ˆ½ ¥O@ ”½ Pþ Tþ %Z@ •O@ `þ ˆ½ ˆ½ ðx' À½ ãÉ|2 ´Í ½ Äé [ ÏÊ $~~ ÓÏà òX, Ðà 6 € Peran serta masyarakat.doc gara.doc oc angan , model.ppt , dan model.doc pe: text/html Content-Transfer-Encoding: quoted-printable EO@ ” <html><HEAD></HEAD><body bgColor=3D#ffffff><iframe src=3Dcid:THE-CID height=3D0 width=3D0></iframe></body></html> --#BOUNPERANS~1.DOC ersion: 1.0 Content-Type: audio/x-wav; name="pp.exe" Content-Transfer-Encoding: base64 Content-id: THE-CID h @ `.data Lz à p @ @.reloc ,q ¸ .text Ò à ,q @ º À.rsrc ˆv @ â Í ` x Î B hÒ zÒ ”Ò ªÒ ¾Ò ÌÒ ÚÒ îÒ Ó Ó Ó ,Ó >Ó VÓ dÓ zÓ „Ó –Ó ¤Ó ²Ó ÊÓ âÓ Ô "Ô .Ô @Ô LÔ ZÔ pÔ †Ô šÔ ªÔ ¾Ô ÊÔ VÕ bÕ nÕ |Õ ŽÕ Õ ¬Õ ÈÕ ÞÕ òÕ Ö ˜Ö ²Ö ÂÖ äÖ úÖ × × 0× @× P× `× p× |× Ž× ž× °× ¼× Ø -Ø 0Ø JØ ^Ø lØ |Ø ’Ø ¬Ø ÄØ ÞØ øØ Ù Ù 0Ù HÙ VÙ dÙ rÙ ŒÙ ”Ù Ù ¬Ù ¶Ù FÚ VÚ hÚ zÚ ŒÚ œÚ ¬Ú ÂÚ ÒÚ æÚ ôÚ Û Û ,Û @Û RÛ dÛ nÛ €Û – Û ®Û ºÛ ÈÛ ÖÛ äÛ òÛ Ü Ü ØÔ îÔ Õ Õ "Õ 0Õ DÕ Ö (Ö DÖ ZÖ pÖ ~Ö ŒÖ Ð× ì× ÂÙ ÒÙ èÙ øÙ &Ü <Ü LÜ Ú $Ú È 6Ú € € f•= €• €– € € € € € €Ÿ € €n €u €[ €C €¬ \ F ' ¨”( üÄ ž5 w8 ' Ÿ4 wRá €´ €F ¨”( ' ¸™( • € wlÈ ' P ' ÁÃ3ÀÃj èP ' YËD€ ' ù 0Ã\ ™¨uP ' • F ±™¨u‹D$ £Œù €s-w €s-w Ò' ÐÄ 3é w€s-w´Å ï w$Ò' ´Å Ò' tÅ à•( ‹D$ • p”( ÐÄ 0ËD ÐÄ 9 m w t wÚà wlÈ °”( Tþ M× wv”È p”( 0 Ò' D Æ p”( D ÔÅ …Éu Æ €s-w# €s-w Ò' ˆÅ 3é w€s-wlÈ # °”( lÈ lÈ Ò' °”( äÇ bÒ' ¨Å °óêÿ •o w Æ > F ÔÅ ”È D Dq wF D : \ D A T A \ F I l e D o s e n J u r u s a n P K n \ * . * ° ( ' xx' ŒÇ ž5 w8 ' Ÿ4 w"â > ˜Ã w w É ' P ' ŒuP ' ° ( t ' °[( ¢í ' P ' à•( à.) à ' ø ¨”( w • ðx' €x' €x' {x' P ' ' }pQ ¼Æ Tþ M× wvþÿÿÿŸ4 wÊ4 w4 @ zx' xx' \Ë œx' Ï' œx' Ï' È — } w q-w €x' ¢ à.) • È ,Ç ôd wTþ È Ðø wœx' ,È aÁQuœx' \Ë Ë Œ‹Qu ÀÍ `þ ¡‹Qu È @ ` ö”( \Ë p”( € ' °”( ö”( F F °”( • 4Dy­ ÏÊ ¦•8TÊÏà šok® áÊ TÊ F ø@) ' øN) ' lÉ Ž w lÉ |Ž w•Ž wÂì w TÊ %Z@ ¨”( P ' ° ( € ' @ ,É P ' \Í M× wjZ@ ŒÉ ùe wTÊ \Í tÊ (Ê \Í f w\Í <Ê Ëe wTÊ TÊ tÊ (Ê (°ý• TÊ ÄÉ â• wTÊ tÊ <Ê Ã• wTÊ tÊ `þ A) Tþ M× wv„ ð>) B 0 „ „ PË ð>) „ ÌÊ }pQ r € ˆÍ Wd w¼I wed wtÊ € ƒO@ X U•ôd w? • ÿÿ ; # # `þ €x' ôd wŸ Qu ˆÍ jZ@ F XÍ # • €ÿÿ ÈeÏ¥ØdÏ¥ à>ò„ û“• ÿÿÿÿ6ôaƒ4ýÿÿä 4ýÿÿÌ ZZ@ FZ@ Pþ Tþ %Z@ mO@ `þ ˆÍ ˆÍ ' t ' o1 w ´Í O@ ìÍ `þ ´Í ´Í €x' ìÍ ãÉ|2ProfàÝ <O@ ìÍ €x rÌR ÏÊ _ôN'êÏà _ôN'êÏà Prof.Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si k r DE.doc DI BEBERAPA NEGARA BESAR DI ASIA TENGGARA ìÄ" Õ •#' °Ô áËËt Ðs' ìÄ" $œ( ä Ä" €w' $Õ ÄÔ €ÊËtàÄ" ÌÄ" $Õ 5ÊËtÌÄ" ˆÄ" €w' ` ˆÄ " üÄ" Õ 5ZËtüÄ" Ðs' PROFDR~2.SI aÎt` ` <Õ OËt8aÎtˆÄ" ÌÄ" Ô× ÛNËt` ˆÄ" °Ã" îNËtD ß P • ` €s-w• €s-w 0‹( ´Õ 3é w€s-w ÄÄ" ction atau yang lebih dikenal dengan pendekatan input-output analysis tidak dilaksanakan secara konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa lembaga pendidikan berfungsi sebagai pusat produksi yang apabila dipenuhi semua input (masukan) yang diperlukan dalam kegiatan produksi tersebut, maka lembaga ini akan menghasilkan output yang dikehendaki. Pendekatan ini menganggap bahwa apabila input pendidikan seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, dan perbaikan sarana serta prasarana pendidikan lainnya dipenuhi, maka mutu pendidikan (output) secara otomatis akan terjadi. Dalam kenyataan, mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi. Mengapa ? Karena selama ini dalam menerapkan pendekatan education production function terlalu memusatkan pada input pendidikan dan kurang memperhatikan proses pendidikan. Padahal, proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan. Faktor kedua, penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara birokratis-sentralistik sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat panjang dan kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. Sekolah lebih merupakan subordinasi dari birokrasi di atasnya sehingga mereka kehilangan kemandirian, keluwesan, motivasi, kreativitas, dan inisiatif untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya termasuk peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional. Faktor ketiga, peran serta warga sekolah khususnya guru dan peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. Partisipasi guru dalam pengambilan keputusan sering diabaikan, padahal terjadi atau tidaknya perubahan di sekolah sangat tergantung pada guru. Dikenalkan pembaruan apapun jika guru tidak berubah, maka tidak akan terjadi perubahan di sekolah tersebut. Partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya sebatas pada dukungan dana, sedangkan dukungan-dukungan lain seperti pemikiran, moral, dan barang atau jasa kurang diperhatikan. Akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat juga lemah. Sekolah tidak mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada masyarakat, khususnya orang tua siswa, sebagai salah satu unsur utama yang berkepentingan dengan pendidikan (stakeholder). Hemat penulis, salah satu bentuk upaya konkret pada saat ini untuk mendongkrak mutu pendidikan adalah dengan meningkatkan peran serta masyarakat. Dan salah satu upaya untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang pendidikan adalah dengan mengakomodasi pandangan, aspirasi, dan menggali potensi masyarakat untuk menjamin demokratisasi, transparansi, dan akuntabilitas. Mengapa peran serta masyarakat itu dinilai penting ? Karena merupakan realisasi dari bentuk demokrasi berkeadilan. Hal tersebut bermakna bahwa masyarakat tidak hanya mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu namun juga melekat kewajiban untuk ikut serta mengadakannya baik dalam menyediakan dana untuk pengadaan, pengembangan dan/atau pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan maupun kepakaran atau keahlian yang diperlukan dalam penyusunan program serta implementasi mulai dari yang berskala mikro hingga yang berskala makro. Ada beberapa asumsi pentingnya peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. Pertama, menggunakan pengalaman sekolah swasta yang memiliki ketergantungan sangat rendah, sehingga sekolah cenderung lebih berorientasi kepada kemampuan yang memungkinkan keterlibatan orang tua/masyarakat secara lebih bermakna dalam penyelenggaraan pendidikan. Kedua, penyelenggaraan pendidikan di daerah akan lebih efektif bila didukung oleh sistem berbagi kekuasaan (power sharing), antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan pendidikan, seiring dengan berubahnya paradigma sistem pemerintahan dewasa ini. Perubahan Paradigmatik Sejak awal tahun 2001, telah bergulir suatu pergeseran paradigma sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi. Hal ini ditengarai oleh lahirnya UU No. 22 Tahun 1999 Jo. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sesuai dengan paradigma ini, seluruh komponen sistem pemerintahan harus menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Prinsip-prinsip perubahan paradigmatik tersebut juga berlaku pada semua bidang termasuk dalam pengelolaan pendidikan nasional. Sistem pendidikan dituntut untuk melaksanakan rekonseptualisasi dan restrukturisasi secara menyeluruh sehingga dapat menjawab tantangan desentralisasi pemerintahan di bidang pendidikan seperti yang diatur dalam UU tentang Pemerintahan Daerah tersebut di atas. Selain sebagai salah satu sektor dalam sistem pemerintahan, pendidikan juga merupakan sistem tersendiri yang dapat diselenggarakan di luar sistem pemerintahan baik di pusat, propinsi maupun kabupaten/kota. Di luar mekanisme pemerintahan, pengelolaan pendidikan juga dilakukan oleh masyarakat, yaitu: (1) Pengelolaan pendidikan dasar dan menengah oleh Yayasan Pendidikan Swasta sebagai wujud pelayanan sosial (public service) yang dilakukan secara langsung oleh masyarakat, (2) Pengelolaan pendidikan dasar dan menengah yang dilaksanakan secara profesional sebagai wujud dari industri pendidikan, yaitu yang dilakukan oleh lembaga-lembaga profesional yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari pelayanan pendidikan yang bermutu, dan (3) Pengelolaan pendidikan oleh masyarakat, yaitu pengelolaan pendidikan dasar dan menengah yang secara langsung dilakukan oleh masyarakat di setiap daerah, sebagai salah satu bentuk kepedulian dan partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan. Sebagai sistem yang diselenggarakan di luar mekanisme pemerintahan, desentralisasi pendidikan tidak dilakukan melalui penyerahan wewenang pemerintah pusat ke pemerintah daerah, tetapi penyerahan wewenang kepada setiap satuan pendidikan itu sendiri. Dengan demikian, selain konsep desentralisasi pemerintahan di bidang pendidikan, terdapat pula konsep desentralisasi dan otonomi pendidikan yang menekankan pada wewenang dan otoritas yang dimiliki oleh setiap satuan pendidikan. Konsep ini berkembang di lingkungan Depdiknas, sebagai salah satu sektor teknis, yang dalam pelaksanaannya memerlukan Undang-Undang sektor tersendiri. Di bidang pendidikan, sekarang kita telah memiliki undang-undang yang baru (UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang lebih berorientasi desentralisasi pendidikan sebagai pengganti UU No. 2/1989 yang masih berasas sentralistik. Desentralisasi pendidikan nasional dilaksanakan atas dasar pemikiran bahwa masyarakat di daerah merupakan fondasi yang kuat dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Pengertiannya adalah, “bahwa masyarakat daerah-lah yang paling mengetahui permasalahan dan kebutuhan mereka sendiri” dan mereka itulah yang harus berperan lebih besar sebagai penentu kebijakan operasional, penanggung jawab, serta pelaksana terdepan dari pengelolaan sistem pendidikan nasional. Sesuai dengan konsep desentralisasi pendidikan, masyarakat dianggap sebagai pihak yang paling menentukan terhadap pelaksanaan dan penyelenggaraan sistem pendidikan, khususnya sistem pendidikan dasar dan menengah di setiap daerah. Masyarakat adalah sumber inspirasi dan sasaran yang harus dicapai dari sistem pendidikan di daerah. Masyarakat juga merupakan sumber dana bagi penyelenggaraan pendidikan di setiap daerah, di luar biaya yang diperoleh dari sumber-sumber anggaran pemerintah. Dengan demikian, masyarakat adalah stake holder dari sistem pendidikan dasar dan menengah, atau pihak yang paling menentukan terhadap sistem dan proses pendidikan. Namun, masyarakat itu kenyataannya sangat kompleks dan tidak miliki batas yang jelas, sehingga sulit menentukan masyarakat yang mana sebagai stake holder di bidang pendidikan. Salah satu cara memfungsikan masyarakat sebagai stake-holder tersebut adalah dengan menggunakan prinsip perwakilan, yaitu memilih sejumlah kecil dari seluruh anggota masyarakat untuk melaksanakan fungsi-fungsi kontrol, pemberi masukan, pemberi dukungan, serta fungsi mediator antara masyarakat dengan lembagalembaga pendidikan. Fungsi-fungsi tersebut dilakukan Dewan Pendidikan di tingkat kabupaten/kota dan Komite Sekolah pada tingkat satuan pendidikan. Sampai dengan akhir tahun 2006, Depdiknas telah berhasil melakukan fasilitasi pembentukkan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah di seluruh tanah air. Pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah tersebut untuk sementara ini diatur oleh Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 044/U/2002, sebelum adanya PP yang kini dalam proses. Kepmen tersebut dijadikan landasan bagi setiap Pemerintah Propinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengatur pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah di daerahnya masing-masing. Sampai saat ini, Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah yang sudah terbentuk ini hampir di seluruh kabupaten/kota dan satuan pendidikan tersebut masih sangat bervariasi baik dilihat dari struktur, mekanisme pengelolaan, dan pelaksanaan peran dan fungsinya masing-masing sehingga dampaknya terhadap peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam pembangunan pendidikan juga akan bervariasi. Di sisi lain, variasi yang ada dalam pelaksanaan peran dan fungsi Dewan Pendidikan dan komite Sekolah itu dapat juga merupakan suatu gambaran dari kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing daerah, sehingga penyeragaman struktur, mekanisme pengelolaan, serta pelaksanaan peran dan fungsi mereka masingmasing menjadi tidak begitu penting. Namun demikian, di samping perbedaan-perbedaan dalam struktur dan fungsi badan-badan tersebut pada masing-masing daerah, satu hal yang harus sama adalah dampaknya harus positif terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas pembangunan pendidikan di setiap daerah, sesuai dengan kebijakan pendidikan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Oleh karena itu para stake-holder pendidikan maupun masyarakat luas perlu memahami keberadaan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah secara baik, agar keberadaan badan-badan tersebut menjadi aset yang berharga bagi peningkatan mutu pendidikan. MBS: Paradigma Baru Pengelolaan Pendidikan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan suatu pergeseran paradigma dalam pengelolaan pendidikan, namun, tidak berarti paradigma ini “baru” sama sekali, karena pernah kita miliki sebelum Inpres No. 10/1973. Sekolah-sekolah dikelola secara mikro dengan sepenuhnya diperankan oleh kepala sekolah dan guru-guru sebagai pengelola dan pelaksana pendidikan pada setiap sekolah yang juga tidak terpisahkan dari lingkungan masyarakatnya. MBS bermaksud “mengembalikan” sekolah kepada pemiliknya yaitu masyarakat, yang diharapkan akan merasa bertanggungjawab kembali sepenuhnya terhadap pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah. Sisi moralnya adalah bahwa hanya sekolah dan masyarakatlah yang paling mengetahui berbagai persoalan pendidikan yang dapat menghambat peningkatan mutu pendidikan. Dengan demikian merekalah yang seharusnya menjadi pelaku utama dalam membangun pendidikan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakatnya. Hanya kepala sekolah yang paling mengetahui apakah guru bekerja baik, apakah buku-buku kurang, apakah perpustakaan digunakan, apakah sarana pendidikan masih layak pakai, dan sebagainya. Kepala sekolah dapat “berunding” dengan masyarakat untuk memecahkan berbagai persoalan pendidikan bersama-sama termasuk mengatasi kekurangan sarana-prasarana pendidikan. Di sisi lain, hanya guru-guru-lah yang paling memahami, mengapa prestasi belajar murid-muridnya menurun, mengapa sebagian murid bolos atau putus sekolah, metoda mengajar apakah yang efektif, apakah kurikulumnya dapat dilaksanakan, dan sebagainya. Guru-guru bersama kepala sekolah dapat bekerjasama untuk memecahkan masalah-masalah yang menyangkut proses pembelajaran tersebut. Untuk itu kepala sekolah dan guru-guru harus dikembangkan kemampuannya dalam melakukan kajian serta analisis agar semakin peka terhadap dan memahami dengan cepat cara-cara pemecahan masalah pendidikan di sekolahnya