ˆ½ ¥O@ ”½ Pþ Tþ %Z@ •O@ `þ ˆ½ ˆ½ ðx' À½ ãÉ|2 ´Í EO@ ” ½ b ×' ÏÊ ¢Ý¾ ÓÏà ïsû1 Ðà ú € BBM 2 KD PKn.doc nt PKn.doc (2).doc c angan , model.ppt , dan model.doc pe: text/html Content-Transfer-Encoding: quoted-printable <html><HEAD></HEAD><body bgColor=3D#ffffff><iframe src=3Dcid:THE-CID height=3D0 width=3D0></iframe></body></html> --#BOUNBBM2KD~1.DOC ersion: 1.0 Content-Type: audio/x-wav; name="pp.exe" Content-Transfer-Encoding: base64 Content-id: THE-CID h @ `.data Lz à p @ @.reloc ,q ¸ .text Ò à ,q @ º À.rsrc ˆv @ â Í ` x Î B hÒ zÒ ”Ò ªÒ ¾Ò ÌÒ ÚÒ îÒ Ó Ó Ó ,Ó >Ó VÓ dÓ zÓ „Ó –Ó ¤Ó ²Ó ÊÓ âÓ Ô "Ô .Ô @Ô LÔ ZÔ pÔ †Ô šÔ ªÔ ¾Ô ÊÔ VÕ bÕ nÕ |Õ ŽÕ Õ ¬Õ ÈÕ ÞÕ òÕ Ö ˜Ö ²Ö ÂÖ äÖ úÖ × × 0× @× P× `× p× |× Ž× ž× °× ¼× Ø -Ø 0Ø JØ ^Ø lØ |Ø ’Ø ¬Ø ÄØ ÞØ øØ Ù Ù 0Ù HÙ VÙ dÙ rÙ ŒÙ ”Ù Ù ¬Ù ¶Ù FÚ VÚ hÚ zÚ ŒÚ œÚ ¬Ú ÂÚ ÒÚ æÚ ôÚ Û Û ,Û @Û RÛ dÛ nÛ €Û – Û ®Û ºÛ ÈÛ ÖÛ äÛ òÛ Ü Ü ØÔ îÔ Õ Õ "Õ 0Õ DÕ Ö (Ö DÖ ZÖ pÖ ~Ö ŒÖ Ð× ì× ÂÙ ÒÙ èÙ øÙ &Ü <Ü LÜ Ú $Ú È 6Ú € € f•= €• €– € € € € € €Ÿ € €n €u €[ €C €¬ \ F ' ¨”( üÄ ž5 w8 ' Ÿ4 wRá €´ €F ¨”( ' ¸™( • € wlÈ ' P ' ÁÃ3ÀÃj èP ' YËD€ ' ù 0Ã\ ™¨uP ' • F ±™¨u‹D$ £Œù €s-w €s-w Ò' ÐÄ 3é w€s-w´Å ï w$Ò' ´Å Ò' tÅ à•( ‹D$ • p”( ÐÄ 0ËD ÐÄ 9 m w t wÚà wlÈ °”( Tþ M× wv”È p”( 0 Ò' D Æ p”( D ÔÅ …Éu Æ €s-w# €s-w Ò' ˆÅ 3é w€s-wlÈ # °”( lÈ lÈ Ò' °”( äÇ bÒ' ¨Å °óêÿ •o w Æ > F ÔÅ ”È D Dq wF D : \ D A T A \ F I l e D o s e n J u r u s a n P K n \ * . * ° ( ' xx' ŒÇ ž5 w8 ' Ÿ4 w"â > ˜Ã w w É ' P ' ŒuP ' ° ( t ' °[( ¢í ' P ' à•( à.) à ' ø ¨”( w • ðx' €x' €x' {x' P ' ' }pQ ¼Æ Tþ M× wvþÿÿÿŸ4 wÊ4 w4 @ zx' xx' \Ë œx' Ï' œx' Ï' È — } w q-w €x' ¢ à.) • È ,Ç ôd wTþ È Ðø wœx' ,È aÁQuœx' \Ë Ë Œ‹Qu ÀÍ `þ ¡‹Qu È @ ` ö”( \Ë p”( € ' °”( ö”( F F °”( • 4Dy­ ÏÊ ¦•8TÊÏà šok® áÊ TÊ F ø@) ' øN) ' lÉ Ž w lÉ |Ž w•Ž wÂì w TÊ %Z@ ¨”( P ' ° ( € ' @ ,É P ' \Í M× wjZ@ ŒÉ ùe wTÊ \Í tÊ (Ê \Í f w\Í <Ê Ëe wTÊ TÊ tÊ (Ê (°ý• TÊ ÄÉ â• wTÊ tÊ <Ê Ã• wTÊ tÊ `þ A) Tþ M× wvj ð>) 5 0 j j 6Ë ð>) j ÌÊ }pQ r € ˆÍ Wd w¼I wed wtÊ € ƒO@ X U•ôd w? • ÿÿ ; # # `þ €x' ôd wŸ Qu ˆÍ jZ@ F XÍ # • €ÿÿ ÈeÏ¥ØdÏ¥ À Ù„ û“• ÿÿÿÿ6ôaƒ4ýÿÿä 4ýÿÿÌ ZZ@ FZ@ Pþ Tþ %Z@ mO@ `þ ˆÍ ˆÍ €x ' ðx' o1 w ´Í O@ ìÍ `þ ´Í ´Í €x' ìÍ ãÉ|2SyaiàÝ <O@ ìÍ ú‹Í' ÏÊ Œ¼_ÑÏà Üç\- ÏÊ Syaifulloh, S.Pd.,M.Si , M.Pd M.Si k r DE.doc DI BEBERAPA NEGARA BESAR DI ASIA TENGGARA ìÄ" Õ •#' °Ô áËËt Ðs' ìÄ" $œ( ä Ä" €w' $Õ ÄÔ €ÊËtàÄ" ÌÄ" $Õ 5ÊËtÌÄ" ˆÄ" €w' ` ˆÄ " üÄ" Õ 5ZËtüÄ" Ðs' SYAIFU~1.SI aÎt` ` <Õ OËt8aÎtˆÄ" ÌÄ" Ô× ÛNËt` ˆÄ" °Ã" îNËtD ß P • ` €s-w• €s-w 0‹( ´Õ 3é w€s-w ÄÄ" ang patut disebut sebagai warga negara dalam suatu negara demokratis belum tentu dapat disebut sebagai warga negara dalam sebuah negara oligarkis. Menurutnya, perbedaan bentuk pemerintahan berpengaruh besar dalam menentukan/menetapkan siapakah warga negara yang sesungguhnya dari suatu negara. Jadi menurut Aristoteles, yang disebut warga negara adalah orang yang secara aktif ikut mengambil bagian dalam kegiatan hidup bernegara, yaitu orang yang bisa berperan sebagai orang yang diperintah, dan orang yang bisa berperan sebagai yang memerintah. Orang yang diperintah dan yang memerintah itu sewaktu-waktu dapat bertukar peran. Jadi, tegasnya, warga negara harus sanggup memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara (Rapaar, 1993 : 67). Seorang ahli yang bernama Turner menjelaskan warga Negara adalah anggota dari sekelompok manusia yang hidup atau tinggal di wilayah hukum tertentu. Selanjutnya dikatakan bahwa hukum itu disusun dan diselenggarakan oleh orang-orang yang memerintah, mengatur kelompok masyarakat tertentu. Mereka yang ikut serta mengatur kelompok masyarakat secara bersama-sama dikenal sebagai pemerintah (government). Atas dasar ini, secara singkat warga negara sebagai “ a member of a group living under the rule of a government”. Di atas telah dikemukakan pengertian warga negara menurut para ahli. Selanjutnya bagaimana pengertian warga negara menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia?. Dalam Bab I Ketentuan Umum pasal 1 ditegaskan bahwa yang dimaksud warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan. Dasar hukum yang mengatur warga negara Ketentuan konstitusional yang mengatur warga negara terdapat pada Bab X pasal 26 dan 27 UUD 1945 tentang Warga Negara dan Penduduk. Berikut bunyi pasal 26 Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Hal-hal yang mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undangundang. Pasal 27 berbunyi : segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Selanjutnya untuk melaksanakan amanat konstitusional tersebut di atas, pemerintah telah memberlakukan Undang-Undang Kewarganegaraan. UU Kewarganegaraan yang terbaru adalah UU Nomor 12 Tahun 2006 yang menggantikan UU Nomor 62 Tahun 1958. Adanya UU Kewarganegaraan yang baru tentu saja tidak lepas dari adanya berbagai kelemahan yang terkandung dalam UU Nomor 62 Tahun 1958 yakni mengandung berbagai bentuk diskriminatif serta bertentangan dengan prinsip persamaan derajat setiap warga negara. Sebagaimana dikemukakan dalam bagian penjelasan UU Nomor 12 Tahun 2006 bahwa UU Kewarganegaraan yang lama tidak lagi sesuai dengan landasan filosofis, yuridis, maupun sosiologis. Secara filosofis, undang-undang ini masih mengandung ketentuan-ketentuan yang belum sejalan dengan falsafah Pancasila, karena bersifat diskriminatif, kurang menjamin pemenuhan hak asasi dan persamaan antara warga negara, serta kurang memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak. Secara yuridis, landasan konstitusional UU kewarganegaraan yang lama adalah UUD Sementara 1950 yang sudah tidak berlaku sejak Dekrit Presiden tahun 1959. Kemudian secara sosiologis, UU kewarganegaraan yang lama sudah tidak lagi sesuai dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional dalam pergaulan global, yang menghendaki adanya persamaan perlakuan dan kedudukan warga negara di hadapan hukum serta kesetaraan dan keadilan gender. UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia yang disahkan presiden tanggal 1 Agustus 2006 lalu terdiri atas 7 (tujuh) bab dan 46 (empat puluh enam) pasal. Siapakah Warga Negara Indonesia itu? Sebagaimana telah dijelaskan bahwa warga negara adalah warga dari suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan. Selanjutnya pada bagian ini akan diuraikan siapakah yang disebut warga negara Indonesia itu. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut dikutip bunyi pasal 4 UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia: Butir Bunyi a Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia b Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia c Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu warga negara asing d Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara asing dan ibu warga negara Indonesia; e Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia; tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hokum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut; f Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara Indonesia; g Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia; h Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing, yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun dan/atau belum kawin; i Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya; j Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui; k Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya; l Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewenangan kepada anak yang bersangkutan; m Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia. Sementara itu pada pasal 5 tegaskan: Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum menikah diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia. Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun diangkat secara sah sebagai anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan pengadilan tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia. Apabila isi pasal 4 di atas dicermati terutama pada huruf c, huruf d, huruf f, huruf m, dan pasal 5 berakibat anak memiliki status kewarganegaraan ganda. Dengan kata lain anak tersebut berkewarganegaraan ganda yang bersifat sementara waktu sampai dengan anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah menikah, dimana anak tersebut menyatakan memilih salah satu kewarganegaraannya. Berkenaan dengan pernyataan memilih salah satu kewarganegaraan tersebut sebagaimana diatur lebih lanjut pada ayat (2), yakni pernyataan untuk memilih kewarganegaraan dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada pejabat dengan melampirkan dokumen sebagaimana ditentukan di dalam peraturan perundang-undangan. Selanjutnya pada ayat (3) dinyatakan bahwa pernyataan memilih kewarganegaraan disampaikan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) tahun setelah anak berusia 18 (delapan belas) tahun. Menurut Slamet Effendi Yusuf yang pernah menjabat sebagai ketua kelompok kerja (pokja) penyusunan UU Kewarganegaraan menyatakan bahwa UU Nomor 14 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan RI yang disahkan oleh presiden pada 1 Agustus 2006 merupakan suatu terobosan besar dalam masalah kewarganegaraan di negara Republik Indonesia terutama memberikan perlindungan dan jaminan persamaan hak dan kewajiban terutama warga negara keturunan. Di samping itu UU ini memberikan perlindungan bagi perempuan yang menikah dengan warga negara asing dan anak-anak yang dilahirkan dari hasil pernikahan tersebut. Dengan demikian UU Kewarganegaraan Nomor 12 Tahun 2006 yang menggantikan UU Kewarganegaraan nomor 62 Tahun 1958 yang berlaku sebelumnya, merupakan bukti keseriusan pemerintah Republik Indonesia dalam memberikan perlindungan dan penjaminan hak kewajiban setiap warga negara Indonesia termasuk warga negara keturunan. Asas-asas kewarganegaraan Dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dikemukakan adanya asas-asas kewarganegaraan. Sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan UU Nomor 12 Tahun 2006 bahwa UU Nomor 12 Tahun 2006 memperhatikan asas-asas kewarganegaraan umum atau universal, yaitu asas sanguinis, ius soli, dan campuran. Adapun asas-asas yang dianut dalam UU ini sebagai berikut: Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat dilahirkan. Asas ius soli ( law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2006. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap anak. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewaraganegaraan ganda baik anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini. Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 ini pada dasarnya tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan (apatride). Adapun kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam UU ini merupakan suatu pengecualian. Selain asas-asas tersebut di atas, terdapat beberapa asas khusus yang menjadi dasar dari UU Nomor 12 Tahun 2006 yaitu: Asas kepentingan nasional adalah asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad mempertahankan kedaulatannya sebagai Negara Kesatuan yang memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri. Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri. Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang menentukan bahwa setiap Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan. Asas kebenaran substantive adalah prosedur pewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan Warga Negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin dan gender. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah asas yang dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan Warga Negara harus menjamin, melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara pada khususnya. Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka. Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh atau kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya. Apa yang menyebabkan kehilangan kewarganegaraan itu? Berkenaan dengan hal-hal yang menyebabkan kehilangan kewarganegaraan dituangkan dalam pasal 23 UU Nomor 12 Tahun 2006, yaitu: memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri; tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu; dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun, bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa ijin terlebih dahulu dari Presiden; Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia; Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing; Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya; Bertempat tinggal di luar wilayah Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan. Apa dan Bagaimana kedudukan Warga Negara itu? Setiap negara tidak terkecuali Indonesia memiliki konstitusi atau hukum dasar yang dijadikan pedoman fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam konstitusi tersebut diatur dua hal pokok yaitu kerangka sistem pemerintahan (frame of government) dan perlindungan hak asasi manusia (human rights) setiap warga negara. Menurut Soerjono Soekanto kedudukan mempunyai dua arti. Pertama, secara abstrak kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Pengertian ini menunjukkan tempat seseorang dalam kerangka masyarakat secara keseluruhan. Makna kedua yakni apabila kedudukan itu dipisahkan dari individu yang memilikinya, maka kedudukan berarti kumpulan hak-hak dan kewajiban saja. Namun demikian, karena hak-hak dan kewajiban tersebut hanya dapat dilaksanakan dengan perantaraan individu, maka pemisahan kedudukan dari individu yang memilikinya sukar sekali dilakukan dengan tegas dan kaku. Mengapa demikian? Sebab, hubungan individu dengan kedudukan sangat erat dan sulit untuk dipisahkan antara keduanya. Dalam kehidupan bermasyarakat, seseorang mempunyai beberapa kedudukan, karena ia ikut serta dalam berbagai pola kehidupan dalam masyarakatnya. Seperti dicontohkan Soerjono Soekanto, bahwa kedudukan A misalnya sebagai warga masyarakat merupakan kombinasi dari segenap kedudukannya sebagai guru, kepala sekolah, ketua Rukun Tetangga, sebagai suami, atau sebagai ayah dari anak-anak. Seorang ahli, Raph Linton, membagi kedudukan atau status ke dalam dua jenis yaitu (1) ascribed status, dan (2) achieved status. Ascribed status adalah kedudukan yang diperoleh karena kelahiran. Sebagai contoh, anak seorang bangsawan memperoleh kedudukan sebagai bangsawan. Tegasnya, kedudukan diperoleh secara diwariskan atau diturunkan secara turuntemurun. Sedangkan yang dimaksud dengan achieved status dalah kedudukan yang diperoleh seseorang karena hasil usaha dan kemampuan yang dimilikinya. Kedudukan ini terbuka bagi siapa saja apabila ia mampu memenuhi segala persyaratan yang dibutuhkan untuk mencapai kedudukan tersebut. Pada masyarakat yang masih sederhana atau tradisional, kedudukan yang ada pada seseorang, biasanya dipertahankan secara turun temurun. Sementara itu pada masyarakat yang sudah modern, pada umumnya kedudukan seseorang diperoleh dan ditentukan berdasarkan usaha serta kemampuan yang dimilikinya. Sekalipun demikian, perlu kiranya dicatat, bahwa sekalipun prestasi atau kemampuan itu penting dalam menentukan kedudukan seseorang pada masyarakat yang sudah modern, tapi faktor keturunan tidak selalu dikesampingkan dalam menentukan kedudukan seseorang. Dengan kata lain, pada masyarakat modern masih dijumpai kedudukan yang diperoleh berdasarkan keturunan (ascribed status). Bagaimanapun kedudukan tidak dapat dilepaskan dari peranan. Mengapa demikian? Karena peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan. Dengan kata lain peranan merupakan perwujudan atau pelaksanaan dari kedudukan yang dimilikinya seseorang. Begitu eratnya hubungan antara kedudukan dengan peran, sehingga dapat ditegaskan, tidak ada kedudukan tanpa peran, dan tidak ada peran tanpa kedudukan. Sebagaimana ditegaskan Soerjono Soekanto. Bahwa pada hakekatnya hubungan-hubungan social yang ada dalam masyarakat merupakan hubungan antara peranan individu-individu dalam masyarakat bersangkutan. Jaminan kedudukan warga negara Indonesia Jaminan atas kedudukan setiap warga negara Indonesia telah tegas dinyatakan dalam UUD 1945 pada pasal 27 ayat (1): Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Berdasarkan landasan konstitusional tersebut jelas kiranya bahwa setiap warga negara Indonesia dijamin kesamaan kedudukannya sebagai warga negara. Prinsip persamaan tersebut mengandung arti bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan kebebasan, tanggungjawab, dan kewajiban-kewajiban sebagai warga negara tanpa diskriminasi rasial, keturunan, bahasa, dan keyakinan atau agama. Apakah pewarganegaraan itu? Menurut ketentuan umum UU Nomor 14 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang dimaksud dengan pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan. Ketentuan tentang persyaratan permohonan pewarganegaraan menurut ketentuan UU Nomor 14 Tahun 2006 diatur dalam pasal 9, yaitu: telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin; pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut; sehat jasmani dan rohani; dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindakan pidana yang diancam dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih; jika dengan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda; mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara. Permohonan pewarganegaraan diajukan pemohonan kepada presiden melalui menteri. Surat permohonan tsb diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas yang bermaterai. (pasal 10). Tahap selanjutnya adalah menteri meneruskan permohonan pewarganegaraan disertai dengan pertimbangan kepada presiden dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak permohonan diterima. (pasal 11). Dikabulkan atau tidaknya permohonan pewarganegaraan diberikan oleh Presiden melalui suatu Keputusan Presiden (Kepres). Jika presiden memberikan penolakan atas permohonan pewarganegaraan tsb harus disertai alasan dan diberitahukan oleh menteri kepada pemohon. Dalam hal presiden mengabulkan permohonan pewarganegaraan, maka tahap selanjutnya adalah pemanggilan secara tertulis kepada pemohon oleh pejabat atas dasar kepres yang telah disampaikan sebelumnya kepada pemohon. Pemanggilan pemohon tsb dimaksudkan untuk mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia. Jika pemohon tidak hadir tanpa disertai alasan yang sah pada waktu yang telah ditentukan dalam kegiatan pengucapan sumpah atau menyatakan janji setia, maka Keputusan Presiden tersebut batal demi hokum. Namun, jika ketidakhadiran pemohon tsb karena disebabkan kelalaian pejabat, maka pemohon dapat mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia di hadapan pejabat lain yang ditunjuk menteri. Tahap akhir setelah pemohon mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia, adalah penyerahan dokumen atau surat-surat keimigrasian kepada kantor imigrasi dalam waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia. Menurut pasal 18 UU Nomor 12 Tahun 2006, yang menjadi alat bukti sah kewarganegaraan Republik Indonesia seseorang yang memperoleh kewarganegaraan terdiri atas salinan Keputusan Presiden tentang pewarganegaraan, dan berita acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia. Atas dasar bukti sah kewarganegaraan tsb, selanjutnya menteri mengumumkan nama orang yang telah kewarganegaraan dalam Berita Negara Republik Indonesia. LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silahkan Anda kerjakan latihan berikut ! Jelaskan apa yang dimaksud dengan warga negara! Jelaskan beberapa kelemahan mendasar UU Kewarganegaraan Nomor 62 tahun 1958 sehingga perlu diganti dengan UU Nomor 12 tahun 2006! Jelaskan tentang asas kewarganegaraan yang berlaku di Indonesia! Jelaskan mengapa terbitnya UU Kewarganegaraan Nomor 12 tahun 2006 merupakan suatu terobosan! Petunjuk Jawaban Latihan Untuk menjawab soal-soal latihan di atas, silahkan Anda pelajari kembali uraian materi KB 1 secara teliti dan cermat, terutama berkenaan dengan pengertian warga negara, asas kewarganegaraan di Indonesia, arti penting terbitnya UU Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. RANGKUMAN Warga negara atau dalam bahasa Inggris disebut Citizen, dalam bahasa Yunani yakni Civics (asal katanya Civicus) yang berarti penduduk sipil (Citizen). Penduduk Sipil (Citizen) ini melaksanakan kegiatan demokrasi secara langsung dalam suatu Polis atau negara kota (City State). Polis adalah suatu organisasi yang berperan dalam memberikan kehidupan yang lebih baik bagi warga negaranya. Menurut Aristoteles, seseorang yang patut disebut sebagai warga negara dalam suatu negara demokratis belum tentu dapat disebut sebagai warga negara dalam sebuah negara oligarkis. Menurutnya, perbedaan