BAN-PT 3,8 3,6 3,4 3,2 3,0 2,8 2,6 Kinerja DIA 2,4 Kinerja Non DIA 2,2 Sebelum Akreditasi Penelitian Pembiayaan Kurikulum SDM Mhs dan Lulusan Tata pamong Visi, misi Penelitian Pembiayaan Kurikulum SDM Mhs dan Lulusan Tata pamong 2,0 Visi, misi STUDI EVALUASI PERFORMANCE PROGRAM STUDI PGSD PASCA AKREDITASI STUDI EVALUASI PERFORMANCE PROGRAM STUDI PGSD PASCA AKREDITASI Nilai Kinerja Laporan Penelitian Laporan Penelitian Sesudah Akreditasi Oleh: Prof. Dr. Sugiyono, M.Pd. Sutopo, MT. Apri Nuryanto, MT. BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI TAHUN 2012 BAN-PT LAPORAN PENELITIAN STUDI EVALUASI PERFORMANCE PROGRAM STUDI PGSD PASCA AKREDITASI Oleh : Prof. Dr. Sugiyono, M.Pd. Sutopo, MT. Apri Nuryanto, MT. BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI TAHUN 2012 i ABSTRAK Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui performance/kinerja program studi PGSD pasca akreditasi. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja program studi sebelum dan pasca akreditasi, dilihat dari perkembangan jumlah pendaftar, perkembangan keketatan seleksi, perkembangan indeks prestasi lulusan; perkembangan jumlah penelitian dan pengabdian masyarakat; peringkat/urutan yang sulit untuk dicapai prodi dalam memperoleh akreditasi; urutan yang penting untuk dicapai program studi; kesesuaian nilai akreditasi yang diberikan BAN PT dengan kondisi faktual prodi, frekuensi pemanfaatan hasil ekreditasi untuk perbaikan mutu, nilai performan prodi sebelum akreditasi; nilai performance prodi setelah akreditasi; pengaruh akreditasi terhadap peformanac prodi; dan usaha-usaha yang dilakukan prodi untuk meningkatkan kualitas prodi. Untuk mencapai tujuan tersebut metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kombinasi (mixed methods) model concurrent embedded (kombinasi lebih dominan kuantitatif). Populasi penelitian adalah seluruh PGSD yang ada di Indonesia sebanyak 34 prodi. Penelitian menggunakan 14 sampel PGSD yang diambil dari populasi tersebut secara purposive. Dari 14 sampel tersebut terdiri atas 7 Prodi PGSD mendapat Dana Insentif Akreditasi (DIA) dan 7 Prodi PGSD tidak mendapat dana Insentif Akreditasi. Sumber data setiap prodi ada 20 orang terdiri atas Dekan, Pembantu Dekan FIP, Ketua Program Studi, Sekretaris Program Studi, Dosen (8), Karyawan (2), mahasiswa 6. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, studi dokukementasi dan kuesioner. Analisis data adalah analisis kombinasi kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: jumlah pendaftar, kekekatan seleksi, dan Indeks Prestasi lulusan setelah akreditasi meningkat; Jumlah penelitian prodi PGSD yang mendapat DIA meningkat. Prodi yang tidak emndapat DIA jumlah pengabdian masyarakat setelah akreditasi meningkat, tetapi jumlah penelitiannya menurun. Urutan tingkat kesulitan yang dicapai prodi untuk memperoleh akreditasi adalah: standar 7; 6; 2; 4; 5; 3 dan 1. Urutan yang penting untuk dicapai prodi adalah : standar 1; 2; 5; 4; 3;7. Terdapat 15,5% responden yang menyatakan nilai akreditasi yang diberikan oleh BNA PT sangat sesuai dengan kondisi factual PRODI; 63.9% menyatakan sesuai; 18,6% menyatakan tidak sesuai dan 1% menyatakan sangat tidak sesuai. Sebanyak 40,1% responden menyatakan nilai akreditasi selalu dimanfaatkan untuk peningkatan kerja prodi; 51,9% menyatakan sering dimanfaatkan; 6,8% menyatakan jarang dimanfaatkan; dan 1,3% menyatakan tidak dimanfaatkan. Nilai performan prodi PGSD yang mendapat DIA sebelum terakreditasi menurut persepsi responden = 69 dan setelah terakreditasi = 82. Selanjutnya Nilai performan prodi PGSD yang tidak mendapat DIA sebelum terakreditasi menurut persepsi responden = 67,5 dan setelah terakreditasi = 79,25. Jadi setelah terakreditasi performance prodi meningkat sebesar 19%. Banyak usaha yang dilakukan prodi untuk meningkatkan kinerja antara lain dengan pelatihan dosen dalam penelitian, studi lanjut dosen, pengembangan sumber dana, pengembangan sarana dan prasarana akademik dan administratif ii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................. i ABSTRAK............................................................................................ ii DAFTAR ISI ........................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR ........................................................................... iv DAFTAR TABEL ................................................................................. ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 9 C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 10 D. Manfaat Hasil Penelitian .......................................................... 11 BAB II KAJIAN TEORI A. Akreditasi................................................................................... 13 1. Pengertian Akreditasi…………… ......................................... 13 2. Tujuan Akreditasi…………. .................................................. 14 3. Standar Akreditasi…………. ................................................ 18 B. Performance Program Studi ...................................................... 29 C. Penjaminan Mutu Pendidikan .................................................... 36 D. Pendidikan Guru Sekolah Dasar ............................................... 43 BAB III DESAIN PENELITIAN A. Metode Penelitian ..................................................................... 48 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 49 C. Prosedur Penelitian .................................................................. 50 D. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 50 E. Sumber Data Penelitian ............................................................ 51 iii F. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 52 G. Instrumen Penelitian ................................................................. 52 H. Teknik Analisis Data ................................................................. 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ................................................. 54 1. Perkembangan Mahasiswa Sebelum dan Sesudah Akreditasi…………… ........................................................... 54 2. Perkembangan Jumlah Penelitian…………. ........................ 62 3. Perkembangan Jumlah Pengabdian Kepada Masyarakat…………. ........................................................... 65 B. Urutan Kesulitan dan Kepentingan Prodi Mencapai Standar Akreditasi ................................................................................. 68 1. Standar 1: Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian …………… ....................................................... 68 2. Standar 2: Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu …………… ................. 70 3. Standar 3: Mahasiswa dan Lulusan …………… .................. 72 4. Standar 4: Sumber Daya Manusia …………… .................... 73 5. Standar 5: Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik …………… .......................................................... 75 6. Standar 6: Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi …………… ............................................... 76 7. Standar 7: Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama ……………............................... 78 8. Urutan Kesulitan menurut Kelompok Responden ………… . 81 9. Urutan Kepentingan menurut Kelompok Responden……… 84 iv C. Kesesuaian Nilai BAN-PT dengan Kondisi Faktual PGSD ....... 87 1. Tingkat Kesesuaian Nilai Akreditasi menurut Keseluruhan Responden …………… ........................................................ 87 2. Tingkat Kesesuaian Nilai Akreditasi menurut Kelompok Responden …………… ........................................................ 90 D. Frekuensi Pemanfaatan Nilai Akreditasi ................................... 92 1. Frekuensi Pemanfaatan Nilai Akreditasi menurut Keseluruhan Responden …………… ................................... 92 2. Frekuensi Pemanfaatan Nilai Akreditasi menurut Kelompok Responden…………… ......................................................... 97 E. Pengaruh Akreditasi Terhadap Performance Prodi PGSD ....... 98 1. Performance Prodi PGSD Sebelum Akreditasi …………… . 99 2. Performance Prodi PGSD Pasca Akreditasi ……………...... 104 3. Perbandingan Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi …………… ............................................... 109 4. Performance Prodi PGSD PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Kelompok Responden…………… ......... 123 5. Performance Prodi PGSD PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi………… . 144 F. Usaha Prodi Mencapai Standar Akreditasi ............................... 243 G. Model Pembinaan yang Diharapkan dari Pemerintah ............... 248 H. Model Tatakelola PGSD yang Efektif ........................................ 250 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ............................................................................... 251 B. Rekomendasi ............................................................................ 255 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 259 v DAFTAR GAMBAR No. Gambar Nama Gambar Hal 2.1. Hierarki Konsep Mutu (Sallis, 1993: 27). 37 2.2. Daur Penjaminan Mutu dalam Rangka Akreditasi 43 3.1. Desain penelitian 49 4.1. Perkembangan jumlah pendaftar PGSD dari tahun 2007 s.d 2011 55 4.2. Perkembangan Keketatan seleksi mahasiswa baru PGSD 56 4.3. Perkembangan IP Lulusan PGSD 60 4.4. Perkembangan Jumlah Penelitian PGSD 63 4.5. Perkembangan Jumlah Pengabdian PGSD 66 4.6. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-1 70 4.7. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-2 71 4.8. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-3 73 4.9. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-4 74 4.10. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-5 76 4.11. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-6 78 4.12. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-7 79 4.13. 4.14. 4.15. 4.16. 4.17. 4.18. 4.19. Perbedaan Posisi Rangking Kesulitan dan Kepentingan Standar Akreditasi Tingkat Kesesuaian Nilai Akreditasi menurut Status Akreditasi dan DIA Tingkat Kesesuaian Nilai Akreditasi menurut Kelompok Responden Tingkat Pemanfaatan Nilai Akreditasi dengan Kondisi Faktual menurut Seluruh Responden Proporsi Responden yan Memanfaatkan Hasil Akreditasi Persentase Pemanfaatan Nilai Akreditasi oleh Seluruh Kelompok Responden Perbandingan Rata-Rata Kinerja Prodi Sebelum Akreditasi yang Mendapat DIA BERMUTU dan yang Tidak Mendapat DIA BERMUTU vi 81 90 91 95 96 98 102 No. Gambar 4.20. 4.21. 4.22. 4.23. 4.24. 4.25. 4.26. 4.27. 4.28. 4.29. 4.30. 4.31. 4.32. 4.33. 4.34. 4.35. 4.36. 4.37. 4.38. Nama Gambar Kinerja PGSD Sebelum Terakreditasi baik yang Mendapat DIA BERMUTU maupun Tidak Mendapat DIA BERMUTU Perbandingan Rata-Rata Kinerja Prodi setelah Akreditasi yang Mendapat DIA BERMUTU dan yang tidak Mendapat DIA BERMUTU Perbandingan Kinerja Prodi yang Mendapat DIA/tanpa DIA Maupun Status Akreditasi B/C Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi untuk Prodi yang Mendapat DIA BERMUTU dan Tidak Mendapat DIA BERMUTU Perbandingan Sebelum dan Sesudah Akreditasi untuk yang Dapat DIA BERMUTU dan yang Tidak Dapat DIA BERMUTU Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA pada Standar 1 Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA pada Standar 2 Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA pada Standar 3 Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA pada Standar 4 Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA pada Standar 5 Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA pada Standar 6 Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA pada Standar 7 Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Dekan Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Pembantu Dekan Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Kaprodi Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Sekprodi Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Dosen Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Karyawan Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Mahasiswa Hal 104 108 109 113 113 114 116 117 118 120 121 123 126 129 132 135 138 141 144 4.39. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di UNIMED 150 4.40. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di UNIMED 151 4.41. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di UPI 157 4.42. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di UPI 158 vii No. Gambar 4.43. 4.44. 4.45. 4.46. Nama Gambar Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Negeri Surabaya Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Negeri Surabaya Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Negeri Makasar Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Negeri Makasar Hal 165 166 173 174 4.47. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Jember 180 4.48. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Jember 181 4.49. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Bengkulu 188 4.50. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Bengkulu 188 4.51. 4.52. 4.53. 4.54. 4.55. 4.56. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Negeri Yogyakarta Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Negeri Yogyakarta Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Negeri Malang Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Negeri Malang Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Negeri Manado Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Negeri Manado 195 196 202 203 209 210 4.57. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Lampung 216 4.58. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Lampung 217 4.59. Pengaruh Aspek Kinerja Terbesar di Universitas Sebelas Maret 223 4.60. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Tanjungpura 230 4.61. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Mataram 236 4.62. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Muhammadiyah Purwokerto 243 4.63. Usaha Prodi Pasca Akreditasi 244 viii DAFTAR TABEL No. Tabel Nama Tabel Hal 1.1. REKAPITULASI HASIL AKREDITASI BAN-PT YANG MASIH BERLAKU BERDASARKAN JENJANG PERGURUAN TINGGI 8 2.1. RANGKUMAN STANDAR PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI DI EROPA 20 3.1. KERANGKA SAMPEL PENELITIAN 51 4.1. JUMLAH DAN RASIO KEKETATAN SELEKSI MAHASISWA BARU PGSD 57 4.2. JUMLAH MAHASISWA DAN KEKETATAN SELEKSI PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA 58 4.3. PERKEMBANGAN JUMLAH INPUT MAHASISWA BARU DAN OUTPUT 59 4.4. PERKEMBANGAN RERATA IPK LULUSAN PGSD SELAMA 5 TAHUN TERAKHIR 61 4.5. PERKEMBANGAN PENELITIAN PRODI PGSD 63 4.6. DATA RERATA JUMLAH PENELITIAN DOSEN PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA 64 4.7. PERKEMBANGAN JUMLAH PENGABDIAN MASYARAKAT PRODI PGSD 65 RERATA JUMLAH PPM DOSEN PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA PERBANDINGAN RERATA JUMLAH PENELITIAN DAN JUMLAH PENGABDIAN MASYARAKAT ANTARA PGSD YANG TERAKREDITASI B DAN C DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI KE-1 DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI KE-2 DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI KE-3 DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI KE-4 DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI KE-5 67 4.8. 4.9. 4.10. 4.11. 4.12. 4.13. 4.14. ix 67 69 70 72 74 75 No. Tabel 4.15. 4.16. 4.17. Nama Tabel DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI KE-6 DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI KE-7 PERBANDINGAN ANTARA TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI Hal 77 79 80 4.18. URUTAN TINGKAT KESULITAN MENCAPAI STANDAR AKREDITASI MENURUT KELOMPOK RESPONDEN 82 4.19. TINGKAT KEPENTINGAN MENCAPAI STANDAR AKREDITASI MENURUT KELOMPOK RESPONDEN 84 4.20. TINGKAT KESESUAIAN NILAI AKREDITASI BAN-PT DENGAN KONDISI FAKTUAL MENURUT SELURUH RESPONDEN 88 4.21. TINGKAT KESESUAIAN NILAI AKREDITASI BAN-PT DENGAN KONDISI FAKTUAL MENURUT STATUS AKREDITASI DAN DIA 89 TINGKAT KESESUAIAN NILAI AKREDITASI BAN-PT DENGAN KONDISI FAKTUAL MENURUT KELOMPOK RESPONDEN FREKUENSI PEMANFAATAN NILAI AKREDITASI UNTUK PERBAIKAN KINERJA PRODI PGSD MENURUT SELURUH RESPONDEN FREKUENSI PENGGUNAAN NILAI AKREDITASI UNTUK PERBAIKAN MUTU BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA 91 4.25. FREKUENSI PEMANFAATAN HASIL AKREDITASI 97 4.26. RATING SKOR RERATA BUTIR KINERJA 99 4.22. 4.23. 4.24. 4.27. 4.28. 4.29. 4.30. 4.31. 4.32. 4.33. RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM TERAKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN BERDASARKAN 7 INDIKATOR BAN-PT TABULASI SILANG SKOR RERATA BUTIR KINERJA PGSD SEBELUM AKREDITASI NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI PASCA TERAKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN BERDASARKAN 7 INDIKATOR BAN-PT SKOR RERATA BUTIR KINERJA PGSD SESUDAH AKREDITASI NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT SELURUH RESPONDEN PENGARUH STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA TERHADAP KINERJA PGSD PADA STANDAR KE-1 PENGARUH AKREDITASI DAN BANTUAN DIA TERHADAP KINERJA PGSD PADA STANDAR KE-2 x 94 95 101 103 106 108 112 114 115 No. Tabel Nama Tabel Hal 4.34. PENGARUH AKREDITASI DAN BANTUAN DIA TERHADAP KINERJA PGSD PADA STANDAR KE-3 116 4.35. KINERJA PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA PADA STANDAR 4 118 4.36. KINERJA PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA PADA STANDAR 5 119 4.37. KINERJA PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA PADA STANDAR 6 120 KINERJA PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA PADA STANDAR 7 NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT RESPONDEN DEKAN NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT PEMBANTU DEKAN NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT KAPRODI PGSD NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT SEKPRODI PRODI PGSD NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT DOSEN PGSD NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUTKARYAWAN PGSD NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT MAHASISWA PGSD NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS PENDIDIKAN BANDUNG NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS JEMBER 122 4.38. 4.39. 4.40. 4.41. 4.42. 4.43. 4.44. 4.45. 4.46. 4.47. 4.48. 4.49. 4.50. xi 124 127 130 133 136 139 142 145 152 159 167 174 No. Tabel 4.51. 4.52. 4.53. 4.54. 4.55. 4.56. 4.57. 4.58. 4.59. 4.60. Nama Tabel NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASIMENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS BENGKULU NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUTSELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI MALANG NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI MANADO NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS LAMPUNG NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS SEBELAS MARET NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS TANJUNGPURA NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS MATARAM NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO USAHA-USAHA PRODI PASCA AKREDITASI BERDASARKAN DATA SELURUH RESPONDEN xii Hal 182 189 197 204 211 218 224 230 237 244 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dinyatakan bahwa Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia. Pendidikan tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora serta pembudayaan dan pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan. Pendidikan Tinggi diselenggarakan untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi globalisasi di segala bidang, dan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menghasilkan intelektual, ilmuwan, dan/atau profesional yang berbudaya dan kreatif, toleran, demokratis, berkarakter tangguh, serta berani membela kebenaran untuk kepentingan bangsa. Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas publik, perguruan tinggi harus secara aktif membangun sistem penjaminan mutu internal. Untuk membuktikan bahwa sistem penjaminan mutu internal telah dilaksanakan dengan baik dan benar, perguruan tinggi harus diakreditasi oleh lembaga penjaminan mutu eksternal. Dengan sistim penjaminan mutu yang baik dan benar, perguruan tinggi akan mampu meningkatkan mutu, menegakkan otonomi, dan mengembangkan diri sebagai institusi akademik dan kekuatan moral masyarakat secara berkelanjutan. 1 Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) merupakan satu-satunya badan akreditasi yang diakui oleh pemerintah RI untuk melaksanakan akreditasi pada pendidikan tinggi. BAN-PT berdiri pada tahun 1994, berlandaskan UU Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan PP Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi. BAN-PT memiliki wewenang melaksanakan akreditasi bagi semua institusi pendidikan tinggi (baik untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Swasta (PTS), Perguruan Tinggi Agama (PTA) dan Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK); maupun program-program pendidikan jarak jauh. Fungsi utama Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) menurut peraturan perundangan yang ada (UURI No. 20 tahun 2003, PPRI No. 60/1999, SK Menteri Pendidikan Nasional No. 118/U/2003), pada dasarnya adalah: membantu Menteri Pendidikan Nasional dalam melaksanakan salah satu kewajibannya, yaitu penilaian mutu perguruan tinggi, Fungsi BAN-PT ditegaskan lagi pada UU Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, pasal 55 ayat 4, 5 dan 6 yang menyatakan (4) Akreditasi Perguruan Tinggi dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. (5) Akreditasi Program Studi sebagai bentuk akuntabilitas publik dilakukan oleh lembaga akreditasi mandiri. (6) Lembaga akreditasi mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan lembaga mandiri bentukan Pemerintah atau lembaga mandiri bentukan Masyarakat yang diakui oleh Pemerintah atas rekomendasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Membaca regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui beberapa Undang-undang, peraturan pemerintah dan peraturan menteri telah mengindikasikan peran BAN PT dalam penjaminan mutu pendidikan tinggi di Indonesia sangat kuat. Kekuatan peran BAN-PT didukung oleh sistem yang tidak adanya pengakuan terhadap ijazah dari perguruan tinggi yang belum terakreditasi. Pasal 28 ayat 3 UU no 12 tahun 2012 bahkan menegaskan gelar akademik dan gelar vokasi dinyatakan tidak sah dan dicabut oleh Menteri apabila dikeluarkan oleh: Perguruan Tinggi dan/atau 2 Program Studi yang tidak terakreditasi; Pada saat ini, BAN-PT bekerja keras melakukan akreditasi ke seluruh program studi yang ada di lembaga pendidikan tinggi di Indonesia. Jumlah program studi yang belum terakreditasi cenderung bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah program studi baru sebagai akibat peningkatan partisipasi masyarakat dalam mengakses pendidikan tinggi. Supaya BAN PT dapat bekerja optimal maka BAN-PT oleh lembaga akreditasi mandiri. Salah satu program studi pada perguruan tinggi Lembaga Pendidikan Tinggi Tenaga Kependidikan (LPTK) adalah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), merupakan program studi yang relatif baru di perguruan tinggi yang bertugas menghasilkan guru SD yang professional. Guru SD mempunyai peranan yang strategis dalam pengembangan sumber daya manusia di Indonesia, karena guru SD bertugas menanamkan nilai-nilai dan membentuk karakter dasar, sebagai pijakan untuk mengembangkan potensi dirinya. Oleh karena itu dalam upaya untuk meningkatkan kualitas program Studi PGSD, Pemerintah melalui Dikti sejak tahun 2008 telah berperan aktif dalam memberikan Dana Insentif Akreditasi (DIA) kepada program study PGSD. DIA tersebut diberikan agar digunakan untuk mengembangkan kapasitas kelembagaan prodi. Peningkatan kapasistas kelembagaan diukur dengan diperolehnya status akreditasi dari BAN PT. Sampai ini jumlah universitas penyelenggara PGSD baik Negeri maupun Swasta ada 38, yang telah menerima DIA Bermutu ada 15, yaitu PGSD pada: (1) Universitas Jember; (2) Universitas Negeri Jakarta; (3). Universitas Negeri Padang; (4) Universitas Negeri Semarang; (5) Universitas Negeri Surabaya; (6) Universitas Negeri Yogyakarta; (7) Universitas Negeri Malang; (8) Universitas Negeri Gorontalo; (9) Universitas Bengkulu; (10) Universitas Lampung; (11) Universitas Pendidikan Indonesia; (12) Universitas Sriwijaya; (13). Universitas Jambi; (14) Universitas Mulawarman dan; (15) Universitas Tadulako. 3 Program studi PGSD di Indonesia berjumlah 38 namun yang telah terakreditasi pada tahun 2012 baru sebanyak 36 dengan nilai B (17 prodi) dan C (19 prodi). Dengan diperolehnya nilai akreditasi tersebut, diharapkan dapat digunakan sebagai pemacu untuk meningkatkan performance program studi. Namun sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian evaluasi terhadap performance program studi PGSD pasca akreditasi yang telah mendapat DIA Bermutu maupun yang tidak mendapat DIA. Untuk itu pada kesempatan ini dilakukan penelitian untuk mengetahui performance PGSD pasca akreditasi baik yang mendapat DIA atau tidak. Akreditasi sebagai bentuk akuntabilitas publik harus dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada Stándar Nasional Pendidikan (SNP pasal 86 ayat 3). Untuk mengetahui apakah proses akreditasi telah dilakukan dengan objektif maka perlu ada evaluasi kinerja program studi yang telah teakreditasi. Pemerintah berharap perguruan tinggi yang telah mendapat akreditasi baik akan tetap mempertahankan kinerja supaya status akreditasinya tetap baik, sedangkan perguruan tinggi yang belum mendapat akreditasi baik diharapkan akan termotivasi untuk memenuhi SNP agar memperoleh akreditasi yang baik. Perguruan tinggi yang bermutu dituntut memiliki komitmen yang tinggi untuk mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang dilaksanakan kepada semua pemangku kepentingan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Terdapat tiga kegiatan utama (tri darma) yang wajib dilaksanakan oleh perguruan tinggi yaitu kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggi yang bermutu dapat dilihat dari kuantitas dan kualitas pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi. Pada pelaksanaan tugas pendidikan dan pengajaran, pendidikan tinggi diharapkan mampu menghasilkan ilmuwan dan/atau tenaga profesional yang berbudaya, kreatif, toleran, demokratis, dan berkarakter tangguh. Pada pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, perguruan tinggi diharapkan mampu 4 menghasilkan karya Penelitian dan pengabdian sesuai cabang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan hidup bangsa dan negara. Pengendalian dan penjaminan mutu pendidikan tinggi penting dilakukan untuk meningkatkan daya saing bangsa di pasar global. Beberapa acuan yang digunakan sebagai standar mutu antara lain diukur dari rasio antara Mahasiswa dan Dosen, kecukupan sarana dan prasarana, penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, dan kompetensi lulusan. Lulusan yang bermutu hanya akan dihasilkan oleh Perguruan Tinggi yang bermutu. Lulusan yang bermutu adalah lulusan yang mampu mengembangkan potensinya dan menghasilkan Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi yang berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Banyak harapan yang ingin dicapai dari perguruan tinggi karena perguruan tinggi merupakan garda terdepan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Perguruan tinggi diharapkan mampu mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk memajukan kesejahteran umum dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Perguruan tinggi juga diharapkan mampu: (1) menguasai, memanfaatkan, mendiseminasikan, mengembangkan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks); (2) mempelajari, mengklarifikasikan dan melestarikan budaya, serta (3) meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. Oleh karena itu perguruan tinggi harus mampu mengatur diri sendiri dalam upaya meningkatkan dan menjamin mutu masukan, proses maupun keluaran berbagai program dan layanan yang diberikan kepada masyarakat secara terus menerus. Akreditasi program studi merupakan proses pengakuan (recognition) bahwa suatu program studi atau institusi perguruan tinggi memiliki sistem penjaminan mutu yang sesuai dengan standar yang disepakati dan pemenuhan (compliance) terhadap pertanggungjawaban publik, serta penjaminan mutu eksternal. Selain itu, Akreditasi program studi merupakan proses evaluasi dan penilaian secara komprehensif atas komitmen program studi terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan program tridarma 5 perguruan tinggi, guna menentukan kelayakan program studi untuk menyelenggarakan program akademiknya. Kriteria untuk mengevaluasi dan menilai komitmen tersebut dijabarkan dalam sejumlah standar akreditasi beserta parameternya. Selain itu BAN-PT juga melakukan akreditasi bagi semua institusi perguruan tinggi di Indonesia. Akreditasi institusi perguruan tinggi adalah proses evaluasi dan penilaian secara komprehensif atas komitmen perguruan tinggi terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan program tridarma perguruan tinggi, untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan. Komitmen tersebut dijabarkan ke dalam sejumlah standar akreditasi. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, menekankan pada mutu dan akuntabilitas setiap jenjang dan satuan pendidikan dalam menenentukan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan. Untuk maksud tersebut peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2006 tentang standar nasional pendidikan Pasal 91 menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan pada pendidikan formal dan non formal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan baik. Penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan oleh satuan pendidikan adalah penjaminan mutu internal, sedangkan penjaminan mutu yang dilakukan oleh lembaga independen yaitu lembaga independen seperti BAN-PT melalui program akreditasinya merupakan penjaminan mutu eksternal Perkembangan sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 menyatakan bahwa akreditasi adalah wajib dan akreditasi dilakukan terhadap program studi dan institusi. Mulai tahun 1994 BAN-PT telah mengakreditasi program studi S1 dengan menggunakan instrumen akreditasi yang lama yang berisikan 14 standar akreditasi yaitu (1)visi, misi, tujuan dan sasaran, (2) kemahasiswaan, (3) sumber daya manusia, (4) kurikulum, (5) prasarana dan sarana, (6) pendanaan, (7) tata pamong, (8) pengelolaan program, (9) proses pembelajaran, (10) suasana akademik, (11) sistem informasi, (12) sistem penjaminan mutu, (13) lulusan, (14) karya ilmiah, penelitian dan pengabdian masyarakat. Tetapi sejak tahun 2004 BAN-PT menggunakan instrumen baru 6 hasil improvement dari 14 standar yang lama. Instrumen baru terdiri dari 7 standar akreditasi yang berisikan (1) visi dan misi serta strategi penyampaiannya, (2) tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu, (3) mahasiswa dan lulusan, (4) sumber daya manusia, (5) kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik, (6) pembiayaan, sarana dan prasarana, serta pelayanan/pengabdian sistem masyarakat informasi, dan dan sama. kerja (7) penelitian, Instrumen ini diberlakukan mulai tahun 2006. Semua standar tersebut sebenarnya merupakan acuan kinerja (performance) program studi secara eksternal. Biarpun demikian kemungkinan masih ada standar penjaminan mutu internal. Mutu harus bersifat dinamis. Tidak boleh statis, apalagi turun atau fluktuatif. Mutu juga tidak boleh diskriminatif dengan berbagai alasan. Mutu merupakan persaingan yang sehat dalam memenuhi standar atau pengembangan standar yang telah disepakati. Melalui akreditasi perguruan tinggi akan memperoleh status akreditasi. Status akreditasi suatu perguruan tinggi merupakan cermin kinerja perguruan tinggi yang bersangkutan dan menggambarkan mutu, efisiensi, serta relevansi suatu program studi yang diselenggarakan. Hasil akreditasi BAN-PT yang masih berlaku berdasarkan jenjang perguruan tinggi ditunjukkan pada table 1.1 berikut. Berdasarkan table 1.1 terlihat bahwa, dari 10.366 perguruan tinggi yang mmeperoleh nilai (peringkat A) = 1101 PT, peringkat B = 4454 dan peringkat C = 4762 dan yang idak terakreditasi sebnyak 49 perguruan tinggi. Seperti telah dikemukakan bahwa, melalui akreditasi perguruan tinggi akan memperoleh status akreditasi. Status akreditasi suatu perguruan tinggi merupakan cermin kinerja perguruan tinggi yang bersangkutan dan menggambarkan mutu, efisiensi, serta relevansi suatu program studi dan institusi perguruan tinggi. Setelah program studi dan institusi diakreditasi, maka akan memperoleh nilai akreditasi dan saran-saran dari asesor dalam rangka peningkatan mutu secara berkelanjutan. Dengan demikian nilai akreditasi dan saran-saran asesor akan dapat dimanfaatkan untuk 7 meningkatkan kinerja program studi lebih lanjut. Namun akhir-akhir ini muncul beberapa issue sebagai berikut: TABEL 1. 1. REKAPITULASI HASIL AKREDITASI BAN-PT YANG MASIH BERLAKU BERDASARKAN JENJANG PERGURUAN TINGGI Jenjang Peringkat A D-I Tidak Terakreditasi Grand Total B C 3 2 5 21 D-II 1 9 11 D-III 90 744 1042 10 1886 D-IV 18 70 29 1 118 S1 717 3119 3380 32 7248 S2 195 405 242 6 848 S3 73 66 23 162 AIPT 7 38 33 78 Grand Total 1101 4454 4762 49 10366 1. Nilai akreditasi yang telah ditetapkan oleh BAN-PT, dipandang kurang mencerminkan kondisi faktual yang sebenarnya terjadi di perguruan tinggi tersebut 2. Beberapa butir instrumen akreditasi (borang-borang akreditasi), masih multi tafsir, sehingga bila digunakan untuk mengukur fakta yang sama, antara satu asesor dengan asesor yang lain menghasilkan range nilai yang berbeda (reliabilitas) 3. Saran-saran yang diberikan oleh asesor banyak yang sulit diterapkan, dan bagi perguruan tinggi yang sudah menerapkan, ternyata hasil tidak efektif untuk meninkatkan mutu perguruan tinggi 4. Hasil akreditasi belum sepenuhnya digunakan oleh pemerintah (direktorat jenderal pendidikan tinggi) sebagai bahan untuk pembinaan perguruan tinggi. Demikian juga sara-saran yang diberikan oleh asesor belum sepenuhnya digunakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan untuk peningkatan kinerja perguruan tinggi yang bersangkutan 8 5. Instrumen akreditasi kurang sepenuhnya mampu mengukur kinerja dan mutu program studi dan intitusi (validitas) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), merupakan program studi yang relatif baru di perguruan tinggi yang berrugas menghasilkan guru SD yang profesional. Guru SD mempunyai peranan yang strategis dalam pengembangan sumber daya manusia di Indonesia, karena guru SD bertugas menanamkan nilai-nilai dan membentuk karakter dasar, sebagai pijakan untuk mengembangkan potensi dirinya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskann dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimanakah performance Program Studi PGSD sebelum dan pasca akreditasi bila diukur dari perkembangan jumlah pendaftar, keketatan seleksi dan Indek Prestasi lulusan? Adakah perbedaan performance program studi PGSD yang mendapat DIA dan Tidak? 2. Bagaimanakah performance Program Studi PGSD sebelum dan pasca akreditasi bila diukur dari perkembangan jumlah penelitian? Adakah perbedaan performance program studi PGSD yang mendapat DIA dan Tidak? 3. Bagaimanakah performance Program Studi PGSD sebelum dan pasca akreditasi bila diukur dari jumlah pengabdian masyarakat? Adakah perbedaan performance program studi PGSD yang mendapat DIA dan Tidak? 4. Seberapa tinggi nilai performan Program Studi PGSD sebelum akreditasi berdasarkan 100 butir instrumen akreditasi dari BAN PT?. Berapa besar pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD yang mendapat dan tidak mendapat DIA Bermutu? 9 5. Seberapa tinggi tingkat kesesuaian nilai akreditasi yang diberikan oleh BAN PT dengan kondisi yang sebenarnya? Adakah perbedaan tingkat kesesuaian nilai antara prodi PGSD yang mendapat dan tidak mendapat DIA Bermutu? 6. Bagaimanakah urutan kesulitan program studi PGSD dalam memenuhi 7 standar akreditasi? Adakah perbedaan urutan kesulitas antara prodi PGSD yang mendapat dan tidak mendapat DIA Bermutu? 7. Apakah urutan dari yang penting penting untuk dicapai program studi dalam upaya meningkatkan performance? Adakah perbedaan tingkat urutan yang penting dicapai antara prodi PGSD yang mendapat dan tidak mendapat DIA Bermutu? 8. Seberapa tinggi pemanfatan nilai akreditasi untuk untuk peningkatan performance program studi PGSD? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performance program prodi PGSD sebelum dan pasca akreditasi dan mengetahui seberapa besar pengaruh akreditasi terhadap performance program studi PGSD. 2. Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: a. Performance Program Studi PGSD sebelum dan pasca akreditasi bila diukur dari perkembangan jumlah pendaftar, keketatan seleksi dan Indek Prestasi lulusan. Selain itu juga untuk mengetahui perbedaan performance program studi PGSD yang mendapat DIA dan Tidak? b. Performance Program Studi PGSD sebelum dan pasca akreditasi bila diukur dari perkembangan jumlah penelitian. mengetahui Selain itu juga untuk perbedaan performance program studi PGSD yang mendapat DIA dan Tidak? 10 c. Performance Program Studi PGSD sebelum dan pasca akreditasi bila diukur dari jumlah pengabdian masyarakat. Selain itu juga untuk mengetahui perbedaan performance program studi PGSD yang mendapat DIA dan Tidak? d. Nilai performan Program Studi PGSD sebelum akreditasi berdasarkan 100 butir instrumen akreditasi dari BAN PT. Selain itu juga untuk mengetahui pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD yang mendapat dan tidak mendapat DIA Bermutu? e. Tingkat kesesuaian nilai akreditasi yang diberikan oleh BAN PT dengan kondisi yang sebenarnya, Selain itu juga untuk mengetahui perbedaan tingkat keseuaian nilai antara prodi PGSD yang mendapat dan tidak mendapat DIA Bermutu? f. Urutan kesulitan program studi PGSD dalam memenuhi 7 standar akreditasi/ Selain itu juga untuk mengetahui perbedaan urutan kesulitas antara prodi PGSD yang mendapat dan tidak mendapat DIA Bermutu? g. Urutan dari yang penting penting untuk dicapai program studi dalam upaya meningkatkan performance. Selain itu juga untuk mengetahui perbedaan tingkat urutan yang penting dicapai antara prodi PGSD yang mendapat dan tidak mendapat DIA Bermutu? h. Pemanfatan nilai akreditasi untuk untuk peningkatan performance program studi PGSD. D. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian yang terkait dengan akreditasi perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi swasta akan bermanfaat untuk: 1. Bagi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, hasil penelitian akan bermanfaat sebagai pertimbangan dalam melakukan pembinaan institusi dan program studi PPGSD pasca memperoleh nilai akreditasi 11 2. Bagi Badan Akredtasi Nasional Pergurua Tinggi (BAN-PT), hasil penelitian akan bermanfaat sebagai pertimbangan untuk memperbaiki instrument akreditasi, teknik evaluasi kecukupan dan visitasi 3. Bagi perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi swasta, hasil penelitian akan bermanfaat sebagai pertimbangan dalam meningkatkan mutu institusi san program studi. 12 BAB II KAJIAN TEORI A. Akreditasi 1. Pengertian Akreditasi Dalam buku “Standar dan Prosedur Akreditasi Program studi Sarjana (BAN-PT, 2008) dinyatakan bahwa akreditasi merupakan salah satu bentuk penilaian (evaluasi) mutu dan kelayakan institusi perguruan tinggi atau program studi yang dilakukan oleh organisasi atau badan mandiri di luar perguruan tinggi. Keputusan mengenai mutu didasarkan pada penilaian terhadap berbagai bukti yang terkait dengan standar yang ditetapkan dan berdasarkan nalar dan pertimbangan para pakar sejawat (judgments of informed experts). Hasil akreditasi merupakan pengakuan bahwa suatu institusi atau program studi telah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan itu, sehingga layak untuk menyelenggarakan program- programnya. Terkait dengan definisi akreditasi tersebut di atas, lebih lanjut lembaga akreditasi dari Spanish yaitu Agencia Nacional de Evaluacion de la Calidad Y Acreditacion (ANECA, 2012) memberi penjelasan tentang akreditasi sebagai berikut: Accreditation refers to the process of evaluation of studies leading to official degrees (bachelor, master’s and doctoral degrees), “in order to fulfil the criteria and standards previously established for each type of degree”. The methodology of the evaluation for accreditation includes the following: self‐assessment, external assessment, draft report on accreditation, and a final report by the Ministry leading to acceptance or cancellation of the programme. Accreditation ex-post of programmes: ex-post assessment process leading to a public, formal and independent decision on the adaptation of a programme to certain pre-established quality standards; the process can lead to the loss of the right to impart a given degree. 13 Dalam penjelasan tersebut terkandung makna tentang pentingnya akreditasi bagi program studi. Akreditasi mengacu pada proses evaluasi program studi yang memberi gelar resmi (sarjana, master dan doktor), dalam rangka memenuhi kriteria dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya untuk setiap jenis gelar". Hal-hal yang dievaluasi pada saat akreditasi meliputi: penilaian diri, penilaian eksternal, draft laporan akreditasi, dan laporan akhir. Hasil evaluasi program studi tersebut berdampak pada penerimaan atau pembatalan penyelenggaraan program studi. Jika program studi tidak mendapat akreditasi, maka program studi tidak mendapat pengakuan mutu dari masyarakat dan pemerintah sehingga program studi kehilangan hak untuk memberikan gelar. 2. Tujuan Akreditasi Konsep akreditasi di perguruan tinggi digunakan untuk penjaminan dan pengembangan mutu institusi atau bagian dari institusi yaitu program studi. Tujuan dan manfaat akreditasi program studi menurut BAN-PT (2008) adalah sebagai berikut: 1) Memberikan jaminan bahwa program studi yang terakreditasi telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh BAN-PT, sehingga mampu memberikan perlindungan bagi masyarakat dari penyelenggaraan program studi yang tidak memenuhi standar. 2) Mendorong program studi/perguruan tinggi untuk terus menerus melakukan perbaikan dan mempertahankan mutu yang tinggi 3) Hasil akreditasi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam transfer kredit, usulan bantuan dan alokasi dana, serta mendapat pengakuan dari badan atau instansi yang berkepentingan. Selaras dengan BAN-PT, konsorsium akreditasi di Eropah (The European Consortium for Accreditation, 2005) menyatakan tujuan akreditasi antara lain untuk: (1) ensure or facilitate recognition of “credits” and university degrees in an academic context; (2) allow employers to check the value and status of qualifications, (3) give institutions of higher education the opportunity to demonstrate appropriate allocation and use of public funds. Konsorsium akreditasi di Eropah menetapkan akreditasi untuk memastikan atau memfasilitasi pengakuan "kredit" dan gelar universitas dalam konteks akademik; (2) memungkinkan employers untuk memeriksa nilai dan status 14 kualifikasinya; (3) memberi kesempatan untuk menunjukkan alokasi dan penggunaan dana publik bagi lembaga pendidikan tinggi. Dari beberapa pengertian di atas, akreditasi perguruan tinggi memiliki peran yang penting sebagai pengendali mutu pendidikan. Tanpa ada lembaga akreditasi, perguruan tinggi kemungkinan akan tumbuh seperti lembaga kursus yang tidak memiliki standar mutu yang jelas. Dengan adanya akreditasi, penyelenggaraan perguruan tinggi lebih tertib dan terjamin kualitasnya karena ada beberapa standar akreditasi yang harus dipenuhi. Jika perguruan tinggi tidak memiliki status akreditasi maka ijazah lulusan perguruan tinggi yang tidak terakreditasi tersebut tidak diakui dan tidak dapat dipakai sebagai persyaratan menduduki jabatan di sektor pekerjaan formal. Untuk memperoleh status akreditasi, perguruan tinggi harus melewati proses penilaian dan evaluasi secara komprehensif dari lembaga akreditasi yang bersifat independen. Di negara yang sudah maju seperti Amerika Serikat dan Eropah, akreditasi sudah dilakukan oleh lembaga independen yang mendapat pengakuan dari pemerintah. Pelayanan akreditasi di Amerika Serikat dilakukan oleh Council for Higher Education Accreditation (CHEA). Lembaga akreditasi yang tergabung dalam CHEA cukup banyak. Setiap negara bagian dan program studi memiliki asosiasi lembaga akreditasi sendiri. Lembaga akreditasi yang khusus menilai program pendidikan guru adalah National Council for Accreditation of Teacher Education (NCATE) dan Teacher Education Accreditation Council, Inc (TEAC). Di Indonesia, pelayanan akreditasi masih dilaksanakan oleh lembaga pemerintah yaitu Badan Akreditasi Nasional (BAN) Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) Perguruan Tinggi (BAN-PT) Pendidikan Non Formal (BAN-PNF). Akreditasi perguruan tinggi di Eropah dilakukan oleh lembaga akreditasi masing-masing negara, namun rambu-rambu pelaksanaan akreditasinya dikendalikan oleh konsorsium akreditasi (The European Consortium for Accreditation (ECA) in higher education (http://www.ecaconsortium.net/). ECA menetapkan untuk menggunakan 17 kode good practice yang diimplementasikan mulai tahun 2006. Kode good 15 pracice berisi standar normatif yang berhubungan dengan pertanyaan/pernyataan yang menjadi acuan inti bagi lembaga akreditasi independen. Kode good practice terbagi menjadi tiga kelompok yaitu 11 pernyataan untuk organisasi pengakreditasi, 5 pernyataan yang menyangkut prosedur akreditasi dan 1 pernyataan tentang standar akreditasi. Susunan kode good practice yang digunakan untuk akreditasi adalah sebagai berikut: The accreditation organisation: 1) Has an explicit mission statement. 2) Is recognised as a national accreditation body by the competent public authorities 3) Must be sufficiently independent from government, from higher education institutions as well as from business, industry and professional associations. 4) Must be rigorous, fair and consistent in decision-making. 5) Has adequate and credible resources, both human and financial. 6) Has its own internal quality assurance system that emphasises its quality improvement. 7) Has to be evaluated externally on a cyclical basis. 8) Can demonstrate public accountability, has public and officially available policies, procedures, guidelines and criteria. 9) Informs the public in an appropriate way about accreditation decisions. 10) A method for appeal against its decisions is provided. 11) Collaborates with other national, international and/or professional accreditation organisations. The accreditation procedures: 1) Accreditation procedures and methods must be defined by the accreditation organisation itself. 2) Must be undertaken at institutional and/or programme level on a regular basis. 3) Must include self-documentation/-evaluation by the higher education institution and external review (as a rule on site). 4) Must guarantee the independence and competence of the external panels or teams. 5) Must be geared at enhancement of quality. 16 The accreditation standards: 1) Must be made public and be compatible with European practices taking into account the development of agreed sets of quality standards (http://www.ecaconsortium.net, 2006). Berdasarkan kajian di atas, konsorsium akreditasi Eropah membuat pedoman yang digunakan untuk mengakreditasi program studi dalam bentuk pernyataan yang akan diubah menjadi pertanyaan kepada lembaga akreditasi. Konsorsium akreditasi di Eropah menetapkan 17 good practice sebagai berikut: Organisasi akreditasi 1) Memiliki pernyataan missi yang eksplisit 2) Diakui sebagai badan akreditasi nasional 3) Tidak tergantung dari pemerintah atau perguruan tinggi 4) Pengambilan keputusan dilakukan secara teliti, terbuka dan konsisten 5) Tersedia sumberdaya manusia dan finansial yang memadai dan kredibel untuk mengikuti pekembangan teknologi 6) Memiliki sistem penjaminan mutu internal yang menekankan pada perbaikan kualitas 7) Memiliki lembaga evaluasi eksternal yang melakukan evaluasi secara berkala 8) Dapat menunjukkan akuntabilitas publik yang tercermin dari kebijakan, prosedur, petunjuk dan kriteria yang disampaikan dan digunakan untuk melayani publik 9) Menginformasikan keputusan akreditasi kepada publik dengan cara yang sesuai 10) Memiliki cara untuk mengajukan banding terhadap keputusan akreditasi 11) Berkolaborasi dengan organisasi akreditasi profesional, nasional, maupun internasional Prosedur Akreditasi 1) Prosedur dan metode akreditasi harus didefinisikan oleh organisasi akreditasi itu sendiri 2) Harus dilakukan pada tingkat kelembagaan dan/atau program secara teratur. 3) Harus menyertakan self-documentation/-evaluation oleh institusi pendidikan tinggi dan review eksternal 4) Harus menjamin independensi dan kompetensi dari tim eksternal. 17 5) Harus diarahkan pada peningkatan kualitas Standar akreditasi 6) Harus dibuat oleh publik dan kompatibel dengan praktik-praktik penjaminan mutu di Eropa dengan mempertimbangkan perkembangan seperangkat standar kualitas yang disepakati ECA menetapkan 11 good practice lembaga penjaminan mutu yang akan melakukan akreditasi perguruan tinggi. Good practice organisasi akreditasi berkaitan dengan fungsi-fungsi manajemen organisasi yaitu antara lain: memiliki misi, sumberdaya, dan sistem evaluasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Good practice prosedur akreditasi berisi 5 kode yang berkaitan dengan persyaratan yang harus dipenuhi jika organisasi melakukan akreditasi. Standar akreditasi tidak ditetapkan secara khusus, tetapi cukup fleksibel disesuaikan dengan standar akreditasi yang berlaku di dunia internasional. Mutu program studi sarjana merupakan totalitas keadaan dan karakteristik masukan, proses dan produk atau layanan program studi sarjana yang diukur dari sejumlah standar sebagai tolok ukur penilaian untuk menentukan dan mencerminkan mutu institusi perguruan tinggi. Dengan kata lain, standar akreditasi adalah tolok ukur yang harus dipenuhi oleh institusi program studi sarjana. Satu standar akreditasi terdiri atas beberapa parameter (elemen penilaian) yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengukur dan menetapkan mutu dan kelayakan program studi sarjana untuk menyelenggarakan program-programnya. Kajian tentang standar akreditasi dari berbagai negara dapat dibaca pada paparan berikut ini. 3. Standar Akreditasi Standar dalam konteks akreditasi adalah kriteria minimal yang harus dipenuhi oleh program studi dan menjadi tolok ukur untuk mendapatkan pengakuan layak dan bermutu dari lembaga evaluator eksternal yang memberi penilaian. Menurut Naskah Akademik Akreditasi Program Studi Sarjana (BAN-PT, 2008), standar akreditasi terdiri atas beberapa parameter (indikator kunci) yang dapat digunakan sebagai dasar (1) penyajian data dan informasi mengenai kinerja, keadaan dan perangkat kependidikan program studi sarjana, yang dituangkan dalam instrumen akreditasi; (2) evaluasi dan 18 penilaian mutu kinerja, keadaan dan perangkat kependidikan program studi sarjana, (3) penetapan kelayakan program studi sarjana untuk menyelenggarakan program-programnya; dan (4) perumusan rekomendasi perbaikan dan pembinaan mutu program studi sarjana. Kriteria mutu ditetapkan berdasarkan standar, jika program studi sarjana memiliki keadaan dan perangkat kependidikan yang sama atau melebihi standar maka program studi tersebut telah memenuhi persyaratan mutu. Sebaliknya, jika standar tidak dapat dipenuhi oleh program studi maka program studi tersebut dinyatakan tidak bermutu atau kinerjanya rendah. Tiap-tiap negara memiliki standar penilaian mutu program studi di perguruan tinggi yang berbeda-beda. BAN-PT menggunakan 7 (tujuh) standar akreditasi program studi sarjana yang terdiri dari dua standar tentang komitmen program studi sarjana terhadap kapasitas institusional (institutional capacity) dan lima standar yang mendukung komitmen terhadap efektivitas program pendidikan (educational effectiveness). Standar yang digunakan untuk akreditasi program studi sarjana di Indonesia adalah: Standar 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian Standar 2. Tata pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan mutu Standar 3. Mahasiswa dan Lulusan Standar 4. Sumber daya manusia Standar 5. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik Standar 6. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi Standar 7. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama Untuk mengetahui apakah standar akreditasi di Indonesia masih relevan untuk mengukur mutu program studi saat ini, berikut dikaji beberapa standar akreditasi yang digunakan di Eropah, Amerika dan Asia. Penjaminan mutu pendidikan di Eropah dilakukan oleh tiga lembaga penjamin mutu (quality assurance) yaitu: internal quality assurance, external quality 19 assurance of HEI (Higher Education Institution), quality assurance of external quality assurance agencies. “Standards and Guidelines for Quality Assurance yang digunakan oleh lembaga pendidikan di European diusulkan oleh the European Network for Quality Assurance in Higher Education (ENQA) pada tahun 2001. Dalam referensi lain, ENQA menjelaskan bahwa penetapan standar memiliki tujuan sebagai berikut : The purpose of the standards and guidelines for internal and external quality assurance “is to provide a source of assistance and guidance to both higher education institutions in developing their own quality assurance systems and agencies undertaking external quality assurance, as well as to contribute to a common frame of reference, which can be used by institutions and agencies alike. It is not the intention that these standards and guidelines should dictate practice or be interpreted as prescriptive or unchangeable. ENQA. 2009. “Standards and Guidelines for Quality Assurance in the European Higher Education Area”, p.13 Untuk mengakomodasi keberagaman sistem pendidikan di Eropah, prinsip-prinsip umum diterapkan dengan menggunakan persyaratan standar dan petunjuk khususnya Garis besar standar penjaminan mutu pendidikan tinggi di Eropah dapat disimak pada tabel berikut ini. TABEL 2. 