PENGARUH VARIASI RASIO Mg/Al PADA SINTESIS HIDROTALSIT DENGAN METODE KOPRESIPITASI HIDROTERMAL PENGARUH VARIASI RASIO Mg/Al PADA SINTESIS HIDROTALSIT DENGAN METODE KOPRESIPITASI HIDROTERMAL Sri Handayani, Cahyorini Kusumawardani, Kun Sri Budiasih Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Yogyakarta Sri Handayani, Cahyorini Kusumawardani, Kun Negeri Sri Budiasih e-mail: handayani137uny@yahoo.com Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta e-mail: handayani137uny@yahoo.com Abstrak Katalis terbagi menjadi dua yaitu katalis homogen dan heterogen. Katalis yang sekarang terus Abstrak berkembang adalah katalis heterogen karena mudah dipisahkan dan dapat digunakan kembali. Katalis terbagi menjadi dua yaitu katalis dan heterogen. sekarang Tujuan penelitian ini adalah sintesis danhomogen karakterisasi HidrotalsitKatalis Mg/Alyang sebagai salah terus satu berkembang adalah katalis heterogen karena mudah dipisahkan dan dapat digunakan kembali. katalis heterogen yang dapat digunakan dalam reaksi kondensasi aldol. Cara yang digunakan Tujuansintesis penelitian ini adalah sintesis dankopresipitasi karakterisasihidrotermal. Hidrotalsit Mg/Al salah satu untuk Hidrotalsit adalah metode Sintesissebagai hidrotalsit Mg/Al katalis heterogen yang dapat dalam reaksi kondensasi Cara digunakan diawali dengan optimasi suhudigunakan hidrotermal. Selanjutnya dilakukanaldol. variasi molyang Mg/Al dengan 0 Sintesis hidrotalsit Mg/Al untuk sintesis Hidrotalsit adalah metode kopresipitasi hidrotermal. rasio 1-4 pada suhu hidrotermal optimal dan dikalsinasi pada 400 C. Karakterisasi dilakukan diawali denganFTIR optimasi suhu hidrotermal. Selanjutnyaserta dilakukan variasimelihat mol Mg/Al dengan menggunakan untuk analisis gugus fungsional XRD 0untuk strukturnya. rasio 1-4 pada suhu hidrotermal optimal dan dikalsinasi pada 400 C. Karakterisasi dilakukan Hasil karakterisasi hidrotalsit sintesis menunjukkan bahwa kondisi terbaik diperoleh pada menggunakan mol FTIR untuksebesar analisis perbandingan Mg/Al 3:1.gugus fungsional serta XRD untuk melihat strukturnya. Hasil karakterisasi hidrotalsit sintesis menunjukkan bahwa kondisi terbaik diperoleh pada Kata kunci: hidrotalsit, kopresipitasi, perbandingan mol Mg/Al sebesar 3:1.katalis heterogen Kata kunci: hidrotalsit, kopresipitasi, katalis heterogen Abstract Catalyst Abstractare divided into two kinds, homogeneous and heterogeneous catalysts. The catalys tthat constantly developed isa heterogeneous catalyst because could be separated easily and Catalyst are divided intooftwo homogeneous and heterogeneous catalysts. The catalys reuseable. The purpose thiskinds, research were synthesis and characterization of hydrotalcite tthat constantly developed isa heterogeneous catalyst separated easily and Mg/Al as a heterogeneous catalyst which can be usebecause din thecould aldol be condensation reaction. reuseable. The purpose of this research were synthesis and characterization of hydrotalcite Synthesis hydrotalcite was conducted by hydrothermal coprecipitation method. Synthesis Mg/Al as awith heterogeneous catalyst whicha can be use din the aldol condensation reaction. performed variations mol Mg/Alat temperature hydrothermal 1000C for 15 hours. 0 Synthesis hydrotalcite was conducted by hydrothermal coprecipitation method. Synthesis Hydrotalcite as a heterogeneouscatalyst preparation was done by calcinationat 400 C. 0 performed with variations mol Mg/Alat a temperature hydrothermal 100 C for 15 hours. Characterization of synthesized hydrotalcyte was performed by FTIR to identified functional Hydrotalcite as analysis a heterogeneouscatalyst preparation wasresults done showed by calcinationat 4000C. group and XRD to characteriz edits structure. The that the optimum Characterization synthesized hydrotalcyte performed byratio FTIRMg/Al3:1. to identified functional conditions for the of synthesized hydrotalcite waswas obtained atmole group and XRD analysis to characteriz edits structure. The results showed that the optimum Keywords: hydrotalcite, coprecipitation, conditions for the synthesized hydrotalciteheterogeneous was obtained catalysts atmole ratio Mg/Al3:1. Keywords: hydrotalcite, coprecipitation, heterogeneous catalysts PENDAHULUAN digunakan pada reaksi kondensasi aldol Beberapa peneliti telah mengembangPENDAHULUAN adalah hidrotalsit al., 1997; Perez digunakan pada (Guida reaksi etkondensasi aldol kan reaksi kondensasi dengan Beberapa penelitialdol telah silang mengembang- et al., 2004). adalah hidrotalsit (Guida et al., 1997; Perez katalis homogen baik basa and kan reaksi kondensasi aldol(Handayani silang dengan Hidrotalsit telah banyak diaplikasiet al., 2004). Arty, ataubaik asam (Sardjiman, katalis 2008) homogen basa (Handayani2000; and kan sebagai katalistelah dalam prosesdiaplikasikatalitik Hidrotalsit banyak Pudjono et.al., Selain beberapa Arty, 2008) atau 2008). asam (Sardjiman, 2000; heterogen memiliki kan sebagai karena katalis dalam proses beberapa katalitik katalis dewasa beberapa ini telah Pudjonohomogen et.al., tersebut, 2008). Selain kelebihan heterogen dikembangkan penggunaan katalis homogen pula