DIKTAT PERKULIAHAN IPA TERINTEGRASI DAN PEMBELAJARANNYA PENYUSUN Dr. INSIH WILUJENG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 0 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan inayahNya kepada kita, sehingga kita senantiasa diberi kenikmatan sehat dan kesempatan untuk menyusun diktat perkuliahan IPA Terintegrasi dan Pembelajarannya. Diktat ini dibagi menjadi 2 bagian, dengan sebaran pembahasan sebagai berikut. Bagian I membahas IPA Terintegrasi dalam Pendekatan Keterampilan Proses; bagian II membahas IPA Terintegrasi dalam Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat. Dalam setiap bagian dibagi menjadi beberapa kajian antara lain:silabus program, contoh peta analisis kurikulum, contoh silabus pembelajaran IPA Terpadu, contoh RPP, contoh LKS, dan materi pengayaan IPA terintegrasi. Ucapan terima kasih layak dan patut kami sampaikan kepada 1. Dr. Hartono, M.Si. dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kami dalam penyusunan diktat perkuliahan ini 2. Drs. Suparno, M.App.Sc., Ph.D., yang telah memberi fasilitas kepada kami dalam penyusunan diktat perkuliahan TPF 3. Dr. Suyanta, M.Si, selaku Pembantu Dekan I yang juga telah memberikan kesempatan kepada kami dalam penyusunan diktat perkuliahan Kebumian 4. Bapak dan ibu dosen, yang telah banyak membantu mereview dan melengkapai referensi diktat perkuliahan IPA Terintegrasi dan Pembelajarannya 5. Semua pihak yang telah banyak membantu dan mendukung dalam penyusunan diktat perkuliahan TPF Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlimpah atas amal kebaikannya. Kritik dan saran yang membangun dari pihak manapun sangat diharapkan. Semoga diktat perkuliahan IPA Terintegrasi dan pembelajarannya ini bisa diambil manfaatnya bagi mahasiswa khususnya dan lembaga program studi pada umumnya. 1 Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Fisika Yogyakarta, Oktober 2012 Penyusun Drs. Suparno, M.App.Sc., Ph.D. Dr. Insih Wilujeng 2 BAGIAN I DAFTAR ISI SUB PROGRAM I SILABUS SUB PROGRAM 1 CONTOH ANALISIS KOMPETENSI IPA TERINTEGRASI 1 CONTOH SILABUS PEMBELAJARAN IPA TERINTEGRASI 1 CONTOH RPP IPA TERINTEGRASI 1 CONTOH LKS IPA TERINTEGRASI 1 MATERI PENGAYAAN IPA TERINTEGRASI 1 3 Silabus Program Nama Program Besar : IPA Terintegrasi dan Pembelajarannya Nama Sub Program : IPA Terintegrasi dalam Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) Standar Kompetensi Lulusan Program Setelah mengikuti program perkuliahan ini mahasiswa memiliki pengetahuan interdisipliner bidang IPA dan memiliki kemampuan serta keterampilan merencanakan, melaksanakan, mengelola maupun mengevaluasi kegiatan pembelajaran IPA terintegrasi sesuai Standar Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan serta melakukan asesmen pembelajaran IPA terintegrasi dengan Tujuan Indikator A.1. Melalui contoh rancangan pembelajaran IPA Terintegrasi dengan Pendekatan Keterampilan Proses, diharapkan mahasiswa mampu merancang sendiri pembelajaran IPA terintegrasi dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) 1. Mahasiswa mampu menganalisis tujuan pembelajaran, indikator pembelajaran, aktivitas yang disarankan serta asesmen IPA terintegrasi yang sesuai dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) A.2. Melalui pemodelan dosen, diharapkan mahasiswa mampu mengimplementasikan pembelajaran 2. Mahasiswa mampu menganalisis keterkaitan bidangbidang IPA (bidang fisika, biologi, kimia dan lainnya) Deskripsi Perkuliahan 1. Mahasiswa mengobservasi pembelajaran IPA terintegrasi (sesuai contoh) oleh dosen (dosen sebagai guru dan mahasiswa sebagai siswa SMP) 2. Mendiskusikan pemodelan dosen dan hasil analisis IPA terintegrasi, (keterkaitan tema utama dan deskripsi isi setiap bidang IPA) 3. Praktik merancang tema utama, deskripsi isi setiap bidang IPA untuk konsep utama lainnya Instrumen/ Alat Ukur 1. Pre test IPA terintegrasi dengan terapan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) 2. Post test IPA terintegrasi dengan terapan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) 3. Penilaian kesesuaian tujuan pembelajaran, indikator pembelajaran, aktivitas yang disarankan serta asesmen dengan 4 Standar Kompetensi Lulusan Program Kurikulum SMP/MTs Kompetensi Dasar Tujuan IPA terintegrasi dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) A.3. Melalui contoh penilaian pembelajaran dan pemodelan oleh dosen, diharapkan mahasiswa mampu merancang dan mengimplementasi kan penilaian dalam pembelajaran IPA terintegrasi dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) Indikator 3. Mahasiswa mampu menetapkan tema utama 4. Mahasiswa mampu merancang RPP dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) untuk membelajarkan IPA terintegrasi yang dikembangkan Deskripsi Perkuliahan 4. Praktek menyusun RPP 5. Peer Teaching 6. Memperoleh Pengayaan materi IPA terintegrasi. Instrumen/ Alat Ukur pemilihan tema (Penilain Peta Kompetensi dan Silabus Pembelajaran) 4. Penilaian RPP rancangan mahasiswa 5. Penilaian Peer Teaching 5. Mahasiswa mampu menerapkan RPP IPA terintegrasi yang telah dirancang dalam kegiatan peer teaching 5 I. Contoh Peta Analisis Kurikulum Satuan Pendidikan : SMP/MTs Mata Pelajaran : IPA Fisika Bidang IPA Tujuan Pembelajaran 2.2. Memahami wujudwujud zat Indikator Pembelajaran (*) 2.2.2 2.2.3 Pendekatan /Metode PKP Kimia 2.6. Menganalisis metodemetode pemurnian air 2.6.6 Biologi 3.1. Memahami konsep organisme hidup 3.1.2 PKP Melakukan percobaan PKP Observasi Klasifikasi Tema Penjernihan Air 6 II. Contoh Silabus pembelajaran IPA Terintegrasi Satuan Pendidikan Kelas Semester Mata Pelajaran Tema Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1.1. Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari 2.1. Melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia : SMP/MTs : VII (Tujuh) : 1 (Satu) : IPA : Penjernihan Air : 1. Memahami wujud zat dan perubahannya. 2. Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia. 3. Memahami keanekaragaman makhluk hidup. Materi Pokok/Pembelajaran Sifat Zat dan Wujudnya Pemisahan campuran Penilaian Kegiatan Pembelajaran Mendiskusikan zat-zat dan makhluk dalam air kotor Melakukan percobaan penjernihan air Mengidentifikasi wujud zat yang terlibat dalam proses penyaringan Mendiskusikan ciri-ciri tiap wujud zat, manfaat. Melakukan percobaan perubahan wujud Melakukan percobaan untuk mengidentifikasi organisme dalam air hasil Indikator Teknik Bentuk Instrumen Tes Isian Mengidentifikasi tertulis, LO wujud zat di alam Isian Menyebutkan ciri-ciri Unjuk Kerja tiap wujud zat Tes isian Menentukan manfaat tertulis adanya perubaha Isian wujud zat Tes LO Menerapkan cara-cara tertulis untuk mengubah wujud zat Tes tertulis, Unjuk kerja Isian LO Alokasi Waktu Sumber Belajar 8x40’ LKS, botol plastik 2l bekas air mineral, ijuk, kerikil kecil, kerikil besa, pasir, lup, pipet, plastik, pupuk (urea), air kolam. 6x40’ 7 Kompetensi Dasar 3.1. Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki Materi Pokok/Pembelajaran Penilaian Kegiatan Pembelajaran penyaringan Mendiskusikan pemisahan campuran secara fisika dan kimia dalam proses pengolahan untuk mendapatkan air minum dan berbagai penerapan lainnya Mengidentifikasi berbagai organisme yang dapat digunakan untuk menjernihkan air Pengelompok- Mendiskusikan an makhluk pengelompokkan makhluk Hidup hidup berdasarkan ciri-ciri dan manfaatnya. Indikator Teknik Mengidentifikasi caracara pemisahan campuran dengan cara fisika Tes Mengidentifikasi caratertulis, cara pemisahan campuran dengan cara Unjuk kerja kimia Menentukan cara Tes pemisahan campuran tertulis berdasarkan karakteristik campuran Tes Menerapkan cara tertulis pemisahan campuran berdasarkan karakteristik Tes campuran tertulis, Unjuk kerja Produk Mengidentifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri Bentuk Instrumen Alokasi Waktu Sumber Belajar Isian isian isian LO Rubrik Isian 6x40’ Isian Rubrik Isian Rubrik Mengelompokkan 8 Kompetensi Dasar Materi Pokok/Pembelajaran Penilaian Kegiatan Pembelajaran Indikator Teknik makhluk hidup berdasarkan ciricirnya Tes tertulis Mengidentifikasi manfaat jenis-jenis makhluk hidup Tes tertulis, Unjuk kerja Bentuk Instrumen Alokasi Waktu Sumber Belajar Tes tertulis/ Unjuk kerja 9 10 III. Contoh RPP IPA Terintegrasi PEMODELAN (DEMONSTRASI) PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN PENJERNIHAN AIR Satuan Pendidikan : SMP Mata Pelajaran IPA Terintegrasi : A. Tujuan Pembelajaran 2.2.Memahami wujud-wujud zat. 2.6.Menganalisis metode-metode pemurnian air 3.1. Memahami konsep organisme hidup B. Indikator Pembelajaran 2.2.2. Mengklasifikasikan zat berdasarkan wujudnya 2.2.3. Menjelaskan bagaimana susunan partikel mempengaruhi sifat fisik Zat 2.6.6. Melakukan praktik teknik sederhana pemisahan campuran 3.1.2. Mengklasifikasi makhluk hidup sebagai tumbuhan atau hewan PERTEMUAN I (2 X 45 MENIT) A. Tujuan Pembelajaran 2.2.Memahami wujud-wujud zat. B. Materi Pelajaran Wujud-wujud zat Susunan partikel, bentuk dan volume serta gerakan partikel dari wujud zat padat, cair dan gas 10 C. Pendekatan/Metode Pembelajaran 1.Pendekatan : Keterampilan Proses (observasi, klasifikasi, pengukuran, inferensi) 2.Metode : Demonstrasi Percobaan Diskusi D. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) Motivasi: Guru menunjukkan pada siswa batu, minyak goreng dan balon yang sudah ditiup, kemudian menanyakan kepada siswa: “Apakah wujud masing-masing benda ini? Bagaimanakah sifat masingmasing dan mengapa memiliki sifat berbeda?” Pengetahuan Prasyarat: Mengajukan pertanyaan tentang sifat-sifat benda padat, cair dan gas Menyampaikan indikator pembelajaran 2. Kegiatan Inti (60 menit) Menegaskan tentang permasalahan yang muncul dalam sesi pemotivasian. Membagi peserta didik kedalam kelompok-kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Meminta peserta didik untuk membaca LKS-1 dan mendiskusikan dalam kelompok sebelum melakukan percobaan. Membimbing siswa melakukan percobaan dan memeriksa kegiatan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar. Jika masih ada peserta didik /kelompok yang belum dapat melakukan dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompoknya Mengklarifikasi konsep yang telah didapat siswa, dilanjutkan dengan diskusi tentang berbagai kemungkinan zat-zat bisa berubah wujud 11 3. Kegiatan Penutup (10 menit) Guru membimbing siswa membuat simpulan pelajaran Penugasan Terstruktur: Memberikan tugas lanjutan dari kegiatan yang telah dilakukan yaitu mencari contoh-contoh benda padat yang bercampur dengan benda padat, benda padat bercampur dengan benda cair (campuran berbagai wujud benda).ahan- apakah yang kamu pikir dapatgu ebagai pen E. Sumber Belajar 1. Buku Siswa (mengacu materi pengayaan) 2. LKS-1 3. Alat dan bahan untuk kegiatan siswa dalam pertemuan ini, meliputi: a. Berbagai benda padat, cair dan udara b. Berbagai wadah/bejana c. Gelas ukur d. Berbagai bentuk balon e. Karet pengikatring air? Lakukan PERTEMUAN 2 (2 x 40 menit) A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu: 2.6.Menganalisis metode-metode pemurnian air B. Materi Pembelajaran Filtrasi Evaporasi C. Pendekatan/Metode Pembelajaran 1.Pendekatan : Keterampilan Proses (melakukan penyelidikan) 2.Metode : Demonstrasi Percobaan/Eksperimen Diskusi D. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) 12 Motivasi: Menunjukkan pada siswa air kotor dan air jernih, kemudian menanyakan kepada siswa: “Terdiri dari apa sajakah campuran tersebut, apakah terdapat organisme di dalamnya? Apakah air tersebut dapat dijernihkan?” Pengetahuan Prasyarat: Mengajukan pertanyaan tentang pengertian campuran Menyampaikan indikator pembelajaran 2. Kegiatan Inti (60 menit) Menegaskan tentang permasalahan yang muncul dalam sesi pemotivasian. Membagi peserta didik kedalam kelompok-kelompok, Tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Meminta peserta didik untuk membaca LKS-2 dan mendiskusikan dalam kelompok sebelum melakukan percobaan. Membinbing siswa melakukan percobaan dan memeriksa kegiatan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar. Jika masih ada peserta didik /kelompok yang belum dapat melakukan dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompoknya Mengklarifikasi konsep yang telah didapat siswa, dilanjutkan dengan diskusi tentang berbagai kemungkinan pemisahan campuran selain penyaringan. 3. Kegiatan Penutup (10 menit) Guru membimbing siswa membuat simpulan pelajaran Penugasan Terstruktur: Memberikan tugas lanjutan dari kegiatan yang telah dilakukan yaitu menggunakan bahan-bahan lain yang dapat Materi Pengayaan LKS-2 (digunakan untuk menyaring air dan membandingkan hasilnya dengan kelompok lain. Tugas dikumpulkan pada pertemuan 13 berikutnya.ahan-pakah yang kamu pikir dapatgu ebagainyaring air? Lakukeggunakbahan-bahan yang E. Sumber Belajar 1. Buku Siswa 2. LKS-2 3. Alat dan bahan untuk kegiatan siswa dalam pertemuan ini, meliputi: a. botol plastik 2 liter bekas air mineral b. air kolam c. kerikil d. pasir e. ijuk f. pisau PERTEMUAN 3 (2 x 40 menit) A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat : 2.6. Menganalisis metode-metode pemurnian air B. Materi Pembelajaran Pemisahan campuran dengan cara destilasi dan kristalisasi C. Pendekatan/Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Keterampilan Proses (melakukan penyelidikan) 2. Metode : pengamatan, diskusi D. Kegiatan Pembelajaran a. Kegiatan pendahuluan (10 menit) Motivasi: Menanyakan kegiatan tugas lanjutan, selanjutnya menanyakan: “Bagaimanakah memperoleh air tawar dari air asin? ” (Arahkan dalam konteks penjernihan air untuk memperoleh air tawar) Pengetahuan Prasyarat: Mengajukan pertanyaan tentang penguapan dan pengembunan 14 Menyampaikan indikator pembelajaran b. Kegiatan inti (60 menit) Menegaskan tentang permasalahan yang muncul dalam tahap pemotivasian dan berdiskusi tentang penguapan dan pengembunan. Membagi peserta didik kedalam kelompok-kelompok, Tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Meminta peserta didik untuk membaca LKS-3 dan mendiskusikan dalam kelompok sebelum melakukan percobaan. Membinbing siswa melakukan percobaan dan memeriksa kegiatan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar. Jika masih ada peserta didik /kelompok yang belum dapat melakukan dengan benar ,guru dapat langsung memberikan bimbingan. