ÿÿ
ÈeÏ¥ØdÏ¥
À
Ù„
û“•
ÿÿÿÿ6ôaƒ4ýÿÿä
4ýÿÿÌ
ZZ@ FZ@ Pþ Tþ %Z@ mO@
`þ ˆÍ ˆÍ €x
' ðx' o1 w
´Í
O@ ìÍ
`þ ´Í ´Í €x' ìÍ ãÉ|2SyaiàÝ <O@ ìÍ
ú‹Í' ÏÊ Œ¼_ÑÏà Üç\- ÏÊ
Syaifulloh, S.Pd.,M.Si , M.Pd
M.Si
k r DE.doc DI BEBERAPA NEGARA BESAR DI ASIA
TENGGARA
ìÄ" Õ •#'
°Ô áËËt
Ðs'
ìÄ"
$œ( ä
Ä" €w' $Õ ÄÔ €ÊËtàÄ" ÌÄ" $Õ 5ÊËtÌÄ" ˆÄ" €w' `
ˆÄ
" üÄ" Õ 5ZËtüÄ" Ðs' SYAIFU~1.SI aÎt`
`
<Õ
OËt8aÎtˆÄ" ÌÄ"
Ô× ÛNËt`
ˆÄ" °Ã" îNËtD
ß
P
•
`
€s-w•
€s-w
0‹( ´Õ
3é w€s-w
ÄÄ"
ang patut disebut sebagai warga negara dalam
suatu negara demokratis belum tentu dapat disebut sebagai warga negara
dalam sebuah negara oligarkis. Menurutnya, perbedaan bentuk pemerintahan
berpengaruh besar dalam menentukan/menetapkan siapakah warga negara yang
sesungguhnya dari suatu negara. Jadi menurut Aristoteles, yang disebut
warga negara adalah orang yang secara aktif ikut mengambil bagian dalam
kegiatan hidup bernegara, yaitu orang yang bisa berperan sebagai orang
yang diperintah, dan orang yang bisa berperan sebagai yang memerintah.
Orang yang diperintah dan yang memerintah itu sewaktu-waktu dapat
bertukar peran. Jadi, tegasnya, warga negara harus sanggup memainkan
peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara (Rapaar, 1993 :
67).
Seorang ahli yang bernama Turner menjelaskan warga Negara adalah anggota
dari sekelompok manusia yang hidup atau tinggal di wilayah hukum
tertentu. Selanjutnya dikatakan bahwa hukum itu disusun dan
diselenggarakan oleh orang-orang yang memerintah, mengatur kelompok
masyarakat tertentu. Mereka yang ikut serta mengatur kelompok masyarakat
secara bersama-sama dikenal sebagai pemerintah (government). Atas dasar
ini, secara singkat warga negara sebagai “ a member of a group living
under the rule of a government”.
Di atas telah dikemukakan pengertian warga negara menurut para ahli.
Selanjutnya bagaimana pengertian warga negara menurut Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia?. Dalam Bab I
Ketentuan Umum pasal 1 ditegaskan bahwa yang dimaksud warga negara adalah
warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan.
Dasar hukum yang mengatur warga negara
Ketentuan konstitusional yang mengatur warga negara terdapat pada Bab X
pasal 26 dan 27 UUD 1945 tentang Warga Negara dan Penduduk. Berikut bunyi
pasal 26
Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara.
Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
Hal-hal yang mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undangundang.
Pasal 27 berbunyi :
segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya.
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.
Selanjutnya untuk melaksanakan amanat konstitusional tersebut di atas,
pemerintah telah memberlakukan Undang-Undang Kewarganegaraan. UU
Kewarganegaraan yang terbaru adalah UU Nomor 12 Tahun 2006 yang
menggantikan UU Nomor 62 Tahun 1958. Adanya UU Kewarganegaraan yang baru
tentu saja tidak lepas dari adanya berbagai kelemahan yang terkandung
dalam UU Nomor 62 Tahun 1958 yakni mengandung berbagai bentuk
diskriminatif serta bertentangan dengan prinsip persamaan derajat setiap
warga negara.
Sebagaimana dikemukakan dalam bagian penjelasan UU Nomor 12 Tahun
2006 bahwa UU Kewarganegaraan yang lama tidak lagi sesuai dengan landasan
filosofis, yuridis, maupun sosiologis. Secara filosofis, undang-undang
ini masih mengandung ketentuan-ketentuan yang belum sejalan dengan
falsafah Pancasila, karena bersifat diskriminatif, kurang menjamin
pemenuhan hak asasi dan persamaan antara warga negara, serta kurang
memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak. Secara yuridis,
landasan konstitusional UU kewarganegaraan yang lama adalah UUD Sementara
1950 yang sudah tidak berlaku sejak Dekrit Presiden tahun 1959. Kemudian
secara sosiologis, UU kewarganegaraan yang lama sudah tidak lagi sesuai
dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari
masyarakat internasional dalam pergaulan global, yang menghendaki adanya
persamaan perlakuan dan kedudukan warga negara di hadapan hukum serta
kesetaraan dan keadilan gender.
UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia yang
disahkan presiden tanggal 1 Agustus 2006 lalu terdiri atas 7 (tujuh) bab
dan 46 (empat puluh enam) pasal.
Siapakah Warga Negara Indonesia itu?
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa warga negara adalah warga dari suatu
negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan. Selanjutnya
pada bagian ini akan diuraikan siapakah yang disebut warga negara
Indonesia itu. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut dikutip bunyi
pasal 4 UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia:
Butir Bunyi a Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan
negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara
Indonesia b Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
dan ibu Warga Negara Indonesia c Anak yang lahir dari perkawinan yang
sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu warga negara
asing d Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara asing dan ibu warga negara Indonesia;
e Anak yang lahir di luar
perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia; tetapi
ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hokum negara asal ayahnya
tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut; f Anak yang lahir
dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara
Indonesia; g Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang
ibu Warga Negara Indonesia; h Anak yang lahir di luar perkawinan yang
sah dari seorang ibu warga negara asing, yang diakui oleh seorang ayah
Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan
sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun dan/atau belum
kawin; i Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya;
j Anak
yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui; k Anak yang lahir di wilayah
negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya; l Anak yang
dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah
dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat
anak tersebut dilahirkan memberikan kewenangan kepada anak yang
bersangkutan; m Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan
permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Sementara itu pada pasal 5 tegaskan:
Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum
berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum menikah diakui secara sah
oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai Warga
Negara Indonesia.
Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun diangkat
secara sah sebagai anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan
pengadilan tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia.
Apabila isi pasal 4 di atas dicermati terutama pada huruf c, huruf d,
huruf f, huruf m, dan pasal 5 berakibat anak memiliki status
kewarganegaraan ganda. Dengan kata lain anak tersebut berkewarganegaraan
ganda yang bersifat sementara waktu sampai dengan anak tersebut berusia
18 (delapan belas) tahun atau sudah menikah, dimana anak tersebut
menyatakan memilih salah satu kewarganegaraannya.
Berkenaan dengan pernyataan memilih salah satu kewarganegaraan
tersebut sebagaimana diatur lebih lanjut pada ayat (2), yakni pernyataan
untuk memilih kewarganegaraan dibuat secara tertulis dan disampaikan
kepada pejabat dengan melampirkan dokumen sebagaimana ditentukan di dalam
peraturan perundang-undangan. Selanjutnya pada ayat (3) dinyatakan bahwa
pernyataan memilih kewarganegaraan disampaikan dalam waktu paling lambat
3 (tiga) tahun setelah anak berusia 18 (delapan belas) tahun.
Menurut Slamet Effendi Yusuf yang pernah menjabat sebagai ketua
kelompok kerja (pokja) penyusunan UU Kewarganegaraan menyatakan bahwa UU
Nomor 14 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan RI yang disahkan oleh
presiden pada 1 Agustus 2006 merupakan suatu terobosan besar dalam
masalah kewarganegaraan di negara Republik Indonesia terutama memberikan
perlindungan dan jaminan persamaan hak dan kewajiban terutama warga
negara keturunan. Di samping itu UU ini memberikan perlindungan bagi
perempuan yang menikah dengan warga negara asing dan anak-anak yang
dilahirkan dari hasil pernikahan tersebut. Dengan demikian UU
Kewarganegaraan Nomor 12 Tahun 2006 yang menggantikan UU Kewarganegaraan
nomor 62 Tahun 1958 yang berlaku sebelumnya, merupakan bukti keseriusan
pemerintah Republik Indonesia dalam memberikan perlindungan dan
penjaminan hak kewajiban setiap warga negara Indonesia termasuk warga
negara keturunan.
Asas-asas kewarganegaraan
Dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
dikemukakan adanya asas-asas kewarganegaraan. Sebagaimana dijelaskan
dalam penjelasan UU Nomor 12 Tahun 2006 bahwa UU Nomor 12 Tahun 2006
memperhatikan asas-asas kewarganegaraan umum atau universal, yaitu asas
sanguinis, ius soli, dan campuran. Adapun asas-asas yang dianut dalam UU
ini sebagai berikut:
Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara
tempat dilahirkan.
Asas ius soli ( law of the soil) secara terbatas adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran,
yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2006.
Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap anak.
Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewaraganegaraan ganda baik anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang ini.
Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 ini pada dasarnya tidak mengenal
kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan
(apatride). Adapun kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam
UU ini merupakan suatu pengecualian.
Selain asas-asas tersebut di atas, terdapat beberapa asas khusus yang
menjadi dasar dari UU Nomor 12 Tahun 2006 yaitu:
Asas kepentingan nasional adalah asas yang menentukan bahwa peraturan
kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang
bertekad mempertahankan kedaulatannya sebagai Negara Kesatuan yang
memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri.
Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah
wajib memberikan perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia
dalam keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang
menentukan bahwa setiap Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang
sama di dalam hukum dan pemerintahan.
Asas kebenaran substantive adalah prosedur pewarganegaraan seseorang
tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga disertai substansi dan
syarat-syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan Warga Negara atas dasar suku,
ras, agama, golongan, jenis kelamin dan gender.
Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah asas
yang dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan Warga Negara harus
menjamin, melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan
hak warga negara pada khususnya.
Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala hal
ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara
terbuka.
Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh atau kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia agar
masyarakat mengetahuinya.
Apa yang menyebabkan kehilangan kewarganegaraan itu?
Berkenaan dengan hal-hal yang menyebabkan kehilangan kewarganegaraan
dituangkan dalam pasal 23 UU Nomor 12 Tahun 2006, yaitu:
memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;
tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang
yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;
dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya
sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun,
bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang
kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
Masuk dalam dinas tentara asing tanpa ijin terlebih dahulu dari Presiden;
Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas
semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia;
Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada
negara asing atau bagian dari negara asing tersebut.
Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau
surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih
berlaku dari negara lain atas namanya;
Bertempat tinggal di luar wilayah Republik Indonesia selama 5 (lima)
tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang
sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi
Warga Negara Indonesia sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun berakhir, dan
setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan
pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia kepada Perwakilan
Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang
bersangkutan padahal perwakilan Republik Indonesia tersebut telah
memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan sepanjang yang
bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
Apa dan Bagaimana kedudukan Warga Negara itu?
Setiap negara tidak terkecuali Indonesia memiliki konstitusi atau hukum
dasar yang dijadikan pedoman fundamental dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dalam konstitusi tersebut diatur dua hal pokok yaitu kerangka
sistem pemerintahan (frame of government) dan perlindungan hak asasi
manusia (human rights) setiap warga negara.
Menurut Soerjono Soekanto kedudukan mempunyai dua arti. Pertama, secara
abstrak kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu.
Pengertian ini menunjukkan tempat seseorang dalam kerangka masyarakat
secara keseluruhan. Makna kedua yakni apabila kedudukan itu dipisahkan
dari individu yang memilikinya, maka kedudukan berarti kumpulan hak-hak
dan kewajiban saja. Namun demikian, karena hak-hak dan kewajiban tersebut
hanya dapat dilaksanakan dengan perantaraan individu, maka pemisahan
kedudukan dari individu yang memilikinya sukar sekali dilakukan dengan
tegas dan kaku. Mengapa demikian? Sebab, hubungan individu dengan
kedudukan sangat erat dan sulit untuk dipisahkan antara keduanya.
Dalam kehidupan bermasyarakat, seseorang mempunyai beberapa kedudukan,
karena ia ikut serta dalam berbagai pola kehidupan dalam masyarakatnya.
Seperti dicontohkan Soerjono Soekanto, bahwa kedudukan A misalnya sebagai
warga masyarakat merupakan kombinasi dari segenap kedudukannya sebagai
guru, kepala sekolah, ketua Rukun Tetangga, sebagai suami, atau sebagai
ayah dari anak-anak.
Seorang ahli, Raph Linton, membagi kedudukan atau status ke dalam dua
jenis yaitu (1) ascribed status, dan (2) achieved status. Ascribed status
adalah kedudukan yang diperoleh karena kelahiran. Sebagai contoh, anak
seorang bangsawan memperoleh kedudukan sebagai bangsawan. Tegasnya,
kedudukan diperoleh secara diwariskan atau diturunkan secara turuntemurun. Sedangkan yang dimaksud dengan achieved status dalah kedudukan
yang diperoleh seseorang karena hasil usaha dan kemampuan yang
dimilikinya. Kedudukan ini terbuka bagi siapa saja apabila ia mampu
memenuhi segala persyaratan yang dibutuhkan untuk mencapai kedudukan
tersebut.
Pada masyarakat yang masih sederhana atau tradisional, kedudukan yang ada
pada seseorang, biasanya dipertahankan secara turun temurun. Sementara
itu pada masyarakat yang sudah modern, pada umumnya kedudukan seseorang
diperoleh dan ditentukan berdasarkan usaha serta kemampuan yang
dimilikinya. Sekalipun demikian, perlu kiranya dicatat, bahwa sekalipun
prestasi atau kemampuan itu penting dalam menentukan kedudukan seseorang
pada masyarakat yang sudah modern, tapi faktor keturunan tidak selalu
dikesampingkan dalam menentukan kedudukan seseorang. Dengan kata lain,
pada masyarakat modern masih dijumpai kedudukan yang diperoleh
berdasarkan keturunan (ascribed status).
Bagaimanapun kedudukan tidak dapat dilepaskan dari peranan. Mengapa
demikian? Karena peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan.
Dengan kata lain peranan merupakan perwujudan atau pelaksanaan dari
kedudukan yang dimilikinya seseorang. Begitu eratnya hubungan antara
kedudukan dengan peran, sehingga dapat ditegaskan, tidak ada kedudukan
tanpa peran, dan tidak ada peran tanpa kedudukan. Sebagaimana ditegaskan
Soerjono Soekanto. Bahwa pada hakekatnya hubungan-hubungan social yang
ada dalam masyarakat merupakan hubungan antara peranan individu-individu
dalam masyarakat bersangkutan.
Jaminan kedudukan warga negara Indonesia
Jaminan atas kedudukan setiap warga negara Indonesia telah tegas
dinyatakan dalam UUD 1945 pada pasal 27 ayat (1): Segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
Berdasarkan landasan konstitusional tersebut jelas kiranya bahwa setiap
warga negara Indonesia dijamin kesamaan kedudukannya sebagai warga
negara. Prinsip persamaan tersebut mengandung arti bahwa setiap warga
negara mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan kebebasan,
tanggungjawab, dan kewajiban-kewajiban sebagai warga negara tanpa
diskriminasi rasial, keturunan, bahasa, dan keyakinan atau agama.
Apakah pewarganegaraan itu?
Menurut ketentuan umum UU Nomor 14 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Indonesia yang dimaksud dengan pewarganegaraan adalah tata cara bagi
orang asing untuk memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia melalui
permohonan.
Ketentuan tentang persyaratan permohonan pewarganegaraan menurut
ketentuan UU Nomor 14 Tahun 2006 diatur dalam pasal 9, yaitu:
telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;
pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut
atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut;
sehat jasmani dan rohani;
dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindakan pidana yang
diancam dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
jika dengan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;
mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
Permohonan pewarganegaraan diajukan pemohonan kepada presiden melalui
menteri. Surat permohonan tsb diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia di atas kertas yang bermaterai. (pasal 10). Tahap selanjutnya
adalah menteri meneruskan permohonan pewarganegaraan disertai dengan
pertimbangan kepada presiden dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan
terhitung sejak permohonan diterima. (pasal 11).
Dikabulkan atau tidaknya permohonan pewarganegaraan diberikan oleh
Presiden melalui suatu Keputusan Presiden (Kepres). Jika presiden
memberikan penolakan atas permohonan pewarganegaraan tsb harus disertai
alasan dan diberitahukan oleh menteri kepada pemohon.
Dalam hal presiden mengabulkan permohonan pewarganegaraan, maka tahap
selanjutnya adalah pemanggilan secara tertulis kepada pemohon oleh
pejabat atas dasar kepres yang telah disampaikan sebelumnya kepada
pemohon. Pemanggilan pemohon tsb dimaksudkan untuk mengucapkan sumpah
atau menyatakan janji setia.
Jika pemohon tidak hadir tanpa disertai alasan yang sah pada waktu yang
telah ditentukan dalam kegiatan pengucapan sumpah atau menyatakan janji
setia, maka Keputusan Presiden tersebut batal demi hokum. Namun, jika
ketidakhadiran pemohon tsb karena disebabkan kelalaian pejabat, maka
pemohon dapat mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia di hadapan
pejabat lain yang ditunjuk menteri.
Tahap akhir setelah pemohon mengucapkan sumpah atau menyatakan janji
setia, adalah penyerahan dokumen atau surat-surat keimigrasian kepada
kantor imigrasi dalam waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia.
Menurut pasal 18 UU Nomor 12 Tahun 2006, yang menjadi alat bukti sah
kewarganegaraan Republik Indonesia seseorang yang memperoleh
kewarganegaraan terdiri atas salinan Keputusan Presiden tentang
pewarganegaraan, dan berita acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji
setia. Atas dasar bukti sah kewarganegaraan tsb, selanjutnya menteri
mengumumkan nama orang yang telah kewarganegaraan dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silahkan Anda
kerjakan latihan berikut !
Jelaskan apa yang dimaksud dengan warga negara!
Jelaskan beberapa kelemahan mendasar UU Kewarganegaraan Nomor 62 tahun
1958 sehingga perlu diganti dengan UU Nomor 12 tahun 2006!
Jelaskan tentang asas kewarganegaraan yang berlaku di Indonesia!
Jelaskan mengapa terbitnya UU Kewarganegaraan Nomor 12 tahun 2006
merupakan suatu terobosan!
Petunjuk Jawaban Latihan
Untuk menjawab soal-soal latihan di atas, silahkan Anda pelajari kembali
uraian materi KB 1 secara teliti dan cermat, terutama berkenaan dengan
pengertian warga negara, asas kewarganegaraan di Indonesia, arti penting
terbitnya UU Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia.
RANGKUMAN
Warga negara atau dalam bahasa Inggris disebut Citizen, dalam bahasa
Yunani yakni Civics (asal katanya Civicus) yang berarti penduduk sipil
(Citizen). Penduduk Sipil (Citizen) ini melaksanakan kegiatan demokrasi
secara langsung dalam suatu Polis atau negara kota (City State). Polis
adalah suatu organisasi yang berperan dalam memberikan kehidupan yang
lebih baik bagi warga negaranya.
Menurut Aristoteles, seseorang yang patut disebut sebagai warga negara
dalam suatu negara demokratis belum tentu dapat disebut sebagai warga
negara dalam sebuah negara oligarkis. Menurutnya, perbedaan bentuk
pemerintahan berpengaruh besar dalam menentukan/menetapkan siapakah warga
negara yang sesungguhnya dari suatu negara. Jadi menurut Aristoteles,
yang disebut warga negara adalah orang yang secara aktif ikut mengambil
bagian dalam kegiatan hidup bernegara, yaitu orang yang bisa berperan
sebagai orang yang diperintah, dan orang yang bisa berperan sebagai yang
memerintah. Orang yang diperintah dan yang memerintah itu sewaktu-waktu
dapat bertukar peran. Jadi, tegasnya, warga negara harus sanggup
memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara (Rapaar,
1993 : 67).
Sementara itu, Turner menjelaskan warga Negara adalah anggota dari
sekelompok manusia yang hidup atau tinggal di wilayah hukum tertentu.
Selanjutnya dikatakan bahwa hukum itu disusun dan diselenggarakan oleh
orang-orang yang memerintah, mengatur kelompok masyarakat tertentu.
Mereka yang ikut serta mengatur kelompok masyarakat secara bersama-sama
dikenal sebagai pemerintah (government). Atas dasar ini, secara singkat
warga negara sebagai “ a member of a group living under the rule of a
government”.
Ketentuan konstitusional yang mengatur warga negara terdapat pada Bab X
pasal 26 dan 27 UUD 1945 tentang Warga Negara dan Penduduk.
UU Kewarganegaraan yang terbaru adalah UU Nomor 12 Tahun 2006 yang
menggantikan UU Nomor 62 Tahun 1958 yang memiliki berbagai kelemahan
terutama adanya bentuk diskriminatif serta bertentangan dengan prinsip
persamaan derajat setiap warga negara.
Sebagaimana dikemukakan dalam bagian penjelasan UU Nomor 12 Tahun
2006 bahwa UU Kewarganegaraan yang lama tidak lagi sesuai dengan landasan
filosofis, yuridis, maupun sosiologis. Secara filosofis, undang-undang
ini masih mengandung ketentuan-ketentuan yang belum sejalan dengan
falsafah Pancasila, karena bersifat diskriminatif, kurang menjamin
pemenuhan hak asasi dan persamaan antara warga negara, serta kurang
memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak. Secara yuridis,
landasan konstitusional UU kewarganegaraan yang lama adalah UUD Sementara
1950 yang sudah tidak berlaku sejak Dekrit Presiden tahun 1959. Kemudian
secara sosiologis, UU kewarganegaraan yang lama sudah tidak lagi sesuai
dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari
masyarakat internasional dalam pergaulan global, yang menghendaki adanya
persamaan perlakuan dan kedudukan warga negara di hadapan hukum serta
kesetaraan dan keadilan gender.
Yang dimaksud warga negara Indonesia menurut pasal 4 UU Nomor 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia:
Butir Bunyi A Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan
negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara
Indonesia B Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
dan ibu Warga Negara Indonesia C Anak yang lahir dari perkawinan yang
sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu warga negara
asing D Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara asing dan ibu warga negara Indonesia;
E Anak yang lahir di luar
perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia; tetapi
ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hokum negara asal ayahnya
tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut; f Anak yang lahir
dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara
Indonesia; g Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang
ibu Warga Negara Indonesia; h Anak yang lahir di luar perkawinan yang
sah dari seorang ibu warga negara asing, yang diakui oleh seorang ayah
Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan
sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun dan/atau belum
kawin; i Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya;
j Anak
yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui; k Anak yang lahir di wilayah
negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya; l Anak yang
dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah
dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat
anak tersebut dilahirkan memberikan kewenangan kepada anak yang
bersangkutan; m Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan
permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Asas-asas kewarganegaraan Indonesia adalah:
Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara
tempat dilahirkan.
Asas ius soli ( law of the soil) secara terbatas adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran,
yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2006.
Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap anak.
Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewaraganegaraan ganda baik anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang ini.
Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 ini pada dasarnya tidak mengenal
kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan
(apatride). Adapun kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam
UU ini merupakan suatu pengecualian.
TES FORMATIF 1
Pilih satu jalaban yang paling benar untuk menjawab pertanyaan sebagai
berikut!
Warganegara adalah orang yang secara aktif ikut mengambil bagian dalam
kegiatan hidup bernegara, dikemukakan oleh
Turner
Aristoteles
A.S Hikam
Chandler
Berikut merupakan unsur-unsur pokok pengertian warga negara, kecuali
anggota suatu negara
keanggotaan tersebut ditetapkan berdasarkan perundangan
memiliki kedudukan yang sama
memiliki hak dan kewajiban yang tidak dijamin oleh UU
Undang-Undang yang mengatur kewarganegaraan Indonesia yang berlaku saat
ini adalah
Nomor 12 tahun 2006
Nomor 12 tahun 2007
Nomor 14 tahun 2006
Nomor 62 tahun 1958
Asas kewarganegaraan yang ditentukan berdasarkan keturunan disebut
ius soli
ius sanguinis
asas perkawinan
asas keturunan
Asas khusus dalam UU Nomor 12 tahun 2006 dimana tidak membedakan
perlakuan dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara
atas dasar suku, ras, agama, jenis kelaminan dan gender, adalah
asas keterbukaan
asas kepentingan nasional
asas perlindungan maksimum
asas nondiskriminatif
Berikut merupakan hal-hal yang menyebabkan kehilangan status
kewarganegaraan, kecuali
memperoleh status kewarganegaraan lain
masuk dalam dinas tentara asing tanpa ijin terlebih dahulu dari Presiden
mengangkat sumpah kepada negara asing
tugas belajar di luar negeri
Jaminan konstitusional kedudukan warganegara Indonesia adalah
pasal 27 ayat (1)
pasal 27 ayat (2)
pasal 26 ayat (1)
pasal 28 ayat (1)
Tatacara bagi orang asing untuk memperoleh kewarganegaraan Republik
Indonesia disebut
kewarganegaraan
pewarganegaraan
pewargaan
pewargaan negara
Kedudukan yang diperoleh seseorang yang didasarkan kepada keturunan atau
pewarisan secara turun temurun adalah
normative status
ascribe status
achieved status
normal status
Kelemahan secara sosiologis UU Kewarganegaraan Nomor 62 tahun 1958 adalah
diskriminasi terutama warga keturunan
belum sejalan dengan Pancasila
kurang menjamin pemenuhan hak asasi dan persamaan antar warganegara
tidak sesuai dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat Indonesia.
KEGIATAN BELAJAR 2
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
Apakah Hak dan Kewajiban itu?
Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang diatur dalam
konstitusi negara tersebut. Sebagai warga negara Indonesia, jaminan
tentang hak dan kewajiban warga negara tersebut diatur dalam kontitusi
atau Undang-Undang Dasar 1945. Sebelum membahas lebih jauh tentang macam
atau jenis hak dan kewajiban sebagai warga negara, akan dijelaskan
terlebih dahulu pengertian hak dan kewajiban tersebut.
Purbacaraka, sebagaimana dikutip Halim (1988) mengartikan hak adalah
suatu peranan yang boleh dilakukan dan boleh juga tidak dilakukan.
Sementara kewajiban adalah suatu peranan yang harus dilakukan atau yang
harus tidak dilakukan. Adapun unsur-unsur dasar dari setiap hak adalah :
(a) hak ialah suatu kebolehan, jadi bukanlah keharusan, (b) akibatnya,
seseorang atau suatu pihak tidaklah bisa dipaksa kalau ia tidak mau
menggunakan haknya, namun demikian juga sebaliknya, ia tidak bisa
dilarang kalau ia mau menggunakan haknya tersebut.
Kansil membedakan hak ke dalam dua jenis hak, yaitu hak mutlak dan hak
nisbi. Hak mutlak ialah hak yang memberikan wewenang kepada seorang untuk
melakukan sesuatu perbuatan, hak mana dapat dipertahankan terhadap
siapapun juga, dan sebaliknya setiap orang juga harus menghormati hak
tersebut. Hak mutlak ini selanjutnya dibagi dalam tiga golongan yaitu (a)
hak asasi manusia, misalnya hak untuk memeluk agama, hak untuk hidup, dan
sebagainya, (b) hak publik mutlak,misalnya hak negara untuk memungut
pajak dari rakyatnya, dan (c) hak keperdataan, misalnya hak marital (hak
seorang suami untuk menguasai istrinya dan harta benda istrinya), hak
perwalian, hak pengampuan dan sebagainya.
Sementara itu, yang dimaksud hak nisbi atau hak relatif ialah hak yang
memberikan wewenang kepada seorang tertentu atau beberapa orang tertentu
untuk menuntut agar seseorang atau beberapa orang lain tertentu
memberikan sesuatu, melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Hak
relatif ini sebagian besar terdapat dalam hukum perikatan yang timbul
berdasarkan persetujuan-persetujuan dari pihak-pihak yang bersangkutan.
Selanjutnya perlu dikemukakan unsur-unsur dasar dari setiap
kewajiban, yang menurut Halim (1988) ialah : (a) kewajiban ialah suatu
keharusan, (b) akibatnya seseorang atau suatu pihak dapat dipaksa untuk
melaksanakan kewajibannya dan dapat dikenakan sanksi atau hukuman bila ia
tidak mau menjalankan kewajibannya itu.
Dalam menggunakan haknya, setiap orang harus memperhatikan beberapa
aspek, sebagai berikut :
Aspek kekuatan, yaitu kekuasaan atau wewenang untuk melaksanakan hak
tersebut. Setiap hak walaupun betapa besarnya dan betapapun juga
mutlaknya, namun jika pemegangnya tidak mempunyai kekuatan atau
kekuasaan/wewenang untuk menggunakannya, maka tentu saja segala hak
tersebut tidak ada gunanya sama sekali.
Aspek perlindungan hukum (proteksi hukum) yang melegalisir atau mensahkan
aspek kekuasaan atau wewenang yang memberi kekuatan bagi pemegang hak
mutlak untuk menggunakan haknya tersebut.
Aspek pembatasan hukum (restriksi hukum) yang membatasi dan menjaga
jangan sampai terjadi penggunaan hak oleh suatu pihak yang melampaui
batas (kelayakan dan kepantasan) sehingga menimbulkan akibat kerugian
bagi pihak lain. (Ridwan Halim, 1988:178).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka hak yang kita miliki, dalam
penggunaannya harus memperhatikan atau mempertimbangkan hak orang lain
juga. Dapat juga dikatakan bahwa kebebasan kita menggunakan hak,
sesungguhnya dibatasi oleh hak orang lain, demikian juga sebaliknya.
Dalam melaksanakan kewajiban, maka aspek-aspek yang perlu
diperhatikan adalah :
Aspek kemungkinan dalam arti kelogisan bahwa pihak yang berkewajiban itu
sungguh mungkin dan mampu untuk dapat mengemban kewajibannya dengan
sebagaimana mestinya.
Aspek perlindungan hukum yang melegalisir atau mensahkan kedudukan pihak
yang telah melaksanakan kewajibannya sebagai orang atau pihak yang harus
dilindungi dari adanya tuntutan atau gugatan terhadapnya, bila ia telah
melaksanakan kewajibannya dengan baik.
Aspek pembatasan hukum, yang membatasi dan menjaga agar pelaksanaan
kewajiban oleh setiap pihak yang bersangkutan jangan sampai kurang dari
batas minimalnya sehingga menimbulkan kerugian bagi pihak lain.
Aspek pengecualian hukum, yang merupakan suatu aspek yang memuat
pertimbangan “jiwa hukum” dalam menghadapi pelaksanaan kewajiban oleh
seseorang atau suatu pihak yang tidak memadai.
Setelah pengertian hak dan kewajiban sebagaimana dijelaskan di atas dapat
dipahami dengan baik, selanjutnya muncul pertanyaan dimanakah hak-hak dan
kewajiban warga negara tersebut dijamin ? Setiap negara mempunyai
konstitusi atau hukum dasar negara yang dijadikan sebagai pedoman dasar
dalam mengatur kehidupan negaranya. Dalam kaitan ini, hak dan kewajiban
warga negara dicantumkan dalam konstitusi sebagai bentuk jaminan
(proteksi) terhadap hak dan kewajiban tersebut. Menurut para ahli, pada
dasarnya dalam konstitusi diatur (a) frame of government atau kerangka
pemerintahan, dan (b) jaminan terhadap hak asasi manusia (human rights).
Jadi, jelas kiranya bahwa hak dan kewajiban warga negara telah diatur dan
dijamin dalam konstitusi negara, sehingga siapapun atau pihak manapun
juga tidak dapat mengganggu hak-hak dan kewajiban tersebut.