tersebut, dewasa inikatalis telah permukaan dan kelebihan tinggi, antara mudah lain dipreparasi memiliki luas heterogen. Katalis yang katalis dapat dikembangkan pulaheterogen penggunaan murah, mudah dipisahkan produk hasil permukaan tinggi, mudah dari dipreparasi dan heterogen. Katalis heterogen yang dapat murah, mudah dipisahkan dari produk hasil 75 antara memiliki luas karena lain memiliki beberapa 75 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014 reaksi, meminimalkan limbah hasil reaksi supersaturation) (Kustrowski et al., 2005) dan diregenerasi ataupun encer (low supersaturation) dan (Cavani etal., 2001). Karakter tersebut metode presipitasi melalui peningkatan pH. membuat Metode titrasi merupakan metode yang memungkinkan untuk material menjanjikan untuk hidrotalsit aplikasi cukup komersial. paling mudah dan sederhana, tetapi Beberapa modifikasi hidrotalsit terbukti pertukaran kation pada hidrotalsit hasil menunjukkan aktivitas katalis pada reaksi preparasi sulit dilakukan karena anion yang kondensasi aldol beberapa aldehid dan keton sangat penuh pada ruang antarlapis. Metode (Koteswara etal., 1998; Roelofs etal. 2000; presipitasi Suzuki dan Ono, 2004). Material hidrotalsit menghasilkan material dengan kristalinitas yang biasa digunakan sebagai katalis pada yang lebih tinggi daripada pada larutan reaksi Mg/Al jenuh karena laju pertumbuhan kristal lebih hidrotalsit (rasio mol Mg/Al pada kisaran tinggi dibandingkan laju nukleasi sehingga 2,1 – 3,6) dengan anion karbonat dan nitrat partikel dengan ukuran kecil dapat segera pada ruang antarlapisan. terbentuk. Luas permukaan katalis yang kondensasi aldol yaitu pada larutan encer dapat lempung tinggi diperoleh dari partikel berukuran anionik yang strukturnya diturunkan dari kecil, sehingga metode ini lebih dipilih struktur brucite. Formula umum hidrotalsit sebagai metode preparasi katalis meskipun sebagai [M1- belum banyak dilakukan. Selain aktivitas Material dan selektivitas katalitik yang tinggi pada hidrotalsit yang biasa digunakan sebagai reaksi tersebut, regenerasi material katalis katalis pada reaksi kondensasi aldol yaitu setelah digunakan dan reproduksibilitas Mg/Al hidrotalsit (rasio mol Mg/Al pada katalis juga merupakan faktor penting untuk kisaran 2,1 – 3,6) dengan anion karbonat dapat dan nitrat pada ruang antarlapisan. komersial. Hidrotalsit x lempung merupakan anionik adalah Mx3+(OH)2]b-[An-]b/n.mH2O. 2+ Sebagian besar katalis hidrotalsit diaplikasikan Tujuan riset lebih ini luas adalah dan untuk dipreparasi dengan metode ko-presipitasi, mengembangkan dengan berbagai modifikasi metode ko- hidrotermal untuk mempreparasi katalis presipitasi lain hidrotalsit Mg-Al NO3-CO3 dengan optimasi melibatkan proses titrasi (Negron et al., suhu hidrotermal dan ariasi perbandingan 2003), presipitasi pada larutan jenuh (high Mg/Al = 1 – 4. 76 yang dilakukan antara metode kopresipitasi Pengaruh Variasi Rasio (Sri Handayanidkk) Pengaruh Variasi Rasio (Sri Handayanidkk) METODOLOGI PENELITIAN dilakukan pengadukan dan dialiri dengan Bahan utama yang digunakan dalam METODOLOGI PENELITIAN gas N2 selama 2 jam. Nilai larutandengan dicek dilakukan pengadukan danpHdialiri penelitian ini utama antara yang lain: digunakan Al(NO3)3 ·9H Bahan dalam 2O menggunakan indikator pHlarutan universal. gas N2 selama 2 jam. Nilai pH dicek dari Merck, )2.6HAl(NO penelitian ini Mg(NO antara 3lain: ·9H2O 2O dari 3)3 Merck, Campuran tersebut dimasukkan botol menggunakan indikator pH dalam universal. Aldrich dan NaOHMerck, dari Merck, Na32)CO dari Mg(NO O dari Merck, 3 2dari 2.6H teflon untuk selanjutnya dilakukan Campuran tersebut dimasukkan dalamproses botol gas nitrogen. Seluruh digunakan NaOH dari Merck, Na2CObahan dan 3 dari Aldrich pemanasan temperatur 100°C selama teflon untukpada selanjutnya dilakukan proses tanpanitrogen. pemurnianSeluruh lebih lanjut. gas bahan digunakan 15 jam. Padatan yang diperoleh dariselama hasil pemanasan pada temperatur 100°C Alat utama yang digunakan dalam tanpa pemurnian lebih lanjut. hidrotermal dipisahkan menggunakan 15 jam. Padatan yang diperoleh dari hasil penelitian antarayang lain:digunakan peralatan dalam gelas, Alatiniutama sentrifuge selama 15 menit dengan hidrotermal dipisahkan menggunakan pengaduk magnet, hidrotermal penelitian ini antaraoven lain:untuk peralatan gelas, kecepatan 2500 dicuci sentrifuge selamarpm15 kemudian menit dengan dan kalsinasi. Instrumen yang hidrotermal dibutuhkan pengaduk magnet, oven untuk dengan akuades. suhu hidrotermal kecepatan 2500 Variasi rpm kemudian dicuci untukkalsinasi. karakterisasi hasil dan aktivitas dan Instrumen yang uji dibutuhkan dilakukan pada 100, 120,suhu 14 dan 1800C. dengan akuades. Variasi hidrotermal antara karakterisasi lain: Difraksi Sinaruji X, dan untuk hasil dan aktivitas Variasi rasio dilakukan dilakukan pada Mg/Al 100, 120, 14 dan dengan 1800C. Spektroskopi Red. antara lain: Infra Difraksi dan memvariasi precursor Mg Variasi rasiojumlah Mg/Al mol dilakukan dengan Penelitian dengan mereaksiSpektroskopi Infradilakukan Red. terhadap Al jumlah sehingga memvariasi mol diperoleh precursor rasio Mg kan magnesium (Mg(NO Penelitiannitrat dilakukan dengan mereaksi3)2.6H 2O) dan Mg/Al= 1Al– sehingga 4. Hasil diperoleh yang diperoleh terhadap rasio aluminium nitratnitrat (Al(NO O) 2O) dengan dan kan magnesium (Mg(NO 3)3 ·9H 3)22.6H dipanaskan1 dalam pada temperatur 60 Mg/Al= – 4. oven Hasil yang diperoleh perbandingan mol(Al(NO 3:1. 