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompoknya Memberi penghargaan pada semua kelompok yang telah melakukan percobaan dan mempresentasikan hasilnya sesuai kinerja kelompok. Mengklarifikasi konsep yang telah didapat siswa, dilanjutkan dengan diskusi tentang penerapan lain destilasi. Mendiskusikan pemisahan campuran selain penyaringan dan destilasi, yakni kristalisasi. c. Kegiatan Penutup Guru membimbing siswa membuat simpulan pelajaran Guru memberikan kuis untuk mengetahui daya serap materi yang baru saja dipelajari E. Sumber Belajar 1. Buku Siswa 2. LKS-3 3. Alat dan bahan untuk kegiatan siswa dalam pertemuan ini, meliputi: a. Ketel dengan tutup b. Pemanas (kompor spiritus) c. Air laut 15 d. Selang e. bejana besar (ember) f. bejana kecil PERTEMUAN IV (2 x 40 menit) A. Tujuan Peserta didik dapat 3.1.Memahami konsep organisme hidup B. Materi Pembelajaran Perbedaan antara tumbuhan dan hewan Hewan : tidak dapat membuat makanan sendiri, dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain, dan merespon secara cepat terhadap rangsang Tumbuhan: membuat makanan sendiri (fotosistesis), tidak dapat bergerak berpindah tempat dan merespon dengan lambat terhadap rangsang C. Pendekatan/Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Keterampilan Proses (observasi, klasifikasi dan inferensi, membuat tabel) 2. Metode : diskusi, membuat peta konsep D. Langkah-langkah 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) Motivasi dan apersepsi: menanyakan:”Pernahkah kamu melihat tawas?” Guru menunjukkan tawas, menanyakan kegunaan tawas (diarahkan untuk penjernihan air) 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan inti (60 menit) Guru meminta peserta didik membaca secara individual materi tentang cara pemisahan campuran secara kimia (Pengelolaan Air Minum) 16 Membagi peserta didik kedalam kelompok-kelompok, Tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Meminta kelompok untuk membuat poster tentang proses pengolahan air sungai atau danau menjadi air minum. Poster dapat berupa diagram alir, peta konsep, atau sesuai kreasi anak. Membimbing siswa melakukan kegiatannya. Jika masih ada peserta didik /kelompok yang belum dapat melakukan dengan benar guru dapat langsung memberikan bimbingan. Peserta didik menempelkan poster hasil kerja kelompoknya dan diamati kelompok lain Mengklarifikasi konsep yang telah didapat siswa, dilanjutkan dengan diskusi tentang pemisahan campuran secara kimia yang lain. 3. Kegiatan Penutup (10 menit) Guru membimbing siswa membuat simpulan pelajaran Kegiatan mandiri tidak terstruktur: guru menginformasikan untuk membaca dan mempelajari buku siswa dan sumber belajar yang lain. E. Sumber belajar 1. Buku Siswa 2. Peralatan untuk membuat poster F. Penilaian 1. Teknik penilaian dan bentuk instrumen Teknik Bentuk Instrumen Tes unjuk kerja Lembar Observasi (rating scale) Tes tulis Isian 17 2. Contoh instrumen Tes Tulis: Misalkan terdapat campuran air asin dan pasir. Tuliskan langkah-langkah pemisahannya, sehingga kamu mendapatkan air tawar, garam, dan pasir! Kriteria penskoran: 4: semua langkah teridentifikasi, urutan langkah ditulis dengan benar 3: terdapat langkah yang tidak teridentifikasi namun langkah tersebut tidak terlalu prinsip serta urutan langkah ditulis dengan benar 2: terdapat langkah prinsip tidak teridentifikasiserta terdapat langkah yang ditulis tidak urut 1: terdapat langkah prinsip tidak teridentifikasi serta langkah prinsip tidak tertulis 0: tidak mengerjakan Lembar Observasi yang dikembangkan sebagai berikut. Lembar Observasi terhadap Kinerja Ilmiah Siswa No Aspek Yang Diamati Skor 0 (Tidak ada) 1 2 3 4 1 (Kurang) 2 (sedang) 3 (Baik) Melakukan pengamatan Menuliskan data pengamatan Melakukan tafsiran terhadap data Mengkomunikasikan Kriteria Penilaian nilai skor yang didapat 100 skor total Yogyakarta, 2012 Mengetahui Kepala SMP/MTs …. Guru mata pelajaran ............................... ……………………. NIP. NIP. 18 IV. Contoh LKS IPA Terintegrasi Kegiatan Penyelidikan-1 Di sekitar kita banyak sekali terdapat benda-benda padat, seperti batu, pensil, buku tulis, penggaris, meja, kursi, dan lain-lain. Benda-benda tersebut memiliki sifat-sifat khas. Mari kita temukan sifat-sifat khas benda-benda padat tersebut dan mengapa demikian. A. Peralatan dan Bahan Berbagai benda padat (pensil, penggaris, batu, balok kayu) Berbagai wadah/bejana (botol besar, piringan plastik) Buku jurnal Mari Kita Menemukan Sifat-Sifat Benda Padat B. Prosedur, Analisis dan Simpulan 1. Berkelompoklah masing-masing 4-5 orang dan kerjakan kegiatan berikut ini. 2. Ambil beberapa benda padat (pensil, penggaris, batu, balok kayu) 3. Letakkan satu per satu benda padat pada botol besar 4. Amati bentuk dan ukuran masing-masing benda 5. Pindahkan satu persatu benda padat pada piringan plastik 6. Amati lagi bentuk dan ukuran masing-masing benda 7. Bagaimanakah bentuk-bentuk benda padat saat di wadah I (botol besar) dan saat di wadah II (piringan plastik)? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 19 8. Bagaimanakah ukuran benda-benda padat saat di wadah I (botol besar) dan saat di wadah II (piringan plastik)? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 9. Kesimpulan apa yang bisa kalian tuliskan tentang bentuk dan ukuran benda padat. ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 10. Hubungan antara partikel-partikel dan energi dalam zat padat bisa digambarkan sebagai berikut. 11. Berdasar gambar hubungan partikel-partikel dan energi dalam zat padat, maka partikel-partikel zat padat memiliki kedudukan ...........................dan gaya antara partikel-partikelnya ................... 12. Partikel partikel pada zat padat mampu menggetarkan tetangga dekatnya, namun tidak mempunyai energi yang cukup untuk keluar dari posisinya atau melepaskan diri dari ikatannya. Hal ini menjelaskan mengapa benda padat memiliki ....................dan .........................tetap 20 Kegiatan Penyelidikan-2 Setiap hari kita mandi menggunakan air, minum sirup dan menggoreng menggunakan minyak goreng. Air, sirup dan minyak goreng tersebut memiliki sifat-sifat khas. Mari kita temukan sifatsifat khas zat-zat cair tersebut dan mengapa demikian. A. Peralatan dan Bahan Berbagai benda cair (air, sirup dan minyak goreng) Berbagai wadah/bejana (gelas bermulut besar 3 dan pendek serta gelas bermulut kecil dan tinggi) masing-masing 3 buah Buku jurnal Mari Kita Menemukan Sifat-Sifat Benda Cair B. Prosedur, Analisis dan Simpulan 1. Tuangkan air, sirup dan minyak goreng pada gelas I (bermulut besar dan pendek) 2. Gambarkan bentuk masing-masing zat cair di dalam gelas I Bentuk air Bentuk sirup Bentuk minyak goreng 3. Tuangkan air, sirup dan minyak goreng pada gelas II (bermulut kecil dan tinggi 21 4. Gambarkan bentuk masing-masing zat cair di dalam gelas II Bentuk air Bentuk sirup Bentuk minyak goreng 5. Bagaimanakah bentuk-bentuk zar cair saat di gelas I? -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------6. Bagaimanakah bentuk-bentuk zat cair saat di gelas II? -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------7. Bisa disimpulkan, bahwa bentuk zat cair adalah ....................................... bentuk wadahnya 8. Tuangkan air sirup dalam gelas I, kemudian ukur volume air sirup dengan menggunakan silinder ukur. 9. Catat volume air sirup tersebut! Volume air sirup dari gelas I adalah ............................. 10. Tuang air sirup dari silinder ukur ke gelas II, kemudian tuangkan lagi ke silinder ukur untuk mengetahui volumenya lagi. 11. Volume air sirup dari gelas II adalah............................ 12. Bisa disimpulkan, bahwa volume zat cair adalah ................................. 13. Hubungan antara partikel-partikel dan energi dalam zat padat bisa digambarkan sebagai berikut. 22 14. Partikel-partikel zat cair mempunyai energi yang cukup untuk berpindah atau mengembara. Gerak partikel-partikel ini menyebabkan zat cair ........................dan ..................... seperti wadahnya 15. Partikel-partikel zat cair saling berdekatan rapat, hampir serapat partikelpartikel zat padat, zat cair juga mempunyai...........................yang tetap 23 Kegiatan Penyelidikan-3 Kita manusia bernapas menghirup gas O2, balon udara bisa naik karena diisi gas Nitrogen, lampu TL bisa menyala karena terdapat gas neon. Gas-gas lain terdapat di udara. Mari kita temukan sifat-sifat khas dari gas dan mengapa demikian. A. Peralatan dan Bahan Berbagai balon dengan bentuk berbeda (bulat, memanjang dan bentuk lain) Karet pengikat Buku jurnal Mari Kita Menemukan Sifat-Sifat Benda Gas B. Prosedur, Analisis dan Simpulan 1. Ambil 3 buah balon yang memiliki bentuk berbeda (bulat, memanjang dan bentuk lain) 2. Tiup masing-masing balon (tidak perlu ditiup maksimum) 3. Gambarkan bentuk balon sesudah kamu meniupnya Bentuk balon I Bentuk balon II Bentuk balon III 4. Bagaimanakah bentuk udara yang ditiupkan dalam masingmasing balon? 24 --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------5. Ambil salah satu balon yang memanjang, kemudian tekan salah satu ujungnya, hingga bentuk udara dalam balon berubah dari bentuk semula. 6. Hubungan antara partikel-partikel dan energi dalam zat gas bisa digambarkan sebagai berikut. 7. Partikel-partikel gas mempunyai energi yang cukup untuk memisahkan diri dari partikel-partikel lainnya. Oleh karena itu, partikel-partikel tersebut ...................... ke segala arah sampai gas menyebar merata ke seluruh wadahnya 8. Partikel-partikel gas tidak saling berdekatan rapat, maka partikel partikel itu dapat juga dapat ...........................ke dalam ruangan yang lebih kecil. 25 Kegiatan Penyelidikan Sumber air tawar dapat tercampur tanah, batu-batuan, ranting, dan benda-benda lain yang tidak diinginkan. Benda-benda tersebut membuat air menjadi keruh. Penyaringan air merupakan langkah penting dalam penjernihan air. C. Peralatan dan Bahan botol plastik, dipotong separuh kain katun tipis pita karet kerikil yang bagus Mari Kita Menjernihkan Air D. Prosedur 1. Berkelompoklah masing-masing 4-5 orang dan kerjakan kegiatan berikut ini. 2. Buatlah sebuah model penyaringan air bersama anggota kelompokmu. Gunakan bagian atas botol plastik sebagai corong. Gunakan karet untuk mengikat selembar kain pada ujung corong. Pasanglah corong pada bagian bawah botol yang dipotong itu. Tuangkan selapis kerikil yang bagus ke dalam corong itu. Kemudian, tuangkan juga selapis pasir di atas kerikil. Bahan-bahan di dalam corong itu merupakan bagian sistem penyaringan airmu. 3. Tuangkan air ke dalam toples plastik sampai kira-kira tiga per empat bagian. Campurkan dua sendok tanah serta sedikit ranting dan daun ke dalam air itu. Tutuplah toples itu serapat mungkin. 26 Kocoklah campuran itu untuk membuat air berlumpur. Campuran ini kemungkinan seperti air di waduk atau sungai yang keruh. 4. Diskusikan dengan teman kelompokmu dan ramalkan apa yang akan kamu lihat jika kamu menuangkan air berlumpur itu melewati saringan. Catatlah ramalanmu itu. 5. Secara perlahan-lahan, tuangkan air berlumpur itu melewati sistem penyaringan dalam corong. Amatilah bahan yang melewati corong dan masuk ke dasar botol plastik. 6. Catatlah pengamatanmu itu. E. Analisis dan Simpulan 1. Bandingkan ramalanmu dengan hasil pengamatanmu. ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 2. Peyaringan merupakan satu langkah untuk membuat keluaran air aman digunakan. Bagaimana penyaringan mengubah air berlumpur menjadi lebih jernih? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 3. Wujud zat apakah yang biasanya disaring dan wujud zat apakah hasil penyaringan? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 27 4. Apakah model penyaringan airmu itu menyerupai kerja PDAM untuk menghasilkan air minum? Jelaskan. ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 5. Jenis makhluk hidup apakah yang biasa hidup di air berlumpur? Jelaskan ciri-ciri makhluk hidup tersebut! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 28 Bagaimana cara mengubah air laut yang asin menjadi air yang segar dan dapat diminum? Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan mendestilasi air laut tersebut. Lakukan kegiatan berikut untuk mengolah air laut menjadi air minum. A. Peralatan dan Bahan Ketel Panci Selang Kompor Air laut (air + garam) B. Prosedur 1. Rangkaikan alat-alat dapur tersebut menjadi alat destilasi seperti gambar di bawah 29 2. Masukkan air laut ke dalam ketel. 3. Pasang selang pada mulut ketel. 4. Lewatkan selang pada panci yang telah diisi air. 5. Panaskan ketel di atas kompor 6. Tampung air yang keluar dari selang C. Analisis dan Penerapan 1. Apa tujuan selang dilewatkan pada panci yang berisi air? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 2. Bagaimana rasa air setelah keluar dari selang? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 3. Di manakah garam tertinggal? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 4. Apakah cara ini dapat dilakukan penduduk pantai yang sulit mendapatkan air tawar? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 30 5. Proses perubahan wujud zat apa yang terjadi saat proses mendapatkan air tawar yang dilakukan penduduk pantai? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 6. Jenis makhluk hidup apakah yang biasa hidup di air laut? Jelaskan ciri-ciri makhluk hidup tersebut! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ DAFTAR PUSTAKA Atwater, Baptiste, Daniel, Hackett, Moyer, Takemoto, Wilson. 1995. Properties of Matter. New York: Glencoe/McGraw-Hill. Avakian, McLaughlin, Thompson, Blaustein, Reel, Wulff, Zitzewitz. 1996. Science Interactions Course 4. United States of America: Glencoe/McGraw-Hill. 31 V. Materi Pengayaan A. ASPEK MATERI (CONTENT) 1. Pemisahan Campuran Bagaimana cara memisahkan campuran pasir dan serbuk besi?. Mustahil memisahkan campuran ini dengan pengayakan karena serbuk besi dan pasir mempunyai ukuran yang hampir sama. Cara yang lebih efisien adalah dengan mendekatkan magnet pada campuran itu. Ketika magnet dilewatkan di atas campuran tersebut, serbuk besi akan ditarik oleh magnet sedangkan pasir tidak. Dalam hal ini, perbedaan sifat fisika, seperti ketertarikan pada magnet, dapat digunakan untuk memisahkan zat dari campuran. Gambar 1. Campuran pasir dan serbuk besi Cara lain untuk memisahkan campuran menjadi komponen komponen penyusunnya dapat dilakukan dengan cara: penyaringan, penyulingan, pengkristalan, penyubliman dan kromatografi. Pemilihan cara pemisahan tersebut didasarkan pada perbedaan sifat fisika masing-masing komponen yang akan dipisahkan. Pemisahan campuran juga dapat dilakukan berdasarkan sifat kimianya, misalnya pengendapan. a. Penyaringan Pernahkah anda membuat santan? Setelah kelapa diparut kemudian ditambah air dan diremas-remas. Untuk memisahkan air santan dari ampasnya dilakukan dengan memeras di atas saringan. Perhatikan orang yang sedang membangun rumah. Sebelum pasir dicampur dengan semen, pasir tersebut 32 terlebih dahulu diayak untuk memisahkan pasir dan kerikil. Pemisahan air santan dan ampasnya serta pemisahan pasir dan kerikil merupakan contoh pemisahan campuran dengan cara penyaringan. Pemisahan campuran dengan penyaringan didasarkan pada perbedaan ukuran partikel zat-zat penyusun campuran. Partikel yang mempunyai ukuran lebih kecil akan lolos saringan dan partikel yang lebih besar akan tertinggal pada saringan. Cara pemisahan dengan cara penyaringan ini dapat dilakukan untuk memisahkan padatan yang mempunyai ukuran berbeda dan untuk memisahkan padatan dengan cairan. Pemilihan ukuran penyaring disesuaikan dengan ukuran zat-zat yang akan dipisahkan. Saringan untuk memisahkan pasir dan kerikil akan berbeda dengan saringan untuk memisahkan santan dengan ampasnya. Di laboratorium, untuk memisahkan padatan dan cairan digunakan kertas saring. Pemisahan zat-zat yang mempunyai perbedaan kelarutan juga dapat dilakukan dengan penyaringan. Misalnya memisahkan garam yang bercampur pasir, dimana garam mudah larut dalam air sedangkan pasir tidak larut. Campuran tersebut dimasukkan dalam air, garam akan larut sedangkan pasir tidak. Setelah disaring pasir akan tertinggal di kertas saring, dan air garam lolos menembus kertas saring. Zat yang tertahan di kertas saring dinamakan residu dan cairan yang dapat menembus kertas saring dinamakan filtrat. Langkah penyaringan ditampilkan pada Gambar 2 Prinsip pemisahan campuran dengan cara penyaringan dapat digunakan untuk menjernihkan air kotor. Saringan yang digunakan berupa pasir, kerikil dan ijuk Gambar 2. Pemisahan campuran pasir dan air dengan cara penyaringan. 33 b. Destilasi Pemisahan campuran dengan destilasi didasarkan pada perbedaan titik didih. Cara ini dapat digunakan untuk memisahkan campuran yang mempunyai titik didih berbeda. Campuran antara air dan bensin dapat dipisahkan dengan cara destilasi. Semakin jauh perbedaan titik didih, semakin mudah campuran tersebut dipisahkan. Pemisahan dengan cara destilasi juga dapat digunakan untuk memperoleh air murni dari air yang sudah terkotori zat padat yang larut didalamnya. Campuran antara air dan garam dapur dapat dipisahkan dengan cara destilasi. Garam akan tertinggal dalam labu dan air akan keluar melalui pendingin. Untuk lebih memahami proses pemisahan dengan destilasi, perhatikan Gambar 3. Misalkan ingin memisahkan air dan bensin. Air mempunyai titik didih 100oC dan bensin mempunyai titik didih 80oC. Campuran dipanaskan hingga 81oC, suhu dilihat dari termometer yang telah di pasang. Akibatnya, bensin akan menguap dan air belum menguap. Uap bensin didinginkan dalam pendingin, sehingga mengembun dan menetes keluar, tetesan yang dihasilkan dinamakan destilat. Setelah proses selesai, air tertinggal di labu dan bensin keluar sebagai destilat dalam penampung. Gambar 3. Pemisahan campuran dengan cara destilasi 34 c. Kristalisasi Pemisahan secara kristalisasi dilakukan untuk memisahlan zat padat dari larutannya dengan jalan menguapkan pelarutnya. Zat padat tersebut dalam keadaan lewat jenuh akan membentuk kristal. Petani garam memperoleh garam dengan jalan menguapkan air laut. Air laut dialirkan ke tambaktambak dan dibiarkan menguap oleh sinar matahari. Air yang terkandung dalam air laut tersebut akan menguap, sehingga air laut akan semakin pekat dan setelah lewat jenuh akan terbentuk kristal garam. 