Aristoteles mengatakan bahwa warga negara yang bertanggungjawab adalah
warga negara yang baik, sedangkan warga negara yang baik ialah warga
negara yang memiliki keutamaan (exellence) atau kebajikan (virtue) selaku
warga negara. Berkaitan dengan keutamaan atau kebajikan itu, Plato
mengemukakan ada empat keutamaan atau kebajikan yang dihubungkan dengan
tiga bagian jiwa manusia. Keempat kebajikan itu ialah pengendalian diri
(temperance) yang dihubungkan dengan nafsu, keperkasaan (fortitude) yang
dihubungkan dengan semangat (thumos), kebijaksanaan atau kearofan yang
dihubungkan dengan akal (nous), dan keadilan yang dihubungkan dengan
ketiga bagian jiwa manusia itu. (Rapaar, 1993). Untuk menyederhanakannya
dapat divisualisasikan dalam tabel berikut :
Keutamaan atau kebajikan Jiwa manusia Pengendalian diri (temperance)
Keperkasaan (fortitude)
Kebijaksanaan atau kearifan
Keadilan Nafsu (ephitumia)
Semangat (thumos)
Akal (nous)
Nafsu, semangat, dan akal
Berbeda dengan pandangan Plato sebagaimana dikemukakan di atas,
Aristoteles tidak menghubungkan keutamaan atau kebajikan itu dengan
bagian-bagian jiwa manusia. Dalam pandangan Aristoteles, keutamaan atau
kebajikan bagi setiap manusia sesuai dengan fungsi dan peranannya yang
harus dilihat secara utuh. Berkenaan dengan kebajikan atau keutamaan
selaku warga negara, Aristotelesa mengatakan bahwa fungsi warga negara
itu berbeda-beda satu dengan yang lainnya, bahkan dalam suatu negara,
sesungguhnya terdiri dari warga negara yang beragam atau berbeda-beda.
“the virtue of all the citizens cannot therefore, be one…” demikian
ungkapan singkat Aristoteles. Maknanya adalah kebajikan seluruh warga
negara tidak mungkin hanya satu, melainkan sesuai dengan kepelbagaian
fungsi dan peranan seseorang dalam negara, demikian juga kepelbagaian
keutamaan atau kebajikan itu.
Dalam analisis kami, pandangan Aristoteles tentang kebajikan atau
keutamaan sebagai warga negara lebih realistis dan masih sangat relevan
dengan keadaan dalam konteks kehidupan warga negara saat inipun. Dalam
kehidupan suatu negara, adanya keragaman individu warga negara serta
status dan peran merupakan suatu hal yang tak terbantahkan. Karenanya,
dalam mengaktualisasikan fungsi dan perannya itu dilakukan dengan cara
dan bentuk yang berbeda pula.
Selanjutnya, berbicara tentang hak warga negara,
pada hakekatnya, Hak
Asasi Manusia dapat digolongkan ke dalam pembagian sebagai berikut :
Hak Sipil dan Politik, yang meliputi :
Right to life – Hak untuk hidup
Right to liberty and security of person– Hak atas kebebasan dan keamanan
dirinya
Right to equality before the courts and tribunals- Hak atas kesamaan di
muka badan-badan peradilan.
Right to freedom of thought, conscience and religion- Hak atas kebebasan
berpikir, mempunyai keyakinan, beragama.
Right to hold opinions without interfence- Hak untuk berpendapat tanpa
mengalami gangguan.
Right to peaceful assembly- Hak atas kebebasan berkumpul secara damai
Right to freedom of association- Hak untuk berserikat.
Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, yang meliputi :
Right to work- hak atas pekerjaan
Right to form trade unions- Hak untuk membentuk serikat pekerja
Right to social security- Hak atas pensiun
Right to an adequate standard of living himself and his family, including
adequate food, clothing, and housing- Hak atas tingkatan kehidupan yang
layak bagi dirinya dan keluarganya, termasuk makanan, pakaian, dan
perumahan yang layak.
Right to education- Hak atas pendidikan.
Untuk memperoleh gambaran tentang masing-masing hak di atas, berikut akan
diuraikan secara singkat dan jelas.
Hak Sipil dan Politik
Menurut Miriam Budiardjo (1989), hak-hak politik pada hakekatnya
mempunyai sifat melindungi individu terhadap penyalahgunaan kekuasaan
oleh pihak penguasa. Maka untuk melaksanakan hak politik tersebut yakni
dengan mengatur peranan pemerintah melalui perundang-undangan, agar
campur tangannya dalam kehidupan warga masyarakat tidak melampaui batasbatas tertentu.
Jadi dengan adanya jaminan hak politi tersebut warga negara dapat hidup
dengan bebas dan tanpa tekanan dari pihak penguasa. Dengan demikian,
dampak positif yang timbul adalah adanya keberanian dan kreativitas dari
warga masyarakat untuk berbuat dan menciptakan sesuatu yang berguna untuk
kehidupan dirinya, keluarganya, serta masyarakat.
Untuk memperoleh gambaran tentang cakupan hak-hak sipil dan politik
sebagaimana dikemukakan di atas, berikut akan dipaparkan beberapa jenis
hak sipil dan politik, yaitu :
Hak untuk hidup
Tuhan Yang Maha Kuasa telah memberikan karunia yang sangat besar kepada
manusia, diantaranya diberikannya kehidupan di muka bumi dengan sejumlah
isinya yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kelangsungan hidup
manusia. Dengan kekuasaan-Nya, Tuhan Yang Maha Esa menghamparkan jagad
raya ini untuk dijadikan perenungan bagi umat manusia yang beriman
kepada-Nya.
Jaminan hak untuk hidup dinyatakan dalam Piagam PBB tentang HAM 10
Desember 1948, terutama pada pasal 3 yang menyatakan bahwa “setiap orang
berhak atas penghidupan, kemerdekaan, dan keselamatan pribadinya”.
Kemudian dinyatakan pula dalam Kovenan (perjanjian) internasional tentang
hak sipil dan politik. Selanjutnya dikuatkan oleh Deklarasi Kairo (Cairo
Declaration on Human Right in Islam), yang dirumuskan pada tahun 1990,
pada pasal 2 dinyatakan sebagai berikut :
Kehidupan adalah berkah Tuhan dan untuk hidup dijamin bagi tiap umat
manusia . Merupakan tugas dari setiap individu, masyarakat, dan negara
untuk melindungi hak hidup dari setiap pelanggaran apapun dan dilarang
untuk mencabut kehidupan kecuali berdasarkan syari’at.
Dilarang untuk memilih jalan tersebut yang dapat mengakibatkan sebagai
suatu cara yang memperbolehkan pemusnahan suatu bangsa umat manusia.
Adalah ketentuan dari Allah untuk wajib dipatuhi, sesuai dengan syari’at
bahwa kehidupan seluruh umat manusia harus dilindungi sampai akhir massa.
Perlindungan dari penganiayaan adalah hak seseorang yang wajib dijamin,
dan merupakan kewajiban negara untuk melindunginya serta dilarang untuk
melanggarnya tanpa berdasarkan syari’at.
Pasal-pasal di atas secara jelas dan tegas menggambarkan pentingnya
melindungi hak hidup yang dimiliki oleh manusia. Melanggar hak hidup
tersebut berarti melakukan tindakan yang melanggar konstitusi. Dengan
adanya jaminan perlindungan hak hidup tersebut, manusia dapat
melaksanakan berbagai aktivitas kehidupannya tanpa rasa takut, atau
adanya tekanan dari pihak luar atau pemerintah sekalipun.
Hak atas Persamaan dan kebebasan
Setiap orang dipandang sama di depan hukum dan perundang-undangan.
Maksudnya adalah seluruh manusia di depan Undang-Undang memiliki
persamaan dari segi hak, kewajiban, dan perlindungan hukum. Karenanya
dalam setiap konstitusi ditetapkan adanya persamaan itu, juga di dalam
hukum positif, serta hukum internasional (Djaali, 2003).
Dalam pasal 7 Deklarasi Universal ditegaskan bahwa semua orang sama
di depan hukum dan berhak memperoleh perlindungan hukum tanpa dibedabedakan. Semua orang berhak memperoleh perlindungan yang sama terhadap
diskriminasi yang melanggar deklarasi ini dan terhadap semua hasutan
apapun semacam itu.
Demikian juga pernyataan dalam pasal 2 Deklarasi Universal bahwa
setiap orang mempunyai hak dan kebebasan yang tercantum dalam deklarasi
ini tanpa adanya perbedaan apapun seperti perbedaan ras, warna kulit,
jenis kelamin, bahasa, agama, tahanan politik atau faham lain, nasional
atau asal usul sosial, hak milik, kelahiran atau status yang lain. Juga
ditegaskan, tidak boleh melakukan perbedaan atas dasar perbedaan politik,
kedudukan hukum dan status internasional dari wilayah atau negara dimana
orang tersebut termasuk, baik negara merdeka, wilayah perwalian, wilayah
yang tidak berpemerintah sendiri atau di bawah wilayah lain yang
kedaulatannya dibatasi.
Berdasarkan pasal-pasal di atas, nampak sangat jelas betapa
persamaan setiap orang di depan hukum itu perlu ditegakkan, tanpa
membeda-bedakannya satu sama lainnya. Inilah sebetulnya makna pokok
persamaan itu. Jika dalam kenyataannya masih ada tindakan-tindakan
diskriminatif yang ditunjukkan oleh penguasa atau lembaga pengadilan,
maka hal itu mengindikasikan belum terjaminnya hak persamaan di hukum dan
perundang-undangan oleh negara itu.
Jaminan persamaan juga ditegaskan dalam pasal 26 Kovenan Politik
yang menyatakan, “dalam hal ini hukum harus melarang diskriminasi apapun
dan menjamin kepada semua orang perlindungan yang sama dan efektif dari
diskriminasi dengan alasan apapun”.
Penegasan lain dinyatakan dalam pasal 19 Deklarasi Kairo, yakni :
Semua individu adalah sederajat di muka hukum tanpa ada perbedaan antara
yang memerintah dan yang diperintah.
Hak untuk mendapatkan keadilan dijamin bagi setiap orang.
Tanggungjawab adalah dipikul oleh setiap orang yang melakukan;
Tidak boleh ada kejahatan atau penghukuman kecuali ditetapkan oleh
syari’at
Terdakwa dinyatakan tidak bersalah sampai ia terbukti bersalah di
pengadilan dimana ia diberi jaminan untuk membela diri.
Kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat
Manusia adalah makhluk Tuhan yang dikaruniai akal atau pikiran. Dengan
akal pikiran tersebut manusia dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat
bagi kehidupannya. Juga dengan akal manusia dapat memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupannya. Karunia Tuhan berupa akal tersebut harus
disyukuri oleh manusia dengan cara mengembangkan akal pikiran tersebut
untuk kemajuan dan kebaikan atau kemaslahatan hidup manusia. Hal
tersebut dilakukan dengan cara mengembangkan aktivitas berpikir. Dalam
kaitan ini, Boechenski, yang dikutip Suriasumantri (1995) mendefinisikan
berpikir sebagai perkembangan ide dan konsep. Pengertian tersebut lebih
ditekankan pada berpikir keilmuan, yakni pemikiran yang sungguh, artinya
suatu cara berpikir yang berdisiplin, serta mengarah pada tujuan
tertentu.
Sementara itu, dalam pandangan Djaali (2003) berpikir merupakan
aktualisasi batindan tersembunyi dalam lubuk hati. Jika pikiran
diungkapkan dalam bentuk lahir dan disampaikan kepada orang dengan cara
yang jelas atau berbentuk argumentasi, maka pengaruhnya lebih besar,
lebih mudah dipahami dan lebih luas. Pernyataan yang diungkapkan dari
pikiran batin itu dinamakan dengan “menyampaikan pendapat”.
Karena berpikir itu merupakan aktifitas batin, maka perlu adanya
jaminan untuk mengaktualisasikan berpikir itu sebagai wujud penghargaan
atas potensi kodrati yang melekat dalam diri manusia. Bayangkan olehmu,
seandainya tidak ada jaminan kebebasan berpikir pada diri manusia, apa
yang akan terjadi. Yang jelas manusia tidak hidup secara normal, karena
potensinya kurang dapat atau sama sekali tidak dapat dikembangkan, karena
adanya pengekangan atau “pengerangkengan” aktifitas berpikir.
Jaminan kebebasan berpikir dinyatakan dalam berbagai deklarasi,
diantaranya dalam Deklarasi Internasional tentang HAM pasal 19 yakni
“setiap orang berhak atas kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat,
dalam hal termasuk kebebasan mempunyai pendapat dengan tidak mendapat
gangguan, dan atau mencari, menerima dan menyampaikan keterangan dan
pendapat dengan cara apapun juga dan dengan tidak memandang batas-batas
geografis”.
Perincian pasal 19 tersebut dituangkan dalam Kovenan Internasional
tentang hak-hak sipil dan politik sebagai berikut :
Setiap orang berhak untuk mempunyai pendapat tanpa adanya gangguan.
Setiap orang berhak untuk menyatakan pendapat; hak ini mencakup kebebasan
mencari, menerima dan menyampaikan keterangan, tanpa memperhatikan
pembatasan, baik secara lisan, melalui tulisan ataupun cetakan, dalam
bentuk seni, atau media lain menurut pilihannya.
Pelaksanaan hak-hak yang disebut dalam ayat 2 pasal ini membawa kewajiban
dan tanggungjawab khusus. Oleh karena itu, pelaksanaan hak-hak tersebut
bisa dikenai pembatasan tertentu, tetapi pembatasan ini hanya
diperkenankan sepanjang ditetapkan dalam Undang-Undang dan perlu :
untuk menghormati hak-hak dan nama baik orang lain.
untuk melindungi keamanan nasional dan ketertiban umum atau kesehatan
masyarakat dan kesusilaan.
Pernyataan lain ditegaskan dalam pasal 18 ayat (1) Kovenan Internasional,
yakni “setiap orang mempunyai hak kebebasan berpikir, mengikuti
kecenderungan hati nurani, dan agama.
Sementara itu dalam Deklarasi Kairo, dinyatakan tentang kebebasan
berekspresi dan berpendapat, sebagaimana tercantum dalam pasal 22,
sebagai berikut :
Setiap orang berhak untuk mengekspresikan pendapatnya secara bebas dalam
berbagai cara asal tidak bertentangan prinsip-prinsip syari’at.
Setiap orang berhak untuk membela apa yang menjadi haknya dan menyatakan
apa yang menurutnya baik dan memerangi apa yang salah dan menghambat
pelaksanaan norma-norma syari’at islam.
Informasi adalah kebutuhan penting bagi masyarakat, informasi tidak boleh
dieksloitasi atau disalahgunakan dalam berbagai cara yang mungkin
melanggar kesucian dan martabat, kemerosotan moral dan nilai-nilai etika
atau disintegrasi, korupsi dan kerugian masyarakat atau melemahnya
kesetiaan.
Dari beberapa kutipan pasal-pasal yang tertuang dalam berbagai
dokumen internasional di atas, yang memberikan jaminan tentang kebebasan
berpikir dan menyatakan pendapat, Djaali (2003) mencatat ada 3 (tiga) hal
penting untuk dipahami, yaitu :
Manusia sejak lahir telah dianugerahkan kemampuan berupa berpikir,
merenung, dan mencermati segala sesuatu yang tampak di sekitarnya serta
dibalik sesuatu yang tidak tampak.
Diberikan kebebasan mengemukakan pikiran, gagasan serta tanggapannya
terhadap keadaan lingkungan, situasi yang terjadi atau segala sesuatu
yang dia mengerti.
Meskipun terdapat kebebasan menyatakan pendapat baik secara lisan maupun
tulisan, tetapi tetap ada batasan-batasan yang perlu diperhatikan
kaitannya dengan undang-undang yang telah mengatur hal tersebut, atas
dasar pertimbangan ketertiban umum, keselamatan negara, serta demi
menjaga kepentingan orang banyak.
Perlu ditegaskan pula, sekalipun manusia punya kebebasan berpikir dan
menyatakan pendapat, namun dalam pelaksanaannya tetap harus berpegang
pada kaidah-kaidah atau norma-norma yang berlaku, agar tidak menimbulkan
hal-hal yang merugikan diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara.
Hak untuk berkumpul dan berserikat
Manusia adalah makhluk yang hidup bermasyarakat (homo socius), dimana ia
tak dapat hidup tanpa bantuan atau pertolongan orang lain. Bahkan, Magnis
Suseno (1992) berpandangan, bahwa kebermaknaan hidup manusia akan
diperoleh pada saat ia ada di tengah-tengah masyarakat. Dengan kata lain,
di masyarakatlah manusia dapat menemukan eksistensi (keberadaan) dirinya,
baik secara fisik-biologis, maupun secara mental-psikologis.
Berkumpul bagi manusia merupakan suatu kebutuhan, karena lewat kegiatan
berkumpul tersebut, baik dalam organisasi, pertemuan-pertemuan, rapatrapat, dan sebagainya setiap orang dapat bertukar pikiran (sharing idea)
tentang berbagai persoalan. Kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat
kurang lengkap tanpa adanya kebebasan berkumpul, karena ia merupakan
wahana untuk mengekspresikan gagasan, pendapat, atau ide untuk
kepentingan sesama anggota masyarakat.
Apakah kebebasan berkumpul itu sesungguhnya ? Djaali (2003) menegaskan
bahwa kebebasan berkumpul adalah kebebasan melakukan pertemuan-pertemuan
khusus maupun umum. Diantaranya mengadakan pertemuan-pertemuan, rapat,
ceramah, diskusi, dan kegiatan sejenis lainnya. Bentuk perkumpulan
tersebut dapat dilihat dari berbagai sisi, jenis, bentuk, dan
tingkatannya. Ada yang dibentuk karena persamaan profesi, cita-cita, dan
ideologi, latar belakang almamater, asal usul daerah, kesamaan visi dan
kepentingan politik, karena situasi politik, kesamaan program kerja, dan
sebagainya.
Betapa pentingnya berkumpul atau berorganisasi itu bagi manusia, sampaisampai seorang pakar yang bernama Amitai Etzioni pernah menyatakan, bahwa
mulai dari lahir sampai meninggal, manusia dalam keadaan berorganisasi.
Mungkin yang dimaksudkan disini adalah betapa hidup bersama itu merupakan
sesuatu yang tak dapat dipisahkan dari hidup dan matinya manusia. Lewat
perkumpulan-perkumpulan sesama manusia, manfaat yang dapat diperoleh
sangat banyak, diantaranya :
Sarana untuk saling memberi;
Agar saling melengkapi kekurangan atau keterbatasan masing-masing;
Wahana untuk saling mengevaluasi diri, dalam rangka menata ke arah yang
lebih baik dan sempurna ke depannya lagi.
Gambaran di atas menunjukkan betapa kebebasan berkumpul itu harus dijamin
oleh konstitusi, karena merupakan salah satu hak asasi manusia, khusunya
hak sipil dan politik.
Salah satu jaminannya ada pada pasal 20 Deklarasi HAM sedunia yang
ditetapkan pada tanggal 10 Desember 1948, yang intinya adalah bahwa
setiap manusia mempunyai kebebasan untuk ikut serta dalam perkumpulan dan
pertemuan. Selanjutnya, dituangkan juga dalam kovenan internasional
tentang hak-hak sipil dan politik, terutama pasal 21 yang menyatakan,
bahwa “tidak dibenarkan mengikat penggunaan hak berkumpul dengan syarat
apapun selain yang ditetapkan oleh undang-undang dan dikehendaki oleh
keadaan darurat dalam masyarakat demokrasi untuk menjaga keamanan
nasional, keselamatan umum, ketertiban umum, kesopanan umum atau untuk
memelihara hak-hak orang lain dan kebebasannya”.
Pasal itu memberikan makna bahwa kebebasan untuk mengadakan
perkumpulan dan pertemuan harus dipergunakan sesuai dengan peraturanperaturan yang berlaku, yang tidak boleh bertentangan dengan keamanan
nasional, keselamatan umum, ketertiban umum. Kesopanan umum, dan untuk
memelihara hak-hak orang lain. Demonstrasi misalnya, merupakan perwujudan
kebebasan berkumpul dan kebebasan berbicara, namun dalam pelaksanaannya
mesti mempertimbangkan kepentingan umum, atau dengan kata lain tidak
boleh merusak fasilitas-fasilitas umum (vandalisme) yang pada akhirnya
akan merugikan diri sendiri dan masyarakat banyak.
Hak Beragama
Hak asasi manusia yang paling asasi adalah hak untuk memeluk agama sesuai
dengan keyakinan masing-masing. Agama merupakan sumber motivasi dan
inspirasi yang paling tinggi dan tak pernah kering. Ia menuntun manusia
untuk meraih kebahagiaan hakiki, dan menyelamatkan manusia dari berbagai
kondisi kehidupan yang nista. Namun tidak jarang, agama dipahami secara
sempit dan bersifat eksklusif oleh penganutnya, dan bahkan disertai
perasaan curiga yang berlebihan dan tanpa alasan antarpemeluk agama. Hal
inilah justeru yang memicu timbulnya konflik. William Liddle, seorang
pengamat politik Amerika yang Indonesianist, pernah menyatakan bahwa, ada
dua jenis konflik yang akan mengganggu jalannya konsolidasi demokrasi,
yakni konflik berbasis agama, dan konflik berbasis SARA.
Dalam Konferensi se-dunia tentang Agama dan Perdamaian (World Conferency
on Religion and Peace) yang dilaksanakan di Monash University, Melbourne,
Australia pada tanggal 21-28 Januari 1989, dikemukakan bahwa agama
berperan penting dalam mencari solusi atas konflik yang timbul dalam
kehidupan bangsa dan antarbangsa, guna mencapai perdamaian kehidupan
bangsa. Hal ini diwujudkan dengan mengembangkan sikap saling percaya
diantara sesama pemeluk agama yang berbeda. Disinilah pentingnya
toleransi kehidupan beragama. Victor Tanja, sebagaimana dikutip Djaali
(2003) berpandangan, bahwa toleransi diartikan sebagai suatu kerelaan
untuk menerima kenyataan adanya orang lain di sekitar kita. Dalam konteks
beragama, toleransi merupakan suatu kerelaan dan kesediaan secara penuh
hormat dalam suatu dialog secara terus menerus tanpa perlu dipengaruhi
leh pendapat lain dalam dialog tersebut. Toleransi pada dasarnya
merupakan sikap ketiadaan kesewenang-wenangan terhadap orang lain pada
dasarnya merupakan hakikat nilai-nilai dasar dari Hak Asasi Manusia.
Beberapa jaminan HAM beragama diantaranya tercantum dalam pasal 18
Universal Declaration of Human Rights, yakni :
Setiap orang mempunyai kebebasan atas pikiran, keinsyafan batin dan
agama, dalam hal ini termasuk kebebasan berganti agama dan kepercayaan.
Setiap orang mempunyai kebebasan untuk menyatakan agama atau kepercayaan
dengan cara mengajarkannya, melaksanakannya, beribadat dan menaatinya.
Kebebasan sebagaimana termaksud dalam butir (b) tersebut dapat
dilaksanakan baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain, dan
baik di tempat umum maupun tempat pribadi.
Sedangkan dalam pasal 18 ayat (2), ditegaskan, tidak seorangpun dapat
dipaksa sehingga mengurangi kebebasannya menganut agama atau kepercayaan
pilihannya sendiri. Namun demikian konvensi tentang hak sipil dan
politik juga membenarkan pembatasan yang dilakukan dengan Undang-Undang,
sepanjang pembatasan itu untuk kepentingan keamanan, ketertiban,
kesehatan, kesusilaan umum atau hak-hak asasi dan kebebasan orang lain.
Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya
Hak Ekonomi
Yang menjadi tujuan pencantuman hak ekonomi sebagai bagian dari Hak-hak
Asasi Manusia adalah untuk mengidentifikasikan wilayah-wilayah mana pada
bidang ekonomi, pertimbangan-pertimbangan moral yang dapat dijadikan
pedoman umum bagi aksi-aksi individu, serta bagi institusi-institusi
sosial dan politik. (Djaali, 2003).
Hak-hak Ekonomi meliputi :
Kebebasan atas hak milik;
Hak mendapatkan pekerjaan;
Hak mendapatkan kesempatan yang sama dalam bekerja;
Hak terhadap produksi;
Hak menyangkut konsumsi;
Hak atas pangan.
Hak Atas Pelayanan Kesehatan
Hak pelayanan kesehatan disini tidak semata-mata berorientasi pada
pengobatan berbagai jenis penyakit, melainkan juga berorientasi kepada
sikap dan perilaku hidup sehat yang dimiliki masyarakat, termasuk
lingkunan yang sehat. Organisasi Kesehatan Se-dunia atau WHO (World
Health Organization) merekomendasikan indikator orang sehat, dari tiga
aspek, yaitu (1) sehat jasmai, (2) sehat rohani, dan (3) sehat dalam
pergaulan sosial.
Dengan kesehatan yang memadai, maka perwujudan warga negara yang berperan
aktif dalam kegiatan pembangunan tidak banyak mengalami kesulitan.
Dalam pasal 25 ayat (1) Universal Declaration of Human Rights,
dinyatakan bahwa, “setiap orang berhak atas tingkat hidup yang menjamin
kesehatan dan keadaan baik untuk dirinya dan keluarganya, termasuk
makanan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatannya serta usaha sosial
yang diperlukan; dan berhak atas jaminan pada waktu mengalami
pengangguran, menderita sakit, mengalami cacat, menjadi janda, mencapai
usia lanjut atau mengalami kekurangan nafkah dan lain-lain keadaan di
luar kemampuannya’.
Dalam perjanjian internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan
Budaya, tahun 1966, dalam pasal 12, ditegaskan yaitu :
Mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar tertinggi yang dapat
dicapai untuk kesehatan jasmani dan rohani.
Untuk pelaksanaan hak di atas, langkah-langkah yang diambil meliputi :
Ketentuan untuk penurunan angka kelahiran dan angka kematian bayi serta
untuk perbaikan kesehatan anak.
Perbaikan seluruh aspek kesehatan lingkungan industri.
Pencegahan perawatan, dan pengawasan terhadap penyakit epidemik, endemik,
penyakit karena pekerjaan lainnya.
Pencipataan kondisi yang akan menjamin semua pelayanan kesehatan dan
pemeriksaan kesehatan seandainya menderita sakit.
Jika dirinci maka hak pelayanan kesehatan meliputi :
Mendapatkan perawatan kesehatan
Mendapatkan makanan dan gizi yang baik
Mengurangi resiko kematian ibu dan bayi pada saat melahirkan.
Penurunan angka kelahiran dan angka kematian bayi serta untuk perbaikan
kesehatan anak.
Perbaikan seluruh aspek kesehatan lingkungan industri
Pencegahan, perawatan, dan pengawasan terhadap penyakit epidemik,
endemik, penyakit karena pekerjaan lainnya.
Penciptaan kondisi yang akan menjamin semua pelayanan kesehatan dan
pemeriksaan kesehatan seandainya menderita sakit.
Mendapat perawatan kesehatan sebelum dan sesudah kelahiran yang tepat
untuk para ibu.
Mendapatkan pelayanan keluarga berencana.
Hak Memperoleh pendidikan
Pendidikan sangat penting dalam rangka mengembangkan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM). Tanpa pendidikan, sangat sulit untuk mewujudkan kualitas
SDM yang handal dan dapat diandalkan untuk pembangunan bangsa. Karena hak
memperleh pendidikan dan pengajaran bagi warga negara harus mendapatkan
perhatian yang serius dari kalangan pemerintah.
Dalam arti yang luas, pendidikan diartikan sebagai upaya yang
sistematik untuk meningkatkan kedewasaan manusia, agar mampu dan
terampil, serta cerdas dalam melaksanakan aktivitas dalam kehidupannya.
Dalam Deklarasi Hak Asasi Anak, disebutkan bahwa anak diberi hak untuk
menerima pendidikan, secara bebas dan wajib, paling tidak dalam tingkat
dasar. Anak diberi pendidikan yang akan mengembangkan budaya pada
umumnya, dan memungkinkan anak atas dasar kesempatan yang sama,
mengembangkan kemampuannya, pertimbangan pribadi, dan kesadarannya akan
moral dan tanggungjawab sosial, dan untuk menjadi anggota masyarakat yang
berguna.
Sementara itu dalam pasal 26 ayat (1) Deklarasi Universal tentang
HAM dinyatakan bahwa, setiap orang berhak mendapat pengajaran. Pengajaran
harus cuma-cuma setidak-tidaknya dalam tingkatan terendah dan tingkatan
dasar. Pengajaran sekolah rendah harus diwajibkan. Pengajaran teknik
harus terbuka bagi semua orang dan pengajaran tinggi harus dapat dimasuki
dengan cara yang sama oleh semua orang, berdasarkan kecerdasan.
3. Kompetensi Dasar Warga Negara
Kompetensi umumnya diartikan sebagai kemampuan yang direfleksikan dalam
perilaku atau perbuatan sehari-hari. Warga negara sebagai bagian penting
dari eksistensi negara sudah barang tentu dituntut untuk memiliki
kompetensi atau kemampuan-kemampuan yang direfleksikan dalam sikap,
perilaku atau perbuatan sebagai warga masyarakat dan warga negara.
Dalam kaitan ini, Ricey mengemukakan ada enam kompetensi warga
negara yaitu (1) kemampuan memperoleh informasi dan menggunakan
informasi, (2) membina ketertiban, (3) membuat keputusan, (4)
berkomunikasi, (5) menjalin kerjasama, dan (6) melakukan berbagai macam
kepentingan secara benar. Selanjutnya, kami akan memberikan uraian
analisis tentang kompetensi warga negara tersebut bertitik tolak dari 5
(lima) kompetensi warga negara sebagaimana dikemukakan Ricey di atas.
Kemampuan memperoleh dan menggunakan informasi
Futurolog terkenal yakni Alfin Toffler mengatakan bahwa era kehidupan
manusia dewasa ini adalah masyarakat informasi sebagai perkembangan dari
era kehidupan masyarakat sebelumnya yakni masyarakat industri. Dalam era
masyarakat informasi tersebut, maka informasi memegang peran penting
dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dengan tegas Toffler mengatakan
“siapa yang menguasai informasi maka dialah yang akan menguasai dunia.”
Tentunya, jika ditelaah pernyataan Toffler tersebut, sesungguhnya
tidaklah berlebihan, justeru dalam konteks kehidupan saat ini banyak
mengandung kebenarannya.
Masyarakat informasi ditandai dengan kemajuan yang cukup pesat dalam
bidang teknologi informasi atau dikenal pula Information Tecnology, yang
memberikan peluang dan kemudahan bagi setiap orang untuk memperoleh
informasi dalam waktu yang relatif singkat. Berbagai media teknologi
informasi seperti internet saat ini telah menjadi media yang sangat
membantu setiap dalam mengakses informasi dari berbagai penjuru dunia.
“Booming information” demikian para ahli mengatakan, untuk menggambarkan
betapa informasi dewasa ini hadir dalam jumlah yang cukup besar serta
intensitas waktu yang relatif sangat cepat.
Dalam konteks ini, warga negara harus mampu mencari untuk memperoleh
informasi tersebut dalam rangka mengembangkan wawasannya tentang berbagai
hal. Seorang ahli komunikasi yang bernama Jack Marquardt menganalogikan
orang yang tidak mampu menerima informasi diibaratkan seperti dinosaurus
modern. Apabila setiap warga negara mampu mencari informasi serta
menggunakan informasi tersebut, maka akan banyak memperoleh kemanfaatan,
diantaranya yaitu :
Memperluas wawasan pemikirannya, sebab dengan informasi orang akan
terbuka pola pikirannya yang sangat memungkin baginya untuk berkembang
dan meningkat daya pikirnya.
Mengetahui perkembangan informasi yang terjadi, sehingga ia tidak
digolongkan sebagai orang yang ketinggalan informasi.
Meningkatkan keterampilan mengambil keputusan (decision making) atas
masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya sehari-hari.
Mendorong keterampilan berpikir kritis dan kreatif, yang sangat menunjang
terwujudnya karakter warga negara yang cerdas, bertanggungjawab, dan
berpartisipasi.
2. Menjaga dan membina ketertiban
Setiap orang menghendaki suasana kehidupan yang aman dan tertib, sehingga
memberikan peluang besar untuk mewujudkan segala aspirasi dan cita-cita
kehidupannya. Sebaliknya, dalam suasana kehidupan yang tidak aman dan
tidak tertib, maka akan sangat menghambat upaya mewujudkan tatanan
kehidupan yang dicita-citakan. Oleh karena itulah, setiap warga negara
harus mampu menciptakan dan membina ketertiban hidup di masyarakat dan
negara. Hal ini dilakukan dengan cara menaati segala aturan hukum yang
berlaku di negara kita. Setiap warga negara dituntut memiliki kesadaran
hukum agar kehidupan masyarakat berjalan tertib, aman, dan damai.