1. RANGKUMAN STANDAR PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI DI EROPA Internal quality assurance of HEI 1.1 Policy and procedures for quality assurance External quality assurance of HEI 2.1 Use of internal quality assurance procedures 1.2 Approval, monitoring and periodic review of programmes and awards 2.2 Development of external quality assurance processes 1.3 Assessment of students 1.4 Quality assurance of teaching staff 1.5 Learning resources and student support 1.6 Information systems 2.3 2.4 3.3 3.4 Activities Resources 2.5 Criteria for decisions Processes fit for purpose Reporting 3.5 Mission statement 2.6 Follow‐up procedures 3.6 Independence 1.7 Public information 2.7 Periodic reviews 3.7 2.8 System‐wide analyses 3.8 External quality assurance criteria and processes used by the agencies Accountability procedures 20 Quality Assurance of external quality assurance agencies 3.1 Use of external quality assurance procedures for higher education 3.2 Official status Penjaminan mutu pendidikan di Eropa cukup ketat. Untuk memperoleh akreditasi, perguruan tinggi harus melewati beberapa tahap penjaminan mutu. Selain beberapa standar yang tertulis pada tabel di atas, perguruan tinggi di Eropah masih harus memenuhi standar akreditasi yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi independen. Berikut ini diberikan contoh standar yang berlaku di negara Perancis yaitu: 1) Research Strategy 2) Research Valorization Strategy 3) Teaching Strategy 4) Students Life Strategy 5) Partnership Strategy 6) International Relations Strategy 7) Governance 8) Relations with Health and Hospitals Structures 9) Affirmation of the Institution Identity and its Communication Policy. http://www.aeres-evaluation.fr/ Pemerintah Perancis memiliki misi agar institusi perguruan tinggi menjadi pengembang ilmu yang berbasis riset, oleh sebab itu strategi riset menjadi standar utama akreditasi di perguruan tinggi. Penjaminan mutu pendidikan di Perancis dilakukan oleh The Evaluation Agency for Research and Higher Education (L’agence d’évaluation de la recherche et de l’enseignement supérieur ‐ AERES). Selain Perancis, berikut ini dikutip standar yang berlaku di Spanyol. Standar dan kriteria yang digunakan lembaga akreditasi Spanyol (The National Agency for Quality Assessment and Accreditation of Spain/ANECA), mengacu pada standar yang digunakan untuk evaluasi internal oleh HEI yaitu: 1) Quality policy and goals 2) Programme design 3) Classroom activities and other student‐orientated actions 4) Academic staff and auxiliary teaching staff 5) Physical resources and services 6) Outcomes 7) Public information (www.aneca.es/eng) 21 Spanyol memiliki tiga program penjaminan mutu pendidikan yaitu evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Untuk menambah wawasan tentang standar akreditasi, berikut ini dikaji lagi standar akreditasi yang berlaku di United Kingdom (UK) melalui badan akreditasinya yaitu The Quality Assurance Agency for Higher Education (QAA). Standar yang digunakan di UK adalah sebagai berikut: 1) Programme design and approval 2) Student Admissions 3) Learning and teaching 4) Student support, learning resources and careers education, information, advice and guidance 5) Student engagement 6) Assessment of students and accreditation of prior learning 7) External examining 8) Programme monitoring and review 9) Complaints and appeals 10) Management of collaborative arrangements 11) Research degrees 12) Information about higher education provision (http://www.qaa.ac.uk) UK menggunakan 12 standar penjaminan mutu melalui akreditasi. Setiap standar masih dikembangkan lagi menjadi indikator kunci yang digunakan untuk menilai mutu program studi. Berdasarkan kajian dari standar penjaminan mutu melalui akreditasi di beberapa negara Eropah, dapat diambil kesimpulan bahwa negara-negara Eropah menjamin mutu pendidikan yang lebih ditekankan pada pelayanan pendidikan dan eksistensi perguruan tinggi dalam kompetisi global. Visi, misi, tata pamong dan kepemimpinan tidak lagi menjadi standar yang harus dipenuhi dengan asumsi bahwa jika sumberdaya manusia (staff) telah memenuhi standar qualifikasi maka mereka akan mampu bekerja, memberi pelayanan kepada mahasiswa dan mengembangkan diri melalui riset-risetnya. Bahkan negara Perancis mencantumkan riset sebagai standar utama dalam penilaian akreditasi perguruan tinggi. 22 Setelah dikaji standar akreditasi beberapa negara Eropah, berikut ini dikaji standar akreditasi di Amerika Serikat. Akreditasi perguruan tinggi di US dilakukan oleh lembaga independen di bawah CHEA (Council for Higher Education Accreditation). Ada beberapa jenis lembaga akreditasi di bawah CHEA yaitu: Regional Accrediting Organizations (6); National Faith-Related Accrediting Organizations (4); National Career-Related Accrediting Organizations (2); Programmatic Accrediting Organizations. Ada 6 organisasi akreditasi regional (Regional Accrediting Organizations) di US yaitu: (1) Middle States Association of Colleges and Schools, Middle States Commission on Higher Education (MSCHE); (2) New England Association of Schools and Colleges, Commission on Institutions of Higher Education (NEASC-CIHE); (3) North Central Association of Colleges and Schools, The Higher Learning Commission (NCA-HLC); (4) Southern Association of Colleges and Schools (SACS) Commission on Colleges (5) Western Association of Schools and Colleges, Accrediting Commission for Community and Junior Colleges (WASC-ACCJC); (6) Western Association of Schools and Colleges, Accrediting Commission for Senior Colleges and Universities (WASC-ACSCU); Akreditasi program studi pendidikan guru berada di bawah asosiasi Programmatic Accrediting Organizations. Setiap jenis program studi memiliki lembaga akreditasi sendiri. Khusus program studi yang mengakreditasi lembaga pendidikan guru dilakukan oleh National Council for Accreditation of Teacher Education (NCATE) dan Teacher Education Accreditation Council, Inc (TEAC) (http://www.chea.org). Setiap lembaga akreditasi di negara bagian Amerika Serikat memiliki standar penilaian yang berbeda, ada yang sederhana dan ada yang komplek. Berikut ini dicuplik dua contoh standar akreditasi dari MSCHE, dan NEASC‐CIHE. Gambaran umum standar internasional yang digunakan untuk menilai mutu perguruan tinggi dengan akreditasi lembaga/agen akreditasi adalah sebagai berikut: 23 1) Middle States Association of Colleges and Schools ‐ Middle States Commission on Higher Education (MSCHE). MSCHE lists 14 standards in total, grouped into two areas: 7 standards under “Institutional Context”, and 7 under “Educational Effectiveness. Standar yang digunakan untuk menilai mutu kinerja perguruan tinggi di MSCHE adalah sebagai berikut: Institutional Context Standard 1: Mission and Goals Standard 2: Planning, Resource Allocation, and Institutional Renewal Standard 3: Institutional Resources Standard 4: Leadership and Governance Standard 5: Administration Standard 6: Integrity Standard 7: Institutional Assessment Educational Effectiveness Standard 8: Student Admissions and Retention Standard 9: Student Support Services Standard 10: Faculty Standard 11: Educational Offerings Standard 12: General Education Standard 13: Related Educational Activities Standard 14: Assessment of Student Learning (http://www.msche.org/) Middle States Association of Colleges and Schools ‐ Middle States Commission on Higher Education (MSCHE) membagi dua kelompok standar akreditasi. Kelompok standar pertama berkaitan dengan konteks manajemen lembaga sedangkan kelompok standar lainnya berhubungan dengan efektivitas penyelenggaraan pendidikan yang berhubungan langsung dengan mahasiswa. Pengelompokkan standar akreditasi ini sama dengan standar akreditasi yang berlaku di Indonesia, namun isi standar tidak sama. 24 2) New England Association of Schools and Colleges ‐ Commission on Institutions of Higher Education (NEASC‐CIHE). NEASC menetapkan 11 standards dengan tanpa pengelompokan. Standar yang digunakan untuk menilai mutu perguruan tinggi di NEASC‐CIHE adalah sebagai berikut: 1) Mission and Purposes 2) Planning and Evaluation 3) Organization and Governance 4) The Academic Program 5) Faculty 6) Students 7) Library and Other Information Resources 8) Physical and Technological Resources 9) Financial Resources 10) Public Disclosure 11) Integrity (http://cihe.neasc.org/) Standar akreditasi dari NEASC-CIHE lebih sedikit daripada standar yang digunakan MSCHE, namun demikian standar di NEASC-CIHE sudah lengkap untuk mengukur mutu penyelenggaraan pendidikan. Dua lembaga akreditasi dari negara bagian America Serikat tersebut menggunakan standar yang hampir sama dengan standar yang digunakan di Indonesia. Berdasarkan kajian terhadap dua standar yang digunakan oleh lembaga akreditasi negara bagian di Amerika Serikat dapat diambil kesimpulan bahwa mutu perguruan tinggi dinilai berdasarkan komitmennya terhadap institusi dan penyelenggaraan pendidikan yang efektif. Standar akreditasi yang lebih spesifik untuk lembaga pendidikan guru dikutip dari National Council for Accreditation of Teacher Education (NCATE) dan Teacher Education Accreditation Council, Inc (TEAC). NCATE menggunakan 6 standar untuk mengendalikan mutu program studi yaitu: 25 Standard 1: Candidate Knowledge, Skills and Dispositions Standard 2: Assessment System and Unit Evaluation Standard 3: Field Experiences and Clinical Practices Standard 4: Diversity Standard 5: Faculty Qualifications, Performance and Development Standard 6: Unit Governance and Resources (http://www.ncate.org) TEAC menetapkan standar yang lebih ringan dari NCATE. TEAC hanya menggunakan dokumen evaluasi diri (self study) yang disebut Brief Inquiry. Dokumen yang dituntut berupa bukti-bukti penyelenggaraan pendidikan sampai mahasiswa dapat menyelesaikan studi. TEAC menggunakan sistem heuristik untuk menetapkan keputusan akreditasi. Tim akreditasi TEAC dan Komite Akreditasi menentukan apakah ada atau tidak ada bukti yang cukup untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan tersebut. Ada 4 petunjuk yang dapat diamati pada proses akreditasi yaitu: 1) continuous improvement to advance quality, TEAC mencari buktibukti peningkatan program yang berkesinambungan, program memiliki dokumen langkah-langkah perbaikan mutu secara berkelanjutan 2) inquiry-driven accreditation, dimulai dari pertanyaan kepada diri sendiri dan ke fakultas untuk menjawab rasa ingin tahunya terhadap prestasi program yang telah dicapai 3) audits to ensure quality: menguji kecukupan bukti yang dapat dipercaya dan mengkaji efektivitas sistem fakultas dalam mengontrol dan memantau kualitas program. 4) Frugality atau hemat, tidak membebani program dan lembaga dengan kegiatan yang tidak perlu atau biaya penyiapan dokumen, personil, waktu, dan uang 26 Dari dua contoh standar penjaminan mutu penyelenggraan pendidikan keguruan di Amerika Serikat menunjukkan proses penjaminan mutu yang tidak terlalu ketat. Dengan demikian, lembaga pendidikan keguruan lebih mudah memperoleh status akreditasi jika semua kegiatan penyelenggaraan pendidikan terdokumen dengan baik. Selain dari (MSCHE) dan NEASC‐CIHE, berikut ini dikaji standar akreditasi perguruan tinggi dari perwakilan negara Asia. Salah satu negara yang memiliki standar akreditasi mirip dengan NEASC-CIHE adalah Pakistan. Standar evaluasi kinerja di Pakistan dikembangkan oleh HEIs (Higher Education Commission of Islamabad). Standar yang digunakan di negara Pakistan adalah sebagai berikut: Standard 1: Mission Statement and Goals Standard 2: Planning and Evaluation Standard 3: Organization and Governance Standard 4: Integrity Standard 5: Faculty Standard 6: Students Standard 7: Institutional Resources Standard 8: Academic Programmes and Curricula Standard 9: Public Disclosure and Transparency Standard 10: Assessment & Quality Assurance Standard 11: Student Support Services Zia Batool, Riaz Hussain Qureshi & Abdul Raouf PERFORMANCE EVALUATION STANDARDS FOR THE HEIs (2010) Higher Education Commission Islamabad The Higher Education Commission Islamabad (2002) Pakistan memiliki standar yang hampir sama dengan standar yang digunakan oleh NEASC-CIHE. Standar yang berbeda adalah di NEASC-CIHE menggunakan Library and Other Information Resources, Physical and Technological Resources, sedangkan HEIs menggunakakan Quality Assurance dan Student Support Services. 27 standar Assessment & Selain Pakistan, standar akreditasi yang lebih sederhana ditemui di negara India. Berdasarkan hasil kolaborasi India dengan Canada, akhirnya India menetapkan 7 standar penilaian dalam proses akreditasi. Standar yang digunakan lebih praktis, tanpa ada visi dan misi tetapi langsung kepada praktik-praktik yang mendukung proses pembelajaran. Standar penjaminan mutu pendidikan di India adalah sebagai berikut: 1) Curricular aspects 2) Teaching-learning and evaluation 3) Research, consultancy and evaluation 4) Infrastructur and learning resources 5) Student support and progression 6) Governance and leadership 7) Innovative practices NAAC (2006) Quality Assurance in Higher Education di India, NAAC (national assessment and accreditation council, Banglore, India collaboration with Commonwealth with learning, Canada India hanya menggunakan 7 standar yang berkaitan langsung dengan pembelajaran yaitu: kurikulum; pembelajaran dan evaluasi; penelitian, konsultansi dan evaluasi; infrastruktur dan sumber pembelajaran; dukungan mahasiswa dan perkembangannya; tata kelola dan kepemimpinan, dan praktik-praktik inovatif . Dari hasil identifikasi tersebut, dapat dirangkum indikator yang digunakan oleh lembaga akreditasi perguruan tinggi dari negara-negara di Eropah, Amerika Serikat dan Asia. Indikator/standar yang umum digunakan oleh semua lembaga adalah standar proses pembelajaran. Tidak semua lembaga akreditasi menetapkan standar yang menilai komitmen institusi terhadap penjaminan mutu pendidikan. Lembaga akreditasi Perancis sudah menetapkan standar yang lebih futuristik, dengan menetapkan International Relations Strategy sebagai salah satu unsur penilaian dalam akreditasi. 28 B. Performance Program Studi Istilah performance dalam bidang pendidikan sering diterjemahkan dengan kinerja/ unjuk kerja/penampilan kerja atau prestasi kerja. Performance sering digunakan dalam penilaian kinerja hasil belajar individu dan kinerja organisasi. Dalam penilaian kinerja individu, Ronal A Berk (1986) mengemukakan bahwa “performance assessment is the process of gathering data by systematic observation for making decisions about an individual”. Sedangkan NAAC (2010) menyebutkan performance it is concerned with the primary operating characteristics of product. In higher education, performance is the abilities (knowledge/skills) expected of a graduate. Dari definisi tersebut terkandung makna bahwa penilaian kinerja merupakan proses pengumpulan data dengan observasi sistematis untuk membuat keputusan tentang seseorang (siswa/guru/tenaga kerja). Performance mengacu pada karakteristik utama produk yang dihasilkan. Di perguruan tinggi, performance adalah kemampuan yang diharapkan pada lulusan. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa performance merupakan kemampuan yang dapat ditunjukkan oleh individu pada saat bekerja atau diuji sesuai dengan tuntutan standar kerja yang telah ditetapkan. Jika perguruan tinggi bertujuan menghasilkan calon guru yang profesional, maka lulusannya juga dapat menunjukkan kinerja sebagai bekerja menjadi guru yang profesional. Dalam penilaian kinerja organisasi, performance diukur dari ketercapaian tujuan organisasi. Secara tradisional, performance organisasi diukur dari kriteria productivity, effectiveness, quality, timeliness dan efisiensi. US GAO menjelaskan lebih lanjut bahwa indikator kinerja dapat diukur dari: Productivity, which quantifies the outputs and inputs of an organization. Effectiveness, which determines the relationship of an organization’s outputs to what an organization is intended to accomplish. Quality is indicated by attributes such as accuracy (or error rate), thoroughness, and complexity. Timeliness, which evaluates the time involved producing an appropriate output. Efficiency indicators measure the amount of 29 resources required to produce a single unit of output or to achieve a certain outcome (US General Accounting Office, 1980). The US General Accounting Office (GAO). 1980. Performance Reporting for Government, Governmental Accounting Standards Board http://www.seagov.org/aboutpmg/performance_measurement.shtml Introduction to Performance Measurement, School District SelfAssessment Guide, Ohio Auditor of State Serving the American Public: Best Practices in Performance Measurement, National Performance Review, June 1997, Dalam pengertian tersebut, yang dimaksud dengan produktivitas adalah kuantitas output dan input organisasi. Efektivitas mengacu pada kesesuaian output yang telah diselesaikan organisasi dengan tujuan yang ingin dicapai. Kualitas ditunjukkan oleh atribut seperti ketepatan (atau tingkat kesalahan), ketelitian, dan kekomplekan proses dan hasil kerja. Ketepatan waktu, mengevaluasi kesesuaian waktu yang digunakan untuk menghasilkan output. Efisiensi mengukur jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit output atau untuk mencapai hasil tertentu dengan cara yang benar. Berdasarkan beberapa kriteria yang diukur pada penilaian performance, menunjukkan bahwa performance memiliki indikator yang kompleks, tidak hanya menunjukkan jumlah produk yang dihasilkan tetapi juga kualitas produk dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk. Waktu penyelesaian produk menjadi salah satu kriteria karena ada beberapa kecenderungan jika produk yang dihasilkan banyak dalam waktu yang cepat, biasanya produk menjadi kurang bermutu atau sebaliknya, jika ingin memperoleh produk yang bermutu maka diperlukan waktu yang lama. Kecenderungan ini tidak akan ditemukan pada lembaga yang memiliki performance tinggi, karena ada tuntutan produk yang dihasilkan selalu bermutu dalam batas waktu penyelesaian yang telah ditetapkan. Dengan indikator tersebut maka proses dan hasil lembaga yang memiliki performance tinggi dapat memenuhi kriteria efektif dan efisien. Perguruan tinggi merupakan satuan organisasi pendidikan, oleh sebab itu pengertian dan kriteria yang digunakan untuk menilai performance perguruan tinggi adalah menggunakan kriteria performance organisasi. 30 Perguruan tinggi dinyatakan memiliki performance yang baik jika memiliki banyak produk yang berkualitas dari sumber-sumber input yang dimiliki, dapat mencapai tujuan atau menghasilkan produk yang diinginkan dalam rentang waktu yang ditargetkan serta menggunakan semua sumberdaya secara efisien. Banyak referensi yang mendefinisikan tentang pengukuran dan penilaian kinerja organisasi. Menurut Richmond (1998) dalam Patricia (2010) dijelaskan: “performance measurement is the regular collection and reporting of data to track work produced and results achieved. Performance measurement using quantitative measures of capacities, processes, and outcomes to develop information about critical aspects of activities, including their effect on the public. Analyzing the success of program efforts by comparing data on what actually happened to what was planned or intended” Dalam pengertian tersebut terkandung makna bahwa pengukuran kinerja merupakan kegiatan pengumpulan dan pelaporan data reguler pada produk dan hasil kerja yang telah dicapai. Pengukuran kinerja menggunakan data kuantitatif pada komponen kapasitas, proses dan dampak untuk memberi informasi tentang aspek-aspek kegiatan penting yang berpengaruh pada masyarakat. Kesuksesan program dianalisis dengan membandingkan data usaha-usaha program yang nyata dilakukan dengan kondisi yang diharapkan. Dalam pengertian ini terdapat tiga indikator untuk mengukur kinerja yaitu kapasitas, proses dan dampak. Kapasitas berarti kemampuan sebuah kelompok kerja, program atau organisasi untuk memberi pelayanan. Organisasi memiliki kapasitas tinggi jika memiliki sumberdaya man, money, material/program, dan machine yang memadai untuk memberi pelayanan. Proses berarti semua pikiran dan kegiatan yang dilakukan dalam melayani masyarakat pengguna. Organisasi memiliki kinerja proses yang tinggi jika kegiatan yang dilaksanakan memenuhi standar proses yang seharusnya dilakukan. Outcome berarti perubahan atau tidak ada perubahan setelah dilakukan intervensi. Secara keseluruhan dapat dirangkum, organisasi dinyatakan memiliki performance tinggi jika telah memiliki kapasitas yang 31 memadai, mengerahkan semua sumberdaya untuk melayani pengguna supaya pengguna mengalami perubahan sesuai dengan tujuan intervensi yang diharapkan. Pengukuran kinerja organisasi dilakukan untuk memperoleh data yang akan digunakan untuk memberi penilaian kinerja kepada organisasi yang bersangkutan. Dalam NYS project (2006) dijelaskan performance measurement is the process of assessing the progress made (actual) towards achieving the predetermined performance goals (baseline) (NYS Project Management Guidebook, file Performance). Dalam definisi tersebut dinyatakan pengukuran kinerja merupakan proses penilaian kemajuan yang telah dicapai dari tujuan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengukuran kinerja dapat dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif. Dalam mengukur kinerja diperlukan indikator-indikator kinerja dan kepuasan pelanggan. Jika organisasi memiliki kinerja yang baik, maka pelanggan yang dilayani akan mengalami kepuasan. Pengertian pengukuran kinerja organisasi masih banyak ditemukan di institusi dan referensi lain. The Annie E. Casey Foundation (2006) uses a performance measurement system that evaluates the quantity, quality, and effectiveness of programs, specifically focusing on the impact, influence, and leverage of their grantees. Dalam pengertian tersebut, performance diukur setelah program berlangsung dengan menggunakan indikator kuantitas, kualitas dan efektivitas program. Evaluasi hasil (product/output) dilanjutkan sampai pada tingkat dampak dan pengaruh pada orang/lembaga yang telah mengikuti program. Dengan menggunakan sistem tersebut, Casey menguji apakah peserta program telah bekerja untuk mencapai misi yang telah ditetapkan lembaga. Untuk membangun program yang berkualitas tinggi, lembaga perlu menekankan pada pentingnya menciptakan sistem yang mendorong kinerja tinggi melalui penyelarasan tiga elemen penting yaitu: insentif untuk melakukan, kemampuan untuk melakukan, dan otonomi untuk melakukan. Ketiga unsur bersama-sama menciptakan kondisi agar pendidikan lebih berkualitas dan lingkungan juga memberi dukungan 32 kualitas. Dalam konteks akreditasi, performance diukur dari kuantitas, kualitas dan efektivitas lembaga pasca akreditasi. Performance organisasi dapat dinilai dari portofolio yang memuat bukti fisik kegiatan/ program yang telah dilakukan individu dan lembaga. The Casey Foundation (2006) mengembangkan tiga pertanyaan yang mengukur kinerja. Contoh pertanyaan tentang kuantitas, kualitas dan efektivitas program perguruan tinggi: (1) what did we do? (quantity): menanyakan jenis kegiatan dan jumlah sasaran yang telah mendapat pelayanan; (2) how well did we do it? (quality): menanyakan tentang kepuasan sasaran yang mendapat pelayanan. Kinerja organisasi yang berkualitas tercermin dari usefulness, timeliness, accessibility, accuracy, responsiveness, effectiveness, respectfulness, and the like?; (3) what difference does it make? (effectiveness) menanyakan dampak program terhadap sasaran. Program dinyatakan sangat penting jika berdampak positif pada sasaran (misalnya lulusan langsung terserap di dunia kerja), Program dinyatakan kurang penting jika hanya mengutamakan jumlah sasaran tetapi tidak memikirkan dampak positif (misalnya, lulusan jadi banyak yang nganggur karena jumlah terlalu banyak). Setelah diketahui kuantitas, kualitas dan efektivitas program perguruan tinggi, selanjutnya ditelusur dampak produk dari program. Kinerja yang baik akan memberi dampak, pengaruh dan tindak lanjut. Stufflebeam (2002) menetapkan 4 aspek evaluasi product yaitu: impact, effectiveness, sustainability dan transportability. Casey (2006) menetapkan tiga aspek evaluasi product yaitu impact, influence, and leverage. Contoh jika akreditasi berdampak pada produk pendidikan yaitu lulusan, maka pertanyaan untuk mengevaluasi dampak akreditasi terhadap lulusan adalah sebagai berikut: (1) what impact are you having? Perguruan tinggi yang telah diakreditasi diharapkan melakukan perbaikan kinerja; (2) what influence are you having? Perbaikan kinerja diharapkan mengimbas kepada kinerja target sasaran (lulusan); (3) what leverage are you having? jumlah stakeholder yang tertarik untuk menggunakan produk/lulusan yang telah dihasilkan dari perguruan tinggi yang telah diakreditasi diharapkan bertambah. 33 Dari berbagai pengertian tentang performance dan pengukuran performance, maka performance yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi kerja atau kinerja organisasi yang diukur dari ketercapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Organisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah program studi PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) dari perguruan tinggi negeri atau swasta. Untuk menilai sebuah program studi telah memiliki performance yang bagus atau belum, perlu dikaji visi, misi, dan tujuan organisasi yang menjadi baseline. PGSD dinyatakan telah memiliki performance yang baik jika telah mampu memenuhi atau melampai visi, misi, dan tujuan organisasi yang ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja dilakukan oleh lembaga internal dan eksternal. Penilaian kinerja oleh lembaga eksternal menggunakan standar yang berlaku umum, supaya kinerja dari suatu perguruan tinggi dapat dibandingkan dengan kinerja dari perguruan tinggi lain. Untuk menilai tingkatan performane sebuah organisasi program studi di perguruan tinggi termasuk dalam kategori kurang, cukup, bagus atau sangat bagus perlu ditetapkan kriteria. NIST (2005 dalam NAAC 2006) menyatakan kriteria performance yang bagus sebagai berikut: “performance excellence refer to an integrated approach to organization perfomance management that result in delivery of ever-improving value to student and stakeholder, contributing to improved education quality and student learning; improvement of overall organizational effectiveness and capabilities”. Dari pengertian tersebut, untuk menyatakan kinerja manajemen organisasi yang bagus diperlukan berbagai pendekatan yang terintegrasi. Organisasi dinyatakan memiliki performane yang bagus jika setiap perbaikan nilai akan disampaikan kepada siswa dan stakeholder untuk menyumbang perbaikan kualitas pendidikan dan pembelajaran berikutnya. Organisasi dinyatakan memiliki performane yang bagus jika dapat memperbaiki efektivitas dan kapabilitas organisasi secara menyeluruh dan terus menerus. Kinerja program studi diukur dan dinilai berdasarkan indikator ketercapaian standar penyelenggaraan program studi. Standar adalah kriteria minimal yang harus ada/dilakukan program studi. Dalam Peraturan 34 Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 ditetapkan 8 standar nasional pendidikan yaitu standar isi; standar proses, standar kompetensi lulusan; standar pendidik dan tenaga kependidikan; standar sarana dan prasarana; standar pengelolaan; standar pembiayaan; dan standar penilaian pendidikan. Indikator merupakan penanda pencapaian standar yang ditetapkan. Meskipun telah ada Standar Nasional Pendidikan (SNP), tetapi akreditasi perguruan tinggi menggunakan standar yang sedikit berbeda. Standar yang digunakan dalam penilaian akreditasi perguruan tinggi ada 7 seperti telah diutarakan pada sub bab standar akreditasi. Ada banyak cara untuk menilai kinerja organisasi lembaga pendidikan. BAN-PT (2008) menjelaskan bahwa asesmen kinerja program studi sarjana didasarkan pada pemenuhan tuntutan standar akreditasi. BAN-PT menggunakan dua kategori standar yaitu standar tentang komitmen program studi sarjana terhadap kapasitas institusional (institutional capacity) dan standar yang mendukung komitmen terhadap efektivitas program pendidikan (educational effectiveness). Nilai akreditasi yang diperoleh perguruan tinggi merupakan akumulasi nilai pada semua indikator kinarja perguruan tinggi. Nilai indikator kinerja merupakan nilai numerikal dan bentuk informasi lain yang menerangkan atau mengukur kemajuan dalam mencapai misi, sasaran dan tujuan suatu satuan pendidikan tertentu (BAN-PT, Pedoman Evaluasidiri Program Studi, 2005). Status akreditasi suatu perguruan tinggi mencerminkan kinerja perguruan tinggi yang bersangkutan, dan dapat menjadi tolok ukur yang menggambarkan mutu, efisiensi, serta relevansi suatu program studi yang diselenggarakan. Kapasitas organisasi menjadi persyaratan awal perguruan tinggi untuk mengajukan penilaian akreditasi. BAN-PT (2008) menjelaskan lebih lanjut bahwa dokumen akreditasi program studi sarjana yang dapat diproses harus telah memenuhi persyaratan administrasi awal (eligibilitas) yang ditandai dengan adanya izin yang sah dan berlaku dalam penyelenggaraan program studi sarjana dari pejabat yang berwenang; memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga/statuta dan dokumen-dokumen rencana strategis atau rencana induk pengembangan yang menunjukkan dengan jelas visi, 35 misi, tujuan dan sasaran program studi sarjana; nilai-nilai dasar yang dianut dan berbagai aspek mengenai organisasi dan pengelolaan program studi sarjana, proses pengambilan keputusan penyelenggaraan program, dan sistem jaminan mutu. C. Penjaminan Mutu Pendidikan Mutu atau qualitas menjadi persyaratan utama dalam setiap produk barang maupun jasa. Banyak orang yang berani mengeluarkan uang dan tenaga ekstra demi memperoleh mutu yang didambakan. Dengan asumsi tersebut, pengendalian dan penjaminan mutu menjadi penting agar produk barang/jasa dicari oleh pengguna. Kesadaran penjaminan mutu (quality assurance) tidak hanya terjadi di produsen barang.jasa tetapi juga merambah ke lingkungan lembaga pendidikan. Ada beberapa praktik penjaminan mutu yang saat ini marak dilakukan lembaga pendidikan tinggi antara lain melakukan akreditasi, sertifikasi sistem manajemen mutu ISO (the International Organization for Standardization), kegiatan audit internal/eksternal, berbagai kompetisi untuk memperoleh penghargaan, benchmarking, pemecahan rekor, dll. Dengan melaksanakan beberapa kegiatan penjaminan mutu tersebut, perguruan tinggi berharap mendapat pengakuan mutu dari pemerintah, masyarakat dan pengguna layanan pendidikan yang lain. Berikut ini, dijelaskan beberapa pengertian tentang mutu dari sumber yang berbeda. Menurut BSI (1991) dalam NAAC (2006) quality as the totality of features and characteristics of a product or service that bear on its ability to satisfy stated or implied needs. Pengertian tersebut mengandung makna mutu sebagai penampilan dan karakteristik menyeluruh dari produk atau layanan yang mampu memuaskan atau sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Pengertian tersebut sama seperti definisi yang dijelaskan oleh Depdiknas (2002) yaitu mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. 36 Philip Kolter (1994) mengatakan “quality is our best assurance of customer allegiance, our strongest defence agains foreign competition and the only path to sustain growth and earnings atau mutu adalah jaminan yang terbaik untuk pelanggan, ia dapat memberi pengaruh yang sangat kuat untuk berkompetisi dan menjadi jalan pertumbuhan dan peningkatan satu-satunya produk. untuk Selanjutnya keberlanjutan Kotler (1994) menjelaskan bahwa mutu adalah mempertemukan antara apa yang diharapkan dengan apa yang dibutuhkan sehingga pelanggan akan merasa puas (Delighting the customer by fully meeting their needs and expectations) dan Gazpers (1997) juga menyatakan bahwa mutu pelayanan adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meet the needs of customers). Dari beberapa definisi tersebut, mutu merupakan konsep yang dinamis. Mutu hanya dapat diukur dari kepuasan pelanggan, sementara itu kepuasan bersifat relatif karena antara pelanggan satu dengan yang lain tidak bisa menunjukkan rasa kepuasan yang sama terhadap mutu pelayanan yang sama. Mutu mempunyai hierarki konsep yaitu mulai dari pengendalian mutu (Quality Control), penjaminan mutu (Quality Assurance) dan mutu total (Total Quality Management). Hierarki konsep mutu selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini: TQM QA QC Inspection Prevention Continuous Improvement Detection Gambar 2. 1. Hierarki Konsep Mutu (Sallis, 1993: 27). 37 Pengendalian mutu (QC) merupakan konsep tertua yang melibatkan deteksi dan eliminasi komponen atau produk akhir yang tidak memenuhi standar. Pada proses ini, produk yang tidak memenuhi standar akan ditolak atau dibuang. Penjaminan mutu (QA) dilakukan sebelum, selama dan sesudah proses untuk mencegah kegagalan mulai dari tahap pertama. Mutu total (TQM) menghasilkan sebuah budaya mutu yang bertujuan agar setiap anggota staf dapat memuaskan pelanggannya dan struktur organisasi memiliki kapasitas untuk melakukannya. Penjaminan mutu di lembaga pendidikan memiliki peran yang penting. Menurut NAAC (National Assessment and Accreditation Council, 2010), penjaminan mutu diperlukan untuk mengantisipasi beberapa kejadian yang menuntut mutu seperti: 1) Competition, we are entering a new regime globalization, where competition among educational institution for student and funds will be highly significant 2) Custumer satisfaction, Costumer are now demanding good quality teaching and receiving employable skill sets. 3) Maintaining standards, in order to maintain the standard, we should consciously make efforts to improve quality of the educational transactions as well as the educational provisions and facilities 4) Accountability, quality will ensure accountability of the funds utilised and inform the stakeholders about taking appropriate decisions. 5) Improve employee morale and motivation. Quality as an institution will improve the morale and motivation of the staff in performing their duties and responsibilities. 6) Credibility, prestige and status. Quality will bring in credibility to individuals and your institution because of consistency leading to practice, status and brand value 7) Image and visibility, quality institution have the capasity to attract better stakeholder support, increased donations and higher employer interest for easy placement of graduates. 38 National Assessment and Accreditation Council, (2010) menyatakan bahwa penjaminan mutu diperlukan oleh perguruan tinggi supaya perguruan tinggi mampu: 1) Berkompetisi untuk memasuki globalisasi di mana persaingan antar institusi pendidikan akan semakin meningkat 2) Memenuhi kepuasan pelanggan, pelanggan sekarang menuntut kualitas mengajar yang baik dan memperoleh sejumlah keterampilan untuk bekerja. 3) Mempertahankan standar agar perguruan tinggi selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas proses pendidikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan 4) Menjaga dilakukan akuntabilitas, dapat kualitas akan menjamin dipertanggungjawabkan dan sesuatu dapat yang memberi informasi kepada para pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan yang tepat. 5) Meningkatkan moral dan motivasi karyawan. Kualitas institusi akan meningkatkan semangat dan motivasi karyawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. 6) Kredibilitas, prestise dan status. Kualitas yang dilakukan atas nama individu dan institusi akan membawa kredibilitas status dan nama perguruan tinggi yang bersangkutan 7) Image dan visibilitas, kualitas institusi memiliki kapasitas untuk menarik dukungan stakeholder, meningkatkan jumlah sumbangan dan penempatan lulusan menjadi lebih mudah. Produk barang/jasa yang terjamin mutunya akan memperoleh kepercayaan tinggi dari penggunanya, berdampak pada pengurangan biaya pemasaran karena banyak pengguna yang akan menjadi pelanggan setia. Supaya mutu selalu terjaga, maka Oakland (1993: 13) yang menyarankan untuk memberi jaminan mutu dengan cara-cara sebagai berikut: 39 “Quality assurance is broadly the preventing of quality problems through planned and systematic activities (including documentation). These will include the establishment of a good quality management system and the assessment of its adequacy, the audit of the operation of the system, and the review of the system itself”. Oakland menyatakan bahwa penjaminan mutu secara umum dilakukan untuk mencegah permasalahan mutu melalui perencanan dan kegiatan yang sistematis (ada dokumentasinya). Penjaminan mutu memerlukan penetapan sistem manajemen mutu terpadu, pengukuran dan penilaian yang adekuat, audit sistem pelaksanaan dan melihat kembali sistem itu sendiri. Definisi Oakland didukung oleh Robinson (1994) yang menjelaskan bahwa penjaminan mutu adalah seperangkat kegiatan yang berada di bawah organisasi untuk menjamin bahwa sebuah produk atau pelayanan akan memuaskan apabila diberikan sesuai dengan mutu yang dituntut. Dalam dunia pendidikan, penjaminan mutu menuntut standar dengan spesifikasi yang jelas dan ada upaya pengayaan secara terus menerus supaya mutu produk dan pelayanan tetap terjaga. Penjaminan mutu menuntut penataan kelembagaan yang memperhatikan standar pada proses, pengorganisasian kerja, prosedur kerja, sehingga dapat dipastikan bahwa semua fungsi dan kegiatan institusi/program studi teruji kualitasnya. Penjaminan mutu merupakan proses yang terencana, terkendali dan diterapkan dalam tata cara yang sistematis dan ilmiah (Rozhan, 1999). Kebijakan mutu sebuah institusi tertuang dalam pernyataan visi dan misi organisasi. Visi tidak hanya menjadi simbol tetapi berdampak pada semua unsur organisasi untuk bertanggung jawab melaksanakan misi untuk mencapai visi organisasinya. Agar supaya misi tersebut dapat terlaksana maka perlu ditetapkan tujuan yang memenuhi kriteria SMART yaitu: Specific Action oriented; providing clear direction; easily understood, Measurable Quantifiable and/or verifiable, Aggressive, but Attainable, Results-Oriented, Time Bound Focused on outcomes, not methods Having a reasonable, yet aggressive, time frame (Source: Virginia Department of Planning and Budget, Planning and Evaluation Section. Virginia's Handbook 40 on Planning & Performance (Richmond: VA Department of Planning and Budget, 1998). Manajemen yang berorientasi pada mutu memiliki kegiatan yang mengacu pada pengembangan staf, perencanaan strategis, proses kerja yang terkendali, menciptakan tim kerja yang solid, memprioritaskan pada kepuasan pelanggan dan evaluasi kinerja (Rozhan, 1999). SDM sebuah institusi memainkan peran penting dalam penjaminan mutu. SDM yang kompeten memerlukan mempunyai proses potensi berpikir untuk analitik mengerjakan dan pekerjaan mampu yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber yang dimiliki. Untuk memperoleh SDM yang kompeten maka lembaga pendidikan perlu memiliki program pengembangan staf secara berkelanjutan. Jika SDM memiliki potensi yang handal, proses perbaikan mutu sebuah institusi dapat berlangsung secara terus menerus. Sumberdaya manusia yang berkompeten disertai dengan loyalitas dan etos kerja tinggi dapat menghasilkan kinerja yang tinggi pula sehingga akan membawa dampak terhadap mutu pelayanan dan kepuasan pelanggan. Sumberdaya manusia akan loyal dan memiliki etos kerja tinggi apabila didukung oleh kepemimpinan yang solid membangun sistem kerja yang efektif dan efisien. Selain akreditasi, penjaminan mutu perguruan tinggi juga dapat dilakukan dengan sertifikasi SMM-ISO 9001:2000. ISO 9001:2000 adalah suatu standar international untuk sistem manajemen kualitas. ISO 9001:2000 berisi persyaratan-persyaratan standar yang digunakan untuk mengimplementasikan sistem manajemen mutu serta menuntut organisasi agar mampu memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang sesuai (modul Standar SMM ISO 9001:2000, Point Development International). Standarisasi mutu terus berkembang sejalan dengan perkembangan kebutuhan layanan yang bermutu. Institusi yang sudah melaksanakan manajemen ISO, dituntut mendokumentasi semua proses pengendalian mutu. Hal-hal yang didokumentasi antara lain: proses monitoring dan evaluasi, perangkat manajemen mutu, program-program pelatihan pegawai untuk mencapai pelayanan yang bermutu, dsb. 41 Dalam organisasi pendidikan, penyediaan produk pendidikan (lulusan) mengandung pengertian sebagai proses multidimensi yang melibatkan pelayanan administrasi dan bentuk-bentuk dukungan lain. Menurut International Workshop Agreement 1 (2003), pendekatan proses dalam organisasi pendidikan perlu memperhatikan: strategi untuk menentukan peran organisasi pendidikan di lingkungan masyarakat; kapabilitas dosen menyediakan layanan mengembangkan, mendukung belajar; meninjau pelayanan memelihara kembali proses dan belajar lingkungan memperbarui mengajar kerja; kurikulum; yang membawa penyelesaian kurikulum yang memuaskan dan mendukung mahasiswa sampai dia dapat menyelesaikan studi dengan sukses, melakukan komunikasi internal dan eksternal serta mengukur proses pendidikan. Dengan melihat unsur-unsur tersebut, terlihat jelas bahwa ISO 9001:2000 diterapkan untuk meningkatkan kualitas manajemen mutu organisasi supaya kepuasan pelanggan terpenuhi. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan dan mengukur keberhasilan penerapan ISO tersebut maka perlu ada evaluasi. Dalam modul Standar SMM ISO 9001:2000 yang dipublikasikan oleh Point Development International, tertulis ISO 9001:2000 dilaksanakan berdasarkan delapan prinsip manajemen mutu yaitu: 1) Organisasi yang berorientasi pada pelanggan 2) Kepemimpinan 3) Keterlibatan karyawan 4) Pendekatan proses 5) Pendekatan sistem dalam manajemen 6) Penyempurnaan berkesinambungan 7) Pendekatan yang faktual dalam pengambilan keputusan 8) Hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok 42 Prinsip dasar manajemen mutu menurut ISO 9001:2000 bermuara pada kepuasan pelanggan. Oleh sebab itu, prinsip-prinsip manajemen yang lainnya menjadi pendukung untuk memberi kepuasan pada pelanggan. Kepuasan pada pelanggan dapat dipenuhi apabila mutu pelayanan diberikan perusahaan sesuai dengan harapan pelanggan. Sebelum pelaksanaan akreditasi, lembaga pendidikan yang akan mengajukan akreditasi wajib melakukan kegiatan evaluasi diri. Evaluasi diri menjadi landasan untuk menyusun program dan kegitan program studi. Lembaga melakukan evaluasi diri, secara tidak langsung sudah melaksanakan proses penjaminan mutu (quality assurance). Keseluruhan daur penjaminan mutu dalam rangka akreditasi program studi itu dilukiskan dalam Gambar 2.2. EVALUASI DIRI PERBAIKAN INTERNAL DAN PEMBINAAN PERBAIKAN INTERNAL EVALUASI EKSTERNAL/ AKREDITASI KEPUTUSAN AKREDITASI EVALUASI-DIRI Gambar 2. 2. Daur Penjaminan Mutu dalam Rangka Akreditasi BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi, 2005. D. Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan dasar memiliki peran penting dalam memberikan fondasi yang kuat dalam pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Mengingat pentingnya pendidikan dasar ini, semua negara di dunia menjadikan pendidikan dasar menjadi pendidikan yang wajib diikuti oleh semua warga negara. Gerakan wajib belajar pendidikan dasar ini dikenal dengan gerakan 43 education for all yang sudah dirintis sejak tahun 1960an. Pada periode waktu antara tahun 1960 sampai dengan tahun 1975, negara Indonesia mampu meningkatkan jumlah akses pendidikan dasar. Pada tahun 1984, Indonesia mendapat penghargaan Aviciena dari UNESCO karena telah mampu menuntaskan wajib belajar 6 tahun (Tilaar, 2003: 4). Konferensi pendidikan se dunia di Dakar pada tahun 2000 telah menetapkan 6 tujuan pokok pendidikan untuk semua (education for all: EFA) yang antara lain: (1) pendidikan bebas, wajib dan berkualitas baik yang menjamin semua anak, khususnya anak perempuan yang berada dalam keadaan sulit dan kelompok etnik minoritas, mempunyai akses dan dapat menyelesaikan pendidikan dasar yang bebas, wajib dan berkualitas baik; (2) meningkatkan kualitas pendidikan melalui perbaikan semua aspek pendidikan dan menjamin kualitas pendidikan dan dampak belajar yang dapat diukur telah dicapai oleh semua, khususnya dalam buta aksara (literacy), buta angka/menghitung (numeracy) dan keterampilan hidup (life skills) esensial. Pada tahun 2015 ditargetkan semua anak-anak baik laki-laki maupun perempuan akan mempunyai akses, bebas dan wajib untuk menyelesaikan primary education yang berkulitas baik (Dakar Framework for Action, 2000: 1). Untuk meningkatkan jumlah akses dan kualitas pendidikan dasar, pemerintah memiliki beberapa program yang mendukung antara lain meningkatkan kualifikasi akademik guru SD dan program BERMUTU. Tuntutan kualifikasi pendidikan guru SD terus mengalami peningkatan. Semula guru SD hanya dituntut berpendidikan menengah keguruan, kemudian berkembang menjadi D2 dan saat ini ditetapkan minimal S1/D-4. Peningkatan kualifikasi pendidikan guru SD memberi konsekuensi kepada LPTK (Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan) untuk melayani kebutuhan penyediaan layanan pendidikan guru, khususnya guru SD. Berdasarkan kebutuhan tersebut, pelayanan program pendidikan untuk menyiapkan guru SD telah beberapa kali mengalami perubahan. Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) meru- pakan program yang dipersiapkan untuk membina calon-calon tenaga 44 kependidikan pada jenjang pendidikan SD. PGSD diselenggarakan karena tuntutan kebijakan yang tertuang pada Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0854/U/1989, tanggal 31 Desember 1989 yang menetapkan kualifikasi formal guru sekolah dasar dari jenjang SLTA menjadi jenjang Diploma II atau D2. Sebelum ada SK tersebut, guru SD hanya berpendidikan sekolah menengah keguruan yaitu SPG, SGO dan PGA. Sekolah Pendidikan Guru (SPG) menyiapkan calon guru kelas SD secara umum, Sekolah Guru Olahraga (SGO) dan Pendidikan Guru Agama (PGA) menyiapkan calon guru SD khusus untuk mata pelajaran Olahraga dan Agama. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0854/U/1989 ditindaklanjuti pemerintah dengan menutup atau mengalihfungsikan sekolah keguruan dan menugaskan beberapa perguruan tinggi negeri (IKIP dan FKIP) se Indonesia untuk menyelenggarakan Program D2 PGSD dengan dukungan Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 400b/Kep/1992, Tanggal 20 Agustus 1992. Tuntutan kualifikasi guru SD semakin tinggi. Pada tahun 2005, ditetapkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Kedua landasan hukum tersebut mensyaratkan kualifikasi guru jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah lulusan Diploma IV (D4) atau lulusan Sarjana (S1). Selain kualifikasi akademik sarjana (S1) atau D-4, pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, Pasal 29 ayat (2) dinyatakan guru SD/MI juga dituntut memiliki sertifikat profesi guru dalam bentuk yang dapat dipertanggungjawabkan baik dari sisi akademik maupun pengelolaannya. Regulasi pemerintah yang tertuang pada UUGD dan SNP memberi konsekuensi kepada PGSD, mulai tahun 2006 diberi kewenangan untuk menyelenggarakan program S1 PGSD dan Pendidikan Profesi Guru (PPG) SD. Penyelenggaraan program Sarjana (S1) PGSD diperkuat oleh SK Dirjen Dikti No. 3334/D/T/2006 tanggal 1 September 2006 sedangkan program PPG SD diselenggarakan mulai tahun 2011 berdasarkan kebutuhan. 45 Kebijakan pemerintah menetapkan kualifikasi pendidikan guru SD minimal berpendidikan S1/D4 memberi dampak pekerjaan yang sangat besar bagi berbagai pihak yang terkait. Menurut data guru SD pada tahun 2006, Dikti mencatat dari 1.431.486 guru SD, hanya 8,3% (120.000 orang) yang sudah pendidikan sarjana, dan dari jumlah tersebut tidak seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan guru, sedangkan 89,47 % belum sarjana. Selanjutnya ada sekitar 40.14 % berkualifikasi D2 PGSD dan sisanya (49,86 %) masih di bawah D2. Hal ini sangat wajar karena sebagian besar guru SD berasal dari SPG, SGO dan PGA. Tuntutan peningkatan kualifikasi pendidikan ini juga menuntut LPTK untuk menyelenggarakan program kelanjutan studi bagi guru SD yang belum memiliki ijazah S1/D4. Kebutuhan layanan pendidikan calon guru SD dengan kualifikasi S1/D-4 meningkat tajam sejak ditetapkannya UUGD, mengingat jumlah guru SD yang belum berpendidikan S1/D4 masih sangat banyak dan proyeksi kebutuhan guru SD beberapa tahun yang datang juga tinggi. Fenomena ini menyebabkan animo masyarakat untuk masuk ke PGSD meningkat sehingga banyak LPTK negeri maupun swasta yang berminat membuka dan menambah jumlah mahasiswa PGSD. Untuk mengendalikan mutu program studi Badan Akreditasi Nasional telah menentapkan 100 butir indikator kinerja program studi. Untuk itu pengukuran kinerja program studi didasarkan pada instrumen yang telah dibuat Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi tersebut. Dalam pasal 5 UU RI nomor 12 tahun 2012, pendidikan tinggi bertujuan untuk: (1) mengembangkan potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa; (2) menghasilkan lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa; (3) menghasilkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Penelitian yang memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia; dan (4) 46 terwujudnya Pengabdian kepada Masyarakat berbasis penalaran dan karya Penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 47 BAB III DESAIN PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian evaluasi dengan pendekatan mixed methods. Creswell (2009) menyatakan bahwa “Mixed Methods Research is an approach to inquiry that combines or associated both qualitative quantitative forms of research” Metode kombinasi adalah merupakan pendekatan penelitian yang menggabungkan atau menghubungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Tashakkori dalam Donna M. Mertens (2010): memberikan definisi metode kombinasi (mixed methods) sebagai berikut “research in which the investigator collects and analyzes data, integrates the findings, and draws inference using both qualitative and quantitative approaches or methods in single study or program of inquiry”. Hence, mixed methods can refer to the use of both qualitative and quantitative methods to answers research question in a single study”. Penelitian kombinasi adalah merupakan penelitian, dimana peneliti mengumpulkan dan menganalisis data, mengintegrasikan temuan, dan menarik kesimpulan secara inferensial dengan menggunakan dua pendekatan atau metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam satu studi. Metode kombinasi digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian pada satu proyek/kegiatan penelitian. Selanjutnya Creswell (2009) menyatakan bahwa “A Mixed methods design is useful when either the quantitative or qualitative approach by itself is inadequate to best understand a research problem or the strengths of both quantitative and qualitative research can provide the best understanding”. Metode penelitian kombinasi akan berguna bila metode kuantitatif atau metode kualitatif secara sendiri-sendiri tidak cukup akurat digunakan untuk memahami permasalahan penelitian, atau dengan menggunakan metode 48 kuatitatif dan kualitatif secara kombinasi akan dapat memperoleh pemahaman yang paling baik (bila dibandingkan dengan satu metode). Ada dua model penelitian kombinasi yaitu desain/model sequential (kombinasi berurutan), dan model concurrent (kombinasi campuran). Model sequential (urutan) dapat dibagi menjadi dua yaitu model sequential explanatory (urutan pembuktian) dan sequential exploratory (urutan penemuan). Model concurrent (campuran) ada dua yaitu, model concurrent triangulation (campuran kuantitatif dan kualitatif secara berimbang) dan concurrent embedded (campuran kuantitatif dan kualitatif tidak berimbang). Penelitian ini menggunakan metode kombinasi model/desain concurrent triangulation, yaitu campuran kuantitatif dan kualitatif yang berimbang. Desain penelitian diilustrasikan pada Gambar 3.1 berikut ini: Kuantitatif Data and Result INTERPRETASI Kuantitatif Data and Result Gambar 3. 1. Desain penelitian Sumber: Cresswell dan Plano Clark 2007 Dalam desain pada gambar 3.1 tersebut, interpretasi hasil penelitian diambil berdasarkan data kuantitatif dan kesimpulannya kemudian di cross cek dengan data kualitatif dan kesimpulannya atau sebaliknya. Data kuantitatif diperoleh dari kuesioner dan data kualitatif diperoleh dari hasil diskusi dan wawancara dengan responden. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PGSD yang berada di seluruh wilayah Indonesia. Penelitian dilakukan selama empat bulan efektif yaitu mulai dari bulan September sampai dengan bulan Desember 2012. 49 C. Prosedur Penelitian Penelitian ini telah melewati tahap-tahap kegiatan sebagai berikut: 1. Penyusunan proposal 2. Penyusunan instrumen penelitian 3. Uji coba Instrumen untuk memvalidasi instrumen penelitian 4. Pengambilan data 5. Analisis Data 6. Penyusunan laporan penelitian 7. Seminar hasil penelitian 8. Penyusunan rekomendasi D. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah 35 program studi PGSD. Sampel penelitian diambil 19 prodi PGSD, 4 diantaranya digunakan sebagai sampel uji coba instrumen dan 15 digunakan sebagai sampel penelitian yang sebenarnya. PGSD yang digunakan untuk uji coba instrumen penelitian adalah: Universitas Negeri Makasar, Universitas Negeri Padang, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Palangkaraya Sampel diambil secara purposive berdasarkan status akreditasi dan bantuan dana insentif akreditasi (DIA). Berdasarkan status akreditasi terpilih 9 PGSD terakreditasi B dan 6 PGSD terakreditasi C. Berdasarkan status bantuan DIA terpilih 7 PGSD yang mendapat bantuan DIA dan 8 PGSD tanpa menerima bantuan DIA. Kerangka sampel penelitian terdapat pada Tabel 3.1 berikut ini: 50 TABEL 3. 