2. Wujud Zat Semua zat menempati ruang, mempunyai massa, dan dapat berada dalam wujud yang berbeda. Pada dasarnya ada tiga wujud zat: padat, cair, dan gas. Wujud dari suatu zat tergantung pada suhunya. Sebagai contoh, air berupa es (wujud padat) pada suhu rendah dan berupa air (wujud cair) pada suhu kamar. Pada suhu yang lebih tinggi, air berubah menjadi uap air (wujud gas). Setiap wujud zat mempunyai sifat-sifat khusus yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi zat tersebut, sebagaimana yang akan kamu pelajari. a. Padat Dalam kegiatan penyaringan, kamu menggunakan botol, kerikil, dan pasir. Benda-benda tersebut, termasuk bolpoin, pensil, spidol, dan batuan, seperti yang ditunjukkan Gambar 4, termasuk zat padat. Setiap zat padat mempunyai bentuk dan volume yang tetap. Sebagai misal, pensil tetap berbentuk pensil meskipun ada pada tanganmu atau dimasukkan ke dalam gelas. Karena tidak ada tekanan yang dapat memampatkan pensil hingga menempati ruang yang lebih kecil, maka pensil itu memiliki volume tetap. Apakah yang menjadi penyebab zat padat bentuk dan volumenya tetap? Perlu diketahui, bahwa partikel-partikel kecil yang menyusun semua zat senantiasa bergerak secara terus menerus. 35 Gagasan ini disebut teori kinetik zat. Partikel-partikel zat padat saling berdekatan dan terikat kuat oleh gaya antar partikel-partikel itu. Hal ini menyebabkan volume zat padat tidak dapat dimampatkan menjadi lebih kecil. Partikel partikel itu mampu menggetarkan tetangga dekatnya, namun tidak mempunyai energi yang cukup untuk keluar dari posisinya atau melepaskan diri dari ikatannya. Hal ini menjelaskan mengapa zat padat dapat mempertahankan bentuknya. Gambar 4. Bolpoin, pensil, spidol, dan batuan merupakan contoh benda yang termasuk zat padat. b. Zat Padat Kristal Pada kebanyakan zat padat, partikel partikelnya tertata secara teratur dan berulang. Zat padat yang demikian disebut kristal. Jenis zat padat yang berbeda, mempunyai bentuk kristal yang berbeda pula. Pada obyek yang diperbesar seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5, kamu dapat melihat bahwa kristal garam dapur berupa kubus-kubus kecil. Es merupakan kristal air yang mempunyai bentuk heksagonal. Gambar 5. Dalam model zat padat, partikel-partikel terhubung oleh suatu rangkaian pegas pegas khayal. Pegas-pegas itu memungkinkan masing-masing partikel untuk bergetar. 36 Gambar 6. Meskipun partikel-partikel dalam kristal ini digetarkan, namun partikel partikel tersebut tidak dapat keluar dari posisinya. c. Padat Bukan Kristal Beberapa bahan, seperti gelas, beberapa plastik, dan beberapa jenis lilin, tampak sebagai zat padat, namun bukan kristal. Bahan bahan tersebut disebut zat padat amorf. Kata amorf berarti “tidak mempunyai bentuk.” Banyak ilmuwan berpendapat bahwa beberapa bahan bukan kristal itu seharusnya digolongkan sebagai cairan kental. d. Cair Jika kamu memanaskan es batu di dalam gelas, maka es itu segera berubah menjadi cair, dan bentuknya sama seperti bentuk gelasnya. Zat cair mengalir dan bentuknya sama seperti bentuk wadahnya. Walaupun demikian, seperti halnya zat padat, zat cair tidak dapat dimampatkan sehingga volumenya menjadi lebih kecil. Jika kamu menekan ke bawah satu liter air dengan tanganmu, volumenya akan tetap sebesar satu liter. Minyak goreng yang dituangkan ke dalam sebuah gelas akan mengambil bentuk seperti gelas tersebut. Mengapa demikian? Teori kinetik zat selain menjelaskan sifat zat padat, juga menjelaskan sifat zat cair. Karena zat cair tidak dapat dimampatkan, partikel partikelnya juga harus saling berdekatan rapat. Berbeda dengan zat padat, partikel-partikel zat cair mempunyai energi yang cukup untuk berpindah atau mengembara. Gerak partikel-partikel ini menyebabkan zat cair mengalir dan mengambil bentuk seperti wadahnya. Karena partikel-partikel zat cair saling berdekatan rapat, hampir serapat partikel-partikel zat padat, zat cair juga mempunyai volume yang tetap. Jika kamu menuang 1 liter 37 minyak goreng ke dalam botol 2 liter, minyak goreng itu tidak akan menyebar memenuhi isi botol tersebut. Demikian juga, kamu tidak dapat memaksa 1 liter minyak goreng ke dalam sebuah wadah setengah liter. Dua bejana (gelas ukur) pada Gambar 7 berisi zat cair dengan volume sama. Gambar 7. Meskipun volumenya tidak berubah, bentuk zat cair bergantung pada bentuk wadahnya. e. Gas Kamu mungkin pernah memompa udara ke dalam bola voli, ban sepeda, atau meniup balon dan memperhatikan bahwa udara mengambil bentuk sama dengan bentuk benda itu. Gas dapat memuai atau menyusut mengisi ruang yang tersedia dan dapat dimampatkan ke tempat yang lebih kecil. Gas mempunyai bentuk dan volume yang tidak tetap. Menurut teori kinetik zat, partikel-partikel gas mempunyai energi yang cukup untuk memisahkan diri dari partikel-partikel lainnya. Oleh karena itu, partikel-partikel tersebut bebas bergerak ke segala arah sampai gas menyebar merata ke seluruh wadahnya. Karena partikelpartikel gas tidak saling berdekatan rapat, maka partikel partikel itu dapat juga dimampatkan ke dalam ruangan yang lebih kecil. Ketika kamu memompa ban sepeda, seperti ditunjukkan pada Gambar 8, berarti kamu memaksakan berulang-ulang partikel partikel udara masuk ke dalam ban sepeda tersebut. Hubungan antara partikel-partikel dan energi dalam zat padat, cair, dan gas dijelaskan pada Gambar 9 38 Gambar 8. Partikel-partikel udara bergerak terus-menerus menumbuk dinding dalam ban sehingga karena gaya gerak partikel itu, ban tetap menggelembung. (a) Gas (b) Cair (c) Padat Gambar 9. Energi partikel berbeda untuk setiap wujud zat. 3. Jasad Renik Melalui lup atau mikroskop, kita melihat makhluk kecil-kecil atau jasad renik. Mereka ada di mana-mana dan mereka berkembang biak. Apakah mereka itu? Mereka adalah kuman. Namun, apakah kuman itu? Orang menggunakan kata kuman ketika sedang membicarakan benda-benda hidup sangat kecil yang dapat menyebabkan seseorang sakit, sehingga air hasil penyaringanmu belum layak untuk langsung diminum. 39 a. Kuman Ada di mana-mana Ada beberapa jenis kuman yang berbeda. Satu golongan kuman adalah protista (protist). Protista tidak tergolong hewan dan juga tidak tergolong tumbuhan, namun mereka hidup. Jenis-jenis protista banyak yang hidup di air dan tanah basah. Golongan lain dari kuman adalah bakteri (bacteria). Bakteri juga tidak termasuk hewan maupun tumbuhan. Bakteri hidup di tanah, udara, dan air. Protista mempunyai ukuran yang sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat hanya dengan mata. Namun bakteri masih lebih kecil daripada protista. Kirakira 500 bakteri dapat masuk ke dalam satu protista. Lima puluh juta bakteri dapat hidup di dalam setetes air kolam. b. Penemuan Anton Van Leeuwenhoek Jika kuman terlalu kecil untuk dilihat, bagaimana orang-orang telah mempelajarinya? Untuk menemukan jawabannya, kita perlu mengetahui apa yang terjadi sekitar lebih dari 300 tahun silam. Pada waktu itu ditemukan “hewanhewan kecil.” Pada tahun 1600 an, seorang pemuda bernama Anton van Leeuwenhoek hidup di Holland. Anton tertarik dalam perbaikan mikroskop. Mikroskop merupakan peralatan yang mempunyai lensa dan membuat benda-benda sangat kecil tampak lebih besar daripada kenyataannya. Anton melihat banyak benda melalui mikroskopnya. Pada suatu hari, Anton mengamati setetes air danau melalui mikroskop. Dia melihat banyak benda-benda sangat kecil bergerak di dalam air itu. Dia menyebut bendabenda itu “hewanhewan kecil.” Menurut Anton, benda-benda itu tampak seperti hewan-hewan kecil. Termasuk kelompok apakah kuman itu? 40 4. Kelompok-kelompok Makhluk Hidup Aristoteles dan Linneus mengembangkan sistem klasifikasi makhluk hidup yang didasarkan atas ciri-ciri yang tampak dari organisme yang diklasifikasi. Untuk memudahkan dalam mengklasifikasi makhluk hidup saat ini ilmuwan juga mendasarkan pada tipe susunan gen pada makhluk hidup yang diklasifikasi. Mereka mengamati susunan kimiawi dan asal usul keturunannya/nenek moyangnya. Dari sini ilmuwan dapat menemukan hubungan kekerabatan organisme dengan melihat kemiripan susunan gen. Mereka juga mempelajari fosil dan perkembangan embrio dari suatu makhluk hidup. Pengelompokan yang didasarkan pada cara-cara tersebut di atas berarti ilmuwan dapat mendeterminasi filogeni dari suatu makhluk hidup. (Filogeni: adalah perkembangan makhluk hidup pada masa lalu berdasarkan karakteristik fosil yang ditemukan atau didasarkan atas sejarah perkembangan masa lalu). Sistem klasifikasi yang berkembang saat ini dikelompokkan ke dalam satu kelompok besar yang disebut dengan kingdom. Ada sistem klasifikasi tertentu yang mengelompokkan makhluk hidup ke dalam lima kingdom (kerajaan). Lima kingdom tersebut adalah Monera, Protista, Fungi, Plantae (tumbuhan) dan Animalia (hewan). Penempatan makhluk hidup dalam suatu kingdom ini didasarkan atas empat karakteristik. Karakteristik pertama didasarkan pada ada atau tidak adanya inti sel, kedua atas dasar satu atau beberapa sel yang tampak, ketiga yaitu cara membuat makanan (dilakukan sendiri atau menggantungkan pada makhluk hidup lain) dan yang keempat adalah didasarkan pada cara gerak dari makhluk hidup tersebut. Pengelompokan beranekaragam makhluk hidup ini 41 dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, misalnya kelompok monera dan protista walaupun organisme kecil tetapi dapat digunakan menyaring air. a. Kingdom Monera Anggota dari kingdom monera adalah bakteri dan ganggang biru (sianobakteri), terdiri dari makhluk hidup bersel satu yang memiliki struktur sangat sederhana. Pernahkah kalian mengamati danau atau kolam yang bewarna biru kehijauan? Kalau kalian ambil setetes air itu dan diamati dengan mikroskop maka kamu akan mendapatkan anggota dari kingdom ini. Anggota kingdom ini tidak memiliki membran inti yang melindungi inti. b. Kingdom Protista Protista adalah makhluk hidup yang sederhana dan hidup di daerah yang berair. Kingdom protista terdiri atas makhluk hidup bersel satu atau bersel banyak yang memiliki karakteristik yang bervariasi, beberapa diantaranya menyerupai tumbuhan yaitu memperoleh makan dengan cara fotosintesis, hewan, bahkan ada yang menyerupai jamur yaitu memperoleh makanan dengan memakan organisme lain. Tiga kelompok protista yang umum dikenal yaitu 1) bersel tunggal, mirip hewan, misalnya Paramecium; 2) mirip jamur, yaitu Jamur lendir, dan 3) mirip tumbuhan, misalnya Euglena. c. Kingdom Fungi Pernahkah kamu makan tempe, atau makan tape dari singkong? Tahukah kamu bahan yang dibuat untuk membuat kedelai menjadi tempe, dan singkong menjadi tape? Proses pembuatan kedua makanan tersebut melibatkan fungi. Ragi tempe dan ragi tape adalah contoh dari organisme yang tergolong dalam kingdom ini. Fungi adalah konsumen dan sekaligus decomposer. Kelompok ini tidak dapat membuat makanan sendiri, malahan ada beberapa yang tergolong parasit; pada umumnya kelompok ini tergolong saprofit. Fungi tergolong makhluk hidup bersel satu maupun bersel banyak dan bersifat heterotrof tidak bisa membuat makanan 42 sendiri artinya kelompok makhluk hidup ini memperoleh makanan dengan cara mengabsorbsi (menyerap) dari sisa makhluk hidup yang telah mati. Mempunyai inti sel, mempunyai dinding sel, tidak mempunyai klorofil. Cara makan dengan saprofit atau parasit. Makhluk hidup yang tergolong ke dalam kingdom fungi biasanya tidak mempunyai kemampuan untuk berpindah tempat. Kalian mungkin sudah mengenal salah satu jenis fungi seperti jamur tempe, jamur roti, jamur merang dan jamur kayu. d. Kingdom Plantae (Tumbuhan) Jika kalian pernah mengamati lingkungan sekitarmu, ingat kembali pohonpohon besar dan tinggi atau tanaman semak yang ada di sekitar halaman atau rerumputan yang tumbuh di sekitarnya. Pernahkah kalian melihat atau mengamati tumbuhan yang hidup di permukaan danau atau kolam seperti teratai dan sebagainya? Dapatkah kamu sebutkan beberapa nama tumbuhan di sekitarmu? Berbagai jenis tumbuhan bervariasi baik bentuk, ukuran, warna dan cara hidup. Ada tumbuhan yang besar, tinggi, kecil, pendek. Ada tumbuhan yang berubah warna dan menggugurkan daun pada waktu tertentu tetapi banyak yang tidak demikian; ada yang hidup beberapa tahun lamanya, tetapi ada yang hidup hanya dalam beberapa bulan. Berikan contoh tumbuh tumbuhan yang mempunyai ciri seperti tersebut. Tumbuhan biasanya tidak dapat berpindah tempat, memiliki sel eukariotik dan bersel banyak serta dapat melakukan fotosintesis. Sel tumbuhan mempunyai dinding sel. Sebagian besar tumbuhan juga memiliki jaringan yang sudah terorganisasi ke dalam organ dan sistem organ. Fosil tumbuhan telah ditemukan dan berusia 400 juta tahun yang lalu, dan baru sekitar 500 ribu yang telah dapat dinamai. e. Kingdom Animalia (Hewan) Anggota kingdom Animalia bersel banyak, tidak berklorofil dan cara makan heterotrof, yaitu memanfaatkan organisme lain sebagai makanan. Sel-sel hewan 43 tidak mempunyai dinding sel. Dapatkah kalian menyebutkan beberapa contoh hewan di sekitarmu? Pada umumnya semua hewan ini mempunyai kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Sebagian besar hewan juga mempunyai jaringan yang terorganisasi dengan baik kedalam organ dan sistem organ. DAFTAR PUSTAKA Atwater, Baptiste, Daniel, Hackett, Moyer, Takemoto, Wilson. 1995. Properties of Matter. New York: Glencoe/McGraw-Hill. Avakian, McLaughlin, Thompson, Blaustein, Reel, Wulff, Zitzewitz. 1996. Science Interactions Course 4. United States of America: Glencoe/McGraw-Hill. Badders, Bethel, Fu, Peck, Sumners, Valentino. 1996. Discovery Works. United States of America: Silver Burdett Ginn. B. ASPEK PEDAGOGI (PEDAGOGY) 1. Keterampilan-keterampilan proses Sains Keterampilan-keterampilan proses sains adalah dasar pemecahan masalah dalam sains dan metode ilmiah. Keterampilan-ketrampilan proses sains dibedakan menjadi dua bagian, yaitu keterampilan dasar proses IPA dan keterampilan terpadu proses IPA. Enam keterampilan dasar proses IPA untuk (K-12) mencakup : a. Observasi (observing), yaitu menggunakan lima indera untuk menemukan informasi tentang karakteristik benda, sifat-sifat benda, kesamaankesamaan benda dan ciri-ciri identifikasi lainnya. b. Klasifikasi (classifying), yaitu proses pengelompokan dan pengurutan benda-benda c. Pengukuran (measuring), yaitu membandingkan kuantitas yang tidak diketahui dengan kuantitas yang diketahui, seperti satuan pengukuran standar dan non standar 44 d. Komunikasi (communicating), yaitu menggunakan multimedia, menulis, membuat grafik atau kegiatan-kegiatan untuk sharing penemuan e. Inferensi (inferring), yaitu pembentukan ide-ide untuk menjelaskan pengamatan f. Prediksi (predicting), pengembangan asumsi dari hasil yang diharapkan Lima keterampilan terpadu proses sains untuk (5-12) mencakup : a. Merumuskan hipotesis (formulating a hypothesis), yaitu membuat suatu prediksi yang didasarkan pada bukti-bukti penelitian dan penyelidikan sebelumnya. b. Variabel-variabel (variables), yaitu menamai dan mengontrol variabelvariabel bebas (independent), terikat (dependent) dan kontrol (control) c. Difinisi operasional (operational definitions), yaitu mengembangkan istilah-istilah khusus untuk mendeskripsikan apa yang terjadi dalam penyelidikan didasarlam pada karakeristik-karakteristik yang dapat diamati d. Eksperimen (experimenting), yaitu melakukan suatu penyelidikan e. Interpretasi data (interpreting data), yaitu menganalisis hasil suatu penyelidikan. (http ://www.pwcs.edu) Siswa SMP sudah sewajarnya dilibatkan dalam proses-peoses sains yang sesuai dengan taraf perkembangan intelektual mereka, sehingga anak akan memiliki keterampilan-keterampilan proses sains. Melalui pendekatan keterampilan proses sains, diharapkan siswa SMP mendapatkan pengalaman langsung menggunakan keterampilan-keterampilan proses sains seperti halnya seorang ilmuwan menggunakan keterampilan-keterampilan tersebut dalam mempelajari rahasia alam. 2. Teaching The Science Process Skills a. What Are the Science Process Skills? Science and teaching students about science means more than scientific knowledge. There are three dimensions of science that are all important. The first of these is the content of science, the basic concepts, and our scientific knowledge. This is the dimension of science that most people first think about, 45 and it is certainly very important. The other two important dimensions of science in addition to science knowledge are processes of doing science and scientific attitudes. The processes of doing science are the science process skills that scientists use in the process of doing science. Since science is about asking questions and finding answers to questions, these are actually the same skills that we all use in our daily lives as we try to figure out everyday questions. When we teach students to use these skills in science, we are also teaching them skills that they will use in the future in every area of their lives. The third dimension of science focuses on the characteristic attitudes and dispositions of science. These include such things as being curious and imaginative, as well as being enthusiastic about asking questions and solving problems. Another desirable scientific attitude is a respect for the methods and values of science. These scientific methods and values include seeking to answer questions using some kind of evidence, recognizing the importance of rechecking data, and understanding that scientific knowledge and theories change over time as more information is gathered. b. Six Basic Process Skills The science process skills form the foundation for scientific methods. There are six basic science process skills: • Observation • Communication • Classification • Measurement • Inference • Prediction These basic skills are integrated together when scientists design and carry out experiments or in everyday life when we all carry out fair test experiments. All the six basic skills are important individually as well as when they are integrated together. 