3Magnesium nitrat aluminium nitrat )3 ·9H2O) dengan °C selama dalam 12 jam.oven Persiapan HT sebagai dipanaskan pada temperatur 60 sebanyak 8,626 dan Magnesium aluminium nitrat perbandingan molg 3:1. katalis heterogen cara °C selama 12 jam.dilakukan Persiapan dengan HT sebagai 3,783 g masing-masing dilarutkan dalam sebanyak 8,626 g dan aluminium nitrat kalsinasiheterogen pada suhu dilakukan tinggi (400°C). katalis dengan cara akuadesg sampai volume 100 mL lalu dalam dialiri 3,783 masing-masing dilarutkan Struktur dikarakterisasi kalsinasi pada suhuproduk tinggi (400°C). gas N2 dan diaduk menggunakan pengaduk akuades sampai volume 100 mL lalu dialiri menggunakan difraktometer (XRD) StrukturX-ray produk dikarakterisasi magnet menit. Keduanya diaduk 15 menggunakan pengaduk gas N2 danselama dan spektroskopi inframerah (IR). Produk menggunakan X-ray difraktometer (XRD) dicampur dalam tiga dengan tetap magnet selamalabu15leher menit. Keduanya hidrotalsit Mg-Alinframerah kering dikarakterisasi dan spektroskopi (IR). Produk dialiri gas N2dan diaduktigamenggunakan dicampur dalam labu leher dengan tetap secara fisikMg-Al menggunakan XRD dengan hidrotalsit kering dikarakterisasi pengaduk 30 menit. Natrium dialiri gasmagnet N2danselama diaduk menggunakan kisaran sudut = 2-70° dan XRD laju scanning secara fisik 2ș menggunakan dengan hidroksidamagnet (NaOH)selama 0,070 30 molmenit. yaitu Natrium 0,280 g pengaduk 2ș 0,02°/detik. kisaran sudut 2ș = 2-70° dan laju scanning dilarutkan (NaOH) menggunakan akuades sampaig hidroksida 0,070 mol yaitu 0,280 2ș 0,02°/detik. diaduk volume 100menggunakan mL, dialiri gasakuades N2 dan sampai dilarutkan HASIL DAN PEMBAHASAN volume 100 mL, dialiri gas N2 dan diaduk menggunakan pengaduk magnet selama 15 hidrotalsit (HT) HASILSintesis DAN PEMBAHASAN Sinar X, menit, ditambahkan ke magnet dalam labu leher menggunakan pengaduk selama 15 tiga. Selama reaksike berlangsung tetap menit, ditambahkan dalam labu leher tiga. Selama reaksi berlangsung tetap Mg/Al dilakukan dengan metode (HT) kopresipitasi Sintesis hidrotalsit Mg/Al hidrotermal dengan pada suhu antara kopresipitasi 100-180oC. dilakukan metode C. hidrotermal pada suhu antara 100-180o77 77 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014 Hasil sintesis berupa padatan (powder) hidrotalsit berwarna putih. Jika dikehendaki Hasil sintesis berupa padatan hidrotalsit (powder) Gambar data disajikan FTIR disajikan hidrotalsit2, sedangkan pembanding pada dengan kemungkinan adanya berwarnaanion putih.nitrat, Jika dikehendaki hidrotalsit pada Gambar 3. Hasil analisis menunjukkan Gambar 2, sedangkan data FTIR disajikan anion dihindarkan dengan lain anionseperti nitrat, karbonat kemungkinan adanya tiga intensitas yaitu padapuncak Gambardengan 3. Hasil analisis tertinggi menunjukkan dengan bubbling nitrogen. Dalam anion lain seperti gas karbonat dihindarkan pada harga 2ș sebesar 11,66° tertinggi (bidang 003), tiga puncak dengan intensitas yaitu jumlah cukup gas N2 ini mampu dengan yang bubbling gas inert nitrogen. Dalam 23,45° (bidang 006), 11,66° dan 34,57° (bidang pada harga 2ș sebesar (bidang 003), mendorong menghilangkan jumlah yangdan cukup gas inert N2ion inikarbonat mampu 110) merupakan dari 23,45°yang (bidang 006), dankarakteristik 34,57° (bidang memdan dibebaskan sebagai CO2. Untuk mendorong dan menghilangkan ion karbonat senyawa hidrotalsit. 110) yang merupakan karakteristik dari batasi interaksi dengan udara membebas dan dibebaskan sebagaiCO CO 2 dari 2. Untuk difraksi sinar X dari HT senyawaPola hidrotalsit. dari atmosfer, dilakukan batasi interaksi sintesis dengan HT CO2Mg/Al dari udara bebas pembanding 2002) Pola (Klopproge, difraksi sinar X menunjukdari HT dengan wadah sintesis tertutup HT dan Mg/Al mengalirkan gas dari atmosfer, dilakukan kan adanya (Klopproge, 4 puncak karakteristik yang pembanding 2002) menunjuk- nitrogen secara terus menerus. dengan wadah tertutup dan mengalirkan gas menunjukkan bersifat kristalin/ kan adanya 4 sampel puncak karakteristik yang hasil penelitian dikarakterinitrogenHidrotalsit secara terus menerus. terkristal dengan menunjukkan sampelsempurna. bersifat Keempat kristalin/ sasi dengan difraktometer sinar dikarakteriX (X Ray Hidrotalsit hasil penelitian puncak menunjukkan (003) terkristaltersebut dengan sempurna.bidang Keempat diffraction, Pola difraksi X sasi dengan XRD). difraktometer sinar X sinar (X Ray (006)(110) dan (113) yang menunjukkan sifat puncak tersebut menunjukkan bidang (003) hidrotalsit dan X2 diffraction, pada XRD).rasio Pola Mg/Al difraksi3 sinar mineral struktur (006)(110)clay dan HT (113)yang yang memiliki menunjukkan sifat ditunjukkan pada rasio Gambar 1, pola hidrotalsit pada Mg/Al 3 difraksi dan 2 berlapis. mineral clay HT yang memiliki struktur ditunjukkan pada Gambar 1, pola difraksi berlapis. pembanding Gambar 