1. KERANGKA SAMPEL PENELITIAN Status Akreditasi Bantuan/Tanpa BAN-PT DIA B C UPI (Bandung) UNIB (Bengkulu), UNY (Yogyakarta) UNEJ (Jember) UNESA (Surabaya) UM (Malang) UNILA (Lampung) NON DIA UNM (Malang) UNIMA (Manado) UNS (Solo) UNIMED (Medan) UNTAN (Pontianak) UNRAM (Mataram) UMP (Purwokerto) IKIP PGRI Madiun E. Sumber Data Penelitian Unit analisis penelitian ini adalah program studi S1 PGSD. Sumberdata penelitian yang menilai kinerja PGSD terdiri dari Dekan/Pembantu Dekan, Ketua/Sekretaris Jurusan, Dosen, karyawan dan mahasiswa. Dekan/ Pembantu Dekan dan mahasiswa merupakan sumberdata eksternal program studi sedangkan Ketua/Sekretaris prodi, dosen dan karyawan merupakan sumberdata internal program studi. Semua sumberdata menilai kinerja program studi dari sudut pandang yang berbeda. Perbedaan sumberdata ini dimaksudkan agar interpretasi data lebih komprehenship. Jumlah sumberdata setiap program studi sebanyak 15 orang. Trianggulasi data dilakukan dengan dua cara yaitu trianggulasi dari sumberdata yang berbeda dan trianggulasi dengan alat pengumpul data yang berbeda. Trianggulasi dari sumberdata yang berbeda dilakukan dengan cara pengecekan konsistensi jawaban yang diberikan oleh sumberdata internal program studi yaitu kaprodi, sekprodi, dosen dan karyawan dengan sumberdata eksternal (Dekan/Pembantu 51 Dekan dan mahasiswa). Trianggulasi dari alat pengumpul data dilakukan dengan cara melengkapi data kuantitatif dari kuesioner dengan data kualitatif dari dari hasil diskusi dan wawancara. F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan FGD (focus group discussion) dokumentasi dan kuesioner. FGD dilakukan dengan Dekan, Pembantu Dekan, Kaprodi, Sekprodi, dan dosen. FGD membahas kinerja prodi pasca akreditasi yang diukur dari kinerja dosen dalam pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat, tata pamong dan suasana akademik, mahasiswa dan lulusan, kurikulum dan proses pembelajaran, dan pembiayaan pendidikan. Data dokumen yang mendukung kinerja program studi berasal dari data mahasiswa dan lulusan, kualifikasi dosen, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kuesioner persepsi responden terhadap kinerja program studi diberikan kepada semua sumberdata untuk mengungkap persepsi responden terhadap kinerja prodi sebelum dan sesudah akreditasi pada semua standar akreditasi. Data kuesioner mengungkap kinerja program studi dari 7 standar akreditasi. G. Instrumen Penelitian Untuk menggali data tentang perkembangan mahasiswa (jumlah pendaftar, keketatan, seleksi) dan Indeks prestasi lulusan, serta untuk menggali data tentang urutan kesulitaan prodi memperoleh akreditasi dan urutan yang penting untuk dicapai prodi, menggunakan daftar yang berupa daftar isian. Selanjutnya untuk mengukur kinerja sebelum dan sesudah pasca akreditasi, serta untuk memperoleh data kesesuaian nilai akreditasi dan frekuensi pemanfaatan nilai akreditasi untuk perbaikan mutu kinerja menggunakan instrumen akreditasi S1. Instrumen dikembangkan dari 7 standar akreditasi dan dikembangkan menjadi 100 butir. 52 H. Teknik Analisis Data Data penelitian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dari dokumentasi dan kuesioner tertutup tentang persepsi responden terhadap kinerja program studi sebelum dan sesudah akreditasi dianalisis dengan statistik deskriptif dengan perhitungan skor rata-rata, persentase dan perhitungan peringkat. Data kualitatif dari hasil diskusi dianalisis secara deskriptif interpretatif. Kesimpulan yang diperoleh dari data kuantitatif kemudian di cross cek dengan kesimpulan yang diperoleh dari data kualitatif. Data kuantitatif terkumpul dari kuesioner dan dokumentasi sedangkan data kualitatif terkumpul melalui diskusi. Informasi kinerja program studi dinilai berdasarkan data kuantitatif dari dokumentasi terlebih dahulu kemudian di trianggulasi dengan data kualitatif supaya hasil penelitian lebih dapat dipercaya (kredibel). Cara evaluasi kinerja dilakukan dengan membandingkan kinerja yang telah dicapai program studi dengan standar akreditasi. Selain kinerja program studi, dalam penelitian ini dilengkapi dengan analisis kasus yang berkaitan dengan model akreditasi yang dilakukan oleh BAN-PT untuk perbaikan kinerja BAN-PT dimasa yang akan datang. Data yang diangkat dalam analisis data penelitian ini meliputi dampak nilai akreditasi terhadap kinerja program studi PGSD, kesesuaian nilai akreditasi dengan fakta yang sebenarnya, masukan untuk perbaikan intrumen akreditasi dan model pembinaan yang harus dilakukan Dikti ke program studi. 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Berikut ini dipaparkan hasil penelitian yang terkait dengan performance program studi sebelum dan pasca akreditasi, yang meliputi: perkembangan jumlah pendaftar; perkembangan perkembangan indeks prestasi lulusan; keketatan seleksi, perkembangan jumlah penelitian; perkembangan jumlah pengabdian masyarakat; urutan kesulitan yang dihadapi prodi dalam mencapai standar akreditasi berdasarkan tujuh standar akreditasi; urutan yang penting untuk dicapai prodi; tingkat keseuaian nilai akreditasi yang diberikan oleh BAN PT kepada prodi; frekuensi pemanfaatan nilai akreditasi untuk peningkatan mutu prodi; nilai perfoormance prodi sebelum akreditasi; nilai performance prodi setelah akreditasi dan pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD. 1. Perkembangan Mahasiswa Sebelum dan Sesudah Akreditasi Penyelenggaraan program Sarjana (S1) PGSD dimulai dari tahun 2006 berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 3334/D/T/2006 tanggal 1 September 2006. Salah satu indikator kinerja program studi ditentukan oleh jumlah dan kualitas input mahasiswa. Ada beberapa indikator yang menunjukkan kualitas input mahasiswa yang mendukung kinerja program studi yaitu keketatan seleksi, masa studi dan IP kelulusan. Keketatan seleksi dihitung dari rasio jumlah calon mahasiswa yang mendaftar dengan jumlah mahasiswa yang diterima, masa studi diperkirakan dari rasio jumlah input (mahasiswa yang masuk) dengan output (jumlah lulusan) 4 tahun kemudian. Berdasarkan data dokumentasi program studi, berikut ini dilaporkan perkembangan jumlah mahasiswa dan rasio seleksi mahasiswa program studi PGSD selama 5 tahun terakhir. 54 Data perkembangan jumlah mahasiswa PGSD dari 15 perguruan tinggi ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut. Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut terlihat bahwa jumlah pendaftar PGSD setiap tahun semakin naik. Rata-rata jumlah pendaftar PGSD untuk 15 perguruan tinggi tahun 2007 = 1805, tahun 2008 = 3129, tahun 2009 = 3482, tahun 2010 = tahun 3753, dan tahun 2011= 4129. Apabila dibandingkan antara prodi PGSD yang memperoleh bantuan dana insentif akreditasi (DIA-PGSD) dan prodi PGSD yang tidak memperoleh bantuan dana insentif akreditasi (NON DIA-PGSD), jumlah pendaftar pada DIA-PGSD dari tahun 2007 sd. 2011 memiliki jumlah rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan prodi NON DIA-PGSD. Data ini dapat ditunjukkan oleh Gambar 4.1 berikut ini: Gambar 4. 1. Perkembangan jumlah pendaftar PGSD dari tahun 2007 s.d 2011 Berdasarkan Gambar 4.1 tersebut terlihat bahwa prodi NON DIAPGSD pada tahun 2007 sd 2011 selalu terjadi peningkatan jumlah pendaftar, sementara untuk prodi DIA-PGSD sempat mengalami penurunan jumlah mahasiswa pada tahun 2010, dan naik kembali pada tahun 2011. Selanjutnya pada tahun 2011 (setelah terakreditasi) jumlah pendaftar secara keseluruhan meningkat tajam lagi. Hal tersebut menunjukkan bahwa performance PGSD pasca akreditasi bila dilihat dari jumlah pendaftar baik yang DIA-PGSD dan NON DIA-PGSD sama-sama mengalami peningkatan. 55 Selanjutnya performance PGSD dilihat dari keketatan seleksi (perbandingan jumlah pendaftar dengan yang diterima) ditunjukkan pada Gambar 4.2 berikut ini: Gambar 4. 2. Perkembangan Keketatan Seleksi Mahasiswa Baru PGSD Berdasarkan Gambar 4.2 tersebut terlihat keketatan seleksi untuk prodi DIA-PGSD mengalami peningkatan rasio keketatan seleksi yang awalnya sekitar 1:6 di tahun 2007, menjadi 1:14 di tahun 2011 dan tanpa mengalami penurunan peminat. Hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi terhadap prodi PGSD yang memperoleh DIA. Sementara itu, tampak bahwa prodi NON DIA-PGSD pada tahun 2008 mengalami penurunan keketatan seleksi jika dibandingkan dengan tahun 2007, yakni dari 1:11 turun menjadi 1:8. Selanjutnya keketatan seleksi mahasiswa meningkat tajam menjadi 1:18 di tahun 2010 dan turun kembali menjadi 1;16 pada tahun 2011. Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa keketatan seleksi untuk prodi DIA-PGSD pasca akreditasi BAN-PT telah mengalami peningkatan, walaupun peningkatannya tidak terlalu tajam. Sedangkan untuk prodi NON DIA-PGSD, data keketatan seleksi menunjukkan kecenderungan yang fluktuatif (naik-turun), sehingga sulit dinyatakan bahwa kinerja prodi NON DIA-PGSD pasca akreditasi mengalami peningkatan. 56 Rasio seleksi (jumlah pendaftar dengan jumlah mahasiswa yang diterima) setiap perguruan tinggi berdasarkan status akreditasinya dapat dilihat secara lebih rinci pada tabel berikut ini: TABEL 4.1. JUMLAH DAN RASIO KEKETATAN SELEKSI MAHASISWA BARU PGSD No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama PT UNIMED (Medan) UPI (Bandung) UNESA (Surabaya) UNM (Makasar) Univ Jember Univ Bengkulu UNY (Yogyakarta) UM (Malang) UNIMA (Menado) UNILA (Lampung) 2007 2008 2009 UNTAN, Pontianak UNRAM (Mataram) UnMuh Purwokerto IKIP PGRI Madiun 2011 n rasio n rasio n rasio n rasio n rasio B 124 19,7 72 37,3 78 53,1 105 39,2 94 56,8 B 247 3,6 106 3,1 214 3,4 174 6,2 243 7,7 B 80 6,2 120 21,3 120 28,8 120 33,4 227 23,9 B 269 4,9 826 3,5 476 4,2 408 3,1 522 5,3 C 187 8,9 321 5,3 230 11,4 175 11,9 185 6,7 C 196 11,8 161 8,0 131 12,7 81 25,1 122 19,6 C 479 2,1 124 1 7,3 114 5 11,0 928 11,9 1101 15,4 C 707 5,9 668 6,9 359 15,5 266 11,4 305 14,0 75 1,1 33 1,2 88 1,2 C UNS (Solo) 2010 Nilai C 62 33,7 62 37,8 65 33,9 65 46,4 115 11,7 B 125 23,4 245 13,9 245 24,7 125 57,4 254 30,7 B 28 0,0 83 0,0 101 0,0 120 0,0 B 187 5,3 182 4,7 100 25,3 100 26,0 100 27,6 B 120 1,7 264 3,7 232 7,1 222 8,4 228 6,2 Berdasarkan data pada Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa urutan kekekatan seleksi mahasiswa tertinggi terdapat pada UNIMED (akreditasi B). Keketatan seleksi dengan rasio 1:56,8 ini terjadi karena meski animo calon mahasiswa PGSD banyak tetapi UNIMED tidak menambah quota mahasiswa yang diterima. Jumlah mahasiswa PGSD terbanyak (1101) terdapat di UNY (akreditasi C). Meskipun jumlah mahasiswa UNY cukup banyak tetapi seleksi masih cukup ketat dengan rasio 1:15,4. Jumlah mahasiswa PGSD dari PTN negeri terendah berasal dari UNIMA (akreditasi C) dengan rasio 1:1,2 dan jumlah mahasiswa per tahun di bawah 100 orang. 57 Lokasi perguruan tinggi yang jauh dari kota Manado menyebabkan animo masyarakat untuk kuliah di UNIMA berkurang. Untuk mengetahui apakah status akreditasi mempengaruhi jumlah mahasiswa dan keketatan (rasio) seleksi, berikut dilaporkan tabulasi silang data rerata jumlah mahasiswa dan keketatan seleksi berdasarkan status akreditasi dan jenis dana yang pernah diterima prodi dari BAN-PT. TABEL 4. 2. JUMLAH MAHASISWA DAN KEKETATAN SELEKSI PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA STATUS AKREDITASI Jumlah BANTUAN BAN-PT B C n Rasio n Rasio n Rasio DIA 436,3 12,4 223,1 12,1 329,7 12,2 NON DIA 233, 16,9 86,5 26, 6 159,7 21,8 Jumlah 334,7 14,6 154,8 19,4 Data pada Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa PGSD yang mendapat DIA memiliki rerata jumlah mahasiswa yang lebih banyak (329,72) dari pada mahasiswa yang tidak mendapat DIA (159,75). PGSD yang terakreditasi B juga memiliki rerata jumlah mahasiswa yang lebih banyak dari rerata jumlah mahasiswa dari program studi yang terakreditasi C. Dengan demikian, pemberian bantuan DIA dan status akreditasi berpengaruh pada rerata jumlah mahasiswa. Efektivitas penyelenggaraan program studi dapat diukur dari ketepatan masa studi. Masa studi secara riil per individu dapat dihitung berdasarkan jumlah bulan menempuh studi. Dalam penelitian ini, ketepatan masa studi diperkirakan dari perbandingan jumlah mahasiswa yang masuk (input) pada tahun tertentu dengan jumlah mahasiswa yang lulus (output) empat tahun kemudian karena masa studi program S1 adalah 4 tahun. Mengingat program studi PGSD S1 baru dibuka mulai tahun 2006/2007 maka data lulusan yang digunakan untuk menghitung ketepatan masa studi 58 adalah data lulusan tahun 2010 dan 2011. Berdasarkan data dokumen yang terkumpul, perbandingan jumlah input mahasiswa dan jumlah lulusan (output) dilaporkan pada Tabel 4.3 sebagai berikut: TABEL 4. 3. PERKEMBANGAN JUMLAH INPUT MAHASISWA BARU DAN OUTPUT No Nama PT 2007 Nilai In 2008 Out In 2009 Out 2010 2011 In Out In Out In Out 78 60 105 81 94 261 214 74 174 182 243 64 120 80 227 116 408 88 522 165 175 186 185 114 1 UNIMED (Medan) B 124 2 UPI (Bandung) B 247 3 UNESA (Surabaya) B 80 120 120 4 UNM (Makasar) B 269 826 476 5 Univ Jember C 187 321 230 6 Univ Bengkulu C 196 161 131 25 81 77 122 68 7 UNY (Yogyakarta) C 479 200 1241 276 1145 549 928 1179 1101 1098 8 UM (Malang) C 707 27 668 272 359 415 266 276 305 168 75 75 33 32 88 85 9 10 11 12 13 14 15 UNIMA (Menado) UNILA (Lampung) UNS (Solo) UNTAN, Pontianak UNRAM (Mataram) UnMuh Purwokerto IKIP PGRI Madiun 72 3 106 128 C C 62 101 B 125 245 B 28 83 B 187 B 120 125 62 89 65 6 182 96 264 245 65 115 13 125 47 254 59 101 120 100 100 100 232 222 228 21 6 Data pada Tabel 4.3 menunjukkan tingkat kinerja program studi yang paling rendah terdapat di PGSD Makasar, yaitu dari jumlah input sebesar 269 mahasiswa pada tahun 2007 dan 826 mahasiswa pada tahun 2008 ternyata jumlah lulusan empat tahun kemudian yaitu tahun 2010 sebesar 88 orang dan tahun 2011 sebesar 165 orang. Jumlah lulusan PGSD Universitas Negeri Makasar tergolong rendah dibandingkan dengan jumlah input empat tahun sebelumnya. Jika rasio input mahasiswa menjadi indikator kualitas, maka input mahasiswa PGSD Makasar bukanlah mahasiswa yang unggul dalam persaingan karena rasio seleksi di bawah 1:5. 59 Performance program studi dapat diukur dari kualitas output yang tercermin dari IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). Data IPK lulusan selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini. Gambar 4.3. Perkembangan IP Lulusan PGSD Kinerja PGSD berdasarkan Indek Prestasi lulusan, ditunjukkan pada Gambar 4.3. Berdasarkan Gambar 4.3 dan Tabel 4.4. Berdasarkan tabel dan gambar tersebut terlihat bahwa rata-rata Indek Prestasi lulusan selalu mengalami kenaikan. Kenaikan Indek Prestasi lulusan untuk prodi DIAPGSD meningkat perlahan yakni rata-rata 3,1 di tahun 2007, kemudian meningkat menjadi 3,4 di tahun 2011. Setiap tahun Indek Prestasi lulusan meningkat sekitar 0,1. Sesuai dengan data tersebut maka kinerja prodi DIAPGSD pasca akreditasi jika dilihat dari Indeks Prestasi lulusan senantiasa meningkat. Untuk prodi NON DIA-PGSD, tampak bahwa Indek Prestasi lulusan juga selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Bahkan kenaikan secara tajam terjadi pada tahun 2010 yakni sebesar 3,2 menjadi 3,4 di tahun 2011, sehingga dapat disimpulkan kinerja prodi DIA-PGSD dan NON DIA-PGSD pasca akreditasi dilihat dari Indek Prestasi lulusan samasama mengalami peningkatan (menjadi lebih baik). Perkembangan IPK lulusan dilihat dari status akreditasi program studi dapat disimak pada Tabel 4.4 berikut ini: 60 TABEL 4.4. PERKEMBANGAN RERATA IPK LULUSAN PGSD SELAMA 5 TAHUN TERAKHIR No Nama PT Nilai Nilai 2007 2008 2009 2010 2011 NON DIA B 3,07 3,2 3,3 3,4 3,45 1 UNIMED (Medan) 2 UPI (Bandung) DIA B 2,89 3,1 3,15 3,25 3,36 3 UNESA (Surabaya) DIA B 3,12 3,27 3,4 3,42 3,48 4 UNM (Makasar) NON DIA B 3,01 3,06 3.09 5 Univ Jember DIA B 3,14 3,25 6 Univ Bengkulu DIA C 3,46 3,43 3,27 7 UNY (Yogyakarta) DIA C 3.23 3.23 3,24 3,24 3,28 8 UM (Malang) DIA C 3,12 2,97 3,31 3,43 3,47 9 UNIMA (Menado) NON DIA C 3,4 3,3 3,4 10 UNILA (Lampung) DIA C 11 UNS (Solo) NON DIA B 3,15 3,09 3,2 12 UNTAN, Pontianak NON DIA B 13 UNRAM (Mataram) NON DIA B 14 UnMuh Purwokerto NON DIA B 15 IKIP PGRI Madiun NON DIA B 3,38 3,43 3,2 3,1 3,15 3,73 Data perkembangan rerata IPK lulusan menunjukkan perbedaan yang cukup jelas antara program studi PGSD yang mendapat akreditasi B dengan PGSD yang mendapat akreditasi C. Dari sampel yang diteliti, IPK lulusan prodi PGSD yang terakreditasi C cenderung stagnan atau bahkan ada yang menurun. PGSD yang mengalami penurunan IPK adalah Bengkulu, rerata IPK lulusan PGSD yang cenderung stagnan adalah UNIMA. Meskipun peningkatan IPK kelulusan menjadi indikator penilaian kinerja program studi, tetapi bukan berarti prestasi belajar dihibahkan dengan Cuma-Cuma demi untuk mendapat nilai akreditasi baik. Pengendalian mutu lulusan tetap harus dijaga sehingga proses penilaian tetap memperhatikan standar yang objektif. Beberapa perguruan tinggi tidak mengisi data lulusan karena ada pergantian kepengurusan jurusan, sementara itu data evaluasi diri belum tersedia secara elektronik sehingga prodi mengalami kesulitan dalam pengisian data. 61 2. Perkembangan Jumlah Penelitian Kinerja program studi ditunjukkan oleh produktivitas, kualitas dan efektivitas karya-karya inovatif yang dihasilkan oleh dosen. Karya inovatif yang comparable (dapat dibandingkan) dengan perguruan tinggi lain adalah karya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Produktivitas ditunjukkan oleh kuantitas/jumlah penelitian sedangkan kualitas diukur dari jumlah dana yang terserap dengan asumsi semakin besar jumlah dana yang diraih maka semakin berkualitas penelitian yang dihasilkan. Efektivitas dapat dilihat dari sumbangan atau pemanfaatan hasil penelitian tersebut oleh stakeholder/masyarakat. Dalam penelitian ini, untuk menilai kinerja program studi PGSD pada standar penelitian dan pengabdian masyarakat digunakan indikator kuantitas judul penelitian. Data perkembangan jumlah penelitian pada prodi PGSD sebelum (2007-2010) dan sesudah akreditasi (2011) dapat ditunjukkan pada Tabel 4.5. Data pada Tabel 4.5 menunjukkan jumlah penelitian setiap perguruan tinggi bervariasi, ada PGSD yang jumlah penelitiannya naik, dan ada yang tetap, kemudian cenderung turun. Namun bila dilihat dari rata-rata jumlah penelitian, prodi DIA-PGSD memiliki jumlah penelitian yang cenderung naik. Rata-rata jumlah penelitian prodi DIA-PGSD pada tahun 2007 = 12, tahun 2008 = 11, tahun 2009 = 15, tahun 2010 = 23, dan tahun 2011 = 25. Jadi kinerja DIA PGSD pada tahun 2010 (pasca akreditasi), bila dilihat dari jumlah penelitian terjadi kenaikan cukup tajam. Selanjutnya bila dilihat dari rata-rata jumlah penelitian, prodi NON DIA-PGSD memiliki jumlah penelitian yang cenderung turun. Rata-rata jumlah penelitian prodi NON DIA-PGSD pada tahun 2007 = 11, tahun 2008 = 13, tahun 2009 = 13, tahun 2010 = 9, dan tahun 2011 = 8. Jadi kinerja NON DIA PGSD pada tahun 2010 (pasca akreditasi), bila dilihat dari jumlah penelitian terjadi penurunan. Hal ini berarti setelah terakreditasi, performance prodi DIA-PGSD pada aspek penelitian mengalami peningkatan, sedangkan untuk prodi NON DIA-PGSD justru mengalami penurunan kinerja dilihat dari aspek jumlah penelitian. Perkembangan jumlah penelitian PGSD sejak tahun 2007 sampai tahun 2011 ditunjukkan pada Gambar 4.4 sebagai berikut: 62 TABEL 4.5. PERKEMBANGAN PENELITIAN PRODI PGSD No Nama PT Status Bantuan Status Akreditasi Jumlah Penelitian Tahun 2000-: 7 8 9 10 11 1 UPI (Bandung) DIA B 4 13 30 10 32 2 UNESA (Surabaya) DIA B 29 13 12 11 6 3 UNEJ (Jember) DIA C 2 3 3 1 4 UNIB (Bengkulu) DIA C 8 21 12 5 UNY (Yogyakarta) DIA B 6 21 27 80 92 6 UM (Malang) DIA C 7 7 14 18 21 7 UNILA (Lampung) DIA C 13 10 9 18 8 12 11 15 23 25 Rata-rata yang dapat DIA BERMUTU 8 UNIMED (Medan) Non DIA C 9 8 7 11 4 9 UNM (Makasar) Non DIA B 16 18 13 15 14 10 UNIMA (Menado) Non DIA C 2 2 2 2 3 11 Non DIA B 4 8 10 14 12 Non DIA B 2 2 2 2 2 13 UNS (Surakarta) UNTAN (Pontianak) UNRAM (Mataram) Non DIA B 38 44 6 14 UMP (Purwokerto) Non DIA B 30 16 14 11 12 Rata-rata yang tidak dapat DIA BERMUTU 11 13 13 9 8 Rata-rata TOTAL 11 12 14 16 16 12 Gambar 4.4. Perkembangan Jumlah Penelitian PGSD 63 Data perkembangan jumlah penelitian kemudian dilihat dari status akreditasi perguruan tinggi. Data pada Tabel 4.5 di atas menunjukan bahwa produktivitas penelitian tiap-tiap program studi lebih banyak yang berfluktuatif. Dari 15 PGSD yang diteliti hanya ada dua program studi yang mengalami peningkatan yaitu UNY dan UM. Beberapa PGSD yang memiliki produktivitas penelitian rendah antara lain UNIMA, UNJEM dan UNTAN. Produktivitas karya penelitian sangat didukung oleh kemampuan dosen dan kebijakan pengalokasian dana penelitian. Mulai tahun 2010, DIKTI telah memberikan otonomi pengelolaan dana penelitian kepada beberapa perguruan tinggi. Kebijakan ini sangat mendukung dosen untuk lebih produktif karena dosen hanya bersaing dengan teman di perguruan tingginya sendiri. Selain kebijakan DIKTI, beberapa perguruan tinggi seperti UPI, UM, UNY dan UNS memiliki sumberdana penelitian internal perguruan tinggi yang sangat mendukung produktivitas dosen melakukan penelitian. Untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang pengaruh akreditasi dan pemberian dana DIA, berikut ini dilaporkan tabulasi silang antara status nilai akreditasi, dan bantuan dana DIA terhadap rerata jumlah penelitian. TABEL 4.6. DATA RERATA JUMLAH PENELITIAN DOSEN PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA Jenis Bantuan Status Akreditasi Rerata Total B C DIA 25,73 8,75 17,24 Tanpa DIA 12.2 5 8,6 18,965 6,875 12,92 Rerata Total Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, dapat dinyatakan status akreditasi dan bantuan dana berpengaruh pada jumlah penelitian. Perguruan tinggi yang mendapat akreditasi B dan mendapat bantuan DIA memiliki rerata jumlah penelitian paling tinggi (25,73). Sedangkan PGSD yang hanya mendapat 64 akreditasi B tanpa bantuan DIA, produktivitas penelitian tinggi, tetapi hanya mencapai setengah dari rerata jumlah PGSD yang mendapat akreditasi B dan mendapat bantuan DIA. Berdasarkan status akreditasi, produktivitas penelitian dosen dari PGSD terakreditasi C juga lebih rendah daripada PGSD yang terakreditasi B. 3. Perkembangan Jumlah Pengadian Kepada Masyarakat Eksistensi program studi di masyarakat antara lain ditentukan oleh jumlah pengabdian kepada masyarakat. Data perkembangan jumlah pengabdian kepada masyarakat PGSD sebelum (2007 -20010) dan sesudah akreditasi (2011) ditunjukkan pada Tabel 4.7 berikut ini: TABEL 4.7. PERKEMBANGAN JUMLAH PENGABDIAN MASYARAKAT PRODI PGSD No Nama PT Status Status Akreditasi Jumlah Penelitian Tahun 2000--: 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 UPI (Bandung) DIA B UNESA (Surabaya) DIA B UNEJ (Jember) DIA C UNIB (Bengkulu) DIA C UNY (Yogyakarta) DIA B UM (Malang) DIA C UNILA (Lampung) DIA C Rata-rata yang dapat DIA BERMUTU 3 12 5 18 2 8 15 6 2 5 1 4 17 49 4 7 3 3 8 14 55 6 3 4 2 20 21 56 7 10 16 2 8 9 10 11 12 13 14 UNIMED (Medan) UNM (Makasar) UNIMA (Menado) UNS (Surakarta) UNTAN (Pontianak) UNRAM (Mataram) UMP (Purwokerto) 10 8 16 6 2 16 17 49 6 2 14 11 18 18 55 8 2 11 8 20 19 56 10 2 7 12 18 15 5 2 16 7 Rata-rata yang tidak dapat DIA BERMUTU 8 11 16 17 20 Rata-rata 8 10 14 15 18 Non DIA Non DIA Non DIA Non DIA Non DIA Non DIA Non DIA C B C B B B B 65 15 Berdasarkan Tabel 4.7 tersebut dapat dilihat, bahwa pada setiap perguruan tinggi, baik prodi DIA-PGSD maupun NON DIA PGSD dari tahun 2007 sd 2011 sama-sama memiliki jumlah pengabdian yang cenderung naik. Namun bila dilihat dari rata-rata jumlah pengabdian kepada masyarakat untuk DIA PGSD memiliki jumlah pengabdian yang lebih rendah jika dibandingkan dengan prodi NON DIA-PGSD. Rata-rata jumlah pengabdian kepada masyarakat prodi DIA-PGSD pada tahun 2007 = 9, tahun 2008 = 9, tahun 2009 = 12, tahun 2010 = 14, dan tahun 2011 = 16, sedangkan prodi NON DIA-PGSD pada tahun 2007 = 8 tahun 2008 = 11, tahun 2009 = 16, tahun 2010 = 17, dan tahun 2011 = 20, Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, kinerja DIA PGSD bila diukur dari jumlah pengabdian masyarakat terjadi peningkatan, tetapi tidak setinggi jumlah pengabdian prodi NON DIA-PGSD. Perkembangan jumlah pengabdian kepada masyarakat prodi PGSD dari tahun 2007 sd 2011 ditunjukkan pada Gambar 4.5 berikut. Dari gambar terlihat jumlah pengabian dari tahun ke tahun semakin meningkat. Namun tidak dapat disimpulkan bahwa peningkatan jumlah tersebut sebagai akibat prodi telah terakreditasi, karena sebelum terakreditasi jumlah pengabdian masyarakat juga cenderung meningkat. Gambar 4.5. Perkembangan Jumlah Pengabdian PGSD 66 Data pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa PGSD yang berstatus akreditasi C memiliki rearata jumlah PPM lebih banyak daripada PGSD yang terakreditasi B. Hal ini mengindikasikan bahwa PGSD yang memiliki akreditasi C lebih mampu melakukan PPM daripada penelitian. Perbandingan rerata jumlah penelitian dan jumlah pengabdian masyarakat antara PGSD yang terakreditasi B dan C dapat disimak pada Tabel 4.8 berikut ini: TABEL 4.8. RERATA JUMLAH PPM DOSEN PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA Status Akreditasi B C Jenis Bantuan Rerata Total DIA 8,8 17,06 12,93 Tanpa DIA 8,05 26,7 17,375 Rerata Total 8,425 21,88 15,1525 TABEL 4.9. PERBANDINGAN RERATA JUMLAH PENELITIAN DAN JUMLAH PENGABDIAN MASYARAKAT ANTARA PGSD YANG TERAKREDITASI B DAN C Status Akreditasi Jenis Bantuan B C Penelitian PPM Penelitian PPM DIA 25,73 8,8 8,75 17,06 Tanpa DIA 12.2 8,05 5 26,7 18,965 8,425 6,875 21,88 Rerata Total 67 Berdasarkan hasil wawancara dengan Dekan, Pembantu Dekan, Kaprodi dan Dosen PGSD dapat dikemukakan bahwa, semangat dalam pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat pasca akreditasi menjadi terus meningkat. Setelah terakreditasi ada kegiatan pelatihan dosen dalam penelitian dan pengabdian masyarakat. Beberapa perguruan tinggi mengalokasikan dana internal untuk memberi kesempatan kepada dosen melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. B. Urutan Kesulitan dan Kepentingan Prodi Mencapai Standar Akreditasi Untuk mengetahui hambatan Prodi PGSD dalam memenuhi standar akreditasi, berikut ini dilaporkan data urutan tingkat kesulitan prodi menyiapkannya dan tingkat kepentingan standar tersebut untuk dicapai. Sumber data penelitian adalah Dekan/Pembantu Dekan, Ketua Prodi, Sekprodi, Dosen, karyawan dan mahasiswa. Kesimpulan ditemukan dengan pola pikir induktif dengan cara mengkaji peringkat tingkat kesulitan pada setiap standar akreditasi terlebih dahulu sebelum akhirnya dirangking tingkat kesulitan pada 7 standar secara keseluruhan. Jumlah jawaban yang paling banyak (persentase terbesar) dapat digunakan sebagai acuan yang menunjukkan urutan tingkat kesulitan pada standar tersebut. 1. Standar 1: Visi, Misi, tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian Pengukuran kinerja harus menggunakan standar. Kesulitan prodi dalam memenuhi standar akreditasi menjadi hambatan untuk memperoleh nilai akreditasi yang maksimum. Standar akreditasi yang pertama adalah visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian. Visi hanyalah merupakan serangkaian kata dalam satu kalimat, tetapi visi memberi konsekuensi besar kepada program studi untuk mencapainya. Visi harus menjadi landasan perencanaan program dan perumusan strategi pencapaian program. Dalam penilaian akreditasi, visi termasuk dalam standar pengembangan kapasitas institusi. Merumuskan visi bagi beberapa program studi mungkin bukan pekerjaan yang sulit dan membutuhkan banyak waktu dan tenaga tetapi justru pencapaian visi itulah yang memerlukan banyak 68 waktu, biaya dan tenaga. Oleh sebab itu, sesuatu tidak terlalu sulit bukan berarti tidak penting. Hasil analisis distribusi frekuensi jawaban urutan tingkat kesulitan menyiapkan standar akreditasi pada standar pertama yaitu Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini: TABEL 4.10. DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI KE-1 Tingkat Kesulitan 1 2 3 4 5 6 7 52 12 22 27 16 35 54 Valid Percent 23,85 5,50 10,09 12,39 7,34 16,06 24,77 Total 218 100 f Tingkat Kepentingan 1 2 3 4 5 6 7 Total 114 24 9 19 13 14 25 Valid Percent 52,29 11,01 4,13 8,72 5,96 6,42 11,47 218 100 f Standar visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian program studi merupakan standar nomer urut ke-1. Berdasarkan hasil analisis data, frekuensi jawaban terbanyak (24,77%) berada pada urutan tingkat kesulitan yang paling rendah atau ranking ke 7. Menurut urutan kepentingan standar visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian, visi dianggap standar yang paling penting (nomor urut 1) yaitu sebanyak 52,29% untuk mengukur kinerja program studi. Secara visual, perbandingan tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan pada standar ke-1 diperlihatkan pada Gambar 4.6 berikut ini: 69 Gambar 4.6. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-1 2. Standar 2: Tata pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu Program studi dapat memperoleh nilai kinerja tata pamong dengan skor tinggi jika program studi menerapkan tata pamong dan kepemimpinan yang memperhatikan lima prinsip yaitu kredibel, akuntabel, objektif, transparan dan adil. Sistem pengelolaan program menggunakan standar operational dan prosedur (SOP) yang terdokumen dengan baik. Program studi melaksanakan penjaminan mutu, mengevaluasi, memberi umpan balik dan tindak lanjut agar keberlanjutan (sustainability) program studi terjamin. Persepsi responden terhadap tingkat kesulitan untuk memenuhi standar tata pamong dapat disimak pada Tabel 4.11 berikut ini: TABEL 4.11. DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI KE-2 Tingkat Kesulitan 1 2 3 4 5 6 7 Total 28 39 45 42 25 18 20 Valid Percent 12,84 17,89 21,10 19,27 11,47 8,26 9,17 217 100,00 f 70 Tingkat Kepentingan 1 2 3 4 5 6 7 17 47 38 35 37 30 14 Valid Percent 7,83 21,20 17,51 16,13 17,05 13,82 6,45 Total 218 100,00 f Data menunjukkan distribusi frekuensi tingkat kesulitan mencapai standar tidak terkonsentrasi pada satu ranking tertentu. Responden masih bimbang menetapkan antara urutan ke 3 dan ke 4. Sebagian responden memandang tata pamong sulit dicapai. Berdasarkan hasil wawancara, tata pamong sangat tergantung pada kompetensi manajerial program studi. Jika ketua program studi dan dosen tidak mampu menyiapkan suasana akademik yang kondusif maka tata pamong akan mengalami kesulitan. Tata pamong memiliki peran cukup penting tetapi jika dibandingkan dengan standar lain, tata pamong masih relatif lebih mudah dicapai. Tingkat kepentingan standar tata pamong untuk mengukur kinerja berada pada urutan ke 2 atau penting untuk dicapai. Secara visual, perbandingan tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan pada standar ke-2 diperlihatkan pada Gambar 4.7 berikut ini: Gambar 4.7. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-2 3. Standar 3: Mahasiswa dan lulusan Kinerja program studi ditentukan oleh kuantitas dan kualitas mahasiswa. Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas antara lain: (1) rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi terhadap daya tampung; (2) rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi terhadap calon mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi. Indikator yang menunjukkan kualitas mahasiswa kurang baik antara lain: (1) rasio 71 mahasiswa baru transfer terhadap mahasiswa baru regular; (2) penerimaan mahasiswa non-reguler (selayaknya tidak membuat beban dosen sangat berat, jauh melebihi beban ideal sekitar 12 sks); (3) mahasiswa yang DO (drop out) atau mengundurkan diri. Indikator yang menunjukkan kualitas lulusan baik antara lain: Persentase kelulusan tepat waktu dengan rerata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang memuaskan. Persepsi responden terhadap urutan tingkat kesulitan program studi PGSD dalam mencapai standar mahasiswa dan lulusan dapat disimak pada Tabel 4.12 berikut ini: TABEL 4.12. DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI KE-3 Tingkat Kesulitan 1 2 3 4 5 6 7 Total 8 11 11 32 40 50 66 Valid Percent 3,67 5,05 5,05 14,68 18,35 22,94 30,28 Tingkat Kepentingan 1 2 3 4 5 6 7 23 23 26 20 36 40 50 Valid Percent 10,55 10,55 11,93 9,17 16,51 18,35 22,94 218 100 Total 218 100 F f Data pada Tabel 4.12 menunjukkan bahwa untuk memenuhi standar mahasiswa dan lulusan, PGSD tidak mengalami kesulitan dengan frekuensi terbanyak menjawab urutan ke 7 dari 7 standar yang digunakan. PGSD tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi standar mahasiswa karena rasio seleksi mahasiswa baru cukup ketat, bahkan di beberapa perguruan tinggi jumlah pendaftar PGSD memiliki ranking tertinggi di antara program studi lainnya. Secara visual, perbandingan tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan pada standar ke-3 diperlihatkan pada Gambar 4.8 berikut ini: 72 Gambar 4.8. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-3 4. Standar 4: Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan motor penggerak roda kinerja program studi. Tanpa ada sumberdaya manusia yang handal, kegiatan prodi bisa lumpuh atau tidak dapat berjalan lancar. Kualitas sumberdaya manusia ditentukan oleh sistem penerimaan yang tidak ada unsur nepotisme, kinerja dosen dievaluasi terus menerus, kualifikasi pendidikan S2/S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS, jumlah dosen yang berpangkat lektor kepala ke atas, dan jumlah dosen memiliki Sertifikat Pendidik Profesional. Indikator kuantitas diukur dari rasio mahasiswa terhadap dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan bidang PS, rata-rata beban dosen per semester, atau rata-rata FTE (Fulltime Teaching Equivalent), tingkat kehadiran dosen tetap dalam mengajar, dan rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap jumlah seluruh dosen. Agar dosen memiliki kinerja yang bagus, program studi juga perlu memberi dukungan antara lain memfasilitasi dosen mengikuti tugas belajar, kegiatan seminar ilmiah/ workshop, keluasan jejaring dosen dalam bidang akademik & profesi. Persepsi responden terhadap urutan tingkat kesulitan pemenuhan standar sumberdaya manusia dapat disimak pada Tabel 4.13 berikut ini: 73 TABEL 4.13. DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI KE-4 Tingkat Kesulitan 1 2 3 4 5 6 7 Total 18 33 45 33 39 36 14 Valid Percent 8,26 15,14 20,64 15,14 17,89 16,51 6,42 218 100 F Tingkat Kepentingan 1 2 3 4 5 6 7 Total 26 37 54 43 27 15 15 Valid Percent 11,98 17,05 24,88 19,82 12,44 6,91 6,91 218 100 f Menurut persepsi responden, pemenuhan standar sumberdaya manusia cukup sulit dengan pilihan ranking kesulitan pada urutan ke 3, 4 dan 5. Berdasarkan hasil diskusi dengan salah satu ketua prodi, masalah penerimaan dosen berada di luar kewenangan prodi jadi sulit untuk dilaksanakan sesuai dengan SOP. Beban kerja dosen juga cenderung naik karena prodi PGSD termasuk prodi yang gemuk atau memiliki banyak mahasiswa. Jika beban mengajar dosen tinggi maka dosen tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan kegiatan lain. Menurut tingkat kepentingannya, standar ini berada pada rangking ke 3 dari 7 standar akreditasi. Secara visual, perbandingan tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan pada standar ke-4 diperlihatkan pada Gambar 4.9 berikut ini: Gambar 4.9. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-4 74 5. Standar 5: Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik Untuk dapat mendapatkan nilai akreditasi yang tinggi pada standar kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik maka ada beberapa kegiatan program studi yang mendukung untuk memperoleh nilai tinggi. Indikator kunci pada standar ini terletak pada sistem penjaminan mutu proses pembelajaran. Untuk menjamin proses pembelajaran terselenggara dengan baik dan sesuai standar maka program studi perlu mengadakan kegiatan peninjauan kurikulum, penyesuaian kurikulum dengan perkembangan ipteks, pengendalian mutu pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Selain proses pembelajaran, hal lain yang dinilai dalam akreditasi adalah suasana akademik. Program studi yang memiliki kinerja baik harus memiliki kegiatan pembimbingan akademik, pembimbingan tugas akhir, suasana akademik, interaksi akademik antara dosen-mahasiswa yang efektif. Indikator ini sulit dicapai jika program studi memiliki mahasiswa yang terlalu banyak. Sebagian besar PGSD menambah daya tampung mahasiswa karena jumlah pendaftar PGSD sering membludak. Jumlah mahasiswa yang melebihi kapasitas dapat menyebabkan penurunan kualitas pelayanan akademik dan membuat nilai akreditasi rendah. Persepsi responden terhadap kesulitan memenuhi standar kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik dilaporkan pada Tabel 4.14 berikut ini: TABEL 4.14. DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI KE-5 Tingkat Kesulitan 1 2 3 4 5 6 7 Total F 13 36 39 43 34 34 19 218 Valid Percent 5,96 16,51 17,89 19,72 15,60 15,60 8,72 100 Tingkat Kepentingan 1 2 3 4 5 6 7 Total 75 f 21 59 38 49 33 13 5 218 Valid Percent 9,63 27,06 17,43 22,48 15,14 5,96 2,29 100 Responden menganggap bahwa standar kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik bukan termasuk indikator yang paling sulit dipenuhi diantara tujuh indikator yang digunakan untuk menilai kinerja organisasi. Indikator ini cukup menguras tenaga dosen jika dipenuhi sesuai standar tetapi tingkat kesulitannya sedang atau hanya berada pada urutan ke 4/5/6. Meskipun standar ini tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan tetapi standar ini penting disediakan dan menempati urutan ke 2 dari 7 standar akreditasi. Standar ini menjadi jantungnya kegiatan antara dosen dengan mahasiswa. Secara visual, perbandingan tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan pada standar ke-5 diperlihatkan pada Gambar 4.10 berikut ini: Gambar 4.10. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-5 6. Standar 6: Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi Kinerja pada standar pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi diukur dari beberapa indikator seperti pengelolaan (perencanaan, penggunaan dan evaluasi) dana termasuk dana hibah, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam tiga tahun terakhir. Sarana prasarana yang memenuhi standar diukur dari luas ruang kerja dosen, prasarana (kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb. kecuali ruang dosen) yang dipergunakan PS dalam proses pembelajaran dan prasarana pendukung lainnya. Standar perpustakaan 76 diukur dari jumlah buku teks, disertasi/tesis/skripsi/tugas akhir, jurnal ilmiah terakreditasi Dikti, jurnal ilmiah internasional, prosiding seminar, akses ke perpustakaan di luar PT dan fasilitas sistem informasi yang mendukung akses ke sumber pustaka lainnya. Menurut persepsi responden, tingkat kesulitan responden terhadap standar pembiayaan, sarana prasarana dan sistem informasi dilaporkan pada Tabel 4.15 berikut ini: TABEL 4.15. DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI KE-6 Tingkat Kesulitan 1 2 3 4 5 6 7 Total F 55 51 24 23 32 17 16 218 Valid Percent 25,23 23,39 11,01 10,55 14,68 7,80 7,34 100 Tingkat Kepentingan 1 2 3 4 5 6 7 Total f 15 25 38 28 39 41 32 218 Valid Percent 6,88 11,47 17,43 12,84 17,89 18,81 14,68 100 Menurut persepsi responden, standar pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi merupakan standar yang paling sulit dicapai oleh program studi. Hanya program studi yang sering mendapat hibah saja yang mampu mengembangkan prodi dengan fasilitas yang memadai. Sedangkan menurut tingkat kepentingannya, standar ini dianggap tidak terlalu penting untuk dinilai dan berada pada urutan ke 5 dari 7 standar yang dinilai. Secara visual, perbandingan tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan pada standar ke-6 diperlihatkan pada Gambar 4.11 berikut ini: 77 Gambar 4.11. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-6 7. Standar 7: Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama Kinerja program studi dari unsur penelitian dan pengabdian masyarakat diukur dari kuantitas dan kualitas penelitian, artikel ilmiah, Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) serta keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan tersebut, selama tiga tahun terakhir. Standar kerjasama dinilai dari kegiatan kerjasama dengan instansi di dalam/luar negeri dalam tiga tahun terakhir. Dosen yang produktif, banyak menghasilkan karya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sangat mendukung PS meraih nilai tinggi pada standar ini. Standar ini menjadi sulit dicapai jika beban kerja dosen berlebihan sehingga dosen tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan kegiatan di luar kegiatan mengajar. Disribusi frekuensi jawaban responden pada urutan tingkat kesulitan prodi memenuhi standar penelitian, pengabdian dan kerjasama dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut ini: 78 TABEL 4.16. FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI KE-7 Tingkat Kesulitan 1 2 3 4 5 6 7 Total Menurut F 45 37 36 21 31 23 25 218 Valid Percent 20,64 16,97 16,51 9,63 14,22 10,55 11,47 100 persepsi Tingkat Kepentingan 1 2 3 4 5 6 7 Total responden, standar f 11 12 26 20 26 58 65 218 penelitian, Valid Percent 5,05 5,50 11,93 9,17 11,93 26,61 29,82 100 pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama memiliki tingkat kesulitan yang paling tinggi. Responden tidak ada satupun yang menjawab bahwa pemenuhan standar ini berada pada ranking 6 atau 7, tetapi sebagian besar menjawab tingkat kesulitan pemerolehan standar berada pada urutan 1, 2, dan 3. Mengingat standar ini sulit dicapai oleh prodi, maka prodi menganggap standar ini tidak penting, urutan ke 7 dari 7 standar yang digunakan untuk penilaian akreditasi. Secara visual, perbandingan tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan pada standar ke-7 diperlihatkan pada Gambar 4.12 berikut ini: Gambar 4.12. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-7 79 Hasil analisis data tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan setiap standar akreditasi dapat dirangkum pada tabel berikut. Responden mengalami kesulitan mengurutkan ranking posisi tengah (4, 5, dan 6) sehingga untuk mengambil kesimpulan pada urutan ranking tersebut dilakukan dengan bantuan data kualitatif. TABEL 4.17. PERBANDINGAN ANTARA TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI Standar Tingkat Kesulitan Tingkat Kepentingan 1 2 3 4 5 6 7 7 3 7 3 4 1 1 1 2 7 3 2 6 7 Data pada Tabel 4.17 dapat diambil suatu kesimpulan, jika standar tersebut sulit dicapai oleh prodi maka prodi menganggap standar tersebut tidak penting digunakan sebagai indikator kinerja. Sebaliknya standar yang mudah dicapai akan menjadi penting untuk dinilai karena prodi berharap dapat memperoleh nilai yang lebih baik. Jika dilihat posisi ranking pada setiap standar dapat diketahui standar 3 dan 4 memiliki posisi ranking kesulitan dan kepentingan yang sama. Dalam memberi ranking, secara psikologis, orang cenderung lebih mudah untuk menetapkan ranking tertinggi atau terendah, oleh sebab itu posisi ranking yang ditengah akan bersifat homogen, atau kalau dibuat kurve akan berbentuk platikurtik (datar) karena banyak distribusi frekuensi yang sama. Gambaran posisi ranking atas, tengah dan bawah pada 7 standar akreditasi diperlihatkan pada Gambar 4.13 berikut ini: 80 Gambar 4.13. Perbedaan Posisi Rangking Kesulitan dan Kepentingan Standar Akreditasi Gambar 4.13 menunjukkan standar 1 dan 3, memiliki ranking kesulitan rendah/mudah yaitu urutan ke 7 dari 7 standar akreditasi. Standar ke 6 dan ke 7 memiliki ranking kesulitan yang tinggi/sulit. Standar ke 2, 4 dan 5 memiliki tingkat kesulitan yang sedang. Berdasarkan tingkat kepentingannya untuk penilaian kinerja, standar 1, 2 dan 5 memiliki tingkat kepentingan yang lebih tinggi daripada standar 3, 6 dan 7. 8. Urutan Kesulitan menurut Kelompok Responden Pada penelitian ini, trianggulasi data urutan kesulitan dalam memenuhi standar akreditasi dan tingkat kepentingan standar dalam penilaian akreditasi Program Studi Pendidikan Guru SD (PGSD) diungkap berdasarkan kelompok sumber data. Sumber data yang mengisi kuesioner adalah Dekan, Pembantu Dekan, Ketua Prodi, Sekprodi, Dosen, karyawan dan mahasiswa. Data tentang urutan kesulitan dalam mencapai standar akreditasi berdasarkan kelompok sumberdata yang menjadi responden penelitian ditunjukkan pada Tabel 4.18 berikut ini: 81 TABEL 4.18. URUTAN TINGKAT KESULITAN MENCAPAI STANDAR AKREDITASI MENURUT KELOMPOK RESPONDEN Sumber Data No Ranking Kesulitan pada Standar ke ... Status DIA NON DIA DIA NON DIA DIA NON DIA DIA NON DIA DIA NON DIA 1 Dekan 2 Pembantu Dekan 3 Kaprodi 4 Sekprodi 5 Dosen 6 7 Karyawan Mahasiswa 1 1 2 7 3 3 4 2 5 4 6 5 7 6 1 6 7 4 6 7 5 6 6 3 2 7 5 5 2 4 6 2 1 3 2 4 3 7 6 7 7 4 7 7 7 7 7 6 1 3 6 3 3 4 5 5 1 5 4 4 4 3 5 4 6 4 2 6 3 5 3 1 1 2 1 1 3 1 4 1 2 2 2 5 1 2 2 2 4 5 6 a. Urutan Kesulitan ke 1 Persepsi responden terhadap urutan kesulitan dalam mencapai standar akreditasi sangat tergantung pada pengalaman jabatan pribadi masing-masing. Sebagai contoh, Dekan yang memegang tampuk kepemimpinan di Fakultas menganggap tingkat kesulitan mencapai standar yang paling tinggi adalah pada pencapaian standar visi, misi, tujuan, sasaran dan strategis pencapaian. Menurut Pembantu Dekan yang mendapat bantuan DIA banyak berurusan dengan kualitas akademik dosen menganggap standar yang paling sulit dicapai adalah standar 4 yaitu SDM. Menurut Pembantu Dekan yang tidak mendapat bantuan DIA, Kaprodi, Sekprodi, dosen dan mahasiswa yang sering berurusan dengan pelaksanaan kegiatan menganggap standar yang paling sulit dicapai adalah standar ke 6 yaitu pembiayaan, sarana dan prasarana. b. Urutan Kesulitan ke 2 Menurut responden Dekan yang mendapat DIA, urutan kesulitan ke dua terletak pada standar 4 yaitu SDM. Kelompok responden dari Dekan yang tidak mendapat DIA, pembantu dekan, 82 sekprodi dan dosen menganggap urutan kesulitan ke 2 terletak pada pencapaian standar ke 7 yaitu penelitian, pengabdian masyarakat dan kerjasama. c. Urutan Kesulitan ke 3 Menurut responden Dekan, pembantu dekan yang tidak mendapat DIA, urutan kesulitan ke tiga terletak pada standar 3 yaitu mahasiswa dan lulusan. Sumberdata lainnya memandang urutan kesulitan ke tiga terletak pada standar ke 4 dan 5 yaitu SDM, kurikulum dan pembelajaran. d. Urutan Kesulitan ke 4 Sebagian kelompok responden memandang urutan kesulitan ke 4 dalam mencapai standar akreditasi terletak pada standar ke 5 yaitu kurikulum, pembelajaran dan suasana akademik. Kelompok responden yang memandang standar ke 5 memiliki urutan kesulitan ke 4 yaitu dekan, pembantu dekan, sekprodi dan dosen. e. Urutan Kesulitan ke 5 Pada umumnya, orang lebih mudah mengidentifikasi standar yang paling sulit dan paling mudah, oleh sebab itu penentuan urutan kesulitan ke 5 dari 7 standar akreditasi mengalami kebimbangan. Dekan memandang urutan tingkat kesulitan ke 5 terletak pada pencapaian standar ke 6 yaitu pembiayaan, sementara itu pembantu dekan memandang urutan tingkat kesulitan ke 5 terletak pada pencapaian standar tata pamong dan dosen memandang urutan tingkat kesulitan ke 5 terletak pada pencapaian standar SDM. f. Urutan Kesulitan ke 6 Sebagian kelompok responden memandang urutan kesulitan ke 6 dari 7 standar akreditasi terletak pada standar ke 1 yaitu visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi pencapaian. Kelompok responden yang memandang standar ke 1 memiliki urutan kesulitan ke 6 yaitu pembantu dekan, kaprodi dan dosen. 83 g. Urutan Kesulitan ke 7 Secara ekstrim, urutan kesulian terendah atau dengan kata lain termudah adalah terletak pada standar ke 3 dan ke 1 yaitu mahasiswa dan lulusan (3) dan visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi pencapaian. Kelompok responden yag memandang urutan kesultan terendah terletak pada mahasiswa dan lulusan adalah kaprodi, sekprodi, karyawan dan mahasiswa. Dekan memandang standar akreditasi yang termudah untuk dicapai terletak pada standar ke 2. 9. Urutan Kepentingan menurut Kelompok Responden Sama seperti pembahasan pada urutan tingkat kesulitan, maka pembahasan pada urutan tingkat kepentingan, mulai dari yang paling penting sampai yang kurang penting bagi prodi untuk dicapai dari standar akreditasi, di cross cek dengan sumberdata yang berbeda-beda. Rangkuman hasil analisis urutan tingkat kepentingan prodi mencapai standar akreditasi menurut kelompok Dekan, Pembantu Dekan, Kaprodi, Sekprodi, Dosen, Karyawan dan Mahasiswa dipaparkan pada tabel 4.19 berikut ini: TABEL 4.19. TINGKAT KEPENTINGAN MENCAPAI STANDAR AKREDITASI MENURUT KELOMPOK RESPONDEN No Sumber Data 1 Dekan 2 Pembantu Dekan 3 Kaprodi 4 Sekprodi 5 Dosen 6 7 Karyawan Mahasiswa Status DIA NON DIA DIA NON DIA DIA NON DIA DIA NON DIA DIA NON DIA Urutan Tingkat Kepentingan pada Standar 1-7 1 2 3 4 5 6 7 2 1 1 1 1 5 1 2 1 2 2 1 84 1 4 6 3 4 7 2 4 3 3 5 5 3 4 4 4 5 6 6 7 7 4 6 6 4 3 3 2 3 2 2 3 4 5 1 3 5 2 2 5 2 1 4 1 2 1 3 2 7 6 7 6 6 3 5 6 5 6 4 4 6 7 5 7 7 4 7 4 6 7 7 7 a. Tingkat kepentingan ke 1 Secara sekilas jawaban responden pada pertanyaan yang berisi urutan tingkat kepentingan prodi mencapai standar akreditasi cukup homogen. Pada urutan kepentingan pertama, kelompok responden Dekan PGSD yang tidak mendapat DIA, Pembantu Dekan, Kaprodi, Sekprodi, Dosen PGSD yang mendapat DIA dan mahasiswa menyatakan urutan yang paling penting dicapai prodi dari 7 standar akreditasi adalah standar 1 yaitu visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi pencapaian. Kaprodi, Sekprodi, Dosen PGSD yang tidak mendapat DIA secara konsisten menjawab urutan yang paling penting untuk dicapai prodi dari 7 standar akreditasi adalah standar ke 5 yaitu kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik. b. Tingkat kepentingan ke 2 Sebagian kelompok responden yang tidak menjawab standar ke 1 memiliki urutan kepentingan pertama, menempatkan standar ke 1 pada urutan kedua. Diantara responden yang menjawab standar ke 1 sebagai urutan kesulitan ke 2 antara lain Dekan yang memperoleh DIA, Sekprodi dan dosen yang tidak mendapat DIA serta karyawan. Kelompok responden lainnya seperti pembantu Dekan, Kaprodi dan Dosen yang mendapat bantuan DIA menjawab urutan kepentingan yang dicapai prodi terdapat pada standar 5 yaitu kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik. c. Tingkat kepentingan ke 3 Urutan tingkat kepentingan ke 3 dari 7 standar akreditasi untuk dicapai prodi agar memperoleh akreditasi cukup heterogen. Dekan non DIA, Pembantu Dekan DIA, Kaprodi DIA, Sekprodi non DIA dan mahasiswa menyatakan urutan ke 3 dari 7 standar akreditasi yang penting dicapai prodi terdapat pada standar ke 4 yaitu Sumber daya manusia. Sementara itu dosen sepakat yang menjadi urutan ke 3 tingkat kepentingan prodi adalah terdapat pada standar ke 2 yaitu tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu. 85 d. Tingkat kepentingan ke 4 Pembantu dekan, Dekan dan Dosen non DIA menjawab urutan kepentingan ke 4 dari 7 standar akreditasi terdapat pada standar ke 3 yaitu mahasiswa dan lulusan. Kelompok responden lainnya tidak terlalu konsisten, sebagian ada yang menjawab pada standar ke 7, 4 dan 2. e. Tingkat kepentingan ke 5 Urutan ke 5 dari 7 standar akreditasi yang penting dicapai prodi untuk memperoleh akreditasi terdapat pada standar ke 5 yaitu Kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik berasal dari kelompok Dekan DIA, Pembantu Dekan non DIA, sedangkan urutan ke 5 dari 7 standar akreditasi yang penting dicapai prodi untuk memperoleh akreditasi yang terdapat pada standar 6 berasal dari kelompok responden Sekprodi, Dosen non DIA. f. Tingkat kepentingan ke 6 Urutan 6 dari 7 standar akreditasi yang penting dicapai prodi untuk memperoleh akreditasi terdapat pada standar ke 6 berasal dari kelompok responden Dekan, Pembantu Dekan, Sekprodi, Dosen yang sama-sama tidak mendapat bantuan DIA. Responden lain menempatkan urutan ke 6 dari 7 standar akreditasi yang penting dicapai prodi untuk memperoleh akreditasi terdapat pada standar ke 3 dan 7. g. Tingkat kepentingan ke 7 Urutan terakhir atau ke 7 dari 7 standar akreditasi yang penting dicapai prodi untuk memperoleh akreditasi terdapat pada standar 7 Penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama berasal dari Dekan, pembantu Dekan, Dosen non DIA dan mahasiswa. Kelompok responden lain menjawab standar ke 3 yaitu mahasiswa dan lulusan memiliki tingkat kepentingan terakhir adalah kelompok Sekprodi non DIA dan Dosen DIA. Berdasarkan hasil analisis data tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan prodi mencapai standar akreditasi menurut kelompok responden dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Tingkat kesulitan dipengaruhi oleh 86 latar belakang pekerjaan (jabatan) responden. Dekan menjawab tingkat kesulitan pertama terdapat pada standar visi, misi, sasaran, tujuan dan strategi pencapaian. Bagi prodi yang tidak mendapat DIA, urutan kesulitan pertama terletak pada standar ke 6 yaitu pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sitem informasi. Karena standar tersebut sulit dicapai maka mereka juga menjawab standar tersebut kurang penting dicapai prodi untuk memperoleh standar akreditasi. C. Kesesuaian Nilai BAN-PT dengan Kondisi Faktual PGSD Dalam penelitian ini juga digali data tentang kesesuaian nilai akreditasi yang telah diberikan oleh BAN-PT dengan kondisi faktual PGSD. Data ini digali karena terdapat beberapa pengelola PGSD yang tidak puas dengan nilai yang diberikan oleh BAN-PT. Berikut ini disajikan data tentang tingkat kesesuaian nilai akreditasi yang diberikan oleh BAN-PT dengan kondisi faktual menurut persepsi responden secara keseluruhan (dekan, pembantu dekan, kaprodi, sekprodi, dosen dan mahasiswa). 1. Tingkat Kesesuaian Keseluruhan Nilai Akreditasi menurut Responden Pada Tabel 4.20 ditunjukkan data rata-rata tentang tingkat kesesuaian nilai akreditasi yang diberikan BAN-PT berdasarkan persepsi responden secara keseluruhan untuk prodi DIA-PGSD. Tingkat kesesuaian dinyatakan dalam skala sangat tinggi dengan skor 4, tinggi dengan skor 3, sedang dengan skor 2, dan rendah dengan skor 1. Berdasarkan data pada Tabel 4.20 dapat diberikan penjelasan sebagai berikut: a. Rata-rata 16,5 % nilai akreditasi dari BAN-PT berdasarkan 100 aspek kinerja prodi DIA-PGSD, memiliki kesesuaian yang sangat tinggi . b. Rata-rata 63,9 % nilai akreditasi dari BAN-PT berdasarkan 100 aspek kinerja prodi DIA-PGSD, memiliki kesesuaian yang tinggi. c. Rata-rata 18,6 % nilai akreditasi dari BAN-PT berdasarkan 100 aspek kinerja prodi DIA-PGSD, memiliki kesesuaian yang rendah. 87 d. Rata-rata 1,0 % nilai akreditasi dari BAN-PT berdasarkan 100 aspek kinerja prodi DIA-PGSD, memiliki kesesuaian yang sangat rendah. TABEL 4.20. TINGKAT KESESUAIAN NILAI AKREDITASI BAN-PT DENGAN KONDISI FAKTUAL MENURUT SELURUH RESPONDEN Rata-rata urutan kesesuaian No 1. Nama PT Status Sangat sesuai 17,1% 67,3% Kurang sesuai 14,8% Tidak Sesuai 0,8% 17,0% 73,1% 9,5% 0,5% Sesuai DIA DIA 3. UPI (Bandung) UNESA (Surabaya) UNEJ (Jember) DIA 9,4% 63,9% 25,7% 1,1% 4. UNIB (Bengkulu) DIA 10,2% 52,7% 34,9% 2,3% 5. UNY (Yogyakarta) DIA 15,0% 72,5% 12,2% 0,3% 6. UM (Malang) DIA 20,6% 57,9% 21,0% 0,6% 7. DIA UNILA (Lampung) Rata-rata yang dapat DIA BERMUTU UNIMED (Medan) Non DIA Non DIA UNM (Makasar) 26,2% 60,2% 11,7% 1,9% 16,5% 63,9% 18,6% 1,0% 14,2% 65,3% 17,9% 2,7% 10,3% 82,3% 7,0% 0,4% 10. UNIMA (Menado) Non DIA 1,0% 31,5% 45,2% 22,4% 11. UNS (Surakarta) UNTAN 12. (Pontianak) 13. UNRAM (Mataram) Non DIA 13,8% 61,1% 22,8% 2,2% 11,5% 63,3% 16,7% 8,5% Non DIA 9,6% 76,0% 13,2% 1,2% Non DIA 14. UMP (Purwokerto) Rata-rata yang tidak dapat DIA BERMUTU 9,0% 77,6% 13,2% 0,2% 9,3% 63,0% 21,0% 6,7% 2. 