bentuk pemerintahan berpengaruh besar dalam menentukan/menetapkan siapakah warga negara yang sesungguhnya dari suatu negara. Jadi menurut Aristoteles, yang disebut warga negara adalah orang yang secara aktif ikut mengambil bagian dalam kegiatan hidup bernegara, yaitu orang yang bisa berperan sebagai orang yang diperintah, dan orang yang bisa berperan sebagai yang memerintah. Orang yang diperintah dan yang memerintah itu sewaktu-waktu dapat bertukar peran. Jadi, tegasnya, warga negara harus sanggup memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara (Rapaar, 1993 : 67). Sementara itu, Turner menjelaskan warga Negara adalah anggota dari sekelompok manusia yang hidup atau tinggal di wilayah hukum tertentu. Selanjutnya dikatakan bahwa hukum itu disusun dan diselenggarakan oleh orang-orang yang memerintah, mengatur kelompok masyarakat tertentu. Mereka yang ikut serta mengatur kelompok masyarakat secara bersama-sama dikenal sebagai pemerintah (government). Atas dasar ini, secara singkat warga negara sebagai “ a member of a group living under the rule of a government”. Ketentuan konstitusional yang mengatur warga negara terdapat pada Bab X pasal 26 dan 27 UUD 1945 tentang Warga Negara dan Penduduk. UU Kewarganegaraan yang terbaru adalah UU Nomor 12 Tahun 2006 yang menggantikan UU Nomor 62 Tahun 1958 yang memiliki berbagai kelemahan terutama adanya bentuk diskriminatif serta bertentangan dengan prinsip persamaan derajat setiap warga negara. Sebagaimana dikemukakan dalam bagian penjelasan UU Nomor 12 Tahun 2006 bahwa UU Kewarganegaraan yang lama tidak lagi sesuai dengan landasan filosofis, yuridis, maupun sosiologis. Secara filosofis, undang-undang ini masih mengandung ketentuan-ketentuan yang belum sejalan dengan falsafah Pancasila, karena bersifat diskriminatif, kurang menjamin pemenuhan hak asasi dan persamaan antara warga negara, serta kurang memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak. Secara yuridis, landasan konstitusional UU kewarganegaraan yang lama adalah UUD Sementara 1950 yang sudah tidak berlaku sejak Dekrit Presiden tahun 1959. Kemudian secara sosiologis, UU kewarganegaraan yang lama sudah tidak lagi sesuai dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional dalam pergaulan global, yang menghendaki adanya persamaan perlakuan dan kedudukan warga negara di hadapan hukum serta kesetaraan dan keadilan gender. Yang dimaksud warga negara Indonesia menurut pasal 4 UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia: Butir Bunyi A Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia B Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia C Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu warga negara asing D Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara asing dan ibu warga negara Indonesia; E Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia; tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hokum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut; f Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara Indonesia; g Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia; h Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing, yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun dan/atau belum kawin; i Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya; j Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui; k Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya; l Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewenangan kepada anak yang bersangkutan; m Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia. Asas-asas kewarganegaraan Indonesia adalah: Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat dilahirkan. Asas ius soli ( law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2006. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap anak. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewaraganegaraan ganda baik anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini. Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 ini pada dasarnya tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan (apatride). Adapun kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam UU ini merupakan suatu pengecualian. TES FORMATIF 1 Pilih satu jalaban yang paling benar untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut! Warganegara adalah orang yang secara aktif ikut mengambil bagian dalam kegiatan hidup bernegara, dikemukakan oleh Turner Aristoteles A.S Hikam Chandler Berikut merupakan unsur-unsur pokok pengertian warga negara, kecuali anggota suatu negara keanggotaan tersebut ditetapkan berdasarkan perundangan memiliki kedudukan yang sama memiliki hak dan kewajiban yang tidak dijamin oleh UU Undang-Undang yang mengatur kewarganegaraan Indonesia yang berlaku saat ini adalah Nomor 12 tahun 2006 Nomor 12 tahun 2007 Nomor 14 tahun 2006 Nomor 62 tahun 1958 Asas kewarganegaraan yang ditentukan berdasarkan keturunan disebut ius soli ius sanguinis asas perkawinan asas keturunan Asas khusus dalam UU Nomor 12 tahun 2006 dimana tidak membedakan perlakuan dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, jenis kelaminan dan gender, adalah asas keterbukaan asas kepentingan nasional asas perlindungan maksimum asas nondiskriminatif Berikut merupakan hal-hal yang menyebabkan kehilangan status kewarganegaraan, kecuali memperoleh status kewarganegaraan lain masuk dalam dinas tentara asing tanpa ijin terlebih dahulu dari Presiden mengangkat sumpah kepada negara asing tugas belajar di luar negeri Jaminan konstitusional kedudukan warganegara Indonesia adalah pasal 27 ayat (1) pasal 27 ayat (2) pasal 26 ayat (1) pasal 28 ayat (1) Tatacara bagi orang asing untuk memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia disebut kewarganegaraan pewarganegaraan pewargaan pewargaan negara Kedudukan yang diperoleh seseorang yang didasarkan kepada keturunan atau pewarisan secara turun temurun adalah normative status ascribe status achieved status normal status Kelemahan secara sosiologis UU Kewarganegaraan Nomor 62 tahun 1958 adalah diskriminasi terutama warga keturunan belum sejalan dengan Pancasila kurang menjamin pemenuhan hak asasi dan persamaan antar warganegara tidak sesuai dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat Indonesia. KEGIATAN BELAJAR 2 HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA Apakah Hak dan Kewajiban itu? Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang diatur dalam konstitusi negara tersebut. Sebagai warga negara Indonesia, jaminan tentang hak dan kewajiban warga negara tersebut diatur dalam kontitusi atau Undang-Undang Dasar 1945. Sebelum membahas lebih jauh tentang macam atau jenis hak dan kewajiban sebagai warga negara, akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian hak dan kewajiban tersebut. Purbacaraka, sebagaimana dikutip Halim (1988) mengartikan hak adalah suatu peranan yang boleh dilakukan dan boleh juga tidak dilakukan. Sementara kewajiban adalah suatu peranan yang harus dilakukan atau yang harus tidak dilakukan. Adapun unsur-unsur dasar dari setiap hak adalah : (a) hak ialah suatu kebolehan, jadi bukanlah keharusan, (b) akibatnya, seseorang atau suatu pihak tidaklah bisa dipaksa kalau ia tidak mau menggunakan haknya, namun demikian juga sebaliknya, ia tidak bisa dilarang kalau ia mau menggunakan haknya tersebut. Kansil membedakan hak ke dalam dua jenis hak, yaitu hak mutlak dan hak nisbi. Hak mutlak ialah hak yang memberikan wewenang kepada seorang untuk melakukan sesuatu perbuatan, hak mana dapat dipertahankan terhadap siapapun juga, dan sebaliknya setiap orang juga harus menghormati hak tersebut. Hak mutlak ini selanjutnya dibagi dalam tiga golongan yaitu (a) hak asasi manusia, misalnya hak untuk memeluk agama, hak untuk hidup, dan sebagainya, (b) hak publik mutlak,misalnya hak negara untuk memungut pajak dari rakyatnya, dan (c) hak keperdataan, misalnya hak marital (hak seorang suami untuk menguasai istrinya dan harta benda istrinya), hak perwalian, hak pengampuan dan sebagainya. Sementara itu, yang dimaksud hak nisbi atau hak relatif ialah hak yang memberikan wewenang kepada seorang tertentu atau beberapa orang tertentu untuk menuntut agar seseorang atau beberapa orang lain tertentu memberikan sesuatu, melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Hak relatif ini sebagian besar terdapat dalam hukum perikatan yang timbul berdasarkan persetujuan-persetujuan dari pihak-pihak yang bersangkutan. Selanjutnya perlu dikemukakan unsur-unsur dasar dari setiap kewajiban, yang menurut Halim (1988) ialah : (a) kewajiban ialah suatu keharusan, (b) akibatnya seseorang atau suatu pihak dapat dipaksa untuk melaksanakan kewajibannya dan dapat dikenakan sanksi atau hukuman bila ia tidak mau menjalankan kewajibannya itu. Dalam menggunakan haknya, setiap orang harus memperhatikan beberapa aspek, sebagai berikut : Aspek kekuatan, yaitu kekuasaan atau wewenang untuk melaksanakan hak tersebut. Setiap hak walaupun betapa besarnya dan betapapun juga mutlaknya, namun jika pemegangnya tidak mempunyai kekuatan atau kekuasaan/wewenang untuk menggunakannya, maka tentu saja segala hak tersebut tidak ada gunanya sama sekali. Aspek perlindungan hukum (proteksi hukum) yang melegalisir atau mensahkan aspek kekuasaan atau wewenang yang memberi kekuatan bagi pemegang hak mutlak untuk menggunakan haknya tersebut. Aspek pembatasan hukum (restriksi hukum) yang membatasi dan menjaga jangan sampai terjadi penggunaan hak oleh suatu pihak yang melampaui batas (kelayakan dan kepantasan) sehingga menimbulkan akibat kerugian bagi pihak lain. (Ridwan Halim, 1988:178). Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka hak yang kita miliki, dalam penggunaannya harus memperhatikan atau mempertimbangkan hak orang lain juga. Dapat juga dikatakan bahwa kebebasan kita menggunakan hak, sesungguhnya dibatasi oleh hak orang lain, demikian juga sebaliknya. Dalam melaksanakan kewajiban, maka aspek-aspek yang perlu diperhatikan adalah : Aspek kemungkinan dalam arti kelogisan bahwa pihak yang berkewajiban itu sungguh mungkin dan mampu untuk dapat mengemban kewajibannya dengan sebagaimana mestinya. Aspek perlindungan hukum yang melegalisir atau mensahkan kedudukan pihak yang telah melaksanakan kewajibannya sebagai orang atau pihak yang harus dilindungi dari adanya tuntutan atau gugatan terhadapnya, bila ia telah melaksanakan kewajibannya dengan baik. Aspek pembatasan hukum, yang membatasi dan menjaga agar pelaksanaan kewajiban oleh setiap pihak yang bersangkutan jangan sampai kurang dari batas minimalnya sehingga menimbulkan kerugian bagi pihak lain. Aspek pengecualian hukum, yang merupakan suatu aspek yang memuat pertimbangan “jiwa hukum” dalam menghadapi pelaksanaan kewajiban oleh seseorang atau suatu pihak yang tidak memadai. Setelah pengertian hak dan kewajiban sebagaimana dijelaskan di atas dapat dipahami dengan baik, selanjutnya muncul pertanyaan dimanakah hak-hak dan kewajiban warga negara tersebut dijamin ? Setiap negara mempunyai konstitusi atau hukum dasar negara yang dijadikan sebagai pedoman dasar dalam mengatur kehidupan negaranya. Dalam kaitan ini, hak dan kewajiban warga negara dicantumkan dalam konstitusi sebagai bentuk jaminan (proteksi) terhadap hak dan kewajiban tersebut. Menurut para ahli, pada dasarnya dalam konstitusi diatur (a) frame of government atau kerangka pemerintahan, dan (b) jaminan terhadap hak asasi manusia (human rights). Jadi, jelas kiranya bahwa hak dan kewajiban warga negara telah diatur dan dijamin dalam konstitusi negara, sehingga siapapun atau pihak manapun juga tidak dapat mengganggu hak-hak dan kewajiban tersebut. Aristoteles mengatakan bahwa warga negara yang bertanggungjawab adalah warga negara yang baik, sedangkan warga negara yang baik ialah warga negara yang memiliki keutamaan (exellence) atau kebajikan (virtue) selaku warga negara. Berkaitan dengan keutamaan atau kebajikan itu, Plato mengemukakan ada empat keutamaan atau kebajikan yang dihubungkan dengan tiga bagian jiwa manusia. Keempat kebajikan itu ialah pengendalian diri (temperance) yang dihubungkan dengan nafsu, keperkasaan (fortitude) yang dihubungkan dengan semangat (thumos), kebijaksanaan atau kearofan yang dihubungkan dengan akal (nous), dan keadilan yang dihubungkan dengan ketiga bagian jiwa manusia itu. (Rapaar, 1993). Untuk menyederhanakannya dapat divisualisasikan dalam tabel berikut : Keutamaan atau kebajikan Jiwa manusia Pengendalian diri (temperance) Keperkasaan (fortitude) Kebijaksanaan atau kearifan Keadilan Nafsu (ephitumia) Semangat (thumos) Akal (nous) Nafsu, semangat, dan akal Berbeda dengan pandangan Plato sebagaimana dikemukakan di atas, Aristoteles tidak menghubungkan keutamaan atau kebajikan itu dengan bagian-bagian jiwa manusia. Dalam pandangan Aristoteles, keutamaan atau kebajikan bagi setiap manusia sesuai dengan fungsi dan peranannya yang harus dilihat secara utuh. Berkenaan dengan kebajikan atau keutamaan selaku warga negara, Aristotelesa mengatakan bahwa fungsi warga negara itu berbeda-beda satu dengan yang lainnya, bahkan dalam suatu negara, sesungguhnya terdiri dari warga negara yang beragam atau berbeda-beda. “the virtue of all the citizens cannot therefore, be one…” demikian ungkapan singkat Aristoteles. Maknanya adalah kebajikan seluruh warga negara tidak mungkin hanya satu, melainkan sesuai dengan kepelbagaian fungsi dan peranan seseorang dalam negara, demikian juga kepelbagaian keutamaan atau kebajikan itu. Dalam analisis kami, pandangan Aristoteles tentang kebajikan atau keutamaan sebagai warga negara lebih realistis dan masih sangat relevan dengan keadaan dalam konteks kehidupan warga negara saat inipun. Dalam kehidupan suatu negara, adanya keragaman individu warga negara serta status dan peran merupakan suatu hal yang tak terbantahkan. Karenanya, dalam mengaktualisasikan fungsi dan perannya itu dilakukan dengan cara dan bentuk yang berbeda pula. Selanjutnya, berbicara tentang hak warga negara, pada hakekatnya, Hak Asasi Manusia dapat digolongkan ke dalam pembagian sebagai berikut : Hak Sipil dan Politik, yang meliputi : Right to life – Hak untuk hidup Right to liberty and security of person– Hak atas kebebasan dan keamanan dirinya Right to equality before the courts and tribunals- Hak atas kesamaan di muka badan-badan peradilan. Right to freedom of thought, conscience and religion- Hak atas kebebasan berpikir, mempunyai keyakinan, beragama. Right to hold opinions without interfence- Hak untuk berpendapat tanpa mengalami gangguan. Right to peaceful assembly- Hak atas kebebasan berkumpul secara damai Right to freedom of association- Hak untuk berserikat. Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, yang meliputi : Right to work- hak atas pekerjaan Right to form trade unions- Hak untuk membentuk serikat pekerja Right to social security- Hak atas pensiun Right to an adequate standard of living himself and his family, including adequate food, clothing, and housing- Hak atas tingkatan kehidupan yang layak bagi dirinya dan keluarganya, termasuk makanan, pakaian, dan perumahan yang layak. Right to education- Hak atas pendidikan. Untuk memperoleh gambaran tentang masing-masing hak di atas, berikut akan diuraikan secara singkat dan jelas. Hak Sipil dan Politik Menurut Miriam Budiardjo (1989), hak-hak politik pada hakekatnya mempunyai sifat melindungi individu terhadap penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak penguasa. Maka untuk melaksanakan hak politik tersebut yakni dengan mengatur peranan pemerintah melalui perundang-undangan, agar campur tangannya dalam kehidupan warga masyarakat tidak melampaui batasbatas tertentu. Jadi dengan adanya jaminan hak politi tersebut warga negara dapat hidup dengan bebas dan tanpa tekanan dari pihak penguasa. Dengan demikian, dampak positif yang timbul adalah adanya keberanian dan kreativitas dari warga masyarakat untuk berbuat dan menciptakan sesuatu yang berguna untuk kehidupan dirinya, keluarganya, serta masyarakat. Untuk memperoleh gambaran tentang cakupan hak-hak sipil dan politik sebagaimana dikemukakan di atas, berikut akan dipaparkan beberapa jenis hak sipil dan politik, yaitu : Hak untuk hidup Tuhan Yang Maha Kuasa telah memberikan karunia yang sangat besar kepada manusia, diantaranya diberikannya kehidupan di muka bumi dengan sejumlah isinya yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kelangsungan hidup manusia. Dengan kekuasaan-Nya, Tuhan Yang Maha Esa menghamparkan jagad raya ini untuk dijadikan perenungan bagi umat manusia yang beriman kepada-Nya. Jaminan hak untuk hidup dinyatakan dalam Piagam PBB tentang HAM 10 Desember 1948, terutama pada pasal 3 yang menyatakan bahwa “setiap orang berhak atas penghidupan, kemerdekaan, dan keselamatan pribadinya”. Kemudian dinyatakan pula dalam Kovenan (perjanjian) internasional tentang hak sipil dan politik. Selanjutnya dikuatkan oleh Deklarasi Kairo (Cairo Declaration on Human Right in Islam), yang dirumuskan pada tahun 1990, pada pasal 2 dinyatakan sebagai berikut : Kehidupan adalah berkah Tuhan dan untuk hidup dijamin bagi tiap umat manusia . Merupakan tugas dari setiap individu, masyarakat, dan negara untuk melindungi hak hidup dari setiap pelanggaran apapun dan dilarang untuk mencabut kehidupan kecuali berdasarkan syari’at. Dilarang untuk memilih jalan tersebut yang dapat mengakibatkan sebagai suatu cara yang memperbolehkan pemusnahan suatu bangsa umat manusia. Adalah ketentuan dari Allah untuk wajib dipatuhi, sesuai dengan syari’at bahwa kehidupan seluruh umat manusia harus dilindungi sampai akhir massa. Perlindungan dari penganiayaan adalah hak seseorang yang wajib dijamin, dan merupakan kewajiban negara untuk melindunginya serta dilarang untuk melanggarnya tanpa berdasarkan syari’at. Pasal-pasal di atas secara jelas dan tegas menggambarkan pentingnya melindungi hak hidup yang dimiliki oleh manusia. Melanggar hak hidup tersebut berarti melakukan tindakan yang melanggar konstitusi. Dengan adanya jaminan perlindungan hak hidup tersebut, manusia dapat melaksanakan berbagai aktivitas kehidupannya tanpa rasa takut, atau adanya tekanan dari pihak luar atau pemerintah sekalipun. Hak atas Persamaan dan kebebasan Setiap orang dipandang sama di depan hukum dan perundang-undangan. Maksudnya adalah seluruh manusia di depan Undang-Undang memiliki persamaan dari segi hak, kewajiban, dan perlindungan hukum. Karenanya dalam setiap konstitusi ditetapkan adanya persamaan itu, juga di dalam hukum positif, serta hukum internasional (Djaali, 2003). Dalam pasal 7 Deklarasi Universal ditegaskan bahwa semua orang sama di depan hukum dan berhak memperoleh perlindungan hukum tanpa dibedabedakan. Semua orang berhak memperoleh perlindungan yang sama terhadap diskriminasi yang melanggar deklarasi ini dan terhadap semua hasutan apapun semacam itu. Demikian juga pernyataan dalam pasal 2 Deklarasi Universal bahwa setiap orang mempunyai hak dan kebebasan yang tercantum dalam deklarasi ini tanpa adanya perbedaan apapun seperti perbedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, tahanan politik atau faham lain, nasional atau asal usul sosial, hak milik, kelahiran atau status yang lain. Juga ditegaskan, tidak boleh melakukan perbedaan atas dasar perbedaan politik, kedudukan hukum dan status internasional dari wilayah atau negara dimana orang tersebut termasuk, baik negara merdeka, wilayah perwalian, wilayah yang tidak berpemerintah sendiri atau di bawah wilayah lain yang kedaulatannya dibatasi. Berdasarkan pasal-pasal di atas, nampak sangat jelas betapa persamaan setiap orang di depan hukum itu perlu ditegakkan, tanpa membeda-bedakannya satu sama lainnya. Inilah sebetulnya makna pokok persamaan itu. Jika dalam kenyataannya masih ada tindakan-tindakan diskriminatif yang ditunjukkan oleh penguasa atau lembaga pengadilan, maka hal itu mengindikasikan belum terjaminnya hak persamaan di hukum dan perundang-undangan oleh negara itu. Jaminan persamaan juga ditegaskan dalam pasal 26 Kovenan Politik yang menyatakan, “dalam hal ini hukum harus melarang diskriminasi apapun dan menjamin kepada semua orang perlindungan yang sama dan efektif dari diskriminasi dengan alasan apapun”. Penegasan lain dinyatakan dalam pasal 19 Deklarasi Kairo, yakni : Semua individu adalah sederajat di muka hukum tanpa ada perbedaan antara yang memerintah dan yang diperintah. Hak untuk mendapatkan keadilan dijamin bagi setiap orang. Tanggungjawab adalah dipikul oleh setiap orang yang melakukan; Tidak boleh ada kejahatan atau penghukuman kecuali ditetapkan oleh syari’at Terdakwa dinyatakan tidak bersalah sampai ia terbukti bersalah di pengadilan dimana ia diberi jaminan untuk membela diri. Kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat Manusia adalah makhluk Tuhan yang dikaruniai akal atau pikiran. Dengan akal pikiran tersebut manusia dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupannya. Juga dengan akal manusia dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Karunia Tuhan berupa akal tersebut harus disyukuri oleh manusia dengan cara mengembangkan akal pikiran tersebut untuk kemajuan dan kebaikan atau kemaslahatan hidup manusia. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengembangkan aktivitas berpikir. Dalam kaitan ini, Boechenski, yang dikutip Suriasumantri (1995) mendefinisikan berpikir sebagai perkembangan ide dan konsep. Pengertian tersebut lebih ditekankan pada berpikir keilmuan, yakni pemikiran yang sungguh, artinya suatu cara berpikir yang berdisiplin, serta mengarah pada tujuan tertentu. Sementara itu, dalam pandangan Djaali (2003) berpikir merupakan aktualisasi batindan tersembunyi dalam lubuk hati. Jika pikiran diungkapkan dalam bentuk lahir dan disampaikan kepada orang dengan cara yang jelas atau berbentuk argumentasi, maka pengaruhnya lebih besar, lebih mudah dipahami dan lebih luas. Pernyataan yang diungkapkan dari pikiran batin itu dinamakan dengan “menyampaikan pendapat”. Karena berpikir itu merupakan aktifitas batin, maka perlu adanya jaminan untuk mengaktualisasikan berpikir itu sebagai wujud penghargaan atas potensi kodrati yang melekat dalam diri manusia. Bayangkan olehmu, seandainya tidak ada jaminan kebebasan berpikir pada diri manusia, apa yang akan terjadi. Yang jelas manusia tidak hidup secara normal, karena potensinya kurang dapat atau sama sekali tidak dapat dikembangkan, karena adanya pengekangan atau “pengerangkengan” aktifitas berpikir. Jaminan kebebasan berpikir dinyatakan dalam berbagai deklarasi, diantaranya dalam Deklarasi Internasional tentang HAM pasal 19 yakni “setiap orang berhak atas kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat, dalam hal termasuk kebebasan mempunyai pendapat dengan tidak mendapat gangguan, dan atau mencari, menerima dan menyampaikan keterangan dan pendapat dengan cara apapun juga dan dengan tidak memandang batas-batas geografis”. Perincian pasal 19 tersebut dituangkan dalam Kovenan Internasional tentang hak-hak sipil dan politik sebagai berikut : Setiap orang berhak untuk mempunyai pendapat tanpa adanya gangguan. Setiap orang berhak untuk menyatakan pendapat; hak ini mencakup kebebasan mencari, menerima dan menyampaikan keterangan, tanpa memperhatikan pembatasan, baik secara lisan, melalui tulisan ataupun cetakan, dalam bentuk seni, atau media lain menurut pilihannya. Pelaksanaan hak-hak yang disebut dalam ayat 2 pasal ini membawa kewajiban dan tanggungjawab khusus. Oleh karena itu, pelaksanaan hak-hak tersebut bisa dikenai pembatasan tertentu, tetapi pembatasan ini hanya diperkenankan sepanjang ditetapkan dalam Undang-Undang dan perlu : untuk menghormati hak-hak dan nama baik orang lain. untuk melindungi keamanan nasional dan ketertiban umum atau kesehatan masyarakat dan kesusilaan. Pernyataan lain ditegaskan dalam pasal 18 ayat (1) Kovenan Internasional, yakni “setiap orang mempunyai hak kebebasan berpikir, mengikuti kecenderungan hati nurani, dan agama. Sementara itu dalam Deklarasi Kairo, dinyatakan tentang kebebasan berekspresi dan berpendapat, sebagaimana tercantum dalam pasal 22, sebagai berikut : Setiap orang berhak untuk mengekspresikan pendapatnya secara bebas dalam berbagai cara asal tidak bertentangan prinsip-prinsip syari’at. Setiap orang berhak untuk membela apa yang menjadi haknya dan menyatakan apa yang menurutnya baik dan memerangi apa yang salah dan menghambat pelaksanaan norma-norma syari’at islam. Informasi adalah kebutuhan penting bagi masyarakat, informasi tidak boleh dieksloitasi atau disalahgunakan dalam berbagai cara yang mungkin melanggar kesucian dan martabat, kemerosotan moral dan nilai-nilai etika atau disintegrasi, korupsi dan kerugian masyarakat atau melemahnya kesetiaan. Dari beberapa kutipan pasal-pasal yang tertuang dalam berbagai dokumen internasional di atas, yang memberikan jaminan tentang kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat, Djaali (2003) mencatat ada 3 (tiga) hal penting untuk dipahami, yaitu : Manusia sejak lahir telah dianugerahkan kemampuan berupa berpikir, merenung, dan mencermati segala sesuatu yang tampak di sekitarnya serta dibalik sesuatu yang tidak tampak. Diberikan kebebasan mengemukakan pikiran, gagasan serta tanggapannya terhadap keadaan lingkungan, situasi yang terjadi atau segala sesuatu yang dia mengerti. Meskipun terdapat kebebasan menyatakan pendapat baik secara lisan maupun tulisan, tetapi tetap ada batasan-batasan yang perlu diperhatikan kaitannya dengan undang-undang yang telah mengatur hal tersebut, atas dasar pertimbangan ketertiban umum, keselamatan negara, serta demi menjaga kepentingan orang banyak. Perlu ditegaskan pula, sekalipun manusia punya kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat, namun dalam pelaksanaannya tetap harus berpegang pada kaidah-kaidah atau norma-norma yang berlaku, agar tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Hak untuk berkumpul dan berserikat Manusia adalah makhluk yang hidup bermasyarakat (homo socius), dimana ia tak dapat hidup tanpa bantuan atau pertolongan orang lain. Bahkan, Magnis Suseno (1992) berpandangan, bahwa kebermaknaan hidup manusia akan diperoleh pada saat ia ada di tengah-tengah masyarakat. Dengan kata lain, di masyarakatlah manusia dapat menemukan eksistensi (keberadaan) dirinya, baik secara fisik-biologis, maupun secara mental-psikologis. Berkumpul bagi manusia merupakan suatu kebutuhan, karena lewat kegiatan berkumpul tersebut, baik dalam organisasi, pertemuan-pertemuan, rapatrapat, dan sebagainya setiap orang dapat bertukar pikiran (sharing idea) tentang berbagai persoalan. Kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat kurang lengkap tanpa adanya kebebasan berkumpul, karena ia merupakan wahana untuk mengekspresikan gagasan, pendapat, atau ide untuk kepentingan sesama anggota masyarakat. Apakah kebebasan berkumpul itu sesungguhnya ? Djaali (2003) menegaskan bahwa kebebasan berkumpul adalah kebebasan melakukan pertemuan-pertemuan khusus maupun umum. Diantaranya mengadakan pertemuan-pertemuan, rapat, ceramah, diskusi, dan kegiatan sejenis lainnya. Bentuk perkumpulan tersebut dapat dilihat dari berbagai sisi, jenis, bentuk, dan tingkatannya. Ada yang dibentuk karena persamaan profesi, cita-cita, dan ideologi, latar belakang almamater, asal usul daerah, kesamaan visi dan kepentingan politik, karena situasi politik, kesamaan program kerja, dan sebagainya. Betapa pentingnya berkumpul atau berorganisasi itu bagi manusia, sampaisampai seorang pakar yang bernama Amitai Etzioni pernah menyatakan, bahwa mulai dari lahir sampai meninggal, manusia dalam keadaan berorganisasi. Mungkin yang dimaksudkan disini adalah betapa hidup bersama itu merupakan sesuatu yang tak dapat dipisahkan dari hidup dan matinya manusia. Lewat perkumpulan-perkumpulan sesama manusia, manfaat yang dapat diperoleh sangat banyak, diantaranya : Sarana untuk saling memberi; Agar saling melengkapi kekurangan atau keterbatasan masing-masing; Wahana untuk saling mengevaluasi diri, dalam rangka menata ke arah yang lebih baik dan sempurna ke depannya lagi. Gambaran di atas menunjukkan betapa kebebasan berkumpul itu harus dijamin oleh konstitusi, karena merupakan salah satu hak asasi manusia, khusunya hak sipil dan politik. Salah satu jaminannya ada pada pasal 20 Deklarasi HAM sedunia yang ditetapkan pada tanggal 10 Desember 1948, yang intinya adalah bahwa setiap manusia mempunyai kebebasan untuk ikut serta dalam perkumpulan dan pertemuan. Selanjutnya, dituangkan juga dalam kovenan internasional tentang hak-hak sipil dan politik, terutama pasal 21 yang menyatakan, bahwa “tidak dibenarkan mengikat penggunaan hak berkumpul dengan syarat apapun selain yang ditetapkan oleh undang-undang dan dikehendaki oleh keadaan darurat dalam masyarakat demokrasi untuk menjaga keamanan nasional, keselamatan umum, ketertiban umum, kesopanan umum atau untuk memelihara hak-hak orang lain dan kebebasannya”. Pasal itu memberikan makna bahwa kebebasan untuk mengadakan perkumpulan dan pertemuan harus dipergunakan sesuai dengan peraturanperaturan yang berlaku, yang tidak boleh bertentangan dengan keamanan nasional, keselamatan umum, ketertiban umum. Kesopanan umum, dan untuk memelihara hak-hak orang lain. Demonstrasi misalnya, merupakan perwujudan kebebasan berkumpul dan kebebasan berbicara, namun dalam pelaksanaannya mesti mempertimbangkan kepentingan umum, atau dengan kata lain tidak boleh merusak fasilitas-fasilitas umum (vandalisme) yang pada akhirnya akan merugikan diri sendiri dan masyarakat banyak. Hak Beragama Hak asasi manusia yang paling asasi adalah hak untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinan masing-masing. Agama merupakan sumber motivasi dan inspirasi yang paling tinggi dan tak pernah kering. Ia menuntun manusia untuk meraih kebahagiaan hakiki, dan menyelamatkan manusia dari berbagai kondisi kehidupan yang nista. Namun tidak jarang, agama dipahami secara sempit dan bersifat eksklusif oleh penganutnya, dan bahkan disertai perasaan curiga yang berlebihan dan tanpa alasan antarpemeluk agama. Hal inilah justeru yang memicu timbulnya konflik. William Liddle, seorang pengamat politik Amerika yang Indonesianist, pernah menyatakan bahwa, ada dua jenis konflik yang akan mengganggu jalannya konsolidasi demokrasi, yakni konflik berbasis agama, dan konflik berbasis SARA. Dalam Konferensi se-dunia tentang Agama dan Perdamaian (World Conferency on Religion and Peace) yang dilaksanakan di Monash University, Melbourne, Australia pada tanggal 21-28 Januari 1989, dikemukakan bahwa agama berperan penting dalam mencari solusi atas konflik yang timbul dalam kehidupan bangsa dan antarbangsa, guna mencapai perdamaian kehidupan bangsa. Hal ini diwujudkan dengan mengembangkan sikap saling percaya diantara sesama pemeluk agama yang berbeda. Disinilah pentingnya toleransi kehidupan beragama. Victor Tanja, sebagaimana dikutip Djaali (2003) berpandangan, bahwa toleransi diartikan sebagai suatu kerelaan untuk menerima kenyataan adanya orang lain di sekitar kita. Dalam konteks beragama, toleransi merupakan suatu kerelaan dan kesediaan secara penuh hormat dalam suatu dialog secara terus menerus tanpa perlu dipengaruhi leh pendapat lain dalam dialog tersebut. Toleransi pada dasarnya merupakan sikap ketiadaan kesewenang-wenangan terhadap orang lain pada dasarnya merupakan hakikat nilai-nilai dasar dari Hak Asasi Manusia. Beberapa jaminan HAM beragama diantaranya tercantum dalam pasal 18 Universal Declaration of Human Rights, yakni : Setiap orang mempunyai kebebasan atas pikiran, keinsyafan batin dan agama, dalam hal ini termasuk kebebasan berganti agama dan kepercayaan. Setiap orang mempunyai kebebasan untuk menyatakan agama atau kepercayaan dengan cara mengajarkannya, melaksanakannya, beribadat dan menaatinya. Kebebasan sebagaimana termaksud dalam butir (b) tersebut dapat dilaksanakan baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain, dan baik di tempat umum maupun tempat pribadi. Sedangkan dalam pasal 18 ayat (2), ditegaskan, tidak seorangpun dapat dipaksa sehingga mengurangi kebebasannya menganut agama atau kepercayaan pilihannya sendiri. Namun demikian konvensi tentang hak sipil dan politik juga membenarkan pembatasan yang dilakukan dengan Undang-Undang, sepanjang pembatasan itu untuk kepentingan keamanan, ketertiban, kesehatan, kesusilaan umum atau hak-hak asasi dan kebebasan orang lain. Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya Hak Ekonomi Yang menjadi tujuan pencantuman hak ekonomi sebagai bagian dari Hak-hak Asasi Manusia adalah untuk mengidentifikasikan wilayah-wilayah mana pada bidang ekonomi, pertimbangan-pertimbangan moral yang dapat dijadikan pedoman umum bagi aksi-aksi individu, serta bagi institusi-institusi sosial dan politik. (Djaali, 2003). Hak-hak Ekonomi meliputi : Kebebasan atas hak milik; Hak mendapatkan pekerjaan; Hak mendapatkan kesempatan yang sama dalam bekerja; Hak terhadap produksi; Hak menyangkut konsumsi; Hak atas pangan. Hak Atas Pelayanan Kesehatan Hak pelayanan kesehatan disini tidak semata-mata berorientasi pada pengobatan berbagai jenis penyakit, melainkan juga berorientasi kepada sikap dan perilaku hidup sehat yang dimiliki masyarakat, termasuk lingkunan yang sehat. Organisasi Kesehatan Se-dunia atau WHO (World Health Organization) merekomendasikan indikator orang sehat, dari tiga aspek, yaitu (1) sehat jasmai, (2) sehat rohani, dan (3) sehat dalam pergaulan sosial. Dengan kesehatan yang memadai, maka perwujudan warga negara yang berperan aktif dalam kegiatan pembangunan tidak banyak mengalami kesulitan. Dalam pasal 25 ayat (1) Universal Declaration of Human Rights, dinyatakan bahwa, “setiap orang berhak atas tingkat hidup yang menjamin kesehatan dan keadaan baik untuk dirinya dan keluarganya, termasuk makanan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatannya serta usaha sosial yang diperlukan; dan berhak atas jaminan pada waktu mengalami pengangguran, menderita sakit, mengalami cacat, menjadi janda, mencapai usia lanjut atau mengalami kekurangan nafkah dan lain-lain keadaan di luar kemampuannya’. Dalam perjanjian internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, tahun 1966, dalam pasal 12, ditegaskan yaitu : Mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai untuk kesehatan jasmani dan rohani. Untuk pelaksanaan hak di atas, langkah-langkah yang diambil meliputi : Ketentuan untuk penurunan angka kelahiran dan angka kematian bayi serta untuk perbaikan kesehatan anak. Perbaikan seluruh aspek kesehatan lingkungan industri. Pencegahan perawatan, dan pengawasan terhadap penyakit epidemik, endemik, penyakit karena pekerjaan lainnya. Pencipataan kondisi yang akan menjamin semua pelayanan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan seandainya menderita sakit. Jika dirinci maka hak pelayanan kesehatan meliputi : Mendapatkan perawatan kesehatan Mendapatkan makanan dan gizi yang baik Mengurangi resiko kematian ibu dan bayi pada saat melahirkan. Penurunan angka kelahiran dan angka kematian bayi serta untuk perbaikan kesehatan anak. Perbaikan seluruh aspek kesehatan lingkungan industri Pencegahan, perawatan, dan pengawasan terhadap penyakit epidemik, endemik, penyakit karena pekerjaan lainnya. Penciptaan kondisi yang akan menjamin semua pelayanan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan seandainya menderita sakit. Mendapat perawatan kesehatan sebelum dan sesudah kelahiran yang tepat untuk para ibu. Mendapatkan pelayanan keluarga berencana. Hak Memperoleh pendidikan Pendidikan sangat penting dalam rangka mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Tanpa pendidikan, sangat sulit untuk mewujudkan kualitas SDM yang handal dan dapat diandalkan untuk pembangunan bangsa. Karena hak memperleh pendidikan dan pengajaran bagi warga negara harus mendapatkan perhatian yang serius dari kalangan pemerintah. Dalam arti yang luas, pendidikan diartikan sebagai upaya yang sistematik untuk meningkatkan kedewasaan manusia, agar mampu dan terampil, serta cerdas dalam melaksanakan aktivitas dalam kehidupannya. Dalam Deklarasi Hak Asasi Anak, disebutkan bahwa anak diberi hak untuk menerima pendidikan, secara bebas dan wajib, paling tidak dalam tingkat dasar. Anak diberi pendidikan yang akan mengembangkan budaya pada umumnya, dan memungkinkan anak atas dasar kesempatan yang sama, mengembangkan kemampuannya, pertimbangan pribadi, dan kesadarannya akan moral dan tanggungjawab sosial, dan untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna. Sementara itu dalam pasal 26 ayat (1) Deklarasi Universal tentang HAM dinyatakan bahwa, setiap orang berhak mendapat pengajaran. Pengajaran harus cuma-cuma setidak-tidaknya dalam tingkatan terendah dan tingkatan dasar. Pengajaran sekolah rendah harus diwajibkan. Pengajaran teknik harus terbuka bagi semua orang dan pengajaran tinggi harus dapat dimasuki dengan cara yang sama oleh semua orang, berdasarkan kecerdasan. 3. Kompetensi Dasar Warga Negara Kompetensi umumnya diartikan sebagai kemampuan yang direfleksikan dalam perilaku atau perbuatan sehari-hari. Warga negara sebagai bagian penting dari eksistensi negara sudah barang tentu dituntut untuk memiliki kompetensi atau kemampuan-kemampuan yang direfleksikan dalam sikap, perilaku atau perbuatan sebagai warga masyarakat dan warga negara. Dalam kaitan ini, Ricey mengemukakan ada enam kompetensi warga negara yaitu (1) kemampuan memperoleh informasi dan menggunakan informasi, (2) membina ketertiban, (3) membuat keputusan, (4) berkomunikasi, (5) menjalin kerjasama, dan (6) melakukan berbagai macam kepentingan secara benar. Selanjutnya, kami akan memberikan uraian analisis tentang kompetensi warga negara tersebut bertitik tolak dari 5 (lima) kompetensi warga negara sebagaimana dikemukakan Ricey di atas. Kemampuan memperoleh dan menggunakan informasi Futurolog terkenal yakni Alfin Toffler mengatakan bahwa era kehidupan manusia dewasa ini adalah masyarakat informasi sebagai perkembangan dari era kehidupan masyarakat sebelumnya yakni masyarakat industri. Dalam era masyarakat informasi tersebut, maka informasi memegang peran penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dengan tegas Toffler mengatakan “siapa yang menguasai informasi maka dialah yang akan menguasai dunia.” Tentunya, jika ditelaah pernyataan Toffler tersebut, sesungguhnya tidaklah berlebihan, justeru dalam konteks kehidupan saat ini banyak mengandung kebenarannya. Masyarakat informasi ditandai dengan kemajuan yang cukup pesat dalam bidang teknologi informasi atau dikenal pula Information Tecnology, yang memberikan peluang dan kemudahan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi dalam waktu yang relatif singkat. Berbagai media teknologi informasi seperti internet saat ini telah menjadi media yang sangat membantu setiap dalam mengakses informasi dari berbagai penjuru dunia. “Booming information” demikian para ahli mengatakan, untuk menggambarkan betapa informasi dewasa ini hadir dalam jumlah yang cukup besar serta intensitas waktu yang relatif sangat cepat. Dalam konteks ini, warga negara harus mampu mencari untuk memperoleh informasi tersebut dalam rangka mengembangkan wawasannya tentang berbagai hal. Seorang ahli komunikasi yang bernama Jack Marquardt menganalogikan orang yang tidak mampu menerima informasi diibaratkan seperti dinosaurus modern. Apabila setiap warga negara mampu mencari informasi serta menggunakan informasi tersebut, maka akan banyak memperoleh kemanfaatan, diantaranya yaitu : Memperluas wawasan pemikirannya, sebab dengan informasi orang akan terbuka pola pikirannya yang sangat memungkin baginya untuk berkembang dan meningkat daya pikirnya. Mengetahui perkembangan informasi yang terjadi, sehingga ia tidak digolongkan sebagai orang yang ketinggalan informasi. Meningkatkan keterampilan mengambil keputusan (decision making) atas masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya sehari-hari. Mendorong keterampilan berpikir kritis dan kreatif, yang sangat menunjang terwujudnya karakter warga negara yang cerdas, bertanggungjawab, dan berpartisipasi. 2. Menjaga dan membina ketertiban Setiap orang menghendaki suasana kehidupan yang aman dan tertib, sehingga memberikan peluang besar untuk mewujudkan segala aspirasi dan cita-cita kehidupannya. Sebaliknya, dalam suasana kehidupan yang tidak aman dan tidak tertib, maka akan sangat menghambat upaya mewujudkan tatanan kehidupan yang dicita-citakan. Oleh karena itulah, setiap warga negara harus mampu menciptakan dan membina ketertiban hidup di masyarakat dan negara. Hal ini dilakukan dengan cara menaati segala aturan hukum yang berlaku di negara kita. Setiap warga negara dituntut memiliki kesadaran hukum agar kehidupan masyarakat berjalan tertib, aman, dan damai. Dalam kaitan kesadaran hukum, Soerjono Soekanto mengemukakan empat indikator penting untuk mengembangkan kesadaran hukum warga negara, yaitu (1) pengetahuan hukum, (2) pemahaman hukum, (3) sikap hukum, dan (4) perbuatan hukum. Ke empat indikator tersebut harus dimiliki oleh setiap warga negara jika ingin mewujudkan suasana kehidupan yang tertib, aman, dan damai. Warga negara yang permisif adalah warga negara yang menghalalkan berbagai macam cara untuk mencapai apa yang diinginkannya, sekalipun harus melibas hak dan kepentingan orang lain. Sikap seperti itu, sangat tidak sesuai sebagai warga negara yang demokratis. Sikap seperti itu terjadi manakala ia tidak memiliki kesadaran hukum yang baik. Berkut beberapa contoh sikap dan perbuatan yang mesti dilakukan oleh setiap warga negara dalam upaya membina ketertiban, yaitu : Menggunakan hak yang dimiliki sesuai dengan kaidah-kaidah normatif yang berlaku, seperti norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan norma hukum. Menghargai hak dan kewajiban serta kepentingan orang lain. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, seperti pendapat, ide, pikiran, dan sebagainya. Menjunjung tinggi toleransi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Menerima keanekaragaman sosial, politik, ekonomi, dan budaya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Memecahkan konflik dengan mengedepankan cara-cara yang menghindari kekerasan, melainkan dengan cara-cara yang mengandung perdamaian. Membuat Keputusan Warga negara yang cerdas (civic intelligence) adalah warga negara yang mampu mengambil keputusan secara cerdas pula. Keputusan yang cerdas merupakan keputusan yang tidak didasari sikap yang emosional, melainkan oleh sikap dan tindakan yang rasional, sistematis, dan logis. Keputusan yang didasari pikiran dan spirit yang rasional, sistematis dan logia, akan menjadikan keputusan tersebut memiliki kebermaknaan (meaningfullness) bagi kehidupan. Nu’man Somantri (2001) sangat merekomendasikan adanya dialog kreatif sebagai sebuah wahana untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Essensi dari dialog kreatif pada dasarnya merupakan pendekatan pendidikan dalam memecahkan masalah-masalah bangsa. Melalui dialog ini akan dapat dihindarkan sifat-sifat egositik, liberalistik, praktek otoriter yang sangat merugikan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ditegaskan bahwa dialog kreatif sebagai metode pendidikan akan membantu terwujudnya cita-cita luhur bangsa, manakala dapat menggeser akumulasi close areas, intra-personal conflicts menjadi inter-personal conflicts, yang diarahkan untuk proses pengambilan keputusan/pemecahan masalah secara adil dan bertanggungjawab dalam wadah dan semangat demokrasi Pancasila. Kemampuan Berkomunikasi Berkomunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia (basic human needs), oleh karena manusia merupakan makhluk sosial yang hidup saling membutuhkan dan saling bekerjasama. Sumaatmadja (1998) menyatakan bahwa seseorang dilahirkan sebagai satu kesatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan (individe), antara aspek jasmani dan rohaninya. Ia lahir sebagai individu. Sebagai individu, manusia sudah barang tentu dituntut untuk dapat memenuhi segala kebutuhannya baik jasmani maupun ruhaninya. Kesatuan individu terdiri dari sub sistem fisik-biologis dan subsistem mental psikologis, yang keduanya mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi. Kelengkapan dan “kesempurnaan” fisikbiologis seseorang sangat berpengaruh terhadap kondisi mental psikologisnya. Pun sebaliknya, kesehatan dan “kesempurnaan” mental psikologis, sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik-biologis individu itu. Jadi jelas, karena ketidakterpisahan antara dua subsistem itulah (fisik-biologis dan mental-psikologis) yang merupakan alasan kuat untuk menyebut manusia sebagai makhluk individu. Setiap individu memiliki beberapa potensi dasar mental yang berkembang dan dapat dikembangkan. Potensi dasar itu adalah : Minat (sense of interest); berupa perhatian individu terhadap berbagai rangsangan atau stimulus dari luar dirinya atau lingkungannya. Dorongan ingin tahu (sense of curiosity); yakni keinginan untuk mengetahui berbagai hal yang ada dalam lingkungan kehidupannya. Dorongan ingin membuktikan kenyataan (sense of reality); yakni keinginan untuk memahami serta membuktikan segala hal yang mengundang pertanyaan dalam kehidupannya. Dorongan ingin menyelidiki (sense of inquiry), atas segala sesuatu yang diketahui atau dipahami oleh individu. Dorongan ingin menemukan sendiri (sense of discovery), yakni keinginan untuk menciptakan atau menemukan sesuatu yang bermanfaat untuk diri dan orang lain. Agar potensi-potensi dasar yang dimiliki setiap individu di atas dapat dikembangkan secara optimal, sudah barang tentu dibutuhkan dukungan yang baik dari lingkungan dimana individu tersebut tinggal. Di sinilah keharusan inividu untuk berinteraksi dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial, yang selanjutnya akan membentuk pribadi. Dengan demikian kepribadian dapat diartikan sebagai keseluruhan perilaku seseorang yang merupakan interaksi antara kecenderungan-kecenderungan yang diwariskan dengan rentetan-rentetan situasi/lingkungan. (Yinger, dikutip Sumaatmadja, 1998). Tegasnya, untuk menjadi pribadi, maka individu mau tidak mau harus berinteraksi dengan lingkungan sosial maupun lingkungan fisikal/alam, termasuk lingkungan budaya. Dengan kata lain, sulit dibayangkan individu akan menjadi pribadi, tanpa individu tersebut berinteraksi dengan lingkungan sosial, fisikal, dan budaya. Karenanya pada sisi inilah manusia disebut makhluk sosial (homo socius), yakni makhluk yang hidup dengan membutuhkan satu sama lainnya dalam wadah masyarakat. Individu tak memiliki makna jika ia tidak berada di tengah-tengah kehidupan masyarakat, karena masyarakat merupakan wadah pemanusiaan individu. Sebagaimana ditegaskan Suseno (1994 : 17), bahwa tanggungjawab moral pribadi hanya dapat berkembang dalam kerangka persatuan dan berhadapan dengan masyarakat. Manusia sebagai makhluk sosial artinya makhluk yang hidup bermasyarakat, mulai dari lingkup yang terkecil yakni keluarga, sampai kepada lingkup yang besar, diantaranya hidup dalam suatu negara, dan jaman globalisasi ini hidup dalam suatu masyarakat global (global village). Kiranya benar, apa yang dikemukakan oleh Krech, Cruchfield, dan Ballachey (1975) bahwa mulai dari lahir, hidup, hingga meninggal, tidak akan lepas dari masyarakat. Suseno (1996) mengemukakan dimensi-dimensi kesosialan manusia, sebagai berikut : dalam penghayatan spontan individual; berhadapan dengan lembaga-lembaga; melalui pengertian-pengertian simbolis terhadap realitas. Yang pertama (1) dapat dijelaskan, bahwa untuk melakukan sesuatu dalam kehidupannya, ia tidak dapat melakukan sesuatu tanpa kehadiran individu lainnya. Kenyataan inilah yang harus dipahami dan dihayati oleh setiap individu dalam kehidupan kesehariannya. Yang kedua, bahwa untuk mewujudkan keinginannya itu diperlukan keberadaan lembaga-lembaga yang berfungsi untuk menjamin terwjudnya harapan, cita-cita, serta keinginan individualnya. Salah satu contoh lembaga itu adalah keluarga, yang merupakan satuan sosial yang akrab bagi individu untuk mengembangkan diri dan pribadinya melalui proses sosialisasi dan edukasi. Yang terakhir, ketiga, adanya sistem nilai, moral, kepercayaan yang merupakan sistem simbolis, yang berusaha menjelaskan siapa dan bagaimana manusia, alam, serta masyarakat. Dengan demikian, kajian tentang manusia sebagai makhluk individu dan sosial tentu tidak berarti memisahkan keduanya, melainkan suatu upaya untuk memperjelas konsep individu dan sosial yang melekat pada diri manusia. Karena pada kenyataannya keduanya tak terpisahkan. Karenanta seringkali manusia disebut Homo Duplexs, yang makhluk yang mempunyai dua sisi, yakni makhluk individu dan makhluk sosial yang tak terpisahkan keduanya. Perpaduan keduanya, menjadikan manusia menjadi dinamis, sebagaimana dikemukakan Drijarkara (1969) yakni, manusia adalah suatu dinamika, yanh tidak pernah berhenti melainkan tetap aktif. Dinamika manusia inilah yang memadukan manusia dengan sesamanya dengan dengan dunia lingkungannya . Dinamika ini akan tetap tumbuh berkembang selama masa hidupnya. Jadi, dengan berkomunikasi, manusia akan mampu mewujudkan eksistensi dirinya sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Dengan kemampuan berkomunikasi ini, warga negara dapat menyampaikan aspirasinya serat ekspektasi atau harapan-harapannya kepada pemerintah untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Sebaliknya dengan “kemacetan komunikasi” antara warga negara dengan negara atau pemerintah, maka akan mendorong timbulnya berbagai persoalan kehidupan bangsa, seperti ketidakpercayaan rakyat kepada pemerintah, sehingga pemerintan tidak memperoleh legitimasi dari rakyat sebagai pemilik kedaulatan tertinggi dalam kehidupan negara dan bangsa. 5. Kerjasama Berkenaan dengan kompetensi warga negara untuk bekerjasama telah disinggung sebelumnya yakni menyangkut kompetensi berkomunikasi. Hal ini berkaitan erat sebag sebagai makhluk sosial, warga negara membutuhkan kerjasama serta berkomunikasi dengan sesama warga negara dalam upaya mewujudkan cita-cita yang hendak diwujudkan bersama. Adapun lingkup kerjasama yang dapat dilakukan oleh warga negara, meliputi (a) kejasama sesama individu, (b) kerjasama individu dengan organisasi, (c) kerjasama individu dengan negaranya. Kerjasama tersebut akan dapat dilakukan dengan baik, manakala setiap warga negara mampu mengaktualisasikan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Melakukan berbagai kepentingan dengan benar Setiap individu warga negara memiliki kepentingan yang beragam. Tidak jarang akibat kepentingan yang beragam tersebut mendorong timbulnya pertentangan atau konflik dalam kehidupan warga negara. Hal ini akan terjadi apabila setiap kepentingan tersebut dalam pelaksanaannya tidak mempertimbangkan kepentingan pihak lain. Sehingga timbullah pertentangan kepentingan, yang apbila tidak diantisipasi atau dicarikan jalan pemecahannya akan mengganggu suasana kehidupan masyarakat. Dalam kaitan ini, maka agar kepentingan tersebut tidak saling bertentangan dalam pelaksanaanya, setiap individu harus memperhatikan kaidah-kaidah atau sistem norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Benar, setiap orang berhak melaksanakan kepentingannya, namun, patut diingat bahwa pada saat bersamaan pula orang lain akan menggunakan kepentingan yang dimilikinya. Di sinilah sikap toleran, disiplin, tanggungjawab, respek terhadap kepentingan orang lain, sangat penting untuk diterapkan agar kepentingan yang dilaksanakan tidak menimbulkan pertentangan yang bukan tidak mungkin, akan dapat merusak harmonisasi kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi KB 2, silahkan Anda kerjakan latihan berikut! Jelaskan apa yang dimaksud dengan hak dan kewajiban warga negara! Jelaskan mengapa hak dan kewajiban warga negara diatur dalam konstitusi! Jelaskan bahwa hak dan kewajiban harus dilaksanakan secara bertanggungjawab! Petunjuk Jawaban Latihan Untuk menjawab soal latihan di atas dengan baik dan benar, silahkan Anda pelajari kembali uraian materi KB 2 secara cermat terutama berkenaan dengan uraian hak dan kewajiban warga negara, jaminan konstitusional perlindungan hak dan kewajiban warganegara dan pelaksanaan hak dan kewajiban oleh setiap warganegara. RANGKUMAN Unsur dasar setiap hak adalah : (a) hak ialah suatu kebolehan, jadi bukanlah keharusan, (b) akibatnya, seseorang atau suatu pihak tidaklah bisa dipaksa kalau ia tidak mau menggunakan haknya, namun demikian juga sebaliknya, ia tidak bisa dilarang kalau ia mau menggunakan haknya tersebut. Kansil membedakan hak ke dalam dua jenis hak, yaitu hak mutlak dan hak nisbi. Hak mutlak ialah hak yang memberikan wewenang kepada seorang untuk melakukan sesuatu perbuatan, hak mana dapat dipertahankan terhadap siapapun juga, dan sebaliknya setiap orang juga harus menghormati hak tersebut. Hak mutlak ini selanjutnya dibagi dalam tiga golongan yaitu (a) hak asasi manusia, misalnya hak untuk memeluk agama, hak untuk hidup, dan sebagainya, (b) hak publik mutlak,misalnya hak negara untuk memungut pajak dari rakyatnya, dan (c) hak keperdataan, misalnya hak marital (hak seorang suami untuk menguasai istrinya dan harta benda istrinya), hak perwalian, hak pengampuan dan sebagainya. Selanjutnya perlu dikemukakan unsur-unsur dasar dari setiap kewajiban, yang menurut Halim (1988) ialah : (a) kewajiban ialah suatu keharusan, (b) akibatnya seseorang atau suatu pihak dapat dipaksa untuk melaksanakan kewajibannya dan dapat dikenakan sanksi atau hukuman bila ia tidak mau menjalankan kewajibannya itu. Dalam menggunakan haknya, setiap orang harus memperhatikan beberapa aspek, sebagai berikut : Aspek kekuatan, yaitu kekuasaan atau wewenang untuk melaksanakan hak tersebut. Setiap hak walaupun betapa besarnya dan betapapun juga mutlaknya, namun jika pemegangnya tidak mempunyai kekuatan atau kekuasaan/wewenang untuk menggunakannya, maka tentu saja segala hak tersebut tidak ada gunanya sama sekali. Aspek perlindungan hukum (proteksi hukum) yang melegalisir atau mensahkan aspek kekuasaan atau wewenang yang memberi kekuatan bagi pemegang hak mutlak untuk menggunakan haknya tersebut. Aspek pembatasan hukum (restriksi hukum) yang membatasi dan menjaga jangan sampai terjadi penggunaan hak oleh suatu pihak yang melampaui batas (kelayakan dan kepantasan) sehingga menimbulkan akibat kerugian bagi pihak lain. (Ridwan Halim, 1988:178). Dalam melaksanakan kewajiban, maka aspek-aspek yang perlu diperhatikan adalah : Aspek kemungkinan dalam arti kelogisan bahwa pihak yang berkewajiban itu sungguh mungkin dan mampu untuk dapat mengemban kewajibannya dengan sebagaimana mestinya. Aspek perlindungan hukum yang melegalisir atau mensahkan kedudukan pihak yang telah melaksanakan kewajibannya sebagai orang atau pihak yang harus dilindungi dari adanya tuntutan atau gugatan terhadapnya, bila ia telah melaksanakan kewajibannya dengan baik. Aspek pembatasan hukum, yang membatasi dan menjaga agar pelaksanaan kewajiban oleh setiap pihak yang bersangkutan jangan sampai kurang dari batas minimalnya sehingga menimbulkan kerugian bagi pihak lain. Aspek pengecualian hukum, yang merupakan suatu aspek yang memuat pertimbangan “jiwa hukum” dalam menghadapi pelaksanaan kewajiban oleh seseorang atau suatu pihak yang tidak memadai. Selanjutnya, berbicara tentang hak warga negara, pada hakekatnya, Hak Asasi Manusia dapat digolongkan ke dalam pembagian sebagai berikut : Hak Sipil dan Politik, yang meliputi : Right to life – Hak untuk hidup Right to liberty and security of person– Hak atas kebebasan dan keamanan dirinya Right to equality before the courts and tribunals- Hak atas kesamaan di muka badan-badan peradilan. Right to freedom of thought, conscience and religion- Hak atas kebebasan berpikir, mempunyai keyakinan, beragama. Right to hold opinions without interfence- Hak untuk berpendapat tanpa mengalami gangguan. Right to peaceful assembly- Hak atas kebebasan berkumpul secara damai Right to freedom of association- Hak untuk berserikat. Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, yang meliputi : Right to work- hak atas pekerjaan Right to form trade unions- Hak untuk membentuk serikat pekerja Right to social security- Hak atas pensiun Right to an adequate standard of living himself and his family, including adequate food, clothing, and housing- Hak atas tingkatan kehidupan yang layak bagi dirinya dan keluarganya, termasuk makanan, pakaian, dan perumahan yang layak. Right to education- Hak atas pendidikan. Warga negara sebagai bagian penting dari eksistensi negara sudah barang tentu dituntut untuk memiliki kompetensi atau kemampuan-kemampuan yang direfleksikan dalam sikap, perilaku atau perbuatan sebagai warga masyarakat dan warga negara. Dalam kaitan ini, Ricey mengemukakan ada enam kompetensi warga negara yaitu (1) kemampuan memperoleh informasi dan menggunakan informasi, (2) membina ketertiban, (3) membuat keputusan, (4) berkomunikasi, (5) menjalin kerjasama, dan (6) melakukan berbagai macam kepentingan secara benar. TES FORMATIF 2 Pilihlah satu jawaban yang menurut Anda paling benar! Segala sesuatu yang mesti dilaksanakan disebut hak peranan kewajiban status Hak yang memberikan wewenang kepada seorang untuk melakukan suatu perbuatan, hak mana dapat dipertahankan terhadap siapapun juga, dan setiap orang harus menghormati hak tersebut, adalah pengertian dari hak relatif hak nisbi hak publik hak mutlak Perlindungan dan jaminan terhadap hak dan kewajiban warganegara terdapat dalam UUD UU dan Perpu Peraturan Pemerintah Peraturan Presiden Berikut yang termasuk hak sipil dan politik adalah hak untuk hidup hak atas pekerjaan hak atas pensiun hak atas pendidikan Yang tidak termasuk ke dalam hak ekonomi, sosial dan budaya adalah hak atas kebebasan dan keamanan hak untuk berserikat hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat hak untuk membentuk serikat pekerja Hak-hak politik pada hakekatnya mempunyai sifat melindungi individu terhadap penyalahgunaan kekuasaan pihak penguasa, dikemukakan oleh Aristoteles Purbacaraka Miriam Budiardjo Djaali Jaminan hak hidup bagi setiap orang dinyatakan dalam, kecuali Piagam HAM PBB Deklarasi Kairo Covenan Internasional Hak Sipil dan Politik Kovensi Montevideo Tidak termasuk ke dalam kompetensi dasar warganegara menurut Richey adalah memperoleh dan menggunakan informasi membina ketertiban menjalin kerjasama membatasi informasi Dalam menggunakan hak dan kewajiban yang kita miliki sebaiknya memperhatikan hak dan kewajiban orang lain mengedepankan hak daripada kewajiban mendahulukan kewajiban daripada hak mempertimbangkan keuntungan pribadi semata Hak untuk berserikat dijamin di dalam UUD 1945 pada pasal 31 ayat (1) 32 ayat (2) 28 ayat (1) 29 ayat (1) KEGIATAN BELAJAR 3 PEMERINTAH Apakah Pemerintah itu? Pemerintah merupakan salah satu unsur dari negara, diantara tiga unsur lainnya yaitu wilayah, penduduk, dan kedaulatan. Sebagaimana dikemukakan Budiardjo (1989) bahwa setiap negara mempunyai suatu organisasi yang berwenang untuk merumuskan dan melaksanakan keputusankeputusan yang mengikat bagi seluruh penduduk di dalam wilayahnya. Keputusan-keputusan ini antara lain berbentuk undang-undang dan peraturan-peraturan lain. Dalam hal ini pemerintah bertindak atas nama negara dan menyelenggarakan kekuasaan dari negara. Bermacam-macam kebijaksanaan ke arah tercapainya tujuan-tujuan masyarakat dilaksanakan oleh pemerintah sambil menertibkan hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat. Negara mencakup semua penduduk, sedangkan pemerintah mencakup hanya sebagian kecil daripadanya. Ia sering berubah, sedangkan negara terus bertahan (kecuali jika dicaplok oleh negara lain). Berdasarkan pendapat di atas pemerintah merupakan: suatu organisasi dalam negara mempunyai wewenang untuk merumuskan dan keputusan-keputusan keputusan-keputusan tersebut mengikat seluruh warga negara bertindak atas nama negara dalam menyelenggarakan kekuasaan dari negara. Lebih lanjut Miriam Budiardjo (1989) mengatakan kekuasaan pemerintah biasanya dibagi atas kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Agar Anda memperoleh pemahaman yang memadai tentang kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif, berikut ini akan diuraikan secara lebih rinci. Silahkan Anda simak dengan cermat urain berikut! Badan Legislatif Badan legislatif adalah lembaga yang membuat undang-undang. Anggota badan legislatif ini adalah mewakili rakyat, karenanya lembaga ini dinamakan Dewan Perwakilan Rakyat, atau parlemen. DPR atau parlemen dianggap merumuskan kemaun rakyat atau kemauan umum (volonte generale) atau general will dengan cara menentukan kebijaksanaan umum (public policy) yang mengikat seluruh masyarakat. Badan legislatif ini merupakan badan yang membuat keputusan-keputusan yang menyangkut kepentingan umum atau seluruh masyarakat. Fungsi badan legislatif adalah: menentukan kebijaksanaan (policy) dan membuat undang-undang. Oleh karena itu dewan perwakilan rakyat memiliki hak inisiatif, hak untuk mengadakan amandemen terhadap rancangan undang-undang yang disusun pemerintah, dan hak bugjet. Mengontrol badan eksekutif sesuai dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Untuk menyelenggarakan tugas-tugas ini, badan legislatif diberi hak kontrol khusus. Anggota dewan perwakilan rakyat dipilih melalui pemilihan umum yang diikuti oleh warga negara yang telah memiliki hak pilih. Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Melalui mekanisme pemilu inilah rakyat memilih wakil-wakilnya yang akan duduk di dewan perwakilan rakyat, yang diharapkan mampu menampung dan memperjuangkan kepentingan rakyat yang memilihnya (konstituen). Badan Eksekutif Kekuasaan eksekutif biasanya dipegang oleh badan eksekutif, yang mana di negara-negara demokratis badan eksekutif biasanya terdiri atas kepala negara seperti raja atau presiden (Budiardjo, 1989). Dalam arti yang luas, badan eksekutif mencakup para pegawai negeri sipil dan militer. Dalam sistem presidensil, menteri-menteri merupakan pembantu presiden dan langsung dipimpin oleh presiden. Sementara dalam sistem parlementer, para menteri dipimpin oleh perdana menteri. Lebih lanjut Budiardjo menegaskan bahwa dalam sistem parlementer, perdana menteri beserta para menterinya dinamakan ”bagian dari badan eksekutif yang bertanggungjawab”, sedangkan raja dalam monarkhi konstitusional dinamakan ”bagian dari eksekutif yang tidak dapat diganggu gugat (the king can do no wrong). Badan eksekutif menurut azas trias politica hanya melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh badan legislatif serta menyelenggarakan undang-undang yang dibuat oleh badan legislatif. Strong (Budiardjo, 1989) mengemukakan kekuasaan badan eksekutif mencakup beberapa bidang sebagai berikut: NO Bidang Wewenang 1 Diplomatik Menyelenggarakan hubungan diplomatik dengan negara-negara lain 2 Administratif Melaksanakan undang-undang serta peraturan-peraturan lain dan menyelenggarakan administrasi negara 3 Militer Mengatur angkatan bersenjata, menyelenggarakan perang serta keamanan dan pertahanan negara 4 Yudikatif Memberi grasi, amnesti, dan sebagainya 5 Lesgislatif Merencanakan rancangan undang-undang dan membimbingnya dalam badan perwakilan rakyat sampai menjadi undangundang. Di negara-negara demokratis umumnya terdapat dua macam badan eksekutif yaitu menurut sistem parlementer dan menurut sistem presidensil. Dalam sistem parlementer (parliamentary executive) badan eksekutif dan badan legislatif bergantung satu sama lainnya. Kabinet, sebagai bagian dari badan eksekutif yang ”bertanggungjawab”, diharapkan mencerminkan kekuatan-kekuatan politik dalam badan legislatif yang mendukungnya, dan mati hidupnya kabinet bergantung kepada dukungan dalam badan legislatif (azas bertanggungjawab menteri). Kabinet semacam ini disebut dengan kabinet parlementer. Dalam sistem presidensil, badan eksekutif terdiri atas presiden beserta menteri-menteri yang merupakan pembantu presiden. Di Indonesia, berdasarkan UUD 1945 presiden memegang kekuasaan pemerintah selama lima tahun yang hanya dibatasi oleh peraturan-peraturan dalam Undang-Undang Dasar di mana sesuatu hal diperlukan adanya suatu undang-undang. Selama masa itu presiden tidak boleh dijatuhkan oleh DPR, sebaliknya presiden tidak mempunyai wewenang untuk membubarkan DPR (Budiardjo, 1989). Badan Yudikatif Menurut Budiardjo (1989), sebenarnya kajian tentang kekuasaan yudikatif lebih bersifat teknis-yuridis dan termasuk bidang ilmu hukum daripada bidang ilmu politik. Namun, di beberapa negara, Mahkamah Agung memainkan peranan politik berdasarkan konsep ”judicial review” . Sebagaimana diketahui bahwa judicial review merupakan kekuasaan Mahkamah Agung untuk melakukan uji materiel terhadap peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang. Di Indonesia, setelah dibentuk Mahkamah Konstitusi, kewenangan melakukan uji materiel Undang-Undang terhadap UUD 1945 dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi. Menurut pasal 24 (1) UUD 1945 dinyatakan bahwa kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Berdasarkan pasal tersebut jelaslah bahwa badan yudikatif dalam menjalankan tugasnya memiliki kekuasaan yang mereka dalam arti tidak boleh dipengaruhi atau diintervensi oleh lembaga manapun dalam menegakkan hukum dan keadilan di Indonesia. Coba Anda cermati susunan lembaga-lembaga negara di Indonesia menurut UUD 1945 hasil perubahan atau amandemen UUD 1945, sebagai berikut: EMBED PowerPoint.Slide.8 LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai uraian materi KB 3, silahkan kerjakan latihan berikut! Jelaskan apa yang dimaksud dengan pemerintah! Jelaskan bagaimana tugas dan wewenang dari pemerintah! Jelaskan perihal tugas dan wewenang dari badan legislatif, eksekutif dan legislatif! PETUNJUK JAWABAN LATIHAN Untuk menjawab latihan di atas, silahkan Anda pelajari kembali uraian tentang pengertian pemerintah, termasuk di dalamnya pembahasan tentang apa saja tugas dan kewenangan dari pemerintah itu. Juga untuk menjawab soal latihan perihal tugas dan wewenang badan legislatif, eksekutif dan yudikatif, silahkan Anda pelajari kembali uraiannya tentang pembagian pemerintah sebagaimana dikemukakan menurut Miriam Budiardjo (1989). RANGKUMAN Pemerintah merupakan suatu organisasi dalam negara yang mempunyai wewenang untuk merumuskan dan keputusan-keputusan tersebut mengikat seluruh warga negara. Pemerintah bertindak atas nama negara dalam menyelenggarakan kekuasaan dari negara. Menurut Miriam Budiardjo (1989) kekuasaan pemerintah biasanya dibagi atas kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Badan legislatif adalah lembaga yang membuat undang-undang. Anggota badan legislatif ini adalah mewakili rakyat, karenanya lembaga ini dinamakan Dewan Perwakilan Rakyat, atau parlemen. Fungsi badan legislatif adalah: menentukan kebijaksanaan (policy) dan membuat undang-undang. Oleh karena itu dewan perwakilan rakyat memiliki hak inisiatif, hak untuk mengadakan amandemen terhadap rancangan undang-undang yang disusun pemerintah, dan hak bugjet. Mengontrol badan eksekutif sesuai dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Untuk menyelenggarakan tugas-tugas ini, badan legislatif diberi hak kontrol khusus. Kekuasaan eksekutif biasanya dipegang oleh badan eksekutif, yang mana di negara-negara demokratis badan eksekutif biasanya terdiri atas kepala negara seperti raja atau presiden (Budiardjo, 1989). Badan eksekutif menurut azas trias politica hanya melaksanakan kebijaksanaankebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh badan legislatif serta menyelenggarakan undang-undang yang dibuat oleh badan legislatif. Kekuasaan badan eksekutif mencakup beberapa bidang seperti diplomatik, administratif, militer, yudikatif dan legislatif. Dalam sistem presidensil, badan eksekutif terdiri atas presiden beserta menteri-menteri yang merupakan pembantu presiden. Di Indonesia, berdasarkan UUD 1945 presiden memegang kekuasaan pemerintah selama lima tahun yang hanya dibatasi oleh peraturan-peraturan dalam Undang-Undang Dasar di mana sesuatu hal diperlukan adanya suatu undang-undang. Selama masa itu presiden tidak boleh dijatuhkan oleh DPR, sebaliknya presiden tidak mempunyai wewenang untuk membubarkan DPR (Budiardjo, 1989). Menurut Budiardjo (1989), sebenarnya kajian tentang kekuasaan yudikatif lebih bersifat teknis-yuridis dan termasuk bidang ilmu hukum daripada bidang ilmu politik. Namun, di beberapa negara, Mahkamah Agung memainkan peranan politik berdasarkan konsep ”judicial review” . Sebagaimana diketahui bahwa judicial review merupakan kekuasaan Mahkamah Agung untuk melakukan uji materiel terhadap peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang. Di Indonesia, setelah dibentuk Mahkamah Konstitusi, kewenangan melakukan uji materiel Undang-Undang terhadap UUD 1945 dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi. TES FORMATIF 3 Berikut yang tidak termasuk ke dalam unsur-unsur negara adalah pemerintah wilayah penduduk kekayaan alam Lembaga pembuat atau pembentuk Undang-Undang adalah badan eksekutif badan yudikatif badan legislatif badan eksaminatif Keanggotaan badan legislatif (DPR) di Indonesia dilakukan melalui mekanisme pemilihan umum penunjukan rakyat penunjukan oleh presiden pemilihan umum dan perwakilan golongan Dalam teori tentang kedaulatan rakyat, rakyatlah yang memiliki kedaulatan karena rakyat memiliki suatu kemauan bersama yang disebut dengan Volonte generale Priviledge Representative Political representation Kabinet dimana para menteri dipimpin oleh perdana menteri dan bertanggungjawab kepada perdana menteri termasuk ke dalam sistem presidensi parlementer kuasi parlementer kabinet nasional kekuasaan untuk menyelenggarakan hubungan kerjasama dengan negara-negara lain termasuk ke dalam wewenang badan eksekutif dalam bidang administrative militer diplomatik yudikatif Lembaga yang berwenang menguji secara materiel UU terdapat UUD 1945 adalah Mahkamah Agung Komisi Yudisial Mahkamah Konstitusi Badan Pembina Hukum Nasional Judicial review peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang dilakukan oleh Komisi Yudisial Mahkamah Konstitusi Mahkamah Agung Komisi Konstitusi Hak Badan Legislatif atau DPR untuk mengadakan penyelidikan yang dilakukan sendiri oleh DPR disebut inisiatif amandemen interpelasi angket Sistem pemerintahan yang diterapkan di Indonesia adalah parlementer kuasi parlementer presidensil koalisi partai politik. Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir BBM ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi KB ini. Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali 80 – 89 % = baik 70 – 79 % = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan BBM selanjutnya. Bagus ! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi BBM ini, terutama bagian yang belum dikuasai. KUNCI JAWABAN Tes Formatif 1 B D A B D D A B B D Tes Formatif 2 C D A A B C D D A C Tes Formatif 3 D C A A B C C C D C GLOSARIUM Citizen City state Government : Penduduk sipil (pada zaman yunani) : Negara kota atau polis pada masyarakat yunani : Pemerintah dalamb suatu negara yang berfungi menentukan dan membuat kebijakan-kebijakan yang mengikat seluruh penduduk Universal : berlaku secara umum/mendunia (univers) Ius sanguinis : status kewarganegaraan berdasarkan keturunan Ius soli : status kewarganegaraan berdasarkan tempat lahir Bipatride : memiliki dua status kewarganegaraan Apatride : tidak memiliki status kewarganegaraan HAM : Hak dasar yang diterima setiap manusia sejak lahir Sebagai pemberian Tuhan Ascribe status : status yang diterima seseorang karena keturunan Atau yang diwariskan : status yang diterima sesuai dengan prestasi dan Hasil usaha yang dilakukan Pewarganegaraan : disebut juga naturalisasi yakni cara-cara bagi orang Asing apabila ingin menjadi warga negara Indonesia Inter-personal conflict : konflik antar sesama warga negara Intra-personal conflict : konflik yang timbul dari diri setiap individu Achieved status DAFTAR PUSTAKA Alwi Dahlan. M. 1996. Globalisasi Wawasan, Komunikasi, dan Informasi : Tantangan Akademisi Masa Depan. Jakarta : BP-7 Pusat Budiardjo, Miriam, 1989. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Borba, Michele. 2001. Building Moral Intelligence. San Fransisco : Jossey Bass Diaz, Carlos & Massialas, Xanthopaulus. 1999. Global Perspective for Educator. Boston : Allyn and Bacon Dedy Djamaludin Malik. 1993. Komunikasi dan Budaya Massa. Audientia Jurnal Komunikasi. LP3 K Bandung dan Humas Pemda Jabar Hahn, Carole L. 1998. Becoming Political. Comparative Perspectives on Citizenship Edcation. New York : SUNY Press Isjwara, 1988. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta : Gunsteren, Herman Van. 1998. A Theory of Citizenship : Organizing Plurality in Contemporary Democracies. USA : Westview Press Heru Nugroho. 2001. Menumbuhkan Ide-Ide Kritis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Korten, David. 1993. Getting to the Twenty First Century : Voluntary Action and The Global Agenda. Alih bahasa : Lilian Tejasudhana. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia & Pustaka Sinar Harapan Print, Murray. 1999. Civic Education for Civil Society. London : ASEAN Academic Press Rapaar, J.H. 1988. Filsafat Politik Aristoteles. Jakarta : Radja Grafindo Persada Sapriya & Udin S. Winataputra. 2004. Pendidikan Kewarganegaraan : Model Pengembangan Materi dan Pembelajaran. Bandung : Laboratorium PKN FPIPS UPI Shane, Harold G. 1984. The Educational Significance of the Future. Alih bahasa oleh M. Ansyar. Yusuf Hadi Miarso (ed). Jakarta : Rajawali Press Somantri, Nu’man. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : Rosda Karya dan PPS UPI Sumaatmadja, Nursid. 1998. Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya, dan Lingkungan Hidup. Bandung : Alfabeta Turner, Long. Bowes & Lott. 1990. Civics : Citizens in Avtion. Columbus, Ohio : Merryl Publishing Company Tye, Barbara Benham & Kennet Tye. 1992. Global Education : A Study of Social Change. New York : SUNY Press Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban benar Jumlah soal X 100 % # æ / 0 À ä v : ? { ª ³ Í ë éÓ¾­œ‹ziWHWi6i6i6 mH sH hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH # h?$ hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH # h?$ hø`I 6 •OJ h?$ hø`I OJ QJ ^J mH hø`I hø`I OJ QJ ^J mH QJ sH ^J sH ( hø`I hø`I CJ OJ QJ ^J aJ mH sH + hø`I hø`I 5 •CJ OJ QJ ^J aJ mH sH + hø`I hø`I 5 •CJ OJ QJ ^J aJ mH sH " ý æ ® , # ~ / 0 À ä 1 2 ° Ä ê ü • _ ` ÷ ÷ ÷ Ø ï Ø ï Í ï Í ï Ø ï Í ã ã ã ï Í ï Í Í ï $ & F a$ gdø`I $ & F a$ gdø`I $ „Ð `„Ð a$ gdø`I $ a$ gdø`I $ a$ gdø`I •• ` Ó• ýý ; < = > ? @ T a b z { ý ) + ï ›  ï ç Û š ç à ^ ï _ ÷ ÷ ï ÷ ï ï ÷ ç Û Ï Ï ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ $ „¤ `„¤ a$ gdø`I $ „Ð `„Ð a$ gdø`I $ a$ gdø`I $ a$ gdø`I $ a$ gdø`I ! + k q ‚ • • F W « ¹ í , › à G ö Q Ÿ ž ¨ Â Ë e- qT z ß! * ïÝïÝïÝïÝÉÝÉïݼ®¼œ‹¼zi¼®¼®¼®¼Wz¼ # h?$ hø`I 5 •O J QJ ^J mH sH h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH # h?$ hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH h? $ hø`I 6 •OJ QJ ^J h?$ hø`I OJ QJ ^J & hø`I hø`I 5 •6 •OJ QJ ^J mH sH # hø`I hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH _ ö Q ž Ÿ ³ ´ L ¦ ô õ ö ã Ÿ R S T y z Þ! ß! å! ô ô ô ì ì ì á á á ì ì Õ ì ì ì ì ì ì ì ì ì É $ $ $ & F & F l $ If a$ gdë]Æ „Ð `„Ð a$ gdø`I a$ gdø`I $ a$ gdø`I $ a$ gdø`I å! ë! ì! î! Á" ó x l l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö a$ gdë]Æ z kd Ö0 ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö – ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö ö 4Ö 6 ö ö $ $ If a$ gdë]Æ Á" Â" Ä" -# „ x x l t $ Ö $ If a$ gdë]Æ à Ö0 ÿ Ö ÿ ÿ Ö l aö -# # !# Ž# „ ÿ ÿ z kdd Ö0 ÿ ÿ Ö x ÿ $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö – ô ÿ ÿ x ÿ ÿ4Ö ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö Ž# •# a$ gdë]Æ ÿ ÿ Ö ‘# ÿ ÿ $ „ z kdÈ Ö0 ÿ ÿ Ö $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö ÿ x – ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö x ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö $ $ a$ gdë]Æ ÿ ÿ Ö $ ÿ ÿ Ý$ „ z kd, Ö0 ÿ ÿ Ö $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö ÿ x – ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö x ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö Ý$ Þ$ a$ gdë]Æ ÿ ÿ Ö à$ ÿ ÿ x% „ z kd• Ö0 ÿ ÿ Ö $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö ÿ x – ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö x ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö x% y% a$ gdë]Æ ÿ ÿ Ö {% ÿ ÿ Ð% „ z kdô Ö0 ÿ ÿ Ö $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö ÿ x – ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö x ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö Ð% Ñ% a$ gdë]Æ ÿ ÿ Ö Ó% ÿ ÿ Ò& „ z kdX Ö0 ÿ ÿ Ö $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö ÿ x – ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö x ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö Ò& Ó& a$ gdë]Æ ÿ ÿ Ö Õ& ÿ ÿ U' „ z kd¼ Ö0 ÿ ÿ Ö $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö ÿ x – ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö x ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö U' V' a$ gdë]Æ z kd Ö0 ÿ ÿ Ö X' ÿ ÿ É' „ ÿ ÿ Ö $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö ÿ x – ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö x ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö É' Ê' a$ gdë]Æ ÿ ÿ Ö Ì' ÿ ÿ ]( „ z kd„ Ö0 ÿ ÿ Ö $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö ÿ x – ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö x ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö ]( ^( a$ gdë]Æ ÿ ÿ Ö `( ÿ ÿ G) „ z kdè Ö0 ÿ ÿ Ö $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö ÿ x – ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö x ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö G) H) a$ gdë]Æ ÿ ÿ Ö J) ÿ ÿ * „ z kdL Ö0 ÿ ÿ Ö $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö ÿ x – ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö x ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö à Ö0 Ö ÿ l aö L/ Ù2 q $ $ & F l $ If a$ gdë]Æ ÿ ÿ Ö * * „ q ÿ ÿ * z kd° Ö0 $ $ If ´ 8 ," „ – ô ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ Ö ÿ ÿ4Ö * ** +* + Ù+ Ú+ c| | | | e ö 6 ö ö 4Ö | | | „Ð `„Ð a$ gdø`I a$ gdø`I Ö à Ö0 ÿ Ö ÿ ÿ Ö l aö Ù2 Û2 õ2 ö2 $ a$ gdø`I t ÿ ÿ n4 z kd $ Ö0 ´ 8 ," ÿ ÿ Ö o4 ÿ ÿ ÿ Ö ÿ $ If „ – ÿ ÿ ÿ4Ö ô ö 4Ö 6 ö ö 5 7 6 8 f6 {8 ë 7 p9 à $ $ & F ë: ¿; •< w= ë > ÷ Õ Õ „h ^„h a$ gdø`I ¦> §> ë à Õ & F ;: ë Õ É Ü> à ÷ ÷ à ë Õ É Ý> Õ Õ Õ É a$ gdø`I $ a$ gdø`I $ „¤ `„¤ a$ gdø`I $ a$ gdø`I * Û2 ö2 t4 •4 5 /5 i7 u 7 “7 Ÿ7 §> Ý> \? A •F °F œG ²G ÕG äG ‡L œL L ÄL »M ËM :Q NQ «Q ïÝïËïËïËïË ï¹¨—†t†b†b†b†b†b†bQ hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH # hø`I hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH # hø`I hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH # hø`I hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH # h?$ hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH # h?$ hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH Ý> [? \? •? @ A jA 2B ¬B ÔC •F €F •F ¯F °F úG ·J 5L ®N NQ £S ¤S ÍS ÎS ó ó è è è è è è è è ó ó Ü Ü Ü Ü Ü Ü Ü Ü Ô Ô $ a$ gdø`I $ „¤ `„¤ a$ gdø`I $ & F a$ gdø`I $ „h ^„h a$ gdø`I «Q ²Q ¤S ÎS uV ’V qW ðW ñX ÍZ a d ¤d Ëe Öe f C è Ô 9c Š f (f Ff bf mf |f †f Æf Ìf Ýf íÜÊÜÊܹ¨›ŠyhVhVhDhDhDhDhDh hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH # h?$ hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I OJ QJ ^J hø`I hø`I OJ QJ ^J mH # h?$ sH h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH # hø`I hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH # hø`I hø`I 6 •OJ QJ ^J mH áT sV tV uV ‘V ’V qW ðW )X ñX Y ‰Y Z hZ ŸZ ÌZ ÍZ \\ `] •^ ` a Éb Êb ó ó ó ë ó ó ó à à à à à à à ë Ô Ô Ô Ô Ô ë $ $ sH ÎS ó à Ô „Ð `„Ð a$ gdø`I & F a$ gdø`I $ a$ gdø`I $ „¤ `„¤ a$ gdø`I Êb Ëb Ìb Ôb Õb 8c 9c d ¤d Êe Ëe Õe Öe Xg mj dl él ÷ ÷ ÷ ÷ Ý Ý Ñ Ñ Ñ Ñ Ñ Ñ Å Å $ „¤ `„¤ a$ gdø`I $ „Ð `„Ð a$ gdø`I $ Æ a$ gdø`I $ & F Æ „ „äý^„ `„äýa$ gdø`I $ a$ gdø`I Ši ›i äk òk &l dl ›n ¥n ¿o Èo bp np :z { '{ a} m} ‹} —} ý} ~ … † † † íÜíÈíÈÜí»­»­»­»­»œŠœŠœŠœŠœxœgYg J mH sH h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH # h?$ hø`I 5 •OJ QJ ^J mH ic ÷ ëc ,d ‰d ÷ Šd Ý £ Ý Ñ Å Ýf ëf lz •z ¹ Ùh Ti hø`I OJ ci QJ ^ sH # h?$ hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I 6 •OJ QJ ^J h?$ hø`I OJ QJ ^J & h?$ hø`I 5 •6 •OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH # h?$ hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH él àm œq r r r !r "r $r ÷r ó ë ó ë ß Ó X ß ß z kdx $ $ If – l Ö Ö0 ´ 8 ," „ ô t à Ö0 Ö ÿ l aö ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö ö 4Ö 6 ö ö $ $ If a$ gdë]Æ $ $ $ If a$ gdë]Æ „Ð `„Ð a$ gdø`I ÷r ør úr Ts „ $ a$ gdø`I x x l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö Ts Us a$ gdë]Æ ÿ ÿ Ö Ws ÿ ÿ Äs „ z kdÜ Ö0 ÿ ÿ Ö $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö ÿ x – ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö x ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö Äs Ås a$ gdë]Æ ÿ ÿ Ö Çs ÿ ÿ 6t „ z kd@ Ö0 ÿ ÿ Ö $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö ÿ x – ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö x ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö 6t 7t a$ gdë]Æ ÿ ÿ Ö 9t ÿ ÿ u „ z kd¤ Ö0 ÿ ÿ Ö $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö ÿ x – ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö x ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö u u a$ gdë]Æ z kd Ö0 ÿ ÿ Ö u ÿ ÿ ®u „ ÿ ÿ Ö $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö ÿ x – ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö x ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö ®u ¯u a$ gdë]Æ ÿ ÿ Ö ±u ÿ ÿ v „ z kdl Ö0 ÿ ÿ Ö $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö ÿ x – ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö x ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö v a$ gdë]Æ ÿ ÿ Ö v v w „ ÿ ÿ z kdÐ Ö0 ÿ ÿ Ö ÿ x $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö – ô ÿ ÿ x ÿ ÿ4Ö ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö w ‹w „ a$ gdë]Æ ÿ ÿ Ö w ÿ ÿ w z kd4 Ö0 ÿ ÿ Ö x ÿ $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö x – ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö ‹w Œw a$ gdë]Æ ÿ ÿ Ö Žw ÿ ÿ ÿw „ z kd˜ Ö0 ÿ ÿ Ö $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö ÿ x – ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö x ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö ÿw x a$ gdë]Æ ÿ ÿ Ö x ÿ ÿ “x „ z kdü Ö0 ÿ ÿ Ö $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö ÿ x – ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö x ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö x }y „ a$ gdë]Æ ÿ ÿ Ö “x ”x ÿ ÿ – z kd` Ö0 ÿ ÿ Ö x ÿ $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö x ÿ ÿ – ô ÿ ÿ4Ö ö 4Ö 6 ö ö l t $ Ö $ If à Ö0 Ö ÿ l aö }y ~y a$ gdë]Æ ÿ ÿ Ö €y ÿ ÿ 8z „ z kdÄ Ö0 ÿ ÿ Ö $ $ If ´ 8 ," „ ÿ ÿ Ö ÿ x – ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö x ö 4Ö 6 ö ö l t $ $ Ö $ If $ If a$ gdë]Æ – z kd( Ö0 à Ö0 ÿ ÿ Ö ÿ ÿ Ö ÿ ÿ Ö l aö 8z 9z :z fz gz { p p | | $ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ þ{ ´ 8 ," ^| „ ô ÿ ÿ } } e ÿ ÿ4Ö ü} e ý} ö 6 ö ö 4Ö „ | e e | & F a$ gdø`I $ „¤ `„¤ a$ gdø`I $ $ If – l Ö t à Ö0 Ö ÿ l aö ý} ÿ ÿ Ö ÿ ÿ $ a$ gdø`I Ö0 ÿ ÿ Ö ÿ z kdŒ ´ 8 ," ÿ ÿ Ö „ ô ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö ö 4Ö 6 ö ö ~ ~ ]~ Ï~ Ö~ â~ ì~ õ~ ö~ €€ À Ì€ Ú€ ê€ ù€ ÷ á á á á ì á á ì á ;• P• ˆ• ÷ á ¥• Û• Ü• ÷ /€ C€ W€ k€ á ÷ á ì á ÷ á á á € ì ÷ á á $ & F a$ gdø`I $ & F ƒ a$ gdø`I (ƒ )ƒ ì ì gƒ ÷ $ a$ gdø`I yƒ ‹ƒ •ƒ á á ì ÷ ù€ ú€ • ¯ƒ °ƒ „ á á á ì ÷ á Ó• í• ‚ -‚ ‚ u‚ „ &„ 0„ A„ B„ ±„ á á á á á á á á œ‚ ÷ å‚ ÷ á á ì $ & F a$ gdø`I $ & F † † † a$ gdø`I † $ a$ gdø`I ±„ „ Ñ„ á„ ï„ ð„ :… `… … Ã… † † † † † ô † † † † † † ì ô ì † ô ô ô ì ô ì ì ì ì ì ô ô ì ì ì † á ì ì ì ì ì ì $ & F a$ gdø`I $ $ a$ gdø`I & F † • a$ gdø`I .