Dalam kaitan kesadaran hukum, Soerjono Soekanto mengemukakan empat
indikator penting untuk mengembangkan kesadaran hukum warga negara, yaitu
(1) pengetahuan hukum, (2) pemahaman hukum, (3) sikap hukum, dan (4)
perbuatan hukum. Ke empat indikator tersebut harus dimiliki oleh setiap
warga negara jika ingin mewujudkan suasana kehidupan yang tertib, aman,
dan damai. Warga negara yang permisif adalah warga negara yang
menghalalkan berbagai macam cara untuk mencapai apa yang diinginkannya,
sekalipun harus melibas hak dan kepentingan orang lain. Sikap seperti
itu, sangat tidak sesuai sebagai warga negara yang demokratis. Sikap
seperti itu terjadi manakala ia tidak memiliki kesadaran hukum yang baik.
Berkut beberapa contoh sikap dan perbuatan yang mesti dilakukan oleh
setiap warga negara dalam upaya membina ketertiban, yaitu :
Menggunakan hak yang dimiliki sesuai dengan kaidah-kaidah normatif yang
berlaku, seperti norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan
norma hukum.
Menghargai hak dan kewajiban serta kepentingan orang lain.
Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, seperti pendapat, ide,
pikiran, dan sebagainya.
Menjunjung tinggi toleransi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Menerima keanekaragaman sosial, politik, ekonomi, dan budaya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Memecahkan konflik dengan mengedepankan cara-cara yang menghindari
kekerasan, melainkan dengan cara-cara yang mengandung perdamaian.
Membuat Keputusan
Warga negara yang cerdas (civic intelligence) adalah warga negara yang
mampu mengambil keputusan secara cerdas pula. Keputusan yang cerdas
merupakan keputusan yang tidak didasari sikap yang emosional, melainkan
oleh sikap dan tindakan yang rasional, sistematis, dan logis. Keputusan
yang didasari pikiran dan spirit yang rasional, sistematis dan logia,
akan menjadikan keputusan tersebut memiliki kebermaknaan
(meaningfullness) bagi kehidupan.
Nu’man Somantri (2001) sangat merekomendasikan adanya dialog kreatif
sebagai sebuah wahana untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Essensi dari dialog kreatif pada
dasarnya merupakan pendekatan pendidikan dalam memecahkan masalah-masalah
bangsa. Melalui dialog ini akan dapat dihindarkan sifat-sifat egositik,
liberalistik, praktek otoriter yang sangat merugikan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Ditegaskan bahwa dialog kreatif sebagai
metode pendidikan akan membantu terwujudnya cita-cita luhur bangsa,
manakala dapat menggeser akumulasi close areas, intra-personal conflicts
menjadi inter-personal conflicts, yang diarahkan untuk proses pengambilan
keputusan/pemecahan masalah secara adil dan bertanggungjawab dalam wadah
dan semangat demokrasi Pancasila.
Kemampuan Berkomunikasi
Berkomunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia (basic human
needs), oleh karena manusia merupakan makhluk sosial yang hidup saling
membutuhkan dan saling bekerjasama.
Sumaatmadja (1998) menyatakan bahwa seseorang dilahirkan sebagai satu
kesatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan (individe), antara aspek jasmani
dan rohaninya. Ia lahir sebagai individu. Sebagai individu, manusia sudah
barang tentu dituntut untuk dapat memenuhi segala kebutuhannya baik
jasmani maupun ruhaninya. Kesatuan individu terdiri dari sub sistem
fisik-biologis dan subsistem mental psikologis, yang keduanya mempunyai
hubungan yang saling mempengaruhi. Kelengkapan dan “kesempurnaan” fisikbiologis seseorang sangat berpengaruh terhadap kondisi mental
psikologisnya. Pun sebaliknya, kesehatan dan “kesempurnaan” mental
psikologis, sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik-biologis individu
itu. Jadi jelas, karena ketidakterpisahan antara dua subsistem itulah
(fisik-biologis dan mental-psikologis) yang merupakan alasan kuat untuk
menyebut manusia sebagai makhluk individu.
Setiap individu memiliki beberapa potensi dasar mental yang berkembang
dan dapat dikembangkan. Potensi dasar itu adalah :
Minat (sense of interest); berupa perhatian individu terhadap berbagai
rangsangan atau stimulus dari luar dirinya atau lingkungannya.
Dorongan ingin tahu (sense of curiosity); yakni keinginan untuk
mengetahui berbagai hal yang ada dalam lingkungan kehidupannya.
Dorongan ingin membuktikan kenyataan (sense of reality); yakni keinginan
untuk memahami serta membuktikan segala hal yang mengundang pertanyaan
dalam kehidupannya.
Dorongan ingin menyelidiki (sense of inquiry), atas segala sesuatu yang
diketahui atau dipahami oleh individu.
Dorongan ingin menemukan sendiri (sense of discovery), yakni keinginan
untuk menciptakan atau menemukan sesuatu yang bermanfaat untuk diri dan
orang lain.
Agar potensi-potensi dasar yang dimiliki setiap individu di atas
dapat dikembangkan secara optimal, sudah barang tentu dibutuhkan dukungan
yang baik dari lingkungan dimana individu tersebut tinggal. Di sinilah
keharusan inividu untuk berinteraksi dengan lingkungan, baik lingkungan
fisik maupun sosial, yang selanjutnya akan membentuk pribadi. Dengan
demikian kepribadian dapat diartikan sebagai keseluruhan perilaku
seseorang yang merupakan interaksi antara kecenderungan-kecenderungan
yang diwariskan dengan rentetan-rentetan situasi/lingkungan. (Yinger,
dikutip Sumaatmadja, 1998).
Tegasnya, untuk menjadi pribadi, maka individu mau tidak mau harus
berinteraksi dengan lingkungan sosial maupun lingkungan fisikal/alam,
termasuk lingkungan budaya. Dengan kata lain, sulit dibayangkan individu
akan menjadi pribadi, tanpa individu tersebut berinteraksi dengan
lingkungan sosial, fisikal, dan budaya. Karenanya pada sisi inilah
manusia disebut makhluk sosial (homo socius), yakni makhluk yang hidup
dengan membutuhkan satu sama lainnya dalam wadah masyarakat. Individu tak
memiliki makna jika ia tidak berada di tengah-tengah kehidupan
masyarakat, karena masyarakat merupakan wadah pemanusiaan individu.
Sebagaimana ditegaskan Suseno (1994 : 17), bahwa tanggungjawab moral
pribadi hanya dapat berkembang dalam kerangka persatuan dan berhadapan
dengan masyarakat.
Manusia sebagai makhluk sosial artinya makhluk yang hidup
bermasyarakat, mulai dari lingkup yang terkecil yakni keluarga, sampai
kepada lingkup yang besar, diantaranya hidup dalam suatu negara, dan
jaman globalisasi ini hidup dalam suatu masyarakat global (global
village). Kiranya benar, apa yang dikemukakan oleh Krech, Cruchfield, dan
Ballachey (1975) bahwa mulai dari lahir, hidup, hingga meninggal, tidak
akan lepas dari masyarakat.
Suseno (1996) mengemukakan dimensi-dimensi kesosialan manusia,
sebagai berikut :
dalam penghayatan spontan individual;
berhadapan dengan lembaga-lembaga;
melalui pengertian-pengertian simbolis terhadap realitas.
Yang pertama (1) dapat dijelaskan, bahwa untuk melakukan sesuatu dalam
kehidupannya, ia tidak dapat melakukan sesuatu tanpa kehadiran individu
lainnya. Kenyataan inilah yang harus dipahami dan dihayati oleh setiap
individu dalam kehidupan kesehariannya. Yang kedua, bahwa untuk
mewujudkan keinginannya itu diperlukan keberadaan lembaga-lembaga yang
berfungsi untuk menjamin terwjudnya harapan, cita-cita, serta keinginan
individualnya. Salah satu contoh lembaga itu adalah keluarga, yang
merupakan satuan sosial yang akrab bagi individu untuk mengembangkan diri
dan pribadinya melalui proses sosialisasi dan edukasi. Yang terakhir,
ketiga, adanya sistem nilai, moral, kepercayaan yang merupakan sistem
simbolis, yang berusaha menjelaskan siapa dan bagaimana manusia, alam,
serta masyarakat.
Dengan demikian, kajian tentang manusia sebagai makhluk individu
dan sosial tentu tidak berarti memisahkan keduanya, melainkan suatu upaya
untuk memperjelas konsep individu dan sosial yang melekat pada diri
manusia. Karena pada kenyataannya keduanya tak terpisahkan. Karenanta
seringkali manusia disebut Homo Duplexs, yang makhluk yang mempunyai dua
sisi, yakni makhluk individu dan makhluk sosial yang tak terpisahkan
keduanya. Perpaduan keduanya, menjadikan manusia menjadi dinamis,
sebagaimana dikemukakan Drijarkara (1969) yakni, manusia adalah suatu
dinamika, yanh tidak pernah berhenti melainkan tetap aktif. Dinamika
manusia inilah yang memadukan manusia dengan sesamanya dengan dengan
dunia lingkungannya . Dinamika ini akan tetap tumbuh berkembang selama
masa hidupnya.
Jadi, dengan berkomunikasi, manusia akan mampu mewujudkan
eksistensi dirinya sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Dengan
kemampuan berkomunikasi ini, warga negara dapat menyampaikan aspirasinya
serat ekspektasi atau harapan-harapannya kepada pemerintah untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik. Sebaliknya dengan “kemacetan komunikasi”
antara warga negara dengan negara atau pemerintah, maka akan mendorong
timbulnya berbagai persoalan kehidupan bangsa, seperti ketidakpercayaan
rakyat kepada pemerintah, sehingga pemerintan tidak memperoleh legitimasi
dari rakyat sebagai pemilik kedaulatan tertinggi dalam kehidupan negara
dan bangsa.
5. Kerjasama
Berkenaan dengan kompetensi warga negara untuk bekerjasama telah
disinggung sebelumnya yakni menyangkut kompetensi berkomunikasi. Hal ini
berkaitan erat sebag sebagai makhluk sosial, warga negara membutuhkan
kerjasama serta berkomunikasi dengan sesama warga negara dalam upaya
mewujudkan cita-cita yang hendak diwujudkan bersama.
Adapun lingkup kerjasama yang dapat dilakukan oleh warga negara, meliputi
(a) kejasama sesama individu, (b) kerjasama individu dengan organisasi,
(c) kerjasama individu dengan negaranya. Kerjasama tersebut akan dapat
dilakukan dengan baik, manakala setiap warga negara mampu
mengaktualisasikan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.
Melakukan berbagai kepentingan dengan benar
Setiap individu warga negara memiliki kepentingan yang beragam. Tidak
jarang akibat kepentingan yang beragam tersebut mendorong timbulnya
pertentangan atau konflik dalam kehidupan warga negara. Hal ini akan
terjadi apabila setiap kepentingan tersebut dalam pelaksanaannya tidak
mempertimbangkan kepentingan pihak lain. Sehingga timbullah pertentangan
kepentingan, yang apbila tidak diantisipasi atau dicarikan jalan
pemecahannya akan mengganggu suasana kehidupan masyarakat.
Dalam kaitan ini, maka agar kepentingan tersebut tidak saling
bertentangan dalam pelaksanaanya, setiap individu harus memperhatikan
kaidah-kaidah atau sistem norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Benar, setiap orang berhak melaksanakan kepentingannya, namun, patut
diingat bahwa pada saat bersamaan pula orang lain akan menggunakan
kepentingan yang dimilikinya. Di sinilah sikap toleran, disiplin,
tanggungjawab, respek terhadap kepentingan orang lain, sangat penting
untuk diterapkan agar kepentingan yang dilaksanakan tidak menimbulkan
pertentangan yang bukan tidak mungkin, akan dapat merusak harmonisasi
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi KB 2, silahkan Anda
kerjakan latihan berikut!
Jelaskan apa yang dimaksud dengan hak dan kewajiban warga negara!
Jelaskan mengapa hak dan kewajiban warga negara diatur dalam konstitusi!
Jelaskan bahwa hak dan kewajiban harus dilaksanakan secara
bertanggungjawab!
Petunjuk Jawaban Latihan
Untuk menjawab soal latihan di atas dengan baik dan benar, silahkan Anda
pelajari kembali uraian materi KB 2 secara cermat terutama berkenaan
dengan uraian hak dan kewajiban warga negara, jaminan konstitusional
perlindungan hak dan kewajiban warganegara dan pelaksanaan hak dan
kewajiban oleh setiap warganegara.
RANGKUMAN
Unsur dasar setiap hak adalah : (a) hak ialah suatu kebolehan, jadi
bukanlah keharusan, (b) akibatnya, seseorang atau suatu pihak tidaklah
bisa dipaksa kalau ia tidak mau menggunakan haknya, namun demikian juga
sebaliknya, ia tidak bisa dilarang kalau ia mau menggunakan haknya
tersebut.
Kansil membedakan hak ke dalam dua jenis hak, yaitu hak mutlak dan hak
nisbi. Hak mutlak ialah hak yang memberikan wewenang kepada seorang untuk
melakukan sesuatu perbuatan, hak mana dapat dipertahankan terhadap
siapapun juga, dan sebaliknya setiap orang juga harus menghormati hak
tersebut. Hak mutlak ini selanjutnya dibagi dalam tiga golongan yaitu (a)
hak asasi manusia, misalnya hak untuk memeluk agama, hak untuk hidup, dan
sebagainya, (b) hak publik mutlak,misalnya hak negara untuk memungut
pajak dari rakyatnya, dan (c) hak keperdataan, misalnya hak marital (hak
seorang suami untuk menguasai istrinya dan harta benda istrinya), hak
perwalian, hak pengampuan dan sebagainya.
Selanjutnya perlu dikemukakan unsur-unsur dasar dari setiap
kewajiban, yang menurut Halim (1988) ialah : (a) kewajiban ialah suatu
keharusan, (b) akibatnya seseorang atau suatu pihak dapat dipaksa untuk
melaksanakan kewajibannya dan dapat dikenakan sanksi atau hukuman bila ia
tidak mau menjalankan kewajibannya itu.
Dalam menggunakan haknya, setiap orang harus memperhatikan beberapa
aspek, sebagai berikut :
Aspek kekuatan, yaitu kekuasaan atau wewenang untuk melaksanakan hak
tersebut. Setiap hak walaupun betapa besarnya dan betapapun juga
mutlaknya, namun jika pemegangnya tidak mempunyai kekuatan atau
kekuasaan/wewenang untuk menggunakannya, maka tentu saja segala hak
tersebut tidak ada gunanya sama sekali.
Aspek perlindungan hukum (proteksi hukum) yang melegalisir atau mensahkan
aspek kekuasaan atau wewenang yang memberi kekuatan bagi pemegang hak
mutlak untuk menggunakan haknya tersebut.
Aspek pembatasan hukum (restriksi hukum) yang membatasi dan menjaga
jangan sampai terjadi penggunaan hak oleh suatu pihak yang melampaui
batas (kelayakan dan kepantasan) sehingga menimbulkan akibat kerugian
bagi pihak lain. (Ridwan Halim, 1988:178).
Dalam melaksanakan kewajiban, maka aspek-aspek yang perlu
diperhatikan adalah :
Aspek kemungkinan dalam arti kelogisan bahwa pihak yang berkewajiban itu
sungguh mungkin dan mampu untuk dapat mengemban kewajibannya dengan
sebagaimana mestinya.
Aspek perlindungan hukum yang melegalisir atau mensahkan kedudukan pihak
yang telah melaksanakan kewajibannya sebagai orang atau pihak yang harus
dilindungi dari adanya tuntutan atau gugatan terhadapnya, bila ia telah
melaksanakan kewajibannya dengan baik.
Aspek pembatasan hukum, yang membatasi dan menjaga agar pelaksanaan
kewajiban oleh setiap pihak yang bersangkutan jangan sampai kurang dari
batas minimalnya sehingga menimbulkan kerugian bagi pihak lain.
Aspek pengecualian hukum, yang merupakan suatu aspek yang memuat
pertimbangan “jiwa hukum” dalam menghadapi pelaksanaan kewajiban oleh
seseorang atau suatu pihak yang tidak memadai.
Selanjutnya, berbicara tentang hak warga negara,
pada hakekatnya, Hak
Asasi Manusia dapat digolongkan ke dalam pembagian sebagai berikut :
Hak Sipil dan Politik, yang meliputi :
Right to life – Hak untuk hidup
Right to liberty and security of person– Hak atas kebebasan dan keamanan
dirinya
Right to equality before the courts and tribunals- Hak atas kesamaan di
muka badan-badan peradilan.
Right to freedom of thought, conscience and religion- Hak atas kebebasan
berpikir, mempunyai keyakinan, beragama.
Right to hold opinions without interfence- Hak untuk berpendapat tanpa
mengalami gangguan.
Right to peaceful assembly- Hak atas kebebasan berkumpul secara damai
Right to freedom of association- Hak untuk berserikat.
Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, yang meliputi :
Right to work- hak atas pekerjaan
Right to form trade unions- Hak untuk membentuk serikat pekerja
Right to social security- Hak atas pensiun
Right to an adequate standard of living himself and his family, including
adequate food, clothing, and housing- Hak atas tingkatan kehidupan yang
layak bagi dirinya dan keluarganya, termasuk makanan, pakaian, dan
perumahan yang layak.
Right to education- Hak atas pendidikan.
Warga negara sebagai bagian penting dari eksistensi negara sudah barang
tentu dituntut untuk memiliki kompetensi atau kemampuan-kemampuan yang
direfleksikan dalam sikap, perilaku atau perbuatan sebagai warga
masyarakat dan warga negara.
Dalam kaitan ini, Ricey mengemukakan ada enam kompetensi warga
negara yaitu (1) kemampuan memperoleh informasi dan menggunakan
informasi, (2) membina ketertiban, (3) membuat keputusan, (4)
berkomunikasi, (5) menjalin kerjasama, dan (6) melakukan berbagai macam
kepentingan secara benar.
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang menurut Anda paling benar!
Segala sesuatu yang mesti dilaksanakan disebut
hak
peranan
kewajiban
status
Hak yang memberikan wewenang kepada seorang untuk melakukan suatu
perbuatan, hak mana dapat dipertahankan terhadap siapapun juga, dan
setiap orang harus menghormati hak tersebut, adalah pengertian dari
hak relatif
hak nisbi
hak publik
hak mutlak
Perlindungan dan jaminan terhadap hak dan kewajiban warganegara terdapat
dalam
UUD
UU dan Perpu
Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
Berikut yang termasuk hak sipil dan politik adalah
hak untuk hidup
hak atas pekerjaan
hak atas pensiun
hak atas pendidikan
Yang tidak termasuk ke dalam hak ekonomi, sosial dan budaya adalah
hak atas kebebasan dan keamanan
hak untuk berserikat
hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat
hak untuk membentuk serikat pekerja
Hak-hak politik pada hakekatnya mempunyai sifat melindungi individu
terhadap penyalahgunaan kekuasaan pihak penguasa, dikemukakan oleh
Aristoteles
Purbacaraka
Miriam Budiardjo
Djaali
Jaminan hak hidup bagi setiap orang dinyatakan dalam, kecuali
Piagam HAM PBB
Deklarasi Kairo
Covenan Internasional Hak Sipil dan Politik
Kovensi Montevideo
Tidak termasuk ke dalam kompetensi dasar warganegara menurut Richey
adalah
memperoleh dan menggunakan informasi
membina ketertiban
menjalin kerjasama
membatasi informasi
Dalam menggunakan hak dan kewajiban yang kita miliki sebaiknya
memperhatikan hak dan kewajiban orang lain
mengedepankan hak daripada kewajiban
mendahulukan kewajiban daripada hak
mempertimbangkan keuntungan pribadi semata
Hak untuk berserikat dijamin di dalam UUD 1945 pada pasal
31 ayat (1)
32 ayat (2)
28 ayat (1)
29 ayat (1)
KEGIATAN BELAJAR 3
PEMERINTAH
Apakah Pemerintah itu?
Pemerintah merupakan salah satu unsur dari negara, diantara tiga
unsur lainnya yaitu wilayah, penduduk, dan kedaulatan. Sebagaimana
dikemukakan Budiardjo (1989) bahwa setiap negara mempunyai suatu
organisasi yang berwenang untuk merumuskan dan melaksanakan keputusankeputusan yang mengikat bagi seluruh penduduk di dalam wilayahnya.
Keputusan-keputusan ini antara lain berbentuk undang-undang dan
peraturan-peraturan lain. Dalam hal ini pemerintah bertindak atas nama
negara dan menyelenggarakan kekuasaan dari negara. Bermacam-macam
kebijaksanaan ke arah tercapainya tujuan-tujuan masyarakat dilaksanakan
oleh pemerintah sambil menertibkan hubungan-hubungan manusia dalam
masyarakat. Negara mencakup semua penduduk, sedangkan pemerintah mencakup
hanya sebagian kecil daripadanya. Ia sering berubah, sedangkan negara
terus bertahan (kecuali jika dicaplok oleh negara lain).
Berdasarkan pendapat di atas pemerintah merupakan:
suatu organisasi dalam negara
mempunyai wewenang untuk merumuskan dan keputusan-keputusan
keputusan-keputusan tersebut mengikat seluruh warga negara
bertindak atas nama negara dalam menyelenggarakan kekuasaan dari negara.
Lebih lanjut Miriam Budiardjo (1989) mengatakan kekuasaan pemerintah
biasanya dibagi atas kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Agar
Anda memperoleh pemahaman yang memadai tentang kekuasaan legislatif,
eksekutif dan yudikatif, berikut ini akan diuraikan secara lebih rinci.
Silahkan Anda simak dengan cermat urain berikut!
Badan Legislatif
Badan legislatif adalah lembaga yang membuat undang-undang. Anggota
badan legislatif ini adalah mewakili rakyat, karenanya lembaga ini
dinamakan Dewan Perwakilan Rakyat, atau parlemen. DPR atau parlemen
dianggap merumuskan kemaun rakyat atau kemauan umum (volonte generale)
atau general will dengan cara menentukan kebijaksanaan umum (public
policy) yang mengikat seluruh masyarakat. Badan legislatif ini merupakan
badan yang membuat keputusan-keputusan yang menyangkut kepentingan umum
atau seluruh masyarakat.
Fungsi badan legislatif adalah:
menentukan kebijaksanaan (policy) dan membuat undang-undang. Oleh karena
itu dewan perwakilan rakyat memiliki hak inisiatif, hak untuk mengadakan
amandemen terhadap rancangan undang-undang yang disusun pemerintah, dan
hak bugjet.
Mengontrol badan eksekutif sesuai dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
telah ditetapkan. Untuk menyelenggarakan tugas-tugas ini, badan
legislatif diberi hak kontrol khusus.
Anggota dewan perwakilan rakyat dipilih melalui pemilihan umum yang
diikuti oleh warga negara yang telah memiliki hak pilih. Pemilu
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
Melalui mekanisme pemilu inilah rakyat memilih wakil-wakilnya yang akan
duduk di dewan perwakilan rakyat, yang diharapkan mampu menampung dan
memperjuangkan kepentingan rakyat yang memilihnya (konstituen).
Badan Eksekutif
Kekuasaan eksekutif biasanya dipegang oleh badan eksekutif, yang mana di
negara-negara demokratis badan eksekutif biasanya terdiri atas kepala
negara seperti raja atau presiden (Budiardjo, 1989). Dalam arti yang
luas, badan eksekutif mencakup para pegawai negeri sipil dan militer.
Dalam sistem presidensil, menteri-menteri merupakan pembantu presiden dan
langsung dipimpin oleh presiden. Sementara dalam sistem parlementer, para
menteri dipimpin oleh perdana menteri. Lebih lanjut Budiardjo menegaskan
bahwa dalam sistem parlementer, perdana menteri beserta para menterinya
dinamakan ”bagian dari badan eksekutif yang bertanggungjawab”, sedangkan
raja dalam monarkhi konstitusional dinamakan ”bagian dari eksekutif yang
tidak dapat diganggu gugat (the king can do no wrong).
Badan eksekutif menurut azas trias politica hanya melaksanakan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh badan legislatif
serta menyelenggarakan undang-undang yang dibuat oleh badan legislatif.
Strong (Budiardjo, 1989) mengemukakan kekuasaan badan eksekutif mencakup
beberapa bidang sebagai berikut:
NO Bidang Wewenang 1 Diplomatik Menyelenggarakan hubungan diplomatik
dengan negara-negara lain 2 Administratif Melaksanakan undang-undang
serta peraturan-peraturan lain dan menyelenggarakan administrasi
negara 3 Militer Mengatur angkatan bersenjata, menyelenggarakan perang
serta keamanan dan pertahanan negara 4 Yudikatif Memberi grasi, amnesti,
dan sebagainya 5 Lesgislatif Merencanakan rancangan undang-undang dan
membimbingnya dalam badan perwakilan rakyat sampai menjadi undangundang.
Di negara-negara demokratis umumnya terdapat dua macam badan eksekutif
yaitu menurut sistem parlementer dan menurut sistem presidensil. Dalam
sistem parlementer (parliamentary executive) badan eksekutif dan badan
legislatif bergantung satu sama lainnya. Kabinet, sebagai bagian dari
badan eksekutif yang ”bertanggungjawab”, diharapkan mencerminkan
kekuatan-kekuatan politik dalam badan legislatif yang mendukungnya, dan
mati hidupnya kabinet bergantung kepada dukungan dalam badan legislatif
(azas bertanggungjawab menteri). Kabinet semacam ini disebut dengan
kabinet parlementer.
Dalam sistem presidensil, badan eksekutif terdiri atas presiden beserta
menteri-menteri yang merupakan pembantu presiden. Di Indonesia,
berdasarkan UUD 1945 presiden memegang kekuasaan pemerintah selama lima
tahun yang hanya dibatasi oleh peraturan-peraturan dalam Undang-Undang
Dasar di mana sesuatu hal diperlukan adanya suatu undang-undang. Selama
masa itu presiden tidak boleh dijatuhkan oleh DPR, sebaliknya presiden
tidak mempunyai wewenang untuk membubarkan DPR (Budiardjo, 1989).
Badan Yudikatif
Menurut Budiardjo (1989), sebenarnya kajian tentang kekuasaan yudikatif
lebih bersifat teknis-yuridis dan termasuk bidang ilmu hukum daripada
bidang ilmu politik. Namun, di beberapa negara, Mahkamah Agung memainkan
peranan politik berdasarkan konsep ”judicial review” . Sebagaimana
diketahui bahwa judicial review merupakan kekuasaan Mahkamah Agung untuk
melakukan uji materiel terhadap peraturan perundang-undangan di bawah
Undang-Undang. Di Indonesia, setelah dibentuk Mahkamah Konstitusi,
kewenangan melakukan uji materiel Undang-Undang terhadap UUD 1945
dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi.
Menurut pasal 24 (1) UUD 1945 dinyatakan bahwa kekuasaan kehakiman
merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan.
Berdasarkan pasal tersebut jelaslah bahwa badan yudikatif dalam
menjalankan tugasnya memiliki kekuasaan yang mereka dalam arti tidak
boleh dipengaruhi atau diintervensi oleh lembaga manapun dalam menegakkan
hukum dan keadilan di Indonesia.
Coba Anda cermati susunan lembaga-lembaga negara di Indonesia menurut UUD
1945 hasil perubahan atau amandemen UUD 1945, sebagai berikut:
EMBED PowerPoint.Slide.8
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai uraian materi KB 3, silahkan
kerjakan latihan berikut!
Jelaskan apa yang dimaksud dengan pemerintah!
Jelaskan bagaimana tugas dan wewenang dari pemerintah!
Jelaskan perihal tugas dan wewenang dari badan legislatif, eksekutif dan
legislatif!
PETUNJUK JAWABAN LATIHAN
Untuk menjawab latihan di atas, silahkan Anda pelajari kembali uraian
tentang pengertian pemerintah, termasuk di dalamnya pembahasan tentang
apa saja tugas dan kewenangan dari pemerintah itu. Juga untuk menjawab
soal latihan perihal tugas dan wewenang badan legislatif, eksekutif dan
yudikatif, silahkan Anda pelajari kembali uraiannya tentang pembagian
pemerintah sebagaimana dikemukakan menurut Miriam Budiardjo (1989).
RANGKUMAN
Pemerintah merupakan suatu organisasi dalam negara yang mempunyai
wewenang untuk merumuskan dan keputusan-keputusan tersebut mengikat
seluruh warga negara. Pemerintah bertindak atas nama negara dalam
menyelenggarakan kekuasaan dari negara. Menurut Miriam Budiardjo (1989)
kekuasaan pemerintah biasanya dibagi atas kekuasaan legislatif, eksekutif
dan yudikatif.
Badan legislatif adalah lembaga yang membuat undang-undang. Anggota
badan legislatif ini adalah mewakili rakyat, karenanya lembaga ini
dinamakan Dewan Perwakilan Rakyat, atau parlemen.
Fungsi badan legislatif adalah:
menentukan kebijaksanaan (policy) dan membuat undang-undang. Oleh karena
itu dewan perwakilan rakyat memiliki hak inisiatif, hak untuk mengadakan
amandemen terhadap rancangan undang-undang yang disusun pemerintah, dan
hak bugjet.
Mengontrol badan eksekutif sesuai dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
telah ditetapkan. Untuk menyelenggarakan tugas-tugas ini, badan
legislatif diberi hak kontrol khusus.
Kekuasaan eksekutif biasanya dipegang oleh badan eksekutif, yang
mana di negara-negara demokratis badan eksekutif biasanya terdiri atas
kepala negara seperti raja atau presiden (Budiardjo, 1989). Badan
eksekutif menurut azas trias politica hanya melaksanakan kebijaksanaankebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh badan legislatif serta
menyelenggarakan undang-undang yang dibuat oleh badan legislatif.
Kekuasaan badan eksekutif mencakup beberapa bidang seperti diplomatik,
administratif, militer, yudikatif dan legislatif.
Dalam sistem presidensil, badan eksekutif terdiri atas presiden
beserta menteri-menteri yang merupakan pembantu presiden. Di Indonesia,
berdasarkan UUD 1945 presiden memegang kekuasaan pemerintah selama lima
tahun yang hanya dibatasi oleh peraturan-peraturan dalam Undang-Undang
Dasar di mana sesuatu hal diperlukan adanya suatu undang-undang. Selama
masa itu presiden tidak boleh dijatuhkan oleh DPR, sebaliknya presiden
tidak mempunyai wewenang untuk membubarkan DPR (Budiardjo, 1989).
Menurut Budiardjo (1989), sebenarnya kajian tentang kekuasaan
yudikatif lebih bersifat teknis-yuridis dan termasuk bidang ilmu hukum
daripada bidang ilmu politik. Namun, di beberapa negara, Mahkamah Agung
memainkan peranan politik berdasarkan konsep ”judicial review” .
Sebagaimana diketahui bahwa judicial review merupakan kekuasaan Mahkamah
Agung untuk melakukan uji materiel terhadap peraturan perundang-undangan
di bawah Undang-Undang. Di Indonesia, setelah dibentuk Mahkamah
Konstitusi, kewenangan melakukan uji materiel Undang-Undang terhadap UUD
1945 dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi.
TES FORMATIF 3
Berikut yang tidak termasuk ke dalam unsur-unsur negara adalah
pemerintah
wilayah
penduduk
kekayaan alam
Lembaga pembuat atau pembentuk Undang-Undang adalah
badan eksekutif
badan yudikatif
badan legislatif
badan eksaminatif
Keanggotaan badan legislatif (DPR) di Indonesia dilakukan melalui
mekanisme
pemilihan umum
penunjukan rakyat
penunjukan oleh presiden
pemilihan umum dan perwakilan golongan
Dalam teori tentang kedaulatan rakyat, rakyatlah yang memiliki kedaulatan
karena rakyat memiliki suatu kemauan bersama yang disebut dengan
Volonte generale
Priviledge
Representative
Political representation
Kabinet dimana para menteri dipimpin oleh perdana menteri dan
bertanggungjawab kepada perdana menteri termasuk ke dalam sistem
presidensi
parlementer
kuasi parlementer
kabinet nasional
kekuasaan untuk menyelenggarakan hubungan kerjasama dengan negara-negara
lain termasuk ke dalam wewenang badan eksekutif dalam bidang
administrative
militer
diplomatik
yudikatif
Lembaga yang berwenang menguji secara materiel UU terdapat UUD 1945
adalah
Mahkamah Agung
Komisi Yudisial
Mahkamah Konstitusi
Badan Pembina Hukum Nasional
Judicial review peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang
dilakukan oleh
Komisi Yudisial
Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Agung
Komisi Konstitusi
Hak Badan Legislatif atau DPR untuk mengadakan penyelidikan yang
dilakukan sendiri oleh DPR disebut
inisiatif
amandemen
interpelasi
angket
Sistem pemerintahan yang diterapkan di Indonesia adalah
parlementer
kuasi parlementer
presidensil
koalisi partai politik.