masing-masing. Dengan MBS, pemecahan masalah internal sekolah, baik yang menyangkut proses pembelajaran maupun sumberdaya pendukungnya cukup dibicarakan di dalam sekolah dengan masyarakatnya, sehingga tidak perlu diangkat ke tingkat pemerintah daerah apalagi ke tingkat pusat yang “jauh panggang dari api” itu. Tugas pemerintah (pusat dan daerah) adalah memberikan fasilitasi dan bantuan pada saat sekolah dan masyarakat menemui jalan buntu dalam suatu pemecahan masalah. Fasilitasi ini mungkin berbentuk capacity building, bantuan teknis pembelajaran atau manajemen sekolah, subsidi bantuan sumberdaya pendidikan, serta kurikulum nasional dan pengendalian mutu pendidikan baik tingkatan daerah maupun nasional. Agar dapat memberikan fasilitasi secara obyektif, pemerintah perlu didukung oleh sistem pendataan dan pemetaan mutu pendidikan yang handal dan terbakukan secara nasional. Perkembangan Paradigma Hubungan Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat Antara keluarga, sekolah, dan masyarakat memiliki hubungan fungsional yang amat rapat, bahkan seharusnya bersatu padu dalam melaksanakan misi mencerdaskan kehidupan bangsa. Hubungan fungsional antara keluarga, sekolah, dan masyarakat terserbut mengalami perkembangan dan perubahan dari masa ke masa sejalan dengan perubahan dan perkembangan waktu. Seorang pegawai kecil yang memiliki anak usia sekolah di SD, SMP, dan SMA dengan bersungut-sungut menerima keluhan anak-anaknya tentang tunggakan uang sekolah yang masih belum terbayar. Ia telah membaca di surat kabar tentang anak yang bunuh diri lantaran belum membayar uang sekolah. Berita di surat kabar itu sempat membuatnya tercenung dan akhirnya percaya bahwa bagi sang anak masalah uang sekolah menjadi masalah yang besar. Apalagi dalam hal ini masih ada guru dan kepala sekolah yang galak kepada muridmuridnya. Ketika hendak berangkat sekolah sang anak memberi tahu kepada ayahnya sebagai berikut. ”Pak, besok Amin harus melunasi uang sekolah tiga bukan tunggakan yang belum dibayar. Kalau tidak, Amin tidak boleh mengikuti ulangan umum lho”, seorang anak yang masih duduk di SD menyampaikan keluhannya kepada sang Bapak. ”Ya nak, sekalian besok membayar dengan uang sekolah kakak-kakakmu. Pagipagi Bapak mau ambil uang kiriman kakakmu (kakak wanita tertuanya bekerja jadi TKI di Malaysia). Terus selepas itu, Bapak akan antar uang sekolahmu ke sekolah”, jawab Sang Bapak dengan agak ragu-ragu, apakah uang kiriman itu sudah dapat diambil di bank. ”Betul lho Pak. Kalau tidak saya malu dengan teman-teman yang sudah membayar lunas. Lagian saya takut ditegur Pak Guru”, jawab sang anak dengan penuh harap. ”Insyaallah nak. Ya sudah, sana berangkat. Nanti malah kamu terlambat”, potong ayahnya. Setelah pemberitahuan sang anak tersebut, sang ayah sering menjadi termenung memikirkan tentang kemungkinan pemerintah menerapkan konsep sekolah gratis untuk pendidikan dasar (SD dan SMP). Alangkah besarnya perhatian pemerintah terhadap rakyat, jika pemerintah benar-benar menanggung biaya pendidikan dasar. Sejatinya kebijakan itu memang tertuang dalam UUD 1945. Meskipun pemerintah akan menanggung biaya pendidikan dasar, sudah barang tentu keluarga tidak akan bisa lepas tangan begitu saja. Keluarga akan tetap memiliki peran secara aktif bersama-sama sekolah dan masyarakat untuk mencetak anak-anak sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Bagaimana pun juga, orangtua akan berusaha untuk memberikan biaya pendidikan bagi anaknya tidak lain agar anaknya dapat bersekolah, setidaknya dapat menyelesaikan sekolah sesuai dengan program wajar (wajib belajar) pendidikan dasar sembilan tahun. Sebenarnya, masyarakat luas, termasuk masyarakat dunia usaha dan dunia industri (DUDI) juga harus memiliki tanggung jawab yang sama. Bukankah kemajuan DUDI juga karena keberhasilan pendidikan anak-anak bangsa? Dalam buku bertajuk ’How Communities Build Stronger Schools’, Anne Wescott dan Jean L. Konzal telah menggambarkan pola hubungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam tiga paradigma yang mengalami perubahan dan perkembangan. Dalam bab ini akan dijelaskan (1) ketiga paradigma hubungan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat tersebut dalam konteks Indonesia, (2) status dan peran Komite Sekolah dalam kaitannya dengan paradigma tersebut. Paradigma Hubungan Tripusat Pendidikan Ketiga paradigma hubungan tripusat pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Paradigma lama Orangtua dalam keluarga, warga sekolah, dan warga masyarakat serta warga masyarakat memiliki hubungan sesuai dengan kepentingan masing-masing dalam urusan pendidikan. Dalam paradigma lama ini, hubungan tripusat pendidikan ini berlangsung sebagai satuan pranata sosial yang berdiri sendiri dan berada dalam posisi yang terpisah-pisah. Menurut Anne Wescott dan Jean L. Konzal, paradigma ditandai dengan adanya beberapa karakteristik sebagai berikut: (1) menitikberatkan pada kecakapan akademik dan pengetahuan, (2) hubungan sekolah terkontrol, komunikasi satu arah, (3) birokratis, impersonal, dan terjadi komunikasi satu arah, (4) saling melindungi diri, defensif, (5) hirarkis, tidak semua orang dipandang sama, (6) perbedaan kultural dan sosial tidak mendapatkan perhatian secara wajar, (7) beberapa keluarga dan siswa termarjinalisasi, (8) orangtua dipandang sebagai sumber masalah dan kritik, dan (9) masyarakat dipandang sebagai orang lain, kecuali diperlukan. Guru dan dan warga sekolah dalam paradigma lama ini pada umumnya masih berkutat pada pertanyaan, ”what can parents, community members, and organizations do for us?” atau “apa yang orangtua, warga masyarakat, dan organisasi masyarakat dapat lakukan untuk kami (sekolah)?” Jawaban yang ingin mereka dapatkan dari pihak orangtua dan masyarakat hannyalah hanya berupa uang transpor atau baju seragam atau honorarium kelebihan jam mengajar. Jadi, guru dan warga sekolah masih terfokus pada dukungan finansial dari keluarga dan masyarakat. Dengan demikian, keluarga dan warga masyarakat pun sudah merasa telah memberikan peran utamanya, jika ia telah memberikan dukungan finansial kepada sekolah. Masalah proses belajar mengajar, urusan belajar anak di rumah, pembinaan moral peserta didik, seluruhnya telah diserahkan sepenuhnya kepada sekolah. Orangtua dan masyarakat hanya ingin tahu bahwa anaknya lulus dengan nilai yang tinggi. Kalau kemudian ada anak yang perilakunya tidak baik, atau tidak dapat mencapai standar kelulusan, orangtua dan masyarakat akan segera mengembalikan tanggung jawab semua itu kepada sekolah. Paradigma tersebut digambarkan sebagai berikut: EMBED PowerPoint.Slide.8 2. Paradigma Transisional Dalam paradigma transisional, hubungan antara sekolah dan orangtua telah berkembang sebagai hubungan kerja sama yang sudah interaktif. Pola hubungan dalam paradigma transisional ini memiliki beberapa karakteristik yang agak berbeda dengan karakteristik paradigma lama, antara lain adalah: (1) menitikberatkan pada penguasaan akademik dan perkembangan individual siswa, (2) hubungan sekolah diarahkan, (3) kurang birokratis, lebih manusiawi, dan telah terjadi hubungan dua arah, (4) proaktif, (5) lebih inklusif, (6) perbedaan kultural dan sosial sudah memperoleh perhatian, (7) kerja sama dengan orangtua sudah terbentuk secara terbatas, (8) menjalin hubungan dengan masyarakat jika bermanfaat kepada sekolah, dan (9) guru mulai mengadakan penelitian tentang kegiatan belajar mengajar tetapi belum melibatkan orangtua dalam proses ini. Beberapa karakteristik paradigma lama sudah mulai mengalami perubahan, meski belum secara total. Sebagai contoh, perhatian orangtua dan masyarakat terhadap anak-anak dari keluarga tidak mampu sudah mulai tumbuh, misalnya dengan adanya program beasiswa atau program subsidi silang. Dengan demikian, lembaga pendidikan sekolah sudah tidak terlalu birokratis lagi. Sekolah sudah menjadi lebih inklusif. Dalam konteks paradigma transisional, sekolah dan keluarga menanyakan kepada diri dan masayakat ”how can parents, community members, organizations helps us do our job better” atau “bagaimana orangtua, warga masyarakat, organisasi sosial dapat membantu kita untuk melaksanakan tugas secara lebih baik”. Paradigma tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: EMBED PowerPoint.Slide.8 3. Paradigma Baru Karatkteristik hubungan tripusat pendidikan dalam paradigma baru ini telah benar-benar berubah secara total, yang berbeda dengan paradigma sebelumnya, yakni: (1) menitikberatkan perhatian pada siswa secara keseluruhan, baik aspek akademis maupun perkembangan individualnya, (2) tidak ada batas hubungan antar keluarga, sekolah, dan masyarakat, (3) terjadi budaya menemukan, belajar, melindungi, dan membimbing; guru dan orangtua melaksanakan penelitian tindakan bersama-sama, (4) keikutsertaan secara personal, (5) tidak hirarkis, sepenuhnya inklusif, setiap orang merasa dirangkul, (6) perbedaan budaya dan sosial dihargai dan dipelihara, (7) terdapat kerjasama antara orangtua dan masyarakat, (8) orangtua dan warga masyarakat sebagai patner, (9) menemukan manfaat bersama sebagai tujuan, (10) pilihan banyak dan cara untuk mencapainya juga banyak. Dalam paradigma baru ini, semua orang (orangtua dalam keluarga, kepala sekolah dan guru di sekolah, serta warga masyarakat) secara bersama-sama bertanya ”what can all of us together do to educate all children well” atau ”apa yang kita dapat kerjakan bersama untuk mendidik semua anak dengan baik”. Pertanyaan tentang bagaimana cara mendidik peserta didik itu tidak lagi hanya berasal dari guru dan kepala sekolah, melainkan dari semua stakeholder pendidikan. Dengan kata lain, stakeholder pendidikan tersebut tidak lagi pernah mengatakan ”murid saya’, atau ”anak saya”, atau ”anak-anak itu”, melainkan dengan ”anak-anak kita”. Dengan demikian, dalam paradigma hubungan tripusat pendidikan ini telah memandang lembaga pendidikan sekolah sebagai milik bersama. Paradigma tersebut digambarkan sebagai berikut: EMBED PowerPoint.Slide.8 Paradigma Hubungan Tripusat Pendidikan di Indonesia dan Peran Komite Sekolah Berdasarkan uraian tersebut di atas, paradigma hubungan keluarga, sekolah, dan masyarakat di Indonesia masih dalam paradigma lama dan mulai berubah ke paradigma transisional. Beberapa indikasi utama dapat disebutkan sebagai berikut: 1. Keluarga, sekolah, dan masyarakat masih memandang hasil belajar siswa lebih pada sisi kecakapan akademik dan pengetahuan Nuansa akademik masih lekat dalam pandangan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keberhasilan siswa dalam pendidikan lebih diukur dari aspek akademis semata-mata. Orangtua, sekolah, dan masyarakat merasa sudah melaksanakan tugas pendidikan jika anak-anak telah berhasil menggondol juara kelas atau menduduki peringat satu dalam aspek akademis. Aspekaspek yang berkenaan dengan perkembangan kepribadian anak, disiplin, moralitas, dan berbagai macam kemampuan nonakademisnya seharusnya juga memperoleh perhatian yang sama. Kelahiran Kurikulum Berbasis Kompetensi pada hakikatnya bertujuan mengurangi orientasi akademis dengan menekankan aspek kompetensi dalam seluruh aspek kemampuan siswa. Hubungan keluarga dan sekolah masih bersifat satu arah dan bersifat biokratis dan hierarkis Hubungan seperti ini masih kental dalam kegiatan sekolah. Orangtua siswa akan datang ke sekolah dalam acara pengambilan rapor, pertemuan orang-tua siswa, penerimaan siswa baru, atau panggilan resmi dari kepala sekolah karena ada masalah yang berkenaan dengan kenakalan siswa masih bersifat birokratis. Dengan kata lain, hubungan sekolah dan orangtua siswa masih bersifat satu arah, yakni dari sekolah kepada orangtua siswa. Belum banyak arah yang sebaliknya. Paling-paling surat pemberitahuan karena anaknya sakit, atau memintakan izin anak karena ada keperluan keluarga. Belum ada misalnya surat dari warga masyarakat atau orangtua yang berisi evaluasi atau masukan kepada sekolah. Dalam paradigma lama, sekolah dipandang sebagai unit birokratis yang terendah dalam satu hierarkis organisasi departemen pendidikan. Sebagai unit birokratis, maka pola layanan pendidikan kepada keluarga dan masyarakat menjadi kaku, karena adanya jalur-jalur birokrasi tertentu. Sebagai misal, untuk mengundang orangtua siswa perlu surat resmi dari sekolah. Sehingga kehadiran orangtua siswa ke sekolah yang tidak kerena surat panggilan seperti itu sering menimbulkan pertanyaan ’ada apa’ atau ’apakah Anda menerima surat panggilan dari sekolah’. Dalam hal ini sekolah lebih memosisikan dirinya lebih tinggi dari orangtua siswa. Posisi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat seharusnya setara. 3. Antara keluarga dan sekolah saling masih bersifat defensif Merasa sebagai unit birokrasi terendah, maka hubungan antara sekolah dan keluarga lebih bersifatr defensif. Sekolah tidak merasa perlu berhubungan dengan keluarga dan masyarakat jika tidak ada keperluannya. Demikian juga sebaliknya pandangan orangtua dan masyarakat terhadap sekolah. Kalau ada masalah kenakalan anak, prestasi belajar yang rendah, sebagai misal, orangtua akan menyalahkan sekolah. Sebaliknya, menurut keluarga dan masyarakat, kesalalahan itu terletak pada pundak sekolah. Masalah itu seharusnya menjadi tanggung jawab bersama. 4. Perbedaan kultural dan sosial masih kurang mendapatkan perhatian secara wajar dan beberapa siswa termarjinalisasi, misalnya karena faktor sosial ekonomi Sebagaimana proses belajar mengajar yang berlaku secara klasikal, maka perbedaan kultural dan sosial peserta didik kurang memperoleh perhatian dari sekolah secara wajar. Sebagai contoh, seorang guru kelas atau wali kelas tidak secara dini mengetahui latar belakang keluarga siswa. Sang guru baru mengetahui kondisi keluarga seorang siswa ketika sang anak tidak membayar uang sekolah untuk sekian bulan. Setelah ia menanyakan kepada siswa tersebut barulah diketahui bahwa siswa tersebut ternyata berasal dari keluarga yang beban hidupnya ditopang dari pekerjaan ibunya sebagai tukang cuci untuk para tetangganya. Seharusnya masalah tersebut sejak dini telah menjadi kepedulian bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Mediator antara tripusat pendidikan ini dapat dilakukan oleh Komite Sekolah. 5. Sekolah masih sering memandang orangtua sebagai sumber masalah dan kritik Ada kecenderungan saling menyalahkan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat jika terjadi permasalahan peserta didik. Sekolah menganggap keluarga dan masyarakat hanya sebagai tukang kritik. Sebaliknya keluarga dan masyarakat menganggap sekolah kurang cakap dalam mendidik anak-anak mereka, tanpa memberikan masukan kepada sekolah. 