Laporan Penelitian STUDI EVALUASI PERFORMANCE PROGRAM STUDI PGSD PASCA AKREDITASI

advertisement
BAN-PT
3,8
3,6
3,4
3,2
3,0
2,8
2,6
Kinerja DIA
2,4
Kinerja Non DIA
2,2
Sebelum Akreditasi
Penelitian
Pembiayaan
Kurikulum
SDM
Mhs dan Lulusan
Tata pamong
Visi, misi
Penelitian
Pembiayaan
Kurikulum
SDM
Mhs dan Lulusan
Tata pamong
2,0
Visi, misi
STUDI EVALUASI PERFORMANCE
PROGRAM STUDI PGSD PASCA AKREDITASI
STUDI EVALUASI PERFORMANCE
PROGRAM STUDI PGSD PASCA AKREDITASI
Nilai Kinerja
Laporan Penelitian
Laporan Penelitian
Sesudah Akreditasi
Oleh:
Prof. Dr. Sugiyono, M.Pd.
Sutopo, MT.
Apri Nuryanto, MT.
BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI
TAHUN 2012
BAN-PT
LAPORAN PENELITIAN
STUDI EVALUASI PERFORMANCE
PROGRAM STUDI PGSD PASCA AKREDITASI
Oleh :
Prof. Dr. Sugiyono, M.Pd.
Sutopo, MT.
Apri Nuryanto, MT.
BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI
TAHUN 2012
i
ABSTRAK
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui performance/kinerja
program studi PGSD pasca akreditasi. Secara khusus penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kinerja program studi sebelum dan pasca
akreditasi, dilihat dari perkembangan jumlah pendaftar, perkembangan
keketatan seleksi, perkembangan indeks prestasi lulusan; perkembangan
jumlah penelitian dan pengabdian masyarakat; peringkat/urutan yang sulit
untuk dicapai prodi dalam memperoleh akreditasi; urutan yang penting untuk
dicapai program studi; kesesuaian nilai akreditasi yang diberikan BAN PT
dengan kondisi faktual prodi, frekuensi pemanfaatan hasil ekreditasi untuk
perbaikan mutu, nilai performan prodi sebelum akreditasi; nilai performance
prodi setelah akreditasi; pengaruh akreditasi terhadap peformanac prodi; dan
usaha-usaha yang dilakukan prodi untuk meningkatkan kualitas prodi.
Untuk mencapai tujuan tersebut metode penelitian yang digunakan
adalah metode penelitian kombinasi (mixed methods) model concurrent
embedded (kombinasi lebih dominan kuantitatif). Populasi penelitian adalah
seluruh PGSD yang ada di Indonesia sebanyak 34 prodi. Penelitian
menggunakan 14 sampel PGSD yang diambil dari populasi tersebut secara
purposive. Dari 14 sampel tersebut terdiri atas 7 Prodi PGSD mendapat
Dana Insentif Akreditasi (DIA) dan 7 Prodi PGSD tidak mendapat dana
Insentif Akreditasi. Sumber data setiap prodi ada 20 orang terdiri atas Dekan,
Pembantu Dekan FIP, Ketua Program Studi, Sekretaris Program Studi,
Dosen (8), Karyawan (2), mahasiswa 6. Teknik pengumpulan data dengan
wawancara, studi dokukementasi dan kuesioner. Analisis data adalah
analisis kombinasi kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: jumlah pendaftar, kekekatan
seleksi, dan Indeks Prestasi lulusan setelah akreditasi meningkat; Jumlah
penelitian prodi PGSD yang mendapat DIA meningkat. Prodi yang tidak
emndapat DIA jumlah pengabdian masyarakat setelah akreditasi meningkat,
tetapi jumlah penelitiannya menurun. Urutan tingkat kesulitan yang dicapai
prodi untuk memperoleh akreditasi adalah: standar 7; 6; 2; 4; 5; 3 dan 1.
Urutan yang penting untuk dicapai prodi adalah : standar 1; 2; 5; 4; 3;7.
Terdapat 15,5% responden yang menyatakan nilai akreditasi yang diberikan
oleh BNA PT sangat sesuai dengan kondisi factual PRODI; 63.9%
menyatakan sesuai; 18,6% menyatakan tidak sesuai dan 1% menyatakan
sangat tidak sesuai. Sebanyak 40,1% responden menyatakan nilai
akreditasi selalu dimanfaatkan untuk peningkatan kerja prodi; 51,9%
menyatakan sering dimanfaatkan; 6,8% menyatakan jarang dimanfaatkan;
dan 1,3% menyatakan tidak dimanfaatkan. Nilai performan prodi PGSD
yang mendapat DIA sebelum terakreditasi menurut persepsi responden = 69
dan setelah terakreditasi = 82. Selanjutnya Nilai performan prodi PGSD
yang tidak mendapat DIA sebelum terakreditasi menurut persepsi responden
= 67,5 dan setelah terakreditasi = 79,25.
Jadi setelah terakreditasi
performance prodi meningkat sebesar 19%. Banyak usaha yang dilakukan
prodi untuk meningkatkan kinerja antara lain dengan pelatihan dosen dalam
penelitian, studi lanjut dosen, pengembangan sumber dana, pengembangan
sarana dan prasarana akademik dan administratif
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................
i
ABSTRAK............................................................................................
ii
DAFTAR ISI ........................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................
iv
DAFTAR TABEL .................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...................................................................
9
C. Tujuan Penelitian .....................................................................
10
D. Manfaat Hasil Penelitian ..........................................................
11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Akreditasi...................................................................................
13
1. Pengertian Akreditasi…………… .........................................
13
2. Tujuan Akreditasi…………. ..................................................
14
3. Standar Akreditasi…………. ................................................
18
B. Performance Program Studi ......................................................
29
C. Penjaminan Mutu Pendidikan ....................................................
36
D. Pendidikan Guru Sekolah Dasar ...............................................
43
BAB III DESAIN PENELITIAN
A. Metode Penelitian .....................................................................
48
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................
49
C. Prosedur Penelitian ..................................................................
50
D. Populasi dan Sampel Penelitian ...............................................
50
E. Sumber Data Penelitian ............................................................
51
iii
F. Teknik Pengumpulan Data........................................................
52
G. Instrumen Penelitian .................................................................
52
H. Teknik Analisis Data .................................................................
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian .................................................
54
1. Perkembangan Mahasiswa Sebelum dan Sesudah
Akreditasi…………… ...........................................................
54
2. Perkembangan Jumlah Penelitian…………. ........................
62
3. Perkembangan Jumlah Pengabdian Kepada
Masyarakat…………. ...........................................................
65
B. Urutan Kesulitan dan Kepentingan Prodi Mencapai Standar
Akreditasi .................................................................................
68
1. Standar 1: Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran, serta Strategi
Pencapaian …………… .......................................................
68
2. Standar 2: Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem
Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu …………… .................
70
3. Standar 3: Mahasiswa dan Lulusan …………… ..................
72
4. Standar 4: Sumber Daya Manusia …………… ....................
73
5. Standar 5: Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana
Akademik …………… ..........................................................
75
6. Standar 6: Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta
Sistem Informasi …………… ...............................................
76
7. Standar 7: Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada
Masyarakat dan Kerjasama ……………...............................
78
8. Urutan Kesulitan menurut Kelompok Responden ………… .
81
9. Urutan Kepentingan menurut Kelompok Responden………
84
iv
C. Kesesuaian Nilai BAN-PT dengan Kondisi Faktual PGSD .......
87
1. Tingkat Kesesuaian Nilai Akreditasi menurut Keseluruhan
Responden …………… ........................................................
87
2. Tingkat Kesesuaian Nilai Akreditasi menurut Kelompok
Responden …………… ........................................................
90
D. Frekuensi Pemanfaatan Nilai Akreditasi ...................................
92
1. Frekuensi Pemanfaatan Nilai Akreditasi menurut
Keseluruhan Responden …………… ...................................
92
2. Frekuensi Pemanfaatan Nilai Akreditasi menurut Kelompok
Responden…………… .........................................................
97
E. Pengaruh Akreditasi Terhadap Performance Prodi PGSD .......
98
1. Performance Prodi PGSD Sebelum Akreditasi …………… .
99
2. Performance Prodi PGSD Pasca Akreditasi ……………...... 104
3. Perbandingan Performance Prodi PGSD Sebelum dan
Pasca Akreditasi …………… ............................................... 109
4. Performance Prodi PGSD PGSD Sebelum dan Pasca
Akreditasi menurut Kelompok Responden…………… ......... 123
5. Performance Prodi PGSD PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi
dilihat Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi………… . 144
F. Usaha Prodi Mencapai Standar Akreditasi ............................... 243
G. Model Pembinaan yang Diharapkan dari Pemerintah ............... 248
H. Model Tatakelola PGSD yang Efektif ........................................ 250
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ............................................................................... 251
B. Rekomendasi ............................................................................ 255
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 259
v
DAFTAR GAMBAR
No.
Gambar
Nama Gambar
Hal
2.1.
Hierarki Konsep Mutu (Sallis, 1993: 27).
37
2.2.
Daur Penjaminan Mutu dalam Rangka Akreditasi
43
3.1.
Desain penelitian
49
4.1.
Perkembangan jumlah pendaftar PGSD dari tahun 2007 s.d
2011
55
4.2.
Perkembangan Keketatan seleksi mahasiswa baru PGSD
56
4.3.
Perkembangan IP Lulusan PGSD
60
4.4.
Perkembangan Jumlah Penelitian PGSD
63
4.5.
Perkembangan Jumlah Pengabdian PGSD
66
4.6.
Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-1
70
4.7.
Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-2
71
4.8.
Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-3
73
4.9.
Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-4
74
4.10.
Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-5
76
4.11.
Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-6
78
4.12.
Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-7
79
4.13.
4.14.
4.15.
4.16.
4.17.
4.18.
4.19.
Perbedaan Posisi Rangking Kesulitan dan Kepentingan
Standar Akreditasi
Tingkat Kesesuaian Nilai Akreditasi menurut Status Akreditasi
dan DIA
Tingkat Kesesuaian Nilai Akreditasi menurut Kelompok
Responden
Tingkat Pemanfaatan Nilai Akreditasi dengan Kondisi Faktual
menurut Seluruh Responden
Proporsi Responden yan Memanfaatkan Hasil Akreditasi
Persentase Pemanfaatan Nilai Akreditasi oleh Seluruh
Kelompok Responden
Perbandingan Rata-Rata Kinerja Prodi Sebelum Akreditasi
yang Mendapat DIA BERMUTU dan yang Tidak Mendapat DIA
BERMUTU
vi
81
90
91
95
96
98
102
No.
Gambar
4.20.
4.21.
4.22.
4.23.
4.24.
4.25.
4.26.
4.27.
4.28.
4.29.
4.30.
4.31.
4.32.
4.33.
4.34.
4.35.
4.36.
4.37.
4.38.
Nama Gambar
Kinerja PGSD Sebelum Terakreditasi baik yang Mendapat DIA
BERMUTU maupun Tidak Mendapat DIA BERMUTU
Perbandingan Rata-Rata Kinerja Prodi setelah Akreditasi yang
Mendapat DIA BERMUTU dan yang tidak Mendapat DIA
BERMUTU
Perbandingan Kinerja Prodi yang Mendapat DIA/tanpa DIA
Maupun Status Akreditasi B/C
Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi
untuk Prodi yang Mendapat DIA BERMUTU dan Tidak
Mendapat DIA BERMUTU
Perbandingan Sebelum dan Sesudah Akreditasi untuk yang
Dapat DIA BERMUTU dan yang Tidak Dapat DIA BERMUTU
Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA
pada Standar 1
Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA
pada Standar 2
Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA
pada Standar 3
Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA
pada Standar 4
Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA
pada Standar 5
Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA
pada Standar 6
Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan DIA
pada Standar 7
Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi
menurut Dekan
Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi
menurut Pembantu Dekan
Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi
menurut Kaprodi
Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi
menurut Sekprodi
Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi
menurut Dosen
Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi
menurut Karyawan
Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi
menurut Mahasiswa
Hal
104
108
109
113
113
114
116
117
118
120
121
123
126
129
132
135
138
141
144
4.39.
Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di UNIMED
150
4.40.
Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di UNIMED
151
4.41.
Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di UPI
157
4.42.
Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di UPI
158
vii
No.
Gambar
4.43.
4.44.
4.45.
4.46.
Nama Gambar
Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Negeri
Surabaya
Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Negeri
Surabaya
Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Negeri
Makasar
Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Negeri
Makasar
Hal
165
166
173
174
4.47.
Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Jember
180
4.48.
Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Jember
181
4.49.
Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Bengkulu
188
4.50.
Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Bengkulu
188
4.51.
4.52.
4.53.
4.54.
4.55.
4.56.
Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Negeri
Yogyakarta
Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Negeri
Yogyakarta
Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Negeri Malang
Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Negeri
Malang
Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Negeri
Manado
Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Negeri
Manado
195
196
202
203
209
210
4.57.
Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Lampung
216
4.58.
Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Lampung
217
4.59.
Pengaruh Aspek Kinerja Terbesar di Universitas Sebelas Maret
223
4.60.
Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Tanjungpura
230
4.61.
Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Mataram
236
4.62.
Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas
Muhammadiyah Purwokerto
243
4.63.
Usaha Prodi Pasca Akreditasi
244
viii
DAFTAR TABEL
No.
Tabel
Nama Tabel
Hal
1.1.
REKAPITULASI HASIL AKREDITASI BAN-PT YANG MASIH
BERLAKU BERDASARKAN JENJANG PERGURUAN TINGGI
8
2.1.
RANGKUMAN STANDAR PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
TINGGI DI EROPA
20
3.1.
KERANGKA SAMPEL PENELITIAN
51
4.1.
JUMLAH DAN RASIO KEKETATAN SELEKSI MAHASISWA
BARU PGSD
57
4.2.
JUMLAH MAHASISWA DAN KEKETATAN SELEKSI PGSD
BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA
58
4.3.
PERKEMBANGAN JUMLAH INPUT MAHASISWA BARU DAN
OUTPUT
59
4.4.
PERKEMBANGAN RERATA IPK LULUSAN PGSD SELAMA 5
TAHUN TERAKHIR
61
4.5.
PERKEMBANGAN PENELITIAN PRODI PGSD
63
4.6.
DATA RERATA JUMLAH PENELITIAN DOSEN PGSD
BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA
64
4.7.
PERKEMBANGAN JUMLAH PENGABDIAN MASYARAKAT
PRODI PGSD
65
RERATA JUMLAH PPM DOSEN PGSD BERDASARKAN
STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA
PERBANDINGAN RERATA JUMLAH PENELITIAN DAN
JUMLAH PENGABDIAN MASYARAKAT ANTARA PGSD YANG
TERAKREDITASI B DAN C
DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN
TERHADAP TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT
KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI KE-1
DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP
TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN
STANDAR AKREDITASI KE-2
DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP
TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN
STANDAR AKREDITASI KE-3
DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP
TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN
STANDAR AKREDITASI KE-4
DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP
TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN
STANDAR AKREDITASI KE-5
67
4.8.
4.9.
4.10.
4.11.
4.12.
4.13.
4.14.
ix
67
69
70
72
74
75
No.
Tabel
4.15.
4.16.
4.17.
Nama Tabel
DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP
TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN
STANDAR AKREDITASI KE-6
DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP
TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN
STANDAR AKREDITASI KE-7
PERBANDINGAN ANTARA TINGKAT KESULITAN DAN
TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI
Hal
77
79
80
4.18.
URUTAN TINGKAT KESULITAN MENCAPAI STANDAR
AKREDITASI MENURUT KELOMPOK RESPONDEN
82
4.19.
TINGKAT KEPENTINGAN MENCAPAI STANDAR AKREDITASI
MENURUT KELOMPOK RESPONDEN
84
4.20.
TINGKAT KESESUAIAN NILAI AKREDITASI BAN-PT DENGAN
KONDISI FAKTUAL MENURUT SELURUH RESPONDEN
88
4.21.
TINGKAT KESESUAIAN NILAI AKREDITASI BAN-PT DENGAN
KONDISI FAKTUAL MENURUT STATUS AKREDITASI DAN DIA
89
TINGKAT KESESUAIAN NILAI AKREDITASI BAN-PT DENGAN
KONDISI FAKTUAL MENURUT KELOMPOK RESPONDEN
FREKUENSI PEMANFAATAN NILAI AKREDITASI UNTUK
PERBAIKAN KINERJA PRODI PGSD MENURUT SELURUH
RESPONDEN
FREKUENSI PENGGUNAAN NILAI AKREDITASI UNTUK
PERBAIKAN MUTU BERDASARKAN STATUS AKREDITASI
DAN BANTUAN DIA
91
4.25.
FREKUENSI PEMANFAATAN HASIL AKREDITASI
97
4.26.
RATING SKOR RERATA BUTIR KINERJA
99
4.22.
4.23.
4.24.
4.27.
4.28.
4.29.
4.30.
4.31.
4.32.
4.33.
RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM TERAKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN BERDASARKAN 7
INDIKATOR BAN-PT
TABULASI SILANG SKOR RERATA BUTIR KINERJA PGSD
SEBELUM AKREDITASI
NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI PASCA TERAKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN BERDASARKAN 7
INDIKATOR BAN-PT
SKOR RERATA BUTIR KINERJA PGSD SESUDAH
AKREDITASI
NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA
AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN
MENURUT SELURUH RESPONDEN
PENGARUH STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA
TERHADAP KINERJA PGSD PADA STANDAR KE-1
PENGARUH AKREDITASI DAN BANTUAN DIA TERHADAP
KINERJA PGSD PADA STANDAR KE-2
x
94
95
101
103
106
108
112
114
115
No.
Tabel
Nama Tabel
Hal
4.34.
PENGARUH AKREDITASI DAN BANTUAN DIA TERHADAP
KINERJA PGSD PADA STANDAR KE-3
116
4.35.
KINERJA PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN
BANTUAN DIA PADA STANDAR 4
118
4.36.
KINERJA PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN
BANTUAN DIA PADA STANDAR 5
119
4.37.
KINERJA PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN
BANTUAN DIA PADA STANDAR 6
120
KINERJA PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN
BANTUAN DIA PADA STANDAR 7
NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA
AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN
MENURUT RESPONDEN DEKAN
NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA
AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN
MENURUT PEMBANTU DEKAN
NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA
AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN
MENURUT KAPRODI PGSD
NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA
AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN
MENURUT SEKPRODI PRODI PGSD
NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA
AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN
MENURUT DOSEN PGSD
NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA
AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN
MENURUTKARYAWAN PGSD
NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA
AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN
MENURUT MAHASISWA PGSD
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS
PENDIDIKAN BANDUNG
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI
SURABAYA
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI
MAKASAR
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS JEMBER
122
4.38.
4.39.
4.40.
4.41.
4.42.
4.43.
4.44.
4.45.
4.46.
4.47.
4.48.
4.49.
4.50.
xi
124
127
130
133
136
139
142
145
152
159
167
174
No.
Tabel
4.51.
4.52.
4.53.
4.54.
4.55.
4.56.
4.57.
4.58.
4.59.
4.60.
Nama Tabel
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH
AKREDITASIMENURUT SELURUH RESPONDEN
UNIVERSITAS BENGKULU
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUTSELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI
MALANG
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI
MANADO
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS LAMPUNG
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS SEBELAS
MARET
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS MATARAM
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
USAHA-USAHA PRODI PASCA AKREDITASI BERDASARKAN
DATA SELURUH RESPONDEN
xii
Hal
182
189
197
204
211
218
224
230
237
244
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi dinyatakan bahwa Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan
setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program
sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta
program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan
kebudayaan bangsa Indonesia. Pendidikan tinggi sebagai bagian dari sistem
pendidikan
nasional
memiliki
peran
strategis
dalam
mencerdaskan
kehidupan bangsa dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora serta pembudayaan dan
pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan.
Pendidikan Tinggi
diselenggarakan untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi
globalisasi
di
segala
bidang,
dan
mampu
mengembangkan
ilmu
pengetahuan dan teknologi serta menghasilkan intelektual, ilmuwan,
dan/atau profesional yang berbudaya dan kreatif, toleran, demokratis,
berkarakter tangguh, serta berani membela kebenaran untuk kepentingan
bangsa.
Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas publik, perguruan tinggi
harus secara aktif membangun sistem penjaminan mutu internal. Untuk
membuktikan bahwa sistem penjaminan mutu internal telah dilaksanakan
dengan baik dan benar, perguruan tinggi harus diakreditasi oleh lembaga
penjaminan mutu eksternal. Dengan sistim penjaminan mutu yang baik dan
benar, perguruan tinggi akan mampu meningkatkan mutu, menegakkan
otonomi, dan mengembangkan diri sebagai institusi akademik dan kekuatan
moral masyarakat secara berkelanjutan.
1
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) merupakan
satu-satunya badan akreditasi yang diakui oleh pemerintah RI untuk
melaksanakan akreditasi pada pendidikan tinggi. BAN-PT berdiri pada tahun
1994, berlandaskan UU Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dan PP Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi. BAN-PT
memiliki wewenang melaksanakan akreditasi bagi semua institusi pendidikan
tinggi (baik untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Swasta
(PTS), Perguruan Tinggi Agama (PTA) dan Perguruan Tinggi Kedinasan
(PTK); maupun program-program pendidikan jarak jauh.
Fungsi utama Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)
menurut peraturan perundangan yang ada (UURI No. 20 tahun 2003, PPRI
No. 60/1999, SK Menteri Pendidikan Nasional No. 118/U/2003), pada
dasarnya
adalah:
membantu
Menteri
Pendidikan
Nasional
dalam
melaksanakan salah satu kewajibannya, yaitu penilaian mutu perguruan
tinggi, Fungsi BAN-PT ditegaskan lagi pada UU Nomor 12 tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi, pasal 55 ayat 4, 5 dan 6 yang menyatakan (4)
Akreditasi Perguruan Tinggi dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi. (5) Akreditasi Program Studi sebagai bentuk akuntabilitas
publik dilakukan oleh lembaga akreditasi mandiri. (6) Lembaga akreditasi
mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan lembaga mandiri
bentukan Pemerintah atau lembaga mandiri bentukan Masyarakat yang
diakui oleh Pemerintah atas rekomendasi Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi.
Membaca
regulasi yang
dikeluarkan
oleh
pemerintah
melalui
beberapa Undang-undang, peraturan pemerintah dan peraturan menteri
telah mengindikasikan peran BAN PT dalam penjaminan mutu pendidikan
tinggi di Indonesia sangat kuat. Kekuatan peran BAN-PT didukung oleh
sistem yang tidak adanya pengakuan terhadap ijazah dari perguruan tinggi
yang belum terakreditasi. Pasal 28 ayat 3 UU no 12 tahun 2012 bahkan
menegaskan gelar akademik dan gelar vokasi dinyatakan tidak sah dan
dicabut oleh Menteri apabila dikeluarkan oleh: Perguruan Tinggi dan/atau
2
Program Studi yang tidak terakreditasi; Pada saat ini, BAN-PT bekerja keras
melakukan akreditasi ke seluruh program studi yang ada di lembaga
pendidikan tinggi di Indonesia. Jumlah program studi yang belum
terakreditasi cenderung bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah
program studi baru sebagai akibat peningkatan partisipasi masyarakat dalam
mengakses pendidikan tinggi. Supaya BAN PT dapat bekerja optimal maka
BAN-PT oleh lembaga akreditasi mandiri.
Salah satu program studi pada perguruan tinggi Lembaga Pendidikan
Tinggi Tenaga Kependidikan (LPTK) adalah Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD). Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD), merupakan program studi yang relatif baru di perguruan tinggi yang
bertugas menghasilkan guru SD yang professional. Guru SD mempunyai
peranan yang strategis dalam pengembangan sumber daya manusia di
Indonesia, karena guru SD bertugas menanamkan nilai-nilai dan membentuk
karakter dasar, sebagai pijakan untuk mengembangkan potensi dirinya. Oleh
karena itu dalam upaya untuk meningkatkan kualitas program Studi PGSD,
Pemerintah melalui Dikti sejak tahun 2008 telah berperan aktif dalam
memberikan Dana Insentif Akreditasi (DIA) kepada program study PGSD.
DIA tersebut diberikan agar digunakan untuk mengembangkan kapasitas
kelembagaan prodi. Peningkatan kapasistas kelembagaan diukur dengan
diperolehnya status akreditasi dari BAN PT.
Sampai ini jumlah universitas penyelenggara PGSD baik Negeri
maupun Swasta ada 38, yang telah menerima DIA Bermutu ada 15, yaitu
PGSD pada: (1) Universitas Jember; (2) Universitas Negeri Jakarta; (3).
Universitas Negeri Padang; (4) Universitas Negeri Semarang; (5) Universitas
Negeri Surabaya; (6) Universitas Negeri Yogyakarta; (7) Universitas Negeri
Malang; (8) Universitas Negeri Gorontalo; (9) Universitas Bengkulu; (10)
Universitas
Lampung;
(11)
Universitas
Pendidikan
Indonesia;
(12)
Universitas Sriwijaya; (13). Universitas Jambi; (14) Universitas Mulawarman
dan; (15) Universitas Tadulako.
3
Program studi PGSD di Indonesia berjumlah 38 namun yang telah
terakreditasi pada tahun 2012 baru sebanyak 36 dengan nilai B (17 prodi)
dan C (19 prodi). Dengan diperolehnya nilai akreditasi tersebut, diharapkan
dapat digunakan sebagai pemacu untuk meningkatkan performance program
studi. Namun sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian evaluasi
terhadap performance program studi PGSD pasca akreditasi yang telah
mendapat DIA Bermutu maupun yang tidak mendapat DIA. Untuk itu pada
kesempatan ini dilakukan penelitian untuk mengetahui performance PGSD
pasca akreditasi baik yang mendapat DIA atau tidak.
Akreditasi sebagai bentuk akuntabilitas publik harus dilakukan secara
obyektif,
adil,
transparan,
dan
komprehensif
dengan
menggunakan
instrumen dan kriteria yang mengacu kepada Stándar Nasional Pendidikan
(SNP pasal 86 ayat 3). Untuk mengetahui apakah proses akreditasi telah
dilakukan dengan objektif maka perlu ada evaluasi kinerja program studi
yang telah teakreditasi. Pemerintah berharap perguruan tinggi yang telah
mendapat akreditasi baik akan tetap mempertahankan kinerja supaya status
akreditasinya tetap baik, sedangkan perguruan tinggi yang belum mendapat
akreditasi baik diharapkan akan termotivasi untuk memenuhi SNP agar
memperoleh akreditasi yang baik.
Perguruan tinggi yang bermutu dituntut memiliki komitmen yang tinggi
untuk mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang dilaksanakan kepada
semua
pemangku
kepentingan
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan. Terdapat tiga kegiatan utama (tri darma) yang wajib
dilaksanakan
oleh
perguruan
tinggi
yaitu
kegiatan
pendidikan
dan
pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggi
yang bermutu dapat dilihat dari kuantitas dan kualitas pelaksanaan tri
dharma perguruan tinggi. Pada pelaksanaan tugas pendidikan dan
pengajaran, pendidikan tinggi diharapkan mampu menghasilkan ilmuwan
dan/atau tenaga profesional yang berbudaya, kreatif, toleran, demokratis,
dan berkarakter tangguh. Pada pelaksanaan kegiatan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, perguruan tinggi diharapkan mampu
4
menghasilkan karya Penelitian dan pengabdian sesuai cabang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan
hidup bangsa dan negara.
Pengendalian dan penjaminan mutu pendidikan tinggi penting
dilakukan untuk meningkatkan daya saing bangsa di pasar global. Beberapa
acuan yang digunakan sebagai standar mutu antara lain diukur dari rasio
antara
Mahasiswa
dan
Dosen,
kecukupan
sarana
dan
prasarana,
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, dan kompetensi lulusan.
Lulusan yang bermutu hanya akan dihasilkan oleh Perguruan Tinggi yang
bermutu.
Lulusan
yang
bermutu
adalah
lulusan
yang
mampu
mengembangkan potensinya dan menghasilkan Ilmu Pengetahuan dan/atau
Teknologi yang berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Banyak harapan yang ingin dicapai dari perguruan tinggi karena
perguruan
tinggi
merupakan
garda
terdepan
dalam
mencerdaskan
kehidupan bangsa. Perguruan tinggi diharapkan mampu mengembangkan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk memajukan kesejahteran umum dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Perguruan tinggi juga
diharapkan mampu: (1) menguasai, memanfaatkan, mendiseminasikan,
mengembangkan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni (Ipteks); (2) mempelajari, mengklarifikasikan dan melestarikan budaya,
serta (3) meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. Oleh karena itu
perguruan tinggi harus mampu mengatur diri sendiri dalam upaya
meningkatkan dan menjamin mutu masukan, proses maupun keluaran
berbagai program dan layanan yang diberikan kepada masyarakat secara
terus menerus.
Akreditasi program studi merupakan proses pengakuan (recognition)
bahwa suatu program studi atau institusi perguruan tinggi memiliki sistem
penjaminan mutu yang sesuai dengan standar yang disepakati dan
pemenuhan (compliance) terhadap pertanggungjawaban publik, serta
penjaminan mutu eksternal. Selain itu, Akreditasi program studi merupakan
proses evaluasi dan penilaian secara komprehensif atas komitmen program
studi terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan program tridarma
5
perguruan tinggi, guna menentukan kelayakan program studi untuk
menyelenggarakan program akademiknya.
Kriteria untuk mengevaluasi dan menilai komitmen tersebut dijabarkan
dalam sejumlah standar akreditasi beserta parameternya. Selain itu BAN-PT
juga melakukan akreditasi bagi semua institusi perguruan tinggi di Indonesia.
Akreditasi institusi perguruan tinggi adalah proses evaluasi dan penilaian
secara komprehensif atas komitmen perguruan tinggi terhadap mutu dan
kapasitas penyelenggaraan program tridarma perguruan tinggi, untuk
menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan. Komitmen tersebut
dijabarkan ke dalam sejumlah standar akreditasi.
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, menekankan pada mutu
dan akuntabilitas setiap jenjang dan satuan pendidikan dalam menenentukan
kelayakan program dan/atau satuan pendidikan. Untuk maksud tersebut
peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2006 tentang standar nasional
pendidikan Pasal 91 menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan pada
pendidikan formal dan non formal wajib melakukan penjaminan mutu
pendidikan baik. Penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan oleh satuan
pendidikan adalah penjaminan mutu internal, sedangkan penjaminan mutu
yang dilakukan oleh lembaga independen yaitu lembaga independen seperti
BAN-PT melalui program akreditasinya merupakan penjaminan mutu
eksternal Perkembangan sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 20
tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 menyatakan bahwa
akreditasi adalah wajib dan akreditasi dilakukan terhadap program studi dan
institusi.
Mulai tahun 1994 BAN-PT telah mengakreditasi program studi S1
dengan menggunakan instrumen akreditasi yang lama yang berisikan 14
standar akreditasi yaitu (1)visi, misi, tujuan dan sasaran, (2) kemahasiswaan,
(3) sumber daya manusia, (4) kurikulum, (5) prasarana dan sarana, (6)
pendanaan, (7) tata pamong, (8) pengelolaan program, (9) proses
pembelajaran, (10) suasana akademik, (11) sistem informasi, (12) sistem
penjaminan mutu, (13) lulusan, (14) karya ilmiah, penelitian dan pengabdian
masyarakat. Tetapi sejak tahun 2004 BAN-PT menggunakan instrumen baru
6
hasil improvement dari 14 standar yang lama. Instrumen baru terdiri dari 7
standar akreditasi yang berisikan (1) visi dan misi serta strategi
penyampaiannya, (2) tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan
penjaminan mutu, (3) mahasiswa dan lulusan, (4) sumber daya manusia, (5)
kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik, (6) pembiayaan, sarana
dan
prasarana,
serta
pelayanan/pengabdian
sistem
masyarakat
informasi,
dan
dan
sama.
kerja
(7)
penelitian,
Instrumen
ini
diberlakukan mulai tahun 2006.
Semua standar tersebut sebenarnya merupakan acuan kinerja
(performance)
program
studi
secara
eksternal.
Biarpun
demikian
kemungkinan masih ada standar penjaminan mutu internal. Mutu harus
bersifat dinamis. Tidak boleh statis, apalagi turun atau fluktuatif. Mutu juga
tidak boleh diskriminatif dengan berbagai alasan. Mutu merupakan
persaingan yang sehat dalam memenuhi standar atau pengembangan
standar yang telah disepakati.
Melalui
akreditasi
perguruan
tinggi
akan
memperoleh
status
akreditasi. Status akreditasi suatu perguruan tinggi merupakan cermin kinerja
perguruan tinggi yang bersangkutan dan menggambarkan mutu, efisiensi,
serta relevansi suatu program studi yang diselenggarakan. Hasil akreditasi
BAN-PT yang masih berlaku berdasarkan jenjang perguruan tinggi
ditunjukkan pada table 1.1 berikut. Berdasarkan table 1.1 terlihat bahwa, dari
10.366 perguruan tinggi yang mmeperoleh nilai (peringkat A) = 1101 PT,
peringkat B = 4454 dan peringkat C = 4762 dan yang idak terakreditasi
sebnyak 49 perguruan tinggi.
Seperti telah dikemukakan bahwa, melalui akreditasi perguruan tinggi
akan memperoleh status akreditasi. Status akreditasi suatu perguruan tinggi
merupakan cermin kinerja perguruan tinggi yang bersangkutan dan
menggambarkan mutu, efisiensi, serta relevansi suatu program studi dan
institusi perguruan tinggi. Setelah program studi dan institusi diakreditasi,
maka akan memperoleh nilai akreditasi dan saran-saran dari asesor dalam
rangka peningkatan mutu secara berkelanjutan. Dengan demikian nilai
akreditasi dan saran-saran asesor akan dapat dimanfaatkan untuk
7
meningkatkan kinerja program studi lebih lanjut. Namun akhir-akhir ini
muncul beberapa issue sebagai berikut:
TABEL 1. 1.
REKAPITULASI HASIL AKREDITASI BAN-PT YANG MASIH BERLAKU
BERDASARKAN JENJANG PERGURUAN TINGGI
Jenjang
Peringkat
A
D-I
Tidak Terakreditasi
Grand
Total
B
C
3
2
5
21
D-II
1
9
11
D-III
90
744
1042
10
1886
D-IV
18
70
29
1
118
S1
717
3119 3380
32
7248
S2
195
405
242
6
848
S3
73
66
23
162
AIPT
7
38
33
78
Grand
Total
1101 4454 4762
49
10366
1. Nilai akreditasi yang telah ditetapkan oleh BAN-PT, dipandang kurang
mencerminkan kondisi faktual yang sebenarnya terjadi di perguruan
tinggi tersebut
2. Beberapa butir instrumen akreditasi (borang-borang akreditasi), masih
multi tafsir, sehingga bila digunakan untuk mengukur fakta yang sama,
antara satu asesor dengan asesor yang lain menghasilkan range nilai
yang berbeda (reliabilitas)
3. Saran-saran yang diberikan oleh asesor banyak yang sulit diterapkan,
dan bagi perguruan tinggi yang sudah menerapkan, ternyata hasil tidak
efektif untuk meninkatkan mutu perguruan tinggi
4. Hasil
akreditasi
belum
sepenuhnya
digunakan
oleh
pemerintah
(direktorat jenderal pendidikan tinggi) sebagai bahan untuk pembinaan
perguruan tinggi. Demikian juga sara-saran yang diberikan oleh asesor
belum sepenuhnya digunakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan
untuk peningkatan kinerja perguruan tinggi yang bersangkutan
8
5. Instrumen akreditasi kurang sepenuhnya mampu mengukur kinerja dan
mutu program studi dan intitusi (validitas)
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), merupakan
program studi yang relatif baru di perguruan tinggi yang berrugas
menghasilkan guru SD yang profesional. Guru SD mempunyai peranan yang
strategis dalam pengembangan sumber daya manusia di Indonesia, karena
guru SD bertugas menanamkan nilai-nilai dan membentuk karakter dasar,
sebagai pijakan untuk mengembangkan potensi dirinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan
penelitian dapat dirumuskann dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai
berikut.
1. Bagaimanakah performance Program Studi PGSD sebelum dan pasca
akreditasi bila diukur dari perkembangan jumlah pendaftar, keketatan
seleksi dan Indek Prestasi lulusan? Adakah perbedaan performance
program studi PGSD yang mendapat DIA dan Tidak?
2. Bagaimanakah performance Program Studi PGSD sebelum dan pasca
akreditasi bila diukur dari perkembangan jumlah penelitian? Adakah
perbedaan performance program studi PGSD yang mendapat DIA dan
Tidak?
3. Bagaimanakah performance Program Studi PGSD sebelum dan pasca
akreditasi bila diukur dari jumlah pengabdian masyarakat? Adakah
perbedaan performance program studi PGSD yang mendapat DIA dan
Tidak?
4. Seberapa tinggi nilai performan Program Studi PGSD sebelum akreditasi
berdasarkan 100 butir instrumen akreditasi dari BAN PT?. Berapa besar
pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD yang mendapat
dan tidak mendapat DIA Bermutu?
9
5. Seberapa tinggi tingkat kesesuaian nilai akreditasi yang diberikan oleh
BAN PT dengan kondisi yang sebenarnya? Adakah perbedaan tingkat
kesesuaian nilai antara prodi PGSD yang mendapat dan tidak mendapat
DIA Bermutu?
6. Bagaimanakah urutan kesulitan program studi PGSD dalam memenuhi 7
standar akreditasi? Adakah perbedaan urutan kesulitas
antara prodi
PGSD yang mendapat dan tidak mendapat DIA Bermutu?
7. Apakah urutan dari yang penting penting untuk dicapai program studi
dalam upaya meningkatkan performance? Adakah perbedaan tingkat
urutan yang penting dicapai antara prodi PGSD yang mendapat dan
tidak mendapat DIA Bermutu?
8. Seberapa tinggi pemanfatan nilai akreditasi untuk untuk peningkatan
performance program studi PGSD?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performance
program prodi PGSD sebelum dan pasca akreditasi dan mengetahui
seberapa besar pengaruh akreditasi terhadap performance program studi
PGSD.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
a. Performance Program Studi PGSD sebelum dan pasca akreditasi bila
diukur dari perkembangan jumlah pendaftar, keketatan seleksi dan Indek
Prestasi lulusan. Selain itu juga untuk mengetahui
perbedaan
performance program studi PGSD yang mendapat DIA dan Tidak?
b. Performance Program Studi PGSD sebelum dan pasca akreditasi bila
diukur dari perkembangan jumlah penelitian.
mengetahui
Selain itu juga untuk
perbedaan performance program studi PGSD yang
mendapat DIA dan Tidak?
10
c. Performance Program Studi PGSD sebelum dan pasca akreditasi bila
diukur dari jumlah pengabdian masyarakat. Selain itu juga untuk
mengetahui
perbedaan
performance
program
studi
PGSD
yang
mendapat DIA dan Tidak?
d. Nilai performan Program Studi PGSD sebelum akreditasi berdasarkan
100 butir instrumen akreditasi dari BAN PT.
Selain itu juga untuk
mengetahui pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD yang
mendapat dan tidak mendapat DIA Bermutu?
e. Tingkat kesesuaian nilai akreditasi yang diberikan oleh BAN PT dengan
kondisi yang sebenarnya, Selain itu juga untuk mengetahui perbedaan
tingkat keseuaian nilai antara prodi PGSD yang mendapat
dan tidak
mendapat DIA Bermutu?
f. Urutan kesulitan program studi PGSD dalam memenuhi 7 standar
akreditasi/ Selain itu juga untuk mengetahui perbedaan urutan kesulitas
antara prodi PGSD yang mendapat dan tidak mendapat DIA Bermutu?
g. Urutan dari yang penting penting untuk dicapai program studi
dalam
upaya meningkatkan performance. Selain itu juga untuk mengetahui
perbedaan tingkat urutan yang penting dicapai antara prodi PGSD yang
mendapat dan tidak mendapat DIA Bermutu?
h. Pemanfatan nilai akreditasi untuk untuk peningkatan performance
program studi PGSD.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang terkait dengan akreditasi perguruan tinggi
khususnya perguruan tinggi swasta akan bermanfaat untuk:
1. Bagi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, hasil penelitian akan
bermanfaat sebagai pertimbangan dalam melakukan pembinaan institusi
dan program studi PPGSD pasca memperoleh nilai akreditasi
11
2. Bagi Badan Akredtasi Nasional Pergurua Tinggi (BAN-PT), hasil
penelitian akan bermanfaat sebagai pertimbangan untuk memperbaiki
instrument akreditasi, teknik evaluasi kecukupan dan visitasi
3. Bagi perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi swasta, hasil
penelitian akan bermanfaat sebagai pertimbangan dalam meningkatkan
mutu institusi san program studi.
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Akreditasi
1. Pengertian Akreditasi
Dalam buku “Standar dan Prosedur Akreditasi Program studi Sarjana
(BAN-PT, 2008) dinyatakan bahwa akreditasi merupakan salah satu bentuk
penilaian (evaluasi) mutu dan kelayakan institusi perguruan tinggi atau
program studi yang dilakukan oleh organisasi atau badan mandiri di luar
perguruan tinggi. Keputusan mengenai mutu didasarkan pada penilaian
terhadap berbagai bukti yang terkait dengan standar yang ditetapkan dan
berdasarkan nalar dan pertimbangan para pakar sejawat (judgments of
informed experts).
Hasil akreditasi merupakan pengakuan bahwa suatu
institusi atau program studi telah memenuhi standar mutu yang telah
ditetapkan
itu,
sehingga
layak
untuk
menyelenggarakan
program-
programnya.
Terkait dengan definisi akreditasi tersebut di atas, lebih lanjut lembaga
akreditasi dari Spanish yaitu Agencia Nacional de Evaluacion de la Calidad Y
Acreditacion (ANECA, 2012) memberi penjelasan tentang akreditasi sebagai
berikut:
Accreditation refers to the process of evaluation of studies leading to
official degrees (bachelor, master’s and doctoral degrees), “in order to
fulfil the criteria and standards previously established for each type of
degree”. The methodology of the evaluation for accreditation includes
the following: self‐assessment, external assessment, draft report on
accreditation, and a final report by the Ministry leading to acceptance or
cancellation of the programme. Accreditation ex-post of
programmes: ex-post assessment process leading to a public, formal
and independent decision on the adaptation of a programme to certain
pre-established quality standards; the process can lead to the loss of
the right to impart a given degree.
13
Dalam penjelasan tersebut terkandung makna tentang pentingnya
akreditasi bagi program studi. Akreditasi mengacu pada proses evaluasi
program studi yang memberi gelar resmi (sarjana, master dan doktor), dalam
rangka memenuhi kriteria dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya
untuk setiap jenis gelar". Hal-hal yang dievaluasi pada saat akreditasi
meliputi: penilaian diri, penilaian eksternal, draft laporan akreditasi, dan
laporan akhir. Hasil evaluasi program studi tersebut berdampak pada
penerimaan atau pembatalan penyelenggaraan program studi. Jika program
studi tidak mendapat akreditasi, maka program studi tidak mendapat
pengakuan mutu dari masyarakat dan pemerintah sehingga program studi
kehilangan hak untuk memberikan gelar.
2. Tujuan Akreditasi
Konsep akreditasi di perguruan tinggi digunakan untuk penjaminan
dan pengembangan mutu institusi atau bagian dari institusi yaitu program
studi. Tujuan dan manfaat akreditasi program studi menurut BAN-PT (2008)
adalah sebagai berikut:
1) Memberikan jaminan bahwa program studi yang terakreditasi telah
memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh BAN-PT, sehingga
mampu
memberikan
perlindungan
bagi
masyarakat
dari
penyelenggaraan program studi yang tidak memenuhi standar.
2) Mendorong program studi/perguruan tinggi untuk terus menerus
melakukan perbaikan dan mempertahankan mutu yang tinggi
3) Hasil akreditasi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
transfer kredit, usulan bantuan dan alokasi dana, serta mendapat
pengakuan dari badan atau instansi yang berkepentingan.
Selaras dengan BAN-PT, konsorsium akreditasi di Eropah (The
European Consortium for Accreditation, 2005) menyatakan tujuan akreditasi
antara lain untuk: (1) ensure or facilitate recognition of “credits” and university
degrees in an academic context; (2) allow employers to check the value and
status of qualifications, (3) give institutions of higher education the
opportunity to demonstrate appropriate allocation and use of public funds.
Konsorsium akreditasi di Eropah menetapkan akreditasi untuk memastikan
atau memfasilitasi pengakuan "kredit" dan gelar universitas dalam konteks
akademik; (2) memungkinkan employers untuk memeriksa nilai dan status
14
kualifikasinya; (3) memberi kesempatan untuk menunjukkan alokasi dan
penggunaan dana publik bagi lembaga pendidikan tinggi.
Dari beberapa pengertian di atas, akreditasi perguruan tinggi memiliki
peran yang penting sebagai pengendali mutu pendidikan. Tanpa ada
lembaga akreditasi, perguruan tinggi kemungkinan akan tumbuh seperti
lembaga kursus yang tidak memiliki standar mutu yang jelas. Dengan
adanya akreditasi, penyelenggaraan perguruan tinggi lebih tertib dan
terjamin kualitasnya karena ada beberapa standar akreditasi yang harus
dipenuhi. Jika perguruan tinggi tidak memiliki status akreditasi maka ijazah
lulusan perguruan tinggi yang tidak terakreditasi tersebut tidak diakui dan
tidak dapat dipakai sebagai persyaratan menduduki jabatan di sektor
pekerjaan formal.
Untuk memperoleh status akreditasi, perguruan tinggi harus melewati
proses penilaian dan evaluasi secara komprehensif dari lembaga akreditasi
yang bersifat independen. Di negara yang sudah maju seperti Amerika
Serikat dan Eropah, akreditasi sudah dilakukan oleh lembaga independen
yang mendapat pengakuan dari pemerintah. Pelayanan akreditasi di Amerika
Serikat dilakukan oleh Council for Higher Education Accreditation (CHEA).
Lembaga akreditasi yang tergabung dalam CHEA cukup banyak. Setiap
negara bagian dan program studi memiliki asosiasi lembaga akreditasi
sendiri. Lembaga akreditasi yang khusus menilai program pendidikan guru
adalah National Council for Accreditation of Teacher Education (NCATE) dan
Teacher Education Accreditation Council, Inc (TEAC). Di Indonesia,
pelayanan akreditasi masih dilaksanakan oleh lembaga pemerintah yaitu
Badan Akreditasi Nasional (BAN) Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) Perguruan
Tinggi (BAN-PT) Pendidikan Non Formal (BAN-PNF).
Akreditasi perguruan tinggi di Eropah dilakukan oleh lembaga
akreditasi
masing-masing
negara,
namun
rambu-rambu
pelaksanaan
akreditasinya dikendalikan oleh konsorsium akreditasi (The European
Consortium
for
Accreditation
(ECA)
in
higher
education
(http://www.ecaconsortium.net/). ECA menetapkan untuk menggunakan 17
kode good practice yang diimplementasikan mulai tahun 2006. Kode good
15
pracice
berisi
standar
normatif
yang
berhubungan
dengan
pertanyaan/pernyataan yang menjadi acuan inti bagi lembaga akreditasi
independen. Kode good practice terbagi menjadi tiga kelompok yaitu 11
pernyataan untuk organisasi pengakreditasi, 5 pernyataan yang menyangkut
prosedur akreditasi dan 1 pernyataan tentang standar akreditasi. Susunan
kode good practice yang digunakan untuk akreditasi adalah sebagai berikut:
The accreditation organisation:
1) Has an explicit mission statement.
2) Is recognised as a national accreditation body by the competent public
authorities
3) Must be sufficiently independent from government, from higher
education institutions as well as from business, industry and
professional associations.
4) Must be rigorous, fair and consistent in decision-making.
5) Has adequate and credible resources, both human and financial.
6) Has its own internal quality assurance system that emphasises its
quality improvement.
7) Has to be evaluated externally on a cyclical basis.
8) Can demonstrate public accountability, has public and officially
available policies, procedures, guidelines and criteria.
9) Informs the public in an appropriate way about accreditation decisions.
10) A method for appeal against its decisions is provided.
11) Collaborates with other national, international and/or professional
accreditation organisations.
The accreditation procedures:
1) Accreditation procedures and methods must be defined by the
accreditation organisation itself.
2) Must be undertaken at institutional and/or programme level on a
regular basis.
3) Must include self-documentation/-evaluation by the higher education
institution and external review (as a rule on site).
4) Must guarantee the independence and competence of the external
panels or teams.
5) Must be geared at enhancement of quality.
16
The accreditation standards:
1) Must be made public and be compatible with European practices
taking into account the development of agreed sets of quality
standards (http://www.ecaconsortium.net, 2006).
Berdasarkan kajian di atas, konsorsium akreditasi Eropah membuat
pedoman yang digunakan untuk mengakreditasi program studi dalam bentuk
pernyataan yang akan diubah menjadi pertanyaan kepada lembaga
akreditasi. Konsorsium akreditasi di Eropah menetapkan 17 good practice
sebagai berikut:
Organisasi akreditasi
1) Memiliki pernyataan missi yang eksplisit
2) Diakui sebagai badan akreditasi nasional
3) Tidak tergantung dari pemerintah atau perguruan tinggi
4) Pengambilan keputusan dilakukan secara teliti, terbuka dan konsisten
5) Tersedia sumberdaya manusia dan finansial yang memadai dan
kredibel untuk mengikuti pekembangan teknologi
6) Memiliki sistem penjaminan mutu internal yang menekankan pada
perbaikan kualitas
7) Memiliki lembaga evaluasi eksternal yang melakukan evaluasi secara
berkala
8) Dapat menunjukkan akuntabilitas publik yang tercermin dari kebijakan,
prosedur, petunjuk dan kriteria yang disampaikan dan digunakan
untuk melayani publik
9) Menginformasikan keputusan akreditasi kepada publik dengan cara
yang sesuai
10) Memiliki cara untuk mengajukan banding terhadap keputusan
akreditasi
11) Berkolaborasi dengan organisasi akreditasi profesional, nasional,
maupun internasional
Prosedur Akreditasi
1) Prosedur dan metode akreditasi harus didefinisikan oleh organisasi
akreditasi itu sendiri
2) Harus dilakukan pada tingkat kelembagaan dan/atau program secara
teratur.
3) Harus menyertakan self-documentation/-evaluation oleh institusi
pendidikan tinggi dan review eksternal
4) Harus menjamin independensi dan kompetensi dari tim eksternal.
17
5) Harus diarahkan pada peningkatan kualitas Standar akreditasi
6) Harus dibuat oleh publik dan kompatibel dengan praktik-praktik
penjaminan mutu di Eropa dengan mempertimbangkan
perkembangan seperangkat standar kualitas yang disepakati
ECA menetapkan 11 good practice lembaga penjaminan mutu yang
akan melakukan akreditasi perguruan tinggi. Good practice organisasi
akreditasi berkaitan dengan fungsi-fungsi manajemen organisasi yaitu antara
lain:
memiliki
misi,
sumberdaya,
dan
sistem
evaluasi
yang
dapat
dipertanggungjawabkan. Good practice prosedur akreditasi berisi 5 kode
yang berkaitan dengan persyaratan yang harus dipenuhi jika organisasi
melakukan akreditasi. Standar akreditasi tidak ditetapkan secara khusus,
tetapi cukup fleksibel disesuaikan dengan standar akreditasi yang berlaku di
dunia internasional.
Mutu program studi sarjana merupakan totalitas keadaan dan
karakteristik masukan, proses dan produk atau layanan program studi
sarjana yang diukur dari sejumlah standar sebagai tolok ukur penilaian untuk
menentukan dan mencerminkan mutu institusi perguruan tinggi. Dengan kata
lain, standar akreditasi adalah tolok ukur yang harus dipenuhi oleh institusi
program studi sarjana. Satu standar akreditasi terdiri atas beberapa
parameter (elemen penilaian) yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengukur dan menetapkan mutu dan kelayakan program studi sarjana untuk
menyelenggarakan program-programnya. Kajian tentang standar akreditasi
dari berbagai negara dapat dibaca pada paparan berikut ini.
3. Standar Akreditasi
Standar dalam konteks akreditasi adalah kriteria minimal yang harus
dipenuhi oleh program studi dan menjadi tolok ukur untuk mendapatkan
pengakuan layak dan bermutu dari lembaga evaluator eksternal yang
memberi penilaian. Menurut Naskah Akademik Akreditasi Program Studi
Sarjana (BAN-PT, 2008), standar akreditasi terdiri atas beberapa parameter
(indikator kunci) yang dapat digunakan sebagai dasar (1) penyajian data dan
informasi mengenai kinerja, keadaan dan perangkat kependidikan program
studi sarjana, yang dituangkan dalam instrumen akreditasi; (2) evaluasi dan
18
penilaian mutu kinerja, keadaan dan perangkat kependidikan program studi
sarjana,
(3)
penetapan
kelayakan
program
studi
sarjana
untuk
menyelenggarakan program-programnya; dan (4) perumusan rekomendasi
perbaikan dan pembinaan mutu
program studi sarjana. Kriteria mutu
ditetapkan berdasarkan standar, jika program studi sarjana memiliki keadaan
dan perangkat kependidikan yang sama atau melebihi standar maka
program studi tersebut telah memenuhi persyaratan mutu. Sebaliknya, jika
standar tidak dapat dipenuhi oleh program studi maka program studi tersebut
dinyatakan tidak bermutu atau kinerjanya rendah.
Tiap-tiap negara memiliki standar penilaian mutu program studi di
perguruan tinggi yang berbeda-beda. BAN-PT menggunakan 7 (tujuh)
standar akreditasi program studi sarjana yang terdiri dari dua standar tentang
komitmen program studi sarjana terhadap kapasitas institusional (institutional
capacity) dan lima standar yang mendukung komitmen terhadap efektivitas
program pendidikan (educational effectiveness). Standar yang digunakan
untuk akreditasi program studi sarjana di Indonesia adalah:

Standar 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi
Pencapaian

Standar 2. Tata pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan
Penjaminan mutu

Standar 3. Mahasiswa dan Lulusan

Standar 4. Sumber daya manusia

Standar 5. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik

Standar 6. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem
Informasi

Standar 7. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat,
dan Kerjasama
Untuk mengetahui apakah standar akreditasi di Indonesia masih
relevan untuk mengukur mutu program studi saat ini, berikut dikaji beberapa
standar akreditasi yang digunakan di Eropah, Amerika dan Asia. Penjaminan
mutu pendidikan di Eropah dilakukan oleh tiga lembaga penjamin mutu
(quality assurance) yaitu: internal quality assurance, external quality
19
assurance of HEI (Higher Education Institution), quality assurance of external
quality assurance agencies. “Standards and Guidelines for Quality
Assurance yang digunakan oleh lembaga pendidikan di European diusulkan
oleh the European Network for Quality Assurance in Higher Education
(ENQA) pada tahun 2001.
Dalam referensi lain, ENQA menjelaskan bahwa penetapan standar
memiliki tujuan sebagai berikut :
The purpose of the standards and guidelines for internal and external
quality assurance “is to provide a source of assistance and guidance to
both higher education institutions in developing their own quality
assurance systems and agencies undertaking external quality assurance,
as well as to contribute to a common frame of reference, which can be
used by institutions and agencies alike. It is not the intention that these
standards and guidelines should dictate practice or be interpreted as
prescriptive or unchangeable.
ENQA. 2009. “Standards and Guidelines for Quality Assurance in the
European Higher Education Area”, p.13
Untuk mengakomodasi keberagaman sistem pendidikan di Eropah,
prinsip-prinsip umum diterapkan dengan menggunakan persyaratan standar
dan petunjuk khususnya Garis besar standar penjaminan mutu pendidikan
tinggi di Eropah dapat disimak pada tabel berikut ini.
TABEL 2. 1.
RANGKUMAN STANDAR PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI
DI EROPA
Internal quality assurance
of HEI
1.1 Policy and procedures for
quality assurance
External quality
assurance of HEI
2.1 Use of internal quality
assurance procedures
1.2 Approval, monitoring and
periodic review of
programmes and awards
2.2
Development
of
external
quality
assurance processes
1.3 Assessment of students
1.4 Quality assurance of
teaching staff
1.5 Learning resources and
student support
1.6 Information systems
2.3
2.4
3.3
3.4
Activities
Resources
2.5
Criteria for decisions
Processes fit for
purpose
Reporting
3.5
Mission statement
2.6
Follow‐up procedures
3.6
Independence
1.7 Public information
2.7
Periodic reviews
3.7
2.8
System‐wide analyses
3.8
External quality assurance
criteria and processes used
by the agencies
Accountability procedures
20
Quality Assurance of external
quality assurance agencies
3.1 Use of external quality
assurance procedures for
higher education
3.2 Official status
Penjaminan
mutu
pendidikan
di
Eropa
cukup
ketat.
Untuk
memperoleh akreditasi, perguruan tinggi harus melewati beberapa tahap
penjaminan mutu. Selain beberapa standar yang tertulis pada tabel di atas,
perguruan tinggi di Eropah masih harus memenuhi standar akreditasi yang
ditetapkan oleh lembaga akreditasi independen. Berikut ini diberikan contoh
standar yang berlaku di negara Perancis yaitu:
1) Research Strategy
2) Research Valorization Strategy
3) Teaching Strategy
4) Students Life Strategy
5) Partnership Strategy
6) International Relations Strategy
7) Governance
8) Relations with Health and Hospitals Structures
9) Affirmation of the Institution Identity and its Communication Policy.
http://www.aeres-evaluation.fr/
Pemerintah Perancis memiliki misi agar institusi perguruan tinggi
menjadi pengembang ilmu yang berbasis riset, oleh sebab itu strategi riset
menjadi standar utama akreditasi di perguruan tinggi.
Penjaminan mutu
pendidikan di Perancis dilakukan oleh The Evaluation Agency for Research
and Higher Education (L’agence d’évaluation de la recherche et de
l’enseignement supérieur ‐ AERES). Selain Perancis, berikut ini dikutip
standar yang berlaku di Spanyol. Standar dan kriteria yang digunakan
lembaga akreditasi Spanyol (The National Agency for Quality Assessment
and Accreditation of Spain/ANECA), mengacu pada standar yang digunakan
untuk evaluasi internal oleh HEI yaitu:
1) Quality policy and goals
2) Programme design
3) Classroom activities and other student‐orientated actions
4) Academic staff and auxiliary teaching staff
5) Physical resources and services
6) Outcomes
7) Public information (www.aneca.es/eng)
21
Spanyol memiliki tiga program penjaminan mutu pendidikan yaitu
evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Untuk menambah wawasan tentang
standar akreditasi, berikut ini dikaji lagi standar akreditasi yang berlaku di
United Kingdom (UK) melalui badan akreditasinya yaitu The Quality
Assurance Agency for Higher Education (QAA). Standar yang digunakan di
UK adalah sebagai berikut:
1) Programme design and approval
2) Student Admissions
3) Learning and teaching
4) Student support, learning resources and careers education,
information, advice and guidance
5) Student engagement
6) Assessment of students and accreditation of prior learning
7) External examining
8) Programme monitoring and review
9) Complaints and appeals
10) Management of collaborative arrangements
11) Research degrees
12) Information about higher education provision (http://www.qaa.ac.uk)
UK menggunakan 12 standar penjaminan mutu melalui akreditasi.
Setiap standar masih dikembangkan lagi menjadi indikator kunci yang
digunakan untuk menilai mutu program studi. Berdasarkan kajian dari
standar penjaminan mutu melalui akreditasi di beberapa negara Eropah,
dapat
diambil kesimpulan bahwa negara-negara Eropah menjamin mutu
pendidikan yang lebih ditekankan pada pelayanan pendidikan dan eksistensi
perguruan tinggi dalam kompetisi global. Visi, misi, tata pamong dan
kepemimpinan tidak lagi menjadi standar yang harus dipenuhi dengan
asumsi bahwa jika sumberdaya manusia (staff) telah memenuhi standar
qualifikasi maka mereka akan mampu bekerja, memberi pelayanan kepada
mahasiswa dan mengembangkan diri melalui riset-risetnya. Bahkan negara
Perancis mencantumkan riset sebagai standar utama dalam penilaian
akreditasi perguruan tinggi.
22
Setelah dikaji standar akreditasi beberapa negara Eropah, berikut ini
dikaji standar akreditasi di Amerika Serikat. Akreditasi perguruan tinggi di US
dilakukan oleh lembaga independen di bawah CHEA (Council for Higher
Education Accreditation). Ada beberapa jenis lembaga akreditasi di bawah
CHEA yaitu: Regional Accrediting Organizations (6); National Faith-Related
Accrediting
Organizations
(4);
National
Career-Related
Accrediting
Organizations (2); Programmatic Accrediting Organizations. Ada 6 organisasi
akreditasi regional (Regional Accrediting Organizations) di US yaitu:
(1) Middle States Association of Colleges and Schools, Middle States
Commission on Higher Education (MSCHE);
(2) New England Association of Schools and Colleges, Commission on
Institutions of Higher Education (NEASC-CIHE);
(3) North Central Association of Colleges and Schools, The Higher
Learning Commission (NCA-HLC);
(4) Southern Association of Colleges and Schools (SACS) Commission
on Colleges
(5) Western Association of Schools and Colleges, Accrediting
Commission for Community and Junior Colleges (WASC-ACCJC);
(6) Western Association of Schools and Colleges, Accrediting
Commission for Senior Colleges and Universities (WASC-ACSCU);
Akreditasi program studi pendidikan guru berada di bawah asosiasi
Programmatic Accrediting Organizations. Setiap jenis program studi memiliki
lembaga akreditasi sendiri. Khusus program studi yang mengakreditasi
lembaga pendidikan guru dilakukan oleh National Council for Accreditation of
Teacher Education (NCATE) dan Teacher Education Accreditation Council,
Inc (TEAC) (http://www.chea.org). Setiap lembaga akreditasi di negara
bagian Amerika Serikat memiliki standar penilaian yang berbeda, ada yang
sederhana dan ada yang komplek. Berikut ini dicuplik dua contoh standar
akreditasi dari MSCHE, dan NEASC‐CIHE. Gambaran umum standar
internasional yang digunakan untuk menilai mutu perguruan tinggi dengan
akreditasi lembaga/agen akreditasi adalah sebagai berikut:
23
1) Middle States Association of Colleges and Schools ‐ Middle States
Commission on Higher Education (MSCHE). MSCHE lists 14 standards
in total, grouped into two areas: 7 standards under “Institutional
Context”, and 7 under “Educational Effectiveness. Standar yang
digunakan untuk menilai mutu kinerja perguruan tinggi di MSCHE
adalah sebagai berikut:
Institutional Context
Standard 1: Mission and Goals
Standard 2: Planning, Resource Allocation, and Institutional Renewal
Standard 3: Institutional Resources
Standard 4: Leadership and Governance
Standard 5: Administration
Standard 6: Integrity
Standard 7: Institutional Assessment
Educational Effectiveness
Standard 8: Student Admissions and Retention
Standard 9: Student Support Services
Standard 10: Faculty
Standard 11: Educational Offerings
Standard 12: General Education
Standard 13: Related Educational Activities
Standard 14: Assessment of Student Learning
(http://www.msche.org/)
Middle States Association of Colleges and Schools ‐ Middle States
Commission on Higher Education (MSCHE) membagi dua kelompok standar
akreditasi. Kelompok standar pertama berkaitan dengan konteks manajemen
lembaga sedangkan kelompok standar lainnya berhubungan dengan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan yang berhubungan langsung dengan
mahasiswa. Pengelompokkan standar akreditasi ini sama dengan standar
akreditasi yang berlaku di Indonesia, namun isi standar tidak sama.
24
2) New England Association of Schools and Colleges ‐ Commission on
Institutions of Higher Education (NEASC‐CIHE). NEASC menetapkan
11 standards dengan tanpa pengelompokan. Standar yang digunakan
untuk menilai mutu perguruan tinggi di NEASC‐CIHE adalah sebagai
berikut:
1) Mission and Purposes
2) Planning and Evaluation
3) Organization and Governance
4) The Academic Program
5) Faculty
6) Students
7) Library and Other Information Resources
8) Physical and Technological Resources
9) Financial Resources
10) Public Disclosure
11) Integrity
(http://cihe.neasc.org/)
Standar akreditasi dari NEASC-CIHE lebih sedikit daripada standar
yang digunakan MSCHE, namun demikian standar di NEASC-CIHE sudah
lengkap untuk mengukur mutu penyelenggaraan pendidikan. Dua lembaga
akreditasi dari negara bagian America Serikat tersebut menggunakan
standar yang hampir sama dengan standar yang digunakan di Indonesia.
Berdasarkan kajian terhadap dua standar yang digunakan oleh lembaga
akreditasi negara bagian di Amerika Serikat dapat diambil kesimpulan bahwa
mutu perguruan tinggi dinilai berdasarkan komitmennya terhadap institusi
dan penyelenggaraan pendidikan yang efektif.
Standar akreditasi yang lebih spesifik untuk lembaga pendidikan guru
dikutip dari National Council for Accreditation of Teacher Education (NCATE)
dan Teacher Education Accreditation Council, Inc (TEAC). NCATE
menggunakan 6 standar untuk mengendalikan mutu program studi yaitu:
25
Standard 1: Candidate Knowledge, Skills and Dispositions
Standard 2: Assessment System and Unit Evaluation
Standard 3: Field Experiences and Clinical Practices
Standard 4: Diversity
Standard 5: Faculty Qualifications, Performance and Development
Standard 6: Unit Governance and Resources
(http://www.ncate.org)
TEAC menetapkan standar yang lebih ringan dari NCATE. TEAC
hanya menggunakan dokumen evaluasi diri (self study) yang disebut Brief
Inquiry. Dokumen yang dituntut berupa bukti-bukti penyelenggaraan
pendidikan
sampai
mahasiswa
dapat
menyelesaikan
studi.
TEAC
menggunakan sistem heuristik untuk menetapkan keputusan akreditasi. Tim
akreditasi TEAC dan Komite Akreditasi menentukan apakah ada atau tidak
ada bukti yang cukup untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan
tersebut. Ada 4 petunjuk yang dapat diamati pada proses akreditasi yaitu:
1) continuous improvement to advance quality, TEAC mencari buktibukti peningkatan program yang berkesinambungan, program
memiliki
dokumen
langkah-langkah
perbaikan
mutu
secara
berkelanjutan
2) inquiry-driven accreditation, dimulai dari pertanyaan kepada diri
sendiri dan ke fakultas untuk menjawab rasa ingin tahunya terhadap
prestasi program yang telah dicapai
3) audits to ensure quality: menguji kecukupan bukti yang dapat
dipercaya dan mengkaji efektivitas sistem fakultas dalam mengontrol
dan memantau kualitas program.
4) Frugality atau hemat, tidak membebani program dan lembaga
dengan kegiatan yang tidak perlu atau biaya penyiapan dokumen,
personil, waktu, dan uang
26
Dari dua contoh standar penjaminan mutu penyelenggraan pendidikan
keguruan di Amerika Serikat menunjukkan proses penjaminan mutu yang
tidak terlalu ketat. Dengan demikian, lembaga pendidikan keguruan lebih
mudah memperoleh status akreditasi jika semua kegiatan penyelenggaraan
pendidikan terdokumen dengan baik.
Selain dari (MSCHE) dan NEASC‐CIHE, berikut ini dikaji standar
akreditasi perguruan tinggi dari perwakilan negara Asia. Salah satu negara
yang memiliki standar akreditasi mirip dengan NEASC-CIHE adalah
Pakistan. Standar evaluasi kinerja di Pakistan dikembangkan oleh HEIs
(Higher Education Commission of Islamabad). Standar yang digunakan di
negara Pakistan adalah sebagai berikut:
Standard 1: Mission Statement and Goals
Standard 2: Planning and Evaluation
Standard 3: Organization and Governance
Standard 4: Integrity
Standard 5: Faculty
Standard 6: Students
Standard 7: Institutional Resources
Standard 8: Academic Programmes and Curricula
Standard 9: Public Disclosure and Transparency
Standard 10: Assessment & Quality Assurance
Standard 11: Student Support Services
Zia Batool, Riaz Hussain Qureshi & Abdul Raouf PERFORMANCE
EVALUATION STANDARDS FOR THE HEIs (2010) Higher
Education Commission Islamabad
The Higher Education Commission Islamabad (2002) Pakistan
memiliki standar yang hampir sama dengan standar yang digunakan oleh
NEASC-CIHE. Standar yang berbeda adalah di NEASC-CIHE menggunakan
Library and Other Information Resources, Physical and Technological
Resources, sedangkan HEIs menggunakakan
Quality Assurance dan Student Support Services.
27
standar Assessment &
Selain Pakistan, standar akreditasi yang lebih sederhana ditemui di
negara India. Berdasarkan hasil kolaborasi India dengan Canada, akhirnya
India menetapkan 7 standar penilaian dalam proses akreditasi. Standar yang
digunakan lebih praktis, tanpa ada visi dan misi tetapi langsung kepada
praktik-praktik yang mendukung proses pembelajaran. Standar penjaminan
mutu pendidikan di India adalah sebagai berikut:
1) Curricular aspects
2) Teaching-learning and evaluation
3) Research, consultancy and evaluation
4) Infrastructur and learning resources
5) Student support and progression
6) Governance and leadership
7) Innovative practices
NAAC (2006) Quality Assurance in Higher Education di India, NAAC
(national assessment and accreditation council, Banglore, India
collaboration with Commonwealth with learning, Canada
India hanya menggunakan 7 standar yang berkaitan langsung dengan
pembelajaran yaitu: kurikulum; pembelajaran dan evaluasi; penelitian,
konsultansi dan evaluasi; infrastruktur dan sumber pembelajaran; dukungan
mahasiswa dan perkembangannya; tata kelola dan kepemimpinan, dan
praktik-praktik inovatif .
Dari hasil identifikasi tersebut, dapat dirangkum indikator yang
digunakan oleh lembaga akreditasi perguruan tinggi dari negara-negara di
Eropah, Amerika Serikat dan Asia. Indikator/standar yang umum digunakan
oleh semua lembaga adalah standar proses pembelajaran. Tidak semua
lembaga akreditasi menetapkan standar yang menilai komitmen institusi
terhadap penjaminan mutu pendidikan. Lembaga akreditasi Perancis sudah
menetapkan standar yang lebih futuristik, dengan menetapkan International
Relations Strategy sebagai salah satu unsur penilaian dalam akreditasi.
28
B. Performance Program Studi
Istilah performance dalam bidang pendidikan sering diterjemahkan
dengan
kinerja/
unjuk
kerja/penampilan
kerja
atau
prestasi
kerja.
Performance sering digunakan dalam penilaian kinerja hasil belajar individu
dan kinerja organisasi. Dalam penilaian kinerja individu, Ronal A Berk (1986)
mengemukakan bahwa “performance assessment is the process of gathering
data by systematic observation for making decisions about an individual”.
Sedangkan NAAC (2010) menyebutkan performance it is concerned with the
primary
operating
characteristics
of
product.
In
higher
education,
performance is the abilities (knowledge/skills) expected of a graduate. Dari
definisi tersebut terkandung makna bahwa penilaian kinerja merupakan
proses pengumpulan data dengan observasi sistematis untuk membuat
keputusan tentang seseorang (siswa/guru/tenaga kerja). Performance
mengacu pada karakteristik utama produk yang dihasilkan. Di perguruan
tinggi, performance adalah kemampuan yang diharapkan pada lulusan. Dari
beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa performance
merupakan kemampuan yang dapat ditunjukkan oleh individu pada saat
bekerja atau diuji sesuai dengan tuntutan standar kerja yang telah
ditetapkan. Jika perguruan tinggi bertujuan menghasilkan calon guru yang
profesional, maka lulusannya juga dapat menunjukkan kinerja sebagai
bekerja menjadi guru yang profesional.
Dalam
penilaian
kinerja
organisasi,
performance
diukur
dari
ketercapaian tujuan organisasi. Secara tradisional, performance organisasi
diukur dari kriteria productivity, effectiveness, quality, timeliness dan efisiensi.
US GAO menjelaskan lebih lanjut bahwa indikator kinerja dapat diukur dari:
Productivity, which quantifies the outputs and inputs of an
organization. Effectiveness, which determines the relationship of an
organization’s outputs to what an organization is intended to
accomplish.
Quality is indicated by attributes such as accuracy (or error rate),
thoroughness, and complexity.
Timeliness, which evaluates the time involved producing an
appropriate output. Efficiency indicators measure the amount of
29
resources required to produce a single unit of output or to achieve a
certain outcome (US General Accounting Office, 1980).
The US General Accounting Office (GAO). 1980. Performance
Reporting for Government, Governmental Accounting Standards Board
http://www.seagov.org/aboutpmg/performance_measurement.shtml
Introduction to Performance Measurement, School District SelfAssessment Guide, Ohio Auditor of State Serving the American Public:
Best Practices in Performance Measurement, National Performance
Review, June 1997,
Dalam pengertian tersebut, yang dimaksud dengan produktivitas
adalah kuantitas output dan input organisasi. Efektivitas mengacu pada
kesesuaian output yang telah diselesaikan organisasi dengan tujuan yang
ingin dicapai. Kualitas ditunjukkan oleh atribut seperti ketepatan (atau tingkat
kesalahan), ketelitian, dan kekomplekan proses dan hasil kerja. Ketepatan
waktu, mengevaluasi kesesuaian waktu yang digunakan untuk menghasilkan
output. Efisiensi mengukur jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan satu unit output atau untuk mencapai hasil tertentu dengan
cara yang benar. Berdasarkan beberapa kriteria yang diukur pada penilaian
performance, menunjukkan bahwa performance memiliki indikator yang
kompleks, tidak hanya menunjukkan jumlah produk yang dihasilkan tetapi
juga kualitas produk dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
produk. Waktu penyelesaian produk menjadi salah satu kriteria karena ada
beberapa kecenderungan jika produk yang dihasilkan banyak dalam waktu
yang cepat, biasanya produk menjadi kurang bermutu atau sebaliknya, jika
ingin memperoleh produk yang bermutu maka diperlukan waktu yang lama.
Kecenderungan ini tidak akan ditemukan pada lembaga yang memiliki
performance
tinggi, karena ada tuntutan produk yang dihasilkan selalu
bermutu dalam batas waktu penyelesaian yang telah ditetapkan. Dengan
indikator
tersebut
maka
proses dan
hasil
lembaga
yang
memiliki
performance tinggi dapat memenuhi kriteria efektif dan efisien.
Perguruan tinggi merupakan satuan organisasi pendidikan, oleh
sebab itu pengertian dan kriteria yang digunakan untuk menilai performance
perguruan tinggi adalah menggunakan kriteria performance organisasi.
30
Perguruan tinggi dinyatakan memiliki performance yang baik jika memiliki
banyak produk yang berkualitas dari sumber-sumber input yang dimiliki,
dapat mencapai tujuan atau menghasilkan produk yang diinginkan dalam
rentang waktu yang ditargetkan serta menggunakan semua sumberdaya
secara efisien.
Banyak referensi yang mendefinisikan tentang pengukuran dan
penilaian kinerja organisasi. Menurut Richmond (1998) dalam Patricia (2010)
dijelaskan:
“performance measurement is the regular collection and reporting of
data to track work produced and results achieved. Performance
measurement using quantitative measures of capacities, processes,
and outcomes to develop information about critical aspects of
activities, including their effect on the public. Analyzing the success of
program efforts by comparing data on what actually happened to what
was planned or intended”
Dalam pengertian tersebut terkandung makna bahwa pengukuran
kinerja merupakan kegiatan pengumpulan dan pelaporan data reguler pada
produk dan hasil kerja yang telah dicapai. Pengukuran kinerja menggunakan
data kuantitatif pada komponen kapasitas, proses dan dampak untuk
memberi informasi tentang aspek-aspek kegiatan penting yang berpengaruh
pada masyarakat. Kesuksesan program dianalisis dengan membandingkan
data usaha-usaha program yang nyata dilakukan dengan kondisi yang
diharapkan. Dalam pengertian ini terdapat tiga indikator untuk mengukur
kinerja yaitu kapasitas, proses dan dampak. Kapasitas berarti kemampuan
sebuah kelompok kerja, program atau organisasi untuk memberi pelayanan.
Organisasi memiliki kapasitas tinggi jika memiliki sumberdaya man, money,
material/program, dan machine yang memadai untuk memberi pelayanan.
Proses berarti semua pikiran dan kegiatan yang dilakukan dalam melayani
masyarakat pengguna. Organisasi memiliki kinerja proses yang tinggi jika
kegiatan yang dilaksanakan memenuhi standar proses yang seharusnya
dilakukan. Outcome berarti perubahan atau tidak ada perubahan setelah
dilakukan intervensi. Secara keseluruhan dapat dirangkum, organisasi
dinyatakan memiliki performance tinggi jika telah memiliki kapasitas yang
31
memadai, mengerahkan semua sumberdaya untuk melayani pengguna
supaya pengguna mengalami perubahan sesuai dengan tujuan intervensi
yang diharapkan.
Pengukuran kinerja organisasi dilakukan untuk memperoleh data yang
akan digunakan untuk memberi penilaian kinerja kepada organisasi yang
bersangkutan.
Dalam
NYS
project
(2006)
dijelaskan
performance
measurement is the process of assessing the progress made (actual)
towards achieving the predetermined performance goals (baseline) (NYS
Project Management Guidebook, file Performance). Dalam definisi tersebut
dinyatakan pengukuran kinerja merupakan proses penilaian kemajuan yang
telah dicapai dari tujuan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengukuran kinerja dapat dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif.
Dalam mengukur kinerja diperlukan indikator-indikator kinerja dan kepuasan
pelanggan. Jika organisasi memiliki kinerja yang baik, maka pelanggan yang
dilayani akan mengalami kepuasan.
Pengertian pengukuran kinerja organisasi masih banyak ditemukan di
institusi dan referensi lain. The Annie E. Casey Foundation (2006) uses a
performance measurement system that evaluates the quantity, quality, and
effectiveness of programs, specifically focusing on the impact, influence, and
leverage of their grantees. Dalam pengertian tersebut, performance diukur
setelah program berlangsung dengan menggunakan indikator kuantitas,
kualitas dan efektivitas program. Evaluasi hasil (product/output) dilanjutkan
sampai pada tingkat dampak dan pengaruh pada orang/lembaga yang telah
mengikuti program. Dengan menggunakan sistem tersebut, Casey menguji
apakah peserta program telah bekerja untuk mencapai misi yang telah
ditetapkan lembaga. Untuk membangun program yang berkualitas tinggi,
lembaga perlu menekankan pada pentingnya menciptakan sistem yang
mendorong kinerja tinggi melalui penyelarasan tiga elemen penting yaitu:
insentif untuk melakukan, kemampuan untuk melakukan, dan otonomi untuk
melakukan.
Ketiga
unsur
bersama-sama
menciptakan
kondisi
agar
pendidikan lebih berkualitas dan lingkungan juga memberi dukungan
32
kualitas. Dalam konteks akreditasi, performance diukur dari kuantitas,
kualitas dan efektivitas lembaga pasca akreditasi.
Performance organisasi dapat dinilai dari portofolio yang memuat bukti
fisik kegiatan/ program yang telah dilakukan individu dan lembaga.
The
Casey Foundation (2006) mengembangkan tiga pertanyaan yang mengukur
kinerja. Contoh pertanyaan tentang
kuantitas, kualitas dan efektivitas
program perguruan tinggi: (1) what did we do? (quantity): menanyakan jenis
kegiatan dan jumlah sasaran yang telah mendapat pelayanan; (2) how well
did we do it? (quality): menanyakan tentang kepuasan sasaran yang
mendapat pelayanan. Kinerja organisasi yang berkualitas tercermin dari
usefulness,
timeliness,
accessibility,
accuracy,
responsiveness,
effectiveness, respectfulness, and the like?; (3) what difference does it
make? (effectiveness) menanyakan dampak program terhadap sasaran.
Program dinyatakan sangat penting jika berdampak positif pada sasaran
(misalnya lulusan langsung terserap di dunia kerja), Program dinyatakan
kurang penting jika hanya mengutamakan jumlah sasaran tetapi tidak
memikirkan dampak positif (misalnya, lulusan jadi banyak yang nganggur
karena jumlah terlalu banyak).
Setelah
diketahui
kuantitas,
kualitas
dan
efektivitas
program
perguruan tinggi, selanjutnya ditelusur dampak produk dari program. Kinerja
yang baik akan memberi dampak, pengaruh dan tindak lanjut. Stufflebeam
(2002) menetapkan 4 aspek evaluasi product yaitu: impact, effectiveness,
sustainability dan transportability. Casey (2006) menetapkan tiga aspek
evaluasi product yaitu impact, influence, and leverage. Contoh jika akreditasi
berdampak pada produk pendidikan yaitu lulusan, maka pertanyaan untuk
mengevaluasi dampak akreditasi terhadap lulusan adalah sebagai berikut:
(1) what impact are you having? Perguruan tinggi yang telah diakreditasi
diharapkan melakukan perbaikan kinerja; (2) what influence are you having?
Perbaikan kinerja diharapkan mengimbas kepada kinerja target sasaran
(lulusan); (3) what leverage are you having? jumlah stakeholder yang tertarik
untuk menggunakan produk/lulusan yang telah dihasilkan dari perguruan
tinggi yang telah diakreditasi diharapkan bertambah.
33
Dari berbagai pengertian tentang performance dan pengukuran
performance, maka performance yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
prestasi kerja atau kinerja organisasi yang diukur dari ketercapaian tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Organisasi yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah program studi PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) dari
perguruan tinggi negeri atau swasta. Untuk menilai sebuah program studi
telah memiliki performance yang bagus atau belum, perlu dikaji visi, misi, dan
tujuan organisasi yang menjadi baseline. PGSD dinyatakan telah memiliki
performance yang baik jika telah mampu memenuhi atau melampai visi, misi,
dan tujuan organisasi yang ditetapkan sebelumnya.
Penilaian kinerja dilakukan oleh lembaga internal dan eksternal.
Penilaian kinerja oleh lembaga eksternal menggunakan standar yang berlaku
umum, supaya kinerja dari suatu perguruan tinggi dapat dibandingkan
dengan kinerja dari perguruan tinggi lain. Untuk menilai tingkatan performane
sebuah organisasi program studi di perguruan tinggi termasuk dalam
kategori kurang, cukup, bagus atau sangat bagus perlu ditetapkan kriteria.
NIST (2005 dalam NAAC 2006) menyatakan kriteria performance yang
bagus sebagai berikut: “performance excellence refer to an integrated
approach to organization perfomance management that result in delivery of
ever-improving value to student and stakeholder, contributing to improved
education quality and student learning; improvement of overall organizational
effectiveness and capabilities”. Dari pengertian tersebut, untuk menyatakan
kinerja manajemen organisasi yang bagus diperlukan berbagai pendekatan
yang terintegrasi. Organisasi dinyatakan memiliki performane yang bagus
jika setiap perbaikan nilai akan disampaikan kepada siswa dan stakeholder
untuk menyumbang perbaikan kualitas pendidikan dan pembelajaran
berikutnya. Organisasi dinyatakan memiliki performane yang bagus jika
dapat memperbaiki efektivitas dan kapabilitas organisasi secara menyeluruh
dan terus menerus.
Kinerja program studi diukur dan dinilai berdasarkan indikator
ketercapaian standar penyelenggaraan program studi. Standar adalah
kriteria minimal yang harus ada/dilakukan program studi. Dalam Peraturan
34
Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 ditetapkan 8 standar
nasional pendidikan yaitu standar isi; standar proses, standar kompetensi
lulusan; standar pendidik dan tenaga kependidikan; standar sarana dan
prasarana; standar pengelolaan; standar pembiayaan; dan standar penilaian
pendidikan. Indikator merupakan penanda pencapaian standar yang
ditetapkan. Meskipun telah ada Standar Nasional Pendidikan (SNP), tetapi
akreditasi perguruan tinggi menggunakan standar yang sedikit berbeda.
Standar yang digunakan dalam penilaian akreditasi perguruan tinggi ada 7
seperti telah diutarakan pada sub bab standar akreditasi.
Ada banyak cara untuk menilai kinerja organisasi lembaga pendidikan.
BAN-PT (2008) menjelaskan bahwa asesmen kinerja program studi sarjana
didasarkan
pada
pemenuhan
tuntutan
standar
akreditasi.
BAN-PT
menggunakan dua kategori standar yaitu standar tentang komitmen program
studi sarjana terhadap kapasitas institusional (institutional capacity) dan
standar yang mendukung komitmen terhadap efektivitas program pendidikan
(educational effectiveness). Nilai akreditasi yang diperoleh perguruan tinggi
merupakan akumulasi nilai pada semua indikator kinarja perguruan tinggi.
Nilai indikator kinerja merupakan nilai numerikal dan bentuk informasi lain
yang menerangkan atau mengukur kemajuan dalam mencapai misi, sasaran
dan tujuan suatu satuan pendidikan tertentu (BAN-PT, Pedoman Evaluasidiri Program Studi, 2005). Status akreditasi suatu perguruan tinggi
mencerminkan kinerja perguruan tinggi yang bersangkutan, dan dapat
menjadi tolok ukur yang menggambarkan mutu, efisiensi, serta relevansi
suatu program studi yang diselenggarakan.
Kapasitas organisasi menjadi persyaratan awal perguruan tinggi untuk
mengajukan penilaian akreditasi. BAN-PT (2008) menjelaskan lebih lanjut
bahwa dokumen akreditasi program studi sarjana yang dapat diproses harus
telah memenuhi persyaratan administrasi awal (eligibilitas) yang ditandai
dengan adanya izin yang sah dan berlaku dalam penyelenggaraan program
studi sarjana dari pejabat yang berwenang; memiliki anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga/statuta dan dokumen-dokumen rencana strategis
atau rencana induk pengembangan yang menunjukkan dengan jelas visi,
35
misi, tujuan dan sasaran program studi sarjana; nilai-nilai dasar yang dianut
dan berbagai aspek mengenai organisasi dan pengelolaan program studi
sarjana, proses pengambilan keputusan penyelenggaraan program, dan
sistem jaminan mutu.
C. Penjaminan Mutu Pendidikan
Mutu atau qualitas menjadi persyaratan utama dalam setiap produk
barang maupun jasa. Banyak orang yang berani mengeluarkan uang dan
tenaga ekstra demi memperoleh mutu yang didambakan. Dengan asumsi
tersebut, pengendalian dan penjaminan mutu menjadi penting agar produk
barang/jasa dicari oleh pengguna. Kesadaran penjaminan mutu (quality
assurance) tidak hanya terjadi di produsen barang.jasa tetapi juga
merambah ke lingkungan lembaga pendidikan. Ada beberapa praktik
penjaminan mutu yang saat ini marak dilakukan lembaga pendidikan tinggi
antara lain melakukan akreditasi, sertifikasi sistem manajemen mutu ISO (the
International
Organization
for
Standardization),
kegiatan
audit
internal/eksternal, berbagai kompetisi untuk memperoleh penghargaan,
benchmarking, pemecahan rekor, dll. Dengan melaksanakan beberapa
kegiatan penjaminan mutu tersebut, perguruan tinggi berharap mendapat
pengakuan mutu dari pemerintah, masyarakat dan pengguna layanan
pendidikan yang lain.
Berikut ini, dijelaskan beberapa pengertian tentang mutu dari sumber
yang berbeda. Menurut BSI (1991) dalam NAAC (2006) quality as the totality
of features and characteristics of a product or service that bear on its ability
to satisfy stated or implied needs. Pengertian tersebut mengandung makna
mutu sebagai penampilan dan karakteristik menyeluruh dari produk atau
layanan
yang mampu memuaskan
atau
sesuai dengan kebutuhan
pelanggan. Pengertian tersebut sama seperti definisi yang dijelaskan oleh
Depdiknas (2002) yaitu mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh
dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat.
36
Philip Kolter (1994) mengatakan “quality is our best assurance of
customer allegiance, our strongest defence agains foreign competition and
the only path to sustain growth and earnings atau mutu adalah jaminan yang
terbaik untuk pelanggan, ia dapat memberi pengaruh yang sangat kuat untuk
berkompetisi
dan
menjadi
jalan
pertumbuhan
dan
peningkatan
satu-satunya
produk.
untuk
Selanjutnya
keberlanjutan
Kotler
(1994)
menjelaskan bahwa mutu adalah mempertemukan antara apa yang
diharapkan dengan apa yang dibutuhkan sehingga pelanggan akan merasa
puas (Delighting the customer by fully meeting their needs and expectations)
dan Gazpers (1997) juga menyatakan bahwa mutu pelayanan adalah segala
sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meet
the needs of customers). Dari beberapa definisi tersebut, mutu merupakan
konsep yang dinamis. Mutu hanya dapat diukur dari kepuasan pelanggan,
sementara itu kepuasan bersifat relatif karena antara pelanggan satu dengan
yang lain tidak bisa menunjukkan rasa kepuasan yang sama terhadap mutu
pelayanan yang sama.
Mutu mempunyai hierarki konsep yaitu mulai dari pengendalian mutu
(Quality Control), penjaminan mutu (Quality Assurance) dan mutu total (Total
Quality Management). Hierarki konsep mutu selanjutnya dapat dilihat pada
Gambar 2.1 berikut ini:
TQM
QA
QC
Inspection
Prevention
Continuous
Improvement
Detection
Gambar 2. 1. Hierarki Konsep Mutu (Sallis, 1993: 27).
37
Pengendalian mutu (QC) merupakan konsep tertua yang melibatkan
deteksi dan eliminasi komponen atau produk akhir yang tidak memenuhi
standar. Pada proses ini, produk yang tidak memenuhi standar akan ditolak
atau dibuang. Penjaminan mutu (QA) dilakukan sebelum, selama dan
sesudah proses untuk mencegah kegagalan mulai dari tahap pertama. Mutu
total (TQM) menghasilkan sebuah budaya mutu yang bertujuan agar setiap
anggota staf dapat memuaskan pelanggannya dan struktur organisasi
memiliki kapasitas untuk melakukannya.
Penjaminan mutu di lembaga pendidikan memiliki peran yang penting.
Menurut NAAC (National Assessment and Accreditation Council, 2010),
penjaminan mutu diperlukan untuk mengantisipasi beberapa kejadian yang
menuntut mutu seperti:
1) Competition, we are entering a new regime globalization, where
competition among educational institution for student and funds will
be highly significant
2) Custumer satisfaction, Costumer are now demanding good quality
teaching and receiving employable skill sets.
3) Maintaining standards, in order to maintain the standard, we should
consciously make efforts to improve quality of the educational
transactions as well as the educational provisions and facilities
4) Accountability, quality will ensure accountability of the funds utilised
and inform the stakeholders about taking appropriate decisions.
5) Improve employee morale and motivation. Quality as an institution
will improve the morale and motivation of the staff in performing
their duties and responsibilities.
6) Credibility, prestige and status. Quality will bring in credibility to
individuals and your institution because of consistency leading to
practice, status and brand value
7) Image and visibility, quality institution have the capasity to attract
better stakeholder support, increased donations and higher
employer interest for easy placement of graduates.
38
National Assessment and Accreditation Council, (2010) menyatakan
bahwa penjaminan mutu diperlukan oleh perguruan tinggi supaya perguruan
tinggi mampu:
1) Berkompetisi untuk memasuki globalisasi di mana persaingan antar
institusi pendidikan akan semakin meningkat
2) Memenuhi kepuasan pelanggan, pelanggan sekarang menuntut
kualitas mengajar yang baik dan memperoleh sejumlah keterampilan
untuk bekerja.
3) Mempertahankan standar agar perguruan tinggi selalu berusaha untuk
meningkatkan kualitas proses pendidikan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan
4) Menjaga
dilakukan
akuntabilitas,
dapat
kualitas
akan menjamin
dipertanggungjawabkan
dan
sesuatu
dapat
yang
memberi
informasi kepada para pemangku kepentingan untuk mengambil
keputusan yang tepat.
5) Meningkatkan moral dan motivasi karyawan. Kualitas institusi akan
meningkatkan semangat dan motivasi karyawan dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya.
6) Kredibilitas, prestise dan status. Kualitas yang dilakukan atas nama
individu dan institusi akan membawa kredibilitas status dan nama
perguruan tinggi yang bersangkutan
7) Image dan visibilitas, kualitas institusi memiliki kapasitas untuk
menarik dukungan stakeholder, meningkatkan jumlah sumbangan
dan penempatan lulusan menjadi lebih mudah.
Produk barang/jasa yang terjamin mutunya akan memperoleh
kepercayaan tinggi dari penggunanya, berdampak pada pengurangan biaya
pemasaran karena banyak pengguna yang akan menjadi pelanggan setia.
Supaya mutu selalu terjaga, maka Oakland (1993: 13) yang menyarankan
untuk memberi jaminan mutu dengan cara-cara sebagai berikut:
39
“Quality assurance is broadly the preventing of quality problems
through planned and systematic activities (including documentation).
These will include the establishment of a good quality management
system and the assessment of its adequacy, the audit of the
operation of the system, and the review of the system itself”.
Oakland menyatakan bahwa
penjaminan mutu secara umum
dilakukan untuk mencegah permasalahan mutu melalui perencanan dan
kegiatan
yang
sistematis
(ada
dokumentasinya).
Penjaminan
mutu
memerlukan penetapan sistem manajemen mutu terpadu, pengukuran dan
penilaian yang adekuat, audit sistem pelaksanaan dan melihat kembali
sistem itu sendiri. Definisi Oakland didukung oleh Robinson (1994) yang
menjelaskan bahwa penjaminan mutu adalah seperangkat kegiatan yang
berada di bawah organisasi untuk menjamin bahwa sebuah produk atau
pelayanan akan memuaskan apabila diberikan sesuai dengan mutu yang
dituntut. Dalam dunia pendidikan, penjaminan mutu menuntut standar
dengan spesifikasi yang jelas dan ada upaya pengayaan secara terus
menerus supaya mutu produk dan pelayanan tetap terjaga. Penjaminan mutu
menuntut penataan kelembagaan yang memperhatikan standar pada proses,
pengorganisasian kerja, prosedur kerja, sehingga dapat dipastikan bahwa
semua fungsi dan kegiatan institusi/program studi teruji kualitasnya.
Penjaminan mutu merupakan proses yang terencana, terkendali dan
diterapkan dalam tata cara yang sistematis dan ilmiah (Rozhan, 1999).
Kebijakan mutu sebuah institusi tertuang dalam pernyataan visi dan misi
organisasi. Visi tidak hanya menjadi simbol tetapi berdampak pada semua
unsur organisasi untuk bertanggung jawab melaksanakan misi untuk
mencapai visi organisasinya. Agar supaya misi tersebut dapat terlaksana
maka perlu ditetapkan tujuan yang memenuhi kriteria SMART yaitu:
Specific Action oriented; providing clear direction; easily understood,
Measurable Quantifiable and/or verifiable, Aggressive, but Attainable,
Results-Oriented, Time Bound Focused on outcomes, not methods Having
a reasonable, yet aggressive, time frame (Source: Virginia Department of
Planning and Budget, Planning and Evaluation Section. Virginia's Handbook
40
on Planning & Performance (Richmond: VA Department of Planning and
Budget, 1998).
Manajemen yang berorientasi pada mutu memiliki kegiatan yang
mengacu pada pengembangan staf, perencanaan strategis, proses kerja
yang terkendali, menciptakan tim kerja yang solid, memprioritaskan pada
kepuasan pelanggan dan evaluasi kinerja (Rozhan, 1999). SDM sebuah
institusi memainkan peran penting dalam penjaminan mutu. SDM yang
kompeten
memerlukan
mempunyai
proses
potensi
berpikir
untuk
analitik
mengerjakan
dan
pekerjaan
mampu
yang
mengoptimalkan
pemanfaatan sumber-sumber yang dimiliki. Untuk memperoleh SDM yang
kompeten maka lembaga pendidikan perlu memiliki program pengembangan
staf secara berkelanjutan. Jika SDM memiliki potensi yang handal, proses
perbaikan mutu sebuah institusi dapat berlangsung secara terus menerus.
Sumberdaya manusia yang berkompeten disertai dengan loyalitas dan etos
kerja tinggi dapat menghasilkan kinerja yang tinggi pula sehingga akan
membawa dampak terhadap mutu pelayanan dan kepuasan pelanggan.
Sumberdaya manusia akan loyal dan memiliki etos kerja tinggi apabila
didukung oleh kepemimpinan yang solid membangun sistem kerja yang
efektif dan efisien.
Selain akreditasi, penjaminan mutu perguruan tinggi juga dapat
dilakukan dengan sertifikasi SMM-ISO 9001:2000. ISO 9001:2000 adalah
suatu standar international untuk sistem manajemen kualitas. ISO 9001:2000
berisi
persyaratan-persyaratan
standar
yang
digunakan
untuk
mengimplementasikan sistem manajemen mutu serta menuntut organisasi
agar mampu memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang sesuai
(modul Standar SMM ISO 9001:2000, Point Development International).
Standarisasi mutu terus berkembang sejalan dengan perkembangan
kebutuhan layanan yang bermutu. Institusi yang sudah melaksanakan
manajemen ISO, dituntut mendokumentasi semua proses pengendalian
mutu. Hal-hal yang didokumentasi antara lain: proses monitoring dan
evaluasi, perangkat manajemen mutu, program-program pelatihan pegawai
untuk mencapai pelayanan yang bermutu, dsb.
41
Dalam organisasi pendidikan, penyediaan produk pendidikan (lulusan)
mengandung pengertian sebagai proses multidimensi yang melibatkan
pelayanan
administrasi
dan
bentuk-bentuk
dukungan
lain.
Menurut
International Workshop Agreement 1 (2003), pendekatan proses dalam
organisasi pendidikan perlu memperhatikan: strategi untuk menentukan
peran organisasi pendidikan di lingkungan masyarakat; kapabilitas dosen
menyediakan
layanan
mengembangkan,
mendukung
belajar;
meninjau
pelayanan
memelihara
kembali
proses
dan
belajar
lingkungan
memperbarui
mengajar
kerja;
kurikulum;
yang
membawa
penyelesaian kurikulum yang memuaskan dan mendukung mahasiswa
sampai dia dapat menyelesaikan studi dengan sukses,
melakukan
komunikasi internal dan eksternal serta mengukur proses pendidikan.
Dengan melihat unsur-unsur tersebut, terlihat jelas bahwa ISO 9001:2000
diterapkan untuk meningkatkan kualitas manajemen mutu organisasi supaya
kepuasan pelanggan terpenuhi. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan dan
mengukur keberhasilan penerapan ISO tersebut maka perlu ada evaluasi.
Dalam modul Standar SMM ISO 9001:2000 yang dipublikasikan oleh
Point Development International, tertulis ISO 9001:2000 dilaksanakan
berdasarkan delapan prinsip manajemen mutu yaitu:
1) Organisasi yang berorientasi pada pelanggan
2) Kepemimpinan
3) Keterlibatan karyawan
4) Pendekatan proses
5) Pendekatan sistem dalam manajemen
6) Penyempurnaan berkesinambungan
7) Pendekatan yang faktual dalam pengambilan keputusan
8) Hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok
42
Prinsip dasar manajemen mutu menurut ISO 9001:2000 bermuara
pada kepuasan pelanggan. Oleh sebab itu, prinsip-prinsip manajemen yang
lainnya menjadi pendukung untuk memberi kepuasan pada pelanggan.
Kepuasan pada pelanggan dapat dipenuhi apabila mutu pelayanan diberikan
perusahaan sesuai dengan harapan pelanggan.
Sebelum pelaksanaan akreditasi, lembaga pendidikan yang akan
mengajukan akreditasi wajib melakukan kegiatan evaluasi diri. Evaluasi diri
menjadi landasan untuk menyusun program dan kegitan program studi.
Lembaga
melakukan
evaluasi
diri,
secara
tidak
langsung
sudah
melaksanakan proses penjaminan mutu (quality assurance). Keseluruhan
daur penjaminan mutu dalam rangka akreditasi program studi itu dilukiskan
dalam Gambar 2.2.
EVALUASI
DIRI
PERBAIKAN INTERNAL
DAN PEMBINAAN
PERBAIKAN
INTERNAL
EVALUASI EKSTERNAL/
AKREDITASI
KEPUTUSAN
AKREDITASI
EVALUASI-DIRI
Gambar 2. 2. Daur Penjaminan Mutu dalam Rangka Akreditasi
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi, 2005.
D. Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Pendidikan dasar memiliki peran penting dalam memberikan fondasi
yang kuat dalam pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Mengingat
pentingnya pendidikan dasar ini, semua negara di dunia menjadikan
pendidikan dasar menjadi pendidikan yang wajib diikuti oleh semua warga
negara. Gerakan wajib belajar pendidikan dasar ini dikenal dengan gerakan
43
education for all yang sudah dirintis sejak tahun 1960an. Pada periode waktu
antara tahun 1960 sampai dengan tahun 1975, negara Indonesia mampu
meningkatkan jumlah akses pendidikan dasar. Pada tahun 1984, Indonesia
mendapat penghargaan Aviciena dari UNESCO karena telah mampu
menuntaskan wajib belajar 6 tahun (Tilaar, 2003: 4).
Konferensi pendidikan se dunia di Dakar pada tahun 2000 telah
menetapkan 6 tujuan pokok pendidikan untuk semua (education for all: EFA)
yang antara lain: (1) pendidikan bebas, wajib dan berkualitas baik yang
menjamin semua anak, khususnya anak perempuan yang berada dalam
keadaan sulit dan kelompok etnik minoritas, mempunyai akses dan dapat
menyelesaikan pendidikan dasar yang bebas, wajib dan berkualitas baik; (2)
meningkatkan
kualitas
pendidikan
melalui
perbaikan
semua
aspek
pendidikan dan menjamin kualitas pendidikan dan dampak belajar yang
dapat diukur telah dicapai oleh semua, khususnya dalam buta aksara
(literacy), buta angka/menghitung (numeracy) dan keterampilan hidup (life
skills) esensial. Pada tahun 2015 ditargetkan semua anak-anak baik laki-laki
maupun perempuan akan mempunyai akses, bebas dan wajib untuk
menyelesaikan primary education yang berkulitas baik (Dakar Framework for
Action, 2000: 1).
Untuk meningkatkan jumlah akses dan kualitas pendidikan dasar,
pemerintah memiliki beberapa program yang mendukung antara lain
meningkatkan kualifikasi akademik guru SD dan program BERMUTU.
Tuntutan kualifikasi pendidikan guru SD terus mengalami peningkatan.
Semula guru SD hanya dituntut berpendidikan menengah keguruan,
kemudian berkembang menjadi D2 dan saat ini ditetapkan minimal S1/D-4.
Peningkatan kualifikasi pendidikan guru SD memberi konsekuensi kepada
LPTK (Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan) untuk melayani kebutuhan
penyediaan layanan pendidikan guru, khususnya guru SD. Berdasarkan
kebutuhan tersebut, pelayanan program pendidikan untuk menyiapkan guru
SD telah beberapa kali mengalami perubahan.
Program
Pendidikan
Guru
Sekolah
Dasar
(PGSD)
meru-
pakan program yang dipersiapkan untuk membina calon-calon tenaga
44
kependidikan pada jenjang pendidikan SD. PGSD diselenggarakan karena
tuntutan kebijakan yang tertuang pada Surat Keputusan (SK) Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0854/U/1989, tanggal 31 Desember
1989 yang menetapkan kualifikasi formal guru sekolah dasar dari jenjang
SLTA menjadi jenjang Diploma II atau D2. Sebelum ada SK tersebut, guru
SD hanya berpendidikan sekolah menengah keguruan yaitu SPG, SGO dan
PGA. Sekolah Pendidikan Guru (SPG) menyiapkan calon guru kelas SD
secara umum, Sekolah Guru Olahraga (SGO) dan Pendidikan Guru Agama
(PGA) menyiapkan calon guru SD khusus untuk mata pelajaran Olahraga
dan Agama. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
0854/U/1989
ditindaklanjuti
pemerintah
dengan
menutup
atau
mengalihfungsikan sekolah keguruan dan menugaskan beberapa perguruan
tinggi negeri (IKIP dan FKIP) se Indonesia untuk menyelenggarakan
Program D2 PGSD dengan dukungan Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor
400b/Kep/1992, Tanggal 20 Agustus 1992.
Tuntutan kualifikasi guru SD semakin tinggi. Pada tahun 2005,
ditetapkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(UUGD) dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP). Kedua landasan hukum tersebut mensyaratkan
kualifikasi guru jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah lulusan
Diploma IV (D4) atau lulusan Sarjana (S1). Selain kualifikasi akademik
sarjana (S1) atau D-4, pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005,
Pasal 29 ayat (2) dinyatakan guru SD/MI juga dituntut memiliki sertifikat