46 The six basic skills can be put in a logical order of increasing sophistication, although even the youngest students will use all of the skills alongside one another at various times. In the earliest grades students will spend a larger amount of time using skills such as observation and communication. As students get older they will start to spend more time using the skills of inference and prediction. Classification and measurement tend to be used across the grade levels more evenly, partly because there are different ways to do classifying, in increasingly complex ways, and because methods and systems of measuring must also be introduced to children gradually over time. Integrating the basic science process skills together and gradually developing abilities to design fair tests is increasingly emphasized in successive grade levels, and is an expectation of students by fourth grade. The Virginia Standard of Learning (SOL) 4.1 for fourthgraders includes, for example, creating hypotheses and identifying and manipulating variables in simple experiments. At this level, the students are beginning to really ask and answer their own questions in a scientific sense. The following Designing an Experiment and Analyzing Experimental Data sections will focus on using the integrated science process skills to design experiments and reach conclusions. In the Virginia Standards of Learning, the first science SOL (x.1) at every grade level K – 12 tells which of the science process skills should be introduced and emphasized at that grade level. For grades K–6, where the SOL at each grade includes content from all areas of science, organized in strands across these grade levels, the science process skills SOL falls in the Scientific Investigation, Reasoning, and Logic strand. For grades 7–12 (Life Science, Physical Science, Earth Science, Biology, Chemistry, then Physics) the SOL are no longer organized in vertical strands, but the first SOL at each of these grade levels still defines the science process skills to be taught and practiced at that grade level. For all grade levels K – 12, the intention is that the science process skills be taught and practiced by students in the context of the content SOL for that grade level. Students will work on different content areas of science 47 during the year, and all year long they will continue to use and develop further the science process skills for their grade level. c. Science Begins With Observation Observing is the fundamental science process skill. We observe objects and events using all our five senses, and this is how we learn about the world around us. The ability to make good observations is also essential to the development of the other science process skills: communicating, classifying, measuring, inferring, and predicting. The simplest observations, made using only the senses, are qualitative observations. For example, the leaf is light green in color or the leaf is waxy and smooth. Observations that involve a number or quantity are quantitative observations. For example, the mass of one leaf is five grams or the leaves are clustered in groups of five. Quantitative observations give more precise information than our senses alone. Not surprisingly, students, especially younger children, need help in order to make good observations. Good, productive observations are detailed and accurate written or drawn descriptions, and students need to be prompted to produce these elaborate descriptions. The reason that observations must be so full of detail is that only then can students increase their understanding of the concepts being studied. Whether students are observing with their five senses or with instruments to aid them, we can guide them to make better more detailed descriptions. We can do this by listening to students’ initial observations and then prompting them to elaborate. For example, if a student is describing what he or she can see, they might describe the color of an object but not its size or shape. A student might describe the volume of a sound but not its pitch or rhythm. We can prompt students to add details to their descriptions no matter which of the five senses they are using. There are other ways that we can prompt students to make more elaborate descriptions. For example, if something is changing, students should include, before, during, and after appearances in their observations. If possible, students should be encouraged to name what is being observed. 48 d. Observation and Communicaytion go hand in hand As implied already, communication, the second of the basic science process skills, goes hand in hand with observation. Students have to communicate in order to share their observations with someone else, and the communication must be clear and effective if the other person is to understand the information. One of the keys to communicating effectively is to use so-called referents, references to items that the other person is already familiar with. For example, we often describe colors using referents. We might say sky blue, grass green, or lemon yellow to describe particular shades of blue, green, or yellow. The idea is to communicate using descriptive words for which both people share a common understanding. Without referents, we open the door to misunderstandings. If we just say hot or rough, for example, our audience might have a different idea of how hot or how rough. If a student is trying to describe the size of a pinecone they might use the size of his or her shoe as a referent. The pinecone could be either larger or smaller than his shoe. The additional science process skill of measuring is really just a special case of observing and communicating. When we measure some property, we compare the property to a defined referent called a unit. A measurement statement contains two parts, a number to tell us how much or how many, and a name for the unit to tell us how much of what. The use of the number makes a measurement a quantitative observation. Students can communicate their observations verbally, in writing, or by drawing pictures. Other methods of communication that are often used in science include graphs, charts, maps, diagrams, and visual demonstrations. e. Classifying into Groups Students in the early grades are expected to be able to sort objects or phenomena into groups based on their observations. Grouping objects or events is a way of imposing order based on similarities, differences, and interrelationships. This is an important step towards a better understanding of the different objects and events in the world. There are several different methods of classification. 49 Perhaps the simplest method is serial ordering. Objects are placed into rank order based on some property. For example, students can be serial ordered according to height, or different breakfast cereals can be serial ordered according to number of calories per serving. Two other methods of classification are binary classification and multistage classification. In a binary classification system, a set of objects is simply divided into two subsets. This is usually done on the basis of whether each object has or does not have a particular property. For example, animals can be classified into two groups: those with backbones and those without backbones. A binary classification can also be carried out using more than one property at once. Objects in one group must have all of the required properties; otherwise they will belong to the other group. A multi-stage classification is constructed by performing consecutive binary classifications on a set of objects and then on each of the ensuing subsets. The result is a classification system consisting of layers or stages. A multi-stage classification is complete when each of the objects in the original set has been separated into a category by itself. The familiar classifications of the animal and plant kingdoms are examples of multi-stage classifications. A useful activity for younger children could be to create a multi stage classification of some local animals using physical and/or behavioral similarities and differences. The Virginia Science SOL match the different classification skills to the different grade levels. In kindergarten, children are expected to sequence a set of objects according to size. The kindergarteners are also expected to separate a set of objects into two groups based on a single physical attribute. (See Science SOL K.1.) In first grade, students should classify and arrange both objects and events according to various attributes or properties (1.1). In second grade, students should classify items using two or more attributes (2.1). In third grade, students should classify objects with similar characteristics into at least two sets and two subsets, and they should also sequence natural events chronologically (3.1). In fourth grade, students should classify data to reate frequency distributions (4.1); in fifth grade, students should identify rocks, minerals, and organisms using a 50 classification key (5.1); and in sixth grade, students should develop a classification system based on multiple attributes (6.1). f. Making Inferences and Predictions Unlike observations, which are direct evidence gathered about an object, inferences are explanations or interpretations that follow from the observations. For example, it is an observation to say an insect released a dark, sticky liquid from its mouth, and it is an inference to state, the insect released a dark, sticky liquid from its mouth because it is upset and trying to defend itself. When we are able to make inferences, and interpret and explain events around us, we have a better appreciation of the environment around us. Scientists’ hypotheses about why events happen as they do are based on inferences regarding investigations. Students need to be taught the difference between observations and inferences. They need to be able to differentiate for themselves the evidence they gather about the world as observations and the interpretations or inferences they make based on the observations. We can help students make this distinction by first prompting them to be detailed and descriptive in their observations. Then, by asking students questions about their observations we can encourage the students to think about the meaning of the observations. Thinking about making inferences in this way should remind us that inferences link what has been observed together with what is already known from previous experiences. We use our past experiences to help us interpret our observations. Often many different inferences can be made based on the same observations. Our inferences also may change as we make additional observations. We are generally more confident about our inferences when our observations fit well with our past experiences. We are also more confident about our inferences as we gather more and more supporting evidence. When students are trying to make inferences, they will often need to go back and make additional observations in order to become more confident in their inferences. For example, seeing an insect release a dark, sticky liquid many times whenever it is picked up and held tightly will increase our confidence that it does this because it is up-set and trying to defend itself. 51 Sometimes making additional observations will reinforce our inferences, but sometimes additional information will cause us to modify or even reject earlier inferences. In science, inferences about how things work are continually constructed, modified, and even rejected based on new observations. Making predictions is making educated guesses about the outcomes of future events. We are forecasting future observations. The ability to make predictions about future events allows us to successfully interact with the environment around us. Prediction is based on both good observation and inferences made about observed events. Like inferences, predictions are based on both what we observe and also our past experiences the mental models we have built up from those experiences. So, predictions are not just guesses! Predictions based on our inferences or hypotheses about events give us a way to test those inferences or hypotheses. If the prediction turns out to be correct, then we have greater confidence in our inference/hypothesis. This is the basis of the scientific process used by scientists who are asking and answering questions by integrating together the six basic science process skills. In summary, successfully integrating the science process skills with classroom lessons and field investigations will make the learning experiences richer and more meaningful for students. Students will be learning the skills of science as well as science content. The students will be actively engaged with the science they are learning and thus reach a deeper understanding of the content. Finally active engagement with science will likely lead students to become more interested and have more positive attitudes towards science. RESOURCES A Key to Science Learning. Yockey, J. A. (2001). Science & Children, 38(7), 36-41. An article at the elementary school level, describing a simple writing technique to help students communicate the important science concepts they have learned. 52 Centimeters, Millimeters, & Monsters. Goldston, J. M., Marlette, S., & Pennington, A. (2001). Science & Children, 39(2), 42-47. An article at the elementary school level, describing a humorous way to teach metric units. Drawing on Student Understanding. Stein, M., McNair, S., & Butcher, J. (2001). Science & Children, 38(4), 18-22. This article, at the elementary school level, describes how children can use drawings to communicate their understanding of animals. In the process, student learning about the animals is reinforced, as the children are encouraged to think deeply about what they know and have observed. Learning and Assessing Science Process Skills. Rezba, R. J., Sprague, C. S., Fiel, R. L., Funk, H. J., Okey, J. R., & Jaus, H. H. (3rd Ed.). (1995). Dubuque, IA: Kendall/Hunt Publishing Company. A comprehensive text describing both the basic science process skills and the integrated science process skills in detail, along with suggestions of activities incorporating the skills with science content and appropriate assessment methods. Oh Say Can You See? Checkovich, B. H., & Sterling, D. R. (2001). Science & Children, 38(4), 32-35. An article at the elementary school level, describing a simple strategy for improving students’ observation skills. Teaching & Learning The Basic Science Skills: Videotape Series. Rezba, R. J. (1999). Office of Elementary and Middle School Instructional Services, Virginia Department of Education, P.O. Box 2120, Richmond, VA 23218-2120. Call media office for copies of videotapes at 804-2252980. When a Hypothesis is NOT an Educated Guess. Baxter, L. M., & Kurtz, M. J. (2001). Science & Children, 38(7), 18-20. An article at the elementary school level, discussing the difference between making a prediction (an educated guess about the outcome of a test) and forming a hypothesis (an educated guess about why the outcomes occurred). 