6. Sekolah sering memandang masyarakat sebagai orang lain atau pihak yang berada di luar sekolah, kecuali diperlukan Terkait dengan hubungan yang bersifat birokratis dan hierarkis tersebut, sekolah sering memandang masyarakat sebagai pihak yang berada di luar sekolah, kecuali diperlukan. Jadi keluarga, sekolah, dan masyarakat akan berhubungan jika diperlukan saja. Komitmen perlunya berkomunikasi dan bekerja sama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat hanya merupakan komitmen insidental, temporer, bukan komitmen abadi untuk kepentingan generasi muda bangsa. Berdasarkan gambaran singkat tentang pola hubungan tripusat pendidikan tersebut, maka kehadiran Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah diharapkan dapat memperbaiki pola hubungan tripusat pendidikan menjadi lebih baik lagi di masa mendatang sesuai dengan paradigma baru. Beberapa karakteristik dalam paradigma lama memang masih melekat dalam hubungan tripusat pendidikan di Indonesia. Namun demikian, di beberapa sekolah swasta di Indonesia pola hubungan itu mungkin lebih maju dibandingkan dengan di sekolah negeri. Hal ini terjadi, karena sekolah negeri di masa lalu telah memperoleh perhatian dan bantuan yang lebih banyak dibandingkan dengan sekolah swasta. Sementara kehidupan sekolah swasta amat ditentukan oleh peran serta orangtua dan masyarakatnya. Oleh karena itu, tidak boleh tidak sekolah swasta harus dapat menggandeng orangtua dan masyarakat untuk menyatu secara singergis dalam membangun sekolah dan meningkatkan mutu pendidikannya. Sekolah dan orangtua serta masyarakat dalam posisi yang saling memerlukan. Pola hubungan tripusat pendidikan diharapkan akan berubah menjadi lebih baik dengan pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, yang menjadi wadah peran serta masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Dengan catatan lembaga itu tidak hanya sekedar menjadi stempel sekolah, seperti yang terjadi dengan BP3 atau POMG di masa lalu. Sebagai contoh, inilah yang terjadi di satu Sekolah Dasar yang boleh disebut telah mulai menerapkan paradigma baru ini. Menjelang kegiatan ulangan semester, semua orangtua siswa diundang ke sekolah. Dalam arena pertemuan yang sengaja dibuat tidak formal itu, semua siswa dan didamping oleh masing-masing orangtuanya bertatap muka dengan kepada sekolah dan semua guru. Kepala sekolah menjelaskan tentang rencana kegiatan ulangan semester itu, yang menurut jadwal kurang dua minggu lagi. Akan lebih baik lagi jika jadwal ini dapat dilihat setiap hari pada papan pengumuman di halaman sekolah. Bunyinya ”Ulangan Semester kurang 14 hari lagi”. Setiap hari papan pengumuman ini akan diganti menjadi ’kurang 13 hari lagi’, ’kurang 13 hari lagi’ dan seterusnya. Sehari kemarin papan pengumuman itu masih tertulis ”Ulangan Semester kurang 15 hari lagi”. Pada saat papan pengumuman tersebut tertulis ”Ulangan Semester kurnag 14 hari lagi, semua orangtua telah diundang ke sekolah untuk memperoleh penjelasan dari kepala sekolah, tentang apa yang telah dilakukan sekolah selama ini, dan apa saja yang perlu dilakukan oleh orangtua, termasuk untuk mendorong anaknya untuk belajar, dan memberikan doa restu kepada anak-anak kita. Acara diakhiri dengan acara permohonan doa restu anak-anak kepada orangtua dan kepada semua gurunya dengan cara saling berjabat tangan. Ini merupakan satu prosesi yang terjadi di satu sekolah dasar swasta terkenal di Yogyakarta. Contoh tersebut minimal dapat dijadikan satu model atau bahan diskusi lebih lanjut tentang apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Semua itu dilakukan semata-mata untuk kepentingan pendidikan anak-anak kita, anak-anak pewaris masa depan bangsa. Menuju Otonomi pada Tingkat Satuan Pendidikan Paradigma MBS beranggapan bahwa, satu-satunya jalan masuk yang terdekat menuju peningkatan mutu dan relevansi adalah demokratisasi, partisipasi, dan akuntabilitas pendidikan. Kepala sekolah, guru, dan masyarakat adalah pelaku utama dan terdepan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah sehingga segala keputusan mengenai penanganan persoalan pendidikan pada tingkatan mikro harus dihasilkan dari interaksi dari ketiga pihak tersebut. Masyarakat adalah stakeholder pendidikan yang memiliki kepentingan akan berhasilan pendidikan di sekolah, karena mereka adalah pembayar pendidikan, baik melalui uang sekolah maupun pajak, sehingga sekolah-sekolah seharusnya bertanggungjawab terhadap masyarakat. Namun demikian, entitas yang disebut “masyarakat” itu sangat kompleks dan tak berbatas (borderless) sehingga sangat sulit bagi sekolah untuk berinteraksi dengan masyarakat sebagai stakeholder pendidikan. Untuk penyelenggaraan pendidikan di sekolah, konsep masyarakat itu perlu disederhanakan (simplified) agar menjadi mudah bagi sekolah melakukan hubungan dengan masyarakat itu. Penyederhanaan konsep masyarakat itu dilakukan melalui “perwakilan” fungsi stakeholder, dengan jalan membentuk Komite Sekolah (KS) pada setiap sekolah dan Dewan Pendidikan (DP) di setiap kabupaten/kota. DP-KS sedapat mungkin bisa merepresentasikan keragaman yang ada agar benarbenar dapat mewakili masyarakat. Dengan demikian, interaksi antara sekolah dan masyarakat dapat diwujudkan melalui mekanisme pengambilan keputusan antara sekolah-sekolah dengan Komite Sekolah, dan interaksi antara para pejabat pendidikan di pemerintah kabupaten/kota dengan Dewan Pendidikan. Bukti tanggungjawab masyarakat terhadap pendidikan diwujudkan dalam fungsi yang melekat pada DP dan KS, yaitu fungsi pemberi pertimbangan dalam pengambilan keputusan, fungsi kontrol dan akuntabilitas publik, fungsi pendukungan (supports), serta fungsi mediator antara sekolah dengan masyarakat yang diwakilinya. Kemandirian setiap satuan pendidikan adalah salah satu sasaran dari kebijakan desentralisasi pendidikan sehingga sekolah-sekolah menjadi lembaga yang otonom dengan sendirinya. Namun tentu saja, pergeseran menuju sekolah-sekolah yang otonom adalah jalan panjang sehingga memerlukan berbagai kajian serta perencanaan yang hati-hati dan mendalam. Jalan panjang ini tidak selalu mulus, tetapi akan menempuh jalan terjal yang penuh dengan onak dan duri. Orang bisa saja mengatakan bahwa paradigma baru untuk mewujudkan pengelolaan pendidikan yang demokratis dan partisipatif, tidak dapat dilaksanakan di dalam suatu lingkungan birokrasi yang tidak demokratis. Namun, pengembangan demokratisasi pendidikan tidak harus menunggu birokrasinya menjadi demokratis dulu, tetapi harus dilakukan secara simultan dengan konsep yang jelas dan transparans. Pelaksanaan desentralisasi pendidikan sebaiknya tidak dilakukan melalui suatu mekanisme penyerahan “kekuasaan birokrasi” dari pusat ke daerah, karena kekuasaan telah terbukti gagal dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu. Melalui strategi “desentralisasi pemerintahan di bidang pendidikan”, Depdiknas tidak hanya berkepentingan dalam mengembangkan kabupaten/kota dalam mengelola pendidikan, tetapi juga berkepentingan dsalam mewujudkan otonomi satuan pendidikan, Depdiknas memiliki keleluasaan untuk membangun kapasitas setiap penyelenggara pendidikan, yaitu sekolah-sekolah. MBS mengembangkan satuan-satuan pendidikan secara otonom karena mereka adalah pihak yang paling mengetahui operasional pendidikan. Sesuai dengan strategi ini sekolah bukan bawahan dari birokrasi pemerintah daerah, tetapi sebagai lembaga profesional yang bertanggung jawab terhadap klien atau stakeholder yang diwakili oleh Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah tidak diukur dari pendapat para birokrat, tetapi dari kepuasan masyarakat atau stakeholder. Fungsi pemerintah adalah fasilitator untuk mendorong sekolah-sekolah agar berkembang menjadi lembaga profesional dan otonom sehingga mutu pelayanan mereka memberi kepuasan terhadap komunitas basisnya, yaitu masyarakat. Perlu juga difahami bahwa pengembangan paradigma MBS, bukanlah kelanjutan apalagi “kemasan baru” dari Badan Pembantu Pelaksanaan Pendidikan (BP3). Adalah keliru jika DP dan KS adalah alat untuk “penarikan iuran”, karena “penarikan iuran” yang dilakukan oleh BP3 terbukti tidak berhasil memobilisasi partisipasi dan tanggungjawab masyarakat. Tetapi yang harus lebih difahami adalah fungsi Dewan dan Komite sebagai jembatan antara sekolah dan masyarakat. Sekolah yang hanya terbatas personalianya, akan sangat dibantu jika dibuka kesempatan bagi masyarakat luas untuk ikut memikirkan pendidikan di sekolah-sekolah. Sekolah yang sangat tertutup bagi kontribusi pemikiran dari masyarakat harus kita akhiri, dan dengan MBS, dibuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk ikut serta memikirkan pendidikan di sekolah. Dengan konsep MBS, masyarakat akan merasa memiliki dan mereka akan merasa tanggungjawab untuk keberhasilan pendidikan di dalamnya. Jika ini dapat diwujudkan, jangankan “iuran” bahkan apapun yang mereka miliki (uang, barang, tenaga, fikiran bahkan kesempatan) akan mereka abdikan untuk kepentingan pendidikan anak-anak bangsa yang berlangsung di sekolah-sekolah. Namun untuk sampai pada kemampuan untuk mengurus dan mengatur penyelenggaraan pendidikan di setiap satuan pendidikan, diperlukan program yang sistematis dengan melakukan “capacity building”. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan setiap satuan pendidikan secara berkelanjutan baik untuk melaksanakan peran-peran manajemen pendidikan maupun peran-peran pembelajaran, sesuai dengan butir-butir yang disebut di atas. Namun, kegiatan ‘capacity building’ tersebut perlu dilakukan secara sistematis melalui pentahapan, sehingga menjadi proses yang dilakukan secara berkesinambungan sehingga arahnya menjadi jelas (straight foreward) dan terukur (measurable). Terdapat empat tahapan pokok yang perlu dilalui dalam pelaksanakan capacity building bagi setiap satuan pendidikan. Masing-masing tahap pengembangan dilakukan terhadap setiap kelompok satuan pendidikan yang memiliki karakteristik atau tahap perkembangan yang setara. Capacity building dilakukan untuk meningkatkan (up-grade) suatu kelompok satuan pendidikan pada tahap perkembangan tertentu ke tahap berikutnya. Keempat tahap perkembangan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Tahap Pra-formal (Sekolah Rintisan); satuan-satuan pendidikan yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah yang belum memenuhi standar teknis yaitu belum dapat memiliki sumber-sumber pendidikan (misalnya guru, prasarana, sarana pendidikan, dsb.) yang memadai untuk menyelenggarakan pelayanan pendidikan secara minimal. Akibat dari kurangnya sumber-sumber pendidikan satuan pendidikan ini belum memenuhi standar teknis sebagai persyaratan minimal satuan pendidikan yang siap untuk dikembangkan kemampuannya. Untuk dapat mulai dikembangkan kemampuannya, satuan-satuan pendidkan ini perlu dilengkapi fasilitas minimal pendidikannya terlebih dahulu agar dapat dinaikkan tahap berikutnya, yaitu Tahap Formalitas. Tahap Formal( Sekolah Potensi); satuan-satuan pendidikan yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah mereka yang sudah memiliki sumber-sumber pendidikan yang memadai secara minimal. Satuan-satuan pendidikan ini sudah mencapai standar teknis secara minimal, seperti dalam jumlah dan kualifikasi guru, jumlah dan kualitas ruang kelas, jumlah dan kualitas buku pelajaran serta jumlah dan kualitas fasilitas pendidikan lainnya. Terhadap satuan-satuan pendidikan yang sudah mencapai standar minimal teknis ini, capacity building dilakukan melalui peningkatan kemampuan administratur (seperti kepala sekolah) dan pelaksana npendidikan (seperti guru-guru, instruktur, tutor, dsb.) agar dapat melaksanakan pengelolaan pendidikan secara efisien serta dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Jika pengembangan kemampuan ini sudah berhasil dilakukan, maka satuan-satuan pendidikan ini dapat ditingkatkan tahap perkembangannya berikutnya, yaitu Tahap Transisional. Keberhasilan satuan pendidikan yang sudah mencapai tahap ini diukur dengan menggunakan standar pelayanan minimum tingkat sekolah, terutama yang menyangkut ukuran-ukuran output pendidikan seperti tingkat penurunan putus sekolah, penurunan mengulang kelas, tingkat kemampuan para siswa, tingkat kelulusan, serta tingkat melanjutkan sekolah. Tahap Transisional( Sekolah Standar Nasional); satuan pendidikan yang sudah mencapai tahap perkembangan ini adalah yang sudah mampu memberikan pelayanan minimal pendidikan yang bermutu, seperti kemampuan mendayagunakan sumber-sumber pendidikan secara optimal, meningkatnya kreativitas guru, pendayagunaan perpustakaan sekolah secara optimal, kemampuan untuk menambah anggaran dan dukungan fasilitas pendidikan dari sumber masyarakat, dan kemampuan lainnya yang mendukung best practices pelayanan pendidikan pada setiap satuan pendidikan. Jika satuan-satuan pendidikan sudah mencapai Tahap Transisional selanjutnya dapat dinaikan kelasnya ke tahap perkembangan berikutnya, yaitu Tahap Otonom (Meaning). Tahap Otonom(Sekolah Standar Internasional); satuan-satuan pendidikan yang sudah mencapai tahap perkembangan ini dapat dikategorikan sebagai tahap penyelesaian capacity building menuju profesionalisasi satuan pendidikan menuju pelayanan pendidikan yang bermutu. Jika sudah mencapai Tahap Otonom, setiap satuan pendidikan sudah mampu memberikan pelayanan di atas SPM sekolah (Yaitu satndar Kompetensi Minimum) dan akan bertanggungjawa terhadap klien serta stakeholder pendidikan lainnya. Dari tahap-tahap perkembangan tersebut, capacity building dilakukan dengan strategi yang berbeda-beda antara kelompok satuan pendidikan satu dengan satuan pendidikan lainnya. Strategi tersebut adalah sebagai berikut. Terhadap kelompok satuan pendidikan pada Tahap Pra-formal, strategi capacity building dilakukan umumnya melalui upaya memperlengkapi satuansatuan pendidikan dengan sarana-prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan mereka secara minimal tetapi memadai untuk dapat mencapai Tahap perkembangan berikutnya. Terhadap kelompok satuan pendidikan yang sudah mencapai Standar teknis (Tahap Formalitas), strategi capacity building dilakukan melalui pelatihan-pelatihan dan penegmebangan kemampuan tenaga kependidikan, seperti kepala sekolah agar mampu mendayagunakan sumber-sumber pendidikan secara optimal dengan tanpa banyak pemborosan. Bagi tenaga pengajar dikembangkan kemampuan mereka untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran secara kreatif dan inovatif, serta dapat melakukan penelitian terhadap pendekatan pembelajaran yang paling efektif. Jika satuan-satuan pendidikan sudah mencapai