1. Difraktogram HT pada Suhu Hidrotermal 100°C Gambar 1. Difraktogram HT pada Suhu Hidrotermal 100°C 78 78 disajikan pada Pengaruh Variasi Rasio (Sri Handayanidkk) Pengaruh Variasi Rasio (Sri Handayanidkk) Gambar 2. Pola Difraksi Sinar X dari HT Pembanding, CO = (a) dan NO - (b) (Klopproge, 2002) Gambar 2.3 Pola Difraksi3Sinar X dari HT Pembanding, CO3 = (a) dan NO3- (b) (Klopproge, 2002) Gambar 3. Spektra FTIR HT pada Suhu Hidrotermal 1000C Gambar 3. Spektra FTIR HT pada Suhu Hidrotermal 1000C Dari dua spektra pada Gambar 1 terlihat Mg/Al 3:2. Oleh karena itu, untuk selanjutbahwadua kedua rasio mol memberikan Dari spektra padatersebut Gambar 1 terlihat nya pada optimasi suhuuntuk hidrotermal Mg/Al 3:2. Oleh karena itu, selanjut- hasil yang hampir sama. Kutrowski et al. bahwa kedua rasio mol tersebut memberikan digunakan Mg/Al 3:2. nya padarasio optimasi suhu (2006)yang melaporkan bahwaKutrowski hasil optimal hasil hampir sama. et al. Hasil suhu hidrotermal digunakan rasiooptimasi Mg/Al 3:2. sintesis melaporkan hidrotalsit diperoleh padaoptimal rasio (2006) bahwa hasil dengan Hasil rasio optimasi Mg/Al 3:1 disajikan pada suhu hidrotermal sintesis hidrotalsit diperoleh pada rasio dengan rasio Mg/Al 3:1 disajikan pada 79 hidrotermal 79 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014 Gambar 4. Dari Gambar 4 terlihat bahwa 80°C. Semakin tinggi suhu hidrotermal, suhu hidrotermal terbaik 4 diperoleh pada Gambar 4. Dari Gambar terlihat bahwa intensitas puncaktinggi difraktogram hidrotalsit 80°C. Semakin suhu hidrotermal, suhu 100°C. Jika suhu hidrotermal atas hidrotermal terbaik diperolehdi pada semakin intensitasmenurun. puncak difraktogram hidrotalsit 100°C makaJikaakan merusak struktur suhu 100°C. suhu hidrotermal di atas semakinBerkaitan menurun. dengan proses kalsinasi, hidrotalsit yang ditandai dengan munculnya 100°C maka akan merusak struktur ada berbagai yangproses dapat kalsinasi, diamati. Berkaitanaspek dengan puncak yang tidak diinginkan. hidrotalsit yang ditandai dengan munculnya Kalsinasi memberikan pengaruh ada berbagai aspek yang dapat terhadap diamati. puncak yang tidak diinginkan. kapasitas serapan Hidrotalsit sebagai Kalsinasi memberikan pengaruh terhadap Variasi Rasio Mg/Al adsorben. yang dikalsinasi suhu kapasitas HT serapan Hidrotalsitpada sebagai Berdasarkan Variasi Rasio Mg/Al penelitian dari tinggi, yaitu 500°C menunjukkan adsorben. HT sekitar yang dikalsinasi pada suhu Alnavis (2010), Mg-Al Berdasarkan dengan rasio dari 2:1 penelitian kapasitas besar tinggi, yaituabsorbsi sekitar yang 500°C paling menunjukkan pada XRDdengan memiliki Alnavisdifraktogram (2010), Mg-Al rasio tiga 2:1 dibanding tidakyang dikalsinasi kapasitas yang absorbsi paling (Liang, besar puncak dengan intensitas pada difraktogram XRD tertinggi, memiliki yaitu tiga 2008). dibanding yang tidak dikalsinasi (Liang, pada harga 2ș sebesar 11,66°, 23,45°,yaitu dan puncak dengan intensitas tertinggi, 2008). Suhu kalsinasi biasanya bervariasi 34,57° yang2șmerupakan karakteristik pada harga sebesar 11,66°, 23,45°, dari dan antara Suhu 573–773 K. Kalsinasi secara kalsinasi biasanyadapat bervariasi senyawa percobaan 34,57° yanghidrotalsit. merupakan Hasil karakteristik dari efektif merusakK. Kalsinasi struktur dapat hidrotalsit. antara 573–773 secara menunjukkan fakta yang yang senyawa hidrotalsit. Hasilserupa percobaan Hidrotalsit terkalsinasi atau hidrotalsit. calcined efektif merusak struktur diperoleh dari proses pada yang suhu menunjukkan fakta hidrotermal yang serupa hydrotalcite dapat dikembalikan ke Hidrotalsit (C-HT) terkalsinasi atau calcined diperoleh dari proses hidrotermal pada suhu hydrotalcite (C-HT) dapat dikembalikan ke Gambar 4. Difraktogram HT Mg/Al 3:1 dengan Variasi Suhu Hidrotermal Gambar 4. Difraktogram HT Mg/Al 3:1 dengan Variasi Suhu Hidrotermal 80 80 Pengaruh Variasi Rasio (Sri Handayanidkk) Pengaruh Variasi Rasio (Sri Handayanidkk) struktur semula dengan penambahan air dan struktur Ht dengan rehidrasi. Beberapa anion. dan anion dapat diserap keair dalam strukturAir semula dengan penambahan dan proses katalis kondensasi aldol struktur preparasi Ht dengan rehidrasi. Beberapa antarlapis. Anion yang diserap diserap tidak anion. Air dan anion dapat ke dalam dipersiapkan untukkatalis aplikasikondensasi reaksi. proses preparasi aldol selaluharus sama dengan antarlapis. Anion yang anion diserapasalnya, tidak Salahuntuk satuaplikasi hal yang menarik dari dipersiapkan reaksi. misalnya dengan selaluharus nitrat sama dapat dengan diganti anion asalnya, efek kalsinasi pada adalah, Salah satu hal hidrotalsit yang menarik dari karbonat hidroksida. dapat misalnya atau nitrat dapat Kondisi diganti inidengan terdekomposisinya efek kalsinasi pada menjadi hidrotalsitcampuran adalah, menjadi sebuah ‘efek Kondisi memori” yang karbonat atau hidroksida. ini dapat oksida setelah dikalsinasi pada 725-775 K. terdekomposisinya menjadi campuran berguna menjadi atau yang Calcinatedhidrotalcite (CHT) oksida setelah dikalsinasi padamemiliki 725-775luas K. menyerap seperti polutan berguna anion untuk tertentu menghilangkan atau area permukaan yang dengan Calcinatedhidrotalcite (CHT)besar memiliki luas berbahaya, maupun menyerap baik anionorganik tertentu sepertianorganik. polutan karakteristik basa yang Lewis. besar Kondisi ini area permukaan dengan “Efek memori” juga dapat dimanfaatkan berbahaya, baik organik maupun anorganik. menjadi peluang yangLewis. baik untuk digunakan karakteristik basa Kondisi ini untuk katalisis. “Efek aplikasi memori” juga dapat dimanfaatkan sebagai katalis (Roelofs, Difraktomenjadi peluang yang baik 2002). untuk digunakan Anion katalisis. yang untuk aplikasi dalam gram dari (Roelofs, HT hasil 2002). sintesis Difraktosebelum sebagaiXRD katalis antarlapis Anion memberikan yang terdapatperbedaan dalam dan disajikan pada gram sesudah XRD daridikalsinasi HT hasil sintesis sebelum karakteristik. Stabilitas termal perbedaan dari HT antarlapis memberikan Gambar 5, sebagai pembanding adalah XRD dan sesudah dikalsinasi disajikan pada dengan anion oksalat lebih tinggi dari daripada karakteristik. Stabilitas termal HT dari Kutrowski et al. (2005) yang disajikan Gambar 5, sebagai pembanding adalah XRD karbonat. Masing masing memiliki suhu dengan anion oksalat lebih tinggi daripada pada Gambar 6. et al. (2005) yang disajikan dari Kutrowski dekomposisi 523 masing K dan memiliki 473 K. Sifat karbonat. Masing suhu Berdasarkan penelitian Rao (1998) pada Gambar 6. basisitas anion523 antarlapis adalah dekomposisi K dan 473 K. faktor Sifat hidrotalsit yang tidak dikalsinasi tidak Berdasarkan penelitian Rao (1998) kunci dehidroksilasi. Jika basisitas dari anionproses antarlapis adalah faktor memiliki katalisis. HT dengan hidrotalsit aktivitas yang tidak dikalsinasi tidak basisitas rendah lebih dehidroksilasi. stabil secara termal, kunci dari proses Jika kalsinasi K yang diikuti memiliki 723 aktivitas katalisis. HT rehidrasi dengan atau lebih tahan pemanasan basisitas rendah lebihterhadap stabil secara termal, dengan air K padayang suhu diikuti kamar memiliki kalsinasiuap723 rehidrasi (Roelofs, 2002). atau lebih tahan pemanasan sifat Hidrotalsit ini dengankatalis uap airyang pada baik. suhu kamar memiliki aplikasi dipakai dalam yang katalisis kondensasi sifat katalis baik.reaksi Hidrotalsit ini hidrotalsit (HT) penting adalah sebagai katalis. Fungsi dari aplikasi aldol daridalam benzaldehid danreaksi asetonkondensasi pada suhu dipakai katalisis Sebelum digunakan hidrotalsit (HT) adalah sebagai sebagai katalis, katalis. kamar. Hasil aldol yangdan terbentuk lebihsuhu dari aldol dari benzaldehid aseton pada hidrotalsit sintesis sebagai perlu dipreparasi Sebelum hasil digunakan katalis, 85% pada aktivasi optimum. Aktivitas kamar. Hasil aldol yang terbentuk lebihyang dari dan dioptimasi untukperlumendapatkan hidrotalsit hasil sintesis dipreparasi lebih tinggi padaoptimum. HT yang direhidrasi 85% pada aktivasi Aktivitas yang kualifikasi katalis yang dibutuhkan. Salah dan dioptimasi untuk mendapatkan memberikan bahwa direhidrasi aldolisasi lebih tinggi kesimpulan pada HT yang satu tahap aktivasi sebagai katalis kualifikasi katalis hidrotalsit yang dibutuhkan. Salah dalam fasa heterogen dikatalisis oleh ion memberikan kesimpulan bahwa aldolisasi adalah proses kalsinasi. proses satu tahap aktivasi hidrotalsitSetelah sebagai katalis hidroksida ). dalam fasa(OH heterogen dikatalisis oleh ion kalsinasi rekonstruksi adalah proses diperlukan kalsinasi. Setelah proses hidroksida (OH-). untuk sebuah (Roelofs,Fungsi 2002). kalsinasi menghilangkan ‘efek memori” terdapat terhadap penting diperlukan dari rekonstruksi 81 81 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014 Gambar 5. Difraktogram HT Hasil Sintesis: a) Sebelum Kalsinasi; b) Setelah Kalsinasi Gambar 5. Difraktogram HT Hasil Sintesis: a) Sebelum Kalsinasi; b) Setelah Kalsinasi 82 82 Gambar 6. Difraktogram HT Sebelum dan Sesudah pada 450 dan 600°C sebagai Pembanding (Kutrowski et al., 2005) Gambar 6. Difraktogram HT Sebelum dan Sesudah pada 450 dan 600°C sebagai Pembanding (Kutrowski et al., 2005) Pengaruh Variasi Rasio (Sri Handayanidkk) Pengaruh Variasi Rasio (Sri Handayanidkk) Dua metode rehidrasi adalah fasa maka serapan dengan puncak melebar pada cair dan gasmetode kondensasi aldol.adalah Campuran Dua rehidrasi fasa daerahserapan 3400-3500 cm-1puncak semakin berkurang maka dengan melebar pada oksida Mg–Al yang direhidarasi fasa cair dan gas kondensasi aldol.dengan Campuran intensitasnya. Pita cm ini-1adalah hasil vibrasi daerah 3400-3500 semakin berkurang gas (HT RG) memberikan hasildengan yang lebih oksida Mg–Al yang direhidarasi fasa ulur (stretching) O-H gugushasil hidroksi di intensitasnya. Pita inidari adalah vibrasi tinggi dengan HT lebih yang gas (HTdibandingkan RG) memberikan hasil yang dalam lembaran-lembaran Mg-Al ulur (stretching) O-H dari gugus hidroksiHT di direhidrasi dengan fasa cair HT (RGRL). tinggi dibandingkan dengan yang dengan molekul-molekul air dalam dalam lembaran-lembaran Mg-Alpartikel HT Keduanya memiliki jauh direhidrasi dengan sifat fasatekstur cair yang (RGRL). atau dalam antarlapis. Di air sisidalam lain, serapan dengan molekul-molekul partikel berbeda yang memberi efek pada sifat Keduanya memiliki sifat tekstur yang jauh