PROPOSAL PENELITIAN UNGGULAN UNY TAHUN ANGGARAN 2012

advertisement
Bidang Ilmu:
PENDIDIKAN
PROPOSAL PENELITIAN UNGGULAN UNY
TAHUN ANGGARAN 2012
JUDUL PENELITIAN:
MODEL INTEGRATED SCIENCE BERBASIS LOCAL TECHNOLOGY AND LOCAL
WISDOM UNTUK MERINTIS TERWUJUDNYA OUTDOOR LEARNING SYSTEM
Oleh :
Dr. Insih Wilujeng, M.Pd
Joko Sudomo, M.A
Susilowati, M.Pd.
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Maret, 2012
1
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN UNGGULAN UNY
1. Judul Penelitian
:
Model Integrated Science Berbasis Local Technology
and Local Wisdom untuk Merintis Terwujudnya
Outdoor Learning System.
2. Ketua Peneliti
a. Nama lengkap
b. Jabatan
c. Jurusan
d. Alamat surat
e. Telepon
f. Faksimili
g. e-mail
3. Tema Payung Penelitian
:
:
:
:
:
:
:
:
Dr. Insih Wilujeng, M.Pd..
Lektor
Pendidikan Fisika
FMIPA UNY Karangmalang Depok Sleman DIY
(0274)440847 / 08122741662
0274440847
insihuny@yahoo.co.id
Penelitian Peningkatan Sumber dan Lingkungan
Belajar Sains
LPPM
Outdoor Learning System
4. Skim penelitian
:
5. Program Strategis
:
Nasional
6. Bidang Keilmuan
:
7. Tim Peneliti
No
Nama dan Gelar
1.
Dr. Insih Wilujeng, M.Pd
2.
Joko Sudomo, M.A.
3.
Susilowati, M.Pd.
8. Mahasiswa yang terlibat
No
Nama
1.
Ari Gunawan
2.
C. Nulat Panggayuh
Pendidikan
NIP
196712021993032001
198907161985021001
198306232009122005
:
NIM
09312241034
09312241035
9.
Lokasi Penelitian
:
10.
11.
Waktu Penelitian
Dana yang diusulkan tahun 1
Tahun 2
Dana Keseluruhan
:
:
:
:
Bidang Keahlian
Pendidikan IPA
Pendidikan IPA
Pendidikan IPA
Prodi
Pendidikan IPA
Pendidikan IPA
Kampus UNY dan Kabupaten di Wilayah
Yogyakarta
2 Tahun
Rp. 50.000.000,00
Rp. 50.000.000,00
Rp. 100.000.000,00
Mengetahui:
Dekan FMIPA UNY
Yogyakarta, 20 Maret 2012
Ketua Tim Peneliti,
(Dr. Hartono)
NIP 196203291987021002
(Dr. Insih Wilujeng, M.Pd.)
NIP.196712021993032001
Mengetahui,
Ketua LPPM,
(Prof.Sukardi, Ph.D.)
NIP. 195305191978111001
1
Model Integrated Science Berbasis Local Technology and Local Wisdom untuk Merintis
Terwujudnya Outdoor Learning System.
ABSTRAK
Salah satu tantangan yang dihadapi Program Studi Pendidikan IPA, FMIPA, UNY sebagai program
studi baru adalah kesanggupan untuk ikut memecahkan masalah yang dihadapi propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Masalah yang akhir-akhir ini sangat menonjol adalah degradasi nilai moral,
sosial budaya yang terus terjadi di masyarakat. Hal ini disebabkan oleh semakin memudarnya
budaya Jogja yang mempunyai nilai adiluhung terutama di kalangan generasi muda dan masuknya
budaya asing yang tidak sejalan dengan budaya sendiri, termasuk rendahnya dukungan dan
semangat masyarakat untuk menjaga, mempertahankan dan mengembangkan teknologi lokal dan
kearifan lokal. Program studi pendidikan IPA harus ikut andil melalui perintisan outdoor learning
system, yaitu sitem pembelajaran di luar ruangan kelas yang mengangkat teknologi dan kearifan
lokal sebagai sumber belajar. Pembelajaran Sains tingkat SMP/MTs direkomendasikan secara
terpadu (integrated science), yang memadukan berbagai bidang kajian dalam sains (fisika, biologi,
kimia, astronomi, kebumian, teknologi, kesehatan dan lingkungan). Kharakteristik integrated
science yang sangat erat dengan pemilihan suatu tema yang kontekstual dan berwawasan
lingkungan, maka sangatlah perlu instansi FMIPA, UNY khusunya Prodi Pendidikan IPA
mengembangkan sistem pembelajaran di luar ruangan melalui pengembangan model integrated
science berbasis teknologi dan kearifan lokal. Pemilihan tema yang mengangat teknologi dan
kearifan lokal akan mampu mewujudkan kerjasama UNY sebagai LPTK dengan beberapa instansi
terkait (Departemen Kebudayaan, Lingkungan Hidup, Kesehatan dan BMKG). Wujud riil dari
pengembangan adalah model integrated science adalah analisis pemetaan kompetensi kurikulum
integrated science berbasis teknologi dan kearifan lokal; silabus perkuliahan; perencanaan
perkuliahan (pemilihan pendekatan dan tema) terkait dengan suatu bentuk teknologi atau kearifan
lokal dan asesmen yang dikemas dalam sistem perkuliahan lapangan (di luar kampus). Adapun
metode penelitian guna mencapai tujuan adalah dengan metode Research and Development
(Thiagarajan, S., et. al., 1974) yang dikenal dengan model 4-D (Four-D Models) yang
dimodifikasi dengan R & D dari (Barg & Gall, 1983). Fase-fase penelitian meliputi: fase Define;
fase Design; fase Develop dan fase Disseminate. Melalui keempat tahap utama pengembangan,
maka akan diperoleh keluaran berupa suatu model pembelajaran di luar kelas melalui kejasama
dengan sumber belajar masyarakat terkait tema yang dipilih mengacu pada teknologi dan kearifan
lokal. Model integrted science yang berbasis teknologi dan kearifan lokal yang dibuat dengan
setting pembelajaran di luar ruangan diharapkan mampu mewujudkan hakikat dari pembelajaran
IPA secara terpadu, bersifat tematik serta mampu mengatasi permasalahan para generasi muda
tentang melemahnya moral (penghargaan terhadap teknologi, budaya dan kearifan lokal) serta
perwujudan sumber dan lingkungan belajar di masyarakat.
Kata kunci: Integrated Science, local technology, local wisdom, outdoor learning system
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Universitas Negeri Yogyakarta sejak tahun perkuliahan 2007/2008 telah membuka
program studi pendidikan IPA jenjang S1 yang lulusannya memiliki kompetensi dan
kewenangan menjadi guru IPA SMP/MTs. Program studi pendidikan IPA di universitas
tersebut sangat perlu mempersiapkan bekal bagi mahasiswa lulusannya agar menjadi
lulusan yang profesional di bidangnya.
Pusat kurikulum, balitbang KemDikNas sejak tahun 2005 telah mengembangkan
panduan pengembangan pembelajaran IPA terpadu yang ditujukan khusus bagi guru IPA
SMP/MTs. Guna menindak lanjuti dan sekaligus merespon kebijakan pemerintah tersebut
maka universitas perlu mempersiapkan mahasiswa yang lulusannya nanti akan menjadi
guru IPA SMP/MTs yang memiliki kompeten dalam bidang IPA terintegrasi
Bagaimana upaya membekali mahasiswa program studi pendidikan IPA, salah
satunya adalah melalui model integrated science yang diarahkan pada pembekalan
kemampuan isi IPA terintegrasi; pembekalan kemampuan pedagogis IPA terintegrasi dan
pembekalan kemampuan pedagogy-content-knowledge integrated science.
Pengembangan model integrated science yang akan membekali mahasiswa agar
menjadi lulusan yang memiliki kompetensi profesional, didasarkan pada mata kuliah tahun
pertama bersama calon guru IPA SMP (fisika dasar, biologi dasar dan kimia dasar,
kebumia, astronomi, ilmu lingkungan).
Model
integrated
science
dikembangkan
dengan mempertimbangkan beberapa hasil penelitian terkait dengan pembelajaran IPA
sekolah menengah (SMP), kompetensi-kompetensi guru IPA SMP serta standar-standar
persiapan bagi calon guru IPA SMP. Salah satu ciri dan kharakteristik yang menarik dari
model integrated science adalah penggunaan tema (tematik), dimana tema harus menarik,
kontekstual dan berkaitan dengan kehidupan nyata. Teknologi dan kearifan lokal sangat
tepat dipilih sebagai dasar pemilihan tema, karena teknologi dan kearifan lokal di daerah
istimewa Yogyakarta sangat kaya ragam, selain itu mengantisipasi terjadinya degradasi
generasi muda terhadap teknologi, budaya dan kearifan lokal. FMIPA UNY, khususnya
program studi Pendidikan IPA sangat perlu melakukan kerjasama dengan beberapa
1
instansi/lembaga terkait, seperti departemen Lingkungan Hidup, BMKG, lembaga
Kebudayaan, dinas kesehatan dan lembaga lain untuk ikut menciptakan sumber belajar
sains di masyarakat. Sumber belajar di masyarakat yang sudah dijalin program studi
pendidikan IPA akan mampu mewujudkan outdoor learning system.
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah dari penelitian
meliputi:
1. Bagaimanakah tingkat kelayakan model inetgrated science yang berbasis teknologi
dan kearifan lokal dalam mewujudkan outdoor learning system?
2. Apakah produk riil yang bisa dihasilkan dari model integrated science berbasis
teknologi dan kearifan lokal sehingga mampu merintis terbentuknya outdoor
learning system?
3. Kerjasama dengan instansi atau lembaga terkait apakah yang bida dijaring oleh
Perguruan tinggi dengan masyarakat?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan maslah, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengembangkan model integrated science berbasis teknologi dan kearifan lokal
yang
membekali
pedagogy-content-knowledge
mahasiswa
program
studi
Pendidikan IPA
2. Memberi contoh-contoh model integrated science yang berbasis teknologi dan
kearifan lokal bagi mahasiswa program studi Pendidikan IPA.
3. Merintis kerjasama dengan masyarakat di luar kampus, terkait teknologi dan
kearifan lokal (ourdoor learning system).
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi institusi pendidikan
adalah untuk melakukan rintisan sistem perkuliahan
lapangan (di luar ruang kelas/outdoor) dengan jalinan kerjasama antara lembaga
terkait
1
2. Bagi pemerintah adalah untuk ikut melestarikan teknologi, budaya dan kearifan
lokal, sehingga degradasi moral generasi muda dapat diatasi
3. Bagi mahasiswa program studi pendidikan IPA adalah memiliki bekal kompetensi
aspek content dan pedagogy sebagai calon guru IPA SMP yang profesional.
4. Bagi dunia pendidikan adalah mewujudkan model integrated science yang unggul
dan memiliki kharakteristik yang khas
Urgensi dari penelitian ini adalah, bahwa standar isi untuk Science Teacher
Preparation adalah guru-guru IPA perlu memahami dan dapat mengeluarkan pendapat
tentang pengetahuan serta praktik IPA pada jamannya. Guru-guru IPA dapat
menghubungkan dan menginterpretasikan konsep-konsep, ide-ide penting dan aplikasinya
pada lapangan (termasuk mengenal budaya dan kearifan lokal) serta dapat melakukan
penyelidikan ilmiah (NSTA, 2003). Selain itu menurut Zucker, A.A et al.(2007: 3 )
Standard Technology Enhanced Elementary and Middle School Science (TEEMSS)
meliputi aspek inkuiri, IPA-Biologi, IPA-Fisika, IPA-Kimia, Kebumian dan Antariksa,
serta Teknologi.