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat
di bagian akhir BBM ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan
rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi KB
ini.
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100%
= baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan BBM selanjutnya. Bagus ! Jika masih di bawah 80%, Anda harus
mengulangi materi BBM ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
KUNCI JAWABAN
Tes Formatif 1
B
D
A
B
D
D
A
B
B
D
Tes Formatif 2
C
D
A
A
B
C
D
D
A
C
Tes Formatif 3
D
C
A
A
B
C
C
C
D
C
GLOSARIUM
Citizen
City state
Government
: Penduduk sipil (pada zaman yunani)
: Negara kota atau polis pada masyarakat yunani
: Pemerintah dalamb suatu negara yang berfungi
menentukan dan membuat kebijakan-kebijakan yang
mengikat seluruh penduduk
Universal
: berlaku secara umum/mendunia (univers)
Ius sanguinis
: status kewarganegaraan berdasarkan keturunan
Ius soli
: status kewarganegaraan berdasarkan tempat lahir
Bipatride
: memiliki dua status kewarganegaraan
Apatride
: tidak memiliki status kewarganegaraan
HAM
: Hak dasar yang diterima setiap manusia sejak lahir
Sebagai pemberian Tuhan
Ascribe status
: status yang diterima seseorang karena keturunan
Atau yang diwariskan
: status yang diterima sesuai dengan prestasi dan
Hasil usaha yang dilakukan
Pewarganegaraan : disebut juga naturalisasi yakni cara-cara bagi orang
Asing apabila ingin menjadi warga negara Indonesia
Inter-personal conflict : konflik antar sesama warga negara
Intra-personal conflict : konflik yang timbul dari diri setiap individu
Achieved status
DAFTAR PUSTAKA
Alwi Dahlan. M. 1996. Globalisasi Wawasan, Komunikasi, dan Informasi :
Tantangan Akademisi Masa Depan. Jakarta : BP-7 Pusat
Budiardjo, Miriam, 1989. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama
Borba, Michele. 2001. Building Moral Intelligence. San Fransisco : Jossey
Bass
Diaz, Carlos & Massialas, Xanthopaulus. 1999. Global Perspective for
Educator. Boston : Allyn and Bacon
Dedy Djamaludin Malik. 1993. Komunikasi dan Budaya Massa. Audientia
Jurnal Komunikasi. LP3 K Bandung dan Humas Pemda Jabar
Hahn, Carole L. 1998. Becoming Political. Comparative Perspectives on
Citizenship Edcation. New York : SUNY Press
Isjwara, 1988. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta :
Gunsteren, Herman Van. 1998. A Theory of Citizenship : Organizing
Plurality in Contemporary Democracies. USA : Westview Press
Heru Nugroho. 2001. Menumbuhkan Ide-Ide Kritis. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Korten, David. 1993. Getting to the Twenty First Century : Voluntary
Action and The Global Agenda. Alih bahasa : Lilian Tejasudhana. Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia & Pustaka Sinar Harapan
Print, Murray. 1999. Civic Education for Civil Society. London : ASEAN
Academic Press
Rapaar, J.H. 1988. Filsafat Politik Aristoteles. Jakarta : Radja Grafindo
Persada
Sapriya & Udin S. Winataputra. 2004. Pendidikan Kewarganegaraan : Model
Pengembangan Materi dan Pembelajaran. Bandung : Laboratorium PKN FPIPS
UPI
Shane, Harold G. 1984. The Educational Significance of the Future. Alih
bahasa oleh M. Ansyar. Yusuf Hadi Miarso (ed). Jakarta : Rajawali Press
Somantri, Nu’man. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung :
Rosda Karya dan PPS UPI
Sumaatmadja, Nursid. 1998. Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya, dan
Lingkungan Hidup. Bandung : Alfabeta
Turner, Long. Bowes & Lott. 1990. Civics : Citizens in Avtion. Columbus,
Ohio : Merryl Publishing Company
Tye, Barbara Benham & Kennet Tye. 1992. Global Education : A Study of
Social Change. New York : SUNY Press
Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban benar
Jumlah soal
X 100 %
#
æ
/
0
À
ä
v
:
?
{
ª
³
Í
ë
éÓ¾­œ‹ziWHWi6i6i6
mH
sH
hø`I 5 •OJ QJ ^J mH
sH
# h?$
hø`I 5 •OJ QJ ^J mH
sH
h?$
hø`I OJ QJ ^J mH
sH
hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH
h?$
hø`I OJ QJ ^J mH sH
# h?$
hø`I 6 •OJ
h?$
hø`I OJ QJ ^J mH
hø`I hø`I OJ QJ ^J mH
QJ
sH
^J
sH
( hø`I
hø`I CJ
OJ
QJ
^J
aJ
mH
sH
+ hø`I
hø`I 5 •CJ
OJ
QJ
^J
aJ
mH
sH
+ hø`I
hø`I 5 •CJ
OJ
QJ
^J
aJ
mH
sH
"
ý
æ
®
,
#
~
/
0
À
ä
1
2
°
Ä
ê
ü
•
_
`
÷
÷
÷
Ø
ï
Ø
ï
Í
ï
Í
ï
Ø
ï
Í
ã
ã
ã
ï
Í
ï
Í
Í
ï
$
&
F
a$ gdø`I
$
&
F
a$ gdø`I
$ „Ð `„Ð a$ gdø`I
$ a$ gdø`I
$ a$ gdø`I
••
`
Ó•
ýý
;
<
=
>
?
@
T
a
b
z
{
ý
)
+
ï
›
Â
ï
ç
Û
š
ç
Ã
^
ï
_
÷
÷
ï
÷
ï
ï
÷
ç
Û
Ï
Ï
÷
÷
÷
÷
÷
$ „¤ `„¤ a$ gdø`I
$ „Ð `„Ð a$ gdø`I
$ a$ gdø`I
$ a$ gdø`I
$ a$ gdø`I
!
+
k
q
‚
•
•
F
W
«
¹
í
,
›
Ã
G
ö
Q
Ÿ
ž
¨
Â
Ë
e- qT
z
ß!
* ïÝïÝïÝïÝÉÝÉïݼ®¼œ‹¼zi¼®¼®¼®¼Wz¼
# h?$
hø`I 5 •O
J QJ ^J mH sH
h?$
hø`I OJ QJ ^J mH sH
h?$
hø`I OJ QJ ^J mH sH
hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH
# h?$
hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH
h?
$
hø`I 6 •OJ QJ ^J
h?$
hø`I OJ QJ ^J
& hø`I hø`I 5 •6 •OJ
QJ ^J mH
sH
# hø`I hø`I 6 •OJ QJ ^J mH
sH
hø`I hø`I OJ QJ ^J mH
sH
_
ö
Q
ž
Ÿ
³
´
L
¦
ô
õ
ö
ã
Ÿ
R
S
T
y
z
Þ! ß! å! ô
ô
ô
ì
ì
ì
á
á
á
ì
ì
Õ
ì
ì
ì
ì
ì
ì
ì
ì
ì
É
$
$
$
&
F
&
F
l
$ If
a$ gdë]Æ
„Ð `„Ð a$ gdø`I
a$ gdø`I
$
a$ gdø`I
$ a$ gdø`I
å!
ë!
ì!
î!
Á"
ó
x
l
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
a$ gdë]Æ
z
kd
Ö0
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
ö
4Ö
6
ö
ö
$
$ If
a$ gdë]Æ
Á"
Â"
Ä"
-#
„
x
x
l
t
$
Ö
$ If
a$ gdë]Æ
à Ö0
ÿ
Ö
ÿ
ÿ Ö
l aö
-# # !# Ž# „
ÿ
ÿ
z
kdd
Ö0
ÿ
ÿ Ö
x
ÿ
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
–
ô
ÿ
ÿ
x
ÿ
ÿ4Ö
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
Ž# •#
a$ gdë]Æ
ÿ
ÿ Ö
‘#
ÿ
ÿ
$
„
z
kdÈ
Ö0
ÿ
ÿ Ö
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
ÿ
x
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
x
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
$
$
a$ gdë]Æ
ÿ
ÿ Ö
$
ÿ
ÿ
Ý$
„
z
kd,
Ö0
ÿ
ÿ Ö
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
ÿ
x
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
x
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
Ý$ Þ$
a$ gdë]Æ
ÿ
ÿ Ö
à$
ÿ
ÿ
x%
„
z
kd•
Ö0
ÿ
ÿ Ö
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
ÿ
x
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
x
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
x% y%
a$ gdë]Æ
ÿ
ÿ Ö
{%
ÿ
ÿ
Ð%
„
z
kdô
Ö0
ÿ
ÿ Ö
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
ÿ
x
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
x
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
Ð% Ñ%
a$ gdë]Æ
ÿ
ÿ Ö
Ó%
ÿ
ÿ
Ò&
„
z
kdX
Ö0
ÿ
ÿ Ö
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
ÿ
x
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
x
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
Ò& Ó&
a$ gdë]Æ
ÿ
ÿ Ö
Õ&
ÿ
ÿ
U'
„
z
kd¼
Ö0
ÿ
ÿ Ö
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
ÿ
x
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
x
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
U' V'
a$ gdë]Æ
z
kd
Ö0
ÿ
ÿ Ö
X'
ÿ
ÿ
É'
„
ÿ
ÿ Ö
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
ÿ
x
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
x
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
É' Ê'
a$ gdë]Æ
ÿ
ÿ Ö
Ì'
ÿ
ÿ
](
„
z
kd„
Ö0
ÿ
ÿ Ö
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
ÿ
x
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
x
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
]( ^(
a$ gdë]Æ
ÿ
ÿ Ö
`(
ÿ
ÿ
G)
„
z
kdè
Ö0
ÿ
ÿ Ö
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
ÿ
x
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
x
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
G) H)
a$ gdë]Æ
ÿ
ÿ Ö
J)
ÿ
ÿ
*
„
z
kdL
Ö0
ÿ
ÿ Ö
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
ÿ
x
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
x
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
L/ Ù2
q
$
$
&
F
l
$ If
a$ gdë]Æ
ÿ
ÿ Ö
*
*
„
q
ÿ
ÿ
*
z
kd°
Ö0
$ $ If
´ 8 ," „
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ4Ö
* ** +*
+ Ù+ Ú+ c|
|
|
|
e
ö
6
ö
ö
4Ö
|
|
|
„Ð `„Ð a$ gdø`I
a$ gdø`I
Ö
à Ö0
ÿ
Ö
ÿ
ÿ Ö
l aö
Ù2 Û2 õ2 ö2
$ a$ gdø`I
t
ÿ
ÿ
n4
z kd
$
Ö0 ´ 8 ,"
ÿ
ÿ Ö
o4
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
$ If
„
–
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
ô
ö
4Ö
6
ö
ö
5
7
6
8
f6
{8
ë
7
p9
à
$
$
&
F
ë:
¿;
•<
w=
ë
>
÷
Õ
Õ
„h ^„h a$ gdø`I
¦>
§>
ë
à
Õ
&
F
;:
ë
Õ
É
Ü>
à
÷
÷
à
ë
Õ
É
Ý>
Õ
Õ
Õ
É
a$ gdø`I
$
a$ gdø`I
$ „¤ `„¤ a$ gdø`I
$ a$ gdø`I
* Û2 ö2 t4 •4
5 /5 i7 u
7 “7 Ÿ7 §> Ý> \?
A •F °F œG ²G ÕG äG ‡L œL
L ÄL »M ËM :Q NQ «Q ïÝïËïËïËïË
﹨—†t†b†b†b†b†b†bQ
hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH
# hø`I hø`I 6 •OJ QJ ^J mH
sH
# hø`I hø`I 5 •OJ QJ ^J mH
sH
hø`I hø`I OJ QJ ^J mH
sH
h?$
hø`I OJ QJ ^J mH
sH
hø`I hø`I OJ QJ ^J mH
sH
# hø`I
hø`I 5 •OJ
QJ
^J
mH
sH
# h?$
hø`I 6 •OJ
QJ
^J
mH
sH
# h?$
hø`I 5 •OJ
QJ
^J
mH
sH
h?$
hø`I OJ
QJ
^J
mH
sH
Ý> [? \? •?
@
A jA 2B ¬B
ÔC •F €F •F ¯F °F úG ·J 5L ®N NQ £S ¤S ÍS ÎS ó
ó
è
è
è
è
è
è
è
è
ó
ó
Ü
Ü
Ü
Ü
Ü
Ü
Ü
Ü
Ô
Ô
$ a$ gdø`I
$ „¤ `„¤ a$ gdø`I
$
&
F a$ gdø`I
$ „h ^„h a$ gdø`I
«Q ²Q ¤S ÎS uV ’V qW ðW ñX ÍZ
a
d ¤d Ëe Öe
f
C
è
Ô
9c
Š
f
(f Ff bf mf |f †f Æf Ìf Ýf íÜÊÜÊܹ¨›ŠyhVhVhDhDhDhDhDh
hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH # h?$
hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH
h?$
hø`I OJ QJ ^J mH sH
hø`I hø`I OJ QJ ^J mH
sH
h?$
hø`I OJ QJ ^J mH
sH
h?$
hø`I OJ QJ ^J
hø`I hø`I OJ QJ ^J mH
# h?$
sH
h?$
hø`I OJ
QJ
^J
mH
sH
# hø`I hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH
hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH
# hø`I hø`I 6 •OJ QJ ^J mH
áT sV tV uV ‘V ’V qW ðW )X ñX
Y ‰Y
Z hZ ŸZ ÌZ ÍZ \\ `] •^
`
a Éb Êb ó
ó
ó
ë
ó
ó
ó
à
à
à
à
à
à
à
ë
Ô
Ô
Ô
Ô
Ô
ë
$
$
sH
ÎS
ó
à
Ô
„Ð `„Ð a$ gdø`I
&
F
a$ gdø`I
$ a$ gdø`I
$ „¤ `„¤ a$ gdø`I
Êb Ëb Ìb Ôb Õb 8c 9c
d ¤d Êe Ëe Õe Öe Xg mj dl él ÷
÷
÷
÷
Ý
Ý
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Å
Å
$ „¤ `„¤ a$ gdø`I
$ „Ð `„Ð a$ gdø`I
$
Æ
a$ gdø`I
$
&
F
Æ
„
„äý^„ `„äýa$ gdø`I
$ a$ gdø`I
Ši ›i äk òk &l dl ›n ¥n ¿o Èo bp np :z
{ '{ a} m} ‹} —} ý}
~ …
†
†
† íÜíÈíÈÜí»­»­»­»­»œŠœŠœŠœŠœxœgYg
J mH
sH
h?$
hø`I OJ QJ ^J mH
sH
# h?$
hø`I 5 •OJ QJ ^J mH
ic
÷
ëc
,d
‰d
÷
Šd
Ý
£
Ý
Ñ
Å
Ýf ëf
lz •z
¹
Ùh
Ti
hø`I OJ
ci
QJ
^
sH
# h?$
hø`I 6 •OJ
QJ
^J
mH
sH
h?$
hø`I OJ
QJ
^J
mH
sH
h?$
hø`I 6 •OJ QJ ^J
h?$
hø`I OJ QJ ^J
& h?$
hø`I 5 •6
•OJ QJ ^J mH sH
h?$
hø`I OJ QJ ^J mH sH
# h?$
hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH
él àm œq
r
r
r !r "r $r ÷r ó
ë
ó
ë
ß
Ó
X
ß
ß
z kdx
$ $ If
–
l Ö
Ö0 ´ 8 ," „
ô
t
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
ö
4Ö
6
ö
ö
$
$ If
a$ gdë]Æ
$
$
$ If
a$ gdë]Æ
„Ð `„Ð a$ gdø`I
÷r ør úr Ts „
$ a$ gdø`I
x
x
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
Ts Us
a$ gdë]Æ
ÿ
ÿ Ö
Ws
ÿ
ÿ
Äs
„
z
kdÜ
Ö0
ÿ
ÿ Ö
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
ÿ
x
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
x
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
Äs Ås
a$ gdë]Æ
ÿ
ÿ Ö
Çs
ÿ
ÿ
6t
„
z
kd@
Ö0
ÿ
ÿ Ö
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
ÿ
x
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
x
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
6t 7t
a$ gdë]Æ
ÿ
ÿ Ö
9t
ÿ
ÿ
u
„
z
kd¤
Ö0
ÿ
ÿ Ö
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
ÿ
x
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
x
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
u
u
a$ gdë]Æ
z
kd
Ö0
ÿ
ÿ Ö
u
ÿ
ÿ
®u
„
ÿ
ÿ Ö
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
ÿ
x
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
x
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
®u ¯u
a$ gdë]Æ
ÿ
ÿ Ö
±u
ÿ
ÿ
v
„
z
kdl
Ö0
ÿ
ÿ Ö
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
ÿ
x
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
x
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
v
a$ gdë]Æ
ÿ
ÿ Ö
v
v
w „
ÿ
ÿ
z
kdÐ
Ö0
ÿ
ÿ Ö
ÿ
x
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
–
ô
ÿ
ÿ
x
ÿ
ÿ4Ö
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
w ‹w „
a$ gdë]Æ
ÿ
ÿ Ö
w
ÿ
ÿ
w
z
kd4
Ö0
ÿ
ÿ Ö
x
ÿ
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
x
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
‹w Œw
a$ gdë]Æ
ÿ
ÿ Ö
Žw
ÿ
ÿ
ÿw
„
z
kd˜
Ö0
ÿ
ÿ Ö
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
ÿ
x
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
x
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
ÿw
x
a$ gdë]Æ
ÿ
ÿ Ö
x
ÿ
ÿ
“x
„
z
kdü
Ö0
ÿ
ÿ Ö
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
ÿ
x
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
x
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
x }y „
a$ gdë]Æ
ÿ
ÿ Ö
“x ”x
ÿ
ÿ
–
z
kd`
Ö0
ÿ
ÿ Ö
x
ÿ
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
x
ÿ
ÿ
–
ô
ÿ
ÿ4Ö
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
Ö
$ If
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
}y ~y
a$ gdë]Æ
ÿ
ÿ Ö
€y
ÿ
ÿ
8z
„
z
kdÄ
Ö0
ÿ
ÿ Ö
$ $ If
´ 8 ," „
ÿ
ÿ Ö
ÿ
x
–
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
x
ö
4Ö
6
ö
ö
l
t
$
$
Ö
$ If
$ If
a$ gdë]Æ
–
z
kd(
Ö0
à Ö0
ÿ
ÿ
Ö
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ Ö
l aö
8z 9z :z fz gz
{
p
p
|
|
$
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
þ{
´ 8 ,"
^|
„
ô
ÿ
ÿ
}
}
e
ÿ
ÿ4Ö
ü}
e
ý}
ö
6
ö
ö
4Ö
„
|
e
e
|
&
F
a$ gdø`I
$ „¤ `„¤ a$ gdø`I
$ $ If
–
l Ö
t
à Ö0
Ö
ÿ
l aö
ý}
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
$ a$ gdø`I
Ö0
ÿ
ÿ Ö
ÿ
z
kdŒ
´ 8 ,"
ÿ
ÿ Ö
„
ô
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
ö
4Ö
6
ö
ö
~
~
]~ Ï~ Ö~ â~ ì~ õ~ ö~
€€ À Ì€ Ú€ ê€ ù€ ÷
á
á
á
á
ì
á
á
ì
á
;•
P•
ˆ•
÷
á
¥•
Û•
Ü•
÷
/€
C€
W€
k€
á
÷
á
ì
á
÷
á
á
á
€
ì
÷
á
á
$
&
F
a$ gdø`I
$
&
F
ƒ
a$ gdø`I
(ƒ )ƒ
ì
ì
gƒ
÷
$ a$ gdø`I
yƒ ‹ƒ •ƒ
á
á
ì
÷
ù€ ú€ •
¯ƒ °ƒ
„
á
á
á
ì
÷
á
Ó• í•
‚ -‚ ‚ u‚
„ &„ 0„ A„ B„ ±„
á
á
á
á
á
á
á
á
œ‚
÷
å‚
÷
á
á
ì
$
&
F
a$ gdø`I
$
&
F
†
†
†
a$ gdø`I
†
$ a$ gdø`I
±„
„
Ñ„
á„
ï„
ð„
:…
`…
…
Ã…
†
†
†
†
†
ô
†
†
†
†
†
†
ì
ô
ì
†
ô
ô
ô
ì
ô
ì
ì
ì
ì
ì
ô
ô
ì
ì
ì
†
á
ì
ì
ì
ì
ì
ì
$
&
F
a$ gdø`I
$
$ a$ gdø`I
&
F
†
•
a$ gdø`I
.† M†
<‘ ö‘
ï
÷
÷
$
&
F
†
†
†
† N† O† m† n† þ‡
ð’ ñ’
” V” ÷
ï
Û
Ï
Ä
Ä
Š
ƌ
mŽ
÷
¥
÷
ï
ï
ã
Ï
ã
Ï
Ä
ã
÷
÷
Ï
a$ gdø`I
$ „Ð `„Ð a$ gdø`I
dð
gdø`I
„
dð
`„ gdø`I
$ a$ gdø`I
$ a$ gdø`I
† † .† N† O† m† ̆ þ‡ ¡• ¼• Á• Ú• mŽ nŽ Ö’
” }— ~—
%™ 0™ ’™ ¦™ í™ ý™ u› •› •› ðÞÌÁµÁª™‡™‡™Þ™ziWiEiEiEiEi
# h?$
hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH # h?$
hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH
h?$
hø`I OJ QJ ^J mH sH
h?$
hø`I OJ QJ ^J
# h?$
hø`I 6
•OJ QJ ^J mH
sH
h?$
hø`I OJ QJ ^J mH
sH
h?$
hø`I mH
sH
hø`I hø`I 5 •mH
sH
hø`I hø`I mH
sH
# hø`I hø`I 5 •OJ QJ ^J mH
sH
# h?$
hø`I 5 •OJ QJ ^J mH
sH
hø`I 5 •OJ QJ ^J mH
sH
V” ù” ú• Ç– }— ~—
Êš ¿• À• Ù• æ• ç• ë
ë
ë
ë
æ
Ú
Ú
Ú
Î
Î
a
l kdð
$ $ If
–
l Ö
Ö0 Ž à 9! R
Y
Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö
Ö
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ4Ö
l aö ú
$
$
$ If
a$ gdë]Æ
„Ð `„Ð a$ gdø`I
gdø`I
$
&
F
Æ h ³
„³ ^„³ a$ gdø`I
•› ™› tœ •œ ¬œ ¸œ Ùœ ãœ
• $• i• À• æ• ù•
ž
ž
ž Iž T
ž ^ž fž lž rž »
ö
@¤ g¤ w¤ ‡¤ °¤ ؤ
¥ <¥ r¥ ®¥ Ø¥
¦ $¦ O¦ o¦ ¸¦ Ǧ Ú¦ õ¦
§ 3§ E§ ´§ 0¨ C¨ ɨ I¬ Y¬
C® •® !¯ L¯
´ )´ íÜíÜíÜíÜíÜÏÁϳϳϳϳϳϳÏܳϳϳϳϳϳϳϳϳϳϳϳ
Ϭ¤¬œ¬œ¬¤
h?$
hø`I 6 • h?$
hø`I 5 •
h?$
hø`I
h?$
hø`I 6 •OJ QJ ^J
h?$
hø`I 5 •OJ QJ ^J
hø`I OJ QJ ^J
h?$
hø`I OJ QJ ^J mH sH
# h?$
hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH
ž -ž :ž Cž Už gž sž •ž Žž •ž ð¡ ï
ï
ï
ß
ß
ß
ß
r
f
f
$ „Ð `„Ð a$ gdø`I l kd‡
$ $ If
–
l Ö
Ö0 Ž à 9! R
Y
Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö
Ö
ÿ Ö
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ4Ö
l aö ú
$
&
F& $ If
a$ gdë]Æ
$
&
F% $ If
a$ gdë]Æ
ð¡ ³£ @¤ g¤ ‡¤ ؤ <¥ ®¥
¦ O¦ †¦ ‡¦ ¸¦ Ú¦
§ E§ 0¨ Y¨ Z¨ Ȩ ɨ ߨ ó
ó
è
Ý
Ý
Ý
Ý
Ý
Ý
Ý
Ñ
è
Æ
Æ
Æ
Æ
Ñ
¾
¾
¶
&
F gdø`I
$ a$ gdø`I
$
&
F a$ gdø`I
$ „h ^„h a$ gdø`I
$
&
F a$ gdø`I
$
&
F
h?
$
:ç•
ï
ÿ
Æ
a$ gdø`I
$ „Ð `„Ð a$ gdø`I
ߨ Kª •« H¬ I¬ Y¬ Ä- ™¯ £° /± ± {² |
²
´
´ )´ tµ ž¶ 3¹ íº å» (¼ –
¼ м
½ [½ ö
ö
ö
ö
î
ö
é
á
á
á
á
é
ö
é
î
ö
é
é
é
é
é
Ù
Ù
Ù
Ù
&
F gdø`I
&
F gdø`I
gdø`I
&
F gdø`I
„Ð `„Ð gdø`I
[½ Õ½ Ö½
¾
Á ¦Â •Ä :Æ ²Æ öÆ úÇ
É
ê
BÉ
£É
¤É UÊ
á
Ù
íÊ
,Ì
OÍ
Ù
CÎ
ò
Ù
ò
ò
PÍ
ò
ò
&
F
&
F
&
F
&
F
&
F
&
F
vË
ò
ñÎ
÷
ò
ò
Ñ
É
É
Á
gdø`I
gdø`I
gdø`I
gdø`I
gdø`I
gdø`I
„Ð `„Ð gdø`I
gdø`I
)´
Õ½
Ö½
¾
ý¿
À
Á
Á
6Á
ò
Ñ
DÁ
ò
É
É
Ò
éÑ
=Ò
êÑ
LÒ
{Ô
ŠÔ
¦Ù
à
à
Uã
~ã
{ç
¢ç
ë
Ië
Úì
í
Oí mí vî ’î Âï éï ûï žñ ‰ò 8ó oó ‰ô ©ô Ðô gõ •õ ×ö
÷
÷ ‰ü ‹ü -ü
þ ßÿ àÿ Î
å
õéáÚáÚáÚáÚÏÃáÚ»Ú»ÚõáÚ»Ú»ÚáÚõÚáÚ»Ú»Ú
»Ú°õ°Úõ°õ°ÚáÚážõžÚ»
h?$
hø`I OJ QJ ^J mH sH
# h?$
hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH
h?
$
hø`I mH
sH
h?$
hø`I 6 • h?$
hø`I 5 •mH sH
h?$
hø`I mH sH
h?$
hø`I
h?$
hø`I 5 •
7ñÎ •Ï ÅÐ ÆÐ éÑ êÑ
Ò ³Ó |Õ »× ‰Ù ¦Ù éÙ [Ú
à
h?$
\Ú
hø`I 5 •mH
Û
«Ý
sH
h?$
hø`I mH
sH
à
à
-ã
ò
8ç
ªç
6è
÷
Æè
ò
é
Ù
ò
ò
ò
÷
Ñ
é
é
Ù
é
&
F
&
F
Æ
&
F
÷
é
Ù
ò
÷
é
Ñ
gdø`I
8
gdø`I
„8 ^„8 gdø`I
Æè
vé
wé
„Ð `„Ð gdø`I
ë
ë
<ë
=ë
gdø`I
Ië
‰ì
¥ì
¿ì
é
ò
Úì
é
í
ò
%í
>í
Oí Pí
ò
ò
mí
ï
žñ
Ñ
ò
ò
ò
‰ò
ò
Ðò
÷
Ù
Ñ
Ñ
â
ò
ò
â
Ñ
Ñ
&
F
&
F
&
F
&
F
&
F
ö
©ï
ê
Ñ
Ù
É
ò
É
gdø`I
gdø`I
„Ð `„Ð gdø`I
gdø`I
gdø`I
gdø`I
gdø`I
Ðò
•ö ×ö
÷
÷
ê
ê
8ó oó
÷
÷
÷
Üó
pø
Sô
åú
&
F gdø`I
&
F gdø`I
&
F- gdø`I
›
‰ô
Šü
©ô
‹ü
ò
ê
Ðô
Ÿ
ò
õ
-ü
•õ
÷
ê
ê
ò
ò
$ a$ gdø`I
gõ
÷
ê
ê
ê
ò
Tô
‰ü
â
ê
Ù
ò
„Ð `„Ð gdø`I
ò
Ñ
Ñ
gdø`I
-ü
þ
ßÿ
àÿ
\
»
z
"
š
½
¾
à
[
5
p
Í
"
ˆ
÷
ï
ï
÷
Ð
Ð
Å
&
F"
dð
„
ç
Ü
÷
Å
gdø`I
dð
`„
÷
Ü
÷
Ü
÷
Ü
Å
Å
Å
Å
Ð
gdø`I
&
F! dð
gdø`I
&
F gdø`I
$ a$ gdø`I
Ú
dð
gdø`I
å
þ
È
Ú
¾
à
è
ã
9
N
º
Ì
)
O
W
q
Y
n
@
L
)
B
G
d
Ó
ã
ç
ú
Æ
Û
Z
p
ë
ÿ
…
™
ú
Å- Î- Þ- ê6! E! Ë# Ý# ƒ$ Ô$
% W% ùñùñùéùÞÒÞéùñùñùñùñùéÅ·Å·Å·Å·Å·Å·Å·Å·Å·Å
·Å·Å·Å·Å·Å·Å¦Å•
h?$
hø`I OJ QJ ^J mH sH
h?$
hø`I OJ QJ ^J mH
sH
h?$
hø`I 6 •OJ QJ ^J
h?$
hø`I OJ QJ ^J
h?$
hø`I 6 •m
H sH
h?$
hø`I mH sH
h?$
hø`I 5 • h?$
hø`I 6 •
h?$
hø`I 7
Ü
ô
Ê"
ì
É
Ñ
F
À
ì
F
j
Ù
t
¿Õ
º
º
u
à
É
º
Æ
£
É
¯
º
—
$ a$ gdø`I
•
$
Æ
Æ
a$ gdø`I
$
Î
$
a$ gdø`I
&
F# a$ gdø`I
$
&
F#
Æ
Î a$ gdø`I
$ „Ð `„Ð a$ gdø`I
&
F
dð
„
gdø`I
dð
`„
gdø`I
dð
gdø`I
&
F
dð
Ø0
gdø`I
³2 F5
ì
à
´
gdø`I
„7 dð
Ê" ‚$ Ô$ ú$
N5 O5 ®5 ÷
÷
Ø
´
¯
%
W%
n(
÷
÷
{+
.
.
ì
.
à
à
¯
\/
«0
¬0
ì
÷
Ø
.
à
À
¯
`„7 gdø`I
&
F#
Æ 8 7
„7 „Éý dð
^„7 `„Éýgdø`I
dð
gdø`I
„
dð
`„ gdø`I
$
&
F$ a$ gdø`I
$ a$ gdø`I
W% g% U& a& Ï' ×' n( o( Ÿ) -) …*
{+ ½, Ô,
.
.