juga pada dalam daerah sekitar Di1650 cm-1serapan atau antarlapis. sisi lain, katalisisnya. memoriefek mempengaruhi berbeda yangEfek memberi pada sifat -1 berkurang. ini diduga merupakan juga pada daerahPitasekitar 1650 cm derajat rekonstruksi dari struktur lamelar katalisisnya. Efek memori mempengaruhi vibrasi tekukan (bending) yang berkurang. Pita ini diduga OH merupakan saat oksida direhidrasi gas, derajat rekonstruksi daridengan strukturfase lamelar berasaldaritekukan molekul air pada vibrasi (bending) OH daerah yang lebih oksida kukat dari rehidrasidengan fasa cair. saat direhidrasi fase Sifat gas, antarlapis. Semakin berasaldari molekul tinggi air suhu pada kalsinasi daerah kataliskukat banyakdari ditentukan karakter basa lebih rehidrasioleh fasa cair. Sifat pita uluran Semakin simetris tinggi O=C-Osuhu padakalsinasi daerah antarlapis. (Lewis)banyak dari ditentukan tepi/antarmuka hidrotalsit katalis oleh karakter basa 1385 uluran cm-1 pun juga O=C-O semakinpada berkurang. pita simetris daerah (Abello, 2005). (Lewis) dari tepi/antarmuka hidrotalsit Gejala cm ini-1 tampak dari semakin hasil kalsinasi suhu 1385 pun juga berkurang. spektra FTIR antara HT dan HT (Abello,Dari 2005). 400°C ini hingga suhu Hal sesuai Gejala tampak dari 500°C. hasil kalsinasi suhu terkalsinasi pada Gambar 7 dan dapat Dari spektra FTIR antara HT 8dan HT dengan hingga hasil penelitian terdahulu yang 400°C suhu 500°C. Hal sesuai dilihat bahwapada semakin tinggi7 suhu terkalsinasi Gambar dan kalsinasi 8 dapat dengan hasil penelitian terdahulu yang dilihat bahwa semakin tinggi suhu kalsinasi Gambar 7. Spektra Infra merah HT Sebelum Kalsinasi Gambar 7. Spektra Infra merah HT Sebelum Kalsinasi 83 83 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014 Gambar 8. Spektra HT Setelah Kalsinasi 500°C Gambar 8. Spektra HT Setelah Kalsinasi 500°C Tabel 1. Rangkuman Pita Karakterisik HT dan HT Terkalsinasi 0 HTRangkuman HTPita 500Karakterisik C Tabel 1. HT dan HTKeterangan Terkalsinasi 3456,44 3471,87 0 Ulur/stretching O-H permukaanHt HT HT 500 C Keterangan 1635,64 1635,64 Tekukan/ bending OH 3456,44 3471,87 Ulur/stretching O-H permukaanHt 1381,03 uluran simetris nitrat 1635,64 1635,64 Tekukan/ bending OH 678,94 648,08 Tekukan nitrat 1381,03 uluran simetris nitrat 555.50 501,49 ulur Al-O 678,94 648,08 Tekukan nitrat 447,49 450 ulurMg-O 555.50 501,49 ulur Al-O 447,49 450 ulurMg-O melaporkan dekomposisi pada 450°C ulur simetri dari ion karbonat memberi (Parida, 2000).dekomposisi Pada spectra hasil melaporkan pada kalsinasi 450°C –1 puncakmode sekitar . Pita ulur simetri didari ion1050–1060 karbonat cm memberi juga tampak puncakhasil padakalsinasi daerah (Parida, 2000).adanya Pada spectra –1 dari CO32– kuat di daerah 1360 cm–1 puncakmode di sekitar 1050–1060 cmdengan . Pita -1 1442 yangadanya belum diketahui vibrasinya. juga cm tampak puncak pada daerah –1 2– , dan pita pada puncak 827 cm1360 dari CO3lemah kuat di daerah cm–1 dengan -1 lain diketahui sebagai pembanding, 1442 cmPenelitian yang belum vibrasinya. –1 667 cm–1lemah menunjukkan mode daripita bidangpuncak di 827 cm , dan pada menunjukkan adanya pita serapan pada Penelitian lain sebagai pembanding, – –1 bidang Simetri dari NO3 667 cmHT. menunjukkan mode tidak dari berubah bidang- –1 3000–3200 yangpita merupakan menunjukkancmadanya serapan hasil pada – saat berada dalam lapisan HT (Kloprogge, bidang HT. Simetri dari NO3 tidak berubah 2– – Pita khas dari HT- CO vibrasi H2O-CO merupakan hasil 3000–3200 cm3–1 . yang 3 2002). saat berada dalam lapisan HT (Kloprogge, 2– – terlihat H dari adanya pita khas yangdari pecah/split HT- COdi vibrasi 2O-CO 3 . Pita 3 2002). Dilihat –1 sekitar dan 1400 cmyang bersama dengan terlihat 1365 dari adanya pita pecah/split di pembanding, tanpa inframerah kalsinasi Dilihat hidrotalsit dari spektra –1 pita lemah 870 cm and–1667cm sekitar 1365sekitar dan 1400 bersama. Vibrasi dengan memiliki puncak lebar antara pembanding, hidrotalsit tanpa 4000-2700 kalsinasi 84 pita lemah sekitar 870 and 667cm–1. Vibrasi memiliki puncak lebar antara 4000-2700 84 dari spektra inframerah Pengaruh Variasi Rasio (Sri Handayanidkk) Pengaruh Variasi Rasio (Sri Handayanidkk) cm-1 yang berkaitan dengan vibrasi deformasi sekitar bilangan gelombang 791 dan 663 superimposisi dari air yangvibrasi diserap secara cm-1 yang berkaitan dengan deformasi 1 bertepatan posisi cm sekitar bilangan dengan gelombang 791dan dan rasio 663 fisisorbsi, vibrasi gugusdiserap OH secara dalam superimposisi dari dari air yang intensitas dari dengan vibrasi cm1 bertepatan posisikarakteristik dan rasio struktur, dan atau fisisorbsi,vibrasi vibrasiHO...OH dari gugus OHCOdalam 2–OH hidrotalsit. intensitas dalam dan karakterisik vibrasi struktur,hidrotalsit vibrasi HO...OH dan atau CO 2–OH penurunan signifikanterjadi dari hidrotalsit. intensitas Selama yang kalsinasi ulur ikatan dan Mg–OH dalam vibrasi Mg/Al dalam dari hidrotalsit karakterisik puncak vibrasi air dan Haldari ini penurunan intensitas yangkarbonat. signifikan hidroksikarbonat. serapan di daerahMg/Al 1632 ulur dari ikatanPitaMg–OH dalam tentu dengan kehilangan puncaksesuai vibrasi air adanya dan karbonat. Hal air ini -1 merupakan vibrasi bending cm hidroksikarbonat. Pita serapan di dari daerahH-O-H 1632 pemanasan 2000). dan tentuCO sesuai dengan adanya (Parida, kehilangan air 2 selama yang dari air yang terabsorb dalam vibrasi bending dariantarlapis H-O-H cm-1 merupakan Hasil rasio mol (Parida, Mg/Al2000). 