8. 9. Tabel 4.20 Non DIA juga menunjukkan data rata-rata tentang tingkat kesesuaian nilai akreditasi yang diberikan BAN-PT berdasarkan persepsi responden secara keseluruhan untuk prodi NON DIA-PGSD. Berdasarkan data pada Tabel 4.20 dapat diberikan penjelasan sebagai berikut: a. Rata-rata 9,3 % nilai akreditasi dari BAN-PT berdasarkan 100 aspek kinerja prodi NON DIA-PGSD, memiliki kesesuaian yang sangat tinggi 88 b. Rata-rata 63 % nilai akreditasi dari BAN-PT berdasarkan 100 aspek kinerja prodi NON DIA-PGSD, memiliki kesesuaian yang tinggi. c. Rata-rata 21 % nilai akreditasi dari BAN-PT berdasarkan 100 aspek kinerja prodi NON DIA-PGSD, memiliki kesesuaian yang rendah. d. Rata-rata 6,7 % nilai akreditasi dari BAN-PT berdasarkan 100 aspek kinerja prodi NON DIA-PGSD, memiliki kesesuaian yang sangat rendah. Berdasarkan Gambar 4.36 tersebut dapat dikemukakan bahwa antara prodi DIA-PGSD dan NON DIA PGSD memberikan informasi yang berbeda terhadap kesesuaian hasil penilaian yang dilakukan oleh BAN-PT yang diukur berdasarkan 100 aspek indikator kinerja prodi. Responden yang menyatakan kurang dan tidak sesuai karena ada beberapa butir instrumen yang tidak sesuai untuk mengukur kinerja PGSD S1 yang masih berusia muda. Butir, sarana dan prasarana, perpustakaan, pelacakan lulusan, penelitian dan pengabdian masyarakat dipandang belum sesuai untuk mengukur Prodi PGSD yang masih berusia muda. Tingkat kesesuaian hasil penilaian akreditasi dengan kondisi faktual menurut status akreditasi dan bantuan DIA yang diperoleh dapat dicermati pada tabulasi silang berikut ini: TABEL 4.21. TINGKAT KESESUAIAN NILAI AKREDITASI BAN-PT DENGAN KONDISI FAKTUAL MENURUT STATUS AKREDITASI DAN DIA Bantuan BAN- PT Status Akreditasi Tingkat Kesesuaian Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah B 16% 71% 12% 1% C 17% 59% 23% 1% B 11% 72% 15% 3% C 8% 48% 32% 13% 13% 63% 20% 4% DIA TANPA DIA Total 89 Secara visual, data pada Tabel 4.21 dapat ditampilkan dalam Gambar 4.14 berikut ini: Gambar 4.14. Tingkat Kesesuaian Nilai Akreditasi menurut Status Akreditasi dan DIA Secara psikologis, orang akan merasa senang jika mendapat nilai bagus dan menyatakan nilai yang diterima sesuai dengan kondisi faktual. Sebaliknya, jika orang mendapat nilai kurang bagus pada umumnya tidak mau mengakui kekurangan sehingga mereka menyatakan nilai yang diperoleh tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Rasa tidak puas prodi yang terakreditasi C ini sering disampaikan dalam forum-forum diskusi. Mereka menganggap asesor kurang objektif, borang yang diisi kurang dapat dimengerti oleh prodi, dll. Menurut versi asesor, prodi yang mendapat nilai C disebabkan karena tidak menyiapkan bukti fisik pada saat visitasi sehingga nilainya menjadi rendah. Hasil penelitian ini, secara kuantitatif menunjukkan jumlah responden yang memandang hasil penilaian tidak sesuai lebih banyak pada prodi yang mendapat nilai C daripada prodi yang mendapat nilai B. 2. Tingkat Kesesuaian menurut Kelompok Responden Trianggulasi data tingkat kesesuaian dalam hasil penilaian akreditasi Program Studi Pendidikan Guru SD (PGSD) dengan kondisi yang sebenarnya diungkap berdasarkan kelompok sumber data. Sumber data yang mengisi kuesioner adalah Dekan, Pembantu Dekan, Ketua Prodi, 90 Sekprodi, Dosen, karyawan dan mahasiswa. Data tentang tingkat kesesuaian hasil penilaian akreditasi dengan kondisi faktual yang dialami prodi PGSD berdasarkan kelompok sumberdata yang menjadi responden penelitian ditunjukkan pada Tabel 4.22 berikut ini: TABEL 4.22. TINGKAT KESESUAIAN NILAI AKREDITASI BAN-PT DENGAN KONDISI FAKTUAL MENURUT KELOMPOK RESPONDEN No Sumber Data 1 Dekan 2 Pembantu Dekan 3 Kaprodi 4 Sekprodi 5 Dosen 7 Mahasiswa Rerata Tingkat Kesesuaian Status DIA NON DIA DIA NON DIA DIA NON DIA DIA NON DIA Sangat sesuai 11,7% 3,4% 1,4% 9,8% 23,6% 23,3% 19,2% 5,3% 58,7% 80,9% 60,3% 66,1% 56,2% 55,0% 60,8% 75,6% Kurang sesuai 28,7% 14,7% 37,6% 23,6% 19,9% 12,4% 18,7% 17,5% Tidak Sesuai 0,9% 1,0% 0,8% 0,4% 0,3% 9,3% 1,3% 1,6% DIA 17,1% 65,2% 16,3% 1,3% NON DIA 5,1% 26,6% 64,7% 58,7% 19,2% 14,1% 10,9% 0,7% Sesuai Secara visual, tingkat kesesuaian hasil penilaian akreditasi dengan kondisi faktual yang dialami prodi PGSD berdasarkan kelompok sumberdata disajikan pada Gambar 4.15 berikut ini: Gambar 4.15. Tingkat Kesesuaian Nilai Akreditasi menurut Kelompok Responden 91 Data pada Gambar 4.15 menunjukkan frekuensi responden yang menyatakan nilai akreditasi sangat sesuai dengan kondisi faktual relatif sedikit. Kelompok Dekan (DIA), Pembantu Dekan (DIA) Kaprodi (DIA) yang menyatakan nilai akreditasi kurang sesuai dengan D. Frekuensi Pemanfaatan Nilai Akreditasi Dalam penelitian ini juga dijaring data tentang frekuensi pemanfatan nilai akreditasi untuk peningkatan mutu dan perbaikan kinerja prodi PGSD. Frekuensi pemanfaatan dibuat dalam empat skala yaitu, selalu, sering, jarang, dan tidak pernah, dengan skor 4, 3, 2, 1. Responden yang mengisi kuesioner terdiri atas 12 Dekan, 13 Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, 14 Ketua Program Studi, 13 Sekretaris Program Studi, 91 Dosen, 21 karyawan dan 40 mahasiswa. Berikut ini secara berturut-turut dikemukakan data frekuensi pemanfaatan dari seluruh kelompok responden dan tiap kelompok responden. 1. Frekuensi Pemanfaatan Nilai Aktreditasi menurut Keseluruhan Responden Nilai akreditasi BAN PT dapat dijadikan umpan balik untuk meningkatkan mutu, relevansi dan efisiensi Program Studi di PGSD. Hasil penilaian akreditasi diharapkan dapat memberi dampak pada perbaikan dan peningkatan kinerja. Hasil analisis data frekuensi penggunaan nilai akreditasi untuk meningkatkan mutu, relevansi dan efisiensi Program Studi di PGSD dilaporkan sebagai berikut: Pada Tabel 4.23 ditunjukkan data rata-rata frekuensi pemanfatan hasil akreditasi menurut seluruh kelompok responden. Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 4.23 juga dibedakan menurut prodi yang dapat DIA BERMUTU dan prodi yang tidak dapat DIA BERMUTU. Pada prodi yang dapat DIA BERMUTU dapat diberikan penjelasan sebagai berikut: a. Sebanyak 40,1% dari seluruh responden menyatakan selalu dalam menggunakan hasil penilaian akreditasi untuk peningkatan mutu dan kinerja Prodi. Dari 7 perguruan tinggi yang dapat DIA BERMUTU yang digunakan sebagai sampel, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), 47,2% 92 respondennya menyatakan “selalu” dalam memanfaatkan hasil akreditasi untuk perbaikan mutu dan kinerja prodi responden dari Universitas Lampung (UNILA) selanjutnya, 49% menyatakan “selalu” dalam memanfaatkan hasil akreditasi untuk perbaikan mutu dan kinerja prodi. b. Sebanyak 51,9% dari seluruh responden menyatakan frekuensinya “sering” dalam menggunakan hasil penilaian akreditasi untuk peningkatan mutu dan kinerja Prodi. Dari 7 perguruan tinggi yang dapat DIA BERMUTU yang digunakan sebagai sampel, 73,5% responden Universitas Bengkulu (UNIB), menyatakan frekuensinya “sering” dalam memanfaatkan hasil akreditasi untuk perbaikan mutu dan kinerja prodi selanjutnya, 51,1% responden dari Universitas Jember menyatakan frekuensinya “sering” dalam memanfaatkan hasil akreditasi untuk perbaikan mutu dan kinerja prodi. Sedangkan pada prodi yang tidak dapat DIA BERMUTU dapat diberikan penjelasan sebagai berikut: a. Sebanyak 33,1% dari seluruh responden menyatakan selalu dalam menggunakan hasil penilaian akreditasi untuk peningkatan mutu dan kinerja Prodi. Dari 7 perguruan tinggi yang dapat tidak dapat DIA BERMUTU yang digunakan sebagai sampel, Universitas Sebelas Maret (UNS), 50,2% respondennya menyatakan “selalu” dalam memanfaatkan hasil akreditasi untuk perbaikan mutu dan kinerja prodi, selanjutnya 43,0% responden dari Universitas Negeri Manado (UNIMA) menyatakan “selalu” dalam memanfaatkan hasil akreditasi untuk perbaikan mutu dan kinerja prodi. b. Sebanyak 56,4% dari seluruh responden Non DIA menyatakan frekuensinya “sering” dalam menggunakan hasil penilaian akreditasi untuk peningkatan mutu dan kinerja Prodi. Dari 7 perguruan tinggi yang tidak dapat DIA BERMUTU yang digunakan sebagai sampel, 74,9% responden Universitas Negeri Makasar (UNM), menyatakan frekuensinya “sering” dalam memanfaatkan hasil akreditasi untuk perbaikan mutu 93 dan kinerja prodi, selanjutnya 67,2% responden dari Universitas Mataram menyatakan frekuensinya “sering” dalam memanfaatkan hasil akreditasi untuk perbaikan mutu dan kinerja prodi. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hampir semua perguruan tinggi sudah sering memanfatakan hasil akreditasi untuk peningkatan mutu dan kinerja program studi. TABEL 4.23. FREKUENSI PEMANFAATAN NILAI AKREDITASI UNTUK PERBAIKAN KINERJA PRODI PGSD MENURUT SELURUH RESPONDEN Pemanfaatan Nilai Akreditasi No. Nama PT Status Selalu Sering Jarang Tak Pernah 42,4% 51,0% 6,2% 0,4% 47,2% 49,1% 3,2% 0,5% 1 UPI (Bandung) 2 UNESA (Surabaya) DIA DIA 3 UNEJ (Jember) DIA 35,6% 51,1% 12,2% 1,1% 4 UNIB (Bengkulu) DIA 21,9% 73,5% 2,9% 1,7% 5 UNY (Yogyakarta) DIA 40,1% 50,2% 8,5% 1,2% 6 UM (Malang) DIA 44,1% 43,2% 10,9% 1,7% 7 UNILA (Lampung) DIA 49,0% 45,3% 3,5% 2,1% 40,1% 51,9% 6,8% 1,3% 34,9% 53,1% 10,6% 1,4% 18,4% 74,9% 6,4% 0,3% Rata-rata yang dapat DIA BERMUTU 8 UNIMED (Medan) 9 UNM (Makasar) Non DIA Non DIA 10 UNIMA (Menado) Non DIA 43,9% 45,1% 10,8% 0,2% 11 UNS (Surakarta) UNTAN (Pontianak) Non DIA 50,2% 43,8% 3,6% 2,4% 40,2% 41,0% 11,2% 7,6% UNRAM (Mataram) Non DIA 17,2% 67,2% 14,8% 0,8% Non DIA 14 UMP (Purwokerto) Rata-rata yang tidak dapat DIA BERMUTU 37,4% 53,8% 7,2% 1,6% 33,1% 56,4% 9,2% 1,3% 12 13 Non DIA Pada Gambar 4.16 di bawah terlihat bahwa antara prodi PGSD yang dapat DIA dan yang tidak dapat DIA memberikan informasi yang tidak jauh berbeda dalam memanfaatkan nilai kareditasi untuk meningkatkan kinerja 94 prodi. Secara umum responden menyatakan sering menggunakan nilai akreditasi untuk meningkatkan kinerja prodi. Gambar 4.16. Tingkat Pemanfaatan Nilai Akreditasi dengan Kondisi Faktual menurut Seluruh Responden Untuk mendalami lebih lanjut kelompok yang selalui memanfaatkan nilai akreditasi untuk perbaikan mutu prodi, berikut ini dibandingkan persentase pemanfaatan hasil akreditasi untuk perbaikan mutu berdasarkan pendapat dari Dekan, Kaprodi dan Sekprodi. Data juga dikomparasikan menurut status akreditasi dan bantuan DIA. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.24 dan Gambar 4.17 berikut ini: TABEL 4.24. FREKUENSI PENGGUNAAN NILAI AKREDITASI UNTUK PERBAIKAN MUTU BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA Bantuan dana DIA TANPA DIA Frekuensi Penggunaan Selalu Sering Jarang Tdk pernah Selalu Sering Jarang Tdk pernah Kaprodi B C 53% 42% 45% 32% 2% 20% 0% 7% 48% 60% 43% 40% 9% 1% 0% 0% 95 Sekprodi B C 56% 35% 40% 60% 1% 2% 3% 3% 29% 27% 62% 55% 6% 18% 3% 0% Dekan B C 67% 23% 27% 69% 6% 8% 1% 0% 40% 9% 50% 80% 8% 11% 2% 0% Data yang menjawab selalu memanfaatkan hasil akreditasi untuk perbaikan mutu prodi pada Tabel 4.24 di atas kemudian dapat diilustrasikan dalam Gambar 4.17 berikut ini: Gambar 4.17. Proporsi Responden yan Memanfaatkan Hasil Akreditasi Data menunjukkan jawaban yang cukup konsisten antara Kaprodi, Sekprodi dan Dekan. Proporsi responden yang menjawab selalu menggunakan hasil penilaian akreditasi untuk perbaikan mutu relevansi dan efisiensi Program Studi lebih banyak yang berasal dari responden yang memperoleh nilai B dan mendapat DIA daripada responden yang memperoleh akreditasi C dan mendapat DIA, Kaprodi PGSD yang tidak memperoleh DIA dan mendapat akreditasi C yang menyatakan selalu menggunakan nilai akreditasi juga cukup banyak. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran meningkatkan mutu lebih banyak dimiliki oleh program studi yang berpotensi mendapat nilai B daripada program studi yang mendapat nilai C. Contoh kasus ditemukan pada program studi yang mendapat DIA tetapi status akreditasinya hanya mendapat C, yang menyatakan tidak selalu menggunakan nilai akreditasi untuk perbaikan mutu prodi. 96 2. Frekuensi Pemanfaatan Responden Nilai Aktreditasi menurut Kelompok Untuk lebih mendalami data, berikut ini dilaporkan rerata frekuensi pemanfaatan hasil akreditasi dari menurut kelompok responden yang menjadi sampel penelitian dalam Tabel 4.25 sebagai berikut: TABEL 4.25. FREKUENSI PEMANFAATAN HASIL AKREDITASI Sumber Data No 1 Dekan 2 Pembantu Dekan 3 Kaprodi 4 Sekprodi 5 Dosen 6 Mahasiswa Persentase Pemanfaatan Nilai Akreditasi Status DIA NON DIA DIA NON DIA DIA NON DIA DIA NON DIA DIA NON DIA Selalu Sering Jarang 33,5% 34,0% 37,4% 38,2% 46,6% 51,1% 42,2% 28,3% 39,5% 36,3% 59,9% 52,6% 55,1% 55,0% 37,4% 41,9% 53,5% 60,0% 52,9% 56,2% 5,7% 10,9% 7,3% 6,4% 12,4% 6,7% 1,7% 9,7% 6,3% 5,9% Tak Pernah 0,9% 2,4% 0,3% 0,4% 3,7% 0,3% 2,7% 2,0% 1,3% 1,6% 47,0% 49,6% 2,9% 0,5% Data pada Tabel 4.25 selanjutnya diilustrasikan dalam Gambar 4.18 berikut ini. Data pada Gambar 4.18 menunjukkan dengan jelas kelompok responden yang selalu memanfaatkan nilai akreditasi untuk perbaikan mutu adalah Kaprodi. Di berbagai perguruan tinggi, pejabat yang memikul tanggung jawab paling berat adalah Kaprodi dan Sekprodi. Mereka dituntut untuk dapat menggerakkan staf dosen, karyawan dan mahasiswa di lingkungan prodinya agar bekerja dan berusaha menyiapkan borang, bukti fisik dan semua keperluan akreditasi. Keberhasilan memperoleh status akreditasi yang baik merupakan prestasi dari kepengurusan jurusan yaitu Kaprodi. 97 Gambar 4.18. Persentase Pemanfaatan Nilai Akreditasi oleh Seluruh Kelompok Responden E. Pengaruh Akreditasi Terhadap Performance Prodi PGSD Penelitian evaluasi ini dilakukan terutama untuk mengetahui pengaruh akreditasi terhadap performance program studi PGSD. Untuk mengetahui pengaruh akreditasi terhadap kinerja prodi dilakukan dengan cara membandingkan kinerja program studi sebelum terakreditasi (pra) dan setelah terakreditasi (post) serta membandingkan kinerja program studi PGSD yang mendapat akreditasi B dengan C serta membandingkan antara program studi PGSD yang mendapat Dana Insentif Akreditasi (DIA) dengan yang tidak mendapat DIA. Kinerja prodi PGSD sebelum (pra) dan setelah/pasca (post) akreditasi dinilai berdasarkan kuesioner persepsi responden terhadap kinerja program studinya sendiri. Untuk menghindari subjektivitas hasil penilaian, data dari sumberdata internal program studi di cross cek konsistensinya dengan sumberdata eksternal. Kinerja diukur menggunakan 100 butir instrumen penilaian akreditasi. Skor rerata butir kinerja maksimum adalah 4 dan minimum 1. Untuk menginterpretasikan hasil analisis data, skor rerata dibuat 98 menjadi 4 kategori, yaitu sangat baik, baik, sedang dan kurang dengan rentang skor sebagai berikut: TABEL 4.26. RATING SKOR RERATA BUTIR KINERJA Kategori Rentang Skor Baik 3,1 – 4,0 Sedang 2,1 – 3,0 Kurang 1,1 – 2,0 Berikut ini secara berturut-turut disajikan data tentang: rata-rata kinerja prodi sebelum terakreditasi menurut seluruh responden, nilai ratarata kinerja prodi pasca terakreditasi menurut seluruh responden, nilai ratarata kinerja prodi sebelum dan pasca akreditasi menurut seluruh responden, dilanjutkan dengan nilai rata-rata kinerja prodi sebelum dan pasca akreditasi menurut responden dekan, pembantu dekan, kaprodi PGSD, Sekprodi PGSD, Dosen, Karyawan dan mahasiswa. Dalam penyajian data ini juga dikemukakan pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD berdasarkan 100 butir pada 14 perguruan tinggi. 1. Performance Prodi PGSD Sebelum Akreditasi Performance prodi PGSD sebelum terakreditasi berdasarkan hasil penilaian terhadap 100 butir instrumen, yang selanjutnya diringkas dalam tujuh standar menurut tujuh kelompok responden ditunjukkan pada Tabel 4.34. Pada tabel 3.4 dibedakan antara PGSD yang dapat program DIA BERMUTU dan yang tidak dapat DIA BERMUTU. Berdasarkan persepsi seluruh responden nilai rata-rata sebelum terakreditasi sebesar 2,8 atau 70 dalam skala 100. 99 Nilai performance berdasar Tabel 4.27 pada PGSD yang dapat program DIA BERMUTU sebelum akreditasi dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Nilai performance prodi PGSD pada standar visi, misi, tujuan dan sasaran sebelum terakreditasi = 2,6 (skor 4) atau 63,9 jika menggunakan skor standar 100. b. Nilai performance prodi PGSD pada standar tata pamong dan kepemimpinan sebelum terakreditasi = 2,7 (skor 4) atau 67,5 jika menggunakan skor standar 100. c. Nilai performance prodi PGSD pada standar mahasiswa dan lulusan sebelum terakreditasi = 2,9 (skor 4) atau 71,8 jika meng-gunakan skor standar 100. d. Nilai performance prodi PGSD pada standar sumber daya manusia sebelum terakreditasi = 2,9 (skor 4) atau 71,8 jika menggunakan skor standar 100. e. Nilai performance prodi PGSD pada standar kurikulum dan pembelajaran sebelum terakreditasi = 3,2 (skor 4) atau 79,1 jika menggunakan skor standar 100 f. Nilai performance prodi PGSD pada standar pembiayaan, sarana dan prasarana serta SIM sebelum terakreditasi = 3,04 (skor 4) atau 75,9 jika menggunakan skor standar 100. g. Nilai performance prodi PGSD pada standar penelitian, pengabdian masyarakat dan kerjasama sebelum terakreditasi = 74,99 jika menggunakan skor standar 100. 100 3 (skor 4) atau TABEL 4.27. RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM TERAKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN BERDASARKAN 7 INDIKATOR BAN-PT No. Nama PT Rata-rata nilai kinerja prodi untuk standar no: 1 2 3 4 5 6 7 Status 1 UPI (Bandung) DIA 2,5 2,6 2,7 2,6 2,7 2,6 2,6 2 UNESA (Surabaya) DIA 2,9 2,9 3,0 2,8 2,8 2,7 2,6 3 UNEJ (Jember) DIA 2,8 2,8 2,7 2,7 2,8 2,5 2,3 4 UNIB (Bengkulu) DIA 3,5 3,4 3,5 3,2 3,5 2,8 2,3 5 UNY (Yogyakarta) DIA 2,3 2,3 2,6 2,4 2,6 2,3 2,2 6 UM (Malang) DIA 2,8 2,9 2,9 2,9 3,1 2,9 2,7 7 UNILA (Lampung) DIA 2,7 2,7 2,6 2,7 2,9 2,5 2,3 2,6 2,7 2,9 2,9 3,2 3,0 3,0 Rata-rata DIA 8 UNIMED (Medan) Non DIA 2,7 2,5 2,7 2,8 2,8 2,4 2,3 9 UNM (Makasar) Non DIA 2,5 2,6 2,8 2,7 2,8 2,5 2,3 10 UNIMA (Menado) Non DIA 2,8 2,8 3,0 2,8 3,0 2,6 2,6 11 UNS (Surakarta) Non DIA 3,1 3,1 3,1 3,1 3,2 3,0 2,5 12 UNTAN (Pontianak) Non DIA 2,9 2,7 2,6 2,4 2,5 2,2 2,1 13 UNRAM (Mataram) Non DIA 2,7 2,6 2,6 2,4 2,6 2,3 2,4 14 Non DIA UMP (Purwokerto) Rata-rata Non DIA 2,3 2,7 2,8 2,8 3,1 2,8 2,8 2,7 2,7 2,8 2,7 2,9 2,6 2,5 Keterangan: 1 2 3 4 = = = = Visi, Misi, Tujuan Sasaran Tata Pamong, Kepemimpinan Mahasiswa dan Lulusan Sumber Daya Manusia 5 6 7 = = = Kurikulum, Pembelajaran & Suasana Akademik Pembiayaan, Sarpras & SIM Penelitian, Pengabdian, Kerjasama Nilai performance berdasarkan Tabel 4.27 pada PGSD yang tidak dapat program DIA BERMUTU dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Nilai performance prodi PGSD pada standar visi, misi, tujuan dan sasaran sebelum terakreditasi = 2,7 (skor 4) atau 67,59 jika menggunakan skor standar 100. b. Nilai performance prodi PGSD pada standar tata pamong dan kepemimpinan sebelum terakreditasi = 2,7 (skor 4) atau 67,59 menggunakan skor standar 100.. 101 jika c. Nilai performance prodi PGSD pada standar mahasiswa dan lulusan sebelum terakreditasi = 2,8 (skor 4) atau 69,69 jika menggunakan skor standar 100.. d. Nilai performance prodi PGSD pada standar sumber daya manusia sebelum terakreditasi = 2,7 (skor 4) atau 67,5 untuk 9 jika menggunakan skor standar 100. e. Nilai performance prodi PGSD pada standar kurikulum dan pembelajaran sebelum terakreditasi = 2,9 (skor 4) atau 72,39 jika menggunakan skor standar 100. f. Nilai performance prodi PGSD pada standar pembiayaan, sarana dan prasarana serta SIM sebelum terakreditasi = 2,6 (skor 4) atau 65,4 jika menggunakan skor standar 100. g. Nilai performance prodi PGSD pada standar penelitian, pengabdian masyarakat dan kerjasama sebelum terakreditasi = 2,5 (skor 4) atau 62,79 jika menggunakan skor standar 100. Gambar 4.19. Perbandingan Rata-Rata Kinerja Prodi Sebelum Akreditasi yang Mendapat DIA BERMUTU dan yang Tidak Mendapat DIA BERMUTU 102 Pada Gambar 4.19 dapat dijelaskan bahwa menurut persepsi responden rata-rata kinerja sebelum akreditasi bagi PGSD yang dapat DIA BERMUTU sudah lebih baik dibanding yang tidak dapat DIA BERMUTU. PGSD yang dapat DIA BERMUTU sebelum akreditasi sudah menunjukkan kelebihan melaksanakan standar mahasiswa dan lulusan, SDM, kurikulum, pembiayaan dan penelitian. Untuk mengetahui apakah kinerja dipengaruhi oleh status akreditasi dan bantuan dan DIA, berikut ini disajikan tabulasi silang rerata kinerja prodi sebelum akredidasi berdasarkan status akreditasi B/C dan bantuan DIA/tanpa DIA. Hasil penghitungan skor rerata kinerja prodi PGSD sebelum terakreditasi menurut persepsi responden adalah ditunjukkan pada Tabel 4.28 sebagai berikut: TABEL 4.28. TABULASI SILANG SKOR RERATA BUTIR KINERJA PGSD SEBELUM AKREDITASI Bantuan yang diterima DIA NON DIA Standar Akreditasi 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 Status Akreditasi B Rerata Kategori 2,57 Sedang 2,60 Sedang 2,77 Sedang 2,60 Sedang 2,70 Sedang 2,53 Sedang 2,47 Sedang 2,70 Sedang 2,74 Sedang 2,78 Sedang 2,68 Sedang 2,84 Sedang 2,56 Sedang 2,42 Sedang Rerata 2,95 2,95 2,93 2,88 3,08 2,68 2,40 2,75 2,65 2,85 2,80 2,90 2,50 2,45 C Kategori Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Berdasarkan hasil analisis data yang ditampilkan pada Tabel 4.28 di atas menunjukkan tidak ada perbedaan nyata pada kinerja PGSD sebelum diakreditasi antara PGSD yang mendapat DIA dan tidak mendapat DIA 103 maupun antara status akreditasi B dan C. Semua PGSD mengakui kinerja yang paling rendah terdapat pada standar ke-7, yaitu penelitian, PPM dan kerjasama. Standar ke-6 yaitu pembiayaan, skor rerata yang berada pada kategori sedang dialami oleh PGSD yang tidak mendapat DIA dan terakreditasi C. Barangkali karena standar ini tidak dapat dicapai dengan baik, maka akreditasinya hanya mendapat nilai C. Hanya ada satu kinerja pada standar 5 berada pada kategori baik, yaitu dari PGSD yang terakreditasi C dan mendapat DIA dengan nilai rerata butir 3,08. Data pada Tabel 4.23 tersebut dapat diilustrasikan dalam Gambar 4.20 berikut ini: Gambar 4.20. Kinerja PGSD sebelum Terakreditasi baik yang Mendapat DIA BERMUTU maupun Tidak Mendapat DIA BERMUTU 2. Performance Prodi PGSD Pasca Akreditasi Performance prodi PGSD pasca akreditasi berdasarkan 100 butir instrumen, yang selanjutnya diringkas dalam tujuh standar menurut tujuh kelompok responden perguruan tinggi yang dapat program DIA BERMUTU dan yang tidak dapat DIA BERMUTU. Hal ini dapat ditunjukkan pada Tabel 4.29. Berdasarkan persepsi seluruh responden nilai rata-rata pasca terakreditasi adalah 3,3 (skor 4) atau 82,5 untuk skor 100. 104 Nilai performance berdasarkan Tabel 4.29 pada PGSD yang dapat program DIA BERMUTU pasca akreditasi dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Nilai performance prodi PGSD pada standar visi, misi, tujuan dan sasaran pasca terakreditasi = 3,2 (skor 4) atau 79,8 jika menggunakan skor standar 100. b. Nilai performance prodi PGSD pada standar tata pamong dan kepemimpinan pasca terakreditasi = 3,3 (skor 4) atau 82,5 jika menggunakan skor standar 100. c. Nilai performance prodi PGSD pada standar penelitian, pengabdian masyarakat dan kerjasama pasca terakreditasi = 3,3 (skor 4) atau 82.5 jika menggunakan skor standar 100. d. Nilai performance prodi PGSD pada standar mahasiswa dan lulusan pasca terakreditasi = 3,3 (skor 4) atau 82,5 jika menggunakan skor standar 100. e. Nilai performance prodi PGSD pada standar sumber daya manusia pasca terakreditasi = 3,4 (skor 4) atau 85 jika menggunakan skor standar 100. f. Nilai performance prodi PGSD pada standar kurikulum dan pembelajaran pasca terakreditasi = 3,7 (skor 4) atau 87,5 jika menggunakan skor standar 100. g. Nilai performance prodi PGSD pada standar pembiayaan, sarana dan prasarana serta SIM pasca terakreditasi = 3,4 (skor 4) atau 85 jika menggunakan skor standar 100. 105 TABEL 4.29. NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI PASCA TERAKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN BERDASARKAN 7 INDIKATOR BAN-PT No Nama PT Rata-rata Nilai Kinerja Prodi untuk Standar No: Status 1 2 3 4 5 6 7 1. UPI (Bandung) DIA 3,4 3,4 3,4 3,3 3,5 3,3 3,2 2. UNESA (Surabaya) DIA 3,7 3,5 3,4 3,3 3,5 3,4 3,2 3. UNEJ (Jember) DIA 3,3 3,3 3,2 3,1 3,2 3,0 2,8 4. UNIB (Bengkulu) DIA 3,8 3,6 3,6 3,4 3,7 2,9 2,4 5. UNY (Yogyakarta) DIA 3,3 3,3 3,2 3,1 3,3 3,0 2,9 6. UM (Malang) DIA 3,8 3,7 3,4 3,4 3,6 3,5 3,3 7. UNILA (Lampung) DIA 3,3 3,4 3,2 3,2 3,4 3,1 2,7 3,2 3,3 3,3 3,4 3,7 3,5 3,4 Rata-rata DIA 8. UNIMED (Medan) Non DIA 3,3 3,2 3,2 3,3 3,3 2,9 2,9 9. UNM (Makasar) Non DIA 3,3 3,4 3,2 3,1 3,3 2,8 2,7 10. UNIMA (Menado) Non DIA 3,5 3,4 3,4 3,2 3,4 3,1 3,1 11. UNS (Surakarta) Non DIA 3,6 3,4 3,5 3,3 3,6 3,3 3,0 12. UNTAN (Pontianak) Non DIA 3,6 3,2 3,1 2,8 3,1 2,8 2,6 13. UNRAM (Mataram) Non DIA 3,5 3,4 3,1 3,0 3,3 2,9 2,7 14. UMP (Purwokerto) Non DIA 2,9 3,3 3,2 3,0 3,5 3,4 3,1 3,4 3,3 3,2 3,1 3,4 3,1 2,9 Rata-rata Non DIA Keterangan: 1 2 3 4 = = = = Visi, misi, tujuan sasaran Tata pamong, kepemimpinan Mahasiswa dan Lulusan Sumber Daya Manusia 5 6 7 106 = = = Kurikulum, pembel & suasana akademik Pembiayaan, Sarpras & SIM Penelitian, pengabdian, kerjasama Nilai performance berdasar Tabel 4.35 pada PGSD yang tidak dapat program DIA BERMUTU pasca akreditasi dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Nilai performance prodi PGSD pada standar visi, misi, tujuan dan sasaran pasca terakreditasi = 3,4 (skor 4) atau 85 jika menggunakan skor standar 100. b. Nilai performance prodi PGSD pada standar tata pamong dan kepemimpinan pasca terakreditasi = 3,3 (skor 4) atau 82,5 jika menggunakan skor standar 100. c. Nilai performance prodi PGSD pada standar penelitian, pengabdian masyarakat dan kerjasama pasca terakreditasi = 3,2 (skor 4) atau 80 jika menggunakan skor standar 100. d. Nilai performance prodi PGSD pada standar mahasiswa dan lulusan pasca terakreditasi = 3,1 (skor 4) atau 77,5 jika menggunakan skor standar 100. e. Nilai performance prodi PGSD pada standar sumber daya manusia pasca terakreditasi = 3,4 (skor 4) atau 85 jika menggunakan skor standar 100 f. Nilai performance prodi PGSD pada standar kurikulum dan pembelajaran pasca terakreditasi = 3,1 (skor 4) atau 77,5 jika menggunakan skor standar 100. g. Nilai performance prodi PGSD pada standar pembiayaan, sarana dan prasarana serta SIM pasca terakreditasi = 2,9 (skor 4) atau 72,5 jika menggunakan skor standar 100. Pada Gambar 4.21 dapat dijelaskan bahwa menurut persepsi responden rata-rata kinerja pasca akreditasi bagi PGSD yang dapat DIA BERMUTU sudah lebih baik dibanding yang tidak dapat DIA BERMUTU. PGSD yang dapat DIA BERMUTU sebelum akreditasi sudah menunjukkan kelebihan dalam hal mahasiswa dan lulusan, SDM, kurikulum, pembiayaan dan penelitian. 107 Gambar 4.21. Perbandingan Rata-Rata Kinerja Prodi setelah Akreditasi yang Mendapat DIA BERMUTU dan yang tidak Mendapat DIA BERMUTU Secara lebih mendalam, kinerja prodi dibandingkan antara prodi PGSD yang mendapat nilai akreditasi B dan C maupun yang mendapat DIA/tanpa DIA. Dengan menggunakan prosedur penilaian yang sama dengan kinerja sebelum akreditasi, hasil penelitian kinerja PGSD sesudah akreditasi ditampilkan pada Tabel 4.30 berikut ini: TABEL 4.30. SKOR RERATA BUTIR KINERJA PGSD SESUDAH AKREDITASI Bantuan yang diterima Standar Akreditasi DIA 1 2 3 4 5 6 7 Total NON DIA Total 1 2 3 4 5 6 7 Status Akreditasi Rerata 3,47 3,40 3,33 3,23 3,43 3,23 3,10 3,31 3,38 3,34 3,22 3,04 3,36 3,04 2,82 B Kategori Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sedang 3,17 Rerata 3,55 3,50 3,35 3,28 3,48 3,13 2,80 3,30 3,40 3,30 3,30 3,25 3,35 3,00 3,00 3,23 108 C Kategori Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sedang Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Menurut pengakuan responden, kinerja PGSD sesudah akreditasi mengalami peningkatan sehingga hampir semua standar berada pada kategori baik. Standar yang tidak mengalami perbaikan tajam hanya terdapat pada standar ke-7 yaitu standar penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama. Supaya lebih jelas, data pada tabel selanjutnya dibuat menjadi gambar berikut ini. Jika dicermati lebih mendalam, ada kecenderungan kinerja program studi yang terakreditasi C dan mendapat DIA memiliki rerata kinerja yang sedikit lebih baik daripada program studi yang terakreditasi B pada 6 standar akreditasi tanpa standar ke-7. Secara keseluruhan kinerja prodi PGSD yang mendapat DIA memiliki kinerja yang lebih baik daripada PGSD yang tidak mendapat DIA. Gambar 4.22. Perbandingan Kinerja Prodi yang Mendapat DIA/tanpa DIA Maupun Status Akreditasi B/C 3. Perbandingan performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi Pengaruh akreditasi terhadap kinerja program studi dilihat dari peningkatan skor (gain score) setiap standar akreditasi sebelum dan setelah dapat akreditasi. Pengaruh juga dianalisis dari perbandingan antara PGSD yang mendapat nilai akreditasi B dan C serta PGSD yang mendapat DIA dan tanpa DIA. Berdasarkan data persepsi responden tentang kinerja prodi ratarata pada pasca akreditasi menunjukkan kenaikan baik itu untuk yang dapat 109 DIA maupun tidak dapat DIA. Hasil analisis data secara berturut-turut disajikan pada tabel-tabel berikut ini : a. Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Seluruh Kelompok Responden Performance program studi PGSD untuk sebelum dan sesudah akreditasi berdasarkan 100 butir instrumen akreditasi, dan setelah diringkas ke dalam 7 standar akreditasi menurut tujuh kelompok responden ditunjukkan pada Gambar 4.23. Nilai skor tertinggi = 400. Rata-rata nilai sebelum akreditasi bagi yang dapat DIA = 276,4 dan setelah akreditasi = 331,1. Pengaruh akreditasi terhadap performan Prodi PGSD untuk 7 perguruan tinggi yang dapat DIA BERMUTU sebesar 19,78%. Sedangkan rata-rata nilai sesudah akreditasi bagi yang tidak dapat DIA = 270,3 dan setelah akreditasi = 317,8. Pengaruh akreditasi terhadap performan Prodi PGSD untuk 7 perguruan tinggi yang tidak dapat DIA BERMUTU sebesar 17,60%. Terlihat bahwa perguruan tinggi yang dapat DIA BERMUTU akreditasi mempunyai pengaruh yang lebih besar dibanding yang tidak dapat DIA BERMUTU. Nilai sebelum dan sesudah terakreditasi tiap-tiap perguruan tinggi sebagai berikut: 1) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia sebelum terakreditasi = 264,7 dan setelah terakreditasi = 338,7. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Pendidikan Indonesia = 27,9%. 2) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Surabaya sebelum terakreditasi = 282,0 dan setelah terakreditasi = 341,2. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Surabaya = 21,0%. 3) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Jember sebelum terakreditasi = 266,2 dan setelah terakreditasi = 311,2. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Jember = 16,9%. 110 4) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Bengkulu sebelum terakreditasi = 316,8 dan setelah terakreditasi = 335,9. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Bengkulu = 6,0%. 5) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta sebelum terakreditasi = 244,4 dan setelah terakreditasi = 316,6. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Yogyakarta = 29,6%. 6) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Malang sebelum terakreditasi = 293,2 dan setelah terakreditasi = 351,6. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Malang = 19,9%. 7) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Lampung sebelum terakreditasi = 267,7 dan setelah terakreditasi = 322,6. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Lampung = 20,5%. 8) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Medan sebelum terakreditasi = 265,8 dan setelah terakreditasi = 317,0. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Medan = 19,3%. 9) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Makasar sebelum terakreditasi = 266,1 dan setelah terakreditasi = 311,4. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Makasar = 17,0%. 10) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Manado sebelum terakreditasi = 277,4 dan setelah terakreditasi = 326,7. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Manado = 17,8%. 11) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Sebelas Maret sebelum terakreditasi = 305,6 dan setelah terakreditasi = 340,4. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Sebelas Maret = 11,4%. 12) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Tanjungpura sebelum terakreditasi = 242,8 dan setelah terakreditasi = 297,2. Jadi pengaruh akreditasi 111 terhadap performance prodi PGSD di Universitas Tanjungpura = 22,4%. 13) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Mataram sebelum terakreditasi = 248,6 dan setelah terakreditasi = 307,2. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Mataram = 23,6%. 14) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Muhammadiyah Purwokerto sebelum terakreditasi = 285,6 dan setelah terakreditasi = 325,0. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Muhammadiyah Purwokerto = 13,8%. TABEL 4.31. NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT SELURUH RESPONDEN Status Nilai Sebelum Akreditasi Nilai Sesudah Akreditasi Pengaruh % UPI (Bandung) DIA 264,7 338,7 27,94% 2. UNESA (Surabaya) DIA 282,0 341,2 21,00% 3. UNEJ (Jember) DIA 266,2 311,2 16,93% 4. UNIB (Bengkulu) DIA 316,8 335,9 6,01% 5. UNY (Yogyakarta) DIA 244,4 316,6 29,55% 6. UM (Malang) DIA 293,2 351,6 19,90% 7. UNILA (Lampung) Rata-rata DIA DIA 267,7 322,6 20,51% 276,4 331,1 20,26% No 1. Nama PT 8. UNIMED (Medan) Non DIA 265,8 317,0 19,29% 9. UNM (Makasar) Non DIA 266,1 311,4 17,02% 10. UNIMA (Menado) Non DIA 277,4 326,7 17,76% 11. UNS (Surakarta) Non DIA 305,6 340,4 11,39% 12. UNTAN (Pontianak) Non DIA 242,8 297,2 22,41% 13. UNRAM (Mataram) Non DIA 248,6 307,2 23,57% 14. Non DIA UMP (Purwokerto) Rata-rata Non DIA 285,6 270,3 325,0 317,8 13,80% 17,89% Perbandingan rata-rata nilai akreditasi untuk sepuluh perguruan tinggi sebelum dan sesudah akreditasi ditunjukkan pada Gambar 4.23 berikut. Dari gambar terlihat bahwa nilai akreditasi untuk empat belas perguruan tinggi 112 pada sekitar angka 2,73 (skor 4) dan nilai setelah akreditasi pada kisaran 3,24. Jadi nilai kinerja prodi pasca akreditasi lebih tinggi dari nilai sebelum akreditasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bawa performance prodi PGSD pasca akreditasi meningkat sekitar 19%. Pada Gambar 4.23 juga terlihat bahwa untuk prodi yang dapat DIA BERMUTU kinerjanya lebih tinggi dari pada yang tidak dapat DIA BERMUTU. Gambar 4.23. Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi untuk Prodi yang Mendapat DIA BERMUTU dan Tidak Mendapat DIA BERMUTU Gambar 4.24. Perbandingan Sebelum dan Sesudah Akreditasi untuk yang Dapat DIA BERMUTU dan yang Tidak Dapat DIA BERMUTU 113 b. Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi Menurut Standar Akreditasi Hasil penelitian pengaruh status akreditasi (B/C) dan bantuan DIA/tanpa DIA terhadap kinerja prodi PGSD pada setiap standar akreditasi didalami lebih lanjut pada tiap-tiap standar. Standar 1: Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian Standar ke-1, bukan merupakan standar yang sulit dicapai oleh program studi. Berdasarkan urutan tingkat kesulitan, standar ini berada pada tingkat kesulitan paling rendah diantara tujuh standar yang digunakan untuk penilaian akreditasi. Peningkatan kinerja prodi pasca akreditasi pada standar ke 1, yaitu Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian dapat disimak pada Tabel 4.32 berikut ini: TABEL 4.32. PENGARUH STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA TERHADAP KINERJA PGSD PADA STANDAR KE-1 Bantuan BAN-PT Standar DIA Tanpa DIA Total 1 1 Pra 2,57 2,70 2,64 Status Akreditasi B C Gain Pasca Score Pra Pasca 3,47 0,90 2,95 3,55 3,38 0,68 2,75 3,40 3,43 0,79 2,85 3,48 Gain score 0,60 0,65 0,63 Data pada Tabel 4.32 selanjutnya dapat diilustrasikan dalam Gambar 4.25 berikut ini Gambar 4.25. Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA pada Standar 1 114 Data pada Tabel 4.32 dan Gambar 4.25 di atas menunjukkan peningkatan kinerja yang cukup signifikan antara sebelum dan sesudah akreditasi. Jika dianalisis lebih lanjut, prodi PGSD yang terakreditasi B dan mendapat DIA menunjukkan peningkatan sebesar 0,9 point dan prodi PGSD yang terakreditasi C dan mendapat DIA hanya meningkat sebesar 0,6 point. Meskipun demikian skor rerata butir post akreditasi PGSD yang terakreditasi B dan mendapat DIA masih lebih rendah daripada PGSD yang mendapat DIA dan terakreditasi C. Standar 2: Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelo-laan, dan Penjaminan Mutu Pengaruh status akreditasi dan bantuan DIA terhadap kinerja PGSD pada standar ke-2 yaitu Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu dapat disimak pada Tabel 4.33 berikut: TABEL 4.33. PENGARUH AKREDITASI DAN BANTUAN DIA TERHADAP KINERJA PGSD PADA STANDAR KE-2 Status Akreditasi Bantuan BAN-PT Standar B Pra Post Gain Score C Pra Post Gain Score DIA 2 2,60 3,40 0,80 2,95 3,50 0,55 Tanpa DIA 2 2,74 3,34 0,60 2,65 3,30 0,65 2,67 3,37 0,7 2,8 3,4 0,6 Total Data pada Tabel 4.33 di atas menunjukkan kinerja prodi pasca akreditasi memiliki peningkatan yang cukup berarti pada standar 2. Jika dilihat dari status penerima dana DIA dan tanpa DIA, maka kinerja prodi pada standar tata pamong masih lebih baik yang mendapat DIA dari pada yang tidak mendapat DIA. Berdasarkan status akreditasi, kinerja prodi yang berstatus terakreditasi B dan C tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. 115 Gambar 4.26. Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA pada Standar 2 Data pada Gambar 4.26 juga dapat menunjukkan pola peningkatan kinerja tata pamong yang hampir sama dengan standar ke-1. PGSD dari semua kategori mengalami peningkatan sebelum dan sesudah akreditasi. Standar ke 3: Mahasiswa dan Lulusan Pengaruh bantuan DIA dan status akreditasi terhadap kinerja prodi pada standar mahasiswa dan lulusan dapat dilaporkan dalam tabulasi silang berikut ini: TABEL 4.34 PENGARUH AKREDITASI DAN BANTUAN DIA TERHADAP KINERJA PGSD PADA STANDAR KE-3 Status Akreditasi Bantuan BAN-PT Standar B Pra Pasca Gain Score C Pra Pasca Gain Score DIA 3 2,77 3,33 0,57 2,93 3,35 0,43 Tanpa DIA 3 2,78 3,22 0,44 2,85 3,30 0,45 2,78 3,28 0,51 2,89 3,33 0,44 Total 116 Data pada Tabel 4.34 menunjukkan peningkatan kinerja mahasiswa dan lulusan sesudah akreditasi. Kinerja prodi PGSD yang mendapat DIA lebih baik daripada kinerja prodi PGSD yang tidak mendapat DIA. Demikian pula kinerja prodi PGSD yang terakreditasi B juga lebih baik daripada kinerja prodi yang terakreditasi C. Rata-rata peningkatan masih di bawah 0,6 point. Secara visual, kinerja prodi sebelum dan sesudah terakreditasi diilustrasikan pada Gambar 4.27 sebagai berikut: Gambar 4.27. Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA pada Standar 3 Standar ke 4: Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan unsur yang penting dalam pembangunan kinerja program studi. Sumberdaya manusia yang potensial, cakap dan terampil dapat melaksanakan kegiatan tri darma perguruan tinggi dengan kuantitats dan kualitas yang memadai. Persepsi responden terhadap kinerja sumberdaya manusia dilaporkan pada Tabel 4.35 berikut ini: 117 TABEL 4.35. KINERJA PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA PADA STANDAR 4 Status Akreditasi Bantuan BAN-PT Standar B Pra Pasca Gain Score C Pra Pasca Gain Score DIA 4 2,60 3,23 0,64 2,88 3,28 0,40 Tanpa DIA 4 2,68 3,04 0,36 2,80 3,25 0,45 2,64 3,14 0,50 2,84 3,27 0,43 Total Data pada Tabel 4.35 menunjukkan pola kinerja yang berbeda antara PGSD yang mendapat DIA dan tanpa mendapat DIA maupun antara status akreditasi B dan C. Secara umum, kinerja standar 4, yaitu sumberdaya manusia (SDM) mengalami peningkatan setelah terakreditasi. Kinerja pasca akreditasi pada PGSD yang mendapat bantuan DIA lebih baik daripada kinerja PGSD yang tidak mendapat bantuan DIA. Kinerja pasca akreditasi pada PGSD yang yang berstatus terakreditasi dengan nilai C lebih baik daripada kinerja PGSD yang berstatus terakreditasi dengan nilai B. Peningkatan skor (gain score) kinerja PGSD sesudah terakredreditasi lebih banyak pada prodi PGSD yang terakreditasi B. Data pada Tabel 4.35. selanjutnya dapat divisualisasikan pada Gambar 4.28 berikut ini: Gambar 4.28. Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA pada Standar 4 118 Secara visual dapat dibedakan kinerja PGSD sebelum dan sesudah terakreditasi. Secara umum kinerja PGSD pada standar 4, mengalami peningkatan setelah terakreditasi. Standar 5: Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik Kinerja PGSD pada standar 5, yaitu kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik berdasarkan status akreditasi dan bantuan DIA dilaporkan pada Tabel 4.36 berikut ini: TABEL 4.36. KINERJA PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA PADA STANDAR 5 Status Akreditasi Bantuan BAN-PT Standar B Pra Pasca Gain Score C Pra Pasca Gain Score DIA 5 2,70 3,43 0,73 3,08 3,48 0,40 Tanpa DIA 5 2,84 3,36 0,52 2,90 3,35 0,45 2,77 3,40 0,63 2,99 3,42 0,43 Total Data pada Tabel 4.36 menunjukkan kinerja prodi PGSD pada standar 5 yaitu kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik sesudah terakreditasi semua mengalami pening-katan. Skor rerata kinerja pasca akreditasi pada PGSD yang mendapat bantuan DIA lebih tinggi daripada skor rerata kinerja PGSD yang tidak mendapat bantuan DIA. Kinerja PGSD yang memiliki status akreditasi B dan C tidak menunjukkan pola perbedaan yang konsisten sehingga hal ini dapat disimpulkan tidak ada pengaruh status akreditasi B dan C terhadap kinerja prodi PGSD pada standar kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik. Secara visual, kinerja PGSD pra dan pasca akreditasi berdasarkan status akreditasi dan bantuan DIA dapat dilihat pada Gambar 4.29 berikut ini: 119 Gambar 4.29. Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA pada Standar 5 Gambar 4.29 menunjukkan secara umum kinerja PGSD pada standar 5 yaitu kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik mengalami peningkatan setelah akreditasi. Peningkatan yang cukup tajam terdapat pada PGSD yang mendapat dana DIA dan memperoleh akreditasi B. Jika data di cros cek dengan kesulitan prodi?? Standar 6: Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi Kinerja prodi PGSD berdasarkan status akreditasi dan bantuan DIA pada standar 6 yaitu: pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi dilaporkan pada Tabel 4.37 berikut ini: TABEL 4.37. KINERJA PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA PADA STANDAR 6 Bantuan BAN-PT DIA Tanpa DIA Total Standar 6 6 Pra 2,53 2,56 2,55 Status Akreditasi B C Gain Pasca Score Pra Pasca 3,23 0,70 2,68 3,13 3,04 0,48 2,50 3,00 3,14 0,59 2,59 3,07 120 Gain Score 0,45 0,50 0,48 Data pada Tabel 4.37 menunjukkan peningkatan kinerja pada standar 6 tentang pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi memiliki pola yang sama dengan peningkatan kinerja pada standar 5 tentang kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik. Skor rerata kinerja pasca akreditasi pada PGSD yang mendapat bantuan DIA yang terakreditasi B=3,23 dan yang terakreditasi C=3,13 lebih tinggi daripada skor rerata kinerja PGSD yang tidak mendapat bantuan DIA dan terakreditasi B=3.04 dan terakreditasi C=3.0. Kinerja PGSD yang mendapat bantuan DIA lebih tinggi karena dana bantuan banyak digunakan untuk menambah fasilitas pembelajaran. Kinerja PGSD yang memiliki status akreditasi B dan C menunjukkan pola perbedaan yang konsisten sehingga hal ini dapat disimpulkan ada pengaruh status akreditasi B dan C terhadap kinerja prodi PGSD pada pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi. Gambar 4.30. Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA pada Standar 6 Data pada Gambar 4.30 menunjukkan pola peningkatan yang konsisten, yaitu PGSD yang memperoleh DIA memiliki kinerja pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi yang lebih baik daripada yang tidak mendapat DIA. Demikian pula kinerja PGSD yang terakreditasi B juga menunjukkan kinerja yang lebih baik dengan kinerja PGSD yang terakreditasi C. 121 Standar 7: Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama Standar penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama menjadi kesulitan di beberapa PGSD yang memiliki kinerja rendah tetapi di sisi lain, standar ini menjadi keunggulan pada beberapa PGSD yang memiliki kinerja tinggi. Hasil analisis data kinerja PGSD berdasarkan status akreditasi dan bantuan DIA dilaporkan pada Tabel 4.38 berikut ini: TABEL 4.38. KINERJA PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA PADA STANDAR 7 Status Akreditasi Bantuan BAN-PT Standar B Pra Pasca Gain score C Pra Pasca Gain score DIA 7 2,47 3,10 0,63 2,40 2,80 0,40 Tanpa DIA 7 2,42 2,82 0,40 2,45 3,00 0,55 2,45 2,96 0,52 2,43 2,90 0,48 Total Data pada tabel menunjukkan semua PGSD mengalami peningkatan kinerja penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama. Jika dicermati secara mendalam, PGSD yang mendapat DIA dan terakreditasi B memiliki kinerja paling tinggi diantara PGSD lainnya. Merujuk pada kategori yang telah ditetapkan, maka kinerja penelitian, pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama secara umum masih berada berada pada kategori sedang. Secara visual, kinerja prodi diilustrasikan pada gambar berikut ini: 122 Gambar 4.31. Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA pada Standar 7 4. Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Kelompok Responden Kinerja program studi PGSD sebelum dan sesudah akreditasi menurut responden dekan, dan pengaruh akreditasi terhadap kinerja program studi ditunjukkan pada Tabel 4.39. Berdasarkan pada Tabel 4.39 terlihat bahwa nilai rata-rata kinerja dari 12 responden dekan yang menjawab secara total terlihat bahwa prodi PGSD sebelum terakreditasi = 269,7 dan setelah terakreditasi = 323.8. Jadi ada pengaruh akreditasi terhadap kinerja prodi sebesar 21,34%. Selanjutnya nilai kinerja PGSD sebelum dan sesudah akreditasi untuk setiap perguruan tinggi adalah sebagai berikut: 123 TABEL 4.39. NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT RESPONDEN DEKAN No Nama PT Status Nilai Sebelum Akreditasi Nilai Sesudah Akreditasi Pengaruh % 1 UPI (Bandung) DIA 282 370 31,2% 2 DIA 363 368 1,4% 3 UNESA (Surabaya) UNEJ (Jember) DIA 251 289 15,1% 4 UNIB (Bengkulu) DIA 235 311 32,3% 5 UNY (Yogyakarta) DIA 271 327 20,7% 6 UM (Malang) DIA 281 336 19,6% 7 UNILA (Lampung) DIA 260 312 20,0% 278 330 19,0% Rata-rata DIA 8 UNIMED (Medan) Non DIA 254 299 17,7% 9 UNM (Makasar) Non DIA 201 298 48,3% 10 UNIMA (Menado) Non DIA 261 325 24,5% 11 Non DIA 13 UNS (Surakarta) UNTAN (Pontianak) UNRAM (Mataram) Non DIA 288 328 13,9% 14 UMP (Purwokerto) Non DIA 289 322 11,4% 259 314 21,6% 12 Non DIA Rata-rata Non DIA 1) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Pendidikan terakreditasi = 282 Indonesia sebelum dan setelah terakreditasi = 370. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Pendidikan Indonesia = 31,2%. 2) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Surabaya sebelum terakreditasi = 363 dan setelah terakreditasi = 368. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Surabaya = 1,4%. 3) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Jember sebelum terakreditasi = 251 dan setelah terakreditasi = 289. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Jember = 15,1%. 124 4) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Bengkulu sebelum terakreditasi = 235 dan setelah terakreditasi = 311. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Bengkulu = 32,3%. 5) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta sebelum terakreditasi = 271 dan setelah terakreditasi = 327. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Yogyakarta = 20,7%. 6) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Malang sebelum terakreditasi = 281 dan setelah terakreditasi = 336. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Malang = 19,6%. 7) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Lampung sebelum terakreditasi = 260 dan setelah terakreditasi = 312. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Lampung = 20,0%. 8) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Medan sebelum terakreditasi = 254 dan setelah terakreditasi = 299. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Medan = 17,7%. 9) Nilai kinerja prodi terakreditasi = 201 PGSD Universitas Negeri Makasar sebelum dan setelah terakreditasi = 298. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Makasar = 48,3%. 10) Nilai kinerja prodi terakreditasi = 261 PGSD Universitas Negeri Manado sebelum dan setelah terakreditasi = 325. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Manado = 24,5%. 11) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Mataram sebelum terakreditasi = 288 dan setelah terakreditasi = 328. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Mataram = 13,9%. 12) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Muhammadiyah Purwokerto sebelum terakreditasi = 289 dan setelah terakreditasi = 322. Jadi 125 pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Muhammadiyah Purwokerto = 11,4%. Gambar 4.32. Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Dekan a. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi menurut responden Pembantu Dekan Kinerja program studi PGSD sebelum dan sesudah akreditasi, dan pengaruh akreditasi terhadap kinerja program studi menurut responden pembantu dekan ditunjukkan pada Tabel 4.40. Berdasarkan pada Tabel 4.40 terlihat bahwa nilai rata-rata kinerja 11 responden pembantu dekan prodi PGSD sebelum terakreditasi = 284,5 dan setelah terakreditasi = 329,9 Jadi pengaruh akreditasi terhadap kinerja prodi PGSD sekitar 16,65%. Selanjutnya nilai kinerja PGSD sebelum dan sesudah akreditasi untuk setiap perguruan tinggi adalah sebagai berikut: 126 TABEL 4.40. NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT PEMBANTU DEKAN No Nama PT Status Nilai Sebelum Akreditasi Nilai Sesudah Akreditasi Pengaruh % 1 UPI (Bandung) DIA 247 318 28,74% 2 DIA 321 367 14,33% 3 UNESA (Surabaya) UNEJ (Jember) DIA 273 300 9,89% 4 UNIB (Bengkulu) DIA 305 346 13,46% 5 UNY (Yogyakarta) DIA 253 298 17,79% 6 UM (Malang) DIA 308 361 17,21% 7 UNILA (Lampung) DIA 284 332 16,58% Rata-rata DIA 8 UNIMED (Medan) Non DIA 266 297 11,65% 9 UNM (Makasar) Non DIA 267 352 31,84% 10 UNIMA (Menado) Non DIA 263 310 17,87% 11 Non DIA 366 370 1,09% Non DIA 260 310 19,23% 13 UNS (Surakarta) UNTAN (Pontianak) UNRAM (Mataram) 14 UMP (Purwokerto) Non DIA 284 328 15,26% 12 Non DIA Rata-rata Non DIA 1) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Pendidikan terakreditasi = 247 Indonesia sebelum dan setelah terakreditasi = 318. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Pendidikan Indonesia = 28,74%. 2) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Surabaya sebelum terakreditasi = 321 dan setelah terakreditasi = 367. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Surabaya = 14,33%. 3) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Jember sebelum terakreditasi = 273 dan setelah terakreditasi = 300. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Jember = 9,89%. 127 4) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Bengkulu sebelum terakreditasi = 305 dan setelah terakreditasi = 346. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Bengkulu = 13,46%. 5) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta sebelum terakreditasi = 253 dan setelah terakreditasi = 298. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Yogyakarta = 17,79%. 6) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Malang sebelum terakreditasi = 308 dan setelah terakreditasi = 361. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Malang = 17,21%. 7) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Medan sebelum terakreditasi = 266 dan setelah terakreditasi = 297. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Medan = 11,65%. 8) Nilai kinerja prodi terakreditasi = 267 PGSD Universitas Negeri Makasar sebelum dan setelah terakreditasi = 352. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Makasar = 31,84%. 9) Nilai kinerja prodi terakreditasi = 263 PGSD Universitas Negeri Manado sebelum dan setelah terakreditasi = 310. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Manado = 17,87%. 10) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Sebelas Maret sebelum terakreditasi = 366 dan setelah terakreditasi = 370. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Sebelas Maret = 1,09%. 11) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Tanjungpura sebelum terakreditasi = 260 dan setelah terakreditasi = 310. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Tanjungpura = 19,23%. 128 Gambar 4.33. Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Pembantu Dekan b. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Responden Ketua Program Studi Kinerja program studi PGSD sebelum dan sesudah akreditasi menurut responden kaprodi, dan pengaruh akreditasi terhadap kinerja program studi ditunjukkan pada Tabel 4.41. Berdasarkan pada Tabel 4.41 terlihat bahwa nilai rata-rata kinerja dari 14 responden kaprodi yang menjawab secara total terlihat bahwa prodi PGSD sebelum terakreditasi = 267,1 dan setelah terakreditasi = 319,9. Jadi ada pengaruh akreditasi terhadap kinerja prodi sebesar 20,47%. Selanjutnya nilai kinerja PGSD sebelum dan sesudah akreditasi untuk setiap perguruan tinggi adalah sebagai berikut: 129 TABEL 4.41. NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT KAPRODI PGSD No Nama PT Status Nilai Sebelum Akreditasi Nilai Sesudah Akreditasi Pengaruh % 1 UPI (Bandung) DIA 347 384 10,66% 2 DIA 285 328 15,09% 3 UNESA (Surabaya) UNEJ (Jember) DIA 243 337 38,68% 4 UNIB (Bengkulu) DIA 115 115 0,29% 5 UNY (Yogyakarta) DIA 255 320 25,49% 6 UM (Malang) DIA 298 354 18,79% 7 UNILA (Lampung) DIA 242 321 32,64% 255 308 20,97% Rata-rata DIA 8 UNIMED (Medan) Non DIA 213 313 46,95% 9 UNM (Makasar) Non DIA 264 323 22,35% 10 UNIMA (Menado) Non DIA 325 369 13,54% 11 Non DIA 337 350 3,86% Non DIA 287 321 11,85% 13 UNS (Surakarta) UNTAN (Pontianak) UNRAM (Mataram) Non DIA 225 299 32,89% 14 UMP (Purwokerto) Non DIA 304 345 13,49% 279 331 18,67% 12 Rata-rata Non DIA 1) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Pendidikan terakreditasi = 347 Indonesia sebelum dan setelah terakreditasi = 384. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Pendidikan Indonesia = 10,66%. 2) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Surabaya sebelum terakreditasi = 285 dan setelah terakreditasi = 328. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Surabaya = 15,09%. 3) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Jember sebelum terakreditasi = 243 dan setelah terakreditasi = 337. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Jember = 38,68%. 130 4) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Bengkulu sebelum terakreditasi = 115 dan setelah terakreditasi = 115. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Bengkulu = 0,29%. 5) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta sebelum terakreditasi = 255 dan setelah terakreditasi = 320. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Yogyakarta = 25,49%. 6) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Malang sebelum terakreditasi = 298 dan setelah terakreditasi = 354. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Malang = 18,79%. 7) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Lampung sebelum terakreditasi = 242 dan setelah terakreditasi = 321. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Lampung = 32,64%. 8) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Medan sebelum terakreditasi = 255 dan setelah terakreditasi = 308. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Medan = 20,97%. 9) Nilai kinerja prodi terakreditasi = 213 PGSD Universitas Negeri Makasar sebelum dan setelah terakreditasi = 313. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Makasar = 46,95%. 10) Nilai kinerja prodi terakreditasi = 264 PGSD Universitas Negeri Manado sebelum dan setelah terakreditasi = 323. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Manado = 22,35%. 11) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Sebelas Maret sebelum terakreditasi = 325 dan setelah terakreditasi = 369. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Sebelas Maret = 13,54%. 12) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Tanjungpura sebelum terakreditasi = 337 dan setelah terakreditasi = 350. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Tanjungpura = 3,86%. 131 13) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Mataram sebelum terakreditasi = 287 dan setelah terakreditasi = 321. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Mataram = 11,85%. 14) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Muhammadiyah Purwokerto sebelum terakreditasi = 225 dan setelah terakreditasi = 299. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Muhammadiyah Purwokerto = 32,89%. Gambar 4.34. Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Kaprodi c. Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Responden Sekretaris Program Studi Kinerja program studi PGSD sebelum dan sesudah akreditasi menurut responden sekprodi, dan pengaruh akreditasi terhadap kinerja program studi ditunjukkan pada Tabel 4.42. Berdasarkan pada Tabel 4.42 terlihat bahwa nilai rata-rata kinerja dari 14 responden sekprodi yang menjawab secara total terlihat bahwa prodi PGSD sebelum terakreditasi = 240,8 dan setelah terakreditasi = 299,4. Jadi ada pengaruh akreditasi terhadap kinerja prodi sebesar 24,38%. Selanjutnya nilai kinerja PGSD sebelum dan sesudah akreditasi untuk setiap perguruan tinggi adalah sebagai berikut: 132 TABEL 4.42. NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT SEKPRODI PRODI PGSD No Nama PT Status Nilai Sebelum Akreditasi Nilai Sesudah Akreditasi Pengaruh % 1 UPI (Bandung) DIA 283 328 15,90% 2 DIA 208 316 51,92% 3 UNESA (Surabaya) UNEJ (Jember) DIA 276 302 9,42% 4 UNIB (Bengkulu) DIA 105 109 4,13% 5 UNY (Yogyakarta) DIA 244 333 36,48% 6 UM (Malang) DIA 277 326 17,69% 7 UNILA (Lampung) DIA 286 327 23,07% Rata-rata DIA 8 UNIMED (Medan) Non DIA 232 280 9 UNM (Makasar) Non DIA 252 339 34,52% 10 UNIMA (Menado) Non DIA 224 294 31,25% 11 Non DIA 267 321 20,22% Non DIA 237 297 25,32% 13 UNS (Surakarta) UNTAN (Pontianak) UNRAM (Mataram) Non DIA 219 307 40,18% 14 UMP (Purwokerto) Non DIA 259 293 13,13% 248 311 25,32% 12 Rata-rata Non DIA 1) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Pendidikan terakreditasi = 283 16,79% Indonesia sebelum dan setelah terakreditasi = 328. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Pendidikan Indonesia = 15,90%. 2) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Surabaya sebelum terakreditasi = 208 dan setelah terakreditasi = 316. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Surabaya = 51,92%. 3) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Jember sebelum terakreditasi = 276 dan setelah terakreditasi = 302. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Jember = 9,42%. 133 4) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Bengkulu sebelum terakreditasi = 105 dan setelah terakreditasi = 109. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Bengkulu = 4,13%. 5) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta sebelum terakreditasi = 244 dan setelah terakreditasi = 333. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Yogyakarta = 36,48%. 6) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Malang sebelum terakreditasi = 277 dan setelah terakreditasi = 326. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Malang = 17,69%. 7) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Medan sebelum terakreditasi = 280 dan setelah terakreditasi = 327. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Medan = 16,79%. 8) Nilai kinerja prodi terakreditasi = 252 PGSD Universitas Negeri Makasar sebelum dan setelah terakreditasi = 339. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Makasar = 34,52%. 9) Nilai kinerja prodi terakreditasi = 224 PGSD Universitas Negeri Manado sebelum dan setelah terakreditasi = 294. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Manado = 31,25%. 10) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Sebelas Maret sebelum terakreditasi = 267 dan setelah terakreditasi = 321. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Sebelas Maret = 20,22%. 11) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Tanjungpura sebelum terakreditasi = 237 dan setelah terakreditasi = 297. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Tanjungpura = 25,32%. 12) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Mataram sebelum terakreditasi = 219 dan setelah terakreditasi = 307. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Mataram = 40,18%. 134 13) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Muhammadiyah Purwokerto sebelum terakreditasi = 259 dan setelah terakreditasi = 293. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Muhammadiyah Purwokerto = 13,13%. Gambar 4.35. Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Sekprodi d. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Responden Dosen Kinerja program studi PGSD sebelum dan sesudah akreditasi menurut responden dosen, dan pengaruh akreditasi terhadap kinerja program studi ditunjukkan pada Tabel 4.43. Berdasarkan pada Tabel 4.43 terlihat bahwa nilai rata-rata kinerja dari 14 responden dosen yang menjawab secara total terlihat bahwa prodi PGSD sebelum terakreditasi = 274,7 dan setelah terakreditasi = 323,9. Jadi ada pengaruh akreditasi terhadap kinerja prodi sebesar 18,55%. Selanjutnya nilai kinerja PGSD sebelum dan sesudah akreditasi untuk setiap perguruan tinggi adalah sebagai berikut: 135 TABEL 4.43. NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT DOSEN PGSD No Nama PT Status Nilai Sebelum Akreditasi Nilai Sesudah Akreditasi Pengaruh % 1 UPI (Bandung) DIA 265 331 24,87% 2 DIA 256 332 29,74% 3 UNESA (Surabaya) UNEJ (Jember) DIA 275 319 15,98% 4 UNIB (Bengkulu) DIA 331 342 3,17% 5 UNY (Yogyakarta) DIA 248 308 24,36% 6 UM (Malang) DIA 300 348 16,06% 7 UNILA (Lampung) DIA 259 317 22,36% 328 343 18,77% Rata-rata DIA 8 UNIMED (Medan) Non DIA 276 276 9 UNM (Makasar) Non DIA 291 315 8,11% 10 UNIMA (Menado) Non DIA 307 336 9,36% 11 Non DIA 279 331 18,46% Non DIA 215 279 29,77% 13 UNS (Surakarta) UNTAN (Pontianak) UNRAM (Mataram) Non DIA 256 301 17,81% 14 UMP (Purwokerto) Non DIA 288 333 15,45% 273 320 16,98% 12 Rata-rata Non DIA 1) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Pendidikan terakreditasi = 265 24,18% Indonesia sebelum dan setelah terakreditasi = 331. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Pendidikan Indonesia = 24,87%. 2) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Surabaya sebelum terakreditasi = 256 dan setelah terakreditasi = 332. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Surabaya = 29,74%. 3) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Jember sebelum terakreditasi = 275 dan setelah terakreditasi = 319. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Jember = 15,98%. 136 4) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Bengkulu sebelum terakreditasi = 331 dan setelah terakreditasi = 342. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Bengkulu = 3,17%. 5) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta sebelum terakreditasi = 248 dan setelah terakreditasi = 308. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Yogyakarta = 24,36%. 6) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Malang sebelum terakreditasi = 300 dan setelah terakreditasi = 348. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Malang = 16,06%. 7) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Lampung sebelum terakreditasi = 259 dan setelah terakreditasi = 317. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Lampung = 22,36%. 8) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Medan sebelum terakreditasi = 276 dan setelah terakreditasi = 343. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Medan = 24,18%. 9) Nilai kinerja prodi terakreditasi = 291 PGSD Universitas Negeri Makasar sebelum dan setelah terakreditasi = 315. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Makasar = 8,11%. 10) Nilai kinerja prodi terakreditasi = 307 PGSD Universitas Negeri Manado sebelum dan setelah terakreditasi = 336. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Manado = 9,36%. 11) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Sebelas Maret sebelum terakreditasi = 279 dan setelah terakreditasi = 331. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Sebelas Maret = 18,46%. 12) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Tanjungpura sebelum terakreditasi = 215 dan setelah terakreditasi = 279. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Tanjungpura = 29,77%. 137 13) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Mataram sebelum terakreditasi = 256 dan setelah terakreditasi = 301. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Mataram = 17,81%. 14) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Muhammadiyah Purwokerto sebelum terakreditasi = 288 dan setelah terakreditasi = 333. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Muhammadiyah Purwokerto = 15,45%. Gambar 4.36. Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Dosen e. Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Responden Karyawan Kinerja program studi PGSD sebelum dan sesudah akreditasi menurut responden karyawan, dan pengaruh akreditasi terhadap kinerja program studi ditunjukkan pada Tabel 4.44. Berdasarkan pada Tabel 4.44 terlihat bahwa nilai rata-rata kinerja dari 10 prodi PGSD yang menjawab secara total terlihat bahwa prodi PGSD sebelum terakreditasi = 273,7 dan setelah terakreditasi = 314,0. Jadi ada pengaruh akreditasi terhadap kinerja prodi sebesar 15,19%. Selanjutnya nilai kinerja PGSD sebelum dan sesudah akreditasi untuk setiap perguruan tinggi adalah sebagai berikut: 138 TABEL 4.44. NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUTKARYAWAN PGSD No Nama PT Status Nilai Sebelum Akreditasi Nilai Sesudah Akreditasi Pengaruh % 1 UPI (Bandung) DIA 286 374 31,00% 2 DIA 324 325 0,46% 3 UNESA (Surabaya) UNEJ (Jember) DIA 226 252 11,53% 4 UNIB (Bengkulu) DIA 326 344 5,52% 5 UNY (Yogyakarta) DIA 245 297 21,22% 6 UM (Malang) DIA 278 331 19,10% 7 UNILA (Lampung) DIA 281 310 10,19% 319 276 13,63% Rata-rata DIA 8 UNIMED (Medan) Non DIA 281 259 9 UNM (Makasar) Non DIA 246 289 17,72% 10 UNIMA (Menado) Non DIA 266 342 28,57% 11 Non DIA 13 UNS (Surakarta) UNTAN (Pontianak) UNRAM (Mataram) 14 UMP (Purwokerto) Non DIA 257 302 17,73% 12 6,58% Non DIA Non DIA Rata-rata Non DIA 1) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Muhammadiyah Purwokerto sebelum terakreditasi = 288 dan setelah terakreditasi = 333. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Muhammadiyah Purwokerto = 15,45%. 2) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Pendidikan terakreditasi = 286 Indonesia sebelum dan setelah terakreditasi = 374. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Pendidikan Indonesia = 31,00%. 3) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Surabaya sebelum terakreditasi = 324 dan setelah terakreditasi = 325. Jadi pengaruh 139 akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Surabaya = 0,46%. 4) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Jember sebelum terakreditasi = 226 dan setelah terakreditasi = 252. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Jember = 11,53%. 5) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Bengkulu sebelum terakreditasi = 326 dan setelah terakreditasi = 344. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Bengkulu = 5,52%. 6) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta sebelum terakreditasi = 245 dan setelah terakreditasi = 297. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Yogyakarta = 21,22%. 7) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Malang sebelum terakreditasi = 278 dan setelah terakreditasi = 331. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Malang = 19,10%. 8) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Lampung sebelum terakreditasi = 281 dan setelah terakreditasi = 310. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Lampung = 10,19%. 9) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Medan sebelum terakreditasi = 259 dan setelah terakreditasi = 276. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Medan = 6,58%. 10) Nilai kinerja prodi terakreditasi = 246 PGSD Universitas Negeri Makasar sebelum dan setelah terakreditasi = 289. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Makasar = 17,72%. 11) Nilai kinerja prodi terakreditasi = 266 PGSD Universitas Negeri Manado sebelum dan setelah terakreditasi = 342. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Manado = 28,57%. 140 Gambar 4.37. Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Karyawan f. Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Responden Mahasiswa Kinerja program studi PGSD sebelum dan sesudah akreditasi menurut responden mahasiswa, dan pengaruh akreditasi terhadap kinerja program studi ditunjukkan pada Tabel 4.45. Berdasarkan pada Tabel 4.45 terlihat bahwa nilai rata-rata kinerja dari 10 prodi PGSD yang menjawab secara total terlihat bahwa prodi PGSD sebelum terakreditasi = 265,9 dan setelah terakreditasi = 327,4. Jadi ada pengaruh akreditasi terhadap kinerja prodi sebesar 24,27%. Selanjutnya nilai kinerja PGSD sebelum dan sesudah akreditasi untuk setiap perguruan tinggi adalah sebagai berikut: 141 TABEL 4.45. NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT MAHASISWA PGSD No Nama PT Status Nilai Sebelum Akreditasi Nilai Sesudah Akreditasi Pengaruh % 1 UPI (Bandung) DIA 228 322 41,32% 2 DIA 310 376 21,27% 3 UNESA (Surabaya) UNEJ (Jember) DIA 267 316 18,48% 4 UNIB (Bengkulu) DIA 319 321 0,86% 5 UNY (Yogyakarta) DIA 230 337 46,41% 6 UM (Malang) DIA 283 371 31,33% 7 UNILA (Lampung) DIA 280 342 22,36% 341 305 24,53% Rata-rata DIA 8 UNIMED (Medan) Non DIA 274 270 9 UNM (Makasar) Non DIA 239 281 17,55% 10 UNIMA (Menado) Non DIA 233 303 30,04% 11 Non DIA 13 UNS (Surakarta) UNTAN (Pontianak) UNRAM (Mataram) 14 UMP (Purwokerto) Non DIA 247 296 19,85% 12 Non DIA Non DIA Rata-rata Non DIA 1) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Pendidikan terakreditasi = 228 13,07% Indonesia sebelum dan setelah terakreditasi = 322. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Pendidikan Indonesia = 41,32%. 2) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Surabaya sebelum terakreditasi = 310 dan setelah terakreditasi = 376. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Surabaya = 21,27%. 3) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Jember sebelum terakreditasi = 267 dan setelah terakreditasi = 316. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Jember = 18,48%. 142 4) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Bengkulu sebelum terakreditasi = 319 dan setelah terakreditasi = 321. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Bengkulu = 0,86%. 5) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta sebelum terakreditasi = 230 dan setelah terakreditasi = 337. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Yogyakarta = 46,41%. 6) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Malang sebelum terakreditasi = 283 dan setelah terakreditasi = 371. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Malang = 31,33%. 7) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Lampung sebelum terakreditasi = 280 dan setelah terakreditasi = 342. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Lampung = 22,36%. 8) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Medan sebelum terakreditasi = 274 dan setelah terakreditasi = 341. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Medan = 24,53%. 9) Nilai kinerja prodi terakreditasi = 270 PGSD Universitas Negeri Makasar sebelum dan setelah terakreditasi = 305. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Makasar = 13,07%. 10) Nilai kinerja prodi terakreditasi = 239 PGSD Universitas Negeri Manado sebelum dan setelah terakreditasi = 281. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri Manado = 17,55%. 11) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Sebelas Maret sebelum terakreditasi = 233 dan setelah terakreditasi = 303. Jadi pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Sebelas Maret = 30,04%. 143 Gambar 4.38. Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut Mahasiswa 5. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi Berikut ini dikemukakan data performance 10 prodi PGSD sebelum dan sesudah akreditasi berdasarkan 100 aspek kinerja program studi. Data dikemukakan bersarkan masing-masing program studi ditiap-tiap perguruan tinggi. Jumlah responden untuk setiap perguruan tinggi sebanyak 20 orang, sehingga nilai skor tertinggi adalah 80. Pengaruh kinerja program studi dilihat berdasarkan perbandingan pendapat responden sebelum dan sesudah akreditasi. Pada perincian data ditunjukkan pulan lima (5) paling besar dan lima (5) paling kecil dari pengaruh dari tiap-tiap aspek kinerja program studi. a. Performance Prodi PGSD UNIMED Sebelum dan Pasca Akreditasi Performance program studi PGSD di UNIMED sebelum dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir intrumen akreditasi secara rinci disajikan pada Tabel 4.46. Pada Tabel 4.46 ditunjukkan skor sebelum dan pasca akreditasi berdasar aspek kinerja program studi di UNIMED. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 53,15 dan setelah akreditasi= 63,4. Pengaruh aspek kinerja program studi secara keseluruhan di UNIMED adalah 23%. 144 TABEL 4.46. NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN No Aspek Kinerja Program Studi 1. Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi. Strategi pencapaian sasaran dan rentang waktu pelaksanaan Sosialisasi visi-misi. Tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan Kepemimpinan Program Studi Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi menca-kup: planning, organizing, staffing, leading, controlling yang efektif Pelaksanaan penjaminan mutu di program studi. Penjaringan umpan balik dan tindak lanjutnya. Upaya untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) program studi. Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi terhadap daya tampung. Rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi terhadap calon mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi. Rasio mahasiswa baru transfer terhadap mahasiswa baru regular. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama lima tahun terakhir. Penerimaan mahasiswa non-reguler (selayaknya tidak membuat beban dosen sangat berat, jauh melebihi beban ideal sekitar 12 sks). Hasil penilaian terhadap penghargaan atas prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat dan minat. Persentase kelulusan tepat waktu. Hasil penilaian terhadap Persentase mahasiswa yang DO atau mengundurkan diri. Layanan dan kegiatan kemahasiswaan. Kualitas layanan kepada mahasiswa. Upaya pelacakan dan perekaman data lulusan. Penggunaan hasil pelacakan untuk perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2) penggalangan dana, (3) informasi pekerjaan, (4) membangun jejaring. Penilaian terhadap Pendapat pengguna lulusan terhadap mutu alumni. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 145 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 54 68 26% 50 64 28% 56 65 16% 46 63 37% 58 70 21% 45 62 38% 47 64 36% 52 59 13% 55 67 22% 58 72 24% 61 71 16% 56 61 9% 61 69 13% 56 63 13% 51 62 22% 60 69 15% 47 55 17% 56 60 67 71 20% 18% 46 60 30% 48 63 31% 50 63 26% No 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. Aspek Kinerja Program Studi Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu kerja pertama (dalam bulan). Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian bidang kerja dengan bidang studi (keahlian) lulusan. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan akademik program studi. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan non-akademik program studi. Pedoman tertulis tentang sistem seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan. Pedoman tertulis tentang sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja akademik dosen dan kinerja tenaga kependidikan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja dosen di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Jumlah dosen tetap berpendidikan (terakhir) S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan lektor kepala dan guru besar yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional. Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan bidang PS. Rata-rata beban dosen per semester, atau rata-rata FTE (Fulltime Teaching Equivalent). Hasil penilian terhadap kesesuaian keahlian (pendidikan terakhir) dosen dengan mata kuliah yang diajarkannya. Tingkat kehadiran dosen tetap dalam mengajar. Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap jumlah seluruh dosen. Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap dengan mata kuliah yang diampu. Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran dosen tidak tetap dalam mengajar. Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai pembicara dalam seminar/pelatihan, pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri (tidak termasuk dosen tidak tetap). 146 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 52 62 19% 53 62 17% 54 67 24% 47 58 23% 58 64 10% 54 67 24% 56 68 21% 54 66 22% 48 62 29% 58 69 19% 64 74 16% 55 69 25% 57 71 25% 56 65 16% 67 76 13% 54 62 15% 62 67 8% 65 72 11% 51 62 22% No 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. Aspek Kinerja Program Studi Peningkatan kemampuan dosen tetap melalui program tugas belajar dalam bidang yang sesuai dengan bidang PS. Kegiatan dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS dalam seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/ workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan yang tidak hanya melibatkan dosen PT sendiri. Prestasi dalam mendapatkan penghargaan hibah, pendanaan program dan kegiatan akademik dari tingkat nasional dan internasional; Reputasi dan keluasan jejaring dosen dalam bidang akademik & profesi. Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya. Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah, kualifikasi, dan mutu kerjanya. Tenaga administrasi: jumlah dan kualifikasinya. Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan. Struktur kurikulum (harus memuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur dalam kompetensi utama, pendukung dan lainnya Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi PS. Kesesuaian mata kuliah dengan standar kompetensi. Persentase mata kuliah yang dalam penentuan nilai akhirnya memberikan bobot pada tugas-tugas (PR atau makalah) ≥ 20%. Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi dengan deskripsi matakuliah, silabus dan SAP. Fleksibilitas mata kuliah pilihan. Substansi praktikum dan pelaksanaan praktikum. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan peninjauan kurikulum selama 5 tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap penyesuaian kurikulum dengan perkembangan ipteks dan kebutuhan. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran. Mekanisme penyusunan materi perkuliahan. Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian. Hasil penilaian terhadap rata-rata banyaknya mahasiswa per dosen Pembimbing Akademik per semester. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan 147 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 53 61 15% 55 64 16% 45 57 27% 52 62 19% 50 59 18% 53 58 9% 51 60 18% 56 66 18% 59 73 24% 59 71 20% 60 70 17% 58 71 22% 63 73 16% 52 58 12% 56 67 20% 57 65 14% 56 66 18% 61 71 16% 58 68 17% 53 64 21% 60 69 15% 57 68 19% No 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. Aspek Kinerja Program Studi kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata pertemuan pembimbingan akademik per mahasiswa per semester. Hasil penilaian terhadap efektivitas kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap ketersediaan panduan, sosialisasi, dan penggunaan. Hasil penilaian terhadap rata-rata mahasiswa per dosen pembimbing tugas akhir. Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah pertemuan/ pembimbingan selama penyelesaian TA. Hasil penilaian terhadap kualifikasi akademik dosen pembimbing tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian terhadap rata-rata waktu penyelesaian penulisan tugas akhir. Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan sistem pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang suasana akademik (otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik). Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan jenis prasarana, sarana dan dana yang memungkinkan terciptanya interaksi akademik antara sivitas akademika. Hasil evaluasi terhadap Program dan kegiatan akademik untuk menciptakan suasana akademik (seminar, simposium, lokakarya, bedah buku, penelitian bersama dll). Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik antara dosen-mahasiswa. Hasil evaluasi terhadap pengembangan perilaku kecendekiawanan. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan program studi dalam perencanaan target kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan perencanaan/alokasi dan pengelolaan dana. Hasil evaluasi terhadap besarnya dana (termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap dana penelitian dalam tiga tahun terakhir. Dana yang diperoleh dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja dosen 148 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 54 63 17% 53 61 15% 54 64 19% 57 67 18% 57 65 14% 58 67 16% 56 70 25% 59 70 19% 56 65 16% 50 60 20% 51 62 22% 56 66 18% 47 55 17% 53 64 21% 55 61 11% 52 61 17% 50 60 20% 42 50 19% No 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. Aspek Kinerja Program Studi Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb. kecuali ruang dosen) yang dipergunakan PS dalam proses pembelajaran. Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain yang menunjang (misalnya tempat olah raga, ruang bersama, ruang himpunan mahasiswa, poliklinik). Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa buku teks. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi Dikti. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah internasional Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa prosiding seminardalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap Akses ke perpustakaan di luar PT atau sumber pustaka lainnya. Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan, akses dan pendayagunaan sarana utama di lab (tempat praktikum, bengkel, studio, ruang simulasi, rumah sakit, puskesmas/balai kesehatan, green house, lahan untuk pertanian, dan sejenisnya). Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan PS dalam proses pembelajaran (hardware, software, e-learning, dan perpustakaan). Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data dalam sistem informasi. Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama 3 tahun. Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan mahasiswa yang melakukan tugas akhir dalam penelitian dosen. Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama tiga tahun. Hasil evaluasi terhadap Karya-karya PS/institusi yang telah memperoleh perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh dosen tetap yang 149 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 47 56 19% 48 56 17% 53 64 21% 52 64 23% 43 51 19% 38 46 21% 42 51 21% 43 52 21% 51 61 20% 51 61 20% 50 57 14% 52 61 17% 49 62 27% 50 61 22% 40 47 18% 50 64 28% No 98. 99. 100. Aspek Kinerja Program Studi bidang keahliannya sesuai dengan PS. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di dalam negeri dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di luar negeri dalam tiga tahun terakhir. Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 46 55 20% 49 60 22% 39 48 23% Berdasarkan data yang diperoleh lima nilai terbesar dan nilai terkecil dari pengaruh untuk tiap-tiap aspek kinerja program studi disajikan pada Gambar 4.39 dan 4.40. Pada Gambar 4.39 terlihat bahwa pengaruh akreditasi terhadap aspek kinerja program studi di UNIMED yang tertinggi adalah sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi sebesar 38%. Urutan kedua adalah tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, dan tercapainya tujuan mempunyai pengaruh sebesar 37%. Peringkat ketiga yang paling tinggi adalah aspek kinerja pelaksanaan penjaminan mutu program studi dengan pengaruh sebesar 36%. Gambar 4.39. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di UNIMED 150 Gambar 4.40. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di UNIMED Pada Gambar 4.40 disajikan lima aspek kinerja terendah, berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa aspek kinerja yang paling rendah pengaruhnya adalah kesesuaian keahlian dosen tidak tetap dengan mata kuliah yang diampu, aspek ini hanya mempunyai pengaruh sebesar 8%. Aspek kinerja kedua yang paling rendah adalah laboran, analisis, teknisi, operator: jumlah kualifikasi dan mutu kerjanya. b. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi di UPI Performance program studi PGSD di UPI sebelum dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir instrumen akreditasi secara rinci disajikan pada Tabel 4.44. Pada Tabel 4.44 ditunjukkan skor sebelum dan pasca akreditasi berdasar aspek kinerja program studi di UPI. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 52,94 dan setelah akreditasi= 67,73. Pengaruh aspek kinerja program studi secara keseluruhan di UPI adalah 27,9%. 151 TABEL 4.47. NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS PENDIDIKAN BANDUNG No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Aspek Kinerja Program Studi Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi. Strategi pencapaian sasaran dan rentang waktu pelaksanaan Sosialisasi visi-misi. Tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan kepemimpinan program studi Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi menca-kup: planning, organizing, staffing, leading, controlling yang efektif Pelaksanaan penjaminan mutu di program studi. Penjaringan umpan balik dan tindak lanjutnya. Upaya untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) program studi. Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi terhadap daya tampung. Rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi terhadap calon mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi. Rasio mahasiswa baru transfer terhadap mahasiswa baru regular. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama lima tahun terakhir. Penerimaan mahasiswa non-reguler (selayaknya tidak membuat beban dosen sangat berat, jauh melebihi beban ideal sekitar 12 sks). Hasil penilaian terhadap penghargaan atas prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat dan minat. Persentase kelulusan tepat waktu. Hasil penilaian terhadap Persentase mahasiswa yang DO atau mengundurkan diri. Layanan dan kegiatan kemahasiswaan. Kualitas layanan kepada mahasiswa. Upaya pelacakan dan perekaman data lulusan. Penggunaan hasil pelacakan untuk perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2) penggalangan dana, (3) informasi pekerjaan, (4) membangun jejaring. Penilaian terhadap Pendapat pengguna 152 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 50 70 40% 51 68 33% 47 67 43% 51 72 41% 52 69 33% 47 66 40% 49 68 39% 51 63 24% 56 74 32% 61 73 20% 64 75 17% 51 59 16% 56 70 25% 55 66 20% 51 68 33% 62 75 21% 43 51 19% 53 53 74 71 40% 34% 52 67 29% 49 66 35% 53 66 25% No. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. Aspek Kinerja Program Studi lulusan terhadap mutu alumni. Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu kerja pertama (dalam bulan). Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian bidang kerja dengan bidang studi (keahlian) lulusan. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan akademik program studi. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan non-akademik program studi. Pedoman tertulis tentang sistem seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan. Pedoman tertulis tentang sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja akademik dosen dan kinerja tenaga kependidikan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja dosen di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Jumlah dosen tetap berpendidikan (terakhir) S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan lektor kepala dan guru besar yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional. Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan bidang PS. Rata-rata beban dosen per semester, atau rata-rata FTE (Fulltime Teaching Equivalent). Hasil penilian terhadap kesesuaian keahlian (pendidikan terakhir) dosen dengan mata kuliah yang diajarkannya. Tingkat kehadiran dosen tetap dalam mengajar. Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap jumlah seluruh dosen. Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap dengan mata kuliah yang diampu. Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran dosen tidak tetap dalam mengajar. Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai pembicara dalam seminar/pelatihan, pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri 153 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 50 62 24% 57 72 26% 54 71 31% 48 62 29% 50 61 22% 57 70 23% 56 70 25% 57 70 23% 52 63 21% 50 62 24% 51 72 41% 50 59 18% 55 68 24% 54 68 26% 61 75 23% 53 61 15% 54 65 20% 54 67 24% 53 70 32% No. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. Aspek Kinerja Program Studi (tidak termasuk dosen tidak tetap). Peningkatan kemampuan dosen tetap melalui program tugas belajar dalam bidang yang sesuai dengan bidang PS. Kegiatan dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS dalam seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/ workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan yang tidak hanya melibatkan dosen PT sendiri. Prestasi dalam mendapatkan penghargaan hibah, pendanaan program dan kegiatan akademik dari tingkat nasional dan internasional; Reputasi dan keluasan jejaring dosen dalam bidang akademik & profesi. Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya. Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah, kualifikasi, dan mutu kerjanya. Tenaga administrasi: jumlah dan kualifikasinya. Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan. Struktur kurikulum (harus memuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur dalam kompetensi utama, pendukung dan lainnya Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi PS. Kesesuaian mata kuliah dengan standar kompetensi. Persentase mata kuliah yang dalam penentuan nilai akhirnya memberikan bobot pada tugas-tugas (PR atau makalah) ≥ 20%. Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi dengan deskripsi matakuliah, silabus dan SAP. Fleksibilitas mata kuliah pilihan. Substansi praktikum dan pelaksanaan praktikum. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan peninjauan kurikulum selama 5 tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap penyesuaian kurikulum dengan perkembangan ipteks dan kebutuhan. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran. Mekanisme penyusunan materi perkuliahan. Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian. Hasil penilaian terhadap rata-rata banyaknya mahasiswa per dosen Pembimbing Akademik per semester. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan 154 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 55 70 27% 54 69 28% 51 67 31% 56 71 27% 42 55 31% 45 63 40% 43 64 49% 56 73 30% 56 72 29% 58 73 26% 60 73 22% 59 70 19% 57 73 28% 56 66 18% 53 64 21% 53 67 26% 54 67 24% 56 73 30% 53 52 71 68 34% 31% 51 68 33% 54 72 33% No. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. Aspek Kinerja Program Studi kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata pertemuan pembimbingan akademik per mahasiswa per semester. Hasil penilaian terhadap efektivitas kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap ketersediaan panduan, sosialisasi, dan penggunaan. Hasil penilaian terhadap rata-rata mahasiswa per dosen pembimbing tugas akhir. Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah pertemuan/ pembimbingan selama penyelesaian TA. Hasil penilaian terhadap kualifikasi akademik dosen pembimbing tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian terhadap rata-rata waktu penyelesaian penulisan tugas akhir. Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan sistem pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang suasana akademik (otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik). Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan jenis prasarana, sarana dan dana yang memungkinkan terciptanya interaksi akademik antara sivitas akademika. Hasil evaluasi terhadap Program dan kegiatan akademik untuk menciptakan suasana akademik (seminar, simposium, lokakarya, bedah buku, penelitian bersama dll). Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik antara dosen-mahasiswa. Hasil evaluasi terhadap pengembangan perilaku kecendekiawanan. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan program studi dalam perencanaan target kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan perencanaan/alokasi dan pengelolaan dana. Hasil evaluasi terhadap besarnya dana (termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap dana penelitian dalam tiga tahun terakhir. Dana yang diperoleh dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja dosen 155 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 54 71 31% 53 70 32% 51 69 35% 53 70 32% 56 73 30% 53 70 32% 55 70 27% 52 72 38% 55 69 25% 55 71 29% 57 74 30% 56 72 29% 53 66 25% 53 69 30% 57 69 21% 56 69 23% 51 63 24% 57 68 19% No. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. Aspek Kinerja Program Studi Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb. kecuali ruang dosen) yang dipergunakan PS dalam proses pembelajaran. Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain yang menunjang (misalnya tempat olah raga, ruang bersama, ruang himpunan mahasiswa, poliklinik). Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa buku teks. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi Dikti. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah internasional Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa prosiding seminardalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap Akses ke perpustakaan di luar PT atau sumber pustaka lainnya. Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan, akses dan pendayagunaan sarana utama di lab (tempat praktikum, bengkel, studio, ruang simulasi, rumah sakit, puskesmas/balai kesehatan, green house, lahan untuk pertanian, dan sejenisnya). Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan PS dalam proses pembelajaran (hardware, software, e-learning, dan perpustakaan). Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data dalam sistem informasi. Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama 3 tahun. Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan mahasiswa yang melakukan tugas akhir dalam penelitian dosen. Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama tiga tahun. Hasil evaluasi terhadap Karya-karya PS/institusi yang telah memperoleh perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS. 156 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 55 70 27% 54 66 22% 53 74 40% 53 71 34% 49 59 20% 42 56 33% 51 68 33% 49 62 27% 49 61 24% 52 69 33% 54 72 33% 55 69 25% 52 64 23% 51 65 27% 36 45 25% 50 64 28% No. Aspek Kinerja Program Studi Hasil evaluasi terhadap keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama 99. dengan instansi di dalam negeri dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama 100. dengan instansi di luar negeri dalam tiga tahun terakhir. 98. Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 52 65 25% 57 72 26% 56 71 27% Berdasarkan data yang diperoleh lima nilai terbesar dan nilai terkecil dari pengaruh untuk tiap-tiap aspek kinerja program studi disajikan pada Gambar 4.41 dan 4.44. Pada Gambar 4.41 terlihat bahwa pengaruh akreditasi terhadap aspek kinerja program studi di UPI yang tertinggi adalah: (1) Tenaga administrasi: jumlah dan kualifikasinya sebesar 49%; (2) urutan kedua adalah sosialisasi visi-misi sebesar 43%; (3) peringkat ketiga yang paling tinggi adalah aspek tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan dengan pengaruh sebesar 41%; (4) Peringkat ke empat yang paling tinggi adalah aspek kinerja dari jumlah dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional dengan pengaruh sebesar 41%; (5) peringkat ke lima yang paling tinggi adalah aspek kinerja dari perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi dengan pengaruh sebesar 40%. Gambar 4.41. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di UPI 157 Pada Gambar 4.42 disajikan lima aspek kinerja terendah, berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa aspek kinerja yang paling rendah pengaruhnya adalah: (1) rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap jumlah seluruh dosen pengaruh sebesar 15%; (2) aspek kinerja kedua yang paling rendah adalah rasio mahasiswa baru transfer terhadap mahasiswa baru regular dengan pengaruh sebesar 16%; (3) aspek kinerja ketiga yang paling rendah adalah rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi terhadap calon mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi dengan pengaruh sebesar 17%; (4) Aspek kinerja ke empat yang paling rendah adalah fleksibilitas mata kuliah pilihan dengan pengaruh sebesar 18% dan; (5) aspek kinerja ke lima yang paling rendah adalah rasio mahasiswa terhadap dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan bidang PS dengan pengaruh sebesar 18%. Gambar 4.42. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di UPI 158 c. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi di Universitas Negeri Surabaya Performance program studi PGSD di Universitas Negeri Surabaya sebelum dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir instrumen akreditasi secara rinci disajikan pada Tabel 4.48. Pada Tabel 4.48 ditunjukkan skor sebelum dan pasca akreditasi berdasar aspek kinerja program studi di Universitas Negeri Surabaya. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 56,39 dan setelah akreditasi= 68,33. Pengaruh aspek kinerja program studi secara keseluruhan di UNNESA adalah 21,2%. TABEL 4.48. NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA No Aspek Kinerja Program Studi 1. Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi. Strategi pencapaian sasaran dan rentang waktu pelaksanaan Sosialisasi visi-misi. Tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan kepemimpinan program studi Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi menca-kup: planning, organizing, staffing, leading, controlling yang efektif Pelaksanaan penjaminan mutu di program studi. Penjaringan umpan balik dan tindak lanjutnya. Upaya untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) program studi. Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi terhadap daya tampung. Rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi terhadap calon mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi. Rasio mahasiswa baru transfer terhadap mahasiswa baru regular. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama lima tahun terakhir. Penerimaan mahasiswa non-reguler (selayaknya tidak membuat beban dosen 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 159 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 58 72 24% 58 75 29% 57 73 28% 60 71 18% 59 75 27% 57 71 25% 56 67 20% 57 69 21% 63 71 13% 62 73 18% 64 72 13% 58 67 16% 61 72 18% 58 63 9% No 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. Aspek Kinerja Program Studi sangat berat, jauh melebihi beban ideal sekitar 12 sks). Hasil penilaian terhadap penghargaan atas prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat dan minat. Persentase kelulusan tepat waktu. Hasil penilaian terhadap Persentase mahasiswa yang DO atau mengundurkan diri. Layanan dan kegiatan kemahasiswaan. Kualitas layanan kepada mahasiswa. Upaya pelacakan dan perekaman data lulusan. Penggunaan hasil pelacakan untuk perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2) penggalangan dana, (3) informasi pekerjaan, (4) membangun jejaring. Penilaian terhadap Pendapat pengguna lulusan terhadap mutu alumni. Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu kerja pertama (dalam bulan). Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian bidang kerja dengan bidang studi (keahlian) lulusan. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan akademik program studi. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan non-akademik program studi. Pedoman tertulis tentang sistem seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan. Pedoman tertulis tentang sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja akademik dosen dan kinerja tenaga kependidikan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja dosen di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Jumlah dosen tetap berpendidikan (terakhir) S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan lektor kepala dan guru besar yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional. 160 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 56 68 21% 67 72 7% 45 49 9% 62 64 75 75 21% 17% 60 67 12% 56 65 16% 62 70 13% 59 65 10% 64 72 13% 60 66 10% 57 63 11% 59 63 7% 61 71 16% 60 64 7% 61 68 11% 50 63 26% 57 68 19% 57 74 30% No Aspek Kinerja Program Studi 34. Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan bidang PS. Rata-rata beban dosen per semester, atau rata-rata FTE (Fulltime Teaching Equivalent). Hasil penilian terhadap kesesuaian keahlian (pendidikan terakhir) dosen dengan mata kuliah yang diajarkannya. Tingkat kehadiran dosen tetap dalam mengajar. Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap jumlah seluruh dosen. Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap dengan mata kuliah yang diampu. Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran dosen tidak tetap dalam mengajar. Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai pembicara dalam seminar/pelatihan, pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri (tidak termasuk dosen tidak tetap). Peningkatan kemampuan dosen tetap melalui program tugas belajar dalam bidang yang sesuai dengan bidang PS. Kegiatan dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS dalam seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/ workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan yang tidak hanya melibatkan dosen PT sendiri. Prestasi dalam mendapatkan penghargaan hibah, pendanaan program dan kegiatan akademik dari tingkat nasional dan internasional; Reputasi dan keluasan jejaring dosen dalam bidang akademik & profesi. Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya. Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah, kualifikasi, dan mutu kerjanya. Tenaga administrasi: jumlah dan kualifikasinya. Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan. Struktur kurikulum (harus memuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur dalam kompetensi utama, pendukung dan lainnya Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi PS. Kesesuaian mata kuliah dengan standar kompetensi. Persentase mata kuliah yang dalam penentuan nilai akhirnya memberikan 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 161 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 55 71 29% 60 69 15% 62 76 23% 64 76 19% 44 50 14% 47 52 11% 49 56 14% 51 65 27% 55 71 29% 57 69 21% 53 64 21% 55 69 25% 51 55 8% 53 62 17% 57 69 21% 56 70 25% 58 73 26% 61 76 25% 61 76 25% 58 69 19% No 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. Aspek Kinerja Program Studi bobot pada tugas-tugas (PR atau makalah) ≥ 20%. Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi dengan deskripsi matakuliah, silabus dan SAP. Fleksibilitas mata kuliah pilihan. Substansi praktikum dan pelaksanaan praktikum. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan peninjauan kurikulum selama 5 tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap penyesuaian kurikulum dengan perkembangan ipteks dan kebutuhan. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran. Mekanisme penyusunan materi perkuliahan. Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian. Hasil penilaian terhadap rata-rata banyaknya mahasiswa per dosen Pembimbing Akademik per semester. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata pertemuan pembimbingan akademik per mahasiswa per semester. Hasil penilaian terhadap efektivitas kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap ketersediaan panduan, sosialisasi, dan penggunaan. Hasil penilaian terhadap rata-rata mahasiswa per dosen pembimbing tugas akhir. Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah pertemuan/ pembimbingan selama penyelesaian TA. Hasil penilaian terhadap kualifikasi akademik dosen pembimbing tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian terhadap rata-rata waktu penyelesaian penulisan tugas akhir. Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan sistem pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang suasana akademik (otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik). Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan jenis prasarana, sarana dan dana yang memungkinkan terciptanya interaksi akademik antara sivitas akademika. Hasil evaluasi terhadap Program dan 162 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 57 74 30% 57 69 21% 56 68 21% 55 71 29% 56 71 27% 57 74 30% 56 74 32% 55 73 33% 54 71 31% 54 67 24% 56 68 21% 56 68 21% 56 66 18% 57 72 26% 57 72 26% 57 71 25% 58 73 26% 58 72 24% 57 69 21% 59 72 22% 55 69 25% No 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. Aspek Kinerja Program Studi kegiatan akademik untuk menciptakan suasana akademik (seminar, simposium, lokakarya, bedah buku, penelitian bersama dll). Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik antara dosen-mahasiswa. Hasil evaluasi terhadap pengembangan perilaku kecendekiawanan. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan program studi dalam perencanaan target kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan perencanaan/alokasi dan pengelolaan dana. Hasil evaluasi terhadap besarnya dana (termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap dana penelitian dalam tiga tahun terakhir. Dana yang diperoleh dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja dosen Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb. kecuali ruang dosen) yang dipergunakan PS dalam proses pembelajaran. Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain yang menunjang (misalnya tempat olah raga, ruang bersama, ruang himpunan mahasiswa, poliklinik). Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa buku teks. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi Dikti. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah internasional Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa prosiding seminardalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap Akses ke perpustakaan di luar PT atau sumber pustaka lainnya. Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan, akses dan pendayagunaan sarana utama di lab (tempat praktikum, bengkel, studio, ruang simulasi, rumah sakit, puskesmas/balai kesehatan, green house, lahan untuk pertanian, dan 163 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 57 74 30% 53 64 21% 59 67 14% 57 68 19% 54 66 22% 54 66 22% 55 73 33% 57 75 32% 58 71 22% 57 73 28% 55 71 29% 51 63 24% 50 60 20% 53 65 23% 51 60 18% 56 71 27% No Aspek Kinerja Program Studi sejenisnya). Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan PS dalam proses pembelajaran (hardware, software, e-learning, dan perpustakaan). 92. Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data dalam sistem informasi. 93. Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama 3 tahun. 94. Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan mahasiswa yang melakukan tugas akhir dalam penelitian dosen. 95. Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama tiga tahun. 