profesi guru dalam bentuk yang dapat dipertanggungjawabkan baik dari sisi
akademik maupun pengelolaannya. Regulasi pemerintah yang tertuang pada
UUGD dan SNP memberi konsekuensi kepada PGSD, mulai tahun 2006
diberi kewenangan untuk menyelenggarakan program S1 PGSD dan
Pendidikan Profesi Guru (PPG) SD. Penyelenggaraan program Sarjana (S1)
PGSD diperkuat oleh SK Dirjen Dikti No. 3334/D/T/2006 tanggal 1
September 2006 sedangkan program PPG SD diselenggarakan mulai tahun
2011 berdasarkan kebutuhan.
45
Kebijakan pemerintah menetapkan kualifikasi pendidikan guru SD
minimal berpendidikan S1/D4 memberi dampak pekerjaan yang sangat besar
bagi berbagai pihak yang terkait. Menurut data guru SD pada tahun 2006,
Dikti mencatat dari 1.431.486 guru SD, hanya 8,3% (120.000 orang) yang
sudah pendidikan sarjana, dan dari jumlah tersebut tidak seluruhnya memiliki
latar belakang pendidikan guru, sedangkan 89,47 % belum sarjana.
Selanjutnya ada sekitar 40.14 % berkualifikasi D2 PGSD dan sisanya (49,86
%) masih di bawah D2. Hal ini sangat wajar karena sebagian besar guru SD
berasal dari SPG, SGO dan PGA. Tuntutan peningkatan kualifikasi
pendidikan ini juga menuntut LPTK untuk menyelenggarakan program
kelanjutan studi bagi guru SD yang belum memiliki ijazah S1/D4.
Kebutuhan layanan pendidikan calon guru SD dengan kualifikasi
S1/D-4 meningkat tajam sejak ditetapkannya UUGD, mengingat jumlah guru
SD yang belum berpendidikan S1/D4 masih sangat banyak dan proyeksi
kebutuhan guru SD beberapa tahun yang datang juga tinggi. Fenomena ini
menyebabkan animo masyarakat untuk masuk ke PGSD meningkat
sehingga banyak LPTK negeri maupun swasta yang berminat membuka dan
menambah jumlah mahasiswa PGSD. Untuk mengendalikan mutu program
studi Badan Akreditasi Nasional telah menentapkan 100 butir indikator
kinerja program studi. Untuk itu pengukuran kinerja program studi didasarkan
pada instrumen yang telah dibuat Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi tersebut.
Dalam pasal 5 UU RI nomor 12 tahun 2012, pendidikan tinggi
bertujuan untuk: (1) mengembangkan potensi Mahasiswa agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten,
dan berbudaya untuk kepentingan bangsa; (2) menghasilkan lulusan yang
menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk memenuhi
kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa; (3) menghasilkan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Penelitian yang memperhatikan
dan menerapkan nilai Humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa,
serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia; dan (4)
46
terwujudnya Pengabdian kepada Masyarakat berbasis penalaran dan karya
Penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
47
BAB III
DESAIN PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian evaluasi dengan
pendekatan mixed methods. Creswell (2009) menyatakan bahwa “Mixed
Methods Research is an approach to inquiry that combines or associated
both qualitative quantitative forms of research” Metode kombinasi adalah
merupakan
pendekatan
penelitian
yang
menggabungkan
atau
menghubungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Tashakkori dalam Donna M. Mertens (2010): memberikan definisi
metode kombinasi (mixed methods) sebagai berikut “research in which the
investigator collects and analyzes data, integrates the findings, and draws
inference using both qualitative and quantitative approaches or methods in
single study or program of inquiry”. Hence, mixed methods can refer to the
use of both qualitative and quantitative methods to answers research
question in a single study”. Penelitian kombinasi adalah merupakan
penelitian,
dimana
peneliti
mengumpulkan
dan
menganalisis
data,
mengintegrasikan temuan, dan menarik kesimpulan secara inferensial
dengan menggunakan dua pendekatan atau metode penelitian kualitatif dan
kuantitatif dalam satu studi. Metode kombinasi digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian pada satu proyek/kegiatan penelitian.
Selanjutnya Creswell (2009) menyatakan bahwa “A Mixed methods
design is useful when either the quantitative or qualitative approach by itself
is inadequate to best understand a research problem or the strengths of both
quantitative and qualitative research can provide the best understanding”.
Metode penelitian kombinasi akan berguna bila metode kuantitatif atau
metode kualitatif secara sendiri-sendiri tidak cukup akurat digunakan untuk
memahami permasalahan penelitian, atau dengan menggunakan metode
48
kuatitatif
dan
kualitatif
secara
kombinasi
akan
dapat
memperoleh
pemahaman yang paling baik (bila dibandingkan dengan satu metode).
Ada dua model penelitian kombinasi yaitu desain/model sequential
(kombinasi berurutan), dan model concurrent (kombinasi campuran). Model
sequential (urutan) dapat dibagi menjadi dua yaitu model sequential
explanatory (urutan pembuktian) dan sequential exploratory (urutan
penemuan).
Model
concurrent
(campuran)
ada
dua
yaitu,
model
concurrent triangulation (campuran kuantitatif dan kualitatif secara
berimbang) dan concurrent embedded (campuran kuantitatif dan kualitatif
tidak
berimbang).
Penelitian
ini
menggunakan
metode
kombinasi
model/desain concurrent triangulation, yaitu campuran kuantitatif dan
kualitatif yang berimbang. Desain penelitian diilustrasikan pada Gambar 3.1
berikut ini:
Kuantitatif Data
and Result
INTERPRETASI
Kuantitatif Data
and Result
Gambar 3. 1. Desain penelitian
Sumber: Cresswell dan Plano Clark 2007
Dalam desain pada gambar 3.1 tersebut, interpretasi hasil penelitian
diambil berdasarkan data kuantitatif dan kesimpulannya kemudian di cross
cek dengan data kualitatif dan kesimpulannya atau sebaliknya. Data
kuantitatif diperoleh dari kuesioner dan data kualitatif diperoleh dari hasil
diskusi dan wawancara dengan responden.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PGSD yang berada di seluruh wilayah
Indonesia. Penelitian dilakukan selama empat bulan efektif yaitu mulai dari
bulan September sampai dengan bulan Desember 2012.
49
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini telah melewati tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:
1. Penyusunan proposal
2. Penyusunan instrumen penelitian
3. Uji coba Instrumen untuk memvalidasi instrumen penelitian
4. Pengambilan data
5. Analisis Data
6. Penyusunan laporan penelitian
7. Seminar hasil penelitian
8. Penyusunan rekomendasi
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah 35 program studi PGSD. Sampel
penelitian diambil 19 prodi PGSD, 4 diantaranya digunakan sebagai sampel
uji coba instrumen dan 15 digunakan sebagai sampel penelitian yang
sebenarnya. PGSD yang digunakan untuk uji coba instrumen penelitian
adalah: Universitas Negeri Makasar, Universitas Negeri Padang, Universitas
Lambung Mangkurat, Universitas Palangkaraya
Sampel diambil secara purposive berdasarkan status akreditasi dan
bantuan dana insentif akreditasi (DIA). Berdasarkan status akreditasi terpilih
9 PGSD terakreditasi B dan 6 PGSD terakreditasi C. Berdasarkan status
bantuan DIA terpilih 7 PGSD yang mendapat bantuan DIA dan 8 PGSD
tanpa menerima bantuan DIA. Kerangka sampel penelitian terdapat pada
Tabel 3.1 berikut ini:
50
TABEL 3. 1.
KERANGKA SAMPEL PENELITIAN
Status Akreditasi
Bantuan/Tanpa
BAN-PT
DIA
B
C
UPI (Bandung)
UNIB (Bengkulu),
UNY (Yogyakarta)
UNEJ (Jember)
UNESA (Surabaya)
UM (Malang)
UNILA (Lampung)
NON DIA
UNM (Malang)
UNIMA (Manado)
UNS (Solo)
UNIMED (Medan)
UNTAN (Pontianak)
UNRAM (Mataram)
UMP (Purwokerto)
IKIP PGRI Madiun
E. Sumber Data Penelitian
Unit analisis penelitian ini adalah program studi S1 PGSD.
Sumberdata
penelitian
yang
menilai
kinerja
PGSD
terdiri
dari
Dekan/Pembantu Dekan, Ketua/Sekretaris Jurusan, Dosen, karyawan dan
mahasiswa.
Dekan/
Pembantu
Dekan
dan
mahasiswa
merupakan
sumberdata eksternal program studi sedangkan Ketua/Sekretaris prodi,
dosen dan karyawan merupakan sumberdata internal program studi. Semua
sumberdata menilai kinerja program studi dari sudut pandang yang berbeda.
Perbedaan sumberdata ini dimaksudkan agar interpretasi data lebih
komprehenship. Jumlah sumberdata setiap program studi sebanyak 15
orang.
Trianggulasi data dilakukan dengan dua cara yaitu trianggulasi dari
sumberdata yang berbeda dan trianggulasi dengan alat pengumpul data
yang berbeda. Trianggulasi dari sumberdata yang berbeda dilakukan dengan
cara pengecekan konsistensi jawaban yang diberikan oleh sumberdata
internal program studi yaitu kaprodi, sekprodi, dosen dan karyawan dengan
sumberdata
eksternal
(Dekan/Pembantu
51
Dekan
dan
mahasiswa).
Trianggulasi dari alat pengumpul data dilakukan dengan cara melengkapi
data kuantitatif dari kuesioner dengan data kualitatif dari dari hasil diskusi
dan wawancara.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan FGD (focus group discussion) dokumentasi dan kuesioner. FGD
dilakukan dengan Dekan, Pembantu Dekan, Kaprodi, Sekprodi, dan dosen.
FGD membahas kinerja prodi pasca akreditasi yang diukur dari kinerja dosen
dalam pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat, tata pamong dan
suasana akademik, mahasiswa dan lulusan, kurikulum dan proses
pembelajaran, dan pembiayaan pendidikan. Data dokumen yang mendukung
kinerja program studi berasal dari data mahasiswa dan lulusan, kualifikasi
dosen, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kuesioner persepsi
responden terhadap kinerja program studi diberikan kepada semua
sumberdata untuk mengungkap persepsi responden terhadap kinerja prodi
sebelum dan sesudah akreditasi pada semua standar akreditasi. Data
kuesioner mengungkap kinerja program studi dari 7 standar akreditasi.
G. Instrumen Penelitian
Untuk menggali data tentang perkembangan mahasiswa (jumlah
pendaftar, keketatan, seleksi) dan Indeks prestasi lulusan, serta untuk
menggali data tentang urutan kesulitaan prodi memperoleh akreditasi dan
urutan yang penting untuk dicapai prodi, menggunakan daftar yang berupa
daftar isian. Selanjutnya untuk mengukur kinerja sebelum dan sesudah
pasca akreditasi, serta untuk memperoleh data kesesuaian nilai akreditasi
dan frekuensi pemanfaatan nilai akreditasi untuk perbaikan mutu kinerja
menggunakan instrumen
akreditasi S1. Instrumen dikembangkan dari 7
standar akreditasi dan dikembangkan menjadi 100 butir.
52
H. Teknik Analisis Data
Data penelitian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif dari dokumentasi dan kuesioner tertutup tentang persepsi
responden terhadap kinerja program studi sebelum dan sesudah akreditasi
dianalisis dengan statistik deskriptif dengan perhitungan skor rata-rata,
persentase dan perhitungan peringkat. Data kualitatif dari hasil diskusi
dianalisis secara deskriptif interpretatif.
Kesimpulan yang diperoleh dari data kuantitatif kemudian di cross cek
dengan kesimpulan yang diperoleh dari data kualitatif. Data kuantitatif
terkumpul dari kuesioner dan dokumentasi sedangkan data kualitatif
terkumpul melalui diskusi. Informasi kinerja program studi dinilai berdasarkan
data kuantitatif dari dokumentasi terlebih dahulu kemudian di trianggulasi
dengan data kualitatif supaya hasil penelitian lebih dapat dipercaya
(kredibel). Cara evaluasi kinerja dilakukan dengan membandingkan kinerja
yang telah dicapai program studi dengan standar akreditasi.
Selain kinerja program studi, dalam penelitian ini dilengkapi dengan
analisis kasus yang berkaitan dengan model akreditasi yang dilakukan oleh
BAN-PT untuk perbaikan kinerja BAN-PT dimasa yang akan datang. Data
yang diangkat dalam analisis data penelitian ini meliputi dampak nilai
akreditasi terhadap kinerja program studi PGSD, kesesuaian nilai akreditasi
dengan fakta yang sebenarnya, masukan untuk perbaikan intrumen
akreditasi dan model pembinaan yang harus dilakukan Dikti ke program
studi.
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Berikut
ini
dipaparkan
hasil
penelitian
yang
terkait
dengan
performance program studi sebelum dan pasca akreditasi, yang meliputi:
perkembangan
jumlah
pendaftar;
perkembangan
perkembangan indeks prestasi lulusan;
keketatan
seleksi,
perkembangan jumlah penelitian;
perkembangan jumlah pengabdian masyarakat;
urutan kesulitan yang
dihadapi prodi dalam mencapai standar akreditasi berdasarkan tujuh standar
akreditasi; urutan yang penting untuk dicapai prodi; tingkat keseuaian nilai
akreditasi yang diberikan oleh BAN PT kepada prodi; frekuensi pemanfaatan
nilai akreditasi untuk peningkatan mutu prodi; nilai perfoormance
prodi
sebelum akreditasi; nilai performance prodi setelah akreditasi dan pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD.
1. Perkembangan Mahasiswa Sebelum dan Sesudah Akreditasi
Penyelenggaraan program Sarjana (S1) PGSD dimulai dari tahun
2006 berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 3334/D/T/2006 tanggal 1 September
2006. Salah satu indikator kinerja program studi ditentukan oleh jumlah dan
kualitas input mahasiswa. Ada beberapa indikator yang menunjukkan
kualitas input mahasiswa yang mendukung kinerja program studi yaitu
keketatan seleksi, masa studi dan IP kelulusan. Keketatan seleksi dihitung
dari rasio jumlah calon mahasiswa yang mendaftar dengan jumlah
mahasiswa yang diterima, masa studi diperkirakan dari rasio jumlah input
(mahasiswa yang masuk) dengan output (jumlah lulusan) 4 tahun kemudian.
Berdasarkan data dokumentasi program studi, berikut ini dilaporkan
perkembangan jumlah mahasiswa dan rasio seleksi mahasiswa program
studi PGSD selama 5 tahun terakhir.
54
Data perkembangan jumlah mahasiswa PGSD dari 15 perguruan
tinggi ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut. Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut
terlihat bahwa jumlah pendaftar PGSD setiap tahun semakin naik. Rata-rata
jumlah pendaftar PGSD untuk 15 perguruan tinggi tahun 2007 = 1805, tahun
2008 = 3129, tahun 2009 = 3482, tahun 2010 = tahun 3753, dan tahun
2011= 4129.
Apabila dibandingkan antara prodi PGSD yang memperoleh bantuan
dana insentif akreditasi (DIA-PGSD) dan prodi PGSD yang tidak memperoleh
bantuan dana insentif akreditasi (NON DIA-PGSD), jumlah pendaftar pada
DIA-PGSD dari tahun 2007 sd. 2011 memiliki jumlah rata-rata yang lebih
tinggi dibandingkan dengan prodi NON DIA-PGSD. Data ini dapat
ditunjukkan oleh Gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4. 1. Perkembangan jumlah pendaftar PGSD dari tahun 2007 s.d
2011
Berdasarkan Gambar 4.1 tersebut terlihat bahwa prodi NON DIAPGSD pada tahun 2007 sd 2011 selalu terjadi peningkatan jumlah pendaftar,
sementara untuk prodi DIA-PGSD sempat mengalami penurunan jumlah
mahasiswa pada tahun 2010, dan naik kembali pada tahun 2011.
Selanjutnya pada tahun 2011 (setelah terakreditasi) jumlah pendaftar secara
keseluruhan meningkat tajam lagi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
performance PGSD pasca akreditasi bila dilihat dari jumlah pendaftar baik
yang DIA-PGSD dan NON DIA-PGSD sama-sama mengalami peningkatan.
55
Selanjutnya performance PGSD dilihat dari keketatan seleksi
(perbandingan jumlah pendaftar dengan yang diterima) ditunjukkan pada
Gambar 4.2 berikut ini:
Gambar 4. 2. Perkembangan Keketatan Seleksi Mahasiswa Baru PGSD
Berdasarkan Gambar 4.2 tersebut terlihat keketatan seleksi untuk
prodi DIA-PGSD mengalami peningkatan rasio keketatan seleksi yang
awalnya sekitar 1:6 di tahun 2007, menjadi 1:14 di tahun 2011 dan tanpa
mengalami
penurunan
peminat.
Hal
ini
menunjukkan
kepercayaan
masyarakat yang semakin tinggi terhadap prodi PGSD yang memperoleh
DIA. Sementara itu, tampak bahwa prodi NON DIA-PGSD pada tahun 2008
mengalami penurunan keketatan seleksi jika dibandingkan dengan tahun
2007, yakni dari 1:11 turun menjadi 1:8. Selanjutnya keketatan seleksi
mahasiswa meningkat tajam menjadi 1:18 di tahun 2010 dan turun kembali
menjadi 1;16 pada tahun 2011. Berdasarkan data tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa keketatan seleksi untuk prodi DIA-PGSD pasca akreditasi
BAN-PT telah mengalami peningkatan, walaupun peningkatannya tidak
terlalu tajam. Sedangkan untuk prodi NON DIA-PGSD, data keketatan
seleksi menunjukkan kecenderungan yang fluktuatif (naik-turun), sehingga
sulit dinyatakan bahwa kinerja prodi NON DIA-PGSD pasca akreditasi
mengalami peningkatan.
56
Rasio seleksi (jumlah pendaftar dengan jumlah mahasiswa yang
diterima) setiap perguruan tinggi berdasarkan status akreditasinya dapat
dilihat secara lebih rinci pada tabel berikut ini:
TABEL 4.1.
JUMLAH DAN RASIO KEKETATAN SELEKSI MAHASISWA BARU PGSD
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nama PT
UNIMED
(Medan)
UPI
(Bandung)
UNESA
(Surabaya)
UNM
(Makasar)
Univ Jember
Univ
Bengkulu
UNY
(Yogyakarta)
UM (Malang)
UNIMA
(Menado)
UNILA
(Lampung)
2007
2008
2009
UNTAN,
Pontianak
UNRAM
(Mataram)
UnMuh
Purwokerto
IKIP PGRI
Madiun
2011
n
rasio
n
rasio
n
rasio
n
rasio
n
rasio
B
124
19,7
72
37,3
78
53,1
105
39,2
94
56,8
B
247
3,6
106
3,1
214
3,4
174
6,2
243
7,7
B
80
6,2
120
21,3
120
28,8
120
33,4
227
23,9
B
269
4,9
826
3,5
476
4,2
408
3,1
522
5,3
C
187
8,9
321
5,3
230
11,4
175
11,9
185
6,7
C
196
11,8
161
8,0
131
12,7
81
25,1
122
19,6
C
479
2,1
124
1
7,3
114
5
11,0
928
11,9
1101
15,4
C
707
5,9
668
6,9
359
15,5
266
11,4
305
14,0
75
1,1
33
1,2
88
1,2
C
UNS (Solo)
2010
Nilai
C
62
33,7
62
37,8
65
33,9
65
46,4
115
11,7
B
125
23,4
245
13,9
245
24,7
125
57,4
254
30,7
B
28
0,0
83
0,0
101
0,0
120
0,0
B
187
5,3
182
4,7
100
25,3
100
26,0
100
27,6
B
120
1,7
264
3,7
232
7,1
222
8,4
228
6,2
Berdasarkan data pada Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa urutan
kekekatan seleksi mahasiswa tertinggi terdapat pada UNIMED (akreditasi B).
Keketatan seleksi dengan rasio 1:56,8 ini terjadi karena meski animo calon
mahasiswa
PGSD
banyak
tetapi
UNIMED
tidak
menambah
quota
mahasiswa yang diterima. Jumlah mahasiswa PGSD terbanyak (1101)
terdapat di UNY (akreditasi C). Meskipun jumlah mahasiswa UNY cukup
banyak tetapi seleksi masih cukup ketat dengan rasio 1:15,4. Jumlah
mahasiswa PGSD dari PTN negeri terendah berasal dari UNIMA (akreditasi
C) dengan rasio 1:1,2 dan jumlah mahasiswa per tahun di bawah 100 orang.
57
Lokasi perguruan tinggi yang jauh dari kota Manado menyebabkan animo
masyarakat untuk kuliah di UNIMA berkurang.
Untuk mengetahui apakah status akreditasi mempengaruhi jumlah
mahasiswa dan keketatan (rasio) seleksi, berikut dilaporkan tabulasi silang
data rerata jumlah mahasiswa dan keketatan seleksi berdasarkan status
akreditasi dan jenis dana yang pernah diterima prodi dari BAN-PT.
TABEL 4. 2.
JUMLAH MAHASISWA DAN KEKETATAN SELEKSI PGSD
BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA
STATUS AKREDITASI
Jumlah
BANTUAN
BAN-PT
B
C
n
Rasio
n
Rasio
n
Rasio
DIA
436,3
12,4
223,1
12,1
329,7
12,2
NON DIA
233,
16,9
86,5
26, 6
159,7
21,8
Jumlah
334,7
14,6
154,8
19,4
Data pada Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa PGSD yang
mendapat DIA memiliki rerata jumlah mahasiswa yang lebih banyak (329,72)
dari pada mahasiswa yang tidak mendapat DIA (159,75). PGSD yang
terakreditasi B juga memiliki rerata jumlah mahasiswa yang lebih banyak dari
rerata jumlah mahasiswa dari program studi yang terakreditasi C. Dengan
demikian, pemberian bantuan DIA dan status akreditasi berpengaruh pada
rerata jumlah mahasiswa.
Efektivitas
penyelenggaraan
program
studi
dapat
diukur
dari
ketepatan masa studi. Masa studi secara riil per individu dapat dihitung
berdasarkan jumlah bulan menempuh studi. Dalam penelitian ini, ketepatan
masa studi diperkirakan dari perbandingan jumlah mahasiswa yang masuk
(input) pada tahun tertentu dengan jumlah mahasiswa yang lulus (output)
empat tahun kemudian karena masa studi program S1 adalah 4 tahun.
Mengingat program studi PGSD S1 baru dibuka mulai tahun 2006/2007
maka data lulusan yang digunakan untuk menghitung ketepatan masa studi
58
adalah data lulusan tahun 2010 dan 2011. Berdasarkan data dokumen yang
terkumpul, perbandingan jumlah input mahasiswa dan jumlah lulusan
(output) dilaporkan pada Tabel 4.3 sebagai berikut:
TABEL 4. 3.
PERKEMBANGAN JUMLAH INPUT MAHASISWA BARU DAN OUTPUT
No
Nama PT
2007
Nilai
In
2008
Out
In
2009
Out
2010
2011
In
Out
In
Out
In
Out
78
60
105
81
94
261
214
74
174
182
243
64
120
80
227
116
408
88
522
165
175
186
185
114
1
UNIMED
(Medan)
B
124
2
UPI (Bandung)
B
247
3
UNESA
(Surabaya)
B
80
120
120
4
UNM (Makasar)
B
269
826
476
5
Univ Jember
C
187
321
230
6
Univ Bengkulu
C
196
161
131
25
81
77
122
68
7
UNY
(Yogyakarta)
C
479
200
1241
276
1145
549
928
1179
1101
1098
8
UM (Malang)
C
707
27
668
272
359
415
266
276
305
168
75
75
33
32
88
85
9
10
11
12
13
14
15
UNIMA
(Menado)
UNILA
(Lampung)
UNS (Solo)
UNTAN,
Pontianak
UNRAM
(Mataram)
UnMuh
Purwokerto
IKIP PGRI
Madiun
72
3
106
128
C
C
62
101
B
125
245
B
28
83
B
187
B
120
125
62
89
65
6
182
96
264
245
65
115
13
125
47
254
59
101
120
100
100
100
232
222
228
21
6
Data pada Tabel 4.3 menunjukkan tingkat kinerja program studi yang
paling rendah terdapat di PGSD Makasar, yaitu dari jumlah input sebesar
269 mahasiswa pada tahun 2007 dan 826 mahasiswa pada tahun 2008
ternyata jumlah lulusan empat tahun kemudian yaitu tahun 2010 sebesar 88
orang dan tahun 2011 sebesar 165 orang. Jumlah lulusan PGSD Universitas
Negeri Makasar tergolong rendah dibandingkan dengan jumlah input empat
tahun sebelumnya. Jika rasio input mahasiswa menjadi indikator kualitas,
maka input mahasiswa PGSD Makasar bukanlah mahasiswa yang unggul
dalam persaingan karena rasio seleksi di bawah 1:5.
59
Performance program studi dapat diukur dari kualitas output yang
tercermin dari IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). Data IPK lulusan selama lima
tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini.
Gambar 4.3. Perkembangan IP Lulusan PGSD
Kinerja PGSD berdasarkan Indek Prestasi lulusan, ditunjukkan pada
Gambar 4.3. Berdasarkan Gambar 4.3 dan Tabel 4.4. Berdasarkan tabel dan
gambar
tersebut
terlihat bahwa rata-rata Indek
Prestasi lulusan selalu
mengalami kenaikan. Kenaikan Indek Prestasi lulusan untuk prodi DIAPGSD meningkat perlahan yakni rata-rata 3,1 di tahun 2007, kemudian
meningkat menjadi 3,4 di tahun 2011. Setiap tahun Indek Prestasi lulusan
meningkat sekitar 0,1. Sesuai dengan data tersebut maka kinerja prodi DIAPGSD pasca akreditasi jika dilihat dari Indeks Prestasi lulusan senantiasa
meningkat. Untuk prodi NON DIA-PGSD, tampak bahwa Indek Prestasi
lulusan juga selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Bahkan
kenaikan secara tajam terjadi pada tahun 2010 yakni sebesar 3,2 menjadi
3,4 di tahun 2011, sehingga dapat disimpulkan kinerja prodi DIA-PGSD dan
NON DIA-PGSD pasca akreditasi dilihat dari Indek Prestasi lulusan samasama mengalami peningkatan (menjadi lebih baik).
Perkembangan IPK
lulusan dilihat dari status akreditasi program studi dapat disimak pada Tabel
4.4 berikut ini:
60
TABEL 4.4.
PERKEMBANGAN RERATA IPK LULUSAN PGSD SELAMA 5 TAHUN
TERAKHIR
No
Nama PT
Nilai
Nilai
2007
2008
2009
2010
2011
NON DIA
B
3,07
3,2
3,3
3,4
3,45
1
UNIMED (Medan)
2
UPI (Bandung)
DIA
B
2,89
3,1
3,15
3,25
3,36
3
UNESA (Surabaya)
DIA
B
3,12
3,27
3,4
3,42
3,48
4
UNM (Makasar)
NON DIA
B
3,01
3,06
3.09
5
Univ Jember
DIA
B
3,14
3,25
6
Univ Bengkulu
DIA
C
3,46
3,43
3,27
7
UNY (Yogyakarta)
DIA
C
3.23
3.23
3,24
3,24
3,28
8
UM (Malang)
DIA
C
3,12
2,97
3,31
3,43
3,47
9
UNIMA (Menado)
NON DIA
C
3,4
3,3
3,4
10
UNILA (Lampung)
DIA
C
11
UNS (Solo)
NON DIA
B
3,15
3,09
3,2
12
UNTAN, Pontianak
NON DIA
B
13
UNRAM (Mataram)
NON DIA
B
14
UnMuh Purwokerto
NON DIA
B
15
IKIP PGRI Madiun
NON DIA
B
3,38
3,43
3,2
3,1
3,15
3,73
Data perkembangan rerata IPK lulusan menunjukkan perbedaan yang
cukup jelas antara program studi PGSD yang mendapat akreditasi B dengan
PGSD yang mendapat akreditasi C. Dari sampel yang diteliti, IPK lulusan
prodi PGSD yang terakreditasi C cenderung stagnan atau bahkan ada yang
menurun. PGSD yang mengalami penurunan IPK adalah Bengkulu, rerata
IPK lulusan PGSD yang cenderung stagnan adalah UNIMA. Meskipun
peningkatan IPK kelulusan menjadi indikator penilaian kinerja program studi,
tetapi bukan berarti prestasi belajar dihibahkan dengan Cuma-Cuma demi
untuk mendapat nilai akreditasi baik. Pengendalian mutu lulusan tetap harus
dijaga sehingga proses penilaian tetap memperhatikan standar yang objektif.
Beberapa perguruan tinggi tidak mengisi data lulusan karena ada pergantian
kepengurusan jurusan, sementara itu data evaluasi diri belum tersedia
secara elektronik sehingga prodi mengalami kesulitan dalam pengisian data.
61
2. Perkembangan Jumlah Penelitian
Kinerja program studi ditunjukkan oleh produktivitas, kualitas dan
efektivitas karya-karya inovatif yang dihasilkan oleh dosen. Karya inovatif
yang comparable (dapat dibandingkan) dengan perguruan tinggi lain adalah
karya
penelitian
dan
pengabdian
kepada
masyarakat.
Produktivitas
ditunjukkan oleh kuantitas/jumlah penelitian sedangkan kualitas diukur dari
jumlah dana yang terserap dengan asumsi semakin besar jumlah dana yang
diraih maka semakin berkualitas penelitian yang dihasilkan. Efektivitas dapat
dilihat dari sumbangan atau pemanfaatan hasil penelitian tersebut oleh
stakeholder/masyarakat. Dalam penelitian ini, untuk menilai kinerja program
studi PGSD pada standar penelitian dan pengabdian masyarakat digunakan
indikator kuantitas judul penelitian. Data perkembangan jumlah penelitian
pada prodi PGSD sebelum (2007-2010) dan sesudah akreditasi (2011) dapat
ditunjukkan pada Tabel 4.5.
Data pada Tabel 4.5 menunjukkan jumlah penelitian setiap perguruan
tinggi bervariasi, ada PGSD yang jumlah penelitiannya naik, dan ada yang
tetap, kemudian cenderung turun. Namun bila dilihat dari rata-rata jumlah
penelitian, prodi DIA-PGSD memiliki jumlah penelitian yang cenderung naik.
Rata-rata jumlah penelitian prodi DIA-PGSD pada tahun 2007 = 12, tahun
2008 = 11, tahun 2009 = 15, tahun 2010 = 23, dan tahun 2011 = 25. Jadi
kinerja DIA PGSD pada tahun 2010 (pasca akreditasi), bila dilihat dari jumlah
penelitian terjadi kenaikan cukup tajam.
Selanjutnya bila dilihat dari rata-rata jumlah penelitian, prodi NON
DIA-PGSD memiliki jumlah penelitian yang cenderung turun. Rata-rata
jumlah penelitian prodi NON DIA-PGSD pada tahun 2007 = 11, tahun 2008 =
13, tahun 2009 = 13, tahun 2010 = 9, dan tahun 2011 = 8. Jadi kinerja NON
DIA PGSD pada tahun 2010 (pasca akreditasi), bila dilihat dari jumlah
penelitian terjadi penurunan. Hal ini berarti setelah terakreditasi, performance
prodi DIA-PGSD pada aspek penelitian mengalami peningkatan, sedangkan
untuk prodi NON DIA-PGSD justru mengalami penurunan kinerja dilihat dari
aspek jumlah penelitian. Perkembangan jumlah penelitian PGSD sejak tahun
2007 sampai tahun 2011 ditunjukkan pada Gambar 4.4 sebagai berikut:
62
TABEL 4.5.
PERKEMBANGAN PENELITIAN PRODI PGSD
No
Nama PT
Status
Bantuan
Status
Akreditasi
Jumlah Penelitian Tahun
2000-:
7
8
9
10
11
1
UPI (Bandung)
DIA
B
4
13
30
10
32
2
UNESA (Surabaya)
DIA
B
29
13
12
11
6
3
UNEJ (Jember)
DIA
C
2
3
3
1
4
UNIB (Bengkulu)
DIA
C
8
21
12
5
UNY (Yogyakarta)
DIA
B
6
21
27
80
92
6
UM (Malang)
DIA
C
7
7
14
18
21
7
UNILA (Lampung)
DIA
C
13
10
9
18
8
12
11
15
23
25
Rata-rata yang dapat DIA BERMUTU
8
UNIMED (Medan)
Non DIA
C
9
8
7
11
4
9
UNM (Makasar)
Non DIA
B
16
18
13
15
14
10
UNIMA (Menado)
Non DIA
C
2
2
2
2
3
11
Non DIA
B
4
8
10
14
12
Non DIA
B
2
2
2
2
2
13
UNS (Surakarta)
UNTAN
(Pontianak)
UNRAM (Mataram)
Non DIA
B
38
44
6
14
UMP (Purwokerto)
Non DIA
B
30
16
14
11
12
Rata-rata yang tidak dapat DIA BERMUTU
11
13
13
9
8
Rata-rata TOTAL
11
12
14
16
16
12
Gambar 4.4. Perkembangan Jumlah Penelitian PGSD
63
Data perkembangan jumlah penelitian kemudian dilihat dari status
akreditasi perguruan tinggi. Data pada Tabel 4.5 di atas menunjukan bahwa
produktivitas
penelitian
tiap-tiap
program
studi
lebih
banyak
yang
berfluktuatif. Dari 15 PGSD yang diteliti hanya ada dua program studi yang
mengalami peningkatan yaitu UNY dan UM. Beberapa PGSD yang memiliki
produktivitas penelitian rendah antara lain UNIMA, UNJEM dan UNTAN.
Produktivitas karya penelitian sangat didukung oleh kemampuan dosen dan
kebijakan pengalokasian dana penelitian. Mulai tahun 2010, DIKTI telah
memberikan otonomi pengelolaan dana penelitian kepada beberapa
perguruan tinggi. Kebijakan ini sangat mendukung dosen untuk lebih
produktif karena dosen hanya bersaing dengan teman di perguruan tingginya
sendiri. Selain kebijakan DIKTI, beberapa perguruan tinggi seperti UPI, UM,
UNY dan UNS memiliki sumberdana penelitian internal perguruan tinggi yang
sangat mendukung produktivitas dosen melakukan penelitian.
Untuk
mengetahui
secara
lebih
mendalam
tentang
pengaruh
akreditasi dan pemberian dana DIA, berikut ini dilaporkan tabulasi silang
antara status nilai akreditasi, dan bantuan dana DIA terhadap rerata jumlah
penelitian.
TABEL 4.6.
DATA RERATA JUMLAH PENELITIAN DOSEN PGSD BERDASARKAN
STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA
Jenis Bantuan
Status Akreditasi
Rerata Total
B
C
DIA
25,73
8,75
17,24
Tanpa DIA
12.2
5
8,6
18,965
6,875
12,92
Rerata Total
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, dapat dinyatakan status akreditasi dan
bantuan dana berpengaruh pada jumlah penelitian. Perguruan tinggi yang
mendapat akreditasi B dan mendapat bantuan DIA memiliki rerata jumlah
penelitian paling tinggi (25,73). Sedangkan PGSD yang hanya mendapat
64
akreditasi B tanpa bantuan DIA, produktivitas penelitian tinggi, tetapi hanya
mencapai setengah dari rerata jumlah PGSD yang mendapat akreditasi B
dan mendapat bantuan DIA. Berdasarkan status akreditasi, produktivitas
penelitian dosen dari PGSD terakreditasi C juga lebih rendah daripada
PGSD yang terakreditasi B.
3. Perkembangan Jumlah Pengadian Kepada Masyarakat
Eksistensi program studi di masyarakat antara lain ditentukan oleh
jumlah pengabdian kepada masyarakat. Data perkembangan jumlah
pengabdian kepada masyarakat PGSD sebelum (2007 -20010) dan sesudah
akreditasi (2011) ditunjukkan pada Tabel 4.7 berikut ini:
TABEL 4.7.
PERKEMBANGAN JUMLAH PENGABDIAN MASYARAKAT PRODI
PGSD
No
Nama PT
Status
Status
Akreditasi
Jumlah Penelitian Tahun
2000--:
7
8
9
10 11
1
2
3
4
5
6
7
UPI (Bandung)
DIA
B
UNESA (Surabaya)
DIA
B
UNEJ (Jember)
DIA
C
UNIB (Bengkulu)
DIA
C
UNY (Yogyakarta)
DIA
B
UM (Malang)
DIA
C
UNILA (Lampung)
DIA
C
Rata-rata yang dapat DIA BERMUTU
3
12
5
18
2
8
15
6
2
5
1
4
17
49
4
7
3
3
8
14
55
6
3
4
2
20
21
56
7
10
16
2
8
9
10
11
12
13
14
UNIMED (Medan)
UNM (Makasar)
UNIMA (Menado)
UNS (Surakarta)
UNTAN (Pontianak)
UNRAM (Mataram)
UMP (Purwokerto)
10
8
16
6
2
16
17
49
6
2
14
11
18
18
55
8
2
11
8
20
19
56
10
2
7
12
18
15
5
2
16
7
Rata-rata yang tidak dapat DIA BERMUTU
8
11
16
17
20
Rata-rata
8
10
14
15
18
Non DIA
Non DIA
Non DIA
Non DIA
Non DIA
Non DIA
Non DIA
C
B
C
B
B
B
B
65
15
Berdasarkan Tabel 4.7 tersebut dapat dilihat, bahwa pada setiap
perguruan tinggi, baik prodi DIA-PGSD maupun NON DIA PGSD dari tahun
2007 sd 2011 sama-sama memiliki jumlah pengabdian yang cenderung naik.
Namun bila dilihat dari rata-rata jumlah pengabdian kepada masyarakat
untuk DIA PGSD memiliki jumlah pengabdian yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan prodi NON DIA-PGSD. Rata-rata jumlah pengabdian
kepada masyarakat prodi DIA-PGSD pada tahun 2007 = 9, tahun 2008 = 9,
tahun 2009 = 12, tahun 2010 = 14, dan tahun 2011 = 16, sedangkan prodi
NON DIA-PGSD pada tahun 2007 = 8 tahun 2008 = 11, tahun 2009 = 16,
tahun 2010 = 17, dan tahun 2011 = 20, Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa, kinerja DIA PGSD bila diukur dari jumlah pengabdian
masyarakat terjadi peningkatan, tetapi tidak setinggi jumlah pengabdian prodi
NON DIA-PGSD.
Perkembangan jumlah pengabdian kepada masyarakat prodi PGSD
dari tahun 2007 sd 2011 ditunjukkan pada Gambar 4.5 berikut. Dari gambar
terlihat jumlah pengabian dari tahun ke tahun semakin meningkat. Namun
tidak dapat disimpulkan bahwa peningkatan jumlah tersebut sebagai akibat
prodi telah terakreditasi, karena sebelum terakreditasi jumlah pengabdian
masyarakat juga cenderung meningkat.
Gambar 4.5. Perkembangan Jumlah Pengabdian PGSD
66
Data pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa PGSD yang berstatus
akreditasi C memiliki rearata jumlah PPM lebih banyak daripada PGSD yang
terakreditasi B. Hal ini mengindikasikan bahwa PGSD yang memiliki
akreditasi
C
lebih
mampu
melakukan
PPM
daripada
penelitian.
Perbandingan rerata jumlah penelitian dan jumlah pengabdian masyarakat
antara PGSD yang terakreditasi B dan C dapat disimak pada Tabel 4.8
berikut ini:
TABEL 4.8.
RERATA JUMLAH PPM DOSEN PGSD BERDASARKAN STATUS
AKREDITASI DAN BANTUAN DIA
Status Akreditasi
B
C
Jenis Bantuan
Rerata Total
DIA
8,8
17,06
12,93
Tanpa DIA
8,05
26,7
17,375
Rerata Total
8,425
21,88
15,1525
TABEL 4.9.
PERBANDINGAN RERATA JUMLAH PENELITIAN DAN JUMLAH
PENGABDIAN MASYARAKAT ANTARA PGSD YANG TERAKREDITASI
B DAN C
Status Akreditasi
Jenis
Bantuan
B
C
Penelitian
PPM
Penelitian
PPM
DIA
25,73
8,8
8,75
17,06
Tanpa DIA
12.2
8,05
5
26,7
18,965
8,425
6,875
21,88
Rerata Total
67
Berdasarkan hasil wawancara dengan Dekan, Pembantu Dekan,
Kaprodi dan Dosen PGSD dapat dikemukakan bahwa, semangat dalam
pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat pasca
akreditasi menjadi terus meningkat. Setelah terakreditasi ada kegiatan
pelatihan dosen dalam penelitian dan pengabdian masyarakat. Beberapa
perguruan tinggi mengalokasikan dana internal untuk memberi kesempatan
kepada dosen melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
B. Urutan Kesulitan dan Kepentingan Prodi Mencapai Standar
Akreditasi
Untuk mengetahui hambatan Prodi PGSD dalam memenuhi standar
akreditasi, berikut ini dilaporkan data urutan tingkat kesulitan prodi
menyiapkannya dan tingkat kepentingan standar tersebut untuk dicapai.
Sumber data penelitian adalah Dekan/Pembantu Dekan, Ketua Prodi,
Sekprodi, Dosen, karyawan dan mahasiswa. Kesimpulan ditemukan dengan
pola pikir induktif dengan cara mengkaji peringkat tingkat kesulitan pada
setiap standar akreditasi terlebih dahulu sebelum akhirnya dirangking tingkat
kesulitan pada 7 standar secara keseluruhan. Jumlah jawaban yang paling
banyak (persentase terbesar) dapat digunakan sebagai acuan yang
menunjukkan urutan tingkat kesulitan pada standar tersebut.
1. Standar 1: Visi, Misi, tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian
Pengukuran kinerja harus menggunakan standar. Kesulitan prodi
dalam memenuhi standar akreditasi menjadi hambatan untuk memperoleh
nilai akreditasi yang maksimum. Standar akreditasi yang pertama adalah visi,
misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian. Visi hanyalah
merupakan serangkaian kata dalam satu kalimat, tetapi visi memberi
konsekuensi besar kepada program studi untuk mencapainya. Visi harus
menjadi landasan perencanaan program dan perumusan strategi pencapaian
program.
Dalam
penilaian
akreditasi,
visi
termasuk
dalam
standar
pengembangan kapasitas institusi. Merumuskan visi bagi beberapa program
studi mungkin bukan pekerjaan yang sulit dan membutuhkan banyak waktu
dan tenaga tetapi justru pencapaian visi itulah yang memerlukan banyak
68
waktu, biaya dan tenaga. Oleh sebab itu, sesuatu tidak terlalu sulit bukan
berarti tidak penting.
Hasil analisis distribusi frekuensi jawaban urutan tingkat kesulitan
menyiapkan standar akreditasi pada standar pertama yaitu Visi, misi, tujuan
dan sasaran, serta strategi pencapaian dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut
ini:
TABEL 4.10.
DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP
TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR
AKREDITASI KE-1
Tingkat
Kesulitan
1
2
3
4
5
6
7
52
12
22
27
16
35
54
Valid
Percent
23,85
5,50
10,09
12,39
7,34
16,06
24,77
Total
218
100
f
Tingkat
Kepentingan
1
2
3
4
5
6
7
Total
114
24
9
19
13
14
25
Valid
Percent
52,29
11,01
4,13
8,72
5,96
6,42
11,47
218
100
f
Standar visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian
program studi merupakan standar nomer urut ke-1. Berdasarkan hasil
analisis data, frekuensi jawaban terbanyak (24,77%) berada pada urutan
tingkat kesulitan yang paling rendah atau ranking ke 7.
Menurut urutan
kepentingan standar visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian,
visi dianggap standar yang paling penting (nomor urut 1) yaitu sebanyak
52,29% untuk mengukur kinerja program studi. Secara visual, perbandingan
tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan pada standar ke-1 diperlihatkan
pada Gambar 4.6 berikut ini:
69
Gambar 4.6. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-1
2. Standar 2: Tata pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan
Penjaminan Mutu
Program studi dapat memperoleh nilai kinerja tata pamong dengan
skor tinggi jika program studi menerapkan tata pamong dan kepemimpinan
yang memperhatikan lima prinsip yaitu kredibel, akuntabel, objektif,
transparan dan adil. Sistem pengelolaan program menggunakan standar
operational dan prosedur (SOP) yang terdokumen dengan baik. Program
studi melaksanakan penjaminan mutu, mengevaluasi, memberi umpan balik
dan tindak lanjut agar keberlanjutan (sustainability) program studi terjamin.
Persepsi responden terhadap tingkat kesulitan untuk memenuhi standar tata
pamong dapat disimak pada Tabel 4.11 berikut ini:
TABEL 4.11.
DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT
KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI
KE-2
Tingkat
Kesulitan
1
2
3
4
5
6
7
Total
28
39
45
42
25
18
20
Valid
Percent
12,84
17,89
21,10
19,27
11,47
8,26
9,17
217
100,00
f
70
Tingkat
Kepentingan
1
2
3
4
5
6
7
17
47
38
35
37
30
14
Valid
Percent
7,83
21,20
17,51
16,13
17,05
13,82
6,45
Total
218
100,00
f
Data menunjukkan distribusi frekuensi tingkat kesulitan mencapai
standar tidak terkonsentrasi pada satu ranking tertentu. Responden masih
bimbang menetapkan antara urutan ke 3 dan ke 4. Sebagian responden
memandang tata pamong sulit dicapai. Berdasarkan hasil wawancara, tata
pamong sangat tergantung pada kompetensi manajerial program studi. Jika
ketua program studi dan dosen tidak mampu menyiapkan suasana akademik
yang kondusif maka tata pamong akan mengalami kesulitan. Tata pamong
memiliki peran cukup penting tetapi jika dibandingkan dengan standar lain,
tata pamong masih relatif lebih mudah dicapai. Tingkat kepentingan standar
tata pamong untuk mengukur kinerja berada pada urutan ke 2 atau penting
untuk dicapai. Secara visual, perbandingan tingkat kesulitan dan tingkat
kepentingan pada standar ke-2 diperlihatkan pada Gambar 4.7 berikut ini:
Gambar 4.7. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-2
3. Standar 3: Mahasiswa dan lulusan
Kinerja program studi ditentukan oleh kuantitas dan kualitas
mahasiswa. Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas
antara lain: (1) rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi terhadap daya
tampung; (2) rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi
terhadap calon mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi. Indikator yang
menunjukkan kualitas mahasiswa kurang baik antara lain: (1) rasio
71
mahasiswa baru transfer terhadap mahasiswa baru regular; (2) penerimaan
mahasiswa non-reguler (selayaknya tidak membuat beban dosen sangat
berat, jauh melebihi beban ideal sekitar 12 sks); (3) mahasiswa yang DO
(drop out) atau mengundurkan diri. Indikator yang menunjukkan kualitas
lulusan baik antara lain: Persentase kelulusan tepat waktu dengan rerata
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang memuaskan. Persepsi responden
terhadap urutan tingkat kesulitan program studi PGSD dalam mencapai
standar mahasiswa dan lulusan dapat disimak pada Tabel 4.12 berikut ini:
TABEL 4.12.
DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT
KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI
KE-3
Tingkat
Kesulitan
1
2
3
4
5
6
7
Total
8
11
11
32
40
50
66
Valid
Percent
3,67
5,05
5,05
14,68
18,35
22,94
30,28
Tingkat
Kepentingan
1
2
3
4
5
6
7
23
23
26
20
36
40
50
Valid
Percent
10,55
10,55
11,93
9,17
16,51
18,35
22,94
218
100
Total
218
100
F
f
Data pada Tabel 4.12 menunjukkan bahwa untuk memenuhi standar
mahasiswa dan lulusan, PGSD tidak mengalami kesulitan dengan frekuensi
terbanyak menjawab urutan ke 7 dari 7 standar yang digunakan. PGSD tidak
mengalami kesulitan dalam memenuhi standar mahasiswa karena rasio
seleksi mahasiswa baru cukup ketat, bahkan di beberapa perguruan tinggi
jumlah pendaftar PGSD memiliki ranking tertinggi di antara program studi
lainnya.
Secara
visual,
perbandingan
tingkat
kesulitan
dan
tingkat
kepentingan pada standar ke-3 diperlihatkan pada Gambar 4.8 berikut ini:
72
Gambar 4.8. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-3
4. Standar 4: Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan motor penggerak roda kinerja
program studi. Tanpa ada sumberdaya manusia yang handal, kegiatan prodi
bisa lumpuh atau tidak dapat berjalan lancar. Kualitas sumberdaya manusia
ditentukan oleh sistem penerimaan yang tidak ada unsur nepotisme, kinerja
dosen dievaluasi terus menerus, kualifikasi pendidikan S2/S3 yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi PS, jumlah dosen yang berpangkat
lektor kepala ke atas, dan jumlah dosen memiliki Sertifikat Pendidik
Profesional. Indikator kuantitas diukur dari rasio mahasiswa terhadap dosen
tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan bidang PS, rata-rata beban
dosen per semester, atau rata-rata FTE (Fulltime Teaching Equivalent),
tingkat kehadiran dosen tetap dalam mengajar, dan rasio jumlah dosen tidak
tetap, terhadap jumlah seluruh dosen. Agar dosen memiliki kinerja yang
bagus, program studi juga perlu memberi dukungan antara lain memfasilitasi
dosen mengikuti tugas belajar, kegiatan seminar ilmiah/ workshop, keluasan
jejaring dosen dalam bidang akademik & profesi. Persepsi responden
terhadap urutan tingkat kesulitan pemenuhan standar sumberdaya manusia
dapat disimak pada Tabel 4.13 berikut ini:
73
TABEL 4.13.
DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP
TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR
AKREDITASI KE-4
Tingkat
Kesulitan
1
2
3
4
5
6
7
Total
18
33
45
33
39
36
14
Valid
Percent
8,26
15,14
20,64
15,14
17,89
16,51
6,42
218
100
F
Tingkat
Kepentingan
1
2
3
4
5
6
7
Total
26
37
54
43
27
15
15
Valid
Percent
11,98
17,05
24,88
19,82
12,44
6,91
6,91
218
100
f
Menurut persepsi responden, pemenuhan standar sumberdaya
manusia cukup sulit dengan pilihan ranking kesulitan pada urutan ke 3, 4 dan
5. Berdasarkan hasil diskusi dengan salah satu ketua prodi, masalah
penerimaan dosen berada di luar kewenangan prodi jadi sulit untuk
dilaksanakan sesuai dengan SOP. Beban kerja dosen juga cenderung naik
karena prodi PGSD termasuk prodi yang gemuk atau memiliki banyak
mahasiswa. Jika beban mengajar dosen tinggi maka dosen tidak memiliki
banyak
waktu
untuk
melakukan
kegiatan
lain.
Menurut
tingkat
kepentingannya, standar ini berada pada rangking ke 3 dari 7 standar
akreditasi. Secara visual, perbandingan tingkat kesulitan dan tingkat
kepentingan pada standar ke-4 diperlihatkan pada Gambar 4.9 berikut ini:
Gambar 4.9. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-4
74
5. Standar 5: Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik
Untuk dapat mendapatkan nilai akreditasi yang tinggi pada standar
kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik maka ada beberapa
kegiatan program studi yang mendukung untuk memperoleh nilai tinggi.
Indikator kunci pada standar ini terletak pada sistem penjaminan mutu
proses pembelajaran. Untuk menjamin proses pembelajaran terselenggara
dengan baik dan sesuai standar maka program studi perlu mengadakan
kegiatan
peninjauan
kurikulum,
penyesuaian
kurikulum
dengan
perkembangan ipteks, pengendalian mutu pada perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pembelajaran. Selain proses pembelajaran, hal lain yang dinilai
dalam akreditasi adalah suasana akademik. Program studi yang memiliki
kinerja
baik
harus
memiliki
kegiatan
pembimbingan
akademik,
pembimbingan tugas akhir, suasana akademik, interaksi akademik antara
dosen-mahasiswa yang efektif. Indikator ini sulit dicapai jika program studi
memiliki mahasiswa yang terlalu banyak. Sebagian besar PGSD menambah
daya
tampung
mahasiswa
karena
jumlah
pendaftar
PGSD
sering
membludak. Jumlah mahasiswa yang melebihi kapasitas dapat menyebabkan penurunan kualitas pelayanan akademik dan membuat nilai
akreditasi rendah. Persepsi responden terhadap kesulitan memenuhi standar
kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik dilaporkan pada Tabel 4.14
berikut ini:
TABEL 4.14.
DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT
KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI
KE-5
Tingkat
Kesulitan
1
2
3
4
5
6
7
Total
F
13
36
39
43
34
34
19
218
Valid
Percent
5,96
16,51
17,89
19,72
15,60
15,60
8,72
100
Tingkat
Kepentingan
1
2
3
4
5
6
7
Total
75
f
21
59
38
49
33
13
5
218
Valid
Percent
9,63
27,06
17,43
22,48
15,14
5,96
2,29
100
Responden menganggap bahwa standar kurikulum, pembelajaran,
dan suasana akademik bukan termasuk indikator yang paling sulit dipenuhi
diantara tujuh indikator yang digunakan untuk menilai kinerja organisasi.
Indikator ini cukup menguras tenaga dosen jika dipenuhi sesuai standar
tetapi tingkat kesulitannya sedang atau hanya berada pada urutan ke 4/5/6.
Meskipun standar ini tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan tetapi standar ini
penting disediakan dan menempati urutan ke 2 dari 7 standar akreditasi.
Standar ini menjadi jantungnya kegiatan antara dosen dengan mahasiswa.
Secara visual, perbandingan tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan pada
standar ke-5 diperlihatkan pada Gambar 4.10 berikut ini:
Gambar 4.10. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-5
6. Standar 6: Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem
Informasi
Kinerja pada standar pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem
informasi diukur dari beberapa indikator seperti pengelolaan (perencanaan,
penggunaan dan evaluasi) dana termasuk dana hibah, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat dalam tiga tahun terakhir. Sarana prasarana
yang memenuhi standar diukur dari luas ruang kerja dosen, prasarana
(kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang perpustakaan, kebun
percobaan, dsb. kecuali ruang dosen) yang dipergunakan PS dalam proses
pembelajaran dan prasarana pendukung lainnya. Standar perpustakaan
76
diukur dari jumlah buku teks, disertasi/tesis/skripsi/tugas akhir, jurnal ilmiah
terakreditasi Dikti, jurnal ilmiah internasional, prosiding seminar, akses ke
perpustakaan di luar PT dan fasilitas sistem informasi yang mendukung
akses ke sumber pustaka lainnya. Menurut persepsi responden, tingkat
kesulitan responden terhadap standar pembiayaan, sarana prasarana dan
sistem informasi dilaporkan pada Tabel 4.15 berikut ini:
TABEL 4.15.
DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT
KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI
KE-6
Tingkat
Kesulitan
1
2
3
4
5
6
7
Total
F
55
51
24
23
32
17
16
218
Valid
Percent
25,23
23,39
11,01
10,55
14,68
7,80
7,34
100
Tingkat
Kepentingan
1
2
3
4
5
6
7
Total
f
15
25
38
28
39
41
32
218
Valid
Percent
6,88
11,47
17,43
12,84
17,89
18,81
14,68
100
Menurut persepsi responden, standar pembiayaan, sarana dan
prasarana, serta sistem informasi merupakan standar yang paling sulit
dicapai oleh program studi. Hanya program studi yang sering mendapat
hibah saja yang mampu mengembangkan prodi dengan fasilitas yang
memadai. Sedangkan menurut tingkat kepentingannya, standar ini dianggap
tidak terlalu penting untuk dinilai dan berada pada urutan ke 5 dari 7 standar
yang dinilai. Secara visual, perbandingan tingkat kesulitan dan tingkat
kepentingan pada standar ke-6 diperlihatkan pada Gambar 4.11 berikut ini:
77
Gambar 4.11. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-6
7. Standar 7: Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat,
dan Kerjasama
Kinerja program
studi dari unsur penelitian
dan pengabdian
masyarakat diukur dari kuantitas dan kualitas penelitian, artikel ilmiah, Hak
atas Kekayaan Intelektual (HaKI) Pengabdian kepada Masyarakat (PKM)
serta keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan tersebut, selama tiga tahun
terakhir. Standar kerjasama dinilai dari kegiatan kerjasama dengan instansi
di dalam/luar negeri dalam tiga tahun terakhir. Dosen yang produktif, banyak
menghasilkan karya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sangat
mendukung PS meraih nilai tinggi pada standar ini. Standar ini menjadi sulit
dicapai jika beban kerja dosen berlebihan sehingga dosen tidak memiliki
banyak waktu untuk melakukan kegiatan di luar kegiatan mengajar. Disribusi
frekuensi jawaban responden pada urutan tingkat kesulitan prodi memenuhi
standar penelitian, pengabdian dan kerjasama dapat dilihat pada Tabel 4.16
berikut ini:
78
TABEL 4.16.
FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESULITAN
DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI KE-7
Tingkat
Kesulitan
1
2
3
4
5
6
7
Total
Menurut
F
45
37
36
21
31
23
25
218
Valid
Percent
20,64
16,97
16,51
9,63
14,22
10,55
11,47
100
persepsi
Tingkat
Kepentingan
1
2
3
4
5
6
7
Total
responden,
standar
f
11
12
26
20
26
58
65
218
penelitian,
Valid
Percent
5,05
5,50
11,93
9,17
11,93
26,61
29,82
100
pelayanan/
pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama memiliki tingkat kesulitan
yang paling tinggi. Responden tidak ada satupun yang menjawab bahwa
pemenuhan standar ini berada pada ranking 6 atau 7, tetapi sebagian besar
menjawab tingkat kesulitan pemerolehan standar berada pada urutan 1, 2,