Khusus dalam hal melakukan penyelidikan, standar inkuiri dan standar teknologi,
maka guru-guru IPA hendaknya menerapkan beberapa metode mengajar seperti yang
direkomendasikan dalam Online Science Courses for Teacher, yaitu Pen-and-Paper
Instructional Methods, Hands-on Methods, Minds-on Methods, Collaboratives activities
Methods. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa dalam Online Science Courses for Teacher
penggunaan metode Pen-and-Paper frekuensi penerapan rata-rata 2,1; metode Hands-on
frekuensi penerapan rata-rata 1,8; metode minds-on frekuensi penerapan rata-rata 3,8; dan
metode kolaboratif frekuensi penerapan rata-rata sebesar 2,3 ( skala 1 = tidak pernah sama
sekali, 2 = sekali atau dua kali selama perkuliahan, 3 = sekali atau dua kali sebulan, 4 =
sekali atau dua kali seminggu dan 5= tiga kali seminggu atau lebih) (Clarke, J. A. and
Rowe, R., 2007 : 107-110).
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran IPA belum sesuai
dengan standar yang semestinya pada jamannya, yaitu abad 21 yang merupakan era
globalisasi ditandai oleh perkembangan IPA dan teknologi dalam berbagai bidang
kehidupan masyarakat, oleh karena itu diperlukan cara pembelajaran yang dapat
1
menyiapkan peserta didik untuk “melek IPA dan teknologi”, mampu berpikir logis, kritis,
kreatif serta dapat berargumentasi secara benar.
Menurut Bround, M., dan Reiss, M. (2006: 1376), lima cara dalam upaya
meningkatkan pembelajaran sains sekolah menengah melalui konteks luar sekolah
(outdoor activity) dideskripsikan sebagai berikut:
1. meningkatkan pengembangan dan integrasi konsep-konsep
2. memberikan kerja praktek otentik
3. mengakses pada bahan bahan yang jarang pada sains ”besar”
4. sikap pada sains sekolah : merangsang pembelajaran lebih jauh
5. hasil sosial: kerja kolaborasi dan respon pembelajaran
Kerja praktik otentik dalam belajar IPA hendaknya mengarahkan siswa untuk
membandingkan hasil prediksi dengan teori melalui eksperimen dengan menggunakan
metode ilmiah. Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya di kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada metode
ilmiah.
Secondary Futures (2006: 4) menjelaskan, bahwa bagaimana meningkatkan hasil
belajar siswa sekolah menengah, dapat dilakukan dengan peningkatan 7 aspek, yaitu :
1. meningkatkan interaksi guru-siswa
2. meningkatkan kedekatan guru-guru dengan siswa
3. meningkatkan level kognitif kelas
4. meningkatkan hasil akademik siswa
5. meningkatkan penyelesaian kerja siswa
6. meningkatkan atau menjaga level tinggi kehadiran siswa
7. meningkatkan hasil belajar jangka pendek siswa
Inkuiri ilmiah menjadi standar bagi guru IPA di jenjang sekolah menengah.
Mengapa dan bagaimana inkuiri ilmiah menjadi standar bagi guru sains? Hasil penelitian
Mao, S. L. dan Chang, C. Y. (2005 : 93) menyimpulkan, bahwa:
a. metode pembelajaran berorientasi inkuiri memperoleh hasil belajar
yang secara signifikan lebih besar pada siswa-siswa kelas IX untuk
1
topik sains-astronomi (F = 9,45, p<0,01) dan sains-meteorologi
(F=8,41, p < 0,01)
b. sikap lebih posistip siswa terhadap sains-kebumian dan astronomi
dimiliki siswa-siswa yang belajar dengan metode pembelajaran
berorientasi inkuiri (F = 9,07, p< 0,01)
Wilhelm, J., et al (2007: 20) berpendapat, bahwa 10 komponen mendasar dari
model inkuiri meliputi : (1) meminta pertanyaan general, (2) mendefinisikan masalah, (3)
membentuk pertanyaan, (4) menyelidiki pengetahuan, (5) menyampaikan suatu
pengharapan, (6) membuat suatu perencanaan, (7) menguji hasil, (8) merefleksikan
temuan, (9) mengkomunikasikan kepada yang lain dan (10) membuat observasi.
Mencermati beberapa kondisi yang ada di lapangan dan menyadari betapa penting
dan besarnya tuntutan bagi guru-guru IPA, khususnya guru IPA SMP, serta berbagai
upaya-upaya yang bisa dilakukan guna meningkatkan kualitas pembelajaran IPA sekolah
menengah, maka perlu kiranya universitas bekas IKIP yang memiliki program studi S1
pendidikan IPA mulai membekali calon guru IPA SMP. Salah satu upaya membekali
adalah melalui pengembangan model integrated science.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Van Rooy, W. S. (2005: 19)
disebutkan bahwa guru-guru menyadari, bahwa pengetahuan berbasis sains dan
pengajarannya secara kontinyu berubah, sehingga untuk alasan ini maka guru-guru sains
percaya bahwa silabus juga selalu berubah yang mencakup seluruh aspek dan harus
mengacu pada praktek kelas. Berkaitan dengan hal itu, maka pengembangan program IPA
model integrated science sebagai salah satu bentuk reformasi kurikulum sekolah tinggi
sains yang secara khusus akan menghasilkan calon guru-guru sains adalah terbuka untuk
diwujudkan.
Mencermati hasil penelitian yang terkait maka arah dari penelitian pengembangan
model integrated science untuk membekali calon guru IPA SMP ini adalah pengembangan
model dalam dua hal yang mendasar, yaitu pengembangan model dengan tujuan
membekali calon guru IPA SMP untuk aspek kompetensi profesional tentang IPA
terintegrasi serta membekali calon guru IPA SMP untuk aspek pedagogi IPA terintegrasi.
Hakikat integrated science diarahkan pada integrasi dalam bidang IPA itu sendiri (fisika,
kimia, biologi, bumi antariksa, lingkungan, teknologi dan keselamatan), serta pedagoginya
1
diarahkan pada kompetensi mahasiswa sebagai calon guru IPA SMP merancang
pembelajaran
integrated
science,
meliputi
menganalisis
konsep,
memilih
metode/pendekatan, memilih media sampai menyusun evaluasi untuk IPA terintegrasi
sekaligus menerapkan hasil rancangannya. Dua pembekalan diharapkan mampu
mengangkat teknologi, budaya dan kearifan lokal di lingkungan belajar para mahasiswa
sebagai calon guru IPA, sehingga mampu merintis jaringan outdoor learning system di
beberapa Kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta.
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Hakikat Sains
Guru sains mengajak siswa-siswa secara efektif dalam mempelajari sejarah, filosofi
dan praktik sains. Guru-guru sains memberi peluang siswa-siswa untuk membedakan sains
dari non-sains, memahami evolusi dan praktik sains sebagai usaha manusia, dan secara
kritis menganalisis tuntutan yang dibuat dalam memahami sains. Upaya untuk
mewujudkannya, maka siswa-siswa disiapkan untuk diberi hakikat sains dengan demikian
guru-guru sains harus menunjukkan bahwa mereka :
a. memahami sejarah dan budaya perkembangan sains dan evolusi pengetahuan beserta
disiplinnya,
b. memahami secara filosofis prinsip-prinsip, asumsi-asumsi, tujuan- tujuan dan nilainilai yang membedakan sains dari teknologi dan dari cara-cara lain dalam memahami
dunia,
c. mengajak siswa-siswa secara berhasil dalam belajar hakikat sains yang terkait,
menganalisis secara kritis kesalahan atau keragu-raguan tuntutan yang dibuat dalam
menamai sains.
(NSTA, 2003: 16)
Penelitian menunjukkan banyak siswa dan guru tidak secara berkecukupan
memahami hakikat sains. Contoh yang bisa dipaparkan adalah banyak guru dan siswa tidak
percaya bahwa semua penyelidikan ilmiah melekat pada sebuah identitas dari tahap-tahap
pengetahuan sebagai metode ilmiah, dan bahwa teori secara sederhana adalah hukumhukum yang belum matang. Bahkan ketika guru-guru memahami dan mendukung
keperluan yang terkait dengan hakikat sains dalam pengajaran mereka, mereka tidak selalu
melakukannya. Akibatnya mereka mungkin salah mengasumsikan tentang inkuiri yang
memandu pemahaman sains. Secara eksplisit pengajaran memerlukan dua hal, yaitu
mempersiapkan guru-guru dan memandu siswa-siswa untuk memahami hakikat sains
(Khishfe dan Khalick, E. L., 2002:554)
Semua mahasiswa sains apakah sebagai calon guru atau bukan calon guru, harus
memiliki pengetahuan tentang hakikat sains, karena merupakan suatu aspek standar dan
untuk mahasiswa calon guru harus memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan
1
untuk mengajak siswa-siswa secara kritis menganalisis keputusan ilmiah atau semi ilmiah
dalam cara yang tepat.
Calon guru sains harus melipat gandakan kesempatan untuk mempelajari dan
menganalisis literatur yang berhubungan dengan sejarah dan hakikat sains. Calon guru
sains perlu menganalisis, mendiskusikan dan berdebat tentang topik-topik dan laporanlaporan dalam media yang berhubungan dengan hakikat sains dan pengetahuan ilmiah
dalam pembelajaran dan seminar-seminar yang bertema tidak hanya dalam konteks
pendidikan.
Calon guru sains perlu menunjukkan bahwa mereka
menjadi efektif dengan
mengajak siswa-siswa dalam mempelajari hakikat sains. Asesmen perlu memperhatikan
pada pemahaman yang terkait seperti kemungkinan penyelesaian pembelajaran, seminarseminar atau tugas-tugas, seperti proyek, paper, dan analisis studi kasus.
2. Standar-standar untuk Guru Sains
NSTA (2003: 4 -30), menyebutkan ada 10 standar untuk persiapan guru sains, yaitu
standar isi (content); standar hakikat sains (nature of science); standar inkuiri; standar
issues; standar keterampilan umum mengajar;
standar kurikulum; standar sains dan
masyarakat; standar asesmen; standar keselamatan dan kesejahteraan; serta standar
pertumbuhan professional.
Rekomendasi isi (content) untuk guru-guru sains sekolah dasar dan menengah
dapat dirangkum dalam Tabel 1 berikut ini (NSTA, 2003: 8-9)
Tabel 1. Rangkuman rekomendasi isi untuk guru-guru sains sekolah dasar dan
menengah
Standar No
Isi
1
Faktor-faktor yang membangun struktur, fungsi-fungsi dan perilaku
Biologi
sistem hidup
2
Sistem ganda untuk klasifikasi organisme
3
Siklus materi dan aliran energi, melalui jalur benda hidup dan tidak
hidup
4
Sifat-sifat seleksi, adaptasi, perbedaan dan spesifikasi
5
Struktur, fungsi dan reproduksi sel-sel yang terkait dalam
mikroorganisme
6
Tingkatan-tingkatan organisasi sel
7
Reproduksi dan sifat menurun, termasuk reproduksi manusia dan
kontrasepsi
8
Perilaku sistem hidup dan peran umpan balik dalam peraturan-peraturan
1
Standar
No
9
Kimia
dan
Fisika
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Isi
mereka
Resiko yang berhubungan dengan benda hidup meliputi alergi, racun,
penyakit dan serangan
Sifat-sifat dan aplikasi-aplikasi bunyi, cahaya, magnet dan listrik
Energi Potensial dan energi Kinetik serta konsep Kerja
Aliran energi dalam sistem fisika dan sistem kimia, termasuk pesawat
sederhana
Wujud zat dan ikatan dalam hubungan pada perilaku molekul dan energi
Konservasi zat dan energi
Klasifikasi unsur-unsur dan senyawa-senyawa
Pelarut (khususnya air) dan larutan
Sifat kimia dari bumi dan organisme hidupnya
Sifat-sifat substansi radioaktif
Resiko kimia, listrik dan radiasi.
Struktur benda-benda dan sistem di ruang angkasa
Struktur Bumi, evolusi, sejarah dan tempat dalam sistem tata surya
Karakteristik dan pentingnya lautan, danau, sungai, dan siklus air
Karakteristik atmosfer termasuk cuaca dan iklim
Perubahan-perubahan bumi disebabkan oleh gaya fisika, kimia dan
biologi
Sebab-sebab terjadinya resiko seperti tornado, badai dan gempabumi
Karakteristik dan pentingnya siklus zat seperti oksigen, karbon dan
nitrogen
Karakteristik dari sumber-sumber alam yang dapat diperbarui dan tidak
dapat diperbarui dan aplikasinya untuk kehidupan
Interaksi antara populasi, sumber-sumber alam dan lingkungan.