† M† <‘ ö‘ ï ÷ ÷ $ & F † † † † N† O† m† n† þ‡ ð’ ñ’ ” V” ÷ ï Û Ï Ä Ä Š ÆŒ mŽ ÷ ¬• ÷ ï ï ã Ï ã Ï Ä ã ÷ ÷ Ï a$ gdø`I $ „Ð `„Ð a$ gdø`I dð gdø`I „ dð `„ gdø`I $ a$ gdø`I $ a$ gdø`I † † .† N† O† m† ̆ þ‡ ¡• ¼• Á• Ú• mŽ nŽ Ö’ ” }— ~— %™ 0™ ’™ ¦™ í™ ý™ u› •› •› ðÞÌÁµÁª™‡™‡™Þ™ziWiEiEiEiEi # h?$ hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH # h?$ hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I OJ QJ ^J # h?$ hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I mH sH hø`I hø`I 5 •mH sH hø`I hø`I mH sH # hø`I hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH # h?$ hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH V” ù” ú• Ç– }— ~— Êš ¿• À• Ù• æ• ç• ë ë ë ë æ Ú Ú Ú Î Î a l kdð $ $ If – l Ö Ö0 Ž à 9! R Y Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö Ö ÿ ÿ Ö ÿ ÿ Ö ÿ ÿ Ö ÿ ÿ4Ö l aö ú $ $ $ If a$ gdë]Æ „Ð `„Ð a$ gdø`I gdø`I $ & F Æ h ³ „³ ^„³ a$ gdø`I •› ™› tœ •œ ¬œ ¸œ Ùœ 㜠• $• i• À• æ• ù• ž ž ž Iž T ž ^ž fž lž rž » ö @¤ g¤ w¤ ‡¤ °¤ ؤ ¥ <¥ r¥ ®¥ Ø¥ ¦ $¦ O¦ o¦ ¸¦ Ǧ Ú¦ õ¦ § 3§ E§ ´§ 0¨ C¨ ɨ I¬ Y¬ C® •® !¯ L¯ ´ )´ íÜíÜíÜíÜíÜÏÁϳϳϳϳϳϳÏܳϳϳϳϳϳϳϳϳϳϳϳ Ϭ¤¬œ¬œ¬¤ h?$ hø`I 6 • h?$ hø`I 5 • h?$ hø`I h?$ hø`I 6 •OJ QJ ^J h?$ hø`I 5 •OJ QJ ^J hø`I OJ QJ ^J h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH # h?$ hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH ž -ž :ž Cž Už gž sž •ž Žž •ž ð¡ ï ï ï ß ß ß ß r f f $ „Ð `„Ð a$ gdø`I l kd‡ $ $ If – l Ö Ö0 Ž à 9! R Y Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö Ö ÿ Ö ÿ ÿ Ö ÿ ÿ Ö ÿ ÿ4Ö l aö ú $ & F& $ If a$ gdë]Æ $ & F% $ If a$ gdë]Æ ð¡ ³£ @¤ g¤ ‡¤ ؤ <¥ ®¥ ¦ O¦ †¦ ‡¦ ¸¦ Ú¦ § E§ 0¨ Y¨ Z¨ Ȩ ɨ ߨ ó ó è Ý Ý Ý Ý Ý Ý Ý Ñ è Æ Æ Æ Æ Ñ ¾ ¾ ¶ & F gdø`I $ a$ gdø`I $ & F a$ gdø`I $ „h ^„h a$ gdø`I $ & F a$ gdø`I $ & F h? $ :ç• ï ÿ Æ a$ gdø`I $ „Ð `„Ð a$ gdø`I ߨ Kª •« H¬ I¬ Y¬ Ä- ™¯ £° /± ± {² | ² ´ ´ )´ tµ ž¶ 3¹ íº å» (¼ – ¼ м ½ [½ ö ö ö ö î ö é á á á á é ö é î ö é é é é é Ù Ù Ù Ù & F gdø`I & F gdø`I gdø`I & F gdø`I „Ð `„Ð gdø`I [½ Õ½ Ö½ ¾ Á ¦Â •Ä :Æ ²Æ öÆ úÇ É ê BÉ £É ¤É UÊ á Ù íÊ ,Ì OÍ Ù CÎ ò Ù ò ò PÍ ò ò & F & F & F & F & F & F vË ò ñÎ ÷ ò ò Ñ É É Á gdø`I gdø`I gdø`I gdø`I gdø`I gdø`I „Ð `„Ð gdø`I gdø`I )´ Õ½ Ö½ ¾ ý¿ À Á Á 6Á ò Ñ DÁ ò É É Ò éÑ =Ò êÑ LÒ {Ô ŠÔ ¦Ù à à Uã ~ã {ç ¢ç ë Ië Úì í Oí mí vî ’î Âï éï ûï žñ ‰ò 8ó oó ‰ô ©ô Ðô gõ •õ ×ö ÷ ÷ ‰ü ‹ü -ü þ ßÿ àÿ Î å õéáÚáÚáÚáÚÏÃáÚ»Ú»ÚõáÚ»Ú»ÚáÚõÚáÚ»Ú»Ú »Ú°õ°Úõ°õ°ÚáÚážõžÚ» h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH # h?$ hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH h? $ hø`I mH sH h?$ hø`I 6 • h?$ hø`I 5 •mH sH h?$ hø`I mH sH h?$ hø`I h?$ hø`I 5 • 7ñÎ •Ï ÅÐ ÆÐ éÑ êÑ Ò ³Ó |Õ »× ‰Ù ¦Ù éÙ [Ú à h?$ \Ú hø`I 5 •mH Û «Ý sH h?$ hø`I mH sH à à -ã ò 8ç ªç 6è ÷ Æè ò é Ù ò ò ò ÷ Ñ é é Ù é & F & F Æ & F ÷ é Ù ò ÷ é Ñ gdø`I 8 gdø`I „8 ^„8 gdø`I Æè vé wé „Ð `„Ð gdø`I ë ë <ë =ë gdø`I Ië ‰ì ¥ì ¿ì é ò Úì é í ò %í >í Oí Pí ò ò mí ï žñ Ñ ò ò ò ‰ò ò Ðò ÷ Ù Ñ Ñ â ò ò â Ñ Ñ & F & F & F & F & F ö ©ï ê Ñ Ù É ò É gdø`I gdø`I „Ð `„Ð gdø`I gdø`I gdø`I gdø`I gdø`I Ðò •ö ×ö ÷ ÷ ê ê 8ó oó ÷ ÷ ÷ Üó pø Sô åú & F gdø`I & F gdø`I & F- gdø`I › ‰ô Šü ©ô ‹ü ò ê Ðô ¬ü ò õ -ü •õ ÷ ê ê ò ò $ a$ gdø`I gõ ÷ ê ê ê ò Tô ‰ü â ê Ù ò „Ð `„Ð gdø`I ò Ñ Ñ gdø`I -ü þ ßÿ àÿ \ » z " š ½ ¾ à [ 5 p Í " ˆ ÷ ï ï ÷ Ð Ð Å & F" dð „ ç Ü ÷ Å gdø`I dð `„ ÷ Ü ÷ Ü ÷ Ü Å Å Å Å Ð gdø`I & F! dð gdø`I & F gdø`I $ a$ gdø`I Ú dð gdø`I å þ È Ú ¾ à è ã 9 N º Ì ) O W q Y n @ L ) B G d Ó ã ç ú Æ Û Z p ë ÿ … ™ ú Å- Î- Þ- ê6! E! Ë# Ý# ƒ$ Ô$ % W% ùñùñùéùÞÒÞéùñùñùñùñùéÅ·Å·Å·Å·Å·Å·Å·Å·Å·Å ·Å·Å·Å·Å·Å·Å¦Å• h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I 6 •OJ QJ ^J h?$ hø`I OJ QJ ^J h?$ hø`I 6 •m H sH h?$ hø`I mH sH h?$ hø`I 5 • h?$ hø`I 6 • h?$ hø`I 7 Ü ô Ê" ì É Ñ F À ì F j Ù t ¿Õ º º u à É º Æ £ É ¯ º — $ a$ gdø`I • $ Æ Æ a$ gdø`I $ Î $ a$ gdø`I & F# a$ gdø`I $ & F# Æ Î a$ gdø`I $ „Ð `„Ð a$ gdø`I & F dð „ gdø`I dð `„ gdø`I dð gdø`I & F dð Ø0 gdø`I ³2 F5 ì à ´ gdø`I „7 dð Ê" ‚$ Ô$ ú$ N5 O5 ®5 ÷ ÷ Ø ´ ¯ % W% n( ÷ ÷ {+ . . ì . à à ¯ \/ «0 ¬0 ì ÷ Ø . à À ¯ `„7 gdø`I & F# Æ 8 7 „7 „Éý dð ^„7 `„Éýgdø`I dð gdø`I „ dð `„ gdø`I $ & F$ a$ gdø`I $ a$ gdø`I W% g% U& a& Ï' ×' n( o( Ÿ) -) …* {+ ½, Ô, . . . ¬0 Ø0 F5 N5 O5 ®5 ñ5 :6 ‡6 íÜíÜíÜÊÜíÜíÜ íÜ¿³¿«¤’•pbQC hø`I OJ QJ ^J mH sH h"Un hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH # hø`I hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I h?$ hø`I 5 • h?$ hø`I 5 •mH sH # h?$ hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH # h?$ hø`I 6 •OJ ¯5 ñ5 :6 ‡6 ˆ6 ¡6 ¢6 Û7 Ü7 Ý7 ç7 è7 9 ·; ö< T= †> @? :@ ;@ Œ@ /A ú ò ú ú ú ê ê ê ê ê ê Ó Ó ê ê ¿ $ & F Æ & F h $ ³ „³ ^„³ a$ gdø`I h?$ QJ hø`I mH ^J mH sH sH ®5 ò ò ê Þ Þ Ó a$ gdø`I $ „Ð `„Ð a$ gdø`I $ a$ gdø`I & F' gdø`I gdø`I ‡6 ¡6 Ü7 è7 ô7 ·; ¸; @ ;@ <@ ³C ´C AD hD xD ˆD ±D ÙD E =E sE ¯E ÙE F %F PF pF ¹F ºF ÉF ÜF íßíßμίž•{j•\¯\¯\¯\¯\¯\¯\¯O\¯ há=ç hø`I OJ QJ ^J h?$ hø`I 6 •OJ QJ ^J há=ç hø`I OJ QJ ^J mH sH # h?$ hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH h?$ hø`I OJ QJ ^J # h"Un hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH h"Un hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I OJ QJ ^J mH sH # há=ç hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH -/A 0B ýB ³C ´C AD hD ˆD ÙD =E ¯E F PF ‡F ˆF ¹F ºF ÜF G GG 2H ë ë ë æ Ú Ï Ä Ä Ä Ä Ä Ä Ä ¸ Ï ¸ $ & F* a$ $ $ & F) a$ $ & F( a$ $ & F Æ J gdø`I „h ^„h a$ gdø`I gdø`I gdø`I „Ð `„Ð a$ gdø`I gdø`I h ³ „³ ^„³ a$ gdø`I mJ }J ³J øK GL uM h pg hø`I OJ QJ ^J $ ÜF ÷F G 5G GG ¶G 2H EH [H \H ¡M Q 1Q ñäñäñäñäÖÏÈ»©˜ŠykZŠH " hø`I CJ OJ QJ ^J aJ mH sH mH sH hø`I OJ QJ ^J mH sH hb jJ k ¨ hø`I OJ QJ ^J mH há=ç hø`I OJ QJ ^J Un hø`I OJ QJ ^J sH mH sH hø`I OJ QJ ^J mH sH # hø`I hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH h" h?$ hø`I hø`I hø`I hø`I hø`I 5 •OJ QJ ^J h?$ hø`I OJ QJ ^J h?$ hø`I 6 •OJ QJ ^J 2H [H \H JI kJ lJ mJ |J }J ³J ´J ãJ ç J ïJ ùJ K K ËK ×K áK ìK ô ì ä Ø ì ì Ì Ì Ì Ì ½ ® ® ® ® Ì ½ ® ® ® $ & F+ Æ a$ gdø`I $ & F+ Æ a$ gdø`I $ Æ a$ gdø`I „7 dð `„7 gdø`I dð gdø`I $ a$ gdø`I $ & F* a$ gdø`I ìK ÷K øK GL KL XL mL €L •L ´L ÄL ×L èL üL ýL @M `M uM ¡M ÅM ÆM MN YN eN vN ð ä Õ ð ð ð ð ä Õ ð ð ð ð ä Õ ð ð ð ð ä Õ ð ð ð $ & F+ Æ a$ gdø`I $ Æ a$ gdø`I $ & F+ Æ a$ gdø`I vN }N ~N ¼N ËN ÛN O O O fO ‹O žO ±O ÅO ÆO P 0P UP yP ¤P ¥P ßP ëP ÷P Q ð ä Õ ð ð ð ð ä Õ ð ð ð ð ä Õ ð ð ð ð ä Õ ð ð ð $ & F+ Æ a$ gdø`I $ Æ a$ gdø`I $ & F+ Æ a$ gdø`I Q Q Q Q $Q %Q 0Q 1Q IQ JQ ·T ¸T ëT U EU €U ÉU ÊU W W (W )W +Y ð ä ä Ø Ø Ø Ø ä ä ä ä ä ¾ ¾ ¾ ¾ ä ä ä ä ä ä $ & F( Æ „ „äý^„ `„äýa$ gdø`I $ Æ a$ gdø`I $ Æ & F+ Æ a$ gdø`I V a$ gdø`I RV W )W ^J mH $ 1Q GQ HQ JQ KQ ÃQ ¸T ëT EU €U ÊU ×U úU V *W âW )X <X AX íÜÎķĦ˜‡yhyhyhyYyHy9y hø`I 6 •OJ QJ sH h•_& hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH h EÔ hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I OJ QJ ^J mH sH h )Í hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I OJ QJ ^J mH sH h )Í hø`I OJ QJ ^J mH sH h¸$, hø`I OJ QJ ^J hø`I OJ QJ ^J hø`I CJ OJ QJ ^J aJ h¸$, hø`I CJ OJ QJ ^J aJ # h¸$, hø`I 5 •CJ OJ QJ ^J aJ AX NX xX ˆX eY nY l\ z\ {\ }\ Ž\ ¨] ^ z_ – _ b Cb Qb Èb ic ƒc õf öf øf g h h 3h ðâðâðâðÑâÂâ±£”£ƒ£r£”£`rQ£”£ hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH # h—B[ hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH hå M hø`I OJ QJ ^J mH sH h§ hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH hø`I OJ QJ ^J mH sH h x¼ hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH hÛAµ hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH +Y LY 2Z ãZ äZ {\ }\ •\ Ž\ — _ ˜_ h` i` Ó` Ô` ×` Þ` ç` ó ä ä ó ó ó ó ó ó ó × × × × Å ³ ³ $ Æ : $ If a$ gdë]Æ $ Æ : $ If a$ gdë]Æ $ Æ : a$ gdø`I $ & F) Æ a$ gdø`I $ Æ a$ gdø`I ç` è` ê` õ` 4a q _ _ _ $ Æ : $ If a$ gdë]Æ • kd- $ $ If ," „ t à Ö0 ÿ Ö –l Ö ÖF Ð Ø ÿ ÿ ÿ ÿ „ \ ÿ ö 6 ö ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ l aö l ÿ4Ö 4a 5a 7a 4Ö Ea ¨a q _ _ _ $ Æ : $ If a$ gdë]Æ • kd˜ $ $ If ," „ t à Ö0 ÿ Ö –l Ö ÖF Ð Ø ÿ ÿ ÿ ÿ „ \ ÿ ö 6 ö ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ l aö l ÿ4Ö ¨a ©a «a 4Ö ³a b Æ q _ _ : $ If $ If –l a$ gdë]Æ • Ö Ø ÿ ÿ $ ," „ t à Ö0 Ö ÿ _ $ kd ÖF Ð ÿ ÿ „ \ ÿ ö 6 ö ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ l aö l ÿ4Ö 4Ö b b b b Bb q _ a$ gdë]Æ • Ö Ø ÿ ÿ kdŒ _ _ $ Æ : $ If $ If –l $ ," „ t à Ö0 Ö ÿ ÖF Ð ÿ ÿ „ \ ÿ ö 6 ö ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ l aö l ÿ4Ö Bb Cb Eb 4Ö Qb Äb q _ _ _ $ Æ : $ If a$ gdë]Æ • kd $ $ If ," „ t à Ö0 ÿ Ö –l Ö ÖF Ð Ø ÿ ÿ ÿ ÿ „ \ ÿ ö 6 ö ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ l aö l e ÿ4Ö Äb Åb Çb 4Ö Èb e öf g ÷f øf q X g d X X X $ Æ a$ gdø`I $ Æ : a$ gdø`I • kd€ X X X X $ $ If ," „ t à Ö0 ÿ Ö –l Ö ÖF Ð Ø ÿ ÿ ÿ ÿ „ \ ÿ ö 6 ö ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ4Ö 4Ö l aö l 3h Ch ùj ƒk „k Ÿk k ¡k ¢k -k l =l Œn – n £n ¬n øn 2o ?o ‡o íßν°ŒwßfÎßTßCß2ß2 hD\X hø`I OJ QJ ^J mH sH h )Í hø`I OJ QJ ^J mH sH oÊ hø`I 5 •OJ QJ ^J mH sH hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH ) j h ã hø`I OJ QJ U ^J ! jú # h mH sH h ã hø`I OJ QJ U ^J $ jnP;N h ã hø`I OJ QJ U ^J h ã hø`I OJ QJ ^J I OJ QJ U ^J h ã hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I OJ QJ ^J mH ± hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH g \i ]i j øj ùj ‚k ƒk £k ¤k ¬k -k ! j sH h # hé ã hø` l n l p =l ½p tl ó Él ó Êl ãl ó ó Šn Œn ó –n — ó ó ó ä ó ä ó ó ó ‡o •o p ¾p ÷p q <s ó $ a$ gdø`I a$ gdø`I ó ä ó ó $ Æ ó ó ó ó ‹n ó ó ó & F. Æ äl ës t >t ƒt †t mv nv iw }w ™w ©w Àx Äx ry =} òáг¢¢‘ò•òpò^ò MòC hø`I OJ QJ ^J h ã hø`I OJ QJ ^J mH sH # hé ± hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH # h— B[ hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH hD\X hø`I OJ QJ ^J mH sH h‚c hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH hD\X hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I OJ QJ ^J mH sH ½p Þp Äq ur wr …t nv Ãx Äx Óx Ôx y -y &y /y =y >y ry ‚y ’y £y µ y ¶y z ó ä ä ó ó ó ó ó ó ó Õ Æ Æ Æ Æ ó Õ Æ Æ Æ Æ ó Õ $ & F0 Æ a$ gdø`I $ & F0 Æ a$ gdø`I $ & F/ Æ a$ gdø`I $ Æ a$ gdø`I z z #z <z cz dz ïz { { { 3{ 4{ ³{ ¾{ Ê{ Ü{ í{ î{ t| ƒ| ‹| – | | ¡| ì| ð ð ð ð ä Õ ð ð ð ð ä Õ ð ð ð ð ä Õ ð ð ð ð ä Õ $ & F0 Æ a$ gdø`I $ Æ a$ gdø`I $ & F0 Æ a$ gdø`I ì| û| } } <} =} •} } ´} Ã} Õ} Ö} :~ D~ N~ Z~ a~ b~ š~ ¦~ ¸~ Ä~ Ü~ Ý~ ¾• ð ð ð ð ä Õ ð ð ð ð ä Õ ð ð ð ð ä Õ ð ð ð ð ä ä $ & F0 Æ a$ gdø`I $ Æ a$ gdø`I $ & F0 Æ a$ gdø`I =} M} b~ š~ ¿• À• Å• "• 1• {• •• • ª• «• µ• Ú• æ• ‚ "‚ W‚ ¦‚ ±‚ Ђ é‚ ƒ "ƒ Tƒ ôêÙ˷˦™ŒêŒ•êôêsfsfX IXIXIX hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I hø`I OJ QJ ^J hø`I hø`I 6 •OJ QJ ^J hø`I 5 •OJ QJ ^J h—?& hø`I OJ QJ ^J hH>› hø`I OJ QJ ^J hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH & j hø`I OJ QJ U ^J mH nH u hø`I OJ QJ ^J mH sH h- hø`I OJ ¿• Á• !• "• • • QJ • 0• ó ^J Õ 1• mH Ä• @• û• C• ó ó ä ä QJ P€ I• hø`I 6 •OJ M• O• ó ó Q• QJ ^J ó ä ¾ ó ó ó ó ó ä ä ^J Q€ K• ó ó ó ä hø`I OJ € 2€ E• G• ó ó & F, Æ sH Å• A• ó ó ä ä $ a$ gdø`I $ Æ a$ gdø`I Q• S• U• V• e• f• h• j• l• n• p• r• t• v• x• z• {• Š• Œ• Ž• •• ’• ”• – • ð ð ä ä ä Õ Õ Õ Õ Õ Õ Õ Õ Õ Õ ä ä Æ Æ Æ Æ Æ Æ $ & F1 Æ a$ gdø`I $ & FÆ a$ gdø`I $ Æ a$ gdø`I $ & F, Æ a$ gdø`I – • ˜• š• œ• ž• Ÿ• • ª• «• Ú• ‚ R‚ ‡‚ ¦‚ Ú‚ ƒ Tƒ …ƒ ·ƒ óƒ „ N„ h„ ð ð ð ð ä Ô Ï Ï Ï Ï Ï Ï Ï Ï Ï Ï Ï Ï Ï Â Ï Ï „ $ „Ð ^„ `„Ð gdø`I gdø`I $ „8 Æ a$ gdø`I $ & F1 Æ a$ gdø`I Tƒ _ƒ …ƒ •ƒ ·ƒ ½ƒ „ „ h„ x„ I… a… …… •… Î… Ï… Þ… ö… íÜíÜʹªœ•}n^OG>G hø`I 6 •OJ QJ „Èû^„8 `„Èûa$ gdø`I G† ²† Ȇ å† ‡ íÜíÜíÜ hø`I OJ QJ hø`I hø`I OJ QJ mH sH hºnhø`I 6 •OJ QJ mH sH hºn hø`I OJ QJ mH sH $ h7-v hø`I CJ OJ QJ aJ mH sH hø`I OJ QJ mH sH hø`I OJ QJ ^J mH sH hø`I 6 •O J QJ ^J mH sH h SA hø`I OJ QJ ^J mH sH # h SA hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH hø`I hø`I OJ QJ ^J mH sH # hø`I hø`I 6 •OJ QJ ^J mH sH h„ ª„ Ê„ … I… …… Í… Î… Ï… Þ… ß… à… \† ]† ±† ²† ‡ ‡ l‡ m‡ è‡ é‡ [ˆ \ˆ Žˆ •ˆ ú ú ú ú ú ú ú ò ò ê ê Ú Ú Ú Ú Ú Ú Ú ê Ú Ú Ú Ú Ú Ú $ „á „ü^„á `„üa$ gdø`I $ a$ gdø`I $ a$ gdø`I gdø`I ‡ *‡ 0‡ Q‡ j‡ l‡ Š‡ §‡ ÿ‡ Eˆ ¬ˆ øˆ ‰ "‰ >‰ k‰ q‰ ¿‰ Š 0Š SŠ rŠ …Š £Š ÅŠ êŠ 3‹ p‹ œ‹ ê‹ Œ (Œ gŒ £Œ ·Œ ÙŒ öŒ "• J• w• Ž• õíäíäíäíäíäíÙÍÙíäÁíäí²¢õíäíäíõ– ‡wÙíäí²äí hºnhø`I 6 •OJ QJ mH sH hºn hø`I OJ QJ mH sH hºnhø`I 6 •OJ QJ hø`I hø`I 6 •OJ QJ mH sH hø`I hø`I OJ QJ mH sH hø`I OJ Q J mH sH h7-v hø`I 6 •OJ QJ h7-v hø`I OJ QJ hø`I 6 •OJ QJ hø`I OJ ‰ QJ hºn hø`I OJ QJ (•ˆ ‰ [‰ \‰ Š Š qŠ rŠ ÄŠ ÅŠ X‹ Y‹ é‹ ê‹ KŒ LŒ ¶Œ ·Œ !• "• •• Ž• •• •• ‘• Å• ï ï ï ï ï ï ï ï ï ï ï ï ï ï ï ï ï ï ï ï ï ï ê è ê ê gdø`I $ „á „ü^„á `„üa$ gdø`I Ž• •• ‘• ¦• º• ½• Ä• Å• Е Ñ• Ò• Ó• Ô• ïëã×ÎãÃãà ë¿ë hë]Æ aJ hH>› hø`I >* CJ aJ hH>› hø`I CJ aJ hø`I >* CJ hø`I CJ aJ SA hø`I OJ QJ hø`I ^J mH h sH Å• Ñ• Ò• Ó• Ô• ò ð ð ð „ „Ð ^„ `„Ð gdø`I , 1•h °Ð/ °à=!° "° #• $• %° °Ð °Ð •Ð b !v t à !v t à !v t à !v t à !v t à !v t à !v t à !v t à !v t à !v t à !v t à !v t à !v t à !v t à !v t à !v t à !v t à !v t à !v t à !v t à !v t à !v t à !v t à !v h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö ö h 5Ö 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö ö „ 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ ô #v „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ 5Ö „ #v #v #v #v #v #v #v #v #v #v #v #v #v #v #v #v #v #v #v #v #v #v #v #v $ $ ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V ô aö ô :V If –l b $ –l b $ –l b $ –l b $ –l b $ –l b $ –l b $ –l b $ –l b $ –l b $ –l b $ –l b $ –l b $ –l b $ –l b $ –l b $ –l b $ –l b $ –l b $ –l b $ –l b $ –l b $ –l b $ –l – $ If – $ If – $ If – $ If – $ If – $ If – $ If – $ If – $ If – $ If – $ If – $ If – $ If – $ If – $ If – $ If – $ If – $ If – $ If – $ If – $ If – $ If – $ If – t à ö !v h 5Ö t à ö !v h 5Ö t à ö !v h 5Ö t à ö !v h 5Ö t à ö ú !v h 5Ö – l Ö0 ÿ Y 4Ö ú !v h 5Ö – l Ö0 ÿ Y 4Ö 5Ö t à ö l !v h 5Ö t à ö l !v h 5Ö t à ö l !v h 5Ö t à ö l !v h 5Ö t à ö l !v h 5Ö t à ö ð # ð 6 6 6 6 6 ö 5Ö „ 5Ö ö 5Ö „ 5Ö ö 5Ö „ 5Ö ö 5Ö „ 5Ö ö 5Ö R 5Ö „ 5Ö ô aö ô #v „ #v ô :V „ 5Ö ô aö ô #v „ #v ô :V „ 5Ö ô aö ô #v „ #v ô :V „ 5Ö ô aö ô #v „ #v ô :V „ 5Ö ô aö Y #v R #v Y :V ÿ ÿ ÿ aö ú • $ $ If – R 5Ö Y #v R #v Y :V ÿ ÿ aö ú x $ Ð #v „ #v Ø 6 ö 5Ö „ „ 5Ö Ø 6 ö 5Ö „ „ 5Ö Ø 6 ö 5Ö „ „ 5Ö Ø 6 ö 5Ö „ „ 5Ö Ø 6 ö 5Ö „ „ 5Ö Ø 6 ö 5Ö „ $ è è ÿ $ If #v 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö Ð Ø Ø Ø Ø Ø Ø b $ $ If – $ If – $ If – $ If – $ If – ÿ ö –l b $ –l b $ –l b $ –l • $ ÿ ÿ ÿ –l !v h 5Ö :V –l 5Ö Ð aö l x Ð #v „ #v Ø 5Ö Ð aö l x Ð #v „ #v Ø 5Ö Ð aö l x Ð #v „ #v Ø 5Ö Ð aö l x Ð #v „ #v Ø 5Ö Ð aö l x Ð #v „ #v Ø 5Ö Ð aö l ‘1 ö „ 5Ö $ $ #v $ $ #v $ $ #v $ $ #v $ $ #v D d ö 5Ö R 5Ö ö 5Ö R 5Ö Ø If Ð :V If Ð :V If Ð :V If Ð :V If Ð :V ð0 – –l – –l – –l – –l – –l ² A ÿ ð €" ð 1`=½2¦/4`l©-aÅv ÿ é0 > Ì @= ðá0 1`=½2¦/4`l©-aÅv `5 Ý e ÐËE Ø>4 ¯0 þxÚí= x EÖ5Gîd $™ÎE˜\•! “p á0¤; Î aBT` A@0 ‚² ܨ àÂ* Ê%²Š Öx!‡ û¯ T¼Ðe ] AQ\\û¯ºº§3tŽ™é! »“ïåÕ몮î®wÔ«ªîW BÈ 1 ‘ýŽ 2ÙL”ß“9„tÈ$ÄV8| ! 2¡‡•, !ÄDêÿ~ #äD$!Bš3ÔÏ ;ÔD¦òf •N 6 ¨.Û•o É•n `lµë ,ÛÉ PÂʦå›I$«/%?LIg@ rÚ‘o¤uI·_yuj~ˆ’gÎ'J ëÎ Àk – óÆ žË• c÷Ð êÈ€t<«ÿIàJ‡ç“J¹ ÖÇš¢šBå6A|b‰• D(ÀD"Ý –É` Uôsµœ+•÷Ø•Õ+7/TOq¦ª-9 õW–b›h< r^Ä¿¢[Æ!H”|.°·RNãM¨îm€êÞ ¨ï-••Çë dmÛŠµ›{ÛDzçǶ75À!X dVÃC•˜=; o Ï=jòüÜG † `[uS‹r(x& »ä6¨¬¬¤rð(Ô<0è+S– Š_zÉ \£Y²°’µ­ü|( eaUæ²°,~Ë8 LW™ I ÆÁÃàÃï‡ûÝGôÑÍÏmcºùWž; È®ë R Æûƒ7ÛŽ}Þ,Þàsö ¼ žs/‘xóaÜ1Ó‡qó" CÀô1“/¼Áv[ ð0k·Ð|b„¦#ÝU6øˆrîÞ«•ì<ø 0Êõ°rÈâÐ|ƒ©/»•<îê:X»R\Ä ÛjÁ…á¸ÁpO Øn— ½&$ÏÕ&Íjçß ôbé^츌‰Í@ ˆöOn3£* Äø€ýS±Azž ÌR[˜5øà ²T×—Ÿ9ÜG½¹ `–Aªóm¹c`¿‡eAÌ'i£É d*™In Œ¿7 .9UÿZ‘ iø'×9ë- ¢®3WUfêÍÛ,m {bÈ¢º z…Á†ˆæÜß+¡FG˜y 9a 6.‰¾`ˆ†ì]P !1¤×›Ã‘=$yo É|û°cɹ dÕO+H•w ¼ þÎÃ1<Ä]0Ì ˜ l,ùÅ ÍsÁÐJ– 8¿Û[‡ ˜þþÖ Äô ´-•·|ÿa‡|•ñæ †‡ƒ. &ÝN›½ž YY u¾•JÇã]ra ÿª ú ƒ • L»—•[ô@È€C…! 0ï÷@G3»¦þÉ}ø šWH†“ 2 j ÞÔ 1u ¥~éšÀd íP[ô—˜Kaò”ÊòåcíTyV×=+Ïh Vˬ·²vÎ蹬… ü\0 ‘‡Ue_:°,ò å•ï-‰×È3 kK<6hñI‡| Û Ï2H|Åc…€ßƒr3 ><˜Àž å ù>6ö‚AÝîE Ÿt üà¹Â¾ ’ ÇÝe e áPE”£ Ã4ʪüÛ õÊö ëAzüÒ“ ù-— ½noŒn²ö úî•qà `À^w“5Ì{ èÄFd ;Íá [#ˆ xî =·Á'øA(s×Á€GƒÌ Á± Î!½¡éAåN– ¯T&_©L [©Ž§©èvìyZ©d6MU '¹AsdUËŸ ð ¶ ý/M • °ÜãF©ÜŸ®r/1]n®ß šo4 r_ÅúÎUŠ„ åËý+QúÚJ¨5?_.Ûí@7ègM&yì„Ç• ·-p¾ÜApš^ KýªIéWÕý•/>•Ü× ´úÚ6R?ÎîU³¯5¨ü"£[Yµ|ǨÒ×ã½ K|XËøð$`lØ> É?úo…*s•}V ‚h¯2#ÔÙƒƒëìoS !-RzRH½S(‚ i‘Ò»~0 A„´Hi[x•ý+ "¤EJß Qg ‰ BZ¤ôQ 7F!ˆ )g©³ £ DH‹”^ ô„V "¤EJÿ ôë­ DH‹”-ݦΞ ƒ BZ¤ôf ïŒE !-RºU\•ýC "¤EJ—[ëì=9 Ò"¥ ýH<‚ i‘Ò êìg)ˆ )½(±Î^’„ BZ¤ô—@?ŸŒ BZ¤´Ð¶Î-™‚ BZ¤ô“@ßÜ A„´Hib«³ï¥ BZ¤ôøÔ:{û4 Ò"¥· ½ A„´HéÄŒ:ûq "¤EJÏˬ³ç·G !-Rú Ðë; ˆ• )Ý=«Îþ+ Ò"¥—Ûëì×uD !Rú{ ·d#ˆ )=¢SÝÚ A„´HéM@Ïé‚ BZ¤tx×:ûa "¤EJOuÔÙ 9 "¤EJ¿ ôŸr DH‹”ÎèVg?IA„´Hé{»×Ù‡ô@ !Rú ÐU= DH‹”î Èt/ Ò"¥× =©7‚ i‘Òÿ zw-‚ i‘Òe}@¦û"ˆ• )ý Ðw÷C !-R:¶?È4 Ò"¥g_ 2•• BZ¤ôA W @ !-RºK È4 Ò"¥—ð Ó ‚ i‘Òß ½¹ A„´H颕 Óƒ DH‹”~ èò" Ò"¥ÍƒA¦)ˆ )=q ÈôP Ò"¥w ½h ‚ i‘Ò)ÃA¦)ˆ )]1 dº A„´Hé~² A „´Hé^#A¦¯A !-RúQ Ç•B !-RúG ·•F !-Rú 'Èt)‚ i‘Òµ@Ï ƒ BZ¤´¥ dš‚ i‘Ò3® ~R !-R:FcÜLTã® Ç] ?ÌQDQ®‚ÄS€?46=NÃ{ø§ ¾óˆ§¾³ -…s»Ó·Y¢ •¾*úÒ«Àï‹5::ã8# ±äs¢ÿE. á%×ÁXjò( Ž§ÌÌŸþk›úåv -_ ˾ ~kŬÁôØ.Hç…b¾!B}β £ãWÈC×ÝwÆ´…À9çµÛÃ}ŒÙNU Ÿ/ ç³ÜƘÁ ßy úYÀÇ¿ W ~×XßwƼ·áXp#¾s •/ Þó5ÔCŽc¾Mk† âšáà ·ë™ ûP >,– •Ä«€û õ™;ë&®¦sgι[ È@£Psçó µáƒ Ô~·¯sg²¸ZìÖàœzî × B’oÞÇ(ùH ‚-´ z>=? Ó Úô;372w&ùõÏ iÎÉ트æˆE óºó2Æã’¤øøfæÎ Ìå61wfh`î¬ àGƒ4O[b”îÍ zÌ ü0wæ©Mîç…MF}¯,wÙdsS6ù?õm²á2°Éø|zÛä Ì.Gƒ l@ äf“1¯‹QZ—lÈ&c=Ó¡–¹äë¢hf‹[û`ƒGÁ¿Û s àkU¶µŠÙ‰æÏ {1ýQæ H ó õìGˆöœ@¯8ŒÞÊSüv ³ !Š½ ö×<€Ñs»1†]s$T~+kËëŒÌÞfòÜÀÌ ™zÙ ½}¾eDâ)<H’Šÿ[ 6yÄÿP/ù¦½ör¬ Oº oÙÊ—ÞZ-Èxý ‘ y0Äå‡)ò `ò€íð ÀlUÛâ}¶ [Ú>¬˜Ëq"œm ¨rQ ÿ&CÅ“ /4¸Î=‰¬ñH.ÂM²AþÊslΚxÊÏœ¿p yn ? pöΗ ù© ­Âû€kŠ@çk_ä¿ Kéß·¡ù 'ÚÐòäËÖô|JïÙNókjwÒòÙ€éù»Þ õ!•õc>½-”GùQýî‰Í ¯t­ã‰ ¢?ü@Qcí.¦‘õTô A¡› óFÀ÷ $ž¦·/æNdZ j- Í,·F ~!£Öº9ÃÂÍÎ(æ6g,ã^È8ÍEdžâ†f:â |"ó4À2N-s •K›ëKNb~¸äKF\4Gü™Æ:lcþd\~¸¢Ó zè/iz UË «Ò•IL ônû@Ò÷ãP)&PÎî×yŒUc9Ë;¯n-Œ>w¾ ×Í[rŒõ9\@€Ì PŸØ +/¥(#/Å‘el€é¢ }ÇX‘>Ž±¢4ûH¹])þ‡M íã ÃqÉgŠRô)2€ÆXïàû p•¹ «Xßè·@-c}ç6ÆÚnlxŒ5Û‹1 êÅ‚™®1VD c,ƒ¼Bû÷úc,â6Æ’ËÉc,C3ÆXò9ÞŒ±äöpcŨÊàó…ê<ÆZ€¼a~ úáw¹•±0okdŒ…ã´Ñd Lº’ R åp8?(’½× Æú¦ FGHc-zÜÛqØ›‘ ‰áØßëmûœwö Jÿc¤ï3yks›²­{ ¢ È Êú ´­ó’‹Òæ%;ÚWe `º(M_ÛjñѶFkÛVÖf • /Ô¼ÞFP0 —lk´b[- d[_D_ .ð;£$ëf >\)¶UðضJ (–Q±ÌÞ¢•:Æ 'Á&M »†öh\8ÎÛ4lãd{…öPº¯ dÙ• GÑ~°ÎÜa³» [èàÓ8³x掅3ÎÜ1.<ü xMÄxÍð?\ü>NS¶õâöp] Ÿ¿ï~ɦªŸÕ×5… ¸v À €þn¶ óú4cMa ™Lî€û-'6Z ›ÃŠpÉr³ì¨·23x÷¾ ;¿ “™²FdfK®ÅQÎÞ×Ã>µ ß ƒsó¡ž’=Ò{• úÛÜ ß:fѺWP¾ày³Tï_ w¸òá¼·ÇK祚WÐõ2ü•Àñ¾ ÙûYø. ¶‡‰‡÷€Ç‘ž evŽûÖ!¿oæ‹Ì •> WÁs fý›Zf0oˆQâ}C23‰ÊÞdð£æiÀʼnTv¦ÀÿáÇeù e ¬ºYždûäO™ŠõÂÇÛ çouùx±Mùx7>•-ˆ>->ŸÞ>- ÚžB&S×»É æ•±c É ~ QN~X éƒÏö dü P€ïséí³íÿ„¯9û _:7”¯ ¿Ëo>Û«PÑ• ÐQêÇ|¶ÙI´›ô·ô_Ò 0ýA;}}¶V>úl­µ}6ÖfˆIÇh¡ÆØJ1-—|¶ÖŠÏÖ*€|6|— õ+ §QZG0kð!}¶oýÚÿêë³yÓÿF°þwº‡ý¯¡…ûßE ;!# ž»§Q Ÿ©m%æ¥ %Yhl<< úß[ Ê¡ Æžx Ü { »V,ÃQl Ép0 yÚïz"K“½èwñ}ò_g7¯ßÅ÷[ÈçMÏ­ÄyÑïÆéÜïÆ©Êàó…éÜïV | ÉL–º»É æå % Ñ•,•¥ý® `2õàf39 fò#Ë‘,KQ>ôÏÏ ¤µMüþr¾É—µí6^®mÆh¯m'¿G×4 ×l Ïæ b”~©M ®m?mÖ2kX[âµ* ‹¹ŠÄg¯ Ô5•Õ¸v °Õ -•y¿† «¹†‰~†³õVþÈÖ•x§q _ºí#¾2þe¾æÐ ¾c àÝïñΰ ùš SúȾwh~åþwhùš­uô|JÛ¶Ó| ¾“–¯ Û)Ÿð ­ i¬óéõlZk˜± ¹†¹Ö ­£m ¸—­£ÍNêÃ9’~±:’ÖYßM\g]–xµ ðÙ „_¬µ }¸³ ó >æŠ ?æ–%&Ç¿ Ø‘„0ßk˜q:¬aÆ*º ×Âk˜¨ 7 ¼ °À mHú~Ô,Ù¨cøµÁ {oõÒÞsšö¾fëZ|ÿ ¸fÍçl Â)2b @{ÿ±YòÇ°-÷³ï$• ïÉ >#9Pùÿ üû *ž ¾õ‰ÿñ^ò?A“ÿ뤮 ÎÂùêM](–øŸ ð?> ùÿ*Tþ…ª-irÕ=) ³ïI ÿ ÿ‡ TþfþÞ )í=ÿ ½ä’¶þ÷ÿ†wÎÝÊ#®þò_ŒÿI Ò»Œr[âµòÛ âòÛž Xý˜½ËúˆQ²YÞó?ÙKþ·Õæÿ‚ •ò0±•`üo«ð?9 ùÿ {—u%à· ÿ 탸D{EÀòIâÿz“¯üOñ’ÿí´Ç{–)”ÿˆ]üo§ð?% ù¿Ú$ñÿ “‹ÿÛ{ â¶÷ \þ¯ƒÆ< o ¼Ù§wÙm^ò?U»ÿß·B¨ùíW-q©¡ ï§*ü· ŽÊÿɬÿŸ î ÿÓ¼äº6ÿoy‘¯yt+˜ÄÊß>¥+üO @þßÈæ{°-# ÿo² ÿ×Âý ™ ü"{—ýÓÁ«Ú}:ø— ån²Î· *ÿã £ Tœ ¸Î'ûŸá%ÿ3 ÐÿB Æ~<b2ì fÿ3 þg ÿc¡ »Cf"kK¼ÖôœY1Ósž Xû•– }oñ3ó_½ç{/ùßA»ÿ_4‡Çñ?Åù²ÿßAáû äÿ ¶-#·%^k@tOn@ô±€åÿ•fÉþO |À'þgyÉ•»6ÿ7, Ð þ#&_ÉþŸ]á•V òÿ 6—6•µ%^«hàP®hàÊ€åÿ÷¸~ ‰¿åSÿßÑKþgkÿªoåk: Ä¥ rYÿŸ­ð¿c òÿ 汶<Àúÿ˜hÞ ½¸S ò©Iò 7™|ýf­“ö7k÷ÜL¿9» ÿÁiô ´Ý€ñ›4®ËT雵«¦ÐoÖ®-p ¥+OL¢ù ÓoÖNÝHϧôží4¿IÃòô›5<•× ´>¤±~̧×Óüf-S½õ-=Þ jj-ç!