dan 3. Mengingat standar ini sulit dicapai oleh prodi, maka prodi
menganggap standar ini tidak penting, urutan ke 7 dari 7 standar yang
digunakan untuk penilaian akreditasi. Secara visual, perbandingan tingkat
kesulitan dan tingkat kepentingan pada standar ke-7 diperlihatkan pada
Gambar 4.12 berikut ini:
Gambar 4.12. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-7
79
Hasil analisis data tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan setiap
standar akreditasi dapat dirangkum pada tabel berikut. Responden
mengalami kesulitan mengurutkan ranking posisi tengah (4, 5, dan 6)
sehingga untuk mengambil kesimpulan pada urutan ranking tersebut
dilakukan dengan bantuan data kualitatif.
TABEL 4.17.
PERBANDINGAN ANTARA TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT
KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI
Standar
Tingkat Kesulitan
Tingkat Kepentingan
1
2
3
4
5
6
7
7
3
7
3
4
1
1
1
2
7
3
2
6
7
Data pada Tabel 4.17 dapat diambil suatu kesimpulan, jika standar
tersebut sulit dicapai oleh prodi maka prodi menganggap standar tersebut
tidak penting digunakan sebagai indikator kinerja. Sebaliknya standar yang
mudah dicapai akan menjadi penting untuk dinilai karena prodi berharap
dapat memperoleh nilai yang lebih baik. Jika dilihat posisi ranking pada
setiap standar dapat diketahui standar 3 dan 4 memiliki posisi ranking
kesulitan dan kepentingan yang sama. Dalam memberi ranking, secara
psikologis, orang cenderung lebih mudah untuk menetapkan ranking tertinggi
atau terendah, oleh sebab itu posisi ranking yang ditengah akan bersifat
homogen, atau kalau dibuat kurve akan berbentuk platikurtik (datar) karena
banyak distribusi frekuensi yang sama. Gambaran posisi ranking atas,
tengah dan bawah pada 7 standar akreditasi diperlihatkan pada Gambar
4.13 berikut ini:
80
Gambar 4.13. Perbedaan Posisi Rangking Kesulitan dan Kepentingan
Standar Akreditasi
Gambar 4.13 menunjukkan standar 1 dan 3, memiliki ranking kesulitan
rendah/mudah yaitu urutan ke 7 dari 7 standar akreditasi. Standar ke 6 dan
ke 7 memiliki ranking kesulitan yang tinggi/sulit. Standar ke 2, 4 dan 5
memiliki tingkat kesulitan yang sedang. Berdasarkan tingkat kepentingannya
untuk penilaian kinerja, standar 1, 2 dan 5 memiliki tingkat kepentingan yang
lebih tinggi daripada standar 3, 6 dan 7.
8. Urutan Kesulitan menurut Kelompok Responden
Pada penelitian ini, trianggulasi data urutan kesulitan dalam
memenuhi standar akreditasi dan tingkat kepentingan standar dalam
penilaian akreditasi Program Studi Pendidikan Guru SD (PGSD) diungkap
berdasarkan kelompok sumber data. Sumber data yang mengisi kuesioner
adalah Dekan, Pembantu Dekan, Ketua Prodi, Sekprodi, Dosen, karyawan
dan mahasiswa.
Data tentang urutan kesulitan dalam mencapai standar
akreditasi berdasarkan kelompok sumberdata yang menjadi responden
penelitian ditunjukkan pada Tabel 4.18 berikut ini:
81
TABEL 4.18.
URUTAN TINGKAT KESULITAN MENCAPAI STANDAR AKREDITASI
MENURUT KELOMPOK RESPONDEN
Sumber
Data
No
Ranking Kesulitan pada Standar ke ...
Status
DIA
NON DIA
DIA
NON DIA
DIA
NON DIA
DIA
NON DIA
DIA
NON DIA
1
Dekan
2
Pembantu
Dekan
3
Kaprodi
4
Sekprodi
5
Dosen
6
7
Karyawan
Mahasiswa
1
1
2
7
3
3
4
2
5
4
6
5
7
6
1
6
7
4
6
7
5
6
6
3
2
7
5
5
2
4
6
2
1
3
2
4
3
7
6
7
7
4
7
7
7
7
7
6
1
3
6
3
3
4
5
5
1
5
4
4
4
3
5
4
6
4
2
6
3
5
3
1
1
2
1
1
3
1
4
1
2
2
2
5
1
2
2
2
4
5
6
a. Urutan Kesulitan ke 1
Persepsi responden terhadap urutan kesulitan dalam mencapai
standar akreditasi sangat tergantung pada pengalaman jabatan pribadi
masing-masing.
Sebagai
contoh,
Dekan
yang
memegang
tampuk
kepemimpinan di Fakultas menganggap tingkat kesulitan mencapai standar
yang paling tinggi adalah pada pencapaian standar visi, misi, tujuan, sasaran
dan strategis pencapaian. Menurut Pembantu Dekan yang mendapat
bantuan
DIA
banyak
berurusan
dengan
kualitas
akademik
dosen
menganggap standar yang paling sulit dicapai adalah standar 4 yaitu SDM.
Menurut Pembantu Dekan yang tidak mendapat bantuan DIA, Kaprodi,
Sekprodi, dosen dan mahasiswa yang sering berurusan dengan pelaksanaan
kegiatan menganggap standar yang paling sulit dicapai adalah standar ke 6
yaitu pembiayaan, sarana dan prasarana.
b. Urutan Kesulitan ke 2
Menurut responden Dekan yang mendapat DIA, urutan kesulitan ke
dua terletak pada standar 4 yaitu SDM. Kelompok responden dari Dekan
yang tidak mendapat
DIA,
pembantu dekan,
82
sekprodi dan
dosen
menganggap urutan kesulitan ke 2 terletak pada pencapaian standar ke 7
yaitu penelitian, pengabdian masyarakat dan kerjasama.
c. Urutan Kesulitan ke 3
Menurut responden Dekan, pembantu dekan yang tidak mendapat
DIA, urutan kesulitan ke tiga terletak pada standar 3 yaitu mahasiswa dan
lulusan. Sumberdata lainnya memandang urutan kesulitan ke tiga terletak
pada standar ke 4 dan 5 yaitu SDM, kurikulum dan pembelajaran.
d. Urutan Kesulitan ke 4
Sebagian kelompok responden memandang urutan kesulitan ke 4
dalam mencapai standar akreditasi terletak pada standar ke 5 yaitu
kurikulum, pembelajaran dan suasana akademik. Kelompok responden yang
memandang standar ke 5 memiliki urutan kesulitan ke 4 yaitu dekan,
pembantu dekan, sekprodi dan dosen.
e. Urutan Kesulitan ke 5
Pada umumnya, orang lebih mudah mengidentifikasi standar yang
paling sulit dan paling mudah, oleh sebab itu penentuan urutan kesulitan ke 5
dari 7 standar akreditasi mengalami kebimbangan. Dekan memandang
urutan tingkat kesulitan ke 5 terletak pada pencapaian standar ke 6 yaitu
pembiayaan, sementara itu pembantu dekan memandang urutan tingkat
kesulitan ke 5 terletak pada pencapaian standar tata pamong dan dosen
memandang urutan tingkat kesulitan ke 5 terletak pada pencapaian standar
SDM.
f. Urutan Kesulitan ke 6
Sebagian kelompok responden memandang urutan kesulitan ke 6 dari
7 standar akreditasi
terletak pada standar ke 1 yaitu visi, misi, tujuan,
sasaran dan strategi pencapaian. Kelompok responden yang memandang
standar ke 1 memiliki urutan kesulitan ke 6 yaitu pembantu dekan, kaprodi
dan dosen.
83
g. Urutan Kesulitan ke 7
Secara ekstrim, urutan kesulian terendah atau dengan kata lain
termudah adalah terletak pada standar ke 3 dan ke 1 yaitu mahasiswa dan
lulusan (3) dan visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi pencapaian. Kelompok
responden yag memandang urutan kesultan terendah terletak pada
mahasiswa dan lulusan adalah kaprodi, sekprodi, karyawan dan mahasiswa.
Dekan memandang standar akreditasi yang termudah untuk dicapai terletak
pada standar ke 2.
9. Urutan Kepentingan menurut Kelompok Responden
Sama seperti pembahasan pada urutan tingkat kesulitan, maka
pembahasan pada urutan tingkat kepentingan, mulai dari yang paling penting
sampai yang kurang penting bagi prodi untuk dicapai dari standar akreditasi,
di cross cek dengan sumberdata yang berbeda-beda. Rangkuman hasil
analisis urutan tingkat kepentingan prodi mencapai standar akreditasi
menurut kelompok Dekan, Pembantu Dekan, Kaprodi, Sekprodi, Dosen,
Karyawan dan Mahasiswa dipaparkan pada tabel 4.19 berikut ini:
TABEL 4.19.
TINGKAT KEPENTINGAN MENCAPAI STANDAR AKREDITASI
MENURUT KELOMPOK RESPONDEN
No
Sumber Data
1
Dekan
2
Pembantu
Dekan
3
Kaprodi
4
Sekprodi
5
Dosen
6
7
Karyawan
Mahasiswa
Status
DIA
NON DIA
DIA
NON DIA
DIA
NON DIA
DIA
NON DIA
DIA
NON DIA
Urutan Tingkat Kepentingan pada
Standar 1-7
1
2
3
4
5
6
7
2
1
1
1
1
5
1
2
1
2
2
1
84
1
4
6
3
4
7
2
4
3
3
5
5
3
4
4
4
5
6
6
7
7
4
6
6
4
3
3
2
3
2
2
3
4
5
1
3
5
2
2
5
2
1
4
1
2
1
3
2
7
6
7
6
6
3
5
6
5
6
4
4
6
7
5
7
7
4
7
4
6
7
7
7
a. Tingkat kepentingan ke 1
Secara sekilas jawaban responden pada pertanyaan yang berisi
urutan tingkat kepentingan prodi mencapai standar akreditasi cukup
homogen. Pada urutan kepentingan pertama, kelompok responden Dekan
PGSD yang tidak mendapat DIA, Pembantu Dekan, Kaprodi, Sekprodi,
Dosen PGSD yang mendapat DIA dan mahasiswa menyatakan urutan yang
paling penting dicapai prodi dari 7 standar akreditasi adalah standar 1 yaitu
visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi pencapaian. Kaprodi, Sekprodi, Dosen
PGSD yang tidak mendapat DIA secara konsisten menjawab urutan yang
paling penting untuk dicapai prodi dari 7 standar akreditasi adalah standar ke
5 yaitu kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik.
b. Tingkat kepentingan ke 2
Sebagian kelompok responden yang tidak menjawab standar ke 1
memiliki urutan kepentingan pertama, menempatkan standar ke 1 pada
urutan kedua. Diantara responden yang menjawab standar ke 1 sebagai
urutan kesulitan ke 2 antara lain Dekan yang memperoleh DIA, Sekprodi dan
dosen yang tidak mendapat DIA serta karyawan. Kelompok responden
lainnya seperti pembantu Dekan, Kaprodi dan Dosen yang mendapat
bantuan DIA menjawab urutan kepentingan yang dicapai prodi terdapat pada
standar 5 yaitu kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik.
c. Tingkat kepentingan ke 3
Urutan tingkat kepentingan ke 3 dari 7 standar akreditasi untuk dicapai
prodi agar memperoleh akreditasi cukup heterogen. Dekan non DIA,
Pembantu Dekan DIA, Kaprodi DIA, Sekprodi non DIA dan mahasiswa
menyatakan urutan ke 3 dari 7 standar akreditasi yang penting dicapai prodi
terdapat pada standar ke 4 yaitu Sumber daya manusia. Sementara itu
dosen sepakat yang menjadi urutan ke 3 tingkat kepentingan prodi adalah
terdapat pada standar ke 2 yaitu tata pamong, kepemimpinan, sistem
pengelolaan, dan penjaminan mutu.
85
d. Tingkat kepentingan ke 4
Pembantu dekan, Dekan dan Dosen non DIA menjawab urutan
kepentingan ke 4 dari 7 standar akreditasi terdapat pada standar ke 3 yaitu
mahasiswa dan lulusan. Kelompok responden lainnya tidak terlalu konsisten,
sebagian ada yang menjawab pada standar ke 7, 4 dan 2.
e. Tingkat kepentingan ke 5
Urutan ke 5 dari 7 standar akreditasi yang penting dicapai prodi untuk
memperoleh akreditasi terdapat pada standar ke 5 yaitu Kurikulum,
pembelajaran, dan suasana akademik berasal dari kelompok Dekan DIA,
Pembantu Dekan non DIA, sedangkan urutan ke 5 dari 7 standar akreditasi
yang penting dicapai prodi untuk memperoleh akreditasi yang terdapat pada
standar 6 berasal dari kelompok responden Sekprodi, Dosen non DIA.
f. Tingkat kepentingan ke 6
Urutan 6 dari 7 standar akreditasi yang penting dicapai prodi untuk
memperoleh akreditasi terdapat pada standar ke 6 berasal dari kelompok
responden Dekan, Pembantu Dekan, Sekprodi, Dosen yang sama-sama
tidak mendapat bantuan DIA. Responden lain menempatkan urutan ke 6 dari
7 standar akreditasi yang penting dicapai prodi untuk memperoleh akreditasi
terdapat pada standar ke 3 dan 7.
g. Tingkat kepentingan ke 7
Urutan terakhir atau ke 7 dari 7 standar akreditasi yang penting
dicapai prodi untuk memperoleh akreditasi terdapat pada standar 7
Penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama
berasal dari Dekan, pembantu Dekan, Dosen non DIA dan mahasiswa.
Kelompok responden lain menjawab standar ke 3 yaitu mahasiswa dan
lulusan memiliki tingkat kepentingan terakhir adalah kelompok Sekprodi non
DIA dan Dosen DIA.
Berdasarkan hasil analisis data tingkat kesulitan dan tingkat
kepentingan prodi mencapai standar akreditasi menurut kelompok responden
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Tingkat kesulitan dipengaruhi oleh
86
latar belakang pekerjaan (jabatan) responden. Dekan menjawab tingkat
kesulitan pertama terdapat pada standar visi, misi, sasaran, tujuan dan
strategi pencapaian. Bagi prodi yang tidak mendapat DIA, urutan kesulitan
pertama terletak pada standar ke 6 yaitu pembiayaan, sarana dan prasarana,
serta sitem informasi. Karena standar tersebut sulit dicapai maka mereka
juga menjawab standar tersebut kurang penting dicapai prodi untuk
memperoleh standar akreditasi.
C. Kesesuaian Nilai BAN-PT dengan Kondisi Faktual PGSD
Dalam penelitian ini
juga digali data tentang kesesuaian nilai
akreditasi yang telah diberikan oleh BAN-PT dengan kondisi faktual PGSD.
Data ini digali karena terdapat beberapa pengelola PGSD yang tidak puas
dengan nilai yang diberikan oleh BAN-PT. Berikut ini disajikan data tentang
tingkat kesesuaian nilai akreditasi yang diberikan oleh BAN-PT dengan
kondisi faktual menurut
persepsi responden secara keseluruhan (dekan,
pembantu dekan, kaprodi, sekprodi, dosen dan mahasiswa).
1. Tingkat Kesesuaian
Keseluruhan
Nilai
Akreditasi
menurut
Responden
Pada Tabel 4.20 ditunjukkan data rata-rata tentang tingkat kesesuaian nilai akreditasi yang diberikan BAN-PT berdasarkan persepsi
responden secara keseluruhan untuk prodi DIA-PGSD. Tingkat kesesuaian
dinyatakan dalam skala sangat tinggi dengan skor 4, tinggi dengan skor 3,
sedang dengan skor 2, dan rendah dengan skor 1. Berdasarkan data pada
Tabel 4.20 dapat diberikan penjelasan sebagai berikut:
a. Rata-rata 16,5 % nilai akreditasi dari BAN-PT berdasarkan 100 aspek
kinerja prodi DIA-PGSD, memiliki kesesuaian yang sangat tinggi .
b. Rata-rata 63,9 % nilai akreditasi dari BAN-PT berdasarkan 100 aspek
kinerja prodi DIA-PGSD, memiliki kesesuaian yang tinggi.
c. Rata-rata 18,6 % nilai akreditasi dari BAN-PT berdasarkan 100 aspek
kinerja prodi DIA-PGSD, memiliki kesesuaian yang rendah.
87
d. Rata-rata 1,0 % nilai akreditasi dari BAN-PT berdasarkan 100 aspek
kinerja prodi DIA-PGSD, memiliki kesesuaian yang sangat rendah.
TABEL 4.20.
TINGKAT KESESUAIAN NILAI AKREDITASI BAN-PT DENGAN KONDISI
FAKTUAL MENURUT SELURUH RESPONDEN
Rata-rata urutan kesesuaian
No
1.
Nama PT
Status
Sangat
sesuai
17,1%
67,3%
Kurang
sesuai
14,8%
Tidak
Sesuai
0,8%
17,0%
73,1%
9,5%
0,5%
Sesuai
DIA
DIA
3.
UPI (Bandung)
UNESA
(Surabaya)
UNEJ (Jember)
DIA
9,4%
63,9%
25,7%
1,1%
4.
UNIB (Bengkulu)
DIA
10,2%
52,7%
34,9%
2,3%
5.
UNY (Yogyakarta)
DIA
15,0%
72,5%
12,2%
0,3%
6.
UM (Malang)
DIA
20,6%
57,9%
21,0%
0,6%
7.
DIA
UNILA (Lampung)
Rata-rata yang dapat DIA
BERMUTU
UNIMED (Medan)
Non DIA
Non DIA
UNM (Makasar)
26,2%
60,2%
11,7%
1,9%
16,5%
63,9%
18,6%
1,0%
14,2%
65,3%
17,9%
2,7%
10,3%
82,3%
7,0%
0,4%
10. UNIMA (Menado)
Non DIA
1,0%
31,5%
45,2%
22,4%
11. UNS (Surakarta)
UNTAN
12.
(Pontianak)
13. UNRAM (Mataram)
Non DIA
13,8%
61,1%
22,8%
2,2%
11,5%
63,3%
16,7%
8,5%
Non DIA
9,6%
76,0%
13,2%
1,2%
Non DIA
14. UMP (Purwokerto)
Rata-rata yang tidak dapat DIA
BERMUTU
9,0%
77,6%
13,2%
0,2%
9,3%
63,0%
21,0%
6,7%
2.
8.
9.
Tabel 4.20
Non DIA
juga menunjukkan data rata-rata
tentang tingkat
kesesuaian nilai akreditasi yang diberikan BAN-PT berdasarkan persepsi
responden secara keseluruhan untuk prodi NON DIA-PGSD.
Berdasarkan data pada Tabel 4.20 dapat diberikan penjelasan
sebagai berikut:
a. Rata-rata 9,3 % nilai akreditasi dari BAN-PT berdasarkan 100 aspek
kinerja prodi NON DIA-PGSD, memiliki kesesuaian yang sangat tinggi
88
b. Rata-rata 63 % nilai akreditasi dari BAN-PT berdasarkan 100 aspek
kinerja prodi NON DIA-PGSD, memiliki kesesuaian yang tinggi.
c. Rata-rata 21 % nilai akreditasi dari BAN-PT berdasarkan 100 aspek
kinerja prodi NON DIA-PGSD, memiliki kesesuaian yang rendah.
d. Rata-rata 6,7 % nilai akreditasi dari BAN-PT berdasarkan 100 aspek
kinerja prodi NON DIA-PGSD, memiliki kesesuaian yang sangat rendah.
Berdasarkan Gambar 4.36 tersebut dapat dikemukakan bahwa antara
prodi DIA-PGSD dan NON DIA PGSD memberikan informasi yang berbeda
terhadap kesesuaian hasil penilaian yang dilakukan oleh BAN-PT yang
diukur berdasarkan 100 aspek indikator kinerja prodi. Responden yang
menyatakan kurang dan tidak sesuai karena ada beberapa butir instrumen
yang tidak sesuai untuk mengukur kinerja PGSD S1 yang masih berusia
muda. Butir, sarana dan prasarana, perpustakaan, pelacakan lulusan,
penelitian dan pengabdian masyarakat dipandang belum sesuai untuk
mengukur Prodi PGSD yang masih berusia muda.
Tingkat kesesuaian hasil penilaian akreditasi dengan kondisi faktual
menurut status akreditasi dan bantuan DIA yang diperoleh dapat dicermati
pada tabulasi silang berikut ini:
TABEL 4.21.
TINGKAT KESESUAIAN NILAI AKREDITASI BAN-PT DENGAN KONDISI
FAKTUAL MENURUT STATUS AKREDITASI DAN DIA
Bantuan
BAN- PT
Status
Akreditasi
Tingkat Kesesuaian
Sangat
tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
B
16%
71%
12%
1%
C
17%
59%
23%
1%
B
11%
72%
15%
3%
C
8%
48%
32%
13%
13%
63%
20%
4%
DIA
TANPA DIA
Total
89
Secara visual, data pada Tabel 4.21 dapat ditampilkan dalam Gambar
4.14 berikut ini:
Gambar 4.14. Tingkat Kesesuaian Nilai Akreditasi menurut Status
Akreditasi dan DIA
Secara psikologis, orang akan merasa senang jika mendapat nilai
bagus dan menyatakan nilai yang diterima sesuai dengan kondisi faktual.
Sebaliknya, jika orang mendapat nilai kurang bagus pada umumnya tidak
mau mengakui kekurangan sehingga mereka menyatakan nilai yang
diperoleh tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Rasa tidak puas
prodi yang terakreditasi C ini sering disampaikan dalam forum-forum diskusi.
Mereka menganggap asesor kurang objektif, borang yang diisi kurang dapat
dimengerti oleh prodi, dll. Menurut versi asesor, prodi yang mendapat nilai C
disebabkan karena tidak menyiapkan bukti fisik pada saat visitasi sehingga
nilainya menjadi rendah. Hasil penelitian ini, secara kuantitatif menunjukkan
jumlah responden yang memandang hasil penilaian tidak sesuai lebih
banyak pada prodi yang mendapat nilai C daripada prodi yang mendapat
nilai B.
2. Tingkat Kesesuaian menurut Kelompok Responden
Trianggulasi data tingkat kesesuaian dalam hasil penilaian akreditasi
Program Studi Pendidikan Guru SD (PGSD) dengan kondisi yang
sebenarnya diungkap berdasarkan kelompok sumber data. Sumber data
yang mengisi kuesioner adalah Dekan, Pembantu Dekan, Ketua Prodi,
90
Sekprodi,
Dosen,
karyawan
dan
mahasiswa.
Data
tentang
tingkat
kesesuaian hasil penilaian akreditasi dengan kondisi faktual yang dialami
prodi PGSD berdasarkan kelompok sumberdata yang menjadi responden
penelitian ditunjukkan pada Tabel 4.22 berikut ini:
TABEL 4.22.
TINGKAT KESESUAIAN NILAI AKREDITASI BAN-PT DENGAN KONDISI
FAKTUAL MENURUT KELOMPOK RESPONDEN
No
Sumber
Data
1
Dekan
2
Pembantu
Dekan
3
Kaprodi
4
Sekprodi
5
Dosen
7
Mahasiswa
Rerata Tingkat Kesesuaian
Status
DIA
NON DIA
DIA
NON DIA
DIA
NON DIA
DIA
NON DIA
Sangat
sesuai
11,7%
3,4%
1,4%
9,8%
23,6%
23,3%
19,2%
5,3%
58,7%
80,9%
60,3%
66,1%
56,2%
55,0%
60,8%
75,6%
Kurang
sesuai
28,7%
14,7%
37,6%
23,6%
19,9%
12,4%
18,7%
17,5%
Tidak
Sesuai
0,9%
1,0%
0,8%
0,4%
0,3%
9,3%
1,3%
1,6%
DIA
17,1%
65,2%
16,3%
1,3%
NON DIA
5,1%
26,6%
64,7%
58,7%
19,2%
14,1%
10,9%
0,7%
Sesuai
Secara visual, tingkat kesesuaian hasil penilaian akreditasi
dengan kondisi faktual yang dialami prodi PGSD berdasarkan
kelompok sumberdata disajikan pada Gambar 4.15 berikut ini:
Gambar 4.15. Tingkat Kesesuaian Nilai Akreditasi menurut Kelompok
Responden
91
Data pada Gambar 4.15 menunjukkan frekuensi responden yang
menyatakan nilai akreditasi sangat sesuai dengan kondisi faktual relatif
sedikit. Kelompok Dekan (DIA), Pembantu Dekan (DIA) Kaprodi (DIA) yang
menyatakan nilai akreditasi kurang sesuai dengan
D. Frekuensi Pemanfaatan Nilai Akreditasi
Dalam penelitian ini juga dijaring data tentang frekuensi pemanfatan
nilai akreditasi untuk peningkatan mutu dan perbaikan kinerja prodi PGSD.
Frekuensi pemanfaatan dibuat dalam
empat skala yaitu, selalu, sering,
jarang, dan tidak pernah, dengan skor 4, 3, 2, 1. Responden yang mengisi
kuesioner terdiri atas 12 Dekan, 13 Pembantu Dekan Fakultas Ilmu
Pendidikan, 14 Ketua Program Studi, 13 Sekretaris Program Studi, 91
Dosen, 21 karyawan dan 40 mahasiswa. Berikut ini secara berturut-turut
dikemukakan data frekuensi pemanfaatan dari seluruh kelompok responden
dan tiap kelompok responden.
1. Frekuensi Pemanfaatan Nilai Aktreditasi menurut Keseluruhan
Responden
Nilai akreditasi BAN PT dapat dijadikan umpan balik untuk
meningkatkan mutu, relevansi dan efisiensi Program Studi di PGSD. Hasil
penilaian akreditasi diharapkan dapat memberi dampak pada perbaikan dan
peningkatan kinerja. Hasil analisis data frekuensi penggunaan nilai akreditasi
untuk meningkatkan mutu, relevansi dan efisiensi Program Studi di PGSD
dilaporkan sebagai berikut:
Pada Tabel 4.23 ditunjukkan data rata-rata frekuensi pemanfatan hasil
akreditasi menurut seluruh kelompok responden. Berdasarkan data yang
tertera pada Tabel 4.23 juga dibedakan menurut prodi yang dapat DIA
BERMUTU dan prodi yang tidak dapat DIA BERMUTU. Pada prodi yang
dapat DIA BERMUTU dapat diberikan penjelasan sebagai berikut:
a. Sebanyak 40,1% dari seluruh responden menyatakan selalu dalam
menggunakan hasil penilaian akreditasi untuk peningkatan mutu dan
kinerja Prodi. Dari 7 perguruan tinggi yang dapat DIA BERMUTU yang
digunakan sebagai sampel, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), 47,2%
92
respondennya menyatakan “selalu”
dalam
memanfaatkan hasil
akreditasi untuk perbaikan mutu dan kinerja prodi
responden dari Universitas Lampung (UNILA)
selanjutnya, 49%
menyatakan “selalu”
dalam memanfaatkan hasil akreditasi untuk perbaikan mutu dan kinerja
prodi.
b. Sebanyak 51,9% dari seluruh responden menyatakan frekuensinya
“sering” dalam menggunakan hasil penilaian akreditasi untuk peningkatan
mutu dan kinerja Prodi. Dari 7 perguruan tinggi yang dapat DIA
BERMUTU
yang
digunakan
sebagai
sampel,
73,5%
responden
Universitas Bengkulu (UNIB), menyatakan frekuensinya “sering” dalam
memanfaatkan hasil akreditasi untuk perbaikan mutu dan kinerja prodi
selanjutnya, 51,1% responden dari Universitas Jember menyatakan
frekuensinya “sering” dalam memanfaatkan hasil akreditasi untuk
perbaikan mutu dan kinerja prodi.
Sedangkan pada prodi yang tidak dapat DIA BERMUTU dapat
diberikan penjelasan sebagai berikut:
a. Sebanyak 33,1% dari seluruh responden menyatakan selalu dalam
menggunakan hasil penilaian akreditasi untuk peningkatan mutu dan
kinerja Prodi. Dari 7 perguruan tinggi yang dapat tidak dapat
DIA
BERMUTU yang digunakan sebagai sampel, Universitas Sebelas Maret
(UNS),
50,2%
respondennya
menyatakan
“selalu”
dalam
memanfaatkan hasil akreditasi untuk perbaikan mutu dan kinerja prodi,
selanjutnya 43,0% responden dari Universitas Negeri Manado (UNIMA)
menyatakan
“selalu” dalam memanfaatkan hasil akreditasi untuk
perbaikan mutu dan kinerja prodi.
b. Sebanyak 56,4% dari seluruh responden Non DIA menyatakan
frekuensinya “sering” dalam menggunakan hasil penilaian akreditasi
untuk peningkatan mutu dan kinerja Prodi. Dari 7 perguruan tinggi yang
tidak dapat DIA BERMUTU yang digunakan sebagai sampel, 74,9%
responden Universitas Negeri Makasar (UNM), menyatakan frekuensinya
“sering”
dalam memanfaatkan hasil akreditasi untuk perbaikan mutu
93
dan kinerja prodi, selanjutnya
67,2% responden dari Universitas
Mataram menyatakan frekuensinya “sering”
dalam memanfaatkan
hasil akreditasi untuk perbaikan mutu dan kinerja prodi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
hampir semua perguruan tinggi sudah sering memanfatakan hasil akreditasi
untuk peningkatan mutu dan kinerja program studi.
TABEL 4.23.
FREKUENSI PEMANFAATAN NILAI AKREDITASI UNTUK PERBAIKAN
KINERJA PRODI PGSD MENURUT SELURUH RESPONDEN
Pemanfaatan Nilai Akreditasi
No.
Nama PT
Status
Selalu
Sering
Jarang
Tak
Pernah
42,4%
51,0%
6,2%
0,4%
47,2%
49,1%
3,2%
0,5%
1
UPI (Bandung)
2
UNESA (Surabaya)
DIA
DIA
3
UNEJ (Jember)
DIA
35,6%
51,1%
12,2%
1,1%
4
UNIB (Bengkulu)
DIA
21,9%
73,5%
2,9%
1,7%
5
UNY (Yogyakarta)
DIA
40,1%
50,2%
8,5%
1,2%
6
UM (Malang)
DIA
44,1%
43,2%
10,9%
1,7%
7
UNILA (Lampung)
DIA
49,0%
45,3%
3,5%
2,1%
40,1%
51,9%
6,8%
1,3%
34,9%
53,1%
10,6%
1,4%
18,4%
74,9%
6,4%
0,3%
Rata-rata yang dapat DIA BERMUTU
8
UNIMED (Medan)
9
UNM (Makasar)
Non DIA
Non DIA
10
UNIMA (Menado)
Non DIA
43,9%
45,1%
10,8%
0,2%
11
UNS (Surakarta)
UNTAN
(Pontianak)
Non DIA
50,2%
43,8%
3,6%
2,4%
40,2%
41,0%
11,2%
7,6%
UNRAM (Mataram)
Non DIA
17,2%
67,2%
14,8%
0,8%
Non DIA
14
UMP (Purwokerto)
Rata-rata yang tidak dapat DIA
BERMUTU
37,4%
53,8%
7,2%
1,6%
33,1%
56,4%
9,2%
1,3%
12
13
Non DIA
Pada Gambar 4.16 di bawah terlihat bahwa antara prodi PGSD yang
dapat DIA dan yang tidak dapat DIA memberikan informasi yang tidak jauh
berbeda dalam memanfaatkan nilai kareditasi untuk meningkatkan kinerja
94
prodi. Secara umum responden menyatakan sering menggunakan nilai
akreditasi untuk meningkatkan kinerja prodi.
Gambar 4.16. Tingkat Pemanfaatan Nilai Akreditasi dengan Kondisi
Faktual menurut Seluruh Responden
Untuk mendalami lebih lanjut kelompok yang selalui memanfaatkan
nilai akreditasi untuk perbaikan mutu prodi, berikut ini dibandingkan
persentase pemanfaatan hasil akreditasi untuk perbaikan mutu berdasarkan
pendapat dari Dekan, Kaprodi dan Sekprodi. Data juga dikomparasikan
menurut status akreditasi dan bantuan DIA. Data selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 4.24 dan Gambar 4.17 berikut ini:
TABEL 4.24.
FREKUENSI PENGGUNAAN NILAI AKREDITASI UNTUK PERBAIKAN
MUTU BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA
Bantuan dana
DIA
TANPA DIA
Frekuensi
Penggunaan
Selalu
Sering
Jarang
Tdk pernah
Selalu
Sering
Jarang
Tdk pernah
Kaprodi
B
C
53% 42%
45% 32%
2% 20%
0%
7%
48% 60%
43% 40%
9%
1%
0%
0%
95
Sekprodi
B
C
56% 35%
40% 60%
1%
2%
3%
3%
29% 27%
62% 55%
6% 18%
3%
0%
Dekan
B
C
67% 23%
27% 69%
6%
8%
1%
0%
40% 9%
50% 80%
8% 11%
2%
0%
Data yang menjawab selalu memanfaatkan hasil akreditasi untuk
perbaikan mutu prodi pada Tabel 4.24 di atas kemudian dapat diilustrasikan
dalam Gambar 4.17 berikut ini:
Gambar 4.17. Proporsi Responden yan Memanfaatkan Hasil Akreditasi
Data menunjukkan jawaban yang cukup konsisten antara Kaprodi,
Sekprodi
dan
Dekan.
Proporsi
responden
yang
menjawab
selalu
menggunakan hasil penilaian akreditasi untuk perbaikan mutu relevansi dan
efisiensi Program Studi lebih banyak yang berasal dari responden yang
memperoleh nilai B dan mendapat DIA daripada responden yang
memperoleh akreditasi C dan mendapat DIA, Kaprodi PGSD yang tidak
memperoleh DIA dan mendapat akreditasi C yang menyatakan selalu
menggunakan nilai akreditasi juga cukup banyak. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat kesadaran meningkatkan mutu lebih banyak dimiliki oleh
program studi yang berpotensi mendapat nilai B daripada program studi yang
mendapat nilai C. Contoh kasus ditemukan pada program studi yang
mendapat DIA tetapi status akreditasinya hanya mendapat C, yang
menyatakan tidak selalu menggunakan nilai akreditasi untuk perbaikan mutu
prodi.
96
2. Frekuensi Pemanfaatan
Responden
Nilai
Aktreditasi
menurut
Kelompok
Untuk lebih mendalami data, berikut ini dilaporkan rerata frekuensi
pemanfaatan hasil akreditasi dari menurut kelompok responden yang
menjadi sampel penelitian dalam Tabel 4.25 sebagai berikut:
TABEL 4.25.
FREKUENSI PEMANFAATAN HASIL AKREDITASI
Sumber
Data
No
1
Dekan
2
Pembantu
Dekan
3
Kaprodi
4
Sekprodi
5
Dosen
6
Mahasiswa
Persentase Pemanfaatan Nilai Akreditasi
Status
DIA
NON DIA
DIA
NON DIA
DIA
NON DIA
DIA
NON DIA
DIA
NON DIA
Selalu
Sering
Jarang
33,5%
34,0%
37,4%
38,2%
46,6%
51,1%
42,2%
28,3%
39,5%
36,3%
59,9%
52,6%
55,1%
55,0%
37,4%
41,9%
53,5%
60,0%
52,9%
56,2%
5,7%
10,9%
7,3%
6,4%
12,4%
6,7%
1,7%
9,7%
6,3%
5,9%
Tak
Pernah
0,9%
2,4%
0,3%
0,4%
3,7%
0,3%
2,7%
2,0%
1,3%
1,6%
47,0%
49,6%
2,9%
0,5%
Data pada Tabel 4.25 selanjutnya diilustrasikan dalam Gambar 4.18
berikut ini. Data pada Gambar 4.18 menunjukkan dengan jelas kelompok
responden yang selalu memanfaatkan nilai akreditasi untuk perbaikan mutu
adalah Kaprodi. Di berbagai perguruan tinggi, pejabat yang memikul
tanggung jawab paling berat adalah Kaprodi dan Sekprodi. Mereka dituntut
untuk dapat menggerakkan staf dosen, karyawan dan mahasiswa di
lingkungan prodinya agar bekerja dan berusaha menyiapkan borang, bukti
fisik dan semua keperluan akreditasi. Keberhasilan memperoleh status
akreditasi yang baik merupakan prestasi dari kepengurusan jurusan yaitu
Kaprodi.
97
Gambar 4.18. Persentase Pemanfaatan Nilai Akreditasi oleh Seluruh
Kelompok Responden
E. Pengaruh Akreditasi Terhadap Performance Prodi PGSD
Penelitian evaluasi ini dilakukan terutama untuk mengetahui pengaruh
akreditasi terhadap performance program studi PGSD. Untuk mengetahui
pengaruh
akreditasi
terhadap
kinerja
prodi
dilakukan
dengan
cara
membandingkan kinerja program studi sebelum terakreditasi (pra) dan
setelah terakreditasi (post) serta membandingkan kinerja program studi
PGSD yang mendapat akreditasi B dengan C serta membandingkan antara
program studi PGSD yang mendapat Dana Insentif Akreditasi (DIA) dengan
yang tidak mendapat DIA.
Kinerja prodi PGSD sebelum (pra) dan setelah/pasca (post) akreditasi
dinilai berdasarkan kuesioner persepsi responden terhadap kinerja program
studinya sendiri. Untuk menghindari subjektivitas hasil penilaian, data dari
sumberdata internal program studi di cross cek konsistensinya dengan
sumberdata eksternal. Kinerja diukur menggunakan 100 butir instrumen
penilaian akreditasi. Skor rerata butir kinerja maksimum adalah 4 dan
minimum 1. Untuk menginterpretasikan hasil analisis data, skor rerata dibuat
98
menjadi 4 kategori, yaitu sangat baik, baik, sedang dan kurang dengan
rentang skor sebagai berikut:
TABEL 4.26.
RATING SKOR RERATA BUTIR KINERJA
Kategori
Rentang Skor
Baik
3,1 – 4,0
Sedang
2,1 – 3,0
Kurang
1,1 – 2,0
Berikut ini secara berturut-turut disajikan data tentang: rata-rata
kinerja prodi sebelum terakreditasi menurut seluruh responden, nilai ratarata kinerja prodi pasca terakreditasi menurut seluruh responden, nilai ratarata kinerja prodi sebelum dan pasca akreditasi menurut seluruh responden, dilanjutkan dengan nilai rata-rata kinerja prodi sebelum dan pasca
akreditasi menurut responden dekan, pembantu dekan, kaprodi PGSD,
Sekprodi PGSD, Dosen, Karyawan dan mahasiswa. Dalam penyajian data ini
juga dikemukakan pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD
berdasarkan 100 butir pada 14 perguruan tinggi.
1. Performance Prodi PGSD Sebelum Akreditasi
Performance prodi PGSD sebelum terakreditasi berdasarkan hasil
penilaian terhadap 100 butir instrumen, yang selanjutnya diringkas dalam
tujuh standar menurut tujuh kelompok responden ditunjukkan pada Tabel
4.34. Pada tabel 3.4 dibedakan antara PGSD yang dapat program DIA
BERMUTU dan yang tidak dapat DIA BERMUTU. Berdasarkan persepsi
seluruh responden nilai rata-rata sebelum terakreditasi sebesar 2,8 atau 70
dalam skala 100.
99
Nilai performance berdasar Tabel 4.27 pada PGSD yang dapat
program DIA BERMUTU sebelum akreditasi dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a. Nilai performance prodi PGSD pada standar visi, misi, tujuan dan sasaran
sebelum terakreditasi = 2,6 (skor 4) atau 63,9 jika menggunakan skor
standar 100.
b. Nilai performance prodi PGSD pada standar tata pamong dan
kepemimpinan
sebelum terakreditasi
=
2,7 (skor 4) atau 67,5 jika
menggunakan skor standar 100.
c. Nilai performance prodi PGSD pada standar mahasiswa dan lulusan
sebelum terakreditasi = 2,9 (skor 4) atau 71,8 jika meng-gunakan skor
standar 100.
d. Nilai performance prodi PGSD pada standar sumber daya manusia
sebelum terakreditasi = 2,9 (skor 4) atau 71,8 jika menggunakan skor
standar 100.
e. Nilai performance prodi PGSD pada standar kurikulum dan pembelajaran
sebelum terakreditasi = 3,2 (skor 4) atau 79,1 jika menggunakan skor
standar 100
f. Nilai performance prodi PGSD pada standar pembiayaan, sarana dan
prasarana serta SIM sebelum terakreditasi = 3,04 (skor 4) atau 75,9
jika menggunakan skor standar 100.
g. Nilai performance prodi PGSD pada standar penelitian, pengabdian
masyarakat dan kerjasama sebelum terakreditasi =
74,99 jika menggunakan skor standar 100.
100
3
(skor 4) atau
TABEL 4.27.
RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM TERAKREDITASI MENURUT
SELURUH RESPONDEN BERDASARKAN 7 INDIKATOR BAN-PT
No.
Nama PT
Rata-rata nilai kinerja prodi untuk
standar no:
1
2
3
4
5
6
7
Status
1
UPI (Bandung)
DIA
2,5
2,6
2,7
2,6
2,7
2,6
2,6
2
UNESA (Surabaya)
DIA
2,9
2,9
3,0
2,8
2,8
2,7
2,6
3
UNEJ (Jember)
DIA
2,8
2,8
2,7
2,7
2,8
2,5
2,3
4
UNIB (Bengkulu)
DIA
3,5
3,4
3,5
3,2
3,5
2,8
2,3
5
UNY (Yogyakarta)
DIA
2,3
2,3
2,6
2,4
2,6
2,3
2,2
6
UM (Malang)
DIA
2,8
2,9
2,9
2,9
3,1
2,9
2,7
7
UNILA (Lampung)
DIA
2,7
2,7
2,6
2,7
2,9
2,5
2,3
2,6
2,7
2,9
2,9
3,2
3,0
3,0
Rata-rata DIA
8
UNIMED (Medan)
Non DIA
2,7
2,5
2,7
2,8
2,8
2,4
2,3
9
UNM (Makasar)
Non DIA
2,5
2,6
2,8
2,7
2,8
2,5
2,3
10
UNIMA (Menado)
Non DIA
2,8
2,8
3,0
2,8
3,0
2,6
2,6
11
UNS (Surakarta)
Non DIA
3,1
3,1
3,1
3,1
3,2
3,0
2,5
12
UNTAN (Pontianak)
Non DIA
2,9
2,7
2,6
2,4
2,5
2,2
2,1
13
UNRAM (Mataram)
Non DIA
2,7
2,6
2,6
2,4
2,6
2,3
2,4
14
Non DIA
UMP (Purwokerto)
Rata-rata Non DIA
2,3
2,7
2,8
2,8
3,1
2,8
2,8
2,7
2,7
2,8
2,7
2,9
2,6
2,5
Keterangan:
1
2
3
4
=
=
=
=
Visi, Misi, Tujuan Sasaran
Tata Pamong, Kepemimpinan
Mahasiswa dan Lulusan
Sumber Daya Manusia
5
6
7
=
=
=
Kurikulum, Pembelajaran & Suasana Akademik
Pembiayaan, Sarpras & SIM
Penelitian, Pengabdian, Kerjasama
Nilai performance berdasarkan Tabel 4.27 pada PGSD yang tidak
dapat program DIA BERMUTU dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Nilai performance prodi PGSD pada standar visi, misi, tujuan dan sasaran
sebelum terakreditasi = 2,7 (skor 4) atau 67,59 jika menggunakan skor
standar 100.
b. Nilai
performance prodi PGSD pada standar tata pamong dan
kepemimpinan sebelum terakreditasi = 2,7 (skor 4) atau 67,59
menggunakan skor standar 100..
101
jika
c. Nilai performance prodi PGSD pada standar mahasiswa dan lulusan
sebelum terakreditasi = 2,8 (skor 4) atau 69,69 jika menggunakan skor
standar 100..
d. Nilai performance prodi PGSD pada standar sumber daya manusia
sebelum terakreditasi = 2,7 (skor 4) atau 67,5 untuk 9 jika menggunakan
skor standar 100.
e. Nilai performance prodi PGSD pada standar kurikulum dan pembelajaran
sebelum terakreditasi = 2,9 (skor 4) atau 72,39 jika menggunakan skor
standar 100.
f. Nilai performance prodi PGSD pada standar pembiayaan, sarana dan
prasarana serta SIM
sebelum terakreditasi = 2,6 (skor 4) atau 65,4
jika menggunakan skor standar 100.
g. Nilai performance prodi PGSD pada standar penelitian, pengabdian
masyarakat dan kerjasama sebelum terakreditasi =
2,5 (skor 4) atau
62,79 jika menggunakan skor standar 100.
Gambar 4.19. Perbandingan Rata-Rata Kinerja Prodi Sebelum Akreditasi
yang Mendapat DIA BERMUTU dan yang Tidak Mendapat
DIA BERMUTU
102
Pada Gambar 4.19 dapat dijelaskan bahwa menurut persepsi
responden rata-rata kinerja sebelum akreditasi bagi PGSD yang dapat DIA
BERMUTU sudah lebih baik dibanding yang tidak dapat DIA BERMUTU.
PGSD yang dapat DIA BERMUTU sebelum akreditasi sudah menunjukkan
kelebihan melaksanakan standar mahasiswa dan lulusan, SDM, kurikulum,
pembiayaan dan penelitian.
Untuk mengetahui apakah kinerja dipengaruhi oleh status akreditasi
dan bantuan dan DIA, berikut ini disajikan tabulasi silang rerata kinerja prodi
sebelum akredidasi berdasarkan status akreditasi B/C dan bantuan
DIA/tanpa DIA. Hasil penghitungan skor rerata kinerja prodi PGSD sebelum
terakreditasi menurut persepsi responden adalah ditunjukkan pada Tabel
4.28 sebagai berikut:
TABEL 4.28.
TABULASI SILANG SKOR RERATA BUTIR KINERJA PGSD SEBELUM
AKREDITASI
Bantuan
yang
diterima
DIA
NON DIA
Standar
Akreditasi
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
Status Akreditasi
B
Rerata Kategori
2,57
Sedang
2,60
Sedang
2,77
Sedang
2,60
Sedang
2,70
Sedang
2,53
Sedang
2,47
Sedang
2,70
Sedang
2,74
Sedang
2,78
Sedang
2,68
Sedang
2,84
Sedang
2,56
Sedang
2,42
Sedang
Rerata
2,95
2,95
2,93
2,88
3,08
2,68
2,40
2,75
2,65
2,85
2,80
2,90
2,50
2,45
C
Kategori
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Berdasarkan hasil analisis data yang ditampilkan pada Tabel 4.28 di
atas menunjukkan tidak ada perbedaan nyata pada kinerja PGSD sebelum
diakreditasi antara PGSD yang mendapat DIA dan tidak mendapat DIA
103
maupun antara status akreditasi B dan C. Semua PGSD mengakui kinerja
yang paling rendah terdapat pada standar ke-7, yaitu penelitian, PPM dan
kerjasama. Standar ke-6 yaitu pembiayaan, skor rerata yang berada pada
kategori sedang dialami oleh PGSD yang tidak mendapat DIA dan
terakreditasi C. Barangkali karena standar ini tidak dapat dicapai dengan
baik, maka akreditasinya hanya mendapat nilai C. Hanya ada satu kinerja
pada standar 5 berada pada kategori baik, yaitu dari PGSD yang
terakreditasi C dan mendapat DIA dengan nilai rerata butir 3,08. Data pada
Tabel 4.23 tersebut dapat diilustrasikan dalam Gambar 4.20 berikut ini:
Gambar 4.20. Kinerja PGSD sebelum Terakreditasi baik yang Mendapat
DIA BERMUTU maupun Tidak Mendapat DIA BERMUTU
2. Performance Prodi PGSD Pasca Akreditasi
Performance prodi PGSD pasca akreditasi berdasarkan 100 butir
instrumen, yang selanjutnya diringkas dalam tujuh standar menurut tujuh
kelompok responden perguruan tinggi yang dapat program DIA BERMUTU
dan yang tidak dapat DIA BERMUTU. Hal ini dapat ditunjukkan pada Tabel
4.29. Berdasarkan persepsi seluruh responden nilai rata-rata pasca
terakreditasi adalah 3,3 (skor 4) atau 82,5 untuk skor 100.
104
Nilai performance berdasarkan Tabel 4.29 pada PGSD yang dapat
program DIA BERMUTU pasca akreditasi dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Nilai performance prodi PGSD pada standar visi, misi, tujuan dan sasaran
pasca
terakreditasi = 3,2 (skor 4) atau 79,8 jika menggunakan skor
standar 100.
b. Nilai
performance prodi PGSD pada standar tata pamong dan
kepemimpinan
pasca terakreditasi
=
3,3
(skor 4) atau
82,5 jika
menggunakan skor standar 100.
c. Nilai performance prodi PGSD pada standar penelitian, pengabdian
masyarakat dan kerjasama pasca terakreditasi = 3,3 (skor 4) atau 82.5
jika menggunakan skor standar 100.
d. Nilai performance prodi PGSD pada standar mahasiswa dan lulusan
pasca terakreditasi = 3,3 (skor 4) atau 82,5 jika menggunakan skor
standar 100.
e. Nilai performance prodi PGSD pada standar sumber daya manusia
pasca terakreditasi = 3,4 (skor 4) atau 85 jika menggunakan skor
standar 100.
f. Nilai performance prodi PGSD pada standar kurikulum dan pembelajaran
pasca terakreditasi = 3,7 (skor 4) atau
87,5 jika menggunakan skor
standar 100.
g. Nilai performance prodi PGSD pada standar pembiayaan, sarana dan
prasarana serta SIM pasca terakreditasi = 3,4 (skor 4) atau 85 jika
menggunakan skor standar 100.
105
TABEL 4.29.
NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI PASCA TERAKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN BERDASARKAN 7 INDIKATOR
BAN-PT
No
Nama PT
Rata-rata Nilai Kinerja Prodi untuk
Standar No:
Status
1
2
3
4
5
6
7
1.
UPI (Bandung)
DIA
3,4
3,4
3,4
3,3
3,5
3,3
3,2
2.
UNESA (Surabaya)
DIA
3,7
3,5
3,4
3,3
3,5
3,4
3,2
3.
UNEJ (Jember)
DIA
3,3
3,3
3,2
3,1
3,2
3,0
2,8
4.
UNIB (Bengkulu)
DIA
3,8
3,6
3,6
3,4
3,7
2,9
2,4
5.
UNY (Yogyakarta)
DIA
3,3
3,3
3,2
3,1
3,3
3,0
2,9
6.
UM (Malang)
DIA
3,8
3,7
3,4
3,4
3,6
3,5
3,3
7.
UNILA (Lampung)
DIA
3,3
3,4
3,2
3,2
3,4
3,1
2,7
3,2
3,3
3,3
3,4
3,7
3,5
3,4
Rata-rata DIA
8.
UNIMED (Medan)
Non DIA
3,3
3,2
3,2
3,3
3,3
2,9
2,9
9.
UNM (Makasar)
Non DIA
3,3
3,4
3,2
3,1
3,3
2,8
2,7
10.
UNIMA (Menado)
Non DIA
3,5
3,4
3,4
3,2
3,4
3,1
3,1
11.
UNS (Surakarta)
Non DIA
3,6
3,4
3,5
3,3
3,6
3,3
3,0
12.
UNTAN
(Pontianak)
Non DIA
3,6
3,2
3,1
2,8
3,1
2,8
2,6
13.
UNRAM (Mataram)
Non DIA
3,5
3,4
3,1
3,0
3,3
2,9
2,7
14.
UMP (Purwokerto)
Non DIA
2,9
3,3
3,2
3,0
3,5
3,4
3,1
3,4
3,3
3,2
3,1
3,4
3,1
2,9
Rata-rata Non DIA
Keterangan:
1
2
3
4
=
=
=
=
Visi, misi, tujuan sasaran
Tata pamong, kepemimpinan
Mahasiswa dan Lulusan
Sumber Daya Manusia
5
6
7
106
=
=
=
Kurikulum, pembel & suasana akademik
Pembiayaan, Sarpras & SIM
Penelitian, pengabdian, kerjasama
Nilai performance berdasar Tabel 4.35 pada PGSD yang tidak dapat
program DIA BERMUTU pasca akreditasi dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Nilai performance prodi PGSD pada standar visi, misi, tujuan dan sasaran
pasca terakreditasi = 3,4 (skor 4) atau 85 jika menggunakan skor standar
100.
b. Nilai performance prodi PGSD pada standar tata pamong dan
kepemimpinan
pasca terakreditasi = 3,3
(skor 4) atau
82,5 jika
menggunakan skor standar 100.
c. Nilai performance prodi PGSD pada standar penelitian, pengabdian
masyarakat dan kerjasama pasca terakreditasi = 3,2 (skor 4) atau 80
jika menggunakan skor standar 100.
d. Nilai performance prodi PGSD pada standar mahasiswa dan lulusan
pasca terakreditasi = 3,1 (skor 4) atau 77,5 jika menggunakan skor
standar 100.
e. Nilai performance prodi PGSD pada standar sumber daya manusia
pasca terakreditasi = 3,4 (skor 4) atau 85 jika menggunakan skor standar
100
f. Nilai performance prodi PGSD pada standar kurikulum dan pembelajaran
pasca terakreditasi = 3,1 (skor 4) atau 77,5 jika menggunakan skor
standar 100.
g. Nilai performance prodi PGSD pada standar pembiayaan, sarana dan
prasarana serta SIM
pasca terakreditasi = 2,9 (skor 4) atau 72,5 jika
menggunakan skor standar 100.
Pada Gambar 4.21 dapat dijelaskan bahwa menurut persepsi
responden rata-rata kinerja pasca akreditasi bagi PGSD yang dapat DIA
BERMUTU sudah lebih baik dibanding yang tidak dapat DIA BERMUTU.
PGSD yang dapat DIA BERMUTU sebelum akreditasi sudah menunjukkan
kelebihan dalam hal mahasiswa dan lulusan, SDM, kurikulum, pembiayaan
dan penelitian.
107
Gambar 4.21. Perbandingan Rata-Rata Kinerja Prodi setelah Akreditasi
yang Mendapat DIA BERMUTU dan yang tidak Mendapat
DIA BERMUTU
Secara lebih mendalam, kinerja prodi dibandingkan antara prodi
PGSD yang mendapat nilai akreditasi B dan C maupun yang mendapat
DIA/tanpa DIA. Dengan menggunakan prosedur penilaian yang sama
dengan kinerja sebelum akreditasi, hasil penelitian kinerja PGSD sesudah
akreditasi ditampilkan pada Tabel 4.30 berikut ini:
TABEL 4.30.
SKOR RERATA BUTIR KINERJA PGSD SESUDAH AKREDITASI
Bantuan
yang
diterima
Standar
Akreditasi
DIA
1
2
3
4
5
6
7
Total
NON DIA
Total
1
2
3
4
5
6
7
Status Akreditasi
Rerata
3,47
3,40
3,33
3,23
3,43
3,23
3,10
3,31
3,38
3,34
3,22
3,04
3,36
3,04
2,82
B
Kategori
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sedang
3,17
Rerata
3,55
3,50
3,35
3,28
3,48
3,13
2,80
3,30
3,40
3,30
3,30
3,25
3,35
3,00
3,00
3,23
108
C
Kategori
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sedang
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Menurut pengakuan responden, kinerja PGSD sesudah akreditasi
mengalami peningkatan sehingga hampir semua standar berada pada
kategori baik. Standar yang tidak mengalami perbaikan tajam hanya terdapat
pada standar ke-7 yaitu standar penelitian, pengabdian kepada masyarakat
dan kerjasama. Supaya lebih jelas, data pada tabel selanjutnya dibuat
menjadi
gambar
berikut
ini.
Jika
dicermati
lebih
mendalam,
ada
kecenderungan kinerja program studi yang terakreditasi C dan mendapat
DIA memiliki rerata kinerja yang sedikit lebih baik daripada program studi
yang terakreditasi B pada 6 standar akreditasi tanpa standar ke-7. Secara
keseluruhan kinerja prodi PGSD yang mendapat DIA memiliki kinerja yang
lebih baik daripada PGSD yang tidak mendapat DIA.
Gambar 4.22. Perbandingan Kinerja Prodi yang Mendapat DIA/tanpa DIA
Maupun Status Akreditasi B/C
3. Perbandingan performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca
Akreditasi
Pengaruh akreditasi terhadap kinerja program studi dilihat dari
peningkatan skor (gain score) setiap standar akreditasi sebelum dan setelah
dapat akreditasi. Pengaruh juga dianalisis dari perbandingan antara PGSD
yang mendapat nilai akreditasi B dan C serta PGSD yang mendapat DIA dan
tanpa DIA. Berdasarkan data persepsi responden tentang kinerja prodi ratarata pada pasca akreditasi menunjukkan kenaikan baik itu untuk yang dapat
109
DIA maupun tidak dapat DIA. Hasil analisis data secara berturut-turut
disajikan pada tabel-tabel berikut ini :
a. Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut
Seluruh Kelompok Responden
Performance program studi PGSD untuk sebelum dan sesudah
akreditasi berdasarkan 100 butir instrumen akreditasi, dan setelah diringkas
ke dalam 7 standar akreditasi
menurut tujuh kelompok responden
ditunjukkan pada Gambar 4.23. Nilai skor tertinggi = 400. Rata-rata nilai
sebelum akreditasi bagi yang dapat DIA = 276,4 dan setelah akreditasi =
331,1. Pengaruh akreditasi terhadap performan Prodi PGSD untuk 7
perguruan tinggi yang dapat DIA BERMUTU sebesar 19,78%. Sedangkan
rata-rata nilai sesudah akreditasi bagi yang tidak dapat DIA = 270,3 dan
setelah akreditasi = 317,8. Pengaruh akreditasi terhadap performan Prodi
PGSD untuk 7 perguruan tinggi yang tidak dapat DIA BERMUTU sebesar
17,60%. Terlihat bahwa perguruan tinggi yang dapat DIA BERMUTU
akreditasi mempunyai pengaruh yang lebih besar dibanding yang tidak dapat
DIA BERMUTU.
Nilai sebelum dan sesudah terakreditasi tiap-tiap perguruan tinggi
sebagai berikut:
1)
Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia sebelum
terakreditasi = 264,7 dan setelah terakreditasi = 338,7. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Pendidikan
Indonesia = 27,9%.
2)
Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Surabaya sebelum
terakreditasi = 282,0 dan setelah terakreditasi = 341,2. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Surabaya = 21,0%.
3)
Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Jember sebelum terakreditasi =
266,2
dan setelah terakreditasi = 311,2. Jadi pengaruh akreditasi
terhadap performance prodi PGSD di Universitas Jember = 16,9%.
110
4)
Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Bengkulu sebelum terakreditasi =
316,8
dan setelah terakreditasi = 335,9. Jadi pengaruh akreditasi
terhadap performance prodi PGSD di Universitas Bengkulu = 6,0%.
5)
Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta sebelum
terakreditasi = 244,4 dan setelah terakreditasi = 316,6. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Yogyakarta = 29,6%.
6)
Nilai
kinerja
prodi PGSD
Universitas
Negeri
Malang
sebelum
terakreditasi = 293,2 dan setelah terakreditasi = 351,6. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Malang = 19,9%.
7)
Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Lampung sebelum terakreditasi =
267,7
dan setelah terakreditasi = 322,6. Jadi pengaruh akreditasi
terhadap performance prodi PGSD di Universitas Lampung = 20,5%.
8)
Nilai
kinerja
prodi PGSD
Universitas
Negeri
Medan
sebelum
terakreditasi = 265,8 dan setelah terakreditasi = 317,0. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Medan = 19,3%.
9)
Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Makasar sebelum
terakreditasi = 266,1 dan setelah terakreditasi = 311,4. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Makasar = 17,0%.
10)
Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Manado sebelum
terakreditasi = 277,4 dan setelah terakreditasi = 326,7. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Manado = 17,8%.
11) Nilai
kinerja
prodi
PGSD
Universitas
Sebelas
Maret
sebelum
terakreditasi = 305,6 dan setelah terakreditasi = 340,4. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Sebelas
Maret = 11,4%.
12) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Tanjungpura sebelum terakreditasi
= 242,8 dan setelah terakreditasi = 297,2. Jadi pengaruh akreditasi
111
terhadap performance prodi PGSD di Universitas Tanjungpura =
22,4%.
13) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Mataram sebelum terakreditasi =
248,6
dan setelah terakreditasi = 307,2. Jadi pengaruh akreditasi
terhadap performance prodi PGSD di Universitas Mataram = 23,6%.
14) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Muhammadiyah Purwokerto
sebelum terakreditasi = 285,6 dan setelah terakreditasi = 325,0. Jadi
pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas
Muhammadiyah Purwokerto = 13,8%.
TABEL 4.31.
NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA
AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT
SELURUH RESPONDEN
Status
Nilai
Sebelum
Akreditasi
Nilai
Sesudah
Akreditasi
Pengaruh %
UPI (Bandung)
DIA
264,7
338,7
27,94%
2.
UNESA (Surabaya)
DIA
282,0
341,2
21,00%
3.
UNEJ (Jember)
DIA
266,2
311,2
16,93%
4.
UNIB (Bengkulu)
DIA
316,8
335,9
6,01%
5.
UNY (Yogyakarta)
DIA
244,4
316,6
29,55%
6.
UM (Malang)
DIA
293,2
351,6
19,90%
7.
UNILA (Lampung)
Rata-rata DIA
DIA
267,7
322,6
20,51%
276,4
331,1
20,26%
No
1.
Nama PT
8.
UNIMED (Medan)
Non DIA
265,8
317,0
19,29%
9.
UNM (Makasar)
Non DIA
266,1
311,4
17,02%
10.
UNIMA (Menado)
Non DIA
277,4
326,7
17,76%
11.
UNS (Surakarta)
Non DIA
305,6
340,4
11,39%
12.
UNTAN (Pontianak)
Non DIA
242,8
297,2
22,41%
13.
UNRAM (Mataram)
Non DIA
248,6
307,2
23,57%
14.
Non DIA
UMP (Purwokerto)
Rata-rata Non DIA
285,6
270,3
325,0
317,8
13,80%
17,89%
Perbandingan rata-rata nilai akreditasi untuk sepuluh perguruan tinggi
sebelum dan sesudah akreditasi ditunjukkan pada Gambar 4.23 berikut. Dari
gambar terlihat bahwa nilai akreditasi untuk empat belas perguruan tinggi
112
pada sekitar angka 2,73 (skor 4) dan nilai setelah akreditasi pada kisaran
3,24. Jadi nilai kinerja prodi pasca akreditasi lebih tinggi dari nilai sebelum
akreditasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bawa performance prodi
PGSD pasca akreditasi meningkat sekitar 19%. Pada Gambar 4.23 juga
terlihat bahwa untuk prodi yang dapat DIA BERMUTU kinerjanya lebih tinggi
dari pada yang tidak dapat DIA BERMUTU.
Gambar 4.23. Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca
Akreditasi untuk Prodi yang Mendapat DIA BERMUTU
dan Tidak Mendapat DIA BERMUTU
Gambar 4.24. Perbandingan Sebelum dan Sesudah Akreditasi untuk
yang Dapat DIA BERMUTU dan yang Tidak Dapat DIA
BERMUTU
113
b. Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi Menurut
Standar Akreditasi
Hasil penelitian pengaruh status akreditasi (B/C) dan bantuan
DIA/tanpa DIA terhadap kinerja prodi PGSD pada setiap standar akreditasi
didalami lebih lanjut pada tiap-tiap standar.