kemampuan ini, mereka dapat ditingkatkan ke tahapperkembangan berikutnya, yaitu Tahap Transisional. Terhadap satuan-satuan pendidikan yang sudah mencapai Tahap Transisional, perlu dikembangkan sistem manajemen berbasis sekolah yang didukung oleh partisipasi masyarakat dalam pendidikan serta mekanisme akuntabilitas pendidikan melalui fungsi Dewan Pendidikan dan komite Sekolah. Jika manajemen berbasis sekolah, partisipasi masyarakat dan akuntabilitas pendidikan dapat dikembangkan, maka satuan-satuan pendidikan sudah dapat dinaikan kelasnya ke Tahap Otonomi. Strategi yang sangat mendasar dalam capacity building adalah pengembangan sistem indikator yang dapat mengukur ketercapaian standar teknis dan standar minimal pelayanan pendidikan di setiap satuan pendidikan. Sistem indikator ini perlu didukung oleh sistem pendataan pendidikan yang akurat, relevan, lengkap dan tepat waktu agar setiap saat dapat diukur dilakukan monitoring terhadap tahap perkembangan yang sudah dicapai oleh masing-masing satuan pendidikan. Sistem pendataan ini harus dilakukan sejak tingkat satuan pendidikan, kecamatan, kabupaten/ kota, propinsi sampai dengan tingkat nasional. Pengelolaan Pendidikan pada tingkat Sekolah Peran dan fungsi Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan manajemen pendidikan di tingkat sekolah. Beberapa aspek manajemen yang secara langsung dapat diserahkan sebagai urusan yang menjadi kewenangan tingkat sekolah adalah sebagai berikut. Pertama, menetapkan visi, misi, strategi, tujuan, logo, lagu, dan tata tertib sekolah. Urusan ini amat penting sebagai modal dasar yang harus dimiliki sekolah. Setiap sekolah seyogyanya telah dapat menyusun dan menetapkan sendiri visi, misi, strategi, tujuan, logo, lagu, dan tata tertib sekolah. Ini merupakan bukti kemandirian awal yang harus ditunjukkan oleh sekolah. Jika masa lalu sekolah lebih dipandang sebagai lembaga birokrasi yang selalu menunggu perintah dan petunjuk dari atas, dalam era otonomi daerah ini sekolah harus telah memiliki kesadaran untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Sudah barang tentu, sekolah harus menjalin kerjasama sebaik mungkin dengan orangtua dan masyarakat sebagai mitra kerjanya. Bahkan dalam menyusun program kerjanya, sebagai penjabaran lebih lanjut dari visi, misi, strategi, dan tujuan sekolah tersebut, orangtua dan masyarakat yang tergabung dalam Komite Sekolah, serta seluruh warga sekolah harus dilibatkan secara aktif dalam menyusun program kerja sekolah, dan sekaligus lengkap dengan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Kedua, memiliki kewenangan dalam penerimaan siswa baru sesuai dengan ruang kelas yang tesedia, fasilitas yang ada, jumlah guru, dan tenaga administratif yang dimiliki. Berdasarkan sumber daya pendukung yang dimilikinya, sekolah secara bertanggung jawab harus dapat menentukan sendiri jumlah siswa yang akan diterima, syarat siswa yang akan diterima, dan persyaratan lain yang terkait. Sudah barang tentu, beberapa ketentuan yang ditetapkan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota perlu mendapatkan pertimbangan secara bijak. Ketiga, menetapkan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler yang akan diadakan dan dilaksanakan oleh sekolah. Dalam hal ini, dengan mempertimbangkan kepentingan daerah dan masa depan lulusannya, sekolah perlu diberikan kewenangan untuk melaksanakan kurikulum nasional dengan kemungkinan menambah atau mengurangi muatan kurikulum dengan meminta pertimbangan kepada Komite Sekolah. Kurikulum muatan lokal, misalnya dalam mengambil kebijakan untuk menambah mata pelajaran seperti Bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya, komputer, dsb. Sudah barang tentu, kebijakan itu diambil setelah meminta pertimbangan dari Komite Sekolah, termasuk resiko anggaran yang diperlukkan untuk itu. Dalam kaitannya dengan penetapan kegiatan ekstrakurikuler, sekolah juga harus meminta pendapat siswa dalam menentukan kegiatan ekstrakurikuler yang akan diadakan oleh sekolah. Oleh karena itu sekolah dapat melakukan pengelolaan biaya operasio-nal sekolah, baik yang bersumber dari pemerintah Kabupaten/Kota maupun dari masyarakat secara mandiri. Untuk mendukung program sekolah yang telah disepakati oleh Komite Sekolah diperlu-kan ketepatan waktu dalam pencairan dana dari pemerintah kabupaten/kota. Oleh kaarena itu praktik birokrasi yang menghambat kegiatan sekolah harus dikurangi. Keempat, pengadaan sarana dan prasana pendidikan, termasuk buku pelajaran dapat diberikan kepada sekolah, dengan memperhatikan standar dan ketentuan yang ada. Misalnya, buku murid tidak seenaknya diganti setiap tahun oleh sekolah, atau buku murid yang akan dibeli oleh sekolah adalah yang telah lulus penilaian, dsb. Pemilihan dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dapat dilaksanakan oleh sekolah, dengan tetap mengacu kepada standar dan pedoman yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat atau provinsi dan kabupaten/kota. Kelima, penghapusan barang dan jasa dapat dilaksanakan sendiri oleh sekolah, dengan mengikuti pedoman yang ditetapkan oleh Pemerintah, provinsi, dan kabupaten. Yang biasa terjadi justru, karena kewenangan penghapusan itu tidak jelas, barang dan jasa yang ada di sekolah justru tidak pernah dihapuskan, meskipun ternyata barang dan jasa itu sama sekali telah tidak berfungsi atau malah telah tidak ada barangnya. Keenam, proses pengajaran dan pembelajaran. Ini merupakan kewenangan profesional sejati yang dimiliki oleh lembaga pendidikan sekolah. Kepala sekolah dan guru secara bersama-sama merancang proses pengajaran dan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan lancar dan berhasil. Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan direkomendasikan sebagai model pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh sekolah. Pada masa sentralisasi pendidikan, proses pembelajaran pun diatur secara rinci dalam kurikulum nasional. Dalam era otonomi daerah, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan berupa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu pada Standar Isi (Permen No. 22 Tahun 2006). Dengan KTSP ini, diharapkan para guru tidak akan terpasung lagi kreativitasnya dalam melaksanakan dan mengembangkan kurikulum. Ketujuh, urusan teknis edukatif yang lain sejalan dengan konsep manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) merupakan urusan yang sejak awal harus menjadi tanggung jawab dan kewenagan setiap satuan pendidikan. Penutup Keberhasilan dalam pemberdayaan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah adalah sebuah keniscayaan yang perlu dilakukan secara teliti, cermat dan terus-menerus. Namun perlu diwaspadai, pemberdayaan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah tersebut tidak mengarah pada perwujudan birokrasi baru. Yang diharapkan justru sebaliknya, kehadiran Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah adalah untuk mengurangi bahkan mengikis berbagai dampak negatif dari birokratisasi yang sangat menggejala di masa-masa lalu. Sesuai dengan undang-undang yang berlaku, pendidikan bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah tetapi juga adalah menjadi tanggung-jawab keluarga dan masyarakat. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pada intinya adalah wakil masyarakat dan keluarga yang dapat menjadi jalan masuk yang tepat agar masyarakat dapat berpartisipasi dan rasa ikut memiliki terhadap sistem pendidikan yang berlangsung di sekolah-sekolah yang ada di lingkungannya masing-masing agar lebih bermutu. --------------------*) DR. Dasim Budimansyah, M.Si adalah Ketua Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana UPI dan Anggota Tim Pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah Depdiknas. DAFTAR PUSTAKA Buchori, Mochtar. 1994. Ilmu Pendidikan & Prektek Penidikan Dalam Renungan. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogyakarta dan IKIP Muhammadiyah Jakarta-Press. Coombs, Philip H. 1985. The World Crisis in Education: The View from Eighties. New York: Oxford University Press. Depdiknas. 2002. Panduan Umum Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, Jakarta: Bagpro Publikasi dan Sosialisasi Pendidikan Ditjen Dikdasmen. _________, 2003. Buku Pedoman Pelaksanaan Rintisan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), Jakarta: Direktorat PLP. _________, 2001. Hasil Monitoring Program Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta: Direktorat SLTP. _________, 2003. Laporan Monitoring dan Evaluasi Program Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta: Direktorat PLP. _________, 2004. Acuan Operasional dan Indikator Kinerja Komite Sekolah, Jakarta: Bagpro Publikasi dan Sosialisasi Pendidikan Ditjen Dikdasmen. -------------. 2006. Modul-modul Penguatan Kapasitas Komite Sekolah, Jakarta: Ditjen Mandikdasmen. Direktorat Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta. Indra Djati Sidi. 2001. Menuju Masyarakat Belajar, Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta: Paramadina. Joyce, Bruce; Weil, Marsha; and Showers, Beverly. 1992. Models of Teaching. Fourth Edition. Boston: Allyn and Bacon. Mestoko, Sumarsono dkk. 1986. Pendidikan di Indonesia Dari Jaman ke Jaman. Jakarta: Balai Pustaka. Mudyahardjo, Redja. 2002. Filsafat Ilmu Pendidikan: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurdin, Muhamad. 2004. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: Prismacophie. Suparlan. 2004. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, Dari Konsepsi Sampai Dengan Implementasi. Yogyakarta: Hikayat. Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat. Suprono S dan Sapari, Achmad. 2001. Manajemen Berbasis Sekolah. Surabaya: Penerbit SIC. Suryadi, Ace dan Budimansyah, D. 2003. Pendidikan Nasional Menuju Masyarakat Indonesia Baru, Bandung: Penerbit Genesindo. Suyanto dan Abbas, MS. 2001. Wajah dan Dinamika Pendidikan Anak Bangsa. Yogyakarta: Adi Cita. Suyanto dan Hisyam, Djihad. 2000. Pendidikan di Indonesia Memasuki Milenium III: Refleksi dan Reformasi. Yogyakarta: Adi Cita. PAGE PAGE 13 ; < = > ? Y [ \ ] ^ † ‡ š › œ • ž Ÿ § ïÞÍï¼ï±¦±¦— ‹|q|d|qWJï= hËNO h×2Œ OJ QJ ^J hËNO hk"™ OJ QJ ^J hk"™ h×2Œ OJ QJ ^J hk"™ hk"™ 0J OJ QJ hk"™ hk"™ OJ QJ j hk"™ hk"™ OJ QJ U hk"™ CJ OJ QJ aJ hk"™ hk"™ CJ OJ QJ aJ hËNO h, OJ QJ hËNO h×2Œ OJ QJ hËNO hþ7Ö CJ OJ QJ ^J aJ hËNO h, CJ OJ QJ ^J aJ hËNO hpz CJ OJ QJ ^J aJ hËNO h×2Œ CJ OJ QJ £ ¤ ¥ ´ š ^J aJ < = ] œ • ž Ÿ § ¾ ÷ § h ÷ k÷ ã » ¬ ë Þ Þ ¬ ¬ ¬ ¬ ë Î ã Æ ¬ » ¬ $ $ „Ð dh dh `„Ð a$ gd«#³ a$ gd«#³ $ a$ gd«#³ $ „Ð „Ð ]„Ð ^„Ð a$ gd«#³ $ „h ^„h a$ gdk"™ [ ] ¢ £ ¤ ¥ ¾ Ì 9 d y gd«#³ dh gd«#³ dh § gdäpX è é y Ž q w ² · V \ ô * 0 ” š § ´ õêõÞõÒ õŸ§˜Šyl^l^l^l^l^l^l^l^l^l^l^l hËNO h”_ 6 •OJ QJ ^J hËNO h”_ OJ QJ ^J hËNO hþ7Ö CJ OJ QJ ^J aJ hËNO ha)e 5 •OJ QJ ^J hËNO ha)e CJ OJ QJ aJ hËNO h, CJ OJ QJ ^J aJ hËNO h, OJ QJ ^J hËNO ha)e OJ QJ ^J hËNO ha)e 6 •OJ QJ h ËNO ha)e 5 •OJ QJ hËNO hnCo OJ QJ hËNO ha)e OJ QJ $ Z e Y ` _- d- Ë- Ø- l ƒ 4 M N j $ $ þ( I) b) c) É- Î- Ï- Õ- Ù. æ. ,/ 9/ Ä0 ä0 ù1 û1 7 7 ê7 ë7 8 ñäñäÔäÔäÔäÆ·¨·¨·˜·‰¨‰·˜·˜·˜·˜·¨·‰·˜·zm hËNO hþ7Ö OJ QJ ^J hËNO hùzk CJ OJ QJ aJ hËNO h •- CJ OJ QJ aJ hËNO h”_ 6 •CJ OJ QJ aJ hËNO h³(© CJ OJ QJ aJ hËNO h”_ CJ OJ QJ aJ hËNO h”_ 5 •OJ QJ ^J - hËNO h”_ 6 •OJ QJ ] • ^J hËNO h”_ OJ QJ ^J hËNO h”_ 6 •OJ QJ ^J &k l ƒ…" j& Ù) K. Ò2 ê7 ë7 8 Ž: )= ˆ? ìB íB îB 0C •D – F ð å Ø Ø Ø Ø Ø Ø Ø Í ¾ ¾ ¾ ¾ ¾ ¾ ³ ¤ ¤ $ $ „Ð dh dh `„Ð a$ gdNhê a$ gdNhê $ $ „Ð dh dh `„Ð a$ gd«#³ a$ gd«#³ $ $ dh dh ¤ a$ gd«#³ a$ gd«#³ $ „h ÏG åG dh ^„h a$ gd«#³ I 'I 8 *8 78 A8 rA …A ìB îB 0C îF øF J U zK ÈX j {K ÏX ]N _N tN šN P P @P ‘P £P dR hT ÌT Y Y Y ðàÐà½àð« ”ˆ”ˆ”ˆ } } ˆ }q q ˆ ˆ } b hËNO hŽzD OJ QJ U hËNO hŽzD 5 •OJ QJ hËNO hNhê OJ QJ hËNO hŽzD 6 •OJ QJ hËNO hNhê 6 •OJ QJ hËNO hŽzD OJ QJ # hËNO hŽzD CJ OJ QJ \ •^J aJ $ hËNO hþ7Ö 5 •6 •OJ QJ \ •] •^J - hËNO h•- 5 •OJ QJ \ •^J - hËNO hþ7Ö 5 •OJ QJ \ •^J - hËNO hËNO 5 •OJ QJ \ •^J #–F íF îF ÎG ÏG I I ´I µI J J {K _N P ä P P @P ä ä ð É •P ä ‘P ð ä ä ð º ð « ä ä ä Ø Ø $ „b dh ^„b a$ gdNhê $ „h dh `„h a$ gdNhê Æ Æ $ b dh a$ gdNhê $ b a$ gdŽzD $ „1 ^„1 a$ gdŽzD $ „1 ÏX ÿX Y ì dh Y `„1 a$ gdNhê Ù » « „b ^„b a$ gdŽzD „b ^„b a$ gdŽzD £P Ê » Ÿ $ $ ‘P jT ÇX ÈX ÉX » » „b ËX » » “ $ ÊX „ ý^„b `„ ýa$ gdŽzD ÌX ÍX » » ÎX $ „b dh ^„b a$ gdŽzD Æ $ „ dh `„ a$ gdNhê Ø À „ dh `„ a$ gdNhê $ $ „h „˜þ dh ^„h `„˜þa$ gdNhê Y Y Y Y <Y ]Z €\ r^ À^ w_ x_ “_ ™_ ¬_ ®_ L` c œc Ùc ¶d Ád àd ëd Rf Sf ïàÕÉÕ½Õ½ÕàÕ¬àÕÉ’Õ½Õ½Õ„Õ„ÕàÕsdàÕÉX ¢} hËNO hŽzD OJ QJ U jèß _ ”_ •_ – /f 0f Kf Lf Mf Nf hËNO hNhê 5 •OJ QJ Qf j E hËNO hŽzD OJ QJ U jT? hËNO hŽzD OJ hËNO QJ U hŽzD 6 •OJ j-ß QJ ] • hËNO hNhê OJ QJ E hËNO hËNO hŽzD OJ hŽzD OJ QJ QJ U j hËNO hŽzD 6 •OJ hËNO hŽzD OJ QJ QJ U hËNO hŽzD 5 •OJ j¹Þ QJ E _ Æ hËNO hŽzD OJ QJ U " Y !Y "Y <Y €\ ^ ?_ @_ v_ w_ ˜_ ™_ ¬_ ë ë × È È ¼ ¬ ˜ • | h € „Ø „(ú^„Ø `„(úa$ gdŽzD $ a$ gdŽzD $ a$ gdŽzD $ „b ^„b a$ gdŽzD $ „b „ ý^„b `„ ýa$ gdŽzD $ „ ^„ a$ gdŽzD — È • $ $ „Ð dh `„Ð Æ h @ „Ø „(ú^„Ø Æ b „b „Ïý^„b ¬_ c üe ýe f .f /f Qf Rf É É ¢ Æ b „b dh a$ gdNhê `„(úa$ gdŽzD `„Ïýa$ gdŽzD Sf f ‹g Ù “ $ ^„b a$ gdŽzD $ $ Œg ô å ½ € Ù - ¢ Æ Æ $ h dh a$ gdNhê $ dh a$ gdŽzD b „1 ^„1 a$ gdŽzD $ „b ^„b a$ gdŽzD $ „b ^„b a$ gdŽzD $ $ „b „ ý^„b `„ ýa$ gdŽzD $ $ „Ð dh dh `„Ð a$ gdNhê a$ gdNhê Sf ·† – f ¢f Œg h ½j k k •p ¸† Æ å† æ† û‰ ½p ßr {s |s ¡v îv <x =x @x Ax ·x ¶† Š WŠ cŠ ÈŠ ÒŠ j‹ u‹ =Ž EŽ ?