Document 15075420

advertisement
Matakuliah
Tahun
: pengantar psikologi sosial
: 2010
individu dalam kelompok
pertemuan 15-16
People in Groups
(Group & Social Interaction-1)
It needs two flints to make a fire.
(Louisa May Alcott)
What’s Group ?
• Diskusi dalam kelompok 3 orang.
Although the scientific investigations of group work
are but a few years old, I don’t hesitate to predict
that group work – that is, the handling of human
beings not as isolated individuals, but in the social
setting of groups – will soon be one of the most
important theoretical and practical fields…. There is
no hope for creating a better world without deeper
scientific insight into the …. essential of group life.
Kurt Lewin (1943)
Mengapa Psikologi mempelajari Kelompok ?
• Kelompok yang dimaksud terdiri dari individu
• Individu memiliki kecenderungan untuk selalu bersama
orang lain
• Walaupun individu sendiri pun, kognisi/mind/pikirannya
berisi tentang sesuatu yang mengarah pada hal-hal di
luar dirinya
• Dengan kata lain, eksistensi individu akan dipengaruhi
dan mempengaruhi situasi / orang lain.
Bayangkanlah perjalanan Anda dari bangun pagi hingga ke
tempat ini. Berapa kelompok orang yang Anda jumpai?
PENDEKATAN DALAM STUDI KELOMPOK
Social Science  Social Group
• Social science : pendekatan ilmiah untuk memahami perilaku
manusia melalui studi empiris
• Level Analisis dalam Studi Kelompok :
– Group Level Approaches :
• Mempelajari perilaku kelompok sebagai kelompok lebih dari
sekedar keanggotaan individu di dalamnya
• bahkan mempengaruhi karakteristik individu
• banyak dipengaruhi studi sosiologi/antropologi
• Contoh : adanya group mind (Le Bon dan McDougall)
– Individual Level Approaches :
• Mempelajari perilaku kelompok sebagai kelangsungan dari perilaku
individu
• Fokus pada bagaimana individu memandang dan berinteraksi di
dalamnya dengan individu/anggota kelompok lain
• Contoh : proses Decision Making
Mari kita Cek …
• Jumlah anggota yang sangat besar (negara, sex) atau
sedikit (keluarga, panitia/komite)
• Durasi yang pendek (teman sekolah, tim SAR) atau
berlangsung ratusan tahun (ethnic group, religion)
• Fokus pada satu bidang (panitia Indonesian Idol, road
crew) atau bidang yang kompleks (dewan
guru/akademia)
• Sangat terstruktur & terorganisasi (tentara, air crew) atau
informal (klub, fans sepak bola)
• Punya tujuan spesifik (greenpeace, Komite sekolah)
atau tujuannya sangat umum (geng remaja, klub sepeda
motor)
• Dll.
Variasi Kelompok Sosial (Stangor, 2004)
TABLE 1.1
Varieties of Social Group
Group
Definition
Examples
Reference
Group
Suatu kelompok individu yang kita cari dan
identifikasikan dengan diri kita karena rasa suka
dan keinginan untuk bergabung di dalamnya
Pertemanan, Kolega,
kelompok olahraga
Working
Group
Kelompok yang terdiri dari antara 3 – 12 individu Team Jury, Kelompok
yang aktif berusaha untuk meraih goal tertentu
Peneliti
Social
Category
Sebuah kelompok sosial yang besar dan
permanent, orang-orang yang sama kondisinya
seperti gender, agama, kebangsaan dan cacat
fisik.
Culture
Kelompok sosial besar yang dibentuk oleh
Budaya Barat,
individu berdasarkan kondisi geografis satu
Masyarakat Eropa,
sama lain dan membagi beliefs dan values seperti Tibet
bahasa, agama.
Crowd
Jumlah individu tertentu yang dating bersama
dalam suatu tempat umum untuk maksudmaksud umum pula
Laki-laki /
perempuan, Orang
Eropa, Orang Asia,
Kelompok Manula
Orang berbelanja di
pasar, Kerumunan
karena kecelakaan dll.
Jenis Kelompok Dasar
• Working Group :
– Terbatas jumlahnya (3 – 12 individu)
– Adanya specific goal
– Waktu yang cenderung lebih singkat
– Contoh : team olahraga, kelompok terapi dll.
• Social Categories :
– Jumlah anggotanya lebih banyak dari WG, relatif permanen
– Adanya pencirian yang sama
– Individunya cenderung multi member, kulturistik
– Contoh : Kelompok gender, kaum Hindu dll.
• Cultures :
– Tipe social group yang sangat luas
– Adanya kesamaan nilai, bahasa,
kepercayaan dll.
– Contoh : Bangsa Amerika,
Bangsa-bangsa Eropa
Saling
Mempengaruhi
Menggabungkan
diri
Tujuan
KELOMPOK
Peran & Norma
Interaksi
2 orang/lebih
Interdependence
Pengertian Mendasar
• Two or more people who share a common definition and
evaluation of themselves and behave in accordance with
such a definition.