Standar 1: Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian
Standar ke-1, bukan merupakan standar yang sulit dicapai oleh
program studi. Berdasarkan urutan tingkat kesulitan, standar ini berada pada
tingkat kesulitan paling rendah diantara tujuh standar yang digunakan untuk
penilaian akreditasi. Peningkatan kinerja prodi pasca akreditasi pada standar
ke 1, yaitu Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian dapat
disimak pada Tabel 4.32 berikut ini:
TABEL 4.32.
PENGARUH STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN DIA TERHADAP
KINERJA PGSD PADA STANDAR KE-1
Bantuan
BAN-PT
Standar
DIA
Tanpa DIA
Total
1
1
Pra
2,57
2,70
2,64
Status Akreditasi
B
C
Gain
Pasca Score
Pra
Pasca
3,47
0,90
2,95
3,55
3,38
0,68
2,75
3,40
3,43
0,79
2,85
3,48
Gain
score
0,60
0,65
0,63
Data pada Tabel 4.32 selanjutnya dapat diilustrasikan dalam Gambar
4.25 berikut ini
Gambar 4.25. Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan
DIA pada Standar 1
114
Data pada Tabel 4.32 dan Gambar 4.25 di atas menunjukkan
peningkatan kinerja yang cukup signifikan antara sebelum dan sesudah
akreditasi. Jika dianalisis lebih lanjut, prodi PGSD yang terakreditasi B dan
mendapat DIA menunjukkan peningkatan sebesar 0,9 point dan prodi PGSD
yang terakreditasi C dan mendapat DIA hanya meningkat sebesar 0,6 point.
Meskipun demikian skor rerata butir post akreditasi PGSD yang terakreditasi
B dan mendapat DIA masih lebih rendah daripada PGSD yang mendapat
DIA dan terakreditasi C.