Zajkov, O. et al. (2001: 2) dalam penelitiannya menyebutkan standar isi untuk
sains-fisika siswa sekolah menengah (14-15 tahun), meliputi topik-topik:






Apakah fisika dan penelitian ilmiah, satuan SI, ketepatan dan presisi
Skalar dan Vektor
Gerak partikel, kerangka acuan, gerak dengan kecepatan konstan, gerak dengan
percepatan konstan, kecepatan rata-rata dan sesaat, bagaimana menjelaskan gerak
dengan vektor dan koordinat, grafik posisi versus waktu dan kecepatan versus waktu,
gerak relatif, percepatan gravitasi
Gerak dua dimensi (perpindahan, kecepatan, percepatan), gerak melingkar, kecepatan
anguler, gerak periodik, percepatan centripetal
Kerangka acuan inersial dan non inersial, hukum-hukum Newton, pengukuran gaya,
aplikasi hukum hukum Newton dalam pemecahan masalah, hukum hukum Keppler
tentang gerak planet, gravitasi umum, medan gravitasi, elastisitas, hukum Hooke, gaya
gesek, prinsip Galileo untuk relativitas
Kerja, energi kinetik, energi potensial, potensial gravitasi, hukum konservasi,
konservasi energi mekanik, impuls dan momentum, sistem terisolasi, konservasi
1

momentum, daya, transformasi energi, koefisien efesiensi, tumbukan elastik dan non
elastik.
Kinetik gerak rotasi, percepatan anguler, torsi (torka), dinamika gerak rotasi,
pengungkit, rotasi dan konservasi momentum, energi kinetik benda berotasi
Berdasarkan analisis Bencmarks For Science Literacy (AAAS, 1993:59-93), maka
standar isi sains meliputi: setting fisika; kebumian; proses pembentukan bumi; struktur
materi; transportasi energi; gerak; sifat gaya; keanekaragaman hidup, hereditas; sel; saling
ketergantungan; aliran zat dan energi; evolusi; identitas manusia; pertumbuhan manusia;
fungsi-fungsi dasar; kesehatan fisik; dan kesehatan mental.
Standar-standar isi sains
tersebut dianalisis untuk grade 7, 8 dan 9 guna menyesuaikan jenjang SMP.
Rutherford, F.J. dan Ahlgren, A. (1990: 35-50) dalam bukunya Science For All
Americans menyebutkan, bahwa standar isi untuk sains meliputi: bidang biologi
(keanekaragaman makhluk hidup, hereditas, sel, saling ketergantungan dalam kehidupan,
aliran materi dan energi, evolusi makhluk hidup, siklus hidup, fungsi-fungsi dasar dan
kesehatan fisik-mental); bidang kimia (konsep awal api, hukum Lavoisier, kimia baru,
membelah atom, atom bukan lagi bagian terkecil materi, fisi menghasilkan energi yang
sangat besar dan pengembangan senjata nuklir; bidang fisika (struktur bahan, transportasi
energi, gerak benda, gaya-gaya alam dan relativitas); bidang kebumian daan antariksa
(alam semesta, tata surya, penyatuan langit dan bumi, hukum gravitasi, pergerakan
permukaan bumi, teori tektonik lempeng)
3. Metode-metode Dalam Pembelajaran Sains
Hasil penelitian yang berkembang akhir-akhir ini mengenai metode atau
pendekatan dalam pembelajaran sains, terutama yang terkait dengan collaborative learning
antara lain : model interogatif inkuiri dan pembelajaran kolaboratif dukungan komputer
(Hakkarainen, K., dan Sintonen, M., 2003 : 35). Dalam pendekatan ini mengkonsepkan
dua model pertanyaan interogatif, pertama adalah pertanyaan prinsip (PQ) dan yang kedua
adalah pertanyaan-pertanyaan sub ordinat (SQ) dalam lingkungan pembelajaran dukungan
komputer
Pendekatan lain adalah Collaborative Discovery oleh suatu piranti penyajian.
(Saab, N. and Joolingen, W.V., 2005: 541 ). Dalam pendekatan ini menggabungkan dua
1
pendekatan konstruktivis yatu pembelajaran collaborative dan pembelajaran discovery.
Pembelajaran collaborative discovery juga memerlukan dukungan. yang dapat dibangun
dalam lingkungan pembelajaran seperti piranti kognitif yang dikenal dengan Collaborative
Hypothesis Tool (CHT). Hasil penelitian menyimpulkan, bahwa terdapat korelasi
signifikan positip antara jumlah total hipotesis turunan dalam CHT dengan aktivitas
komunikasi (r = 0,58; p<0,05).
Dua pendekatan pembelajaran yang berbasis collaborative, ternyata telah
mendapatkan respon dari pihak mahasiswa, dosen maupun observer. Hal ini nampak dalam
penelitian Aman, C., et.al (2007: 2-8). Beberapa aspek yang mendapat respon mahasiswa
antara lain fungsi kelompok kolaboratif untuk belajar dari anggota kelompok sebesar 77%
mahasiswa menjawab “ya”; serta aspek belajar dari dosen (instruktur) sebesar 71%
mahasiswa menjawab “ya” dengan jumlah sampel penelitian adalah 16 tim kolaboratif
mahasiswa (setiap tim 5 mahasiswa).
Dalam penelitian yang berjudul Learning Science Online: A Descriptive Study of
Online Science Courses For Teacher, Clarke, J. A. and Rowe, R. (2007; 107-110)
menyebutkan beberapa jenis metode pengajaran yang digunakan dalam pembelajaran guru
sains, yaitu metode Pen-and Paper; hands-on; minds-on; dan collaborative.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa untuk metode pembelajaran dengan pen and
paper, rata-rata tertinggi bahan yang digunakan adalah buku (rata-rata 3 berarti
penggunaan dua atau tiga kali sebulan); metode pembelajaran hands-on, rata-rata tertinggi
adalah merancang penyelidikan ilmiah sendiri dan melaksanakan prosedur penyelidikan
ilmiah oleh dosen (rata-rata 1,9 berarti satu atau dua kali selama pembelajaran); metode
minds-on, rata-rata tertinggi adalah mengemukakan ide-ide ilmiah dalam diskusi online
(rata-rata 4,5 berarti dua sampai tiga kali seminggu).
Upaya lain dalam meningkatkan pembelajaran sains adalah dengan menggunakan
komputer dan perangkat penyelidikan hasil pengembangan proyek Technology Enhanced
Elementary and Middle School Science (TEEMSS II) oleh Zucker, A.A., et al. (2007 : 5).
Program perangkat penyelidikan meliputi pembuat grafik bunyi, sensor temperatur, sensor
tekanan gas, sensor tegangan listrik, sensor gaya, sensor gerak, sensor kelembaban cahaya,
dan model komputer yang diterapkan dalam penyelidikan sains.
1
Penciptaan konstruktivis fisika juga dapat digunakan sebagai metode dalam
pengantar kelas-kelas universitas, seperti penelitian yang dilakukan oleh Wilhelm, J.,
(2007:24-29). Dalam pendekatan konstruktivis ini siswa mengembangkan prosedur ilmiah
dan matematis yang dipandu hasil pengamatan otentik ilmiah dan matematika yang
berhubungan dengan dunia nyata. Contohnya membuat grafik posisi dan waktu serta
kecepatan dan waktu suatu gerak mobil-mobilan naik dan turun suatu lintasan; membuat
grafik hubungan gaya dan percepatan, gaya dan waktu, percepatan dan waktu suatu mobil
mainan yang diberi beban 500 gram massa dalam lintasan mendatar; siswa menguji dan
membandingkan rekaman gerak softball, bola tennis yang jatuh pada lantai beberapa saat;
membuat grafik hubungan energi potensial dan waktu rekaman gerak bola golf, membuat
grafik hubungan energi kinetik dan waktu dari rekaman gerak bola golf.
Fokus penelitian Wilhelm, J. adalah untuk pengujian apakah dengan pendekatan
konstruktivistik pemahaman konsep sains-fisika lebih bermakna bagi siswa. Metode
penelitian adalah metode penelitian campuran (triangulasi data). Data yang dikumpulkan :
presentasi dan proyek akhir siswa; FCI pre tes dan post tes; interview di akhir
pembelajaran dengan interview menggunakan aturan interview open ended. Komentar
siswa di akhir proyek juga menggunakan instrumen aturan open ended.
Hasil penelitian menunjukkan, rata rata skor pre test 28,6% dengan SD 14,5%
Rata rata skor post test 57,7% dengan SD 18,2%. Berdasasarkan uji ANOVA pemahaman
konsep FCI F (1,37) = 126.655, p>0,001, dengan 77,4% gain dalam pemahaman FCI
berdistribusi secara
langsung akibat pembelajaran fisika konstruktivistik. Tujuh dari
delapan mahasiswa merasa senang dengan pendekatan pengajaran konstruktivistik. Para
mahasiswa calon guru menyatakan akan menggabungkan inkuiri dalam pembelajaran
mereka kelak. Siswa menyatakan bahwa kelas fisika mampu membuat mereka berpikir
aktual dan melakukan eksperimen secara aktual dan meletakkan masalah dalam situasi
kehidupan nyata.
Beberapa alternatif metode atau pendekatan dalam pembelajaran sains ditawarkan,
namun hal mendasar yang perlu diperhatikan adalah pemilihan metode pembelajaran
hendaknya selalu mengacu pada standar-standar yang sudah ditetapkan bagi National
Science Education Standards.
1
4. Integrated Science
Model pembelajaran IPA terpadu direkomendasikan di tingkatan SMP/MTs,
karena ternyata memiliki beberapa tujuan, yaitu: meningkatkan efesiensi dan efektivitas
pembelajaran; meningkatkan minat dan motivasi, serta beberapa kompetensi dasar dapat
dicapai sekaligus. Model pembelajaran IPA terpadu juga memiliki beberapa kekuatan dan
manfaat, yaitu: penggabungan berbagai bidang kajian akan terjadi penghematan waktu,
karena tiga disiplin ilmu (fisika, kimia dan biologi) dapat dibelajarkan sekaligus
(Depdiknas, 2005: 1)
Tumpang tindih materi juga dapat dikurangi bahkan dihilangkan; peserta didik
dapat melihat hubungan yang bermakna antara konsep dari tiga bidang kajian;
meningkapkan taraf kecakapan berpikir peserta didik, karena mereka dihadapkan pada
gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan lebih mendalam ketika menghadapi situasi
pembelajaran; menyajian penerapan/aplikasi tentang dunia nyata yang dialami dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan pemahaman konsep dan kepemilikan
kompetensi IPA; motivasi belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan;
membantu menciptakan struktur kognitif yang dapat menjembatani antara pengetahuan
awal peserta didik dengan pengalaman belajar yang terkait, sehingga pemahaman menjadi
lebih terorganisasi dan mendalam, sehingga memudahkan memahami hubungan materi
IPA dari satu konteks ke konteks lainnya; serta mampu meningkatkan kerja sama antara
guru, guru dengan peserta didik, peserta didik degan peserta didik, peserta didik/guru
dengan nara sumber; sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata,
dan dalam konteks yang lebih bermakna (Depdiknas, 2005: 2)
Kekuatan atau manfaat model pembelajaran IPA terpadu juga didukung oleh Sam
Barrett, et al dalam A Glencoe Program Merrill Physical Science yang mendesain
pembelajaran IPA dengan beberapa unsur keterpaduan dalam Activities; Mini-Labs;
Problem Solving; Technology; Skill Builders; Global Connections; Careers, dan Science
and Literatur/Art.