1-4 selama pemanasan dan CO2variasi hidrotalsit yang dari (Parida, air yang2000). terabsorb dalam antarlapis ditampilkan padarasio Gambar Gambar Hasil variasi mol9. Pada Mg/Al 1-4 Serapan hidrotalsit (Parida,intensif 2000). pada daerah 1383 9ditampilkan tersebut pada terlihat bahwa intesnsitas Gambar 9. Pada Gambar cm merupakan impuritis Serapan serapan intensif CO pada daerah 1383 2 dan tertinggi didapat pada bahwa perbandingan mol 9 tersebut terlihat intesnsitas dari NO3- yang merupakan dari larutan cm merupakan serapan COhasil impuritis 2 dan Mg/Al 3:1. tertinggi didapat pada perbandingan mol dalam proses sintesis. Adanya pada dari NO merupakan hasildoublet dari larutan 3 yang Mg/Al 3:1. Selamavibrasi kalsinasi terjadi dari karakteristik dalam proses sintesis. Adanya doublet pada Gambar 9. Difraktogram Calc-HT dengan Variasi Rasio MolMg/Al pada Suhu Hidrotermal 100°C danVariasi Kalsinasi 400°C Gambar 9. Difraktogram Calc-HT dengan Rasio MolMg/Al pada Suhu Hidrotermal 100°C dan Kalsinasi 400°C 85 85 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014 KESIMPULAN Hidrotalsit KESIMPULAN Mg/Al telah berhasil disintesis menggunakan metode kopresipitasi Hidrotalsit Mg/Al telah berhasil hidrotermal. Variasimol metode Mg/Al pada sintesis disintesis menggunakan kopresipitasi HT yang telah dilakukanMg/Al adalahpada 1:1, 2:1, 3:1 hidrotermal. Variasimol sintesis dan 4:1. telah Hasildilakukan terbaik adalah HT 2:1, dengan HT yang adalah 1:1, 3:1 perbandingan Mg/Al 3:1 dengan suhu dan 4:1. Hasilmol terbaik adalah HT dengan hidrotermal Preparasi HT sebagai perbandingan100°C. mol Mg/Al 3:1 dengan suhu katalis dilakukan dengan kalsinasi pada hidrotermal 100°C. Preparasi HT HT sebagai suhu Hasildengan XRD kalsinasi dari HT HT sebelum katalis500°C. dilakukan pada dan menunjukkan bahwa suhusesudah 500°C. kalsinasi Hasil XRD dari HT sebelum preparasi HT kalsinasi sebagai katalis heterogenbahwa telah dan sesudah menunjukkan berhasil preparasidilakukan. HT sebagai katalis heterogen telah berhasil dilakukan. DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA Alnavis, N.B. 2010, Mg/Al Hydrotalcite dari Brine Water: Sintesis Alnavis, N.B. 2010, Mg/Al Hydrotalcite danaplikasinya sebagai adsorben eosin dari Brine Water: Sintesis yellow dan methyl violet, Skripsi. danaplikasinya sebagai adsorben eosin yellow dan methyl violet, Skripsi. Abello, S., Medina, F., Tichit, D., Ramirez, J., Groen, J.C.,Sueiras, JE.Salagre, P., Abello, S., Medina, F., Tichit, D., Ramirez, and Cesteros, Y. 2005. AldolconJ., Groen, J.C.,Sueiras, JE.Salagre, P., densations over reconstructed Mg–Al and Cesteros, Y. 2005. Aldolconhydrotalcites: Structure–activityrelationdensations over reconstructed Mg–Al ships related to the rehydration method, hydrotalcites: Structure–activityrelationChem. Eur. J., 11, 728 – 739. ships related to the rehydration method, Chem.F., Eur.Trifiro, J., 11, 728F.,– 739. Cavani, Vaccari, A. 1991.Hydrotalcite-type anionic clays: Cavani, F., Trifiro, F., Vaccari, A. Preparation, properties and application, 1991.Hydrotalcite-type anionic clays: Catal.Today, 11,173-301. Preparation, properties and application, Catal.Today, 11,173-301. Guida, A., Lhouty, M.H., Tichit,D., Figueras, F., and Geneste, P. 1997. Guida, A., Lhouty, M.H., Tichit,D., Hydrotalcites as base catalysts.Kinetics Figueras, F., and Geneste, P. 1997. of Claisen-Schmidt condensation of Hydrotalcites as base catalysts.Kinetics acetonylacetone and synthesis of of Claisen-Schmidt condensation of chalcone, Appl.Catal.,Vol 164, Issues acetonylacetone and synthesis of 1-2, 251-264. chalcone, Appl.Catal.,Vol 164, Issues 86 1-2, 251-264. 86 Handayani, S. and Arty, I.S. 2008. Synthesis of hydroxyl radical scavengers from Handayani, S. and Arty, I.S. 2008. Synthesis benzalacetone and its derivatives, of hydroxyl radical scavengers from Journal of Physical Chemistry, Vol 19, benzalacetone and its derivatives, No.2, 62-68. Journal of Physical Chemistry, Vol 19, No.2, 62-68. Kloprogge, J.T., Wharton,D., Hickey, L., and Frost, R.L. 2002. Infrared and Kloprogge, J.T., Wharton,D., Hickey, L., raman study of interlayer anions CO32, and –Frost, R.L. 2002. Infrared and SO42– and ClO4– in NO3 , raman study of interlayer anions CO32, Mg/Alhydrotalcite,American SO42– and ClO4– in NO3–, Mineralogist, Vol.87, p. 623–629. Mg/Alhydrotalcite,American Mineralogist, Vol.87, p. 623–629. Koteswara Rao, K., Gravelle, M., Valente, J., Figueras, F. 1998.The aldol Koteswara Rao, K., Gravelle, M., Valente, condensation of acetaldehyde and J., Figueras, F. 1998.The aldol heptanal on hydrotalcite-type catalysts, condensation of acetaldehyde and J. Catal., 173, 115. heptanal on hydrotalcite-type catalysts, J. Catal.,P., 173,Sulkwska, 115. Kustrowski, D., Chmielarz, L., Lasocha, A., Dudek, B., Dziembaj, Kustrowski, P., Sulkwska, D., Chmielarz, R. 