Standar 2: Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelo-laan, dan
Penjaminan Mutu
Pengaruh status akreditasi dan bantuan DIA terhadap kinerja PGSD
pada standar ke-2 yaitu Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan,
dan penjaminan mutu dapat disimak pada Tabel 4.33 berikut:
TABEL 4.33.
PENGARUH AKREDITASI DAN BANTUAN DIA TERHADAP KINERJA
PGSD PADA STANDAR KE-2
Status Akreditasi
Bantuan
BAN-PT
Standar
B
Pra
Post
Gain
Score
C
Pra
Post
Gain
Score
DIA
2
2,60
3,40
0,80
2,95
3,50
0,55
Tanpa DIA
2
2,74
3,34
0,60
2,65
3,30
0,65
2,67
3,37
0,7
2,8
3,4
0,6
Total
Data pada Tabel 4.33 di atas menunjukkan kinerja prodi pasca
akreditasi memiliki peningkatan yang cukup berarti pada standar 2. Jika
dilihat dari status penerima dana DIA dan tanpa DIA, maka kinerja prodi
pada standar tata pamong masih lebih baik yang mendapat DIA dari pada
yang tidak mendapat DIA. Berdasarkan status akreditasi, kinerja prodi yang
berstatus terakreditasi B dan C tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.
115
Gambar 4.26. Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan
DIA pada Standar 2
Data pada Gambar 4.26 juga dapat menunjukkan pola peningkatan
kinerja tata pamong yang hampir sama dengan standar ke-1. PGSD dari
semua kategori mengalami peningkatan sebelum dan sesudah akreditasi.

Standar ke 3: Mahasiswa dan Lulusan
Pengaruh bantuan DIA dan status akreditasi terhadap kinerja prodi
pada standar mahasiswa dan lulusan dapat dilaporkan dalam tabulasi silang
berikut ini:
TABEL 4.34
PENGARUH AKREDITASI DAN BANTUAN DIA TERHADAP KINERJA
PGSD PADA STANDAR KE-3
Status Akreditasi
Bantuan
BAN-PT
Standar
B
Pra
Pasca
Gain
Score
C
Pra
Pasca
Gain
Score
DIA
3
2,77
3,33
0,57
2,93
3,35
0,43
Tanpa DIA
3
2,78
3,22
0,44
2,85
3,30
0,45
2,78
3,28
0,51
2,89
3,33
0,44
Total
116
Data pada Tabel 4.34 menunjukkan peningkatan kinerja mahasiswa
dan lulusan sesudah akreditasi. Kinerja prodi PGSD yang mendapat DIA
lebih baik daripada kinerja prodi PGSD yang tidak mendapat DIA. Demikian
pula kinerja prodi PGSD yang terakreditasi B juga lebih baik daripada kinerja
prodi yang terakreditasi C. Rata-rata peningkatan masih di bawah 0,6 point.
Secara visual, kinerja prodi sebelum dan sesudah terakreditasi diilustrasikan
pada Gambar 4.27 sebagai berikut:
Gambar 4.27. Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan
DIA pada Standar 3

Standar ke 4: Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan unsur yang penting dalam
pembangunan kinerja program studi. Sumberdaya manusia yang potensial,
cakap dan terampil dapat melaksanakan kegiatan tri darma perguruan tinggi
dengan kuantitats dan kualitas yang memadai. Persepsi responden terhadap
kinerja sumberdaya manusia dilaporkan pada Tabel 4.35 berikut ini:
117
TABEL 4.35.
KINERJA PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN
DIA PADA STANDAR 4
Status Akreditasi
Bantuan
BAN-PT
Standar
B
Pra
Pasca
Gain
Score
C
Pra
Pasca
Gain
Score
DIA
4
2,60
3,23
0,64
2,88
3,28
0,40
Tanpa DIA
4
2,68
3,04
0,36
2,80
3,25
0,45
2,64
3,14
0,50
2,84
3,27
0,43
Total
Data pada Tabel 4.35 menunjukkan pola kinerja yang berbeda antara
PGSD yang mendapat DIA dan tanpa mendapat DIA maupun antara status
akreditasi B dan C. Secara umum, kinerja standar 4, yaitu sumberdaya
manusia (SDM) mengalami peningkatan setelah terakreditasi. Kinerja pasca
akreditasi pada
PGSD yang mendapat bantuan DIA lebih baik daripada
kinerja PGSD yang tidak mendapat bantuan DIA. Kinerja pasca akreditasi
pada PGSD yang yang berstatus terakreditasi dengan nilai C lebih baik
daripada kinerja PGSD yang berstatus terakreditasi dengan nilai B.
Peningkatan skor (gain score) kinerja PGSD sesudah terakredreditasi lebih
banyak pada prodi PGSD yang terakreditasi B.
Data pada Tabel 4.35. selanjutnya dapat divisualisasikan pada
Gambar 4.28 berikut ini:
Gambar 4.28. Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan
DIA pada Standar 4
118
Secara visual dapat dibedakan kinerja PGSD sebelum dan sesudah
terakreditasi. Secara umum kinerja PGSD pada standar 4, mengalami
peningkatan setelah terakreditasi.

Standar 5: Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik
Kinerja PGSD pada standar 5, yaitu kurikulum, pembelajaran, dan
suasana akademik berdasarkan status akreditasi dan bantuan DIA
dilaporkan pada Tabel 4.36 berikut ini:
TABEL 4.36.
KINERJA PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN
DIA PADA STANDAR 5
Status Akreditasi
Bantuan
BAN-PT
Standar
B
Pra
Pasca
Gain
Score
C
Pra
Pasca
Gain
Score
DIA
5
2,70
3,43
0,73
3,08
3,48
0,40
Tanpa DIA
5
2,84
3,36
0,52
2,90
3,35
0,45
2,77
3,40
0,63
2,99
3,42
0,43
Total
Data pada Tabel 4.36 menunjukkan kinerja prodi PGSD pada standar
5
yaitu
kurikulum,
pembelajaran,
dan
suasana
akademik
sesudah
terakreditasi semua mengalami pening-katan. Skor rerata kinerja pasca
akreditasi pada PGSD yang mendapat bantuan DIA lebih tinggi daripada
skor rerata kinerja PGSD yang tidak mendapat bantuan DIA. Kinerja PGSD
yang memiliki status akreditasi B dan C tidak menunjukkan pola perbedaan
yang konsisten sehingga hal ini dapat disimpulkan tidak ada pengaruh status
akreditasi B dan C terhadap kinerja prodi PGSD pada standar kurikulum,
pembelajaran, dan suasana akademik. Secara visual, kinerja PGSD pra dan
pasca akreditasi berdasarkan status akreditasi dan bantuan DIA dapat dilihat
pada Gambar 4.29 berikut ini:
119
Gambar 4.29. Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan
DIA pada Standar 5
Gambar 4.29 menunjukkan secara umum kinerja PGSD pada standar
5 yaitu kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik mengalami
peningkatan setelah akreditasi. Peningkatan yang cukup tajam terdapat pada
PGSD yang mendapat dana DIA dan memperoleh akreditasi B. Jika data di
cros cek dengan kesulitan prodi??

Standar 6: Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem
Informasi
Kinerja prodi PGSD berdasarkan status akreditasi dan bantuan DIA
pada standar 6 yaitu: pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem
informasi dilaporkan pada Tabel 4.37 berikut ini:
TABEL 4.37.
KINERJA PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN
DIA PADA STANDAR 6
Bantuan
BAN-PT
DIA
Tanpa DIA
Total
Standar
6
6
Pra
2,53
2,56
2,55
Status Akreditasi
B
C
Gain
Pasca Score
Pra
Pasca
3,23
0,70
2,68
3,13
3,04
0,48
2,50
3,00
3,14
0,59
2,59
3,07
120
Gain
Score
0,45
0,50
0,48
Data pada Tabel 4.37 menunjukkan peningkatan kinerja pada standar
6 tentang pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi
memiliki pola yang sama dengan peningkatan kinerja pada standar 5 tentang
kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik. Skor rerata kinerja pasca
akreditasi pada PGSD yang mendapat bantuan DIA yang terakreditasi
B=3,23 dan yang terakreditasi C=3,13 lebih tinggi daripada skor rerata
kinerja PGSD yang tidak mendapat bantuan DIA dan terakreditasi B=3.04
dan terakreditasi C=3.0. Kinerja PGSD yang mendapat bantuan DIA lebih
tinggi karena dana bantuan banyak digunakan untuk menambah fasilitas
pembelajaran. Kinerja PGSD yang memiliki status akreditasi B dan C
menunjukkan pola perbedaan yang konsisten sehingga hal ini dapat
disimpulkan ada pengaruh status akreditasi B dan C terhadap kinerja prodi
PGSD pada pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi.
Gambar 4.30. Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan
DIA pada Standar 6
Data pada Gambar 4.30 menunjukkan pola peningkatan yang
konsisten, yaitu PGSD yang memperoleh DIA memiliki kinerja pembiayaan,
sarana dan prasarana, serta sistem informasi yang lebih baik daripada yang
tidak mendapat DIA. Demikian pula kinerja PGSD yang terakreditasi B juga
menunjukkan kinerja yang lebih baik dengan kinerja PGSD yang terakreditasi
C.
121