Activities memberikan petunjuk tentang penggunaan peralatan laboratorium atau
pendekatan hands-on science; mini-labs memberi pedoman agar peserta didik dapat
merancang dan melakukan sendiri percobaan dengan peserta didik lain di luar kelas
dengan menggunakan bahan-bahan di sekitar tempat tinggal; problem solving memberikan
1
tantangan untuk memecahkan masalah dunia nyata atau pemahaman prinsip IPA;
technology menggambarkan penemuan baru, dan pengembangan instrumen baru serta
aplikasi teknologi; skill builders mengajak peserta didik mempertajam keterampilan IPA
(Science Skill); global connections membantu pada peserta didik untuk melihat bagaimana
peserta didik melihat sains fisika dihubungkan dengan sains lainnya; careers memberikan
gambaran tentang pekerjaan (karier) apa yang berhubungan dengan konsep IPA yang
dipelajari; sedangkan science and literatur/art memberi petujuk pada peserta didik untuk
mengetahui bahan bacaan (literature) yang terkait erat dengan konsep yang dipelajari serta
contoh-contoh seni yang berhubungan dengan konsep (Sam Barrett, et al , 1996 : xx-xxii)
Trefil, J. dan Hazen, R. M, (2007: xi - xxviii) dalam bukunya yang berjudul The
Sciences: An Integrated Approach, menjelaskan, bahwa ada dua ciri utama yang
membolehkan kita memberikan satu teks yang menekankan tujuan membantu siswa
memperoleh scientific literacy, yaitu adanya organisasi ide-ide utama dan integrasi jelas
dalam sains.
Ide-ide utama yang dijelaskan dalam buku tersebut diorganisasikan dalam tematema antara lain: sains: suatu cara untuk mengetahui; urutan alam semesta; energi, panas
dan hukum kedua termodinamika; listrik dan magnet; radiasi gelombang elektromagnetik;
Albert Einstein dan teori relativitas; atom; mekanika kuantum; kombinasi atom; ikatan
kimia; materi dan sifat-sifatnya; inti atom; struktur akhir materi; bintang; kosmologi; bumi
dan planet-planet lain; tektonik lempeng; beberapa siklus bumi;, strategi hidup; sel-sel
hidup; molekul-molekul kehidupan; genetika klasik dan modern; sains baru bagi kehidupan
dan evolusi. Tema-tema tersebut diuraikan dalam ide-ide utama dan setiap ide utama
diintegrasikan dalam seluruh bidang sains, yaitu fisika, kimia, lingkungan, geologi,
kesehatan dan keamanan, astronomi, teknologi, dan biologi.
Contoh yang bisa dipaparkan, yaitu tema utama : Energi: Mengapa hewan-hewan
harus makan untuk tetap hidup?; ide besar : Banyak bentuk-bentuk energi berbeda dapat
berubah, dan jumlah total energi dalam sistem terisolasi adalah kekal; integrasi bidang
fisika : Ketika pemain bola bowling memukul pasak, energi kinetik dari bola bowling
ditransfer untuk memencarkan pasak; integrasi bidang kimia : Tersedianya energi kimia
dalam bahan bakar fosil dikonversikan menjadi energi panas selama proses pembakaran;
integrasi bidang biologi : Tumbuh-tumbuhan mengkonversikan energi matahari menjadi
1
energi kimia yang diperlukan untuk mempertahankan hidup organisme pada setiap
permukaan tropis; integrasi bidang astronomi : Bintang mengkonversikan unsur hidrogen
menjadi helium dan meradiasikan energi melalui proses fusi inti; integrasi bidang geologi:
Selama gempabumi energi potensial gravitasi yang dihasilkan batuan dengan segera
dikonversikan menjadi energi kinetik; integrasi bidang teknologi: Generasi baru baterai
mengkonversikan energi kimia menjadi energi listrik yang diperlukan untuk menjadi
sumber energi listrik bagi mobil; integrasi bidang lingkungan : Angin dan hujan
mendapatkan energi melalui konversi energi radiasi matahari; serta integrasi bidang
kesehatan dan keselamatan : Latihan (olah raga) yang kuat mengkonversikan energi kimia
tubuh menjadi energi panas dan energi kinetik (Trefil, J. dan Hazen, R. M., 2007: 49)
Hasil penelitian Cho, I. Y. dan Anderson, C. W. (2005 : 5-7), khusus untuk topik
transformasi materi dalam perubahan fisika dan kimia, diterapkan pendekatan
environmental literacy pada pendidikan sains; pendekatan trans-disciplinary dan
multidisciplinary; serta pendekatan ecological science.
Bidang kimia-fisika yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan belajar
jangka panjang, Huo, Y. (2006: 24-25) dalam penelitiannya menerapkan strategi
pendidikan modern, seperti demonstrasi, cerita sejarah sains, teknologi multimedia, studi
kasus, pembelajaran berbasis masalah serta menggunakan penilaian peta konsep.
5. Outdoor Learning System
Sains (IPA) sebagai ilmu pengetahuan merupakan aktivitas manusia yang secara
aktif harus dipecahkan peserta didik melalui proses asimilasi dan sintesis yang pada
akhirnya menjadi pengetahuan bagi pebelajar. Asimilasi mengacu pada kecenderungan
untuk mencocokkan informasi baru ke dalam kerangka-kerangka berpikir yang sudah ada
(Allyn & Bacon, 1995: 1), sedangkan sintesis memadukan ide-ide yang berbeda, pengaruh
atau berbagai hal untuk membuat suatu keseluruhan yang baru atau berbeda (Bloom, 1956:
162). Proses pembelajaran bersifat eksternal yang direncanakan dan bersifat rekayasa
perilaku dapat dilakukan di luar ruangan kelas (outdoor)
Sistem pembelajaran di luar ruangan (aotdoor learning system) adalah sistem
pembelajaran yang menciptakan kegiatan-kegiatan pembelajaran di luar ruangan, yang
sangat sulit didefinisikan secara khusus, karena bukanlah sebuah terminologi teknis
1
melainkan sebuah konsep umum yang menggunakan area di luar ruangan sebagai alat
pembelajaran. Oleh sebab itu outdoor learning system dapat dilakukan dengan banyak cara
(Broda, 2007: 5-6).
Ciri khas dari sistem pembelajaran di luar ruangan mengacu pendapat Fraser dan
Walberg (1995: 79), bahwa berbeda dengan kelas sains konvensional, outdoor learning
system di lakukan di lingkungan yang lebih terbuka dengan sangsi yang lebih sedikit serta
fleksibel juga dapat pula dengan proses evaluasi yang berbeda.
Koran dan baker (fraser dan Walberg, 1995: 79), agar kegiatan sistem pembelajaran
di luar ruangan dapat menjadi sebuah strategi pembelajaran, maka harus dipastikan bahwa:
a. Guru telah familiar dengan area yang akan dijadikan lokasi pembelajaran di luar
ruangan
b. Para peseta didik lebih siap dan mengerti akan tujuan pembelajaran di luar ruangan
yang dilaksanakan
c. Pembelajaran memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik.
1
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Paradigma dan Disain Penelitian
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 tahun 2008 pasal 2 ayat (2)
menyebutkan, bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi. Empat kompetensi tersebut juga menjadi kompetensi lulusan Program
Studi Pendidikan IPA jenjang S1 ditambah dengan kompetensi pendidikan bidang IPA,
kompetensi menghadapi masa depan IPA serta kompetensi dasar-dasar dan rumpun IPA
yang cukup untuk studi lanjut.
Lulusan Program Studi S1 Pendidikan IPA memiliki kewenangan salah satunya
menjadi guru IPA SMP/MTs. Calon guru IPA SMP/MTs harus disiapkan mengacu pada
standar kompetensi pembelajaran IPA di jenjang SMP/MTs terkait dengan kharakteristik
IPA, pembelajaran IPA khususnya pembelajaran IPA di jenjang SMP/MTs. Pusat
Kurikulum, Balitbang Kementrian Pendidikan Nasional sejak tahun 2005 telah
mengembangkan panduan pengembangan pembelajaran IPA terpadu untuk guru
SMP/MTs.
Panduan pembelajaran IPA terpadu yang dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan
Nasional memiliki
tujuan dan manfaat yang didukung oleh beberapa model IPA
terintegrasi dari Sam Bareet (1996) dalam Glencoe Program Merril Physical Science,
dimana unsur integrasinya berbagai bentuk kegiatan pembelajaran (activities, mini labs,
problem solving, tecnology, skill builder, global conection, careers dan literature/art).
Robin Fogarty (1991) merekomendasikan model-model keterpaduan sedangkan James
Trafil (2007) menjabarkan ide utama dalam tema utama, kemudian mengintegrasikan
dalam bidang fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan, kesehatan, keamanan, astronomi
dan teknologi.
Modifikasi beberapa model integrasi IPA terhadap model pengembangan IPA
terpadu Kemdiknas diacu dalam pengembangan model integrated science yang digunakan
sebagai bekal kompetensi pendidik bagi lulusan yang nantinya akan mengajar di jenjang
SMP/MTs. Pengembangan model integrated science yang akan membekali mahasiswa
1
agar memiliki kompetensi profesional dan pedagogik, didasarkan pada basis teknologi dan
kearifan lokal, sehingga mampu merintis outdoor learning system. Model integrted science
dikembangkan dengan mempertimbangkan beberapa hasil penelitian terkait dengan
pembelajaran IPA Sekolah Menengah Pertama (SMP), kompetensi-kompetensi guru IPA
SMP serta standar-standar persiapan bagi calon guru IPA SMP. Paradigma penelitian
dijelaskan pada Gambar 1. Perwujudan outdoor learning system didasari oleh bentuk
kerjasama universitas atau LPTK dengan berbagai lembaga/instansi terkait yang sesuai
dengan pengangkatan tematik dalam integrated science.
1
Kompetensi
lulusan program
studi pendidikan
Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Profesional
Kompetensi Sosial
meliputi
IPA
terkait
1. Kompetensi pendidikan bidang IPA.
2. Kompetensi menghadapi masa depan IPA
3. Kompetensi dasar-dasar IPA dan rumpun IPA
yang cukup untuk studi lanjut
Kompetensi Sosial
Karakteristik IPA
didasari
NSTA
Salah satu kewenangan:
menjadi guru IPA
SMP/MTs
Pembelajaran IPA secara
Umum
Pembelajaran IPA secara
khusus untuk SMP/MTs
didukung
memiliki
Balitbang Depdiknas
(Pusat Kurikulum)
Panduan Pembelajaran
IPA Terpadu untuk
SMP/MTs
Tujuan
Manfaat
diacu
Outdoor learning system
integrated science
Model Sam Bareet (1996)
(Glencoe Program Merril
Physical Science)
Model Robin Fogarty
(1991)
Model James Trefil (2007)
(The Science: An
Integrated Approach
Model integrated Science
berbasis teknologi dan
kearifan lokal
Gambar 1. Paradigma Penelitian
21 1
Disain penelitian menggunakan metode penelitian Research and Development
dan alur penelitian yang dijelaskan pada Gambar 2. Fase define atau research and
information collection (Borg dan Gall, 1983: 776) merupakan fase penelitian dan
pengumpulan data awal berupa studi literatur, analisis kebutuhan dan studi lapangan.
Fase design atau planning (Borg dan Gall, 1983: 777) merupakan rancangan produk
yang akan dihasilkan, meliputi tujuan penggunaan produk, pengguna produk dan
deskripsi komponen-komponen produk. Fase develop atau develop preliminary form of
product (Borg dan Gall, 1983: 781) merupakan pengembangan produl awal. Fase
Disseminate ada empat langkah pengembangan, yaitu preliminary field testing (Borg
dan Gall, 1983: 782) yang merupakan ujicoba lapangan awal, main product revision
(Borg dan Gall, 1983: 782) atau revisi hasil ujicoba, main field testing (Borg dan Gall,
1983: 783) atau ujicoba lapangan utama serta operational product revision (Borg dan
Gall, 1983: 784) atau penyempurnaan produk hasil ujicoba lapangan.
Berdasarkan hasil analisis Kurikulum Pendidikan IPA S1 pada fase define, maka
diperoleh daftar mata kuliah prasyarat aspek subject (materi) dan aspek pedagogy (how
to teach). Mengacu daftar mata kuliah prasyarat yang ditemukan, maka dilakukan revisi
dengan tujuan prasyarat-prasyarat untuk Integrated Science dapat terpenuhi.