. ¬0 Ø0 F5 N5 O5 ®5 ñ5 :6 ‡6 íÜíÜíÜÊÜíÜíÜ
íÜ¿³¿«¤’•pbQC
hø`I OJ QJ ^J mH sH
h"Un hø`I OJ QJ ^J mH sH
hø`I OJ QJ ^J mH
sH
h?$
hø`I OJ QJ ^J mH
sH
hø`I hø`I OJ QJ ^J mH
sH
# hø`I hø`I 5 •OJ QJ ^J mH
sH
h?$
hø`I
h?$
hø`I 5 • h?$
hø`I 5 •mH sH
# h?$
hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH
h?$
hø`I OJ QJ ^J mH sH
# h?$
hø`I 6 •OJ
¯5 ñ5 :6 ‡6 ˆ6 ¡6 ¢6 Û7 Ü7 Ý7 ç7 è7
9 ·; ö< T= †> @? :@ ;@ Œ@ /A ú
ò
ú
ú
ú
ê
ê
ê
ê
ê
ê
Ó
Ó
ê
ê
¿
$
&
F
Æ
&
F
h
$
³
„³ ^„³ a$ gdø`I
h?$
QJ
hø`I mH
^J
mH
sH
sH
®5
ò
ò
ê
Þ
Þ
Ó
a$ gdø`I
$ „Ð `„Ð a$ gdø`I
$ a$ gdø`I
&
F' gdø`I
gdø`I
‡6 ¡6 Ü7 è7 ô7 ·; ¸;
@ ;@ <@ ³C ´C AD hD xD ˆD ±D ÙD
E =E sE ¯E ÙE
F %F PF pF ¹F ºF ÉF ÜF íßíßμίž•{j•\¯\¯\¯\¯\¯\¯\¯O\¯
há=ç
hø`I OJ QJ ^J
h?$
hø`I 6 •OJ QJ ^J
há=ç hø`I OJ QJ ^J mH sH
# h?$
hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH
h?$
hø`I OJ QJ ^J mH sH
hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH
h?$
hø`I OJ QJ ^J
# h"Un hø`I 5
•OJ QJ ^J mH sH
h"Un hø`I OJ QJ ^J mH sH
hø`I OJ QJ ^J mH sH
# há=ç hø`I
5 •OJ QJ ^J mH sH
-/A 0B ýB ³C ´C AD hD ˆD ÙD =E ¯E
F PF ‡F ˆF ¹F ºF ÜF
G GG 2H ë
ë
ë
æ
Ú
Ï
Ä
Ä
Ä
Ä
Ä
Ä
Ä
¸
Ï
¸
$
&
F* a$
$
$
&
F) a$
$
&
F( a$
$
&
F
Æ
J
gdø`I
„h ^„h a$ gdø`I
gdø`I
gdø`I
„Ð `„Ð a$ gdø`I
gdø`I
h ³
„³ ^„³ a$ gdø`I
mJ }J ³J øK GL uM
h pg
hø`I OJ
QJ
^J
$
ÜF ÷F
G 5G GG ¶G 2H EH [H \H
¡M
Q 1Q ñäñäñäñäÖÏÈ»©˜ŠykZŠH
" hø`I CJ OJ QJ ^J aJ mH sH
mH sH
hø`I OJ QJ ^J mH sH
hb
jJ
k
¨
hø`I OJ QJ ^J mH
há=ç hø`I OJ QJ ^J
Un hø`I OJ QJ ^J
sH
mH
sH
hø`I OJ QJ ^J mH sH
# hø`I hø`I 5 •OJ QJ
^J
mH
sH
h"
h?$
hø`I
hø`I hø`I
hø`I hø`I 5 •OJ QJ ^J
h?$
hø`I OJ QJ ^J
h?$
hø`I 6 •OJ QJ ^J
2H [H \H JI kJ lJ mJ |J }J ³J ´J ãJ ç
J ïJ ùJ
K
K ËK ×K áK ìK ô
ì
ä
Ø
ì
ì
Ì
Ì
Ì
Ì
½
®
®
®
®
Ì
½
®
®
®
$
&
F+
Æ
a$ gdø`I
$
&
F+
Æ
a$ gdø`I
$
Æ
a$ gdø`I
„7 dð
`„7 gdø`I
dð
gdø`I
$ a$ gdø`I
$
&
F* a$ gdø`I
ìK ÷K øK GL KL XL mL €L •L ´L ÄL ×L èL üL ýL
@M `M uM ¡M ÅM ÆM MN YN eN vN ð
ä
Õ
ð
ð
ð
ð
ä
Õ
ð
ð
ð
ð
ä
Õ
ð
ð
ð
ð
ä
Õ
ð
ð
ð
$
&
F+
Æ
a$ gdø`I
$
Æ
a$ gdø`I
$
&
F+
Æ
a$ gdø`I
vN }N ~N ¼N ËN ÛN
O
O
O fO ‹O žO ±O ÅO
ÆO
P 0P UP yP ¤P ¥P ßP ëP ÷P
Q ð
ä
Õ
ð
ð
ð
ð
ä
Õ
ð
ð
ð
ð
ä
Õ
ð
ð
ð
ð
ä
Õ
ð
ð
ð
$
&
F+
Æ
a$ gdø`I
$
Æ
a$ gdø`I
$
&
F+
Æ
a$ gdø`I
Q
Q
Q
Q $Q %Q 0Q 1Q IQ JQ ·T ¸T ëT
U EU €U ÉU ÊU
W
W (W )W +Y ð
ä
ä
Ø
Ø
Ø
Ø
ä
ä
ä
ä
ä
¾
¾
¾
¾
ä
ä
ä
ä
ä
ä
$
&
F(
Æ
„
„äý^„
`„äýa$ gdø`I
$
Æ
a$ gdø`I
$
Æ
&
F+
Æ
a$ gdø`I
V
a$ gdø`I
RV
W )W
^J mH
$
1Q GQ HQ JQ KQ ÃQ ¸T ëT EU €U ÊU ×U úU
V
*W âW )X <X AX íÜÎķĦ˜‡yhyhyhyYyHy9y hø`I 6 •OJ
QJ
sH
h•_& hø`I OJ QJ ^J mH
sH
hø`I 5 •OJ QJ ^J mH
sH
h EÔ hø`I OJ QJ ^J mH
sH
hø`I OJ QJ ^J mH
sH
h )Í hø`I OJ QJ ^J mH
sH
hø`I OJ QJ ^J mH sH
h )Í hø`I OJ QJ ^J mH sH
h¸$, hø`I OJ QJ ^J
hø`I OJ QJ
^J
hø`I CJ OJ QJ ^J aJ
h¸$, hø`I CJ OJ QJ ^J aJ
# h¸$, hø`I 5 •CJ OJ QJ ^J aJ
AX
NX xX ˆX eY nY l\ z\ {\ }\ Ž\ ¨]
^ z_ –
_
b Cb Qb Èb ic ƒc õf öf øf
g
h
h 3h ðâðâðâðÑâÂâ±£”£ƒ£r£”£`rQ£”£
hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH # h—B[ hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH
hå M hø`I OJ QJ ^J mH sH
h§
hø`I OJ QJ ^J mH sH
hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH
hø`I OJ
QJ ^J mH sH
h x¼ hø`I OJ QJ ^J mH sH
hø`I 5 •OJ QJ ^J mH
sH
hÛAµ hø`I OJ QJ ^J mH
sH
hø`I OJ QJ ^J mH
sH
hø`I 6 •OJ QJ ^J mH
sH
+Y LY 2Z ãZ äZ {\ }\ •\ Ž\ —
_ ˜_ h` i` Ó` Ô` ×` Þ` ç` ó
ä
ä
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
×
×
×
×
Å
³
³
$
Æ
:
$ If
a$ gdë]Æ
$
Æ
:
$ If
a$ gdë]Æ
$
Æ
:
a$ gdø`I
$
&
F)
Æ
a$ gdø`I
$
Æ
a$ gdø`I
ç`
è`
ê`
õ`
4a
q
_
_
_
$
Æ
:
$ If
a$ gdë]Æ
•
kd-
$ $ If
," „
t à Ö0
ÿ
Ö
–l
Ö
ÖF
Ð
Ø
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
„ \
ÿ
ö
6
ö
ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
l aö l
ÿ4Ö
4a 5a
7a
4Ö
Ea
¨a
q
_
_
_
$
Æ
:
$ If
a$ gdë]Æ
•
kd˜
$ $ If
," „
t à Ö0
ÿ
Ö
–l
Ö
ÖF
Ð
Ø
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
„ \
ÿ
ö
6
ö
ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
l aö l
ÿ4Ö
¨a ©a
«a
4Ö
³a
b
Æ
q
_
_
:
$ If
$ If
–l
a$ gdë]Æ •
Ö
Ø
ÿ
ÿ
$
," „
t à Ö0
Ö
ÿ
_
$
kd
ÖF
Ð
ÿ
ÿ
„ \
ÿ
ö
6
ö
ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
l aö l
ÿ4Ö
4Ö
b
b
b
b
Bb
q
_
a$ gdë]Æ •
Ö
Ø
ÿ
ÿ
kdŒ
_
_
$
Æ
:
$ If
$ If
–l
$
," „
t à Ö0
Ö
ÿ
ÖF
Ð
ÿ
ÿ
„ \
ÿ
ö
6
ö
ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
l aö l
ÿ4Ö
Bb Cb
Eb
4Ö
Qb
Äb
q
_
_
_
$
Æ
:
$ If
a$ gdë]Æ
•
kd
$ $ If
," „
t à Ö0
ÿ
Ö
–l
Ö
ÖF
Ð
Ø
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
„ \
ÿ
ö
6
ö
ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
l aö l
e
ÿ4Ö
Äb Åb
Çb
4Ö
Èb
e
öf
g
÷f øf
q
X
g
d
X
X
X
$
Æ
a$ gdø`I
$
Æ
:
a$ gdø`I
•
kd€
X
X
X
X
$ $ If
," „
t à Ö0
ÿ
Ö
–l
Ö
ÖF
Ð
Ø
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
„ \
ÿ
ö
6
ö
ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
4Ö
l aö l
3h Ch ùj ƒk „k Ÿk
k ¡k ¢k -k
l =l Œn –
n £n ¬n øn 2o ?o ‡o íßν°ŒwßfÎßTßCß2ß2
hD\X hø`I OJ QJ ^J mH sH
h )Í hø`I OJ QJ ^J mH sH
oÊ hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH
hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH
) j
h ã hø`I OJ QJ U ^J
! jú
# h
mH
sH
h ã hø`I OJ QJ U ^J $ jnP;N
h ã hø`I OJ QJ U ^J
h ã hø`I OJ QJ ^J
I OJ QJ U ^J
h ã hø`I OJ QJ ^J mH sH
hø`I OJ QJ ^J mH
± hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH
g \i ]i
j øj ùj ‚k ƒk £k ¤k ¬k -k
! j
sH
h
# hé
ã
hø`
l
n
l
p
=l
½p
tl
ó
Él
ó
Êl
ãl
ó
ó
Šn
Œn
ó
–n
—
ó
ó
ó
ä
ó
ä
ó
ó
ó
‡o
•o
p
¾p
÷p
q
<s
ó
$
a$ gdø`I
a$ gdø`I
ó
ä
ó
ó
$
Æ
ó
ó
ó
ó
‹n
ó
ó
ó
&
F.
Æ
äl
ës
t >t ƒt †t mv nv iw }w ™w ©w Àx Äx ry =} òáг¢¢‘ò•òpò^ò
MòC
hø`I OJ QJ ^J
h ã hø`I OJ QJ ^J mH sH
# hé
± hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH
hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH # h—
B[ hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH
hD\X hø`I OJ QJ ^J mH
sH
h‚c
hø`I OJ QJ ^J mH
sH
hø`I 6 •OJ QJ ^J mH
sH
hø`I OJ QJ ^J mH
sH
hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH
hD\X hø`I OJ QJ ^J mH sH
hø`I OJ QJ ^J mH sH
½p Þp Äq
ur wr …t nv Ãx Äx Óx Ôx
y -y &y /y =y >y ry ‚y ’y £y µ
y ¶y
z ó
ä
ä
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
Õ
Æ
Æ
Æ
Æ
ó
Õ
Æ
Æ
Æ
Æ
ó
Õ
$
&
F0
Æ
a$ gdø`I
$
&
F0
Æ
a$ gdø`I
$
&
F/
Æ
a$ gdø`I
$
Æ
a$ gdø`I
z
z #z <z cz dz ïz
{
{
{ 3{ 4{ ³{ ¾{ Ê{ Ü{ í{ î{ t| ƒ| ‹| –
|
| ¡| ì| ð
ð
ð
ð
ä
Õ
ð
ð
ð
ð
ä
Õ
ð
ð
ð
ð
ä
Õ
ð
ð
ð
ð
ä
Õ
$
&
F0
Æ
a$ gdø`I
$
Æ
a$ gdø`I
$
&
F0
Æ
a$ gdø`I
ì| û|
} } <} =} •}
} ´} Ã} Õ} Ö} :~ D~ N~ Z~ a~ b~ š~ ¦~ ¸~ Ä~
Ü~ Ý~ ¾• ð
ð
ð
ð
ä
Õ
ð
ð
ð
ð
ä
Õ
ð
ð
ð
ð
ä
Õ
ð
ð
ð
ð
ä
ä
$
&
F0
Æ
a$ gdø`I
$
Æ
a$ gdø`I
$
&
F0
Æ
a$ gdø`I
=} M} b~ š~ ¿• À• Å• "• 1• {• ••
• ª• «•
µ• Ú• æ•
‚ "‚ W‚ ¦‚ ±‚ Ђ é‚
ƒ "ƒ Tƒ ôêÙ˷˦™ŒêŒ•êôêsfsfX
IXIXIX
hø`I 6 •OJ QJ ^J mH
sH
hø`I OJ QJ ^J mH
sH
hø`I hø`I OJ QJ ^J
hø`I hø`I 6 •OJ QJ ^J
hø`I 5 •OJ QJ
^J
h—?& hø`I OJ QJ ^J
hH>› hø`I OJ QJ ^J
hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH
& j
hø`I OJ QJ U ^J mH nH u
hø`I OJ QJ ^J mH sH
h-
hø`I OJ
¿• Á•
!• "•
•
•
QJ
•
0•
ó
^J
Õ
1•
mH
Ä•
@•
û•
C•
ó
ó
ä
ä
QJ
P€
I•
hø`I 6 •OJ
M•
O•
ó
ó
Q•
QJ
^J
ó
ä
¾
ó
ó
ó
ó
ó
ä
ä
^J
Q€
K•
ó
ó
ó
ä
hø`I OJ
€ 2€
E• G•
ó
ó
&
F,
Æ
sH
Å•
A•
ó
ó
ä
ä
$
a$ gdø`I
$
Æ
a$ gdø`I
Q• S• U• V• e• f• h• j• l• n• p• r• t• v•
x• z• {• Š• Œ• Ž• •• ’• ”• –
• ð
ð
ä
ä
ä
Õ
Õ
Õ
Õ
Õ
Õ
Õ
Õ
Õ
Õ
ä
ä
Æ
Æ
Æ
Æ
Æ
Æ
$
&
F1
Æ
a$ gdø`I
$
&
FÆ
a$ gdø`I
$
Æ
a$ gdø`I
$
&
F,
Æ
a$ gdø`I
–
• ˜• š• œ• ž• Ÿ•
• ª• «• Ú•
‚ R‚ ‡‚ ¦‚ Ú‚
ƒ Tƒ …ƒ ·ƒ
óƒ
„ N„ h„ ð
ð
ð
ð
ä
Ô
Ï
Ï
Ï
Ï
Ï
Ï
Ï
Ï
Ï
Ï
Ï
Ï
Ï
Â
Ï
Ï
„
$
„Ð ^„
`„Ð gdø`I
gdø`I
$
„8
Æ
a$ gdø`I
$
&
F1
Æ
a$ gdø`I
Tƒ _ƒ …ƒ •ƒ ·ƒ ½ƒ
„
„ h„ x„ I… a… …… •… Î… Ï… Þ… ö…
íÜíÜʹªœ•}n^OG>G
hø`I 6 •OJ QJ
„Èû^„8 `„Èûa$ gdø`I
G†
²†
Ȇ
å†
‡
íÜíÜíÜ
hø`I OJ QJ
hø`I hø`I OJ QJ mH sH
hºnhø`I 6 •OJ QJ mH sH
hºn hø`I OJ QJ mH sH
$ h7-v hø`I CJ
OJ QJ aJ
mH sH
hø`I OJ QJ mH sH
hø`I OJ QJ ^J mH sH
hø`I 6 •O
J QJ ^J mH sH
h
SA hø`I OJ QJ ^J mH sH
# h
SA hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH
hø`I hø`I OJ QJ ^J mH
sH
# hø`I hø`I 6 •OJ QJ ^J mH
sH
h„ ª„ Ê„
… I… …… Í… Î… Ï… Þ… ß… à… \† ]† ±† ²†
‡
‡
l‡ m‡ è‡ é‡ [ˆ \ˆ Žˆ •ˆ ú
ú
ú
ú
ú
ú
ú
ò
ò
ê
ê
Ú
Ú
Ú
Ú
Ú
Ú
Ú
ê
Ú
Ú
Ú
Ú
Ú
Ú
$ „á „ü^„á `„üa$ gdø`I
$ a$ gdø`I
$ a$ gdø`I
gdø`I
‡ *‡ 0‡ Q‡ j‡
l‡ Š‡ §‡ ÿ‡ Eˆ ¬ˆ øˆ
‰
"‰ >‰ k‰ q‰ ¿‰
Š 0Š SŠ rŠ …Š £Š ÅŠ êŠ 3‹ p‹ œ‹ ê‹
Œ
(Œ gŒ £Œ ·Œ ÙŒ öŒ "• J• w• Ž• õíäíäíäíäíäíÙÍÙíäÁíäí²¢õíäíäíõ–
‡wÙíäí²äí
hºnhø`I 6 •OJ QJ mH sH
hºn hø`I OJ QJ mH sH
hºnhø`I 6 •OJ QJ hø`I hø`I 6 •OJ QJ mH sH
hø`I hø`I OJ QJ mH sH
hø`I OJ Q
J mH
sH
h7-v hø`I 6 •OJ QJ
h7-v hø`I OJ QJ
hø`I 6 •OJ QJ
hø`I OJ
‰
QJ
hºn
hø`I OJ
QJ
(•ˆ
‰
[‰ \‰
Š
Š qŠ rŠ ÄŠ ÅŠ X‹ Y‹ é‹ ê‹ KŒ LŒ ¶Œ ·Œ !• "•
•• Ž• •• •• ‘• Å• ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ê
è
ê
ê
gdø`I
$ „á „ü^„á `„üa$ gdø`I
Ž• •• ‘• ¦• º• ½• Ä• Å• Е Ñ• Ò• Ó• Ô• ïëã×ÎãÃãÃ
ë¿ë
hë]Æ
aJ
hH>›
hø`I >* CJ
aJ
hH>›
hø`I CJ
aJ
hø`I >* CJ
hø`I CJ aJ
SA hø`I OJ QJ
hø`I
^J mH
h
sH
Å•
Ñ•
Ò•
Ó•
Ô•
ò
ð
ð
ð
„
„Ð ^„
`„Ð gdø`I
, 1•h °Ð/ °à=!°
"°
#•
$•
%°
°Ð
°Ð
•Ð
b
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
t à
!v
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
ö
h 5Ö
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
ö
„ 5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
ô #v
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
5Ö
„
#v
#v
#v
#v
#v
#v
#v
#v
#v
#v
#v
#v
#v
#v
#v
#v
#v
#v
#v
#v
#v
#v
#v
#v
$ $
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
ô aö
ô :V
If
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
b $
–l
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
t
à ö
!v h 5Ö
t à ö
!v h 5Ö
t à ö
!v h 5Ö
t à ö
!v h 5Ö
t à ö
ú !v h 5Ö
–
l Ö0
ÿ
Y 4Ö
ú !v h 5Ö
–
l Ö0
ÿ
Y 4Ö
5Ö
t à ö
l !v h 5Ö
t à ö
l !v h 5Ö
t à ö
l !v h 5Ö
t à ö
l !v h 5Ö
t à ö
l !v h 5Ö
t à ö
ð
#
ð
6
6
6
6
6
ö
5Ö
„ 5Ö
ö
5Ö
„ 5Ö
ö
5Ö
„ 5Ö
ö
5Ö
„ 5Ö
ö
5Ö
R 5Ö
„ 5Ö
ô aö
ô #v „ #v ô :V
„ 5Ö
ô aö
ô #v „ #v ô :V
„ 5Ö
ô aö
ô #v „ #v ô :V
„ 5Ö
ô aö
ô #v „ #v ô :V
„ 5Ö
ô aö
Y #v R #v Y :V
ÿ
ÿ
ÿ
aö ú • $ $ If
–
R 5Ö
Y #v R #v Y :V
ÿ
ÿ
aö ú x $
Ð #v „ #v Ø
6 ö
5Ö
„
„ 5Ö
Ø
6 ö
5Ö
„
„ 5Ö
Ø
6 ö
5Ö
„
„ 5Ö
Ø
6 ö
5Ö
„
„ 5Ö
Ø
6 ö
5Ö
„
„ 5Ö
Ø
6 ö
5Ö
„
$
è è
ÿ
$ If
#v
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
Ð
Ø
Ø
Ø
Ø
Ø
Ø
b
$
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
$ If
–
ÿ
ö
–l
b
$
–l
b
$
–l
b
$
–l
•
$
ÿ
ÿ
ÿ
–l !v h 5Ö
:V
–l
5Ö
Ð aö l x
Ð #v „ #v Ø
5Ö
Ð aö l x
Ð #v „ #v Ø
5Ö
Ð aö l x
Ð #v „ #v Ø
5Ö
Ð aö l x
Ð #v „ #v Ø
5Ö
Ð aö l x
Ð #v „ #v Ø
5Ö
Ð aö l ‘1
ö
„ 5Ö
$
$
#v
$ $
#v
$ $
#v
$ $
#v
$ $
#v
D d
ö
5Ö
R 5Ö
ö
5Ö
R 5Ö
Ø
If
Ð :V
If
Ð :V
If
Ð :V
If
Ð :V
If
Ð :V
ð0
–
–l
–
–l
–
–l
–
–l
–
–l
²
A
ÿ
ð
€" ð
1`=½2¦/4`l©-aÅv ÿ é0
>
Ì @= ðá0 1`=½2¦/4`l©-aÅv `5
Ý
e
ÐËE Ø>4 ¯0
þxÚí= x EÖ5Gîd $™ÎE˜\•! “p á0¤; Î aBT` A@0
‚² ܨ àÂ* Ê%²Š Öx!‡ û¯
T¼Ðe ] AQ\\û¯ºº§3tŽ™é! »“ïåÕ몮î®wÔ«ªîW BÈ
1
‘ýŽ 2ÙL”ß“9„tÈ$ÄV8| ! 2¡‡•,
!ÄDêÿ~
#äD$!Bš3ÔÏ ;ÔD¦òf •N 6 ¨.Û•o É•n `lµë ,ÛÉ
PÂʦå›I$«/%?LIg@ rÚ‘o¤uI·_yuj~ˆ’gÎ'J ëÎ Àk
–
óÆ žË•
c÷Ð êÈ€t<«ÿIàJ‡ç“J¹
ÖÇš¢šBå6A|b‰•
D(ÀD"Ý –É` Uôsµœ+•÷Ø•Õ+7/TOq¦ª-9
õW–b›h< r^Ä¿¢[Æ!H”|.°·RNãM¨îm€êÞ ¨ï-••Çë
dmÛŠµ›{ÛDzçǶ75À!X dVÃC•˜=; o Ï=jòüÜG † `[uS‹r(x& »ä6¨¬¬¤rð(Ô<0è+S–
Š_zÉ \£Y²°’µ­ü|(
eaUæ²°,~Ë8 LW™ I ÆÁÃàÃï‡ûÝGôÑÍÏmcºùWž;
È®ë R Æûƒ7ÛŽ}Þ,Þàsö ¼ žs/‘xóaÜ1Ó‡qó"
CÀô1“/¼Áv[ ð0k·Ð|b„¦#ÝU6øˆrîÞ«•ì<ø
0Êõ°rÈâÐ|ƒ©/»•<îê:X»R\Ä ÛjÁ…á¸ÁpO Øn—
½&$ÏÕ&Íjçß ôbé^츌‰Í@ ˆöOn3£* Äø€ýS±Azž ÌR[˜5øà
²T×—Ÿ9ÜG½¹ `–Aªóm¹c`¿‡eAÌ'i£É
d*™In Œ¿7
.9UÿZ‘
iø'×9ë- ¢®3WUfêÍÛ,m {bÈ¢º z…Á†ˆæÜß+¡FG˜y 9a
6.‰¾`ˆ†ì]P !1¤×›Ã‘=$yo
É|û°cɹ dÕO+H•w
¼
þÎÃ1<Ä]0Ì ˜
l,ùÅ
ÍsÁÐJ– 8¿Û[‡ ˜þþÖ
Äô ´-•·|ÿa‡|•ñæ
†‡ƒ. &ÝN›½ž
YY u¾•JÇã]ra
ÿª ú ƒ • L»—•[ô@È€C…! 0ï÷@G3»¦þÉ}ø
šWH†“ 2 j ÞÔ 1u
¥~éšÀd íP[ô—˜Kaò”ÊòåcíTyV×=+Ïh Vˬ·²vÎ蹬… ü\0 ‘‡Ue_:°,ò å•ï-‰×È3 kK<6hñI‡| Û Ï2H|Åc…€ßƒr3 ><˜Àž
å ù>6ö‚AÝîE Ÿt üà¹Â¾ ’ ÇÝe
e áPE”£ Ã4ʪüÛ õÊö ëAzüÒ“
ù-— ½noŒn²ö úî•qà `À^w“5Ì{ èÄFd
;Íá [#ˆ xî =·Á'øA(s×Á€GƒÌ Á± Î!½¡éAåN–
¯T&_©L [©Ž§©èvìyZ©d6MU '¹AsdUËŸ
ð ¶ ý/M
•
°ÜãF©ÜŸ®r/1]n®ß šo4
r_ÅúÎUŠ„ åËý+QúÚJ¨5?_.Ûí@7ègM&yì„Ç•
·-p¾ÜApš^ KýªIéWÕý•/>•Ü× ´úÚ6R?ÎîU³¯5¨ü"£[Yµ|ǨÒ×ã½ K|XËøð$`lØ> É?úo…*s•}V
‚h¯2#ÔÙƒƒëìoS !-RzRH½S(‚ i‘Ò»~0
A„´Hi[x•ý+
"¤EJß Qg ‰ BZ¤ôQ 7F!ˆ )g©³ £ DH‹”^ ô„V "¤EJÿ ôë­ DH‹”-ݦΞ ƒ
BZ¤ôf ïŒE !-RºU\•ýC
"¤EJ—[ëì=9 Ò"¥ ýH<‚ i‘Ò êìg)ˆ )½(±Î^’„ BZ¤ô—@?ŸŒ BZ¤´Ð¶Î-™‚ BZ¤ô“@ßÜ
A„´Hib«³ï¥ BZ¤ôøÔ:{û4 Ò"¥· ½ A„´HéÄŒ:ûq
"¤EJÏˬ³ç·G !-Rú Ðë; ˆ• )Ý=«Îþ+ Ò"¥—Ûëì×uD !Rú{ ·d#ˆ )=¢SÝÚ A„´HéM@Ïé‚ BZ¤tx×:ûa
"¤EJOuÔÙ 9 "¤EJ¿ ôŸr DH‹”ÎèVg?IA„´Hé{»×Ù‡ô@ !Rú ÐU= DH‹”î Èt/ Ò"¥× =©7‚ i‘Òÿ zw-‚ i‘Òe}@¦û"ˆ• )ý
Ðw÷C !-R:¶?È4 Ò"¥g_
2•• BZ¤ôA W
@ !-RºK È4 Ò"¥—ð Ó ‚ i‘Òß ½¹ A„´H颕
Óƒ DH‹”~ èò" Ò"¥ÍƒA¦)ˆ )=q ÈôP Ò"¥w ½h ‚ i‘Ò)ÃA¦)ˆ )]1 dº A„´Hé~² A
„´Hé^#A¦¯A !-RúQ Ç•B !-RúG ·•F !-Rú 'Èt)‚ i‘Òµ@Ï ƒ BZ¤´¥
dš‚ i‘Ò3® ~R !-R:FcÜLTã® Ç] ?ÌQDQ®‚ÄS€?46=NÃ{ø§ ¾óˆ§¾³ -…s»Ó·Y¢
•¾*úÒ«Àï‹5::ã8# ±äs¢ÿE. á%×ÁXjò( Ž§ÌÌŸþk›úåv -_ ˾ ~kŬÁôØ.Hç…b¾!B}β
£ãWÈC×ÝwÆ´…À9çµÛÃ}ŒÙNU Ÿ/ ç³ÜƘÁ ßy úYÀÇ¿ W ~×XßwƼ·áXp#¾s •/ Þó5ÔCŽc¾Mk† âšáà ·ë™ ûP >,–
•Ä«€û õ™;ë&®¦sgι[
È@£Psçó µáƒ
Ô~·¯sg²¸ZìÖàœzî
×
B’oÞÇ(ùH ‚-´
z>=?