Standar 7: Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat,
dan Kerjasama
Standar penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan
kerjasama menjadi kesulitan di beberapa PGSD yang memiliki kinerja rendah
tetapi di sisi lain, standar ini menjadi keunggulan pada beberapa PGSD yang
memiliki kinerja tinggi. Hasil analisis data kinerja PGSD berdasarkan status
akreditasi dan bantuan DIA dilaporkan pada Tabel 4.38 berikut ini:
TABEL 4.38.
KINERJA PGSD BERDASARKAN STATUS AKREDITASI DAN BANTUAN
DIA PADA STANDAR 7
Status Akreditasi
Bantuan
BAN-PT
Standar
B
Pra
Pasca
Gain
score
C
Pra
Pasca
Gain
score
DIA
7
2,47
3,10
0,63
2,40
2,80
0,40
Tanpa DIA
7
2,42
2,82
0,40
2,45
3,00
0,55
2,45
2,96
0,52
2,43
2,90
0,48
Total
Data pada tabel menunjukkan semua PGSD mengalami peningkatan
kinerja
penelitian,
pelayanan/pengabdian
kepada
masyarakat,
dan
kerjasama. Jika dicermati secara mendalam, PGSD yang mendapat DIA dan
terakreditasi B memiliki kinerja paling tinggi diantara PGSD lainnya. Merujuk
pada kategori yang telah ditetapkan, maka kinerja penelitian, pelayanan/
pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama secara umum masih berada
berada pada kategori sedang. Secara visual, kinerja prodi diilustrasikan pada
gambar berikut ini:
122
Gambar 4.31. Kinerja PGSD Berdasarkan Status Akreditasi dan Bantuan
DIA pada Standar 7
4. Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut
Kelompok Responden
Kinerja program studi PGSD sebelum dan sesudah akreditasi menurut
responden dekan, dan pengaruh akreditasi terhadap kinerja program studi
ditunjukkan pada Tabel 4.39. Berdasarkan pada Tabel 4.39 terlihat bahwa
nilai rata-rata kinerja dari 12 responden dekan yang menjawab secara total
terlihat bahwa prodi PGSD sebelum terakreditasi = 269,7 dan setelah
terakreditasi = 323.8. Jadi ada pengaruh akreditasi terhadap kinerja prodi
sebesar 21,34%.
Selanjutnya nilai kinerja PGSD sebelum dan sesudah
akreditasi untuk setiap perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
123
TABEL 4.39.
NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA
AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT
RESPONDEN DEKAN
No
Nama PT
Status
Nilai
Sebelum
Akreditasi
Nilai
Sesudah
Akreditasi
Pengaruh %
1
UPI (Bandung)
DIA
282
370
31,2%
2
DIA
363
368
1,4%
3
UNESA
(Surabaya)
UNEJ (Jember)
DIA
251
289
15,1%
4
UNIB (Bengkulu)
DIA
235
311
32,3%
5
UNY (Yogyakarta)
DIA
271
327
20,7%
6
UM (Malang)
DIA
281
336
19,6%
7
UNILA (Lampung)
DIA
260
312
20,0%
278
330
19,0%
Rata-rata DIA
8
UNIMED (Medan)
Non DIA
254
299
17,7%
9
UNM (Makasar)
Non DIA
201
298
48,3%
10
UNIMA (Menado)
Non DIA
261
325
24,5%
11
Non DIA
13
UNS (Surakarta)
UNTAN
(Pontianak)
UNRAM (Mataram)
Non DIA
288
328
13,9%
14
UMP (Purwokerto)
Non DIA
289
322
11,4%
259
314
21,6%
12
Non DIA
Rata-rata Non DIA
1) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Pendidikan
terakreditasi = 282
Indonesia sebelum
dan setelah terakreditasi = 370. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Pendidikan
Indonesia = 31,2%.
2) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Surabaya sebelum
terakreditasi = 363
dan setelah terakreditasi = 368. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Surabaya = 1,4%.
3) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Jember sebelum terakreditasi = 251
dan setelah terakreditasi = 289. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Jember = 15,1%.
124
4) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Bengkulu sebelum terakreditasi =
235 dan setelah terakreditasi = 311. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Bengkulu = 32,3%.
5) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta sebelum
terakreditasi = 271
dan setelah terakreditasi = 327. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Yogyakarta = 20,7%.
6) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Malang sebelum terakreditasi
= 281 dan setelah terakreditasi = 336. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Negeri Malang = 19,6%.
7) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Lampung sebelum terakreditasi =
260 dan setelah terakreditasi = 312. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Lampung = 20,0%.
8) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Medan sebelum terakreditasi
= 254 dan setelah terakreditasi = 299. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Negeri Medan = 17,7%.
9) Nilai
kinerja
prodi
terakreditasi = 201
PGSD
Universitas
Negeri
Makasar
sebelum
dan setelah terakreditasi = 298. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Makasar = 48,3%.
10) Nilai
kinerja
prodi
terakreditasi = 261
PGSD
Universitas
Negeri
Manado
sebelum
dan setelah terakreditasi = 325. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Manado = 24,5%.
11) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Mataram sebelum terakreditasi =
288 dan setelah terakreditasi = 328. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Mataram = 13,9%.
12) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Muhammadiyah Purwokerto
sebelum terakreditasi = 289
dan setelah terakreditasi = 322. Jadi
125
pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas
Muhammadiyah Purwokerto = 11,4%.
Gambar 4.32. Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca
Akreditasi menurut Dekan
a. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi menurut
responden Pembantu Dekan
Kinerja program studi PGSD sebelum dan sesudah akreditasi, dan
pengaruh akreditasi terhadap kinerja program studi menurut responden
pembantu dekan ditunjukkan pada Tabel 4.40. Berdasarkan pada Tabel 4.40
terlihat bahwa nilai rata-rata kinerja 11 responden pembantu dekan prodi
PGSD sebelum terakreditasi = 284,5 dan setelah terakreditasi = 329,9 Jadi
pengaruh
akreditasi
terhadap
kinerja
prodi
PGSD
sekitar
16,65%.
Selanjutnya nilai kinerja PGSD sebelum dan sesudah akreditasi untuk setiap
perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
126
TABEL 4.40.
NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA
AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT
PEMBANTU DEKAN
No
Nama PT
Status
Nilai
Sebelum
Akreditasi
Nilai
Sesudah
Akreditasi
Pengaruh %
1
UPI (Bandung)
DIA
247
318
28,74%
2
DIA
321
367
14,33%
3
UNESA
(Surabaya)
UNEJ (Jember)
DIA
273
300
9,89%
4
UNIB (Bengkulu)
DIA
305
346
13,46%
5
UNY (Yogyakarta)
DIA
253
298
17,79%
6
UM (Malang)
DIA
308
361
17,21%
7
UNILA (Lampung)
DIA
284
332
16,58%
Rata-rata DIA
8
UNIMED (Medan)
Non DIA
266
297
11,65%
9
UNM (Makasar)
Non DIA
267
352
31,84%
10
UNIMA (Menado)
Non DIA
263
310
17,87%
11
Non DIA
366
370
1,09%
Non DIA
260
310
19,23%
13
UNS (Surakarta)
UNTAN
(Pontianak)
UNRAM (Mataram)
14
UMP (Purwokerto)
Non DIA
284
328
15,26%
12
Non DIA
Rata-rata Non DIA
1) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Pendidikan
terakreditasi = 247
Indonesia sebelum
dan setelah terakreditasi = 318. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Pendidikan
Indonesia = 28,74%.
2) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Surabaya sebelum
terakreditasi = 321
dan setelah terakreditasi = 367. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Surabaya = 14,33%.
3) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Jember sebelum terakreditasi = 273
dan setelah terakreditasi = 300. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Jember = 9,89%.
127
4) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Bengkulu sebelum terakreditasi =
305 dan setelah terakreditasi = 346. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Bengkulu = 13,46%.
5) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta sebelum
terakreditasi = 253
dan setelah terakreditasi = 298. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Yogyakarta = 17,79%.
6) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Malang sebelum terakreditasi
= 308 dan setelah terakreditasi = 361. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Negeri Malang = 17,21%.
7) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Medan sebelum terakreditasi
= 266 dan setelah terakreditasi = 297. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Negeri Medan = 11,65%.
8) Nilai
kinerja
prodi
terakreditasi = 267
PGSD
Universitas
Negeri
Makasar
sebelum
dan setelah terakreditasi = 352. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Makasar = 31,84%.
9) Nilai
kinerja
prodi
terakreditasi = 263
PGSD
Universitas
Negeri
Manado
sebelum
dan setelah terakreditasi = 310. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Manado = 17,87%.
10) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Sebelas Maret sebelum terakreditasi
= 366 dan setelah terakreditasi = 370. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Sebelas Maret = 1,09%.
11) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Tanjungpura sebelum terakreditasi =
260 dan setelah terakreditasi = 310. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Tanjungpura = 19,23%.
128
Gambar 4.33. Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca
Akreditasi menurut Pembantu Dekan
b. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi menurut
Responden Ketua Program Studi
Kinerja program studi PGSD sebelum dan sesudah akreditasi menurut
responden kaprodi, dan pengaruh akreditasi terhadap kinerja program studi
ditunjukkan pada Tabel 4.41. Berdasarkan pada Tabel 4.41 terlihat bahwa
nilai rata-rata kinerja dari 14 responden kaprodi yang menjawab secara total
terlihat bahwa prodi PGSD sebelum terakreditasi = 267,1 dan setelah
terakreditasi = 319,9. Jadi ada pengaruh akreditasi terhadap kinerja prodi
sebesar 20,47%. Selanjutnya nilai kinerja PGSD sebelum dan sesudah
akreditasi untuk setiap perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
129
TABEL 4.41.
NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA
AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT
KAPRODI PGSD
No
Nama PT
Status
Nilai
Sebelum
Akreditasi
Nilai
Sesudah
Akreditasi
Pengaruh %
1
UPI (Bandung)
DIA
347
384
10,66%
2
DIA
285
328
15,09%
3
UNESA
(Surabaya)
UNEJ (Jember)
DIA
243
337
38,68%
4
UNIB (Bengkulu)
DIA
115
115
0,29%
5
UNY (Yogyakarta)
DIA
255
320
25,49%
6
UM (Malang)
DIA
298
354
18,79%
7
UNILA (Lampung)
DIA
242
321
32,64%
255
308
20,97%
Rata-rata DIA
8
UNIMED (Medan)
Non DIA
213
313
46,95%
9
UNM (Makasar)
Non DIA
264
323
22,35%
10
UNIMA (Menado)
Non DIA
325
369
13,54%
11
Non DIA
337
350
3,86%
Non DIA
287
321
11,85%
13
UNS (Surakarta)
UNTAN
(Pontianak)
UNRAM (Mataram)
Non DIA
225
299
32,89%
14
UMP (Purwokerto)
Non DIA
304
345
13,49%
279
331
18,67%
12
Rata-rata Non DIA
1) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Pendidikan
terakreditasi = 347
Indonesia sebelum
dan setelah terakreditasi = 384. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Pendidikan
Indonesia = 10,66%.
2) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Surabaya sebelum
terakreditasi = 285
dan setelah terakreditasi = 328. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Surabaya = 15,09%.
3) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Jember sebelum terakreditasi = 243
dan setelah terakreditasi = 337. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Jember = 38,68%.
130
4) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Bengkulu sebelum terakreditasi =
115 dan setelah terakreditasi = 115. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Bengkulu = 0,29%.
5) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta sebelum
terakreditasi = 255
dan setelah terakreditasi = 320. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Yogyakarta = 25,49%.
6) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Malang sebelum terakreditasi
= 298 dan setelah terakreditasi = 354. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Negeri Malang = 18,79%.
7) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Lampung sebelum terakreditasi =
242 dan setelah terakreditasi = 321. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Lampung = 32,64%.
8) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Medan sebelum terakreditasi
= 255 dan setelah terakreditasi = 308. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Negeri Medan = 20,97%.
9) Nilai
kinerja
prodi
terakreditasi = 213
PGSD
Universitas
Negeri
Makasar
sebelum
dan setelah terakreditasi = 313. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Makasar = 46,95%.
10) Nilai
kinerja
prodi
terakreditasi = 264
PGSD
Universitas
Negeri
Manado
sebelum
dan setelah terakreditasi = 323. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Manado = 22,35%.
11) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Sebelas Maret sebelum terakreditasi
= 325 dan setelah terakreditasi = 369. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Sebelas Maret = 13,54%.
12) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Tanjungpura sebelum terakreditasi =
337 dan setelah terakreditasi = 350. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Tanjungpura = 3,86%.
131
13) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Mataram sebelum terakreditasi =
287 dan setelah terakreditasi = 321. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Mataram = 11,85%.
14) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Muhammadiyah Purwokerto
sebelum terakreditasi = 225
dan setelah terakreditasi = 299. Jadi
pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas
Muhammadiyah Purwokerto = 32,89%.
Gambar 4.34. Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca
Akreditasi menurut Kaprodi
c. Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut
Responden Sekretaris Program Studi
Kinerja program studi PGSD sebelum dan sesudah akreditasi menurut
responden sekprodi, dan pengaruh akreditasi terhadap kinerja program studi
ditunjukkan pada Tabel 4.42. Berdasarkan pada Tabel 4.42 terlihat bahwa
nilai rata-rata kinerja dari 14 responden sekprodi yang menjawab secara
total terlihat bahwa prodi PGSD sebelum terakreditasi = 240,8 dan setelah
terakreditasi = 299,4. Jadi ada pengaruh akreditasi terhadap kinerja prodi
sebesar 24,38%. Selanjutnya nilai kinerja PGSD sebelum dan sesudah
akreditasi untuk setiap perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
132
TABEL 4.42.
NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA
AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT
SEKPRODI PRODI PGSD
No
Nama PT
Status
Nilai
Sebelum
Akreditasi
Nilai
Sesudah
Akreditasi
Pengaruh %
1
UPI (Bandung)
DIA
283
328
15,90%
2
DIA
208
316
51,92%
3
UNESA
(Surabaya)
UNEJ (Jember)
DIA
276
302
9,42%
4
UNIB (Bengkulu)
DIA
105
109
4,13%
5
UNY (Yogyakarta)
DIA
244
333
36,48%
6
UM (Malang)
DIA
277
326
17,69%
7
UNILA (Lampung)
DIA
286
327
23,07%
Rata-rata DIA
8
UNIMED (Medan)
Non DIA
232
280
9
UNM (Makasar)
Non DIA
252
339
34,52%
10
UNIMA (Menado)
Non DIA
224
294
31,25%
11
Non DIA
267
321
20,22%
Non DIA
237
297
25,32%
13
UNS (Surakarta)
UNTAN
(Pontianak)
UNRAM (Mataram)
Non DIA
219
307
40,18%
14
UMP (Purwokerto)
Non DIA
259
293
13,13%
248
311
25,32%
12
Rata-rata Non DIA
1) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Pendidikan
terakreditasi = 283
16,79%
Indonesia sebelum
dan setelah terakreditasi = 328. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Pendidikan
Indonesia = 15,90%.
2) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Surabaya sebelum
terakreditasi = 208
dan setelah terakreditasi = 316. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Surabaya = 51,92%.
3) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Jember sebelum terakreditasi = 276
dan setelah terakreditasi = 302. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Jember = 9,42%.
133
4) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Bengkulu sebelum terakreditasi =
105 dan setelah terakreditasi = 109. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Bengkulu = 4,13%.
5) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta sebelum
terakreditasi = 244
dan setelah terakreditasi = 333. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Yogyakarta = 36,48%.
6) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Malang sebelum terakreditasi
= 277 dan setelah terakreditasi = 326. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Negeri Malang = 17,69%.
7) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Medan sebelum terakreditasi
= 280 dan setelah terakreditasi = 327. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Negeri Medan = 16,79%.
8) Nilai
kinerja
prodi
terakreditasi = 252
PGSD
Universitas
Negeri
Makasar
sebelum
dan setelah terakreditasi = 339. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Makasar = 34,52%.
9) Nilai
kinerja
prodi
terakreditasi = 224
PGSD
Universitas
Negeri
Manado
sebelum
dan setelah terakreditasi = 294. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Manado = 31,25%.
10) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Sebelas Maret sebelum terakreditasi
= 267 dan setelah terakreditasi = 321. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Sebelas Maret = 20,22%.
11) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Tanjungpura sebelum terakreditasi =
237 dan setelah terakreditasi = 297. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Tanjungpura = 25,32%.
12) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Mataram sebelum terakreditasi =
219 dan setelah terakreditasi = 307. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Mataram = 40,18%.
134
13) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Muhammadiyah Purwokerto
sebelum terakreditasi = 259
dan setelah terakreditasi = 293. Jadi
pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas
Muhammadiyah Purwokerto = 13,13%.
Gambar 4.35. Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca
Akreditasi menurut Sekprodi
d. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi menurut
Responden Dosen
Kinerja program studi PGSD sebelum dan sesudah akreditasi menurut
responden dosen, dan pengaruh akreditasi terhadap kinerja program studi
ditunjukkan pada Tabel 4.43. Berdasarkan pada Tabel 4.43 terlihat bahwa
nilai rata-rata kinerja dari 14 responden dosen yang menjawab secara total
terlihat bahwa prodi PGSD sebelum terakreditasi = 274,7 dan setelah
terakreditasi = 323,9. Jadi ada pengaruh akreditasi terhadap kinerja prodi
sebesar 18,55%.
Selanjutnya nilai kinerja PGSD sebelum dan sesudah
akreditasi untuk setiap perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
135
TABEL 4.43.
NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA
AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT
DOSEN PGSD
No
Nama PT
Status
Nilai
Sebelum
Akreditasi
Nilai
Sesudah
Akreditasi
Pengaruh %
1
UPI (Bandung)
DIA
265
331
24,87%
2
DIA
256
332
29,74%
3
UNESA
(Surabaya)
UNEJ (Jember)
DIA
275
319
15,98%
4
UNIB (Bengkulu)
DIA
331
342
3,17%
5
UNY (Yogyakarta)
DIA
248
308
24,36%
6
UM (Malang)
DIA
300
348
16,06%
7
UNILA (Lampung)
DIA
259
317
22,36%
328
343
18,77%
Rata-rata DIA
8
UNIMED (Medan)
Non DIA
276
276
9
UNM (Makasar)
Non DIA
291
315
8,11%
10
UNIMA (Menado)
Non DIA
307
336
9,36%
11
Non DIA
279
331
18,46%
Non DIA
215
279
29,77%
13
UNS (Surakarta)
UNTAN
(Pontianak)
UNRAM (Mataram)
Non DIA
256
301
17,81%
14
UMP (Purwokerto)
Non DIA
288
333
15,45%
273
320
16,98%
12
Rata-rata Non DIA
1) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Pendidikan
terakreditasi = 265
24,18%
Indonesia sebelum
dan setelah terakreditasi = 331. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Pendidikan
Indonesia = 24,87%.
2) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Surabaya sebelum
terakreditasi = 256
dan setelah terakreditasi = 332. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Surabaya = 29,74%.
3) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Jember sebelum terakreditasi = 275
dan setelah terakreditasi = 319. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Jember = 15,98%.
136
4) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Bengkulu sebelum terakreditasi =
331 dan setelah terakreditasi = 342. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Bengkulu = 3,17%.
5) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta sebelum
terakreditasi = 248
dan setelah terakreditasi = 308. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Yogyakarta = 24,36%.
6) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Malang sebelum terakreditasi
= 300 dan setelah terakreditasi = 348. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Negeri Malang = 16,06%.
7) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Lampung sebelum terakreditasi =
259 dan setelah terakreditasi = 317. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Lampung = 22,36%.
8) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Medan sebelum terakreditasi
= 276 dan setelah terakreditasi = 343. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Negeri Medan = 24,18%.
9) Nilai
kinerja
prodi
terakreditasi = 291
PGSD
Universitas
Negeri
Makasar
sebelum
dan setelah terakreditasi = 315. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Makasar = 8,11%.
10) Nilai
kinerja
prodi
terakreditasi = 307
PGSD
Universitas
Negeri
Manado
sebelum
dan setelah terakreditasi = 336. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Manado = 9,36%.
11) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Sebelas Maret sebelum terakreditasi
= 279 dan setelah terakreditasi = 331. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Sebelas Maret = 18,46%.
12) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Tanjungpura sebelum terakreditasi =
215 dan setelah terakreditasi = 279. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Tanjungpura = 29,77%.
137
13) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Mataram sebelum terakreditasi =
256 dan setelah terakreditasi = 301. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Mataram = 17,81%.
14) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Muhammadiyah Purwokerto
sebelum terakreditasi = 288
dan setelah terakreditasi = 333. Jadi
pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas
Muhammadiyah Purwokerto = 15,45%.
Gambar 4.36. Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca
Akreditasi menurut Dosen
e. Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut
Responden Karyawan
Kinerja program studi PGSD sebelum dan sesudah akreditasi menurut
responden karyawan, dan pengaruh akreditasi terhadap kinerja program
studi ditunjukkan pada Tabel 4.44. Berdasarkan pada Tabel 4.44 terlihat
bahwa nilai rata-rata kinerja dari 10 prodi PGSD yang menjawab secara total
terlihat bahwa prodi PGSD sebelum terakreditasi = 273,7 dan setelah
terakreditasi = 314,0. Jadi ada pengaruh akreditasi terhadap kinerja prodi
sebesar 15,19%. Selanjutnya nilai kinerja PGSD sebelum dan sesudah
akreditasi untuk setiap perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
138
TABEL 4.44.
NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA
AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN
MENURUTKARYAWAN PGSD
No
Nama PT
Status
Nilai
Sebelum
Akreditasi
Nilai
Sesudah
Akreditasi
Pengaruh %
1
UPI (Bandung)
DIA
286
374
31,00%
2
DIA
324
325
0,46%
3
UNESA
(Surabaya)
UNEJ (Jember)
DIA
226
252
11,53%
4
UNIB (Bengkulu)
DIA
326
344
5,52%
5
UNY (Yogyakarta)
DIA
245
297
21,22%
6
UM (Malang)
DIA
278
331
19,10%
7
UNILA (Lampung)
DIA
281
310
10,19%
319
276
13,63%
Rata-rata DIA
8
UNIMED (Medan)
Non DIA
281
259
9
UNM (Makasar)
Non DIA
246
289
17,72%
10
UNIMA (Menado)
Non DIA
266
342
28,57%
11
Non DIA
13
UNS (Surakarta)
UNTAN
(Pontianak)
UNRAM (Mataram)
14
UMP (Purwokerto)
Non DIA
257
302
17,73%
12
6,58%
Non DIA
Non DIA
Rata-rata Non DIA
1) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Muhammadiyah Purwokerto
sebelum terakreditasi = 288
dan setelah terakreditasi = 333. Jadi
pengaruh akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas
Muhammadiyah Purwokerto = 15,45%.
2) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Pendidikan
terakreditasi = 286
Indonesia sebelum
dan setelah terakreditasi = 374. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Pendidikan
Indonesia = 31,00%.
3) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Surabaya sebelum
terakreditasi = 324
dan setelah terakreditasi = 325. Jadi pengaruh
139
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Surabaya = 0,46%.
4) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Jember sebelum terakreditasi = 226
dan setelah terakreditasi = 252. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Jember = 11,53%.
5) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Bengkulu sebelum terakreditasi =
326 dan setelah terakreditasi = 344. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Bengkulu = 5,52%.
6) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta sebelum
terakreditasi = 245
dan setelah terakreditasi = 297. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Yogyakarta = 21,22%.
7) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Malang sebelum terakreditasi
= 278 dan setelah terakreditasi = 331. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Negeri Malang = 19,10%.
8) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Lampung sebelum terakreditasi =
281 dan setelah terakreditasi = 310. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Lampung = 10,19%.
9) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Medan sebelum terakreditasi
= 259 dan setelah terakreditasi = 276. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Negeri Medan = 6,58%.
10) Nilai
kinerja
prodi
terakreditasi = 246
PGSD
Universitas
Negeri
Makasar
sebelum
dan setelah terakreditasi = 289. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Makasar = 17,72%.
11) Nilai
kinerja
prodi
terakreditasi = 266
PGSD
Universitas
Negeri
Manado
sebelum
dan setelah terakreditasi = 342. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Manado = 28,57%.
140
Gambar 4.37. Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca
Akreditasi menurut Karyawan
f. Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi menurut
Responden Mahasiswa
Kinerja program studi PGSD sebelum dan sesudah akreditasi menurut
responden mahasiswa, dan pengaruh akreditasi terhadap kinerja program
studi ditunjukkan pada Tabel 4.45. Berdasarkan pada Tabel 4.45 terlihat
bahwa nilai rata-rata kinerja dari 10 prodi PGSD yang menjawab secara total
terlihat bahwa prodi PGSD sebelum terakreditasi
= 265,9 dan setelah
terakreditasi = 327,4. Jadi ada pengaruh akreditasi terhadap kinerja prodi
sebesar 24,27%.
Selanjutnya nilai kinerja PGSD sebelum dan sesudah
akreditasi untuk setiap perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
141
TABEL 4.45.
NILAI RATA-RATA KINERJA PRODI SEBELUM DAN PASCA
AKREDITASI BERDASARKAN 100 BUTIR INSTRUMEN MENURUT
MAHASISWA PGSD
No
Nama PT
Status
Nilai
Sebelum
Akreditasi
Nilai
Sesudah
Akreditasi
Pengaruh %
1
UPI (Bandung)
DIA
228
322
41,32%
2
DIA
310
376
21,27%
3
UNESA
(Surabaya)
UNEJ (Jember)
DIA
267
316
18,48%
4
UNIB (Bengkulu)
DIA
319
321
0,86%
5
UNY (Yogyakarta)
DIA
230
337
46,41%
6
UM (Malang)
DIA
283
371
31,33%
7
UNILA (Lampung)
DIA
280
342
22,36%
341
305
24,53%
Rata-rata DIA
8
UNIMED (Medan)
Non DIA
274
270
9
UNM (Makasar)
Non DIA
239
281
17,55%
10
UNIMA (Menado)
Non DIA
233
303
30,04%
11
Non DIA
13
UNS (Surakarta)
UNTAN
(Pontianak)
UNRAM (Mataram)
14
UMP (Purwokerto)
Non DIA
247
296
19,85%
12
Non DIA
Non DIA
Rata-rata Non DIA
1) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Pendidikan
terakreditasi = 228
13,07%
Indonesia sebelum
dan setelah terakreditasi = 322. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Pendidikan
Indonesia = 41,32%.
2) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Surabaya sebelum
terakreditasi = 310
dan setelah terakreditasi = 376. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Surabaya = 21,27%.
3) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Jember sebelum terakreditasi = 267
dan setelah terakreditasi = 316. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Jember = 18,48%.
142
4) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Bengkulu sebelum terakreditasi =
319 dan setelah terakreditasi = 321. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Bengkulu = 0,86%.
5) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta sebelum
terakreditasi = 230
dan setelah terakreditasi = 337. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Yogyakarta = 46,41%.
6) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Malang sebelum terakreditasi
= 283 dan setelah terakreditasi = 371. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Negeri Malang = 31,33%.
7) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Lampung sebelum terakreditasi =
280 dan setelah terakreditasi = 342. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Lampung = 22,36%.
8) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Negeri Medan sebelum terakreditasi
= 274 dan setelah terakreditasi = 341. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Negeri Medan = 24,53%.
9) Nilai
kinerja
prodi
terakreditasi = 270
PGSD
Universitas
Negeri
Makasar
sebelum
dan setelah terakreditasi = 305. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Makasar = 13,07%.
10) Nilai
kinerja
prodi
terakreditasi = 239
PGSD
Universitas
Negeri
Manado
sebelum
dan setelah terakreditasi = 281. Jadi pengaruh
akreditasi terhadap performance prodi PGSD di Universitas Negeri
Manado = 17,55%.
11) Nilai kinerja prodi PGSD Universitas Sebelas Maret sebelum terakreditasi
= 233 dan setelah terakreditasi = 303. Jadi pengaruh akreditasi terhadap
performance prodi PGSD di Universitas Sebelas Maret = 30,04%.
143
Gambar 4.38. Nilai Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca
Akreditasi menurut Mahasiswa
5. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat
Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi
Berikut ini dikemukakan data performance 10 prodi PGSD sebelum
dan sesudah akreditasi berdasarkan 100 aspek kinerja program studi. Data
dikemukakan bersarkan masing-masing program studi ditiap-tiap perguruan
tinggi. Jumlah responden untuk setiap perguruan tinggi sebanyak 20 orang,
sehingga nilai skor tertinggi adalah 80. Pengaruh kinerja program studi dilihat
berdasarkan perbandingan pendapat responden sebelum dan sesudah
akreditasi. Pada perincian data ditunjukkan pulan lima (5) paling besar dan
lima (5) paling kecil dari pengaruh dari tiap-tiap aspek kinerja program studi.
a. Performance Prodi PGSD UNIMED Sebelum dan Pasca Akreditasi
Performance program studi PGSD di UNIMED sebelum dan sesudah
akreditasi berdasar 100 butir intrumen akreditasi secara rinci disajikan pada
Tabel 4.46. Pada Tabel 4.46 ditunjukkan skor sebelum dan pasca akreditasi
berdasar aspek kinerja program studi di UNIMED. Rata-rata nilai sebelum
akreditasi = 53,15 dan setelah akreditasi= 63,4. Pengaruh aspek kinerja
program studi secara keseluruhan di UNIMED adalah 23%.
144
TABEL 4.46.
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
No
Aspek Kinerja Program Studi
1.
Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran
program studi.
Strategi pencapaian sasaran dan rentang
waktu pelaksanaan
Sosialisasi visi-misi.
Tata pamong menjamin terwujudnya visi,
terlaksananya misi, tercapainya tujuan
Kepemimpinan Program Studi
Sistem pengelolaan fungsional dan
operasional program studi menca-kup:
planning, organizing, staffing, leading,
controlling yang efektif
Pelaksanaan penjaminan mutu di program
studi.
Penjaringan umpan balik dan tindak
lanjutnya.
Upaya untuk menjamin keberlanjutan
(sustainability) program studi.
Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi
terhadap daya tampung.
Rasio mahasiswa baru reguler yang
melakukan registrasi terhadap calon
mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi.
Rasio mahasiswa baru transfer terhadap
mahasiswa baru regular.
Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
selama lima tahun terakhir.
Penerimaan mahasiswa non-reguler
(selayaknya tidak membuat beban dosen
sangat berat, jauh melebihi beban ideal
sekitar 12 sks).
Hasil penilaian terhadap penghargaan atas
prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat
dan minat.
Persentase kelulusan tepat waktu.
Hasil penilaian terhadap Persentase
mahasiswa yang DO atau mengundurkan
diri.
Layanan dan kegiatan kemahasiswaan.
Kualitas layanan kepada mahasiswa.
Upaya pelacakan dan perekaman data
lulusan.
Penggunaan hasil pelacakan untuk
perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2)
penggalangan dana, (3) informasi
pekerjaan, (4) membangun jejaring.
Penilaian terhadap Pendapat pengguna
lulusan terhadap mutu alumni.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
145
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
54
68
26%
50
64
28%
56
65
16%
46
63
37%
58
70
21%
45
62
38%
47
64
36%
52
59
13%
55
67
22%
58
72
24%
61
71
16%
56
61
9%
61
69
13%
56
63
13%
51
62
22%
60
69
15%
47
55
17%
56
60
67
71
20%
18%
46
60
30%
48
63
31%
50
63
26%
No
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
Aspek Kinerja Program Studi
Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu
kerja pertama (dalam bulan).
Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian
bidang kerja dengan bidang studi (keahlian)
lulusan.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan akademik program studi.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan non-akademik program
studi.
Pedoman tertulis tentang sistem seleksi,
perekrutan, penempatan, pengembangan,
retensi, dan pemberhentian dosen dan
tenaga kependidikan.
Pedoman tertulis tentang sistem monitoring
dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja
akademik dosen dan kinerja tenaga
kependidikan.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
kinerja dosen di bidang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Jumlah dosen tetap berpendidikan
(terakhir) S2 dan S3 yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi PS.
Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3
yang bidang keahliannya sesuai dengan
kompetensi PS.
Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan
lektor kepala dan guru besar yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi PS.
Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat
Pendidik Profesional.
Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
bidang PS.
Rata-rata beban dosen per semester, atau
rata-rata FTE (Fulltime Teaching
Equivalent).
Hasil penilian terhadap kesesuaian
keahlian (pendidikan terakhir) dosen
dengan mata kuliah yang diajarkannya.
Tingkat kehadiran dosen tetap dalam
mengajar.
Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap
jumlah seluruh dosen.
Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap
dengan mata kuliah yang diampu.
Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran
dosen tidak tetap dalam mengajar.
Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai
pembicara dalam seminar/pelatihan,
pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri
(tidak termasuk dosen tidak tetap).
146
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
52
62
19%
53
62
17%
54
67
24%
47
58
23%
58
64
10%
54
67
24%
56
68
21%
54
66
22%
48
62
29%
58
69
19%
64
74
16%
55
69
25%
57
71
25%
56
65
16%
67
76
13%
54
62
15%
62
67
8%
65
72
11%
51
62
22%
No
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
Aspek Kinerja Program Studi
Peningkatan kemampuan dosen tetap
melalui program tugas belajar dalam
bidang yang sesuai dengan bidang PS.
Kegiatan dosen tetap yang bidang
keahliannya sesuai dengan PS dalam
seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/
workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan
yang tidak hanya melibatkan dosen PT
sendiri.
Prestasi dalam mendapatkan penghargaan
hibah, pendanaan program dan kegiatan
akademik dari tingkat nasional dan
internasional;
Reputasi dan keluasan jejaring dosen
dalam bidang akademik & profesi.
Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya.
Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah,
kualifikasi, dan mutu kerjanya.
Tenaga administrasi: jumlah dan
kualifikasinya.
Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi
dan kompetensi tenaga kependidikan.
Struktur kurikulum (harus memuat standar
kompetensi lulusan yang terstruktur dalam
kompetensi utama, pendukung dan lainnya
Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi
PS.
Kesesuaian mata kuliah dengan standar
kompetensi.
Persentase mata kuliah yang dalam
penentuan nilai akhirnya memberikan bobot
pada tugas-tugas (PR atau makalah) ≥
20%.
Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi
dengan deskripsi matakuliah, silabus dan
SAP.
Fleksibilitas mata kuliah pilihan.
Substansi praktikum dan pelaksanaan
praktikum.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
peninjauan kurikulum selama 5 tahun
terakhir.
Hasil penilaian terhadap penyesuaian
kurikulum dengan perkembangan ipteks
dan kebutuhan.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
Mekanisme penyusunan materi
perkuliahan.
Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
banyaknya mahasiswa per dosen
Pembimbing Akademik per semester.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
147
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
53
61
15%
55
64
16%
45
57
27%
52
62
19%
50
59
18%
53
58
9%
51
60
18%
56
66
18%
59
73
24%
59
71
20%
60
70
17%
58
71
22%
63
73
16%
52
58
12%
56
67
20%
57
65
14%
56
66
18%
61
71
16%
58
68
17%
53
64
21%
60
69
15%
57
68
19%
No
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
Aspek Kinerja Program Studi
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata
pertemuan pembimbingan akademik per
mahasiswa per semester.
Hasil penilaian terhadap efektivitas
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap ketersediaan
panduan, sosialisasi, dan penggunaan.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
mahasiswa per dosen pembimbing tugas
akhir.
Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah
pertemuan/ pembimbingan selama
penyelesaian TA.
Hasil penilaian terhadap kualifikasi
akademik dosen pembimbing tugas akhir.
Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian
terhadap rata-rata waktu penyelesaian
penulisan tugas akhir.
Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan
sistem pembelajaran yang telah dilakukan
selama tiga tahun terakhir.
Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang
suasana akademik (otonomi keilmuan,
kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik).
Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan
jenis prasarana, sarana dan dana yang
memungkinkan terciptanya interaksi
akademik antara sivitas akademika.
Hasil evaluasi terhadap Program dan
kegiatan akademik untuk menciptakan
suasana akademik (seminar, simposium,
lokakarya, bedah buku, penelitian bersama
dll).
Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik
antara dosen-mahasiswa.
Hasil evaluasi terhadap pengembangan
perilaku kecendekiawanan.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
program studi dalam perencanaan target
kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan
perencanaan/alokasi dan pengelolaan
dana.
Hasil evaluasi terhadap besarnya dana
(termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap dana penelitian
dalam tiga tahun terakhir.
Dana yang diperoleh dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja
dosen
148
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
54
63
17%
53
61
15%
54
64
19%
57
67
18%
57
65
14%
58
67
16%
56
70
25%
59
70
19%
56
65
16%
50
60
20%
51
62
22%
56
66
18%
47
55
17%
53
64
21%
55
61
11%
52
61
17%
50
60
20%
42
50
19%
No
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
Aspek Kinerja Program Studi
Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor,
ruang kelas, ruang laboratorium, studio,
ruang perpustakaan, kebun percobaan,
dsb. kecuali ruang dosen) yang
dipergunakan PS dalam proses
pembelajaran.
Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain
yang menunjang (misalnya tempat olah
raga, ruang bersama, ruang himpunan
mahasiswa, poliklinik).
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa buku teks.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas
akhir.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi Dikti.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah internasional
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa prosiding seminardalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap Akses ke
perpustakaan di luar PT atau sumber
pustaka lainnya.
Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan,
akses dan pendayagunaan sarana utama
di lab (tempat praktikum, bengkel, studio,
ruang simulasi, rumah sakit,
puskesmas/balai kesehatan, green house,
lahan untuk pertanian, dan sejenisnya).
Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi
dan fasilitas yang digunakan PS dalam
proses pembelajaran (hardware, software,
e-learning, dan perpustakaan).
Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data
dalam sistem informasi.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS per
tahun, selama 3 tahun.
Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan
mahasiswa yang melakukan tugas akhir
dalam penelitian dosen.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel
ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
PS per tahun, selama tiga tahun.
Hasil evaluasi terhadap Karya-karya
PS/institusi yang telah memperoleh
perlindungan Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
149
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
47
56
19%
48
56
17%
53
64
21%
52
64
23%
43
51
19%
38
46
21%
42
51
21%
43
52
21%
51
61
20%
51
61
20%
50
57
14%
52
61
17%
49
62
27%
50
61
22%
40
47
18%
50
64
28%
No
98.
99.
100.
Aspek Kinerja Program Studi
bidang keahliannya sesuai dengan PS.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
mahasiswa dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama
dengan instansi di dalam negeri dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama
dengan instansi di luar negeri dalam tiga
tahun terakhir.
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
46
55
20%
49
60
22%
39
48
23%
Berdasarkan data yang diperoleh lima nilai terbesar dan nilai terkecil
dari pengaruh untuk tiap-tiap aspek kinerja program studi disajikan pada
Gambar 4.39 dan 4.40. Pada Gambar 4.39 terlihat bahwa pengaruh
akreditasi terhadap aspek kinerja program studi di UNIMED yang tertinggi
adalah sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi
sebesar 38%. Urutan kedua adalah tata pamong menjamin terwujudnya visi,
terlaksananya misi, dan tercapainya tujuan mempunyai pengaruh sebesar
37%. Peringkat ketiga yang paling tinggi adalah aspek kinerja pelaksanaan
penjaminan mutu program studi dengan pengaruh sebesar 36%.
Gambar 4.39. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di UNIMED
150
Gambar 4.40. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di UNIMED
Pada Gambar 4.40 disajikan lima aspek kinerja terendah, berdasarkan
tabel tersebut terlihat bahwa aspek kinerja yang paling rendah pengaruhnya
adalah kesesuaian keahlian dosen tidak tetap dengan mata kuliah yang
diampu, aspek ini hanya mempunyai pengaruh sebesar 8%. Aspek kinerja
kedua yang paling rendah adalah laboran, analisis, teknisi, operator: jumlah
kualifikasi dan mutu kerjanya.
b. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca
Akreditasi dilihat
Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi di UPI
Performance program studi PGSD di UPI sebelum dan sesudah
akreditasi berdasar 100 butir instrumen akreditasi secara rinci disajikan pada
Tabel 4.44. Pada Tabel 4.44 ditunjukkan skor sebelum dan pasca akreditasi
berdasar aspek kinerja program studi di UPI. Rata-rata nilai sebelum
akreditasi = 52,94 dan setelah akreditasi= 67,73. Pengaruh aspek kinerja
program studi secara keseluruhan di UPI adalah 27,9%.
151
TABEL 4.47.
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN BANDUNG
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Aspek Kinerja Program Studi
Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran
program studi.
Strategi pencapaian sasaran dan rentang
waktu pelaksanaan
Sosialisasi visi-misi.
Tata pamong menjamin terwujudnya visi,
terlaksananya misi, tercapainya tujuan
kepemimpinan program studi
Sistem pengelolaan fungsional dan
operasional program studi menca-kup:
planning, organizing, staffing, leading,
controlling yang efektif
Pelaksanaan penjaminan mutu di program
studi.
Penjaringan umpan balik dan tindak
lanjutnya.
Upaya untuk menjamin keberlanjutan
(sustainability) program studi.
Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi
terhadap daya tampung.
Rasio mahasiswa baru reguler yang
melakukan registrasi terhadap calon
mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi.
Rasio mahasiswa baru transfer terhadap
mahasiswa baru regular.
Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
selama lima tahun terakhir.
Penerimaan mahasiswa non-reguler
(selayaknya tidak membuat beban dosen
sangat berat, jauh melebihi beban ideal
sekitar 12 sks).
Hasil penilaian terhadap penghargaan atas
prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat
dan minat.
Persentase kelulusan tepat waktu.
Hasil penilaian terhadap Persentase
mahasiswa yang DO atau mengundurkan
diri.
Layanan dan kegiatan kemahasiswaan.
Kualitas layanan kepada mahasiswa.
Upaya pelacakan dan perekaman data
lulusan.
Penggunaan hasil pelacakan untuk
perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2)
penggalangan dana, (3) informasi
pekerjaan, (4) membangun jejaring.
Penilaian terhadap Pendapat pengguna
152
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
50
70
40%
51
68
33%
47
67
43%
51
72
41%
52
69
33%
47
66
40%
49
68
39%
51
63
24%
56
74
32%
61
73
20%
64
75
17%
51
59
16%
56
70
25%
55
66
20%
51
68
33%
62
75
21%
43
51
19%
53
53
74
71
40%
34%
52
67
29%
49
66
35%
53
66
25%
No.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
Aspek Kinerja Program Studi
lulusan terhadap mutu alumni.
Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu
kerja pertama (dalam bulan).
Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian
bidang kerja dengan bidang studi (keahlian)
lulusan.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan akademik program studi.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan non-akademik program
studi.
Pedoman tertulis tentang sistem seleksi,
perekrutan, penempatan, pengembangan,
retensi, dan pemberhentian dosen dan
tenaga kependidikan.
Pedoman tertulis tentang sistem monitoring
dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja
akademik dosen dan kinerja tenaga
kependidikan.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
kinerja dosen di bidang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Jumlah dosen tetap berpendidikan (terakhir)
S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai
dengan kompetensi PS.
Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3
yang bidang keahliannya sesuai dengan
kompetensi PS.
Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan
lektor kepala dan guru besar yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi PS.
Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat
Pendidik Profesional.
Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
bidang PS.
Rata-rata beban dosen per semester, atau
rata-rata FTE (Fulltime Teaching
Equivalent).
Hasil penilian terhadap kesesuaian keahlian
(pendidikan terakhir) dosen dengan mata
kuliah yang diajarkannya.
Tingkat kehadiran dosen tetap dalam
mengajar.
Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap
jumlah seluruh dosen.
Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap
dengan mata kuliah yang diampu.
Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran
dosen tidak tetap dalam mengajar.
Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai
pembicara dalam seminar/pelatihan,
pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri
153
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
50
62
24%
57
72
26%
54
71
31%
48
62
29%
50
61
22%
57
70
23%
56
70
25%
57
70
23%
52
63
21%
50
62
24%
51
72
41%
50
59
18%
55
68
24%
54
68
26%
61
75
23%
53
61
15%
54
65
20%
54
67
24%
53
70
32%
No.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
Aspek Kinerja Program Studi
(tidak termasuk dosen tidak tetap).
Peningkatan kemampuan dosen tetap
melalui program tugas belajar dalam bidang
yang sesuai dengan bidang PS.
Kegiatan dosen tetap yang bidang
keahliannya sesuai dengan PS dalam
seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/
workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan
yang tidak hanya melibatkan dosen PT
sendiri.
Prestasi dalam mendapatkan penghargaan
hibah, pendanaan program dan kegiatan
akademik dari tingkat nasional dan
internasional;
Reputasi dan keluasan jejaring dosen
dalam bidang akademik & profesi.
Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya.
Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah,
kualifikasi, dan mutu kerjanya.
Tenaga administrasi: jumlah dan
kualifikasinya.
Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi
dan kompetensi tenaga kependidikan.
Struktur kurikulum (harus memuat standar
kompetensi lulusan yang terstruktur dalam
kompetensi utama, pendukung dan lainnya
Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi
PS.
Kesesuaian mata kuliah dengan standar
kompetensi.
Persentase mata kuliah yang dalam
penentuan nilai akhirnya memberikan bobot
pada tugas-tugas (PR atau makalah) ≥
20%.
Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi
dengan deskripsi matakuliah, silabus dan
SAP.
Fleksibilitas mata kuliah pilihan.
Substansi praktikum dan pelaksanaan
praktikum.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
peninjauan kurikulum selama 5 tahun
terakhir.
Hasil penilaian terhadap penyesuaian
kurikulum dengan perkembangan ipteks
dan kebutuhan.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
Mekanisme penyusunan materi perkuliahan.
Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
banyaknya mahasiswa per dosen
Pembimbing Akademik per semester.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
154
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
55
70
27%
54
69
28%
51
67
31%
56
71
27%
42
55
31%
45
63
40%
43
64
49%
56
73
30%
56
72
29%
58
73
26%
60
73
22%
59
70
19%
57
73
28%
56
66
18%
53
64
21%
53
67
26%
54
67
24%
56
73
30%
53
52
71
68
34%
31%
51
68
33%
54
72
33%
No.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
Aspek Kinerja Program Studi
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata
pertemuan pembimbingan akademik per
mahasiswa per semester.
Hasil penilaian terhadap efektivitas kegiatan
pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap ketersediaan
panduan, sosialisasi, dan penggunaan.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
mahasiswa per dosen pembimbing tugas
akhir.
Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah
pertemuan/ pembimbingan selama
penyelesaian TA.
Hasil penilaian terhadap kualifikasi