96. Hasil evaluasi terhadap Karya-karya PS/institusi yang telah memperoleh perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun terakhir. 97. Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS. 98. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. 99. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di dalam negeri dalam tiga tahun terakhir. 100. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di luar negeri dalam tiga tahun terakhir. Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 55 72 31% 54 67 24% 54 62 15% 53 67 26% 55 65 18% 47 55 17% 54 84 56% 53 65 23% 55 68 24% 47 60 28% 91. Berdasarkan data yang diperoleh lima nilai terbesar dan nilai terkecil dari pengaruh untuk tiap-tiap aspek kinerja program studi disajikan pada Gambar 4.43 dan 4.44. Pada Gambar 4.43 terlihat bahwa pengaruh akreditasi terhadap aspek kinerja program studi di Universitas Negeri Surabaya yang tertinggi adalah: (1) hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS sebesar 37%: (2) urutan kedua adalah hasil penilaian terhadap mutu soal ujian sebesar 33%; (3) peringkat ketiga yang paling tinggi adalah hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja dosen dengan pengaruh sebesar 33%; (4) Peringkat ke empat yang paling 164 tinggi adalah mekanisme penyusunan materi perkuliahan dengan pengaruh sebesar 32%; 5) peringkat ke lima yang paling tinggi adalah hasil evaluasi terhadap prasarana (kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb. kecuali ruang dosen) yang dipergunakan PS dalam proses pembelajaran dengan pengaruh sebesar 32%. Gambar 4.43. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Negeri Surabaya Pada Gambar 4.44 disajikan lima aspek kinerja terendah, berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa aspek kinerja yang paling rendah pengaruhnya adalah: (1) pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja dosen di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat pengaruh sebesar 7%; (2) aspek kinerja kedua yang paling rendah adalah pedoman tertulis tentang sistem seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan dengan pengaruh sebesar 7%; (3) aspek kinerja ketiga yang paling rendah adalah persentase kelulusan tepat waktu dengan pengaruh sebesar 7%; (4) aspek kinerja ke empat yang paling rendah adalah pustakawan: jumlah dan kualifikasinya dengan pengaruh sebesar 8% dan; (5) aspek kinerja ke lima 165 yang paling rendah adalah hasil penilaian terhadap persentase mahasiswa yang DO atau mengundurkan diri dengan pengaruh sebesar 9%. Gambar 4.44. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Negeri Surabaya d. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi di Universitas Negeri Makasar Performance program studi PGSD di Universitas Negeri Makasar sebelum dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir instrumen akreditasi secara rinci disajikan pada Tabel 4.49. Pada Tabel 4.49 ditunjukkan skor sebelum dan pasca akreditasi berdasar aspek kinerja program studi di Universitas Negeri Makasar. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 53,22 dan setelah akreditasi= 62,28. Pengaruh aspek kinerja program studi secara keseluruhan di Universitas Negeri Makasar adalah 17%. 166 TABEL 4.49. NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Aspek Kinerja Program Studi Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi. Strategi pencapaian sasaran dan rentang waktu pelaksanaan Sosialisasi visi-misi. Tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan kepemimpinan program studi Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi menca-kup: planning, organizing, staffing, leading, controlling yang efektif Pelaksanaan penjaminan mutu di program studi. Penjaringan umpan balik dan tindak lanjutnya. Upaya untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) program studi. Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi terhadap daya tampung. Rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi terhadap calon mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi. Rasio mahasiswa baru transfer terhadap mahasiswa baru regular. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama lima tahun terakhir. Penerimaan mahasiswa non-reguler (selayaknya tidak membuat beban dosen sangat berat, jauh melebihi beban ideal sekitar 12 sks). Hasil penilaian terhadap penghargaan atas prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat dan minat. Persentase kelulusan tepat waktu. Hasil penilaian terhadap Persentase mahasiswa yang DO atau mengundurkan diri. Layanan dan kegiatan kemahasiswaan. Kualitas layanan kepada mahasiswa. Upaya pelacakan dan perekaman data lulusan. Penggunaan hasil pelacakan untuk perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2) penggalangan dana, (3) informasi pekerjaan, (4) membangun jejaring. 167 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 53 69 30% 47 62 32% 48 67 40% 52 70 35% 60 70 17% 49 66 35% 53 66 25% 47 64 36% 52 70 35% 57 68 19% 62 69 11% 50 55 10% 60 70 17% 50 58 16% 59 68 15% 63 71 13% 40 44 10% 60 63 73 73 22% 16% 51 67 31% 48 60 25% No 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Aspek Kinerja Program Studi Penilaian terhadap Pendapat pengguna lulusan terhadap mutu alumni. Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu kerja pertama (dalam bulan). Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian bidang kerja dengan bidang studi (keahlian) lulusan. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan akademik program studi. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan non-akademik program studi. Pedoman tertulis tentang sistem seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan. Pedoman tertulis tentang sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja akademik dosen dan kinerja tenaga kependidikan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja dosen di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Jumlah dosen tetap berpendidikan (terakhir) S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan lektor kepala dan guru besar yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional. Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan bidang PS. Rata-rata beban dosen per semester, atau rata-rata FTE (Fulltime Teaching Equivalent). Hasil penilian terhadap kesesuaian keahlian (pendidikan terakhir) dosen dengan mata kuliah yang diajarkannya. Tingkat kehadiran dosen tetap dalam mengajar. Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap jumlah seluruh dosen. Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap dengan mata kuliah yang diampu. Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran dosen tidak tetap dalam mengajar. 168 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 50 64 28% 48 56 17% 61 70 15% 58 64 10% 55 64 16% 56 62 11% 58 64 10% 61 69 13% 54 68 26% 47 62 32% 53 64 21% 53 70 32% 52 60 15% 56 63 13% 61 67 10% 63 73 16% 50 54 8% 56 61 9% 55 60 9% No 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 Aspek Kinerja Program Studi Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai pembicara dalam seminar/pelatihan, pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri (tidak termasuk dosen tidak tetap). Peningkatan kemampuan dosen tetap melalui program tugas belajar dalam bidang yang sesuai dengan bidang PS. Kegiatan dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS dalam seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/ workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan yang tidak hanya melibatkan dosen PT sendiri. Prestasi dalam mendapatkan penghargaan hibah, pendanaan program dan kegiatan akademik dari tingkat nasional dan internasional; Reputasi dan keluasan jejaring dosen dalam bidang akademik & profesi. Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya. Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah, kualifikasi, dan mutu kerjanya. Tenaga administrasi: jumlah dan kualifikasinya. Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan. Struktur kurikulum (harus memuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur dalam kompetensi utama, pendukung dan lainnya Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi PS. Kesesuaian mata kuliah dengan standar kompetensi. Persentase mata kuliah yang dalam penentuan nilai akhirnya memberikan bobot pada tugas-tugas (PR atau makalah) ≥ 20%. Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi dengan deskripsi matakuliah, silabus dan SAP. Fleksibilitas mata kuliah pilihan. Substansi praktikum dan pelaksanaan praktikum. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan peninjauan kurikulum selama 5 tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap penyesuaian kurikulum dengan perkembangan ipteks dan kebutuhan. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran. Mekanisme penyusunan materi 169 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 49 59 20% 53 67 26% 52 63 21% 46 50 9% 53 62 17% 48 55 15% 52 60 15% 52 60 15% 56 66 18% 60 68 13% 60 70 17% 62 73 18% 60 70 17% 63 71 13% 57 67 18% 58 67 16% 53 65 23% 51 62 22% 62 71 15% 58 64 10% No 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 Aspek Kinerja Program Studi perkuliahan. Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian. Hasil penilaian terhadap rata-rata banyaknya mahasiswa per dosen Pembimbing Akademik per semester. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata pertemuan pembimbingan akademik per mahasiswa per semester. Hasil penilaian terhadap efektivitas kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap ketersediaan panduan, sosialisasi, dan penggunaan. Hasil penilaian terhadap rata-rata mahasiswa per dosen pembimbing tugas akhir. Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah pertemuan/ pembimbingan selama penyelesaian TA. Hasil penilaian terhadap kualifikasi akademik dosen pembimbing tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian terhadap rata-rata waktu penyelesaian penulisan tugas akhir. Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan sistem pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang suasana akademik (otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik). Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan jenis prasarana, sarana dan dana yang memungkinkan terciptanya interaksi akademik antara sivitas akademika. Hasil evaluasi terhadap Program dan kegiatan akademik untuk menciptakan suasana akademik (seminar, simposium, lokakarya, bedah buku, penelitian bersama dll). Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik antara dosen-mahasiswa. Hasil evaluasi terhadap pengembangan perilaku kecendekiawanan. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan program studi dalam perencanaan target kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan perencanaan/alokasi dan pengelolaan dana. Hasil evaluasi terhadap besarnya dana (termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap dana penelitian 170 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 55 62 13% 57 63 11% 58 65 12% 55 62 13% 57 62 9% 55 64 16% 56 65 16% 58 64 10% 57 64 12% 57 66 16% 56 66 18% 55 62 13% 49 59 20% 53 65 23% 58 63 9% 51 60 18% 53 61 15% 48 54 13% 48 54 13% No 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 Aspek Kinerja Program Studi dalam tiga tahun terakhir. Dana yang diperoleh dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja dosen Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb. kecuali ruang dosen) yang dipergunakan PS dalam proses pembelajaran. Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain yang menunjang (misalnya tempat olah raga, ruang bersama, ruang himpunan mahasiswa, poliklinik). Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa buku teks. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi Dikti. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah internasional Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa prosiding seminardalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap Akses ke perpustakaan di luar PT atau sumber pustaka lainnya. Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan, akses dan pendayagunaan sarana utama di lab (tempat praktikum, bengkel, studio, ruang simulasi, rumah sakit, puskesmas/balai kesehatan, green house, lahan untuk pertanian, dan sejenisnya). Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan PS dalam proses pembelajaran (hardware, software, e-learning, dan perpustakaan). Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data dalam sistem informasi. Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama 3 tahun. Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan mahasiswa yang melakukan tugas akhir dalam penelitian dosen. Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan 171 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 49 58 18% 51 58 14% 48 60 25% 47 53 13% 53 63 19% 56 63 13% 50 57 14% 43 49 14% 44 50 14% 45 49 9% 45 56 24% 52 60 15% 53 58 9% 52 57 10% 48 53 10% 48 56 17% No 96 97 98 99 100 Aspek Kinerja Program Studi PS per tahun, selama tiga tahun. Hasil evaluasi terhadap Karya-karya PS/institusi yang telah memperoleh perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di dalam negeri dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di luar negeri dalam tiga tahun terakhir. Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 38 42 11% 50 59 18% 50 60 20% 48 57 19% 40 44 10% Berdasarkan data yang diperoleh lima nilai terbesar dan nilai terkecil dari pengaruh untuk tiap-tiap aspek kinerja program studi disajikan pada Gambar 4.45 dan 4.46. Pada Gambar 4.45 terlihat bahwa pengaruh akreditasi terhadap aspek kinerja program studi di Universitas Negeri Makasar yang tertinggi adalah: (1) sosialisasi visi-misi sebesar 40%; (2) urutan kedua adalah penjaringan umpan balik dan tindak lanjutnya sebesar 36%; (3) peringkat ketiga yang paling tinggi adalah tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan dengan pengaruh sebesar 35%; (4) peringkat ke empat yang paling tinggi adalah sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi mencakup: planning, organizing, staffing, leading, controlling yang efektif dengan pengaruh sebesar 35%; (5) peringkat ke lima yang paling tinggi adalah upaya untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) program studi dengan pengaruh sebesar 35%. 172 Gambar 4.45. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Negeri Makasar Pada Gambar 4.46 disajikan lima aspek kinerja terendah di Universitas Negeri Makasar. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa aspek kinerja yang paling rendah pengaruhnya adalah: (1) rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap jumlah seluruh dosen pengaruh sebesar 8%; (2) Aspek kinerja kedua yang paling rendah adalah hasil evaluasi terhadap aksesibilitas data dalam sistem informasi dengan pengaruh sebesar 9%; (3) aspek kinerja ketiga yang paling rendah adalah hasil evaluasi terhadap akses ke perpustakaan di luar PT atau sumber pustaka lainnya dengan pengaruh sebesar 9%; (4) aspek kinerja ke empat yang paling rendah adalah hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik antara dosen-mahasiswa dengan pengaruh sebesar 9%; dan (5) aspek kinerja ke lima yang paling rendah adalah hasil penilaian terhadap efektivitas kegiatan pembimbingan akademik dengan pengaruh sebesar 9%. 173 Gambar 4.46. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Negeri Makasar e. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi di Universitas Jember Performance program studi PGSD di Universitas Jember sebelum dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir instrumen akreditasi secara rinci disajikan pada Tabel 4.50. Pada Tabel 4.50 ditunjukkan skor sebelum dan pasca akreditasi berdasar aspek kinerja program studi di Universitas Jember. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 52,94 dan setelah akreditasi= 67,73. Pengaruh aspek kinerja program studi secara keseluruhan di Universitas Jember adalah 27,9%. TABEL 4.50. NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS JEMBER No 1 2 3 4 5 Aspek Kinerja Program Studi Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi. Strategi pencapaian sasaran dan rentang waktu pelaksanaan Sosialisasi visi-misi. Tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan Kepemimpinan program studi 174 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 55 67 22% 52 65 25% 59 67 14% 55 66 20% 60 66 10% No 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Aspek Kinerja Program Studi Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi menca-kup: planning, organizing, staffing, leading, controlling yang efektif Pelaksanaan penjaminan mutu di program studi. Penjaringan umpan balik dan tindak lanjutnya. Upaya untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) program studi. Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi terhadap daya tampung. Rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi terhadap calon mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi. Rasio mahasiswa baru transfer terhadap mahasiswa baru regular. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama lima tahun terakhir. Penerimaan mahasiswa non-reguler (selayaknya tidak membuat beban dosen sangat berat, jauh melebihi beban ideal sekitar 12 sks). Hasil penilaian terhadap penghargaan atas prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat dan minat. Persentase kelulusan tepat waktu. Hasil penilaian terhadap Persentase mahasiswa yang DO atau mengundurkan diri. Layanan dan kegiatan kemahasiswaan. Kualitas layanan kepada mahasiswa. Upaya pelacakan dan perekaman data lulusan. Penggunaan hasil pelacakan untuk perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2) penggalangan dana, (3) informasi pekerjaan, (4) membangun jejaring. Penilaian terhadap Pendapat pengguna lulusan terhadap mutu alumni. Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu kerja pertama (dalam bulan). Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian bidang kerja dengan bidang studi (keahlian) lulusan. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan akademik program studi. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan non-akademik program studi. Pedoman tertulis tentang sistem seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan. 175 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 55 65 18% 53 63 19% 51 66 29% 58 67 16% 63 71 13% 68 77 13% 48 54 13% 61 71 16% 50 57 14% 55 64 16% 61 72 18% 47 49 4% 57 58 70 70 23% 21% 50 62 24% 46 55 20% 53 66 25% 52 61 17% 55 65 18% 51 61 20% 53 56 6% 57 61 7% No 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 Aspek Kinerja Program Studi Pedoman tertulis tentang sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja akademik dosen dan kinerja tenaga kependidikan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja dosen di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Jumlah dosen tetap berpendidikan (terakhir) S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan lektor kepala dan guru besar yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional. Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan bidang PS. Rata-rata beban dosen per semester, atau rata-rata FTE (Fulltime Teaching Equivalent). Hasil penilian terhadap kesesuaian keahlian (pendidikan terakhir) dosen dengan mata kuliah yang diajarkannya. Tingkat kehadiran dosen tetap dalam mengajar. Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap jumlah seluruh dosen. Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap dengan mata kuliah yang diampu. Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran dosen tidak tetap dalam mengajar. Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai pembicara dalam seminar/pelatihan, pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri (tidak termasuk dosen tidak tetap). Peningkatan kemampuan dosen tetap melalui program tugas belajar dalam bidang yang sesuai dengan bidang PS. Kegiatan dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS dalam seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/ workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan yang tidak hanya melibatkan dosen PT sendiri. Prestasi dalam mendapatkan penghargaan hibah, pendanaan program dan kegiatan akademik dari tingkat nasional dan internasional; Reputasi dan keluasan jejaring dosen dalam bidang akademik & profesi. 176 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 53 60 13% 56 66 18% 54 63 17% 47 52 11% 56 63 13% 62 73 18% 52 62 19% 59 64 8% 57 65 14% 63 71 13% 47 50 6% 54 60 11% 55 60 9% 51 57 12% 53 64 21% 52 61 17% 50 56 12% 52 63 21% No Aspek Kinerja Program Studi 46 Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya. Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah, kualifikasi, dan mutu kerjanya. Tenaga administrasi: jumlah dan kualifikasinya. Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan. Struktur kurikulum (harus memuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur dalam kompetensi utama, pendukung dan lainnya Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi PS. Kesesuaian mata kuliah dengan standar kompetensi. Persentase mata kuliah yang dalam penentuan nilai akhirnya memberikan bobot pada tugas-tugas (PR atau makalah) ≥ 20%. Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi dengan deskripsi matakuliah, silabus dan SAP. Fleksibilitas mata kuliah pilihan. Substansi praktikum dan pelaksanaan praktikum. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan peninjauan kurikulum selama 5 tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap penyesuaian kurikulum dengan perkembangan ipteks dan kebutuhan. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran. Mekanisme penyusunan materi perkuliahan. Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian. Hasil penilaian terhadap rata-rata banyaknya mahasiswa per dosen Pembimbing Akademik per semester. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata pertemuan pembimbingan akademik per mahasiswa per semester. Hasil penilaian terhadap efektivitas kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap ketersediaan panduan, sosialisasi, dan penggunaan. Hasil penilaian terhadap rata-rata mahasiswa per dosen pembimbing tugas akhir. Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah pertemuan/ pembimbingan selama penyelesaian TA. Hasil penilaian terhadap kualifikasi akademik dosen pembimbing tugas akhir. 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 177 Nilai Sebelum 44 Nilai Sesudah 52 Pengaruh Akreditasi 18% 48 57 19% 57 63 11% 56 66 18% 58 67 16% 58 70 21% 61 68 11% 57 62 9% 54 64 19% 55 66 20% 51 63 24% 54 63 17% 56 66 18% 55 70 27% 54 54 65 59 20% 9% 53 60 13% 55 61 11% 51 61 20% 57 62 9% 57 65 14% 58 66 14% 59 70 19% 61 68 11% No 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 Aspek Kinerja Program Studi Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian terhadap rata-rata waktu penyelesaian penulisan tugas akhir. Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan sistem pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang suasana akademik (otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik). Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan jenis prasarana, sarana dan dana yang memungkinkan terciptanya interaksi akademik antara sivitas akademika. Hasil evaluasi terhadap Program dan kegiatan akademik untuk menciptakan suasana akademik (seminar, simposium, lokakarya, bedah buku, penelitian bersama dll). Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik antara dosen-mahasiswa. Hasil evaluasi terhadap pengembangan perilaku kecendekiawanan. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan program studi dalam perencanaan target kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan perencanaan/alokasi dan pengelolaan dana. Hasil evaluasi terhadap besarnya dana (termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap dana penelitian dalam tiga tahun terakhir. Dana yang diperoleh dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja dosen Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb. kecuali ruang dosen) yang dipergunakan PS dalam proses pembelajaran. Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain yang menunjang (misalnya tempat olah raga, ruang bersama, ruang himpunan mahasiswa, poliklinik). Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa buku teks. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi Dikti. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah internasional 178 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 57 68 19% 56 68 21% 53 61 15% 53 65 23% 50 61 22% 58 68 17% 55 64 16% 52 61 17% 49 60 22% 49 58 18% 45 53 18% 53 63 19% 51 60 18% 50 57 14% 50 65 30% 51 62 22% 46 54 17% 41 50 22% No 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 Aspek Kinerja Program Studi Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa prosiding seminardalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap Akses ke perpustakaan di luar PT atau sumber pustaka lainnya. Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan, akses dan pendayagunaan sarana utama di lab (tempat praktikum, bengkel, studio, ruang simulasi, rumah sakit, puskesmas/balai kesehatan, green house, lahan untuk pertanian, dan sejenisnya). Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan PS dalam proses pembelajaran (hardware, software, e-learning, dan perpustakaan). Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data dalam sistem informasi. Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama 3 tahun. Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan mahasiswa yang melakukan tugas akhir dalam penelitian dosen. Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama tiga tahun. Hasil evaluasi terhadap Karya-karya PS/institusi yang telah memperoleh perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di dalam negeri dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di luar negeri dalam tiga tahun terakhir. Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 46 55 20% 51 57 12% 50 62 24% 54 69 28% 55 63 15% 49 60 22% 48 54 13% 47 59 26% 38 43 13% 50 60 20% 47 53 13% 49 60 22% 41 53 29% Pada Gambar 4.47 adalah gambaran data penelitian tentang kinerja prodi sebelum dan sesudah akreditasi di Universitas Jember. Dari seratus (100) aspek penilaian kinerja prodi, ditampilkan lima (5) aspek perubahan kinerja tertinggi yang terjadi di Universitas Jember. Aspek kinerja prodi yang 179 mengalami perubahan kinerja tertinggi adalah aspek bahan pustaka yang berujud buku teks (30%), kedua aspek penjaringan umpan balik dan tindaklanjutnya (29%), ketiga aspek kegiatan kerjasama dengan instansi luar negeri (29%), keempat aspek sistem informasi dan fasilitas yang digunakan dalam pembelajaran (28%), dan kelima adalah aspek pelaksanaan pembelajaran (27%). Gambar 4.47. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Jember Pada Gambar 4.48 terlihat lima (5) aspek perubahan kinerja terendah di Universitas Jember, data penelitian menunjukkan bahwa lima (5) aspek perubahan kinerja paling rendah pasca akreditasi di Universitas Negeri Jember adalah aspek-aspek sebagai berikut; (a) rata-rata beban dosen per semester (8%); disusul (b) pedoman tertulis tentang sistem seleksi, perekrutan, penempatan dan pengembangan (7%); (c) pendapat pengguna lulusan terhadap mutu lulusan (1%); (d) lulusan dan alumni (1%) dan terakhir (e) aspek struktur kurikulum (1%). 180 Gambar 4.48. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Jember f. Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi di Universitas Bengkulu Performance program studi PGSD di Universitas Bengkulu sebelum dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir instrumen akreditasi secara rinci disajikan pada Tabel 4.51. Pada Tabel 4.51 ditunjukkan skor sebelum dan pasca akreditasi berdasarkan aspek kinerja program studi di Universitas Bengkulu. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 53,23 dan setelah akreditasi= 62,24. Pengaruh aspek kinerja program studi secara keseluruhan di Universitas Bengkulu adalah 16,9%. 181 TABEL 4.51. NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS BENGKULU No Aspek Kinerja Program Studi 1 Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi. Strategi pencapaian sasaran dan rentang waktu pelaksanaan Sosialisasi visi-misi. Tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan kepemimpinan program studi Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi menca-kup: planning, organizing, staffing, leading, controlling yang efektif Pelaksanaan penjaminan mutu di program studi. Penjaringan umpan balik dan tindak lanjutnya. Upaya untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) program studi. Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi terhadap daya tampung. Rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi terhadap calon mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi. Rasio mahasiswa baru transfer terhadap mahasiswa baru regular. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama lima tahun terakhir. Penerimaan mahasiswa non-reguler (selayaknya tidak membuat beban dosen sangat berat, jauh melebihi beban ideal sekitar 12 sks). Hasil penilaian terhadap penghargaan atas prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat dan minat. Persentase kelulusan tepat waktu. Hasil penilaian terhadap Persentase mahasiswa yang DO atau mengundurkan diri. Layanan dan kegiatan kemahasiswaan. Kualitas layanan kepada mahasiswa. Upaya pelacakan dan perekaman data lulusan. Penggunaan hasil pelacakan untuk perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2) penggalangan dana, (3) informasi pekerjaan, (4) membangun jejaring. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 182 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 71 75 6% 68 74 9% 72 77 7% 62 70 13% 69 72 4% 67 74 10% 70 72 3% 71 73 3% 73 75 3% 70 72 3% 69 71 3% 47 47 0% 72 73 1% 50 61 22% 68 72 6% 75 77 3% 59 62 5% 75 75 77 75 3% 0% 71 79 11% 74 76 3% No 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Aspek Kinerja Program Studi Penilaian terhadap Pendapat pengguna lulusan terhadap mutu alumni. Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu kerja pertama (dalam bulan). Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian bidang kerja dengan bidang studi (keahlian) lulusan. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan akademik program studi. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan non-akademik program studi. Pedoman tertulis tentang sistem seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan. Pedoman tertulis tentang sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja akademik dosen dan kinerja tenaga kependidikan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja dosen di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Jumlah dosen tetap berpendidikan (terakhir) S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan lektor kepala dan guru besar yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional. Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan bidang PS. Rata-rata beban dosen per semester, atau rata-rata FTE (Fulltime Teaching Equivalent). Hasil penilian terhadap kesesuaian keahlian (pendidikan terakhir) dosen dengan mata kuliah yang diajarkannya. Tingkat kehadiran dosen tetap dalam mengajar. Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap jumlah seluruh dosen. Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap dengan mata kuliah yang diampu. Pelaksanaan tugas atau tingkat 183 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 77 78 1% 70 70 0% 77 79 3% 75 75 0% 74 75 1% 71 75 6% 69 71 3% 71 74 4% 68 73 7% 65 70 8% 66 71 8% 66 71 8% 66 71 8% 71 74 4% 68 70 3% 77 77 0% 49 51 4% 41 45 10% 46 48 4% No 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 Aspek Kinerja Program Studi kehadiran dosen tidak tetap dalam mengajar. Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai pembicara dalam seminar/pelatihan, pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri (tidak termasuk dosen tidak tetap). Peningkatan kemampuan dosen tetap melalui program tugas belajar dalam bidang yang sesuai dengan bidang PS. Kegiatan dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS dalam seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/ workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan yang tidak hanya melibatkan dosen PT sendiri. Prestasi dalam mendapatkan penghargaan hibah, pendanaan program dan kegiatan akademik dari tingkat nasional dan internasional; Reputasi dan keluasan jejaring dosen dalam bidang akademik & profesi. Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya. Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah, kualifikasi, dan mutu kerjanya. Tenaga administrasi: jumlah dan kualifikasinya. Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan. Struktur kurikulum (harus memuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur dalam kompetensi utama, pendukung dan lainnya ). Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi PS. Kesesuaian mata kuliah dengan standar kompetensi. Persentase mata kuliah yang dalam penentuan nilai akhirnya memberikan bobot pada tugas-tugas (PR atau makalah) ≥ 20%. Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi dengan deskripsi matakuliah, silabus dan SAP. Fleksibilitas mata kuliah pilihan. Substansi praktikum dan pelaksanaan praktikum. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan peninjauan kurikulum selama 5 tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap penyesuaian kurikulum dengan perkembangan ipteks dan kebutuhan. 184 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 68 72 6% 66 70 6% 66 73 11% 58 66 14% 61 68 11% 59 63 7% 54 61 13% 59 65 10% 67 69 3% 75 76 1% 77 79 3% 71 76 7% 75 77 3% 75 79 5% 67 70 4% 68 73 7% 69 72 4% 69 72 4% No 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 Aspek Kinerja Program Studi Hasil penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran. Mekanisme penyusunan materi perkuliahan. Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian. Hasil penilaian terhadap rata-rata banyaknya mahasiswa per dosen Pembimbing Akademik per semester. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata pertemuan pembimbingan akademik per mahasiswa per semester. Hasil penilaian terhadap efektivitas kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap ketersediaan panduan, sosialisasi, dan penggunaan. Hasil penilaian terhadap rata-rata mahasiswa per dosen pembimbing tugas akhir. Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah pertemuan/ pembimbingan selama penyelesaian TA. Hasil penilaian terhadap kualifikasi akademik dosen pembimbing tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian terhadap rata-rata waktu penyelesaian penulisan tugas akhir. Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan sistem pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang suasana akademik (otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik). Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan jenis prasarana, sarana dan dana yang memungkinkan terciptanya interaksi akademik antara sivitas akademika. Hasil evaluasi terhadap Program dan kegiatan akademik untuk menciptakan suasana akademik (seminar, simposium, lokakarya, bedah buku, penelitian bersama dll). Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik antara dosen-mahasiswa. Hasil evaluasi terhadap pengembangan perilaku kecendekiawanan. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan program studi dalam perencanaan target kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan perencanaan/alokasi dan pengelolaan dana. Hasil evaluasi terhadap besarnya dana 185 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 72 74 3% 74 77 4% 65 70 8% 70 72 3% 70 73 4% 66 69 5% 71 74 4% 71 71 0% 69 73 6% 70 74 6% 75 75 0% 66 75 14% 64 72 13% 63 68 8% 63 66 5% 65 72 11% 68 73 7% 66 70 6% 62 65 5% 59 64 8% No 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 Aspek Kinerja Program Studi (termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap dana penelitian dalam tiga tahun terakhir. Dana yang diperoleh dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja dosen Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb. kecuali ruang dosen) yang dipergunakan PS dalam proses pembelajaran. Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain yang menunjang (misalnya tempat olah raga, ruang bersama, ruang himpunan mahasiswa, poliklinik). Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa buku teks. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi Dikti. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah internasional Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa prosiding seminardalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap Akses ke perpustakaan di luar PT atau sumber pustaka lainnya. Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan, akses dan pendayagunaan sarana utama di lab (tempat praktikum, bengkel, studio, ruang simulasi, rumah sakit, puskesmas/balai kesehatan, green house, lahan untuk pertanian, dan sejenisnya). Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan PS dalam proses pembelajaran (hardware, software, e-learning, dan perpustakaan). Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data dalam sistem informasi. Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama 3 tahun. Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan mahasiswa yang melakukan tugas akhir dalam penelitian dosen. 186 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 53 56 6% 36 39 8% 60 63 5% 62 68 10% 61 65 7% 62 64 3% 59 61 3% 51 53 4% 39 42 8% 51 55 8% 59 59 0% 55 62 13% 59 61 3% 58 60 3% 58 58 0% 59 62 5% No 95 96 97 98 99 100 Aspek Kinerja Program Studi Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama tiga tahun. Hasil evaluasi terhadap Karya-karya PS/institusi yang telah memperoleh perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di dalam negeri dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di luar negeri dalam tiga tahun terakhir. Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 52 54 4% 31 31 0% 41 43 5% 42 48 14% 51 53 4% 35 39 11% Deskripsi data penelitian tentang kinerja prodi sebelum dan sesudah akreditasi di Universitas Bengkulu ditunjukkan pada Gambar 4.49. Dilihat dari seratus (100) aspek penilaian kinerja prodi, dari lima (5) aspek perubahan kinerja yang terjadi di Universitas Negeri Bengkulu, aspek kinerja prodi yang mengalami perubahan kinerja tertinggi adalah aspek penerimaan mahasiswa non reguler (22%), kedua aspek prestasi dalam mendapatkan hibah, pendanaan program dan kegiatan akademik (14%), penyelesaian penulisan tugas akhir (14%), keempat ketiga aspek aspek keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan PPM (14%), dan kelima adalah aspek tata pamong (13%). 187 Gambar 4.49. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Bengkulu Pada Gambar 4.50 ditinjau dari lima (5) aspek perubahan kinerja terendah di Universitas Bengkulu, data penelitian menunjukkan bahwa lima (5) aspek perubahan kinerja paling rendah pasca akreditasi di Universitas Negeri Bengkulu adalah aspek-aspek sebagai berikut; (a) aksesibilitas data dalam sistem informasi (3%); disusul (b) indek prestasi kumulatif (1%); (c) pendapat pengguna lulusan terhadap mutu lulusan (1%); (d) lulusan dan alumni (1%) dan terakhir (e) aspek struktur kurikulum (1%). Gambar 4.50. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Bengkulu 188 g. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat Berdasar Aspek Kinerja Program Studi di Universitas Negeri Yogyakarta Performance program studi PGSD di Universitas Negeri Yogyakarta sebelum dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir intrumen akreditasi secara rinci disajikan pada Tabel 4.52. Pada Tabel 4.52 ditunjukkan skor sebelum dan pasca akreditasi berdasar aspek kinerja program studi di Universitas Negeri Yogyakarta. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 48,87 dan setelah akreditasi= 63,31. Pengaruh aspek kinerja program studi secara keseluruhan di Universitas Negeri Yogyakarta adalah 29,5%. TABEL 4.52. NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUTSELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Aspek Kinerja Program Studi Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi. Strategi pencapaian sasaran dan rentang waktu pelaksanaan Sosialisasi visi-misi. Tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan kepemimpinan program studi Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi menca-kup: planning, organizing, staffing, leading, controlling yang efektif Pelaksanaan penjaminan mutu di program studi. Penjaringan umpan balik dan tindak lanjutnya. Upaya untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) program studi. Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi terhadap daya tampung. Rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi terhadap calon mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi. Rasio mahasiswa baru transfer terhadap mahasiswa baru regular. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama lima tahun terakhir. Penerimaan mahasiswa non-reguler 189 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 49 67 37% 48 65 35% 42 63 50% 44 68 55% 45 69 53% 41 67 63% 43 65 51% 47 63 34% 52 69 33% 59 77 31% 64 75 17% 43 49 14% 62 71 15% 53 63 19% No 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Aspek Kinerja Program Studi (selayaknya tidak membuat beban dosen sangat berat, jauh melebihi beban ideal sekitar 12 sks). Hasil penilaian terhadap penghargaan atas prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat dan minat. Persentase kelulusan tepat waktu. Hasil penilaian terhadap Persentase mahasiswa yang DO atau mengundurkan diri. Layanan dan kegiatan kemahasiswaan. Kualitas layanan kepada mahasiswa. Upaya pelacakan dan perekaman data lulusan. Penggunaan hasil pelacakan untuk perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2) penggalangan dana, (3) informasi pekerjaan, (4) membangun jejaring. Penilaian terhadap Pendapat pengguna lulusan terhadap mutu alumni. Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu kerja pertama (dalam bulan). Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian bidang kerja dengan bidang studi (keahlian) lulusan. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan akademik program studi. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan non-akademik program studi. Pedoman tertulis tentang sistem seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan. Pedoman tertulis tentang sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja akademik dosen dan kinerja tenaga kependidikan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja dosen di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Jumlah dosen tetap berpendidikan (terakhir) S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan lektor kepala dan guru besar yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat 190 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 52 70 35% 58 67 16% 46 50 9% 55 54 72 75 31% 39% 46 60 30% 47 64 36% 48 62 29% 44 55 25% 55 68 24% 47 60 28% 47 57 21% 54 66 22% 53 66 25% 54 74 37% 53 70 32% 42 57 36% 41 57 39% 50 69 38% No 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 Aspek Kinerja Program Studi Pendidik Profesional. Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan bidang PS. Rata-rata beban dosen per semester, atau rata-rata FTE (Fulltime Teaching Equivalent). Hasil penilian terhadap kesesuaian keahlian (pendidikan terakhir) dosen dengan mata kuliah yang diajarkannya. Tingkat kehadiran dosen tetap dalam mengajar. Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap jumlah seluruh dosen. Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap dengan mata kuliah yang diampu. Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran dosen tidak tetap dalam mengajar. Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai pembicara dalam seminar/pelatihan, pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri (tidak termasuk dosen tidak tetap). Peningkatan kemampuan dosen tetap melalui program tugas belajar dalam bidang yang sesuai dengan bidang PS. Kegiatan dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS dalam seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/ workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan yang tidak hanya melibatkan dosen PT sendiri. Prestasi dalam mendapatkan penghargaan hibah, pendanaan program dan kegiatan akademik dari tingkat nasional dan internasional; Reputasi dan keluasan jejaring dosen dalam bidang akademik & profesi. Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya. Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah, kualifikasi, dan mutu kerjanya. Tenaga administrasi: jumlah dan kualifikasinya. Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan. Struktur kurikulum (harus memuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur dalam kompetensi utama, pendukung dan lainnya ). Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi PS. Kesesuaian mata kuliah dengan standar kompetensi. Persentase mata kuliah yang dalam penentuan nilai akhirnya memberikan 191 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 49 67 37% 53 67 26% 56 70 25% 57 76 33% 40 45 13% 52 60 15% 49 56 14% 42 53 26% 52 67 29% 48 64 33% 44 55 25% 49 58 18% 46 59 28% 41 56 37% 47 65 38% 50 68 36% 54 71 31% 59 73 24% 59 76 29% 46 53 15% No 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 Aspek Kinerja Program Studi bobot pada tugas-tugas (PR atau makalah) ≥ 20%. Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi dengan deskripsi matakuliah, silabus dan SAP. Fleksibilitas mata kuliah pilihan. Substansi praktikum dan pelaksanaan praktikum. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan peninjauan kurikulum selama 5 tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap penyesuaian kurikulum dengan perkembangan ipteks dan kebutuhan. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran. Mekanisme penyusunan materi perkuliahan. Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian. Hasil penilaian terhadap rata-rata banyaknya mahasiswa per dosen Pembimbing Akademik per semester. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata pertemuan pembimbingan akademik per mahasiswa per semester. Hasil penilaian terhadap efektivitas kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap ketersediaan panduan, sosialisasi, dan penggunaan. Hasil penilaian terhadap rata-rata mahasiswa per dosen pembimbing tugas akhir. Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah pertemuan/ pembimbingan selama penyelesaian TA. Hasil penilaian terhadap kualifikasi akademik dosen pembimbing tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian terhadap rata-rata waktu penyelesaian penulisan tugas akhir. Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan sistem pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang suasana akademik (otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik). Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan jenis prasarana, sarana dan dana yang memungkinkan terciptanya interaksi akademik antara sivitas akademika. Hasil evaluasi terhadap Program dan 192 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 54 72 33% 38 44 16% 50 83 66% 48 67 40% 48 67 40% 55 70 27% 52 67 29% 55 66 20% 52 62 19% 51 62 22% 48 56 17% 47 64 36% 47 61 30% 51 66 29% 51 69 35% 54 70 30% 56 72 29% 52 68 31% 51 65 27% 49 71 45% 53 67 26% No 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 Aspek Kinerja Program Studi kegiatan akademik untuk menciptakan suasana akademik (seminar, simposium, lokakarya, bedah buku, penelitian bersama dll). Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik antara dosen-mahasiswa. Hasil evaluasi terhadap pengembangan perilaku kecendekiawanan. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan program studi dalam perencanaan target kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan perencanaan/alokasi dan pengelolaan dana. Hasil evaluasi terhadap besarnya dana (termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap dana penelitian dalam tiga tahun terakhir. Dana yang diperoleh dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja dosen Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb. kecuali ruang dosen) yang dipergunakan PS dalam proses pembelajaran. Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain yang menunjang (misalnya tempat olah raga, ruang bersama, ruang himpunan mahasiswa, poliklinik). Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa buku teks. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi Dikti. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah internasional Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa prosiding seminardalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap Akses ke perpustakaan di luar PT atau sumber pustaka lainnya. Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan, akses dan pendayagunaan sarana utama di lab (tempat praktikum, bengkel, studio, ruang simulasi, rumah sakit, puskesmas/balai kesehatan, green house, lahan untuk pertanian, dan 193 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 54 66 22% 48 63 31% 52 65 25% 49 59 20% 51 64 25% 50 65 30% 46 60 30% 46 63 37% 49 65 33% 46 64 39% 51 64 25% 38 51 34% 34 43 26% 41 54 32% 38 54 42% 40 56 40% No 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 Aspek Kinerja Program Studi sejenisnya). Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan PS dalam proses pembelajaran (hardware, software, e-learning, dan perpustakaan). Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data dalam sistem informasi. Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama 3 tahun. Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan mahasiswa yang melakukan tugas akhir dalam penelitian dosen. Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama tiga tahun. Hasil evaluasi terhadap Karya-karya PS/institusi yang telah memperoleh perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di dalam negeri dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di luar negeri dalam tiga tahun terakhir. Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 49 66 35% 53 63 19% 49 64 31% 46 62 35% 49 62 27% 34 37 9% 53 67 26% 44 67 52% 48 62 29% 36 47 31% Hasil data penelitian tentang kinerja prodi sebelum dan sesudah akreditasi di Universitas Negeri Yogyakarta ditunjukkan Gambar 4.51. Dilihat dari seratus (100) aspek penilaian kinerja prodi, jika ditinjau dari lima (5) aspek perubahan kinerja tertinggi di Universitas Negeri Yogyakarta, aspek kinerja prodi yang meng-alami perubahan kinerja tertinggi pertama pada aspek sistem pengelolaan fungsional dan operasional prodi (63%), kedua aspek tatapamong (55%), ketiga aspek kepemimpinan prodi (53%), dan keempat keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan PPM (52%) dan kelima pelaksanaan penjaminan mutu di program studi. 194 Gambar 4.51. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Negeri Yogyakarta Apabila ditinjau dari lima (5) aspek perubahan kinerja terendah, data penelitian menunjukkan bahwa lima (5) aspek perubahan kinerja paling rendah pasca akreditasi di Universitas Negeri Yogyakarta adalah aspekaspek sebagai berikut; (a) rasio mahasiswa baru transfer terhadap mahasiswa reguler (14%); disusul (b) tingkat kehadiran dosen tidak tetap dalam mengajar (14%); (c) rasio jumlah dosen tidak tetap terhadap jumlah seluruh dosen (13%); (d) persentase mahasiswa DO atau mengundurkan diri (9%) dan terakhir (e) aspek karya-karya prodi yang telah memperoleh HAKI (9%). 195 Gambar 4.52. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Negeri Yogyakarta h. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi di Universitas Negeri Malang Performance program studi PGSD di Universitas Negeri Malang sebelum dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir intrumen akreditasi secara rinci disajikan pada Tabel 4.53. Pada Tabel 4.53 ditunjukkan skor sebelum dan pasca akreditasi berdasar aspek kinerja program studi di Universitas Negeri Malang. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 58,64 dan setelah akreditasi= 70,31. Pengaruh aspek kinerja program studi secara keseluruhan di Universitas Negeri Malang adalah 19,9%. 196 TABEL 4.53. NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI MALANG No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Aspek Kinerja Program Studi Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi. Strategi pencapaian sasaran dan rentang waktu pelaksanaan Sosialisasi visi-misi. Tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan kepemimpinan program studi Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi menca-kup: planning, organizing, staffing, leading, controlling yang efektif Pelaksanaan penjaminan mutu di program studi. Penjaringan umpan balik dan tindak lanjutnya. Upaya untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) program studi. Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi terhadap daya tampung. Rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi terhadap calon mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi. Rasio mahasiswa baru transfer terhadap mahasiswa baru regular. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama lima tahun terakhir. Penerimaan mahasiswa non-reguler (selayaknya tidak membuat beban dosen sangat berat, jauh melebihi beban ideal sekitar 12 sks). Hasil penilaian terhadap penghargaan atas prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat dan minat. Persentase kelulusan tepat waktu. Hasil penilaian terhadap Persentase mahasiswa yang DO atau mengundurkan diri. Layanan dan kegiatan kemahasiswaan. Kualitas layanan kepada mahasiswa. Upaya pelacakan dan perekaman data lulusan. Penggunaan hasil pelacakan untuk perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2) penggalangan dana, (3) informasi pekerjaan, (4) membangun jejaring. Penilaian terhadap Pendapat pengguna lulusan terhadap mutu alumni. 197 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 58 76 31% 58 75 29% 53 76 43% 59 73 24% 58 74 28% 53 71 34% 57 75 32% 56 70 25% 65 79 22% 64 73 14% 68 75 10% 52 56 8% 66 71 8% 51 60 18% 59 70 19% 64 75 17% 49 54 10% 62 61 77 77 24% 26% 52 70 35% 52 66 27% 58 70 21% No 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Aspek Kinerja Program Studi Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu kerja pertama (dalam bulan). Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian bidang kerja dengan bidang studi (keahlian) lulusan. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan akademik program studi. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan non-akademik program studi. Pedoman tertulis tentang sistem seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan. Pedoman tertulis tentang sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja akademik dosen dan kinerja tenaga kependidikan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja dosen di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Jumlah dosen tetap berpendidikan (terakhir) S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan lektor kepala dan guru besar yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional. Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan bidang PS. Rata-rata beban dosen per semester, atau rata-rata FTE (Fulltime Teaching Equivalent). Hasil penilian terhadap kesesuaian keahlian (pendidikan terakhir) dosen dengan mata kuliah yang diajarkannya. Tingkat kehadiran dosen tetap dalam mengajar. Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap jumlah seluruh dosen. Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap dengan mata kuliah yang diampu. Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran dosen tidak tetap dalam mengajar. Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai pembicara dalam seminar/pelatihan, pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri 198 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 56 67 20% 62 75 21% 56 67 20% 56 68 21% 61 70 15% 63 75 19% 61 76 25% 62 73 18% 53 57 8% 60 67 12% 61 69 13% 59 68 15% 59 67 14% 59 68 15% 66 77 17% 44 49 11% 57 67 18% 64 69 8% 58 68 17% No 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 Aspek Kinerja Program Studi (tidak termasuk dosen tidak tetap). Peningkatan kemampuan dosen tetap melalui program tugas belajar dalam bidang yang sesuai dengan bidang PS. Kegiatan dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS dalam seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/ workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan yang tidak hanya melibatkan dosen PT sendiri. Prestasi dalam mendapatkan penghargaan hibah, pendanaan program dan kegiatan akademik dari tingkat nasional dan internasional; Reputasi dan keluasan jejaring dosen dalam bidang akademik & profesi. Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya. Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah, kualifikasi, dan mutu kerjanya. Tenaga administrasi: jumlah dan kualifikasinya. Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan. Struktur kurikulum (harus memuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur dalam kompetensi utama, pendukung dan lainnya ). Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi PS. Kesesuaian mata kuliah dengan standar kompetensi. Persentase mata kuliah yang dalam penentuan nilai akhirnya memberikan bobot pada tugas-tugas (PR atau makalah) ≥ 20%. Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi dengan deskripsi matakuliah, silabus dan SAP. Fleksibilitas mata kuliah pilihan. Substansi praktikum dan pelaksanaan praktikum. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan peninjauan kurikulum selama 5 tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap penyesuaian kurikulum dengan perkembangan ipteks dan kebutuhan. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran. Mekanisme penyusunan materi perkuliahan. Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian. Hasil penilaian terhadap rata-rata banyaknya mahasiswa per dosen 199 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 63 71 13% 61 73 20% 59 68 15% 57 69 21% 55 66 20% 52 61 17% 55 63 15% 60 71 18% 65 75 15% 68 75 10% 68 74 9% 67 74 10% 69 79 14% 60 75 25% 64 74 16% 60 73 22% 58 74 28% 63 77 22% 62 75 21% 61 71 16% 61 69 13% No 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 Aspek Kinerja Program Studi Pembimbing Akademik per semester. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata pertemuan pembimbingan akademik per mahasiswa per semester. Hasil penilaian terhadap efektivitas kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap ketersediaan panduan, sosialisasi, dan penggunaan. Hasil penilaian terhadap rata-rata mahasiswa per dosen pembimbing tugas akhir. Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah pertemuan/ pembimbingan selama penyelesaian TA. Hasil penilaian terhadap kualifikasi akademik dosen pembimbing tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian terhadap rata-rata waktu penyelesaian penulisan tugas akhir. Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan sistem pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang suasana akademik (otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik). Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan jenis prasarana, sarana dan dana yang memungkinkan terciptanya interaksi akademik antara sivitas akademika. Hasil evaluasi terhadap Program dan kegiatan akademik untuk menciptakan suasana akademik (seminar, simposium, lokakarya, bedah buku, penelitian bersama dll). Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik antara dosen-mahasiswa. Hasil evaluasi terhadap pengembangan perilaku kecendekiawanan. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan program studi dalam perencanaan target kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan perencanaan/alokasi dan pengelolaan dana. Hasil evaluasi terhadap besarnya dana (termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap dana penelitian dalam tiga tahun terakhir. Dana yang diperoleh dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja 200 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 57 71 25% 57 67 18% 56 68 21% 57 70 23% 63 73 16% 62 75 21% 63 73 16% 65 73 12% 62 74 19% 63 74 17% 59 74 25% 57 69 21% 60 72 20% 57 69 21% 55 69 25% 58 73 26% 57 74 30% 58 71 22% 54 65 20% No 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 Aspek Kinerja Program Studi dosen Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb. kecuali ruang dosen) yang dipergunakan PS dalam proses pembelajaran. Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain yang menunjang (misalnya tempat olah raga, ruang bersama, ruang himpunan mahasiswa, poliklinik). Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa buku teks. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi Dikti. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah internasional Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa prosiding seminardalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap Akses ke perpustakaan di luar PT atau sumber pustaka lainnya. Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan, akses dan pendayagunaan sarana utama di lab (tempat praktikum, bengkel, studio, ruang simulasi, rumah sakit, puskesmas/balai kesehatan, green house, lahan untuk pertanian, dan sejenisnya). Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan PS dalam proses pembelajaran (hardware, software, e-learning, dan perpustakaan). Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data dalam sistem informasi. Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama 3 tahun. Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan mahasiswa yang melakukan tugas akhir dalam penelitian dosen. Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama tiga tahun. Hasil evaluasi terhadap Karya-karya PS/institusi yang telah memperoleh perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun terakhir. 201 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 57 73 28% 57 68 19% 60 75 25% 60 74 23% 62 72 16% 49 58 18% 55 68 24% 59 72 22% 58 75 29% 59 73 24% 59 68 15% 56 71 27% 54 66 22% 57 70 23% 44 53 20% No 97 98 99 100 Aspek Kinerja Program Studi Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di dalam negeri dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di luar negeri dalam tiga tahun terakhir. Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 54 70 30% 55 72 31% 58 71 22% 51 61 20% Berdasarkan data hasil penelitian tentang kinerja prodi sebelum dan sesudah akreditasi di Universitas Negeri Malang yang ditunjukkan oleh Tabel 4.50 dan Gambar 4.53., dapat dicermati bahwa dari seratus (100) indikator penilaian kinerja prodi, terdapat lima (5) aspek perubahan kinerja tertinggi di Universitas Negeri Malang yang mengalami perubahan kinerja tertinggi. Perubahan kinerja tertinggi terjadi pada aspek sosialisasi visi-misi (43%), kedua disusul aspek pelacakan dan perekaman data lulusan (35%), ketiga sistem pengelolaan fungsional dan operasional prodi (34%), keempat aspek penjaminan mutu di prodi (32%) dan kelima adalah aspek perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran prodi (35%). Gambar 4.53. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Negeri Malang 202 Selanjutnya, penelitian ini juga menyajikan data lima (5) aspek perubahan kinerja prodi yang paling rendah. Perubahan kinerja prodi paling rendah pasca akreditasi di Universitas Negeri Malang adalah aspek kesesuaian mata kuliah dengan standar kompetensi (9%), disusul aspek rasio mahasiswa transfer terhadap mahasiswa reguler (8%), indek prestasi kumulatif (8%), jumlah dosen tetap dengan kualifikasi S3 (8%) dan terakhir aspek tingkat kehadiran dosen tidak tetap dalam mengajar (8%). Gambar 4.54. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Negeri Malang i. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi di Universitas Negeri Manado Performance program studi PGSD di Universitas Negeri Manado sebelum dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir intrumen akreditasi secara rinci disajikan pada Tabel 4.54. Pada Tabel 4.54 ditunjukkan skor sebelum dan pasca akreditasi berdasarkan aspek kinerja program studi di Universitas Negeri Manado. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 49,94 dan setelah akreditasi= 58,81. Pengaruh aspek kinerja program studi secara keseluruhan di Universitas Negeri Manado adalah 17,8%. 203 TABEL 4.54. NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI MANADO No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Aspek Kinerja Program Studi Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi. Strategi pencapaian sasaran dan rentang waktu pelaksanaan Sosialisasi visi-misi. Tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan kepemimpinan program studi Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi menca-kup: planning, organizing, staffing, leading, controlling yang efektif Pelaksanaan penjaminan mutu di program studi. Penjaringan umpan balik dan tindak lanjutnya. Upaya untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) program studi. Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi terhadap daya tampung. Rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi terhadap calon mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi. Rasio mahasiswa baru transfer terhadap mahasiswa baru regular. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama lima tahun terakhir. Penerimaan mahasiswa non-reguler (selayaknya tidak membuat beban dosen sangat berat, jauh melebihi beban ideal sekitar 12 sks). Hasil penilaian terhadap penghargaan atas prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat dan minat. Persentase kelulusan tepat waktu. Hasil penilaian terhadap Persentase mahasiswa yang DO atau mengundurkan diri. Layanan dan kegiatan kemahasiswaan. Kualitas layanan kepada mahasiswa. Upaya pelacakan dan perekaman data lulusan. Penggunaan hasil pelacakan untuk perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2) penggalangan dana, (3) informasi pekerjaan, (4) membangun jejaring. Penilaian terhadap Pendapat pengguna lulusan terhadap mutu alumni. 204 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 48 63 31% 49 62 27% 49 63 29% 46 58 26% 55 66 20% 51 60 18% 47 55 17% 46 58 26% 54 67 24% 58 64 10% 57 64 12% 54 61 13% 52 59 13% 46 57 24% 48 57 19% 48 55 15% 43 51 19% 54 58 64 64 19% 10% 50 59 18% 52 56 8% 50 60 20% No 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Aspek Kinerja Program Studi Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu kerja pertama (dalam bulan). Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian bidang kerja dengan bidang studi (keahlian) lulusan. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan akademik program studi. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan non-akademik program studi. Pedoman tertulis tentang sistem seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan. Pedoman tertulis tentang sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja akademik dosen dan kinerja tenaga kependidikan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja dosen di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Jumlah dosen tetap berpendidikan (terakhir) S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan lektor kepala dan guru besar yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional. Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan bidang PS. Rata-rata beban dosen per semester, atau rata-rata FTE (Fulltime Teaching Equivalent). Hasil penilian terhadap kesesuaian keahlian (pendidikan terakhir) dosen dengan mata kuliah yang diajarkannya. Tingkat kehadiran dosen tetap dalam mengajar. Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap jumlah seluruh dosen. Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap dengan mata kuliah yang diampu. Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran dosen tidak tetap dalam mengajar. Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai pembicara dalam seminar/pelatihan, pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri 205 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 48 58 21% 58 66 14% 57 62 9% 56 61 9% 50 59 18% 54 60 11% 54 67 24% 54 68 26% 51 63 24% 53 64 21% 53 59 11% 54 58 7% 52 58 12% 52 59 13% 56 63 13% 44 52 18% 42 56 33% 44 53 20% 40 49 23% No 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 Aspek Kinerja Program Studi (tidak termasuk dosen tidak tetap). Peningkatan kemampuan dosen tetap melalui program tugas belajar dalam bidang yang sesuai dengan bidang PS. Kegiatan dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS dalam seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/ workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan yang tidak hanya melibatkan dosen PT sendiri. Prestasi dalam mendapatkan penghargaan hibah, pendanaan program dan kegiatan akademik dari tingkat nasional dan internasional; Reputasi dan keluasan jejaring dosen dalam bidang akademik & profesi. Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya. Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah, kualifikasi, dan mutu kerjanya. Tenaga administrasi: jumlah dan kualifikasinya. Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan. Struktur kurikulum (harus memuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur dalam kompetensi utama, pendukung dan lainnya ). Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi PS. Kesesuaian mata kuliah dengan standar kompetensi. Persentase mata kuliah yang dalam penentuan nilai akhirnya memberikan bobot pada tugas-tugas (PR atau makalah) ≥ 20%. Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi dengan deskripsi matakuliah, silabus dan SAP. Fleksibilitas mata kuliah pilihan. Substansi praktikum dan pelaksanaan praktikum. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan peninjauan kurikulum selama 5 tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap penyesuaian kurikulum dengan perkembangan ipteks dan kebutuhan. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran. Mekanisme penyusunan materi perkuliahan. Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian. Hasil penilaian terhadap rata-rata banyaknya mahasiswa per dosen 206 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 56 67 20% 48 61 27% 46 54 17% 45 57 27% 46 51 11% 44 55 25% 45 53 18% 50 57 14% 55 63 15% 58 63 9% 55 62 13% 58 61 5% 54 64 19% 52 56 8% 45 50 11% 52 60 15% 51 60 18% 54 64 19% 58 65 12% 49 59 20% 53 62 17% No 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 Aspek Kinerja Program Studi Pembimbing Akademik per semester. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata pertemuan pembimbingan akademik per mahasiswa per semester. Hasil penilaian terhadap efektivitas kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap ketersediaan panduan, sosialisasi, dan penggunaan. Hasil penilaian terhadap rata-rata mahasiswa per dosen pembimbing tugas akhir. Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah pertemuan/ pembimbingan selama penyelesaian TA. Hasil penilaian terhadap kualifikasi akademik dosen pembimbing tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian terhadap rata-rata waktu penyelesaian penulisan tugas akhir. Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan sistem pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang suasana akademik (otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik). Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan jenis prasarana, sarana dan dana yang memungkinkan terciptanya interaksi akademik antara sivitas akademika. Hasil evaluasi terhadap Program dan kegiatan akademik untuk menciptakan suasana akademik (seminar, simposium, lokakarya, bedah buku, penelitian bersama dll). Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik antara dosen-mahasiswa. Hasil evaluasi terhadap pengembangan perilaku kecendekiawanan. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan program studi dalam perencanaan target kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan perencanaan/alokasi dan pengelolaan dana. Hasil evaluasi terhadap besarnya dana (termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap dana penelitian dalam tiga tahun terakhir. Dana yang diperoleh dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja 207 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 53 65 23% 51 62 22% 50 59 18% 47 56 19% 54 66 22% 55 64 16% 52 65 25% 51 64 25% 51 63 24% 53 60 13% 48 58 21% 49 59 20% 57 64 12% 50 56 12% 50 62 24% 49 54 10% 46 55 20% 50 57 14% 46 58 26% No 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 Aspek Kinerja Program Studi dosen Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb. kecuali ruang dosen) yang dipergunakan PS dalam proses pembelajaran. Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain yang menunjang (misalnya tempat olah raga, ruang bersama, ruang himpunan mahasiswa, poliklinik). Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa buku teks. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi Dikti. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah internasional Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa prosiding seminardalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap Akses ke perpustakaan di luar PT atau sumber pustaka lainnya. Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan, akses dan pendayagunaan sarana utama di lab (tempat praktikum, bengkel, studio, ruang simulasi, rumah sakit, puskesmas/balai kesehatan, green house, lahan untuk pertanian, dan sejenisnya). Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan PS dalam proses pembelajaran (hardware, software, e-learning, dan perpustakaan). Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data dalam sistem informasi. Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama 3 tahun. Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan mahasiswa yang melakukan tugas akhir dalam penelitian dosen. Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama tiga tahun. Hasil evaluasi terhadap Karya-karya PS/institusi yang telah memperoleh perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun terakhir. 208 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 48 55 15% 45 55 22% 50 56 12% 55 61 11% 40 50 25% 42 46 10% 45 49 9% 44 50 14% 43 53 23% 44 55 25% 47 57 21% 50 56 12% 50 55 10% 51 63 24% 37 44 19% No 97 98 99 100 Aspek Kinerja Program Studi Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di dalam negeri dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di luar negeri dalam tiga tahun terakhir. Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 48 60 25% 45 58 29% 46 56 22% 41 53 29% Hasil data penelitian tentang kinerja prodi sebelum dan sesudah akreditasi di Universitas Negeri Manado ditunjukkan oleh Tabel 4.51 dan Gambar 4.55. Dilihat dari seratus (100) aspek penilaian kinerja prodi, apabila ditinjau dari lima (5) aspek perubahan kinerja tertinggi di Universitas Negeri Manado, maka aspek kinerja prodi yang mengalami perubahan kinerja tertinggi terjadi pada aspek kesesuaian keahlian dosen tidak tetap sebesar (33%), kedua disusul aspek perumusan visi, misi dan tujuan (31%), selanjutnya aspek sosialisasi visi misi, keterlibatan mahasiswa dan kegiatan kerjasama dengan instansi luar negeri masing-masing mengalami perubahan sebesar (29%). Gambar 4.55. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Negeri Manado 209 Adapun jika ditinjau dari lima (5) aspek perubahan kinerja terendah, data penelitian lima (5) aspek perubahan kinerja paling rendah pasca akreditasi di Universitas Negeri Lampung adalah aspek-aspek sebagai berikut; (a) ketersediaan bahan pustaka (9%); disusul (b) penggunaan hasil pelacakan (8%); (c) aspek fleksibilitas mata kuliah pilihan (8%); (d) rasio mahasiswa dan dosen tetap sesuai bidang (7%) dan terakhir (e) presentase mata kuliah yang memberikan bobot penilaian tugas-tugas ≥ 20% (5%). Gambar 4.56. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Negeri Manado j. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat Berdasar Aspek Kinerja Program Studi di Universitas Lampung Performance program studi PGSD di Universitas Lampung sebelum dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir intrumen akreditasi secara rinci disajikan pada Tabel 4.55. Pada Tabel 4.55 ditunjukkan skor sebelum dan pasca akreditasi berdasar aspek kinerja program studi di Universitas Lampung. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 53,54 dan setelah akreditasi= 64,52. Pengaruh aspek kinerja program studi secara keseluruhan di Universitas Lampung adalah 20,5%. 210 TABEL 4.55. NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS LAMPUNG No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Aspek Kinerja Program Studi Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi. Strategi pencapaian sasaran dan rentang waktu pelaksanaan Sosialisasi visi-misi. Tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan kepemimpinan program studi Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi menca-kup: planning, organizing, staffing, leading, controlling yang efektif Pelaksanaan penjaminan mutu di program studi. Penjaringan umpan balik dan tindak lanjutnya. Upaya untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) program studi. Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi terhadap daya tampung. Rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi terhadap calon mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi. Rasio mahasiswa baru transfer terhadap mahasiswa baru regular. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama lima tahun terakhir. Penerimaan mahasiswa non-reguler (selayaknya tidak membuat beban dosen sangat berat, jauh melebihi beban ideal sekitar 12 sks). Hasil penilaian terhadap penghargaan atas prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat dan minat. Persentase kelulusan tepat waktu. Hasil penilaian terhadap Persentase mahasiswa yang DO atau mengundurkan diri. Layanan dan kegiatan kemahasiswaan. Kualitas layanan kepada mahasiswa. Upaya pelacakan dan perekaman data lulusan. Penggunaan hasil pelacakan untuk perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2) penggalangan dana, (3) informasi pekerjaan, (4) membangun jejaring. Penilaian terhadap Pendapat pengguna lulusan terhadap mutu alumni. 211 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 50 67 34% 50 59 18% 60 74 23% 56 67 20% 60 73 22% 53 64 21% 55 72 31% 47 70 49% 58 66 14% 69 78 13% 66 76 15% 50 52 4% 58 65 12% 48 52 8% 51 58 14% 50 63 26% 39 46 18% 59 58 73 70 24% 21% 46 71 54% 50 64 28% 52 64 23% No 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Aspek Kinerja Program Studi Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu kerja pertama (dalam bulan). Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian bidang kerja dengan bidang studi (keahlian) lulusan. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan akademik program studi. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan non-akademik program studi. Pedoman tertulis tentang sistem seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan. Pedoman tertulis tentang sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja akademik dosen dan kinerja tenaga kependidikan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja dosen di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Jumlah dosen tetap berpendidikan (terakhir) S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan lektor kepala dan guru besar yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional. Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan bidang PS. Rata-rata beban dosen per semester, atau rata-rata FTE (Fulltime Teaching Equivalent). Hasil penilian terhadap kesesuaian keahlian (pendidikan terakhir) dosen dengan mata kuliah yang diajarkannya. Tingkat kehadiran dosen tetap dalam mengajar. Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap jumlah seluruh dosen. Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap dengan mata kuliah yang diampu. Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran dosen tidak tetap dalam mengajar. Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai pembicara dalam seminar/pelatihan, pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri 212 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 49 62 27% 59 70 19% 46 58 26% 42 58 38% 57 74 30% 54 71 31% 53 68 28% 60 69 15% 59 69 17% 58 65 12% 51 66 29% 62 67 8% 60 67 12% 57 72 26% 61 76 25% 47 52 11% 47 57 21% 51 58 14% 59 67 14% No 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 Aspek Kinerja Program Studi (tidak termasuk dosen tidak tetap). Peningkatan kemampuan dosen tetap melalui program tugas belajar dalam bidang yang sesuai dengan bidang PS. Kegiatan dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS dalam seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/ workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan yang tidak hanya melibatkan dosen PT sendiri. Prestasi dalam mendapatkan penghargaan hibah, pendanaan program dan kegiatan akademik dari tingkat nasional dan internasional; Reputasi dan keluasan jejaring dosen dalam bidang akademik & profesi. Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya. Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah, kualifikasi, dan mutu kerjanya. Tenaga administrasi: jumlah dan kualifikasinya. Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan. Struktur kurikulum (harus memuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur dalam kompetensi utama, pendukung dan lainnya). Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi PS. Kesesuaian mata kuliah dengan standar kompetensi. Persentase mata kuliah yang dalam penentuan nilai akhirnya memberikan bobot pada tugas-tugas (PR atau makalah) ≥ 20%. Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi dengan deskripsi matakuliah, silabus dan SAP. Fleksibilitas mata kuliah pilihan. Substansi praktikum dan pelaksanaan praktikum. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan peninjauan kurikulum selama 5 tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap penyesuaian kurikulum dengan perkembangan ipteks dan kebutuhan. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran. Mekanisme penyusunan materi perkuliahan. Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian. Hasil penilaian terhadap rata-rata banyaknya mahasiswa per dosen 213 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 56 62 11% 56 63 13% 57 64 12% 53 63 19% 44 50 14% 47 61 30% 57 59 4% 55 68 24% 64 73 14% 63 77 22% 64 75 17% 56 69 23% 62 76 23% 56 69 23% 55 65 18% 58 69 19% 57 65 14% 61 73 20% 58 68 17% 51 61 20% 59 68 15% No 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 Aspek Kinerja Program Studi Pembimbing Akademik per semester. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata pertemuan pembimbingan akademik per mahasiswa per semester. Hasil penilaian terhadap efektivitas kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap ketersediaan panduan, sosialisasi, dan penggunaan. Hasil penilaian terhadap rata-rata mahasiswa per dosen pembimbing tugas akhir. Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah pertemuan/ pembimbingan selama penyelesaian TA. Hasil penilaian terhadap kualifikasi akademik dosen pembimbing tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian terhadap rata-rata waktu penyelesaian penulisan tugas akhir. Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan sistem pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang suasana akademik (otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik). Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan jenis prasarana, sarana dan dana yang memungkinkan terciptanya interaksi akademik antara sivitas akademika. Hasil evaluasi terhadap Program dan kegiatan akademik untuk menciptakan suasana akademik (seminar, simposium, lokakarya, bedah buku, penelitian bersama dll). Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik antara dosen-mahasiswa. Hasil evaluasi terhadap pengembangan perilaku kecendekiawanan. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan program studi dalam perencanaan target kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan perencanaan/alokasi dan pengelolaan dana. Hasil evaluasi terhadap besarnya dana (termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap dana penelitian dalam tiga tahun terakhir. Dana yang diperoleh dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja 214 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 59 67 14% 55 67 22% 56 66 18% 57 67 18% 54 69 28% 53 67 26% 56 66 18% 52 64 23% 57 67 18% 57 63 11% 51 64 25% 56 67 20% 62 73 18% 50 60 20% 51 59 16% 54 67 24% 54 64 19% 52 62 19% 49 58 18% No 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 Aspek Kinerja Program Studi dosen Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb. kecuali ruang dosen) yang dipergunakan PS dalam proses pembelajaran. Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain yang menunjang (misalnya tempat olah raga, ruang bersama, ruang himpunan mahasiswa, poliklinik). Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa buku teks. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi Dikti. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah internasional Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa prosiding seminardalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap Akses ke perpustakaan di luar PT atau sumber pustaka lainnya. Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan, akses dan pendayagunaan sarana utama di lab (tempat praktikum, bengkel, studio, ruang simulasi, rumah sakit, puskesmas/balai kesehatan, green house, lahan untuk pertanian, dan sejenisnya). Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan PS dalam proses pembelajaran (hardware, software, e-learning, dan perpustakaan). Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data dalam sistem informasi. Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama 3 tahun. Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan mahasiswa yang melakukan tugas akhir dalam penelitian dosen. Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama tiga tahun. Hasil evaluasi terhadap Karya-karya PS/institusi yang telah memperoleh perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan 215 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 53 64 21% 53 61 15% 57 67 18% 51 65 27% 47 55 17% 37 47 27% 45 62 38% 46 62 35% 53 67 26% 57 74 30% 52 66 27% 56 62 11% 44 58 32% 46 60 30% 31 36 16% 54 65 20% No 98 99 100 Aspek Kinerja Program Studi Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di dalam negeri dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di luar negeri dalam tiga tahun terakhir. Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 46 52 13% 47 59 26% 38 45 18% Hasil penelitian tentang kinerja prodi sebelum dan sesudah akreditasi di Universitas Negeri Lampung ditunjukkan oleh Tabel 4.52 dan Gambar 4.57. Dilihat dari seratus (100) aspek penilaian kinerja prodi, terdapat lima (5) aspek perubahan kinerja tertinggi di Universitas Negeri lampung yang mengalami perubahan kinerja tertinggi. Perubahan kinerja tertinggi terjadi pada aspek upaya pelacakan data lulusan (54%), kedua disusul aspek penjaringan umpan balik dan tindak lanjutnya (49%), ketiga lulusan dan alumni (38%), keempat aspek bahan pustaka berupa prosiding juga sebesar (38%) dan kelima adalah aspek kinerja tenaga administrasi yang meliputi jumlah dan kualifikasinya (35%). Gambar 4.57. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Lampung 216 Selain lima (5) aspek perubahan kinerja tertinggi, penelitian ini juga menghasilkan data lima (5) aspek perubahan kinerja yang paling rendah. Perubahan kinerja paling rendah pasca akreditasi di Universitas Negeri Lampung adalah aspek hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh dosen (11%), disusul aspek kinerja penerimaan mahasiswa non reguler (8%), Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap (8%), rasio mahasiswa baru yang melakukan transfer (4%) dan terakhir aspek kinerja tenaga administrasi yang meliputi jumlah dan kualifikasinya (4%). Gambar 4.58. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Lampung k. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi di Universitas Sebelas Maret Performance program studi PGSD di Universitas Sebelas Maret sebelum dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir intrumen akreditasi secara rinci disajikan pada Tabel 4.56. Pada Tabel 4.56 ditunjukkan skor sebelum dan pasca akreditasi berdasar aspek kinerja program studi di Universitas Sebelas Maret. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 15,3 dan 217 setelah akreditasi= 17,0. Pengaruh aspek kinerja program studi secara keseluruhan di Universitas Sebelas Maret adalah 11,6%. TABEL 4.56. NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS SEBELAS MARET No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Aspek Kinerja Program Studi Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi. Strategi pencapaian sasaran dan rentang waktu pelaksanaan Sosialisasi visi-misi. Tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan kepemimpinan program studi Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi menca-kup: planning, organizing, staffing, leading, controlling yang efektif Pelaksanaan penjaminan mutu di program studi. Penjaringan umpan balik dan tindak lanjutnya. Upaya untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) program studi. Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi terhadap daya tampung. Rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi terhadap calon mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi. Rasio mahasiswa baru transfer terhadap mahasiswa baru regular. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama lima tahun terakhir. Penerimaan mahasiswa non-reguler (selayaknya tidak membuat beban dosen sangat berat, jauh melebihi beban ideal sekitar 12 sks). Hasil penilaian terhadap penghargaan atas prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat dan minat. Persentase kelulusan tepat waktu. Hasil penilaian terhadap Persentase mahasiswa yang DO atau mengundurkan diri. Layanan dan kegiatan kemahasiswaan. Kualitas layanan kepada mahasiswa. Upaya pelacakan dan perekaman data lulusan. Penggunaan hasil pelacakan untuk perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2) penggalangan dana, (3) informasi 218 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 16 18 13% 14 17 21% 17 19 12% 16 17 6% 17 19 12% 15 16 7% 14 16 14% 15 17 13% 15 17 13% 19 18 -5% 18 19 6% 13 14 8% 14 18 29% 15 16 7% 14 17 21% 16 19 19% 13 14 8% 18 18 20 19 11% 6% 15 18 20% 13 17 31% No 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Aspek Kinerja Program Studi pekerjaan, (4) membangun jejaring. Penilaian terhadap Pendapat pengguna lulusan terhadap mutu alumni. Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu kerja pertama (dalam bulan). Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian bidang kerja dengan bidang studi (keahlian) lulusan. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan akademik program studi. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan non-akademik program studi. Pedoman tertulis tentang sistem seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan. Pedoman tertulis tentang sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja akademik dosen dan kinerja tenaga kependidikan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja dosen di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Jumlah dosen tetap berpendidikan (terakhir) S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan lektor kepala dan guru besar yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional. Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan bidang PS. Rata-rata beban dosen per semester, atau rata-rata FTE (Fulltime Teaching Equivalent). Hasil penilian terhadap kesesuaian keahlian (pendidikan terakhir) dosen dengan mata kuliah yang diajarkannya. Tingkat kehadiran dosen tetap dalam mengajar. Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap jumlah seluruh dosen. Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap dengan mata kuliah yang diampu. Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran dosen tidak tetap dalam mengajar. Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai pembicara dalam seminar/pelatihan, 219 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 15 18 20% 14 14 0% 15 18 20% 16 18 13% 17 19 12% 16 17 6% 16 18 13% 16 19 19% 17 19 12% 16 18 13% 17 17 0% 17 18 6% 18 19 6% 16 18 13% 18 18 0% 19 19 0% 12 12 0% 17 19 12% 15 15 0% 13 15 15% No 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 Aspek Kinerja Program Studi pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri (tidak termasuk dosen tidak tetap). Peningkatan kemampuan dosen tetap melalui program tugas belajar dalam bidang yang sesuai dengan bidang PS. Kegiatan dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS dalam seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/ workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan yang tidak hanya melibatkan dosen PT sendiri. Prestasi dalam mendapatkan penghargaan hibah, pendanaan program dan kegiatan akademik dari tingkat nasional dan internasional; Reputasi dan keluasan jejaring dosen dalam bidang akademik & profesi. Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya. Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah, kualifikasi, dan mutu kerjanya. Tenaga administrasi: jumlah dan kualifikasinya. Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan. Struktur kurikulum (harus memuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur dalam kompetensi utama, pendukung dan lainnya). Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi PS. Kesesuaian mata kuliah dengan standar kompetensi. Persentase mata kuliah yang dalam penentuan nilai akhirnya memberikan bobot pada tugas-tugas (PR atau makalah) ≥ 20%. Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi dengan deskripsi matakuliah, silabus dan SAP. Fleksibilitas mata kuliah pilihan. Substansi praktikum dan pelaksanaan praktikum. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan peninjauan kurikulum selama 5 tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap penyesuaian kurikulum dengan perkembangan ipteks dan kebutuhan. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran. Mekanisme penyusunan materi perkuliahan. Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian. Hasil penilaian terhadap rata-rata banyaknya mahasiswa per dosen Pembimbing Akademik per semester. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan 220 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 16 17 6% 15 18 20% 12 14 17% 13 16 23% 12 12 0% 11 12 9% 15 15 0% 15 17 13% 15 18 20% 18 19 6% 19 19 0% 15 13 -13% 19 20 5% 16 17 6% 14 16 14% 16 19 19% 17 20 18% 18 19 6% 17 15 18 17 6% 13% 17 18 6% 16 19 19% No 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 Aspek Kinerja Program Studi kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata pertemuan pembimbingan akademik per mahasiswa per semester. Hasil penilaian terhadap efektivitas kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap ketersediaan panduan, sosialisasi, dan penggunaan. Hasil penilaian terhadap rata-rata mahasiswa per dosen pembimbing tugas akhir. Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah pertemuan/ pembimbingan selama penyelesaian TA. Hasil penilaian terhadap kualifikasi akademik dosen pembimbing tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian terhadap rata-rata waktu penyelesaian penulisan tugas akhir. Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan sistem pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang suasana akademik (otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik). Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan jenis prasarana, sarana dan dana yang memungkinkan terciptanya interaksi akademik antara sivitas akademika. Hasil evaluasi terhadap Program dan kegiatan akademik untuk menciptakan suasana akademik (seminar, simposium, lokakarya, bedah buku, penelitian bersama dll). Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik antara dosen-mahasiswa. Hasil evaluasi terhadap pengembangan perilaku kecendekiawanan. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan program studi dalam perencanaan target kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan perencanaan/alokasi dan pengelolaan dana. Hasil evaluasi terhadap besarnya dana (termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap dana penelitian dalam tiga tahun terakhir. Dana yang diperoleh dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja dosen Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, 221 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 14 16 14% 15 17 13% 14 17 21% 14 17 21% 15 19 27% 15 19 27% 17 19 12% 17 19 12% 14 18 29% 16 19 19% 15 18 20% 15 19 27% 17 18 6% 15 17 13% 14 16 14% 16 19 19% 15 16 7% 15 15 0% 17 19 12% No 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 Aspek Kinerja Program Studi ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb. kecuali ruang dosen) yang dipergunakan PS dalam proses pembelajaran. Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain yang menunjang (misalnya tempat olah raga, ruang bersama, ruang himpunan mahasiswa, poliklinik). Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa buku teks. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi Dikti. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah internasional Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa prosiding seminardalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap Akses ke perpustakaan di luar PT atau sumber pustaka lainnya. Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan, akses dan pendayagunaan sarana utama di lab (tempat praktikum, bengkel, studio, ruang simulasi, rumah sakit, puskesmas/balai kesehatan, green house, lahan untuk pertanian, dan sejenisnya). Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan PS dalam proses pembelajaran (hardware, software, e-learning, dan perpustakaan). Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data dalam sistem informasi. Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama 3 tahun. Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan mahasiswa yang melakukan tugas akhir dalam penelitian dosen. Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama tiga tahun. Hasil evaluasi terhadap Karya-karya PS/institusi yang telah memperoleh perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. 222 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 17 18 6% 18 18 0% 17 19 12% 14 14 0% 10 10 0% 12 14 17% 13 13 0% 16 16 0% 17 19 12% 17 19 12% 13 18 38% 13 16 23% 14 18 29% 10 10 0% 14 17 21% 13 15 15% No 99 100 Aspek Kinerja Program Studi Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di dalam negeri dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di luar negeri dalam tiga tahun terakhir. Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 14 15 7% 10 10 0% Pada Gambar 4.59 ditunjukkan hasil penelitian tentang kinerja prodi sebelum dan sesudah akreditasi di Universitas Sebelas Maret berdasarkan 5 besar yang dilihat dari seratus (100) aspek penilaian kinerja prodi. Lima (5) aspek perubahan kinerja tertinggi di Universitas Sebelas Maret yaitu : 1) Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama 3 tahun sebesar 38%, 2) Penggunaan hasil pelacakan untuk perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2) penggalangan dana, (3) informasi pekerjaan, (4) membangun jejaring sebesar 31%, 3) Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama lima tahun terakhir sebesar 29%, 4) Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang suasana akademik (otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik) sebesar 29%, dan 5) Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama tiga tahun sebesar 29%. Gambar 4.59. Pengaruh Aspek Kinerja Terbesar di Universitas Sebelas Maret 223 L. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi di Universitas UNTAN Performance program studi PGSD di Universitas Tanjungpura sebelum dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir intrumen akreditasi secara rinci disajikan pada Tabel 4.57. Pada Tabel 4.57 ditunjukkan skor sebelum dan pasca akreditasi berdasarkan aspek kinerja program studi di Universitas Tanjungpura. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 12,14 dan setelah akreditasi= 14,86. Pengaruh aspek kinerja program studi secara keseluruhan di Universitas Tanjungpura adalah 23,01%. TABEL 4.57. NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS TANJUNGPURA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Aspek Kinerja Program Studi Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi. Strategi pencapaian sasaran dan rentang waktu pelaksanaan Sosialisasi visi-misi. Tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan kepemimpinan program studi Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi menca-kup: planning, organizing, staffing, leading, controlling yang efektif Pelaksanaan penjaminan mutu di program studi. Penjaringan umpan balik dan tindak lanjutnya. Upaya untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) program studi. Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi terhadap daya tampung. Rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi terhadap calon mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi. Rasio mahasiswa baru transfer terhadap mahasiswa baru regular. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama lima tahun terakhir. Penerimaan mahasiswa non-reguler (selayaknya tidak membuat beban dosen sangat berat, jauh melebihi beban ideal sekitar 12 sks). Hasil penilaian terhadap penghargaan atas 224 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 15 19 27% 14 17 21% 14 18 29% 16 19 19% 15 19 27% 15 17 13% 9 10 11% 11 11 0% 15 19 27% 12 17 42% 13 19 46% 7 7 0% 16 19 19% 14 15 7% 13 16 23% No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Aspek Kinerja Program Studi prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat dan minat. Persentase kelulusan tepat waktu. Hasil penilaian terhadap Persentase mahasiswa yang DO atau mengundurkan diri. Layanan dan kegiatan kemahasiswaan. Kualitas layanan kepada mahasiswa. Upaya pelacakan dan perekaman data lulusan. Penggunaan hasil pelacakan untuk perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2) penggalangan dana, (3) informasi pekerjaan, (4) membangun jejaring. Penilaian terhadap Pendapat pengguna lulusan terhadap mutu alumni. Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu kerja pertama (dalam bulan). Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian bidang kerja dengan bidang studi (keahlian) lulusan. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan akademik program studi. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan non-akademik program studi. Pedoman tertulis tentang sistem seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan. Pedoman tertulis tentang sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja akademik dosen dan kinerja tenaga kependidikan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja dosen di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Jumlah dosen tetap berpendidikan (terakhir) S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan lektor kepala dan guru besar yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional. Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan bidang PS. Rata-rata beban dosen per semester, atau rata-rata FTE (Fulltime Teaching 225 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 15 19 27% 7 6 -14% 16 16 20 19 25% 19% 12 16 33% 11 12 9% 14 16 14% 12 15 25% 16 18 13% 14 16 14% 11 12 9% 7 9 29% 11 14 27% 12 14 17% 12 17 42% 10 15 50% 12 16 33% 8 16 100% 13 14 8% 14 15 7% No 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 Aspek Kinerja Program Studi Equivalent). Hasil penilian terhadap kesesuaian keahlian (pendidikan terakhir) dosen dengan mata kuliah yang diajarkannya. Tingkat kehadiran dosen tetap dalam mengajar. Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap jumlah seluruh dosen. Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap dengan mata kuliah yang diampu. Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran dosen tidak tetap dalam mengajar. Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai pembicara dalam seminar/pelatihan, pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri (tidak termasuk dosen tidak tetap). Peningkatan kemampuan dosen tetap melalui program tugas belajar dalam bidang yang sesuai dengan bidang PS. Kegiatan dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS dalam seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/ workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan yang tidak hanya melibatkan dosen PT sendiri. Prestasi dalam mendapatkan penghargaan hibah, pendanaan program dan kegiatan akademik dari tingkat nasional dan internasional; Reputasi dan keluasan jejaring dosen dalam bidang akademik & profesi. Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya. Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah, kualifikasi, dan mutu kerjanya. Tenaga administrasi: jumlah dan kualifikasinya. Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan. Struktur kurikulum (harus memuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur dalam kompetensi utama, pendukung dan lainnya). Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi PS. Kesesuaian mata kuliah dengan standar kompetensi. Persentase mata kuliah yang dalam penentuan nilai akhirnya memberikan bobot pada tugas-tugas (PR atau makalah) ≥ 20%. Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi dengan deskripsi matakuliah, silabus dan SAP. Fleksibilitas mata kuliah pilihan. Substansi praktikum dan pelaksanaan praktikum. 226 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 15 17 13% 17 19 12% 15 14 -7% 18 15 -17% 16 16 0% 10 14 40% 10 13 30% 10 10 0% 10 12 20% 9 12 33% 9 9 0% 12 13 8% 11 13 18% 10 15 50% 10 15 50% 12 14 17% 12 15 25% 11 14 27% 12 15 25% 6 6 0% 12 16 33% No 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 Aspek Kinerja Program Studi Hasil penilaian terhadap pelaksanaan peninjauan kurikulum selama 5 tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap penyesuaian kurikulum dengan perkembangan ipteks dan kebutuhan. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran. Mekanisme penyusunan materi perkuliahan. Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian. Hasil penilaian terhadap rata-rata banyaknya mahasiswa per dosen Pembimbing Akademik per semester. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata pertemuan pembimbingan akademik per mahasiswa per semester. Hasil penilaian terhadap efektivitas kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap ketersediaan panduan, sosialisasi, dan penggunaan. Hasil penilaian terhadap rata-rata mahasiswa per dosen pembimbing tugas akhir. Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah pertemuan/ pembimbingan selama penyelesaian TA. Hasil penilaian terhadap kualifikasi akademik dosen pembimbing tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian terhadap rata-rata waktu penyelesaian penulisan tugas akhir. Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan sistem pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang suasana akademik (otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik). Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan jenis prasarana, sarana dan dana yang memungkinkan terciptanya interaksi akademik antara sivitas akademika. Hasil evaluasi terhadap Program dan kegiatan akademik untuk menciptakan suasana akademik (seminar, simposium, lokakarya, bedah buku, penelitian bersama dll). Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik antara dosen-mahasiswa. Hasil evaluasi terhadap pengembangan perilaku kecendekiawanan. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan 227 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 14 18 29% 13 17 31% 15 20 33% 15 14 17 17 13% 21% 15 17 13% 13 17 31% 10 12 20% 11 13 18% 10 11 10% 13 17 31% 13 17 31% 13 17 31% 13 17 31% 15 17 13% 15 19 27% 13 18 38% 12 14 17% 15 19 27% 14 16 14% 13 15 15% No 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 Aspek Kinerja Program Studi program studi dalam perencanaan target kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan perencanaan/alokasi dan pengelolaan dana. Hasil evaluasi terhadap besarnya dana (termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap dana penelitian dalam tiga tahun terakhir. Dana yang diperoleh dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja dosen Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb. kecuali ruang dosen) yang dipergunakan PS dalam proses pembelajaran. Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain yang menunjang (misalnya tempat olah raga, ruang bersama, ruang himpunan mahasiswa, poliklinik). Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa buku teks. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi Dikti. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah internasional Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa prosiding seminardalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap Akses ke perpustakaan di luar PT atau sumber pustaka lainnya. Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan, akses dan pendayagunaan sarana utama di lab (tempat praktikum, bengkel, studio, ruang simulasi, rumah sakit, puskesmas/balai kesehatan, green house, lahan untuk pertanian, dan sejenisnya). Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan PS dalam proses pembelajaran (hardware, software, e-learning, dan perpustakaan). Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data dalam sistem informasi. Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama 3 tahun. Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan mahasiswa yang melakukan tugas akhir 228 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 14 14 0% 13 15 15% 14 14 0% 10 17 70% 10 17 70% 13 17 31% 11 19 73% 9 13 44% 7 6 -14% 7 8 14% 7 9 29% 7 9 29% 14 17 21% 14 19 36% 13 16 23% 12 15 25% 12 13 8% No 95 96 97 98 99 100 Aspek Kinerja Program Studi dalam penelitian dosen. Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama tiga tahun. Hasil evaluasi terhadap Karya-karya PS/institusi yang telah memperoleh perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di dalam negeri dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di luar negeri dalam tiga tahun terakhir. Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 9 13 44% 8 10 25% 14 17 21% 11 13 18% 10 15 50% 7 7 0% Pada Gambar 4.60 ditunjukkan hasil penelitian tentang kinerja prodi sebelum dan sesudah akreditasi di Universitas Tanjungpura berdasarkan 5 besar yang dilihat dari seratus (100) aspek penilaian kinerja prodi. Lima (5) aspek perubahan kinerja tertinggi di Universitas Tanjungpura yaitu : 1) Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional =100%, 2) Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa buku teks =73%, 3) Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja dosen = 70%, 4) Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, perpustakaan, kebun percobaan, dsb. kecuali studio, ruang ruang dosen) yang dipergunakan PS dalam proses pembelajaran = 70%, dan 5) Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS = 50%. 229 Gambar 4.60. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Tanjungpura M. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat Berdasar Aspek Kinerja Program Studi di Universitas Mataram Performance program studi PGSD di Universitas Mataram sebelum dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir intrumen akreditasi secara rinci disajikan pada Tabel 4.58. Pada Tabel 4.58 ditunjukkan skor sebelum dan pasca akreditasi berdasar aspek kinerja program studi di Universitas Mataram. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 12,43 dan setelah akreditasi= 15,36. Pengaruh aspek kinerja program studi secara keseluruhan di Universitas Mataram adalah 23,80%. TABEL 4.58. NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS MATARAM No 1 2 3 4 Aspek Kinerja Program Studi Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi. Strategi pencapaian sasaran dan rentang waktu pelaksanaan Sosialisasi visi-misi. Tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan 230 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 13 17 31% 14 18 29% 13 17 31% 13 17 31% No Aspek Kinerja Program Studi 5 kepemimpinan program studi Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi menca-kup: planning, organizing, staffing, leading, controlling yang efektif Pelaksanaan penjaminan mutu di program studi. Penjaringan umpan balik dan tindak lanjutnya. Upaya untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) program studi. Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi terhadap daya tampung. Rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi terhadap calon mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi. Rasio mahasiswa baru transfer terhadap mahasiswa baru regular. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama lima tahun terakhir. Penerimaan mahasiswa non-reguler (selayaknya tidak membuat beban dosen sangat berat, jauh melebihi beban ideal sekitar 12 sks). Hasil penilaian terhadap penghargaan atas prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat dan minat. Persentase kelulusan tepat waktu. Hasil penilaian terhadap Persentase mahasiswa yang DO atau mengundurkan diri. Layanan dan kegiatan kemahasiswaan. Kualitas layanan kepada mahasiswa. Upaya pelacakan dan perekaman data lulusan. Penggunaan hasil pelacakan untuk perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2) penggalangan dana, (3) informasi pekerjaan, (4) membangun jejaring. Penilaian terhadap Pendapat pengguna lulusan terhadap mutu alumni. Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu kerja pertama (dalam bulan). Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian bidang kerja dengan bidang studi (keahlian) lulusan. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan akademik program studi. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan non-akademik program studi. Pedoman tertulis tentang sistem seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 231 Nilai Sebelum 14 Nilai Sesudah 18 Pengaruh Akreditasi 29% 12 15 25% 12 16 33% 13 16 23% 15 19 27% 13 17 31% 18 19 6% 12 12 0% 15 16 7% 13 16 23% 12 14 17% 15 18 20% 11 13 18% 13 14 16 19 23% 36% 14 16 14% 12 15 25% 10 14 40% 10 13 30% 12 15 25% 14 16 14% 12 14 17% 14 17 21% No 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 Aspek Kinerja Program Studi tenaga kependidikan. Pedoman tertulis tentang sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja akademik dosen dan kinerja tenaga kependidikan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja dosen di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Jumlah dosen tetap berpendidikan (terakhir) S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan lektor kepala dan guru besar yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional. Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan bidang PS. Rata-rata beban dosen per semester, atau rata-rata FTE (Fulltime Teaching Equivalent). Hasil penilian terhadap kesesuaian keahlian (pendidikan terakhir) dosen dengan mata kuliah yang diajarkannya. Tingkat kehadiran dosen tetap dalam mengajar. Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap jumlah seluruh dosen. Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap dengan mata kuliah yang diampu. Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran dosen tidak tetap dalam mengajar. Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai pembicara dalam seminar/pelatihan, pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri (tidak termasuk dosen tidak tetap). Peningkatan kemampuan dosen tetap melalui program tugas belajar dalam bidang yang sesuai dengan bidang PS. Kegiatan dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS dalam seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/ workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan yang tidak hanya melibatkan dosen PT sendiri. Prestasi dalam mendapatkan penghargaan hibah, pendanaan program dan kegiatan akademik dari tingkat nasional dan 232 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 12 16 33% 11 16 45% 11 15 36% 11 14 27% 11 14 27% 12 17 42% 14 16 14% 12 15 25% 12 18 50% 16 20 25% 10 11 10% 13 10 -23% 12 14 17% 10 14 40% 12 16 33% 12 15 25% 12 13 8% No 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 Aspek Kinerja Program Studi internasional; Reputasi dan keluasan jejaring dosen dalam bidang akademik & profesi. Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya. Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah, kualifikasi, dan mutu kerjanya. Tenaga administrasi: jumlah dan kualifikasinya. Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan. Struktur kurikulum (harus memuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur dalam kompetensi utama, pendukung dan lainnya). Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi PS. Kesesuaian mata kuliah dengan standar kompetensi. Persentase mata kuliah yang dalam penentuan nilai akhirnya memberikan bobot pada tugas-tugas (PR atau makalah) ≥ 20%. Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi dengan deskripsi matakuliah, silabus dan SAP. Fleksibilitas mata kuliah pilihan. Substansi praktikum dan pelaksanaan praktikum. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan peninjauan kurikulum selama 5 tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap penyesuaian kurikulum dengan perkembangan ipteks dan kebutuhan. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran. Mekanisme penyusunan materi perkuliahan. Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian. Hasil penilaian terhadap rata-rata banyaknya mahasiswa per dosen Pembimbing Akademik per semester. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata pertemuan pembimbingan akademik per mahasiswa per semester. Hasil penilaian terhadap efektivitas kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap ketersediaan panduan, sosialisasi, dan penggunaan. Hasil penilaian terhadap rata-rata mahasiswa per dosen pembimbing tugas akhir. 233 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 11 15 36% 11 14 27% 12 13 8% 12 14 17% 12 16 33% 13 16 23% 13 16 23% 13 18 38% 12 16 33% 13 17 31% 11 14 27% 13 16 23% 12 15 25% 12 14 17% 13 17 31% 13 18 38% 14 17 21% 13 15 15% 14 18 29% 14 18 29% 14 18 29% 12 15 25% 14 16 14% No 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 Aspek Kinerja Program Studi Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah pertemuan/ pembimbingan selama penyelesaian TA. Hasil penilaian terhadap kualifikasi akademik dosen pembimbing tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian terhadap rata-rata waktu penyelesaian penulisan tugas akhir. Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan sistem pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang suasana akademik (otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik). Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan jenis prasarana, sarana dan dana yang memungkinkan terciptanya interaksi akademik antara sivitas akademika. Hasil evaluasi terhadap Program dan kegiatan akademik untuk menciptakan suasana akademik (seminar, simposium, lokakarya, bedah buku, penelitian bersama dll). Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik antara dosen-mahasiswa. Hasil evaluasi terhadap pengembangan perilaku kecendekiawanan. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan program studi dalam perencanaan target kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan perencanaan/alokasi dan pengelolaan dana. Hasil evaluasi terhadap besarnya dana (termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap dana penelitian dalam tiga tahun terakhir. Dana yang diperoleh dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja dosen Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb. kecuali ruang dosen) yang dipergunakan PS dalam proses pembelajaran. Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain yang menunjang (misalnya tempat olah raga, ruang bersama, ruang himpunan mahasiswa, poliklinik). Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa buku teks. 234 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 13 16 23% 12 15 25% 13 17 31% 14 18 29% 13 16 23% 12 15 25% 12 16 33% 13 16 23% 13 16 23% 13 17 31% 14 16 14% 13 15 15% 12 13 8% 10 13 30% 11 14 27% 10 15 50% 12 16 33% No 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 Aspek Kinerja Program Studi Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi Dikti. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah internasional Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa prosiding seminardalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap Akses ke perpustakaan di luar PT atau sumber pustaka lainnya. Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan, akses dan pendayagunaan sarana utama di lab (tempat praktikum, bengkel, studio, ruang simulasi, rumah sakit, puskesmas/balai kesehatan, green house, lahan untuk pertanian, dan sejenisnya). Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan PS dalam proses pembelajaran (hardware, software, e-learning, dan perpustakaan). Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data dalam sistem informasi. Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama 3 tahun. Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan mahasiswa yang melakukan tugas akhir dalam penelitian dosen. Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama tiga tahun. Hasil evaluasi terhadap Karya-karya PS/institusi yang telah memperoleh perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di dalam negeri dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di luar negeri dalam tiga tahun terakhir. 235 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 12 15 25% 11 14 27% 10 12 20% 12 15 25% 11 14 27% 11 14 27% 12 15 25% 12 14 17% 12 15 25% 12 14 17% 12 14 17% 9 9 0% 12 14 17% 13 14 8% 13 14 8% 12 12 0% Pada Gambar 4.61 ditunjukkan hasil penelitian tentang kinerja prodi sebelum dan sesudah akreditasi di Universitas Mataram berdasarkan 5 besar yang dilihat dari seratus (100) aspek penilaian kinerja prodi. Lima (5) aspek perubahan kinerja tertinggi di Universitas Tanjungpura yaitu : 1) Hasil penilian terhadap kesesuaian keahlian (pendidikan terakhir) dosen dengan mata kuliah yang diajarkannya=50%, 2) Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain yang menunjang (misalnya tempat olah raga, ruang bersama, ruang himpunan mahasiswa, poliklinik) =50%, 3) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja dosen di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat = 45%, 4) Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional = 42%, dan 5) Penilaian terhadap Pendapat pengguna lulusan terhadap mutu alumni = 40%. Gambar 4.61. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Mataram 236 N. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Berdasar Aspek Kinerja Program Studi Akreditasi dilihat di Universitas Muhammadiyah Purwokerto Performance program studi PGSD di Universitas Muhammadiyah Purwokerto sebelum dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir intrumen akreditasi secara rinci disajikan pada Tabel 4.59. Pada Tabel 4.59 ditunjukkan skor sebelum dan pasca akreditasi berdasar aspek kinerja program studi di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 14,28 dan setelah akreditasi= 16,25. Pengaruh aspek kinerja program studi secara keseluruhan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto adalah 14,37%. TABEL 4.59. NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Aspek Kinerja Program Studi Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi. Strategi pencapaian sasaran dan rentang waktu pelaksanaan Sosialisasi visi-misi. Tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan kepemimpinan program studi Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi menca-kup: planning, organizing, staffing, leading, controlling yang efektif Pelaksanaan penjaminan mutu di program studi. Penjaringan umpan balik dan tindak lanjutnya. Upaya untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) program studi. Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi terhadap daya tampung. Rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi terhadap calon mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi. Rasio mahasiswa baru transfer terhadap mahasiswa baru regular. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama lima tahun terakhir. 237 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 12 15 25% 12 15 25% 11 13 18% 12 14 17% 14 18 29% 13 17 31% 15 18 20% 10 15 50% 16 18 13% 14 17 21% 16 18 13% 12 14 17% 15 16 7% No 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Aspek Kinerja Program Studi Penerimaan mahasiswa non-reguler (selayaknya tidak membuat beban dosen sangat berat, jauh melebihi beban ideal sekitar 12 sks). Hasil penilaian terhadap penghargaan atas prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat dan minat. Persentase kelulusan tepat waktu. Hasil penilaian terhadap Persentase mahasiswa yang DO atau mengundurkan diri. Layanan dan kegiatan kemahasiswaan. Kualitas layanan kepada mahasiswa. Upaya pelacakan dan perekaman data lulusan. Penggunaan hasil pelacakan untuk perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2) penggalangan dana, (3) informasi pekerjaan, (4) membangun jejaring. Penilaian terhadap Pendapat pengguna lulusan terhadap mutu alumni. Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu kerja pertama (dalam bulan). Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian bidang kerja dengan bidang studi (keahlian) lulusan. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan akademik program studi. Lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan non-akademik program studi. Pedoman tertulis tentang sistem seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan. Pedoman tertulis tentang sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja akademik dosen dan kinerja tenaga kependidikan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja dosen di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Jumlah dosen tetap berpendidikan (terakhir) S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan lektor kepala dan guru besar yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS. 238 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 12 14 17% 15 17 13% 16 17 6% 10 10 0% 14 15 19 18 36% 20% 11 14 27% 13 16 23% 13 16 23% 14 16 14% 14 17 21% 15 17 13% 15 16 7% 17 18 6% 15 18 20% 15 18 20% 12 18 50% 13 17 31% 11 13 18% No 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 Aspek Kinerja Program Studi Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional. Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan bidang PS. Rata-rata beban dosen per semester, atau rata-rata FTE (Fulltime Teaching Equivalent). Hasil penilian terhadap kesesuaian keahlian (pendidikan terakhir) dosen dengan mata kuliah yang diajarkannya. Tingkat kehadiran dosen tetap dalam mengajar. Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap jumlah seluruh dosen. Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap dengan mata kuliah yang diampu. Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran dosen tidak tetap dalam mengajar. Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai pembicara dalam seminar/pelatihan, pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri (tidak termasuk dosen tidak tetap). Peningkatan kemampuan dosen tetap melalui program tugas belajar dalam bidang yang sesuai dengan bidang PS. Kegiatan dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS dalam seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/ workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan yang tidak hanya melibatkan dosen PT sendiri. Prestasi dalam mendapatkan penghargaan hibah, pendanaan program dan kegiatan akademik dari tingkat nasional dan internasional; Reputasi dan keluasan jejaring dosen dalam bidang akademik & profesi. Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya. Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah, kualifikasi, dan mutu kerjanya. Tenaga administrasi: jumlah dan kualifikasinya. Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan. Struktur kurikulum (harus memuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur dalam kompetensi utama, pendukung dan lainnya). Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi PS. Kesesuaian mata kuliah dengan standar kompetensi. Persentase mata kuliah yang dalam penentuan nilai akhirnya memberikan 239 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 11 17 55% 14 16 14% 15 15 0% 16 16 0% 16 20 25% 14 16 14% 12 11 -8% 15 13 -13% 14 13 -7% 15 15 0% 14 13 -7% 14 9 -36% 13 12 -8% 14 13 -7% 15 13 -13% 14 14 0% 16 18 13% 15 17 13% 15 19 27% 14 19 36% 16 18 13% No 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 Aspek Kinerja Program Studi bobot pada tugas-tugas (PR atau makalah) ≥ 20%. Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi dengan deskripsi matakuliah, silabus dan SAP. Fleksibilitas mata kuliah pilihan. Substansi praktikum dan pelaksanaan praktikum. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan peninjauan kurikulum selama 5 tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap penyesuaian kurikulum dengan perkembangan ipteks dan kebutuhan. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran. Mekanisme penyusunan materi perkuliahan. Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian. Hasil penilaian terhadap rata-rata banyaknya mahasiswa per dosen Pembimbing Akademik per semester. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata pertemuan pembimbingan akademik per mahasiswa per semester. Hasil penilaian terhadap efektivitas kegiatan pembimbingan akademik. Hasil penilaian terhadap ketersediaan panduan, sosialisasi, dan penggunaan. Hasil penilaian terhadap rata-rata mahasiswa per dosen pembimbing tugas akhir. Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah pertemuan/ pembimbingan selama penyelesaian TA. Hasil penilaian terhadap kualifikasi akademik dosen pembimbing tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian terhadap rata-rata waktu penyelesaian penulisan tugas akhir. Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan sistem pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir. Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang suasana akademik (otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik). Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan jenis prasarana, sarana dan dana yang memungkinkan terciptanya interaksi akademik antara sivitas akademika. Hasil evaluasi terhadap Program dan 240 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 17 18 6% 15 17 13% 15 18 20% 14 19 36% 16 19 19% 17 18 6% 15 17 13% 15 16 7% 13 16 23% 15 16 7% 15 16 7% 15 17 13% 16 18 13% 16 17 6% 15 17 13% 16 17 6% 17 17 0% 16 17 6% 15 18 20% 16 18 13% 15 18 20% No 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 Aspek Kinerja Program Studi kegiatan akademik untuk menciptakan suasana akademik (seminar, simposium, lokakarya, bedah buku, penelitian bersama dll). Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik antara dosen-mahasiswa. Hasil evaluasi terhadap pengembangan perilaku kecendekiawanan. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan program studi dalam perencanaan target kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan perencanaan/alokasi dan pengelolaan dana. Hasil evaluasi terhadap besarnya dana (termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap dana penelitian dalam tiga tahun terakhir. Dana yang diperoleh dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja dosen Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb. kecuali ruang dosen) yang dipergunakan PS dalam proses pembelajaran. Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain yang menunjang (misalnya tempat olah raga, ruang bersama, ruang himpunan mahasiswa, poliklinik). Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa buku teks. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas akhir. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi Dikti. Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa jurnal ilmiah internasional Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa prosiding seminardalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap Akses ke perpustakaan di luar PT atau sumber pustaka lainnya. Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan, akses dan pendayagunaan sarana utama di lab (tempat praktikum, bengkel, studio, ruang simulasi, rumah sakit, puskesmas/balai kesehatan, green house, lahan untuk pertanian, dan sejenisnya). 241 Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 16 18 13% 15 18 20% 15 18 20% 15 16 7% 15 16 7% 13 15 15% 14 18 29% 15 19 27% 15 19 27% 15 18 20% 15 19 27% 12 16 33% 12 13 8% 13 15 15% 12 14 17% 15 18 20% No 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 Aspek Kinerja Program Studi Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan PS dalam proses pembelajaran (hardware, software, e-learning, dan perpustakaan). Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data dalam sistem informasi. Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama 3 tahun. Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan mahasiswa yang melakukan tugas akhir dalam penelitian dosen. Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama tiga tahun. Hasil evaluasi terhadap Karya-karya PS/institusi yang telah memperoleh perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di dalam negeri dalam tiga tahun terakhir. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama dengan instansi di luar negeri dalam tiga tahun terakhir. Nilai Sebelum Nilai Sesudah Pengaruh Akreditasi 15 18 20% 15 17 13% 16 16 0% 14 16 14% 15 15 0% 11 12 9% 16 16 0% 15 17 13% 15 16 7% 11 14 27% Pada Gambar 4.62 ditunjukkan hasil penelitian tentang kinerja prodi sebelum dan sesudah akreditasi di Universitas Muhammadiyah Purwokerto berdasarkan 5 besar yang dilihat dari seratus (100) aspek penilaian kinerja prodi. Lima (5) aspek perubahan kinerja tertinggi di Universitas Tanjungpura yaitu : 1) Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional= 55%, 2) Penjaringan umpan balik dan tindak lanjutnya=50%, 3) Jumlah dosen tetap berpendidikan (terakhir) S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS=50%, 4) Layanan dan kegiatan kemahasiswaan =36%, dan 5) Kesesuaian mata kuliah dengan standar kompetensi =36%. 242 Gambar 4.62. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Muhammadiyah Purwokerto F. Usaha Prodi Mencapai Standar Akreditasi Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel-tabel dan gambargamba, maka dapat dijelaskan bahwa setelah prodi-prodi dilakukan akreditasi, hasil penilaian akreditasi BAN-PT digunakan oleh prodi yang bersangkutan sebagai umpan balik untuk memperbaiki kinerja masing- masing prodi. Dari data seluruh responden, tampak bahwa usaha prodi yang paling tinggi adalah standar 6 tentang pembiayaan, sarana dan prasarana serta sistem informasi (19%), disusul standar 2 tentang tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu (17%), standar 4 tentang sumber daya manusia (17%), dan standar 7 tentang penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama. Selanjutnya upaya atau usaha prodi dalam memanfaatkan hasil penilaian BAN-PT untuk perbaikan kinerja prodi yang terkait dengan standar 5 tentang kurikulum, pembelajaran dan suasana akademik (14%). Persentase paling kecil tentang usaha yang dilakukan oleh prodi pasca akreditasi adalah perbaikan standar 1 tentang visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi pencapaian (4%). Secara keseluruhan, responden yang menjadi sampel penelitian berupaya meningkatkan kinerja prodi menjadi lebih maksimal dengan usaha-usaha yang hampir merata pada setiap 243 standar akreditasi, kecuali standar 1 tentang visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi pencapaian yang terlihat memperoleh skor paling kecil. Hal ini menunjukkan standar 1 lebih mudah dicapai oleh prodi PGSD, sehingga perbaikan-perbaikan di arahkan pada standar-standar akreditasi lain. TABEL 4.60. USAHA-USAHA PRODI PASCA AKREDITASI BERDASARKAN DATA SELURUH RESPONDEN No Standar Akreditasi BAN-PT Persentase 1 Standar 1. Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian 4% 2 Standar 2. Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu 17% 3 Standar 3. Mahasiswa dan lulusan 12% 4 Standar 4. Sumber daya manusia 17% 5 Standar 5. Kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik 14% 6 Standar 6. Pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi 19% 7 Standar 7. Penelitian, pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama 17% Total 100% Gambar 4.63 Usaha Prodi Pasca Akreditasi 244 1. Usaha yang dilakukan untuk Meningkatkan Mutu Program Studi PGSD Sesuai dengan tuntutan UU nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi yang menyatakan akan mencabut ijazah dari prodi yang tidak terakreditasi sudah seharusnya dapat mendorong program studi untuk memperoleh status akreditasi yang lebih baik. Berikut ini dilaporkan usahausaha yang dilakukan prodi untuk memperoleh akreditasi yang lebih baik berdasarkan 7 standar akreditasi yaitu: Standar 1: Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian Berdasarkan hasil analisis data kualitatif pada standar ke 1, usaha yang dilakukan program studi untuk mencapai standar ini adalah dengan kegiatan sosialisasi visi, misi dan tujuan dan melaksanakan misi untuk mencapai visi yang telah ditetapkan. Bagi prodi yang belum memiliki visi, misi dengan menggunakan indikasi SMART, usaha yang dilakukan adalah merumuskan kembali visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi pencapaiannya. Standar 2: Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu Berdasarkan hasil analisis data kualitatif diperoleh temuan usaha yang dilakukan prodi untuk meningkatkan kinerja tata pamong adalah menata dan memperbaiki kembali sistem pengelolaan program studi. Usaha-usaha riil untuk meningkatkan kinerja pada standar ini antara lain dengan koordinasi dengan staf dosen, karyawan, mahasiswa dan fakultas, memberikan kemudahan pelayanan kepada mahasiswa dan menegakkan disiplin pegawai. Untuk meningkatkan kinerja sistem penjaminan mutu internal, PGSD melakukan kegiatan evaluasi diri program studi, validasi dokumen akademik, evaluasi pelaksanaan tri dharma, Penjaminan mutu internal dilakukan secara sistemik oleh tim penjamin mutu. Ada bermacam-macam istilah yang digunakan untuk memberi nama penjaminan mutu internal program studi dari masing-masing perguruan tinggi yaitu jamu (penjaminan mutu), QA (quality assurance), EMI (evaluasi mutu internal), SPI/SPMI (Sistem Penjaminan 245 Mutu Internal), EPSBED (Evaluasi program studi berbasis evaluasi diri, dll). Komitmen dan kesadaran yang telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja lembaga dengan membangun kantor jaminan mutu berjenjang: unit jaminan mutu fakultas dan gugus kendali mutu prodi. Lomba kinerja antar program studi berbasis akreditasi program studi on line. Beberapa prodi PGSD belum memiliki basis data evaluasi diri yang baik. Hal ini dapat di cross cek dari tampilan web masing-masing PGSD yang masih kosong. Standar 3: Mahasiswa dan Lulusan PGSD memiliki kemudahan dan keunggulan dalam memperoleh input mahasiswa karena jumlah pendaftar prodi PGSD cenderung tinggi bahkan di beberapa LPTK, jumlah pendaftar prodi PGSD menempati ranking tertinggi. Untuk meningkatkan kinerja PGSD pada standar mahasiswa dan lulusan, PGSD melakukan usaha-usaha: peningkatan kualitas sarana prasarana dan pelayanan kepada mahasiswa, menyusun buku pedoman penulisan skripsi, percepatan masa studi, dengan menawarkan mata kuliah Tugas Akhir Skripsi pada semester VII, menyelenggarakan pelatihan penulisan skripsi, meningkatkan efektivitas pelayanan bimbingan akademik dan skripsi, memonitor masa studi mahasiswa yang hampir habis, pemantauan pembuatan dan ujian skripsi secara masal. Usaha yang berkaitan dengan pemberdayaan alumni/lulusan dilakukan melalui kegiatan: tracer study mahasiswa S1 PGSD, membentuk Ikatan Alumni dan Ikatan Keluarga Besar PGSD. Usaha prodi yang mendukung kegiatan kemahasiswaan antara lain: mewajibkan mahasiswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan menyediakan fasilitas kegiatan mahasiswa. Standar 4: Sumber Daya Manusia Kesulitan umum yang dihadapi prodi PGSD pada standar SDM terdapat pada pengembangan karir dosen. Untuk mencapai standar tersebut, prodi melakukan usaha: menganjurkan dosen untuk melanjutkan studi S3, menambah dosen melalui sharing dengan program studi lain, meningkatkan kompetensi dosen dalam penelitian, pengabdian dan pembelajaran melalui berbagai pelatihan, workshop dan lokakarya, meningkatkan kemampuan 246 dosen dalam pengembangan e-learning, media pembelajaran berbasis IT, dan mendatangkan tenaga ahli untuk sharing pengalaman dalam rangka pembinaan dosen. Standar 5: Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik Standar kurikulum, pembelajaran dan suasana akademik merupakan standar yang menentukan kepuasan pelanggan PGSD yaitu mahasiswa. Usaha yang dilakukan prodi untuk meningkatkan kinerja pada standar kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik cukup banyak antara lain: Revisi, peninjauan ulang dan pengembangan kurikulum, pembuatan bahan ajar (modul), silabus dan SAP, pelatihan penggunaan model pembelajaran yang efektif, lesson study, aktif learning, pembelajaran inovatif, pembelajaran berbasis IT, PAIKEM, membangun klinik pembelajaran. Standar 6: Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi Pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi di beberapa prodi PGSD terus dikembangkan agar prodi dapat meningkatkan mutu pelayanan dan pencapaian standar akreditasi. Usaha-usaha yang dilakukan prodi antara lain pengadaan, perbaikan dan peningkatan fasilitas laboratorium komputer, IPA, matematika, microteaching, penataan ruang dosen dan fasilitas ruang kerja dosen (AC, internet), peningkatan/penambahan sarana dan prasarana perkuliahan, laptop, in focus; pengadaan perpustakaan dan penambahan referensi di ruang baca, meraih dana-dana hibah untuk peningkatan sarana dan prasarana; mengalokasikan dana untuk kegiatan penelitian, pelatihan-pelatihan dosen dari RKAT. Semua kegiatan dosen dan mahasiswa difasilitasi dengan sarana online, http://fkip.uns.ac.id. Standar 7: Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masya-rakat, dan Kerjasama Penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama. Program studi menunjukkan kinerja tinggi jika memiliki banyak produk di bidang penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk 247 meningkatkan kinerja pada standar ini, program studi melakukan berbagai usaha antara lain: memotivasi dosen untuk menyusun proposal penelitian dan pengabdian masyarakat untuk meraih dana hibah penelitian dari DIKTI dan sumberdana internal perguruan tinggi; menyediakan dana dari prodi untuk penelitian mahasiswa kerjasama dalam dosen kegiatan dengan mahasiswa, pengabdian pada melibatkan masyarakat, menyelenggarakan workshop PTK, penulisan artikel ilmiah, pengelolan jurnal, pelatihan metodologi penelitian, menerbitkan jurnal ilmiah. Di bidang kerjasama, PGSD banyak yang berusaha meningkatkan kinerja dengan menjalin kerjasama dengan SD mitra, PEMDA/PEMKOT, Diknas dan luar negeri, penerjunan Dosen ke sekolah dasar. G. Model Pembinaan yang Diharapkan dari Pemerintah Untuk meningkatkan mutu, khususnya bagi PGSD yang belum terakreditasi atau nilai akreditasinya rendah, DIKTI maupun BAN-PT diharapkan memberi pembinaan. Sebagian besar pembinaan yang diusulkan kepada pemerintah berupa pelatihan dan pendampingan khususnya dalam peningkatan standar pembelajaran dan pengisian borang akreditasi. 1. Pembinaan Tata Pamong/Manajemen Program Studi Dalam standar tata pamong, PGSD memerlukan pelatihan manajemen Program Studi, misalnya TQM secara komprehensif yang meliputi manajemen keuangan, kepemimpinan yang futuristik, administrasi akademik, pengembangan kapasitas dan kapabilitas lembaga, dan pengembangan sistem penjaminan mutu program studi. 2. Pembinaan Sumber Daya Manusia Pembinaan yang diharapkan dari Dikti pada peningkatan kinerja sumberdaya manusia adalah: rekruitmen dosen baru sesuai dengan bidang ilmu, peningkatan kemampuan dosen melalui program pelatihan-pelatihan, dan peningkatan kualifikasi dosen melalui pemberian beasiswa studi lanjut. 248 3. Pembinaan Kurikulum Pembinaan yang diharapkan dari Dikti sehubungan dengan pengembangan kurikulum dan standar kelulusan adalah: pengembangan kurikulum berbasis KKNI, sosialisasi Kurikulum PPG tingkat lokal/nasional, peningkatan inovasi pembelajaran dan sarana akademik, pembinaan pembelajaran berbasis IT, dan inovasi pembelajaran. 4. Pembinaan dalam Konteks Pembiayaan dan Sistem Informasi Pembinaan yang diharapkan dari Dikti sehubungan dengan pembiayaan adalah: memberikan dana bantuan untuk persiapan akreditasi, operasional pengembanagan sarana dan prasarana, pembuatan sitem informasi, fasilitas pembelajaran, pelatihan pengembangan dan pengelolaan data based evaluasi diri. Peningkatan kemampuan tenaga administrasi agar dapat memonitor jumlah kelulusan, IP, kehadiran dosen, kepuasan mahasiswa dan sebagainya. 5. Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Pembinaan yang diharapkan dari Dikti sehubungan dengan kegiatan penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama adalah: Peningkatan kemampuan dosen dalam kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat yang bermutu, program penelitian melibatkan skripsi mahasiswa S1 seperti Hibah Pasca Sarjana, memberikan blockgrant untuk penelitian kemitraan antara PGSD dengan Alumni dan PGSD dengan SD Mitra dan SD daerah terpencil, pembinaan kemampuan dosen dalam menulis karya ilmiah dan jurnal terakreditasi, kiat untuk masuk jurnal/karya ilmiah internasional, meningkatkan jaringan kerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri, kunjungan kerja ke SD di luar Jawa. 6. Pembinaan dari BAN-PT Pembinaan yang diharapkan dari BAN-PT sehubungan dengan sistem akreditasi program studi adalah: mempermudah akses informasi prodi dengan DIKTI (BAN PT) terkait dengan proses akreditasi, mengundang dosen taskforce/kaprodi/sekprodi prodi untuk mengikuti program pelatihan pengisian borang/instrumen akreditasi, sosialisasi substansi, sistem penilaian 249 dan cara pengisian borang akreditasi untuk meningkatkan pemahaman taskforce, pengembangan indikator penilaian akreditasi yang relevan dengan program studi kependidikan, pemetaan kelemahan prodi dalam pemenuhan standar akreditasi secara nasional, pembinaan asesor PGSD dari BAN PT agar dapat memberi penilaian secara obyektif dan terbuka, pelaksanaan studi banding ke PT yang kreadibilitas yang tinggi atau pendampingan oleh prodi terakreditasi minimal B. H. Model Tatakelola PGSD yang Efektif Penyelenggaraan program PGSD terkait dengan kebijakan perguruan tinggi masing-masing. Berdasarkan hasil FGD dengan Dekan/PD I dan Kaprodi diperoleh beberapa masukan untuk menyelenggarakan program PGSD yang bermutu tinggi yaitu: ada penjaminan mutu pengelolaan dari PTN maupun PTS penyelenggara PGSD, pembatasan jumlah mahasiswa dan PT yang menyelenggarakan PGSD, KKNI PGSD lebih jelas dan relevan dengan dunia kerja, kerjasama dengan PEMDA untuk rekrutmen, seleksi dan penempatan lulusan PGSD karena guru SD menjadi wewenang/otonomi masing-masing daerah. 250 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan data kuantitatif dan kualitatif yang telah terkumpul dari berbagai sumber setelah dianalisis dapat disimpulkan dan diberikan saran sebagai berikut. A. Kesimpulan Pada kesimpulan ini dikemukakan kinerja/performance PGSD sebelum terakreditasi (sebelum tahun 2010) dan setelah terakreditasi mulai tahun 2010, baik yang memperoleh Dana Insentif Akreditasi (DIA) maupun yang tidak memperoleh DIA dan status akreditasi B dan C. 1. Kinerja prodi yang diukur dari perkembangan jumlah mahasiswa setelah terakreditasi mengalami peningkatan dari 3753 (2010) menjadi 4129 pada tahun 2011. Berdasarkan status bantuan DIA, rerata jumlah mahasiswa PGSD yang mendapat bantuan DIA (329) selama 5 tahun lebih banyak daripada jumlah mahasiswa PGSD yang tidak mendapat bantuan DIA (159). Berdasarkan status akreditasi, PGSD yang terakreditasi B memiliki rerata jumlah mahasiswa selama lima tahun sebesar 334 lebih banyak dari PGSD yang terakreditasi C (154). Jumlah mahasiswa berkaitan dengan daya tampung karena PGSD yang memiliki jumlah mahasiswa lebih sedikit ternyata memiliki rasio seleksi yang lebih ketat yaitu rerata seleksi PGSD yang mendapat DIA sebesar 12,2:1 yang tidak mendapat DIA 21,8:1. Keketatan seleksi PGSD yang terakreditasi B sebesar 14,6:1 dan PGSD yang terakreditasi C sebesar 19.4:1. Kesimpulan Dengan demikian, pemberian bantuan DIA dan status akreditasi berpengaruh pada rerata jumlah mahasiswa dan daya tampung berpengaruh pada keketatan seleksi 2. Kinerja prodi yang diukur berdasarkan dengan ketepatan masa studi yang diperkirakan dari perbandingan jumlah mahasiswa yang masuk (input) pada tahun tertentu dengan jumlah mahasiswa yang lulus (output) empat 251 tahun kemudian. Mengingat program studi PGSD S1 baru dibuka mulai tahun 2006/2007 maka data lulusan yang digunakan untuk menghitung ketepatan masa studi adalah data lulusan tahun 2010 dan 2011. Jumlah lulusan paling rendah ditemukan pada PGSD Makasar yang tidak mendapat bantuan DIA. Perkembangan IPK lulusan cenderung naik tetapi jika sudah mendekati IPK optimum maka tidak terjadi kenaikan lagi. Hal ini dialami oleh PGSD yang mendapat DIA, karena IPK lulusan sudah berada pada kondisi optimum 3,3 maka IPK sudah sulit untuk dinaikkan lagi sehingga kenaikan pasca akreditasi hanya mencapai 0,1 poin. Sedangkan PGSD yang tidak mendapat DIA naik 0,2 poin tetapi posisi rerata IPK terakhir pada tahun 2011 sama yaitu 3,4. Dari sampel yang diteliti, IPK lulusan prodi PGSD yang terakreditasi C cenderung stagnan atau bahkan ada yang menurun. PGSD yang mengalami penurunan IPK adalah Bengkulu, rerata IPK lulusan PGSD yang cenderung stagnan adalah UNIMA. 3. Prodi DIA-PGSD memiliki rerata jumlah penelitian yang cenderung naik yaitu pada tahun 2007 = 12, tahun 2008 = 11, tahun 2009 = 15, tahun 2010 = 23, dan tahun 2011 = 25. Prodi NON DIA-PGSD memiliki jumlah penelitian yang cenderung turun. Rata-rata jumlah penelitian prodi NON DIA-PGSD pada tahun 2007 = 11, tahun 2008 = 13, tahun 2009 = 13, tahun 2010 = 9, dan tahun 2011 = 8. PGSD yang mendapat akreditasi B dan mendapat bantuan DIA memiliki rerata jumlah penelitian paling tinggi (25,73). Sedangkan PGSD yang hanya mendapat akreditasi B tanpa bantuan DIA, produktivitas penelitian tinggi, tetapi hanya mencapai setengah dari rerata jumlah PGSD yang mendapat akreditasi B dan mendapat bantuan DIA. Berdasarkan status akreditasi, produktivitas penelitian dosen dari PGSD terakreditasi C juga lebih rendah daripada PGSD yang terakreditasi B. 4. Prodi PGSD yang mendapat bantuan DIA maupun tidak mendapat bantuan DIA sama-sama memiliki jumlah pengabdian yang cenderung naik. Rata-rata jumlah pengabdian kepada masyarakat prodi PGSD yang mendapat bantuan DIA pada tahun 2007 = 9, tahun 2008 = 9, tahun 252 2009 = 12, tahun 2010 = 14, dan tahun 2011 = 16, sedangkan prodi NON DIA-PGSD pada tahun 2007 = 8 tahun 2008 = 11, tahun 2009 = 16, tahun 2010 = 17, dan tahun 2011 = 20, PGSD yang memiliki status akreditasi C memiliki PPM yang lebih banyak dan penelitian yang lebih sedikit, sedangkan PGSD yang terakreditasi B memiliki jumlah penelitian yang lebih banyak dan PPM yang lebih sedikit. 5. Berdasarkan tingkat kesulitan pencapaian standar dan tingkat kepentingan standar tersebut digunakan dalam penilaian akreditasi dapat disimpulkan jika standar tersebut sulit dicapai oleh prodi maka prodi menganggap standar tersebut tidak penting digunakan sebagai indikator kinerja. Sebaliknya standar yang mudah dicapai akan menjadi penting untuk dinilai. Jika dilihat posisi ranking pada setiap standar dapat diketahui standar 3 dan 4 memiliki posisi ranking kesulitan dan kepentingan yang sama. Standar 1 dan 3, memiliki ranking kesulitan rendah/mudah yaitu urutan ke 7 dari 7 standar akreditasi. Standar ke 6 dan ke 7 memiliki ranking kesulitan yang tinggi/sulit. Standar ke 2, 4 dan 5 memiliki tingkat kesulitan yang sedang. Berdasarkan tingkat kepentingannya untuk penilaian kinerja, standar 1, 2 dan 5 memiliki tingkat kepentingan yang lebih tinggi daripada standar 3, 6 dan 7. Persepsi responden terhadap urutan kesulitan dalam mencapai standar akreditasi sangat tergantung pada pengalaman jabatan pribadi masingmasing. Sebagai contoh, Dekan yang memegang tampuk kepemimpinan di Fakultas menganggap tingkat kesulitan mencapai standar yang paling tinggi adalah pada pencapaian standar visi, misi, tujuan, sasaran dan strategis pencapaian. Menurut Pembantu Dekan yang mendapat bantuan DIA banyak berurusan dengan kualitas akademik dosen menganggap standar yang paling sulit dicapai adalah standar 4 yaitu SDM. Menurut Pembantu Dekan yang tidak mendapat bantuan DIA, Kaprodi, Sekprodi, dosen dan mahasiswa yang sering berurusan dengan pelaksanaan kegiatan menganggap standar yang paling sulit dicapai adalah standar ke 6 yaitu pembiayaan, sarana dan prasarana, 253 6. Tingkat kesesuaian nilai akreditasi dengan kondisi faktual PGSD yang mendapat status C lebih rendah daripada PGSD yang mendapat status akreditasi B. Menurut versi PGSD, asesor dianggap kurang objektif, petunjuk pengisian borang kurang jelas, sulit dimengerti, butir instrumen yang menilai lulusan tidak layak untuk prodi baru karena prodi belum meluluskan, dll. Menurut versi asesor, prodi yang mendapat nilai C disebabkan karena tidak menyiapkan bukti fisik pada saat visitasi sehingga nilainya menjadi rendah. 7. Proporsi responden yang menjawab selalu menggunakan hasil penilaian akreditasi untuk perbaikan mutu relevansi dan efisiensi Program Studi lebih banyak yang berasal dari responden yang memiliki status akreditasi B dan mendapat DIA daripada responden yang memperoleh akreditasi C dan mendapat DIA, Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran meningkatkan mutu lebih banyak dimiliki oleh program studi yang berpotensi mendapat nilai B daripada program studi yang mendapat nilai C. Contoh kasus ditemukan pada program studi yang mendapat DIA tetapi status akreditasinya hanya mendapat C, yang menyatakan tidak selalu menggunakan nilai akreditasi untuk perbaikan mutu prodi. Kaprodi dan Sekprodi selalu menggunakan hasil akreditasi karena mereka dituntut untuk dapat menggerakkan staf dosen, karyawan dan mahasiswa di lingkungan prodinya agar bekerja dan berusaha menyiapkan borang, bukti fisik dan semua keperluan akreditasi. Keberhasilan memperoleh status akreditasi yang baik merupakan prestasi dari kepengurusan jurusan yaitu Kaprodi. 8. Tidak ada perbedaan nyata pada kinerja PGSD sebelum diakreditasi antara PGSD yang mendapat DIA dan tidak mendapat DIA maupun antara status akreditasi B dan C. Semua PGSD mengakui kinerjanya meningkat tetapi kinerja pada standar ke-7, yaitu penelitian, PPM dan kerjasama memiliki skor rerata paling rendah. Skor rerata standar ke-6 yaitu pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sitem informasi yang berada pada kategori sedang dialami oleh PGSD yang tidak mendapat DIA dan terakreditasi C. 254 9. Jika dicermati lebih mendalam, ada kecenderungan kinerja program studi yang terakreditasi C dan mendapat DIA memiliki rerata kinerja yang sedikit lebih baik daripada program studi yang terakreditasi B, jika tanpa menggunakan penilaian pada pada 6 standar akreditasi tanpa standar ke-7. Secara keseluruhan kinerja prodi PGSD yang mendapat DIA memiliki kinerja yang lebih baik daripada PGSD yang tidak mendapat DIA. 10. Setelah dilakukan wawancara dan diskusi, usaha-usaha yang banyak dilakukan prodi untuk meraih nilai akreditasi tinggi antara lain melalui optimalisasi sistem penjaminan mutu internal prodi, percepatan masa studi mahasiswa, peningkatan kualitas pembelajaran, melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran serta meningkatkan kemampuan dosen melakukan penelitian. 11. Pembinaan yang diharapkan dari BAN-PT adalah sosialisasi dan pendampingan pengisian borang akreditasi. pemetaan kelemahan prodi dalam pemenuhan standar akreditasi secara nasional, pembinaan asesor PGSD dari BAN PT agar dapat memberi penilaian secara obyektif dan terbuka, pelaksanaan studi banding ke PT yang kreadibilitas yang tinggi atau pendampingan oleh prodi terakreditasi minimal B. Pembinaan yang diharapkan dari DIKTI adalah pembinaan tata pamong, rekrutmen dosen yang relevan dengan program studi, pemberian beasiswa studi lanjut, sosialisasi kurikulum berbasis KKNI, pengembangan IT pembelajaran, memberikan dana bantuan untuk persiapan akreditasi. B. Rekomendasi Setelah diperoleh beberapa kesimpulan dari studi evaluasi kinerja pasca akreditasi, berikut ini disarankan kepada berbagai pihak yaitu: 1. PGSD yang mendapat DIA maupun tidak mendapat DIA disarankan agar selalu meningkatkan kinerja untuk memberi jaminan kepada masyarakat bahwa pendidikan telah diselenggarakan dengan mutu yang tinggi. PGSD mempertimbangkan kapasitas program studi dalam penerimaan mahasiswa baru agar pelayanan akademik dapat berjalan 255 lancar, tingkat kelulusan mahasiswa yang tepat waktu tinggi dan dosen memiliki waktu untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk dapat meraih akreditasi dengan nilai yang baik, maka disarankan PGSD mengembangkan sistem penjaminan mutu internal yang sesuai dengan standar penilaian akreditasi. 2. BAN-PT mereview kembali indikator dan rubrik penilaian yang digunakan untuk mengukur kinerja program studi PGSD dan melakukan pendampingan atau sosialisasi pengisian borang kepada kaprodi, sekprodi dan taskforce karena banyak borang yang menimbulkan salah penafsiran. BAN-PT sebaiknya hanya menugaskan asesor yang memiliki kredibilitas tinggi dari program studi yang relevan. Kegiatan visitasi disesuaikan dengan jadwal dan jam kerja. 3. PEMDA merekrut guru SD dari lulusan PGSD yang telah mengikuti program PPG-SD. Seleksi peserta program PPG-SD dilakukan oleh PEMDA dengan mempertimbangkan azas objektif, adil, transparan dan akuntabel dan tidak ada intervensi politik transaksional. 4. Dikti melakukan pembinaan yang selaras dan mendukung pencapaian standar dalam penjaminan mutu eksternal dari BAN-PT, mengembangkan komponen evaluasi program studi berbasis evaluasi diri (EPSBED) atau evaluasi mutu internal yang selaras dengan standar BAN-PT. Dikti menambah jumlah jurnal yang terakreditasi untuk menampung karya ilmiah dosen 5. Perguruan tinggi menciptakan suasana akademik yang mendorong dosen melaksanakan tri darma PT secara seimbang, dengan mengalokasikan dana internal untuk kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat 6. Badan Pengembangan Kebudayaan dan Sumberdaya Penjaminan Mutu Manusia Pendidikan Pendidikan dan memberikan pembinaan kepada dosen negeri maupun swasta, mengendalikan kualitas penyelenggaraan program studi. 256 1. Bagi BAN PT: a. Disarankan ada pelatihan khusus untuk tim pengisi borang akreditasi PPG. b. BAN PT perlu memperhatikan kualifikasi asesor. c. Kegiatan akreditasi agar dilaksanakan sesuai jadwal. 2. Bagi DIRJEN DIKTI: a. Disarankan ada ikatan dinas untuk jaminan kepastian mendapatkan pekerjaan setelah lulus PPG. b. Pendampingan/pembinaan untuk pengisian borang akreditasi PPG c. Melakukan pemantauan terhadap kegiatan workshop. 3. Bagi PRODI PPG: a. Perlu sosialisasi kepada civitas akademika untuk meningkatkan kesadaran pentingnya akreditasi. b. Bila terjadi perbedaan persepsi dalam pengisian boring kaprodi perlu mengumpulkan civitas akademika untuk menyamakan persepsi yang berbeda tersebut. c. Prodi memiliki standar mutu dan file dokumen lengkap. 257 DAFTAR PUSTAKA Anthony, Robert N and V. Govindarajan (2007), Management Control Systems, 12th edition, Boston: McGraw Hill. BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi, 2005. Burder Paul R; Byrd Davis M; Effective Teaching; Second Edition; Allyn and Bacon; 1997. Burnham, John West; Managing Quality In School, Effective Strategies for Quaity-based Scholl Improvement; Financial Time; Orentice Hall. Chung Kae H’ Mengginson, Leon C; Organizational Behavior, Developing Managerial Skiill; Harper & Row, 1986. Depdiknas, Undang-undang no 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas; Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. ENQA. (2009). “Standards and Guidelines for Quality Assurance in the European Higher Education Area”, p.13. Gerson, Richard F. (2004), Mengukur Kepuasan Pelanggan. Lembaga Manajemen PPM. Jakarta.1992. Goetsch, Davis D L; Davis, Stanley B; Quality Management; Instroduction Total Quality Management for Production, Processing, and Service; Fift Edition; Pearson, Prentice Hall; 2006. Greenberg Jerald; Baron Robert A; Behavior in Organizations; Sixth Edition; 1997. Handy Irawan D. Sepuluh Prinsip Kepuasan Pelanggan; Paradigma Baru Merebut Hati Pelanggan Untuk Memenangkan Persaingan; Elex Media Komputindo. 2000. Hoy, Wayne K., dkk., Educational Administration, McGraw Hill Companies, 2001. Introduction to Performance Measurement, School District Self-Assessment Guide, Ohio Auditor of State Serving the American Public: Best Practices in Performance Measurement, National Performance Review, June 1997 258 Kotler, Philip; Fox F.A; Karen; Strategic Marketing for Educational Institutions; Prentice Hall, Inc New Jersey; 1995. National Assessment and Accreditation Council. (2006). Quality Assurance in Higher Education di India. Banglore, India collaboration with Commonwealth with learning, Canada. NIST (2006). Education Criteria for performance Excellence, Gaithersburg: NIST. Parasuraman, Zeithaml Valarie;Berry Leonard; Delivering Quality Service; Nalancing Customer Perceptions and Expectations; The Free Press; 1990. Richmond:, (1998). Planning and Evaluation Section. Virginia's Handbook on Planning & Performance: Virginia Department of Planning and Budget The Annie E. Casey Foundation (2006) A Road to Results: Investing Resources to Achieve Results, Baltimore, MD; online at www.aecf.org The US General Accounting Office/GAO. (1980). Performance Reporting for Government, Governmental Accounting Standards Board. http://www.seagov.org/aboutpmg/performance_measurement.shtml Werther, William B, Jr; Davis Keith; Human Resource and Personel Management, Fift Edition; McGraww Hill, Inc; 1996. Zia Batool, Riaz Hussain Qureshi & Abdul Raouf. (2010). Performance evaluation standards for the HEIs, Higher Education Commission Islamabad. 259