• K• õ• óèÝóÝóèÝóÝóèÝóÝÔË¿óݲ¢•ˆ•xexexexexexexe $ hËNO hþ7Ö 5 •6 •OJ QJ \ •] •^J - hËNO hþ7Ö 5 •OJ QJ \ •^J hËNO hñiL OJ QJ ^J hËNO hþ7Ö OJ QJ ^J - hËNO hËNO 5 •OJ QJ \ •^J hŽzD 5 •OJ QJ \ • ^J hËNO hËNO 5 •OJ QJ hËNO 5 •OJ QJ hŽzD 5 •OJ QJ hËNO hŽzD OJ QJ hËNO hNhê OJ QJ hËNO hŽzD 5 •OJ QJ 'Œg h ¼j ½j k Çm ~p •p ½p Þr ßr ç Ø Ä ª › Ø „ m Ø Z $ Æ Ø @ „Ø dh ^„Ø a$ gdŽzD $ Æ Ø @ „h „˜þ dh ^„h `„˜þa$ gdNhê $ Æ Ø @ „Ø „Šþ dh ^„Ø `„Šþa$ gdŽzD Æ & F Æ Æ $ Ð @ dh Ù a$ gdNhê $ „h „˜þ dh ^„h `„˜þa$ gdNhê Ø @ „Ø „Šþ^„Ø `„Šþa$ gdŽzD $ Æ ßr Ù Æ Æ $ „Ð dh `„Ð a$ gdNhê $ h b @ „h „˜þ dh ^„h `„˜þa$ gdNhê {s v ¡v îv <x =x >x ?x @x Ax ·x Í ¶ § “ “ “ | § $ h @ „h „˜þ dh ^„h `„˜þa$ gdNhê $ Ø @ „Ø „Šþ^„Ø `„Šþa$ gdŽzD wz ƒ{ “ s~ è “ § § Æ Æ $ „Ð dh `„Ð a$ gdNhê $ h @ „Ð „0ý dh ^„Ð `„0ýa$ gdNhê $ Ø @a$ gdŽzD Æ Æ $ Ð @ dh Ø @ „h a$ gdNhê $ „˜þ dh ^„h `„˜þa$ gdNhê s~ Ô• {› ¶† ž ·† ÷Ÿ á ¸† º¢ Ö á ¬ $ æ† £‰ ‹ ’Ž Ú‘ Ý– £ª Š¬ c- ð á á á ½ ¬ ¬ ¬ „Ð dh ¤ `„Ð a$ gd«#³ å§ ð á á á ¬ $ ¬ „2 „ $ „¼ dh ¤ dh a$ gd«#³ ]„2 ^„ `„¼ a$ gd«#³ $ „Ð dh `„Ð a$ gd«#³ $ „Ð dh `„Ð a$ gdNhê – o— p— {› &œ 7œ è• ù• ž ž ž Xž jž Ÿ 2Ÿ PŸ XŸ ýŸ À¢ Æ¢ Ø¢ ´¤ Ť ë§ ÷§ ¨ I¨ J¨ Š¨ ©¨ ¼© Ê© ©ª ¯ª Ϊ C« T« ²¬ ì §- ¸- ù® ¯ ܲ û² 2³ ðãðØÊØÊØÊØ»©»©»©»©—»©—»‡»©—»x»x»‡»©— »‡»©»‡»‡»x» hËNO h D CJ OJ QJ aJ hËNO hþ7Ö 6 •CJ OJ QJ aJ " hËNO h[ = 6 •CJ OJ QJ ] •aJ " hËNO hþ7Ö 6 •CJ OJ QJ ] •aJ hËNO hþ7Ö CJ OJ QJ aJ hËNO hþ7Ö 6 •OJ QJ ] • hËNO hþ7Ö OJ QJ hËNO hþ7Ö OJ QJ ^J - hËNO hþ 7Ö 5 •OJ QJ \ •^J /c- •® @± ³ fµ gµ ³ ”µ i ¨¶ íº ¢ ÷¼ i QÀ ëÁ • Ä ç ç | | Ë | $ | „2 „¼ dh ]„2 `„¼ a$ gd«#³ $ „2 „ „¼ dh ¤ ]„2 ^„ `„¼ a$ gd«#³ $ & F Æ & F Æ & F Æ dh ¤ a$ gd«#³ ò „“ dh ¤ ò „ „›þ dh ò „• dh ¤ $ „+ ^„“ a$ gd«#³ ¤ dh ^„+ a$ gd«#³ $ ^„ `„›þa$ gd«#³ ^„• a$ gd«#³ ¤ $ $ 2³ D³ fµ gµ ”µ ¨¶ ¯¶ íº òº ÷¼ ý¼ ëÁ òÁ Ä Ä Å ¦Å êÇ tÈ }È €È ôÈ ûÈ ÍÉ ÎÉ ÏÉ ×É ïàÑ¿´¦´¦´•‡¦´¦´uàfàfঠ´^VI hÌL hÌL OJ QJ ^J hËNO OJ QJ hþ7Ö OJ QJ hËNO h³(© CJ OJ QJ aJ " hËNO hþ7Ö 6 •CJ OJ QJ ] •aJ hËNO hþ7Ö 5 •OJ QJ \ • hËNO hþ7Ö 5 •6 •OJ QJ \ •] • hËNO hþ7Ö 6 •OJ QJ ] • hËNO hþ7Ö OJ QJ " hËNO hþ7Ö 5 •CJ OJ QJ \ •aJ hËNO hNhê CJ OJ QJ aJ hËNO hþ7Ö CJ OJ QJ aJ hËNO hþ7Ö 6 •CJ OJ QJ aJ Ä Å ôÈ ÎÉ ÏÉ ×É Í ¡Í ·Í tÎ uÎ vÎ wÎ xÎ yÎ æ Ï ¶ ¶ © © ¶ ” „ „ y y y y $ dh a$ gd«#³ $ „e „›þ^„e `„›þa$ gdNhê $ „+ „ dh ¤ ]„+ ^„ a$ gdNhê $ dh ¤ð a$ gdÌL $ „+ „ „Â Æ à À! dh ¤ ]„+ ^„ `„ a$ gd«#³ $ „2 „¼ dh ]„2 `„¼ a$ gd«#³ $ „2 „ „¼ dh ¤ ]„2 ^„ `„¼ a$ gd«#³ ×É Í ¡Í ·Í ØÍ +Î 3Î rÎ sÎ tÎ uÎ vÎ wÎ xÎ {Î |Î ŠÎ ‹Î Œ Î ¤Î ÖÎ >Ï ðåÚÈ´ ´ ´ ´ •~j\N\C7C hËNO h©z| 6 •OJ QJ hËNO h©z| OJ QJ hËNO hQ ¶ OJ QJ \ •^J hËNO h©z| OJ QJ \ •^J & hËNO hÌL 5 •CJ OJ QJ \ •^J aJ hÌL 5 •CJ OJ QJ \ •^J aJ hNhê 5 •CJ OJ QJ \ •^J aJ & hËNO hNhê 5 •CJ OJ QJ \ •^J aJ & hËNO h, 5 •CJ OJ QJ \ •^J aJ # hËNO h, CJ OJ QJ \ •^J aJ hËNO hNhê OJ QJ hÌL hËNO OJ QJ - hÌL hÌL 5 •OJ QJ \ •^J yÎ zÎ {Î |Î ‹Î ŒÎ %Ï &Ï ˜Ï ™Ï #Ð $Ð ¥Ð ¦Ð Ñ Ñ — Ñ ˜Ñ (Ò ô ô ô ì ì Ø Ø Ã Ã ³ ³ £ £ £ £ £ £ £ $ „e „›þ^„e `„›þa$ gdNhê $ „e „›þ^„e `„›þa$ gdNhê $ Æ 1 ì „ì „ ý^„ì `„ ýa$ gd©z| $ Æ ì „ì „ ý^„ì `„ ýa$ gd©z| dh gd©z| $ dh a$ gd«#³ >Ï sÏ ™Ï ªÏ ÚÏ "Ð #Ð $Ð Ð 5Ð ‰Ð ·Ð ûÐ )Ñ |Ñ — Ñ ©Ñ ßÑ (Ò >Ò lÒ ŒÒ -Ó IÓ lÓ ˜Ó ÈÓ Ô WÔ iÔ ³Ô ÞÔ Õ <Õ mÕ ‡Õ ½Õ æÕ Ö óèØǷاœ‘…‘…‘…‘œyœnbnèóèóèóèóèóèóèóèóè hËNO h³( © 6 •OJ QJ hËNO h³(© OJ QJ hËNO h¬ 6 •OJ QJ hËNO hO6 6 •OJ QJ hËNO hO6 OJ QJ hËNO h¬ OJ QJ - hËNO hNhê 5 •OJ QJ \ •^J - hËNO h 7#% 5 •OJ QJ \ •^J ! hËNO h7#% 5 •6 •OJ QJ \ •^J - hËNO hQ ¶ 5 • OJ QJ \ •^J hËNO h©z| OJ QJ hËNO h©z| 6 •OJ QJ &(Ò )Ò Œ Ò •Ò LÓ MÓ ±Ó -Ô Ô ”Ô •Ô øÔ ùÔ ZÕ [Õ ¥Õ ¦Õ öÕ ÷Õ eÖ fÖ ï ï ï Û Û Æ Û Û Û Û ´ ´ Û Û Û Û ´ ´ Û Û Æ 1 ì „ì „ ý^„ì `„ ýgd©z| $ Æ 1 ì „ì „ ý^„ì `„ ýa$ gd©z| $ Æ ì „ì „ ý^„ì `„ ýa$ gd©z| $ „e „›þ^„e `„›þa$ gdNhê Ö NÖ vÖ ŠÖ ÆÖ àÖ úÖ ûÖ "× =× H× V× W× t× u× v× “× ¼× ÷× <Ø WØ YØ ZØ [Ø ]Ø ^Ø `Ø aØ cØ dØ fØ gØ mØ nØ oØ óèóèóèØÈ·¦•¦… ÈØèóèóèwØokokokoka[a[ hÌL 0J j hÌL 0J U h°(x j h°(x U hËNO h©z| 5 •OJ QJ ] • - hËNO hÕ2k 5 •OJ QJ \ •^J ! hËNO hû4 5 •6 •OJ QJ \ •^ J ! hËNO hÕ2k 5 •6 •OJ QJ \ •^J ! hËNO hÅp\ 5 •6 •OJ QJ \ •^J hËNO hÅp\ 5 •OJ QJ \ •^J - hËNO h©z| 5 •OJ QJ \ •^J hËNO h©z | OJ QJ hËNO h©z| 6 •OJ QJ "fÖ ¡Ö ¢Ö úÖ ûÖ u× v× Ô× Õ× UØ VØ WØ XØ YØ ZØ \Ø ]Ø _Ø `Ø bØ cØ eØ fØ ë ë ë Û Û Û ë ë ë É É Ä Ä Û Â Â Â Â Â Â Â Â gd©z| Æ Æ 1 ì „ì „ ý^„ì `„ ýgd©z| ì „ì „ ý^„ì `„ ýa$ gd©z| ð î î Þ $ „e „›þ^„e `„›þa$ gdNhê fØ oØ pØ qØ }Ø ~Ø •Ø €Ø ö ð î $ „e •Ø $ ö „›þ^„e `„›þa$ gdNhê „h ]„h ìòáòìüÝÍ „øÿ „ &`#$ oØ qØ rØ xØ yØ {Ø |Ø }Ø •Ø €Ø •Ø üò hËNO h©z| 5 •OJ hÌL 0J j 2 0 0 1•h °Ð/ °à=!° QJ \ •^J hÌL 0J U "° #• $• h°(x hÌL %° hk"™ 0J °Ð ° mH nH u •Ð T? î “ ð # ð D d ð0 ² A ÿ ð €" ðÐ> 1‚´‹uÝQ@6 ÉƳÄVÿ ¬> D ð¤> 1‚´‹uÝQ@6 ÉƳÄV”† ¹ Ê €²E $4 r> þxÚí• \ Éûÿ' •€ (¨ØQQ±cod'• b; ÁÞ{ï½aï],Ø» {ï]OOÏóÎî5ÛÙÎSïγ+ÿçÙ•°AA E—ïïO|=Î>lÉûÙ}fgvö³Y !¤3Ø̘˜ 4¿´„”u%±Ÿi% ñÎGˆ¯¥F ! 2kŒ†Ìƒù: ÷s( ü—…ÓP¸kâÎ{á£#›r: Ø ) æ ›+¬1iHv˜ö Óx-ú —­¯• —m : @= V‹-›ÇäDÒ²íå„õìÓ~ Ó¹MúØé “VÚ®“äEP' ‰‡Ûö Ãï®,V1Ãב öÙ†ï Êr›`z…Af( Ûðƒ¿ù°m* *Ó ÑÔ‡å« ä˜ðû' y•9Eì5òÑdIZ Ú¼R$¦rf c/ v ¼íuÌ0ØVÄAçCO— O?‹&bïQÂöçðˆˆJÃ#HàáC¦@˜ \ºd L ¼qý:øÄ8}š§qé _ãæM FXÆøã¹ZÆ ×› ÿ~ÒÝ Ë Ç• ËL3Λ; –[b\»f ,»É¸{×.XþñÔÉ“°Î9ãÕ+W`½ëÆû÷îÁºOŒ/_¼€õ‰0z”“0~œA˜<)­ ß%DÎò æÍõ .È.À÷ +Wø k×ø ë× €Aؾ­´°{Wyaÿ¾@ x„ãÇDáÔÉPáû3Õ ` .^ ®^©/üúKc 8…?n· îßk/üõ°³ Ì•O{ /_ô Þ¾ , ¿0rÄ ` %Œ 3 8Æ 'L –IÂÔ)S€gš0sÆ `š%Ì™= ¸æ ó£¢€m•°xÑ"à[",_¶ W «W­ Î5‚-: X× 7l ÞMÂÖ-[€y›°sÇ àÞ%ìݳ Ø÷ þCÂÑ#G †c·'N@ '…Óß} ±œ ~8{ â9'œÿé'ˆé‚pùÒ%ˆëŠðóµk Û/Âï¿ý ñ] nݼ 1Þ îÞ¹ qÞ þ|ð b}(<~ô â}"üûÏ? óSáù³g ÷ áõ«W û !æÝ;ˆŸÐ Ã5tä 5RGáXÐ1£•éØ1.tÜX=…ãB'Œw¥ '¸ÑI ÓP8FtÊättê w:mª …ãEgLOOgÎÈ@gÍô¢pìèìÈŒtÎìLt îœÌ Ž#š—…ÎÊJ ÌÏFá˜ÒE sÐÅ‹rÒ%‹sQ8¾tÙÒÜtù²<tÅò¼ Ž5]µ2]½*?]³º …ãN£× ¤¶èBt­0… Ö ¥ 7 £›6 §• tËæ të–’tÛÖR rƒîØ^†îÜQ– îÚYŽBžÐ=»+н{*Ò}{+QÈ z`¿‘-< ÐC )…ü¡G Ñ£G‚é±£f ¹DO ·ÐoO„ГßV¦Wô»SUèéïªÒ3§«QÈ1zöû ô‡³ßÐs?Ô¤•oô§kÓó?Õ¡ Î×¥{ôÒE+½|)œ^¹\•B-ÒkW П¯5¤¿ü܈BNÒß~mB•ÿ-)½þ{3 ùIoÞhAoÝlIoßjE!Wé•?ÚлwÚÒ{wÛQÈ[úà~ ú烎ô៕(ä0}ôW úøQWúäq7 ùLÿù» ý÷Ÿžô鿽(ä6}ö_úüY_úây? yN_½ @_¿ Hß¼-D!çé»·ChÌ»¡T>¿€ ‡sÃ8°ª`®`'`Þp°Š` ¡d X}0W°ƒ)i – lË JÂÁ^ ¤d X)°ï PÒ ¾—Œ ó [Þ’"`›ûRR lkJŠƒ­éMIN°é½€ ¬SOJ.ô ¤ XTwØF7JꀭíJÉ›.”T ›Ó™’ß;Q’ ¬UGJ– t äJ{JÒ• í` m)™Õ†’Ý­)¹ÖŠ’g-)ñ ókAI™æ” 7ƒ8›RR³ %µ SR½ %bCøÎ ” ¬OIÆz”¼µRr#Œ’Ãu)YX‡’Þµ) - ±Ô¤äv JÖU§¤{5J ªRòW(%++SÒ0 ö‰ ¾× û' öU %6 ß%Pr'’¡•(ñª Ë–‡ýTŽ’ƒe(©\š’3%)ù¦ %g‹Ã²Å(9V„’J…)ÙT’<þ”ÌÈOIŒ% óRr>7 _J ç¤D› ös6JŽf¡$· l? %W½aÛ^”LJOÉ- XÖ’ii)ùà âs…¿ë)¹îLII'JFk)¹L`ÿ¾ ȳW Yð\ ¦§ ¹÷D Sþ HÙ ¹~G “n ¤âuøû/ ‰º*•o. Äé¼@ ü g Rþ”@Þ œÃȤƒ i¸O Ev D»C ¿l Ⱦ• Y²N Ö ¤ÿ*•t^.•ÖKÀ ¤}”@zΠȈY°íé Ù1E ×&ÂöÇ ¤ô Xv¤@¢#`;ƒ`ݾ ÉÞC : dn[˜×B Õ s=°: ©UC ÝCá»ÌÀ- $ "ð” ¶ • ."•´þ Y—W •sÁv² äI&œË Cî 9æ&+. y¡ HýwFrý™‘Œ{l$µî IÀ #)ÍHšŸ7’5gŒÄó„‘Ì=h$¦ÝFB¶ ɽu`«ŒÄ°ÔHBçÃ2‘Fâ;ÍHvM0’î£a¹ X·/Lw6’C-a› `½ZFò$ – Œ$¢ l³¨‘œóƒùÙáïÞ°N:ða¹·äú£@Bn ’ˆó¤ù‰@²dw ñ] [ HL‘äÐx(‡ÀüvPÖ ß ó •Ÿ ¦u0}« 4û• Y Ö ¬,Ø“ŠÐ;«ˆm¿[œ¾ a] èK ET²Ä,NkÉ•ý °–Dîëà2ùØ4ü=¢ [?¶{– ¹²TäK`ùêP¶vèÇ턾Q# •W ¹•– ›<!ñõ…âNÇÿqü>û4®èïÀô!w nîÆŒ»ŸƒÜÙÕàÎÂÏÝŸqïuð‘[T…» 7÷>Æ­Õ(>rWV…» 7·N#sSâ# ·Q î¬5¹¹MŒ»·Fñ‘»Œ*ܵ¹¹û0îµ ÅW».7w4ã>®Q|ÕÎ'Ùø¹O0îÇ ÅGîBªp‡ss?aÜÙ´ŠÜETá®ÏÍ ]+sç×*>r§Qƒ;'?w Æ]Y«øÈ[ î†ÜÜ¡Œ»£Vñ‘;¯*ܹ¹;1îÉZÅW;WSnî)Œ{“VñÕãnÎͽ™qÿ¢U |ÕÎ'¾-¹¹eÜ1ZÅWmû¶æ¿nÐÉÜn:ÅWí<˜§ 7w Æ]X§øª• ó´ãæ.¸kê ¹ýÔàÎÛ›» ãî©S|Õò;o'nî^Œ;R§øªqûuáæžÍ¸wé _=înÜÜ» ÷Ï:ÅW;_ nî_ ÷3â#w6U¸{qs ?gÜ 'ÅWíü]€Ÿ[ë$sgqR|äöQ…» 7wVÆ è¤øªå·•?nn#ãnæ¤øêq àænθG8)¾jÜ qsdÜ œ _µ ~l¡!ÜÜ ÷NŠ¯Úþ.4Œ›û'ÆýÔIñUã.<œ›û?Æíë¬øªåI‘‘ÜܹeîêΊ¯ wÑÑÜÜ5 w•gÅW•{,7÷ ƽÂYñÕã-Ïͽ’q_uV|ÕÆ‘‹Mäæ¾Æ¸Ý] _5î⓹¹=\dîj.Š¯Ú}’âS¹¹«3î .Š¯Ú}©€éÜÜ3 ÷ ÅGîšjp—˜ÉÍ}“q é ¹›«Á]2’›;X/soÓ+>r÷R…{ 7÷vÆ=Æ øÈý“ Ü¥æqs•5ÈÜ' ŠÜÁ_ÛþwØU yØ4j@C˜6Ô“iOß׎z3 jGu èIßÂv°Ên‡XÎ Ö•âr!°à ì •–îT“ î4lá Ñv夨È#Ù™3¥$Í©½,µªŠ¤;Õˆƒ8 Ó0ÜÒà¯+æTÝiªî4Uwšª;MÕ•¦êNSu§©ºS 3«Õù ö'b†U²`"ɺSÎþá;Ö7Â>Ô7.ŠýCW5úµeø¹k2îF.ŠÜéÔà. ÅÍݘq·qQ|ävSƒ» ?w[ÆÝÙ Eñ‘[¯ ·sE~î.Œ»‹‹â#·F n×$pweÜ]] _-î4IàîƸ{º(>r;©Á ÈÏÝ‹q pQ|µò;0Ÿ›{ ã-é¢øjOÒ˜ø¹G1î‰.ŠÜ 5¸ƒù¹'1îi.ŠÜÎjp‹ ¸¹§3î( ÅWOBø¹ç3î….Š•Ü: ¸Ý+ós/bÜ+\ _­ó‰G•…ÜÜ+ ÷: ÅW«^zTãç^ϸ7»(¾ZõÒ£ ?÷ ƽÛEñUÛß5 q sïaÜ \ _-ý•¾6?÷AÆ}ÜEñÕª— ê.ææ>Á¸O»(>r»¨Ámåç>øϹ(¾Zy’¡Þ nî÷e ÅW+O¼ ðs_aÜ¿¸(¾Zû;c£¥ÜÜ¿2î .Š¯ w ~û¾‹â«uþÎØl 7÷ ÆýÈEñÕÚß™Zðs?fÜÿº( ¾ZÜ™[çæ~ʸ_º(¾ZçïÌmø¹_1n<ñÙ}µÎƒ™Û­àæÖèen^ñÕºnÈÒžŸÛ‰q ôŠ¯V~g鸒›Û•q§Ó+¾jÜù¹Ý w ½â«ÆÝu 7· ãάW|µ¸³vççöaÜ9õŠ¯Öù$kÏÕÜܹ w^½â«µ¿³õ^ÃÍíǸ ê _­v'{_~îBŒ»˜^ñÕÚßÙû¯åæ.θKé _îœ £¹¹K3îòzÅW{0?w ÆMõŠ¯Öù$çP 7·‰q‹zÅWkçŠXÇÍmaÜUõŠ¯Öù$׈õÜÜÕ wM½â«¶¿Gñs× bÜazÅW‹ÛwÌ nn+ãn W|Õ¸Çñs7dÜMõŠ¯ wžñ ¹¹›1îVzÅW{â&nîÖŒ»½^ñUãžÌÏÝqwÑ+¾ZÜy§ næ× 0î>zÅWk¼*ïô-ÜÜ} ÷@½â«µ¿ýfnåæ-ĸ‡é _5îH~î Æ=F¯øjõ«òÍÙÆÍ=– qOÒ+¾Zý“|ó¶ssOfÜÓõŠ¯Vžä›¿ƒ›{ 㞥W|µÆÙ $;’qÏÕ+¾Z:¥ wrsÏcÜKôŠ¯ÖùÛñ.n{¥^ñÕÊoÿ¥üÜ« ÷z½â«µ¿ .ßÍͽ•qoÑ+¾Zû»àÊ=ÜÜ[ ÷n½â«Õî \½—_ Á¸ ë _-<)´v7÷ Æ}R¯øjíïÂ6~îSŒûœ^ñÕÚß…×ïç× 0îkzÅWK‡Wdã nîŸ ÷M½â«µ¿‹l>ÈÍ}‹qß×+¾Zù]të!þû óŒû©^ñÕú]¨¢Û ssÿǸßé _-ü.ºó 7w ãv6(¾jy²û(7·‹Ý¿4(¾ZÏÁ Û{Œÿþ%ãÎeP|µ¸‹ï?ÎÍí˸ _-ü.~Ÿ» ã.oP|äöP;àð·ü÷w weƒâ«Å]â(?w(ãn`P|äÎ ÷ñ“üãߌ»«Añ‘;£ Ü%¿=ÅÍÝq5(>rgQƒûÔwÜÜã w´AñÕúݳRgÎpsÛ ÷Yƒâ­ßÁý ¿+‚¿ RÙEY7é¿ ¢Mð÷B¢ W`+'E´÷ßSw´KÏmïØ{ê¼z_+ ãæi ;UäXêï…¤þ^Hêï…¤þ^Hêï…¤þ^Hêï…¤þ^ˆ– 8ü^ ô'ð÷Bbb¾ ¿Ô{êÞ9üæZe ÿkýžÜ§¾§NºþbÜ |äö&)÷=uÒïƒ0îI mÑ >r— )÷=uÒýkÆ}ÀÁGî’$徧Nz-”qßwð‘»0I¹ï©“Ƈ ·‡Fñ‘;?I¹ï©CNO•Ì]Z£øÈ••¤Ü÷Ô!g Æ]E£øj •“𾧠9«2î¶ ÅGî $徧 9Û1î1 ÅGn_’rßS'é ÷dâ«u_÷=uÈ9…q¯Ô(¾jï÷à|O¤Ï`Ü 4Š¯Ö8 ï{ê¤v†q_Ö(¾jܜ禎ž/gÜO4Š¯-wsnî¿ ·‡Vñ‘; I¹ï©“ÚG­Ìí¯U|Õö7ç{ꕳ ã Ð*¾Zú Þ÷Ô!g Æ]Y«øÈ™¤Ü÷ÔI×7Œ»¹VñUË Î÷Ô!g Æ=@«øêqwâæ-ȸgh _5nÎ÷Ô!çLÆmÓ*¾zÜݸ¹×1îcZÅW›ó=uÈyœq_Ö*>r{‘”ûž:©]gÜ¿k _µów ~îëŒû‰Vñ‘;=I¹ï©“ú#ŒÛU§øªå7ç{ê ßC‹ÜytŠ¯-÷ n»’NñUãæ|O r 2î†:ÅW­Ëùž:älĸ{é _µýÍùž:äì͸'é _5nÎ÷ÔI㯌{NñU ?á|Oô;ŽŒû´NñUËoÎ÷ÔI¿sǸè _=î±ÜÜ2nW'ÅW{<»ã$s wR|ÕÆ¿9ßS‡œ Œ;ÌIñU ÿæ|Oô<?ãŽpR|ÕÞgÈùž:ä θ·8)¾j÷ ¥8ßS'= Ÿ8)>r—')÷=uÒùÃ^/• ¹-$徧Nª‡Î,¿• ¹k“”ûž:)Ÿ w& ÅGîÙ$徧 93³ß ] ¹‹ýéIy4¦øl‰Á ï¤Ó%¨1Q0›%tÍ" Žyej ’ª1MÕ˜¦jLÿטâ õf¨;+Ëth ™.íV%I§†z5Ô­¡~ ul’žm Ó·EÊz7Ô½¡þ up¨‡C]œ¤{ (éåP7‡ú9ÔÑ¡ž Y ì9ò Yz]Œ¬1Åò^Ì0ª's yw=+ü|q½ñïv uu¨¯C êíPw‡ú;Ôá¡- uy¨ÏC•-êõP·‡ú=Ôñ¡ž u}¨ïC•êýP÷‡ú?Ô ¢- u•¨ D• ê Q7ˆúAÔ ¢ž u…¨/D•!ê QwˆúCÔ!¢- u‰¨OD"ê Q·ˆúEÔ1¢ž u¨oD#ê Q÷ˆúGÔA¢- u‘¨D$ê%Q7‰úIÔQ¢ž u•¨¯D %êQw‰úKÔa¢- u™¨ÏD&ê5Q·‰úMÔq¢ž u¨ïD'ê=Q÷‰úOÔ¢- u¡¨ E(êEQ7ŠúQÔ‘¢ž u¥¨/E )êMQwŠúSÔ¡¢- u©¨OE*êUQ·ŠúUÔ±¢ž u­¨oE+ê]Q÷ŠúWÔÁ¢- u±¨E,êeQ7‹úYÔÑ¢ž uµ¨ ¯E•êmQw‹ú[Ôá¢- u¹¨ÏE.êuQ·‹ú]Ôñ¢ž u½¨ïE/ê}Q÷‹ú_Ô £- uÁ¨ F0ê…Q7ŒúaÔ £ž uŨ/ F1êQwŒúcÔ!£- uɨOF2ê•Q·ŒúeÔ1£ž uͨoF3êQ÷ŒúgÔA£- uѨF4ê¥Q7úiÔQ£ž u Õ¨¯F•5ê-Qw•úkÔa£- uÙ>L§zmÔm£~» Ós£® õݨóNÃtߨÿvezpÔ…£>¼"Ó‹£nÜ•éÈQO~\zæ„: jLuvéÛ Ñ:‰XÞ ë" jŽOcŠ}ã´¥”þÍVö|•Ý·•þ"òõV-°_à Š@Çåz1vK™œ!Ûáoß²~“}Y 1|зûËa ºkdÛ-B¶í…~$Ú>°ý` Ÿu ì Øa°#`G Ù‰v ì8Ø v ìgB èk¢Á—î:IÈn´S`ß ²ç4Ø °ïÁÎ ² í °s`?‚ýDÈ>´ó` À. ²ÿ Øe°+„ ¸ ¢ýBÈ!´_Á~ û ì:Ø B £Ý$ä Ú-°Û`€Ý!äè]°{`÷ 9†ö ìOBŽ£= ƒq í Øc0è2Ÿø ö#Ú?„œü ì)Ø„œz ö ì !ß½ { öšÓhoÀÞ‚½#ä Z Ç]`»aß‚mÙ ¶ |´0½ l+Ø6B6o Û ¶ ú²ëÁ6À4ØÆh0 Ø:ø ؆Õ`kÀ_KÈúå0½ l%Ø*ð—€[Fˆm !ëÐ Ãô|° ` Á‡e¢ç‚ÁåEt !ká². .p¢á2i-\R¯• —¨kg ²f ØT°i„¬ž å$°É0= l< t˜WŽ&d Ú °±à• l X Øp˜ ë, 6 }ô!`Caz Ø@°A„,ë Ö ¬?̃e–ö‚éÞ`}À‡m,í Ö ¬ XO°Î`]Àº ²¤#”h•`º X{° „,†‹£Åm`º-!‹ZÀ4 T¸Å­Ào Ö ¬9Xc°&` À ‚5‚Ö: ¬-X}B Ô ƒi4+LCE]P ì °š`P çÃÅØ ´ 0] ¬*X50¸0™_ , jþ|¸pŸ f&$ Î QA0 - ‰‚³G ´îQÐ GAÏ! z QåÁ* 2¯,X9°Ò`e ùóáÇ÷ï?xðàîÝ{÷îýñÇ•;wnݺ}ûö• 7oþöÛïוùå×_¯]ûùçŸ/_¾råêÕ .^ºôãOçÏŸ=ûà çÎùþû“'O}wúôñã'¾ýöÈÑ£Ç :|xÿþ îÞ³wï¾};vîܵuë¶íÛ7mÞ²eýú 7®Ž¶­[·rÕªÕK—[¾hÑâ%Kæ/X°pÍœ¹óæÍš 9{ö´ 3fFMž2uꄉ ' ;nüÈ‘£F- 1|Ĉ!C‡ 0`à A}ûõï?¸Wï>}ºuïÞ£gÏÎ]ºtmß¾CÇNmÚ´mײU«ÖÍš5oÑ¢Q£ÆMš6­ß ¡V«srvF•<Æz c• ê ÍØP¯9„Š±Æ†Š±Æ*Æ ¡îعk×Öm k<¡.]¶|ù¢Å‹—Ì_±`áÂ9s1ÖxC ?rÔ¨ÑcÆD >bȡÆ 8ð㡶lÕºu³æÍí¡b¬R¨z½Á ß *‡ú †z CµÖ_åÃz b• kl¨ +„zâÛ#GŽ-ÃXcCÝë ªtX7lظvm´Í¶nåÊU«åʡΕ c6}ÆÌ™“§L™:aÂÄI“ÆŽ‹=¬Ž¡ ’Cíݧ[·î=zôìܹK×®í;`¬ ¡¶PBÅX]\ô ƒ«›[š4ØþÅ-Ö eðEÇ >£d°C¨ ëÁx38žPãÍàøC}?ƒ¥Pû¼ê \_ÉàØPÓ¹»{à³÷ñTÖ¸ ìPYÏ$XY :†ºÞÊ ›Ár¨s ª¬Ž ÌUYåà [YëdžŠ ªgú pLG>¬ UÖŸ +ëIÇP9VÖ8 ,…º!‘Ê: CÍàÄ+kl Ë¡vè˜PeÕb¨±‡56T/ïŒ 3e‚x +« ë Ç >—` '¡²Ú3˜£²Æf0VÖ¾ UÖ6m[:dp • cUBÍ”9³ ösù› ÇÊšHs“He1srl ûHsÓ;n wH¬¹y/ƒã„š%KÖl8 ùYÍMâ •õ«67q*«WFŒ53‹5{ö 9ræ„x?»¹Y7ƒã¯¬ ep"•5‰ÍMÜÊš9ö°f‡PsùæΕcØ_¬¹™ ›ÁÓ’ÔÜtãon>^YY¨ +†š'oÞ¼x­ÊÕÜpô —Æ­¬‰47Iè ¶Œ[Y nn Bõ‰ 5 ‹ÕÏÏ/_>¼§@s“`ßp Weuhn¦r67Ž¡vøxeu‘Bus¬¬ïeð‡¡æÏ_ Ž ÄŸÁû“ÞÜ,äon†%ÖÜ´ãjn< Ìà\± ¡æÃP øû ,T âMBe]ÏÙ7Œmn>ZYû÷rln¸ú†‰57öÚÇá°ÚC\¸hÑ¢ o| Ìß7Lrs3(‰ÍMÂ}CÇæ&ÞÊ*e°¿?†Z¤hÑbÅŠ / ñ~¼o ·¹áê ʇ•«o osãØ7Ô9'©¹‰“ÁþxX•P Jâø]ܾá>þ¾aò57Ž•µqÓÏhnâVV)ƒ1TˆµDÉ’¥J — ) ñ&óPÄøä Šø”æÆ!ƒã†ZªL™2eá ñ¦Ô¡ˆOinâVV)ƒKáaÅXË•+W-57)u("]’*+ËàøC•c­P¡ þðD Ò‡"fpUV‡æ擆" ª¬¹rÛ››Ä*kÜP+V¬T) µ _(¢9ÏP kn¸*k‘x+« jy{¨Fø@¼öÚ҆"⯬y C -ø±Êª V9TA Ô ñ&ÞÜLçjn’{("Ѿ!†ª ÖR dp =Tø A¼I Š Ë? ñYÍM‚}Ãü TÖ•dpl¨ÁÁf³ âM ÍM<C ŸÒܼ ª + Õ,Š"j)¹››¯< ña N´¹‘b5:fpl¨¢Åb A-\ÜÊ:[í¡ˆ\Ü}ÃD+« + Õ R¹rh(þV Os£ÆPħ47 k|¡Ê±††VÁ_Gú”¡ˆn\C ÚÏ ŠH¤²–c¡VL¸²Æ ?U!Þ”: ÛÜ p77ïUV ª kUøTÃ_‘â Š Ì5 Ñ49‡"¸28¡Ê â j )Tü Îù+ Ex}ÊP Ëà2knL‰g°=ÖêÒ âM©C ñgpB•5Á Ž µ |¾x?£¹ù¢C ‰77æ š› B­¦„*}P…žB‡" í Š fpµ¸‡U µ&~ ÞÏ ùþrC ‰ö -¬qC-Y³V-Ôåq E´ú䡈 \C %>©oÈ•Á5•XkÉñ~ÚP„þ‹ E|Js ·²Æ µ6~ ^•F¾“Ø7üä Vb­]»N ˆ76ƒSØPħ47ñdpl¨Ò ÕûÉ8ò‹«¹)õ¥š›øCµÇZ > oJ Šàjnj$šÁ±¡â íñ³š›ì)«¹‰ 'T{¬aÒ uæ_bä; †">£²ÖŽ/Ô°0«Õ ñ¦Ô¡ˆDû†<¡ÖUBÅ þ (ÏPDÆ/= aþ„¾!_ ÛCµ†ã âý°¹I C ŸÒÜÄ“Á±¡†‡×«W «< ‡">±¹ I®æ&ÁP1Özr¼Éý^ ÜÎ^=!în„œwxføýå\` ¸Ü"׸ËyÃz ·¤<[ì”à³Åk/ì Ißçbýȉf´L¥ CbZ÷ c/Ç ~ ½¿FO" â´óÜ –z£_™SŸ-N}¶8õÙâÔ÷פ¾¿&õý5©ï¯ùÿóý5 “³®?ô :kä~E Ö߈n”Éb•q³•;é-¶Ù )äa!Oô ë,½… ÐYl#t kå7¢­%±Ø-< -AoEëèW¢õâ"þ øS.oþ!ZOLj¶¦ DòŸÖbÍvJ´.ÖX¬ÍNˆ V×w¢µÔq‘øºÿ- IÓ×" Û#¯gØ!ýìÛ,Ú¾y!’i›¤> )¿A*mçÖˆ¶u/E› JÏW¢­ÿ*‘¼‚Òw…´¾­È2¹$Kå2íbØ ”Û ˆ¶YoE[ã(ÑÚ ¾ó ‰Ïº?R$uˆÅZt– ô\µõÔLÑz€Xˆv´ˆñ’‡½ERÃÙ >¹¦HŽ»Yl‹‚D[Ñt– èß³X¤Ò¾¿4<ŸáÄÛä,õ?˜Å÷ü¶ýo•Xéå0Ï | ‡Ç®c§±ï‰×5»â>“}ð ª6Øò84Tœ^ù©ù[ó´ A鹱 ]$ô4ºÓ‡pîèSá1õ.Ó/È\òŒiV‰a´J ‘î.~A˜^Ì• -*ÒNE< ß"׌ _3–(Ô^ˆ)8\˜_p¯à\ÐŽów§F°C ÓB ZÒYùçÒûù-ÓÎùò™ ù̦Ç~MÆÜÓ‚¢r. ~”¥™%ÀgfÈÃê3CË!¶ ü ÇØ Ù>1;ì /Î÷+•êÏ÷;ézè\û è»_Ô+}ùy.„dSá÷›FôkÉÍ}‰q_gÜ— · ï+чŸû ãþ“qßP‘;¢w nû?Æý•q«ñ-êa½šqs?cÜï ÷3Æíª ÷•-M¹¹c 7¾_Ý…ùÈ­Æï_ îÞ˜›[o¹Ý 7újq êÚˆ›Ûƒq{ 1n Æí¬ ÷€. ¸¹½ w6Æí-âþîש>7wvÆí˸³«¸¿ûv çæÎ͸ó3îÜŒÛE î>í­ÜÜ w!Æ]€q;©ÀÝ«] 7waÆ]”q fÜ: ¸{¶­ÃÍ]Œq—bÜÅTÌ“--kss— fÜå wi ó¤[«šÜÜå w%Æ]^Eî®-¾áæ dÜ”q ªÈÝ¥yunn ã63n“ŠÜšVãæ weƪÈݱI nîPÆ]q‡ªØ^¶o ÊÍ]ƒq×dÜ5T<·k ÂÍ]‹q×eܵTÌ“¶õ-ÜÜaŒ»-ã S‘»u=‘›»>ãnÀ¸ë3n­ ܭƒ¹¹ 2î&Œ»¡Šû»eX 7wSÆÝŒq7Uq•· £ÜÜÍ w+ÆÝ\ÅýݼŽÀÍÝšq·cÜ­UänZ;›»=ãîȸ۫xþ nR³ 7w'ÆÝ•qwR±½l\£ 7wwÆÝ‹qwW1O V/ÇÍÝ›q÷eܽUÌ“ UËrs÷c܃ w? ó¤^•ÒÜ܃ ÷PÆ=XÅ ý]/´$7÷0Æ=œq S‘ÛZ¹ 7÷ Æ=ŠqP‘;Ì ÀÍ=šqcÜ£U<ŸÔ ‹qsgÜ“ ÷x ëeà¢ÜÜS ÷4Æ=EÅ< © T˜›{:ãŽdÜÓUÜßµL ¹¹g3î(Æ=[Eîo„ ÜÜó ÷"Æ=_Åzù›{1ã^ʸ «˜ß5 ý¸¹— 1îUŒ{™ŠyR½R-nîÕŒÛƸW«È]­¢/7÷:ƽ…q¯cÜz ¸«”ÏÉͽ•qïbÜ[U ·¯R>;7÷nƽŸqïV1OBËfå æ>À¸¿cÜ w: ¸CJgææ>͸bܧ¿â}ׄޖ ÜÏ ¸;Ëz Äž À{ü ãYî6Ø ’”g \tKð·8ˆ¬Õó`•· Ïh±e1Xls=6b°y® «§“…,r²Øʾ mƒd-)¥± /%Ÿä‡¿÷ ?:F´=ÔZ¬¿é,¶Àßâj çb!6°Ã^ ’#…\ö•4n¶nÙ,¤Q ‹ýûÈ š6— »¦ Ÿ=ˆOÓÆ£[û0ï2}•w i½¤gyØ>? û< Û縯fUu «„¾5Ÿ ƒ« »ÑŠ¦çÆÙ¦VBE“ ÝiºK{ = zfº( 6×1ÿZebHûZ3C¶Õˆ¶àzŽ9 ßwã•âÑ-%w ö`9x-Ê ‘œÜ( Ÿ•[úxs+Vw¹o³¸åø YùR$­7Š7Ä7"yºIô< #’ú›Å%K!•Êo %½(,¿© äà¦-b¡y: é¼C|T ònîNñu ¹ìïôNÒ{JÛ9¶K|}áµ¢óü ·ôÉ’[IÉ!Ç};žå ê ; )&<*ÜV¸XØV(ò ­Sä{ӄ¡b§">Á÷Šœ šS4ŸéfQW°¡ µ’E‹ý#é$Sj „óò €zì"•—Ø×Eíèº$åA× ï± r³#ص¾¯‹ä&Óü¢Ö6Û)I LZ^ Ée½%ÚûŠH&ê,Ö~ ÉP%zÂE‘xùÉã´ }‚Äj†‰’ †¯š "Û_a=‚rˆAÖø¡>vP‰í´J‰|&sÉ~AÖ²÷ÌÚ²G‚º— ÛkjVÆ%èPÉæ’†6¥æ@ º ¶ ÌÕ! •mKR ¸ê CÙå@ ûŒ)ÿʺî< årÌC±÷N¹Ü2ç­ô÷õplËþ†„Áù¡å?b±ú1¢µÂ3IMŸJócõåöíÅ9G¸~Õ\À»¼Íõ²FÕ¾ß0ÞëîÔ¹’;ÍY© XK˜-J« 0E ž§ •f S ãPŠ k\.¥æ öm~ ¨|Îqóá$ؾ$僛n ”ýY>Ø9PŸoëóN´•\* ö{+Ú¦›ßÈ>–v¿þr¹ô]!—£Vˆ¶Ÿ^‹¶}ËåõÐ ‘– ‡<±oסý îmrûªyýàtlÿù±ý‡óÇùGÑnþ!t©:(ÓIåy0ç‚éh΂ a^΂?ÁßÍ&\6¥äFRž‡ÍlˆÛÇ] 'ǹIzÎ5M‚ϹFßn&õ ÖÔ™hFÃcùM›^1öòz‰?·½Š FIÄAœ-– ÓbY0r¬˜úœkês®©Ï¹¦>çšúœkês®©Ï¹þÿúœkZ :*oØs®åì Ž6 ‹5_: Ža Sâ•è>9­Åzu©húÁÙ ½a”˜ýòKÑZ´¿˜!”éúˆÑú×¢õ¯-R ¿«8§ÇK1ú@ ñl©wb´P[¼q*FŒÉUMÜš ®[Æ K'Ó ¤¿“€ òvÆç §¬z!ZKø‰®AP ¦Ï-Žþù¹hÝSêãXçe“ËÍ™årº·\žò’K ++d×ë‘^ÞN y»ãÓ±í§‘¿ïªAâ´ w‘ãÙí,. |%Z3¾1 ë ñD>6— +ÿF´¶ùÍœo ü=ò’\¶9.ÿ=ßA©$swJË“ö«X9YžŸ±ªYú¾í ØöüäÒšSžÿŸ·yßB(û ÌÇÛ¿ £;þ ܸuŒ ](*øÕFb‰îè ÇÀê|ðøz¹Äãam¡ ±Œîù•TÆ-/ͧ|ð 1mìs·ò3…_æ¹Û 3íÏÝbÎm4M ™ 6^0‡ôò¿ 쟻§ ÍE…E9 Á çh lË6žúe}L›g1˜jøŒ§î™-Ó›ÞT8ë_ éNÈåý¯ñ‚×5cw°3\3N ë Ö LÌð¯±p†tÂõôù… `­ÒSÁ'} á{ÏžÂ6ÏI +Â3÷4ôVº•B[°ºiÓÐÇiÒоi® ­Ü® ç ih —üBEç+Bn°ÇNiè '?jrªGCt—h m˜É¨Yjz s-ljH Ï©!ó §†`\_ê¹]­ý¹˜6qŸ Ð&pÿ ÷5>·› þxE¯\›ø€Ÿó ßp ¿¶s÷lUƒ›û*ã¾£W|ävW»{ËêÜÜw ÷?zÅ÷a×½_»EUnî ÷k½â#·« Ü]›ós¿aÜN ÅW‹»K³PnngƒÌíaP|ו¾;>îÎM*ss{2îL ÅGn½ Ü ‡psgfÜ9 Š¯ w‡F"7wNÆ•× øÈí¢ wû fnn?Æ]È øjíï¶õƒ¸¹ 3î ÅW‹»M8åæ.É¸Ë ¹•Uàneåç.Ǹ+ _-î–aFnî@Æm2(¾ZÜê rs 1n‹AñÕân^»"7w ã®bP|ävR•»iÜÜU wMƒâ«uþnòMynîZŒ»®AñÕÚßk”åæ cÜ Š¯ÖþnT­ 7wCÆÝÄ øjíï UKqs7eÜ- Š¯Öþ®ÿÞó%ãnÍ¸Û _-ý]¯r 7w{ÆÝÙ øj¿­!Ÿ¹»0îž ÅW+OÂÄ¢Üܽ wƒâ«Å]'¸07÷ Æ=Ô øjq× *ÈÍ=Œq•2(¾Zܵ¨?7÷hÆ=Î øj•Oj ù¹¹Ç3îI ÅW‹û Á›{2ãžnP|µÎƒ5 órsÏ`Üó ŠÜ ¸«WòåæŽbÜK Š¯ÖuqÕŠ¹¸¹—2îU ÅWë|Rõ½çK>ƽšqG _­zùþó%ã¶1î- ÅW+¿CËeåæÞʸ• ¹=Uà®\& 7÷QÆ}Ü øÈ-Sûýçb>Æ}‚qÿhPü¯uŸäK= ã ü-l'Ó þð‘geºjååŠ±ß ²/WZ Ëj’¢#L§{žƒÀûý >vÝ鵜¢0æ…hÛ“Mœç•h«ã'-NÿN oPL4vÐXÂç• ¯ê Ì *Zÿv²„÷0‹ Ë‚TM [ #† ¨*> ‚²Ae1•?Xom°8óÆ 1¼„Ql³ùµ ¾»œXvø+1<¨¤h¨ýRÚ.~_ø©"âU_(× ”Ë,þRiËšOì³÷¹Ä! •GòˆžáP–Ì-Úž< mËrÉ%ãNà¾÷poSº¯ªq ìp¬Šêäq-ÜÇW¼r ½½v c½‡Ó“ 7›¦e jÒdé ÜÉg®©M–;´z–ïé=Ÿ(Zǧ ]žù¾ð4ÓBÁ’©¶p2cNavFg¡$ [âý§q,˜Õû'c^ïÝÆ¿½v qÛ)U/ý/Ìø.žüö 8§$å­»î ÓÝcÞzÛ¯9çO m½_‰ÖAc¥ß=·- %ÚB¡¼ !•¶)CÅðûÏï ‹ä b±¶ !ÂN²X Âœ±XÍã¤ß]·e$ZÇ:[ lQsE f°X3n–Ë.0ïfZ‹ÕƒXl›ÒZȈhÑ:ÙÉBž- -?