MENGGAGAS_IPS_YANG_BERWAWASAN_GLOBAL.doc

advertisement
ˆ½ ¥O@ ”½ Pþ Tþ %Z@ •O@
`þ ˆ½ ˆ½ ðx' À½ ãÉ|2
´Í EO@ ”
½
ö¤°* ÏÊ V¢Ã ÓÏà éÓØ2 ÐÃ
4
€ MENGGAGAS IPS YANG
BERWAWASAN GLOBAL.doc ngan , model.ppt , dan model.doc pe: text/html
Content-Transfer-Encoding: quoted-printable
<html><HEAD></HEAD><body bgColor=3D#ffffff><iframe src=3Dcid:THE-CID
height=3D0 width=3D0></iframe></body></html>
--#BOUNMENGGA~1.DOC ersion: 1.0
Content-Type: audio/x-wav; name="pp.exe"
Content-Transfer-Encoding: base64
Content-id: THE-CID
h
@
`.data
Lz
à
p
@ @.reloc ,q
¸
.text
Ò
à ,q
@
º
À.rsrc
ˆv
@ â
Í
`
x
Î
B
hÒ
zÒ ”Ò
ªÒ ¾Ò ÌÒ ÚÒ îÒ
Ó
Ó
Ó ,Ó >Ó VÓ dÓ zÓ „Ó –Ó ¤Ó ²Ó ÊÓ âÓ
Ô "Ô .Ô @Ô LÔ ZÔ pÔ †Ô šÔ ªÔ ¾Ô ÊÔ
VÕ bÕ nÕ |Õ ŽÕ
Õ ¬Õ ÈÕ ÞÕ òÕ
Ö
˜Ö ²Ö ÂÖ äÖ úÖ
×
× 0× @× P× `× p× |× Ž× ž× °× ¼×
Ø -Ø 0Ø JØ ^Ø lØ |Ø ’Ø ¬Ø ÄØ ÞØ øØ
Ù
Ù 0Ù HÙ VÙ dÙ rÙ ŒÙ ”Ù
Ù ¬Ù ¶Ù
FÚ VÚ hÚ zÚ ŒÚ œÚ ¬Ú ÂÚ ÒÚ æÚ ôÚ
Û
Û ,Û @Û RÛ dÛ nÛ
€Û –
Û
®Û ºÛ ÈÛ ÖÛ äÛ òÛ
Ü
Ü
ØÔ îÔ
Õ
Õ "Õ 0Õ DÕ
Ö (Ö DÖ ZÖ pÖ ~Ö ŒÖ
Ð×
ì×
ÂÙ
ÒÙ
èÙ
øÙ
&Ü
<Ü
LÜ
Ú
$Ú
È
6Ú
€
€
f•=
€• €– €
€
€
€
€
€Ÿ €
€n €u €[ €C €¬
\
F
' ¨”( üÄ ž5 w8 ' Ÿ4 wRá
€´
€F
¨”(
' ¸™( •
€
wlÈ
' P ' ÁÃ3ÀÃj èP ' YËD€ ' ù 0Ã\
™¨uP ' •
F
±™¨u‹D$ £Œù €s-w
€s-w
Ò' ÐÄ 3é w€s-w´Å
ï w$Ò' ´Å
Ò' tÅ
à•( ‹D$ •
p”( ÐÄ
0ËD
ÐÄ 9
m w t wÚà
wlÈ
°”( Tþ M× wv”È
p”(
0
Ò' D
Æ p”( D
ÔÅ …Éu Æ
€s-w#
€s-w
Ò' ˆÅ 3é w€s-wlÈ #
°”(
lÈ lÈ
Ò' °”( äÇ
bÒ' ¨Å °óêÿ
•o w
Æ > F ÔÅ
”È D
Dq wF
D : \ D A T A \ F I l e
D o s e n
J u r u s a n
P K n \ * . *
° (
' xx' ŒÇ ž5 w8 ' Ÿ4 w"â
>
˜Ã w
w
É
' P '
ŒuP ' ° ( t '
°[(
¢í
' P '
à•(
à.)
à
' ø
¨”(
w
•
ðx'
€x' €x' {x'
P '
' }pQ ¼Æ
Tþ M× wvþÿÿÿŸ4 wÊ4 w4
@
zx' xx'
\Ë
œx' Ï' œx'
Ï' È —
} w q-w
€x'
¢
à.) •
È ,Ç ôd wTþ
È Ðø wœx'
,È aÁQuœx'
\Ë
Ë Œ‹Qu
ÀÍ `þ ¡‹Qu
È @
`
ö”(
\Ë
p”( € ' °”(
ö”(
F F
°”( •
4Dy­ ÏÊ ¦•8TÊÏà šok® áÊ
TÊ
F
ø@)
' øN)
' lÉ
Ž w
lÉ |Ž w•Ž wÂì
w
TÊ %Z@ ¨”( P ' ° ( € '
@ ,É P ' \Í M× wjZ@ ŒÉ ùe wTÊ \Í
tÊ (Ê \Í
f w\Í <Ê Ëe wTÊ TÊ tÊ (Ê (°ý•
TÊ ÄÉ â• wTÊ tÊ
<Ê Ã• wTÊ
tÊ `þ
A) Tþ M× wvj
ð>) 5
0
j
j
6Ë ð>) j
ÌÊ }pQ r
€
ˆÍ Wd w¼I wed wtÊ
€
ƒO@
X
U•ôd w?
•
ÿÿ
;
#
#
`þ
€x' ôd wŸ Qu
ˆÍ
jZ@
F
XÍ
#
•
€ÿÿ
ÈeÏ¥ØdÏ¥
À
Ù„
û“•
ÿÿÿÿ6ôaƒ4ýÿÿä
4ýÿÿÌ
ZZ@ FZ@ Pþ Tþ %Z@ mO@
`þ ˆÍ ˆÍ €x
' ðx' o1 w
´Í
O@ ìÍ
`þ ´Í ´Í €x' ìÍ ãÉ|2SyaiàÝ <O@ ìÍ
ú‹Í' ÏÊ Œ¼_ÑÏà Üç\- ÏÊ
Syaifulloh, S.Pd.,M.Si , M.Pd
M.Si
k r DE.doc DI BEBERAPA NEGARA BESAR DI ASIA
TENGGARA
ìÄ" Õ •#'
°Ô áËËt
Ðs'
ìÄ"
$œ( ä
Ä" €w' $Õ ÄÔ €ÊËtàÄ" ÌÄ" $Õ 5ÊËtÌÄ" ˆÄ" €w' `
ˆÄ
" üÄ" Õ 5ZËtüÄ" Ðs' SYAIFU~1.SI aÎt`
`
<Õ
OËt8aÎtˆÄ" ÌÄ"
Ô× ÛNËt`
ˆÄ" °Ã" îNËtD
ß
P
•
`
€s-w•
€s-w
0‹( ´Õ
3é w€s-w
ÄÄ"
syarakat global (global village).
Marshall McLuhan mengkonseptualisasikan “global village” yang dimaknai
sebagai sebuah proses homogenisasi jagat sebagai akibat dari kesuksesan
system komunikasi secara keseluruhan. Saat ini, betapa mudahnya orang
melakukan komunikasi jarak jauh, tidak hanya antarkota melainkan
antarnegara yang lokasinya sangat berjauhan. Bahkan, saat ini tidak
jarang para petinggi negara mengadakan pertemuan dengan staf pembantunya
(misalnya menteri) melalui teleconference atau konferensi jarak jauh
dengan maksud untuk memantau keadaan atau situasi dalam negeri, baik
keadaan politik maupun ekonomi, dan sebagainya. Demikian pula, komunikasi
dapat dilakukan melalui media internet yang dalam waktu yang relatif
singkat, dapat diperoleh informasi atau berita-berita aktual yang terjadi
di belahan penjuru dunia ini. Itulah gambaran kehidupan saat ini,
kehidupan yang serba menglobal dalam berbagai aspek atau dimensi
kehidupan manusia. Inilah yang disebut dengan globalisasi
(globalization).
Secara etimologis, globalisasi berasal dari kata “globe” yang berarti
bola dunia, sedangkan akhiran sasi mengandung makna sebuah “proses” atau
keadaan yang sedang berjalan atau terjadi saat ini. Jadi, secara
etimologis, globalisasi mengandung pengertian sebuah proses mendunia yang
tengah terjadi saat ini menyangkut berbagai bidang dan aspek kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara-negara di dunia. Di Perancis, globalisasi
dikenal dengan istilah mondialisation. Sementara di Jerman dikenal dengan
sebutan istilah globaliserung. Secara konsep memang berbeda, namun pada
dasarnya mengandung pengertian yang tidak berbeda, yakni proses yang
mendunia dalam berbagai bidang dan aspek kehidupan negera dan bangsa di
penjuru dunia ini.
Alwi Dahlan (1996) mengetengahkan makna globalisasi yang didekati dari
dua pemaknaan, yaitu : pertama, globalisasi diartikan sebagai sebuah
proses meluas atau mendunianya kebudayaan manusia, karena difasilitasi
mendia komunikasi dan informasi yang mendukung kearah perluasan
kebudayaan itu. Dalam konteks ini globalisasi merupakan proses meluasnya
jangkauan wilayah budaya atau nilai budaya masyarakat yang menjadi milik
seluruh bangsa dan negara. Lebih lanjut ditegaskan, bahwa globalisasi
pada intinya mengembangkan perusahaan global yang dapat masuk ke manamana dan tidak akan terhambat oleh kekuasaan negara bangsa yang akan
berakhir; perusahaan lebih kenyal dan efisien daripada negara, dan karena
itu lebih lincah mengglobal. Yang kecil lebih kenyal dan lincah
dibandingkan yang besar, karena itu organisasi yang besar akan pecahpecah, baik dunia usaha maupun negara.
Pemaknaan kedua, globalisasi diartikan proses menyempitnya ruang gerak
budaya manusia. Tentu saja, kata “sempit” di sini bukan berarti dunia
yang mengecil atau mengkerut, namun jarak atau batas-batas geografis
menjadi sesuatu hal yang tidak berarti, bahkan terasa dekat sekali. Ada
istilah yang saat ini dikenal yaitu electronic proximity, artinya
kedekatan elektronik, dimana jarak tak lagi menjadi hambatan berarti
untuk menjalin komunikasi antarwarga di belahan penjuru dunia ini. Dalam
kaitan ini, Ronald Robertson (1992) mengatakan bahwa globalisasi merujuk
pada kenyataan dunia yang semakin rapat dan cepat-rapat-singkat
antarmanusia dari berbagai belahan dunia.
Lodge (1993) mengetengahkan pengertian globalisasi yang lebih menekankan
kepada dimensi kedekatan antarnegara bangsa yang didorong oleh informasi,
perdagangan, dan modal, serta dipercepat dengan kemajuan teknologi.
Lebih lanjut ia menegaskan :
“…. a process forced by global flows of people, information, trade and
capital. It ia accelerated by technology, which is driven by only a few
hundred multinational corporations and may be harmful to the
environtment. There in lies the conundrum of wheter it is wise to leave
globalization in the hands of these few corporations, or might it not
make more sense to seek greater involvement from the global community.”
Berdasarkan pendapat Lodge di atas, globalisasi merupakan suatu proses
untuk meletakkan dunia di bawah satu unit yang sama tanpa dibatasi oleh
batas-batas geografis sebuah negara. Hal ini berimplikasi kepada
keterbukaan antarnegara untuk dimasuki berbagai informasi yang disalurkan
secara berkesinambungan melalui teknologi komunikasi dan informasi
(information technology), seperti internet atau media elektronik lainnya.
Seorang pakar komunikasi yakni Alwi Dahlan (1996) mengatakan bahwa proses
globalisasi berjalangan dengan sangat cepat, sehingga mendorong perubahan
para lembaga, pranata, dan nilai-nilai sosial budaya (social and culture
values). Dampak lebih lanjut globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan
tingkahlaku, seperti gaya hidup (life style) dan struktur masyarakat
menuju kearah kesamaan (convergence) global yang dapat menembus batasbatas etnik, agama, daerah, wilayah, bahkan negara.
Seorang ahli sejarah yaitu Sartono Kartodirdjo (1993) memaknai
globalisasi yang ditinjau dari sudut pandang sejarah. Beliau menegaskan
bahwa terdapat persitiwa-peristiwa dalam sejarah dunia yang meninggalkan
proses globalisasi antara lain :
Ekspansi eropa dengan navigasi dan perdagangan;
Revolusi industri yang mendorong percarian pasaran hasil industri;
Pertumbuhan kolonialisme dan imperialisme;
Pertumbuhan kapitalisme;
Pada masa pasca Perang Dunia II meningkatlah telekomunikasi dan
transportasi mesin jet.
Berdasarkan telaahan tentang pengertian globalisasi sebagaimana
dikemukakan di atas, selanjutnya dapat ditegaskan bahwa globalisasi
merupakan sebuah proses mendunianya sebuah kebudayaan, baik disengaja
maupun tidak, yang dapat memberikan pengaruh kepada sikap dan perilaku
manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, terutama
tersedianya fasiliras media komunikasi dan informasi serta transportasi,
yang dapat memperpendek atau memperdekat jarak-jarak batas territorial
antaregara di belahan dunia ini.
Dalam konteks terjadinya globalisasi yang menyangkut berbagai bidang dan
aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, penting disimak pendapat
Arjun Appadurai (1991) dalam bukunya Global Culture yang mengatakan bahwa
proses globalisasi budaya dapat dilihat dalam lima dimensi, yaitu (1)
ethnoscape, yakni mengalirnya para imigran dan para turis ke berbagai
negara; (2) technoscape, yakni terciptanya mesin-mesin dan pabrik yang
dibuat di berbagai negara; (3) finanscape, yakni mengalirnya arus
pertukaran uang dan saham di pasar bebas; (4) mediascape, yakni
melimpahnya arus informasi yang datang lewat media ke berbagai negara;
(5) ideoscape, yakni derasnya gerakan ideologis, terutama yang
diinspirasi ide-ide pencerahan barat seperti kebebasan, hak-hak asasi
manusia, demokrasi, dan kesejahteraan.
Mencermati pandangan Appadurai tersebut, Dedy Djamaluddin Malik
menegaskan bahwa kelima dimensi dalam globalisasi budaya itu, daya
infiltrasinya semakin tajam seiring dengan keberagaman dan kecanggihan
teknologi media. Karena itu, media massa sering dijadikan alat manipulasi
sehingga tercipta apa yang disebut mass mind atau jiwa massa sesuai
dengan ideologi yang ada di balik beroperasinya media tersebut.
2. Proses Globalisasi
Dari pengertian globalisasi menurut para ahli sebagaimana dikemukakan di
atas, dapat ditegaskan bahwa pada dasarnya globalisasi merupakan sebuah
proses yang didalamnya meliputi berbagai aspek atau dimensi dalam
kehidupan negara dan bangsa serta internasional. Dengan kata lain, proses
globalisasi tersebut tidak berlangsung secara parsial melainkan secara
simultan, artinya adanya keterkaitan atau saling mempengaruhi atau saling
memberikan imbas kepada dimensi atau aspek-aspek lainnya.
Berbicara tentang proses globalisasi, terhadap setidaknya enam
jalur atau saluran yang dapat dijadikan sebagai sarana globalisasi, yaitu
jalur teknologi komunikasi, teknologi informasi, teknologi kendali,
perdagangan internasional, pendidikan, dan organisasi internasional.
Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang jalur-jalur dalam
proses globalisasi itu, berikut dijelaskan lebih rinci masing-masing
jalur tersebut :
a. Jalur Teknologi Komunikasi
Apa sulitnya menjalin komunikasi pada era sekarang ? Ini sebuah
pertanyaan retoris, yang mengandung makna bahwa dalam kehidupan dewasa
ini, dimana teknologi komunikasi sangat berkembang pesat, tidak ada
hambatan yang berarti untuk melakukan komunikasi, dalam jarak jauh
sekalipun. Berbagai sarana atau media komunikasi cukup tersedia sangat
memadai saat ini, mulai dari telepon biasa, telepon seluler yang lebih
mobile, media cetak, dan media elektronik lainnya.
Alwi Dahlan (1996) mengatakan bahwa teknologi komunikasi merupakan
pendorong utama (push factor) globalisasi, yang dapat menghasilkan
berbagai produk baru yang dapat mempermudah, mempercepat, dan mempermurah
hubungan antarmanusia (human relation). Kemajuan teknologi komunikasi
tersebut terdapat dalam segala tahap komunikasi; -semenjak pengiriman
pesan (sending the message) (misalnya via pemancar, pesawat telepon,
ponsel, dsb), penyaluran dan penyampaian/distribusi (misalnya teknologi
satelit, seluler, laser, serat optic, dsb), serta penyajian atau
penampilan pesan komunikasi (LCD player, HDTV, TV Plasma, telepon-fax
yang sekaligus berfungsi sebagai foto copy-scanner-printer).
b. Jalur Teknologi Informasi
“Dunia dalam genggaman kita” !, demikian ujar beberapa orang yang
rajin mengakses informasi dari berbagai sumber informasi di belahan dunia
ini. Tidak berlebihan ungkapan orang tersebut, mengingat informasi dari
berbagai belahan dunia ini dapat diakses dalam tempo atau waktu yang
relatif cepat. Melalui internet, orang dapat mencari dan menemukan
informasi mengenai berbagai hal, hanya dengan “meng-klik” mouse komputer
ke alamat-alamat situs internet, dalam waktu sekejap akan terpampang
sejumlah informasi yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan kita.