1
Metode
Penelitian R &
D
DEFINE
Research and
information
collection (1)
DESIGN
Alur Penelitian
Analisis
Kompetensi
Kurikulum
IPA
Rancangan
model
integrated
science
Planning (2)
DEVELOP
Develop
Preliminary form
of Product (3)
DISSEMINATE
Pengembangan
Silabus model
integrated
science
Penetapan tema
berbasis teknologi
dan kearifan lokal
Standarstandar
materi
Penetapan
Standar Core
materi dan
Standarstandar
pedagogi
Perancangan
Perangkat
Perkuliahan
Pengembangan
Peta
Kompetensi
dan Silabus
integrated
science
Pengembangan Instrumen
penelitian integrated science
lembar observasi ourdoor
learning system
Preliminary
Field Testing
(4)
Main Field
Testing (6)
Analisis
sumber
belajar
Pemodelan
Dosen
pedagogi
Judgment
Lapangan
Pengembangan
Contoh
Perangkat
Pemodelan
berbasis
tematik dengan
mengangkat
teknologi dan
kearifan lokal
Praktik
mahasiswa
Pemodelan
Dosen
Praktik
mahasiswa
TEMUA
N
LAPORAN
Validasi
pakar IPA
Main Product
Revition (5)
Operational
Product
Revition (7)
Gambar 2. Disain Penelitian
23
1
1. Prosedur Penelitian
Mengacu pada desain penelitian tersebut, prosedur penelitian dilaksanakan melalui
tahapan-tahapan dalam research and development (R & D). Tujuan utama R & D untuk
mengembangkan dan memvalidasi suatu program atau model integrated science yang akan
digunakan di luar kelas agar tujuan perkuliahan menjadi efektif dan siap untuk
diimplementasikan. Tahapan-tahapan R & D diformulasikan menjadi model 4-D (Four-D
Models) (Thiagarajan, 1975: 5) dan disesuaikan Borg dan Gall (1983: 775) yaitu:
a. Define (D-1)/Research and Information Collection
1) Analisis Teori/ Studi Literatur
Tahap ini menganalisis secara teori standar-standar guru sains SMP, meliputi:
 Standards for Scince Teacher Preparation, fokus pada 10 standar untuk
persiapan guru sains, yaitu standar isi, hakikat sains, inkuiri, issues, keterampilan
umum mengajar sains, kurikulum, sains dan masyarakat, asesmen, keselamatan
dan kesejahteraan serta pertumbuhan profesional
 Standar kompetensi kelompok mata pelajaran (SK-KMP) untuk IPA SMP/MTs
menurut KTSP (2007: 99)
 Standar isi sains dari Benchmark For Science Literacy, fokus pada fisika,
kebumian, biologi, kimia, kesehatan fisik dan mental.
 Standar isi dari Science For All Americans, fokus pada bidang biologi, bidang
kimia, bidang fisika, dan bidang kebumian dan antariksa.
2) Analisis Tugas/Needs Assesment
Tahap ini mengidentifikasi keterampilan-keterampilan proses utama dan
menganalisisnya dalam set-set sub-sub keterampilan yang diperlukan. Analisis ini
menjamin kekomprehensifan tugas-tugas dalam bahan perkuliahan, karena
analisisnya sampai pada pemilihan perangkat perkuliahan, rencana aktivitas
perkuliahan/pendekatan sampai pemilihan model perkuliahan serta rancangan
evaluasinya.
Aktivitas
perkuliahan
meliputi
diskusi
informasi,
modeling,
penugasan, kerja kelompok, dan praktik. Penilaian perkuliahan meliputi tes tertulis,
tes kinerja dan tes praktik dan model perkuliahan kolaboratif.
241
3) Analisis Konsep/Needs Assesment
Tahap ini
mengidentifikasi
konsep-konsep
utama
yang diajarkan,
menyusunnya dalam hirarki dan menguraikan dalam tema-tema utama. Tema-tema
utama dijabarkan dalam ide-ide utama dan setiap ide utama diintegrasikan dalam
seluruh bidang sains, yaitu fisika, kimia, lingkungan, geologi, kesehatan dan
keamanan,
astronomi,
teknologi,
dan
biologi.
Analisis
membantu
mengidentifikasikan suatu set rasional contoh. Tujuan perkuliahan khusus berfungsi
mengubah hasil-hasil analisis tugas dan konsep menjadi tujuan-tujuan yang
dinyatakan secara perilaku.
b. Design (D-2)/Planning
1) Seleksi Media dan Sumber-sumber Pembelajaran
Tahap ini memilih media-media dan sumber belajar yang tepat untuk presentasi isi
perkuliahan. Proses ini disesuaikan dengan analisis tugas dan analisis konsep.
2) Seleksi Format
Tahap ini memilih format-format perangkat yang akan dikembangkan, seperti
format silabus, format RPP, format materi pengayaan, format lembar kegiatan mahasiswa
dan format asesmen
(a)
Format Silabus sub Program: Judul Silabus; kolom-kolom terdiri dari standar
kompetensi lulusan sub program, kompetensi dasar, tujuan, indikator-indikator,
deskripsi perkuliahan, instrumen/alat ukur.
(b)
Format Peta Kompetensi integrted science: judul peta kompetensi; kolom-kolom
terdiri dari bidang IPA, Fisika, Kimia, Biologi, Bidang lain; setiap bidang IPA
dijabarkan tujuan pembelajaran, indikator-indikator, metode/pendekatan, materi
(c)
Format Silabus Pembelajaran dan RPP mengikuti format silabus dari Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP: 2006).
(d)
Format LKS disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran (percobaan, demonstrasi
atau penyelidikan)
(e)
Format penilaian disesuaikan jenis penilaian yang dipilih untuk setiap sub program
251
3) Rancangan Awal
Tahap ini merancang perangkat-perangkat perkuliahan integrated science yang
sudah diidentifikasikan.
c. Develop (D-3)/Develop Preliminary form of Product
Tahap ini memperoleh persetujuan untuk meningkatkan kualitas perangkat-perangkat
perkuliahan. Sejumlah ahli diminta untuk mengevaluasi perangkat-perangkat perkuliahan
yang sudah dirancang, meliputi: silabus program, contoh analisi kompetensi, contoh
silabus pembelajaran, contoh RPP, contoh LKS, materi pengayaan, panduan RPP, panduan
peer teaching, penugasan mahasiswa serta seluruh instrumen penilaian, kemudian berbasis
feedback para ahli perangkat-perangkat perkuliahan dimodifikasi/direvisi untuk menjadi
lebih tepat, efektif, dan bermanfaat serta teknik kualitasnya tinggi.
d. Dessiminate (D-4)
Pengujian perangkat hasil pengembangan (Preliminary Field Testing) dilakukan di
kelas perkuliahan Sesudah perangkat-perangkat perkuliahan melalui tahap ujicoba dan
sudah direvisi (Main Product Revision), maka perangkat-perangkat diterapkan dalam
perkuliahan s.ebenarnya (Main Field Testing), kemudian diobservasi segala variabel yang
menjadi fokus/tujuan pengembangan.
2. Lembar Evaluasi (Lembar Validasi) dan Instrumen-instrumen Penelitian
a. Lembar Evaluasi (Lembar Validasi) Perangkat Perkuliahan.
Prosedur pengembangan perangkat program IPA terintegrasi pada tahap validasi ahli
menggunakan beberapa lembar evaluasi seperti dipaparkan dalam Tabel 1.
b. Lembar Evaluasi (Lembar Validasi) Instrumen-instrumen Penelitian
Selain lembar validasi ahli materi untuk perangkat-perangkat perkuliahan yang
dikembangkan, juga dilakukan validasi ahli untuk instrumen-instrumen tes dan non tes,
seperti dipaparkan dalam Tabel 2.
261
3. Instrumen-instrumen Penelitian
Untuk tujuan pengumpulan data dikembangkan instrumen-instrumen penelitian,
seperti dipaparkan pada Tabel 3
Tabel 1. Daftar Lembar Evaluasi (Validasi) Perangkat Perkuliahan
Instrumen
Jenis Perangkat
Unsur-unsur Validasi
yang Divalidasi
I
Silaby Integrated
Science
II
Lesson Plan Integrated
science
III
Worksheet integrated
science
IVa
Tugas Mahasiswa
IVb
Panduan Pengembangan
Lesson Plan
Modul integrated
science
IVc
Kejelasan standar kompetensi lulusan,
kompetensi dasar, indikator-indikator,
deskripsi perkuliahan dan instrumen/alat ukur.
Ketepatan format, materi pembelajaran,
pendekatan dan metode pembelajaran, sumber
belajar, alat/bahan; kesesuaian standar
kompetensi dengan kompetensi dasar,
kompetensi dasar dengan indikator, kegiatan
pembelajaran dengan indikator, lembar
penilaian dengan indikator; ketepatan dan
kekomunikatifan dalam penggunaan bahasa.
Ketepatan format; kesesuaian judul dengan
langkah kegiatan; tujuan kegiatan dengan
langkah kegiatan; hal-hal yang dilaporkan
dengan langkah kegiatan; indikator dalam RPP
dengan tujuan kegiatan;
kelayakan/kemungkinan keterlaksanaan
langkah kegiatan.
Kesesuaian penugasan mahasiswa dengan
indikator dalam silabus program; ketersediaan
pendukung pada penugasan mahasiswa
Kelengkapan aspek-aspek dalam panduan;
kejelasan panduan.
Kebenaran konsep; aktualitas; urgensi;
kesesuaian materi dengan situasi siswa;
kecukupan untuk mencapai tujuan pengayaan;
keluasaan dan kedalaman; kesesuaian gambar,
diagram untuk memperjelas isi
Tabel 2. Daftar Lembar Evaluasi (Validasi) Instrumen-instrumen
Instrumen
Jenis Instrumen yang
Divalidasi
Unsur-unsur Validasi
V
Tes Integrated science
(Validasi butir soal
pilihan ganda dan essay)
Nomor butir soal; penilaian (A= valid tanpa
revisi; B = valid dengan revisi; C = tidak
valid) dan saran penilaian (1 = perbaikan
pada stem/rumusan soal; 2 = perbaikan pada
option; 3 = perbaikan pada kunci jawaban; 4
= perbaikan pada indikator dan 5 =
perbaikan pada gambar). Untuk soal essay
saran penilaian, yaitu 1= perbaikan pada
271
Instrumen
Jenis Instrumen yang
Divalidasi
VI
Analisis Kompetensi
kurikulum/standar dan
Pengembangan Silabus
Pembelajaran Integrated
Science
VII
Lembar Penilaian Lesson
Plandan lampirannya
VIII
Lembar pengamatan
Peer teaching
Unsur-unsur Validasi
stem/rumusan soal dan 4= perbaikan pada
indikator).
Judul; petunjuk pemberian skor; aspek
penilaian untuk analisis kompetensi
kurikulum; kriteria penilaian analisis
kompetensi kurikulum; aspek penilaian
untuk deskripsi semua bidang IPA; kriteria
penilaian deskripsi semua bidang IPA; aspek
penilaian untuk pemilihan tema; kriteria
penilaian pemilihan tema; dan penilaian
umum terhadap Instrumen 2.
Judul; petunjuk pemberian skor; aspek
penilaian untuk identitas; kriteria penilaian
identitas; aspek penilaian rumusan tujuan
pembelajaran; kriteria penilaian rumusan
tujuan pembelajaran; aspek penilaian
penentuan materi pelajaran/materi pokok;
kriteria penilaian penentuan materi
pelajaran/materi pokok; aspek penilaian
pencantuman metode dan strategi; kriteria
penilaian pencantuman metode dan strategi
pembelajaran; aspek penilaian langkahlangkah kegiatan pembelajaran/skenario
pembelajaran; kriteria penilaian langkahlangkah kegiatan pembelajaran/skenario
pembelajaran; aspek penilaian pencantuman
sumber belajar; kriteria penilaian
pencantuman sumber belajar; aspek
penilaian instrumen penilaian/asesmen;
kriteria penilaian instrumen
penilaian/asesmen dan penilaian secara
umum instrumen 3.
Judul; petunjuk pemberian skor; aspek
penilaian kegiatan pendahuluan; kriteria
penilaian kegiatan pendahuluan; aspek
penilaian kegiatan inti; kriteria penilaian
kegiatan inti; aspek penilaian kegiatan
penutup; kriteria penilaian kegiatan
penutup; aspek penilaian lain-lain dalam
pembelajaran; kriteria setiap penilaian
lain-lain dalam pembelajaran; dan
penilaian umum Instrumen 4.
281
Instrumen
Tabel 3. Daftar Instrumen-instrumen Penelitian
Nama
Isi / aspek yang dinilai
1a
Tes Integrated science
dengan scientific methods
sejumlah indikator dengan sejumlah butir
soal tervalidasi
1b
Tes interdicipliner of science
sejumlah indikator dengan sejumlah butir
soal tervalidasi
2
Lembar penilaian analisis
kompetensi dan
pengembangan silabus
pembelajaran Integrated
science
Lembar penilaian Lesson
Plan
Analisis IPA terinterasi; tema; analisis
content dan proses.