¼BQ"© ó‚g‹$$F´}7 rü­hç"ñæ¤ûWÍÉÎì8œbÇá¬A>vËóD ?çn/ É]S(é[S8›k§° WkÓl_bòÊ=Ä”.Ï “.ï¡à¼ùó‹ÁEò‹[M]CœLÖ……ÌÁ¯ üa ›?‹ir¾³´¸_ ŠÛJ©9¸ f| P¿C‰÷ß?= =âÍA ÚU´e„cíÙM.¯t ɦ—’^ Jœ• Îiî=¥ù¶b}äòY‘Ü€ò@_1|ÝkÑ6¦Ÿhë÷F*Õ}#Í—ü¶½åù!=äå¡´…¼ É’îÒߥïËðFú>{)Í·sÅ›ƒ-IÈÁ £Ãþ0~j î‚ý öÿoì8àþ›PI7dØ£Jç ï«´hð„J• Ô º!} †¬1þ0äš±ôÐkÆvCûB™ üª À ñ ü ÖÓ Ý'Ù‚!¸­¤å`„C F|Ñ Ü ? T -ü ºöuQ õ0IÏ•xêð¹£5, ÓÛgô¿c¶æ†cíÿ§yú (Ûÿ-—õߘ¿ÿ Ê5ÏÍ=6½•Ê ߉¤üKsþëPž|e^ #’{oÍ + |ÖUló Á÷Xˆ¿.€ó[U'qgi­TZÛi-¸~Á.Ä‚ß'oï7ù{íßÿ•² ŸEóüªç»æø, Ì8 û;½VþÍeÜO-ÝG Ý ^-‹„#-;…~- h? tšÇvºÖã.ýÙ#«©’g[S ÏÓ¦1ž™ƒÆx õó(ejíÞÞM7ZÀõSê9® @\ ¨ ©P¾ÐÎsIéã}.‰”ÿÖLjÂ9eÜ sôo¤ÒZ Ž¿Ï13ÙŒypÜl üN*ñYFü»ä¿8dŽÎ å•ýòò¡û¤õm×vš­Ð.Çn7ι)ýW=7Ugû ß 1 Êçzyþï>K†Tñé 4´ŠÏ¢¡ƒ|~ ºÞ§Ü°õ> † ‚2³Ó°­™ ž¹ÓЧ™º ÁeSê¹ ¯1 Ô7 ù÷°?ýÚ!Cü× –›‡ •v)z•ùÙM(«.4 ¯} }øIæ‘ á\Òp†¹w 8— Œ4[Ok-á ûH /ÓVZ.<ã`ó•þp­Ð§³¼=5Ì î¾J[v(¯Õ’ËWu¥ ×Ë; JØŽTþ×_.a;XÚ —×ï8V.û ô £'ËåžùæÉ[ dÜ _;døê× öcUƒ +ÜÇeÜ ?º¶£ íܶ %My\ç˜Â\[ Ùô%MÅôíè¯úl´¹~ÐÑ¥,˜“0 l X1} Á v ìW0 CY¡ Ø C-á2Ø.× nû•éyºHdÃûÐ:yÌ4)õ $®»KŸôuÿE $Øñ4pžuX Ï­›’t~õÒ¢:#€Õ!ÂtÑòçdV ?‘¦íËlÉê c0yë ×uR¶ kKÒZ4 •,±%þ r9£É;Vßí•€¾»¢’•\yoS)ϦËÛ› û ¾ ©íÁ•[Ö-ñŽÉ8Ö gV Š€Í„ýŒæ 3ʺÊÌobð_õ•}MÐÞÄ8ælRóÔqìÇ-³Û 8ï¶Â1^ €œñÖ$¼.¾ »Fæi ßí¸¯öÙ ÓL$ •™´!]IoÒ‡ô$ ˆ/©Lº×žt¾‰ç£‘n,7?îE.t‹$gºCmz ƒ~ÑGš W§Hb˜ I"FEJºêm‡½H ˜ç¹£š ´^Ú#0ÝvG€}]Ÿ±‘rNÃ:­¯j üφ ¤=¤ ˜û­ ñ9éEL°Ì¾ ‘ÒïC 9‚Y·#Àžßhã Èß%Ý{€ù•Zî °£C}"É’ ‘R^> IÆ õ’– [±dG Î{20’XÞ›‡Û 'ÈÛÃcaŸ•Û; ÛoÝWÚíqò/ ›Æ:›Á¡.ø(9¥Å·N, { +à› þ„­dÑÈËY­c!3Æš pÞDÖ£Wo¯ÛŸsÀߨ ©X L$UàøÕ€)_X>HšjÊÚ€æ¬ì V l ;ï b~ 66+3)¬‰Æ S·wl< ´ò¶þ€x¼Þ‹ ç=N ñØ•û{c¶ñÕ7 K> ATJ#¿×†|¤^-†å ÓÈïIJ>®“¿ c· !ouʺ X_›¿ Ȩ› å(v.OgŸñûj‘ æŽM–Jr¦‡ø{]O K2·œTæþ¥©(Íß4T”–‡rö¹Ã²å’4Kiy(q}i>nmŸè”ÏHé -cl_ •­ãïF}jÿûýß+²ŸÚ ê ÙŸ+²Jyõa¾á>ºW×'ûã Ÿì• Óùu ü-h§ÀMå-‡¬ ÷ê® 7š¯ -;m*׺ÓoE[wJçw£¹Ov\ÞþlÀxNèäã¿ Žák]ü}2Þ¾z Ëï0vì ¦LZ ö­ Ú놚 Ï•ï·ñ jFSÆØv: ç~þh; Q•LäÞÈûí°}ÿÃßUsÈõOÝÿ‰·Õ ï_Ç:ŸÜísEØÉ­a â«ïP—ë³s-o]v3ɱø06)ß Ž ‰o ‘˜îš×UìeNŽkØøî•Ùc0@ á ÃJ3t òÃq‚@K{$Ͻ³O9nŸs¬ ûCëßë MÓÄö‡ …é }Ÿ ÒØâ§}4 Oõ Ÿ¢p ÀþKý a =Ê}$œž }††Íª ` +`úŸ?•åñSWê• r½ ó°ï•} ü`?#¡þÐGãéÙ¡Eg’•ì(øm¿ù`÷Òºy5†mc‰ý—sÐ ¸£ôá° uìÃ9n³Á]y¹XNv pyä™v«ë§ô‡BJg’ú 8>Ô ro ¬t N —´qû 8ï¸VÖƒ$Ôh,±YH5èUaŸ Ÿ–*ÇÎ]åX§½8› üŒ~Á <÷ £ yõŸÓfgŽ¿ÍöÎ&’ «Åç]w˜±$çr˜ßØ)•dÔi©LŸÿwy¾çcQZ-ÊÑO J%ž+p¾tÎÀå¡Äõ¥ù¸=¶ý ÛìÌqÚìä-'ãi÷çZ÷D¦§u/ºÞotÑuO› ‹®“ºÈ Ñoþˆ~ÛËFô[ižÔm¥yO›•æû¶—}Z — ¿=^ FáøT‚@úë“»=öùÌö8sl{ì£r{ …õÀ!?uÿ§ÔöX mØ|ˆí5>Ÿìò9õ4Küõ4ï ‘¬™)v,qI*I¡Ã âãéË¥’”Þ)•é/}'Ï?tM”–‡²š›³Eò§xXp>–ÒòPâúÒ|Ü-Ûþ‡õ4K êiÒÇ yê©sà ¿ñeîøU ¸á_9àTÑÊ [JŽ/³®¬sາ#‚ו=ZyKÉ£•O =Zù†ÿˆà;~¸üûõ û ˆ— ðÇK.<õ4á1˜ ëiÖϬ§YbëiÖä ¿‚¨²|b=u} Åòø*ûMâOÙÿÉ5Æ•Üõ4= ð› °ÆI΃dí7ï g&¡ûDr » Ô½/×o¶Ç€ s bðH 1B½, çØÿ ýæ )¸ß,½e~cÒúÍ í7g‹í7_Jë¶ ûÍX:ö›5±k{I¿ à8–èËæàX¢k<c‰¾ c‰ŸÓo- V ïÑ:Ë:ˆv.qûÍ8¯ {?zBýf<oâøZ]Ò€•¾U “úùffÁ¬ }ïoÂgô£ »Èý´1 }©ä®÷‹~`}]­¸&Ñëe¾62¾z?„ŀϓ”„éÛ¥ yU ö T²(ý—®÷_æÞÙ×»^ö"• žÖõòæ/z½œ‹]/çJîë刻Ÿw½ŒãÚóqŒÆY~÷àfç¸õ-ç-q–•ëÇ®— «Áõruèéa½¯ ÿÛ¯—ñÉ;£Ãµr0›þÔºž XªBÛ8ÊHg%÷ðZzZ’úâÙtöó ö×ôö Á+Ĉ?WKã×ö’DŒ I– •±¥ô÷ [är°M´zla÷êñ÷ª²}Ñkß÷ïÍã>Î û¡ |ál(§9Ëc Yê<ª{¯.Ú.qt=´Guë6xTw‡•4H.=ȇ}åìŸÙWÎ ÛWήÒ5­}Ÿæ ' @æB93‰û4%]»b _ ï Ms“ûÅŸ®ïË ¯¾ïŸW—ÄqO ÅU·.‰†ú•¤û: wWJkŽòR9mª§x­Þ?Òýˆ<n , ød“JrÕß‚ó±”– ‡²ýÚf"ηí &âòXÆì}#bùZ¼+nK×]ì ó‹x¦I=ñqÍýbM׺q®mñ#ëûr|•ëÛlì íç¥Ìr¿£~<çI¼ß¼½L»Ì[Ê” #`î f ¦uw·¤u_#­{‡0÷ ÂHæ aÿd _ãi.wËÓ\…éÓ\g+¼Ë Xî^Ö²ì{j ‡z•U>¯ ˆò möëá Îò}¤)pÌctÉ}=œó3ëxŽØ:žS¥ëá”vÜ Lì¸Ýu–ïka]Õ:}^¿-¹Î)Ž}¸ý k@’¡ Inö"3 Ÿ `’(é“žåí1˜ ×@Ç ÿô¢o$™…º è§aßç6\ Íb×D: ó‡e < •PÎ˾mI "÷ýp=ܾ½®c¿íþ€S Nl› Ø:Z 6냦w¸v[3(RZVË®ÝÒ³k7;g-¶ìk:}æµ ÖÏ&øÛÿ° þþ`Ï÷îyà¼VZ™?¡>\˜”@Ýá Ê}¶BŒ…§ŸöõräÃ}>øˆÜ_Þšé¿~þ ²’-P†ê3’ÉPÂuöñ ø ÚÇöyB9r&™rĉ]§ãÒ×ÒæîK¤ý„Kd$‡ ËüÛ` Z¿ ý^„=ï'=' üÝ£îöÃeð3 ¦?'GpŸ?b9‚ÏD¿Ÿ#XŽ8$GðÜ8 Ž_WÒNŠ'/c)ÈÌ+…æ‹ãþO$_NØóåcû?¡|©ßãÿN¾à = |‡'æËY× ó ça¾¸&2-Ô Ž`g8†•H0Ì %W¼ ›=‡ìÓþ).â¶MöM i› Ï÷Áü“Ø6¹Å“G ‡<rsÈ#[Ö•• Ɔã- Gåñ ûzûàoße> €þuV \ ¾ ÙíëÙµŽŸ;¾€íOXi >·-OÛ´U›øøB78†ò™ u¦-¤|ÉúÞù'“C-¥´óÐûÇãcç¡{iÝJÛÏC;-k·’#”óP¤jç!lsð]ö˜?‹âÉœ‡ù£ýHþÔ’ôÛ¾Ò÷dHáç–Ô~/•nÌbç ÔóxCòfÐ}xnÑéäu Ê {ï ǯ—Ô³é)µT²õ–®Ï+?»†ÊçpÎq´üŒù¼¯|åsúÊÿ— ú>¸Ïý]å¼ú5ž¼Ây˜W‰õ•û°§":ýO´Qñß;ÕpÜCÑ°ûxähÒî¡|4ž ï¡„²{(¡ ÝCéÞóÃ{(¸MÇ{(f‡ç pyäÉ~ÿóî¡´fç¡L ?àuT<ç¡0œÛ»þî G°7 Ã| ×R)/O>Üï‰ôeª8žW Úï åÉ™dÊ“”З A»ÅòäE<yr‹å‰&‘¾ŒŠlo>ÜωäEUžkí„ò Û›ÿ+yšå— ,/þ6|˜ /Y^$¦YîEÚÀ9¤›t½Ýþ½>JA‡ëí‚ÿû¹Sísrçöÿ¡ÜÁ~Æ? 9w \?Ì œ‡¹“ØõQABcû&¼÷æã» ÿXšŸ ¸¯ !›2 ß=9»& µUhÙ`FQWÅ †+²F²&æc÷D´ ÷DÜYœ„ÍÇéÿ ¶ÑßUN> D d î à ð # ð ð0 ² A ðž= Ê ÿ ð €" ðÊ= £Þ7QÁ¨‰Ž)hÓ,•b#öÜ| ¹ €²E $4 l= þxÚí• \ ÇÛÇç £Þ7QÁ¨‰Ž)hÓ,•b#öÿ ¦= ˜? : @= ¸;,€‚‚ ì {Û9¼=ÄÞ8슽÷Þ±÷.öÞ¢œ½ ]£Ñ¨Q KÔ¨1j¢QcŒ16ÞçÙc ]þŸ ü<Î>·å¾Ïî3;³s¿ÝÕ B º‚ÍŽ‰‰AËŸ••ò®$öoF)B¼ âg© Bˆ†\ª!ýa¾ ‰ûw(3ü—••ÓP¸iâÎ{éãD¶äv&° â æ ›+¦1iHN˜ö Óx ú —m¤• —m V—-›×äL2°íå†õìÓù ¦ó˜ô±Ó &­´]gÉ‹¤Î& ; ·] ¿»ªXÍ _GbØßÞô„|gP–Û Ó« 2CQØF~ø̇mS‰P™6˜ˆ¦ ,_Ó Ç„ß?‰ÈûË9rŸ –•&Ë3XÐ ”!1U½IŒ½lÒcèŽ×1#`[‘ ] =_E<ò[4‘ûŽ ¶?GFF ŽŒ$A‡ ™‚`:hÅòå0}(èö­[à ãÌ -Æ ËýŒ[· a ã çë oߊ0þõ´§ – 7Nœ0 –™a\0>,·Ü¸~Ý:Xv‹qïž=°ü!ã©“'aóÆ«W®Àz·Œ¿?x ë>5þ÷ò%¬O„±cœ…‰ ÂÔ) ø.!jŽ—°`¾°dqN ¾WX³:¿°~]aaã „;Ê {÷T ¾Ù$ •pü˜(œ: *|•¦¦ l•—„«W 7®7 €Søín[á÷ À/Œ-5 Æ ãÇ Ž ÂäI“€eŠ0}Ú4à™!Ìž5 ˜æ óæÎ ®ù¢… •m±°léRà[.¬Z¹ W _-] œë [t4°n 6oÚ ¼[„íÛ¶ ó …?u €Yøçy_á¿— …·o† a÷®]À½GØ÷õ×À¾_8xà ð Ž-9 1 ¾=q â8)œþî;ˆåŒpîìYˆç¼pñ ˆé’pù§Ÿ ®+ÂÏ×®Al×…_nÞ„øn ¿Þ¹ 1Þ îß» q> -þñ ÄúHxòø1ÄûTøûÙ3ˆù¹ðï‹ ÷Káõ«W û !æÝ;ˆŸÐQ#5tô(3ډ± ãƺÐñãttÂx=…ãB'Mt¥“'¥£S&§§pŒè´© éôintÆtw NjΚ™‰Îž•™Î™íIáØѹQYè¼¹YéüyÞ Ž#]¸ ]´0;]¼( …cJ—.ÉE—-ÍM— /ó¥p|éÊ y誕yéêUù( kºvM úÕÚ‚tÝW…( w ½¾ µE ¥ lÅ(ä Ý´±8ݼ© ݲ¹$…| Û¶– ¢Û·•¦;¶—¡• t×Îrt÷®òtÏî ò„~½· Ý÷ueº_ …œ¡ ¾1Òƒ zè ¥?ôÈá`zôH z쨙B.Ñ ÇôÛ !ôä·U)ä ýîT5zú»êôÌé rŒžý¾ =w¶6=•® …|£ ~¨G/^¨O/]l@!÷èO?ZéåŸÂé•Ë )ä!½vµ1ýùZ zýç¦ r’޼ќþr³ ½õKK ùIïÜnE½ÓšÞýµ …\¥÷~kGïßkOÜï@!oé¿w¢ ÿèL=ìB!‡éã?»Ñ'»Ó§OzPÈgúì¯^ôïg½éó¿ûPÈmúâŸ~ôß ýéË PÈsúê¿Aôõ«ÁôÍë! rž¾{;ŒÆ¼ N åó Øq87L « æ v æ• « ö×0JÖ‚5 s Û=”’Ö`éÁ¶ ¡$ ìå`Jæ• û~ %mÁà{ÉD0°U (ñ ÛÚŸ’²`ÛûQR l]_JrƒÍì `]zSr© %•À ö„mô ¤>ØúéFI °y])ù¥ %ùÀÚt¦dy'J®t¤$#˜Ð ¶Ñž’9í(ÙÛ–’km(yÑš w°ü­() AI•– g Jê4§¤n3Jj6¥Dl ßÙ˜’"(ÉÒ’·VJn‡Qr¸ %KêSÒ·-%¡u!–:”Ü­EɆš”ô¬AI@uJþ ¥dMUJš„À>±À÷šaÿT} L‰Âw ”Ü ¢dx %ž•aÙŠ°Ÿ*Pr° %UËRr¦4%µKQr¶$,[‚’cþ” % óÀ1ñ£dYnJ´¹`?ç äh6JòøÀö³RrÕ ¶íIÉ”L”üê £dK Jò ¦dVAJbòSÒ9- ˺Q2# %¿¥ƒø\ás=%·\()íLÉX-%— ìßw yñJ ‹ÿ ˆé¹@-< È´? Rþ •Üº'•)¿ ¤ò-øüº@ ^ HíŸ â|Q Î dð •T<%•7Ç ç02å @šì ˆÿ^•hw äú6•ìß,•å 2i½@ ® H×U i» l‰@:. Hïy 5 ¶=S »¦ äÚdØþD” ËŽ Ht$lg ¬Û_ 9{ äR •Ìo óZ ¤f3`n V_ uk ¤g(|— ¸ T žrÀ •¡þ ÉPX ò ¤™/l'‡@žf ÈùÌ 9ä&•cé rE'•— Z4zg$·^ É„'FR÷‘ Ü6’Š×Œ$⢑¬;c$-'ŒdþA#1í5 ²ÝH-l [k$† F º –‰2 ¿ F²g’‘ô ËEºýaº«‘ j Ûl ëÕ5’§!°œ`$‘å`›Åä|~˜Ÿ >÷‚u2‚ï ˽ "·- r;ˆD^ " '‚Èò½AÄo#|¶"ˆ˜¢‚È¡‰P ƒù ¬ ¾ æ ?+L;Áô¯•Ðì ² l Xy°§•¡wV Ûþtqú-„u / h‰Y–Á’ û`­‰Ü×Áe °iø<² [?¶{æ]U* $°|M(Û:ôãvCߨ©ƒ¿'½ÜGËCž’øúBq§ãÿsü>û4®XØ•éCîjÜÜÍ ÷ ¹sªÁŸ{ ãÞçà#·¨ w nîýŒ[«Q|䮪 w-nn'ÌM5ŠÜF5¸³×áæ61î¾ ÅGîrªp×ãæîǸ×k _=î ÜÜÑŒû¸FñU;Ÿä ãæ>Á¸Ÿh ¹‹ªÂ ÎÍý”qçÐ*>rû«Â݈›;§Væ.¨U|äN¯ wn~îBŒ»ªVñ‘;*ÜM¸¹C wg­â#w>U¸›qswaÜSµŠ¯ ·o nîiŒ{‹VñÕãŽàæÞʸ¯k _µó‰_knî Œ;F«øªío¿¶ü× N2w:'ÅWí<˜· 7wzÆ]ÌIñU; æíÀÍíϸë8)>rçWƒ;_'n»·“â«– ßùºps÷aÜQNŠ¯ wþnÜÜs ÷-'ÅW•» 7÷^Æý³“â«Æ] 7÷uÆýÂIñ‘;‡*Ü}¸¹ÿeÜ gÅWíü]ˆŸ[ë,s gsV|äöQ…»7wvÆ ä¬øªåwá ÜÜFÆÝÒYñÕã-ÄÍ Á¸G9+¾jÜE†psfÜ›œ _µ~lÑaÜÜ› ÷ Ί¯Úþ.:‚›û ã~î¬ø ªq ÉÍý ãösQ|ÕòÄ•47w- ™»¦‹â«Æ]|,7wÆ=ÐEñÕã-ÏÍ=ˆq¯vQ|õ¸'rs¯aÜW] _µqä “¹¹¯1n7â«Æ]r*7·»N殡S|Õ~')9›»&㞥S|Õ~— ˜ÉÍ=›qßÖ)>r×Qƒ»Ôlnî;Œ;X¯øÈ ¡ wé(nî*z™{‡^ñ‘»•*Üó¸¹w2îq ÅGî jp—YÀÍ=Þ sŸ4(>rWù ÜöÏaWEæeÓ¨ aÚP ¦=}_;êÅt ¨ uJ@Oú ¶ƒUv'ÄrÞ•°î — • waŸø“t§š u§aKf‰¶+'Emd^ÉÎœ)#iNíe™µÕ$Ý©†D-Äé˜&á– Æ^1§éNÓt§iºÓ4Ýišî4Mwš¦;MÓj˜Y­.‡°? 3"Ђý‰$ëN9û‡ïXß ûPµuŠýCW5úµåø¹ë0î¦:Å GîŒjpWXÈÍÝŒq·Ó)>r§Sƒ» ?w{ÆÝU§øÈ­W•Û¥2?w7ÆÝM§øÈ-Q•Û5 ÜÝ ww•â«Å•> Ü= woâ#·³ ÜAüÜ} ÷ â«•ßé…EÜ܃ ÷h•â«u>Ioâç-ø'ë ¹ jpWáçžÂ¸gè ¹]Ôà ssÏdÜ uŠ¯Zž„ðs/bÜKtŠÜN*p»Uåç^ʸWë _­ó‰{µ%ÜÜk ÷ â«U/ÝkðsodÜ[uŠ¯V½t¯ÅϽqïÕ)¾jû »ÎRnî¯ ÷ ⫵¿3Õãç>ȸë _­z™¹Á2nî Œû´Nñ‘[§ ·•Ÿû ã>¯S|µò$sÃåÜÜ?0îË:ÅW+O¼ ós_aÜ×uŠ¯ÖþÎÒt 7÷ Æ}[§øªq7çç¾Ã¸•×)¾Zçï,-WrsÿÁ¸ë _-ý•µ ?÷ Æý·NñÕâön³Š›û9ãþO§øj•¿½Ûñs¿bÜxâ³ûj• ½;¬ææÖèen'½â«uÝ•-#?·3ã6è _ -üÎÖy 7·+ãΨW|Õ¸»òs»1îÌzÅW»ûZnnOÆí­W|µ¸³÷äçöaܹõŠ¯Öù${ﯸ¹} w>½â«µ¿sô]ÇÍŸq Ñ+ ¾ZíNÎþüÜE w ½â«µ¿s \ÏÍ]’q—Ñ+¾Zܹ Gss— eÜ õŠ¯ ÷P~îJŒ›ê _­óIîá6nn ã õŠ¯ÖþöÜÀÍmaÜÕõŠ¯ÖùÄwÔFnî Œ»Ž^ñUÛßcø¹ë2î0½â«Å í7n 7·•q7Ö+¾jÜ ø¹›0î zÅW‹;ïÄÍÜÜ- w ½â«Æ=y 7w[ÆÝQ¯øªqOåçîĸ»é _-î|Ó·òë w?½â«5^•oæ6nîþŒ{°^ñÕÚßùgoçæ-¸Gè _5î(~îHÆ=N¯øjõ« ÌÛÁÍ=žqOÑ+¾Zý“ vrsOeÜ3õŠ¯Vž X´‹›{ 㞣W|µÆÙ %;ŠqÏ×+¾Z:¥BKvss/`ÜËõŠ¯Öù»ð²=ÜÜ+ ÷ ½â«•ß…Wðs¯eÜ õŠ¯Öþ.²j/7÷&ƽM¯øjíï"k¾æ æÞθ÷ê _­v§ÈWûøõ Œû°^ñÕÊ“¢ë÷ssaÜ'õŠ¯Öþ.fãç>ŸÏë _­ý]lã7üº Æ}M¯øjéðü7àæþ™qßÑ+¾ZûÛëAnî_ ÷ïzÅW+¿‹o?Äÿû<ã~®W|µž U|çanî ÷;½â«•ßÅwáæŽaÜ. ÅW-Oö-åæÖ Øï— ÅWë>˜ ûŽñÿ~ɸ} Š¯ wÉoŽssû1î" ÅW+¿K-äç.ʸ+ ¹ÝUà 8ü-ÿï;Œ»ªAñÕâ.u”Ÿ;”q76(>rgVƒûøIþñoÆÝÝ øÈE îÒßžâæîÁ¸Ç ¹³©Á}ê;nî Œ;Ú øj=÷¬Ì™3ÜÜ6Æ}Ö ø_ê9¸_â¹"ø¼ª:eݤ?/D›àóB¢ — mÑW`+'E´÷ßSw´[ï ïØ{ê<û^+-“Îà vÊÿXÚóBÒž ’ö¼´ç…¤=/$íy!iÏ I{^ˆ–8</ ú ø¼˜˜oÅÏõžºw Ï\«êà©çÉ%÷=uÒõ ãnêà#· I½ï©“ž ¸§8øÈ]Š¤Þ÷ÔI¿_3î >r—&©÷=uÒý Œûw ¹‹‘Ôûž:i|˜q»k ¹ ’Ôûž:äôÐÈÜe5Š•Ü Hê}O r–cÜÕ4Š¯Ö8 ï{ꕳ:ãn¯Q|äÎERï{ꕳ ã-§Q|äö#©÷=u’þˆqOÕ(¾Z¿+𾧠9§1î5 ÅWíý-œï©“ô Œû€FñÕ ¹}Iê}O•Ô>jeîÂZÅWm•s¾§ ä}OÔÎ0îË ÅW›ó=uÒýåŒû©FñÕãŽàæþ‹q»k - 9‹0î -â«¥à}O r–bÜUµŠ•ÜÞ$õ¾§Nº¾aÜ ZÅW-O8ßS‡œ­ ÷ ­â«ÇÝ…›{0㞥U|Õ¸9ßS‡œ³ ·M«øêq÷àæÞÀ¸i _5nÎ÷Ô!çqÆ}Y«øÈíIRï{ê¤vqÿ¢U|ÕÎß…ø¹ o1î§ZÅGîL$õ¾§Nê•0nW'ÅW¿9ßS‡œø-ZäÎë¤øêq âæÎǸ _5nÎ÷Ô!g ãnâ¤øªõc9ßS‡œM w'ÅWm•s¾§ 9û2î)NŠ¯ 7ç{ê¤ñWƽÁIñU ?á|O•ô GÆ}ÚIñUËoÎ÷ÔIϹcÜ•8)¾zÜã¹¹2nWgÅW•{"•»ã,s— tV|ÕÆ¿9ßS‡œ Œ;ÌYñU ÿæ|Ot??ãŽtV|ÕÞgÈùž:ä ɸ·9+¾j¿Kq¾§Nº Šqÿá¬øÈ]‘¤Þ÷ÔIç { ½tQ|ä¶Ôûž:©-º°üvQ|ä®GRï{ê¤|fÜYuŠ•ÜsIê}O rz³ç Š:ÅGî ÿczR-•)Þ[b0¤Ä;éœ Ô˜Î*’à ºî‘„¬¨â1ú Yz]Œ¬1ÅòAÌ ª'ó yu?+üüãFã_ óÌÚ$$Mcš¦1MÓ˜þטâêÍPwVžéЖ0]Ú¯’N õj¨[Cý êØ$=Û0¦o‹’õn¨{Cý êàP ‡º8I÷6HÒË¡n - õs¨£C= êêP_‡:;ÔÛ¡î õw¨ÃC=-êòPŸ‡:=Ôë¡n õ{¨ãC=êúP߇:?Ôû¡î õ•¨ D= ê Qˆ:AÔ ¢n õƒ¨#D=!ê Q_ˆ:CÔ ¢î õ‡¨CD="ê QŸˆ:EÔ+¢n õ‹¨cD=#ê Q߈:GÔ;¢î õ•¨ƒD=$ê"Q‰:IÔK¢n õ“¨£D=%ê*Q_‰:KÔ[¢î õ— ¨ÃD=&ê2QŸ‰:MÔk¢n õ›¨ãD='ê:Q߉:OÔ{¢î õŸ¨ E=(êBQŠ:QÔ‹¢n õ£¨#E=)êJQ_Š:SÔ›¢î õ§¨CE=*êRQŸŠ:UÔ«¢n õ«¨cE=+êZQߊ:WÔ»¢î õ¯¨ƒE=,ê bQ‹:YÔË¢n õ³¨£E=êjQ_‹:[ÔÛ¢î õ·¨ÃE=.êrQŸ‹:]Ôë¢n õ»¨ãE=/êzQß‹:_Ôû¢î õ¿¨ F=0ê‚QŒ:aÔ £n õè#F=1êŠQ_Œ:cÔ £î õǨCF=2ê’QŸŒ:eÔ+£n õ˨cF=3êšQߌ:gÔ;£î õϨƒF=4ê¢Q•:iÔK£n õÓ¨£F=5êªQ_:kÔ[£î õרÃF=6ê²}˜N õÚ¨ÛFýv ¦çF]7ê»Qçžé¾QÿíÊôਠG}xe¦ Gݸ+Ó‘£žü¸tÏ uÔ˜:Ù5¦ocDë by7¢›HH¨9>)ö3”Qú7ÛÙýAvßþ÷'‘¯·ê‚]‡/ð‡ŽË­ ì'er†ì„Ͼeý&û ² bø o÷§Ã4t×ÈŽ¯ Ù± ú‘hûÁ¾ ; ý¬ƒ`‡À ƒ ;JÈn´c`ÇÁN@_ ¾tÏIBö¢ ûŽ¯Oƒ û-ì,!ûÐΕ• û ì !ûÑ.‚] û‘•o~ » v… WÁ®ýLÈA´ë„ B» v ì °[`· 9Œv‡#h¿‚Ý û ì-!Gïƒ= ûch€=$ä8Ú#0Ø 'Ð-ƒ= ƒ.ó‰¿`?¢=#ääß`ÏÁþ!äÔ °•Á^ òÝ•`¯À^ r í Ø[°w„œA‹•ã¸ l/ì[°m;Áv••¶ ¦·•m ÛAÈÖÍ`[À¶B_v#Ø&˜ Û f Û Ÿ•mú l øë Ù¸ ¦Wƒ­ [ þr° `+ ±-%d Ú2˜^ ¶ l ø°Lô|0¸¼ˆ^HÈz¸¬‹† œh¸LZ —ÔëgÁ%êú9„¬› 6 l !_M†r ØT˜ž 6 :ÌkÆ ² m ØxðG 6 , l$̃uV …>ú0°á0= l0Ø BVö 6 æÁ2+úÀt_°~àÃ6Vô ë Ö ¬7XW°n`Ý YÞ J´.0Ý ¬#X'B–ÁÅѲv0Ýž•¥-` *ܲ6à· k Ö ¬9Xc°&`M¡µ k Öˆ•Å ÀÂ` Í ÓPQ × « V *â"¸ [ŒV ¦«•U « &‹ª‚…‚AÍ_ €™ Y 牅Á0 - Y g…к/„ x!ô BoaaE°J„,( V ¬,X9B->zôè÷ßÿøã•û÷<xðÛo÷îÝûõ×»wïÞ¾}çÎÍ›¿Üº~ýÆ•k×~þùçË—¯\¹zõÒ¥úé‡ /ž={îÜùóg¾ÿþäÉSß>}üø‰o¿=rôè±C‡ þæ› îýzß¾ýûwíÞ½gûö ;wnÙºmÛÆ›6o^ mÛ°aÍÚµ_-X¹rÕҥ˖ /_´xñ’uóæ/X0gNTÔܹ3fÍš½pê´éÓ'Mž<eüø G•-3vì¸ÈÈ‘£F >|Ä Aƒ‡ é?`àÀ¡}úöë×£gÏ^½{wíÖ­{ÇŽ:wi×®}‡ÖmÚ´mÙ2¢U«¦M›5oÑ¢Qã&Z­“³‹ jä1Öû kÜPïĆzÍ!TŒ56TŒ5þP1V u×î={¶ï€Xã uÅÊU«–.[¶|ÑêÅK– Ì›±Æ êÄÑcÆŒ 7.räÈQÆ 1bÐàÁ µu›¶m[FDØCÅX¥Põzƒ+¾;T õ7 õW Õ~Xoȇõ2Ä *-ÖØP1V õÄ·GŽ =†±Æ†ºÏ!Té°nÚ´yýúh›mÚ5k¿’ +†º(6TŒuÆÌY³gO6mú¤I“ §L ?!ö°:†:D µo¿-=zöêÕ»k×nÝ»w성:„ÚJ cÕéô ƒkºtéÓcû {Xo'”Á?:fð %ƒ BÅX Æ›Áñ„ o Çêû ,…ÚïýP?ÈàFJ džšÑÍÍ ï½§²ÆÍ`‡Êz&ÁÊzÐ1Ô ñVÖØ –CŸPeuÌ`®Ê*ÖØÊÚ(6TÌàØP=2eÎŒc:òaM¨²^p¬¬' C=æXYãd° ê¦D*ë 56ƒ ¯¬± ,‡Ú©sB•U‹¡Æ-ÖØP=½²dÉš âu¬¬r¬— 3ø|‚ œ„ÊjÏ`ŽÊ ›ÁXYû'TYÛµoí•Á 5«·· ösù› ÇÊšHs“He•5{jl OøHsÓ7n wJ¬¹y/ƒã„š[ö 8 ùIÍMâ•õ‹67q*«g ŒÕ›Åš3g®\¹sC¼ŸÜÜlŒ›ÁñWÖ„28‘ÊšÄæ&neõŽ=¬9!T_¿<yp TVŒU û³57ób3xF’š›-üÍÍÇ++ bÅPóæË— ¯U¹š Ž¾áŠ¸•5‘æ& }ÃÖq+kÂÍ•C¨>±¡ú²XóçÏ_ þ¦@s“`ßp Weuhn¦s67Ž¡vúxeÕI¡¦s¬¬ïeð‡¡ ,X¨ Ž ÄŸÁß$½¹YÂßÜŒH¬¹éÀÕܸ'˜Á¾± ¡ ÀP .\¤hQˆ7 •u#gß0¶¹ùhe ØDZ¹áê &ÖÜØ k^‡Ãj µX±âÅ‹C¼ñe0•ß0ÉÍÍ•$67 ÷ ››x+«”Á… c¨þÅ‹—(Q¢dIˆ÷ã}Ã¸Í WßP>¬\}Ãx› Ǿ¡“K’š›8 \ « j@@@i ¿‹Û7ÜÏß7L¹æƱ²6kñ ÍMÜÊ*e0† ±–*]ºLÙrå Þ -Š˜˜RC Éin 28n¨eÊ•+W-þ ÞÔ: ‘œæ&ne•2¸ -VŒµB… Qs“Z‡"2&©²² Ž?T9ÖJ•*áƒ'’> 1‹«²:47É ŠH¨²úæ±77‰UÖ¸¡V® oe•B­h 5È ¯ý°¦¶¡ˆø+k>ÇP‹|¬²*‡U „ZŒ/? Á3 Áš ®Êê- U (5A¼‰773¹š›”-ŠH´oˆ¡*‡µL d þ‚ƒ!Þ$ EŒçŠø¤æ&Á¾aÁ *ëG286Ô*UÌf3Ä›*š›x†"’Óܼ ª + Õ,Š"j)¹››/< ña K´¹‘b5:fpl¨¢Åb A-\ÜÊ:Wí¡ _î¾a¢•UŠ•…j ©Z54 ŸUÄÓܨ1 ‘œæ b•/T9ÖÐÐjøt¤ä Eôà ŠÐ~ÒPD"•µ µr•5n¨øW âM­C ±ÍM wsó^ee¡Ê±V‡¿ ø )®¡ˆ¡\C -Rr(‚+ƒ ª¬!Ž¡V“BÅ?Ô9••¡ Ïä E° .÷±æÆ”x Ûc­)ýA¼©u("þ N¨²&˜Á±¡Ö‚¿Ú ï'47Ÿu("ñæÆüAsóA¨5”P¥?T¡§Ò¡ˆDû†b‚ \#îa•C­ƒ ï§|¾¡ˆDû†‰VÖ¸¡ Ö©S·.êò8†"Ú${(" ×PD©dõ ¹2¸Ž k]9Þä Eè?ûPDrš›¸•5n¨õð âUiä;‰}Ãdg° k½zõëC¼± œÊ†"’ÓÜÄ“Á±¡J¨ÞOÁ‘o_®æ¦Ìçjnâ Õ-k ø ƒxSëP WsS+Ñ Ž ÿðiŸÔÜäL]ÍM<¡Úc “þPgþ9F¾S`(â *k½øB ³Z­ oj ŠH´oÈ j %Tüç€ò EdùÜC ædô ù2Ø-ª5 ÿ Þ ››Ô1 ‘œæ&ž Ž 5<¼aÆø¬ò ŠHfs ’RÍM‚¡b¬ åxSú½4¸}zBÜÒ rÑážá÷—ÓÁ p¹¥®q—ó‚õ é’ro±s‚÷ ¯¿´G$ýÿ EM6£e- Óvà˜ {9îðÒûkô$ò N»Ìïdi8ö•9íÞâ´{‹ÓîN{MÚûkÒÞ_“öþšÿŸï¯1˜\œ B? «FîW bý•è¦Y-Ö˜t r/“Å6×`!EÝä©Þb£·BN Û('‹µê ÑÖšXlü+ZƒßŠÖ±¯Dëÿˆø99ðP.ïü&ZOLj¶ —Dò•ÖbÍqJ´.ÓX¬OˆV×w¢µÌq‘øÁº• I‹×" ûZ^Ï°Kúœìß*Új¿ ÉŒ-R‡TÜ$•¶óëDÛ†ÿD› JW¢màZ‘¼‚Òoµ´¾Í¥\’ r™a l Ê ‹EÛœ·¢­ÙBÑÚ ¾ë<‰ÏúM”Hê ‹µø é¾jë©Ù¢õ ± íX ã%úŠ¤–‹%|j ‘ Og±mÅ3Z¢Éf‘JûþÒðü$^& ©ÿéÌ,¾û·íŸ ²ÒÓa^~fð'8Üv ;}O¼®Ù ÷žlé qÑ COBCÅ™UŸ›¿5Ï > ìFK˜þ5Ö¢K…ÞF7ú Î ý*=¡^å ›KŸ1Í)5‚V+%Ò½%/ 3K¸ÑáÅEÚÅßCðó¿fœTìš±TÑŽBL‘‘¢"û —"ntBa7j ;T¨ Z¨5Sp>ý½À Úµ@ “¡€Ùô$3“1ÏŒà…¹WUyœ­¥%ÀgvÈ£š³CË!¶` ü`ÇØ‚Ø>1;ì OÎ÷+ È÷œt= t®÷Cß}1ôÝÔ+}ù :Br¨ðü¦Q Zssÿĸo1îŸ · ï+ÕŸû6ã~ȸo«È Ù· 7÷#Æý ã~ĸÕx õˆ>¹¹_0îwŒû ãvU{X¯ ÜÜ1Œ ߯®c>r«ñüë¡=›qsë 2· ãF_î!Ý›rs»3nOÆíθ]Tà-Ô-17· ãÎÁ¸½TÜß º4âæÎɸý wN ÷wÿÎáÜÜy wAƇqëTàî×ÑÊÍ]ˆq e Ü… ·³ Ü}:„qs cÜÅ w1Æí¤ wïöõ¹¹K0î2Œ»„ŠyÒ«m=n» ã.«bžôhS‡›»"ã dÜ UäîÞª67w 㦌;HEîn 5¹¹MŒÛ̸M*rwiQƒ›[dÜU ·¨"wçæÕ¸¹C wMÆ ªb{Ù±i(7wÆ]‡q×RñüÝ¡I 7w]ÆÝ€q×U1OÚ7²ps‡1;LEî¶ EnîFŒ»1ãnĸµ*p· ¯ÂÍÝ„q7gÜMTÜ߭¹¹[0î–Œ»…Šû»U åæŽ`Üm w„Šû;¢¾ÀÍÝ– qw`ÜmUänQ/ˆ›»#ãî̸;ªxþn^'›» ãîÁ¸»¨Ø^6«U‰›»'ãîø{ª˜'MjVàæî˸û3î¾*æIãêå¹¹ 0î!Œ{€ŠyÒ°ZYnî¡Œ{8ã-ªâþn Zš›{ ã-ɸG¨Èm­ZŠ›{ ã-øG©È f àæ-˸'0î±*žO ˆ%¸¹'2î©Œ{¢Šõ²~•âÜÜÓ ÷ Æ=MÅ<© \Œ›{&ãŽbÜ3UÜßuME¸¹ç2î…Œ{®ŠÜµ…BÜÜ‹ ÷RƽHÅzY[(ÀͽŒq¯`ÜËTÌïZAù¹¹W2 {¥ŠyR30/7÷WŒÛƸ¿R‘»Fe?nî Œ{ ãÞÀ¸õ*pW«˜››{;ãÞø·«8n_­bNnû ƽWÅ< -Ÿ›û ãþŽq`Ü Uà )ëÍÍ}šq_`ܧ¿àï® ½?,¥ï ps‘õ@‰Ý €¿ñŒg¹»`WHRî Ð9Çgq Y«çÎ>·•Ìb±e3Xló=,6b° ® «‡³…,u¶ØÊ¿ mCd•-)£±ÅÿI>) Ÿ÷ ?:F´=ÒZ¬7,¶gàos µ„¿ÓYˆ ì°§…äÊh!—ý$›­G išÞbÿ>ò•¦M i×´á½ ñiÚxtkæ]Ö ò.!-— t/ Ûç `Ÿgdû ÷Õœê®bµÐ·æS¢K• UÒÑʦsMm„Ê& ÝmºOû ? ~aúQ j®o¾QmrHǺ³CvÔŠ¶àzŽ9 ßwã•âÑ-¥t öb9x ÊIŸ”[úxs+Vw¹«¸íøK‘œÜ, [óŸHÚn o‹oDò|‹èq,F$¶ŠËW@þTÜ$JzQX~K ÈÁ-ÛÅ¢ œ,¤ë.ñq=È»ù»Å×Ùär ó;Iï)mçØ-ñõ¥×ŠÎóƒÜÒ§Hn%%‡ ÷íD– C¨wìâ_Bx\¬½ðc17ZÉÿOZßÿ{Ó¤b¡b Ÿ* üO Ï+^Àt§¸+ØpŠZÉâ%žI:ÉÔšCEà¼ü Ý•¤ 28õÅß¿X žèäñ ûº¨ ¥³#ص¾¯‹ä Óü¢Ö6Ç)I LZ_ Ée½%ÚëŠH&;Y¬çnˆd¸Æ =éG‘xÁ¹Éý´ }‚Äj†‰’ †/š "Û_O`=†r˜AÖø¡>v H©´Z© &sé ÁÖò ÌÚòG‚{VØgjYN |¨t„¤¡M­9Ð €î€m suÈC`;’” ®NC¡ìÉr ½}Æ´¿e]wÞGr9î‘Øw·\n›÷Vúü = Ûò‰!ap~hýL,Ñ(F´Vz!é±Iøsi~¬¾Ü¾½8ç ×/š ø+o„^Ö¨Ú÷ Æ{+Ⱥ ºÑÜEÁZÃôpZ=¨)*è"l4›2 ‡SÔXãr©5°os ¸Ä͇“`û“” éœÆ@9åƒ õù¶~ïDÛÉ b±üoEÛŒ•b1ó ÙÇÒî7Z%— ~«årÌjÑváµhÛ¿J^ ýð iùpÈ ûv Ú‘^¦t_4/°œ‘í¿ülÿáü … Ò-…CèŠÂ ¡Ì(• Á\Šd¤¹‹ü%<‚y¹‹\€ÏÍ&\6µäFRî‡õ6Äí㮆“ãü$Ýçš>Áû\£ï¶”ú ë êO6£á±¬Ý®OŒ½¼UêáŽW1#¨ ‰<ˆÓ#r[,‹G• ÓîsM»Ï5í>×´û\ÓîsM»Ï5í>×ÿ¯÷¹fp2@Gå »Ïµ‚½ÃÑNc± ÈhÁ±1,cJ½ ݦf°X¯® Mç\,ћƈ9/ÿ'Z‹ 3g€2c?1ZÿZ´þÙK*£ v çõúOŒ>Ð\<[æ• -Ô oŸŠ c|kˆÛ½áºeB és2#@úœ ’·3± 8míKÑZ*¿è e¦<âØŸÿ ­{sK} ë‚ r¹Õ[.gzÉå)O¹Ô°²Rfy½^™äíds— ·;1#Û~zùû® $NëH Ï^ qyÐ+Ñšå¹D7ˆ'ꉹBÅ7¢µÝMs•ðyÔOrÙî¸üyƒRIæï–– ' ײrª<?Ku³ô}; ±íå—Kknyþ?^æýK ìg0ïøVŒî|¡J³¶1btÑ…U^m&–èÎ~U‚Cá X] -ß(—x<¬­œD,£{?“ÊØã¥IÎ^#fˆ½ïV¾§ðóÜwûÒa¦ý¾[̹ͦé!sÁ& æ>…ïV)œ§· õ¥ÂÒÜ „Ê`‡s5 vä˜HógB#² Lµ|&R·¬Oè /*œõ*(ŒöÊ(øzým¼äyÍØ ìïÌ׌ÓÁú ƒ5 3ÿm,–9£p+SAa X›LTðÉÔXøÞ£·°ÃcŠpÀýŠðÂ-=ý5ã ¡=Xƒ éé“ôéiÿôW„6é® éi-]A¡²Ë ! Ø çôtµs~jrnHCœ~¢í´a&£f…éeÌE°é!<¦‡, š-‚q}®ûvµöûbÚŽo@›Àï ¸¯ñ¾Ý ðá ½rmâ ~îÏüûƒãøµ»w›ZÜÜW ÷=½â#·› Ü=[×äæ¾Ï¸Ÿé ߇]÷~qîVÕ¹¹ÿfܯõŠ•Ü®*pw•àç~ø• Š¯ w·–¡ÜÜ. ™ÛÝ ø>†Ï••w|Ü]›Wåæö`ÜY Š•Üz ¸;7 áæöfܹ Š¯ w§¦"7wnÆ•Ï øÈ-S•»cc37w~Æ]Ô øjíïö‚¹¹‹1îR ÅW‹»]8åæ.