Sebuah kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi tatap
muka (face to face interaction), yang masing-masing menyadari
keanggotaannya dalam kelompok, masing-masing menyadari
keberadaan orang lain yang juga anggota kelompok dan masing-masing
menyadari saling ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuan
bersama. (Johnson & Johnson, 1987)
Johnson & Johnson mengidentifikasi
7 elemen dalam kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
A collection of individuals who are interacting with one
another;
A social unit consisting of two or more persons who
perceive themselves as belonging to a group;
A collection of individuals who are interdependent;
A collection of individuals who join together to achieve
goal;
A collection of individuals who are trying to satisfy some
need through their joint association;
A collection of individuals whose interactions are
structured by a set of roles and norms;
A collection of individuals who influence each other.
Teori dalam Psikologi Sosial mengenai
Efek Group dalam Individual Performance
Akibat kehadiran orang lain
Social Facilitation
• Drive Theory
• Evaluation apprehension
• Distraction conflict theory
Social Facilitation
 peningkatan intesitas perilaku oleh
karena ada kehadiran orang lain.
• 1898, Norman Triplett : observasi terhadap anak2 yang bermain
sepeda. Anak yang bersepeda bersama teman2nya akan memacu
lebih cepat dari pada bersepeda sendirian. Lalu eksperimen di lab,
tentang anak2 yang menggulung tali pancing.
• Penelitian terhadap perilaku motorik sederhana (Allport, 1920;
Dashiel, 1930; Travis, 1925)
• Di hewan semut (Bayer, 1929), anak ayam (Chen, 1937), tikus dan
perilaku seksual (Larson (1956).
• 1965, Robert Zajonc : SF hanya mendukung perilaku yang sudah
terlatih/terbentuk drive theory
• Hal ini berbeda dengan perilalu menular (contagious
behavior/imitasi dan social learning)
Drive Theory
 peningkatan intesitas perilaku oleh karena ada
kehadiran orang lain hanya memperkuat perilaku
yang telah terbentuk, terlatih dengan motivasi
yang kuat
• Menurut Robert Zajonc : perilaku yang difasilitasi secara
sosial hanya berlaku pada motorik sederhana. Namun
pada perilaku yang rumit maka akan muncul sebaliknya :
social inhibition.
• Contoh : bermain gitar.
Zajonc’s drive Theory
Presence of
Others
Arousal
If correct
Social
facilitation
If incorrect
Social
Inhibition
Increase in
performing
dominant
response
Evaluation Apprehension
 reward & punishment berasal dari
penilaian orang lain atas perilaku dan hal ini
mempengaruhi perilaku seseorang.
• 1972, Cottrell : kita cepat belajar/ berprestasi bahwa
adanya reward & punishment yang kita terima karena
didasarkan evaluasi orang lain terhadap kita.
Eksperimennya : 2 kelompok ditutup mata dan terbuka.
• 1978, Markus : 3 kondisi (alone, incidental audience &
attentive audience/evaluation apprehension)
Distraction-conflict Theory
 kehadiran orang/hal lain justru menimbulkan
distraksi/perhatian yang terpecah antara kehadiran
orang lain atau tugas/perilaku saat itu.
• Baron dkk., 1986: saat ada orang lain, muncul konflik
antara memperhatikan tugas atau memperhatikan co
actor/ audiens.
• Sanders, 1978: partisipan dalam keadaan distractionconflict membuat kesalahan lebih banyak pada tugas2
yang sulit.
• Suara atau gerakan, sinar cahaya merupakan pemicu
distraksi selain kehadiran orang lain.
A non drive explanation
 saat orang fokus pada tugas, muncul
perbandingan (comparison)
• Dasarnya : self awareness theory (Carver & Scheier,
1981; Wicklund, 1975)
• Orang membuat active comparisons antara actual self
dan ideal self (to be the best, Bond, 1982)
• Monteil & Huguet (1999) : Stroop Task  semantic
interference
• Mansteid & Semin (1980) : perilaku akan otomatis (tugas
yang mudah) atau terkontrol (tugas yang sulit)
Hal2 lain
• Faktor terhadap Fasilitasi Sosial:
– Faktor kedekatan/keakraban
– Paham gender
– Musik agresif
• Pengaruh Fasilitasi Sosial:
– Anak geng lebih nakal (Thornberry dkk., 1993)
– Makan beramai2 lebih banyak daripada sendirian (Redd &
de Castro, 1992)
– Nongkrong bersama kelompok akan lebih lama daripada
sendirian (Sommer & Sommer, 1989)
Social Loafing
• Ringelmann Effect (a reduction of individual effort as a
function of increasing group size). Max Ringelmann
(dalam Kravitz & Martin, 1986) : tukang bangunan lebih
rajin jika bekerja sendirian daripada beramai2.
• Ingham dkk (1974) : eksperimen pada tarik tambang.
JIka mata ditutup, ia akan menarik lebih kuat saat ia
diberitahu bahwa ia menarik tambang sendirian.
Sebaliknya jika ia diberitahu ada orang lain bersama dia,
kekuatan tariknya berkurang.