53 BAGIAN II DAFTAR ISI SUB PROGRAM II SILABUS SUB PROGRAM 2 CONTOH ANALISIS KOMPETENSI IPA TERINTEGRASI 2 CONTOH SILABUS PEMBELAJARAN IPA TERINTEGRASI 2 CONTOH RPP IPA TERINTEGRASI 2 CONTOH LKS IPA TERINTEGRASI 2 MATERI PENGAYAAN IPA TERINTEGRASI 2 54 Silabus Program Nama Program Besar : IPA Terintegrasi dan Pembelajarannya Nama Sub Program : IPA Terintegrasi dalam Sains Teknologi dan Masyarakat Standar Kompetensi Lulusan Program Setelah mengikuti program perkuliahan ini mahasiswa memiliki pengetahuan interdisipliner bidang IPA dan memiliki kemampuan serta keterampilan merencanakan, melaksanakan, mengelola maupun mengevaluasi kegiatan pembelajaran IPA terintegrasi sesuai Standar Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan serta melakukan asesmen pembelajaran IPA terintegrasi dengan Pendekatan SainsTeknologiMasyarakat Tujuan Indikator B.1. Melalui contoh rancangan pembelajaran IPA terintegrasi dengan pendekatan SainsTeknologiMasyarakat (STM), diharapkan mahasiswa mampu merancang sendiri pembelajaran IPA terintegrasi dengan pendekatan SainsTeknologiMasyarakat (STM) 6. Mahasiswa mampu menganalisis tujuan pembelajaran, indikator pembelajaran, aktivitas yang disarankan serta asesmen IPA terintegrasi yang sesuai dengan pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) B.2. Melalui pemodelan dosen, diharapkan mahasiswa mampu mengimplementa- 7. Mahasiswa mampu menganalisis keterkaitan bidangbidang IPA (bidang fisika, biologi, kimia dan lainnya) Deskripsi Perkuliahan 7. Mahasiswa mengobservasi pembelajaran IPA terintegrasi (sesuai contoh) oleh dosen (dosen sebagai guru dan mahasiswa sebagai siswa SMP) 8. Mendiskusikan pemodelan dosen dan hasil analisis IPA terintegrasi, (keterkaitan tema utama dan deskripsi isi setiap bidang IPA) 9. Praktik merancang tema utama, deskripsi isi setiap bidang IPA untuk konsep utama lainnya Instrumen/ Alat Ukur 6. Pre test IPA terintegrasi dengan terapan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) 7. Post Test IPA terintegrasi dengan terapan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) 8. Penilaian kesesuaian tujuan pembelajaran, indikator pembelajaran, aktivitas yang disarankan serta asesmen dengan 55 Standar Kompetensi Lulusan Program Kurikulum SMP/MTs Kompetensi Dasar (STM) Tujuan sikan pembelajaran IPA terintegrasi dengan pendekatan Sains-TeknologiMasyarakat (STM) yang sudah dirancang. B.3. Melalui contoh penilaian pembelajaran dan pemodelan oleh dosen, diharapkan mahasiswa mampu merancang dan mengimplementasi kan penilaian dalam pembelajaran IPA terintegrasi dengan pendekatan SainsTeknologiMasyarakat (STM) Indikator 8. Mahasiswa mampu menetapkan tema utama 9. Mahasiswa mampu merancang RPP dengan pendekatan Sains-TeknologiMasyarakat (STM) untuk membelajarkan IPA terintegrasi yang dikembangkan Deskripsi Perkuliahan 10. Praktik menyusun RPP 11. Peer Teaching 12. Memperoleh pengayaan materi IPA terintegrasi. Instrumen/ Alat Ukur pemilihan tema (Penilain Peta Kompetensi dan Silabus Pembelajaran) 9. Penilaian RPP rancangan mahasiswa 10. Penilaian Peer Teaching 10. Mahasiswa mampu menerapkan RPP IPA terintegrasi yang telah dirancang dalam kegiatan peer teaching 56 I. ANALISIS PETE KOMPETENSI KURIKULUM ANALISIS KOMPETENSI DASAR IPA TERINTEGRASI Bidang IPA Tujuan Pembelajaran Indikator Pembelajaran (*) Pendekatan /Metode SATUAN PENDIDIKAN : SMP/MTs BIDANG STUDI : IPA Sains dan Fisika Kimia Biologi teknologi Memahami Sains dan Teknologi Materi Pokok I, topik 1, tujuan 1.1) Memahami tantangan tantangan dalam penggunaan sains dan teknologi (Topiki I, sub topik 3, tujuan 1.3) 1.1.2. 1.1.3. 1.3.2 PKP Metode Ilmiah Subject/ Materi Kerja Ilmuwan Metode Ilmiah Memahami wujud-wujud zat Memahami logam dan non logam 2.2.3 2.4.1. 2.4.2. 2.4.3. S-T-M dan Investigasi Kelompok, Eksperimen, Diskusi Sususnan partikel, bentuk dan volume serta gerakangerakan partikel dari wujud zat Menganalisis asam dan basa Menganalisis metodemetode pemurnian air 2.5.1 2.5.2 Memahami peran tumbuhan bagi manusia 3.2.1 2.6.1. 2.6.2. 2.6.3 S-T-M dan Investigasi Kelompok, Eksperimen, Diskusi Sifat asam dan basa Tema Pencemaran Lingkungan dan Cara Mengatasi nya S-T-M dan Investigasi Kelompok, Eksperimen, Diskusi Rantai Makanan Pengertian Campuran Larutan dan Suspensi Zat terlarut, pelarut dan larutan (*) Mengacu pada Standar Core Materi SMP/MTS 57 II. SILABUS PEMBELAJARAN IPA TERINTEGRASI Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Tema Tujuan Pembelajaran Integrated Tujuan Materi Pembelajaran Pembelajaran Memahami Sains dan Teknologi (Topik I, sub topik 1, tujuan 1.1) Kerja Ilmuwan: observasi, eksperimen, pengukuran, pencatatan hasil, interpretasi hasil dan sharing penemuan : SMP/MTs : IPA : Pencemaran Lingkungan dan Cara Mengatasinya : Memahami Sains dan Teknologi (Topik I, sub topik 1, tujuan 1.1) Memahami tantangan-tantangan dalam penggunaan sains dan teknologi (Topik I, sub topik 3, tujuan 1.3) Memahami wujud-wujud zat (Topik II, sub topik 2, tujuan 2.2) Memahami logam dan non logam (Topik II, sub topik 4, tujuan 2.4) Menganalisis asam dan basa (Topik II, sub topik 5, tujuan 2.5) Menganalisis metode-metode pemurnian air (Topik II, sub topik 6, tujuan 2.6) Memahami peran tumbuhan bagi manusi (Topik III, sub topik 2, tujuan 3.2) Kegiatan pembelajaran Kerja Ilmuwan: observasi, eksperimen, pengukuran, pencatatan hasil, interpretasi hasil dan sharing penemuan menginterpretasi data, menyusun hipotesis, memisahkan dan mengontrol variabel serta eksperimen Indikator Pencapaian Tujuan 1.1.2. Mendeskripsikan bagaimana ilmuwan bekerja Asesmen Teknik Tertulis Bentuk Instrumen Siswa menyatakan lima cara yang ditempuh oleh ilmuwan dalam bekerja Alokasi Waktu 8X40’ Sumber Belajar 1. Buku Siswa: Pengolaha n Limbah cair Pabrik Tahu. 2. Buku-buku penunjang yang lain dan sumber internet. 3. Worksheet 4. Internet. 5. Lapangan. 58 Tujuan Materi Pembelajaran Pembelajaran Metode Ilmiah: Hipotesis Eksperimen Kontrol variabel Pencatatan hasil Penggambara n kesimpulan Perancangan kembali jika diperlukan Komunikasi hasil Kegiatan pembelajaran Melakukan diskusi kelompok untuk mengidentifikasi metode-metode ilmiah yang digunakan dalam kasus-kasus kegiatan ilmiah yang telah disiapkan guru Indikator Pencapaian Tujuan 1.1.3. Menerapkan metode ilmiah dalam situasi tertentu (Cara mengatasi pencemaran lingkungan dari limbah cair pabrik tahu, melalui pemisahan Asesmen Teknik Penilaian kinerja Bentuk Instrumen Siswa akan diminta untuk merancang penyelidikan beberapa masalah sains(Penggumpalan protein Alokasi Waktu Sumber Belajar 59 Tujuan Materi Pembelajaran Pembelajaran Memahami tantangantantangan dalam penggunaan sains dan teknologi (Topiki I, sub topik 3, tujuan 1.3) Sains dan Teknologi: Metode Pemisahan Campuran untuk mengatasi limbah cair pabrik tahu Memahami wujudwujud zat (Topik II, sub topik 2, tujuan 2.2) Susunan partikel, bentuk dan volume serta gerakan partikel dari wujud zat padat, cair dan gas Kegiatan pembelajaran Indikator Pencapaian Tujuan Asesmen Teknik Melakukan penyelidikan perubahanperubahan teknologi yang telah dimanfaatkan untuk memecahkan satu masalah 1.3.2. Mendeskripsikan bagaimana sains dan teknologi telah dimanfaat-kan untuk memecahkan satu (1) tantangan Portofolio Melakukan aktivitas untuk mendemonstrasika n susunan partikel berbagai wujud zat dengan variasi jumlah kelereng dalam suatu bejana 2.2.3. Menjelaskan bagaimana susunan partikel mempengaruhi sifat fisik zat Tes tertulis Bentuk Instrumen Laporan hasil penyelidikan siswa tentang pemanfaatan perubahan teknologi dan peran sains untuk memecahkan masalah Alokasi Waktu Sumber Belajar Menilai pemahaman konsep tentang hubungan susunan partikel dengan sifat wujud zat 60 Tujuan Materi Pembelajaran Pembelajaran Memahami logam dan non logam (Topik II, sub topik 4, tujuan 2.4) Kegiatan pembelajaran Indikator Pencapaian Tujuan Asesmen Teknik Bentuk Instrumen Penilaian pada kebenaran hasil klasifikasi siswa tentang unsur, senyawa dan campuran Pengertian unsur, senyawa dan campuran Melakukan diskusi untuk menempatkan beberapa sampel ke dalam kelompok unsur, senyawa atau campuran 2.4.1. Membedakan unsur dan senyawa Penilaian kinerja Na, K, Mg, Ca, Pt, Cu, Aq, Au, Zn, Hg, Al, C, Si, Pb, N, O, S, F, Cl, I, He, Ne Melakukan aktivitas untuk mengidentifikasi simbul-simbul kimia unsure 2.4.2. Membedakan campuran dan senyawa Tes tertulis Siswa menyebutkan lima (5) simbul kimia unsur dalam rumah tangga dan namanya Penilaian kinerja Penilaian hasil penyelidikan dengan kriteria kebenaran konsep sifat asam Menganalisi Sifat asam s asam dan dan basa basa (Topik II, sub topik Alokasi Waktu Sumber Belajar 2.4.3. Mengidentifikasi simbul-simbul dari unsur yang umum ditemukan Melakukan aktivitas untuk menyelidiki: 2.5.1. Mengidentifikasi sifatsifat asam 61 Tujuan Materi Pembelajaran Pembelajaran 5, tujuan 2.5) Menganalisi s metodemetode pemurnian air (Topik II, sub topik 6, tujuan 2.6) Kegiatan pembelajaran Indikator Pencapaian Tujuan sifat-sifat asam dan basa dalam skala PH 2.5.2. Mengidentifik asi sifat-sifat basa Pengertian Campuran Melakukan aktivitas menyelidiki campuran 2.6.1. Mendeskripsikan campuran Larutan dan Suspensi Melakukan diskusi untuk mengklasifikasikan beberapa sampel campuran sebagai larutan atau suspensi 2.6.2. Mengklasifikasikan campuran sebagai larutan dan suspense Zat terlarut, pelarut dan larutan Mendiskusikan perbedaan antara zat terlarut, pelarut dan larutan 2.6.3. Asesmen Teknik Tes tertulis Bentuk Instrumen dan basa Alokasi Waktu Sumber Belajar Pemahaman tentang difinisi campuran Pemahaman konsep tentang pengertian zat terlarut, pelarut dan larutan Menjelaskan apa itu zat terlarut, pelarut dan larutan 62 Tujuan Materi Pembelajaran Pembelajaran Memahami peran tumbuhan bagi manusia Rantai makanan Kegiatan pembelajaran Melakukan aktivitas menganalisis rantai-rantai makanan dan jaring-jaring makanan Indikator Pencapaian Tujuan 3.2.1. Menjelaskan pentingnya tumbuhan bagi manusia Asesmen Teknik Tes tertulis Bentuk Instrumen Guru menyediakan rantai makanan di sungai dan meminta siswa menjelaskan dampak hilangnya organisme (akibat pencemaran) dalam suatu jaringan makanan Alokasi Waktu Sumber Belajar 63 III. Contoh RPP IPA Terintegrasi (DEMONSTRASI) PENDEKATAN SAINS-TEKNOLOGI-MASYARAKAT DALAM PEMBELAJARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN CARA MENGATASINYA Satuan Pendidikan : SMP Mata Pelajaran IPA Terintegrasi : A. Tujuan Pembelajaran : 1. Memahami Sains dan Teknologi (Topik I, sub topik 1, tujuan 1.1) 2. Memahami tantangan-tantangan dalam penggunaan sains dan teknologi (Topik I, sub topik 3, tujuan 1.3) 3. Memahami wujud-wujud zat (Topik II, sub topik 2, tujuan 2.2) 4. Memahami logam dan non logam(Topik II, sub topik 4, tujuan 2.4) 5. Menganalisis asam dan basa (Topik II, sub topik 5, tujuan 2.5) 6. Menganalisis metode-metode pemurnian air (Topik II, sub topik 6, tujuan 2.6) 7. Memahami peran tumbuhan bagi manusi (Topik III, sub topik 2, tujuan 3.2) B. Indikator Pembelajaran: 1.1.2. Mendeskripsikan bagaimana ilmuwan bekerja 1.1.3. Menerapkan metode ilmiah dalam situasi tertentu (Cara mengatasi pencemaran lingkungan dari limbah cair pabrik tahu, melalui pemisahan campuran) 1.3.2. Mendeskripsikan bagaimana sains dan teknologi telah dimanfaatkan untuk memecahkan satu (1) tantangan 2.2.3. Menjelaskan bagaimana susunan partikel mempengaruhi sifat fisik zat 64 2.4.1.Membedakan unsur dan senyawa 2.4.2.Membedakan campuran dan senyawa 2.4.3. Mengidentifikasi simbul-simbul dari unsur yang umum ditemukan 2.5.1. Mengidentifikasi sifat-sifat asam 2.5.2. Mengidentifikasi sifat-sifat basa 2.6.1. Mendeskripsikan campuran 2.6.2. Mengklasifikasikan campuran sebagai larutan dan suspensi 2.6.3. Menjelaskan apa itu zat terlarut, pelarut dan larutan 3.2.1. Menjelaskan pentingnya tumbuhan bagi manusia C. Materi Pembelajaran 1. Kerja Ilmuwan: observasi, eksperimen, pengukuran, pencatatan hasil, interpretasi hasil dan sharing penemuan 2. Metode Ilmiah: Hipotesis Eksperimen Kontrol variabel Pencatatan hasil Penggambaran kesimpulan Perancangan kembali jika diperlukan Komunikasi hasil 3. Sains dan Teknologi: Metode Pemisahan Campuran untuk mengatasi limbah cair pabrik tahu 4. Susunan partikel, bentuk dan volume serta gerakan partikel dari wujud zat padat, cair dan gas 65 5. Pengertian unsur, senyawa dan campuran 6. Simbul-simbul unsur: Na, K, Mg, Ca, Pt, Cu, Aq, Au, Zn, Hg, Al, C, Si, Pb, N, O, S, F, Cl, I, He, Ne 7. Sifat asam dan basa 8. Pengertian Campuran 9. Larutan dan Suspensi 10. Zat terlarut, pelarut dan larutan 11. Rantai makanan D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan: Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) Metode: investigasi kelompok, eksperimen, diskusi E. Sumber Belajar 4. Buku siswa mengacu materi pengayaan: Penggumpalan Protein Tahu (halaman 5) 5. LKS 1(Penggumpalan Protein Kedelai) 6. LKS-2(Membuat Larutan dan Membuktikan Perubahan sifat zat asal) 7. LKS-3(Sistem Pembuangan Limbah Cair) 8. LKS-4(Verifikasi Proses Penyaringan) 9. Buku Penunjang yang lain, termasuk sumber-sumber dari internet F. Alat/Bahan 1. Gelas kimia 2. Sari kedelai 3. Asam cuka untuk masak 4. Air suling 5. Gula pasir 6. Indikator asam/basa: lakmus merah, lakmus biru, dan indikator universal. G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I (2 x 40 menit) 66 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) a. Motivasi: Menunjukkan pada siswa beberapa jenis tahu, kemudian menanyakan kepada siswa: “Sukakah kalian dengan makanan ini? Apakah kamu mengetahui cara membuatnya? Serta Apakah pembuatan tahu menghasilkan limbah?” b. Pengetahuan Prasyarat: Mengajukan pertanyaan tentang penggumpalan c. Menyampaikan indikator pembelajaran ( 2.4.3; 2.5.1.; 2.5.2.) 2. Kegiatan Inti (60 menit) a. Menegaskan tentang permasalahan yang muncul dalam sesi pemotivasian. b. Membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. c. Meminta peserta didik untuk membaca LKS-1 dan mendiskusikan dalam kelompok sebelum melakukan investigasi d. Membimbing siswa melakukan investigasi dan memeriksa kegiatan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar. e. Jika masih ada peserta didik /kelompok yang belum dapat melakukan dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan. f. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompoknya g. Mengklarifikasi konsep yang telah didapat siswa, dilanjutkan dengan diskusi tentang berbagai kemungkinan proses penggumpalan 3. Kegiatan Penutup (10 menit) a. Guru membimbing siswa membuat simpulan pelajaran b. Penugasan Terstruktur: Memberikan tugas lanjutan dari kegiatan yang telah dilakukan yaitu menggali sumber di internet tentang contoh-contoh proses penggumpalan lainnya dapat digunakan sebagai penyaring air? Lakukan kegiatan ini dengan menggunakbahan-bahan yang 67 Pertemuan II (2 x 40 menit) 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) a. Motivasi: Mengajukan pertanyaan kepada siswa: “Apakah pembuatan tahu menghasilkan limbah?” b. Pengetahuan Prasyarat: Mengajukan pertanyaan tentang Pengolahan limbah cair c. Menyampaikan indikator pembelajaran (1.1.2.; 2.4.1. ; 2.4.2. ; 2.6.1. ; 2.6.2. ;2.6.3.) 2. Kegiatan Inti (60 menit) a. Menegaskan tentang permasalahan yang muncul dalam sesi pemotivasian. b. Membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. c. Meminta peserta didik untuk membaca LKS-2 dan mendiskusikan dalam kelompok sebelum melakukan investigasi d. Membimbing siswa melakukan investigasi dan memeriksa kegiatan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar. e. Jika masih ada peserta didik/kelompok yang belum dapat melakukan dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan. f. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompoknya g. Mengklarifikasi konsep yang telah didapat siswa, dilanjutkan dengan diskusi tentang berbagai kemungkinan pengolahan limbah cair 3. Penutup(10 menit) a. Guru memberikan penegasan konsep hasil diskusi kelompok dan ketercapaian tujuan belajar hari ini. b. Guru menyampaikan tugas yang harus dikerjakan siswa di rumah untuk persiapan pembelajaran yang akan datang.pikir dapat digunakan sebagai enyaring air? Lakukan kegiatan ini dengan menggunakbahan-bahan yang Pertemuan III dan IV (2X2 x 40 menit) 1. Pendahuluan (10 menit) 68 a. Guru menyampaikan indikator pembelajaran (1.1.2; 1.1.3; 1.3.2) b. Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan betapa pentingnya kita berlatih melakukan survey lapangan untuk mengumpulkan data dan membuat simpulan-simpulan (kebiasaan peneliti/ilmuwan) 2. Kegiatan Inti a. Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok beranggotakan 4-5 orang yang akan bekerja sama dalam melakukan kegiatan survey lapangan. b. Guru meminta setiap kelompok untuk membaca buku materi: Pengolahan Limbah Cair Pabrik Tahu (Materi Pengayaan, halaman 3), untuk mendiskusikan konsep-konsep yang ada. Kelompok siswa selanjutnya mengerjakan Investigasi (LKS-3) : Investigasi Lapangan. Diberitahukan kepada kelas bahwa setiap kelompok harus memilih wakilnya untuk mempresentasikan hasil diskusi dan hasil investigasinya di depan kelas. c. Guru mengikuti kegiatan survey yang dilakukan siswa. Guru memberikan bimbingan secukupnya kepada kelompok yang membutuhkan bantuan. d. Pada pertemuan ke-4: Guru menunjuk 2 atau 3 wakil dari kelompok untuk secara bergantian mempresentasikan hasil diskusi dan investigasinya di depan kelas. Anggota dari semua kelompok memperhatikan dan memberi tanggapan atau sanggahan bila memiliki perbedaan pendapat (hasil diskusi). 3. Penutup (10 menit) a. Guru memberikan penegasan kembali hasil diskusi kelompok dan ketercapaian tujuan belajar hari ini. b. Guru menyampaikan tugas yang harus dikerjakan siswa di rumah untuk persiapan pembelajaran yang akan datang (Refrensi tentang Ekosistem Sungai dan Rantai Makanan).pikir dapat digunakan sebagai penyaring air?n kegiatan 69 Pertemuan V (1 x 40 menit) 2. Pendahuluan (10 menit) a. Guru memotivasi siswa dengan meminta siswa untuk menyebutkan ciriciri air sungai yang tercemar (limbah pabrik tahu) b. Guru mengajukan pertanyaan, komponen ekosistem apakah yang hilang apabila sungai sudah mengalami pencemaran dan meminta siswa menjelaskan c. Guru menyampaikan indikator pembelajaran (3.2.1) 2. Kegiatan Inti a. Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok beranggotakan 4-5 orang yang akan bekerja sama mengakaji referensi (Ekosistem Sungai dan Rantai Makanan) b. Guru meminta setiap kelompok untuk membaca buku materi: Ekosistem Sungai dan Rantai Makanan) dan meminta setiap kelompok untuk membuat (menyusun) pola rantai makanan untuk ekosistem sungai. c. Beberapa kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi dan memaparkan pengaruh pencemaran sungai terhadap rantai makanan yang ada 3. Penutup (10 menit) a. Guru memberikan penegasan kembali hasil diskusi kelompok, terutama peran tumbuhan yang ada di sungai bagi makhluk hidup lain dan ketercapaian indikator pembelajaran hari ini. b. Guru menyampaikan tugas yang harus dikerjakan siswa di rumah untuk melakukan pengamatan guna menemukan perbedaan sungai tercemar dan sungai bersih ditinjau dari jenis-jenis makhluk hidup yang ada 70 I. Penilaian Teknik : Tes tulis, Penugasan, dan Proyek. Materi Kisi-kisi dan instrumen penilaian: Indikator Penilaian Teknik Bentuk Contoh Instrumen Perubahan Membedakan sifat fisika & fisika dan sifat kimia Kimia Mengidentifikasi Tes tulis Tes tulis perubahan fisika Tes pilihan LP 1 soal ganda nomor 5 Tes pilihan LP 1 soal salah benar nomor 7 ganda (multiple true-false) Menyimpulkan Tes tulis Tes pilihan LP 1 soal ganda nomor 4 Tes pilihan LP 1 soal perubahan kimia salah benar nomor 8 (Mengidentifikasi ganda (multiple tanda-tanda true-false) hubungan antara sifat dan wujud zat Mengidentifikasi Tes tulis terjadinya reaksi kimia) Mengenali Tes pilihan LP 1 soal (menuliskan) contoh salah benar nomor 11 reaksi kimia pada ganda (multiple sistem kehidupan true-false) Pemisah Mengajukan ide cara an campur memisahkan an campuran berdasar Tes tulis Tes tulis Tes pilihan LP 1 soal ganda nomor 6 Tes uraian LP 2 soal sifat fisika zat Mengajukan ide cara memisahkan Tes tulis nomor 1 71 Materi Indikator Penilaian Teknik Bentuk Contoh Instrumen campuran berdasar sifat kimia zat Melakukan Proyek percobaan pemisahan Lembar LP 4 soal penilaian proyek nomor 3 campuran Larutan Menyebutkan contoh- Tes tulis Tes pilihan LP 1 soal dan sifat- contoh larutan yang salah benar nomor 12 sifatnya tergolong larutan ganda (multiple sejati, larutan koloid, true-false) dan suspensi Mengidentifikasi sifat Tes tulis Tes pilihan LP 1 soal asam/basa suatu salah benar nomor 1 larutan ganda (multiple true-false) Lambang Membangun sebuah unsur & aturan yang berlaku Rumus untuk penulisan kimia lambang unsur Tes tulis Penugasan sederhana Tes pilihan LP 1 soal ganda nomor 2 Laporan hasil LP 3 soal perunutan nomor 1 pustaka Membangun sebuah Penugasan Laporan hasil LP 3 soal aturan yang berlaku perunutan nomor 2 untuk penulisan pustaka rumus kimia sederhana Unsur, Mendefinisikan Senyawa, perbedaa antara unsur Tes tulis Tes pilihan LP 1 soal ganda nomor 13 72 Materi Indikator Penilaian Teknik Bentuk Contoh Instrumen dan dan senyawa Campuran Mendefinisikan Tes pilihan LP 1 soal perbedaa antara salah benar nomor 3 senyawa dan ganda (multiple campuran true-false) Pencemar- Mendaftar tanda- an tanda air yang lingkungan terkontaminasi Tes tulis Lembar LP 4 soal penilaian proyek nomor 2 Tes pilihan LP 1 soal mencegah terjadinya salah benar nomor 9 pencemaran air ganda (multiple Menuliskan ide untuk Proyek Tes tulis true-false) Menuliskan tahapan Tes tulis Tes uraian untuk mengatasi LP 2 soal nomor 2 terjadinya pencemaran air Ekosistem Menuliskan definisi dan ekosistem keterkait Mendaftar bentuk- annya Tes pilihan LP 1 soal ganda nomor 14 Tes pilihan LP 1 soal bentuk hubungan salah benar nomor 15 antar komponen ganda (multiple dalam ekosistem true-false) Mendata ciri-ciri ekosistem yang Tes tulis Tes tulis Proyek Lembar LP 4 soal penilaian proyek nomor 1 terganggu 73 Instrumen: Nama __________________________ Tanggal _____________ Kelas ______ LP 1 PEMAHAMAN KONSEP Petunjuk: Bacalah setiap pertanyaan dengan cermat, kemudian pilihlah satu atau lebih jawaban yang tepat dengan cara memberikan tanda silang pada pilihan yang sesuai 1. Ke dalam masing-masing gelas kimia terdapat berturut-turut larutan: cuka, air keras, garam dapur, air kapur, dan sabun. Dengan menggunakan kertas indikator lakmus merah dan lakmus biru didapatkan data seperti disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil Uji Sifat Asam dan Basa pada Larutan No. Nama Larutan Perubahan pada kertas lakmus Lakmus merah Lakmus Biru 1. Cuka tetap menjadi merah 2. Air kapur menjadi biru tetap 3. Garam dapur tetap tetap 4. Air keras tetap menjadi merah 5. Air sabun menjadi biru tetap Simpulan yang dapat dibuat berdasar data pada Tabel 1 adalah ... A. Cuka dan air keras dapat dikelompokkan ke dalam larutan asam. B. Air kapur dan air sabun dapat dikelompokkan ke dalam larutan basa. C. Larutan garam dapur dapat dikelompokkan ke dalam larutan yang netral. D. Cuka dan garam dapur dapat dikelompokkan ke dalam larutan asam. 74 2. Pada Tabel 2 disajikan 5 nama unsur dan lambang unsurnya. Tabel 2 Nama Lima Unsur dan Lambang Unsurnya No. Nama Unsur Lambang Unsur 1. Karbon (Carbonium) C 2. Kalium (Kalium) K 3. Kalsium (Calsium) Ca 4. Perak (Argentum) Ag 5. Emas (Aurum) Au Simpulan paling lengkap yang dapat dibuat berdasar informasi dalam Tabel 2 adalah ... A. Lambang unsur dinyatakan dengan huruf pertama ditulis kapital dari nama unsur. B. Lambang unsur dinyatakan dengan huruf pertama ditulis kapital dari nama unsur atau diikuti dengan huruf kedua. C. Lambang unsur dinyatakan dengan huruf pertama ditulis kapital dari nama unsur atau diikuti dengan huruf kedua atau ketiga ditulis tidak kapital. D. Lambang unsur dinyatakan dengan huruf pertama ditulis kapital dari nama unsur atau diikuti dengan huruf ketiga ditulis tidak kapital. 3. Pernyataan-pernyataan di bawah ini yang benar adalah ... A. Senyawa adalah zat tunggal yang disusun oleh unsur-unsur. B. Senyawa terbentuk oleh lebih dari satu macam zat dimana sifat masingmasing zat asal telah berubah. C. Campuran terbentuk oleh lebih dari satu macam zat dimana sifat masingmasing zat asal tidak berubah. D. Campuran terbentuk oleh lebih dari satu macam zat dimana sifat masingmasing zat asal berubah. 4. Bau busuk yang berasal dari sungai yang tercemar limbah pabrik dapat menyebar kemana-mana hingga jarak yang cukup jauh. Hal yang demikian itu berhubungan dengan ... 75 A. Sifat air sungai yang senantiasa ingin mengalir ke tempat yang lebih rendah. B. Sungai dapat mengalir ke tempat yang cukup jauh. C. Bau busuk ditimbulkan oleh bahan kimia berwujud gas yang dikeluarkan dari limbah pabrik. D. Bau busuk ditimbulkan oleh bahan kimia cair yang dikeluarkan dari limbah pabrik. 5. Premium lebih mudah terbakar daripada minyak tanah. Perbedaan itu terjadi karena ... A. Perbedaan sifat fisika C. Perbedaan wujudnya B. Perbedaan sifat kimia D. Perbedaan kereaktifannya 6. Satu pilihan ide-ide di bawah ini yang paling tepat adalah ... A. Untuk memperoleh kembali garam yang bersih dari garam dapur yang terkotori oleh tanah dapat dilakukan melalui proses pelarutan. B. Untuk memperoleh garam yang bersih dari garam dapur yang terkotori oleh tanah dapat dilakukan melalui proses pelarutan dan penyaringan. C. Untuk memperoleh garam yang bersih dari garam dapur yang terkotori oleh tanah dapat dilakukan melalui proses penyaringan. D. Untuk memperoleh garam yang bersih dari garam dapur yang terkotori oleh tanah dapat dilakukan melalui proses pelarutan, penyaringan, dilanjutkan dengan penguapan. 7. Ketika kita nyalakan sebatang lilin di atas tatakan, kemudian diamati perubahan-perubahan yang terjadi, maka dapat diperoleh satu simpulan yang paling lengkap, yaitu ... A. Pada pembakaran lilin terjadi perubahan fisika. B. Pada pembakaran lilin terjadi perubahan kimia. C. Pada pembakaran lilin hanya terjadi perubahan fiska. D. Pada pembakaran lilin terjadi perubahan fisika dan perubahan kimia. 8. Terjadinya reaksi kimia ditandai terbentuknya zat baru yang memiliki sifat berbeda dengan zat asal. Karat besi adalah hasil reaksi antara logam besi dan oksigen. Dengan menggunakan magnet, dapat dibuktikan bahwa karat besi 76 memiliki sifat yang berbeda dengan logam besi. Prediksi terhadap hasil percobaan yang dapat saya rumuskan adalah ... A. Paku besi yang berkarat kurang kuat ditarik magnet dibanding paku besi yang tidak berkarat. B. Paku besi yang berkarat lebih kuat ditarik magnet dibanding paku besi yang tidak berkarat. C. Karat besi yang diambil dari paku yang berkarat dengan cara mengampelas tidak ditarik oleh magnet. D. Paku besi yang berkarat sama kuat ditarik magnet dibanding paku yang tidak berkarat. 9. Upaya-upaya apa dapat kita lakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan di sekitar kita adalah ... A. Membuang sampah pada tempatnya, tidak membuang sampah ke aliran sungai. B. Mengurangi penggunaan bahan-bahan dari plastik, menggunakan pembungkus kue dari daun pisang. C. Menghijaukan lingkungan dengan tumbuhan besar dan produktif. D. Menutup pabrik-pabrik yang menghasilkan limbah. 10. Danau yang di permukaannya tumbuh melimpah alga menjadikan kehidupan di dasar danau berlangsung kurang baik. Hal demikian dapat terjadi karena ... A. Cahaya memiliki sifat dapat dipantulkan atau dibiaskan. B. Proses fotosintesis oleh tumbuhan autotrof di dasar danau tidak dapat berlangsung dengan sempurna. C. Organisme aerobik di dasar danau tidak dapat menjalankan ativitasnya secara optimal. D. Cahaya matahari tidak dapat mencapai daerah dasar danau. 11. Contoh reaksi kimia yang terjadi pada sistem makhluk hidup adalah reaksi fotosintesis dan reaksi respirasi. Reaksi-reaksi itu adalah sebagai berikut: A. Reaksi fotosintesis 6 CO2 + 6 H2O + energi C6H12O6 B. Reaksi fotosintesis 6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2 + 6 O2 77 C. Reaksi respirasi C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O + energi D. Reaksi fotosintesis 6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2 + energi 12. Koloid adalah salah satu golongan larutan yang partikelnya memiliki diameter di antara 10-7 dan 10-5 cm. A. Larutan yang diameter partikelnya lebih kecil dari 10-7 tergolong larutan sejati. B. Larutan yang diameter partikelnya lebih kecil dari 10-7 tergolong suspensi. C. Larutan yang diameter partikelnya lebih besar dari 10-5 tergolong larutan sejati. D. Larutan yang diameter partikelnya lebih besar dari 10-5 tergolong suspensi. 13. Pada Tabel 3 disajikan 3 contoh senyawa dan unsur yang membangunnya. Tabel 3 Tiga Contoh Senyawa dan Unsur Pembentuknya No. Nama Senyawa Unsur pembentuknya 1. Garam dapur, NaCl Logam Na dan gas Cl2 2. Batu gamping, CaO Logam Ca dan gas O2 3. Air, H2O Gas H2 dan gas O2 Simpulan paling lengkap yang dapat dibuat berdasar informasi dalam Tabel 3 adalah ... A. Senyawa dibangun oleh gabungan unsur-unsur. B. Senyawa dibangun oleh lebih dari satu unsur. C. Sifat senyawa berbeda dengan sifat unsur pembangunnya. D. Senyawa dibangun oleh gabungan unsur-unsur, dimana sifat senyawa berbeda dengan sifat unsur pembangunnya. 14. Konsep ekosistem yang benar adalah ... A. Ekosistem adalah segala sesuatu yang terdiri dari benda hidup (biotik) dan benda tak hidup (abiotik) pada suatu tempat tertentu. B. Ekosistem adalah segala sesuatu yang terdiri dari benda hidup (biotik) dan benda tak hidup (abiotik), dimana terjadi hubungan timbal balik antar keduanya. 78 C. Ekosistem adalah segala sesuatu yang terdiri dari benda hidup (biotik) dan benda tak hidup (abiotik) pada suatu tempat tertentu, walau tidak terjadi hubungan timbal balik antar keduanya. D. Ekosistem adalah segala sesuatu yang terdiri dari benda hidup (biotik) dan benda tak hidup (abiotik) pada suatu tempat tertentu, dimana terjadi hubungan timbal balik antar keduanya. 15. Pernyataan yang sesuai dengan konsep simbiosis adalah ... A. Suatu hubungan kerja sama antar dua organisme yang tidak saling menguntungkan. B. Suatu hubungan kerja sama antar dua organisme atau lebih yang saling menguntungkan. C. Suatu hubungan kerja sama antar dua organisme atau lebih yang satu pihak diuntungkan dan pihak lain dirugikan. D. Suatu hubungan kerja sama antar dua organisme. 79 IV. CONTOH LKS Nama/Kelompok _________________ Tanggal _______ Kelas _____ LKS-1 INVESTIGASI 1 PENGGUMPALAN PROTEIN KEDELAI Investigasi 1: Percayakah kamu bahwa protein pada ekstrak kedelai dapat menggumpal jika ditambah cuka? Untuk itu lakukan investigasi berikut! Gunakan sari kedelai kemasan yang dapat kamu beli di toko atau kamu membuatnya sendiri. Gunakan asam cuka yang biasa digunakan ibumu untuk memasak. Tuliskan hasil dari investigasimu! Gunakan pula kertas lakmus biru dan kertas lakmus merah untuk menguji sifat dari larutan sari kedelai yang tidak menggumpal (termasuk kelompok asam atau basa?). Tujuan Kegiatan: Melalui kegiatan ini, kalian akan membuktikan penerapan konsep IPA (konsep penggumpalan) pada praktik kehidupan sehari-hari (salah satunya adalah pada proses pembuatan tahu). 80 Hal-hal yang dapat kami laporkan setelah melakukan investigasi ini adalah sebagai berikut: A. Prediksi-prediksi yang dapat kami rumuskan tentang percobaan penggumpalan protein kedelai (seperti: sifat larutan sari kedelai, sifat larutan asam cuka, mengapa sari kedelai ditambah cuka bisa menggumpal, dll.) berdasarkan informasi yang telah kami baca adalah .... _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ B. Alat dan Bahan yang kami gunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan (percobaan) tentang penggumpalan protein kedelai adalah.... _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ C. Langkah-langkah penyelidikan (percobaan) yang kami tempuh untuk membuktikan prediksi yang sudah kami rumuskan tentang penggumpalan protein kedelai adalah.... _____________________________________________ 81 _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ D. Data/Fakta yang kami peroleh dari kegiatan penyelidikan (percobaan) tentang penggumpalan protein kedelai adalah ..... _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ E. Analisis data hasil penyelidikan (percobaan) yang kami lakukan tentang penggumpalan protein kedelai adalah.... _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ F. Simpulan yang dapat kami rumuskan dari hasil penyelidikan (percobaan) tentang penggumpalan protein kedelai adalah .... _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ 82 Nama/Kelompok _________________ Tanggal _______ Kelas _____ LKS-2 INVESTIGASI 2 MEMBUAT LARUTAN DAN MEMBUKTIKAN PERUBAHAN SIFAT ZAT ASAL Investigasi 2: Kalian telah mengetahui, bahwa ketika terbentuk senyawa sifat-sifat asli komponen pembentuknya ditinggalkan. Apakah hal yang demikian itu juga terjadi ketika terbentuk campuran atau larutan? Untuk itu lakukan kegiatan Investigasi 2: Membuat Larutan dan Membuktikan Perubahan Sifat Zat Asal pada LKS-2. Di rumahmu pasti ada gula. Tahukah kamu, rumus kimia gula adalah C12H22O11. Apa wujud (fasa) dari gula? Cicipi, bagaimana rasa gula? Ingat, tidak semua bahan kimia boleh dicicipi! Ambilah gula sebanyak satu sendok teh, masukkan ke dalam gelas yang telah berisi air, lalu aduklah! Catat apa yang terjadi! Apakah kamu telah membuat sebuah larutan? Cicipi, bagaimana rasa dari larutan yang telah kalian buat. 83 Tujuan Kegiatan: Melalui kegiatan ini kalian: (1) berlatih mengidentifikasi wujud zat, (2) melakukan percobaan sederhana dengan bahan-bahan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, dan (3) latihan membuat simpulan tentang perubahan fisika berdasar hasil percobaan sederhana. Hal-hal yang dapat kami laporkan setelah melakukan investigasi ini adalah sebagai berikut: A. Alat dan Bahan yang kami gunakan untuk penyelidikan (percobaan) tentang membuat larutan dan membuktikan perubahan sifat zat asal adalah.... _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ B. Langkah-langkah yang kami lakukan untuk melakukan penyelidikan (percobaan) tentang membuat larutan dan membuktikan perubahan sifat zat asal adalah.... _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ 84 _____________________________________________ _____________________________________________ C. Data/Fakta yang kami peroleh dari kegiatan penyelidikan (percobaan) tentang membuat larutan dan membuktikan perubahan sifat zat asal adalah....