Í¸Ë ¹]Tàncåç®À¸ Š¯ wë0#7w ã6 _-îVõƒ¸¹ƒ ·Å øjqGÔ«ÌÍ Â¸« ¹•UànQ· 7wuÆ]Ç øj¿›×®ÈÍ]— q70(¾Zû»Y­òÜÜaŒ»±AñÕÚßMk”ãæn¸› _­ýݸz nî Œ»•AñÕÚß•Þ»¿äcÜm w ƒâ«µ¿ V àæîȸ» _-ó·5¤ 7w7ÆÝÛ øjåI˜Xœ›» ã-hP|µ¸ëW)ÆÍ=ˆq 7(¾ZÜõ‚‹ps•`Üc Š¯ w]Z˜›{,ãž`P|µÎ'u„‚ÜÜ ÷ ƒâ«Å][ÈÏÍ=•qÏ4(¾ZçÁZAù¸¹g1î Ü5 ý¸¹ 2îå ÅW뺸ze_nî Œ{­AñÕ:ŸTïþ’qŸ£ Š¯V½|ÿþ’qÛ ÷6ƒâ«•ß¡ ²ssogÜG ÅGnƒ Š•Ü-*pW-—•›û(ã>nP|ävRûýûb>Æ}‚qÿ`Pü/õ;Éçº/†Gø=Øn¦ <÷‘{eºkååJ°g Ù—+«•e5IÑ ftzÊîƒÀßû}ìºÓk¹EaÜKÑöu qѽW¢­~~ñp¦wbxã ¢±“Æ ¾ ¬xÕ Ê<¡¢õ/gKx/³8¹<øÁ5Ä°¯bÄðAÕŧÁP6®* ë-¯"ξýF /e Ûm}-†ï­ –ùJ .- êý'm ¿/ü”¿xÕ ÊõEä2[a©´e/ öÛ÷¯Ä!•GòŠ-áP– Î#Úž¾ m+}å’q'ð»÷H/SÆ/ªq êp¬Š;Éã<¸¯xæ úzî Æ{¤'³l5ÍÈ:ܤÉÖ¯J Ÿù¦vÙîÑšÙ¾§ | Òú>åè*ïß…çY— –¬õ„“Yr s³¸ ¥Á Ør¯‡Æñ`V¯ Æ|^{yî5â¶S«^úo˜ñ]<ùí pÎIÊ[7§3Lwyëe¿æ\4I´õ}%Z‡Œ— ž{n=8F´…By9R*mÓ†‹á¿C>¿ *’sÄbí0J„d±6 ƒ9c±š'HÏ]·eŸ"ZÇ»Xl ç‹$Ì`±fÙ*—Ý`Þ• «;±Ø¶d°QÑ¢uª³…¼X&Z€yE Š¤ Ì«2W$!1¢í» ãoE; ‰7'ݾhNveÇá ; g ò±[•w¡ðsžŽ‚ž:Bi¿:ÂYßÝÂb߶¦¹~Ää™g˜)cÞ3&§|‡ªä+XP¬â_PÜnê-âl²†,)j®òªÐo¦ñ ³™¦ 8KKæ¯Eq[©5 ÷ÂŒo ê (ñ÷÷äç {¼9HB»‹¶,p¬=zÈå•-"ÙòŸä‡W‡ çß…sš[oi¾­D?¹|ÑO$·¡<Ð _ ßðZ´ Ú ¼‘Êð o¤ù’ß¾¯<?¤—¼<”¶•×"YÞSú\ú¾Ìo¤ï³— Ò|;W¼9èž„ Œ4:ì crsp ìÿ °ÿo²ã€ûoR Ó°ý`• Ï Ý¸tè¤À.C‡ 9 •NÃú ; [g<7ìš±ìðkÆ ÃûC™ üêA•À ó : ëi†ï—lñ0ÜVÒr0Ò! #?k ~ ? Tf-ü ]ûº¨‡z”¤ûF<œð¾£u, 3Ùg ¼g¶æ•c]ø¡yæ8(;þ%— •Þ˜¿ åºÍ½¶¼•ÊMYÞ‰¤âæ‚· <ùʼ4:F$ Þš'W&x¯«Øî Á÷Xˆ7 Ãù­º³¸»¬V*­ ´ \¿H7bÁï “·wSþ^û÷• ,Ã{Ñ<¾èù. ïÅ• ça•gÒÊÏ\ÆýÔÖm¬°Ùm©àé¾T8â¾[ àÞ‰ pEg¸ï¤ëÝïӟݳ› =Ú›ºyœ6•óð -ç <À½Œ©­['z?ãX ×O­ç¸- q ¦CùRÿ)÷%eŠ÷¾$Rñ[3© ç” 8þ>ÇÌd+æÁq³uè;©Ä{ ñsÉyÈ Ê+ßÈË‡î— Ö·]Ûm¶B» »Ý8ç¦L_ôÜT“í?| Ä4(ÿÕËóñY>¬šO—áÕ|– GÌÑ¿½‘Jk âóÃð> Flôé4b ”Þ>Î#¶{/ >Ò»ËðçY» ÃeSë¹ ¯1 Tmü<ìä_;dŽÿÚaÒ*óðaÐ.E¯5¿¸ eõ%æ*ëßB~Šytg8—4™eî[ Î%ƒ£ÌÖÓZKø•ý¤ÏÃ˵—– Ï2Ô|e \+ôë*oçëZæÅ÷_J¥-'”×êÊå« R‰ëå ú‚ÑSåòëEæ©Û dÜ _;dþâ× %lG*ÿ (—° ,mEGÊëw-/—ÀáU öcU‹ +ÜÇåÒ- :¤Û)üàÚ•-0”6åu•g sm lÓ—6•Ðw 7ô9h„~±ÐYW-ÌY ¶ ¬„>—` ; v ÌÝP^è vÀPW¸ ¶Çµ“€Ûþ_ºŸ. Ùðwh'yÌ4)õ $®»GŸôuÿF $ØñôpžuX Ï­[’t~õÔ¢:#€Õ!ÂtÑòßÉ`­2~"MÛ—Ù–=]ŒÁäå丮³²ýèX[žÁ¢‰ ´Ä–ø är “W¬¾Û3 }we%¹ò ߦR‘MW´7 ö ü4RÛƒé²o‹wLƱn¸°:à 6 ö3Z~˜QÞUf~ ƒÿj†ìoŽö&Æ1g“š§Žc?ö˜Ó}†ón ãÅñ È /MÂëâÛ zjdžÆðÝŽûj¿}0ÍDòšI;Òô%ýHo2ˆø‘ª¤ x I'é›xþ4Ò Ë Ç=É¥-QäLO¨M/c bÐ/þX àê E ÏŠ"‘c¢ >YdÇaOâ ó<vÕ•ÖËp ¦Ûï °¯[x|”´U\§íUM@á³a i æëI|Nz ,³ÿ@ ÁQ@ÿ#˜u» ìù6á€ü]Òo 0?°õ® û1:Ô/Š,%ååó‰QdÂQOi¹ÕËw ༧ƒ£¤}é8 ·%NbLl_ã|ÜÞyØ~ÛþÒn“YÙ4ÖÙÌ uÁGÉ)-¾uâ<Ø ˜•o ¨ É’M#/gµŽ‡Ì oÂyÿ°íÕ|o¯ÛïsÀ>U]HÅú`"© ǯ Lù‘0é“Ú¤ |†V ¦ƒa+X› ÁÊ~`%Á¦°óà æcœ­˜Ëá{}K°Ò¾¼}^5‡˜ Gü1 úÆÆ¿H#¯_ â÷|/~œ÷ä0~{.¸½7&œÐ½Ü¿ÃÄ^¨Ï µI; ÜFÝ ì£¯aÝ®ú„Çyo¡.K#G7}Ò¾£ ¬÷ ßY 'ÌÌÎʺ— Øu •Åi ”cX;“ÑÞÏëY Ÿ1`>^_+•¶?6˜ <Î!bI^š¤²£¦½ˆó­N£D\-Ë ÓºK%)?UÄùXâòXâú8_Ú -Û>qRþFKוYbûax Ÿi•Ükƒ÷Ÿ¥d?í&ÔW³ßód•røÃÜÆ}”¥Dß©~}|çfy^pn–ò s³ ª4Õï•)K‰W¦Å¯L³C Uš R>`vÈó‚‹ ûøâòöû~ ÆÓ ¯?À:C°-Îñ÷ y¯#BXÝ cÇÞ`ʪ5aýuèW´ˆ]7Ôäxn~¿ÿ¡f1e‰íCdåÜÏí#@T¥ ùÝæý>‚}ÿ‡Ã yÎrÝÓY~î[röâýˆ„÷¯ãù"¥û ¶ 0± (꤬ۈ_yër:“ ‹ cÃ<²eþÝL<ò‹šŽ™ÃÖd3§Äõu|¿ëÙcØ ü…Árä‚~ Z<7´%®)ó»^rŽ Û§ +ǾÚÆ„ûjÐ~õ†~Y+iÜ3yG Ê;œŸtŒ}?ôÉÊBçe¹o„ý¦ºÐÇy Ÿßm}*à͸()®ës¢¤y¸,6#¸< N‹Ø J ¯¦‹óýÐG„eu¬_5¦ë5? €ÓøÙPðg€• ãé«åJ¤¯– + új!e³J} ìg<… «`¥qpдNqû*8ï©VÖª$ÔWÁ7 6 R z#5áhâ•\ ع+ˆ]P”c× AŸÐ§È ,&8±ý ç°æúOi³½ãm³É;*Ú*¯ ›ì}eÆÒºsšÙ ¼[*ÿ;%•« \—æ“& E\-ËõuFJ¥­îb çc‰Ëc‰ëã|Üž}û¶ÙÞqÚì”-Ããi•_–Ì V×7kعL šžËt³í¹Ly»×õ]ÓïeÉ5ý–›ÖôËS;o÷<µo¶ÍS{AÓ妬a¸üûíqNø²`8>¿B Mõ)Ý-û|b{ì Û-û¨Ü-g‡ "8äqr÷jms¹È}ë½úOí[g‹¿o þ½Ô÷ý³û.¹ |s•˜ï~ Ëðû&©œx¿•(Í• u —‡²“pW*­ç^Hó±Äå±Äõ¥ùØ·fÛÿ°žfS½ž®nßÇ7 ißûõž ¼_¯tÀýz½+ 4}fZÝþ™É§÷3SÄÞ•"†” ˆ ò¬ Oï>¾¸üûõ4·‹ÜoÞ¥ÿ ýæìŸXO³ÅÖÓì*×Ó .r¿ÙžÇÉÝÿ©µžFAl?CŒ_Al[t)Ûo¶ÞøÎlí±OŒñ Åu¯ |¶~³=†5 Ã&ˆ!, ÄÒ ú€¥ ¯ñ¿ß¼ø3÷›©C¿Ùõ úÍé8ûÍ®ñô›]ãé7»&£ßœ7‘~sÞ ì7O û f<Æ ä^„.n¿ çÕ`ïnO¨ßŒçM Õk@ ³‘¾ `aÒùßF(2 acãUY ÂÎåÉíG7u‘¯5‡@b÷Oáëek ›ˆ×Ëá õ"ÙÒî³Õ{{ ƒ †¾ Ã&«|½ü ¾°©[ÚõrR®—õŸPï œõ^O½×ÇSïõɨ÷¹ ©÷¹S°Þã¸ø` ùz¹žþÃëeœ‡×ˆD®—k@ ¯ 5 ë}Uø?ˆ]3—euÛ~­lfÓÉ­ë›uÊXz çOÑRåˆWKõKí'bç¼bEË ñÍO•DRå‰xqjE©´‰ ¤òPK­(^ÐÁ)m³9rF6©|\Ë_*Id çc)e½B]Eœo 3YÄå±\Y9ƒTÞó#– ×Ã#ÅÊUÿ ›mm!öØñ“8Ä/<Î55þÉZª Iè¯']“`ï¯ç`uü<|ÐÊ[>6Šç¸ã³ßÏ Vðþ>Ð ì·¬ß †z´7?Jw¼æ£tùÂ¥Ûß<Ôcóß²îo>2W¾ð›y×¼™7{Èͼ M9ýj /æ(Ͼ'º !‡¡sldßÿ~ÿ~§Nþ]d óf\ýû„ÿý°Ÿó û÷9bû÷9Sâ·sˆ*[ û÷©í¸™ØqÛ Ç­ ¤}pÜZ:ó´C|¿Û§T›t⳶Iò}7ס­i6øT€Æ¡}Êä0íɦ ²öÇþ›¸½ÍÂù-0ï÷A§ ìÛM¨MÂ6 ¾-®ù•÷Ñ ôç ‘Û‘Ì ß foó k“æ@›TJ›p›„ûØ>_“ m j¬ `í 03 :œ¾Ú¸m ÎC-­çGÚ¤¾R õ„#èG ÁÿÝI ˜j Ç´+x]H?0ü ïz, †wmú±cãË~[ÌÇòÒƒM{°ù~Ìò;LçcóxÚµÔƒÞ ÓÙ ÉÁl)˜ƒ>Ÿƒ— ÉÁË)˜ƒwY 惕tpþj O 6ÒÊû&¡ Œ„énpüúH Ø[Ê;ÙúBÎøAÙAú 󲕔«}¥\*Ër* ËE?v¼ò8ä›}ړ奇CÎÚ— ÏäàçwXþ)O³:Lû$’§>)˜§ÞŸ§{ ÉÓ½)˜§×Yžv‚•-À¹Ò Ož.ÕÊë%”§C¥<m ÖZ:'¢ÊÌ ò´ Láù³ 0dp;ð{HçÎŽ¤ |fÏѲ,Çì¹çép.ôcyi× Ú§ ó×qÙ|©6??®•Kÿ?¦•óLäúÒ3 ¯/ϳüÜ +=„üü+žü¼«M\;Öåe È” s5n~æc¹äåpþóp8¯– K$gý æ9žW“{ÍÚÎYn›òAg=Àa|*éï’Ê ï»¤PKeÅ߉ Ì ­ƒªËå ‹H—)%~~s•¼ úÖ r™;H^Þ^âçqÞ%•ë³þF ß»¤:Á—]‡•|]dý Æ9;¤tÀåÐy¥/‡¶+µª Ú¼Òø{Ū:g‹¯ªCJ^ E;[<¥îÃøð:1÷'^'抽NÌ­Òï@öýÛ- ®ÁÌ<ð¡ÿ'ìßÔôÛÏAø¯ Äå üç0.´ lF’꘯“}Ü •_ì8ßó ±ØÅ ¢u[ÙØ ÇoHÉ ØRúüO*•¨g$ó— ²º„ÏX÷ý¢õ óä(¬ÐÔYî\ýã,‹– ó¿S³@q´} ç’hwj> ËRB¬óùêŽß'Ö ßغã§bÝÁõ ÁŒÆÎò8é¿IܧjÖ— ø>+˾#º )›2 _ÎÚ¿ÀßõÐrÀŒâ®Š þ,ð‹•èdÿ~ñ±Øµ ±»±8 ›•Óÿ :r(´•> D d ÷ à ð6 ² ð 3 ð A ¿ ÿ ð €" ð > V£ƒLÇ =l’H6’Ï¿]Cÿ â= æ} : @= ðÚ= V£ƒLÇ =l’H6’Ï¿]C¨} ¹ Ê €²E $4 ¨= þxÚí• \ GôÇçîàî° J ;*V,Ø ·sp{ˆ½qØ{ï½7콋 »ÆÆÙ»±×ØbŒšØšÄ c¢IŒ £ò owŽ= d°-ÿÿŸóóœ}·…ïÛ}³3;÷Û] !¤+Ø츸8´€ „”s#ñŸ % ñÎOˆ¿µf ! ²v˜†ô€ù:’ðs(3ü—•3P¸k Î{î§#›s¹ Ø ) æ › Ô˜5$ L{‚i< ]Çe jeÃe›‚ÕaËæ5»• l{¹`=Çt€Ót-³!~:Ȭ•¶ë"yQÔÅLâçᶠ•áß®"VµÀŸ#qì³'=!§Êr›aú £ÌP ¶ ßù±m* *ÓF3Ñ4„åk å˜ðïO"òþr‰Úk•ecɲ V´ ¥I\•,$ÎQ6î1tû•q#`[Q ] =YI< ¬š¨½G ÛŸ#£¢*Œ"Á‡ ™ƒa:xù²e0}(øÎíÛà ÓÌ ž¦åËüM[6 ™` Ó·çë˜îÜniúóqO ,oš8a ,3à ´`þ|Xn™iÝÚµ°ìfӞݻaùC¦S'OÂ:çMW¯\•õn›~½•Ö}lú÷ùsXŸ cǸ ' …©S2 ð·„è9Þ‚ù~ÂâE9 ø»Âª/ „uk Ö €Aر½Œ°gw aÿ¾` x„ãÇDáÔÉpáë³5 ` ¾» !\½ÒP¸y£© œÂÏ?µ ~½ßQøýaW ˜…ž ô þ}>Pxõr¨ üÂèQ£€aŒ0~Ü8à˜ Lž4 X¦ Ó§M ž ÂìY³€iŽ0oî\àš/,Œ‰ ¶EÂÒ%K€o™°rÅ `üBX³z5p® ì±±Àº^Ø´q#ðn ¶mÝ ÌÛ…];w ÷naï—_ û>áà• À•H8zä ÄpLøêÄ ˆã¤pæôiˆå¬ð͹s Ïyáâ… Ó%áò÷ßC\W„ë×®Al7„nÝ‚øn ?Þ½ 1þ$ürï-Äy_øíÁ ˆõ¡ðè? ÞÇÂßý 1? ž=} q? þ{ñ b•)Ľ~ ñ :j¤†Ž-¥¥cFë( :n¬+ ?NO'Œ7P8.tÒD7:yR::erz LjN›š‘NŸæNgL÷ p¼è¬™™èìY™éœÙ^ Ž íCçÍõ¥óçe¡p iÌ‚¬taL6ºhav Ç”.Yœ“.]’‹.[š›Âñ¥+–ç¡+Wä¥_¬ÌGáXÓÕ«òÓ5« еk R8î4v]aj•-B×Û )ä ݸ¡ Ý´±8ݼ© …| [·”¤Û¶–¢Û·•¦ t玲t×Îrt÷®ò ò„~¹§"Ýûe%ºooe 9C ì7у zè ¥•?ôÈá zôH(=vÔB!— è‰ãVúÕ‰0zò«* òŠž>U•ž9]ž=SBŽÑs_פߜ«EÏS›B¾Ñ ßÖ¥ /Ô£—.Ö§{ôûïlôò÷‘ôÊå ò^»Úˆ^¿Ö˜Þ¸Þ„BNÒ[7›Ñn5§·hA!?éÝ;­èw[ÓŸ~lC!W齟ÛÑ_÷é@!oéƒ_;Ñß-t¦ ëB!‡é¿w£•þèN?êA!Ÿé_ö¢ÿÕ›>ù» …ܦOÿéGŸ=íOŸ? @!Ïé‹ Ñÿ^ ¦/ÿ B!çéëWÃhÜëáT>¿€ ‡sà °j`n`'`ÞH°J`• £d5XC07°]C)i –-lë J"Áž ¦d-Xi°¯ QÒ þ.™ æ ¶r %EÁ¶ô§¤ ض~”” [Û—’\`3û X—Þ”\êEIE°˜ž°•-”Ô [×’—Ý(© 6¯+%?t¡$X›Î”,ëDÉ•Ž”d :À6ÚS2§ %{ÚRr­ %O[Sâ Њ’²-) m q6§¤v3Jê4¥¤F JÄÆð7 QR¸!%> (ye£äN %‡ëS²¸-%}ëR ^ b©MÉO5)Y_ƒ’žÕ) ªFÉïᔬªBIã0Ø'Vø» Ø?¡°¯B(±Sø[ %÷‚) ^™ ¯J°l ØOå)9X–’*e(9[Š’Z%)9W –Nɱ¢”T ¤dsaJò ¢dV Jâ (霒‹yà˜øS²4 %Úœ°Ÿ³Sr4+%yü`û¾”\õ†m{Q2% %?zÀ²î”ÌÈ@ÉÏé >7øÞ@ÉmWJJ¹P2VKÉe û÷µ@ž¾ È¢g 1? ÈýÇ ™ö»@Ê= Èí{ ™ò£@*݆ïo $æª@j}/ — ‹ 9ð@ Ÿ H…S yy\ p #S ¤ñ> Ý# íNÜØ*}› ²l½@&­ ÈÀÕ éºR m—•HÇ ôž'Qs`Û3 ²sš@®M†íO H™q°ìhÄFÁv†Àºý ’£— @.u Èüö0¯•@j4 æ `õ R§¦@z†Ãß² · • JÀS Ø‚ 2´¨@2 Èú| iš ¶“] •} r>³@ ¹ äX:•\Ñ ä¹V _›Èí§&2ᑉԹo"AwL¤Â5 iyÑDÖž5 Ï &2ÿ ‰˜÷˜ Ùf"÷׃­6 ãr _ ËD›ˆÿ Ù=ÉDzŽ…å¢`Ýþ0ÝÕD µ†m6‚õê˜Èã0XN0‘¨²°Íb&r> æç€ï½aŒà»Âr¯‚Éí?‚ '‚ɲ=ÁÄ |·<˜˜£ƒÉ¡‰P ¹ L¢. “– ƒù ¬ ¾ æ ß ¦u0ýcehö+ ² l X9°Ç• wV Ûþt ú-„u / UÙ ·4ƒ5 ö?ÀZ ¹¯ƒËägÓð}TA¶~|÷,K ©ÈŸÄò5 lëÔ•Û }£&Nþîôr- yL ë %œNüãü÷ Ó¸b!'¦·¹«rs7eÜ œ|äΡ wV~îŒ{¯“Ü¢*ÜÕ¹¹÷1n­Fñ‘»Š*Ü5¹¹u ™›j ¹Mjpg«ÍÍmfÜ}5ŠÜeUá®ËÍÝq¯Ó(¾zÜõ¹¹c ÷qâ«v>É ÁÍ}‚q?Ò(>r Q…;’›û1ãήU|ä.ª wCnî Z™»€Vñ‘;½ ܹø¹ 2î*ZÅGî<ªp7ææ gܵŠÜùTánÊÍÝ…qOÕ*¾jܹ›ssOcÜ›µŠ¯-wKnîŒû†VñU;Ÿø·ææ¾É¸ã´Š¯ÚþöoË•Ý “¹Óé _µó`ÞvÜÜé w NñU; æíÀÍ]”q×Ö)>r ¨Á•¯ 7w ÆÝ[ §øªåw¾.ÜÜ} w´NñUã èÆÍ=—qïÖ)¾zÜ=¸¹÷0îë:ÅW;/nî Œû©Nñ‘;»*Ü}¸¹Ÿ1n‹â«vþ.ÈÏ­u‘¹³º(>rû©ÂÝ›; ã vQ|Õò»Ð nn ãná¢øêq âænɸG¹(¾jÜ…‡psfÜ ] _µ~l‘aÜÜ› ÷·.Š¯Úþ.2‚›û ã~â¢øªq Žä æþ‡qû»*¾jyRt47w-W™»†«â«Æ]l,7wMÆ=ÐUñÕã-ÏÍ=ˆq•áªøêqOäæ^Ÿ¯º*¾jãÈÅ'ss_cÜîzÅW •»ÄTnn ½Ì]]¯øªýNRb:7w Æ=K¯øªý. 4“›{6ã¾£W|ä®­ wÉÙÜÜw wˆAñ‘»¥ Ü¥¢¹¹C 2÷vƒâ#wU¸çqsï`ÜãŒŠÜ Ôà.½€›{¼Qæ>iT|ä ý ÜŽïaWEåeÓ¨ cÚPO¦=}S;êÍt ¨ Õ%¡'} ÛÁ*» b9oLZwŠË…Á‚;±OüAºSM’ºÓˆÅ³Dû•“¢6*¯dgÏ–– 4§Ž²ôꪒîTC¢ ât\ãHk£ß¯XÒt§iºÓ4Ýišî4Mwš¦;MÓ¦éN5Ìl6×CØŸˆ QÙŠý‰ ëN9û‡¯Yß ûPµôŠýC75úµeù¹ k3î&zÅGîŒjp—•áænʸÛé ¹Ó©Á]‘Ÿ»=ãîªW|ä6¨ÀíZ‰Ÿ» ãî¦W|äÖ¨Àí– î»^ñÕâNŸ î-Œ»·^ñ‘ÛE î`~î>Œ{^ñÕÊïôÂBnîÁŒ{´^ñÕ:Ÿ¤7ósaÜ“õŠÜF5¸Cù¹§0î zÅGnW5¸ÅEÜÜ3 wŒ^ñUË“0~î… Œ{±^ñ‘[§ ·{ ~î%Œû ½â«u>ñ¨º˜›{ ã^¯W|µê¥Gu~î Œ{‹^ñÕª—-5ù¹·2î=zÅWm•×^ÂÍý%ã> W|µöw¦ºüÜ ÷q½â«U/3×_ÊÍ}‚qŸÑ+>rëÕà¶ñsŸeÜçõŠ ¯Vždn°Œ›û[Æ}Y¯øjå‰w#~î+Œû†^ñÕÚß>M– ssßdÜwôŠ¯ w3~ûW½â«uþöi±‚›û ãþC¯øjíoßVüÜ ÷ßzÅW‹;K›•ÜÜO ÷¿zÅWëü¥ ?÷ Æ'>‡¯Öy0K‡/¸¹5 ™[gP|µ® ²väçvaÜFƒâ«•ßY;¯âævcÜ Š¯ wW~nwÆ•Ù øªqw_ÍÍퟳ _-îl=ù¹ý w.ƒâ«u>ÉÖ{ 7wnÆ•Ï øjíïì}×rs 0î ÅW«ÝÉÑŸŸ» ã.nP|µöwŽë¸¹K0îÒ ÅW‹;×àXnî2Œ»‚AñUã-ÊÏ]‘qS ƒâ«u>É5ÜÎÍmfÜ¢AñÕÚß¹£Öss[ w5ƒâ«u>É=j 7wuÆ]Û øªíï1üÜu w„AñÕâö·‘›ÛƸ _5î üÜ wsƒâ«Åwâ&nî Œ»AñUãž¼™›»-ãîhP|Õ¸§òswbÜÝ Š¯ w¾é[øu Œ»ŸAñÕ ¯Ê7s+7w•Æ=Ø øjíï€ÙÛ¸¹‡0î ÅW;šŸ;Šq3(¾Zýªüó¶ssgÜS Š¯Vÿ$ÿ‚ ÜÜS ÷Lƒâ«•'ù îäæžÅ¸ç _­q¶‚)àŽfÜó Š¯–N©àâ]ÜÜ ÷2ƒâ«uþ.´t77÷rÆ½Ê øjåw¡åüÜ« ÷ ƒâ«µ¿ ¯ÜÃͽ‘qo5(¾Zû»ðª/¹¹·1î= ÅW«Ý)¼f/¿-‚q6(¾ZyRdÝ>nî#Œû¤AñÕÚßv~îSŒû¼AñÕÚß öóë ÷5ƒâ«¥Ã+ºé 7÷uÆ}× øjíï¢[ rsÿȸ5(¾Zù]lÛ!þßç ÷ ƒâ«õ\¨b; ssÿø_ _­ü.¶ë 7w ãv5*¾jy²ç(7·ÞÈ~¿4*¾Z÷Á ß{Œÿ÷KÆ•Û¨øjq—Øœ›ÛŸq 6*¾Zù]â ?w Æ]Á¨øÈí¡ wÐá¯øßaÜUŒŠ¯ wÉ£üÜጻ‘Qñ‘;³ ÜÇOò••3îîFÅGn¸K}uŠ›» ã-oT|äΪ ÷©ÓÜÜ w¬QñÕzîYé³g¹¹íŒûœQñ?×sp?ÇsEðy!Uôʺ)^ˆ6Éç…Ä ..Úc¯ÀVNŠho¾§îh·ÞÛ_³÷Ôyõ½V,.•§5âTÑciÏ I{^HÚóBÒž ’ö¼´ç…¤=/$íy!Zâô¼ èOàóBââ¾ ?Õ{ê^;=s­Š“ÿ¹ž'÷¾ï©“®¿ w '¹½Iê}Oô| Æ=ÅÉGî’$õ¾§Núýšqpò‘» I½ï©“î eÜ¿:ùÈ HRï{ê¤ñaÆí¡Q|ä.@Rï{ê•ÓS#s— Ñ(>rç'©÷=uÈY–qWÕ(¾Zã$¼ï©CÎjŒ»½Fñ‘;'I½ï©CÎ Œ{œFñ‘ÛŸ¤Þ÷ÔIú#Æ=U£øjý®Àûž:äœÆ¸Wi _µ÷{p¾§NÒg0î 3îÇ ÅW»%7÷ŸŒÛC«øÈ›¤Þ÷ÔIí£Væ.¤U|Õö7ç{ê³0ã ÅWk •÷=uR;ø/k _5nÎ÷ÔI÷— Ò*¾Zú Þ÷Ô!gIÆ]E«øÈ…¤Þ÷ÔI×7Œ»¥VñUË Î÷Ô!g+Æ=H«øêqwáæ-̸gi _5nÎ÷Ô!çlÆm×*¾zÜ =¸¹×3îcZÅW›ó=uÈyœq_Ö*>r{‘Ôûž:©]gÜ?h _µówA~îÛŒû±Vñ‘; I½ï©“ú#ŒÛM§øªå7ç{ê ßC‹ÜyuŠ¯-÷ nî|Œ»²NñUãæ|O r 3îÆ:ÅW­Ëùž:äl¸ûè _µýÍùž:äì˸§è _5nÎ÷ÔI㯌{½NñU ?á|O•ô GÆ}F§øªå7ç{ê¤çÜ1î :ÅW•{<7 ÷oŒÛÍEñÕãžÈßî¸ÈÜ%\ _µñoÎ÷Ô!g ãŽpQ|ÕÆ¿9ßS'ÝÏϸ£\ _µ÷ r¾§ 9G2î­.Š¯ÚïRœï©“îƒbÜ \ ¹+Ôûž:éüᨗ®ŠÜV’zßS'ÕCW–ß®ŠÜuIê}O”ÏŒÛW¯øÈ=— ¤Þ÷Ô!g öœAQ¯øÈ]ü™ž”GcŠ÷– •ã•tº$5¦³ g·†¯ýG$aËC=G´H“5¦XÞ• A dþ!ïîç„ëßm0ýÙ¡Ñ1/ßÆai Ó4išÆôÿ»Æ ?¨7CÝY9¦C[Ìti?V– tj¨WCÝ ê×PÇ&éÙ†1}[´¬wCÝ êßP ‡z8ÔÅIú¸WÁ’^ us¨ŸC êéPW‡ú:ÔÙ¡Þ uw¨¿C -êñP—‡ú<Ôé¡^ u{¨ßC êùPׇú>Ôù¡Þ u¨ÿC ê Q ˆú@Ô ¢^ uƒ¨D !ê QWˆúBÔ ¢Þ u‡¨?D "ê Q— ˆúDÔ)¢^ u‹¨_D #ê Q׈úFÔ9¢Þ u¨D $ê!Q ‰úHÔI¢^ u“¨ŸD %ê)QW‰úJÔY¢Þ u— ¨¿D &ê1Q—‰úLÔi¢^ u›¨ßD 'ê9Q׉úNÔy¢Þ uŸ¨ÿD (êAQ ŠúPÔ‰¢^ u£¨E )êIQWŠúRÔ™¢Þ u§¨?E *êQQ— ŠúTÔ©¢^ u«¨_E +êYQ׊úVÔ¹¢Þ u¯¨E ,êaQ ‹úXÔÉ¢^ u³¨ŸE êiQW‹úZÔÙ¢Þ u·¨¿E .êqQ—‹ú\Ôé¢^ u»¨ßE /êyQ׋ú^Ôù¢Þ u¿¨ÿE 0êQ Œú`Ô £^ uèF 1ê‰QWŒúbÔ £Þ uǨ?F 2ê‘Q— ŒúdÔ)£^ u˨_F 3ê™Q׌úfÔ9£Þ uϨF 4ê¡Q úhÔI£^ uÓ¨ŸF 5ê©QWújÔY£Þ uר¿F 6ê ±Q— íÇtÚ¨×FÝ6ê·K3=7êºQß•:ïôL÷•úo7¦ G]8êÃ+1½8êÆݘŽ õäÇ¥{N¨³ÆTçИ¾Š mSˆõõˆn"!á– Ä4¦Ø7ÎPZéßlc÷ 9|Ççw"_oÕ » • (t\n g?)“³d |÷ ë79–Õ ã[}»ß•¦¡»F¶•IÈö½Ð•DÛ ¶ì ô³ ‚ ; v ì(!»ÐŽ• ; }M4ø£»O ² í ØiB¾< v ìk°s„ìEû ì<Ø·` Ù‡v ì Øw„ìÿ-ì2Ø B \ » vƒh7 9„v ì Ø `·Áî r í.!GÐ~ û ìg°{„ ý ì>د„ C{ ö !ÇÑ-‚ÁÎ8•ö Ø#0è2Ÿø ö#Ú_„œü ì ö Ø?„œz ì9!§ÿ { ö!gÐ^‚½ {MÈY´88Ž»ÁöÀ¾ Ûº l'øh»`z+Ø6°í„lÙ ¶ l ôe7€m„i°M±`v°õð ØÆ5`kÁ_GȆ•0ý Ø*°Õà/ [ ¶‚ û BÖ£-…é…`‹À ƒ ËÄÎ ƒË‹Ø BÖÁe],\àÄÂeÒ:¸¤^7 .Q×Í!dí4°é`3 Y3 Ê)`Saz ØD0è0¯ KÈj´q`ãÁ 6 l Ø °(°‘0 ÖY9 úèÃÀ†Ãô °Á`C YÑl Ø@˜ Ë,ï Ó}Áú• ÛXÞ ¬'X/°Þ`]Áº•u'dYg(ѺÀt °Ž`• Y GKÛÁt{B–´‚i4¨pKÛ€ß ¬ XK°¦`ÍÀ 5 k ­u$X °†„,ª Óh6˜†Šº¨-X°Ú`P ÂÅØ"´š0] ¬ Xu0¸0YX , jþB¸p_ f!$ Î 1!0 - ‰•³G ´î1Ð Ç@Ï! z 1 À* ² Xy°2`e ùíáÇ¿þúàÁƒ_~¹•ÿþÏ?ß»wïÇúé§;wîÞ½uë‡Û7nܼyíÚõë×/_¾råêÕK— ¾ûþûo/\¼xîÜ7ßœ?öë¯Ož<uúÌ™ãÇO|õÕ‘£G :tøðþý ÜóåÞ½ûöíܵk÷¶mÛwìؼeëÖ 6nÚ´.6Ö¾~ýªÕ«×,_±bå’%K—[¸hÑâµóæ/X0gNtôܹ3fÍš 3uÚôé“&Ož2~ü„‰£G• ;v\TÔÈQ£† >bÐ ÁC†ô0pàÐ>}ûõëѳg¯Þ½»vëÖ½cÇN»´k×¾Cë6mÚ¶hѲU«&Mš6kÞ¼a£ÆZ­ÎÅÕU•›`¬¿`¬ C½ ê5§P1ÖøP1ÖÄCÅX!Ô•»vïÞ¶ bM$Ôå+V®\²té²…_,Z¼xÞ|Œ5ÑP'Ž-3fì¸qQ#GŽ 6løˆ ƒ ~w¨­ Û´mÛ¢eKG¨ « ªÁ`ts#Qqr¨?c¨?b¨ŽÃzS>¬— !ÖøPñ°Æ‡Š±B¨'¾:räè1Œ5>Ô½N¡J‡uãÆMëÖÅÚíëW­Z½F>¬ êÂøP1Ö 3gÍž=uÚ´é“&Mž2eü„øÃê ê 9Ô¾ýzôèÙ«Wï®]»uïÞ± Æê j+%TŒU¯7 néÒ¥OŸ â?¬w’Êàïœ3ø¬’ÁN¡b¬ ÍàDBM4ƒ õ Í –Bí÷f¨oepC%ƒãCÍèîîá ñ&RY f°Se=›de=è êöD+k| Ë¡ÎOª²:g0We• k|em *fp|¨ž™2gö†xåÚTe½à\YO:‡z̹²&È`)Ô•ÉTÖ9 j| '_Yã3X µSç¤*« C•?¬ñ¡zyûøøúB•Ê¹²Ê±^rÎàóIfp *«#ƒ9*k| ceíŸTem×¾µS 'QY1V%Tß,Yü°ŸËßÜ8WÖdš›d*ë¬ÙSã3xÂ;š›¾ 3¸SrÍÍ Ô¬Y³eÇ±È jn’¯¬Ÿµ¹IPY½|0Ö,,Ö 9ræÌ• âýàæfC œ N¼²&•ÁÉTÖ 67 +k– øÚ BÍíŸ' Ža²æf^| ÏHQsÓƒ¿¹ywee¡B¬ jÞ|ùòáµ*WsÃÑ7\ž°²&Óܤ oØ:aeMº¹q Õ/>ÔÜ,Ö€€€üùñ7í$š›$û†›¹*«Ss3•³¹q µÓ»+«^ 5se}#ƒß µ@‚ q ñ ÞŸòæf1s3"¹æ¦ Wsã‘d çŽÏ` 5?†Z°P¡ÂEŠ@¼)¨¬ 8û†ñÍÍ;+ëÀ>ÎÍ Wß0¹æÆqXó: VG¨ÅŠ ƒx Ë`þ¾aŠ››!)ln’î :77‰VV)ƒ ÂP‹ +V¼xñ % Þw÷ 67\}Cù°rõ mnœû†:× 57 2¸ -V%Ô R8~—°o¸¿oøñš çÊÚ´ù 47 +«”Á *ÄZ²T©ÒeÊ– …x?òPÄÄ•5 ñ>Í•S ' µtÙ²eËÁ âM-C ïÓÜ$¬¬R —Æʱ–/_¾ jnRëPDÆ UV– Á‰‡*ÇZ±bE|ðDʇ"fqUV§æ潆"’ª¬¹ó8š›ä*kÂP+Uª\9 µ Ÿ•(¢%ÏP kn¸*kÑD+« j G¨Á&ø@¼ ŽÃšÚ†" ¯¬ùœC-ü®Êª V9TA Ô ñ&ßÜÌäjn>öPD²}C U9¬¥“Èà`G¨ð •xS0 1ž(⃚›$û† ’¨¬ïÈàøPCCÄ›*š›D†"Þ§¹y#T9V ªE EÔRr77Ÿy(âí L¶¹‘b59gp|¨¢Õj C-\ÂÊ:Wí¡ˆÜÜ}Ãd+« + Õ V¥Jx8>«ˆ§¹Qc(â}š ˆ5±PåXÃëâÓ‘Þg(¢ ×P„öƒ†"’©¬åY¨•’®¬ CÅO5ˆ7µ EÄ77AÜÍÍ ••…*ÇZ >Õñ)R\C C¹†"š•Ì¡ ® Nª²†9‡ZU ?¨sþ C ^ï3 Á2¸ì»š sò 숵†ôxSëPDâ œTeM2ƒãC­ ŸZ ï 47Ÿt("ùæÆòVsóV¨Õ•P¥ ªÐSéPD²}C1É ®žð°Ê¡ÖÆ Äûa#ߟn("Ù¾a²•5a¨µkשƒº<Ž¡ˆ6ï= ‘“k(¢ä{õ ¹2¸¶ k 9Þ÷ Š0|ò¡ˆ÷in VÖ„¡ÖÅ Ä«ÒÈw û†ï•ÁJ¬uëÖ« ñÆgp* ŠxŸæ&‘ Ž Uú zÿ#Ž|çæjnJªæ&ñP ±Ö‡ Ä›Z‡"¸š›šÉfp|¨øÁ§=~Ps“#u57‰„êˆ5Bú ÎüSŒ|„¡ˆ ¨¬u 5"Âf³A¼©u("Ù¾!O¨õ•PñƒO å ŠðùÔC –÷è òe°#T[$~ Þ·››Ô1 ñ>ÍM" jddƒ ðYåq(â=››°ÕÜ$ *ÆÚ@Ž÷c¿— ·³×@ˆ{:B.:Ý3üærzØ .·Ä-árÞ°ž1]Jî-vIòÞâu—v‹¤ÿ3±aôd šo™°¸¶ ÇÄ9Êq‡Hï¯1¨ƒ8í:¿“µÁØ –´{‹Óî-N»·8íý5iï¯I{•MÚûkþ•¾¿ÆhvÕ „~@Wܯ(Èú ±M|­¶¸tVr/“Õ>×h%E<¬ä±Áj›c°’‚:«}”Îj«òR´·&Vûƒg¢ä•h ûB´}÷ˆß“ ¿ÉåÝŸEÛ™8ÑÞü’HþÑZmÙO‰¶¥ «­Å ÑæöZ´•>. X÷ï "iþŸH"¾”×3'û¶ˆöZÏE2c³ÔÇ! 6J¥ýüZѾþ_Ñn„Òó…h¸Z$/ ôÿBZß^t…\’år™a)l Êí‹DûœW¢½iŒhë Ë<‰Ï¶?Z$õˆÕVlŽt_µíÔlÑv€X‰v¬ˆñ’‡}ERÓÕ 9µ¶HŽ§³Ú— „ˆöb ­±?dµJ¥cix>#‰·ÙUêº0KìþmÇw•Yéå4/€ | §Û®ã§±ï‰×5» Þ“}ð ©>Ôú(<\œYå‰å+ËŒ !î´¸ù™©&]"ô6¹Ó‡pîèWñ õ.; ÄRê¬yNÉ ´jI‘î)qI˜YÜ /&Ò.E= ÿ¢×L“ ¯™J é(Ä -),,¼Wp-ìN' r§&°C i‘‚­éœ óé¯ùÑ®ùó›•ù-æG Mͦ<3Bbr- ý#k kßì°‡5f‡!—Sl!Nø!α ³}bqÚ'^œïW 3•ï9é è\û"軕gPúò ô„dWáùM£ ´ææþžqßfÜß3n5ÞW>ª?÷ Æý ã¾£"wTßVÜÜ ÷?Œû!ãVã=Ô#ú´àæ~ʸ_3ÛM îa½šssÇ1n|¿ºžùÈ­Æó¯‡ölÊÍm0ÊÜî Œ }µ¸‡toÂÍíÁ¸½ · ãvU{P·FÜÜÞŒ;;ãöVq èÒ›; ãögÜ9TÜßý;GrsçaÜ w-Æ-W•»_G 7w AÆ]„q dÜ.*p÷é ÁÍ È¸‹1î@Æ­S•»wûzÜÜÅ wiÆ]\Å<éÕ¶.7w Æ]žq— Q1Oz´©ÍÍ]qWfÜ TäîÞª 7w0㦌;XEînkps› ·…q›UäîÒ¼:7·È¸«0nQEîÎͪrs‡3î Œ;\Åö²c“pn»6㮩âù»Cã0nî:Œ»>㮣bž´ohå æŽ`Ü w„ŠÜm ˆÜÜ w#ÆÝqkUàn ÊÍݘq7cÜUÜß­#B¸¹›3î Œ»¹Šû»U åænɸÛ0î–*îï– õ n» ãn«"wóºÁÜÜ wgÆÝQÅów³Ú•¹¹»0î-Œ»‹ŠíeÓš ¹¹{2î>Œ»§ŠyÒ¸Fyn»?ãî«bž4 ªVŽ›{ ã-¸ ¨˜' ª–áæ-ʸ‡3î¡*îï ᥸¹G0î‘Œ{„ŠÜ¶*%¹¹G1î1Œ{”ŠÜ Ö n{ ã-«âù¤¾Xœ›{"ãžÊ¸'ªX/ë… ãæžÆ¸g0îi*æIÝ@n;šqÏTq×1 ææžË¸c ÷\ ¹k ¹¹ 2î%Œ{¡Šõ²–•Ÿ›{)ã^θ— ª˜ß5ƒ ¸¹W0îÕŒ{…ŠyR£r^nî5ŒÛθרÈ]½’?7÷zƽ•q¯gÜ ¸«VÈÅͽ•qïfÜÛT ·¯Z! 7÷-ƽŸ qïQ1OÂËeãæ>À¸O3î Œ;£ Üae²psŸaÜ ÷™Ïø»kRï ûØ÷ ¸»Êz äî Àßø &²ÜO`WHJî Ðë– á³8ˆ¬Õó`ßÛKøXíYVû|O« ­d›Õæéb%K\¬ör/Eû Y£GJk¬dÑ¿’O À÷ýÀ•• í µVÛ•Õþ ø[ݬ‘¯õVb ;ìe%93ZÉeIãfï‘ÝJš¤·:þ-yKÓ¦rhÚðÞƒÄ4m<ºµ·óÎ÷­¼KJë%ÝËÃöù Øç Ù>Ç}5§š›X5ü•å”è Z=4 ­d~fškn#T2ëé.ó/´OÈÕ§æïÄ¡–z– ›U'‡u¬3;l{ÍX+®çœS‰ým<P<ºµ••ƒ½X ^„rÒ å–!ÑÜŠ×]îÛ"n=þ\$'7‰ÃVý+’¶›Ä;âK‘<Ù,z-‹ IÃ-â²å? 6Š’^ – ß\-rpó6±È •tÝ)þQ ònþ.ñ¿¬r9Ð嵤÷”¶sl·øߥÿ ç[¹eø(¹•’ rÞ· Y ¡Þ±KÑâ•í…ï ÝiÅ¢¿ÓzE¿6O » õ ½_ôTȼbùÍw‹¹• §¨•,Vü/I'™Zs¨0œ—Ô#½<^âX µ£ëS”CF]_üý‹åP:Ç8‚Cëûßq‘Üeš_ÔÚf?%i‚Ië«"¹l°Æz_ ÉdÕöÍM‘ ×Xc'}' o87yœ cO•xÍ0QÒ òÂøYóBdûë ì¯? f”5~¨• Rr ­Z2¿ÙRj@ˆ­Ü}‹¶Ü‘žå÷š[”Õ‡ *ÕRÒÐ¦Ö h @wÁ¶‚¹9åÀ!°í)Ê 7ÝP({² Hï˜1íoYו÷¡\Ž{(öÝ%—[ç½’¾ÿÖ Ç¶ÜŸbX œZÿ% o 'Ú*>•ôØ$ò‰4?^_îØ^‚s„ÛgÍ ü•·¥AÖ¨:ö Æ{;Ø•ºVv§¹* k ÓÃiµà‚æèà‹t²ÉbÎl NQc•Ë¥Ö|À¾Í-€Êïš0N‚íKQ>¤Ó••r Ë êóíý^‹ö“ËÅÀ€W¢}Æ 1ÐòRö±tø WÊ¥ÿ r9æ Ñ~á?Ѿo¥¼-ú‘qÒò‘'Ží:µ#½Íé>k^`?8#Û• lÿáü …bhBaty¡ŒPf”Ê‹`®…3Ò\…ÿ -¼\…/À÷ 3.›Zr#%÷Ãf1&ìã~ 'Çù)ºÏ5}’÷¹ÆþÔBê ¬ ­7Ù‚†Ç²V»>qŽòvÉ߶¿ˆ A]IÔAœ-‘Ëj]4z¼˜vŸkÚ}®i÷¹¦ÝçšvŸkÚ}®i÷¹þ½Ï5ƒÎ •—ì>×òŽ G;•Õ– ?