Alwi Dahlan (1996) mengatakan teknologi informasi ini dari tahun ke
tahun menciptakan produk yang semakin kecil, makin hemat energi namun
memiliki kapasitas atau kemampuan yang semakin besar, sanggup melakukan
fungsi atau jenis pekerjaan yang semakin banyak dalam memproses dan
memanipulasi informasi, baik mengolah, menyimpan, maupun menampilkan data
dan informasi. Sekarang ini sedang popular alat-alat elektronik dengan
menggunakan teknologi digital, seperti kamera digital, tv digital, dan
sebagainya, yang mampu menyimpan data serta mengolah informasi lebih
cepat dan akurat.
Dalam kaitan teknologi informasi ini, patut ditelaah pendapat
seorang peramal masa depan (futurolog) yang sangat terkenal yakni Alfin
Toffler, yang mengatakan bahwa “siapa yang menguasai informasi, maka ia
akan menguasai dunia.” Statement atau pernyataan Toffler tersebut
disampaikan berkenaan dengan era kehidupan saat ini yakni era masyarakat
informasi, yang mensyaratkan kemampuan setiap orang untuk mencari,
mengolah, menemukan, dan menerapkan informasi untuk kehidupannya.
c. Jalur Teknologi Kendali
Manusia merupakan pengguna (user) teknologi yang diciptakan untuk
memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia. Teknologi kendali memberi
kemampuan kepada pemakai atau user untuk mengatur atau mengendalikan
berbagai peralatan seperti peralatan/piranti keras (hardware) dan
peralatan/piranti lunak (software) atau alat komunikasi dan informasi
dari jarak jauh; memungkinkan orang mengendalikan peralatan dari jarak
jauh, mengolah informasi dari tempat lain. Sebagai contoh peluncuran
peluru kendali dilakukan dari tempat yang jauh dan mungkin dirahasiakan
ke publik, dengan menerapkan teknologi kendali, dimana pengoperasian
peralatan tersebut dilakukan dari jarak jauh.
d. Jalur Perdagangan Internasional
Suatu ketika anda sedang berjalan-jalan di mall atau pusat
perbelanjaan, lalu perhatikan oleh anda, produk-produk apa saja
terpampang untuk diperjualbelikan kepada pembeli termasuk anda ? Anda
tentu menjawab, ada produk lokal ada pula produk internasional, mulai
dari barang-barang atau alat-alat sederhana, atau makanan ringan, seperti
buah-buahan, hingga alat-alat elektronik yang canggih. Bahkan, dalam
kenyataannya, tidak jarang orang begitu gandrung dengan produk-produk
luar negeri daripada produk nasional atau karya bangsa kita sendiri.
Mengapa hal ini terjadi ? Hal ini disebabkan saat ini berlangsung
perdagangan bebas (free trade) yang memungkinkan berbagai negara dapat
memasarkan produk-produknya ke berbagai negara lain di belahan dunia ini.
Inilah yang dikenal dengan istilah atau konsep liberalisasi perdagangan.
Dalam kaitan liberalisasi perdagangan internasional, Soeprapto
(1996) menjelaskan bahwa istilah liberalisasi perdagangan internasional
tidak ada kaitannya dengan paham liberalisme yang individualistik.
Menurutnya, liberalisasi perdagangan berarti perdagangan dan investasi
yang bebas. Sebagaimana yang telah dilakukan berbagai negara di berbagai
kawasan saat ini, baik regional maupun internasional membuat kesepakatan
atau perjanjian internasional tentang perdagangan bebas melalui konsep
liberalisasi perdagangan. Sebagai contoh berbagai organisasi perdagangan
bebas seperti AFTA, PATA, NAFTA, dan sejenisnya.
Perdagangan internasional dalam konteks globalisasi merupakan salah
satu saluran yang cukup efektif dalam melakukan globalisasi budaya. Dalam
perdagangan internasional tersebut, tidak hanya terjadi pertukaran
barang-barang atau benda-benda ekonomi yang diperjualbelikan, melainkan
terjadi pertukaran nilai budaya (culture value), kebiasaan atau ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Adanya perusahaan transnasional atau dikenal dengan TNC
(Transnational Corporation) atau dikenal pula dengan MNC (Multinational
Corporation), merupakan salah satu cirri pokok terjadi globalisasi dalam
bidang ekonomi, yang dalam kenyataannya akan berimbas kepada perubahan
sikap, nilai, dan perilaku warga masyarakat di mana perusahaan tersebut
berada. Sebagaimana diketahui bahwa dalam hubungan internasional
(international relation), pola perdagangan internasional menyebabkan
adanya pertukaran dagang, teknologi, maupun kebudayaan. Hal tersebut
selanjutnya berdampak terhadap pertukaran kebudayaan (cultural exchange)
yang melibatkan negara-negara yang berinteraksi melalui perdagangan
tersebut. Semakin intens hubungan perdagangan tersebut, maka semakin
besar pula terjadinya pertikaran nilai-nilai kebudayaan yang terjadi
antara negara tersebut.
e. Jalur Pendidikan
“Pendidikan merupakan fenomena yang bersifat universal”, demikian
ungkap Aristoteles dalam buku filsafat politiknya. Apa yang dikemukakan
Aristoteles tersebut adalah benar adanya, bahwa pendidikan merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari keberadaan dan kelangsungan berbagai
negara. Lewat pendidikan, akan dihasilkan warga masyarakat dan warga
negara yang cerdas, terampil, dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan
bangsa dan negaranya.
Dalam konteks globalisasi, pendidikan berperan strategis untuk
meningkatkan daya saing bangsa dalam percaturan internasional. Porter
menyatakan bahwa pada dasarnya setiap negara memiliki dua jenis
keunggulan yakni keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif.
Keunggulan komparatif (comparative advantages) berkenaan dengan
ketersediaan sumber daya alam (natural resource) dalam suatu negara.
Sedangkan keunggulan kompetitif (competitive advantages) berkaitan dengan
ketersediaan sumber daya manusia (human resource) yang handal dan
berkualitas. Dewasa ini, seiring dengan iklim kompetisi antarbangsa yang
sangat ketat sebagai ciri dari globalisasi, keunggulan kompetitif
memberikan pengaruh yang sangat besar dalam mendorong dan meningkatkan
daya saing bangsa.
Dengan pendidikan yang dilaksanakan dengan baik, akan menghasilkan
sumber daya manusia yang handal dan dinamis, yang menjadi syarat mutlak
dalam meningkatkan daya saing bangsa. Harold G. Shane, mengatakan bahwa
pendidikan sangat penting untuk menata masa depan suatu bangsa, karena
lewat pendidikanlah akan dapat memecahkan berbagai masalah sosial yang
muncul dalam kehidupan masayarakat dan negara. Selanjutnya Harold G.
Shane, mengemukakan empat potensi signifikansi pendidikan terhadap dunia
masa depan yaitu :
Pendidikan adalah cara yang mapan untuk memperkenalkan siswa pada
keputusan sosial yang timbul.
Pendidikan merupakan wahana untuk menanggulangi masalah-masalah sosial
yang timbul.
Pendidikan telah memperlihatkan kemampuan yang meningkat untuk menerima
dan mengimplementasikan alternatif-alternatif baru.
Pendidikan merupakan cara terbaik yang dapat ditempuh masyarakat untuk
membimbing perkembangan manusia sehingga berkembang dan terdorong untuk
memberikan kontribusi pada kebudayaan hari esok.
Sementara itu, Alex Inkeles mengidentifikasi ciri-ciri manusia modern,
yang salah satunya berkenaan keterbukaan terhadap informasi dan
pengalaman-pengalaman baru, serta menghargai manfaat pendidikan. Dengan
demikian, orang modern, adalah orang yang mampu memberdayakan dirinya
melalui pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya. Lewat
pendidikanlah setiap individu anggota masyarakat dan warga negara akan
dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan dirinya sebagai manusia terdidik
(homo educandum).
Oleh karena itu, pendidikan dalam era globalisasi sekarang ini
harus ditata dan dibenahi sehingga benar-benar memberikan kontribusi
optimal untuk melahirkan manusia-manusia yang handal dan berkualitas.
Pola pendidikan yang sentralistik misalnya diyakini akan menjadi salah
satu penghambat dalam pengelolaan pendidikan yang terpadu.
f. Jalur Organisasi Internasional
Dalam bukunya yang berjudul Getting to the twenty century :
Voluntary Action and the Global Agenda (1990), David Korten mengatakan
bahwa dalam era abad 21 ini merupakan era krisis yang akan menimpa banyak
negara di belahan dunia ini, baik negara maju maupun negara-negara
berkembang. Krisis berat itu ditengarai sebagai dampak dari tiga masalah
utama yang terjadi dalam dasawarsa tahun 1980-an, yaitu (a) kemiskinan,
(b) kerusakan lingkungan hidup, dan (c) penggunaan tindakan kekerasan
(violence) dalam memecahkan konflik. Tidak hanya pemerintah atau negara
yang dituntut untuk mampu memecahkan krisis tersebut, melainkan perlunya
keterlibatan pihak lain untuk bersama-sama mencari solusi atas masalah
atau krisis itu.
Selanjutnya Korten menegaskan pentingnya Organisasi Non Pemerintah
(Ornop) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan NGO (Non Government
Organization) dalam memecahkan masalah yang dihadapi suatu bangsa atau
bangsa-bangsa pada umumnya. Saat ini, dalam konteks internasional sudah
banyak organisasi internasional yang berdiri untuk lebih mengefektifkan
tingkat partisipasi warga masyarakat dan warga negara.
Saat ini banyak tokoh negara baik yang masih menjabat ataupun yang
sudah tidak menjabat, mendirikan organisasi-organisasi non pemerintah,
seperti Jimmy Carter yang mantan Presiden AS mendirikan The Carter
Center, yang pernah bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dalam
penyelenggaraan pemantauan independent pelaksanaan pemilihan umum tahun
1999 silam. Demikian juga Yayasan Henry Dunnant pernah menjalin kerjasama
dengan pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan Jeda Kemanusiaan di NAD
tahun 2001-2002 silam. Kemudian belum lama berselang, seorang mantan
Presiden Swedia yang mengetuai sebuah organisasi manajemen krisis,
menjalin kerjasama dengan pemerintah Indonesia untuk memfasilitasi
perdamaian antara pemerintah RI dengan GAM (Gerakan Aceh Merdeka).
Demikian juga yang dilakukan oleh mantan Presiden B.J. Habibie yang
mendirikan the Habibie Center, yang senantiasa concern berpartisipasi
dalam pengembangan kualitas kehidupan bangsa, baik dalam bidang ipteks
maupun bidang-bidang kemanusiaan lainnya. Demikian juga kita menyaksikan
bagaimana aksi-aksi para aktivis Greenpeace dalam merespon berbagai
kebijakan-kebijakan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan,
seperti tentang limbah nuklir, eksploitasi alam yang berlebihan, dan
sebagainya.
Itulah beberapa contoh bentuk kerjasama pemerintah dengan organisasi
internasional (government to non-government) yang memberikan kontribusi
signifikan dalam rangka pemecahan masalah bangsa atau masalah
internasional. Dalam konteks globalisasi dewasa ini, peranan organisasi
internasional dirasakan semakin penting untuk turut serta menjaga dan
memelihara suasana kehidupan internasional yang penuh dengan kedamaian
(the world in the peacefullness), dengan menjalankan fungsi peran kontrol
sosial (social control) secara efektif sebagai organisasi yang
independen.
Demikian telah dijelaskan jalur-jalur sebagai sarana proses terjadinya
globalisasi. Dalam kenyataan yang terjadi, sangat dimungkinkan berbagai
jalur tersebut berlangsung secara bersamaan (simultan), hal mana
ditentukan diantaranya oleh faktor lingkup globalisasi yang terjadi,
pihak-pihak yang terlibat dalam globalisasi, serta faktor-faktor lain
yang juga memberikan pengaruh terhadap proses globalisasi.
Setelah membahas tentang arti atau makna globalisasi serta proses
globalisasi yang terjadi, maka permasalahan berikutnya yang hendak dikaji
adalah bagaimana dampak globalisasi terhadap bidang-bidang kehidupan
manusia, seperti bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan lainnya.
Persoalan ini menarik untuk dikaji, mengingat dalam kehidupan nyata
sehari-hari, kita semua dihadapkan kepada berbagai hal yang erat
kaitannya dengan dampak-dampak yang timbul akibat globalisasi.
3. Dampak Globalisasi
Globalisasi yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat,
baik dalam level nasional, regional, maupun internasional, dipastikan
akan membawa sejumlah dampak atau akibat yang terjadi. Intensitas dampak
dalam setiap level tersebut, sudah barang tentu tidak sama, hal ini
disangat dipengaruhi oleh sikap mental masyarakatnya dalam menerima atau
menolak globalisasi tersebut.
Mochtar Mas’oed (1998:211) mengemukakan adanya tiga posisi negara
atau bangsa dalam menanggapi atau mereaksi terhadap masalah global, yaitu
(a) zero-sum nationalism, (b) laissez-faire cosmopolitanisme, dan (c)
positive-economic nationalism. Berikut ketiganya dijelaskan secara lebih
rinci :
Zero-Sum Nationalism, yakni posisi yang menginginkan agar
pemerintah mengutamakan kepentingan nasional, sekalipun hal itu dapat
merugikan kepentingan negara lain. Sementara itu, Laissez-faire
cosmopolitanism, menginginkan pemerintah harus minggir dari arena ekonomi
nasional maupun internasional. Sedangkan possitive economic nationalism,
menghendaki agar setiap negara memikul tanggungjawab untuk meningkatkan
secara optimal kemampuan anggota masyarakatnya sehingga mencapai
kehidupan yang produktif, tetapi pada saat bersamaan, kerjasama dengan
negara-negara lain harus lebih ditingkatkan untuk menjamin agar
peningkatan itu tidak merugikan bangsa-bangsa lainnya.
Sebagai bangsa Indonesia, idealnya dapat memilih posisi yang ketiga
yakni positive-economic nationalism, dimana setiap warga masyarakat harus
meningkatkan kemampuannya secara produktif agar dapat bersaing dalam era
globalisasi itu. Juga, pemerintah harus lebih meningkatkan kerjasama
dengan negara-negara lain yang saling menguntungkan satu sama lainnya.
Hal ini sejalan dengan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 yaitu “….dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.” Dengan
melakukan hal demikian, maka daya saing bangsa dalam merespon arus
globalisasi yang sangat deras benar-benar dapat direalisasikan, sehingga
dalam kancah internasional posisi tawar (bargaining position) Indonesia
diperhitungkan keberadaannya oleh negara-negara lainnya. Sementara itu,
posisi yang kedua, sangat tidak mungkin untuk dilakukan mengingat sebagai
sebuah negara dari negara-negara di dunia, tidak dapat menghindarkan diri
dalam pergaulan internasional. Bagaimanapun juga, globalisasi merupakan
sesuatu yang tak dapat dihindarkan, sebab ia merupakan proses yang
berjalan secara mengglobal. Yang harus dilakukan adalah menghadapinya
dengan mempersiapkan diri baik pengetahuan, maupun keterampilan sebagai
warga negara sehingga tidak terkena dampak negatif dari globalisasi
tersebut. Dampak globalisasi secara garis besar dapat meliputi bidang
ekonomi, politik, sosial, maupun budaya, serta bidang-bidang lainnya.
Memahami Isu-Isu Global
Isu-isu global dewasa ini bukan omong kosong belaka, melainkan
benar-benar telah ada terjadi, dan bahkan kita,-sadar maupun tidak-,
telah mengalami atau merasakannya sendiri. Sebagai warga negara yang baik
dan cerdas, tentu merupakan suatu keharusan, untuk mengetahui dan
memahami isu-isu tersebut terutama dalam rangka mengantisipasi timbulnya
dampak atau pengaruh yang ditimbulkan isu-isu global tersebut dalam
berbagai dimensi kehidupan masyarakat.
Menurut Korten (1993:363) adanya kecenderungan global yang meliputi
masalah-masalah : ekologi, luasnya kemiskinan, tindak kekerasan komunal,
obat terlarang, pertumbuhan penduduk, pengungsi, perdagangan dan hutang.
Ditegaskan Korten, bahwa masalah-masalah tersebut merupakan masalah
kritis yang dihadapi dalam kehidupan global dewasa ini.
Carlos Diaz, Massialas, dan Xanthopoulus (1999) mengidentifikasi
hal-hal yang menjadi isu-isu global yakni meliputi hak asasi manusia,
pertumbuhan penduduk, pengungsi, lingkungan hidup, sumber energi,
kesehatan dan nutrisi, ekonomi global dan keamanan global.
Berdasarkan pandangan ahli di atas, betapa luasnya cakupan isu-isu
global tersebut. Sehingga dalam penanganannya membutuhkan upaya yang
optimal dari berbagai bangsa di seluruh belahan dunia ini. Penanganan
yang parsial terhadap isu-isu global tersebut dipandang tidak efektif
dalam memecahkan problem sosial yang timbul akibat isu-isu global
tersebut.
Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan, John Cogan mengemukakan
adanya kecenderungan global yang terkait erat dengan pendidikan
kewarganegaraan. Kecenderungan-kecenderungan tersebut adalah
Kesenjangan ekonomi diantara negara dan antara orang di dalam negara
secara signifikan akan semakin lebar.
Secara dramatis, teknologi informasi akan mengurangi masalah privasi atau
hak-hak individu.
Ketidakmerataan antara yang punya akses kepada teknologi informasi dan
yang tidak memiliki akses akan semakin meningkat.
Konflik kepentingan antara negara maju dan negara berkembang akan
meningkatkan kerusakan lingkungan.
Penggundulan hutan secara dramatis akan mempengaruhi keragaman dalam
kehidupan, udara, tanah, dan air.
Dalam negara-negara berkembang pertumbuhan penduduk akan mengakibatkan
peningkatan yang dramatis dalam persentase penduduk, khususnya anak-anak
yang hidup dalam kemiskinan.
Seorang peramal masa depan (futurology) yaitu John Naisbitt dalam bukunya
yang terkenal “Megatrends” meramalkan bahwa AS dan negara-negara industri
lainnya akan dilanda oleh sepuluh macam perubahan. Dan tentu saja,
akibat-akibat dari perubahan tersebut dipastikan tidak dapat dihindari
oleh Indonesia, karena sebagai negara berkembang interaksi dengan negaranegara maju dalam era globalisasi ini berjalan sangat dekat dan intensif.
Perubahan-perubahan yang dimaksudkan Naisbitt meliputi :
dari masyarakat industri ke masyarakat informasi.
dari teknologi yang lebih mengandalkan kekuatan tenaga ke teknologi
canggih/sentuhan canggih (high tech atau high touch).
dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia
dari jangka pendek (short term) ke jangka panjang (long term).
dari sentralisasi ke desentralisasi
dari bantuan lembaga (institutional help) ke bantuan diri (selh help)
dari demokrasi perwakilan (representative democracy) ke demokrasi
partisipatori (participatory democracy)
dari hirarkhi ke jaringan kerja (network)
dari utara ke selatan
dari memilih satu diantara dua pilihan ke macam-macam pilihan (multiple
options).
Futurolog lainnya yaitu Alvin Toffler (1972) dalam bukunya yang terkenal
“future schock” bahkan lebih dulu telah meramalkan akan terjadinya
perubahan-perubahan besar dalam kehidupan masyarakat dunia umumnya dan
masyarakat industri pada khususnya. Disusul kemudian dengan buku
berikutnya yang berjudul the third wave pada tahun 1980, menggambarkan
perubahan dunia yang meliputi tiga gelombang yaitu gelombang pertama (the
first wave) atau dikenal dengan “revolusi hijau” dimulai sekitar 8.000
tahun SM. Selanjutnya gelombang kedua (the second wave) ditandai dengan
revolusi industri pada abab XVII yang membawa perubahan besar disbanding
periode kehidupan sebelumnya. Kemudian pada abad XX sebagai gelombang
ketiga (the third wave) ditandai dengan kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi. Gelombang ini dikenal dengan “revolusi informasi”.
Mungkin terinspirasi oleh respon public yang sangat tinggi dengan bukunya
yang pertama “Megatrends”, akhirnya pada tahun 1990 Naisbitt kembali
meramalkan bakal terjadinya perubahan-perubahan yang meliputi sepuluh
jenis perubahan yaitu :
kesuburan ekonomi dunia pada tahun 1990-an
kebangkitan dalam kesenian
bangkitnya sosialisme pasar bebas
gaya hidup global dan nasionalisme budaya
privatisasi negara kesejahteraan
pasangnya wilayah pasifik
dasawarsa kepemimpinan wanita
abad biologi
kebangkitan agama pada millennium baru
kemenangan individu.
Untuk memahami isu-isu global sebagaimana dikemukakan di atas, maka hal
terpenting yang harus dimiliki oleh setiap warga negara, maupun bangsa di
seluruh penjuru dunia ini adalah pentingnya kesadaran global (global
consciousness). Pada dasarnya kesadaran global ini berhulu-muara kepada
kemampuan warga negara untuk secara sadar dan kritis dalam menerima atau
menanggapi isu-isu global tersebut. Dalam kaitan ini, dalam pandangan
kami, kasadaran global yang harus dikonstruk atau dibangun adalah
kesadaran akan pentingnya memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang mendukung untuk menanggapi atau mengkritisi isu-isu global yang
muncul ke permukaan. Secara rinci, dapat diidentifikasi beberapa bentuk
perwujudan atau manifestasi kesadaran global yang harus ditingkatkan
yaitu :
Isu global merupakan suatu keniscayaan, yang terjadi sebagai akibat
perkembangan kehidupan manusia, bangsa maupun negara.
Isu global tidak semata-mata untuk diketahui, melainkan harus dipecahkan
jalan keluarnya atau solusi agar tidak menimbulkan dampak negatif yang
lebih luas pada kehidupan masyarakat.
Dalam memecahkan masalah isu global itu, mensyaratkan adanya kerjasama
yang bersifat integratif diantara berbagai elemen masyarakat serta
bangsa. Dengan kata lain, tidak semata-mata menggantungkan kepada upayaupaya pemecahan yang dilakukan oleh pihak pemerintah.
Patut disadari, tidaklah mudah untuk mengembangkan kesadaran global
tersebut, mengingat latar belakang serta kepentingan orang yang sangat
beragam atau berbeda antara satu dengan lainnya. Di samping itu, terdapat
masalah lain yang sangat mempengaruhi pembinaan kesadaran global yakni
berkenaan dengan kondisi atau situasi yang kurang mendukung kearah
pembinaan kesadaran global tersebut, seperti kondisi politik, kondisi
ekonomi, keamanan, dan sebagainya.
Pendidikan IPS Berwawasan Global dan Warga Negara Global
Siapakah yang disebut warga negara (global citizen) itu, dan
bagaimana karakteristiknya? Ini pertanyaan penting yang berkait dengan
suasana globalisasi yang saat ini sangat terasa dalam kehidupan kita.
Untuk menjawab pertanyaan itu, patut disimak pendapat yang dikemukakan
Korten (1993), bahwa warga negara global adalah warga negara yang
bertanggungjawab untuk memenuhi persyaratan institusional dan kultural
demi kebaikan yang lebih besar bagi masyarakat. Sifat khas seorang warga
negara yang bertanggungjawab terlihat dari komitmennya terhadap nilainilai integratif dan terhadap penerapan aktif kesadaran kritisnya :
kemampuan untuk berpikir mandiri, kritis dan konstruktif, kemampuan untuk
melihat masalah dalam konteks jangka panjang, dan untuk membuat penilaian
berdasarkan suatu komitmen kepada kepentingan masyarakat jangka panjang.
Menurut Korten, dalam melaksanakan warga negara tersebut terdapat
sarana yang dipergunakan warga negara untuk menetapkan identitas dan
pengakuan sah atau usaha bersama mereka. Sarana tersebut adalah
organisasi sukarela yang menyediakan sistem dukungan organisasi dan
sarana untuk menggerakkan sumberdayanya unutk upaya-upaya yang menuntut
lebih dari tindakan individual.
Istilah warga negara global yang dikemukakan Korten, merupakan
istilah yang menunjuk kepada tingkatan kewarganegaraan. Warga negara
global merupakan tingkatan lebih lanjut dari tingkatan warga negara
komunal, dan warga negara nasional.
John Cogan memberikan beberapa karakteristik warga negara yang
dikaitkan dengan kecedeungan global yang terjadi saat ini. Karakteristik
tersebut meliputi :
Mendekati masalah dari sudut pandang masyarakat global.
Bekerja bersama dengan orang lain.
Bertanggung jawab terhadap peran dan tanggung jawab masyarakat.
Berpikir secara kritis dan sistematis.
Menyelesaikan konflik dengan tanpa kekerasan.
Mengadopsi cara hidup yang melindungi lingkungan.
Menghormati dan mempertahankan hak asasi.
Berpartisipasi dalam masalah publik pada semua tingkat pembelajaran
civics; dan memanfaatkan teknologi berbasis informasi.
Sementara itu, menurut pendapat Kanter sebagaimana dikutip Wisnubrata
(2001), menyebutkan ada tiga ciri manusia kelas dunia (world class),
yaitu konsep (concept), kompetensi (competence), dan koneksi
(connection). Concept berkaitan dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan gagasan-gagasan mutakhir. Sedangkan competence berkenaan
dengan pengembangan kemampuan untuk bekerja secara multidisiplin.
Kemudian, connection berhubungan dengan pengembangan jaringan sosial
(social network) untuk melakukan kerjasama secara informal.
Selanjutnya, Wisnubrata (2001) menambahkan dua syarat lagi untuk
melengkapi syarat manusia kelas dunia sebagaimana dikemukakan Kanter. Dua
syarat itu adalah kredibilitas (credibility), dan kepedulian (caring).
Kredibilitas berhubungan dengan integritas : jujur, menjalankan apa yang
dikatakan (walk the talk), memegang teguh janji, berlaku adil, sehingga
akan membangun rasa percaya (trust), dan rasa hormat (respect) dari orang
lain. Kemudian kepedulian (caring) yakni peka dan tanggap terhadap
kebutuhan dan keadaan orang lain, memberi yang terbaik tanpa pamrih,
berbagi pengetahuan dan informasi dalam rangka memperkaya wawasan dan
mentalitas (abundant mentality).
Berdasarkan pengertian warga negara global sebagaimana diketengahkan
Korten di atas, kiranya dapat ditegaskan bahwa warga negara global adalah
warga negara dimana sikap, komitmen, dan tanggung jawabnya mampu
melintasi batas-batas budaya setempat baik lokal maupun nasional kepada
budaya masyarakat global. Singkatnya, warga negara global merupakan waga
negara lintas negara, warga negara lintas kebudayaan antarnegara, atau
warga negara lintas kepentingan secara lebih luas diluar kepentingan
individu dan kepentingan institusional bahkan kepentingan nasional.
Mengapa warga negara global tersebut ada? Hal ini tidak lepas dari
kenyataan adanya ketergantungan global (global interdependent)
antarnegara-bangsa dalam menjalin hubungan dengan berbagai bangsa-bangsa
lain di penjuru dunia ini. Korten memandang bahwa saling ketergantungan
akan menciptakan suatu situasi dimana negara-negara dan penduduk
mempunyai kepentingan yang sah dalam urusan masing-masing dan mempunyai
hak untuk ikut mempengaruhi urusan-urusan yang melampaui apa yang bisa
direstui oleh konsep kedaulatan yang lebih tradisional (Korten,
1993:263). Berdasarkan pendapat tersebut, warga negara global tidak bisa
dilepaskan dengan ketergantungan global yang di dalamnya negara-bangsa
(nation-state) terlibat dalam berbagai kepentingan mereka masing-masing.
Warga negara global menurut Korten, berperan sangat penting untuk
merumuskan menerapkan agenda untuk transformasi sosial. Di sinilah
peranan jiwa kewarganegaraan global (mind of global citizen) dalam
mempertautkan dan mempersatukan rakyat di dunia ini untuk bersama-sama
melakukan transformasi sosial.
Dari uraian warga negara global sebagaimana dikemukakan Korten,
kiranya dapat dipahami bahwa gagasan warga negara global tersebut berkait
erat dengan adanya ketergantungan yang kuat antarnegara di dunia ini, dan
karenanya diperlukan keterlibatan warga negara dunia untuk menjalin
kerjasama dalam berbagai bidang kehidupan, tanpa memandang perbedaan atau
diskriminasi apa pun dari masing-masing bangsa tersebut.
Agar warga negara global yang terlibat dalam ketergantungan global
tersebut dapat memainkan perannya dengan baik, maka tentu saja diperlukan
sejumlah kemampuan atau kompetensi yang mendukung ke arah sikap,
tindakan, dan perbuatan yang merefleksikan ciri-ciri warga negara global
sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya. Dalam konteks inilah pendidikan
global (global education) sangat berperan untuk membekali warga negara
dengan kompetensi atau kemampuan yang relavan dengan kebutuhan dan
tuntutan kehidupan global tersebut.
Untuk memahami secara komprehensif tentang arti/makna pendidikan
global serta kontribusinya terhadap penyiapan kemampuan warga negara
global, maka secara sistematis akan dijelaskan berikut ini tentang makna
pendidikan global (global education).
Jan L. Tucker sebagaimana dikutip Nursid Sumaatmadja (1995:23)
pendidikan global adalah pendidikan yang diarahkan pada pengembangan
wawasan global yang mempersiapkan anak didik generasi muda menjadi
manusiawi, rasional, sebagai warga negara yang mampu berpartisipasi dalam
kehidupan dunia yang semakin menunjukkan saling ketergantungan. (Global
Education, commonly refered to as education for a global perspective, ……
is to prepare young people to be humane, rational, participating citizens
in the world that is becoming increasing interdependent).
Sementara itu, dalam pandangan Barbara Benham Tye dan Kenneth A.
Tye (1992) pendidikan global merupakan :
Global education involves (1) the study of problems and issues which cut
across national boundaries, and the interconnectedness of cultural,
environmental, economic, political, and technological systems, and (2)
the cultivation of cross-cultural understanding, which includes
development of the skill of “perspective-taking”-that is, being able to
see life someone else’s point of view. Global perspective are important
at every grade level, in every curricular subject area, and for all
children and adults.
Definisi pendidikan global sebagaimana diketengahkan di atas, menekankan
bahwa pendidikan global mencakup kajian tentang masalah-masalah dan isuisu yang melintasi batas-batas nasional, saling keterhubungan budaya,
lingkungan, ekonomi, politik, dan system teknologi. Dan pemahaman lintasbudaya yang di dalamnya termasuk pengembangan keterampilan “menentukan
perspektif atau pandangan” sebagai sebuah sudut pandang seseorang.
Perspektif global itu sangat penting untuk semua tingkatan usia, anakanak maupun orang dewasa.
Sementara itu, Jiro Nagai, sebagaimana dikutip Nursid Sumaatmadja
(1995:24) mengatakan, dalam kehidupan yang makin terbuka dewasa ini di
abad XXI, kesadaran internasional, pemikiran mendalam tentang dunia
termasuk pandangan dan wawasan global, telah menjadi bagian kehidupan
tiap bangsa. Oleh karena itu, pendidikan internasional dan atau
pendidikan global harus menjadi bagian pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS). Untuk memasuki ambang pintu abad XXI, IPS sudah tidak dapat
mengabaikan pendidikan internasional atau pendidikan global tersebut.
(Today, international awareness, world mindedness, and global nespoints
have come necessary for the livehood of every nation. Therefore,
international education must be given increased emphasis in sosial
studies education. It may be said that social studies education for the
twenty-first century should be international/global education).
Selanjutnya Carlos Diaz, Massialas, dan Xanthopoulus (1999:209) memaknai
pendidikan global sebagai pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa
memahami konsep-konsep global dan isu-isu dan mengarahkan pula kepada
tindakan sebagai warga negara. (global education is a pedagogy that aims
atu student learning of global concepts and issues and leads to citizen
action). Pengertian di atas lebih menekankan tujuan pendidikan global
yakni untuk membelajarkan siswa tentang masalah-masalah global, isu-isu
global, konsep-konsep global.
Berdasarkan pengertian pendidikan global menurut para ahli yang
dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan global pada
dasarnya merupakan pendidikan untuk membantu siswa memahami konsep dan
isu-isu global, antara lain meliputi masalah politik, ekonomi, budaya,
lingkungan, hak asasi manusia, dan sebagainya. Dengan demikian, siswa
akan mampu menentukan sudut pandangnya (point of view) sebagai sebuah
perspektif global (global perspective) dalam kedudukannya sebagai warga
negara yang cerdas dalam menanggapi serta mengkritisi masalah-masalah
global tersebut.
Nu’man Somantri (2001:190) menegaskan pentingnya pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang berorientasi global, dengan menampilkan
pendidikan global (global education). Lebih lanjut beliau mengatakan,
“…dinamika masyarakat dan globalisasi sangat dirasakan terutama bahan
ajar yang selama ini terlalu menitikberatkan kepada teori-teori dan nonfunctional knowledge. Isi bahan ajar seperti itu, praktis tidak dapat
memperkaya atau menyesuaikan diri dengan dinamika masyarakat dan derasnya
globalisasi dalam teori maupun gejala dan masalah-masalah kemasyarakatan
yang berhubungan satu sama lain.”
Dengan demikian, kami memandang betapa pentingnya pendidikan global
tersebut untuk menyiapkan warga negara global, yakni warga negara yang
mengetahui, memahami, serta menanggapi secara kritis berbagai masalah
atau isu global yang mengemuka dalam kehidupan saat ini. Perlu diingat,
bahwa akibat globalisasi yang terjadi dalam berbagai bidang dan aspek
kehidupan antarbangsa, dengan sendirinya menyebabkan timbulnya
ketergantungan global antarbangsa yang antara lain direfleksikan dalam
bentuk kerjasama antarbangsa. Di sinilah diperlukan warga negara yang
memiliki wawasan global sebagai syarat pokok untuk melibatkan diri dalam
berbagai bentuk partisipasi warga negara dalam kaitannya dengan
meningkatnya hubungan atau interaksi antarbangsa di seluruh belahan dunia
ini.