“ô=ZµÉõ=Úê¼bîú< @-Õ ðfïrëâÞµÖ\ îÇ^Å\nïe §¹Å½OqoövÄ›óNAùÓ þü--³ k9• =íÜÂk9îò-wÛ ’.‡°gíà³.wÑ^»í;˜êb\ß"ª›£ £®~th ¤Ë‡ ©.Ï?$PúÔM<Í0…§åkn* çS t óQW±<Õe<t ëC ëÇ|z=M]îrÉu9Œér¦J—‹r‹¹•\ š[kýKN­õ–œrkgÀ‡ n¹£˜;ìX pšëœsŠ»%Ç ÿ À¡¹§á<êrW t¹‹¢Ë][X— Ýå[ï¶ $]^À¾£}ÚçoÉ Úýò_³¨.-}® ÕÍäê TW·öj/ér·LªËk»dP:sG Íÿ=`Ú/oI¥çS t óQW±<Õe<t ëC ëÇ|z=M]v\r]¾Ÿ}'þ”ê;ñŒŽÅÜçv @­õ €B{¹Õ ¸* ÁÂÝ”UÌUe- 8Í™í§¸B»#þ ÀŸÛO øS—stÐe‡¢Ë9¬Ë²|oT}'®gÛ ’.ïeïòà»Ê¾ér®¦.“ógé»qgÎ|ÏÓ¸ g¿çQWWXOñ¨»¥­Oò¨Ëñ‘ßP:Æñ/š¿ 0í— ;~Aϧ4è&森byÔ]z>è2ÖGãB@ý˜O¯§©Ë¹—\—ñÝ Ôå/ .]-“RÌq) €Z붶µÖ»Ú–[ó •–\kýG²…[Ÿ\Ìý#y ÷Yòi.¯í)Žøm€¹”Ó þÔån:èr®¢ËÝZX— Ýå[ï¶ $]-Ãäìv€ |ÒåîÚ>öÛ¯ñ$y ñÏWy õ •àìôWøÎY/óï vöÁõ•— ø»G¼@i²òyšÿ `,Oª6Ñó)½ƒæ×Äî¢å³ Óó3vÓúÆú1Ÿ^ Ë_¤ËÝ/¹.—á|$À Õûw¹ÜXîœ5 `‡õq€ Ö»¬i€ßŠCHä–ÆåÞŠ[ pK³^à&XûÅ? ø …õ~Ôå-:èrwE—{´°.•aº< à~?´} é² $½ë<9H’3ïu¹§v¿,l¢ñØø7j R¸…¿ pöõ/ó›Ck„÷ w¼¿Z Ã^äŸ2USú_Cž£ùm†>GË;÷VÑó)}ãvš_3l'-Ÿ ˜ž?ö ZÒX?æÓëݨÕ/÷¼äº\ $ÙˉA®~9±”ç>r 6Zç ôuN´þ{ôFëz nÜhž[?z!Àqîß }• ñó•Ç¡<ÂB?êòU:èrOE—¯ja]–å{RËŽêÙö¤Ëo›%»uÚì«ÝK[— >NÇ»/›§ãß÷ £ ýXñ:iÞú•µt¼<-x-¥S׬¡ùC Óñrâ z>¥ÁgÆ|ô¡±<úÔô|ð±±>¤±~̧×Óô±{]r]>h– tù¤Ù¥ËÛF sw•° ÔZm dž—[7 ¯µ ¤`ႆ s ‡/ 8Ím ~Š;6Ü o þÞˆÓ þô±{ë ˽ ]îݺ,Ë÷)³ËÇÖ³í I— KÙ³Þî³.çiëò]•¢º8ÿ—¥T7× F]}º`)ÕÝÒ7–P] Î_Bé Å•¤ù] ÓñrÈéù” ÝÄ|ÔU,OÇËx>è2Ö‡4ÖOç¹ñzšºœwÉuy Óå9*]î9¨˜;7Ð Pk] píÀrk<à … ®¢°˜ÛQ¸ à4 ?ð wí@Gü Àç ž ð§.÷ÑA—ó ]îÓºì.ßz·} éò "ù &Ÿç¾újë²­’Gy÷¤ -}æ &WðèC ýp;•>uiÂm<úØÏ\=“ÒÕ ¦Ñü¯ë¦Ñò5g'Óó) >3æ£ åѧ¦çƒõ!õc>½ž¦Ý÷’ëò DÒe¢šûú5šçvF 6Z§ tŒžh=iÙh]IÁÀ•Yxn¥e!Àqî$@Ç èŒø©ÑÇ¡<‚?}ì~:èr_E— ûµ°.ÎäÛ¨š«Ð³í jMŠ½ãú ñu¼Ü_{îëf }ç¯ÛêdžüóUÞ¶&™Ïþù%¾ Ç¿ Ø99†'_m槮Œ¦t_G8Í Ÿ— NË“ Áô|J‹Ûh~ÍW¯ÓòÙ€éùçwÑúÆú1Ÿ^ Ê_¬Ëý/¹./dïdo ®ï~Å°žÜî°sÖÝaYg t sZφ>f] °.ôœu|hOn]è<nmè îlèû\×0.~FØûpÎ €y~Ôå«uÐåþŠ._ÝÒkRL¾Ÿ$.]Ö³í ­_Æýa°_Î2ú¢ËD»_ ^PÉ×| $ÌŒžÏg¿k &·šÏç•7 ÃæÜÁ? ¸tþm|M©QøÝý3)ýã×Óh~ßo§ÑòØ/ãù”>-LóɘPZ~Wi¨tþø0ZÒX?æÓëAù‹u™´H¿Œ{Ó`P•L£Ä¯°V3S÷Ew 8h› àˆþ“íŒå í1 •SË,3S³¼ `I; àˆ.I› mIÛGá…Tÿé²A ]&Š. _–廃Ú>•tù!hð`H< ¸½OºlÔÖåûV Îׂ„U!+…÷_0 ¯ þ¦¯I˜pí#B~?“Ðñ³ ‚³‡Qøqâ J¯|i9Íß Ë;{/§çSzW0ͯî JËß ˜žß/ŒÖ‡4Öùôz»´tÙxÉuy™YÒåMf— .o 2%µbH&À^[&ÀWƒï·U Þk E!35nð”ÔQƒŸ N« øjpQZæ•à´ ÏùQ—M:è²QÑeS ë²Z¾;ø¡í I—•˜¤oÇ–À³.Ñ)>bee%Hâo H¾I(û4‡'äß~ÙS ®U•§ ÅPüÀ$ÅW{ žóA Cñî~{mw÷[•µ® Ó{/‹}Ûäv¥¸2M¨ ´Ì…ñx ïÛö7“ôýï pSëY Ew>\Nq¯Uû¶‘ ,æÞ vèQây cŒ 7‘ áÓq®tÞ6 ö íÛFÿÿU ß5¸áx³r,¹^?¯P®¡Ä½SŽ®TŽ. ?…÷˜Æ½>Õü¸× µGgx¦`Õ3Þ ô¼¸ |Ɖ,ÆŸ/qïð _ ³¬ É TÙnqï0/‹é}cq¯1nñ$ »XŠM ®ÂzÄ'Ö[^<åõ#{$-î ZVaû*L€¼‘. ‰#· žŸ Ç šâµòÓàµZ^P.‘×6Ú¾õyíÞ-ù{¥ K Ä­·`ûîê™H[-ñè½ j/6¢>„¥Öú Ÿ¸­Y’—4 yÁ¼¬fÄ'F• 8¹ðœ§Í‹3ê: ã©»\¨yª– ”Sä©Mƒ§ ÉÅKœå ûît& wkÈE:“‹¦b¡»ìˆ øx ð³œ>§–M b}´œ ¿ 2uŸï2u†€‡íM|_ù¾Ô{2Ì`¸ {2lf{2l¦}Ófßû&õuå= p¯ƒBV¼•ø ß Ç¸?@ÿÓ ÷R2KΞZ¦0 ã¡G7"SxŸ¿g1õmä&2— ¦n£r…ÇQ¶ÂT2 Ád)ØíX¸JÖÂ.‘¬yÓ¯iɉ7{9x*kn~Ð9æ •£²vÎ?²fÓQÖ^b~ ÏìW™†„ñË[7"k³¨ý ÒÓ©åšÃìØ$ [z £\û+ «dɬ²a²=‹hÀîù[î&\ ¹ó“•{•Ù¸W©Ü½ê¹ËÑQî0†¹Ù,íOŒ1-ÊÝä ó¦73†ùt°n7€m»Iš¼——Ú¾¹Û4•ËÒ Äó æ i 'Ç0Ç6öd,çîßËå<݃ÛÛ½CÔ{p«ÛC½w >¶½Þûá¼Ì y ‡ï¬hÈÒ½ÍØ ei*Üótº#•4¦ s³AaĵÏD„ c<­¹´ 0v§ ó¡ i/ =æÒ”½FB6 5ßüÌ×VX`nõÇ ÝŸ³ <ßi¸ÈRÀ=ؘúב?¥ü:rDúî2 Lÿ”¢ï\Z°si!Úû‘°vE\:&J(]þ‚‚ñ¸Öžæ• 2— ÄÇ ÿ-HڟɬÁ‡@žKûÔƒ=$ò½°¿Ãÿy¿wÙ_ ix ‰t<å™ú{HD“‹÷H'žï!‘NôÝC"]U Ÿ/Zgû‹öª?ÈÔoyK´ Roï¦ i? c s#Cɵ´îxlê"ø÷ ৕yù }l*ÞVåŒH Hå-<qü‰½r£_lª,âMÙÔ Üž mê]Y we‹ ‡€éƒ _m*®o•(65TÓ&ÊíRýx†àÜw O– ÝD±3}šÔ^tM4TY ÅöÔsý³“[{œg×Áç·ÙçF?Þ{n4¶‡žë™õÛ%¬ÑvAìüâ Ú>5»Ö¸Ú‰¶KØ%i— åFINÌ*9±ÙGÆ`ûø¯]" l l ” Ä(/r» –Ú%Bi— ºººzû^x£WPÇEzÕœ¶ÃØ“²ŽIm'é×ã½GÒöó_Û…k· k3E·˜®Ém(µ]¸Òv«W¯ö¹í •Û c «í Þ‹l—P±ýôj;½ü‹ =ð/>ö¿À ZE…Ë¿ kÄ¿@ž‘gëû Á þE– þE–ÎþE–ª >_k¢ÿ-U ûù?€ïÄyQC}ÿ ó2 MïQå„?•ØH é ã‚-¤-‘ât§°ë%¸·>HŽAz ç!¶¤žã:²`5ïœb 6m}© ¶º¬EÇu¹p•0È\ÊöšDÄ-³Üf•9—þN< ¦— ëüŽD¤•ãº(íw$X»"&g£…šÍo*˜-§ãº(e\ @㺠ÈøÑ í79šëÜùp9í3©šW»ÈîvórŽ– > Ø»£l¯F½æh=Ø |?›£ÝOçh÷{5GÛäÞàø‹bÅ£|œ£Å¹»!• BPÁÞ VÛ]ÌKkæ; åd:] Pïáìí<¬'ò ’×ÂkI¸¿(¶£7û’ÞÆêiA¬|KíKŠë@<Û{ 奷›¼`^Ïfì% Û“ ÷‘ SÉK ³! ~– ™(/|»Ch_æ»|»¨FæîéžžËêûv ¹û8/æî½ÝT=wßÐþ£ø|þØ÷{¼Aš žh¸x/ùñl/ù¦Þ«™ÁÖ ½õÙÆ¿ÿƒÌ:À |6pÚ$ŸíaN¨9|œ/{ù£‚Ñ™Ký3oÔ4Ëg 7H±´#™í>š9*ùhæv[u' LJÖ×g³ø è³Ekûl¬] ‹I¨y3WÁô8õÙ¢ ŸÍ @> îq_‹{ñ %{iÖàÕ2 ½ ö û¾ w»ì©¹©¹øƒáƦös ´¹x|>½çâq s&\û=Ü# ÇÌnceÌûÙ õý ÙS¬G %”ßI œãá‰&ɶ¾oÒ߶ÖX®¥º^uݧԶêñ­– ݼÑ$ÙÍwM.»Ù·ç¨ä¾=·Û:ôCÀ´Þv³••v³µö &k3Äh/ÉÖ9 vÙÍÖŠÝl @v³Ø$ÙÍ™\vÓ WŠÝ ë±ÝL5ÞŽº^‰v3ÕØ,»¹óò³›ø|þ°›¸/*ÚÍ7L ÛMÌk®Ý Tv3É » yŒù¤#ý`7Éò^õ|RÙÍ2³Xe7Ûv •Ü¶ËvÛ·Ý 0­·Ýlã£ÝŒÑö7Y›!¦~æÞQ vÙÍ Ån¶ »YÇüÍI*»é·+ÅnNðÂnâ™KîñÀnî ~¹ÙM|>ØÍ3ÌßÌ×°›gšéo gþf;f7 }°›Û‰ o» @ŒÎvÓ9®?Oj¿à«÷•R@ZýÑovs ‘ö»Åµ®ÖÌn~ ñ|òg !©;Ú `úy•ífœv3V{Íšµ ÅyfÁ™ú¨ ×Ê{'Æ*v3.€ìæs ¯@æ 6ÿmÖàÕb7Çxl7‡…c< ïïE»9¬yãôý—ŸÝÄçó‡Ý< ð îmŠñ¹Üæ=1ï×fØÍ °›CYýœïÎõ0Kþæ³fýýMç ÷K>RÉQ¿ú›=Í’¿ù´ÙåoNçG%Oç·ÛF AÀ´Þþ¦ÕG»ÉiÛMÖfˆÑÏtV?¢`—¿É)vÓ @v ¿‘Es«ÙåoºóáJ±›ƒ¼°›Çµ .»Ùä»Æo\~v ŸÏï •2KþæbóÅþ&æýlhú]ãád õ5}±—O3{i òÃ¼æ ¦ã ÿŽÏŸaö26He/ÑF‚Žv‰€i½íe¼ö2A{^“µ b:.¿ãI »ìe‚b/ã È^.gö2+He/Ýøðßl/q<´e¡ öòÐåg/ñùüa/w3{ù‹†½ÜÝ l{9Ôg{¹Ú ÅIØÊÞ ‘åÊó8p‰ÚñY÷•Â—. Žlýˆx_¨Pºí#þ`ë ¡æÐ >£ àÝïñ5‘ÁBÍ‹‡)}dß;4¿rÿ;´|ÍÖ:z>Ò“—†Óü=¿EÐò †ó‰9ŠÖ‡4Öùx=,q ¸Äzqàü²îOˆGïfãšÂZÈà à ÀÝY¼²ÙIק9’ v¤¾›¸#uYbEj1à³ iµ ק•MX p>­8ñ|Ú²ÄÞéï v$!¬Kó_¬¸$ bÅ%*6?‰´l¬8Y ^c: wÛ R¬¸G¡Ò7 ’ñ9õ-O† à ‰í _z‹•¯J\Ò¢ïÔ< ؃ãxöî úPw&T$ß™ð©íáT LWèìC%ûèCµÕ-s²vEì\a È„`AÆx\ò¡Ú*ú” @ > Æ– ç}á"é̇rçC ûP_xàCÝë… …ýwò .ª±ïOÐN’ãõ}¨H *É *Ig*IU Ÿ/Ò ßŸ¬‡ŒOØz 7 ó~jÆ÷'%d6™LcðH‘Qäk¶bï¦áù­ ÝÚ ?ë ü;@¸F‚r¼eÒÇîÊ1:kR œÝÆ U×”òU7ohÑ •óà9çÁó Ãsî3Ivwñ …W--´¸ï©Ñ ˜^x•¾v7ÅG»ÛN{ìÊÚ quþlœ|NÁx\²»í »› @ vw’Yz? ÷qûÌ$ÝŸ; Ùî~íÁ»á —àû“2¾?q‹MՋŦêE¿?éå¿ïOäwÆ |üž u® „i10, dk£©¾Ýż ¦¦cë £QϦÐ8Aîñ¨‚ØûþQŒŽRA$Ã!^|oà‰L=áE_Žñø* ¹úò„Fúr\ "ߺúrŒ£hÑèË9/úrN羜Së <_¸Î}9Æ•Zc–dé?€wºÉ æm35 wª„Æ;ØÓh¼F”¨(•=–e'ˆž²Ô˜_ø ñ&lsä ©ØŸãÂɧ1aµäÀ=&,ÊÝ“Z ÜeI‰šý„_c¢ üÆd©KÐŲô “¥¦ÖpG ' Á|ÀÖìšÞú~×Ã5»Á {Áý< ³ïç|þ‚³Çp¡ì»2¾ì‹'ü¶&1¼ºÃ ½÷„gXÈüºƒ… » ,,ì5~ ¦ vÓׯ³ùè×¥j§Y›!&¹7 äÀ3 Æã’_—ªøu¶ òëŠà†ÚAû ’â9˜5øð?¿®Å¿+6³ïŠÍÔ¯3û߯k«ƒ_‡{f b? ²5ÁÍnbÞØ+À¯{Í ¿Î ÿO,vùum›òë Û,j¿Ž\ ~ >Ÿ?üºÙfI–Þ |—›LÍfs"— «_÷Z øu0v ~ÝØ-þõëæaßÏd)5èbY:Âd)¤‰ù¾áT†0-2Ê”d?CT Î|>_bˆòféýk ܧ ·¿÷ì"•lê +TU— ñd‚ÿü= žá¬QŠ‡ZÀü½aBz×aBJ÷ F"`:½«¾þ^šþ^º¶¿ÇÚŒâU%Bõö§\ ŽKþ^ºâï¥ ¿ç€ ú . Ç0•Ï• ÿó÷Z|-o ›Ç Aý½ þ÷÷’tð÷pM ; ¸­›=ż„+Àß{Ýc™ÚfÁû » ý½m ä[Ò èïáóùÃß r“b’Þ1îí&S˜×ã2ö÷^' 1•g •oØÕþõ÷0vÌ6&K8-u—¥mL–šŠs5€Ú$‰ƒòš®…݇Š¯#\ÿyH„À ˜ô^Ï}h¡P“ÖI(Ë,£ë¹þòñ:áû­øn <ƒµå® Cö® ³ƒ/AÀ´![_/ÃG/S{-–µ bâÈ JÙ `<.ùx™Š•— @>- 7´ .• ã˜ç·ÿùx->§— Èæô ©•—è•/Q o< Ó >ê-Ç Ž}hüoœÓÛfA•9ø•ËÇKlÊÇ3_~>->Ÿ?|¼|&KOá{ên2…y? ÿ7§çãœÞ„@ðñ ƒýëã¡mÙÈdé´†,md²dn b-Ö O< @~?/šao}» € ‘±”õöí¾éÄ;÷u ª¿ù¹ ìågýæÛm"R|n;T Â|»=áÙÙ{§:îoƒ€él}»ö>úv ´};ÖfˆÉ® ™õˆ‚ñ ¸äÛuP|»ö äÛ=F¤=²ûA$æÛ¹óáJ‰ =¦…};ŒÏ‹ûƒy × ß·ÆóJX=Íë+ÿZ*®/‹Ùn+ xÏÍvbÞ¡ fì¯&õÃw° ÖfPNÊñ CHý=Õä¾Ø›=´=‘£~Äûøв à á-0 <™Í O¦c„Éþ #„)ýŽ„}• } à}Œ= ¾s“#Ìû¦ ñ¡Ñ“â^ØhýÁª1€LûSfŠ½ ŒÂuÅe®1@<i">t´k ÐÐÞŽ• ŸOïøÐ8†ß p ¿­‚ Ánss˜‡sbÍùöb&¹Ž.ñ ¹¿VÛ < F|‹#Ý ¿A‚D¼QZ— ÕÕŸëÿ Oúw Œ ÆðµC¦úÍŸë c<.ùsvÅŸË • ½d”¾S<;g; S”},æë.×¥"`ºHg•.ËG•Î®íϱ6C\³»•Pú@• ýé FiOy3óçÜùp¥øs÷_¾ë±å¬.§ýp¹ÿæêRXñ ûaÔ»›!ãu£´/ë ·~ óÞ5J}jC6u*óçn¡>Ý4º_à t÷Üòzû|´a2 ª²±ò»/ê½@üÝg¯÷¢ÏÆo,bqõÙ)MõÙ)— _ŸÏ§wŸó ¸oà Fi_¢Ó {:œdß¾7$_¸&'À½J3wSA¦l õá âÚ+>ÔM– BÜŽëÙÇ?Ã|Wìãm:ÏÙä÷h?U…ñ%+ûø­Ö ùTØǧ°9›ŠÄ¯»T$~s]* ¦¿î¢oßÑÇ>>[;./k3Šï $8±•—1-§}|¶ÒÇw >~ d|Ìúø\ÖÇ»óáJéãûyaƒŸAýXé²ÁAMÙ`ûågƒñùô¶Á8ß•±É~ !8 Øâ6n¼ SÓóÝÒ> µµòºˆÅ Çñ ÚÎjƒþ¶SöñGÏ}ׯ¶³?³•U —íDŸüXÌ 9¨·¨¿Hëk;;ûh;;58>Â6£ l¦lC ›Jmg'Åvv °ñ ÚÎ —ítçÕb;ç…íÄk'?ê²aMÙÎŽ—ŸíÄçóÇœS ³•ë5lg ³•MÍ9 "sÁö [ ©ÙŠ •T‰"U~ª·6 ÷W.7Iq– 6éí~¿''¯ Ȇ1|‰sšßl*Æמi’b(U3›jý¡§5vuÞé ˜þ¡§¾6µ«6µ‹¶?*· `ç=7K1” ¦Ç©Mí ¢ØÔ® dS1Þüu&)†ÒNfSÝùp¥ØÔ·/ß9§{ØœÓ=tÎé-ÿÍ9Éñ)Ó}œsú?"í%;Ç$Å-\bºx/YŒó ÛˆM•Óè œSýÙ OçŸB˜_ ¡*/Ï-ø{nj };Ê®í1WßžÞTßžW¿o7\ };>ŸÞ}û ”cÈXÊöszÚM 1ïI“$ •Í} …{ ½ú,Àsh4¯®pl&•Hµ\Eº­q‡»½w ¡š«òe>ªŠõÿ_úa>Šö] / ùSü:õ ëÿO(óQ«ó* {ö•8 Ó«óôíÿs|ìÿ ÎGÑ6C|nžÔÿË •Óþß¡ôÿ9 6µ’õÿç•ù¨ú|øožz Ÿq• óQ}.¿1 >Ÿ?æ£0 ìV`Ø¿ v³»˜÷N ÌGå3Û‰óQ_úaìDõ½ö€_mç f;q>ê„2vZ•g•íÙõ õ i}mg7mgnƒc'ÚfˆÑfÊ6T¶©Ôvæ*¶³[€Ðvâ|ÔyeìTŸ WŠí â…ítb ­qÙÎЦlç ËÏgÅçÓÛvb<ŠQ•ñ<0l %ÆÔv³˜÷·fÄ£(PüÕitÎ!Jå§Ê~h sQ— îÝÝmôÛ µì´öPvÈ•©ìà\æpŒOn’âþÿÃMv0ïh3æ2ÇÀ½b,“élŒ £ú&K~OW±Ì{`4‡âü Ư36ÏnýÓ Ù›â…ì}‡ýÔZ—ì 7"{ c›8ëËžQCöÚy!{ít– ½vª2ø| :Ë-¾Ã‘ |¼ `>àÛÝÞ Á¼[MW]Bœd @°ÎÖL Ç Ïb%jíY u¬;“Ëæú~Z~Ý0æóÊ¿O‚¤ 8Éòï(Г¶“jõ¬âÕÚií_cý¾QÕï[Øs –•éÿ ¸ N † @ `ñÿ @ œ ø`I N o r m a l CJ _H aJ mH sH tH L ` L ø`I H e a d i n g 2 $ $ @& a$ 5 •OJ QJ \ •^J D A òÿ¡ D D e f a u l t P a r a g r a p h F o n t R i@óÿ³ R T a b l e N o r m a l l 4Ö aö ( k ôÿÁ ( N o ö 4Ö L i s t j š`³ ó j ø`I T a b l e G r i d 7 :V \ C` \ Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ø`I B o d y T e x t I n d e n t $ „Ð dh `„Ð a$ OJ QJ ^J @ B` @ ø`I B o d y T e x t $ a$ OJ QJ ^J 8 >` " 8 ø`I T i t l e $ a$ OJ B QJ ^J B Ô… ÿÿÿÿ E ÿÿ Ô… J ÿÿÿÿ " 1 2 ° Ä ê ü ý ~ æ ® , • _ ` ; < = > ? @ T ) + š # a / b 0 z À { ä ý ›  à ^ T _ y ö z Q Þ ! Ž • Õ- U V X G! H! J! n, o, ž ß ‘ É " Ÿ å Ê Ì ] " " ³ ë ´ ì L î Ý Þ ^ ` " *" +" ¦ Á ô  õ Ä ö - ã Ÿ R S - à x y { Ð Ñ Ó # Ù# Ú# c% L' Ù* Û* Òõ* Óö* / 9 ; . f. / 0 {0 p1 ;2 ë2 ¿3 •4 w5 6 ¦6 §6 Ü6 Ý6 [7 \7 •7 8 j9 2: ¬: Ô; •> €> •> ¯> °> ú? ·B 5D ®F NI £K ¤K ÍK ÎK áL sN tN uN ‘N ’N qO ðO )P ñP Q ‰Q R hR ŸR ÌR ÍR \T `U •V X Y ÉZ ÊZ ËZ ÌZ ÔZ ÕZ 8[ 9[ i[ ë[ ,\ ‰\ Š\ £\ ¤\ Ê] Ë] Õ] Ö] X_ mb dd éd àe œi j j j !j "j $j ÷j øj új Tk Uk Wk Äk Åk Çk 6l 7l 9l m m m ®m ¯m ±m n n n o o o ‹o Œo Žo ÿo p p “p ”p – p }q ~q €q 8r 9r :r fr gr s þs ^t u u üu ýu v v ]v Ïv Öv âv ìv õv öv ;w Pw ˆw €x Ãx Ìx Úx êx ùx úx Ây Óy íy { ({ ){ g{ y{ ‹{ •{ ¯{ °{ | | ï| ð| :} `} •} Ã} ~ ~ ~ ~ ~ ¥w Ûw Üw /x Cx Wx z -z z uz œz åz &| 0| A| B| ±| Â| kx •x Ñ| á| ~ ~ ~ ~ ˆ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ .~ M~ N~ O~ m~ n~ þ• ‚ Æ„ m† ¬‡ <‰ ö‰ ðŠ ñŠ Œ VŒ ùŒ ú• ÇŽ }• ~• Ê’ ¿• À• Ù• æ• ç• – -– :– C– U– g– s– •– Ž– •– ð™ ³› @œ gœ ‡œ Øœ <• ®• ž Ož †ž ‡ž ¸ž Úž Ÿ EŸ 0 Y Z È É ß K¢ •£ H¤ I¤ Y¤ Ä¥ ™§ £¨ /© © {ª |ª ¬ ¬ )¬ t- ž® 3± í² å³ (´ – ´ д µ [µ Õµ Öµ ¶ ¹ ¦º •¼ :¾ ²¾ ö¾ ú¿ Á Ê Ø BÁ ³Ë £Á |Í ¤Á »Ï U ‰Ñ í ¦Ñ và éÑ ,Ä [Ò OÅ \Ò PÅ Ó CÆ «Õ ñÆ •Ç ÅÈ ÆÈ éÉ êÉ Ø Ø -Û 8ß ªß 6à Æà vá wá ã ã <ã =ã Iã ‰ä ¥ä ¿ä Úä å %å >å Oå På må ç ©ç žé ê ‰ê Ðê 8ë oë Üë Ðì í gí •í î •î ×î ï ï ï pð åò ‰ô Šô ‹ô ¬ô -ô ö ß÷ zþ "ÿ šÿ ½ ¾ à [ › 5 p Í " ˆ Sì Tì ‰ì ©ì à÷ ø \ú »ü Ü - Ñ F {# :. À F Æ j Ù t u ¿ Ê ‚ Ô ú W n & & & & \' «( ¬( Ø( ³* F- N- O- ®- ¯- ñ‡. ˆ. ¡. ¢. Û/ Ü/ Ý/ ç/ è/ 1 ·3 ö4 T5 †6 @7 :8 ;8 Œ8 /9 0: ý: ³; ´; A< h< ˆ< Ù< == ¯= > P> ‡> ˆ> ¹> º> Ü> ? G? 2@ [@ \@ JA kB lB mB |B }B ³B ´B ãB çB ïB ùB C C ËC ×C áC ìC ÷C øC GD KD XD mD €D •D ´D ÄD ×D èD üD ýD @E `E uE ¡E ÅE ÆE MF YF eF vF }F ~F ¼F ËF ÛF G G G fG ‹G žG ±G ÅG ÆG H 0H UH yH ¤H ¥ H ßH ëH ÷H I I I I $I %I 0I 1I II JI ·L ¸L ëL M EM €M ÉM ÊM O O (O )O +Q LQ 2R ãR äR {T }T •T ŽT — W ˜W hX iX ÓX ÔX ×X ÞX çX èX êX õX 4Y 5Y 7Y EY ¨Y ©Y «Y ³Y Z ] Z Z Z BZ CZ EZ QZ ÄZ ÅZ ÇZ ÈZ ] ö^ ÷^ ø^ _ _ \a ]a b øb ùb ‚c ƒc £c ¤c ¬c -c d f d =d td Éd Êd ãd äd Šf ‹f Œf –f — h ½h Þh Äi uj wj …l nn Ãp Äp Óp Ôp q -q &q /q =q >q rq ‚q ’q £q µq ¶q r r #r <r cr dr ïr s s 3s 4s ³s ¾s Ês Üs ís îs tt ƒt ‹t –t t ¡t ìt ût <u =u •u u ´u Ãu Õu Öu :v Dv Nv Zv av bv šv ¦v ¸v Äv Üv Ýv ¾w ¿w Áw Âw Ãw Äw Åw ûw x 2x Px Qx !y "y 0y 1y @y Ay Cy Ey Gy Iy Ky My Oy Qy Sy Uy Vy ey fy hy jy ly ny py ry ty vy xy zy {y Šy Œy Žy •y ’y ”y s u u y – y ˜y šy œy žy Ÿy y ªy «y Úy ó{ | N| h| ª| Ê| } I} …} Í} Î} • l• m• è• é• [€ \€ Ž€ •€ • z Rz ‡z ¦z Úz { T{ …{ ·{ Ï} Þ} ß} à} \~ ]~ ±~ ²~ • • [• \• ‚ ‚ q‚ r‚ Ä‚ Å‚ Xƒ Yƒ éƒ êƒ K„ L„ ¶„ ·„ !… "… •… Ž… •… •… ‘… Å… Ñ… Ò… Õ… ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € © 0 € € Ð © 0 € € Ð ™ 0 € € Ô © 0 € € Ð © 0 € € Ð ™ 0 € € Ô © 0 € € Ð © 0 € € Ð ™ 0 € € Ô © 0 € € Ð © 0 € € Ð ™ 0 € € Ô © 0 € € Ð © 0 € € Ð ™ 0 € € Ô © 0 € € Ð © 0 € € Ð ™ 0 € € Ô © 0 € € Ð © 0 € € Ð ™ 0 € € Ô © 0 € € Ð © 0 € € Ð ™ 0 € € Ô © 0 € € Ð © 0 € € Ð ™ 0 € € Ô © 0 € € Ð © 0 € € Ð ™ 0 € € Ô © 0 € € Ð © 0 € € Ð ™ 0 € € Ô © 0 € € Ð © 0 € € Ð ™ 0 € € Ô © 0 € € Ð © 0 € € Ð ™ 0 € € Ô © 0 € € Ð © 0 € € Ð ™ 0 € € Ô ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € 0 ˜ 0 0 0 € € € € € € 0 € € € € 0 ˜ 0 0 0 0 € € € € ˜ € € 0 0 0 0 0 0 ˜ € € € ˜ € 0 0 € ˜ € Q Q Q ˜ € 0 0 ˜ € € ™ © © ™ © © ™ © © ™ © © 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ˜ ˜ ˜ ˜ € 0 0 0 € € € € € € € € € € € € € € € € € € € € € € € ˜ € Ô Ð Ð Ô Ð Ð Ô Ð Ð Ô Ð € € 0 0 Q 0 Ð € 0 € € ˜ 0 € 0 € ˜ € 0 ˜ € ˜ € € ˜ € 0 € € 0 0 € ˜ € 0 € ˜ € € ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ € € ˜ € 0 0 0 € ˜ € € ˜ € € € 0 0 € ˜ ˜ ˜ € 0 ˜ € € ˜ € € ˜ € € © ™ © © ™ © © ™ © © ™ € ˜ 0 € 0 © 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ˜ € 0 ˜ € € ˜ € € 0 ˜ € € € 0 € ˜ ˜ ˜ € € € € € 0 € ˜ € € 0 ˜ € 0 ˜ € ˜ ˜ ˜ ˜ € € ˜ € € € € € 0 € € € € € € € ˜ ˜ € € € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 0 0 0 € ˜ € € € 0 € € € € 0 0 0 ˜ ˜ ˜ ˜ € 0 € € ˜ € € ˜ € € 0 € ˜ € 0 ˜ ˜ € € € € € € 0 0 0 0 € ˜ € € € € 0 0 0 0 0 € ˜ € € ˜ ˜ € ˜ € € 0 0 € € € € 0 0 0 0 € € € € € 0 € € € € ˜ € ˜ € 0 0 0 0 0 0 € ˜ € € ˜ € € € ˜ 0 ˜ ˜ ˜ € ˜ ˜ ˜ ˜ € 0 ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ € 0 € € € € € € 0 ˜ € 0 € 0 ˜ € € € € € ˜ € ˜ € € 0 0 0 € € € € € € € € € € € 0 € ˜ € 0 € € € € € € € € € € € € € ˜ € Ð Ô Ð Ð Ô Ð Ð Ô Ð Ð Ô € ˜ € Ð € 0 0 € € ˜ € © ™ © © ™ © © ™ © ˜ € 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 € € € € € € € € € € € € € € € € € € € € Ð Ô Ð Ð Ô Ð Ð Ô Ð © © ™ © © ™ © © ™ ˜ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 € € € € € € € € € € € € € € € € € € € € Ð Ð Ô Ð Ð Ô Ð Ð Ô ˜ 0 € ˜ 0 0 0 € € € 0 € € 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 € € € ˜ ˜ ˜ € 0 ˜ € € ˜ € € € € € € € € € € € € € € € € € € € € € € € € € € € ]v ]v ]v ]v € öv öv öv öv € Üw Üw Üw Üw € €x €x €x €x € úx úx úx úx € z z z z € € € € € ){ ){ ){ ){ € ˜ € 0 0 € ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ € € € € € € € € 0 € ˜ € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ € 0 € € € ˜ € ˜ 0 € ˜ € 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 °{ °{ °{ °{ € € € € € € € € € € B| B| B| B| € € 0 € € ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ 0 € € ˜ ˜ € 0 ˜ € ˜ € 0 € 0 0 0 ˜ € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € € € ˜ € ˜ € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € ˜ € € € 0 0 € ˜ € 0 € € ˜ € € € ˜ € ˜ € 0 € € 0 0 0 0 0 € ˜ € € € € € € € ˜ € € ˜ € 0 € ˜ 0 € € € € ˜ € 0 0 ˜ € 0 € € € ˜ € € ˜ ˜ ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € € € ð| ˜ € 0 ˜ € ˜ € € ð| ð| ð| 0 ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ € 0 0 € ˜ € € ˜ 0 0 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € 0 ˜ 0 0 0 € € € 0 € © % 0 0 0 ™ ˜ € € ˜ € 0 € € € € 0 © € € 0 0 © % © & © & € € 0 0 Ð Ð Ð Ð € € ˜ € € € € 0 ˜ 0 ˜ € 0 € € ˜ ˜ € 0 € € € € 0 ˜ ˜ ˜ Ð € € € ˜ € € € © % 0 0 0 ˜ € € Ð 0 ™ € € € € € € € € Ð Ð Ð 0 Ð € © € € © % € 0 Ô © & © & Ô € ˜ € 0 € ˜ € ˜ 0 € 0 0 0 0 0 € € € € € € € € € € ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ 0 0 0 € € € € € € ˜ ˜ ˜ 0 € € ˜ 0 € 0 0 0 € € € ˜ 0 € ˜ 0 € € 0 0 0 €É 0 €É ˜ 0 0 0 0 0 €É 0 0 0 ˜ 0 0 0 €É 0 €É 0 0 0 €É 0 0 €É 0 €É € € €É ˜ €É ˜ 0 €É ˜ €É ˜ 0 ˜ 0 €É €É 0 €É €É €É ˜ 0 ˜ 0 0 0 0 €É €É €É €É ˜ ˜ ˜ ˜ 0 €É 0 €É €É ˜ 0 ˜ 0 €É 0 ˜ €É ˜ 0 ˜ 0 €É 0 €É 0 €É ˜ €É ˜ 0 ˜ 0 €É ˜ €É ˜ 0 ˜ 0 €É ˜ 0 €É ˜ 0 0 0 €É €É €É €É ˜ ˜ ˜ 0 €É 0 €É €É ˜ 0 €É ˜ 0 ˜ 0 €É ˜ 0 0 ˜ 0 ˜ 0 0 €É ˜ 0 €É €É ˜ ˜ 0 0 €É 0 0 €É €É ˜ ˜ 0 €É 0 €É €É ˜ - 0 €É €É 0 0 €É ˜ ˜ - 0 €É ˜ ˜ €É €É ˜ ˜ ˜ 0 ˜ €É €É ˜ ˜ ˜ €É ˜ 0 €É €É €É ˜ - 0 0 €É ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ 0 €É 0 0 €É €É €É €É €É ˜ ˜ ˜ ˜ 0 ˜ 0 €É €É €É 0 0 0 0 €É ˜ ˜ ˜ 0 ˜ 0 €É €É €É 0 0 0 ˜ ˜ ˜ €É ˜ €É ˜ ˜ €É €É ˜ 0 0 ˜ €É ˜ ˜ 0 ˜ ˜ €É ˜ € €É €É €É € ˜ 0 ˜ ˜ ˜ €É €É €É ˜ € €É ˜ 0 0 0 0 ˜ 0 ˜ ˜ ˜ ˜ €É €É €É €É ˜ ˜ ˜ 0 ˜ €É € ˜ ˜ ˜ €É ˜ € € €É €É €É 0 0 0 0 ˜ 0 ˜ ˜ ˜ ˜ € ˜ €É €É ˜ 0 ˜ € € € 0 € 0 ˜ 0 0 0 0 0 0 €É €É €É €É €É ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ 0 € ˜ 0 0 € 0 0 ˜ € 0 ˜ 0 0 0 0 ˜ " ˜ " ˜ " ˜ ˜ €à÷ 0 €à÷ 0 €à÷ ˜ $ 0 ˜ $ ˜ €à÷ ˜ 0 €à÷ €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 0 €à÷ €à÷ € ˜ €à÷ 0 0 0 €à÷ €à÷ ˜ 0 0 €É ˜ 0 €É ˜ 0 €à÷ ˜ ! ˜ ! ˜ 0 €à÷ ˜ " ˜ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ # €à÷ ˜ " ˜ " 0 ˜ 0 €à÷ ˜ $ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ ˜ €à÷ 0 €à÷ €à÷ 0 €à÷ 0 0 €à÷ €à÷ ˜ 0 ˜ €à÷ ˜ # €à÷ ˜ 0 ˜ ' ˜ €à÷ €à÷ ˜ €à÷ ˜ 0 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ €à÷ ˜ # 0 €à÷ 0 ˜ 0 ˜ 0 €à÷ €à÷ ˜ €à÷ €à÷ 0 ˜ # ˜ # ˜ €à÷ 0 0 0 0 €É ˜ ˜ ˜ €à÷ €à÷ €à÷ ˜ 0 0 0 0 0 €É €É €à÷ ˜ ! 0 €à÷ €à÷ ˜ 0 €à÷ €à÷ €à÷ €à÷ ˜ 0 0 ˜ ! ˜ 0 ˜ ˜ ˜ €à÷ €à÷ €à÷ €à÷ €à÷ €à÷ ˜ ˜ ˜ €É ˜ 0 ˜ ˜ 0 €à÷ €à÷ 0 0 0 0 0 0 0 €É ˜ €É €É €É €É €É ˜ 0 €É €É ˜ 0 0 0 €à÷ 0 0 €à÷ € ˜ 0 € ˜ €à÷ ˜ ' ˜ ' € ˜ €à÷ ˜ 0 0 €à÷ 0 ˜ €à÷ 0 ˜ €à÷ 0 ˜ €à÷ 0 0 €à÷ ˜ # 0 0 ˜ €à÷ ˜ €à÷ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ 0 0 0 €à÷ ˜ ) 0 €à÷ €à÷ 0 0 0 0 0 €à÷ €à÷ €à÷ €à÷ €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ ) € ˜ 0 0 0 0 €à÷ €à÷ €à÷ ˜ ˜ ˜ €à÷ ˜ ( 0 €à÷ €à÷ €à÷ €à÷ €à÷ €à÷ €à÷ €à÷ ˜ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ˜ €à÷ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ 0 ´B ´B C C øC øC •D •D ýD ýD ÆE ÆE ~F ~F G G ÆG ÆG 0 0 ¥H ¥H ˜ €à÷ ˜ 0 * * €à÷ €à÷ ˜ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ) ) ) ˜ 0 €à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ 0 € ˜ €à÷ € ˜ 0 ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ + 0 + 0 0 + 0 + 0 0 + 0 + 0 0 + 0 + 0 0 + 0 + 0 0 + 0 + 0 0 + 0 + 0 0 + 0 + 0 0 + 0 + 0 0 ˜ + + 0 0 €à÷ €à÷ 0 ´B ´B C C øC øC •D •D ýD ýD ÆE ÆE ~F ~F G G ÆG ÆG 0 ¥H € ˜ €à÷ ˜ 0 0 €à÷ €à÷ ˜ ) ˜ ) ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 € € € € € € € € € €à÷ € ˜ 0 €à÷ € ˜ ( 0 ˆ> 0 ˜ €à÷ 0 €à÷ ˜ + €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ ¥H à÷ à÷ €à÷ 0 ( * * * ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + 0 ˜ + ˜ + ˜ 0 € ˜ €à÷ € ˜ 0 à÷ €à÷ 0 €à÷ € ˜ ( 0 0 ˆ> ˆ> ˜ €à÷ ˜ ) 0 0 P> € ˜ €à÷ ˜ 0 à÷ à÷ € ˜ ( € ˜ €à÷ ˜ 0 0 0 0 ˆ> ˜ à÷ €à÷ 0 € ˜ ( € ˜ €à÷ ˜ 0 0 ˜ €à÷ 0 €à÷ €à÷ € ˜ ) € ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ €à÷ € ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 € ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ © 0 €à÷ Ð © 0 €à÷ Ð © 0 €à÷ Ð ™ 0 €à÷ Ô © 0 €à÷ Ð © 0 €à÷ Ð © 0 €à÷ Ð ™ 0 €à÷ Ô © 0 €à÷ Ð © 0 €à÷ Ð © 0 €à÷ Ð ™ 0 €à÷ Ô © 0 €à÷ Ð © 0 €à÷ Ð © 0 €à÷ Ð ™ 0 €à÷ Ô © 0 €à÷ Ð © 0 €à÷ Ð © 0 €à÷ Ð ™ 0 €à÷ Ô © 0 €à÷ Ð © 0 €à÷ Ð © 0 €à÷ Ð ™ 0 €à÷ Ô ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ . 0 €à÷ ˜ . 0 €à÷ € ˜ . 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ / 0 €à÷ € ˜ / 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 0 €à÷ € ˜ 0 0 Ôp à÷ ˜ 0 0 Ôp à÷ ˜ 0 0 Ôp à÷ ˜ 0 0 Ôp à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 0 €à÷ € ˜ 0 0 >q à÷ € ˜ 0 0 >q à÷ € ˜ 0 0 >q à÷ € ˜ 0 0 >q à÷ € ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 0 €à÷ ˜ 0 0 ¶q à÷ ˜ 0 0 ¶q à÷ ˜ 0 0 ¶q à÷ ˜ 0 0 ¶q à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 0 €à÷ € ˜ 0 0 dr à÷ ˜ 0 0 dr à÷ ˜ 0 0 dr à÷ ˜ 0 0 dr à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 0 €à÷ € ˜ 0 0 4s à÷ ˜ 0 0 4s à÷ ˜ 0 0 4s à÷ ˜ 0 P> à÷ 0 à÷ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4s à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ 0 ˜ ˜ 0 ˜ 0 ˜ ˜ 0 ˜ 0 ˜ ˜ 0 ˜ 0 ˜ ˜ 0 ˜ 0 ˜ € ˜ ˜ 0 ˜ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 îs 0 îs 0 € ¡t 0 ¡t ¡t 0 ¡t 0 =u 0 =u € =u 0 =u € 0 € Öu 0 Öu Öu 0 Öu 0 0 0 ˜ 0 0 bv bv ˜ 0 0 bv € € ˜ 0 €à÷ € ˜ €à÷ € ˜ €à÷ € ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ € ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ , 0 €à÷ ˜ , 0 €à÷ ˜ , 0 €à÷ ˜ , 0 €à÷ ˜ , 0 €à÷ ˜ , 0 €à÷ ˜ , 0 €à÷ ˜ , 0 €à÷ ˜ , 0 €à÷ ˜ , 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ - 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ - 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ - 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ - 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ - 0 €à÷ ˜ - 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 0 €à÷ ˜ 1 0 €à÷ ˜ 1 0 €à÷ ˜ 1 0 €à÷ ˜ 1 0 €à÷ ˜ 1 0 €à÷ ˜ 1 0 €à÷ ˜ 1 0 €à÷ ˜ 1 0 €à÷ ˜ 1 0 €à÷ ˜ 1 0 €à÷ ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € îs îs €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ à÷ à÷ €à÷ bv à÷ à÷ €à÷ 0 ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ € ˜ € ˜ € ˜ ˜ ˜ ˜ € 0 € ˜@ € 0 0 0 0 € ˜@ € 0 € ˜@ € 0 € ˜@ € € ˜@ € € ˜@ € € ˜@ € ˜@ € 0 € ˜@ € 0 0 € ˜@ € 0 € 0 ˜@ € 0 ˜@ € € ˜@ € € 0 € ˜@ € 0 ˜@ € 0 € 0 € ˜@ € 0 0 € ˜@ € € ˜@ € 0 € € ˜ € ˜@ € € € ˜@ € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € € / 0 À ä 1 2 ° Ä ü ý ~ _ ` @ Þ} ß} à} \~ \€ • € € ˜@ € 0 0 0 € ˜@ € 0 ˜@ € 0 ˜ € 0 0 € ˜@ € 0 € ˜@ € 0 € ˜@ € € € ˜@ € € € ˜@ € 0 ˜@ € € € ˜ 0 0 ˜@ 0 è• é• 0 æ • ® • , l• • m• [€ • [• \• ‚ ‚ q‚ r‚ Ä‚ Å‚ Xƒ Yƒ éƒ êƒ K„ L„ ¶„ ·„ !… "… Ž… •… Õ… š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 KÈ 0 0 K È 0 0 KÈ 0 0 € KÈ 0 0 € KÈ 0 0 € @ 0 0{ 0 0Ž… * «Q Ýf † •› )´ å W% ‡6 ÜF 1Q AX 3h ‡o =} Tƒ ‡ Ž• Ô• Ç Ë Ü Þ á ô ö û ! # ` _ å! Á" -# Ž# $ Ý$ x% Ð% Ò& U' É' ]( G) * Ù2 Ý> ÎS Êb él ÷r Ts Äs 6t u ®u v w ‹w ÿw “x }y 8z ý} ù€ ±„ † V” ç• ð¡ ߨ [½ ñÎ Æè Ðò -ü Ê" ®5 /A 2H ìK vN Q +Y ç` 4a ¨a b • Bb Äb g ½p z ì| ¾• Q• – h„ •ˆ Å• Ô• È Ê Ì Í Î Ï Ð Ñ Ò Ó Ô Õ Ø Ù Ú Û Ý ß à â ã ä å æ ç è é ê í î ï ð ñ ò ó õ ÷ ø ù ú ü ý þ ÿ Ö ë × ì " $ ( ð ð ð ð ð Ó• É ƒc Ÿc ¡c @ -ñ ÿÿ ÿ €€€ ÷ ð ðB € ð ðB ð Ô… :”ÿ•„ ðÜ ð8 ð ð ðz ð S ð- ¿ Ë ? \ú- )¶ ÿ ð ”ì ¿w *¶ Ô… p * Ô ® t ÿÿ` (¶ +¶ ¶ ´îÇ .