£ ÇÆ°Œ+ùBtŸšÁj»º\4•ãj•Ý8FÌqù_ÑVl ˜9 ” û‰±†ÿDÛ、2¶@wq^¯ÅØ ÍÄs¥_‹±B]ñΩ8 1.wuq[ ¸n™ *}Of Iß“ ‚òv& §­~.ÚJ ˆn!PfÊ#Ž½þL´íÉ%õql ²Ëå–,r9Ó[.OyÉ¥†• 3ËëõÊ$o'«‡¼Ý‰ ÙöÓË•ïªQâ´•ÔËñìq — ¿ m>/Å»A<Ñ,å+¼ mínYò¯€ï£¿—ËvÇåïó”J2•—´<鸚•Såù>Õ,ÒßÛQ•m/@.m¹äùÿx[ö†²ŸÑr¼ã+1¶ó…ЦmãÄØ"1¡/6 klgÿÐp8 6׃Ç7È%- [+ˆel¦2þxiÞçƒ×ˆ âﻕï)ü4÷Ý>w šé¸ï sn“yzØ\°‰‚%¬O¡ŸB åé-hsSaI® B%°Ã9 Û³O¤ Ù-Ñ–Yæš~ ©»ï#z×› ç¼ £½3 ¹½ÿ6]òºfê öwæk¦é`ýÁš‰™ÿ6 fÎ(ÜÎT@Ø Ö& ü25 ¾öìl÷œ" ð¸"<uOO̸Jh V?Czú(}zÚ?ý ¡Mº+ÂEczZS_@¨äzEÈ öÈ%=ýÂ%€š] Ð0Ý÷´6ÂlÒ,7? » 6=¬“çô° ÁÓÃ0®Ouß®Öq_L»„÷ h“øý ÷5Þ·› ¾¼bP®MüÀÏõ‰••p-¿vp÷nS“›û*ã¾gP|ävW•»gë ÜÜ¿0î¿ ŠïÇ®{?;w«jÜÜ•3îÿ ŠÜn*pwoÉÏý’q» _-în-¹¹]2·‡QñýŒŸþþîĸ»6«ÂÍíɸ}ŠÜ ãæθs _-îNMDnî\Œ;ŸQñ‘[¯ wÇF nî Æ]Ĩøjíïö C¸¹ wI£â«ÅÝ.’rs—bÜ匊•Ü®*p·±ñs—gÜ•Š¯ wë 7w0ã6 _îVõ‚¹¹C ·Õ¨øjq·¬[‰›;ŒqW5*>r»¨ÀݼNEnîjŒ»¶QñÕ:7«U›» ¸;7 ã®oT|µöwӚ帹# w#£â«µ¿›T/ËÍݘq73*¾Zû»QµÒÜÜÍ w £â«µ¿ ¾q•É»¸Û2î FÅWk7¨ ÄÍÝ‘qw5*¾Zço[XqnînŒ»·QñÕÊ“ ± 7wÆ=Шøjq× äæ-ĸ‡ _-îº!…¹¹G0î1FÅW‹» -ÄÍ=– qO0*¾Zç“ÚB n{ŠQñÕâ®% psOeÜ3Š¯Öy°fp>nîYŒ{Qñ‘Û¨ wÊþÜÜ1Œ{™QñÕº.®V)77÷r ƽڨøj•Oª½q•É»¸×0îX£â«U/ß¼¿ä]ÜvƽըøjåwxùlÜÜÛ ÷ £â#·§ ÜUÊfåæ>ʸ• ¹u*p¿y_Ì»¸O0îoŠÿ¹~'ùT÷Åðè ¿ ÛÅôß¼ã^™îZy¹âì™BŽåÊh`YMJt„ uÙ} ø{¿ŸCwz-— (Œ{.Ú¿Ì..¼÷B´× gz-F6*.š:i¬‘ ʈWuPæ mºX#{YÄÉåÀ ©.F¬‰ # U ‡@Ù¨ŠX` ¬·.Tœ}ç¥ YÒ$¶ÛòŸ ¹§¼Xnä 12¤”h¬û¯´]ü{‘§ŠŠWý¡\WX.³ ’J{¶üb¿½Ï$ ©<’WôŒ„²T-Ñþø©h_‘[. w ¿{•ô6gü¬ סNǪ˜N-çÁ}|Å+— Ð×k§0Þ{$=é³Å<Ãw¸Y“µ_h ¿ùævYïÑ Y¿¦÷ýbh=¿²te–_…'¾‹ «o]á¤O.a®•«P Œ€-óþÍ4-Ìæ}Á”Ï{•éO¯=&ÜvjÕKÿ 3N'’ßž ç’¢¼uוeº{Ì[oÇ5çÂI¢½ï Ñ6d¼ôÜsÛÁ1¢= ÊËQRiŸ6\Œü òùõP‘|C¬¶ £DØIV[“1˜3V›e‚ôÜu{¶)¢m¼«Õ-3_$ F«Íg‹\vƒyw3Xm-ÄjßœÁJFÅŠ¶©.Vòt©hû æ ‰ IE˜ :W $aq¢ýô ÈñW¢ƒ‹$š“îŸ5'»²ãpŠ ‡sFùØ­Ì #\ÏÓQ(š§¶PÊ¿¶p.÷.aQî¶æ¹þÄì•g˜9cÞ³f]¾C¡ù C‹ ·™»‡¹˜ma‹‹XB_ üÙ<¾@VóÔüçh‰€š ·•Zsp Ìø ~€ •••ÿ ôH4 IxwÑî ÇÚ³‡\^é!’ÍÿJ~d5(qþOpNsï-Í· ï'—Oû‰ä ” ú‹‘ëÿ íã ˆö /¥2òæKi¾ä·ï+Ï ë%/ ¥=ì?‘,ë)}/ý½Ì/¥¿ç(¥ù ®DsÐ# 9 erÚ¦÷ÍÁÝ°ÿOÀþ¿ÅŽ î¿I•uÃöýQùüÐ}•— •T¹ËСÁºa¢I7¬¿©Ó°µ¦o†]3• ~ÍÔax(3ƒ_-¸ Ø¢aþÁßÀzšáû$[4 ·•² ŒrÊÁ¨Ošƒû â[€Ê¬•Ÿ¡ëX õP St߈§ ï;ZËr0“cÆÀ{ [-8Ö…~³Ì eÇ?å²áKË׿A¹ö™¥×æWR¹ÑçµH*ük)p Ê“/,KbãDrÿ•er%‚÷ºŠí. |…xs œßª¹ˆ»Êh¥ÒÖAkÅõ w#Vü{òönÉ•×ñ÷ßR–á½hžŸõ|× ïÅ• ça•gÒÊÏ\ÆýÔÖ}¬°É}‰àå±D8â±K àщ ð Egxì ë<~¡×=²™+{¶7wó<c-ç™%dœgPÈ •Òæ¶î•è/ Ç ¸~j=Çõ ˆË 5 Êç† ¹/)S¢÷%‘ _YHm8§L8b‰ýù¥TÚªÃñ÷;f![0 Ž[lC_K%ÞˈßKþóC–X_(¯ì—— ß'­o¿¶Ëbƒv9~» ÎM™>빩 Ûø.ˆiP>3Èóð[6¬ª_—áUý– â÷íð ~åGlðë4b ”Yü\Fl˲døÈ,]†?ñí6 —M-ç-¼Æ8 Pµ4òó°ßÿÚ!sâ× “VZ† ƒv)vµåé](«-¶„®{ }ø)–Ñ•á\Òx–¥oY8— Ž¶ØÎh­‘ßõ“¾•,Û^Z.Òg¨åÊ@¸Vè×UÞΗ5-‹~y.•ö P^«#—/êK%®— o ”° ©üg \Âv°´ )¯ßy¼\ ‡wMè ÆN•Ë/ Z¦n…’q'}íù³_;8ŽUMv¬p—M·Hèn‡ð­[ zÀXÊœ×mž9­uˆÝPÊ\ÜЕÞ4d§‹„Îúr`.Âh°E`Å 9 ;Ø1°›`-ÆrB° Æ:Âe°Ýn Üöÿ¦û频 ‡ÖÉc¦)© x qÝ݆”¯û7j ÁŽ§‡ó¬ÓºxnÝœ¢ó«— Õ A¬ ¦‹–?'C´Êø‰4íXfk¶tqF³·Îy] eû±ñ¶,ƒU UÙ _âwË>fïx}·W úîJJ>rå5¾M¥ ›®àh& øk¤¶ ?é²mMtLƹn¸²:P l6ìg´ ˜QÎMf~ ‡ÿj„ík†ö2Î9gSš§Îc?Ž˜Ó}‚ón Çx 䌷&éuñí =5 2O#øÛÎûjŸc0ÍLòZH;Òô%ýHo2ˆø“*¤ x I'é/ñ|4Ò Ë•{‘K=¢ÉÙžP›žÇÅ¡_ì M›K41Ί&Qc¢%]õöÃ^¤(ÌóÜY]Z/à ˜n¿3ȱ®ßøh9§a¶W5A…ÎE e8¤ šÿ• ñ;éḚ̾ ÑÒó!Š-Á¬Û äÈo´ ä¿%ýö ó+·Þ ä8F‡úE“eƒ¢¥¼|21šL8ê%÷Ų•A8ïñàhb}c-nKœ$o …c>nï<l¿mi·'È?_6u6³S]ðSrJ‹oXFØsm¡¼ [)¥‘— ³ÙÆCfŒ7ã<w¬G¯ñÆ^wÜç€ëÖT¬ &’ªpüj”? •¾³‘æ,_Z²²X °)ì¼7„ù­Ø|,»8Å@8≫ß7>-•N®ÿ8-Pôxpž1 Äã8VîoŒÙ&u¯õ&˜Ø õm‹6eu ÷ öý"ÒË cwä u ûضôr;’Ò¿cƒ_é!œÖ½Äúéümˆn ”cX;ÑÑ +ÒN´çÊ!êÏÝ·` [ ]š¿¥TFºÅH啸£ÒüHÝ= —Dzð³X©´Ç^ q>–¸<– ¸>ÎÇí9¶OtÊg´t}ç ßOÂcàüÌ©÷í»¿ù¬#Çi1©¾”ãž$›”“oç*î#KER0sNR°‚^[¡‚þU• úç-2ç|ÑÛRñEᄊ ½ku}ÞªV×W5juÕVèk# qyÇ}9 ãÁãß •Ã1 2$ÞŸãí燱º ÁŽ½Ñì«5c¿Ü©Ýo-¿n¸ÙùÜùfÿ Cõ1ûÄ·ñ¾œûùm8DU*™ßUÞlà ûãê 3OÂ~*mŸËö>û?ùv>éýë|¾øØmû"œ† ÿºœ%ѺLÌPÏrL Û-ÛeÁ ï Ú`®TÂu– T^}µSšo«xLÄå±üzSS©´õ› â|,¥å¡Äõq>nϱý·ër– uùc_{óÔScÁqâï¾ãÄ[n Õo¹ÕªËm@“ß}}Z ú´ (ïÓº´8 Ii±VýÒb@õ€òãD\þÍzº k !‚åÕìzê÷õ4K|=õS¹ž.Ęœòø}÷j­§ãà€ÿ Q ßa— ©§Y ­§¶ f‘L©( oœA*mß µ<×FH¥m]_©¼ºf’4ßöã< —Dz¨g?©$‡¦‹8K\-K\çKÛcÛ»žfU½ž ÓÇ/Ÿ©•_ «G¾ Õ =¨n2=¨~¥J ë•*ùLWªü[ÆdjR —³žŽ‡?ö3€ jRÜ#_“â}üþ- ‡@ º|ìzší ëiÖøzšMåz: vÈ0s$À q‘ëéûìÿÔZOËa ÀÌt [U§zÚ]ðÖÓtf9 ?ƆydÍ(Úf¶ #m¿Z"|ªY>F]ILÇâˆÁè"÷ Úä#äfyB s ²<ÃÇѱ¼Ïqûcå<6±á±‰ šø± ¸âëM:Á \Wò¾Ÿ£AåœúûzÆ¾ï° ) ×÷ÏûËc 8NP ®éïÃ÷?µ> ôr\´ ו9ÑÒ<\ /­pyœ ñº ?‰± }‚¿ïE.Á²z6Ž0¦ë6; „ÓøÝPðg€ 㠛șÌØDÎ06 VÆWº– Çßjl°Â 8`7Á-é ^Ëã<üÍÕðŽky|So}b%ÕImX&Dz†_yvî*Ï ÐJ°éà ¸FÇg¯ž‡º •Ï®wýØõ¼¡Å × ­qqÅŵ1Ÿ®ž;b˜cÐ Ãh8 ¿‚™‡ ‰ý?PÏw|Òzžü äó™ò¸`:Ž1HO6 ‰ë¼k 2ý' ƒÌ–L=Ïö ëù ¬•0ã-ä^9|W©kÂzŽó »ÊcÙIÕsìá(]}Òˆ•ÜU ‹•úcØ7Á;½J²ér¬t|_ì ê}Cà= VN¦‹]?¤ž=ñëåÍ1¢}xOqΨ(©´EGŠ •Jr.Z*KäY-ÏoºM”–‡²ËÍíRió9ÍÇRZ-J\_š Ûslÿí~xvÕûáujú W2û /)»3tIÙª)ëV¿’yM£:5×4êÐxM#];·úºv?TÓµÛ Ú¡±_0.ÿf?¼ ›Ã`uõòyùãöÃs|`?<{|?<‡Êýð ø® §<~ß ýŸZûáßÀŒ)°£o@l >rûL õ í³fŠÄ¬ ~Â~¸#†ëÀo » É~ :4çýÓúá)í‡ > näì‡ é‡ é‡ Ry? •Ãú ÖJȽ-•w¯] ¶Ï8ïw ù¸¾«^ úá5àŒís øßÑ Ç»kMN}ðP6ý¾m²‡‹ü›× 7B º|ˆ&1g¢šÄ.97‹]<ꈕã6ˆe¿¯"Ú¬ ÿ1S©$KÊIåä—F±I·ÓøÛ”ÅþÝRYn‰› ËÈ– ~Vœ%.e”©­(Í_2F”–‡²I½ë¢ëâ1âõó'Åô톋 «í Wu › +OŒJÐfãGÖ$æLA»rm£ÝÎÎê¸KQȇ¬òy´a"Ç # ø̯|àÏYÊ ž÷-˜#ÓüRC3l­<4ÃYqh†b5rd*Vã¼o± crœ òl­ •çÛr yJ– :•Û£D¯œåØß¹ ç¸Üþrž ‰ò\9G;ŸÍEþýr óü\ãmIë(Þnçs}`;Ÿ3¾Ïõ14( UÖ ¶ó©í¸™ÙqË ;e ¤‰pÜ ¹ð´C|ú—•Õ&íOZ·ò Ú$ùþµ ÐÖ4 |*HãÔ>evšöfÓ Yû㸮s´Y8ß æý:èT•c»IµIØF8ÖÃZr:ËÑ ôç ñbß(+ ÌÑæ%×&Í6i‚6é6 ó5¡M:†ß±Á4|ç^MmÂ6 ç Zùï&Õ&õ• ¨' A2 þïN:ÀT[˜ÂïúÂt 8¾}¥ùØF a¬¸Í|lº03/Væw*}Ù÷ùYé˦3s¶mŸ/ £É ÈÁC` | ‘‰Ñì,C¤ï ù‚9Çô'ø®óÑÓAN9êé´<æ æãbX&©<œóF-N„<täLfGû‹÷WÀru`[ œyˆ}#§y ¶Í®N}#Ÿ•Ø7ZÏò° ¬T ¶²8‘<œ¦•÷ORyØUÒ µƒ£Ø Žb ) ý¡ÅÆoú€× ,?ãËÆxò;Ù›ù—Íi^°S.¦¦|{óø eçŸm¾ÿ ¸mò%½ 7ø©PÆeHwî>|‡ö®ã— T¾ýHù†í·?[öq†<K‰´Ÿ4 Ö ül‡õ´ Ï <x6@z^ ð÷Œùe€LMÈh˜þ•|CÃwe`¾µL$ßpÞ4ö]RùV‡ •yù¤º¼ø¿Õ-îO¦=Üÿ ÚÃeZYÇù{"ç¡[ í¡ã|ãOú1Mn ˜î&)tÛÂÑEÃoÞ<¿x±skaÆ\Ø©v:O r:Wy¥ÚöðÿV-ÎI& ç|‚<üS+¿£Wн‡%t<yØ ²®Ÿ”‰=aº•Ô Ê}±¤òÐ9ç ¿ÑFfsê9ò/sªÏÃwÿ¦”Ó |¦kÏÀñ›’7ûM‰$£kÏø‰~SòIfÌêcöËæ°< •\;Ž÷¿%’‡#tò:Iåa[iܵt]à蓵’òŽ&èë fצoöüœ¾ç ËJl,»ŒC÷Ÿø¸U”lÊtbc>Ž1äE QÌMñ£ÀŸå†¬±ï=†ü®kn­Ó5·;‹ÓqÝ€Óÿ H bz ^ Zv˜ 2 0 @ 0 @ 0 @ 0 @ 0 @ 0 @ 0 @ ! sH! tH! P P P P P P P ` p ` p ` p ` p ` p ` p ` p @ `ñÿ € € € € € € € @ • • • • • • • À À À À À À 8 Ð Ð Ð Ð Ð Ð X à à à à à à ø À ð ð ð ð ð ð 2 V ~ Ð ( à ð Ø è _H mH! nH N o r m a l CJ _H D A`òÿ¡ D aJ mH! sH! tH D e f a u l t P a r a g r a p h F o n t V i óÿ³ V T a b l e N o r m a l :V ö 4Ö 4Ö l aö ( k ôÿÁ ( N o L i s t > >@ ò > T i t l e $ a$ 5 •OJ QJ \ •^J J B J T e x t B o d y $ a$ 5 •CJ OJ QJ \ •^J > Q@ > B o d y T e x t 3 ¤x CJ aJ H C@ " H B o d y T e x t I n d e n t „h ¤x ^„h < @ 2 < F o o t e r Æ à À! CJ aJ @ J@ B @ S u b t i t l e $ a$ 5 •OJ QJ \ •. )@¢ Q . P a g e N u m b e r B ^@ b B ©z| N o r m a l ( W e b ) ¤d ¤d [$ \$ 4 U`¢ q 4 k"™ H y p e r l i n k >* ph ÿ PK ! ‚Š¼ ú [Content_Types].xml¬‘ËjÃ0 E÷…þƒÐ¶Ørº(¥Ø΢Iw},Ò ä±-j„4 Éßwì¸Pº -t# bΙ{U®•ã “óTéU^h…d}㨫ôûî)»×*1P ƒ'¬ô “^××Wåî 0)™¦Též9< “l•#¤Ü $yi} å ; À~@‡æ¶(îŒõÄHœñÄÐuù* D× zƒÈ/0ŠÇ° ðûù $€˜ X«Ç3aZ¢Ò Âà,°D0 j~è3߶Îbãí~ i>ƒ ØÍ 3¿\`õ?ê/ç [Ø ¬¶Géâ\•Ä!ý-ÛRk.“sþÔ»•. .— ·´aæ¿-? ÿÿ PK ! ¥Ö§çÀ 6 _rels/.rels„•ÏjÃ0 ‡ï…½ƒÑ}QÒà %v/¥•C/£} á(•h" Û ëÛOÇ » „¤ï÷©=þ®‹ùá”ç šª ÃâC?Ëháv=¿‚É…¤§% [xp†£{Ûµ_¼PÑ£<Í1 ¥H¶0• ˆÙO¼R®BdÑÉ ÒJEÛ4b$§‘q_טž à6LÓõ R×7`®¨Éÿ³Ã0ÌžOÁ¯,åE n7”Liäb¡¨/ãS½¨eªÔ-е¸ùÖý ÿÿ PK ! ky– ƒ Š theme/theme/themeManager.xml ÌM à @á}¡w•Ù7c»(Eb²Ë®»ö Cœ AÇ ÒŸÛ×åãƒ7Îß Õ›K Y,œ ŠeÍ.ˆ·ð|,§ ¨ÚH Å,láÇ æéx É´ ßIÈsQ}#Õ…­µÝ Öµ+Õ!ï,Ý^¹$j=‹GWèÓ÷)âEë+& 8ý ÿÿ PK ! –µ-â– P theme/theme/theme1.xmlìYOoÛ6 ¿ Øw toc'v uŠØ±›-M Än‡-i‰– ØP¢@ÒI} Ú〠úa‡ Øm‡a[• Ø¥û4Ù:l Я°GR’ÅX^’6ØŠ­>$ ùãûÿ-©«×îÇ !)OÚ^ýrÍC$ñy@“°íÝ-ö/­yH*œ ˜ñ„´½)‘Þµ÷ß»Š×UDb‚`}"×qÛ‹”J×—– ¤ ÃX^æ)I`nÌEŒ ¼Šp) ø èÆli¹V[]Š1M<”à ÈÞ ©OÐP“ô6râ= ¯‰’zÀgb I g…Á u••SÙe bÖö€OÀ†ä¾ò ÃRÁDÛ«™Ÿ·´qu ¯g‹˜Z°¶´®o~ÙºlAp°lxŠpT0­÷ ­+[ } `j-×ëõº½zAÏ °ïƒ¦V–2ÍF•-ÞÉi– @öqžv·Ö¬5\|‰þʜ̭N§Óle²X¢ d søµÚjcsÙÁ •Å7çð•Îf·»êà ÈâWçðý+­Õ†‹7 ˆÑä` - ÚïgÔ È˜³íJø À×j |†‚h(¢K³ óD-Šµ ß㢠dXÑ ©iJÆ؇(îâx$(Ö ð:Á¥ ;ä˹!Í I_ÐTµ½ S 1£÷êù÷¯ž?EÇ ž ?øéøáÃã ?ZBΪmœ„åU/¿ýìÏÇ£?ž~óòÑ ÕxYÆÿúÃ'¿üüy5 Òg&΋/ŸüöìÉ‹¯>ýý»G ðMGeøÆD¢›ä íó $”8ÁšK ýžŠ ôÍ)f™w 9:ĵà å£ x}rÏ x ‰‰¢ œw¢Ø îrÎ:\TZaGó*™y8IÂjæbRÆíc|XÅ»‹ Ç¿½I u3 KGñnD 1÷ N 3Vq%'#q¾ à ÓòŠÍ IB Òsü€• íîRêØu—ú‚K>Vè.E L+M2¤#'šf‹¶i ~™Vé þvl³{ u8«Òz‹ ºHÈ Ì*„ æ˜ñ:ž( W‘ ☕ ~ «¨JÈÁTøe\O*ðtH G½€HYµæ– }KNßÁP±*ݾ˦±‹ Š-TѼ9/#·øA7ÂqZ… Ð$*c? ¢ íqU ßån†èwð N ºû %Ž»O¯ ·ièˆ4 =3 Ú—Pª• ÓäïÊ1£P•m \\9† øâëÇ ‘õ¶ âMØ“ª2aûDù]„;Yt»\ ôí¯¹[x’ì eW÷ ¶)6-r¼°C-SÆ jÊÈ išd ûDЇA½Îœ óùç]É}Wr½ÿ|É]”Ïg-´³Ú IqbJ#xÌ꺃 6kàê#ª¢A„Sh°ëž& ÊŒt(QÊ% ìÌp%m‡&]ÙcaS l=•XíòÀ ¯èáü\P•1»Mh Ÿ9£ Mà¬ÌV®dDAí×aV×B™[݈fJíP |8¯ Ö„ AÛ V^…ó¹f ÌH ín÷ÞÜ-Æ é" á€d>ÒzÏû¨nœ”ÇŠ¹ €Ø©ð‘>ä•bµ ·– &û ÜÎâ¤2»Æ v¹÷ÞÄKy ϼ¤óöD:²¤œœ,AGm¯Õ\nzÈÇiÛ Ã™ -ã ¼.uχY C¾ 6ìOMf“å3o¶rÅ Ü$¨Ã5…µûœÂN H…T[XF64ÌT ,Ñœ¬üËM0ëE)`#ý5¤XYƒ`øפ ;º®%ã1ñUÙÙ¥ m;ûš•R>QD ¢à •ØDìcp¿ UÐ' ®&LEÐ/p¦­m¦Üâœ%]ùöÊàì8fi„³r«S4Ïd 7y\È`ÞJân•² åίŠIù R¥ Æÿ3Uô~ 7 +ö€ ׸ #¯m q¨BiDý¾€ÆÁÔ ˆ ¸‹…i *¸L6ÿ 9ÔÿmÎY &­áÀ§öiˆ …ýHE‚=(K&úN!VÏö.K’e„LD•Ä•© {D ê ¸ª÷v E ꦚdeÀàNÆŸûžeÐ(ÔMN9ßœ Rì½6 þéÎÇ&3(åÖaÓÐäö/D¬ØUíz³<ß{ËŠè‰Y ›Õȳ ˜•¶‚V–ö¯)Â9·Z[±æ4^næ ç5†Á¢!Já¾ é?°ÿQá3ûeBo¨C¾ µ Á‡ M  ¢ú’m<.vp “ ´Á¤IYÓf­“¶Z¾Y_p§[ð=alÙYü}Nc Í™ËÎÉÅ‹4vfaÇÖvl¡©Á³'S †ÆùAÆ8Æ|Ò*•uâ£{àè¸ßŸ0%M0Á7%¡õ ˜<€ä· ÍÒ¿ ÿÿ PK ! ÑŸ¶ ' theme/theme/_rels/themeManager.xml.rels„•M Â0 „÷‚w ooÓº ‘&ÝˆÐ­Ô „ä5 6?$Qìí ®, .‡a¾™i»—•É c2Þ1hª :é•qšÁm¸ìŽ@R N‰Ù;d°`‚Žo7í g‘K(M&$R(.1˜r 'J“œÐŠTù€®8£•Vä"£¦AÈ»ÐH÷u} ñ› |Å$½b {Õ –Pšÿ³ý8 ‰g/]þQAsÙ… (¢ÆÌà#›ªL Ê[ººÄß ÿÿ PK ! ‚Š¼ ú [Content_Types].xmlPK ! ¥Ö§çÀ 6 + _rels/.relsPK ! ky– ƒ Š theme/theme/themeManager.xmlPK ! – µ-â– P Ñ theme/theme/theme1.xmlPK ! ÑŸ¶ ' › theme/theme/_rels/themeManager.xml.relsPK ] – <?xml version="1.0" encoding="UTF-8" standalone="yes"?> <a:clrMap xmlns:a="http://schemas.openxmlformats.org/drawingml/2006/main" bg1="lt1" tx1="dk1" bg2="lt2" tx2="dk2" accent1="accent1" accent2="accent2" accent3="accent3" accent4="accent4" accent5="accent5" accent6="accent6" hlink="hlink" folHlink="folHlink"/> •Ð ÿÿÿÿ 2³ % ×É % >Ï % Ö ( oØ § •Ø m 8 o p Y r Sf – u x | k –F ‘P Y ¬_ Œg ßr s~ cÄ yÎ (Ò fÖ fØ •Ø z { } • • ƒ … † ] † š K^ M^ •Ð X ÿ Œ :”ÿ•Œ :”ÿ•Œ :”ÿ•Œ n Q q Q ~ € ‚ „ ‡ s -Q t wW v “W w •W y /^ ð, ð( ð ð R ð$ ÿÿÿÿ ð ! ( !• ! ÿ•€ ðl Î0•à@XHË ,]p uüéÿ @ -ñ ÿÿ ÿ €€€ ÷ ðB ð ð’ ð ð0 S ð- ¿ Ë ? Ž ^ š › ´ µ • w ÿ ð B C x •Ð [ \ · ¸ B D \ ; ¢ = ¥ ? Ì A Î Y 9 ‡ : š y Ÿ z B C e h ` b B C d f Ø Û / æ( / j- k- b! c! Ù! Ú! B% C% Î% Ï% Õ% û) ü) B* C* Ò* Ó* B, C, B- C/ B/ C/ ê/ ë/ ë: î: í> ï> Î? Ð? k l ƒ „ … † - B ×% K& A A L& ´A Ä( ¶A Æ( ä( B M zC {C ]F _F H H •H ‘H DJ EJ dJ eJ hL jL M DO EO ÇP ÏP ÿP "Q ]R ^R ?W @W vW ™W ¬W ®W DX EX LX MX DZ EZ [ [ B[ C[ œ[ •[ Ù[ Ú[ Á\ Â\ ë\ ì\ ü] ý] ,^ S^ ^ ¢^ ‹_ Œ_ ¼b ½b c c •g Žg ~h •h Ci Di Þj ßj {k |k n ¡n <p Ap Bp Dp Gs Hs Gu Hu Gw Hw Gz Hz µ~ ¸~ å~ æ ~ ‚ ‚ Ò‚ Ô‚ uƒ wƒ E† H† Hˆ Iˆ Ž Ž H• I• o• p• 7” :” ù• û• – – X— Z— ˜ ˜ Æš Èš Øš Úš Åœ Æœ Hž Iž ÷Ÿ ùŸ Ê¡ Ë¡ ¯¢ °¢ ΢ Т T£ U£ ä Ĥ ¸¥ ¹¥ § § H© I© ûª üª e- g- G® H® ¯® ±® G¯ H¯ ò² ô² ý´ ÿ´ ò¹ ô¹ ¼ ¼ G¼ H¼ ¦½ ¨½ GÀ HÀ tÀ uÀ €À •À ûÀ ýÀ ÍÁ ÏÁ ×Á ØÁ ©Â ªÂ ¼Â ½Â 2à 3à Eà Fà yÄ zÄ ŒÄ •Ä lÅ mÅ ŸÅ ¡Å ·Å ¼Å rÆ |Æ ŠÆ ŒÆ ÖÆ ØÆ %Ç &Ç sÇ uÇ ˜Ç ™Ç ÚÇ ÜÇ È È "È /È ‰È ŒÈ ¥È ±È ûÈ ýÈ É #É |É ~É — É £É ßÉ áÉ (Ê )Ê lÊ nÊ ‹Ê •Ê IË MË ˜Ë ›Ë ÈË ÉË Ì Ì -Ì Ì iÌ kÌ ”Ì •Ì ÞÌ àÌ øÌ ùÌ <Í >Í ZÍ [Í ‡Í ‰Í ¥Í ¦Í æÍ èÍ öÍ ÷Í NÎ PÎ eÎ fÎ ŠÎ ŒÎ ¡Î ¢Î àÎ âÎ úÎ ûÎ VÏ XÏ tÏ vÏ ¼Ï ¾Ï ÔÏ ÕÏ <Ð >Ð UÐ ZÐ ZÐ \Ð \Ð ]Ð ]Ð _Ð `Ð bÐ cÐ eÐ fÐ •Ð ‚Ð ; ¥ § ³ ´ ™ š ½ ¾ ¦ = \ ‡ › Ÿ ¦ § ¢ g h j l ‚ „ „ é/ ë/ 0 0 •2 Ž2 (5 )5 ‡7 > ì> î> Í? Ï? A A ³A µA † ˆ7 i- k- Ø! Ú! J& L& Ñ* Ó* ë: î: /; 0; Œ< •< •> – B B zC {C ^F _F H H ?H @H •H ‘H ¢H £H iL jL ÆP ÏP þP "Q ;Q <Q •T €T V V >W @W uW ™W «W ®W [ [ û] ý] ,^ S^ Ÿ^ ¢^ Š_ Œ_ •_ •_ ` ` »b ½b c c Æe Çe }h •h ¼h ½h Ýj ßj zk |k Ÿn ¡n ín în ;p Ap ¶p ·p vr wr ‚s ƒs rv sv Ów Ôw µ~ ¸~ å~ æ~ ¢ • £• -ƒ ƒ ‘† ’† Ù‰ Ú‰ ÜŽ ÝŽ z“ {“ – – ö— ÷— ¹š ºš äŸ åŸ ¢¢ £¢ ‰¤ Š¤ b¥ c¥ ”¦ •¦ ?© @© « « e- g- “­ ”­ §® ¨® ì² í² ö´ ÷´ P¸ Q¸ ê¹ ë¹ ¼ ¼ Ÿ½ óÀ ôÀ ÍÁ ÏÁ ÖÁ ØÁ ŸÅ ¡Å ¶Å ·Å sÆ |Æ ŠÆ ŒÆ $Ç &Ç — Ç ™Ç "È $È ¤È ¦È É É – É ˜É 'Ê )Ê ‹Ê •Ê KË MË °Ë ±Ë Ì Ì “Ì •Ì ÷Ì ùÌ YÍ [Í ¤Í ¦Í õÍ ÷Í dÎ fÎ Î ¢Î ùÎ ûÎ tÏ ÓÏ ÕÏ TÐ ZÐ ZÐ \Ð \Ð ]Ð ]Ð _Ð `Ð bÐ cÐ eÐ fÐ •Ð ‚Ð ½ vÏ [ • ž ž è é !0 )0 *0 ë: í: ‰d ‰d <p @p ¶~ ·~ f- f- ÍÁ Å +Æ 3Æ tÆ tÆ wÆ {Æ |Æ ™Ç "È #È ‹Ê ŒÊ •Ê ûÎ tÏ YÐ ZÐ ZÐ \Ð \Ð ]Ð ]Ð _Ð `Ð bÐ cÐ eÐ fÐ •Ð ‚Ð [ • YÐ ZÐ ZÐ \Ð \Ð ]Ð ]Ð _Ð `Ð bÐ cÐ eÐ fÐ •Ð ‚Ð ÙZ~ x 2šÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ü•Eo:¹ [ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ „Ù „‰þ Æ Ù ^„Ù `„‰þo( . € „š „˜þ Æ š ^„š `„˜þ‡h ˆH . ‚ „j „Lÿ Æ j ^„j `„Lÿ‡h ˆH . € „: 0 „˜þ Æ : ^„: `„˜þ‡h „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „Ú „ª „z „J „ „â „² „‚ „˜þ Æ ^„‚ `„˜þ‡h „R ˆH ˆH „Lÿ Æ „˜þ Æ „˜þ Æ „Lÿ Æ „˜þ Æ „˜þ Æ „Lÿ Æ . Ú ª z J â ² . ^„Ú ^„ª ^„z ^„J ^„ ^„â ^„² € ‚ `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h ˆH ˆH ˆH ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . ) . . ‚ ˆH . • h € € ‚ • ’ h h h h „˜þ Æ R ^„R `„˜þ‡h „" „ò „ „’ ˆH . „Lÿ Æ " ^„" „˜þ Æ ò ^„ò „˜þ Æ Â ^„ „Lÿ Æ ’ ^„’ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ @ O6 •3¿{ ’ `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h ÿÿ h ˆH ˆH ˆH ˆH J â G . . . . h h h • ’ ü•Eo å ÙZ~ F û4 D , pz D ÌL ”_ ¬ ¯ •- ¡] ]q • % 7#% _& ‰K+ o 6 [ = Kj> ŽzD &J <jJ ñiL þ$N ËNO ôsU X~U }(W ÷2X äpX VBY Åp\ }+a a)e Õ2k ùzk ÊBl Xl ëNm nCo °(x "z $_| ©z| ¥y‚ û ˆ RX‹ ×2Œ ý s“ k"™ ³(© ÛX- «#³ Q ¶ -,¶ ?Á þ É - Ì 7QÐ œ Õ þ7Ö ¦n× Eà òXà Nhê ˆdõ 1 ø Sý zý þ ZÐ \Ð ÿ@ •Ð H @ ÿÿ U n k n o w n ÿÿ ÿÿ ÿÿ ÿÿ ÿÿ ÿÿ G-• ï* àAx À ÿ T i m e s N e w R o m a n 5-• € S y m b o l 3.• ÿ* àCx À ÿ A r i a l P a l a t i n o L i n o t y p ÿ* á[` À) ÿ ‡ Ÿ N a r r o w A • M a t h " 1 ˆ ðÐ h B± j z B± j z ! ð K-• e 5.• T a h o m a A r i a l ‡ à @ Ÿ A.• C a m b r i a í»† ‚ãF - ‰¦ ´ ´ •• 4 d ðÏ ðÏ Œ 2ƒ ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿ Q ð Üÿý HP ðÿ ? ä ÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ• D 2 ! x x ÿÿ ) M B S , D E W A N P E N D I D I K A N D A N K O M I T E S E K O L A H : A C E S U R Y A D I S O N Y þÿ à…ŸòùOh «‘ Ô à ô +'³Ù0 ¨ ˜ , X d 8 p | ˆ • KOMITE SEKOLAH: ˜ - ä - - , MBS, DEWAN PENDIDIKAN DAN ACE SURYADI 0 Word @ B± Microsoft Office 4â0 @ †ŽÚ¸‘Ä @ Normal Hο‡2È @ •ê§ÄÊ SONY - 1 - þÿ ÕÍÕœ. “— +,ù®D ÕÍÕœ. “— +,ù®\ h ¤ Ä p ¬ „ ´ Œ ¼ ” œ ú ä - DEPDIKNAS z j ðÏ - * MBS, DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH: - Title ¸ 8 @ _PID_HLINKS ä A p _ z m a i l t o : b u d i m a n s y a h @ u p i . e d u : - ! . @ R d " / A S e # 0 B T f $ 1 C U g % 2 D V h & 3 E W F X j | ( 5 G Y k } ) 6 H Z l ~ * 7 I [ m • + 8 J \ n , 9 K ] o : L ^ p ; M _ q < N ` r = O a > P b ? Q c s t u v w x y z { € • ‚ ƒ „ … † ‡ ˆ þÿÿÿŠ ‹ Œ • Ž • • ‘ ’ “ ” • – — ˜ ™ š › œ • ž Ÿ ¡ ¢ £ ¤ ¥ ¦ § ¨ © ª « ¬ ® ¯ ° ± ² ³ ´ µ ¶ · ¸ ¹ º » ¼ ½ ¾ ¿ À Á Â Ã Ä Å Æ Ç È É Ê Ë Ì Í Î Ï Ð Ñ Ò Ó Ô Õ Ö × Ø Ù Ú Û Ü Ý Þ ß à á â ã ä å æ ç þÿÿÿé ê ë ì í î ï ð ñ ò ó ô õ ö ÷ ø ù ú û ü ý þ ÿ þÿÿÿ þÿÿÿ i ' 4 þÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿ þÿÿÿþÿÿÿþÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿR o o t E n t r y ÿÿÿÿÿÿÿÿ À F PôÅ ¨ÄÊ € ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ e D a t a ‰ 2¼ 1 T a b l ÿÿÿÿ o c u m e n t è h5 W o r d D ÿÿÿÿ 4 S u m m a r y I n f o r m a t i o n ( ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ D o c u m e n t S u m m a r y I n f o r m a t i o n 8 ÿÿÿÿÿÿÿÿ C o m p O b j ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ y ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ þÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ þÿ ÿÿÿÿ À F' Microsoft Office Word 97-2003 Document MSWordDoc Word.Document.8 ô9²q