3
4
Lembar Penilaian Peer
Teaching
5
Angket Respon Mahasiswa
terhadap bahan ajar
integrated science and
learning
Identitas; merumuskan tujuan
pembelajaran; menentukan materi
pelajaran; mencantumkan metode dan
strategi pembelajaran; menyusun
langkah-langkah kegiatan pembelajaran;
mencantumkan sumber belajar; dan
menyusun instrumen penilaian.
Pendahuluan dengan 3 aspek
pengamatan; kegiatan inti dengan 6 aspek
pengamatan; penutup dengan 2 aspek
pengamatan; dan lain-lain dengan 6 aspek
pengamatan
Perasaan mahasiswa selama mengikuti
perkuliahan dan terhadap perangkat
perkuliahan; tanggapan mahasiswa
terhadap contoh-contoh pendekatan
dalam pembelajaran IPA terintegrasi;
pendapat mahasiswa terhadap
keterbacaan dan penampilan perangkat
perkuliahan; dan pendapat mahasiswa
terhadap kesempatan mengembangkan
peta kompetensi, silabus pembelajaran
IPA terintegrasi, RPP, LKS, penilaian;
dan melakukan peer teaching
4. Subyek Penelitian
Dalam langkah ujicoba lapangan awal dan ujicoba terbatas model integrated science
digunakan subyek penelitian adalah mahasiswa S1 pendidikan IPA semester 6.
5. Teknik Analisis Data
Beberapa teknik analisis data yang diperoleh dari instrumen-instrumen penelitian
dijelaskan sebagai berikut.
291
a. Analisis Instrumen 1a dan 1b (Tes Pemahaman IPA terintegrasi I dan IPA Terintegrasi
II)
Gain-test ditentukan dari skor postest dan pretest yang dinormalisasi dengan rumus 𝑔 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
(Meltzer; 2002: 1260)
b. Analisis Instrumen 2, 3, dan 4 (non tes)
Analisis dilakukan secara dekriptif kualitatif. Penilaian pengembangan peta kompetensi
dan silabus pembelajaran serta RPP dianalisis dengan menghitung rata-rata skor
penilain yang memiliki rentang antara 1 – 4, dengan 1 = kurang; 2 = cukup; 3 = baik;
dan 4 = sangat baik sesuai kriteria yang sudah ditetapkan. Penilaian peer teaching
dianalisis dengan menghitung rata-rata skor penilain yang memiliki rentang antara 1 –5,
dengan 1 = sangat tidak baik; 2 = tidak baik; 3 = kurang baik; 4 = baik dan 5 = sangat
baik.
c. Angket respon mahasiswa selama mengikuti perkuliahan IPA terintegrasi dianalisis
dengan menghitung persentase kemunculan jawaban/tanggapan mahasiswa.
6. Personalia Penelitian
a Ketua Tim Pelaksana
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Nama dan Gelar Akademik
NIP
Pangkat/Golongan
Jabatan Fungsional
Bidang Keahlian
Fakultas/Program Studi
Waktu yang disediakan
:
: Dr. Insih Wilujeng, M.Pd
: 196712021993032001
: Penata TK I/IIId
: Lektor
: Pendidikan IPA
: FMIPA/Pendidikan Fisika
: 20 jam/minggu
b Anggota 1:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Nama dan Gelar Akademik
NIP
Pangkat/Golongan
Jabatan Fungsional
Bidang Keahlian
Fakultas/Program Studi
Waktu yang disediakan
: Drs. Joko Sudomo, M.A
: 195907161985021001
: Penata/IIIc
: Lektor
: Pendidikan IPA
: FMIPA/Pendidikan IPA
: 15 jam/minggu.
301
c Anggota 2:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Nama dan Gelar Akademik : Susilowati, M.Pd.
NIP
: 198306232009122005
Pangkat/Golongan
: Penata/IIIa
Jabatan Fungsional
: Asisten Ahli
Bidang Keahlian
: Pendidikan Biologi
Fakultas/Program Studi
: FMIPA/Pendidikan IPA
7) Waktu yang disediakan : 15 jam/minggu.
d. Mahasiswa 1 :
1)
2)
3)
4)
5)
Nama
NIM
Fakultas/Jurusan/Prodi
Tugas dalam Penelitian
Waktu yang disediakan
: Ari Ginanjar
: 09312241034
: FMIPA/Pendidikan IPA
: Pengembangan instrumen
: 10 jam/minggu.
e. Mahasiswa 2 :
1)
2)
3)
4)
5)
Nama
NIM
Fakultas/Jurusan/Prodi
Tugas dalam Penelitian
Waktu yang disediakan
: C. Nulat Panggayuh
: 09312241035
: FMIPA/Pendidikan IPA
: Pendamping Surveyor
: 10 jam/minggu.
7. Pembiayaan dan jadwal penelitian.
Rekapitulasi Biaya
No.
Uraian
Jumlah (Rp)
Prosentase
1.
Gaji dan upah
14..075.000,00
29,95%
2.
Bahan Penelitian
17.500.000,00
35,00%
3.
Biaya Perjalanan
10.025.000,00
20,05%
4
Pengolahan data, Laporan, Publikasi dalam jurnal,
Menghadiri Seminar, Pendaftaran HKI dan lainlain (Maksimum)
Jumlah Biaya
7.500.000,00
50.000.000,00
15,00%
100%
311
1. Gaji dan Upah
No.
( 29, 95 %)
Jumlah
Personil
Pelaksana Kegiatan
Jumlah
Jam/Bulan
Upah
(Rp)/jam
Jumlah
Bulan
Total Biaya
(Rp)
1.
Peneliti Utama
1
15
32.500,00
10
4.875.000,00
2.
Anggota Peneliti
2
15
30.000,00
10
9.000.000,00
1
5
11.000,00
10
550.000,00
1
5
11.000,00
10
550.000,00
3.
4.
Tenaga Pendukung
(Laboran)
Tenaga
Administrasi
Jumlah
14..075.000,00
2. Bahan Penelitian (35%)
No
1
2
Rencana Anggaran yang diusulkan
Jenis Kegiatan /Aspek Anggaran
Pembiayaaan
Volume
Satuan (Rp)
Total (Rp)
Persiapan
Pengembangan peta analisi, silabus, dan
1
OK
1.000.000
1.000.000
perencanaan pembelajaran dan teaching
material pendukung
Penetapan indikator keberhasilan model
6
OH
100.000
600.000
integrated science
Penyusunan kerangka dan pemetaan
6
OH
100.000
600.000
subtansi dokumen pemantauan dan
implementasi integrated science
Perburuan bahan/Sumber/Referensi
4
OH
100.000
400.000
Brainstorming pengusunan dokumen
6
OH
100.000
600.000
pemantauan dan outdoor learning system
ATK
1
Keg
750.000
750.000
Pengembangan Dokumen pemantauan dan outdoor learning system
Penulisan dokumen pemantauan dan
1
OK
500.000
500.000
outdoor learning system
Penyuntingan dokumen pemantauan dan
1
OK
500.000
500.000
outdoor learning system
Pembuatan dokumen pemantauan dan
1
OK
500.000
500.000
grand design non-cetak (CD)
Pembuatan Dokumen pemantauan dan
1
OK
500.000
500.000
outdoor learning system
Penyuntingan dokumen pemantauan dan
1
OK
500.000
500.000
outdoor learning system
Penyusunan instrumen review,
1
Keg
500.000
500.000
pengukuran, dan assessment untuk
dokumen pemantauan dan outdoor
learning system
Penyusunan instrumen review,
1
Keg
500.000
500.000
pengukuran, dan assessment untuk
dokumen pemantauan dan outdoor
1
32
learning system
3
Pembuatan desain dan lay seluruh
1
Keg
perangkat model integrated science
Pembuatan desain dan lay out dokumen
1
Keg
pemantauan dan outdoor learning system
bentuk CD
Pembuatan desain dan lay out dokumen
1
Keg
pemantauan dan outdoor learning system
web
Sanctioning 1 (dokumen pemantauan dan
4
OH
outdoor learning system cetak dan
instrumen review, pengukuran,
assessment)
Sanctioning 2 (dokumen pemantauan dan
4
OH
grand design non cetak dan instrumen
review, pengukuran, assessment)
Perbanyakan instrumen pemantauan dan HR pengamat
Paket Pemantauan
5
kelom
pok
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
100.000
400.000
100.000
400.000
2.400.000
12.000.000
TOTAL
17.500.000,00
3. Biaya Perjalanan
No
1
2
Jenis Kegiatan /Aspek Anggaran
Pembiayaaan
Kegiatan Pemaparan Hasil di
kabupaten-kabupaten di DIY
Transport mahasiswa
Transportasi Tim saat pemantauan
atau survey outdoor learning system
Transport mahasiswa dan dosen beberpa
kali di 4 kabupaten di DIY
TOTAL
Rencana Anggaran yang diusulkan
Volume
Satuan (Rp)
Total (Rp)
0
2
x4
OK
500.000
4.000.000
0
1
pkt
6.025.000
6..025.000
10.025.000
4. Biaya Pelaporan dan manajemen
No
1
2
Jenis Kegiatan /Aspek Anggaran
Pembiayaaan
Biaya Seminar penelitian
Lembaga Penelitian UNY dan Nasional
Pelaporan
Pengolahan Data
Pembuatan laporan
Publikasi jurnal Nasional/Internasional
TOTAL
Rencana Anggaran yang diusulkan
Volume
Satuan (Rp)
Total (Rp)
2
OK
1.000.000
2.000.000
1
Ok
2.000.000
2.000.000
5
1
Ok
Ok
300.000
2.000.000
1.500.000
2.000.000
7.500.000
1
33
8. Jadwal Kegiatan
No
Uraian Kegiatan
1
Persiapan
Analisis Kompetensi Kurikulum dan analisis
tema
Penetapan indikator keberhasilan
Penyusunan kerangka dan pemetaan kondisi
outdoorlearning system di berbagai kabupaten di
DIY
Perburuan bahan/Sumber/Referensi
Brainstorming pengusunan Instrumen
Pengembangan Instrumen Pemantauan OLS
(outdoor Learning System)
Pembuatan Instrumen pemantauan
Penyuntingan Angket
Pembuatan Rencana kerja
Pembuatan Program Analisis
Penyuntingan bahan pembelajaran
Penyusunan instrumen review, pengukuran, dan
assessment untuk observasi
Penyusunan instrumen review, pengukuran, dan
assessment untuk bahan survey
Pembuatan desain dan lay out OLS
2
3
4
5
6
32
2
Waktu Pelaksanaan (Bulan, 20112)
3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pelatihan dan pemantapan pengamat
Pembuatan desain dan lay out bahan ajar dalam
bentuk Web
Sanctioning 1 (bahan ajar cetak dan instrumen
review, pengukuran, assessment)
Sanctioning 2 (bahan ajar non cetak dan
instrumen review, pengukuran, assessment)
Review Internal (Internal UNY)
Review Eksternal (luar UNY)
Uji Keterbacaan
Revisi 1 (semua perangkat yang dikembangkan)
Pelatihan pengamat
Kerjasama dengan instansi terkait
Kegiatan lapangan pemantauan
Observasi implementasi
Pencatatan hasil observasi
Evaluasi Data
Revisi menyeluruh
Analisis data dan Pelaporan
Tabulasi Data
Analisis Data
Pembuatan Laporan
341
9. Daftar Pustaka
Allyn & Bacon (2995). Assimilation and Accomodation in Cognitif Development.
http://www.abacon.com/slavin/ill.html diakses 16 Desember 2008
Aman, C., et.al. (2007). Student Learning Teams: Viepoints of Team Members, Teachers
and an Observer. Vol 2 isuue| 2007, engineering education, pp. 1-12.