• Social Loafing : berkurangnya usaha/dorongan individu
ketiak ia bekerja dalam kelompok/secara kolektif,
dibandingkan jika ia mengerjakannya secara sendirian.
• Social Loafing :
coordination loss & motivation loss
Potential
Performance
100
Motivation
Loss, reduced
effort, social
loafing
Coordination
Loss
Pseudo
groups
80
60
Real
Groups
40
20
0
1
2
3
4
5
Group Size (persons)
6
Deindividuasi
Deindividuasi adalah situasi hilangnya kesadaran akan diri
sendiri (self awareness), dan pengertian evaluatif terhadap
dirinya sendiri (evaluation apprehension) dalam situasi
kelompok yang memunculkan anonimitas dan mengalihkan
atau menjauhkan perhatian dari individu (Festinger, Pepitone
& Newcomb, 1952)
Mengapa Orang melakukan
pemalasan sosial?
1.
2.
3.
Output Equity : setiap orang yakin bahwa orang lain melakukan
hal yang sama dalam kelompok (Jackson & Harkins, 1985)
Evaluation apprehension : kehadiran orang lain dalam
kelompok merangsang situasi anonim untuk orang yang tidak
termotivasi/ tidak tertarik/ atau tugas yang membosankan (Kerr &
Bruun, 1981)
Matching to standard : tidak adanya standar / individu-kelompok
pengawas yang mengimbangi performance level dalam tugas
(Goethals & Darley, 1987; Harkins & Szymanski, 1987)
Pertanyaan berikutnya adalah “apa yang terjadi dalam kelompok jika
ketiga hal diatas muncul sebaliknya”?
Sifat-Sifat Kelompok
• Social aggregate dapat berubah
menjadi social group
• Kesamaan
• Kesamaan & “liking”
• Similarity & Persepsi Kelompok
• Interaksi & Ke-salingtergantung-an
• Struktur Kelompok
– Norma (goals & purposes, Bar-Tal, 2000)
– Peran (social roles : task role & socioemotional role)
– Status
Entitativity (kesatuan/bagian dari…)
• Dipakai untuk menyatakan groupiness = kelompok
banget !!! (Campbell, 1958)
• Entitativity memunculkan perasaan/persepsi bahwa
kumpulan individu sebagai sebuah kelompok sosial yang
kuat
• Penelitian B.Lickel dkk (2000) menunjukkan contoh
bahwa individu cenderung memiliki persepsi tertentu
terhadap suatu kumpulan berdasarkan kesamaan,
tingkat interaksi antara anggota dan kesalingketergantungan.
• Kelompok diterima sebagai suatu kelompok berdasarkan
entitativity-dari anggotanya.
Variabel Penentu Kelompok
Group Cohesion
•
Proses dan Makna
– Merujuk pada muncul/bertambahnya emosi positif yang dimiliki anggota bersama
anggota kelompok lainnya dalam kelompok.
– Cohesive ukuran signifikan saling menyukai, rasa yang kuat sebagai bagian
kelompok, minat untuk tetap berkelompok dan pentingnya kelompok bagi
individu (Cota dkk., 1995)
– Group Cohesion keyakinan dan nilai yang mirip (Festinger dkk, 1950), Kesalingketergantungan yang kuat dalam mencapai tujuan dan berhasil
menunaikan tugas, mengembangkan norma dan menjaganya (Lott, 1961 dll.)
•
Hubungan dengan Perilaku Kelompok
– Cohesion berhubungan dengan kepuasan, berkurangnya kecemasan,
komunikasi yang makin positif dan jarang absen (Seashore, 1954)
– Dalam militer, cohesion berkaitan dengan moral dan rasa percaya satu sama lain
(Gal, 1986)
– Tingkat kepedulian individu tinggi (-/+) pada group yang kohesif.
•
Cohesion, Norm & Group Performance
– Cohesion tidak berkaitan langsung dengan group performance. Kelompok dapat
sangat produktif atau menghabiskan waktu yang lebih banyak untuk membuat
keputusan.
Proses Sosialisasi dalam Group
•
Tuckman (1965) : five stages developmental
sequences :
1. Forming
2. Storming
3. Norming
4. Performing
5. Adjourning
Kenapa Orang Bergabung dlm Kelompok ?
• Identifikasi atas lingkungan, motif, goals dan tujuan dari
bergabungnya individu dalam kelompok turut menentukan
norma, status dan struktur kelompok. Demikian pula
proses kohesifitas-nya (Hogg & Abrams, 1993).
• Orang bisa bergabung atau membentuk kelompok dengan
berbagai macam alasan/ motif (self protection & personal
safety, emotional support, pleasure dll.) (Peplau &
Perlman, 1982)
• Alasan utama : menjaga identitas sosial (Hogg & Abrams,
1988; Tajfel & Turner, 1979) atau memuaskan kebutuhan
hakiki  memiliki (Baumeister & Leary, 1995)
Albert Pine once said :
“What
we do for ourselves
dies with us.
What we do for others & the world
remains and is immortal.”
Download