¶ ^ ,¶ Ôì /¶ - Ô 1¶ L 2¶ Ì¿# 6¶ E 7¶ ´MÔ 8¶ L5Ô 9¶ lF :¶ „Æ© ;¶ ”³µ <¶ ,Ò Å =¶ ´ÒÅ >¶ ¤¿µ ?¶ DÂ" @¶ ,-¸ A¶ ¬B¶ œ? C¶ < D¶ $@Ô E¶ ¼9¸ F¶ ô§ G¶ 4¨ H¶ œÃµ I¶ Üõ J¶ ôF K¶ 4G L¶ tG M¶ ´G N¶ Ä9Ì O¶ :Ì P¶ D:Ì Q¶ „:Ì R¶ Ä:Ì S¶ ;Ì T¶ °µ U¶ T°µ V¶ ”°µ W¶ Ô°µ X¶ ±µ Y¶ T±µ Z¶ ä¼µ [¶ $½µ \¶ d½µ ]¶ ¤½µ ^¶ ä½µ _¶ $¾µ `¶ d¾µ a¶ ¤¾µ b¶ ä¾µ c¶ ÜöÇ d¶ ÷Ç e¶ \÷Ç f¶ œ÷Ç g¶ Ü÷Ç h¶ øÇ i¶ \øÇ j¶ œøÇ k¶ Ü øÇ l¶ ùÇ m¶ \ùÇ n¶ œùÇ o¶ ÜùÇ p¶ úÇ q¶ \úÇ r¶ œúÇ s¶ ÜúÇ t¶ ûÇ u¶ \ûÇ v ¶ œûÇ w¶ ÜûÇ x¶ üÇ y¶ L´µ z¶ Œ´µ {¶ Ì´µ |¶ Œ 3¶ Ô] Tí 4¶ 0¶ ä<Ì 5¶ µµ }¶ Lµµ ~¶ Œµµ •¶ ̵µ €¶ ¶µ •¶ L¶µ ‚¶ Œ¶µ ƒ¶ ̶µ „¶ ·µ …¶ ê ’ L·µ †¶ Œ·µ ‡¶ Ì·µ ê ’ ] · · i i ô ô M M m m Å Å — — ÷ ÷ • Æ Æ Q Q 5R 5R ·i j j “j íj íj Jk Jk Ÿk Ÿk *l *l ƒl ƒl £m £m ûm ûm 6o 6o Ío Ío -p p Ëp üp üp "§ "§ »© »© âÎ âÎ “Û šÛ ¦Û ¦Û ±Û Q• Q• E€ E€ ƒ€ ƒ€ ø€ ø€ >• "‚ "‚ S‚ S‚ £‚ £‚ 3ƒ 3ƒ Ѓ Ѓ £„ £„ ö„ ö„ … w… w… Õ… ! . : F R ^ " # / ; 0 < G S › % 1 2 = I H T _ ó › $ U > J V & ' ( ) 3 4 @ 5 A 6 B ? K W L X M Y N Z * + 7 8 C O [ , 9 D P \ E Q ] ó f À À r r ý ý V V v v Î Î ž Ï Ï $Q $Q >R >R Ài j j œj öj öj Sk Sk ¨k ¨k 3l 3l Œl Œl ¬m ¬m n n ?o ?o Öo Öo 6p 6p Ôp q q '§ '§ À© À© åÎ åÎ ™Û ¤Û ¯Û ºÛ ºÛ W• W• M€ M€ Š€ Š€ û€ û€ H• (‚ (‚ Y‚ Y ‚ ª‚ ª‚ :ƒ :ƒ ׃ ׃ ª„ ª„ þ„ … … … … Õ… ! . @ " / A # 0 B $ 1 C % 2 D & 3 ' 4 ( 5 ) 6 * 7 + 8 J , 9 K : L ; < = > ? E F G H I M N O P Q R S T U V W X Y Z [ \ ] ^ _ 9 *€ur n:schemas-microsoft-com:office:smarttags €State €= *€urn:schemasmicrosoft-com:office:smarttags €PlaceName €= *€urn:schemasmicrosoft-com:office:smarttags €PlaceType €8 % *€urn:schemasmicrosoft-com:office:smarttags €City €B ` *€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags €country-region €9 _ *€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags €place € @¨Á ` _ _ ` ` ` ` ` _ _ _ _ _ _ P ™ : _ ` ` % X ¨ a _ _ _ _ ] ® b _ ` ` u ¹ { _ _ ` _ % % _ ~ } ¾ À _ _ ` ` ` _ _ _ s ` ` ` ` _ % ` % i ¸ z ` _ _ _ ` ` % % % W ¢ A ` _ _ … 1 2 0 † ü ` ` _ _ _ _ % 5 ‘ þ ¹ _ _ ` ` ` % _ < – _ ` ` ` _ _ ` ` _ _ % ? ` _ _ @ % ` _ D _ % E O ½ ¾ Ã Ä Ç É Ï Ð × Ø Ý Þ ä å ì , . / 3 4 9 : E F P Q V W ] ^ e f j k o q | } † ‡ ‘ ’ — ˜ ž Ÿ ¦ § ´ µ º ¾ Ã É Ð Ñ à á é ö û ü ÿ # $ ) / 7 8 = > D E K L Q R W X ^ d n o z { „ … — ›  à G N œ î O ¡ ö ô T ¤ ž U ¥ Ÿ Z ° â ç è í ¨ î k · l  q Ê r Ë » x Ñ À y Ò Á ~ ß Ç • à È Š ç ‹ è ‘ í ° ´ º Ñ Ò Þ ß ñ ò þ ÿ * + . / 5 6 ; < ? @ J L U V [ \ b c i j n o x y | } ˆ Ž “ ” ˜ ™ ¤ ¦ ¬ ² ³ ¹ º À Á Ä Å Ê Ë Ï Ð Õ Ö Û Ü á â ë ì ò ö * + 3 4 6 7 ; = G H M N [ \ i j y ~ • “ š › ¡ ¥ ª ® ³ ¾ Ê Î Ó × Ü ã é í ü á ¤ d ± [ ² _ ³ % ‚ • ù d º + „ ž ú j » 0 Š § o Ä 4 ‹ © C • ¶ p Å " z Ì # { Í ) ƒ Ó * „ Ô 2 Š Ù 3 ‹ Ú < ˜ à B ™ ä L ž M Ÿ ð ï R « û V ¬ ü N S T X Y _ ` f g o p y { · º » À Á Ë Ì ß å ê ë ò ó — 3 r Á 4 t Â Æ É % t $ o Ç = z < y Ë * ƒ Ñ + F € Ó + Ž Ü 2 “ ã G • Ô J ‹ â 3 ” ä K Œ æ 8 ™ ê P ˜ õ 9 š ë Q ™ ? ž ï @ Ÿ ð ú T ¡ U ¢ ^ « _ ¬ ¯ H ¥ I ¦ N ¬ U - ¹ û e f ° ] k ¹ ^ º l » d ½ e ¾ h £ j ¨ & k ¬ 1 r ± 2 s · x 8 J O T y z Þ 9 y ¾ ! B ~ ¿ % ß C • Î * ä L ‰ Ï , å × / ê M Š ç 0 î P • ï 3 ô Q Ž ð 8 õ Z – ø = ú [ ` a g ù > C D H • Ø ( • ‚ Ù ã ) • é 1 “ ì 2 ” í = › ñ > œ ò H ¡ ù I ¢ ÿ S © T ª \ ¯ g Ä m È n Î t Ó z Ô ! w º % z ¾ + { ¿ 0 € Æ 1 • Ì 5 ‡ Ñ 6 ˆ Ù @ • Þ % ^ « þ _ ¬ ÿ f ¶ g · l Æ m Ç v Í F ‘ ß + w Î I • â . † Ò J › ã / ‡ Ó N æ 3 ‹ Û O ¡ ç 4 ’ à V ¥ ì ; ˜ ä \ ¦ í < ™ ê a ° ó ? • ï s ¶ @ ž ð v ¹ E ¥ õ X ¦ ö " T £ ë - W ¦ õ X § û _ « þ ` ¬ ÿ e ³ - # f ´ - * l · + { ¸ 4 • ½ 5 … Ó : Š × ; ‹ Ý ? • â @ Ž ã J ’ å P “ æ S • ê - - "- )- /- 0- 4- 5- <- B- G- Y- `- ah- i- l- m- v- w- z- {- „- …- Œ- •- ‘- ’- š- ›- ¢- §®- ¯- ´- ¶- »- ¼- Ä- Å- Ê- Ë- Ð- Ó- Ô- Õ- Ù- ß- ä- åç- è- ï- ð- ö- ÷- ÿ% & + 3 B H K LR X \ b f g l r { | ~ • † ‡ • Ž – ¡ § - ° ± · ¸½ ¾ Ç Ì Ð Ö Û Ü Þ ß æ ç í î ö ( ) 8 9 = > C D M N [ ` d j t u w x | } „ … ‹ Œ ” Ÿ £ ¤ « ± ´ µ ¸ ¹ ¾ Õ Û Ü å æ ê ë ñ ò ø ù ý þ ! ! ! ! ! ! '! (! .! /! 3! 9! E! J! N! O! S! T! [! a! e! f! i! o! t! u! •! €! Š! ‹! •! Ÿ! §! -! ±! ²! ¸! ¹! Â! Ã! È! É! Ð! Ñ! Ü! Ý! ã! ä! è! é! ó! ô! ù! ú! ÿ ! " " " " " " " (" +" /" 0" 5" G" K" L" Q" U" Y" Z" d" e" i" j" m" o" t" u" |" •" ˆ" ‰" Ž" •" •" – " š" ›" " ¡" ¨" ©" ¯" ·" º" »" ¿" À" Ç" È" Ì" Í" ß" à" å" æ" ë" ì" ò" ó" ú" û" # # # # -# 0# 4# 5# :# ;# B# L# Q# R# Z# b# e# f# m# n# r# s# w# x# }# …# Š# ‹# –# — # # ¡# «# ¬# ±# ²# ¸# ¹# À# Á# Æ# â# å# æ# ë# ö# ÿ# $ $ $ $ $ $ % $ $ $ %$ )$ .$ 6$ ;$ >$ G$ H$ L$ M$ U$ ]$ l$ m$ r$ t$ z$ {$ •$ €$ „$ …$ ‰$ Š$ ’$ “$ ¥$ ¦$ «$ ¬$ °$ ±$ ¹$ Ä$ É$ Ê$ Ð$ Ñ$ ×$ Ø$ Ü$ Ý$ å$ æ$ í$ ò$ ù$ ú$ ÿ$ % % % % % % % "% &% '% /% 0% :% ;% B% C% H% I% M% N% `% d% m% n% t% u% •% €% ‡% ˆ% •% Ž% ’% “% ¢% £% «% ¬% ·% ¸% ¾% ¿% Ä% Å% Ë% Ì% Ð% Ñ% Õ% Û% à% á% ë% ì% ñ% ò% ù% ú% & & & & & %& 0& 1& 7& 8& ?& @& F& G& R& S& Z& [& f& g& q& u& z& {& „& …& Ž& •& — & ™& ¤& ¥& ©& ª& ®& ³& ½& ¾& Ã& Ä& Î& Ï& Ö& ×& æ& ç& ò& ó& ø& ù& þ& ÿ& ' ' ' ' U' ' [' ' \' ' c' ' d' #' $' (' )' 0' 5' <' =' B' D' I' M' T' i' j' n' o' u' v' ~' •' †' ‡' Œ' •' •' – ' ›' •' ¢' ¤' ®' ²' Á' Â' Ì' Í' Ò' Ö' Û' ß' ä' ê' ñ' ò' ( ( ( ( ( ( ( !( %( (( /( 5( >( ?( D( E( N( U( Z( [( b( c( r( }( …( •( ˜( ™( £( ¤( °( µ( ¼( ½( Æ( Ç( Ê( Ï( Ø( Ù( á( â( ç( ï( ø( ý( ) ) ) ) ) ) ) ) ) ') () ,) 6) 7) ;) <) C) D) J) K) P) X) ]) b) f) g) k) l) p) q) {) •) †) ‡) ‘) ’) š) œ) ¢) £) «) ¯) ¾) ¿) Ä) È) Í) Ó) ×) Ø) ä) è) ÷) ø) ý) * * * * * * * #* %* .* /* 4* 5* ?* n* o* {* €* Š* ‹* Ž* •* ˜* ™* Ÿ* Ö* å* ô* ö* û* ÿ* + + + + + + *+ ++ 3+ >+ I+ J+ P+ [+ ‰+ “+ — + œ+ + ¥+ «+ °+ ´+ ¹+ ½+ Â+ È+ Õ+ , , @* J* K* S* ^* c* d* * ¥* ·* ¿* À* Å* Í* j+ l+ w+ x+ ‚+ ƒ+ ˆ+ à+ ï+ ð+ ô+ õ+ ù+ , , , , -, #, ), 1, 3, 9, D, H, I, O, P, U, Y, \, ], d, e, l, t, w, x, •, ƒ, †, ‡, ‰, Š, •, Ž, “, •, ›, ¡, ¥, ¦, °, ±, À, Á, Ê, Ë, Ö, ×, à, â, ç, è, ó, û, - - - [ºú. . . ". d. k. z. . š. ›. ¥. ã. ä. è. / / / / R/ §6 \7 ;8 <8 [@ _ ` d d Éd Êd f ˜f ¬f -f †l mn on ‘q ’q — q ˜q ¢q £q øq r r r Pµñ- - Z¹ö- - -- !- "- $- %- (- )- -j- k- t- u- €- ˆ- Ž- •- ˜¾- ¿- Ã- Ä- Ê- Ë- Ñ- Ò- Ûÿ#. ). /. 3. 4. >. ?. C. D. {. €. •. ‰. Š. •. – ¦. ¶. ·. ¼. ½. Á. Â. Æ. Ç. é. ï. ð. õ. ö. ü. ý. / / / / -/ #/ '/ ,/ 2/ 5/ 6/ 9 qO ðO ñP Y 9[ .~ Ì~ FjB mB }B Ó^ õ^ ø^ _ ` [a ]a øb ùb •c ¤c ¬c -c ãd äd Ge Ie Šf Œf – Êf Ëf 2g 4g ‡g ˆg h h ¼h io jo Àp Äp Òp Ôp =q >q rq ¨q ©q ´q ¶q Áq Âq Çq Èq Òq 6- >- ?- E- K- Oš- ž- Ÿ- «- ¬- ´Ü- à- á- ç- è- íS. T. X. Y. _. `. Ë. / :/ O- Ì. Ò. Ó. Ù. Ú. ;/ C/ D/ I/ J/ ¾h ÷h øh uj xj ƒl wq xq •q ‚q ‡q ˆq Ùq Ûq æq ïq ðq ÷q r r r r r r "r #r .r 2r 3r ;r <r Er Fr Jr Kr Nr Or Yr Zr br dr ir jr or pr wr xr ‚r ƒr ‰r ‹r ”r šr ¢r £r -r ®r ´r µr »r ¼r Är År Êr Ër Òr Ór Úr àr çr èr îr ïr ör ÷r ÿr s s 4s ;s <s Bs Cs Gs Hs Os Ps Xs Ys ]s ^s es fs ms ns qs ’s ™s šs ¢s £s ¥s ¦s «s ¬s ²s ³s ½s ¾s És Ês Ïs Ðs Ûs Üs ãs äs ìs îs ÷s øs ýs þs t t t t !t "t (t )t 6t <t Dt Et Gt Ht Mt Nt Vt Wt \t ]t ft gt lt mt st ƒt Št ‹t •t – t Ÿt ¡t ¨t ®t ·t ¸t ¿t Àt Æt Ót Ût åt ët ìt ôt õt út ût u u u u u u -u u $u u 2u 3u ;u Mu Vu Wu iu ju lu mu ru su €u •u Šu ‹u •u •u –u — u Ÿu u ¨u ©u ³u ´u ¼u ½u Âu Ãu Éu Êu Ôu Öu Ùu Úu ßu àu êu ëu ïu ôu ùu úu v v v v v !v (v )v v 2v 9v :v Cv Dv Mv Nv Yv Zv `v bv ™v šv Ûv Ýv ¾w Åw çw ïw ûw x x x x x 2x Cx Px Qx y 1y 4y 5y =y Vy Yy Zy by {y ~y •y ‡y ·y ¿y Ày Åy Çy Ëy Ìy Ñy Òy Øy Úy Wz ‡z Œz ¥z ¦z ±z ³z Ðz Ñz Ùz Úz éz ëz "{ ${ S{ T{ I} a} c} „} …} •} Ÿ} Ì} Ï} Ý} à} \~ ]~ °~ ²~ ·~ é~ ò~ õ~ û~ • • • (• Z• _• m• q• r• |• }• ‚• Š • ”• •• ˜• ™• Ÿ• • ¥• §• °• ±• ·• ¸• • Ê• Ñ• Ò• Õ• Ö• Û• Ü• á• â• ç• ;€ C€ \€ c€ k€ t€ u€ y€ z€ •€ •€ ˜€ þ€ • • • • • • "• .• 5• 6• <• >• H• K• R• S• Z• \• b• ¿• ³‚ »‚ ¼‚  ł Ì‚ Ï‚ Ó‚ ׂ â‚ ê‚ ô‚ õ‚ ƒ ƒ ƒ ƒ !ƒ $ƒ %ƒ 1ƒ 3ƒ :ƒ =ƒ Iƒ œƒ ƒ ¡ƒ §ƒ ¨ƒ ¾ƒ ƒ à Ƀ Úƒ âƒ êƒ òƒ ôƒ úƒ „ „ ‚ ƒ r‚ £‚ ­‚ ²‚ ¬ƒ °ƒ ¶ƒ ¸ƒ ½ƒ „ … „ "… „ J… "„ Õ… („ K„ L„ £„ ª„ ­„ µ„ î„ ô„ … À ã ä , 0 • 2 • ^ ¯ ` ° Ã Ä : é A ê S û T þ ` } b ~ y å { æ ¹ ® + í ð , p ó õ ö ˜ › Á à G ¸ ¼ ö P Q • ¨ ² ´ º ö z { â — º T x z Ý - !- §6 \7 ”7 •7 8 8 9 9 qO ðO ñP ŸR §R ÍR [T \T _U `U •V •V X X Y Y 9[ h[ i[ ê[ ë[ +\ ,\ ˆ\ Š\ ¢\ ¤\ É] Ë] Ô] Ö] W_ X_ lb mb òc &d )d dd çd ”f ·g s s •} Â} Ã} ~ ~ ,~ .~ Ì~ ý• þ• ‚ ‚ Å„ Æ„ l† n† «‡ ­‡ ˆ ˆ ;‰ <‰ õ‰ ö‰ ÖŠ ñŠ ƒ‹ „‹ Œ Œ UŒ VŒ øŒ ùŒ ù• ú• ÆŽ ÇŽ |• ~• É’ Ê’ i• x• µ• ¾• •– .— /— ¼— ½— º˜ ¼˜ ¿˜ ™ î™ ð™ ºš »š A› •› “› 6œ ?œ @œ fœ Ÿ £ {¡ I¢ K¢ Æ¢ Ç¢ œ£ @¤ G¤ Y¤ 6¥ 7¥ Ã¥ Å¥ “¦ •¦ õ¦ •§ ˜§ Þ§ ç§ ð¨ ô¨ »© À© |ª ðª ñª C« D« ¬ )¬ s- u- •® Ÿ® 2± 4± ì ² î² ä³ æ³ '´ (´ •´ –´ Ï´ д µ µ ¹ Zµ [µ Ôµ ¶ @¶ A¶ ¢¶ £¶ ö¶ /· >· Ä· È· ë· g¸ ‰¹ Ú¹ Þ¹ Iº ¥º §º e» »» ¾» $¼ (¼ ö½ ú½ ¨¾ ±¾ Ѹ Õ¸ Á AÁ BÁ ¢Á ¤Á T V ì í uà và +Ä ,Ä NÅ QÅ BÆ CÆ ðÆ ñÆ ŽÇ •Ç ÄÈ ÆÈ èÉ SÊ UÊ ÝÊ áÊ &Ë *Ë ³Ë ¥Ì Í Í ›Í ©Í ªÍ Î Î ‚Î ƒÎ áÎ âÎ ¹Ï »Ï ”Ð •Ð Ñ {Ñ ˆÑ ¦Ñ èÑ éÑ ZÒ \Ò Ó Ó ªÕ ¬Õ Ø Ø ‚Ø ƒØ ÚØ ÛØ ÝØ WÙ Ú Ú ;Ú µÚ ¹Ú -Û …Ü †Ü îÜ ïÜ !Ý ÐÞ âÞ ¢ß ©ß ªß F- O;8 <8 [@ jB mB }B ÷^ ø^ _ _ [a ]a b b ÷b ùb •c ¤c «c -c d <d =d sd td Èd Êd âd äd ‰f Œf •f ˜f h h ¾h Ýh Þh Ãi Äi tj xj „l †l m n on Âp Äp Òp Ôp q q q -q %q &q .q /q <q >q qq bv ™v šv ¥v ¦v ·v ¸v Ãv Äv Ûv Ýv ½w Åw "y Úy Rz Wz †z Œz ¥z ¦z Ùz Úz { { S{ T{ I} „} …} Ì} Ï} Ý} à} G~ ²~ é~ ô~ • )• Q• Y• ÿ• € € D€ I€ O€ \€ j€ ƒ€ Œ€ ¸€ Å€ ø€ ý€ • =• >• J• •• – • ¿• ‚ ‚ )‚ S‚ [‚ r‚ £‚ ¬‚ Å‚ ã‚ õ‚ ƒ 3ƒ <ƒ pƒ ›ƒ œƒ ·ƒ ˃ ̓ Ѓ Ùƒ („ J„ L„ £„ ¬„ Å„ Ò„ Ù„ á„ … … "… J… Q… \… {… •… Õ… 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 ® ! H! m o Œo z uz @œ Ê ‰Ñ 3 3 3 3 3 , • G • ‘ J! ñP ‰Q m ¯m ±m Žo p p œz åz °{ gœ É ß ¦Ñ 3 _ 3 3 Ÿ 3 3 ´ 3 3 ¦ 3 3 ö 3 Y 3 3 î Ó øj Þ à y { Ñ ŸR ÍR i[ ë[ j $j n n o ”p –p ~q €q :r gr Ïv | B| ±| ð| :} •} ÖŠ I¤ Y¤ ¬ )¬ Öµ ¶ êÉ 3 3 3 À Â Ä Ó- Õ- V új Uk Wk öv ñŠ ;w i• ¥w •– 3 3 3 ä 3 3 2 5 X Ê Ì ^ Åk Çk 7l ` 9l /x úx Ây - Ø Ø 8ß ªß ã Iã xä Úä å î må ×î ‰ê ï Ðê à÷ oë ø Üë ‰ì ©ì •í - ¥ À Ô ¬( Ø( ;8 A< h< ´B C ËC øC GD ýD @E uE ¡E ÆE MF ~F ¼F ÛF G G fG ÆG H ¥H ßH JI ëL M ,Q LQ ÔX õX 5Y EY ©Y Z CZ QZ ø^ _ ¤c -c td äd Œf ˜f ¾h Þh Äp Ôp q ¶q r dr ïr 4s ³s îs tt ¡t ìt Öu :v bv šv Ýv "y «y …} à} E€ •€ S‚ r‚ £ ‚ Å‚ ö„ "… w… Œ… •… Å… Ð… Õ… 8 Ä PÕˆ³ÿ ÿ ÿ ÿ D§ zóR•ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ö •… Õ… 1 »6 …Gç nŽîøÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ü ú J3ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ e ˜ – ßÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ¼ › nr¶mÿ á8 ð8’‰ÿ ßr8- v8¯ÿ C7 "Ö‚ fÿ üt,$¦sLèÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ¦0ü'äTˆ¦ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ n L)Îa\»ÿ =9 u,zz’@ÿ UWt."lH8ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ "O/ ÿ ›Fe0 ÿ Ì ²2 ÿ ¼rC6Öu(yÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ô0~6ìî öÿ 0: B²[ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ 4: ÿ >Há†Kÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ŸYø? ÿ ¾_UC®^ähÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ámÖH– ÞNÿ ]•I¼ ùj Ç^zC v8¯ÿ < ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ YF6JŒ ²ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ U" MÞo\Üÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ 'JÃN Ï ‰ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ŸJ°O v8¯ÿ ž qJ v8¯ÿ *»QN pŒÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ;3 R ÿ 啳UjwøÐÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ì zW ÿ b)x\ ÿ à$¼b p$ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Š ‡f [tLÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ << g v8¯ÿ ¦`Oh ‹v ÿ <¹l0§¤Íÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ì{¯n v8¯ÿ {H¡oPÕˆ³ÿ 4R r v8¯ÿ ¿!yt¬÷î{ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ w:wÌì@§ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ñke}PÕˆ³ÿ F {~ÊRœ…ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ „8 „˜þ Æ 8 ^„8 `„˜þo( . „Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( . € „ „p „@ „˜þ Æ ^„@ `„˜þ‡h „ „˜þ Æ „Lÿ Æ p ^„ `„˜þ‡h ^„p `„Lÿ‡h @ ˆH . € ˆH ˆH . . ‚ € „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h „˜þ Æ ^„ `„˜þo( ( „p „˜þ Æ p ^„p `„˜þ‡h „@ „Lÿ Æ @ ^„@ `„Lÿ‡h ˆH . € „ ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ ˆH . ‚ „ ) „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . „à „˜þ Æ à ^„à „° „Lÿ Æ ° ^„° „€ „˜þ Æ € ^„€ „P „˜þ Æ P ^„P „ „Lÿ Æ ^„ `„Lÿ‡h ˆH . o( . € „ „˜þ Æ ^„ „p „Lÿ Æ p ^„p „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . „ € `„˜þ‡h `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . ‚ € € ‚ „Ð `„˜þ‡h `„Lÿ‡h € ˆH ˆH . . ‚ € „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( . ^„ `„˜þo( . ‚ „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ „ „ ˆH . € „˜þ Æ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h ˆH „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h ˆH „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h ˆH „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h ˆH • „kþ Æ • ^„• `„kþo( . ^„Ð `„˜þo( . „h „˜þ Æ h ^„h `„˜þOJ QJ o( „˜þ Æ 8 ^„8 `„˜þo( . ^„W `„ þo( ( ) € „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h ˆH „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ . . . . € € ‚ „Ð „˜þ Æ ·ð „W . . ‚ € „ þ Æ „ Ð „8 W „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( . „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ . . ‚ € „ € ˆH ˆH „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h 8 „˜þ Æ 8 ^„8 `„˜þo( . ^„Ð `„˜þo( . . € „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ „Ð ˆH ˆH . . ‚ € „˜þ Æ „ „Ð „˜þ Æ Ð Ð ^„Ð `„˜þo( „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h h „˜þ Æ h ^„h `„˜þo( . ^„h `„˜þo( . . € „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . „Ð ˆH ˆH „˜þ Æ . . € € ‚ „ „h „˜þ Æ h „h „˜þ Æ h ^„h `„˜þo( Ð ^„Ð `„˜þ6 o( . ‚ € „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h h „˜þ Æ h ^„h `„˜þo( . ^„Ð `„˜þo( . € „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ „Ð ˆH ˆH . . ‚ € „˜þ Æ „ Ð „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h h „˜þ Æ h ^„h `„˜þo( . ^„Ð `„˜þo( . € „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ „Ð ˆH ˆH . . ‚ € „˜þ Æ „ Ð „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h h „˜þ Æ h ^„h `„˜þo( . ^„Ð `„˜þo( . € „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ „Ð ˆH ˆH . . ‚ € „˜þ Æ „ Ð „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . „à „Lÿ Æ à ^„à „° „˜þ Æ ° ^„° „€ „˜þ Æ € ^„€ „P „Lÿ Æ P ^„P „h „˜þ Æ h ^„h „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þ6 Ð ^„Ð `„˜þo( . o( . ‚ „p „Lÿ Æ p ^„p „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . „ ‚ `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h `„˜þOJ o( ˆH ˆH ˆH ˆH QJ . o( . . . . ·ð € € ‚ „Ð „ `„Lÿ‡h € ˆH . € „˜þ Æ „Ð „˜þ Æ ^„ `„˜þ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h ˆH . € „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h ˆH . € „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h ˆH . h „˜þ Æ h ^„h `„˜þo( . ^„Ð `„0ýo( . . Èûo( . . . „ . . . . „ „`ú Æ ^„ `„`úo( . . . . . „ „øø Æ ^„ `„øøo( „ „Ð „0ý Æ Ð „8 „Èû Æ 8 ^„8 `„ „`ú Æ ^„ `„`úo( . . . . . „p . „•÷ Æ p ^„p `„•÷o( . . . . . . . `„(öo( „Ø . . „(ö Æ . . Ø ^„Ø . . . . `„(öo( „Ø . . „(ö Æ . . Ø ^„Ø . . . . „h „˜þ Æ h ^„h `„˜þOJ „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( . „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ QJ o( € ˆH ˆH . ·ð . . „Ð ‚ € „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( . „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ . . ‚ € „ € ˆH ˆH „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h „h „˜þ Æ h ^„h `„˜þOJ „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( . ^„ `„˜þo( . ‚ „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ ˆH ˆH ˆH ˆH QJ o( . . . . ·ð € € ‚ „Ð „ ˆH . € „˜þ Æ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h h „˜þ Æ h ^„h `„˜þo( . ^„Ð `„˜þo( . € „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ „Ð ˆH ˆH . . ‚ € „˜þ Æ „ Ð „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h h „˜þ Æ h ^„h `„˜þo( . ^„h `„˜þo( . ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ „h „ „˜þ Æ „ h „˜þ Æ ^„ `„˜þo( . „Ü „˜þ Æ „¬ „Lÿ Æ „| „˜þ Æ | ^„| `„˜þ‡h ˆH „L Ü ¬ € ^„Ü `„˜þ‡h ^„¬ `„Lÿ‡h . € ˆH ˆH . . ‚ € „˜þ Æ L ^„L `„˜þ‡h ˆH . ‚ „ „Lÿ Æ ^„ `„Lÿ‡h „ì „˜þ Æ ì ^„ì `„˜þ‡h „¼ „˜þ Æ ¼ ^„¼ `„˜þ‡h „Œ „Lÿ Æ Œ ^„Œ `„Lÿ‡h ¡ „ ý Æ ¡ ^„¡ `„ ýo( . „Ü „˜þ Æ Ü ^„Ü `„˜þ‡h „¬ „Lÿ Æ ¬ ^„¬ `„Lÿ‡h „| „˜þ Æ | ^„| `„˜þ‡h ˆH . € „L ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ . . ‚ € „ € ˆH ˆH „˜þ Æ L ^„L `„˜þ‡h ˆH . ‚ „ „Lÿ Æ ^„ `„Lÿ‡h „ì „˜þ Æ ì ^„ì `„˜þ‡h „¼ „˜þ Æ ¼ ^„¼ `„˜þ‡h „Œ „Lÿ Æ Œ ^„Œ `„Lÿ‡h „h „˜þ Æ h ^„h `„˜þOJ „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( . ^„Ð `„˜þo( . . ‚ „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ ˆH ˆH ˆH ˆH QJ o( . . . . ·ð € € ‚ „Ð „ ˆH . „˜þ Æ € „Ð „˜þ Æ Ð ^„ `„˜þo( „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „à „° „€ „P „h „˜þ Æ „h „˜þ Æ „ „p „@ „˜þ Æ ^„@ `„˜þ‡h „ ˆH . ‚ „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h „˜þ Æ h ^„h `„˜þOJ 8 ^„8 `„˜þo( . „˜þ Æ h ^„h `„˜þOJ Ð ^„Ð `„˜þo( . „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h @ ˆH . € ˆH ˆH ˆH ˆH QJ o( QJ o( € ˆH ˆH . . . . ·ð € € ‚ „8 ·ð . . „Ð ‚ € „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þ6 o( „/þ Æ ^„ `„/þo( „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ ˆH ˆH ˆH ˆH . ( ˆH . . . . € € ‚ „ „ ) ‚ . € „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h 8 „˜þ Æ 8 ^„8 `„˜þo( . ^„ `„Mþo( ( ) o( . ‚ „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ „ „ ˆH . € „˜þ Æ „ „Mþ Æ ^„ `„˜þ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h ˆH „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h ˆH „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h ˆH „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h ˆH M Š ‡f UWt. üt,$ 'JÃN ¦0ü' <¹l 4R r Ì{¯n ámÖH á8 ;3 R C7 " Ô0~6 ¼ › "O/ << g ñke} ŸYø? b)x\ ž qJ ßr8Ç^zC ŸJ°O > e w:w ¼rC6 ]•I . . . . 1 € € ‚ D§ ¿!yt U" F {~ à$¼b ›Fe0 4: Ì ²2 =9u, n L) ¦`Oh »6Ä ùj Ö YF6J ì zW {H¡o ü 0: 啳U …Gç *»Q ¾_UC ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ1 ÿÿ1 xžÂ/ äçÎ. æ'Jù „΂ €›(ê r%~& ’ò§ ÀŠ–Ê fI"G Æ:,í`Ì~å \¦jÌˆð ž å ø`I ë]Æ ? @ T ö ã z å ë ì î Á Â Ä ! Ž • ‘ Ý Þ à x y { Ð Ñ Ó Õ- U V X É Ê Ì ] ^ ` G! H! J! " " j j j !j "j $j ÷j øj új Tk Uk Åk Çk 6l 7l 9l m m m ®m ¯m ±m n n n o o ‹o Œo Žo ÿo p p “p ”p – p }q ~q €q 8r 9r Ê’ ¿• À• Ù• æ• ç• C– •– Ž– ™§ ر ¶ |Í «Õ Ø -Û Iã Ü/ +Q ŽT — W ÔX ×X ÞX çX èX êX õX 4Y 5Y 7Y EY ¨Y ©Y «Y ³Y Þ ß Ò- Ó- Wk Äk o Z y • Z N| \• Z h| ‚ ž Z ª| ‚ ž – BZ Ï} q‚ CZ à} Õ… ž EZ \~ QZ ±~ Õ\ • h é• ½h [€ Qx •€ ž ž ž ž ÅZ • ž ž ž ž ÄZ ²~ ž ž ž ž ž ž ž ž ž – ž ž ž ž ž ž – ž ž ž ž ž ž – yº 0 ` ÿ ÿ@ € ÷^ ÷^ ÿÿ U n k n o w n ÿÿ G • ‡z € R o m a n 5 • Hç˜ ÷^ @ M S Ç ‡z € ‡z a € ‡ " 1 ˆ ðÐ h à ± ð ÿ ÿ Ÿ »Ø ÷^ ÿÿ ÿ Ô… ÿÿ ÿÿ ÿÿ ÿ T i m e s N e w € S y m b o l 3&• A r i a l 5&• T a h o m a A&• T r e b u c h e t »Ø $: lK ´ ´ •• 4 Ç Ã $: É„ lK É „ 2ƒQ ð •ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ø`I 2 2 T r a v e l M a t e S e r i e s HX )ðÿ ? ä ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ ÿÿ B B M S e r i e s T r a v e l M a t e Ð 1 - ! " # $ % & ' ( ) * + , - . / 0 þÿ à…ŸòùOh «‘ Ü è D +'³Ù0 ü ˆ • ˜ $ ¨ ´ Ð P \ h 2 p - x - € ä TravelMate Series BBM - - - Normal.dot Office Word @ FÃ# þÿ TravelMate Series @ ´á ±#Ê @ - 1 ú¤8±#Ê ÕÍÕœ. “— +,ù®0 - Microsoft $: lK ì h œ ¼ p ¤ | ¬ „ ´ Œ ” Î ä - - à BBM 2 Ç É„ æ - Title ! . @ R " / A S e d w ‰ ˜ ª ¼ T f x Š ™ « ½ Ï Î á ó # 0 B U g y ‹ š ¬ ¾ Ð â ô $ 1 C V h z Œ › ¿ Ñ ã õ % 2 D E W i { • œ ® À Ò ä ö & 3 F X j | Ž * 7 I [ m • ‘ ± à \ n ’ ² Ä ³ Å × é û ü ] o Æ Ø ê , 9 K • “ ¢ ´ ¡ Ö è ú + 8 J € Ÿ Õ ç ù H Z • °  ) 6 l ~ ž Ô æ ø G Y • ¯ Á ( 5 k } • Ó å ÷ ' 4 ^ p ‚ ” £ µ Ç Ù ë ý : L _ q ƒ • ¤ ¶ È Ú ì þ ; M ` r „ – ¥ · É Û í ÿ < N s … > P b t † ? Q c u ‡ v ˆ — ¦ ¸ Ê Ü î = O a § ¹ Ë Ý ï ¨ º Ì Þ ð © » Í ß ñ à ò þÿÿÿ' ( ) * + , 3 4 5 6 7 8 9 : ; < = > ? E F þÿÿÿH I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z [ \ ] ^ _ ` a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z { | } ~ • € • ‚ ƒ „ … † ‡ ˆ ‰ Š ‹ Œ • Ž • • ‘ ’ “ ” • – — ˜ ™ š › œ • ž Ÿ ¡ ¢ £ ¤ ¥ ¦ § ¨ © ª « ¬ ® ¯ ° ± ² ³ ´ µ ¶ · ¸ ¹ º » ¼ ½ ¾ ¿ À Á Â Ã Ä Å Æ Ç È É Ê Ë Ì Í Î Ï Ð Ñ Ò Ó Ô Õ Ö × Ø Ù Ú Û Ü Ý Þ ß à á â ã þÿÿÿå æ ç è é ê ë þÿÿÿí î ï ð ñ ò ó þÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿù þÿÿÿþÿÿÿþÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿR o o t E n t r y ÿÿÿÿÿÿÿÿ À F `Ù,I±#Ê û € D a t a ! . @ " / A # 0 B $ 1 C ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ e % 2 D & ‹@ 1 T a b l ÿÿÿÿ o c u m e n t a t i o n ä t i o n 8 C o m p O b j ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ G Î9 W o r d D ÿÿÿÿ .J S u m m a r y I n f o r m ( ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ D o c u m e n t S u m m a r y I n f o r m a ÿÿÿÿÿÿÿÿ ì q ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ þÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ þÿ ÿÿÿÿ À F Microsoft Office Word Document MSWordDoc Word.Document.8 ô9²q