Mengingat argumentasi itu, tidaklah berlebihan kiranya muncul
berbagai gagasan atau pemikiran untuk memperkuat ilmu pengetahuan sosial
termasuk di dalamnya adalah pendidikan kewarganegaraan (civic education)
untuk lebih berorientasi kepada pendidikan berwawasan global, dalam
rangka mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara dunia (global
citizen) yang memiliki komitmen dan tanggungjawab dalam kehidupan sebagai
anggota masyarakat bangsa, dan anggota masyarakat bangsa-bangsa di dunia
ini. Dalam kaitan ini, patut disimak pendapat yang dikemukakan Robert
Hanvey’s (Diaz, Massialas, Xanthopoulus, 1992) bahwa dimensi-dimensi
dalam pendidikan global mencakup antara lain :
Kesadaran perspektif, yakni kesadaran dan kemampuan mengapresiasi
pikiran-pikiran orang lain di dunia ini, dan kesediaan menerima perbedaan
pandangan yang terjadi.
Kesadaran bangsa di planet jagat raya, yakni memahami secara mendalam
tentang isu-isu global, peristiwa-peristiwa global, serta berbagai
kondisi dalam kehidupan global.
Kesadaran lintas-budaya : pemahaman umum tentang makna karakteristik
budaya-budaya di dunia ini, memahami perbedaan serta persamaan
antarkebudayaan tersebut.
Pengetahun tentang dinamika global : kesadaran global akan adanya sistem
internasional yang kompleks yang dilakukan baik oleh negara maupun bukan
negara yang dilakukan saling ketergantungan dan saling membutuhkan
antarbangsa.
Kesadaran terhadap pilihan manusia : meninjau tentang strategi untuk
melakukan tindakan atas berbagai isu lokal, nasional, dan internasional.
Pendidikan IPS dan pendidikan kewarganegaraan (civic education) sebagai
bidang kajian atau ilmu yang menekankan fokus studinya kepada warga
negara dan perilakunya,
sangat relevan dengan upaya-upaya untuk
mempersiapkan warga negara global tersebut. Dalam kaitan ini, John Cogan
merekomendasikan konsep kewarganegaraan multidimensional
(multidimentional citizenship) untuk memberikan teori dasar dalam
membangun pendidikan kewarganegaraan pada abad XXI ini. Kewarganegaraan
multidimensi itu meliputi dimensi pribadi, dimensi sosial, dimensi ruang,
dimensi duniawi. Masing-masing dimensi tersebut akan dijelaskan secara
sistematis sebagai berikut :
Dimensi Pribadi
Dimensi pribadi kewarganegaraan meliputi pengembangan kapasitas dan
komitmen kepada etika kewarganegaraan yang bercirikan kebiasaan berpikir,
hati dan tindakan yang mencerminkan tanggungjawab secara sosial. Secara
individu warga negara harus mempunyai komitmen dengan cara hidup di dunia
dan mengatur kehidupannya.
Dimensi Sosial
Dimensi sosial kewarganegaraan berkenaan dengan aktivitas sosial.
Sebagaimana dikemukakan Dewey dan Parker, kewarganegaraan adalah
aktivitas sosial yang mencakup masyarakat yang hidup dan bekerja bersama
dalam keadaan dan konteks yang beragam. Dalam kaitan ini warga negara
harus melibatkan diri seperti dalam kegiatan diskusi dan perdebatan
publik, memecahkan masalah yang dihadapi dengan tidak menggunakan
kekerasan, menghargai gagasan atau pikiran yang berbeda.
Keterlibatan sosial warga negara merupakan hal pokok dalam
membangun kewarganegaraan multidimensi tersebut. Apalagi dalam abad XXI
warga negara akan dihadapkan pada masalah global yang sangat kompleks
yang menuntut warga negara berpartisipasi dalam cakupan yang luas dalam
bidang politik, ekonomi, maupun bidang kehidupan sosial.
Dimensi Ruang
Dalam dimensi ruang ini, warga negara harus memiliki kesadaran
bahwa dirinya adalah anggota sejumlah masyarakat yang berlapis yakni
lokal, nasional, regional, dan multinasional. Tantangan abad XXI melebihi
batas-batas nasional, dan karenanya memerlukan penyelesaian
multinasional. Era globalisasi dunia akan menjadi saling ketergantungan
antarbangsa-negara di penjuru dunia ini.
Rasa identitas nasional yang berakar kepada budaya lokal dan
nasional menjadi sangat penting dalam percaturan global dengan intensitas
saling ketergantungan yang tinggi tersebut.
Dimensi Duniawi
Dalam kaitan ini kewarganegaraan berhubungan dengan tantangan
kontemporer dimana warga negara tidak boleh hanya memperhatikan masa
sekarang saja dan kurang atau tidak memperhatikan masa lampau dan lebihlebih masa depan. Kewarganegaraan multidimensional mensyaratkan bahwa
masa kini dan tantangannya diletakkan pada konteks masa lampau dan masa
depan sehingga penyelesaian masalah dengan cara-cara jalan pintas dapat
dihindari seawal mungkin. Bagaimanapun masa depan harus diperhatikan.
Sehingga setiap tindakan warga negara senantiasa berorientasi ke masa
depan (future oriented). Tindakan warga negara yang dilakukan sekarang
akan berdampak terhadap kewarganegaraan pada masa yang akan datang.
Dimensi-dimensi kewarganegaraan multidimensi sebagaimana dijelaskan
di atas memiliki ketergantungan atau saling keterkaitan satu dengan yang
lainnya. Walaupun dalam pembahasannya bersifat terpisah, namun dalam
kenyataannya merupakan bagian yang utuh atau tak dapat dipisahkan
antardimensi tersebut. Cogen menegaskan bahwa rasa identitas warga
negara harus ditempatkan pada keragaman tingkatan, dari lokal, nasional,
sampai kepada internasional.
Dalam analisis kami, dimensi-dimensi dalam kewarganegaraan
multidimensional sebagaimana dikemukakan Cogan, sangat relevan dalam
rangka memperkuat jati diri pendidikan kewarganegaraan yang
dikontekstualisasikan dengan kecenderungan-kecenderungan global yang
timbul dalam abad XXI yang penuh dengan berbagai perubahan besar dan
mendasar menyangkut eksistensi bangsa-negara, peran warga negara, serta
kompleksitas masalah yang timbul di dalamnya.
Pentingnya Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, untuk memasukkan
kajian tentang pendidikan global dalam materi pembelajarannya
dilatarbelakangi argumentasi karena masalah-masalah global yang timbul
dalam kehidupan global dewasa ini menuntut keterlibatan atau partisipasi
warga negara di belahan dunia ini untuk bersama-sama memecahkannya secara
kritis dan kontruktif.
Dengan merujuk kepada pandangan futurog Alvin Toffler, Nu’man Somantri
(2001) menegaskan bahwa ledakan ilmu pengetahuan sosial dan masalahmasalah kemasyarakatan tingkat nasional, regional, dan global masih akan
terus berlangsung. Bahkan, hingga 100 tahun mendatang dunia akan tetap
ditandai oleh maraknya kemiskinan dan kekerasan. Dunia barat menandai era
ini dengan tampilnya isu-isu demokrasi, lingkungan hidup, hak asasi
manusia, dan ekonomi pasar bebas. Hal inilah yang menuntut pendidikan
ilmu pengetahuan sosial untuk menata diri dengan perkembangan tersebut,
baik yang terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri yang dewasa ini
dengan mudah dapat diketahui dan diakses melalui internet.
Pendapat di atas menekankan pentingnya pendidikan IPS terlebih pendidikan
kewarganegaraan untuk mulai menata diri dengan berorientasi kepada
masalah-masalah yang terjadi tidak saja dalam lingkup nasional dan
regional, melainkan dalam lingkup internasional atau global.
Berikut ini dikemukakan beberapa masalah global yang perlu menjadi
orientasi Pendidikan IPS dalam mengembangkan misi pendidikan
kewarganegaraan global, antara lain :
Pertama, adanya pergeseran dari demokrasi perwakilan kepada
demokrasi partisipatori. Hal ini penting, mengingat rakyat di berbagai
negara dewasa ini memiliki cukup keberanian untuk menyuarakan aspirasi
atau tuntutannya untuk memperoleh hak-haknya. Rakyat sangat kritis
terhadap tindakan-tindakan atau kebijakan-kebijakan para pemimpinnya.
Jika kebijakan tersebut tidak mencerminkan aspirasi rakyat, maka reaksi
rakyat muncul dengan sangat deras dan cepat. Kekuasaan yang otoriter dan
represif yang dilakukan oleh penguasa mendorong rakyat melakukan berbagai
aksi diantaranya melalui demontrasi atau unjukrasa untuk menolak segala
bentuk tindakan-tindakan otoriter dan represif tersebut. Jadi, peran
kontrol sosial rakyat dewasa ini benar-benar sedang dilaksanakan oleh
seluruh rakyat di berbabagi belahan dunia untuk mengawasi atau mengawal
pemerintahannya agar selalu memperhatikan dan berpihak kepada rakyat.
Kedua, orientasi kepada pemecahan konflik dengan tidak menggunakan
kekerasan (non violent manner), mengingat dewasa ini intensitas konflik
baik dalam skala nasional, regional, maupun internasional terjadi dengan
sangat cepat. Dalam konteks ini, sangat diperlukan kemampuan warga negara
untuk memecahkan masalah atau konflik yang terjadi dengan menggunakan
cara-cara damai (peacefulness).
Ketiga, orientasi kepada isu-isu global yang saat ini terjadi dalam
berbagai belahan dunia. Hal ini penting, mengingat munculnya isu-isu
global yang perlu disikapi secara kritis dan proporsional. Warga negara
harus memiliki kemampuan untuk memahami isu-isu global tersebut sebagai
bagian penting dari upaya pembentukan warga negara global yang cerdas dan
kritis.
Keempat, orientasi kepada penguatan masyarakat sipil (civil
society), mengingat dewasa ini peran serta atau partisipasi masyarakat
dalam berbagai bidang kehidupan serta jaminan keterbukaan dan keadilan,
serta kebebasan untuk menegakkan masyarakat sipil (civil society).
Hasil Seminar dalam rangka ulang tahun Kompas ke 25, yang bertema
“Menuju Masyarakat Baru Indonesia : Antisipasi terhadap Tantangan Abad
XXI”, menghasilkan berupa gagasan tentang sosok manusia yang siap dan
mampu menghadapi tantangan abad 21. Adapun ciri-ciri yang menandai
manusia Indonesia yang siap dan mampu menghadapi tantangan abad 21, yaitu
(1) sadar terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), (2) kreatif,
dan (3) memiliki solidaritas etnis. (St.Sularto, 1990).
Ciri pertama, yakni manusia yang sadar akan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek) antara lain memiliki indikator : (a) well informed
yakni serba tahu, menghargai pentingnya informasi, mampu memahami atau
mencerna derasnya arus informasi, membuat analisis tajam atas masalah
yang dihadapinya. (b) mampu menalar secara rasional (rational reasoning)
sehingga reaksi yang diberikannya lebih didasari kepada pertimbangan
rasional daripada hal-hal yang bersifat irrasional, di samping itu mampu
berpikir secara kreatif-integratif, dan konseptual.
Ciri kedua, manusia kreatif antara lain memiliki indikator : (a)
bebas, dalam arti tidak tergantung kepada orang lain, (b) bekerja ulet,
untuk mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan dan mewujudkan
harapan-harapannya; (c) berinisiatif dalam arti mampu berpikir dan
bertindak secara orisinil; (d) pengendalian diri dari dalam (internal
locus of control), dalam arti kemampuan mengatasi masalah yang dihadapi,
mampu mengendalikan tindakannya serta mampu mempengaruhi lingkungan atas
usahanya sendiri; (e) kemantapan diri (self-esteem, self-confidence) yang
mencakup percaya pada diri sendiri dan memperoleh kepuasan atas usahanya
sendiri.
Ciri ketiga, manusia yang memiliki kesadaran etnis, dengan
indikator diantaranya adalah (a) peka terhadap keadilan dan solidaritas;
(b) mempunyai pedoman moral-etis yang melandasi setiap tindakan atau
perbuatan yang dilakukan.
Sementara itu, menurut pendapat Dorothy Rich yang dikutip Muhammad
Surya (1995) mengintrodusir atau memperkenalkan konsep “mega-skills” atau
keterampilan-keterampilan mega yang harus dimiliki dan diaktualisasikan
dalam konteks kehidupan global. Keterampilan-keterampilan yang dimaksud,
meliputi : (a) motivasi diri; (b) motivasi; (c) tanggungjawab; (d) daya
juang; (e) inisiatif; (f) keras hati dalam arti tekun; (g) kepedulian;
(h) kerja tim; (i) pikiran sehat; dan (j) pemecahan masalah.
Kemampuan dan keterampilan sebagaimana dikemukakan di atas, sudah
barang tentu harus dapat diaktualisasikan dalam kehidupan nyata sesuai
dengan kapasitas atau kemampuan yang dimiliki oleh warga negara baik
dalam level lokal, nasional, regional, maupun internasional.
Sosok civics dan pendidikan kewarganegaraan yang mengemban misi
pendidikan global (global education) dalam pelaksanaannya tentu tidaklah
berjalan mudah, mengingat berbagai faktor yang turut mempengaruhi seperti
guru, siswa, media pembelajaran, materi pembelajaran, ketersediaan
prasarana dan sarana, suasana lingkungan, kondisi sosial politik
masyarakat, dan sebagainya. Untuk kepentingan analisis, faktor-faktor
sebagaimana disebutkan itu dapat dipisah-pisahkan. Namun, untuk dalam
kenyataannya hubungan antar faktor tersebut sangat erat, sehingga tidak
mungkin memisahkan antara faktor yang satu dengan faktor lainnya. Dengan
demikian, kajian yang komprehensif menyangkut faktor-faktor di atas
sangat perlu, untuk memperkuat Pendidikan IPS dan civic education yang
lebih berorientasi kepada masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan
global.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi Dahlan. M. 1996. Globalisasi Wawasan, Komunikasi, dan Informasi :
Tantangan Akademisi Masa Depan. Jakarta : BP-7 Pusat
Borba, Michele. 2001. Building Moral Intelligence. San Fransisco : Jossey
Bass
Diaz, Carlos & Massialas, Xanthopaulus. 1999. Global Perspective for
Educator. Boston : Allyn and Bacon
Dedy Djamaludin Malik. 1993. Komunikasi dan Budaya Massa. Audientia
Jurnal Komunikasi. LP3 K Bandung dan Humas Pemda Jabar
Hahn, Carole L. 1998. Becoming Political. Comparative Perspectives on
Citizenship Edcation. New York : SUNY Press
Frederickson, Ronald H, & Rothney, John W.M. 1972. Recognizing and
Assisting Multipotential Youth. Ohio : Merryl Publishing Company
Gunsteren, Herman Van. 1998. A Theory of Citizenship : Organizing
Plurality in Contemporary Democracies. USA : Westview Press
Heru Nugroho. 2001. Menumbuhkan Ide-Ide Kritis. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Korten, David. 1993. Getting to the Twenty First Century : Voluntary
Action and The Global Agenda. Alih bahasa : Lilian Tejasudhana. Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia & Pustaka Sinar Harapan
Print, Murray. 1999. Civic Education for Civil Society. London : ASEAN
Academic Press
Rapaar, J.H. 1988. Filsafat Politik Aristoteles. Jakarta : Radja Grafindo
Persada
Sapriya & Udin S. Winataputra. 2004. Pendidikan Kewarganegaraan : Model
Pengembangan Materi dan Pembelajaran. Bandung : Laboratorium PKN FPIPS
UPI
Shane, Harold G. 1984. The Educational Significance of the Future. Alih
bahasa oleh M. Ansyar. Yusuf Hadi Miarso (ed). Jakarta : Rajawali Press
Somantri, Nu’man. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung :
Rosda Karya dan PPS UPI
Sumaatmadja, Nursid. 1998. Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya, dan
Lingkungan Hidup. Bandung : Alfabeta
Turner, Long. Bowes & Lott. 1990. Civics : Citizens in Avtion. Columbus,
Ohio : Merryl Publishing Company
Tye, Barbara Benham & Kennet Tye. 1992. Global Education : A Study of
Social Change. New York : SUNY Press
PAGE
PAGE
31
1
c
p
D
X
%
·
2
€
U
‘
,
þ
V
W
d
R
^
f
‘
–
®
î
1
@
i
r
y
ƒ
Š
- °òåÕÈò¸© ˜• ˜†˜†˜{o{o˜†˜†˜†˜†˜†˜†˜{o{o{˜†
6 •OJ QJ
hW*
hW* OJ QJ
hW* 6 •OJ
·
QJ
Í
ð
hW*
hW*
h|!‡ 5 •OJ QJ
hW* OJ QJ
hW* 5 •OJ QJ
h|!‡ hW* OJ QJ mH sH
h|!‡ hu6» 5 •OJ QJ mH sH
hW* 5 •OJ QJ mH sH h|!‡ hW* 5 •OJ QJ mH sH
h|!‡ 5 •OJ QJ mH sH
hu6» 5 •OJ
mH sH
(
1
2
V
W
c
d
Ï
n
QJ
P
R
o
p
X
y
-
-
-
±
÷
²÷
ä
Õ
Õ
$
÷
ï
ä
º
„Ð ^„Ð a$ gdW*
ï
ä
Æ
ä
Õ
º
Õ
Õ
÷
ï
÷
Õ
$
„Ð
dh
`„Ð a$ gd ?Ž
$
$
„Ð
dh
dh
`„Ð a$ gdW*
a$ gdW*
$ a$ gdW*
$ a$ gdW*
áì
í
í
ýýý
!