(bisa dibuat tabel) _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ D. Analisis data hasil penyelidikan (percobaan) tentang membuat larutan dan membuktikan perubahan sifat zat asal yang kami lakukan adalah.... _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ E. Simpulan yang dapat kami rumuskan tentang membuat larutan dan membuktikan perubahan sifat zat asal adalah.... _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ 85 Nama/Kelompok _________________ Tanggal _______ Kelas _____ LKS-3 INVESTIGASI 3 SISTEM PEMBUANGAN LIMBAH CAIR Investigasi 3: Di kotamu pasti ada pabrik atau industri rumah tangga yang membuat tahu. Mintalah izin untuk melakukan pengamatan kepada pemilik atau petugas yang ada. Lakukan pengamatan bersama kelompokmu, apakah pabrik atau insustri rumah tangga penghasil tahu itu memiliki IPAL? Jika tidak memiliki IPAL, catatlah bagaimana sistem pembuangan limbah cair yang dihasilkan? Untuk melengkapi hasil investigasimu, silahkan melakukan wawancara dengan pemilik atau petugas yang ada di tempat itu. Catatlah semua informasi yang kalian dapat. Kalian juga dapat mengamati dan mencatat, apakah air limbah yang dibuang memenuhi ciri-ciri air yang baik dari sisi fisika, biologi, dan kimia?. Ingat, kalian tetap harus menjaga etika dan sopan-santun. 86 Tujuan Kegiatan: Melalui kegiatan ini kalian berlatih: (1) mengumpulkan informasi dari lapangan atau lingkungan terkait upaya-upaya pencegahan kerusakan lingkungan melalui kegiatan pengamatan, (2) mengumpulkan informasi dari lapangan atau lingkungan terkait upaya-upaya pencegahan kerusakan lingkungan melalui kegiatan wawancara, (3) membedakan antara air yang baik dan air yang tidak baik berdasar ciri-ciri fisika, kimia, dan biologi berdasar data yang diperoleh dari pengamatan, dan (4) membuat simpulan ada atau tidaknya upaya penjagaan lingkungan oleh sebuah pabrik/industri. Hal-hal yang dapat kami laporkan setelah melakukan investigasi ini adalah sebagai berikut: A. Prediksi-prediksi yang dapat kami buat berdasar informasi yang telah kami baca tentang sistem pembuangan limbah cair adalah.... _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ B. Alat dan Bahan yang kami gunakan untuk penyelidikan (percobaan) tentang sistem pembuangan limbah cair adalah.... _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ 87 _____________________________________________ _____________________________________________ C. Langkah-langkah yang kami tempuh atau lakukan untuk menguji prediksi kami tentang sistem pembuangan limbah cair adalah.... _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ D. Data/Fakta yang kami peroleh dari kegiatan penyelidikan (percobaan)tentang sistem pembuangan limbah cair adalah.... _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ E. Analisis data hasil penyelidikan (percobaan) tentang pembuangan limbah cair yang kami lakukan adalah.... sistem _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ 88 F. Simpulan yang dapat kami rumuskan dari hasil penyelidikan (percobaan) tentang sistem pembuangan limbah cair adalah .... _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ 89 Nama/Kelompok _________________ Tanggal _______ Kelas _____ LKS-4 INVESTIGASI 4 VERIFIKASI PROSES PENYARINGAN Investigasi 4: Kalian memiliki hak untuk melakukan verifikasi (menguji ulang) konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang ada. Kegiatan melakukan verifikasi adalah kebiasaan yang sering dilakukan oleh ilmuwan. Bersama kelompokmu lakukan kegiatan verifikasi dengan mempraktikkan proses penyaringan pada Gambar 3. Kalian boleh memodifikasinya. Lakukan di luar jam pelajaran, boleh di sekolah boleh di rumah. Ambillah air limbah dari lingkungan, akan lebih baik bila kalian berhasil mendapatkan air limbah dari pabrik tahu. Buatlah perencanaan yang baik dan cobalah menulis prediksi-prediksi (dugaan-dugaan) mengenai hasil dari percobaanmu. Lakukan percobaan, pencatatan seluruh data yang dapat kalian kumpulkan, buatlah simpulan. Apakah prediksi-prediksi yang pernah kalian buat sesuai dengan simpulan yang kalian peroleh? Apakah air yang keluar dari alat penyaring yang kalian buat telah memenuhi syarat sebagai Tujuan Kegiatan Investigasi: air untuk kehidupan ditinjau dari nilai pH nya? Untuk mengukur pH gunakan kertas indikator universal. 90 Tujuan Kegiatan: Melalui kegiatan ini kalian berlatih: (1) melakukan pengujian ulang terhadap konsep-konsep yang telah dipelajari melalui kegiatan percobaan sederhana, (2) merancang percobaan dengan cara memodifikasi peralatan yang pernah dibuat orang lain, (3) praktik penyaringan air limbah, (4) mengorganisasikan data yang diperoleh dari kegiatan percobaan, dan (5) menarik simpulan berdasar data yang diorganisasikan. Hal-hal yang dapat kami laporkan setelah melakukan investigasi ini adalah sebagai berikut: A. Prediksi-prediksi yang dapat kami buat tentang proses penyaringan berdasar informasi yang telah kami baca dari buku siswa adalah.... ________________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ B. Alat dan Bahan yang kami gunakan untuk melakukan percobaan tentang proses penyaringan adalah.... _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ 91 C. Rancangan Percobaan tentang proses penyaringan yang kami buat dapat dilihat pada Gambar di bawah ini D. Data/Fakta yang kami peroleh dari kegiatan percobaan proses penyaringan adalah.... _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ E. Simpulan yang dapat kami rumuskan tentang proses penyaringan adalah .... _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ 92 V. MATERI PENGAYAAN A. ASPEK MATERI (CONTENT) 1. Pengolahan Air Limbah Tahu Saat ini bidang industri berkembang sangat pesat, termasuk industri rumah tangga yang sangat membantu dalam menunjang kehidupan maupun perekonomian masyarakat. Salah satu industri pangan yang memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari adalah usaha pembuatan tahu. Perkembangan industri seringkali disertai timbulnya masalah-masalah lingkungan. Salah satu masalah itu adalah terjadinya pencemaran air oleh air limbah yang berasal dari pabrik tahu. Kalian tentu pernah membaca atau melihat dari TV atau melihat langsung air sungai yang keruh. Air sungainya berbau tidak sedap, bahkan dikabarkan banyak ikan yang mati. Masalah seperti itu tidak boleh diabaikan. Jika air limbah dari pabrik tahu tidak diolah terlebih dahulu sebelum dilepas ke sungai, maka kematian ikan dan kehidupan lain di sungai tidak dapat dicegah. Pengolahan air limbah pabrik tahu ditujukan untuk mengurangi kandungan bahan pencemar pada sistem air untuk menghasilkan air yang memenuhi syarat untuk dilepas ke lingkungan. Prosedur pengolahan air limbah itu dapat dilakukan dengan memanfaatkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip IPA. Dengan membaca bab ini dan melakukan kegiatan-kegiatan investigasi yang ada, maka sebenarnya kalian telah dipandu untuk memahami prinsip-prinsip dasar IPA. Lebih khusus, kalian dilatih untuk mampu menerapkan konsep IPA untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. 2. Apakah Tahu itu dan Bagaimana Cara Membuatnya? a. Apakah Tahu itu? Siapa yang tidak kenal tahu? Apakah tahu itu? Tahu adalah hasil olahan dari ekstrak kedelai. Protein dalam ekstrak kedelai digumpalkan (koagulasi) dengan batu tahu (CaSO4) atau dengan cuka (CH3COOH). Karena bahan utamanya berasal dari ekstrak kedelai, maka tahu kaya akan protein. 93 Tahu adalah salah satu jenis lauk pauk pelengkap makan yang mudah ditemui di sekitar rumahmu setiap hari. Keberadaan tahu hingga kini masih tetap digemari segala lapisan masyarakat, betul bukan? Selain disajikan dalam bentuk lauk pauk pelengkap makan, tahu seringkali didapati sebagai sajian tunggal dalam bentuk tahu goreng (lihat Gambar 1). Pernahkah kalian mendengar istilah ”tahu pong” dan tahu Sumedang? Tahukah kalian, apa beda di antara keduanya? Yang membuat ”tahu pong” berbeda dengan tahu biasa dan tahu Sumedang adalah kadar air yang terkandung dalam tahu. Gambar 1 Tahu Goreng Kandungan air pada “tahu pong” lebih banyak daripada tahu biasa, karena itu tahu pong yang masih mentah gampang hancur, dan kalau digoreng jadi ”kopong” (tahu yang di dalamnya kosong). Tahu Sumedang kadar airnya lebih rendah dan diberi Konsep Penting 1: Ekstrak kedelai adalah salah satu contoh koloid. Koloid adalah salah satu golongan larutan yang partikelnya memiliki diameter di antara 10-7 dan 10-5 cm. Koloid dapat digumpalkan (dikoagulasi) secara kimia dengan menambahkan elektrolit. Asam adalah senyawa yang dalam larutan (air) dapat melepaskan ion H+. Asam cuka (CH3COOH) sedikit melepas ion H+ sehingga disebut asam lemah. Asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4) tergolong asam kuat. CaSO4 adalah garam yang tersusun dari ion logam kalsium (Ca2+) dan sisa asam ion sulfat (SO42-). 94 Pada proses pembuatan tahu, kalian dapat memahami keterlibatan beberapa senyawa. Untuk memahami lebih jelas, berikut ini akan diuraikan konsep unsur dan senyawa termasuk pemberian namanya. Batu tahu dan cuka adalah dua contoh senyawa. Perlu kalian ketahui bahwa nama batu tahu untuk CaSO4 dan cuka untuk CH3COOH bukan pemberian nama secara sistematis. Nama sistematis untuk senyawa dengan rumus kimia CaSO4 adalah kalsium sulfat. Air yang juga terkandung pada tahu memiliki rumus kimia H2O dengan nama sistematis dihidrogen oksida. Coba kalian perhatikan kembali nama sistematis untuk senyawa air! Air diberi nama sistematis dihidrogen oksida karena satu molekul air disusun oleh dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Molekul adalah bagian terkecil dari senyawa, sedangkan atom adalah bagian terkecil dari unsur. Dari penjelasan ini tentunya kalian dapat merumuskan konsep senyawa. Apakah senyawa itu? Senyawa adalah materi tunggal yang disusun oleh unsur-unsur. Di alam, unsur hidrogen maupun unsur oksigen tidak pernah berdiri sendiri sebagai unsur H atau unsur O, tetapi dalam bentuk H2 dan O2 (orang-orang sering menggunakan istilah ”molekul unsur”) atau bergabung dengan unsur lain sehingga membentuk senyawa. ”Molekul unsur” yang lain adalah unsur-unsur halogen (klor Cl2, brom Br2, dan iod I2). Berbeda dengan hidrogen dan oksigen, unsur-unsur lain seperti karbon (C), natrium (Na), besi (Fe), tembaga (Cu), perak (Ag), emas (Au), dan masih banyak yang lain di alam dapat ditemukan sebagai unsur yang berdiri sendiri. Tahukah kalian, mengapa unsur karbon diberi lambang C? Lambang unsur C diambil dari bahasa Yunani, yaitu Carbonium. Ahli kimia yang berjasa dalam menentukan cara memberi lambang unsur seperti itu adalah Berzelius (17791848). Lambang unsur dinyatakan dengan huruf pertama ditulis kapital dari nama unsur atau diikuti dengan huruf kedua atau ketiga ditulis tidak kapital. 95 Tugas Melacak Pustaka: Dengan menemukan dan membaca berbagai sumber bacaan, maka kalian telah membuka tabir atau jendela ilmu pengetahuan. Melalui pelacaan pustaka ini, buatlah; (a) Daftar beberapa nama dan lambang unsur dan (b) Daftar b. beberapa nama senyawa kimia sederhana dan rumus kimianya. Utamakan unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang sering kalian jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Gas hidrogen (H2) mudah terbakar, demikian halnya dengan gas oksigen (O2). Air adalah senyawa yang dibangun oleh hidrogen dan oksigen. Apakah air memiliki sifat mudah dibakar? Logam Na meledak dan terbakar ketika dimasukkan ke dalam air. Gas klor (Cl2) menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan bila kita tidak sengaja menghirupnya. Garam dapur adalah senyawa yang dibangun oleh natrium dan klor. Rumus kimia garam dapur adalah NaCl. Apakah senyawa NaCl memiliki sifat seperti unsur Na? Apakah senyawa NaCl memiliki sifat seperti Cl2? Apa yang dapat kalian pahami? Ternyata setelah bergabung menjadi senyawa, masing-masing unsur kehilangan sifat aslinya. Pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya termasuk ke dalam perubahan kimia atau sering disebut dengan reaksi kimia. Tanda-tanda terjadinya perubahan kimia yang dapat kita amati antara lain: (a) timbulnya endapan, (b) terjadinya perubahan rasa, warna, suhu, bau, dan (c) timbulnya gas atau kalor. b. Prosedur Pembuatan Tahu? Pernahkah kamu melihat orang yang sedang membuat tahu? Jika kalian perhatikan orang yang sedang membuat tahu (lihat Gambar 2), maka orang itu pasti melakukan urutan kerja sebagai berikut: (a) Merendam biji kedelai yang sudah bersih untuk melunakkan biji kedelai dan memisahkan kulit luarnya, (b) Setelah dicuci dan ditiriskan biji kedelai digiling hingga menjadi bubur kedelai, (c) Bubur kedelai diencerkan dengan menambahkan air sebelum direbus, (d) 96 Rebusan bubur kedelai disaring menggunakan kain berpori halus untuk memisahkan filtrat kedelai dari ampasnya, (e) Dilakukan proses koagulasi terhadap filtrat kedelai untuk mendapatkan gumpalan protein (bubur tahu), dan (f) Dilakukan pengepresan dan pencetakan untuk menghasilkan produk tahu yang siap dipasarkan. Gambar 2 Orang yang Sedang Membuat Tahu Ada produsen tahu yang menambahkan larutan yang mengandung bakteri (bakteri asam laktat) ke dalam filtrat kedelai. Penambahan bakteri itu dimaksudkan untuk menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk dan bakteri patogen (penyebab penyakit). Dengan demikian tidak perlu lagi menambahkan zat pengawet yang dilarang, seperti formalin. Pernahkah kalian menjumpai tahu yang berwarna kuning? Ada produsen tahu yang menggunakan zat pewarna tekstil untuk menjadikan tahu berwarna kuning. Zat pewarna tekstil sangat berbahaya karena dapat menyebabkan sakit kanker. Produsen tahu yang bertanggung jawab menggunakan pewarna alami dari kunyit agar tahu berwarna kuning. Kunyit yang sudah bersih ditumbuk hingga halus kemudian diletakkan ke dalam kain penyaring. Kemudian kain penyaring ini dimasukkan ke dalam air rebusan hingga air rebusan berwarna kuning kunyit. Tahu yang telah dicetak dimasukkan ke dalam air rebusan hingga tahu berubah warna menjadi kuning kunyit. Tahu yang sudah menyerap warna kuning kunyit ini lalu diangkat dan didinginkan, sehingga siap dipasarkan ke konsumen. 97 Ampas dari sisa pembuatan tahu dapat digunakan untuk pakan ternak sapi atau ada yang menggunakan sebagai bahan baku tempe (tempe ”menjes”). Pada proses koagulasi filtrat kedelai didapati bagian yang tidak dapat menggumpal. Bagian yang tidak dapat menggumpal itulah yang disebut Air Limbah Pabrik Tahu. 3. Air limbah Pabrik Tahu a. Air limbah Pabrik Tahu adalah Contoh Campuran Dari proses produksi tahu termasuk pencucian kedelai dihasilkan air limbah yang mengandung bahan organik yang tinggi (filtrat kedelai yang tidak menggumpal). Selain limbah yang berwujud cair buangan pabrik tahu juga ada yang berwujud padat yang berasal dari potongan tahu yang hancur pada saat proses karena kurang sempurnanya proses penggumpalan. Padatan berupa senyawa karbohidrat dan senyawa protein. Air limbah yang bercampur dengan limbah padat membentuk campuran yang sangat keruh. Tahukah kalian, apakah campuran itu? Bila air limbah itu dialirkan ke sungai, air sungai menjadi keruh pula. Setiap kuintal kedelai akan menghasilkan air limbah 1,5-2 m3. Air limbah yang dihasilkan dari usaha pembuatan tahu setiap harinya tidak kurang dari sepuluh kali volume kedelai yang diproses. Karena bahan utamanya berasal dari ekstrak kedelai, maka tahu kaya akan protein dan air limbahnya kaya akan senyawa N dan P. Bahan organik yang tinggi pada air limbah pabrik tahu menyebabkan lingkungan perairan menjadi keruh dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. 