Tersedia
: garypoole@ubc.ca. [19 Maret 2008]
American Assosiation for the Advancement of Science. (1993). Bencmarks for Science
Literacy. Project 2061. New York: Oxford University Press.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Cipta
Rineka
Bround, M., dan Reiss, M. (2006). Toward a More Authentic Science Curriculum: The
contribution of out-of-school learning. International Journal of Science
Education, pp. 1373-1388. Tersedia: m.reiss@ioe.ac.uk. [20 Pebruari 2008]
Cho, I. Y. dan Anderson, C. W. (2005). Understanding of Matter Transformation in
Physical and Chemical Changes: Ecological Thinking. Michigan State University.
35 halaman. Tersedia:
http://jscemed.chem.wisc.edu/JCEWWW/Features/CQandChP/CQs/Concept
sinventory/Concepts_Inventory.html. [23 Juni 2008]
Clarke, J. A. and Rowe, R. (2007). Learning Science Online: A
Descriptive Study of Online Science Courses For Teachers. TERC, 26 halaman.
Tersedia: http://www.terc.edu [23 Juni 2008]
Grinnel, Jr., Richard M. (1988). Social Work Research and Education. Thirt
Edition.Canada: F.E. Peacock Publisher, Inc
Hakkarainen, K., dan Sintonen, M. (2003). The Integrrogative Model of inquiry
and Computer-Supported Collaborative Learning. Science & Education 11: 25-43,
2003. Kluwer Academic Publisher. Printed in the Netherlands. Tersedia :
Departement of Philosophy, P.O.Box 24 University of Helsinki, Finland; E-mail:
matti.sintonen@helsinki.fi [21 Januari 2008]
Huo, Y. (2006). Applying Contemporary Education Strategies to motivate Students’
interests in Studying Physical Chemistry and to develop Lifelong Learning
Skills. Departement of Chemistry, Northeast University Shenyang, pp.23-26.
Tersedia: Huoyunqiu@sina.com. [15 maret 2008]
Khishfe dan Khalick, E. L. ( 2002). Influence of explicit and reflective versus
implicit inquiry-oriented instruction on sixt graders’views of nature of
35 1
science. Journal of Research in Science Teaching, 39 (7), 551-578. Tersedia :
http://ouray. cudenver.edu [15 Pebruari 2008]
Lewis, F. (2007). Prospective Teachers of Secondary School Learners: Learning to TeachTeaching to Learn?.Auatralian Journal of Teacher Education. Flinder
University. 9 halaman. Tersedia: http://www.dest.gov.au. [5 Pebruari 2008]
Mao, S. L. dan Chang, C. Y. (2005). Impacts of an Inquiry Teaching Method on Earth
Science Students’ Learning Outcomes and Attitudes at the Socondary School Level.
Departemen of Earth Science National Taiwan Normal University Taiwan, R. O.
C. proc. Natl, Sci. Counc. ROC(D) Vol, 8, No.3, 2005, pp. 93101. [5 Pebruari
2008]
Meltzer, David E. (2002). The Relationship between Mathemathic Preparation and
Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic
Pretest Scores. American Journal of Physics 70 (12), pp. 1259-1267. Tersedia:
http://ojps.aip.org/ajp/. [20 Januari 2009]
NSTA. (2003). Standards for Science Teacher Preparation. Revised 2003
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Rutherford, F.J. dan Ahlgren, A. (1990) Science for All Americans. New York : Oxford
University Press.
Saab, N. and Joolingen, W.V.,2005). Supporting Collaborative
Discovery Learning by Presenting a Tool. Procceding of th.2005
Conference on Computer Support for Collaborative Learning. Learning
2005: The next yearst CSCL’05 Publisher International Society on
Learning Sciences. Tersedia: Graduate School of Teaching and Learning
University of Amsterdam Nadira@ilo.uva.nl [21 Januari 2007]
Secondary Futures. (2006). Te Kotahingata-Shifting Attitudes to Raise Student
Achievement.Tersedia
:
http://www.secondaryfutures.co.nz/matrix/2006/06/te
kotahingata research php. [17 Juni 2008]
Song-Ling Mao dan Chun-Yen Chang. (2005). Impacts of an Inquiry Teaching Method
on Earth Science Students’ Learning Outcomes and Attitudes at the Socondary
School Level. Departemen of Earth Science National Taiwan Normal University
Taiwan, R. O. C. proc. Natl, Sci. Counc. ROC(D) Vol, 8, No.3, 2005, pp. 93-101. [5
Pebruari 2008]
Thiagarajan, S., Semmel, D. S., Semmel, M.I. (1974).
Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children.
Broomington. Indiana University.
361
Trefil, J. dan Hazen, R. M, (2007). The Science: An Integrated Approach. United Stated of
America: John Wiley & Sons, Inc.
Tuckman, B. W. (1978). Conducting Educational Research. Second Edition. United Stated
of American: Harcourt Brace Jovanovich, Inc.
Van Rooy, W. S. (2005). Curriculum reform in the secondary school-the voices of
experienced biology teachers. School of Education Macquarie University, 23
halaman. Tersedia: Wilhelmina.vanrooy@mq.edu.au [5 Pebruari 2008]
Wilhelm, J., Thacker,B. , Wilhelm, R. (2007). Creating Constructivist
Physics for Introductory University Classes. Electronic Journal of Science
Education,
Vol
II,
No
2
(2007),
18
halaman.
Tersedia:
http://ejse.southwestern.edu[12 Mei 2008]
Yuqiu Huo. (2006). Applying Contemporary Education Strategies to motivate Students’
interests in Studying Physical Chemistry and to develop Lifelong Learning Skills.
Departement of Chemistry, Northeast University Shenyang, pp.23-26. Tersedia:
Huoyunqiu@sina.com. [15 maret 2008]
Zajkov,O.et. al. (2001). Secondary School Student’s Conceptual and Conventional
Knowledge of Mechanics and Some Socioeconomic Parameters. Faculty of
Natural Sciences and Mathematics, Macedonia, 15 halaman. Tersedia;
zoliver@iunona.ukim.edu.mk. [21 Januari 2008]
Zucker, A.A., et. al. (2007). Increasing Science Learning in Grades 3-8
Using Computers and Probes: Finding From The TEEMSS II Project.
Procedings of the NARST 2007 Annual Meeting (New Orleans, LA,
United States), 10 halaman. Tersedia : http://teemss.concord.org/. [15 Juni 2008]
-------------. (2005). Panduan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Balitbang. DepDikNas.
371
Lampiran :
1) Curriculum Vitae
A. Identitas Diri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Nama Lengkap
Jabatan Fungsional
Jabatan Struktural
NIP
NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
Alamat Rumah
Nomor Telp/ Faks/ HP
Alamat Kantor
Nomor Telp/Faks
Alamat e-mail
Lulusan yang Telah Dihasilkan
Mata Kuliah yang Diampu
Dr.Insih Wilujeng
Lektor (340)
Koordinator Prodi Pendidikan Fisika
196712021993032001
0002126703
Madiun, 2 Desember 1967
Margorejo, Tempel, Sleman, Yogyakarta 55552
(0274)440847/(0274)440847/08122741662
Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, UNY
(0274)440847/(0274)440847
insihuny@yahoo.co.id
S-1 = + 150 orang; S-2 = 5 orang; S-3 = --- orang.
Teknologi Pembelajaran Sains
Praktikum Pembelajaran sains
Pendidikan Sains Terintegrasi
B. Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan Tinggi
Bidang Ilmu
Tahun Masuk-Lulus
Judul Skripsi/ Thesis/
Desertasi
Nama Pembimbing/
Promotor
S1
IKIP Yogyakarta
Pendidikan Fisika
1986-1991
Pengaruh Penerapan
Pendekatan
Keterampilan Proses
dan Analisis Brown
terhadap Prestasi
Belajar Fisika Siswa
SMA di Kotamadya
madiun
Drs. Suharyanto, M.Pd
Drs. Ali Waris
S2
UNESA Surabaya
Pendidikan Sains
1996-1999
Pengembangan Model
Pembelajaran
Reciprocal Teaching
pada Pembelajaran
Fisika SMA untuk
Materi Tektonik
Lempeng
S3
UPI Bandung
Pendidikan IPA
2007-2010
Pengembangan
Program Pembelajaran
IPA Terintegrasi Guna
membekali Kompetensi
Pendidik Calon Guru
IPA SMP
Prof. Drs. Bambang
Subali, M.Si.
Prof. Dr. Muslimin
Ibrahim, M.Pd.
Agus Setiawan, Ph.D
Prof. Dr. Liliasari,
M.Pd.
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (bukan Skripsi, Tesis, Disertasi
No
Tahun
Judul Penelitian
1
2007
2
2007
Pengembangan Perangkat Pembelajaran
IPA SD untuk materi Bumi dan Alam
Semesta Sebagai Upaya Peningkatan
Pemahaman Siswa tentang Konsep Plate
Tectonic Theory
Penerapan Outdoor Activities dalam
Pembelajaran Fisika di SMA N 2 Bantul
Propinsi DIY Tahun 2006
3
2007
Penerapan Perangkat Perkuliahan Inovatif
untuk Peningkatan Penguasaan
Pendanaan
Sumber*
UNY
Jumlah (juta Rp)
2 (dua)
PMPTK
100 (seratus)
UNY
12 (Dua belas)
1
No
Tahun
4
2008
5
2009
6
2011
Judul Penelitian
Keterampilan Proses Sains pada
Mahasiswa Pendidikan Kimia dalam mata
kuliah Fisika Dasar I
The Development of Integrated Service
Program for the Students of Physics
Teacher Training as the effort in
improving the Proffessionalsm in the
Teaching Practice in Schools
Ketercapaian Pedagogy Content
Knowledge Integrated Science Mahasiswa
S1 Pendidikan IPA Melalui
Pengembangan Program IPA Terintegrasi
Pengembangan Assesment of Practical
Skill in Sacience and Tecnology unruk
meningkatkan literasi sains dan
keterampilan praktik siswa
Pendanaan
Sumber*
Jumlah (juta Rp)
UNY
12 (Dua belas)
DIKTI (Hibah
Disertasi)
38 (Tiga puluh
delapan)
UNY
4 (empat)
Tuliskan sumber pendanaan : PDM, SKW, Pemula, Fundamental, Hibah Bersing, Hibah
Pekerti, Hibah Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerja sama lur negeri dan publikasi
internasional, RAPID, Unggulan Stranas dan sumber lainnya.
D. Pengalaman Pengabdian pada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No
Tahun
1
2008
2
3
2008
2008
4
5
2010
2011
6
2011
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sistem Pembinan Guru Melalui Lesson
Study
Model Pembinaan Astronomi di Sekolah
Teknologi Pembelajaran: Model-model
Pembelajaran Efektif dan Inovatif dalam
mata pelajaran Sains (Fisika)
Konsep Penelitian PTK
Pembelajaran Sains Inovatif dan Inspiratif
untuk SMA
Integrasi Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran Sains
Pendanaan
Sumber*
Jumlah (juta Rp)
Dinas Pendidikan
------------UNY (A2)
PEMDA
-------------------------
Sekolah
PSBB
--------------------------
Sekolah
-------------
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No
1
2
3
Judul Artikel Ilmiah
Kompetensi IPA Terintegrasi Melalui
Pendekatan Keterampilan Proses
Mahasiswa S1 Pendidikan IPA
Pengembangan Program IPA Terintegrasi
Menggunakan Pendekatan Inquiry bagi
Mahasiswa S1 Pendidikan IPA
(Development of Integrated Science
Program Using Inquiry Approach for
Science Education Undergraduate
Student)
Membentuk siswa yang memiliki Literasi
sains dan Berkarakter melalui Pendekatan
Pembelajaran STSE
Volume/No/Tahun
No.3/November
2010/Tahun XXIX
Nama Jurnal
Cakrawala Pendidikan
(CP)
No.1/Juni 2010/Volume
15
Jurnal Pendidikan
Matematika dan Sains
(JPMS)
Tahun XIII, Nomor 2,
Mei 2011
Majalah Ilmiah WUNY
1
F. Pengalaman Penyampaian Makalah secara Oral pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah dalam 5
Tahun Terakhir
No
1
Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Seminar Internasional Pendidikan IPA Ke2 UPI Bandung
2
Seminar Nasional Pendidikan IPA
3
Seminar Nasional Pendidikan IPA
4
Seminar Nasional Pendidikan IPA
5
Seminar Internasional Pendidikan IPA
Judul Artikel Ilmiah
The Development of
Integrated Service
Program for The
Students of Physics
Teacher Training as
Effort in Improving The
Professionalsm in The
teaching Practice in
School”
Peningkatan Ranah
Kognitif dan Self
Efficacy Calon Guru SD
Melalui Integrasi
Perangkat Perkuliahan
Berbasis Struktur
Pembelajaran SEQIP ke
dalam Learning Cycle
Kompetensi IPA
terintegrasi melalui
pendekatan STM
mahasiswa S1
pendidikan IPA
Content and pedagogy
Analysis IPA
Terintegrasi hasil karya
mahasiswa Si
pendidikan IPA
Integrated Science
Competence Using
Inquiry Approach of
Science Education
Undergraduate Student
Waktu dan tempat
18 Oktober 2008UPI
Bandung
UNNES Semarang, 31
Januari 2010
8 Mei 2010 di
Pascasarjana UNS
Tanggal 14 Mei 2010 di
FMIPA UNY
Tanggal 30 Oktober
2010 di SPs UPI
Yogyakarta, 20 Maret 2012
Dr. Insih Wilujeng, M.Pd.