Î(
)! #" @" ¡" ®" Ý" ë" ¶# 2$ b$ ¥$
) ') h) x) ¡) ¢) Å) Ô) r* ©+ ³+
é$
(
(
° ±k( {(
½(
, $, ¾/ Ü/ óëâëâëâëâëÓëÄëµ¥µ¥µ¥µ¥µ¥µ™µ¥µŠzŠjŠZ
I• hW* 5 •OJ QJ mH
sH
hW*
hW* 5 •OJ QJ mH
sH
hW*
hW* 6 •OJ QJ mH
sH
hW*
hW* OJ QJ mH
sH
hW* OJ QJ mH
sH
hL
h
š
hW*
sH
hL
6 •OJ
QJ
mH
š
hW* OJ QJ mH
sH
hW*
hW* OJ QJ
I• hW* OJ QJ mH
sH
hW* 6 •OJ QJ
mH
sH
h
hW*
Z!
,
OJ
A#
QJ
2$
b$
h¤ ß hW* 6 •OJ QJ
#²¥$ Ð$ é$ A% B% N' r*
,
",
$,
.
½/
¾/
Ü/
Õ
ð
¬1
[4
$
Ð
y4
dh
„
„äý dh
ð
ð
Ê
Ê
a$ gdW*
ð
Ê
$
`„äýa$ gdW*
Õ
Õ
Ê
Ê
^„
ð
Õ
ð
ð
&
F
Æ
\4
Õ
Ê
Ê
Ê
Ê
Ê
Ê
$
„Ð
dh
`„Ð a$ gdW*
Ü/
y1
•1
2
2
9
“2
×9
¥2
Ø9
þ2
á9
%3
Ô:
\3
ð:
‚3
È3
Ò3
ó3
4
\4
|4
™4
6
6
K9
W9
—
;
; ˜; •; ò; ý;
< $<
E JE gE sF •F 2G GG /H
¢“¢“¢“²“¢“¢“¢“¢“¢“¢“¢“²¢“
sH
hW*
hW* 6 •OJ QJ mH
sH
hW*
hW* 5 •OJ QJ mH
sH
hL
•=
FH
µ=
•H
+@
ÿI
8@ Ù@ ó@ —D ¨D
E ñáñáñáÒÂÒÂÒÂÒÂÒ²¢“¢“¢“¢“¢“²“¢“
hW*
hW* OJ QJ mH
š
hW*
sH
hL
6 •OJ
QJ
mH
š
hW* OJ QJ mH
sH
h
I• hW* 6 •OJ QJ mH
sH
h
I• hW* OJ QJ mH
sH
7y4 z4 ª6 ñ8 Ó: Ô: ï: ð: •=
EH þI ýL
O `O ´O 0P ðP ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
æ
æ
•=
³=
´=
ô
ô@
ô
]C
ØD
ô
.H
ô
DH
ô
ô
ô
ô
ô
æ
/H
ô
ô
æ
$
&
F
dh
a$ gdW*
$ dh
a$ gdW*
ÿI
K 5K dK wK «K ÄK öK
L ŽN `O ´O ÜR
ïR <T =T >T bT ~T ÅT IV TV ¨W ÊW ŽY ’Y ŸY
\ "\ 4\ <\
ý\
]
^ *^ X_ z_ ñáñáñáñáñÒô¤´˜‡vvvvj^vvvv
h†nW hW* 6 •OJ
QJ
hD|
hW* 6 •OJ QJ
hW* 6 •OJ QJ
hW*
OJ
QJ
hW*
5 •OJ
QJ
h_t
OJ QJ
sH
hW*
sH
hW*
sH
hL
hW*
OJ
QJ
mH
hW*
6 •OJ
QJ
mH
hW*
OJ
QJ
mH
š
hW* OJ QJ mH
sH
h
I• hW* OJ QJ mH
sH
hW*
hW* 6 •OJ QJ mH sH
=T >T `T aT 3W ËX ¸] î_
n np Âq ð
á
Ö
Ö
Ö
á
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
hW*
hW*
…a ac bc
Ö
OJ
xc
QJ
yc
mH
ùd
Ö
Ö
Ö
á
Ö
Ç
sH
f
Ö
$ðP òP ïR
¹h ‹n Œn ¦
Ö
á
Ö
Ö
$
$
„
dh
dh
`„ a$ gdW*
a$ gdW*
$
„Ð
dh
`„Ð a$ gdW*
$ „³ dh
^„³ a$ gdW*
z_ ©_ ¹_ î_ ©` µ` œb ac bc zc †e
ëe -f 4f Áf Ðf ïf Qg Rg qg
i #i yj êj ¥k »k ‹n Œn ¤n
¥n ¾t ët Àw Íw ýw
x Vy •y -z ;z <z øïøäØäøÏÆøïøïøäØä¸ØäØäØäØ䩘†©øwgwgwøwgw hW*
hW* 6 •OJ QJ mH sH
hW*
hW* OJ QJ mH sH
" hW*
hW*
5 •6 •OJ QJ mH
sH
! h ?Ž 5 •CJ OJ QJ aJ mH
sH
hW*
hW* OJ QJ mH
sH
hW*
hW* 6 •OJ QJ ] •
hW* 5 •OJ QJ
h|!‡ 5 •OJ QJ
hW*
hW* 6 •OJ QJ
hW*
hW* OJ QJ
hW* 6 •OJ QJ
hW* OJ QJ (Âq Çr *t ët Vu ²u
£z Çz
{ w{ ¡{ ·{
|
| ô
ô
ô
â
â
â
Ô
Ô
Ô
Ô
Ô
Ô
+v
•v
÷v
¤w
â
¥w
•y
Áy
<z
â
â
ô
Ô
ô
Ô
Ô
Ô
ô
cz
$
&
F
&
F
dh
a$ gdW*
$
„0ý dh
`„0ýa$ gdW*
$ dh
a$ gdW*
<z
cz
vz
ƒz
•z
¢z
Üz
ñz
{
{
{
®€
'{
B{ ]{ v{ w{ —{
{ ¡{ ·{ õ{
| T| d| 8} G} «} ¼}
~ /~ Õ~ æ~ @• V• ¯• ½• E€ q€
Ø€ y• z• J‚ b‚ P† ñéàéàéàéàéÑÁÑÁÑñ±ñ颒¢’¢’¢’¢’¢’¢’¢’¢ñéƒéxéàé
hc^
hW* OJ QJ
hW*
hW* OJ QJ mH
sH
hW*
sH
hW*
sH
hL
hW*
hW*
6 •OJ
OJ
QJ
QJ
mH
mH
š
hW* 6 •OJ QJ
sH
hW*
hW* 6 •OJ
QJ
mH
QJ
mH
sH
hW*
hW*
OJ
QJ
mH
sH
hW*
6 •OJ
hW*
OJ
QJ
hL
š
hW* OJ QJ mH
sH
,
| X• E€ q€ Œ€ ®€
ð
ð
Õ
Õ
Ê
Ê
&
F
Æ p Ð
„Ð „0ý dh
Ø€
ù€
Õ
•
1•
Õ
»
$
^„Ð `„0ýa$ gdW*
>• e•
Õ
z•
Õ
{•
Ž„
Õ
…
Õ
¾…
Ɔ
Õ
ʆ
Õ
$
$
&
F
Æ
Ð
„
dh
dh
`„ a$ gdW*
a$ gdW*
$
„
„äý dh
^„
`„äýa$ gdW*
$ „Ð dh
¶• Ý•
• =• g• ã•
ô› ð
Ö
È
ð
`„Ð a$ gdW*
ä•
ù’
á
••
ʆ
“ˆ
”ˆ
Έ
Ö
••
Ö
~Ž
•
S•
Ö
È
È
ð
Œ
v•
Ç—
Ö
È
ψ
È
È
ð
È
Ö
Ö
È
¹
$
„Ð
dh
^„Ð a$ gdW*
$
&
F
dh
$
a$ gdW*
dh
a$ gdW*
$
„
dh
`„
a$ gdW*
$ „Ð dh
`„Ð a$ gdW*
P† ”ˆ µˆ ͈ Έ óˆ
‰ ùŽ
=• ä• `‘ o‘ |‘ ‡‘ ’‘
‘ ¬‘ ‘ ’ *’ €’ Œ’ ¼’ Í’ ù’ £“ õäÓô¤´œ•~•~o_o_o_o_o_o_o_oP
h
I• hW* OJ QJ mH
sH
hW*
hW* 6 •OJ QJ mH
sH
hW*
hW* OJ QJ mH
sH
hL
•
¶•
Ý•
š
hW* OJ QJ mH
sH
hW*
hW* OJ QJ
mH
sH
hW*
OJ
QJ
hW*
hW*
6 •OJ
QJ
mH
sH
hW*
hW*
OJ
QJ
mH
sH
hW*
hW*
5 •OJ
QJ
mH
sH
! hÀ
Þ 5 •CJ
OJ
QJ
aJ
mH
sH
! h ?Ž 5 •CJ
OJ
QJ
aJ
mH
sH
hW*
hW*
•• U– V–
OJ
È—
QJ
2˜
£“ ²“ Á“ Ë“ -” /” x”
J˜ {š Šš Åš n› ‡› ûž
•”
‘”
›”
À”
É”
•
Ÿ …
™
ì¡ Á¢ £ ,¥ Ö¦ Û¨ ]© ²ª ©«
ŵŦ–¦–¦–¦……z……………z
$¬
G®
W®
x®
•®
¯
š¯ ïàïàïàïàïàïàïàÔàŵ
hW*
hW* OJ QJ
hW* OJ QJ
hW* 6 •OJ QJ hW*
hW* 6 •OJ QJ mH sH
hW*
hW* OJ QJ mH sH
hW*
hW* 6 •OJ QJ mH
sH
hW*
hW* OJ QJ mH
sH
hW* OJ QJ mH
sH
h
I• hW* OJ QJ mH
sH
h
I• hW* 6 •OJ QJ mH
sH
+ô› ’• £Ÿ š
¢ £ .£ +¥ ,¥ 7§ ²ª Ȭ
¯ W± \´
· ¨· R¸ ð¸ Ó¹ bº cº
ô
ô
ô
ô
è
è
Ù
Ù
Ù
Ù
Ù
ô
ô
Ë
Ë
Ë
Ë
ô
ô
è
Ë
$
&
F
dh
a$ gdW*
$ „Ð dh
`„Ð a$ gdW*
$ „Ð ^„Ð a$ gdW*
$ dh
a$ gdW*
š¯ ®¯ X° r°
µ ¯µ Àµ ¨· cº rº ‘º £º \» ]»
¼ ˜¼ ê¼ ë¼ ý¼ :¾ J¾ jÁ zÁ ,Â
óèóèóèóèàØàÏàØàÏàÀ±¦–±–±–±‡ÀwÀgÀ[À[
hW*
hW* 6 •OJ QJ mH sH hW*
hW* 5 •OJ QJ mH sH
hW*
µ ³» Ò» “ «Ã ¼Ã
h|!‡ OJ
hW*
OJ
QJ
ïÅ
QJ
mH
Æ
mH
ÿÉ
sH
Ê
-
|Ï
‹Ï
sH
hW*
hW*
mH sH
5 •OJ QJ
hW*
hW*
mH
OJ
sH
QJ
h|!‡
mH sH
hW*
OJ QJ
hW* 6 •OJ
hW*
QJ
hW*
OJ
QJ
h|!‡ OJ
QJ
hW* OJ QJ
hW*
ü¼ 9¾ :¾ I¾
À
.Ï ÕÏ fÓ ìÔ ð
å
å
å
å
å
å
hW* OJ QJ
iÁ jÁ yÁ öÂ
å
å
å
å
å
å
hW*
hW*
ªÃ «Ã »Ã
å
6 •OJ QJ
uÆ vÆ 6È
å
å
å
å
Ö
Ö
#cº ë¼ ì¼
óÉ dË -Î
å
å
å
å
$
$
„Ð
dh
dh
`„Ð a$ gdW*
a$ gdW*
$ „Ð dh
`„Ð a$ gd|!‡
‹Ï ÖÏ ßÏ gÓ nÓ ´Ó ÊÓ ÛÔ ëÔ íÔ
YÖ bÖ ŽÖ ŸÖ V× g× «× ø× ¿Ù ÍÙ •Ú ¤Ú µÜ ÒÜ wÝ –
Ý Nß \ß Òá Ùá -â 1â ?ã £ä ²ä ¶ä Åä
å -å å
å !å Hå ñáñáñáñáñáñáñáñáñáñáñáñáñáñáñáñáñÒÆÒ¶Ò§—Š}n
hºn hºnOJ QJ mH sH
h_t
õÔ
5 •OJ
QJ
mH
sH
hÀ
Þ 5 •OJ
QJ
mH
sH
hu6»
h_t
5 •OJ
hW*
J mH
hW*
FÙ fÛ
å !å
×
æ
QJ mH sH
hu6»
hW* 6 •OJ QJ mH
sH
hW* 6 •OJ QJ mH
îÝ ÓÞ ¿à Ëá
å
0å 1å 2å ®å ¯å
ô
ô
ô
ô
ç
ç
×
×
$
hW*
sH
OJ QJ mH sH
hB9Œ OJ QJ mH
sH
hW*
-å þå ÿå iæ
hW*
jæ
OJ
åæ
sH
QJ
ææ
ô
ô
mH
Xç
ô
×
„ü^„á `„üa$ gdºn
sH
Yç
hW*
+ìÔ
XÖ
OJ
Q
h×
ô
ô
ô
ô
×
ç
„á
hW*
ô
×
ï
×
×
×
$ a$ gdºn
gdºn-
$ dh
a$ gdW*
Hå ™å Åå âå ÿå 'æ Næ gæ iæ ‡æ ¤æ üæ Bç Œç ¼ç ûç Gè ]è kè qè •è «è »è Áè
é ké €é £é Õé óé
ê :ê ƒê Àê ìê ;ë Së yë ¸ë ôë
ì *ì
Gì ›ì Èì àì áì ïçÞçÓçÞçÞçÞçÞçÞçÞçǸ¨Ç™çÞÇçÞçÓçÞçÞçӐ™ï™çÞçÞç}
hu6» hÀ
Þ 5 •OJ QJ mH sH
hºn hºn 6 •OJ
hºn hºn 6 •OJ QJ mH
sH
hºn hºn OJ QJ mH
sH
hºn OJ QJ mH
sH
hºn hºn OJ QJ
hºn 6 •OJ QJ
QJ
hºn
hºn OJ
QJ
mH
sH
-
hºn OJ QJ
hºn hºn6 •OJ QJ mH sH
/Yç Ýç Þç \è ]è ªè «è ¬è jé ké Áé Âé
ê
ê ¨ê ©ê 9ë :ë ;ë œë •ë
ì
ì rì sì Þì àì ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
ï
$ „á
„ü^„á `„üa$ gdºnàì áì ãì äì æì çì éì êì ìì íì öì ÷ì øì
í
í
í
í
í
í
í
í
í
í
ô
ò
ò
ò
ò
æ
ò
ò
ò
Ý
ò
ò
ò
ò
ò
ò
æ
Ý
ò
ò
ò
ô
„h ]„h gdW*
„øÿ „
&`#$ gdW*
$ dh
a$ gdW*
øì ùì ÿì
í
í
áì
í
âì
í
äì
í
åì
í
çì
èì
êì
ëì
íì
îì
ôì
õì
öì
í
í
÷ó÷ó÷ó÷óéãéãßéãéÔéãßóßÄ
hu6»
hÀ
Þ 5 •OJ QJ mH sH
hºn 0J
hW* 0J
j
hW* 0J U
!‡ °Ð/ °à=!° "° #• $• %°
mH nH
hÚ v
°Ð °Ð
u
j
hW*
hÚ v U
9
0 1•h
P
:p|
•Ð
†
@
@ñÿ
@
œ
W*
N o r m a l
CJ _H
D A@òÿ¡ D
aJ
mH
sH
tH
D e f a u l t
P a r a g r a p h
F o n t
R i@óÿ³ R
T a b l e
N o r m a l
l 4Ö
aö
( k@ôÿÁ (
N o
ö
4Ö
L i s t
j š@³ ó j
W*
T a b l e
G r i d
7 :V
4 @
4
Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
W*
Æ
à À!
F o o t e r
. )@¢
.