98 Konsep Penting 2: b. Bahan organik adalah senyawa yang tersusun dari unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), dan fosfor (P). Dua contoh senyawa organik adalah karbohidrat dan protein. c. Senyawa dapat berwujud padat, berwujud cair, atau berwujud gas. Sebuah senyawa dapat berubah dari wujud (fasa) yang satu ke wujud d. yang lain. Air dapat ditemukan dalam wujud padat (es), wujud cair, dan wujud gas (uap air). Perubahan wujud zat disebut perubahan fisika. Zat cair dapat tercampuri zat padat membentuk campuran. Jika fasa yang satu bercampur sempurna dengan fasa yang lain sehingga dihasilkan satu fasa, maka campuran itu disebut campuran homogen (serbasama). Istilah lain untuk campuran homogen adalah larutan. Jika fasa yang satu bercampur dengan fasa yang lain dan tidak dihasilkan satu fasa, maka campuran itu disebut campuran heterogen (serbaneka). Air limbah yang tampak sangat keruh adalah salah satu contoh campuran heterogen. Menurut kalian, terjadinya bau yang tidak sedap itu dapatkah dikatakan sebagai tanda telah terjadinya reaksi kimia? Jika pada Investigasi 2 kalian menemukan fakta bahwa rasa gula sebelum dan sesudah dilarutkan sama, maka dapat dikatakan gula sekedar bercampur dengan air. Sifat asli gula tidak berubah. Gula tidak bereaksi dengan air untuk membentuk zat baru yang meninggalkan sifat-sifat asalnya. Gula hanya mengalami perubahan fisika. Jika sebelumnya kalian telah mampu membandingkan sifat-sifat antara unsur dan senyawa, maka berdasar fakta-fakta yang kalian temukan melalui Investigasi 2 kalian diharapkan mampu membandingkan sifat antara senyawa dan campuran. Dengan kalimatmu sendiri, cobalah membuat perbandingan sifat antara senyawa dan campuran. b. Pencemaran Lingkungan Akibat Air Limbah Pabrik Tahu dan Pencemaran Lingkungan Harus Dicegah Kamu harus tahu bahwa air limbah pabrik tahu tidak boleh langsung dibuang ke sungai karena dapat menyebabkan pencemaran air. Agar air limbah yang dibuang pabrik tahu tidak menyebabkan pencemaran air, maka air limbah itu harus diolah terlebih dahulu menggunakan IPAL. Apakah yang dimaksud dengan 99 IPAL? IPAL adalah singkatan dari “Instalasi Pengolah Air Limbah.” Air yang keluar dari IPAL biasanya telah memenuhi syarat untuk dilepas ke lingkungan perairan. Pabrik-pabrik tahu yang tidak memiliki IPAL biasanya membuang air limbahnya langsung ke perairan tanpa pengolahan terlebih dahulu. Apakah kalian mengetahui ciri-ciri air yang baik? Air yang baik adalah air yang kandungan bahan fisik, bahan kimia, dan kandungan mikroorganismenya tidak melebihi nilai ambang batas (NAB) yang ditetapkan. Secara kasat mata, air yang baik adalah air yang tidak tercampuri oleh bahan-bahan lain (baik dalam wujud padat, cair, maupun gas), tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Konsep Penting 3: Pencemaran lingkungan adalah masuknya materi dan energi ke lingkungan sehingga terjadi gangguan pada keseimbangan lingkungan. Air limbah pabrik tahu yang langsung dibuang ke perairan, di antaranya menyebabkan terjadinya pencemaran oleh senyawa yang mengandung nitrogen (N) dan senyawa yang mengandung fosfor (P). Cemaran senyawa N dan senyawa P yang tinggi di dalam badan air mendorong pertumbuhan populasi alga yang berlebihan (blooming algae). Terjadinya blooming algae pada lingkungan perairan merugikan kehidupan akuatik yang lain. Konsep Penting 4: c. d. e. f. Populasi adalah satu atau lebih individu dari satu spesies yang berada dalam satu tempat pada satu waktu yang menjamin/memungkinkan terjadinya penambahan individu baru. Ekosistem adalah segala sesuatu yang terdiri dari benda hidup (biotik) dan benda tak hidup (abiotik) pada suatu tempat tertentu, dimana terjadi hubungan timbal balik antar keduanya. Blooming algae adalah pertumbuhan populasi alga yang berlebihan. 100 c. Kegagalan Fotosintesis Akibat Blooming Algae di Perairan Semua makhluk hidup, manusia, hewan, tumbuhan, memerlukan energi untuk melangsungkan kehidupan. Tumbuhan autotrof memerlukan energi cahaya yang bersumber dari matahari untuk melangsungkan proses fotosintesis. Proses fotosintesis adalah salah satu contoh reaksi kimia yang berlangsung dalam sistem kehidupan tumbuhan yang berklorofil. Cahaya 6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 (glukosa) + 6 O2 klorofil Pada proses fotosintesis (ada klorofil dan cahaya), senyawa karbon dioksida dan air saling berinteraksi dan bergabung membangun struktur baru (glukosa dan gas oksigen) yang sama sekali berbeda dengan senyawa asal (karbon dioksida dan air). Peristiwa seperti itulah yang disebut dengan perubahan kimia (reaksi kimia). Tumbuhan autotrof adalah tumbuhan yang memiliki kemampuan untuk menyusun zat organik dari zat anorganik karena tumbuhan ini memiliki klorofil. Seperti kalian ketahui bahwa cahaya memiliki sifat pemantulan dan sifat pembiasan. Karena sifat cahaya yang dapat dipantulkan, maka blooming algae yang terjadi pada sistem perairan menyebabkan cahaya yang berasal dari matahari tidak dapat menembus masuk ke dalam sistem perairan bagian bawah. Penetrasi sinar matahari ke dalam badan air menjadi terhalang. Akibat lanjutan adalah tumbuhan yang hidup di dasar sistem perairan tidak dapat melangsungkan kegiatan fotosintesis. Tumbuhan-tumbuhan itu tidak dapat melangsungkan kehidupannya secara sempurna bahkan dapat mengalami kematian. Sementara kita ketahui tumbuhan itu adalah sumber makanan bagi makhluk hidup yang lain dan sebagai penyedia oksigen di lingkungannya. d. Kegagalan Fotosintesis Menyebabkan Sistem Kekurangan Oksigen Seperti telah disebutkan bahwa kegagalan tumbuhan melakukan proses fotosintesis menyebabkan lingkungan kekurangan O2. Organisme aerobik tidak dapat hidup layak di lingkungan yang kekurangan oksigen. Dalam hidupnya organisme aerobik menjalankan reaksi-reaksi kimia yang menghasilkan senyawa- 101 senyawa yang mengandung atom oksigen seperti CO2, H2O, NO2, SO2, P2O5, dan lain-lain. Pada perairan yang mengalami blooming algae terjadi perbedaan kadar oksigen yang sangat besar antara siang dan malam hari karena pada malam hari respirasi alga terus berlanjut sehingga mengurangi kandungan oksigen terlarut dalam air. Organisme yang dapat hidup di lingkungan yang kekurangan O2 adalah organisme anaerobik. Dalam hidupnya organisme anerobik menjalankan reaksireaksi kimia yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak mengandung atom oksigen di antaranya H2S (hidrogen sulfida), dan NH3 (amoniak) yang menimbulkan bau busuk. Bau busuk seperti ini juga sering kalian temui pada tumpukan sampah yang di bagian dalamnya kekurangan oksigen. Bagaimana dengan bau kaos kakimu yang beberapa hari dipakai? Mengapa terjadi demikian? Senyawa-senyawa CH4, H2S, dan NH3 berwujud gas. Seperti kalian ketahui zat yang berwujud gas memiliki sifat yang mudah menyebar kemana-mana. Bau busuk yang berasal dari perairan yang tercemar limbah pabrik tahu menyebar kemana-mana dan mengganggu kehidupan masyarakat di sekitarnya. Lingkungan air yang tercemar air limbah pabrik tahu, yang memicu blooming algae, menyebarkan bau busuk akibat reaksi-reaksi anerobik yang terjadi di dalamnya. Kondisi seperti ini menyebabkan terganggunya bahkan kerusakan ekosistem. Saling hubungan antara komponen ekosistem tidak harmonis lagi. Keadaan yang demikian itu memenuhi syarat untuk menyatakan bahwa lingkungan telah tercemar. Terganggunya sistem perairan dapat ditandai dengan hilangnya ikan dan hewan lainnya dalam mata rantai ekosistem air. Kalian sebagai bagian dari masyarakat yang terpelajar harus berperan aktif dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Kalian dituntut untuk mengaplikasikan konsep-konsep dan prosesproses IPA yang telah dipelajari, walau masih sangat sederhana dan pada taraf belajar. Bangkitkan sejak sekarang semangatmu untuk menjaga kelestarian lingkungan. Manusia tidak dapat hidup layak tanpa lingkungan yang layak. 102 4. Pengolahan Air limbah Pabrik Tahu Ketika kalian melakukan Investigasi 3, apakah kalian mendapati pabrik tahu yang memiliki IPAL? Apakah IPAL yang dimiliki pabrik itu nampak dioperasikan/difungsikan? Jika ada IPAL walau sangat sederhana dan dioperasikan dengan baik, maka pabrik itu telah berupaya mencegah pencemaran air. Jika kalian berkeinginan merancang sebuah IPAL, maka kalian dapat memadukan/mengintegrasikan prinsip-prinsip yang terkandung dalam mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Kalian dapat mengintegrasikan prinsipprinsip dari bidang kajian fisika, kimia, dan biologi. IPAL pabrik tahu dapat dioperasikan melalui tiga tahap, yaitu: (1) tahap pengolahan secara fisika, (2) tahap pengolahan secara biologi, dan (3) tahap pengolahan secara kimia. Marilah kita pelajari masing-masing tahap itu. a. Tahap Pengolahan secara Fisika Pengolahan air limbah secara fisika ditujukan untuk memisah zat padat dengan zat cair menggunakan prinsip penyaringan berantai. Tahukah kamu, apa yang dimaksud dengan penyaringan berantai? Penyaringan berantai adalah penyaringan yang dilakukan secara bertahap menggunakan bahan penyaring yang berbeda. Urutan penataan bahan penyaring itu adalah sebagai berikut: kerikilarang-ijuk-pasir-ijuk-kerikil (lihat Gambar 3). 103 Gambar 3 Alat Penyaring Berantai dari Bahan Keseharian Kualitas air setelah melewati saringan berantai diharapkan lebih baik dibanding kualitas air sebelum masuk ke dalam alat saringan berantai. Selain tingkat kejernihan, salah satu parameter lain yang dapat digunakan untuk menilai kualitas air adalah pH. 104 g. Konsep Penting 5: h. i. Air limbah yang tampak sangat keruh adalah salah satu contoh j. campuran heterogen. Digunakan istilah campuran untuk campuran k. heterogen. Komponen-komponen penyusun campuran dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya melalui proses penyaringan. Penyaringan adalah proses pemisahan komponen campuran berdasar perbedaan ukuran partikel setiap komponen. pH kependekan dari ”potenz Hydrogen” yang menyatakan jumlah ion hidrogen (ion H+) yang terdapat dalam larutan air. Larutan dinyatakan bersifat asam bila memiliki nilai pH antara 1 hingga 6. Larutan dinyatakan bersifat netral bila memiliki nilai pH sama dengan 7. Larutan dinyatakan bersifat basa bila memiliki nilai pH antara 8 hingga 14. Nilai pH air limbah sangat bergantung pada jenis dan jumlah bahan yang bercampur dengan air. Karena sebagian besar bahan-bahan itu tertahan pada saringan berantai, maka selain limbah berubah menjadi lebih jernih nilai pH-nya pun akan berubah. Jika kalian perhatikan kembali Konsep/Prinsip 5, maka: air limbah yang memiliki nilai pH 1-6 dinyatakan bersifat asam, air limbah yang memiliki nilai pH 7 dinyatakan bersifat netral, dan air limbah yang memiliki pH 8-14 dinyatakan bersifat basa. Air yang memenuhi syarat untuk kehidupan adalah air yang memiliki pH berkisar antara 6,5-7,5. b. Tahap Pengolahan secara Biologi Kalian telah memahami konsep pengelohan air limbah secara fisika bahkan telah melakukan proses pengujian terhadap konsep yang ada. Marilah sekarang kita coba memahami prinsip-prinsip pengolahan air limbah secara biologi. 105 Pengolahan air limbah secara biologi, salah satunya dengan memanfaatkan tumbuhan air seperti Kiambang (Lemna minor). Tumbuhan Lemma minor (Gambar 4) terbukti mampu menurunkan kadar N dan P pada air limbah tahu. Gambar 4 Kiambang (Lemna minor) Tumbuhan lain yang dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kadar N dan P pada air limbah tahu adalah Kiapung (Pistia stratiotes L) (lihat Gambar 5). Gambar 5 Kiapung (Pistia strationes L) Tanaman air Kiambang atau Kiapung bersimbiosis dengan bakteri aerob Bacillus subtilis (Gambar 6). Bakteri Bacillus subtilis membantu menguraikan senyawa organik dalam air limbah. 106 Gambar 6 Bacillus subtilis Sumber: (http://www.microbelibrary.org) Kalian dapat membayangkan bagaimana cara biologi itu dipraktikkan? Praktiknya adalah sebagai berikut: (1) Air limbah pabrik tahu yang telah mengalami pengolahan secara fisika dimasukkan ke dalam bak biologis, (2) Ke dalam bak biologis ditambah Bacillus subtilis dan tanaman Kiambang atau Kiapung, dan (3) Dilakukan aerasi selama 1 minggu. Kerja sama antara Kiambang atau Kiapung dengan Bacillus subtilis disebut simbiosis. Konsep Penting 6: l. Simbiosis adalah suatu hubungan kerja sama antar makhluk hidup. Organisme aerob adalah organisme yang memerlukan oksigen. Lawannya disebut organisme anaerob. Aerasi adalah proses mencampurkan udara ke dalam sistem (air) untuk tujuan memperkaya oksigen (O2) terlarut pada sistem. c. Tahap Pengolahan secara Kimia Air limbah pabrik tahu yang telah mengalami pengolahan secara biologi dilanjutkan dengan pengolahan secara kimia dengan penambahan klorin (Cl2) 0,03 ppm selama 2 hari. Klorin berfungsi sebagai oksidator dan desinfektan (pembunuh kuman). Oksidator adalah zat yang menyebabkan zat lain mengalami reaksi oksidasi. Sebagai oksidator, klorin berperan menghilangkan bau, rasa dan warna pada air. Sebagai desinfektan, klorin membentuk asam hipoklorit (HOCl) yang secara efektif mampu menginaktifkan mikroorganisme di dalam air. 107 B. ASPEK PEDAGOGI (PEDAGOGY) Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat dan Lingkungan Pendekatan STSE direkomendasikan untuk sains K-12, dimana pendekatan STSE berbeda dengan presentasi sains secara tradisonal. Secara ideal untuk mengantarkan pembelajaran melalui deskripsi suatu aplikasi (penerapan). Dalam tujuan untuk memahami sains disamping aplikasinya, pengetahuan dan keterampilan harus dikembangkan melalui aktivitas yang memberikan tujuan untuk pengetahuan dan keterampilan baru yang diperlukan. Secara alternatif, kegiatan mungkin mengkuti diskusi aplikasi dan melayani pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memahami aplikasi. Gambar 2 menunjukkan variasi jalur dari deskripsi aplikasi ke diskusi akhir Gambar 2 Pendekatan STSE Deskripsi Suatu aplikasi Aktivitas yang: Mengembangkan pengetahuan, keterampilan, proses dan niali-nilai Menyediakan konteks aplikasi Memberi ilustrasi prinsipprinsip Pengetahuan, keterampilan, proses dan nilai untuk memahami aplikasi Diskusi aktivitas yang berhubungan dengan aplikasi dan memperkuat pengetahuan, keterampilan, proses dan nilai-nilai 108 DAFTAR PUSTAKA Amstrong, T., Bocknek, J., Edward, L., and Grace, E. 2008. Discovering Science 7. Canada: McGraw-Hill Ryerson Ltd. Anonim, 2008. Baccilus subtilis. http://id.wikipedia.org/wiki/Baccilus_subtilis. Anonim, 2008. Desinfeksi Salah Satu Metode Pemurnian http://jukungkami.blogspot.com/2008/07/disinfeksi-salah-satu-metodepemurnian.html. Air. Anonim, 2008. Kayu Apu. http://72.14.235.104/search?q=cache: wwKyPeori6sJ:www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/depkes /4071.pdf+kayu+apu&hl=id&ct=cink&cd=3&gl=idAtkins, P.W. 1985. Physical Chemistry. New York: Oxford University Press. Aryani, M G. 2007. Pemanfaatan Tumbuhan Kayu Apu (Pistia Stratiotes L.) sebagai Alternatif untuk mendaur Ulang Air limbah Industri Tahu. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Surabaya: FTL. UPN. Fitrihidayati, H. dan Mahanani, T.S. 2004. Efektifitas Lemna minor dan Pistia stratiotes L. serta Bacillus subtilis untuk Menurunkan kadar COD, BOD dan Logam Fe pada Air limbah Tahu dengan Menggunakan Alat Pengolah Air limbah. Surabaya: FMIPA UNESA. Mukono, H.J. 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. Pelczar, M.J. & Chan, E.C.S. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jilid 2. Terjemah oleh Ratna Siri Hadioetomo, dkk. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Siregar, S.A. 2005. Instalansi Pengolahan Limbah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Sugiharto. 1987. Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Suprapti, M. L. 2005. Pembuatan Tahu. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Suroso, A., dan Kardiawan. 2003. Ensiklopedi Sains dan Kehidupan. Jakarta: Tarity Samudra Berlian. . 109