NIP. 196712021993032001
1
CURRICULUM VITAE
1. Nama
: Drs. Joko Sudomo, MA.
2. Tempat/Tgl. Lahir
: Klaten, 16 Juli 1959.
3. Alamat
: Perumahan Mapan Sejahtera UNY Blok A/9,
Gondang Legi, Wedomartani, Ngemplak, Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Instansi
: Jurdik Fisika, FMIPA
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
5. Riwayat Pendidikan :
a. Sarjana Pendidikan Fisika, IKIP Yogyakarta, 1985.
b. Master of Arts (MA) in Science Education, Institute of Education, University of
London, Inggris, 1996.
6. Pengalaman Mengajar:
a. Guru IPA SLTP: 1982 – 1987.
b. Staf Pengajar IPA program PGSD FIP Universitas Negeri Yogyakarta: 1992- 2000.
c. Dosen Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta: 1987 –
sekarang.
d. Dosen Program Studi IPA, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta: 2007 –
sekarang.
7. Pengalaman Penelitian:
Tahun
Judul Penelitian
Ketua/
Anggota
Tim
Sumber
Dana
2011
Rekayasa teknologi Sawangan Tradisional
Sebagai ”Input Device Audio Organic Growth
System” Hemat Energi dalam Pemupukan Daun
(Foliar) utnuk Peningkatan Produktivitas
Tanaman Pertanian di Daerah Berangin Kencang
Angota
DIA
BERMUTU
2009
Pengaruh Penggunaan Media Animasi dalam
Pembelajaran Fisika Dasar terhadap Prestasi
Ketua
DIA
BERMUTU
1
Belajar Mahasiswa di Jurusan Pendidikan Fisika
FMIPA UNY
2009
Pengembangan Teknik Mitigasi dan Manajemen
Bencana Alam Gempa Bumi bagi Komunitas SMP
di Kabupaten Bantul Yogyakarta
Anggota
DPPM
8. Pengalaman Akademik/Pelatihan:
a. Pelatihan Pengajaran Sains Sekolah Dasar dan Menengah di Tokyo Gakugei
University, Jepang: Agustus – Desember 1999.
b. Short visit Pengajaran Sains Sekolah Dasar dan Menengah di Manila, Philipina:
Agustus 2000.
c. Konsultan Peralatan dan Monitoring SEQIP (Science Education Quality
Improvement Project): 16 Okt. 2000 – 31 Des. 2002.
d. Pelatihan Teknik Moderasi, Thailand: 19 – 23 Mei 2003.
e. Konsultan Peralatan dan Monitoring SEQIP (Science Education Quality
Improvement Project): 16 Jan. 2003 – 31 Des. 2004.
f. Koordinator Projek Disaster Awareness in Primary Schools (DAPS), Jan 2005 –
Oktober 2007.
g. Koordinator Projek Disaster Awareness for Community, kerjasama GTZ
GLG/SEQIP – PT Asuransi MAIPARK dengan Tim Penggerak PKK Kab Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta, Oktober 2007 – April 2008.
Yogyakarta, Maret 2012
Drs. Joko Sudomo, MA
1
Curriculum Vitae
A. Identitas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Nama, Gelar
NIP
Tempat dan Tanggal Lahir
Jabatan Fungsional
Pangkat, Gol/Ruang
Mata Kuliah/Bidang Ilmu
Prodi / Fakultas
Alamat Rumah/HP
9. Kantor
: Susilowati, M.Pd. Si.
:198306232009122005
: Magelang, 23 Juni 1983
: Tenaga Pengajar
: Penata Muda Tk.I, III/b
: Pendidikan IPA
: Pend. IPA/FMIPA
: Perum Puri Margomulyo Asri No. 104 Seyegan,
Sleman.
: Karangmalang, Depok, Sleman, Yogyakarta, (0274)
586168 Pes. 217, 218, 219
B. Riwayat Pendidikan
No
Universitas
Program
Tahun
Lulus
Bidang Ilmu
1
UNY
S1
Pend. Biologi
2006
2
UNY
S2
Pend. IPA (Sains)
2009
Sem/Tahun
Strata
C. Mata kuliah yang diampu:
No
Mata Kuliah
1
IPA 4
Genap/2010
S1
2
Praktikum IPA 4
Genapl/2010
S1
3
Praktikum Pendidikan IPA
Gasal/2011
S1
4.
IPA 5
Gasal/2011
S1
6.
Praktikum IPA 5
Gasal/2011
S1
D. Pelatihan yang pernah diikuti
No
1.
Nama Pelatihan/Kursus
Pelatihan PEKERTI CPNS
Waktu
Juli 2010Desember 2010
Tempat
P3AI UNY
1
2.
Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Gol.III tahun 2006
3-5 November
2010
LPMP
Yogyakarta
3.
Pelatihan Penggunaan Alat Lab IPA
2010
Hotel Rose In
Yogyakarta
E. Penelitian dalam jabatan/pangkat terakhir, yang relevan dengan bidang ilmu :
Sponsor/
No
Judul Penelitian
Tahun
Peny. Dana
1
Upaya Meningkatkan
Kemampuan Merancang
Percobaan dan Melaksanakan
Percobaan menggunakan
Pendekatan Modified Free
Inquiry di SMA N 2 Sleman.
Mandiri
2006
2
Pelaksanaan Pembelajaran
Sains di Sekolah Menengah
Pertama Rintisan Bertaraf
Internasional Daerah Istimewa
Yogyakarta
Mandiri
2009
F. Kegiatan dalam Seminar Ilmiah
No
Nama Kegiatan
Tempat
Waktu
Partisipasi
Pemakalah
1.
Seminar Nasional
Pendidikan IPA Tahun
2010
UNES
2010

2.
Seminar Pembelajaran
IPA dalam rangka
Pengembangan
Pendidikan Karakter
Auditorium
UNY
2010

3.
Seminar Nasional
Pendidikan IPA
AULA
Teknik UNY
2009
Peserta

1
4.
Seminar Nasional
Biologi, Ilmu
Lingkungan dan
Pembelajarannya
FMIPA UNY

2009
G. Pengabdian Kepada Masyarakat dalam jabatan/pangkat terakhir:
No
Kegiatan
Tempat
Tahun
1.
Pelatihan dan Workshop
Pembelajaran MIPA Berbasis
Laboratorium
Madrasah
Mualimin
2009
2.
Pelatihan pengembangan Metode
Pembelajaran IPA bagi Tutor
PKBM Berbasis Pondok
Pesantren Jum’at, 18 Juni 2010
Yout Center
Mlati
Sleman
18-20
Juni
2010
Yogyakarta, 24 Februari 2010
Yang menyatakan,
(Susilowati, M.Pd. Si.)
NIP. 19830623 200912 2 005
1
2) Pernyataan Kesediaan melaksankan penelitian dari Ketua, Anggota Tim
Peneliti
PERNYATAAN KESEDIAAN MELAKSANAKAN PENELITIAN
DARI KETUA, DAN ANGGOTA TIM PENELITI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama
: Dr. Insih Wilujeng, M.pd
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, Desember 1967
3. Program Studi
: Pendidikan Fisika
4. Alamat
: Margorejo, tempel, Sleman, Yogyakarta 5552
5. Status Akademik
: Golongan IIId/ Lektor
6. Nama Jabatan Struktural : --------Dengan ini, saya menyatakan bersedia untuk ikut serta dalam Tim Peneliti dengan tugas dan waktu
sesuai seperti diuraiakan dalam SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN PEMBAGIAN
WAKTU KETUA DAN ANGGOTA TIM PENELITI. Apabila saya tidak memenuhi kesediaan ini,
saya bersedia diberhentikan dari keanggotaan Tim Peneliti.
Yogyakarta, 20 Maret 2012
Yang menyatakan
(Dr. Insih Wilujeng, M.Pd.)
NIP. 196712021993032001
1
PERNYATAAN KESEDIAAN MELAKSANAKAN PENELITIAN
DARI KETUA, DAN ANGGOTA TIM PENELITI
Yang bertanda tangan di bawah ini
1. Nama
2. Tempat dan Tanggal Lahir
3. Program Studi
4. Alamat
5. Status Akademik
: Drs. Joko Sudomo, m.A
: Klaten, 16 Juli 1959
: Pendidikan IPA
: Perum mapan Sejahtera A 56 Yogyakarta
: Golongan IIIb/Penata Tk 1
Jabatan Lektor
6. Nama Jabatan Struktural : --------Dengan ini, saya menyatakan bersedia untuk ikut serta dalam Tim Peneliti dengan tugas dan waktu
sesuai seperti diuraiakan dalam SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN PEMBAGIAN
WAKTU KETUA DAN ANGGOTA TIM PENELITI. Apabila saya tidak memenuhi kesediaan ini,
saya bersedia diberhentikan dari keanggotaan Tim Peneliti.
Yogyakarta, 20 Maret 2012
Yang menyatakan
(Drs, Joko Sudomo, M.A)
NIP. 198307302008122004
1
PERNYATAAN KESEDIAAN MELAKSANAKAN PENELITIAN
DARI KETUA, DAN ANGGOTA TIM PENELITI
Yang bertanda tangan di bawah ini
1. Nama
: Susilawati, M.Pd.
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Magelang, 23 Juni 1983
3. Program Studi
: Pendidikan IPA
4. Alamat
: Perum Pur Margomulyo Asri No 104 Seyegan
5. Status Akademik
: Golongan IIIa/Tenaga Pengajar
6. Nama Jabatan Struktural : --------Dengan ini, saya menyatakan bersedia untuk ikut serta dalam Tim Peneliti dengan tugas dan waktu
sesuai seperti diuraiakan dalam SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN PEMBAGIAN
WAKTU KETUA DAN ANGGOTA TIM PENELITI. Apabila saya tidak memenuhi kesediaan ini,
saya bersedia diberhentikan dari keanggotaan Tim Peneliti.
Yogyakarta, 20 Maret 2012
Yang menyatakan
(Susilawati, M.Pd.)
NIP. 198306232009122005
1
3) Surat Keterangan dari Ketua Jurusan tentang keterlibatan mahasiswa dalam
penelitian
SURAT KETERANGAN DARI KETUA JURUSAN TENTANG
KETERLIBATAN MAHASISWA DALAM PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini
1. Nama
2. NIP
3. Jabatan
: Dr. Insih Wilujeng, M.Pd
: 196712021993032001
: Koordinator Prodi Pendidikan Fisika FMIPA
UNY
Dengan ini, saya menyatakan bahwa mahasiswa berikut ini:
1. Nama : Ari Gunawan
NIM : 093122410341
2. Nama : C. Nulat Panggayuh
NIM : 09312241035
Terlibat dalam penelitian yang berjudul ; Model Penelitian Kerjasama Institusi dalam Pemantauan
Standar Nasional Pendidikan (SNP) Sebagai Basis Data untuk Pengembangan Grand Design
Pendidikan di Wilayah Otonomi Menuju Tercapainya Millenium Development Goals (MDGs).
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan dapat dimanfaatkan sesuai
dengan peruntukannya.
Yogyakarta, 20 Maret 2012
Yang menyatakan
\\\\\
(Dr. Insih Wilujeng, M.Pd.)
NIP. 196712021993032001
1
Download