W*
P a g e
N u m b e r
8 >`
" 8
ºn
T i t l e
$ a$
å
å
OJ QJ ^J
ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ
ÿÿ
ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ
1
2
V
W
c
ÿÿÿÿ
d
Ï
n
P
R
o
p
X
-
y
±
$
²
Z
A
2
b
¥
Ð
é
A
B
N
r"
$
"$
$$
&
½' ¾' Ü' ¬) [, \, y, z, ª. ñ0 Ó2 Ô2 ï2 ð2 •5 •5 ³5 ´5
ô8 ]; Ø< .@ /@ D@ E@ þA ýD
G `G ´G 0H ðH òH ïJ =L >L
`L aL 3O ËP ¸U îW …Y a[ b[ x[ y[ ù\
^ ¹` ‹f Œf ¦f nh
Âi Çj *l ël Vm ²m +n •n ÷n ¤o ¥o •q Áq <r cr £r Çr
s ws ¡s ·s
t
t Xw Ex qx Œx ®x Øx ùx
y 1y >y ey zy {y Ž|
} ¾} Æ~ Ê~
“€ ”€ ΀ Ï€
„ •… ~†
‡ S‡ v‡ ¶‡ ݇
ˆ =ˆ gˆ ãˆ äˆ ùŠ •• Ç• ô“ ’• £— š˜ š › .› +• ,• 7Ÿ ²¢ Ȥ
§ W© \¬
¯ ¨¯ R° ð° Ó± b² c² ë´ ì´
ü´ 9¶ :¶ I¶
¸ i¹ j¹ y¹ öº ª» «» »» u¾ v¾ 6À óÁ dà -Æ
.Ç ÕÇ fË ìÌ XÎ hÏ FÑ fÓ îÕ ÓÖ ¿Ø ËÙ
Ý -Ý Ý !Ý 0Ý 1Ý 2Ý ®Ý ¯Ý þÝ ÿÝ iÞ jÞ åÞ æÞ Xß Yß Ýß Þß \à ]à
ªà «à ¬à já ká Áá Âá
â
⠨⠩â 9ã :ã ;㠜㠕ã
ä
ä
rä sä Þä àä áä ãä ää æä çä éä êä ìä íä öä ÷ä øä
å
å
å
å
å
å
å
å
å
˜
€
0
0
€
˜
€
€
˜
€
€
˜
€
€
€
0
0
0
€
€
€
0
˜
€
0
€
0
˜
€
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
€
€
0
0
0
0
€
0
€
0
˜
€
€
€
€
€
€
€
€
€
˜
0
0
€
€
€
€
0
€
˜
€
€
˜
˜
€
˜
€
0
€
€
€
0
0
€
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
€
0
0
˜
€
€
˜
€
˜
€
€
˜
€
0
˜
€
0
0
€
˜
€
0
€
€
˜
€
0
0
0
€
0
˜
€
€
0
˜
€
˜
€
0
€
€
˜
€
€
˜
€
€
˜
0
0
˜
€
0
˜
˜
˜
€
˜
˜
˜
˜
0
0
0
˜
€
€
€
˜
˜
˜
€
0
0
0
€
€
€
˜
˜
€
€
€
€
0
0
0
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
0
€
˜
€
0
€
˜
€
€
€
0
€
˜
0
˜
€
€
€
0
€
€
€
€
˜
€
€
€
˜
€
0
€
€
€
0
0
0
0
€
0
0
0
0
˜
€
˜
€
€
˜
€
€
€
˜
€
0
€
€
€
0
˜
€
€
˜
€
0
€
€
0
0
€
˜
€
€
€
0
€
€
€
€
€
˜
0
0
0
0
0
€
€
0
0
0
˜
€
0
0
˜
€
0
€
˜
€
€
€
˜
˜
€
˜
€
˜
€
€
˜
€
0
€
˜
€
€
˜
€
0
˜
˜
˜
€
˜
€
€
0
€
€
€
€
€
˜
€
0
€
˜
€
€
€
€
€
˜
€
0
€
˜
€
0
˜
€
0
€
€
0
0
0
˜
€
€
˜
€
0
€
€
0
˜
˜
€
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
0
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
€
€
€
€
0
€
0
0
˜
€
€
€
€
€
€
˜
€
0
0
0
€
˜
€
€
€
˜
€
€
€
€
˜
€
0
˜
˜
˜
€
0
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
€
€
0
0
0
˜
€
€
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
˜
€
€
€
˜
€
€
0
0
0
€
0
€
€
0
€
€
˜
˜
˜
€
˜
˜
˜
0
˜
€
€
˜
˜
€
€
˜
0
€
˜
€
0
0
€
€
€
€
€
€
0
˜
0
€
€
0
˜
€
0
€
˜
0
0
0
0
0
0
0
€
€
˜
€
0
€
€
0
€
˜
€
˜
€
0
€
˜
€
€
0
˜
€
0
˜
€
˜
€
0
˜
€
˜
€
0
0
€
€
€
˜
€
˜
€
0
0
€
˜
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
0
˜
€
€
€
€
€
0
0
0
˜
€
˜
€
€
€
˜
€
˜
€
0
€
€
˜
€
0
0
0
€
˜
€
0
˜
€
€
€
€
€
˜
€
0
€
˜
€
0
0
€
0
0
€
€
˜
€
˜
€
0
€
€
˜
€
€
€
˜
€
0
€
0
€
˜
€
0
0
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
0
€
€
0
˜
€
0
€
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
€
€
0
0
€
€
˜
€
0
˜
€
€
0
€
0
€
€
€
€
˜
€
0
˜
0
€
0
˜
€
0
˜
€
0
€
€
˜
€
0
0
€
˜
€
˜
€
˜
€
0
0
0
€
˜
€
€
˜
€
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
€
€
€
˜
€
€
€
˜
€
0
€
€
˜
€
0
€
€
0
˜
€
˜
€
0
€
0
€
˜
€
˜
€
0
€
0
€
˜
€
€
€
˜
€
0
€
˜
€
0
˜
€
0
0
0
0
€
˜
€
˜
0
0
0
€
˜
€
€
˜
€
0
0
€
˜
€
€
˜
€
0
€
˜
€
˜
€
€
˜
€
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
€
€
0
0
€
˜
0
0
€
€
€
˜
€
0
€
0
0
€
€
˜
€
€
0
˜
˜
€
0
€
˜
€
0
0
˜
€
€
€
˜
€
€
0
€
€
0
€
€
0
0
˜
€
€
€
˜
€
˜
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
€
˜
˜
€
0
˜
€
€
€
€
€
€
˜
€
˜
€
0
0
0
€
0
˜
€
0
0
0
€
€
0
˜
€
˜
€
€
˜
€
€
€
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
€
˜
€
˜
˜
€
€
0
˜
€
0
0
0
€
˜
€
0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
0
˜
˜
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
0
€
€
0
˜
€
€
Iˆ 0 0
0
˜@
€
€
˜
€
à
˜@
€
€
0
0
˜
€
€ Iˆ 0 0
0
€
€
0
€
€ Iˆ 0 0
€
€
˜
˜@
€
€
˜@
€
0
0
€
˜@
€ ˜
0
˜
€
€‘|
X
0Ý 1Ý 2Ý ®Ý ¯Ý þÝ ÿÝ
]à ªà «à ¬à já ká Áá Âá
â
ä rä sä Þä àä
€
0
˜@
€
€
Iˆ 0 0
€
0
€
˜
€
€
˜
€
€
0
˜@
€
0
0
€
€
Iˆ 0 0
0
€
€ ˜
˜@
€
€
0
€
˜@
€
€
˜@
0
€
ø
€
0
€
iÞ jÞ åÞ æÞ Xß Yß Ýß Þß
⠨⠩â 9ã :ã ;㠜㠕ã
\
ä
å
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
0
KÈ
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
KÈ 0
€ IÈ 0
0,
KÈ 0
KÈ 0
€ IÈ 0
€ IÈ 0
€
í
|
í
w
ʆ
x
%
z
ô›
{
%
|
cº
}
%
~
ìÔ
•
(
€
Yç
•
‚
àì
ƒ
°
…
Ü/
†
ÿI
ˆ
z_
Š
<z
Œ
P†
•
„
‡
‰
‹
•
Ž
£“
š¯
²
‹Ï
y4
Hå
ðP
áì
Âq
í
y
@ -ñ
ÿÿ
!
(
ÿ €€€ ÷
ð
ð
ð
ðB
!•
! ÿ•€
ð’
ð8
ð
ð
ð0
ð(
S
ð¿
å ÿÿ(
Ó#
¼]
Ó#
|^
Ë
Ó#
ÿ
?
¼_
ð
Ó#
Ó#
<^
<[
Ó#
|[
Ó#
¬ó
Ó#
,í
Ó#
|/
Ó#
¼/
Ó#
ü/
T‘"
Ó#
”‘"
Ó#
Ô‘"
Ó#
¤J
Ó#
äJ
Ó#
$K
Ó#
dK
Ó#
¤K
Ó#
äK
Ó#
$L
-Ó#
dL
Ó#
¤L
Ó#
äL
!Ó#
$M
"Ó#
\|
#Ó#
œ|
$Ó#
Ü|
%Ó#
}
&Ó#
\}
'Ó#
œ}
(Ó#
Ü}
)Ó#
~
*Ó#
\~
+Ó#
œ~
,Ó#
Ü~
Ó#
•
.Ó#
\•
/Ó#
ϥ
0Ó#
´j •
•
–
–
•R •R `S `S
T
T
T É` É` »c »c ™Ý ™Ý NÞ NÞ Bß Bß ¼ß
¼ß Gà Gà rá rá £á £á óá óá ƒâ ƒâ
ã
ã Gä Gä Qä Èä Èä
Ó#
å
"
#
$
%
&
'
’
’
š
š
iS
T "T "T Ò` Ò` Äc Äc
Ý
Ý TÞ TÞ Jß Jß Àß
xá xá ©á ©á úá úá Šâ Šâ 'ã 'ã Oä Uä Uä Ðä Ðä
!
ˆR ˆR iS
Àß Jà Jà
å
!
"
#
$
%
&
'
9
*€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags €State €=
*€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags
€PlaceName €=
*€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags
€PlaceType €9
'
*€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags €place €8
(
*€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags €City €B
$
*€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags
€country-region €
Ô9Â
'
(
'
(
'
d
°
j
¶
[
˜
ô
'
$
$
k
¼
b
•
ú
p
n
¾
h
¢
'
$
'
'
(
·
\
œ
ù
(
'
#
n
¤
$
'
(
1
u
Æ
%
o
6
|
Ì
,
t
¬
'
2
v
Ç
.
‡
Ü
4
}
¾
'
C
9
}
Ñ
u
¸
'
(
(
D
ˆ
Ý
6
~
¿
$
'
'
Ì
H
Ž
å
<
†
Ð
'
(
'
J
•
æ
>
•
×
'
N
›
é
A
–
Ø
'
(
(
Q
œ
U
¡
ù
ð
'
W
§
ú
b
¯
B
L
N
S
T
Þ
ä
ç
è
ó
`
°
ø
a
±
ù
h
g
·
þ
¸
ÿ
$
m
Â
%
n
È
.
z
Ð
/
{
Ñ
6
ƒ
Ö
7
„
×
>
‰
Ý
?
Š
ß
C
’
á
D
“
â
M
˜
é
N
™
ê
V
¤
í
W
¥
ï
5
£
æ
6
¤
è
E
«
=
ª
ó
ô
,
I
®
J
¯
Q
µ
^
»
d
Å
e
Æ
j
Ñ
k
Ò
s
Ô
y
Õ
•
Ü
•
Ý
•
â
œ
ã
$
t
Â
%
u
È
c
˜
ã
!
t
°
+
|
Ò
n
ž
è
,
|
·
Ó
Ø
!
u
¨
ò
<
ˆ
p
Ÿ
é
2
}
½
1
‡
,
}
Ä
'
v
©
ó
=
‰
Æ
2
ˆ
Ù
9
•
á
*
}
+
~
µ
ý
D
”
ë
2
‚
»
E
š
ì
3
ƒ
Á
N
¡
V
¥
\
¦
:
‰
È
B
•
Í
C
Ž
Ï
N
‘
×
P
š
W
•
]
ž
e
¡
÷
9
ˆ
Â
O
¢
Ç
d
®
e
¯
l
·
o
¸
ý
R
’
\
]
b
Þ
ß
â
—
Ø
þ
D
Œ
Ò
:
Ž
â
E
•
Ó
J
“
×
K
•
Ø
O
™
ã
ä
ç
è
ñ
f
¢
ò
k
§
÷
l
¨
ø
s
¯
)
€
˜
Ö
+
•
ž
Û
5
Œ
Ÿ
Ü
7
•
¢
é
:
•
£
ê
;
‘
G
©
ó
H
M
N
Y
Z
e
f
j
k
v
w
¶
¸
ÿ
½
¾
Ä
Å
Ê
Ë
Õ
—
ª
ô
®
ú
°
û
þ
ž
æ
Ÿ
î
A
m
§
Í
¦
ø
§
ù
B
n
¨
Î
+
ÿ
G
y
«
Ø
,
®
1
´
H
•
¬
Ù
2
µ
L
ˆ
±
â
<
Á
Â
N
‰
²
ã
a
Ç
&
S
•
¸
é
h
È
'
T
•
¹
ê
i
Ï
•
Ð
,
Y
™
½
î
–
Ö
Z
›
¾
ï
×
Û
6
c
¡
Æ
ú
Ü
7
d
£
Ç
ü
%
)
*
4
5
:
;
?
@
F
G
M
N
S
T
\
]
d
e
i
j
q
r
w
x
~
€
„
…
Œ
•
”
•
›
œ
£
¥
¨
©
³
µ
½
Ä
Î
Ï
Ô
Õ
Þ
ß
æ
û
"
#
,
6
7
;
<
I
J
P
V
]
^
`
a
h
i
p
q
v
w
z
|
‚
ƒ
‹
Œ
•
–
š
›
ž
©
¯
´
µ
¾
¿
Ä
Å
Í
Î
Ó
Ô
Ø
Ù
à
á
ê
ë
ò
ô
ú
-
3
4
>
@
K
L
S
T
X
Y
]
k
r
x
}
•
ˆ
‰
•
‘
•
–
¡
¦
§
-
¯
µ
·
»
¼
Ã
É
Ï
Ð
Ø
Ù
Ý
Þ
å
æ
ê
ë
î
ð
ô
ö
ü
ý
*
+
1
2
8
9
A
G
M
N
U
V
Z
[
^
_
i
j
r
s
y
z
}
~
ƒ
„
•
Ž
˜
š
¢
¥
¦
³
´
¶
·
¼
¾
À
Á
É
Ë
Ö
×
Þ
ß
å
æ
í
î
ü
þ
!
(
)
0
1
>
@
F
G
M
N
T
U
\
^
c
d
h
i
q
r
|
}
‡
•
’
“
š
œ
¡
¢
¨
®
¶
¸
½
¾
Æ
Ç
Í
Î
Ñ
Ò
×
Ø
á
â
è
é
ì
í
ó
ô
ö
÷
þ
ÿ
2
‡
•
ï
3
ˆ
ž
ð
>
•
¤
ó
D
•
¥
ô
,
L
–
©
ý
M
Q
R
U
V
_
a
f
i
p
r
}
~
ª
µ
¶
À
Á
È
Ê
Ð
Ñ
Ý
Þ
ä
å
—
]
ª
^
«
ë
ê
B
‚
œ
Õ
°
ö
E
Š
•
Ö
h
g
±
÷
F
Œ
£
Ü
(
q
¸
û
K
–
¤
Ý
)
r
¹
,
y
¿
/
z
À
4
€
Ã
5
•
Ä
<
…
Ê
Ì
)
ü
L
—
§
ç
P
Q
¨
î
Z
¯
ó
[
°
ô
¸
ù
ú
=
†
@
‹
Ñ
.
A
Œ
Ò
/
L
’
Ø
4
M
“
Ù
V
•
ã
W
£
å
_
`
i
j
p
5
q
7
w
8
}
A
•
¹
¿
Á
Ä
Å
Ë
Ì
Ï
Ð
c
b
Ÿ
à
Z
â
#
h
¦
è
%
i
§
ê
[
^
d
š
÷
¤
û
ø
(
j
Î
Ï
4
3
ã
)
k
¥
ü
3
n
Ô
>
4
ˆ
Õ
?
›
ð
Ú
¾
Ÿ
õ
æ
Æ
2
•
3
‚
;
•
<
Ž
ì
´
õ
¹
$
U
©
V
«
À
/
B
0
z
Í
I
¤
ù
Ô
J
¥
ú
J
•
Î
K
–
Ð
5
•
@
†
A
‡
Õ
Q
¬
þ
g
Þ
R
-
ÿ
h
ß
W
±
o
V
X
\
]
Õ
Ö
Ú
Ü
J
•
é
X
²
p
K
•
ë
[
»
y
R
’
ñ
^
¼
S
“
ò
c
Á
d
Ç
%
a
¸
»
Ã
È
É
Ó
z
Ô
…
Ú
†
Û
Œ
ã
â
ë
ì
ñ
ò
ø
ù
þ
]
±
^
²
d
»
j
Á
ÿ
Ï
Ð
Ô
Ö
á
@
™
A
L
(
M
,
V
W
Ÿ
F
Š
Ç
`
¶
Í
š
ö
E
ˆ
Æ
ÿ
4
€
ø
y
¶
™
í
ý
¿
*
A
@
ƒ
÷
s
±
˜
ì
ü
º
)
?