Ó Úô;372w&ùõÏ iÎÉ트æˆE óºó2Æã’¤øøfæÎ
Ìå61wfh`î¬ àGƒ4O[b”îÍ zÌ ü0wæ©Mîç…MF}¯,wÙdsS6ù?õm²á2°Éø|zÛä
Ì.Gƒ l@ äf“1¯‹QZ—lÈ&c=Ó¡–¹äë¢hf‹[û`ƒGÁ¿Û s
àkU¶µŠÙ‰æÏ
{1ýQæ H ó õìGˆöœ@¯8ŒÞÊSüv ³ !Š½ ö×<€Ñs»1†]s$T~+kËëŒÌÞfòÜÀÌ
™zÙ
½}¾eDâ)<H’Šÿ[ 6yÄÿP/ù¦½ör¬
Oº
oÙÊ—ÞZ-Èxý ‘ y0Äå‡)ò `ò€íð ÀlUÛâ}¶ [Ú>¬˜Ëq"œm ¨rQ ÿ&CÅ“ /4¸Î=‰¬ñH.ÂM²AþÊslΚxÊÏœ¿p yn
? pöΗ
ù© ­Âû€kŠ@çk_ä¿ Kéß·¡ù 'ÚÐòäËÖô|JïÙNókjwÒòÙ€éù»Þ õ!•õc>½-”GùQýî‰Í ¯t­ã‰
¢?ü@Qcí.¦‘õTô A¡› óFÀ÷ $ž¦·/æNdZ j-
Í,·F ~!£Öº9ÃÂÍÎ(æ6g,ã^È8ÍEdžâ†f:â |"ó4À2N-s
•K›ëKNb~¸äKF\4Gü™Æ:lcþd\~¸¢Ó zè/iz
UË «Ò•IL ônû@Ò÷ãP)&PÎî×yŒUc9Ë;¯n-Œ>w¾ ×Í[rŒõ9\@€Ì PŸØ +/¥(#/Å‘el€é¢
}ÇX‘>Ž±¢4ûH¹])þ‡M íã ÃqÉgŠRô)2€ÆXïàû
p•¹ «Xßè·@-c}ç6ÆÚnlxŒ5Û‹1 êÅ‚™®1VD c,ƒ¼Bû÷úc,â6Æ’ËÉc,C3ÆXò9ÞŒ±äöpcŨÊàó…ê<ÆZ€¼a~
úáw¹•±0okdŒ…ã´Ñd Lº’ R
åp8?(’½× Æú¦ FGHc-zÜÛqØ›‘
‰áØßëmûœwö
Jÿc¤ï3yks›²­{ ¢
È Êú ´­ó’‹Òæ%;ÚWe `º(M_ÛjñѶFkÛVÖf • /Ô¼ÞFP0 —lk´b[- d[_D_ .ð;£$ëf
>\)¶UðضJ (–Q±ÌÞ¢•:Æ 'Á&M »†öh\8ÎÛ4lãd{…öPº¯ dÙ• GÑ~°ÎÜa³» [èàÓ8³x掅3ÎÜ1.<ü xMÄxÍð?\ü>NS¶õâöp] Ÿ¿ï~ɦªŸÕ×5… ¸v À €þn¶ óú4cMa
™Lî€û-'6Z ›ÃŠpÉr³ì¨·23x÷¾ ;¿ “™²FdfK®ÅQÎÞ×Ã>µ ß
ƒsó¡ž’=Ò{• úÛÜ
ß:fѺWP¾ày³Tï_ w¸òá¼·ÇK祚WÐõ2ü•Àñ¾ ÙûYø. ¶‡‰‡÷€Ç‘ž evŽûÖ!¿oæ‹Ì
•>
WÁs fý›Zf0oˆQâ}C23‰ÊÞdð£æiÀʼnTv¦ÀÿáÇeù
e ¬ºYždûäO™ŠõÂÇÛ çouùx±Mùx7>•-ˆ>->ŸÞ>- ÚžB&S×»É æ•±c
É ~
QN~X éƒÏö
dü
P€ïséí³íÿ„¯9û _:7”¯
¿Ëo>Û«PÑ• ÐQêÇ|¶ÙI´›ô·ô_Ò 0ýA;}}¶V>úl­µ}6ÖfˆIÇh¡ÆØJ1-—|¶ÖŠÏÖ*€|6|—
õ+ §QZG0kð!}¶oýÚÿêë³yÓÿF°þwº‡ý¯¡…ûßE ;!# ž»§Q Ÿ©m%æ¥ %Yhl<< úß[ Ê¡ Æžx Ü
{ »V,ÃQl
Ép0 yÚïz"K“½èwñ}ò_g7¯ßÅ÷[ÈçMÏ­ÄyÑïÆéÜïÆ©Êàó…éÜïV | ÉL–º»É æå % Ñ•,•¥ý®
`2õàf39
fò#Ë‘,KQ>ôÏÏ ¤µMüþr¾É—µí6^®mÆh¯m'¿G×4 ×l Ïæ b”~©M ®m?mÖ2kX[âµ* ‹¹ŠÄg¯
Ô5•Õ¸v °Õ -•y¿† «¹†‰~†³õVþÈÖ•x§q
_ºí#¾2þe¾æÐ ¾c àÝïñΰ ùš SúȾwh~åþwhùš­uô|JÛ¶Ó| ¾“–¯
Û)Ÿð ­ i¬óéõlZk˜± ¹†¹Ö ­£m ¸—­£ÍNêÃ9’~±:’ÖYßM\g]–xµ ðÙ „_¬µ }¸³
ó >æŠ ?æ–%&Ç¿
Ø‘„0ßk˜q:¬aÆ*º ×Âk˜¨ 7 ¼ °À mHú~Ô,Ù¨cøµÁ {oõÒÞsšö¾fëZ|ÿ ¸fÍçl Â)2b
@{ÿ±YòÇ°-÷³ï$•
ïÉ >#9Pùÿ üû *ž
¾õ‰ÿñ^ò?A“ÿΧÆ
ÎÂùêM](–øŸ ð?> ùÿ*Tþ…ª-irÕ=) ³ïI
ÿ ÿ‡
TþfþÞ
)í=ÿ ½ä’¶þ÷ÿ†wÎÝÊ#®þò_ŒÿI
Ò»Œr[âµòÛ
âòÛž
Xý˜½ËúˆQ²YÞó?ÙKþ·Õæÿ‚
•ò0±•`üo«ð?9 ùÿ {—u%à· ÿ 탸D{EÀòIâÿz“¯üOñ’ÿí´Ç{–)”ÿˆ]üo§ð?% ù¿Ú$ñÿ
“‹ÿÛ{ â¶÷
\þ¯ƒÆ< o ¼Ù§wÙm^ò?U»ÿß·B¨ùíW-q©¡ ï§*ü·
ŽÊÿɬÿŸ î ÿÓ¼äº6ÿoy‘¯yt+˜ÄÊß>¥+üO
@þßÈæ{°-# ÿo²
ÿ×Âý ™ ü"{—ýÓÁ«Ú}:ø—
ån²Î· *ÿã £ Tœ ¸Î'ûŸá%ÿ3 ÐÿB Æ~<b2ì
fÿ3 þg ÿc¡
»Cf"kK¼ÖôœY1Ósž
Xû•–
}oñ3ó_½ç{/ùßA»ÿ_4‡Çñ?Åù²ÿßAáû äÿ ¶-#·%^k@tOn@ô±€åÿ•fÉþO |À'þgyÉ•»6ÿ7, Ð
þ#&_ÉþŸ]á•V òÿ 6—6•µ%^«hàP®hàÊ€åÿ÷¸~
‰¿åSÿßÑKþgkÿªoåk: Ä¥ rYÿŸ­ð¿c òÿ 汶<Àúÿ˜hÞ ½¸S ò©Iò 7™|ýf­“ö7k÷ÜL¿9»
ÿÁiô ´Ý€ñ›4®ËT雵«¦ÐoÖ®-p ¥+OL¢ù ÓoÖNÝHϧôží4¿IÃòô›5<•× ´>¤±~̧×Óüf-S½õ-=Þ jj-ç!“ô=ZµÉõ=Úê¼bîú<
@-Õ
ðfïrëâÞµÖ\
îÇ^Å\nïe §¹Å½OqoövÄ›óNAùÓ þü--³
k9• =íÜÂk9îò-wÛ ’.‡°gíà³.wÑ^»í;˜êb\ß"ª›£ £®~th ¤Ë‡
©.Ï?$PúÔM<Í0…§åkn* çS t óQW±<Õe<t ëC ëÇ|z=M]îrÉu9Œér¦J—‹r‹¹•\
š[kýKN­õ–œrkgÀ‡
n¹£˜;ìX pšëœsŠ»%Ç ÿ À¡¹§á<êrW t¹‹¢Ë][X—
Ýå[ï¶ $]^À¾£}ÚçoÉ Úýò_³¨.-}® ÕÍäê
TW·öj/ér·LªËk»dP:sG Íÿ=`Ú/oI¥çS t óQW±<Õe<t ëC ëÇ|z=M]v\r]¾Ÿ}'þ”ê;ñŒŽÅÜçv
@­õ €B{¹Õ
¸*
ÁÂÝ”UÌUe- 8Í™í§¸B»#þ ÀŸÛO øS—stÐe‡¢Ë9¬Ë²|oT}'®gÛ ’.ïeïòà»Ê¾ér®¦.“ógé»qgÎ|ÏÓ¸ g¿çQWWXOñ¨»¥­Oò¨Ëñ‘ßP:Æñ/š¿ 0í—
;~Aϧ4è&森byÔ]z>è2ÖGãB@ý˜O¯§©Ë¹—\—ñÝ Ôå/
.]-“RÌq) €Z붶µÖ»Ú–[ó •–\kýG²…[Ÿ\Ìý#y ÷Yòi.¯í)Žøm€¹”Ó þÔån:èr®¢ËÝZX—
Ýå[ï¶ $]-Ãäìv€ |ÒåîÚ>öÛ¯ñ$y ñÏWy õ •àìôWøÎY/óï vöÁõ•—
ø»G¼@i²òyšÿ `,Oª6Ñó)½ƒæ×Äî¢å³ Óó3vÓúÆú1Ÿ^ Ë_¤ËÝ/¹.—á|$À Õûw¹ÜXîœ5 `‡õq€
Ö»¬i€ßŠCHä–ÆåÞŠ[ pK³^à&XûÅ?
ø …õ~Ôå-:èrwE—{´°.•aº< à~?´}
é² $½ë<9H’3ïu¹§v¿,l¢ñØø7j R¸…¿ pöõ/ó›Ck„÷ w¼¿Z
Ã^äŸ2USú_Cž£ùm†>GË;÷VÑó)}ãvš_3l'-Ÿ
˜ž?ö
ZÒX?æÓëݨÕ/÷¼äº\ $ÙˉA®~9±”ç>r 6Zç ôuN´þ{ôFëz
nÜhž[?z!Àqîß }• ñó•Ç¡<ÂB?êòU:èrOE—¯ja]–å{RËŽêÙö¤Ëo›%»uÚì«ÝK[— >NÇ»/›§ãß÷ £ ýXñ:iÞú•µt¼<-x-¥S׬¡ùC Óñrâ z>¥ÁgÆ|ô¡±<úÔô|ð±±>¤±~̧×Óô±{]r]>h–
tù¤Ù¥ËÛF sw•° ÔZm dž—[7
¯µ
¤`ႆ s ‡/ 8Ím ~Š;6Ü o þÞˆÓ þô±{ë ˽ ]îݺ,Ë÷)³ËÇÖ³í I—
KÙ³Þî³.çiëò]•¢º8ÿ—¥T7× F]}º`)ÕÝÒ7–P]
Î_Bé Å•¤ù] ÓñrÈéù” ÝÄ|ÔU,OÇËx>è2Ö‡4ÖOç¹ñzšºœwÉuy
Óå9*]î9¨˜;7Ð Pk] píÀrk<à …
®¢°˜ÛQ¸
à4 ?ð wí@Gü Àç ž ð§.÷ÑA—ó ]îÓºì.ßz·} éò
"ù &Ÿç¾újë²­’Gy÷¤
-}æ &WðèC ýp;•>uiÂm<úØÏ\=“ÒÕ ¦Ñü¯ë¦Ñò5g'Óó)
>3æ£ åѧ¦çƒõ!õc>½ž¦Ý÷’ëò DÒe¢šûú5šçvF 6Z§ tŒžh=iÙh]IÁÀ•Yxn¥e!Àqî$@Ç
èŒø©ÑÇ¡<‚?}ì~:èr_E—
ûµ°.ÎäÛ¨š«Ð³í jMŠ½ãú ñu¼Ü_{îëf }ç¯ÛêdžüóUÞ¶&™Ïþù%¾ Ç¿ Ø99†'_m槮Œ¦t_G8Í
Ÿ— NË“
Áô|J‹Ûh~ÍW¯ÓòÙ€éùçwÑúÆú1Ÿ^ Ê_¬Ëý/¹./dïdo ®ï~Å°žÜî°sÖÝaYg t
sZφ>f]
°.ôœu|hOn]è<nmè îlèû\×0.~FØûpÎ €y~Ôå«uÐåþŠ._ÝÒkRL¾Ÿ$.]Ö³í ­_Æýa°_Î2ú¢ËD»_
^PÉ×| $ÌŒžÏg¿k &·šÏç•7 ÃæÜÁ?
¸tþm|M©QøÝý3)ýã×Óh~ßo§ÑòØ/ãù”>-LóɘPZ~Wi¨tþø0ZÒX?æÓëAù‹u™´H¿Œ{Ó`P•L£Ä¯°V3S÷Ew 8h› àˆþ“íŒå í1
•SË,3S³¼ `I; àˆ.I› mIÛGá…Tÿé²A ]&Š.
_–廃Ú>•tù!hð`H< ¸½OºlÔÖåûV
Îׂ„U!+…÷_0
¯ þ¦¯I˜pí#B~?“Ðñ³ ‚³‡Qøqâ
J¯|i9Íß Ë;{/§çSzW0ͯî JËß
˜žß/ŒÖ‡4Öùôz»´tÙxÉuy™YÒåMf—
.o 2%µbH&À^[&ÀWƒï·U Þk E!35nð”ÔQƒŸ
N« øjpQZæ•à´
ÏùQ—M:è²QÑeS
ë²Z¾;ø¡í I—•˜¤oÇ–À³.Ñ)>bee%Hâo H¾I(û4‡'äß~ÙS ®U•§
ÅPüÀ$ÅW{ žóA Cñî~{mw÷[•µ® Ó{/‹}Ûäv¥¸2M¨ ´Ì…ñx ïÛö7“ôýï pSëY
Ew>\Nq¯Uû¶‘ ,æÞ
vèQây
cŒ 7‘ áÓq®tÞ6
ö
íÛFÿÿU ß5¸áx³r,¹^?¯P®¡Ä½SŽ®TŽ.
?…÷˜Æ½>Õü¸×
µGgx¦`Õ3Þ ô¼¸
|Ɖ,ÆŸ/qïð _ ³¬ É TÙnqï0/‹é}cq¯1nñ$ »XŠM ®ÂzÄ'Ö[^<åõ#{$-î
ZVaû*L€¼‘.
‰#· žŸ Ç šâµòÓàµZ^P.‘×6Ú¾õyíÞ-ù{¥ K Ä­·`ûîê™H[-ñè½ j/6¢>„¥Öú Ÿ¸­Y’—4
yÁ¼¬fÄ'F•
8¹ðœ§Í‹3ê: ã©»\¨yª–
”Sä©Mƒ§
ÉÅKœå ûît& wkÈE:“‹¦b¡»ìˆ
øx ð³œ>§–M b}´œ
¿ 2uŸï2u†€‡íM|_ù¾Ô{2Ì`¸ {2lf{2l¦}Ófßû&õuå= p¯ƒBV¼•ø ß Ç¸?@ÿÓ
÷R2KΞZ¦0 ã¡G7"SxŸ¿g1õmä&2—
¦n£r…ÇQ¶ÂT2 Ád)ØíX¸JÖÂ.‘¬yÓ¯iɉ7{9x*kn~Ð9æ •£²vÎ?²fÓQÖ^b~ ÏìW™†„ñË[7"k³¨ý ÒÓ©åšÃìØ$ [z
£\û+ «dɬ²a²=‹hÀîù[î&\ ¹ó“•{•Ù¸W©Ü½ê¹ËÑQî0†¹Ù,íOŒ1-ÊÝä
ó¦73†ùt°n7€m»Iš¼——Ú¾¹Û4•ËÒ
Äó æ i
'Ç0Ç6öd,çîßËå<݃ÛÛ½CÔ{p«ÛC½w >¶½Þûá¼Ì y ‡ï¬hÈÒ½ÍØ
ei*Üótº#•4¦
s³AaĵÏD„ c<­¹´ 0v§ ó¡ i/ =æÒ”½FB6
5ßüÌ×VX`nõÇ ÝŸ³ <ßi¸ÈRÀ=ؘúב?¥ü:rDúî2 Lÿ”¢ï\Z°si!Úû‘°vE\:&J(]þ‚‚ñ¸Öžæ•
2— ÄÇ ÿ-HڟɬÁ‡@žKûÔƒ=$ò½°¿Ãÿy¿wÙ_ ix ‰t<å™ú{HD“‹÷H'žï!‘NôÝC"]U Ÿ/Zgû‹öª?ÈÔoyK´ Roï¦
i? c s#Cɵ´îxlê"ø÷ ৕yù }l*ÞVåŒH Hå-<qü‰½r£_lª,âMÙÔ Üž mê]Y we‹ ‡€éƒ _m*®o•(65TÓ&ÊíRýx†àÜw O–
ÝD±3}šÔ^tM4TY ÅöÔsý³“[{œg×Áç·ÙçF?Þ{n4¶‡žë™õÛ%¬ÑvAìüâ
Ú>5»Ö¸Ú‰¶KØ%i—
åFINÌ*9±ÙGÆ`ûø¯]" l l ” Ä(/r» –Ú%Bi—
ºººzû^x£WPÇEzÕœ¶ÃØ“²ŽIm'é×ã½GÒöó_Û…k· k3E·˜®Ém(µ]¸Òv«W¯ö¹í
•Û
c
«í Þ‹l—P±ýôj;½ü‹ =ð/>ö¿À ZE…Ë¿ kÄ¿@ž‘gëû Á þE– þE–ÎþE–ª
>_k¢ÿ-U ûù?€ïÄyQC}ÿ ó2
MïQå„?•ØH
é
ã‚-¤-‘ât§°ë%¸·>HŽAz ç!¶¤žã:²`5ïœb 6m}© ¶º¬EÇu¹p•0È\ÊöšDÄ-³Üf•9—þN< ¦—
ëüŽD¤•ãº(íw$X»"&g£…šÍo*˜-§ãº(e\ @㺠ÈøÑ í79šëÜùp9í3©šW»ÈîvórŽ–
> Ø»£l¯F½æh=Ø |?›£ÝOçh÷{5GÛäÞàø‹bÅ£|œ£Å¹»!• BPÁÞ VÛ]ÌKkæ; åd:] Pïáìí<¬'ò
’×ÂkI¸¿(¶£7û’ÞÆêiA¬|KíKŠë@<Û{ 奷›¼`^Ïfì% Û“ ÷‘
SÉK ³! ~–
™(/|»Ch_æ»|»¨FæîéžžËêûv ¹û8/æî½ÝT=wßÐþ£ø|þØ÷{¼Aš žh¸x/ùñl/ù¦Þ«™ÁÖ
½õÙÆ¿ÿƒÌ:À |6pÚ$ŸíaN¨9|œ/{ù£‚Ñ™Ký3oÔ4Ëg
7H±´#™í>š9*ùhæv[u' LJÖ×g³ø
è³Ekûl¬] ‹I¨y3WÁô8õÙ¢ ŸÍ @> îq_‹{ñ %{iÖàÕ2 ½ ö û¾ w»ì©¹©¹øƒáƦös
´¹x|>½çâq s&\û=Ü# ÇÌnceÌûÙ õý
ÙS¬G %”ßI œãá‰&ɶ¾oÒ߶ÖX®¥º^uݧԶêñ­–
ݼÑ$ÙÍwM.»Ù·ç¨ä¾=·Û:ôCÀ´Þv³••v³µö &k3Äh/ÉÖ9
vÙÍÖŠÝl @v³Ø$ÙÍ™\vÓ WŠÝ ë±ÝL5ÞŽº^‰v3ÕØ,»¹óò³›ø|þ°›¸/*ÚÍ7L ÛMÌk®Ý Tv3É »
yŒù¤#ý`7Éò^õ|RÙÍ2³Xe7Ûv •Ü¶ËvÛ·Ý 0­·Ýlã£ÝŒÑö7Y›!¦~æÞQ
vÙÍ Ån¶
»YÇüÍI*»é·+ÅnNðÂnâ™KîñÀnî ~¹ÙM|>ØÍ3ÌßÌ×°›gšéo
gþf;f7 }°›Û‰ o»
@ŒÎvÓ9®?Oj¿à«÷•R@ZýÑovs ‘ö»Åµ®ÖÌn~ ñ|òg !©;Ú `úy•ífœv3V{Íšµ ÅyfÁ™ú¨
×Ê{'Æ*v3.€ìæs ¯@æ 6ÿmÖàÕb7Çxl7‡…c< ïïE»9¬yãôý—ŸÝÄçó‡Ý<
ð îmŠñ¹Üæ=1ï×fØÍ °›CYýœïÎõ0Kþæ³fýýMç ÷K>RÉQ¿ú›=Í’¿ù´ÙåoNçG%Oç·ÛF
AÀ´Þþ¦ÕG»ÉiÛMÖfˆÑÏtV?¢`—¿É)vÓ @v ¿‘Es«ÙåoºóáJ±›ƒ¼°›ǵ .»Ùä»Æo\~v ŸÏï •2KþæbóÅþ&æýlhú]ãád õ5}±—O3{i
òÃ¼æ ¦ã
ÿŽÏŸaö26He/ÑF‚Žv‰€i½íe¼ö2A{^“µ b:.¿ãI »ìe‚b/ã È^.gö2+He/Ýøðßl/q<´e¡ öòÐåg/ñùüa/w3{ù‹†½ÜÝ
l{9Ôg{¹Ú ÅIØÊÞ ‘åÊó8p‰ÚñY÷•Â—.
Žlýˆx_¨Pºí#þ`ë ¡æÐ >£
àÝïñ5‘ÁBÍ‹‡)}dß;4¿rÿ;´|ÍÖ:z>Ò“—†Óü=¿EÐò
†ó‰9ŠÖ‡4Öùx=,q ¸Äzqàü²îOˆGïfãšÂZÈà à ÀÝY¼²ÙIק9’ v¤¾›¸#uYbEj1à³
iµ
ק•MX p>­8ñ|Ú²ÄÞéï v$!¬Kó_¬¸$ bÅ%*6?‰´l¬8Y ^c: wÛ R¬¸G¡Ò7 ’ñ9õ-O† à
‰í _z‹•¯J\Ò¢ïÔ< ؃ãxöî úPw&T$ß™ð©íáT LWèìC%ûèCµÕ-s²vEì\a È„`AÆx\ò¡Ú*ú” @
> Æ– ç}á"é̇rçC ûP_xàCÝë… …ýwò .ª±ïOÐN’ãõ}¨H
*É
*Ig*IU Ÿ/Ò ßŸ¬‡ŒOØz 7
ó~jÆ÷'%d6™LcðH‘Qäk¶bï¦áù­ ÝÚ ?ë
ü;@¸F‚r¼eÒÇîÊ1:kR œÝÆ
U×”òU7ohÑ •óà9çÁó Ãsî3Ivwñ …W--´¸ï©Ñ ˜^x•¾v7ÅG»ÛN{ìÊÚ quþlœ|NÁx\²»í »› @
vw’Yz?
÷qûÌ$ÝŸ; Ùî~íÁ»á —àû“2¾?q‹MՋŦêE¿?éå¿ïOäwÆ |üž u® „i10, dk£©¾Ýż
¦¦cë
£QϦÐ8Aîñ¨‚ØûþQŒŽRA$Ã!^|oà‰L=áE_Žñø* ¹úò„Fúr\ "ߺúrŒ£hÑèË9/úrN羜Së
<_¸Î}9Æ•Zc–dé?€wºÉ æm35 wª„Æ;ØÓh¼F”¨(•=–e'ˆž²Ô˜_ø ñ&lsä ©ØŸãÂɧ1aµäÀ=&,ÊÝ“Z
ÜeI‰šý„_c¢ üÆd©KÐŲô “¥¦ÖpG ' Á|ÀÖìšÞú~×Ã5»Á {Áý< ³ïç|þ‚³Çp¡ì»2¾ì‹'ü¶&1¼ºÃ
½÷„gXÈüºƒ… » ,,ì5~ ¦ vÓׯ³ùè×¥j§Y›!&¹7 äÀ3
Æã’_—ªøu¶ òëŠà†ÚAû
’â9˜5øð?¿®Å¿+6³ïŠÍÔ¯3û߯k«ƒ_‡{f b?
²5ÁÍnbÞØ+À¯{Í
¿Î
ÿO,vùum›òë
Û,j¿Ž\ ~ >Ÿ?üºÙfI–Þ |—›LÍfs"—
«_÷Z øu0v
~ÝØ-þõëæaßÏd)5èbY:Âd)¤‰ù¾áT†0-2Ê”d?CT Î|>_bˆòféýk ܧ ·¿÷ì"•lê
+TU—
ñd‚ÿü= žá¬QŠ‡ZÀü½aBz×aBJ÷ F"`:½«¾þ^šþ^º¶¿ÇÚŒâU%Bõö§\ ŽKþ^ºâï¥ ¿ç€ ú .
Ç0•Ï• ÿó÷Z|-o ›Ç Aý½ þ÷÷’tð÷pMÂ
;
¸­›=ż„+Àß{Ýc™ÚfÁû » ý½m ä[Ò èïáóùÃß r“b’Þ1îí&S˜×ã2ö÷^' 1•g
•oØÕþõ÷0vÌ6&K8-u—¥mL–šŠs5€Ú$‰ƒòš®…݇Š¯#\ÿyH„À
˜ô^Ï}h¡P“ÖI(Ë,£ë¹þòñ:áû­øn
<ƒµå® Cö® ³ƒ/AÀ´![_/ÃG/S{-–µ bâÈ JÙ `<.ùx™Š•— @>- 7´ .• ã˜ç·ÿùx->§—
Èæô ©•—è•/Q o< Ó
>ê-Ç
Ž}hüoœÓÛfA•9ø•ËÇKlÊÇ3_~>->Ÿ?|¼|&KOá{ên2…y? ÿ7§çãœÞ„@ðñ ƒýëã¡mÙÈdé´†,md²dn
b-Ö
O< @~?/šao}» €
‘±”õöí¾éÄ;÷u ª¿ù¹ ìågýæÛm"R|n;T Â|»=áÙÙ{§:îoƒ€él}»ö>úv ´};ÖfˆÉ® ™õˆ‚ñ
¸äÛuP|»ö äÛ=F¤=²ûA$æÛ¹óáJ‰ =¦…};ŒÏ‹ûƒy × ß·ÆóJX=Íë+ÿZ*®/‹Ùn+ xÏÍvbÞ¡
fì¯&õÃw° ÖfPNÊñ CHý=Õä¾Ø›=´=‘£~Äûøв
à á-0 <™Í O¦c„Éþ #„)ýŽ„}• } à}Œ=
¾s“#Ìû¦ ñ¡Ñ“â^ØhýÁª1€LûSfŠ½ ŒÂuÅe®1@<i">t´k
ÐÐÞŽ• ŸOïøÐ8†ß p
¿­‚ Ánss˜‡sbÍùöb&¹Ž.ñ
¹¿VÛ < F|‹#Ý ¿A‚D¼QZ—
ÕÕŸëÿ Oúw Œ ÆðµC¦úÍŸë
c<.ùsvÅŸË
•
½d”¾S<;g; S”},æë.×¥"`ºHg•.ËG•Î®íϱ6C\³»•Pú@•
ýé
FiOy3óçÜùp¥øs÷_¾ë±å¬.§ýp¹ÿæêRXñ ûaÔ»›!ãu£´/ë ·~ óÞ5J}jC6u*óçn¡>Ý4º_Ã
t÷Üòzû|´a2 ª²±ò»/ê½@üÝg¯÷¢ÏÆo,bqõÙ)MõÙ)—
_ŸϧwŸó ¸oà Fi_¢Ó {:œdß¾7$_¸&'À½J3wSA¦l õá âÚ+>ÔM–
BÜŽëÙÇ?Ã|Wìãm:ÏÙä÷h?U…ñ%+ûø­Ö ùTØǧ°9›ŠÄ¯»T$~s]* ¦¿î¢oßÑÇ>>[;./k3Šï $8±•—1-§}|¶ÒÇw
>~ d|Ìúø\ÖÇ»óáJéãûyaƒŸAýXé²ÁAMÙ`ûågƒñùô¶Á8ß•±É~ !8 Øâ6n¼ SÓóÝÒ> µµòºˆÅ
Çñ ÚÎjƒþ¶SöñGÏ}ׯ¶³?³•U —íDŸüXÌ 9¨·¨¿Hëk;;ûh;;58>Â6£ l¦lC ›Jmg'Åvv
°ñ ÚÎ —ítçÕb;ç…íÄk'?ê²aMÙÎŽ—ŸíÄçóÇœS ³•ë5lg ³•MÍ9
"sÁö [
©ÙŠ
•T‰"U~ª·6 ÷W.7Iq–
6éí~¿''¯ Ȇ1|‰sšßl*Æמi’b(U3›jý¡§5vuÞé ˜þ¡§¾6µ«6µ‹¶?*· `ç=7K1” ¦Ç©Mí
¢ØÔ® dS1Þüu&)†ÒNfSÝùp¥ØÔ·/ß9§{ØœÓ=tÎé-ÿÍ9Éñ)Ó}œsú?"í%;Ç$Å-\bºx/YŒó ÛˆM•Óè
œSýÙ OçŸB˜_ ¡*/Ï-ø{nj };Ê®í1WßžÞTßžW¿o7\ };>ŸÞ}û ”cÈXÊöszÚM
1ïI“$
•Í}
…{ ½ú,Àsh4¯®pl&•Hµ\Eº­q‡»½w ¡š«òe>ªŠõÿ_úa>Šö] / ùSü:õ ëÿO(óQ«ó* {ö•8 Ó«óôíÿs|ìÿ
ÎGÑ6C|nžÔÿË •Óþß¡ôÿ9 6µ’õÿç•ù¨ú|øožz Ÿq• óQ}.¿1 >Ÿ?æ£0 ìV`Ø¿ v³»˜÷N
ÌGå3Û‰óQ_úaìDõ½ö€_mç f;q>ê„2vZ•g•íÙõ õ i}mg7mgnƒc'ÚfˆÑfÊ6T¶©Ôvæ*¶³[€Ðvâ|ÔyeìTŸ WŠí â…ítb ­qÙÎЦlç ËÏgÅçÓÛvb<ŠQ•ñ<0l
%ÆÔv³˜÷·fÄ£(PüÕitÎ!Jå§Ê~h sQ—
îÝÝmôÛ µì´öPvÈ•©ìà\æpŒOn’âþÿÃMv0ïh3æ2ÇÀ½b,“élŒ £ú&K~OW±Ì{`4‡âü Ư36ÏnýÓ
Ù›â…ì}‡ýÔZ—ì 7"{ c›8ëËžQCöÚy!{ít–
½vª2ø| :Ë-¾Ã‘ |¼ `>àÛÝÞ Á¼[MW]Bœd @°ÎÖL Ç Ïb%jíY u¬;“Ëæú~Z~Ý0æóÊ¿O‚¤
8Éòï(Г¶“jõ¬âÕÚií_cý¾QÕï[Øs –•éÿ ¸
N
†
@
`ñÿ
@
œ
ø`I
N o r m a l
CJ
_H
aJ
mH
sH
tH
L
`
L
ø`I
H e a d i n g
2
$
$ @& a$
5 •OJ
QJ
\ •^J
D A òÿ¡ D
D e f a u l t
P a r a g r a p h
F o n t
R i@óÿ³ R
T a b l e
N o r m a l
l 4Ö
aö
( k ôÿÁ (
N o
ö
4Ö
L i s t
j š`³ ó j
ø`I
T a b l e
G r i d
7 :V
\ C`
\
Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ø`I
B o d y
T e x t
I n d e n t
$
„Ð
dh
`„Ð a$
OJ
QJ
^J
@ B`
@
ø`I
B o d y
T e x t
$ a$
OJ
QJ
^J
8 >`
" 8
ø`I
T i t l e
$ a$
OJ
B
QJ ^J
B
Ô…
ÿÿÿÿ
E
ÿÿ
Ô…
J
ÿÿÿÿ
"
1
2
°
Ä
ê
ü
ý
~
æ
®
,
•
_
`
;
<
=
>
?
@
T
)
+
š
#
a
/
b
0
z
À
{
ä
ý
›
Â
Ã
^
T
_
y
ö
z
Q
Þ
!
Ž
•
Õ- U V X
G! H! J!
n, o,
ž
ß
‘
É
"
Ÿ
å
Ê Ì ]
"
"
³
ë
´
ì
L
î
Ý
Þ
^
`
" *" +"
¦
Á
ô
Â
õ
Ä
ö
-
ã
Ÿ
R
S
-
à
x
y
{
Ð
Ñ
Ó
#
Ù#
Ú#
c%
L'
Ù*
Û*
Òõ*
Óö*
/
9
;
. f. /
0 {0 p1 ;2 ë2 ¿3 •4 w5
6 ¦6 §6 Ü6 Ý6 [7 \7 •7
8
j9 2: ¬:
Ô; •> €> •> ¯> °> ú? ·B 5D ®F NI £K ¤K ÍK ÎK áL sN tN
uN ‘N ’N qO ðO )P ñP
Q ‰Q
R hR ŸR ÌR ÍR \T `U •V
X
Y ÉZ ÊZ ËZ ÌZ ÔZ ÕZ 8[
9[ i[ ë[ ,\ ‰\ Š\ £\ ¤\ Ê] Ë] Õ] Ö] X_ mb dd éd àe œi
j
j
j !j "j $j ÷j øj új Tk Uk Wk Äk Åk Çk 6l 7l 9l
m
m
m ®m ¯m ±m
n
n
n
o
o
o ‹o Œo Žo ÿo
p
p “p ”p –
p }q ~q €q 8r 9r :r fr gr
s þs ^t
u
u üu ýu
v
v
]v Ïv Öv âv ìv õv öv ;w Pw ˆw
€x Ãx Ìx Úx êx ùx úx Ây Óy íy
{ ({ ){ g{ y{ ‹{ •{ ¯{ °{
|
|
ï| ð| :} `} •} Ã}
~
~ ~
~
~
¥w Ûw Üw /x Cx Wx
z -z z uz œz åz
&| 0| A| B| ±| Â|
kx
•x
Ñ|
á|
~
~
~
~
ˆ
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~ .~ M~ N~ O~ m~ n~ þ•
‚ Æ„ m† ¬‡
<‰ ö‰ ðŠ ñŠ
Œ VŒ ùŒ ú• ÇŽ }• ~• Ê’ ¿• À• Ù• æ• ç•
–
-– :– C– U– g– s– •– Ž– •– ð™ ³› @œ gœ ‡œ Øœ <• ®•
ž Ož †ž ‡ž ¸ž Úž
Ÿ EŸ 0
Y
Z
È
É
ß
K¢ •£ H¤
I¤ Y¤ Ä¥ ™§ £¨ /© © {ª |ª
¬
¬ )¬ t- ž® 3± í² å³ (´ –
´ д
µ [µ Õµ Öµ
¶
¹ ¦º •¼ :¾ ²¾ ö¾ ú¿
Á
Ê
Ø
BÁ
³Ë
£Á
|Í
¤Á
»Ï
UÂ
‰Ñ
íÂ
¦Ñ
vÃ
éÑ
,Ä
[Ò
OÅ
\Ò
PÅ
Ó
CÆ
«Õ
ñÆ
•Ç
ÅÈ
ÆÈ
éÉ
êÉ
Ø
Ø
-Û
8ß
ªß
6à
Æà
vá
wá
ã
ã
<ã
=ã
Iã
‰ä
¥ä
¿ä
Úä
å
%å >å Oå På må
ç ©ç žé
ê ‰ê Ðê 8ë oë Üë
Ðì
í gí •í
î •î ×î
ï
ï
ï pð åò ‰ô Šô ‹ô ¬ô -ô
ö ß÷
zþ "ÿ šÿ
½
¾
à
[
›
5
p
Í
"
ˆ
Sì
Tì
‰ì
©ì
à÷
ø
\ú
ȟ
Ü
-
Ñ
F
{#
:.