2005. Influence of thermal treatment L., Lasocha, A., Dudek, B., Dziembaj, conditions on the activity of R. 2005. Influence of thermal treatment hydrotalcite-derived Mg-Al oxides in conditions on the activity of the aldol condensation of acetones, hydrotalcite-derived Mg-Al oxides in Micro. Meso. Mat. 1, 11-22. the aldol condensation of acetones, Micro. Meso. Mat. 1, 11-22. Kustrowski, P., Sulkowska, D., Chmielarz, L. and Dziembaj, R. Kustrowski, P., Sulkowska, D., Chmielarz, 2006.Aldolcondensation of citral and L. and Dziembaj, R. acetone over mesoporous catalysts 2006.Aldolcondensation of citral and obtained by thermal and chemical acetone over mesoporous catalysts activation of magnesiumobtained by thermal and chemical aluminiumhydrotalcite-like precursors, activation of magnesiumAppl.Catal., Vol 302, 317-324. aluminiumhydrotalcite-like precursors, Appl.Catal., Vol 302, 317-324. Liang L.V., Wang, Y., Wei, M., Cheng, J.2008.Bromide ion removal from Liang L.V., Wang, Y., Wei, M., Cheng, contaminated water by J.2008.Bromide ion removal from calcinedanduncalcined MgAl-CO3 contaminated water by layered double hydroxides, Journal of calcinedanduncalcined MgAl-CO3 Hazardous Materials 152 (2008) 1130– layered double hydroxides, Journal of 1137. Hazardous Materials 152 (2008) 1130– 1137.G., Guerra, N., Lomas, L., Gavino, Negron, R., Cardenas, G. 2003.Calcined Mg-Al Negron, G., Guerra, N., Lomas, L., Gavino, hydrotalcites catalyst in the regionR., Cardenas, G. 2003.Calcined Mg-Al hydrotalcites catalyst in the region- Pengaruh Variasi Rasio (Sri Handayanidkk) Pengaruh Variasi Rasio (Sri Handayanidkk) selective synthesis of silylated vicinal azidohydrins, Regional Issue Organic selective synthesis of silylated vicinal Chemistry in Mexico, 11, 179-184. azidohydrins, Regional Issue Organic Chemistry Mexico,J.11, 179-184. Parida, K., in Das, 2000. Mgr Alhydrotalcites: preparation, characteriParida, K., Das, J. 2000. Mgr sationandketonisation of acetic acid, Alhydrotalcites: preparation, characteriJournal of Molecular Catalysis A: sationandketonisation of acetic acid, Chemical, 151, 185–192. Journal of Molecular Catalysis A: Chemical, 151, 185–192. Perez, C.N., Perez, C.A., Henriques, C.A., and Monteiro, J.L.F. 2004.Hydrotalcites Perez, C.N., Perez, C.A., Henriques, C.A., as precursors for MgAl-mixed oxides and Monteiro, J.L.F. 2004.Hydrotalcites used as catalysts on the aldol as precursors for MgAl-mixed oxides condensation of citral with acetone, used as catalysts on the aldol Applied Catalysis A: General, 272, 229condensation of citral with acetone, 240. Applied Catalysis A: General, 272, 229240. Sismindari, and Widada, H. 2008. Pudjono, Synthesis of 2,5-bis-(4’Pudjono, Sismindari, and Widada, H. 2008. hydroxybenzylidene) cyclopentanone Synthesis of 2,5-bis-(4’and 2,5-bis(4’-chlorobenzylidene) hydroxybenzylidene) cyclopentanone cyclopentanone compounds and and 2,5-bis(4’-chlorobenzylidene) antiproliferative test to hela cells, cyclopentanone compounds and Majalah Farmasi Indonesia, 19(1), 48antiproliferative test to hela cells, 55. Majalah Farmasi Indonesia, 19(1), 48Rao,55. K.K., Gravelle, M., J.S., Figueras, F. 1998. Activation of Mg–Al hydrotalcite Rao, K.K., Gravelle, M., J.S., Figueras, F. catalysts for aldol condensation 1998. Activation of Mg–Al hydrotalcite catalysts for aldol condensation reactions, J. of Catalysis, Vol.173, Iss 1, p. 115–12. reactions, J. of Catalysis, Vol.173, Iss 1, p. J.C.A.A., 115–12. van Dillen, A.J., de Jong, Roelofs, K.P. 2000. Aldol condensations Roelofs, J.C.A.A., van Dillen, A.J., de Jong, catalysed by novel Mg-Al-O-t-Bu K.P. 2000. Aldol condensations hydrotalcite, Catal. Today, 60, 297-308. catalysed by novel Mg-Al-O-t-Bu hydrotalcite, Today, 60, 297-308. Roelofs, J.C.A.A.,Catal. van Bokhoven, JA., van Dillen, A.J., Geus, J.W., and de Jong, Roelofs, J.C.A.A., van Bokhoven, JA., van K.P.2002. The thermal decomposition Dillen, A.J., Geus, J.W., and de Jong, of Mg±Alhydrotalcites: Effects of K.P.2002. The thermal decomposition interlayer anions and characteristics of of Mg±Alhydrotalcites: Effects of the final structure, Chem. Eur. J. V 8, interlayer anions and characteristics of No. 24. the final structure, Chem. Eur. J. V 8, No. 24. Sardjiman. 2000. Synthesis of some new series of curcumin analogues, Sardjiman. 2000. Synthesis of some new antioxidative, antiinflamatory, antiseries of curcumin analogues, bacterial activities and qualitativeantioxidative, antiinflamatory, antistructure activity relationship, Disertasi, bacterial activities and qualitativeFakultas Farmasi Gadjah Mada structure activity relationship, Disertasi, University, Yogyakarta. Fakultas Farmasi Gadjah Mada University, Yogyakarta. Suzuki, E. Dan Ono, Y. 2004. Aldol condensation reaction between formalSuzuki, E. Dan Ono, Y. 2004. Aldol dehyde and acetone over heat-treated condensation reaction between formalsynthetic hydrotalcite and hydrotalcitedehyde and acetone over heat-treated like coumpounds, Bull.Chem.Soc.Jpn, synthetic hydrotalcite and hydrotalcite61, 1008-1010 like coumpounds, Bull.Chem.Soc.Jpn, 61, 1008-1010 87 87