:
‚
ò
q
°
“
Ù
0
y
ñ
j
©
P
ö
/
v
í
>
’
Ø
J
š
î
c
½
ë
,
p
¨
’
å
a
²
ÿ
ä
+
o
³
ì
"
i
¨
©
m
Ë
n
Ì
z
Ò
{
Ó
)
~
œ
í
v
w
›
&
o
(
w
;
@
Ð
!
:
Œ
£
ò
€
š
Î
$
0
„
•
î
•
/
•
A
Û
!
>
–
¤
ó
Œ
±
1
€
7
‹
H
ç
i!
P
W
Z
a
b
g
h
r
s
x
y
}
°
»
¼
Â
Ã
É
Ê
Ï
Ñ
Ù
Ú
ã
ä
"
@
F
G
L
M
S
T
_
`
k
l
•
–
²
º
»
Å
Æ
Ì
Í
Ó
Ô
Ü
÷
ü
ý
8
‘
P
é
Å!
O
ü
Ž
®
G
Ü
h!
E
—
¯
ú
>
™
Q
A
š
T
A
B
k
Æ! p" r"
H
ž
U
I
Ÿ
`
l
M
¤
b
½
N
¥
¥
¾
U
¬
°
V
±
[
´
½
\
¶
¾
c
2
Á
d
:
Â
$
&
&
"$
$$
±' ²' º' ¾' Ü' Ý' à' á' ¬) -)
*
ó+ ô+ Z, \, y, |, –, ›, à- á.
. ª. «. à. á. ñ0 ò0 K1 L1 —
1 ˜1 ×1 Ø1 á1 â1 Ñ2 Ô2 ï2 ñ2
*
“*
”*
%+
&+
‚+
ƒ+
3
3
<
@
ò3 ó3
4
4 •5 •5 ³5 µ5 é6 ê6 +8 ,8 ó8 õ8 X; ^; —
˜< ×< Ù<
=
= J= K= 9> :> s> t> 2? 3? /@ D@ G@ ýA ÿA
C
C dC eC «C ¬C öC ÷C ýD þD •E ‚E •F
‚F •G ‚G •H ‚H ðH òH ÜJ ÝJ ïJ ðJ •K ‚K <L AL FL GL QL
RL _L bL gL hL oL uL }L ÓL ÙL ÚL äL åL êL ëL ðL õL ùL
ýL
M
M
M
M
M
M M
M 'M (M .M /M 5M 6M 8M 9M @M AM FM GM JM LM PM QM WM XM
\M ]M cM dM qM rM |M ~M „M …M ŠM ‹M ŽM •M ™M šM ¡M ¢M
¨M ©M -M ®M ²M ³M ºM »M ÀM ÆM ÍM ÎM ÓM ÔM ÝM ÞM ãM íM
òM ÷M
N
N
N
N
N
N !N #N &N +N 5N 6N >N ?N HN TN Y
N ZN dN eN lN nN sN tN yN zN „N …N ‰N ŠN •N –
N žN ŸN ¤N ¥N ªN «N µN ¶N ¼N ½N ÅN ÇN ÐN ÑN ÙN ÚN æN çN
ìN òN ÷N øN
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O !O %O &O ,O 0O 4O ?O @O FO GO QO RO \O ]O gO lO vO xO }O •O ƒO „O
‰O ŠO •O ‘O ˜O ™O
O ¡O §O ÊO ÏO ÐO ÚO ÛO âO èO ðO ñO
öO ÷O ýO þO
P
P
P
P
P
P
P P #P $P 'P )P .P /P 6P 7P DP EP JP KP QP RP \P ]P jP pP
wP xP }P ~P ƒP „P ’P “P šP ›P ¦P §P ¬P -P ·P ¸P »P ¼P
ÁP ÂP ÈP ÌP ÐP ÑP ÔP ÕP ÛP ÜP áP âP èP éP íP óP øP ùP
Q
Q
Q
Q
Q
Q
Q
Q #Q %Q /Q 0Q EQ JQ TQ VQ ]Q pQ vQ
wQ •Q ƒQ •Q ¦Q ¬Q -Q ¸Q ¹Q ¿Q ÀQ ÊQ ÕQ ÚQ ÛQ êQ ëQ õQ
R
R
R
R
R
R
R
R "R (R /R 7R 8R <R =R DR KR RR SR YR ZR bR cR lR mR sR tR ~R
‰R ŽR •R šR ›R ŸR
R «R ¬R ®R ³R ¸R ÃR ÈR ÊR ÒR ÓR ØR
ÞR çR éR ðR ñR ÷R øR
S
S
S
S
S
S
S -S (S )S 2S 3S 9S ;S CS DS MS NS TS US _S jS
oS pS }S ~S ˆS ‰S •S •S šS žS ¤S ªS ±S ²S ¶S ·S ¾S ÁS
ÉS ÊS ÎS ÏS
T
T
T )T 3T <T JT KT QT ]T ^T fT gT pT
qT wT yT }T ~T ƒT „T ŠT ‹T ‘T ™T ¦T åT îT !U 4U wU }U œ
U ¦U ¸U ¾U ñU òU üU /V 9V vV zV ÀV ÊV
W
W
W
X
GW MW ”W
˜X žX ŸX
éX ôX ùX
™W
¨X
Y
ÛW
ªX
áW
²X
ëW
¹X
*X
½X
4X
¾X
tX
ÈX
|X
ÉX
}X
ÔX
‚X
ÕX
ƒX
ÙX
‹X
ÚX
ŒX
àX
—
áX
èX
Y
Y
RY SY ]Y pY vY …Y ŒY •Y •Y –
•Y žY ¢Y £Y §Y ¨Y -Y ®Y ¹Y ºY ¿Y ÀY ÆY ÇY ÒY ØY ßY áY
åY æY òY óY ýY
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z !Z "Z (Z )Z 4Z 5Z =Z >Z KZ LZ UZ VZ ]Z _Z
fZ gZ mZ nZ uZ wZ ~Z €Z †Z ‡Z •Z •Z ’Z “Z šZ œZ ¥Z ¦Z
©Z ªZ ±Z ²Z ·Z ¸Z ¾Z ÀZ ÉZ ÊZ ÏZ ÐZ ÙZ ÚZ ßZ àZ ëZ íZ
ñZ òZ ÷Z øZ
[
[
[
[
[
[
[
[
[ ![ *[ +[ 1[ 2[ ?[ E[ K[ L[ R[ S[ ^[ e[ k[ l[ w[ z[ …[
‹[ ’[ “[ ˜[ ™[ ¡[ ¢[ §[ ¨[ ±[ ²[ ¼[ ¾[ Â[ Ã[ È[ Ï[ ×[
ã[ é[ ê[ ÷[ ù[
\
\
\
\
\
\
\
\
\ !\ %\ &\ ,\ 2\ 9\ ;\ E\ F\ L\ M\ R\ S\ Y\ `\ h\ j\ o\
p\ v\ w\ |\ }\ ‚\ ƒ\ ‡\ ‰\ Œ\ •\ •\ ‘\ ™\ š\ ¥\ ¦\ ª\
«\ °\ ¸\ Å\ Æ\ Ë\ Ì\ Ô\ Õ\ Ù\ Ú\ á\ â\ í\ î\ ö\ ú\
]
]
]
] !] "] (] )] ] .] 4] 5] ;] <] @] A] G] H] M] N] X] Y] ]] ^] f] g] o]
p] w] €] …] ²] Â] Ä] Ç] ë] ò] ó] ü] ý]
^
^
^
^
^
^
^ 4^ 9^
†^ •^ •^ “^ ”^ —
^ ˜^ •^ ž^ §^ ¨^ ³^
:^
@^
F^
R^
X^
b^
c^
o^
p^
{^
´^
º^
Á^
Ê^
Ð^
ï^
û^
ü^
_
_
|^
„^
_
_
_
_
'_ (_ 0_ 1_ 7_ 8_ E_ G_ P_ Q_ Z_ d_ q_ |_ ‚_ ˆ_ ‰_ •_
•_ —_ ˜_ ¥_ ¦_ «_ è_ ð_ 0` 9` •` Œ` —
`
` ¹` º` Á` Â` È` Ô` Ü` Ý` â` ã` ê` ë` ñ` ÷` ý` þ`
a
#a )a *a 0a 1a 6a 7a Aa Ba Ga Ha Ta Ua aa ba ha ia ra
xa }a ~a †a ‡a Œa ‘a œa •a
a ¢a ¦a ¨a ²a ³a ¸a ¹a ¾a
¿a Ëa Ìa Õa Öa Üa Ýa êa õa ûa üa
b
b
b
b
c
b
b
b
b !b $b %b ,b 3b 4b :b ;b Cb Db Ob Pb Yb Zb _b `b ib sb xb |b •b €b
„b …b ‘b ’b œb •b ¢b ¨b ³b ´b ¿b Áb Ëb Ìb Ñb Ób Öb ×b
ßb àb æb êb ðb ñb úb ûb þb ÿb
c
c
c
c
c
c
c
c c
%c &c .c /c 3c 4c ?c Ec Kc Lc Qc Rc ]c ^c cc dc rc tc
|c }c ‚c ƒc ‰c Šc —
c ˜c žc Ÿc ¤c Åc Óc Ôc ác âc æc çc ôc õc üc þc
d
d
d
d
d
d -d
d &d 'd ,d d 4d 5d :d ;d Dd Ed Nd Od Vd Wd ]d ^d dd ed id jd wd xd
zd {d €d ‚d ‡d ˆd •d Žd ›d œd
d ¡d ¦d §d °d ±d ¾d Àd
Ìd Íd Ñd Ód Þd ßd èd éd ðd öd ùd úd ÿd
e
e
e
e
e
e
e e
e &e ,e 4e 5e ;e <e Fe Me Re Se \e ]e ce de qe re xe ye
†e ‡e ‹e Œe •e ‘e œe že ¤e ¥e ±e ²e ¹e ºe ¿e Àe Æe Çe
Ïe Ðe Õe Öe Ýe Þe äe åe ìe íe ñe òe ýe þe
f
f
f
f
f
f
f !f "f 'f (f .f 3f 4f <f =f Cf Df Kf Mf Tf Vf \f ^f df ef kf mf rf
sf €f •f ˆf Œf ¤f §f nh oh Âi Ãi Çj Èj *l +l •l Žl ¾l
Ùl Úl âl ãl él ël ¤o ¥o Ào Áo ýo þo Vq iq oq zq {q ƒq
„q Œq •q -r r ;r <r cr gr hr nr or ur ƒr …r †r Œr •r ”r £r §r ¨r ´r
µr ·r ¸r Ær Çr Ër Ìr Ór Ôr Ûr ñr ór ôr ûr ür
s
s
s
s
s
t
's (s ]s ^s vs ws —
˜s
s ¡s ¥s ¦s «s ¬s ®s ¯s ¶s ·s õs ös
t
Tt Ut «u ¬u
v -v Õv Öv @w Aw Vw Xw ¯w °w qx |x }x ‚x
ƒx ‹x Œx –x —
x ¡x ¢x §x ¨x -x ³x ¸x Äx Ðx Ñx ×x Øx ãx äx êx ëx øx ùx
y
y
y
y
y
y
y
y )y *y 0y 1y 5y 6y =y >y Iy Py Ty `y dy ey
oy py xy {y €y •y ‰y Šy ‘y ™y ¤y ¥y °y ±y ³y ´y ¸y ºy
¾y ¿y Ây Ãy Íy Óy Øy Ùy áy ây æy çy íy îy óy ôy úy üy
z
z
z
z
z
z
z
z
z
z
z "z #z &z 'z .z 8z 9z Bz bz fz gz oz pz yz •z „z …z ’z “z ™z šz £z
¤z ©z ªz °z ±z ¶z ·z ½z ¾z Ãz Äz Çz Èz Îz Ïz Ôz Õz Ýz
Þz âz ãz íz îz õz ýz
{
{
{
{
{
|
{
{
{
{ -{ { ({ ){ /{ 8{ E{ J{ K{ U{ V{ Z{ [{ c{ d{ j{ k{ t{ u{ y{ z{ „{
…{ •{ Ž{ ™{ ›{
{ ¢{ ¥{ ¦{ ²{ ¸{ Á{ Â{ Ç{ È{ Ò{ Ó{ ×{
Ø{ ã{ ä{ ë{ ø{ þ{ ÿ{
|
|
|
|
|
|
| !| "| 0| 1| 9| :| @| A| K| L| P| Q| \| ]|
f| s| x| y| …| †| ‹| Ž| ‘| ™| ¢| £| ¨| ©| ´| »| Â| Ã|
Ê| Ë| Ñ| Ò| Þ| ß| è| é| ð| ò| ø| ù| ÿ|
}
}
}
}
}
}
} $} %} *} +} 4} 6} ?} @} E} F} P} Q} V} W} `}
a} e} f} l} r} w} x} ƒ} „} Š} ‹} ’} ˜} •} ž} ¢} £} §}
¨} ±} ²} ¼} ¾} Ã} Ä} Î} Ï} Ö} ×} Ú} â} å} ç} ó} ô} ú}
û}
~
~
~
~
~ -~ &~ '~ /~ 0~ 6~ 7~ A~ B~ G~ H~ N~ P~ V~ W~
[~ b~ g~ h~ s~ t~ ‚~ ƒ~ ‰~ Š~ •~ –
~ Ÿ~ ¥~ ®~ ¯~ ³~ ´~ ¹~ º~ Ä~ Ê~ Ï~ Ð~ Ø~ Ú~ â~ ã~ è~ é~
î~ ï~ ü~ ý~
•
•
•
• !• "• '• (• 0• 1• 6• 7• B• C• H• N• T• U• \•
a• b• i• j• p• q• u• v• |• }• „• †• ˆ• ‰• •• ‘• ”•
• ž• Ÿ• ¦• ±• ·• ¸• Ä• Å• Ε Ï• Ø• à• å• æ• ï• ð• ö•
þ• ÿ•
€
€
€
€
€
€ !€ "€ (€ )€ 2€ 3€ <€ D€ L€ N€ U€ V€ ]€ ^€
g€ n€ o€ v€ x€ €€ ‚€ …€ †€ •€ ”€ ž€ £€ ­€ ¹€ ¾€ Ѐ
Ù€ Ý€ Þ€ å€ æ€ ë€ û€
•
•
•
•
•
• '• )• ,• • 7• 8• ?• @• D• E• L• M• S• T• [• \• g• h• l• m• q•
u• v• |• }• ƒ• „• ‰• Š• “• ”• ˜• š• Ÿ•
• ¨• ©• ³•
·• ¹• ¾• ¿• Æ• Ç• Ï• Е Ô• Õ• à• á• ç• ð• õ• ö• û•
‚
‚
‚
‚ -‚ "‚ #‚ 3‚ 4‚ 9‚ :‚ B‚ C‚ N‚ O‚ \‚ a‚ i‚
n‚ o‚ w‚ x‚ |‚ }‚ ‚‚ ‰‚ •‚ Ž‚ ˜‚ š‚ Ÿ‚ ¥‚ ¬‚ ­‚ ²‚
¾‚ ¿‚ Ï‚ Ђ Ø‚ Þ‚ é‚ ê‚ ò‚ ó‚ ø‚ ù‚ þ‚ ÿ‚ ƒ
]•
–
֥
e€
Ø€
r•
´•
j‚
º‚
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
!ƒ &ƒ 'ƒ 0ƒ 1ƒ :ƒ =ƒ Fƒ Gƒ Lƒ Mƒ Uƒ Vƒ ]ƒ _ƒ eƒ jƒ uƒ
wƒ €ƒ •ƒ †ƒ ‡ƒ Žƒ •ƒ –ƒ —
ƒ œƒ •ƒ ¤ƒ ¥ƒ «ƒ ¬ƒ ³ƒ ¹ƒ ¾ƒ ¿ƒ ƃ ǃ Ѓ у ܃ ݃ ⃠ãƒ
ëƒ ìƒ òƒ óƒ þƒ ÿƒ
„
„
„
„
„
„ #„ $„ *„ ,„ 1„ 2„ >„ ?„ D„ L„ T„ U„ ]„ ^„
d„ e„ i„ j„ v„ w„ |„ „„ ‰„ Š„ ”„ •„ ž„ £„ ¬„ ­„ °„ ±„
µ„ ¶„ »„ ¼„ Ä Ä„ Ê„ Ì„ Ò„ Ó„ Û„ Ü„ â„ ã„ í„ î„ ö„ ÷„
û„ ü„
…
…
…
…
…
…
… "… '… .… 3… 4… @… A… N… O… T… U… Z… [… `… a… e… f… n… o… t…
z… ‚… ‘… ˜… ™… ž… ­… ±… ²… ½… ¾… Ä… Æ… Ï… Ð… ×… Ø… Ü…
Ý… å… æ… ì… í… ö… ÷…
†
†
†
† %† &† /† 0† 5† 6† <† B† K† L† Q† Y† `† f† k† s† {†
† ƒ† „† ‰† Š† ”† •† •† ž† «† ¬† ±† ¹† ½† ¾† dž Ȇ Ά
φ Ú† â† æ† ç† î† ï† ó† ô† ÷† ù†
‡
‡
‡
‡
‡
‡ ãˆ
äˆ `‰ a‰ |‰ }‰ ’‰ “‰ ¬‰ ­‰ ¼Š ½Š £‹ ¤‹ Á‹ ‹ -Œ Œ xŒ yŒ ‘Œ ’Œ ÀŒ ÁŒ •• €• ”• •• UŽ VŽ Ç• È• 2• 3• {’ |’
n“ o“ ô“ ö“ ’• “• û– ü– £— ¤—
…˜ †˜ ™˜ ›˜ ì™
š
š Ú Ìš Íš К Òš ך Øš áš êš ðš ñš
ôš õš øš
›
›
›
› !› *› ,• 4• 5• ?• G• R• S• `• a•
c• d• h• j• t• u• z• {• …• •• •• –
• œ• •• ¤• ¥• ´• µ• ¸• ¹• À• Æ• Ï• Е Û• Ü• ä• æ• ì• í•
ú• û•
ž
ž
ž
ž
ž
ž ž !ž $ž ,ž 5ž ;ž Dž Ež Rž Xž Zž [ž cž dž lž mž yž zž †ž
ˆž ’ž “ž •ž žž ¢ž £ž ¬ž ®ž µž ¶ž ¼ž ½ž ž Þ Êž Ëž Ôž
Öž àž èž ëž ìž òž óž úž ûž
Ÿ
Ÿ
Ÿ
Ÿ
Ÿ
Ÿ
Ÿ
Ÿ
Ÿ !Ÿ 'Ÿ (Ÿ Ÿ .Ÿ 4Ÿ 7Ÿ @Ÿ AŸ DŸ FŸ JŸ RŸ ]Ÿ ^Ÿ eŸ fŸ lŸ mŸ xŸ ƒŸ •Ÿ
•Ÿ ”Ÿ •Ÿ žŸ ¤Ÿ ©Ÿ ªŸ ±Ÿ ²Ÿ ¸Ÿ ¹Ÿ ¼Ÿ ½Ÿ ¿Ÿ ÀŸ ÄŸ ÊŸ ÓŸ
ÔŸ ០à
á
é
ê
±¯ ²¯ ¸¯ ¹¯ m² n² q² r² u² v² €² •²
[³ ]³ b³ c³ i³ j³ m³ n³
Â
Â
Â
 ! # ( ) †Ç ‡Ç ŠÇ ‹Ç •Ç ‘Ç žÇ ŸÇ îÕ ïÕ ÓÖ ÔÖ N×
O× ¿Ø ÀØ ËÙ ÌÙ -Ú Ú £Ü -Ü ®Ü ±Ü ²Ü µÜ ¶Ü »Ü ¼Ü ÅÜ ÆÜ
Ý !Ý 'Ý (Ý /Ý 2Ý 6Ý
7Ý =Ý ?Ý @Ý BÝ FÝ HÝ SÝ TÝ [Ý ]Ý gÝ iÝ lÝ mÝ vÝ yÝ ‚Ý
ƒÝ ŒÝ •Ý ‘Ý ’Ý —Ý ™Ý
Ý £Ý §Ý ¨Ý
Þ
Þ
Þ
Þ
Þ
Þ
Þ
Þ
Þ %Þ
3Þ 4Þ åÞ
—
à šà ¡à ¢à
óá úá ýá
â
'Þ
æÞ
+Þ
êÞ
ìÞ
aà
bà
ià
kà
oà
qà
|à
}à
„à
…à
‹à
•à
«à
â
ˆ
â
²à
´à
¹à
Ȉ
¿à
Áà
Èà
Éà
Ýá
Þá
åá
æá
ñá
â
â
â
â
â
-â
â
ä
ä
å
å
å
å
ä
å
ä
àä
áä
áä
ãä
ãä
ää
ää
æä
çä
éä
êä
ìä
íä
õä
øä
å
0
2
Å
µ
{
|
ó
ô
+
U
Æ
š
d
½
¯
°
›
¾
U
´
Í
Ð
Þ
ß
€
•
m
o
"
È
×
þ
?