À
F
Æ
j
Ù
t
u
¿
Ê
‚
Ô
ú
W
n
&
&
&
& \' «( ¬( Ø( ³* F- N- O- ®- ¯- ñ‡. ˆ. ¡. ¢. Û/ Ü/ Ý/ ç/ è/
1 ·3 ö4 T5 †6 @7 :8 ;8 Œ8 /9 0: ý: ³; ´; A< h< ˆ<
Ù< == ¯=
> P> ‡> ˆ> ¹> º> Ü>
? G? 2@ [@ \@ JA kB lB mB |B }B ³B
´B ãB çB ïB ùB
C
C ËC ×C áC ìC ÷C øC GD KD XD mD €D
•D ´D ÄD ×D èD üD ýD @E `E uE ¡E ÅE ÆE MF YF eF vF }F
~F ¼F ËF ÛF
G
G
G fG ‹G žG ±G ÅG ÆG
H 0H UH yH ¤H ¥
H ßH ëH ÷H
I
I
I
I $I %I 0I 1I II JI ·L ¸L ëL
M EM €M ÉM ÊM
O
O (O )O +Q LQ 2R ãR äR {T }T •T
ŽT —
W ˜W hX iX ÓX ÔX ×X ÞX çX èX êX õX 4Y 5Y 7Y EY ¨Y ©Y «Y
³Y
Z
]
Z
Z
Z
BZ
CZ
EZ
QZ
ÄZ
ÅZ
ÇZ
ÈZ
]
ö^
÷^
ø^
_
_
\a
]a
b
øb
ùb
‚c
ƒc
£c
¤c
¬c
-c
d
f
d =d td Éd Êd ãd äd Šf ‹f Œf –f —
h ½h Þh Äi uj wj …l nn Ãp Äp Óp Ôp
q -q &q /q =q >q
rq ‚q ’q £q µq ¶q
r
r #r <r cr dr ïr
s
s 3s 4s ³s ¾s Ês Üs ís îs tt ƒt ‹t –t
t ¡t ìt ût
<u =u •u
u ´u Ãu Õu Öu :v Dv Nv Zv av bv šv ¦v ¸v Äv
Üv Ýv ¾w ¿w Áw Âw Ãw Äw Åw ûw
x 2x Px Qx
!y "y 0y 1y @y Ay Cy Ey Gy Iy Ky My Oy Qy Sy Uy Vy ey
fy hy jy ly ny py ry ty vy xy zy {y Šy Œy Žy •y ’y ”y
s
u
u
y
–
y
˜y šy œy žy Ÿy
y ªy «y Úy
ó{
| N| h| ª| Ê|
} I} …} Í} Î}
• l• m• è• é• [€ \€ Ž€ •€
•
z
Rz
‡z
¦z
Úz
{
T{
…{
·{
Ï}
Þ}
ß}
à}
\~
]~
±~
²~
•
•
[• \•
‚
‚ q‚ r‚ Ä‚ Å‚ Xƒ Yƒ éƒ êƒ K„ L„ ¶„ ·„ !… "…
•… Ž… •… •… ‘… Å… Ñ… Ò… Õ… ˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
©
0
€
€
Ð
©
0
€
€
Ð
™
0
€
€
Ô
©
0
€
€
Ð
©
0
€
€
Ð
™
0
€
€
Ô
©
0
€
€
Ð
©
0
€
€
Ð
™
0
€
€
Ô
©
0
€
€
Ð
©
0
€
€
Ð
™
0
€
€
Ô
©
0
€
€
Ð
©
0
€
€
Ð
™
0
€
€
Ô
©
0
€
€
Ð
©
0
€
€
Ð
™
0
€
€
Ô
©
0
€
€
Ð
©
0
€
€
Ð
™
0
€
€
Ô
©
0
€
€
Ð
©
0
€
€
Ð
™
0
€
€
Ô
©
0
€
€
Ð
©
0
€
€
Ð
™
0
€
€
Ô
©
0
€
€
Ð
©
0
€
€
Ð
™
0
€
€
Ô
©
0
€
€
Ð
©
0
€
€
Ð
™
0
€
€
Ô
©
0
€
€
Ð
©
0
€
€
Ð
™
0
€
€
Ô
©
0
€
€
Ð
©
0
€
€
Ð
™
0
€
€
Ô
©
0
€
€
Ð
©
0
€
€
Ð
™
0
€
€
Ô
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
0
˜
0
0
0
€
€
€
€
€
€
0
€
€
€
€
0
˜
0
0
0
0
€
€
€
€
˜
€
€
0
0
0
0
0
0
˜
€
€
€
˜
€
0
0
€
˜
€
Q
Q
Q
˜
€
0
0
˜
€
€
™
©
©
™
©
©
™
©
©
™
©
©
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
˜
˜
˜
˜
€
0
0
0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
˜
€
Ô
Ð
Ð
Ô
Ð
Ð
Ô
Ð
Ð
Ô
Ð
€
€
0
0
Q
0
Ð
€
0
€
€
˜
0
€
0
€
˜
€
0
˜
€
˜
€
€
˜
€
0
€
€
0
0
€
˜
€
0
€
˜
€
€
˜
˜
˜
˜
˜
€
€
˜
€
0
0
0
€
˜
€
€
˜
€
€
€
0
0
€
˜
˜
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
€
˜
€
€
©
™
©
©
™
©
©
™
©
©
™
€
˜
0
€
0
©
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
€
0
˜
€
€
€
0
€
˜
˜
˜
€
€
€
€
€
0
€
˜
€
€
0
˜
€
0
˜
€
˜
˜
˜
˜
€
€
˜
€
€
€
€
€
0
€
€
€
€
€
€
€
˜
˜
€
€
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
0
0
0
€
˜
€
€
€
0
€
€
€
€
0
0
0
˜
˜
˜
˜
€
0
€
€
˜
€
€
˜
€
€
0
€
˜
€
0
˜
˜
€
€
€
€
€
€
0
0
0
0
€
˜
€
€
€
€
0
0
0
0
0
€
˜
€
€
˜
˜
€
˜
€
€
0
0
€
€
€
€
0
0
0
0
€
€
€
€
€
0
€
€
€
€
˜
€
˜
€
0
0
0
0
0
0
€
˜
€
€
˜
€
€
€
˜
0
˜
˜
˜
€
˜
˜
˜
˜
€
0
˜
˜
˜
˜
˜
€
0
€
€
€
€
€
€
0
˜
€
0
€
0
˜
€
€
€
€
€
˜
€
˜
€
€
0
0
0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
0
€
˜
€
0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
˜
€
Ð
Ô
Ð
Ð
Ô
Ð
Ð
Ô
Ð
Ð
Ô
€
˜
€
Ð
€
0
0
€
€
˜
€
©
™
©
©
™
©
©
™
©
˜
€
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
Ð
Ô
Ð
Ð
Ô
Ð
Ð
Ô
Ð
©
©
™
©
©
™
©
©
™
˜
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
Ð
Ð
Ô
Ð
Ð
Ô
Ð
Ð
Ô
˜
0
€
˜
0
0
0
€
€
€
0
€
€
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
€
€
€
˜
˜
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
]v
]v
]v
]v
€
öv
öv
öv
öv
€
Üw
Üw
Üw
Üw
€
€x
€x
€x
€x
€
úx
úx
úx
úx
€
z
z
z
z
€
€
€
€
€
){
){
){
){
€
˜
€
0
0
€
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
€
€
€
€
€
€
€
€
0
€
˜
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
€
0
€
€
€
˜
€
˜
0
€
˜
€
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
°{
°{
°{
°{
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
B|
B|
B|
B|
€
€
0
€
€
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
0
€
€
˜
˜
€
0
˜
€
˜
€
0
€
0
0
0
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
€
€
˜
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
˜
€
€
€
0
0
€
˜
€
0
€
€
˜
€
€
€
˜
€
˜
€
0
€
€
0
0
0
0
0
€
˜
€
€
€
€
€
€
€
˜
€
€
˜
€
0
€
˜
0
€
€
€
€
˜
€
0
0
˜
€
0
€
€
€
˜
€
€
˜
˜
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
€
€
ð|
˜
€
0
˜
€
˜
€
€
ð|
ð|
ð|
0
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
€
0
0
€
˜
€
€
˜
0
0
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
0
˜
0
0
0
€
€
€
0
€
© %
0
0
0
™
˜
€
€
˜
€
0
€
€
€
€
0
©
€
€
0
0
© %
© &
© &
€
€
0
0
Ð
Ð
Ð
Ð
€
€
˜
€
€
€
€
0
˜
0
˜
€
0
€
€
˜
˜
€
0
€
€
€
€
0
˜
˜
˜
Ð
€
€
€
˜
€
€
€
© %
0
0
0
˜
€
€
Ð
0
™
€
€
€
€
€
€
€
€
Ð
Ð
Ð
0
Ð
€
©
€
€
© %
€
0
Ô
© &
© &
Ô
€
˜
€
0
€
˜
€
˜
0
€
0
0
0
0
0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
˜
˜
˜
˜
˜
0
0
0
€
€
€
€
€
€
˜
˜
˜
0
€
€
˜
0
€
0
0
0
€
€
€
˜
0
€
˜
0
€
€
0
0
0
ۃ
0
ۃ
˜
0
0
0
0
0
ۃ
0
0
0
˜
0
0
0
ۃ
0
ۃ
0
0
0
ۃ
0
0
ۃ
0
ۃ
€
€
ۃ
˜
ۃ
˜
0
ۃ
˜
ۃ
˜
0
˜
0
ۃ
ۃ
0
ۃ
ۃ
ۃ
˜
0
˜
0
0
0
0
ۃ
ۃ
ۃ
ۃ
˜
˜
˜
˜
0
ۃ
0
ۃ
ۃ
˜
0
˜
0
ۃ
0
˜
ۃ
˜
0
˜
0
ۃ
0
ۃ
0
ۃ
˜
ۃ
˜
0
˜
0
ۃ
˜
ۃ
˜
0
˜
0
ۃ
˜
0
ۃ
˜
0
0
0
ۃ
ۃ
ۃ
ۃ
˜
˜
˜
0
ۃ
0
ۃ
ۃ
˜
0
ۃ
˜
0
˜
0
ۃ
˜
0
0
˜
0
˜
0
0
ۃ
˜
0
ۃ
ۃ
˜
˜
0
0
ۃ
0
0
ۃ
ۃ
˜
˜
0
ۃ
0
ۃ
ۃ
˜ - 0
ۃ
ۃ
0
0
ۃ
˜
˜ -
0
ۃ
˜
˜
ۃ
ۃ
˜
˜
˜
0
˜
ۃ
ۃ
˜
˜ ˜
ۃ
˜
0
ۃ
ۃ
ۃ
˜ - 0
0
ۃ
˜
˜
˜
˜
˜
0
ۃ
0
0
ۃ
ۃ
ۃ
ۃ
ۃ
˜
˜
˜
˜
0
˜
0
ۃ
ۃ
ۃ
0
0
0
0
ۃ
˜
˜
˜
0
˜
0
ۃ
ۃ
ۃ
0
0
0
˜
˜
˜
ۃ
˜
ۃ
˜
˜
ۃ
ۃ
˜
0
0
˜
ۃ
˜
˜
0
˜
˜
ۃ
˜
€
ۃ
ۃ
ۃ
€
˜
0
˜
˜
˜
ۃ
ۃ
ۃ
˜
€
ۃ
˜
0
0
0
0
˜
0
˜
˜
˜
˜
ۃ
ۃ
ۃ
ۃ
˜
˜
˜
0
˜
ۃ
€
˜
˜
˜
ۃ
˜
€
€
ۃ
ۃ
ۃ
0
0
0
0
˜
0
˜
˜
˜
˜
€
˜
ۃ
ۃ
˜
0
˜
€
€
€
0
€
0
˜
0
0
0
0
0
0
ۃ
ۃ
ۃ
ۃ
ۃ
˜
˜
˜
˜
˜
˜
0
€ ˜
0
0
€
0
0
˜
€
0
˜
0
0
0
0
˜ "
˜ "
˜ "
˜
˜
€à÷
0
€à÷
0
€à÷
˜ $ 0
˜ $
˜
€à÷
˜
0
€à÷
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
0
€à÷
€à÷
€ ˜
€à÷
0
0
0
€à÷
€à÷
˜
0
0
ۃ
˜
0
ۃ
˜
0
€à÷
˜ !
˜ !
˜
0
€à÷
˜ "
˜
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜ #
€à÷
˜ "
˜ "
0
˜
0
€à÷
˜ $
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
˜
€à÷
0
€à÷
€à÷
0
€à÷
0
0
€à÷
€à÷
˜
0
˜
€à÷
˜ #
€à÷
˜
0
˜ '
˜
€à÷
€à÷
˜
€à÷
˜
0
0
€à÷
˜
0
€à÷
€à÷
˜ # 0
€à÷
0
˜
0
˜
0
€à÷
€à÷
˜
€à÷
€à÷
0
˜ #
˜ #
˜
€à÷
0
0
0
0
ۃ
˜
˜
˜
€à÷
€à÷
€à÷
˜
0
0
0
0
0
ۃ
ۃ
€à÷
˜ ! 0
€à÷
€à÷
˜
0
€à÷
€à÷
€à÷
€à÷
˜
0
0
˜ !
˜
0
˜
˜
˜
€à÷
€à÷
€à÷
€à÷
€à÷
€à÷
˜
˜
˜
ۃ
˜
0
˜
˜
0
€à÷
€à÷
0
0
0
0
0
0
0
ۃ
˜
ۃ
ۃ
ۃ
ۃ
ۃ
˜
0
ۃ
ۃ
˜
0
0
0
€à÷
0
0
€à÷
€ ˜
0
€ ˜
€à÷
˜ '
˜ '
€ ˜
€à÷
˜
0
0
€à÷
0
˜
€à÷
0
˜
€à÷
0
˜
€à÷
0
0
€à÷
˜ #
0
0
˜
€à÷
˜
€à÷
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
0
0
0
€à÷
˜ ) 0
€à÷
€à÷
0
0
0
0
0
€à÷
€à÷
€à÷
€à÷
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜ )
€ ˜
0
0
0
0
€à÷
€à÷
€à÷
˜
˜
˜
€à÷
˜ ( 0
€à÷
€à÷
€à÷
€à÷
€à÷
€à÷
€à÷
€à÷
˜
0
0
0
0
0
0
0
0
0
˜
€à÷
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
0
´B
´B
C
C
øC
øC
•D
•D
ýD
ýD
ÆE
ÆE
~F
~F
G
G
ÆG
ÆG
0
0
¥H
¥H
˜
€à÷
˜
0
*
*
€à÷
€à÷
˜
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
)
)
)
˜
0
€à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
0
€ ˜
€à÷
€ ˜
0
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
+ 0
+ 0
0
+ 0
+ 0
0
+ 0
+ 0
0
+ 0
+ 0
0
+ 0
+ 0
0
+ 0
+ 0
0
+ 0
+ 0
0
+ 0
+ 0
0
+ 0
+ 0
0
˜ +
+ 0
0
€à÷
€à÷
0
´B
´B
C
C
øC
øC
•D
•D
ýD
ýD
ÆE
ÆE
~F
~F
G
G
ÆG
ÆG
0
¥H
€ ˜
€à÷
˜
0
0
€à÷
€à÷
˜ )
˜ )
˜
˜
˜
˜
˜
0
€à÷
˜
0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€à÷
€ ˜
0
€à÷
€ ˜ ( 0
ˆ>
0
˜
€à÷
0
€à÷
˜ +
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
¥H à÷
à÷
€à÷
0
(
*
*
*
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+ 0
˜ +
˜ +
˜
0
€ ˜
€à÷
€ ˜
0
à÷
€à÷
0
€à÷
€ ˜ (
0
0
ˆ>
ˆ>
˜
€à÷
˜ ) 0
0
P>
€ ˜
€à÷
˜
0
à÷
à÷
€ ˜ (
€ ˜
€à÷
˜
0
0
0
0
ˆ>
˜
à÷
€à÷
0
€ ˜ (
€ ˜
€à÷
˜
0
0
˜
€à÷
0
€à÷
€à÷
€ ˜ )
€ ˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
€à÷
€ ˜
0
€à÷
€ ˜
0
€ ˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
©
0
€à÷
Ð
©
0
€à÷
Ð
©
0
€à÷
Ð
™
0
€à÷
Ô
©
0
€à÷
Ð
©
0
€à÷
Ð
©
0
€à÷
Ð
™
0
€à÷
Ô
©
0
€à÷
Ð
©
0
€à÷
Ð
©
0
€à÷
Ð
™
0
€à÷
Ô
©
0
€à÷
Ð
©
0
€à÷
Ð
©
0
€à÷
Ð
™
0
€à÷
Ô
©
0
€à÷
Ð
©
0
€à÷
Ð
©
0
€à÷
Ð
™
0
€à÷
Ô
©
0
€à÷
Ð
©
0
€à÷
Ð
©
0
€à÷
Ð
™
0
€à÷
Ô
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
€
˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜ . 0
€à÷
˜ .
0
€à÷
€ ˜ .
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜ / 0
€à÷
€ ˜ /
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜ 0 0
€à÷
€ ˜ 0 0
Ôp à÷
˜ 0
0
Ôp à÷
˜ 0 0
Ôp à÷
˜ 0
0
Ôp à÷
˜
0
€à÷
˜ 0
0
€à÷
€ ˜ 0 0
>q à÷
€ ˜ 0
0
>q à÷
€ ˜ 0 0
>q à÷
€ ˜ 0
0
>q à÷
€ ˜
0
€à÷
€ ˜ 0
0
€à÷
˜ 0 0
¶q à÷
˜ 0
0
¶q à÷
˜ 0 0
¶q à÷
˜ 0
0
¶q à÷
˜
0
€à÷
˜ 0
0
€à÷
€ ˜ 0 0
dr à÷
˜ 0
0
dr à÷
˜ 0 0
dr à÷
˜ 0
0
dr à÷
˜
0
€à÷
˜ 0
0
€à÷
€ ˜ 0 0
4s à÷
˜ 0
0
4s à÷
˜ 0 0
4s à÷
˜ 0
P>
à÷
0
à÷
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4s
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
0
˜
˜ 0
˜ 0
˜
˜ 0
˜ 0
˜
˜ 0
˜ 0
˜
˜ 0
˜ 0
˜
€ ˜
˜ 0
˜
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
îs
0
îs
0
€
¡t
0
¡t
¡t
0
¡t
0
=u
0
=u
€
=u
0
=u
€
0
€
Öu
0
Öu
Öu
0
Öu
0 0
0
˜ 0
0
bv
bv
˜ 0
0
bv
€
€ ˜
0
€à÷
€ ˜
€à÷
€ ˜
€à÷
€ ˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
€ ˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜ , 0
€à÷
˜ , 0
€à÷
˜ ,
0
€à÷
˜ , 0
€à÷
˜ ,
0
€à÷
˜ , 0
€à÷
˜ ,
0
€à÷
˜ , 0
€à÷
˜ ,
0
€à÷
˜ , 0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜ - 0
€à÷
˜ 0
€à÷
˜ - 0
€à÷
˜ 0
€à÷
˜ - 0
€à÷
˜ 0
€à÷
˜ - 0
€à÷
˜ 0
€à÷
˜ - 0
€à÷
˜ - 0
€à÷
˜
0
€à÷
˜
0
€à÷
˜ 1 0
€à÷
˜ 1 0
€à÷
˜ 1
0
€à÷
˜ 1 0
€à÷
˜ 1
0
€à÷
˜ 1 0
€à÷
˜ 1
0
€à÷
˜ 1 0
€à÷
˜ 1
0
€à÷
˜ 1 0
€à÷
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
îs
îs
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
à÷
à÷
€à÷
bv à÷
à÷
€à÷
0
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
€ ˜
€ ˜
€ ˜
˜
˜
˜
€
0
€
˜@
€
0
0
0
0
€
˜@
€
0
€
˜@
€
0
€
˜@
€
€
˜@
€
€
˜@
€
€
˜@
€
˜@
€
0
€
˜@
€
0
0
€
˜@
€
0
€
0
˜@
€
0
˜@
€
€
˜@
€
€
0
€
˜@
€
0
˜@
€
0
€
0
€
˜@
€
0
0
€
˜@
€
€
˜@
€
0
€
€
˜
€
˜@
€
€
€ ˜@
€
€
˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
€
/
0
À
ä
1
2
°
Ä
ü
ý
~
_
`
@
Þ} ß} à} \~
\€
•
€
€
˜@
€
0
0
0
€
˜@
€
0
˜@
€
0
˜
€
0
0
€
˜@
€
0
€
˜@
€
0
€
˜@
€
€
€
˜@
€
€
€
˜@
€
0
˜@
€
€
€
˜
0
0
˜@
0
è•
é•
0
æ
•
®
•
,
l•
•
m•
[€
•
[• \•
‚
‚ q‚ r‚ Ä‚ Å‚ Xƒ Yƒ éƒ êƒ K„ L„ ¶„ ·„ !… "…
Ž… •… Õ… š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0
0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
KÈ 0 0
K
È 0 0
KÈ 0 0
€ KÈ 0 0
€ KÈ 0 0
€
@
0
0{
0
0Ž…
* «Q Ýf
† •› )´ å
W% ‡6 ÜF
1Q AX 3h ‡o =} Tƒ
‡ Ž• Ô• Ç
Ë
Ü
Þ
á
ô
ö
û
!
#
`
_
å! Á" -# Ž#
$ Ý$ x% Ð% Ò& U' É' ]( G)
* Ù2 Ý> ÎS
Êb él ÷r Ts Äs 6t
u ®u
v
w ‹w ÿw “x }y 8z ý} ù€ ±„
† V” ç• ð¡ ߨ [½ ñÎ Æè Ðò -ü
Ê"
®5
/A
2H
ìK
vN
Q
+Y
ç`
4a
¨a
b
•
Bb Äb g ½p
z ì| ¾• Q• –
h„ •ˆ Å• Ô• È
Ê
Ì
Í
Î
Ï
Ð
Ñ
Ò
Ó
Ô
Õ
Ø
Ù
Ú
Û
Ý
ß
à
â
ã
ä
å
æ
ç
è
é
ê
í
î
ï
ð
ñ
ò
ó
õ
÷
ø
ù
ú
ü
ý
þ
ÿ
Ö
ë
×
ì
"
$
(
ð
ð
ð
ð
ð
Ó• É
ƒc Ÿc ¡c
@ -ñ
ÿÿ
ÿ €€€ ÷
ð
ðB
€
ð
ðB
ð
Ô…
:”ÿ•„
ðÜ
ð8
ð
ð
ðz
ð
S
ð-
¿
Ë
?
\ú-
)¶
ÿ
ð
ӓ
¿w
*¶
Ô…
p
*
Ô
®
t
ÿÿ`
(¶
+¶
¶
´îÇ
.¶
^
,¶
Ôì
/¶
-
Ô
1¶
L
2¶
Ì¿#
6¶
E
7¶
´MÔ
8¶
L5Ô
9¶
lF
:¶
„Æ©
;¶
”³µ
<¶
,Ò
Å
=¶
´ÒÅ
>¶
¤¿µ
?¶
DÂ"
@¶
,-¸
A¶
¬B¶
œ?
C¶
<
D¶
$@Ô
E¶
¼9¸
F¶
ô§
G¶
4¨
H¶
œÃµ
I¶
Üõ
J¶
ôF
K¶
4G
L¶
tG
M¶
´G
N¶
Ä9Ì
O¶
:Ì
P¶
D:Ì
Q¶
„:Ì
R¶
Ä:Ì
S¶
;Ì
T¶
°µ
U¶
T°µ
V¶
”°µ
W¶
Ô°µ
X¶
±µ
Y¶
T±µ
Z¶
ä¼µ
[¶
$½µ
\¶
d½µ
]¶
¤½µ
^¶
ä½µ
_¶
$¾µ
`¶
d¾µ
a¶
¤¾µ
b¶
ä¾µ
c¶
ÜöÇ
d¶
ւ
e¶
\ւ
f¶
œ÷Ç
g¶
Ü÷Ç
h¶
øÇ
i¶
\øÇ
j¶
œøÇ
k¶
Ü
øÇ
l¶
ùÇ
m¶
\ùÇ
n¶
œùÇ
o¶
ÜùÇ
p¶
úÇ
q¶
\úÇ
r¶
œúÇ
s¶
ÜúÇ
t¶
ûÇ
u¶
\ûÇ
v
¶
œûÇ
w¶
ÜûÇ
x¶
üÇ
y¶
L´µ
z¶
Œ´µ
{¶
Ì´µ
|¶
Œ
3¶
Ô]
Tí
4¶
0¶
ä<Ì
5¶
µµ
}¶
Lµµ
~¶
Œµµ
•¶
̵µ
ۦ
¶µ
•¶
L¶µ
‚¶
Œ¶µ
Ħ
̶µ
„¶
·µ
…¶
ê
’
L·µ
†¶
Œ·µ
‡¶
Ì·µ ê
’
]
·
·
i
i
ô
ô
M
M
m
m
Å
Å
— — ÷ ÷ •
Æ
Æ
Q
Q 5R 5R ·i
j
j “j íj íj Jk Jk Ÿk Ÿk *l *l ƒl ƒl £m £m ûm ûm 6o
6o Ío Ío -p p Ëp üp üp "§ "§ »© »© âÎ âÎ “Û šÛ ¦Û ¦Û ±Û Q• Q• E€ E€
ƒ€ ƒ€ ø€ ø€ >• "‚ "‚ S‚ S‚ £‚ £‚ 3ƒ 3ƒ Ѓ Ѓ £„ £„ ö„
ö„
… w… w… Õ…
!
.
:
F
R
^
"
#
/
;
0
<
G
S
›
%
1
2
=
I
H
T
_
ó
›
$
U
>
J
V
&
'
(
)
3
4
@
5
A
6
B
?
K
W
L
X
M
Y
N
Z
*
+
7
8
C
O
[
,
9
D
P
\
E
Q
]
ó
f
À
À
r
r
ý
ý
V
V
v
v
Î
Î
ž
Ï
Ï
$Q $Q >R >R Ài
j
j œj öj öj Sk Sk ¨k ¨k 3l 3l Œl Œl
¬m ¬m
n
n ?o ?o Öo Öo 6p 6p Ôp
q
q '§ '§ À© À© åÎ
åÎ ™Û ¤Û ¯Û ºÛ ºÛ W• W• M€ M€ Š€ Š€ û€ û€ H• (‚ (‚ Y‚ Y
‚ ª‚ ª‚ :ƒ :ƒ ׃ ׃ ª„ ª„ þ„
…
… … … Õ…
!
.
@
"
/
A
#
0
B
$
1
C
%
2
D
&
3
'
4
(
5
)
6
*
7
+
8
J
,
9
K
:
L
;
<
=
>
?
E
F
G
H
I
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
[
\
]
^
_
9
*€ur
n:schemas-microsoft-com:office:smarttags €State €=
*€urn:schemasmicrosoft-com:office:smarttags
€PlaceName €=
*€urn:schemasmicrosoft-com:office:smarttags
€PlaceType €8
%
*€urn:schemasmicrosoft-com:office:smarttags €City €B
`
*€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags
€country-region €9
_
*€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags €place €
@¨Á
`
_
_
`
`
`
`
`
_
_
_
_
_
_
P
™
:
_
`
`
%
X
¨
a
_
_
_
_
]
®
b
_
`
`
u
¹
{
_
_
`
_
%
%
_
~
}
¾
À
_
_
`
`
`
_
_
_
s
`
`
`
`
_
%
`
%
i
¸
z
`
_
_
_
`
`
%
%
%
W
¢
A
`
_
_
…
1
2
0
†
ü
`
`
_
_
_
_
%
5
‘
þ
¹
_
_
`
`
`
%
_
<
–
_
`
`
`
_
_
`
`
_
_
%
?
`
_
_
@
%
`
_
D
_
%
E
O
½
¾
Ã
Ä
Ç
É
Ï
Ð
×
Ø
Ý
Þ
ä
å
ì
,
.
/
3
4
9
:
E
F
P
Q
V
W
]
^
e
f
j
k
o
q
|
}
†
‡
‘
’
—
˜
ž
Ÿ
¦
§
´
µ
º
¾
Ã
É
Ð
Ñ
à
á
é
ö
û
ü
ÿ
#
$
)
/
7
8
=
>
D
E
K
L
Q
R
W
X
^
d
n
o
z
{
„
…
—
›
Â
Ã
G
N
œ
î
O
¡
ö
ô
T
¤
ž
U
¥
Ÿ
Z
°
â
ç
è
í
¨
î
k
·
l
Â
q
Ê
r
Ë
»
x
Ñ
À
y
Ò
Á
~
ß
Ç
•
à
È
Š
ç
‹
è
‘
í
°
´
º
Ñ
Ò
Þ
ß
ñ
ò
þ
ÿ
*
+
.
/
5
6
;
<
?
@
J
L
U
V
[
\
b
c
i
j
n
o
x
y
|
}
ˆ
Ž
“
”
˜
™
¤
¦
¬
²
³
¹
º
À
Á
Ä
Å
Ê
Ë
Ï
Ð
Õ
Ö
Û
Ü
á
â
ë
ì
ò
ö
*
+
3
4
6
7
;
=
G
H
M
N
[
\
i
j
y
~
•
“
š
›
¡
¥
ª
®
³
¾
Ê
Î
Ó
×
Ü
ã
é
í
ü
á
¤
d
±
[
²
_
³
%
‚
•
ù
d
º
+
„
ž
ú
j
»
0
Š
§
o
Ä
4
‹
©
C
•
¶
p
Å
"
z
Ì
#
{
Í
)
ƒ
Ó
*
„
Ô
2
Š
Ù
3
‹
Ú
<
˜
à
B
™
ä
L
ž
M
Ÿ
ð
ï
R
«
û
V
¬
ü
N
S
T
X
Y
_
`
f
g
o
p
y
{
·
º
»
À
Á
Ë
Ì
ß
å
ê
ë
ò
ó
—
3
r
Á
4
t
Â
Æ
É
%
t
$
o
Ç
=
z
<
y
Ë
*
ƒ
Ñ
+
F
€
Ó
+
Ž
Ü
2
“
ã
G
•
Ô
J
‹
â
3
”
ä
K
Œ
æ
8
™
ê
P
˜
õ
9
š
ë
Q
™
?
ž
ï
@
Ÿ
ð
ú
T
¡
U
¢
^
«
_
¬
¯
H
¥
I
¦
N
¬
U
-
¹
û
e
f
°
]
k
¹
^
º
l
»
d
½
e
¾
h
£
j
¨
&
k
¬
1
r
±
2
s
·
x
8
J
O
T
y
z
Þ
9
y
¾
!
B
~
¿
%
ß
C
•
Î
*
ä
L
‰
Ï
,
å
×
/
ê
M
Š
ç
0
î
P
•
ï
3
ô
Q
Ž
ð
8
õ
Z
–
ø
=
ú
[
`
a
g
ù
>
C
D
H
•
Ø
(
•
‚
Ù
ã
)
•
é
1
“
ì
2
”
í
=
›
ñ
>
œ
ò
H
¡
ù
I
¢
ÿ
S
©
T
ª
\
¯
g
Ä
m
È
n
Î
t
Ó
z
Ô
!
w
º
%
z
¾
+
{
¿
0
€
Æ
1
•
Ì
5
‡
Ñ
6
ˆ
Ù
@
•
Þ
%
^
«
þ
_
¬
ÿ
f
¶
g
·
l
Æ
m
Ç
v
Í
F
‘
ß
+
w
Î
I
•
â
.
†
Ò
J
›
ã
/
‡
Ó
N
æ
3
‹
Û
O
¡
ç
4
’
à
V
¥
ì
;
˜
ä
\
¦
í
<
™
ê
a
°
ó
?
•
ï
s
¶
@
ž
ð
v
¹
E
¥
õ
X
¦
ö
"
T
£
ë
-
W
¦
õ
X
§
û
_
«
þ
`
¬
ÿ
e
³
-
#
f
´
-
*
l
·
+
{
¸
4
•
½
5
…
Ó
:
Š
×
;
‹
Ý
?