®
½
a
h
L
P
F
J
Ð
Ž
•
\
^
Û
î
]
š
$
a
A
c
µ
(
¶
,
1
f
b
X
¤
–
é
@
B
M
N
q"
r"
$
&
&
!$
$$
¼' ¾' Û' Ý' «) -) Z, \, x, {, ©. «. ð0 ò0 Ò2 Ô2 î2 ñ2
Ž5 •5 ²5 µ5 ó8 õ8 \; ^; ×< Ù< @ /@ C@ F@ ýA ÿA üD þD ÿF
G _G `G ³G ´G /H 0H ïH òH îJ
ðJ <L >L ?L 4O -P P ÉP /R ÉR ÊR ÀS ÁS »T ïT üT ¸U ‘V ’V ìW œZ _[
\
\ ƒ\
‡\
^
^ Á^ F_ G_ ·` º` ¡a
b
b
b èb êb ýc þc ¿d
e
e He
f
f ‰f Œf ¥f §f mh oh Ái Ãi Æj Èj )l +l ¾l ël
Um Vm ±m ²m *n +n •n •n ön ÷n £o ¥o Vq „q Žq •q Àq Áq ;
r <r br cr gr
s vs ws
s ·s
t
t Ww Xw Dx Ex px ®x ×x ey oy {y az bz
{ u{ y{ †| •| \~
`~ Ê~ …• Ѐ
„
„ •… ‘… }† † ù†
‡
‡
‡ R‡ S‡ u‡ v‡
µ‡ ¶‡ ܇ ݇
ˆ
ˆ <ˆ =ˆ fˆ gˆ âˆ äˆ øŠ ùŠ ”• •• Æ• È• ó“ ö“ ‘• “• ¢— ¤—
™˜ ›˜ ì™ !› ,› ¸œ Çœ ,• 6ž 7ž Õž
Ÿ
Ÿ W
Ú
Û
\¡ ª£
°£ $¤ Ƥ
¦ $¦
§ -§ ®§ q¨ K© O© X© aª [« Z¬ ý®
¯ î¯ ú¯ c° k°
±
´
± î± ÷± c² \³ ê´ ì´ û´ ý´ 8¶ :¶ H¶ J¶
¸ -¸ h¹ j¹ x¹ z¹ õº ÷º ©» «»
º» ¼» t¾ w¾ 5À 7À òÁ ôÁ cà dÃ
Æ -Æ Ç /Ç ÔÇ ÖÇ eË gË ëÌ íÌ WÎ YÎ gÏ iÏ EÑ GÑ eÓ gÓ íÕ ïÕ ÒÖ
ÔÖ ¾Ø ÀØ ÊÙ ÌÙ
Ý !Ý /Ý 2Ý ™Ý ¢Ý æÝ ñÝ ÿÝ &Þ NÞ VÞ üÞ
ß
ß Aß Fß Lß Yß ‹ß ¼ß Âß
à
à Gà Là ]à ©à ¬à »à Ýà
æà
á iá ká yá £á «á óá üá
â 3â Eâ V⠃⠌â Àâ ëâ ìâ
ã
ã
ã
ã )ã y㠛㠕ã
ä
ä
ä #ä *ä 2ä Qä Wä ¢ä -ä Ìä Òä áä áä
ãä ãä ää ää æä çä éä êä ìä íä
å
å
å
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
¶
b
¥
ŽF
G >L bL b[ z[ Œf §f ¾l ël Vq •q <r cr £r
s ¡s ·s qx ®x Øx {y ù†
‡ ¶‡ ݇ ÿÝ 'Þ æÞ üÞ Gà kà ¬à
ä
ä Èä àä áä áä ãä ãä ää ää æä çä éä êä ìä íä
å
3
3
B
Ȉ
å
å
ä
ä
áä
áä
ãä
ãä
ää
ää
æä
çä
éä
êä
ìä
íä
å
å
å
sLa àþDÁÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
S
m †Õ€lÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
‚ § z:èÎÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ÀDì
”Âvÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
æ0³
¥t7ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
R'Š 2âtXÿ
ÿe× B˜Þ²ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ÿ ÿ
U5½'Æêœ|ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
*\Æ(b²>éÿ
DIŸ* 8 Ûÿ
ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
¹/50
ÿ
 @”7Z;ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
R‹GÖÄ
Zÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
asÜH–
kÆCÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
•hÄh:pÖhÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
k ‚$Rÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
`„˜þo(
.
€
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
ˆH
.
€
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
¯?
„Ð
„˜þ Æ
Ð
^„Ð
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
ˆH
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
ˆH
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
ˆH
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
ˆH
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o( ‡h
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ QJ ^J
„p „˜þ Æ
p ^„p `„˜þOJ
h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
•
.
€
.
€
.
‚
.
ˆH
·ð
o( ‡h
ˆH
QJ o( ‡h
h
h
•
o
ˆH
„
h
•
§ð
„
h
•
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
•
à ^„à `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
•
Æ
° ^„° `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
„˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
„P „˜þ Æ
P ^„P `„˜þOJ QJ o( ‡h
„Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
ˆH
.
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
ˆH
.
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
h
„à
h
•
o
ˆH
€
h
•
§ð
‚
€
„˜þ Æ
„° „˜þ
„€
h
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
p „˜þ Æ
p ^„p `„˜þOJ QJ o(
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
‡h
.
.
.
.
ˆH
•
€
€
‚
h
·ð
„
•
h
h
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
•
h
^„à `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
•
h
° ^„° `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
•
„˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
•
„P „˜þ Æ
P ^„P `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
•
h
ð- ^„ð-`„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
€
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
ˆH
.
€
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
„à
h
•
„˜þ Æ
à
„° „˜þ Æ
„€
h
h
„ð- „˜þ Æ
„Ð „˜
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
^„Ð `„˜þo(
.
€
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
„Ð
ˆH
ˆH
.
.
‚
€
„˜þ Æ
„
Ð
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
ˆH
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
ˆH
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
ˆH
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
ˆH
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ QJ o( ‡h
„ë „˜þ Æ
ë ^„ë `„˜þOJ QJ ^J
„» „˜þ Æ
» ^„» `„˜þOJ
h
„‹
„˜þ Æ
‹
^„‹
`„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
•
.
€
.
€
.
‚
.
ˆH
·ð
o( ‡h
ˆH
QJ o( ‡h
h
h
•
o
ˆH
„
h
•
§ð
„[
h
•
„˜þ Æ
[
^„[
`„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
•
h
+ ^„+ `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
•
h
Æ
û ^„û `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
•
h
„˜þ Æ
Ë ^„Ë `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
•
„› „˜þ Æ
› ^„› `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
„Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
h
„˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
•
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
•
„p „˜þ Æ
p ^„p `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
•
h
„
„+
„˜þ Æ
„û „˜þ
„Ë
h
„Ð
h
h
•
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
•
h
à ^„à `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
•
h
Æ
° ^„° `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
•
h
„˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
•
„P „˜þ Æ
P ^„P `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
„h „˜þ Æ
h ^„h `„˜þo(
.
h
„˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
•
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
•
„p „˜þ Æ
p ^„p `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
•
h
„
„à
„˜þ Æ
„° „˜þ
„€
h
„Ð
h
h
•
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
•
h
à ^„à `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
•
h
Æ
° ^„° `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
•
h
„˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
•
„P „˜þ Æ
P ^„P `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
„Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
h
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
h
„p „˜þ Æ
p ^„p `„˜þOJ QJ o( ‡h
•
h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
•
h
„
„à
„˜þ Æ
„° „˜þ
„€
h
h
•
o
ˆH
•
§ð
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
•
h
à ^„à `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
•
h
Æ
° ^„° `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
•
h
„˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
•
„P „˜þ Æ
P ^„P `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
„Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
h
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
h
„p „˜þ Æ
p ^„p `„˜þOJ QJ o( ‡h
•
h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
•
h
„
„à
„˜þ Æ
„° „˜þ
„€
h
h
•
o
ˆH
•
§ð
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
•
à ^„à `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
•
Æ
° ^„° `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
„˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
„P „˜þ Æ
P ^„P `„˜þOJ QJ o( ‡h
„î „zþ Æ
î ^„î `„zþo(
.
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
ˆH
.
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
ˆH
.
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
h
„à
h
•
o
ˆH
€
h
•
§ð
‚
€
„˜þ Æ
„° „˜þ
„€
h
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
ˆH
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
ˆH
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
ˆH
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
ˆH
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o( ‡h
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ QJ ^J
„p „˜þ Æ
p ^„p `„˜þOJ
h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
•
.
€
.
€
.
‚
.
ˆH
·ð
o( ‡h
ˆH
QJ o( ‡h
h
h
•
o
ˆH
„
h
•
§ð
„
h
•
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
•
à ^„à `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
•
Æ
° ^„° `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
„˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
„P „˜þ Æ
P ^„P `„˜þOJ QJ o( ‡h
h
„à
h
•
o
ˆH
h
•
§ð
S
„˜þ Æ
„° „˜þ
„€
h
m
‚ §
•hÄh
æ0³
DIŸ*
ÿe×
ÀDì
•
@
asÜH
R‹G
k
U5½'
¯?
¹/50
R'Š
*\Æ(
sLa
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿ
ˆ‹´a
GA
å
_t
W*
\@
ºn -</ Ú v ß w k`ƒ |!‡ B9Œ
?Ž u6» À
Þ
Gà
å
å
ÿþÿ@ €
@
@ ÿÿ
ÿÿ
G •
R o m a n
5 •
‡z
‡
‡z a
€
ÿ
N e w
; •
1
ˆ ðÐ
h
)" ¸Â
t
´ ´ •• 4
€
€
ä
ä ì‡
ä
U n k n o w n ÿÿ
‡z
€
ä
ÿÿ
ÿ
€
ÿÿ
ÿÿ
ÿÿ
T i m e s
N e w
S y m b o l
3&•
ÿ
Ÿ
ÿ
C o u r i e
A r i a l
A&•
T r e b u c h e t
M S
5&•
T a h o m a
?5•
‡z
r
€
W i n g d i n g s
˜šfµÔÕF
Ÿ
)" ¸Â
t
Ÿ
Á ð
mä
mä
2ƒQ ð
ðÿ
? ä
ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•W*
2
ÿÿ
$ M E N G G A G A S
I P S
Y A N G
B E R W A W A S A N
G L O B A L
r i e z f a
T r a v e l M a t e
S e r i e s
L
"
HX
þÿ
•
˜
,
X
È
8
Ô
ä
à…ŸòùOh «‘
ð
ü
+'³Ù0
œ
d
p
|
„
BERWAWASAN
GLOBAL
-
Œ
”
-
ä
riezfa
-
(
MENGGAGAS IPS YANG
-
-
Normal.dot Office
Word
@
NSI
TravelMate Series
@
`:+ ÔÅ @
öj„øÝÉ
-
7
-
Microsoft
)"
¸Â
þÿ
ÕÍÕœ.
“—
+,ù®0
h
œ
¼
p
¤
|
¬
„
´
Œ
”
í
ä
-
-
%
UPI
Ÿ
t
mä
æ
MENGGAGAS IPS YANG BERWAWASAN GLOBAL
-
Title
!
.
@
R
"
/
A
T
f
$
1
C
U
g
%
2
D
V
h
&
3
E
W
'
4
F
X
(
5
G
Y
)
6
H
Z
*
7
I
[
+
8
J
,
9
K
:
L
;
M
<
N
=
O
a
>
P
b
?
Q
c
\
]
^
_
`
m
n
o
p
q
r
s
t
u
v
w
x
y
z
{
•
€
•
‚
ƒ
„
…
†
‡
ˆ
‰
Š
‹
Œ
•
Ž
•
•
þÿÿÿ’
“
”
•
–
—
˜
þÿÿÿš
›
œ
•
ž
Ÿ
¡
¢
£
¤
¥
¦
§
¨
©
ª
«
¬
®
¯
°
±
²
³
´
µ
¶
·
¸
¹
º
»
¼
½
¾
¿
À
Á
Â
Ã
Ä
Å
Æ
Ç
È
É
Ê
Ë
Ì
Í
Î
Ï
Ð
Ñ
Ò
Ó
Ô
Õ
Ö
×
Ø
Ù
Ú
Û
Ü
Ý
Þ
ß
à
á
â
ã
ä
å
æ
ç
è
é
ê
ë
ì
í
î
ï
ð
ñ
ò
ó
ô
õ
ö
÷
ø
ù
ú
û
ü
ý
þ
ÿ
þÿÿÿ
þÿÿÿ
d
S
e
#
0
B
i
j
|
k
}
l
~
þÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿ
þÿÿÿþÿÿÿþÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿR o o t
E n t r y
ÿÿÿÿÿÿÿÿ
À
F
Àq¸ øÝÉ
€
D a t a
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
e
‘
1 T a b l
ÿÿÿÿ
o c u m e n t
;
S u m m a r y I n f o r m a t i o n
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
e n t S u m m a r y I n f o r m a t i o n
C o m p O b j
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
™
ÌÐ
W o r d D
ÿÿÿÿ
(
D o c u m
ÿÿÿÿÿÿÿÿ
8
q
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
þÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ þÿ
ÿÿÿÿ
À
F
Microsoft Office Word Document
MSWordDoc
Word.Document.8 ô9²q
Download