•
â
@
Ž
ã
J
’
å
P
“
æ
S
•
ê
-
- "- )- /- 0- 4- 5- <- B- G- Y- `- ah- i- l- m- v- w- z- {- „- …- Œ- •- ‘- ’- š- ›- ¢- §®- ¯- ´- ¶- »- ¼- Ä- Å- Ê- Ë- Ð- Ó- Ô- Õ- Ù- ß- ä- åç- è- ï- ð- ö- ÷- ÿ% & + 3 B H K LR X \ b f g l r { | ~ • † ‡ • Ž – ¡ § - ° ± · ¸½ ¾ Ç Ì Ð Ö Û Ü Þ ß æ ç í î ö
(
)
8
9
=
>
C
D
M
N
[
`
d
j
t
u
w
x
|
}
„
…
‹
Œ
”
Ÿ
£
¤
«
±
´
µ
¸
¹
¾
Õ
Û
Ü
å
æ
ê
ë
ñ
ò
ø
ù
ý
þ
!
!
!
!
!
! '! (! .! /! 3! 9! E! J! N! O! S! T!
[! a! e! f! i! o! t! u! •! €! Š! ‹! •! Ÿ! §! -! ±! ²!
¸! ¹! Â! Ã! È! É! Ð! Ñ! Ü! Ý! ã! ä! è! é! ó! ô! ù! ú! ÿ
!
"
"
"
"
"
"
" (" +" /" 0" 5" G" K" L" Q" U" Y" Z" d" e" i" j" m" o"
t" u" |" •" ˆ" ‰" Ž" •" •" –
" š" ›"
" ¡" ¨" ©" ¯" ·" º" »" ¿" À" Ç" È" Ì" Í" ß" à"
å" æ" ë" ì" ò" ó" ú" û"
#
#
#
# -# 0# 4# 5# :# ;#
B# L# Q# R# Z# b# e# f# m# n# r# s# w# x# }# …# Š# ‹#
–# —
#
# ¡# «# ¬# ±# ²# ¸# ¹# À# Á# Æ# â# å# æ# ë# ö# ÿ#
$
$
$
$
$
$
%
$
$
$
%$ )$ .$ 6$ ;$ >$ G$ H$ L$ M$ U$ ]$ l$ m$ r$ t$ z$ {$
•$ €$ „$ …$ ‰$ Š$ ’$ “$ ¥$ ¦$ «$ ¬$ °$ ±$ ¹$ Ä$ É$ Ê$
Ð$ Ñ$ ×$ Ø$ Ü$ Ý$ å$ æ$ í$ ò$ ù$ ú$ ÿ$
%
%
%
%
%
%
% "% &% '% /% 0% :% ;% B% C% H% I% M% N% `% d%
m% n% t% u% •% €% ‡% ˆ% •% Ž% ’% “% ¢% £% «% ¬% ·% ¸%
¾% ¿% Ä% Å% Ë% Ì% Ð% Ñ% Õ% Û% à% á% ë% ì% ñ% ò% ù% ú%
&
&
&
&
& %& 0& 1& 7& 8& ?& @& F& G& R& S& Z& [& f& g& q& u& z&
{& „& …& Ž& •& —
& ™& ¤& ¥& ©& ª& ®& ³& ½& ¾& Ã& Ä& Î& Ï& Ö& ×& æ& ç& ò&
ó& ø& ù& þ& ÿ&
'
'
'
'
U'
'
['
'
\'
'
c'
'
d'
#' $' (' )' 0' 5' <' =' B' D' I' M' T'
i' j' n' o' u' v' ~' •' †' ‡' Œ' •' •'
–
'
›' •' ¢' ¤' ®' ²' Á' Â' Ì' Í' Ò' Ö' Û' ß' ä' ê' ñ' ò'
(
(
(
(
(
(
( !( %( (( /( 5( >( ?( D( E( N( U( Z( [( b( c(
r( }( …( •( ˜( ™( £( ¤( °( µ( ¼( ½( Æ( Ç( Ê( Ï( Ø( Ù(
á( â( ç( ï( ø( ý(
)
)
)
)
)
)
)
)
) ') () ,) 6) 7) ;) <) C) D) J) K) P) X) ]) b) f) g) k) l) p) q)
{) •) †) ‡) ‘) ’) š) œ) ¢) £) «) ¯) ¾) ¿) Ä) È) Í) Ó)
×) Ø) ä) è) ÷) ø) ý)
*
*
*
*
*
*
* #* %* .* /* 4* 5* ?*
n* o* {* €* Š* ‹* Ž* •* ˜* ™* Ÿ*
Ö* å* ô* ö* û* ÿ*
+
+
+
+
+
+ *+ ++ 3+ >+ I+ J+ P+ [+
‰+ “+ —
+ œ+
+ ¥+ «+ °+ ´+ ¹+ ½+ Â+ È+ Õ+
,
,
@* J* K* S* ^* c* d*
* ¥* ·* ¿* À* Å* Í*
j+
l+
w+
x+
‚+
ƒ+
ˆ+
à+
ï+
ð+
ô+
õ+
ù+
,
,
,
, -, #, ), 1, 3, 9, D, H, I, O, P, U, Y, \, ], d, e, l, t,
w, x, •, ƒ, †, ‡, ‰, Š, •, Ž, “, •, ›, ¡, ¥, ¦, °, ±,
À, Á, Ê, Ë, Ö, ×, à, â, ç, è, ó, û,
-
-
-
[ºú.
.
. ".
d. k. z.
. š. ›. ¥.
ã. ä. è.
/
/
/
/
R/ §6 \7
;8 <8 [@
_
`
d
d Éd Êd
f ˜f ¬f -f
†l mn on
‘q ’q —
q ˜q ¢q £q
øq
r
r
r
Pµñ-
-
Z¹ö-
- -- !- "- $- %- (- )- -j- k- t- u- €- ˆ- Ž- •- ˜¾- ¿- Ã- Ä- Ê- Ë- Ñ- Ò- Ûÿ#. ). /. 3. 4. >. ?. C. D.
{. €. •. ‰. Š. •. –
¦. ¶. ·. ¼. ½. Á. Â. Æ. Ç.
é. ï. ð. õ. ö. ü. ý.
/
/
/
/ -/ #/ '/ ,/ 2/ 5/ 6/
9 qO ðO ñP
Y 9[ .~ Ì~ FjB mB }B Ó^ õ^ ø^
_
` [a ]a øb ùb •c ¤c ¬c -c
ãd äd Ge Ie Šf Œf –
Êf Ëf 2g 4g ‡g ˆg
h
h ¼h
io jo Àp Äp Òp Ôp =q >q rq
¨q
©q
´q
¶q
Áq
Âq
Çq
Èq
Òq
6- >- ?- E- K- Oš- ž- Ÿ- «- ¬- ´Ü- à- á- ç- è- íS.
T.
X.
Y.
_.
`.
Ë.
/
:/
O-
Ì.
Ò.
Ó.
Ù.
Ú.
;/
C/
D/
I/
J/
¾h ÷h øh uj xj ƒl
wq xq •q ‚q ‡q ˆq
Ùq
Ûq
æq
ïq
ðq
÷q
r
r
r
r
r
r "r #r .r 2r 3r ;r <r Er Fr Jr Kr Nr Or Yr Zr br dr ir jr or
pr wr xr ‚r ƒr ‰r ‹r ”r šr ¢r £r -r ®r ´r µr »r ¼r Är
År Êr Ër Òr Ór Úr àr çr èr îr ïr ör ÷r ÿr
s
s 4s ;s <s Bs Cs Gs Hs Os Ps Xs Ys ]s ^s es fs ms ns qs
’s ™s šs ¢s £s ¥s ¦s «s ¬s ²s ³s ½s ¾s És Ês Ïs Ðs Ûs
Üs ãs äs ìs îs ÷s øs ýs þs
t
t
t
t !t "t (t )t 6t <t Dt Et Gt Ht Mt Nt Vt Wt \t
]t ft gt lt mt st ƒt Št ‹t •t –
t Ÿt ¡t ¨t ®t ·t ¸t ¿t Àt Æt Ót Ût åt ët ìt ôt õt út ût
u
u
u
u
u
u -u u $u u 2u 3u ;u Mu Vu Wu iu ju lu mu ru su €u •u Šu ‹u •u •u
–u —
u Ÿu
u ¨u ©u ³u ´u ¼u ½u Âu Ãu Éu Êu Ôu Öu Ùu Úu ßu àu
êu ëu ïu ôu ùu úu
v
v
v
v
v !v (v )v v 2v 9v :v Cv Dv Mv Nv Yv Zv `v bv ™v šv Ûv Ýv ¾w Åw çw
ïw ûw
x
x
x
x
x 2x Cx Px Qx y 1y 4y 5y =y Vy Yy Zy by {y ~y •y ‡y ·y ¿y Ày Åy Çy Ëy
Ìy Ñy Òy Øy Úy Wz ‡z Œz ¥z ¦z ±z ³z Ðz Ñz Ùz Úz éz ëz
"{ ${ S{ T{ I} a} c} „} …} •} Ÿ} Ì} Ï} Ý} à} \~ ]~ °~
²~ ·~ é~ ò~ õ~ û~
•
•
• (• Z• _• m• q• r• |• }• ‚• Š
• ”• •• ˜• ™• Ÿ•
• ¥• §• °• ±• ·• ¸• • Ê• Ñ• Ò• Õ• Ö•
Û• Ü• á• â• ç• ;€ C€ \€ c€ k€ t€ u€ y€ z€ •€ •€ ˜€ þ€
•
•
•
•
•
• "• .• 5• 6• <• >• H• K• R• S• Z• \• b• ¿•
³‚ »‚ ¼‚  ł Ì‚ Ï‚ Ó‚ ׂ â‚ ê‚ ô‚ õ‚
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ !ƒ $ƒ %ƒ 1ƒ 3ƒ :ƒ =ƒ Iƒ œƒ
ƒ ¡ƒ §ƒ ¨ƒ
¾ƒ ƒ à Ƀ Úƒ âƒ êƒ òƒ ôƒ úƒ
„
„
‚
ƒ
r‚
£‚
­‚
²‚
¬ƒ
°ƒ
¶ƒ
¸ƒ
½ƒ
„
…
„
"…
„
J…
"„
Õ…
(„
K„
L„
£„
ª„
­„
µ„
î„
ô„
…
À
ã
ä
,
0
•
2
•
^
¯
`
°
Ã
Ä
:
é
A
ê
S
û
T
þ
`
}
b
~
y
å
{
æ
¹
®
+
í
ð
,
p
ó
õ
ö
˜
›
Á
Ã
G
¸
¼
ö
P
Q
•
¨
²
´
º
ö
z
{
â
—
º
T
x
z
Ý
- !- §6 \7 ”7 •7
8
8 9
9 qO ðO ñP ŸR §R ÍR [T \T _U `U •V •V
X
X
Y
Y 9[ h[
i[ ê[ ë[ +\ ,\ ˆ\ Š\ ¢\ ¤\ É] Ë] Ô] Ö] W_ X_ lb mb òc
&d )d dd çd ”f ·g
s
s •} Â} Ã}
~
~ ,~ .~ Ì~ ý• þ•
‚
‚ Å„ Æ„ l† n† «‡ ­‡
ˆ
ˆ ;‰ <‰ õ‰ ö‰ ÖŠ ñŠ ƒ‹ „‹
Œ
Œ UŒ VŒ øŒ ùŒ ù• ú• ÆŽ ÇŽ
|• ~• É’ Ê’ i• x• µ• ¾• •– .— /— ¼— ½—
º˜ ¼˜ ¿˜
™ î™ ð™ ºš »š A› •› “› 6œ ?œ @œ fœ Ÿ
£
{¡
I¢ K¢ Æ¢ Ç¢ œ£ @¤ G¤ Y¤ 6¥ 7¥ Ã¥ Å¥ “¦ •¦ õ¦ •§ ˜§ Þ§
ç§ ð¨ ô¨ »© À© |ª ðª ñª C« D«
¬ )¬ s- u- •® Ÿ® 2± 4± ì
² î² ä³ æ³ '´ (´ •´ –´ Ï´ д
µ
µ
¹
Zµ [µ Ôµ
¶ @¶ A¶ ¢¶ £¶ ö¶ /· >· Ä· È· ë· g¸
‰¹ Ú¹ Þ¹ Iº ¥º §º e» »» ¾» $¼ (¼ ö½ ú½ ¨¾ ±¾
Ѹ
Õ¸
Á
AÁ BÁ ¢Á ¤Á T V ì í uà và +Ä ,Ä NÅ QÅ BÆ CÆ ðÆ ñÆ
ŽÇ •Ç ÄÈ ÆÈ èÉ SÊ UÊ ÝÊ áÊ &Ë *Ë ³Ë ¥Ì
Í
Í ›Í ©Í ªÍ Î
Î ‚Î ƒÎ áÎ âÎ ¹Ï »Ï ”Ð •Ð
Ñ {Ñ ˆÑ ¦Ñ èÑ éÑ ZÒ \Ò
Ó
Ó ªÕ ¬Õ
Ø
Ø ‚Ø ƒØ ÚØ ÛØ ÝØ WÙ
Ú
Ú ;Ú µÚ ¹Ú -Û …Ü †Ü îÜ ïÜ !Ý ÐÞ âÞ ¢ß ©ß ªß F- O;8 <8 [@ jB mB }B ÷^ ø^
_
_ [a ]a
b
b ÷b ùb •c ¤c «c -c
d <d =d sd td Èd
Êd âd äd ‰f Œf •f ˜f
h
h ¾h Ýh Þh Ãi Äi tj xj „l †l m
n on Âp Äp Òp Ôp
q
q
q -q %q &q .q /q <q >q qq bv ™v
šv ¥v ¦v ·v ¸v Ãv Äv Ûv Ýv ½w Åw "y Úy Rz Wz †z Œz ¥z
¦z Ùz Úz
{
{ S{ T{ I} „} …} Ì} Ï} Ý} à} G~ ²~ é~ ô~
• )• Q• Y• ÿ•
€
€ D€ I€ O€ \€ j€ ƒ€ Œ€ ¸€ Å€ ø€ ý€
• =• >• J• •• –
• ¿•
‚
‚ )‚ S‚ [‚ r‚ £‚ ¬‚ Å‚ ã‚ õ‚
ƒ 3ƒ <ƒ pƒ ›ƒ œƒ
·ƒ ˃ ̓ Ѓ Ùƒ („ J„ L„ £„ ¬„ Å„ Ò„ Ù„ á„
…
… "… J…
Q… \… {… •… Õ…
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
®
!
H!
m
o Œo
z uz
@œ
Ê ‰Ñ
3
3
3
3
3
,
•
G
•
‘
J! ñP ‰Q
m ¯m ±m
Žo
p
p
œz åz °{
gœ É
ß
¦Ñ
3
_
3
3
Ÿ
3
3
´
3
3
¦
3
3
ö
3
Y
3
3
î
Ó
øj
Þ
à
y
{
Ñ
ŸR ÍR i[ ë[
j $j
n
n
o
”p –p ~q €q :r gr Ïv
| B| ±| ð| :} •} ÖŠ
I¤ Y¤
¬ )¬ Öµ
¶ êÉ
3
3
3
À
Â
Ä
Ó- Õ- V
új Uk Wk
öv
ñŠ
;w
i•
¥w
•–
3
3
3
ä
3
3
2
5
X Ê Ì ^
Åk Çk 7l
`
9l
/x
úx
Ây
-
Ø
Ø
8ß
ªß
ã
Iã
xä
Úä
å
î
må
×î
‰ê
ï
Ðê
à÷
oë
ø
Üë
‰ì
©ì
•í
-
¥
À
Ô
¬( Ø(
;8 A< h< ´B
C ËC øC GD ýD @E uE ¡E ÆE MF ~F ¼F ÛF
G
G fG ÆG
H ¥H ßH JI ëL
M ,Q LQ ÔX õX 5Y EY ©Y
Z CZ QZ ø^
_ ¤c -c td äd Œf ˜f ¾h Þh Äp Ôp
q ¶q
r dr ïr 4s
³s îs tt ¡t ìt Öu :v bv šv Ýv "y «y …} à} E€ •€ S‚ r‚ £
‚ Å‚ ö„ "… w… Œ… •… Å… Ð… Õ…
8
Ä PÕˆ³ÿ
ÿ ÿ ÿ
D§ zóR•ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
Ö
•… Õ…
1 »6
…Gç nŽîøÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ü
ú J3ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
e ˜ –
ßÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
¼ › nr¶mÿ
á8 ð8’‰ÿ
ßr8- v8¯ÿ
C7 "Ö‚ fÿ
üt,$¦sLèÿ ÿ ÿ
ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
¦0ü'äTˆ¦ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
n L)Îa\»ÿ
=9
u,zz’@ÿ
UWt."lH8ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
"O/
ÿ
›Fe0
ÿ
Ì ²2
ÿ
¼rC6Öu(yÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
Ô0~6ìî öÿ
0: B²[ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
4:
ÿ
>Há†Kÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ŸYø?
ÿ
¾_UC®^ähÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ámÖH– ÞNÿ
]•I¼
ùj
Ç^zC v8¯ÿ
< ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
YF6JŒ ²ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
U"
MÞo\Üÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
'JÃN Ï
‰ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ŸJ°O v8¯ÿ
ž qJ v8¯ÿ
*»QN
pŒÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
;3
R
ÿ
啳UjwøÐÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ì zW
ÿ
b)x\
ÿ
à$¼b p$ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
Š ‡f [tLÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
<< g v8¯ÿ
¦`Oh ‹v ÿ
<¹l0§¤Íÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
Ì{¯n v8¯ÿ
{H¡oPÕˆ³ÿ
4R r v8¯ÿ
¿!yt¬÷î{ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
w:wÌì@§ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ñke}PÕˆ³ÿ
F {~ÊRœ…ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ÿ ÿ ÿ
„8 „˜þ Æ
8 ^„8 `„˜þo(
.
„Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
€
„
„p
„@
„˜þ Æ
^„@
`„˜þ‡h
„
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
p
^„ `„˜þ‡h
^„p `„Lÿ‡h
@
ˆH
.
€
ˆH
ˆH
.
.
‚
€
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
„˜þ Æ
^„ `„˜þo(
(
„p „˜þ Æ
p ^„p `„˜þ‡h
„@
„Lÿ Æ
@
^„@
`„Lÿ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
ˆH
.
‚
„
)
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
„à „˜þ Æ
à ^„à
„° „Lÿ Æ
° ^„°
„€ „˜þ Æ
€ ^„€
„P „˜þ Æ
P ^„P
„
„Lÿ Æ
^„
`„Lÿ‡h
ˆH
.
o(
.
€
„
„˜þ Æ
^„
„p „Lÿ Æ
p ^„p
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
„
€
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
‚
€
€
‚
„Ð
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
€
ˆH
ˆH
.
.
‚
€
„˜þ Æ
Ð
^„Ð `„˜þ
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
^„ `„˜þo(
.
‚
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
„
„
ˆH
.
€
„˜þ Æ
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
ˆH
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
ˆH
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
ˆH
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
ˆH
• „kþ Æ
• ^„• `„kþo(
.
^„Ð `„˜þo(
.
„h „˜þ Æ
h ^„h `„˜þOJ QJ o(
„˜þ Æ
8 ^„8 `„˜þo(
.
^„W `„ þo(
(
)
€
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
ˆH
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
ˆH
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
.
.
.
.
€
€
‚
„Ð
„˜þ Æ
·ð
„W
.
.
‚
€
„ þ Æ
„
Ð
„8
W
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
.
.
‚
€
„
€
ˆH
ˆH
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
8 „˜þ Æ
8 ^„8 `„˜þo(
.
^„Ð `„˜þo(
.
.
€
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
„Ð
ˆH
ˆH
.
.
‚
€
„˜þ Æ
„
„Ð „˜þ Æ
Ð
Ð ^„Ð `„˜þo(
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
h „˜þ Æ
h ^„h `„˜þo(
.
^„h `„˜þo(
.
.
€
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
„Ð
ˆH
ˆH
„˜þ Æ
.
.
€
€
‚
„
„h „˜þ Æ
h
„h „˜þ Æ
h ^„h `„˜þo(
Ð ^„Ð `„˜þ6 o(
.
‚
€
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
h „˜þ Æ
h ^„h `„˜þo(
.
^„Ð `„˜þo(
.
€
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
„Ð
ˆH
ˆH
.
.
‚
€
„˜þ Æ
„
Ð
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
h „˜þ Æ
h ^„h `„˜þo(
.
^„Ð `„˜þo(
.
€
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
„Ð
ˆH
ˆH
.
.
‚
€
„˜þ Æ
„
Ð
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
h „˜þ Æ
h ^„h `„˜þo(
.
^„Ð `„˜þo(
.
€
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
„Ð
ˆH
ˆH
.
.
‚
€
„˜þ Æ
„
Ð
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
„à „Lÿ Æ
à ^„à
„° „˜þ Æ
° ^„°
„€ „˜þ Æ
€ ^„€
„P „Lÿ Æ
P ^„P
„h „˜þ Æ
h ^„h
„˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þ6
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
o(
.
‚
„p „Lÿ Æ
p ^„p
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
„
‚
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
`„˜þOJ
o(
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
QJ
.
o(
.
.
.
.
·ð
€
€
‚
„Ð
„
`„Lÿ‡h
€
ˆH
.
€
„˜þ Æ
„Ð
„˜þ Æ
^„ `„˜þ
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
ˆH
.
€
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
ˆH
.
€
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
ˆH
.
h „˜þ Æ
h ^„h `„˜þo(
.
^„Ð `„0ýo(
.
.
Èûo(
.
.
.
„
.
.
.
.
„
„`ú Æ
^„ `„`úo(
.
.
.
.
.
„
„øø Æ
^„ `„øøo(
„
„Ð „0ý Æ
Ð
„8 „Èû Æ
8 ^„8 `„
„`ú Æ
^„ `„`úo(
.
.
.
.
.
„p
.
„•÷ Æ
p
^„p `„•÷o(
.
.
.
.
.
.
.
`„(öo(
„Ø
.
.
„(ö Æ
.
.
Ø ^„Ø
.
.
.
.
`„(öo(
„Ø
.
.
„(ö Æ
.
.
Ø ^„Ø
.
.
.
.
„h „˜þ Æ
h ^„h `„˜þOJ
„˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
QJ
o(
€
ˆH
ˆH
.
·ð
.
.
„Ð
‚
€
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
.
.
‚
€
„
€
ˆH
ˆH
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
„h „˜þ Æ
h ^„h `„˜þOJ
„˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
^„ `„˜þo(
.
‚
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
QJ
o(
.
.
.
.
·ð
€
€
‚
„Ð
„
ˆH
.
€
„˜þ Æ
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
h „˜þ Æ
h ^„h `„˜þo(
.
^„Ð `„˜þo(
.
€
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
„Ð
ˆH
ˆH
.
.
‚
€
„˜þ Æ
„
Ð
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
h „˜þ Æ
h ^„h `„˜þo(
.
^„h `„˜þo(
.
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
„h
„
„˜þ Æ
„
h
„˜þ Æ
^„
`„˜þo(
.
„Ü „˜þ Æ
„¬ „Lÿ Æ
„|
„˜þ Æ
|
^„|
`„˜þ‡h
ˆH
„L
Ü
¬
€
^„Ü `„˜þ‡h
^„¬ `„Lÿ‡h
.
€
ˆH
ˆH
.
.
‚
€
„˜þ Æ
L
^„L
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„
„Lÿ Æ
^„ `„Lÿ‡h
„ì „˜þ Æ
ì ^„ì `„˜þ‡h
„¼ „˜þ Æ
¼ ^„¼ `„˜þ‡h
„Œ „Lÿ Æ
Œ ^„Œ `„Lÿ‡h
¡ „ ý Æ
¡ ^„¡ `„ ýo(
.
„Ü „˜þ Æ
Ü ^„Ü `„˜þ‡h
„¬ „Lÿ Æ
¬ ^„¬ `„Lÿ‡h
„|
„˜þ Æ
|
^„|
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„L
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
.
.
‚
€
„
€
ˆH
ˆH
„˜þ Æ
L
^„L
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„
„Lÿ Æ
^„ `„Lÿ‡h
„ì „˜þ Æ
ì ^„ì `„˜þ‡h
„¼ „˜þ Æ
¼ ^„¼ `„˜þ‡h
„Œ „Lÿ Æ
Œ ^„Œ `„Lÿ‡h
„h „˜þ Æ
h ^„h `„˜þOJ
„˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
^„Ð `„˜þo(
.
.
‚
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
QJ
o(
.
.
.
.
·ð
€
€
‚
„Ð
„
ˆH
.
„˜þ Æ
€
„Ð
„˜þ Æ
Ð
^„ `„˜þo(
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
„à
„°
„€
„P
„h
„˜þ Æ
„h
„˜þ Æ
„
„p
„@
„˜þ Æ
^„@
`„˜þ‡h
„
ˆH
.
‚
„Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
„˜þ Æ
h ^„h `„˜þOJ
8 ^„8 `„˜þo(
.
„˜þ Æ
h ^„h `„˜þOJ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
@
ˆH
.
€
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
QJ
o(
QJ
o(
€
ˆH
ˆH
.
.
.
.
·ð
€
€
‚
„8
·ð
.
.
„Ð
‚
€
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þ6 o(
„/þ Æ
^„
`„/þo(
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
(
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
„
„
)
‚
.
€
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
8 „˜þ Æ
8 ^„8 `„˜þo(
.
^„ `„Mþo(
(
)
o(
.
‚
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
„
„
ˆH
.
€
„˜þ Æ
„
„Mþ Æ
^„ `„˜þ
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
ˆH
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
ˆH
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
ˆH
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
ˆH
M
Š ‡f
UWt.
üt,$
'JÃN
¦0ü'
<¹l
4R r
Ì{¯n
ámÖH
á8
;3
R
C7 "
Ô0~6
¼ ›
"O/
<< g
ñke}
ŸYø?
b)x\
ž qJ
ßr8Ç^zC
ŸJ°O
>
e
w:w
¼rC6
]•I
.
.
.
. 1
€
€
‚
D§
¿!yt
U"
F {~
à$¼b
›Fe0
4:
Ì ²2
=9u,
n L)
¦`Oh
»6Ä
ùj
Ö
YF6J
ì zW
{H¡o
ü
0:
啳U
…Gç
*»Q
¾_UC
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ1
ÿÿ1
xžÂ/
äçÎ.
æ'Jù
„΂
€›(ê
r%~&
’ò§
ÀŠ–Ê
fI"G
Æ:,í`Ì~å
\¦j̈ð ž
å
ø`I ë]Æ
?
@
T
ö
ã
z
å
ë
ì
î
Á
Â
Ä
!
Ž
•
‘
Ý
Þ
à
x
y
{
Ð
Ñ
Ó
Õ- U V X É Ê Ì ]
^
`
G! H! J!
"
"
j
j
j !j "j $j ÷j øj új Tk Uk
Åk Çk 6l 7l 9l
m
m
m ®m ¯m ±m
n
n
n
o
o ‹o Œo Žo ÿo
p
p “p ”p –
p }q ~q €q 8r 9r Ê’ ¿• À• Ù• æ• ç• C– •– Ž–
™§ ر
¶ |Í «Õ
Ø -Û Iã Ü/ +Q ŽT —
W ÔX ×X ÞX çX èX êX õX 4Y 5Y 7Y EY ¨Y ©Y «Y ³Y
Þ
ß
Ò-
Ó-
Wk
Äk
o
Z
y
•
Z
N|
\•
Z
h|
‚
ž
Z
ª|
‚
ž
–
BZ
Ï}
q‚
CZ
à}
Õ…
ž
EZ
\~
QZ
±~
Õ\
•
h
é•
½h
[€
Qx
•€
ž
ž
ž
ž
ÅZ
•
ž
ž
ž
ž
ÄZ
²~
ž
ž
ž
ž
ž
ž
ž
ž
ž
–
ž
ž
ž
ž
ž
ž
–
ž
ž
ž
ž
ž
ž
–
yº 0
`
ÿ
ÿ@ € ÷^ ÷^
ÿÿ
U n k n o w n ÿÿ
G •
‡z
€
R o m a n
5 •
Hç˜
÷^
@
M S
Ç
‡z
€
‡z a
€
‡
"
1 ˆ ðÐ
h
Ã
± ð
ÿ
ÿ
Ÿ
ȯ
÷^
ÿÿ
ÿ
Ô…
ÿÿ
ÿÿ
ÿÿ
ÿ
T i m e s
N e w
€
S y m b o l
3&•
A r i a l
5&•
T a h o m a
A&•
T r e b u c h e t
ȯ
$: lK
´ ´ •• 4
Ç
Ã
$:
É„
lK
É
„
2ƒQ ð
•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ø`I
2
2
T r a v e l M a t e
S e r i e s
HX
)ðÿ
? ä
ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ
ÿÿ
B B M
S e r i e s
T r a v e l M a t e
Ð
1
-
!
"
#
$
%
&
'
(
)
*
+
,
-
.
/
0
þÿ
à…ŸòùOh «‘
Ü
è
D
+'³Ù0
ü
ˆ
•
˜
$
¨
´
Ð
P
\
h
2
p
-
x
-
€
ä
TravelMate Series
BBM
-
-
-
Normal.dot Office
Word
@
FÃ#
þÿ
TravelMate Series
@
´á ±#Ê @
-
1
ú¤8±#Ê
ÕÍÕœ.
“—
+,ù®0
-
Microsoft
$:
lK
ì
h
œ
¼
p
¤
|
¬
„
´
Œ
”
Î
ä
-
-
Ã
BBM 2
Ç
É„
æ
-
Title
!
.
@
R
"
/
A
S
e
d
w
‰
˜
ª
¼
T
f
x
Š
™
«
½
Ï
Î
á
ó
#
0
B
U
g
y
‹
š
¬
¾
Ð
â
ô
$
1
C
V
h
z
Œ
›
¿
Ñ
ã
õ
%
2
D
E
W
i
{
•
œ
®
À
Ò
ä
ö
&
3
F
X
j
|
Ž
*
7
I
[
m
•
‘
±
Ã
\
n
’
²
Ä
³
Å
×
é
û
ü
]
o
Æ
Ø
ê
,
9
K
•
“
¢
´
¡
Ö
è
ú
+
8
J
€
Ÿ
Õ
ç
ù
H
Z
•
°
Â
)
6
l
~
ž
Ô
æ
ø
G
Y
•
¯
Á
(
5
k
}
•
Ó
å
÷
'
4
^
p
‚
”
£
µ
Ç
Ù
ë
ý
:
L
_
q
ƒ
•
¤
¶
È
Ú
ì
þ
;
M
`
r
„
–
¥
·
É
Û
í
ÿ
<
N
s
…
>
P
b
t
†
?
Q
c
u
‡
v
ˆ
—
¦
¸
Ê
Ü
î
=
O
a
§
¹
Ë
Ý
ï
¨
º
Ì
Þ
ð
©
»
Í
ß
ñ
à
ò
þÿÿÿ'
(
)
*
+
,
3
4
5
6
7
8
9
:
;
<
=
>
?
E
F
þÿÿÿH
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
[
\
]
^
_
`
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
n
o
p
q
r
s
t
u
v
w
x
y
z
{
|
}
~
•
€
•
‚
ƒ
„
…
†
‡
ˆ
‰
Š
‹
Œ
•
Ž
•
•
‘
’
“
”
•
–
—
˜
™
š
›
œ
•
ž
Ÿ
¡
¢
£
¤
¥
¦
§
¨
©
ª
«
¬
®
¯
°
±
²
³
´
µ
¶
·
¸
¹
º
»
¼
½
¾
¿
À
Á
Â
Ã
Ä
Å
Æ
Ç
È
É
Ê
Ë
Ì
Í
Î
Ï
Ð
Ñ
Ò
Ó
Ô
Õ
Ö
×
Ø
Ù
Ú
Û
Ü
Ý
Þ
ß
à
á
â
ã
þÿÿÿå
æ
ç
è
é
ê
ë
þÿÿÿí
î
ï
ð
ñ
ò
ó
þÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿù
þÿÿÿþÿÿÿþÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿR o o t
E n t r y
ÿÿÿÿÿÿÿÿ
À
F
`Ù,I±#Ê û
€
D a t a
!
.
@
"
/
A
#
0
B
$
1
C
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
e
%
2
D
&
‹@
1 T a b l
ÿÿÿÿ
o c u m e n t
a t i o n
ä
t i o n
8
C o m p O b j
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
G
Î9
W o r d D
ÿÿÿÿ
.J
S u m m a r y I n f o r m
(
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
D o c u m e n t S u m m a r y I n f o r m a
ÿÿÿÿÿÿÿÿ
ì
q
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
þÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ þÿ
ÿÿÿÿ
À
F
Microsoft Office Word Document
MSWordDoc
Word.Document.8 ô9²q
Download