akademik dosen pembimbing tugas akhir.
Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian
terhadap rata-rata waktu penyelesaian
penulisan tugas akhir.
Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan
sistem pembelajaran yang telah dilakukan
selama tiga tahun terakhir.
Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang
suasana akademik (otonomi keilmuan,
kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik).
Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan
jenis prasarana, sarana dan dana yang
memungkinkan terciptanya interaksi
akademik antara sivitas akademika.
Hasil evaluasi terhadap Program dan
kegiatan akademik untuk menciptakan
suasana akademik (seminar, simposium,
lokakarya, bedah buku, penelitian bersama
dll).
Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik
antara dosen-mahasiswa.
Hasil evaluasi terhadap pengembangan
perilaku kecendekiawanan.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
program studi dalam perencanaan target
kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan
perencanaan/alokasi dan pengelolaan
dana.
Hasil evaluasi terhadap besarnya dana
(termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap dana penelitian
dalam tiga tahun terakhir.
Dana yang diperoleh dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja
dosen
155
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
54
71
31%
53
70
32%
51
69
35%
53
70
32%
56
73
30%
53
70
32%
55
70
27%
52
72
38%
55
69
25%
55
71
29%
57
74
30%
56
72
29%
53
66
25%
53
69
30%
57
69
21%
56
69
23%
51
63
24%
57
68
19%
No.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
Aspek Kinerja Program Studi
Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor,
ruang kelas, ruang laboratorium, studio,
ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb.
kecuali ruang dosen) yang dipergunakan
PS dalam proses pembelajaran.
Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain yang
menunjang (misalnya tempat olah raga,
ruang bersama, ruang himpunan
mahasiswa, poliklinik).
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa buku teks.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas
akhir.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi Dikti.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah internasional
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa prosiding seminardalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap Akses ke
perpustakaan di luar PT atau sumber
pustaka lainnya.
Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan,
akses dan pendayagunaan sarana utama di
lab (tempat praktikum, bengkel, studio,
ruang simulasi, rumah sakit,
puskesmas/balai kesehatan, green house,
lahan untuk pertanian, dan sejenisnya).
Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi
dan fasilitas yang digunakan PS dalam
proses pembelajaran (hardware, software,
e-learning, dan perpustakaan).
Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data
dalam sistem informasi.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS per
tahun, selama 3 tahun.
Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan
mahasiswa yang melakukan tugas akhir
dalam penelitian dosen.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel
ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan PS
per tahun, selama tiga tahun.
Hasil evaluasi terhadap Karya-karya
PS/institusi yang telah memperoleh
perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual
(HaKI) dalam tiga tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS.
156
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
55
70
27%
54
66
22%
53
74
40%
53
71
34%
49
59
20%
42
56
33%
51
68
33%
49
62
27%
49
61
24%
52
69
33%
54
72
33%
55
69
25%
52
64
23%
51
65
27%
36
45
25%
50
64
28%
No.
Aspek Kinerja Program Studi
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
mahasiswa dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama
99. dengan instansi di dalam negeri dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama
100. dengan instansi di luar negeri dalam tiga
tahun terakhir.
98.
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
52
65
25%
57
72
26%
56
71
27%
Berdasarkan data yang diperoleh lima nilai terbesar dan nilai terkecil
dari pengaruh untuk tiap-tiap aspek kinerja program studi disajikan pada
Gambar 4.41 dan 4.44. Pada Gambar 4.41 terlihat bahwa pengaruh
akreditasi terhadap aspek kinerja program studi di UPI yang tertinggi adalah:
(1) Tenaga administrasi: jumlah dan kualifikasinya sebesar 49%; (2) urutan
kedua adalah sosialisasi visi-misi sebesar 43%; (3) peringkat ketiga yang
paling tinggi adalah aspek tata pamong menjamin terwujudnya visi,
terlaksananya misi, tercapainya tujuan dengan pengaruh sebesar 41%; (4)
Peringkat ke empat yang paling tinggi adalah aspek kinerja dari jumlah
dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional dengan pengaruh
sebesar 41%; (5) peringkat ke lima yang paling tinggi adalah aspek kinerja
dari perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi dengan
pengaruh sebesar 40%.
Gambar 4.41. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di UPI
157
Pada Gambar 4.42 disajikan lima aspek kinerja terendah, berdasarkan
gambar tersebut terlihat bahwa aspek kinerja yang paling rendah
pengaruhnya adalah: (1) rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap jumlah
seluruh dosen pengaruh sebesar 15%; (2) aspek kinerja kedua yang paling
rendah adalah rasio mahasiswa baru transfer terhadap mahasiswa baru
regular dengan pengaruh sebesar 16%; (3) aspek kinerja ketiga yang paling
rendah adalah rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi
terhadap calon mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi dengan pengaruh
sebesar 17%; (4) Aspek kinerja ke empat yang paling rendah adalah
fleksibilitas mata kuliah pilihan dengan pengaruh sebesar 18% dan;
(5)
aspek kinerja ke lima yang paling rendah adalah rasio mahasiswa terhadap
dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan bidang PS dengan
pengaruh sebesar 18%.
Gambar 4.42. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di UPI
158
c. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat
Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi di Universitas Negeri
Surabaya
Performance program studi PGSD di Universitas Negeri Surabaya
sebelum dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir instrumen akreditasi
secara rinci disajikan pada Tabel 4.48. Pada Tabel 4.48 ditunjukkan skor
sebelum dan pasca akreditasi berdasar aspek kinerja program studi di
Universitas Negeri Surabaya. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 56,39 dan
setelah akreditasi= 68,33. Pengaruh aspek kinerja program studi secara
keseluruhan di UNNESA adalah 21,2%.
TABEL 4.48.
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
No
Aspek Kinerja Program Studi
1.
Perumusan visi, misi, tujuan, dan
sasaran program studi.
Strategi pencapaian sasaran dan rentang
waktu pelaksanaan
Sosialisasi visi-misi.
Tata pamong menjamin terwujudnya visi,
terlaksananya misi, tercapainya tujuan
kepemimpinan program studi
Sistem pengelolaan fungsional dan
operasional program studi menca-kup:
planning, organizing, staffing, leading,
controlling yang efektif
Pelaksanaan penjaminan mutu di
program studi.
Penjaringan umpan balik dan tindak
lanjutnya.
Upaya untuk menjamin keberlanjutan
(sustainability) program studi.
Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi
terhadap daya tampung.
Rasio mahasiswa baru reguler yang
melakukan registrasi terhadap calon
mahasiswa baru reguler yang lulus
seleksi.
Rasio mahasiswa baru transfer terhadap
mahasiswa baru regular.
Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
selama lima tahun terakhir.
Penerimaan mahasiswa non-reguler
(selayaknya tidak membuat beban dosen
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
159
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
58
72
24%
58
75
29%
57
73
28%
60
71
18%
59
75
27%
57
71
25%
56
67
20%
57
69
21%
63
71
13%
62
73
18%
64
72
13%
58
67
16%
61
72
18%
58
63
9%
No
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
Aspek Kinerja Program Studi
sangat berat, jauh melebihi beban ideal
sekitar 12 sks).
Hasil penilaian terhadap penghargaan
atas prestasi mahasiswa di bidang nalar,
bakat dan minat.
Persentase kelulusan tepat waktu.
Hasil penilaian terhadap Persentase
mahasiswa yang DO atau mengundurkan
diri.
Layanan dan kegiatan kemahasiswaan.
Kualitas layanan kepada mahasiswa.
Upaya pelacakan dan perekaman data
lulusan.
Penggunaan hasil pelacakan untuk
perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2)
penggalangan dana, (3) informasi
pekerjaan, (4) membangun jejaring.
Penilaian terhadap Pendapat pengguna
lulusan terhadap mutu alumni.
Hasil penilaian terhadap profil masa
tunggu kerja pertama (dalam bulan).
Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian
bidang kerja dengan bidang studi
(keahlian) lulusan.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan akademik program studi.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan non-akademik program
studi.
Pedoman tertulis tentang sistem seleksi,
perekrutan, penempatan, pengembangan,
retensi, dan pemberhentian dosen dan
tenaga kependidikan.
Pedoman tertulis tentang sistem
monitoring dan evaluasi, serta rekam
jejak kinerja akademik dosen dan kinerja
tenaga kependidikan.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
kinerja dosen di bidang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Jumlah dosen tetap berpendidikan
(terakhir) S2 dan S3 yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi
PS.
Jumlah dosen tetap yang berpendidikan
S3 yang bidang keahliannya sesuai
dengan kompetensi PS.
Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan
lektor kepala dan guru besar yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi
PS.
Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat
Pendidik Profesional.
160
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
56
68
21%
67
72
7%
45
49
9%
62
64
75
75
21%
17%
60
67
12%
56
65
16%
62
70
13%
59
65
10%
64
72
13%
60
66
10%
57
63
11%
59
63
7%
61
71
16%
60
64
7%
61
68
11%
50
63
26%
57
68
19%
57
74
30%
No
Aspek Kinerja Program Studi
34.
Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
bidang PS.
Rata-rata beban dosen per semester,
atau rata-rata FTE (Fulltime Teaching
Equivalent).
Hasil penilian terhadap kesesuaian
keahlian (pendidikan terakhir) dosen
dengan mata kuliah yang diajarkannya.
Tingkat kehadiran dosen tetap dalam
mengajar.
Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap
jumlah seluruh dosen.
Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap
dengan mata kuliah yang diampu.
Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran
dosen tidak tetap dalam mengajar.
Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar
sebagai pembicara dalam
seminar/pelatihan, pembicara tamu, dsb,
dari luar PT sendiri (tidak termasuk dosen
tidak tetap).
Peningkatan kemampuan dosen tetap
melalui program tugas belajar dalam
bidang yang sesuai dengan bidang PS.
Kegiatan dosen tetap yang bidang
keahliannya sesuai dengan PS dalam
seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/
workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan
yang tidak hanya melibatkan dosen PT
sendiri.
Prestasi dalam mendapatkan
penghargaan hibah, pendanaan program
dan kegiatan akademik dari tingkat
nasional dan internasional;
Reputasi dan keluasan jejaring dosen
dalam bidang akademik & profesi.
Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya.
Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah,
kualifikasi, dan mutu kerjanya.
Tenaga administrasi: jumlah dan
kualifikasinya.
Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi
dan kompetensi tenaga kependidikan.
Struktur kurikulum (harus memuat standar
kompetensi lulusan yang terstruktur
dalam kompetensi utama, pendukung dan
lainnya
Kesesuaian kurikulum dengan visi dan
misi PS.
Kesesuaian mata kuliah dengan standar
kompetensi.
Persentase mata kuliah yang dalam
penentuan nilai akhirnya memberikan
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
161
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
55
71
29%
60
69
15%
62
76
23%
64
76
19%
44
50
14%
47
52
11%
49
56
14%
51
65
27%
55
71
29%
57
69
21%
53
64
21%
55
69
25%
51
55
8%
53
62
17%
57
69
21%
56
70
25%
58
73
26%
61
76
25%
61
76
25%
58
69
19%
No
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
Aspek Kinerja Program Studi
bobot pada tugas-tugas (PR atau
makalah) ≥ 20%.
Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi
dengan deskripsi matakuliah, silabus dan
SAP.
Fleksibilitas mata kuliah pilihan.
Substansi praktikum dan pelaksanaan
praktikum.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
peninjauan kurikulum selama 5 tahun
terakhir.
Hasil penilaian terhadap penyesuaian
kurikulum dengan perkembangan ipteks
dan kebutuhan.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
Mekanisme penyusunan materi
perkuliahan.
Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
banyaknya mahasiswa per dosen
Pembimbing Akademik per semester.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata
pertemuan pembimbingan akademik per
mahasiswa per semester.
Hasil penilaian terhadap efektivitas
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap ketersediaan
panduan, sosialisasi, dan penggunaan.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
mahasiswa per dosen pembimbing tugas
akhir.
Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah
pertemuan/ pembimbingan selama
penyelesaian TA.
Hasil penilaian terhadap kualifikasi
akademik dosen pembimbing tugas akhir.
Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian
terhadap rata-rata waktu penyelesaian
penulisan tugas akhir.
Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan
sistem pembelajaran yang telah dilakukan
selama tiga tahun terakhir.
Hasil penilaian terhadap kebijakan
tentang suasana akademik (otonomi
keilmuan, kebebasan akademik,
kebebasan mimbar akademik).
Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan
jenis prasarana, sarana dan dana yang
memungkinkan terciptanya interaksi
akademik antara sivitas akademika.
Hasil evaluasi terhadap Program dan
162
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
57
74
30%
57
69
21%
56
68
21%
55
71
29%
56
71
27%
57
74
30%
56
74
32%
55
73
33%
54
71
31%
54
67
24%
56
68
21%
56
68
21%
56
66
18%
57
72
26%
57
72
26%
57
71
25%
58
73
26%
58
72
24%
57
69
21%
59
72
22%
55
69
25%
No
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
Aspek Kinerja Program Studi
kegiatan akademik untuk menciptakan
suasana akademik (seminar, simposium,
lokakarya, bedah buku, penelitian
bersama dll).
Hasil evaluasi terhadap Interaksi
akademik antara dosen-mahasiswa.
Hasil evaluasi terhadap pengembangan
perilaku kecendekiawanan.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
program studi dalam perencanaan target
kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan
perencanaan/alokasi dan pengelolaan
dana.
Hasil evaluasi terhadap besarnya dana
(termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap dana penelitian
dalam tiga tahun terakhir.
Dana yang diperoleh dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat dalam
tiga tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja
dosen
Hasil evaluasi terhadap Prasarana
(kantor, ruang kelas, ruang laboratorium,
studio, ruang perpustakaan, kebun
percobaan, dsb. kecuali ruang dosen)
yang dipergunakan PS dalam proses
pembelajaran.
Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain
yang menunjang (misalnya tempat olah
raga, ruang bersama, ruang himpunan
mahasiswa, poliklinik).
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa buku teks.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas
akhir.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi
Dikti.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah internasional
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa prosiding seminardalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap Akses ke
perpustakaan di luar PT atau sumber
pustaka lainnya.
Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan,
akses dan pendayagunaan sarana utama
di lab (tempat praktikum, bengkel, studio,
ruang simulasi, rumah sakit,
puskesmas/balai kesehatan, green
house, lahan untuk pertanian, dan
163
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
57
74
30%
53
64
21%
59
67
14%
57
68
19%
54
66
22%
54
66
22%
55
73
33%
57
75
32%
58
71
22%
57
73
28%
55
71
29%
51
63
24%
50
60
20%
53
65
23%
51
60
18%
56
71
27%
No
Aspek Kinerja Program Studi
sejenisnya).
Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi
dan fasilitas yang digunakan PS dalam
proses pembelajaran (hardware,
software, e-learning, dan perpustakaan).
92. Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data
dalam sistem informasi.
93. Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS
per tahun, selama 3 tahun.
94. Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan
mahasiswa yang melakukan tugas akhir
dalam penelitian dosen.
95. Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel
ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
PS per tahun, selama tiga tahun.
96. Hasil evaluasi terhadap Karya-karya
PS/institusi yang telah memperoleh
perlindungan Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun
terakhir.
97. Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS.
98. Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
mahasiswa dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
99. Hasil evaluasi terhadap kegiatan
kerjasama dengan instansi di dalam
negeri dalam tiga tahun terakhir.
100. Hasil evaluasi terhadap kegiatan
kerjasama dengan instansi di luar negeri
dalam tiga tahun terakhir.
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
55
72
31%
54
67
24%
54
62
15%
53
67
26%
55
65
18%
47
55
17%
54
84
56%
53
65
23%
55
68
24%
47
60
28%
91.
Berdasarkan data yang diperoleh lima nilai terbesar dan nilai terkecil
dari pengaruh untuk tiap-tiap aspek kinerja program studi disajikan pada
Gambar 4.43 dan 4.44. Pada Gambar 4.43 terlihat bahwa pengaruh
akreditasi terhadap
aspek kinerja program studi di Universitas Negeri
Surabaya yang tertinggi adalah: (1) hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) yang dilakukan oleh dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan PS sebesar 37%: (2) urutan kedua
adalah hasil penilaian terhadap mutu soal ujian sebesar 33%; (3) peringkat
ketiga yang paling tinggi adalah hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja
dosen dengan pengaruh sebesar 33%; (4) Peringkat ke empat yang paling
164
tinggi adalah mekanisme penyusunan materi perkuliahan dengan pengaruh
sebesar 32%; 5) peringkat ke lima yang paling tinggi adalah hasil evaluasi
terhadap prasarana (kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang
perpustakaan,
kebun
percobaan,
dsb.
kecuali
ruang
dosen)
yang
dipergunakan PS dalam proses pembelajaran dengan pengaruh sebesar
32%.
Gambar 4.43. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Negeri
Surabaya
Pada Gambar 4.44 disajikan lima aspek kinerja terendah, berdasarkan
gambar tersebut terlihat bahwa aspek kinerja yang paling rendah
pengaruhnya adalah: (1) pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja dosen
di bidang
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
pengaruh sebesar 7%; (2) aspek kinerja kedua yang paling rendah adalah
pedoman
tertulis
tentang
sistem
seleksi,
perekrutan,
penempatan,
pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan
dengan pengaruh sebesar 7%; (3) aspek kinerja ketiga yang paling rendah
adalah persentase kelulusan tepat waktu dengan pengaruh sebesar 7%; (4)
aspek kinerja ke empat yang paling rendah adalah pustakawan: jumlah dan
kualifikasinya dengan pengaruh sebesar 8% dan; (5) aspek kinerja ke lima
165
yang paling rendah adalah hasil penilaian terhadap persentase mahasiswa
yang DO atau mengundurkan diri dengan pengaruh sebesar 9%.
Gambar 4.44. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Negeri
Surabaya
d. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat
Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi di Universitas Negeri
Makasar
Performance program studi PGSD di Universitas Negeri Makasar
sebelum dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir instrumen akreditasi
secara rinci disajikan pada Tabel 4.49. Pada Tabel 4.49 ditunjukkan skor
sebelum dan pasca akreditasi berdasar aspek kinerja program studi di
Universitas Negeri Makasar. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 53,22 dan
setelah akreditasi= 62,28. Pengaruh aspek kinerja program studi secara
keseluruhan di Universitas Negeri Makasar adalah 17%.
166
TABEL 4.49.
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Aspek Kinerja Program Studi
Perumusan visi, misi, tujuan, dan
sasaran program studi.
Strategi pencapaian sasaran dan rentang
waktu pelaksanaan
Sosialisasi visi-misi.
Tata pamong menjamin terwujudnya visi,
terlaksananya misi, tercapainya tujuan
kepemimpinan program studi
Sistem pengelolaan fungsional dan
operasional program studi menca-kup:
planning, organizing, staffing, leading,
controlling yang efektif
Pelaksanaan penjaminan mutu di
program studi.
Penjaringan umpan balik dan tindak
lanjutnya.
Upaya untuk menjamin keberlanjutan
(sustainability) program studi.
Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi
terhadap daya tampung.
Rasio mahasiswa baru reguler yang
melakukan registrasi terhadap calon
mahasiswa baru reguler yang lulus
seleksi.
Rasio mahasiswa baru transfer terhadap
mahasiswa baru regular.
Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
selama lima tahun terakhir.
Penerimaan mahasiswa non-reguler
(selayaknya tidak membuat beban dosen
sangat berat, jauh melebihi beban ideal
sekitar 12 sks).
Hasil penilaian terhadap penghargaan
atas prestasi mahasiswa di bidang nalar,
bakat dan minat.
Persentase kelulusan tepat waktu.
Hasil penilaian terhadap Persentase
mahasiswa yang DO atau mengundurkan
diri.
Layanan dan kegiatan kemahasiswaan.
Kualitas layanan kepada mahasiswa.
Upaya pelacakan dan perekaman data
lulusan.
Penggunaan hasil pelacakan untuk
perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2)
penggalangan dana, (3) informasi
pekerjaan, (4) membangun jejaring.
167
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
53
69
30%
47
62
32%
48
67
40%
52
70
35%
60
70
17%
49
66
35%
53
66
25%
47
64
36%
52
70
35%
57
68
19%
62
69
11%
50
55
10%
60
70
17%
50
58
16%
59
68
15%
63
71
13%
40
44
10%
60
63
73
73
22%
16%
51
67
31%
48
60
25%
No
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Aspek Kinerja Program Studi
Penilaian terhadap Pendapat pengguna
lulusan terhadap mutu alumni.
Hasil penilaian terhadap profil masa
tunggu kerja pertama (dalam bulan).
Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian
bidang kerja dengan bidang studi
(keahlian) lulusan.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan akademik program studi.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan non-akademik program
studi.
Pedoman tertulis tentang sistem seleksi,
perekrutan, penempatan, pengembangan,
retensi, dan pemberhentian dosen dan
tenaga kependidikan.
Pedoman tertulis tentang sistem
monitoring dan evaluasi, serta rekam
jejak kinerja akademik dosen dan kinerja
tenaga kependidikan.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
kinerja dosen di bidang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Jumlah dosen tetap berpendidikan
(terakhir) S2 dan S3 yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi
PS.
Jumlah dosen tetap yang berpendidikan
S3 yang bidang keahliannya sesuai
dengan kompetensi PS.
Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan
lektor kepala dan guru besar yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi
PS.
Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat
Pendidik Profesional.
Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
bidang PS.
Rata-rata beban dosen per semester,
atau rata-rata FTE (Fulltime Teaching
Equivalent).
Hasil penilian terhadap kesesuaian
keahlian (pendidikan terakhir) dosen
dengan mata kuliah yang diajarkannya.
Tingkat kehadiran dosen tetap dalam
mengajar.
Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap
jumlah seluruh dosen.
Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap
dengan mata kuliah yang diampu.
Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran
dosen tidak tetap dalam mengajar.
168
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
50
64
28%
48
56
17%
61
70
15%
58
64
10%
55
64
16%
56
62
11%
58
64
10%
61
69
13%
54
68
26%
47
62
32%
53
64
21%
53
70
32%
52
60
15%
56
63
13%
61
67
10%
63
73
16%
50
54
8%
56
61
9%
55
60
9%
No
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
Aspek Kinerja Program Studi
Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar
sebagai pembicara dalam
seminar/pelatihan, pembicara tamu, dsb,
dari luar PT sendiri (tidak termasuk dosen
tidak tetap).
Peningkatan kemampuan dosen tetap
melalui program tugas belajar dalam
bidang yang sesuai dengan bidang PS.
Kegiatan dosen tetap yang bidang
keahliannya sesuai dengan PS dalam
seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/
workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan
yang tidak hanya melibatkan dosen PT
sendiri.
Prestasi dalam mendapatkan
penghargaan hibah, pendanaan program
dan kegiatan akademik dari tingkat
nasional dan internasional;
Reputasi dan keluasan jejaring dosen
dalam bidang akademik & profesi.
Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya.
Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah,
kualifikasi, dan mutu kerjanya.
Tenaga administrasi: jumlah dan
kualifikasinya.
Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi
dan kompetensi tenaga kependidikan.
Struktur kurikulum (harus memuat standar
kompetensi lulusan yang terstruktur
dalam kompetensi utama, pendukung dan
lainnya
Kesesuaian kurikulum dengan visi dan
misi PS.
Kesesuaian mata kuliah dengan standar
kompetensi.
Persentase mata kuliah yang dalam
penentuan nilai akhirnya memberikan
bobot pada tugas-tugas (PR atau
makalah) ≥ 20%.
Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi
dengan deskripsi matakuliah, silabus dan
SAP.
Fleksibilitas mata kuliah pilihan.
Substansi praktikum dan pelaksanaan
praktikum.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
peninjauan kurikulum selama 5 tahun
terakhir.
Hasil penilaian terhadap penyesuaian
kurikulum dengan perkembangan ipteks
dan kebutuhan.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
Mekanisme penyusunan materi
169
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
49
59
20%
53
67
26%
52
63
21%
46
50
9%
53
62
17%
48
55
15%
52
60
15%
52
60
15%
56
66
18%
60
68
13%
60
70
17%
62
73
18%
60
70
17%
63
71
13%
57
67
18%
58
67
16%
53
65
23%
51
62
22%
62
71
15%
58
64
10%
No
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
Aspek Kinerja Program Studi
perkuliahan.
Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
banyaknya mahasiswa per dosen
Pembimbing Akademik per semester.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata
pertemuan pembimbingan akademik per
mahasiswa per semester.
Hasil penilaian terhadap efektivitas
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap ketersediaan
panduan, sosialisasi, dan penggunaan.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
mahasiswa per dosen pembimbing tugas
akhir.
Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah
pertemuan/ pembimbingan selama
penyelesaian TA.
Hasil penilaian terhadap kualifikasi
akademik dosen pembimbing tugas akhir.
Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian
terhadap rata-rata waktu penyelesaian
penulisan tugas akhir.
Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan
sistem pembelajaran yang telah dilakukan
selama tiga tahun terakhir.
Hasil penilaian terhadap kebijakan
tentang suasana akademik (otonomi
keilmuan, kebebasan akademik,
kebebasan mimbar akademik).
Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan
jenis prasarana, sarana dan dana yang
memungkinkan terciptanya interaksi
akademik antara sivitas akademika.
Hasil evaluasi terhadap Program dan
kegiatan akademik untuk menciptakan
suasana akademik (seminar, simposium,
lokakarya, bedah buku, penelitian
bersama dll).
Hasil evaluasi terhadap Interaksi
akademik antara dosen-mahasiswa.
Hasil evaluasi terhadap pengembangan
perilaku kecendekiawanan.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
program studi dalam perencanaan target
kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan
perencanaan/alokasi dan pengelolaan
dana.
Hasil evaluasi terhadap besarnya dana
(termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap dana penelitian
170
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
55
62
13%
57
63
11%
58
65
12%
55
62
13%
57
62
9%
55
64
16%
56
65
16%
58
64
10%
57
64
12%
57
66
16%
56
66
18%
55
62
13%
49
59
20%
53
65
23%
58
63
9%
51
60
18%
53
61
15%
48
54
13%
48
54
13%
No
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
Aspek Kinerja Program Studi
dalam tiga tahun terakhir.
Dana yang diperoleh dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat dalam
tiga tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja
dosen
Hasil evaluasi terhadap Prasarana
(kantor, ruang kelas, ruang laboratorium,
studio, ruang perpustakaan, kebun
percobaan, dsb. kecuali ruang dosen)
yang dipergunakan PS dalam proses
pembelajaran.
Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain
yang menunjang (misalnya tempat olah
raga, ruang bersama, ruang himpunan
mahasiswa, poliklinik).
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa buku teks.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas
akhir.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi
Dikti.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah internasional
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa prosiding seminardalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap Akses ke
perpustakaan di luar PT atau sumber
pustaka lainnya.
Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan,
akses dan pendayagunaan sarana utama
di lab (tempat praktikum, bengkel, studio,
ruang simulasi, rumah sakit,
puskesmas/balai kesehatan, green
house, lahan untuk pertanian, dan
sejenisnya).
Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi
dan fasilitas yang digunakan PS dalam
proses pembelajaran (hardware,
software, e-learning, dan perpustakaan).
Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data
dalam sistem informasi.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS
per tahun, selama 3 tahun.
Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan
mahasiswa yang melakukan tugas akhir
dalam penelitian dosen.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel
ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
171
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
49
58
18%
51
58
14%
48
60
25%
47
53
13%
53
63
19%
56
63
13%
50
57
14%
43
49
14%
44
50
14%
45
49
9%
45
56
24%
52
60
15%
53
58
9%
52
57
10%
48
53
10%
48
56
17%
No
96
97
98
99
100
Aspek Kinerja Program Studi
PS per tahun, selama tiga tahun.
Hasil evaluasi terhadap Karya-karya
PS/institusi yang telah memperoleh
perlindungan Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun
terakhir.
Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
mahasiswa dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan
kerjasama dengan instansi di dalam
negeri dalam tiga tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan
kerjasama dengan instansi di luar negeri
dalam tiga tahun terakhir.
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
38
42
11%
50
59
18%
50
60
20%
48
57
19%
40
44
10%
Berdasarkan data yang diperoleh lima nilai terbesar dan nilai terkecil
dari pengaruh untuk tiap-tiap aspek kinerja program studi disajikan pada
Gambar 4.45 dan 4.46. Pada Gambar 4.45 terlihat bahwa pengaruh
akreditasi terhadap aspek kinerja program studi di Universitas Negeri
Makasar yang tertinggi adalah: (1) sosialisasi visi-misi sebesar 40%; (2)
urutan kedua adalah penjaringan umpan balik dan tindak lanjutnya sebesar
36%; (3) peringkat ketiga yang paling tinggi adalah tata pamong menjamin
terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan dengan pengaruh
sebesar
35%; (4) peringkat ke empat yang paling tinggi adalah sistem
pengelolaan fungsional dan operasional program studi mencakup: planning,
organizing, staffing, leading, controlling yang efektif dengan pengaruh
sebesar 35%; (5) peringkat ke lima yang paling tinggi adalah upaya untuk
menjamin keberlanjutan (sustainability) program studi dengan pengaruh
sebesar 35%.
172
Gambar 4.45. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Negeri
Makasar
Pada Gambar 4.46 disajikan lima aspek kinerja terendah di
Universitas Negeri Makasar. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa
aspek kinerja yang paling rendah pengaruhnya adalah: (1) rasio jumlah
dosen tidak tetap, terhadap jumlah seluruh dosen pengaruh sebesar 8%; (2)
Aspek kinerja kedua yang paling rendah adalah hasil evaluasi terhadap
aksesibilitas data dalam sistem informasi dengan pengaruh sebesar 9%; (3)
aspek kinerja ketiga yang paling rendah adalah hasil evaluasi terhadap
akses ke perpustakaan di luar PT atau sumber pustaka lainnya dengan
pengaruh sebesar 9%; (4) aspek kinerja ke empat yang paling rendah adalah
hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik antara dosen-mahasiswa dengan
pengaruh sebesar 9%; dan (5) aspek kinerja ke lima yang paling rendah
adalah hasil penilaian terhadap efektivitas kegiatan pembimbingan akademik
dengan pengaruh sebesar 9%.
173
Gambar 4.46. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Negeri
Makasar
e. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat
Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi di Universitas Jember
Performance program studi PGSD di Universitas Jember sebelum dan
sesudah akreditasi berdasar 100 butir instrumen akreditasi secara rinci
disajikan pada Tabel 4.50. Pada Tabel 4.50 ditunjukkan skor sebelum dan
pasca akreditasi berdasar aspek kinerja program studi di Universitas Jember.
Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 52,94 dan setelah akreditasi= 67,73.
Pengaruh aspek kinerja program studi secara keseluruhan di Universitas
Jember adalah 27,9%.
TABEL 4.50.
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS JEMBER
No
1
2
3
4
5
Aspek Kinerja Program Studi
Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran
program studi.
Strategi pencapaian sasaran dan rentang
waktu pelaksanaan
Sosialisasi visi-misi.
Tata pamong menjamin terwujudnya visi,
terlaksananya misi, tercapainya tujuan
Kepemimpinan program studi
174
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
55
67
22%
52
65
25%
59
67
14%
55
66
20%
60
66
10%
No
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Aspek Kinerja Program Studi
Sistem pengelolaan fungsional dan
operasional program studi menca-kup:
planning, organizing, staffing, leading,
controlling yang efektif
Pelaksanaan penjaminan mutu di program
studi.
Penjaringan umpan balik dan tindak
lanjutnya.
Upaya untuk menjamin keberlanjutan
(sustainability) program studi.
Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi
terhadap daya tampung.
Rasio mahasiswa baru reguler yang
melakukan registrasi terhadap calon
mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi.
Rasio mahasiswa baru transfer terhadap
mahasiswa baru regular.
Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
selama lima tahun terakhir.
Penerimaan mahasiswa non-reguler
(selayaknya tidak membuat beban dosen
sangat berat, jauh melebihi beban ideal
sekitar 12 sks).
Hasil penilaian terhadap penghargaan atas
prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat
dan minat.
Persentase kelulusan tepat waktu.
Hasil penilaian terhadap Persentase
mahasiswa yang DO atau mengundurkan
diri.
Layanan dan kegiatan kemahasiswaan.
Kualitas layanan kepada mahasiswa.
Upaya pelacakan dan perekaman data
lulusan.
Penggunaan hasil pelacakan untuk
perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2)
penggalangan dana, (3) informasi
pekerjaan, (4) membangun jejaring.
Penilaian terhadap Pendapat pengguna
lulusan terhadap mutu alumni.
Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu
kerja pertama (dalam bulan).
Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian
bidang kerja dengan bidang studi (keahlian)
lulusan.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan akademik program studi.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan non-akademik program
studi.
Pedoman tertulis tentang sistem seleksi,
perekrutan, penempatan, pengembangan,
retensi, dan pemberhentian dosen dan
tenaga kependidikan.
175
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
55
65
18%
53
63
19%
51
66
29%
58
67
16%
63
71
13%
68
77
13%
48
54
13%
61
71
16%
50
57
14%
55
64
16%
61
72
18%
47
49
4%
57
58
70
70
23%
21%
50
62
24%
46
55
20%
53
66
25%
52
61
17%
55
65
18%
51
61
20%
53
56
6%
57
61
7%
No
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Aspek Kinerja Program Studi
Pedoman tertulis tentang sistem monitoring
dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja
akademik dosen dan kinerja tenaga
kependidikan.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja
dosen di bidang pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
Jumlah dosen tetap berpendidikan (terakhir)
S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai
dengan kompetensi PS.
Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3
yang bidang keahliannya sesuai dengan
kompetensi PS.
Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan
lektor kepala dan guru besar yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi PS.
Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat
Pendidik Profesional.
Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
bidang PS.
Rata-rata beban dosen per semester, atau
rata-rata FTE (Fulltime Teaching
Equivalent).
Hasil penilian terhadap kesesuaian keahlian
(pendidikan terakhir) dosen dengan mata
kuliah yang diajarkannya.
Tingkat kehadiran dosen tetap dalam
mengajar.
Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap
jumlah seluruh dosen.
Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap
dengan mata kuliah yang diampu.
Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran
dosen tidak tetap dalam mengajar.
Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai
pembicara dalam seminar/pelatihan,
pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri
(tidak termasuk dosen tidak tetap).
Peningkatan kemampuan dosen tetap
melalui program tugas belajar dalam bidang
yang sesuai dengan bidang PS.
Kegiatan dosen tetap yang bidang
keahliannya sesuai dengan PS dalam
seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/
workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan
yang tidak hanya melibatkan dosen PT
sendiri.
Prestasi dalam mendapatkan penghargaan
hibah, pendanaan program dan kegiatan
akademik dari tingkat nasional dan
internasional;
Reputasi dan keluasan jejaring dosen dalam
bidang akademik & profesi.
176
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
53
60
13%
56
66
18%
54
63
17%
47
52
11%
56
63
13%
62
73
18%
52
62
19%
59
64
8%
57
65
14%
63
71
13%
47
50
6%
54
60
11%
55
60
9%
51
57
12%
53
64
21%
52
61
17%
50
56
12%
52
63
21%
No
Aspek Kinerja Program Studi
46
Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya.
Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah,
kualifikasi, dan mutu kerjanya.
Tenaga administrasi: jumlah dan
kualifikasinya.
Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi
dan kompetensi tenaga kependidikan.
Struktur kurikulum (harus memuat standar
kompetensi lulusan yang terstruktur dalam
kompetensi utama, pendukung dan lainnya
Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi
PS.
Kesesuaian mata kuliah dengan standar
kompetensi.
Persentase mata kuliah yang dalam
penentuan nilai akhirnya memberikan bobot
pada tugas-tugas (PR atau makalah) ≥ 20%.
Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi
dengan deskripsi matakuliah, silabus dan
SAP.
Fleksibilitas mata kuliah pilihan.
Substansi praktikum dan pelaksanaan
praktikum.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
peninjauan kurikulum selama 5 tahun
terakhir.
Hasil penilaian terhadap penyesuaian
kurikulum dengan perkembangan ipteks dan
kebutuhan.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
Mekanisme penyusunan materi perkuliahan.
Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
banyaknya mahasiswa per dosen
Pembimbing Akademik per semester.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata
pertemuan pembimbingan akademik per
mahasiswa per semester.
Hasil penilaian terhadap efektivitas kegiatan
pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap ketersediaan
panduan, sosialisasi, dan penggunaan.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
mahasiswa per dosen pembimbing tugas
akhir.
Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah
pertemuan/ pembimbingan selama
penyelesaian TA.
Hasil penilaian terhadap kualifikasi
akademik dosen pembimbing tugas akhir.
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
177
Nilai
Sebelum
44
Nilai
Sesudah
52
Pengaruh
Akreditasi
18%
48
57
19%
57
63
11%
56
66
18%
58
67
16%
58
70
21%
61
68
11%
57
62
9%
54
64
19%
55
66
20%
51
63
24%
54
63
17%
56
66
18%
55
70
27%
54
54
65
59
20%
9%
53
60
13%
55
61
11%
51
61
20%
57
62
9%
57
65
14%
58
66
14%
59
70
19%
61
68
11%
No
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
Aspek Kinerja Program Studi
Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian
terhadap rata-rata waktu penyelesaian
penulisan tugas akhir.
Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan
sistem pembelajaran yang telah dilakukan
selama tiga tahun terakhir.
Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang
suasana akademik (otonomi keilmuan,
kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik).
Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan
jenis prasarana, sarana dan dana yang
memungkinkan terciptanya interaksi
akademik antara sivitas akademika.
Hasil evaluasi terhadap Program dan
kegiatan akademik untuk menciptakan
suasana akademik (seminar, simposium,
lokakarya, bedah buku, penelitian bersama
dll).
Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik
antara dosen-mahasiswa.
Hasil evaluasi terhadap pengembangan
perilaku kecendekiawanan.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan program
studi dalam perencanaan target kinerja,
perencanaan kegiatan/ kerja dan
perencanaan/alokasi dan pengelolaan dana.
Hasil evaluasi terhadap besarnya dana
(termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap dana penelitian
dalam tiga tahun terakhir.
Dana yang diperoleh dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja
dosen
Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor,
ruang kelas, ruang laboratorium, studio,
ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb.
kecuali ruang dosen) yang dipergunakan
PS dalam proses pembelajaran.
Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain yang
menunjang (misalnya tempat olah raga,
ruang bersama, ruang himpunan
mahasiswa, poliklinik).
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang
berupa buku teks.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang
berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas akhir.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang
berupa jurnal ilmiah terakreditasi Dikti.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang
berupa jurnal ilmiah internasional
178
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
57
68
19%
56
68
21%
53
61
15%
53
65
23%
50
61
22%
58
68
17%
55
64
16%
52
61
17%
49
60
22%
49
58
18%
45
53
18%
53
63
19%
51
60
18%
50
57
14%
50
65
30%
51
62
22%
46
54
17%
41
50
22%
No
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
Aspek Kinerja Program Studi
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang
berupa prosiding seminardalam tiga tahun
terakhir.
Hasil evaluasi terhadap Akses ke
perpustakaan di luar PT atau sumber
pustaka lainnya.
Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan, akses
dan pendayagunaan sarana utama di lab
(tempat praktikum, bengkel, studio, ruang
simulasi, rumah sakit, puskesmas/balai
kesehatan, green house, lahan untuk
pertanian, dan sejenisnya).
Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi
dan fasilitas yang digunakan PS dalam
proses pembelajaran (hardware, software,
e-learning, dan perpustakaan).
Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data
dalam sistem informasi.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS per
tahun, selama 3 tahun.
Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan
mahasiswa yang melakukan tugas akhir
dalam penelitian dosen.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel ilmiah
yang dihasilkan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS per
tahun, selama tiga tahun.
Hasil evaluasi terhadap Karya-karya
PS/institusi yang telah memperoleh
perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual
(HaKI) dalam tiga tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang
dilakukan oleh dosen tetap yang bidang
keahliannya sesuai dengan PS.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
mahasiswa dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama
dengan instansi di dalam negeri dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama
dengan instansi di luar negeri dalam tiga
tahun terakhir.
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
46
55
20%
51
57
12%
50
62
24%
54
69
28%
55
63
15%
49
60
22%
48
54
13%
47
59
26%
38
43
13%
50
60
20%
47
53
13%
49
60
22%
41
53
29%
Pada Gambar 4.47 adalah gambaran data penelitian tentang kinerja
prodi sebelum dan sesudah akreditasi di Universitas Jember. Dari seratus
(100) aspek penilaian kinerja prodi, ditampilkan lima (5) aspek perubahan
kinerja tertinggi yang terjadi di Universitas Jember. Aspek kinerja prodi yang
179
mengalami perubahan kinerja tertinggi adalah aspek bahan pustaka yang
berujud buku teks (30%), kedua aspek penjaringan umpan balik dan
tindaklanjutnya (29%), ketiga aspek kegiatan kerjasama dengan instansi luar
negeri (29%), keempat aspek sistem informasi dan fasilitas yang digunakan
dalam pembelajaran (28%), dan kelima adalah aspek
pelaksanaan
pembelajaran (27%).
Gambar 4.47. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Jember
Pada Gambar 4.48 terlihat lima (5) aspek perubahan kinerja terendah
di Universitas Jember, data penelitian menunjukkan bahwa lima (5) aspek
perubahan kinerja paling rendah pasca akreditasi di Universitas Negeri
Jember adalah aspek-aspek sebagai berikut; (a) rata-rata beban dosen per
semester (8%); disusul (b) pedoman tertulis tentang sistem seleksi,
perekrutan, penempatan dan pengembangan (7%); (c) pendapat pengguna
lulusan terhadap mutu lulusan (1%); (d) lulusan dan alumni (1%) dan terakhir
(e) aspek struktur kurikulum (1%).
180
Gambar 4.48. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Jember
f. Performance Prodi PGSD Sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat
Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi di Universitas Bengkulu
Performance program studi PGSD di Universitas Bengkulu sebelum
dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir instrumen akreditasi secara rinci
disajikan pada Tabel 4.51. Pada Tabel 4.51 ditunjukkan skor sebelum dan
pasca akreditasi berdasarkan aspek kinerja program studi di Universitas
Bengkulu. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 53,23 dan setelah akreditasi=
62,24. Pengaruh aspek kinerja program studi secara keseluruhan di
Universitas Bengkulu adalah 16,9%.
181
TABEL 4.51.
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN
UNIVERSITAS BENGKULU
No
Aspek Kinerja Program Studi
1
Perumusan visi, misi, tujuan, dan
sasaran program studi.
Strategi pencapaian sasaran dan
rentang waktu pelaksanaan
Sosialisasi visi-misi.
Tata pamong menjamin terwujudnya visi,
terlaksananya misi, tercapainya tujuan
kepemimpinan program studi
Sistem pengelolaan fungsional dan
operasional program studi menca-kup:
planning, organizing, staffing, leading,
controlling yang efektif
Pelaksanaan penjaminan mutu di
program studi.
Penjaringan umpan balik dan tindak
lanjutnya.
Upaya untuk menjamin keberlanjutan
(sustainability) program studi.
Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi
terhadap daya tampung.
Rasio mahasiswa baru reguler yang
melakukan registrasi terhadap calon
mahasiswa baru reguler yang lulus
seleksi.
Rasio mahasiswa baru transfer terhadap
mahasiswa baru regular.
Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
selama lima tahun terakhir.
Penerimaan mahasiswa non-reguler
(selayaknya tidak membuat beban dosen
sangat berat, jauh melebihi beban ideal
sekitar 12 sks).
Hasil penilaian terhadap penghargaan
atas prestasi mahasiswa di bidang nalar,
bakat dan minat.
Persentase kelulusan tepat waktu.
Hasil penilaian terhadap Persentase
mahasiswa yang DO atau mengundurkan
diri.
Layanan dan kegiatan kemahasiswaan.
Kualitas layanan kepada mahasiswa.
Upaya pelacakan dan perekaman data
lulusan.
Penggunaan hasil pelacakan untuk
perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2)
penggalangan dana, (3) informasi
pekerjaan, (4) membangun jejaring.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
182
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
71
75
6%
68
74
9%
72
77
7%
62
70
13%
69
72
4%
67
74
10%
70
72
3%
71
73
3%
73
75
3%
70
72
3%
69
71
3%
47
47
0%
72
73
1%
50
61
22%
68
72
6%
75
77
3%
59
62
5%
75
75
77
75
3%
0%
71
79
11%
74
76
3%
No
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Aspek Kinerja Program Studi
Penilaian terhadap Pendapat pengguna
lulusan terhadap mutu alumni.
Hasil penilaian terhadap profil masa
tunggu kerja pertama (dalam bulan).
Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian
bidang kerja dengan bidang studi
(keahlian) lulusan.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan akademik program studi.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan non-akademik program
studi.
Pedoman tertulis tentang sistem seleksi,
perekrutan, penempatan,
pengembangan, retensi, dan
pemberhentian dosen dan tenaga
kependidikan.
Pedoman tertulis tentang sistem
monitoring dan evaluasi, serta rekam
jejak kinerja akademik dosen dan kinerja
tenaga kependidikan.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
kinerja dosen di bidang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Jumlah dosen tetap berpendidikan
(terakhir) S2 dan S3 yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi
PS.
Jumlah dosen tetap yang berpendidikan
S3 yang bidang keahliannya sesuai
dengan kompetensi PS.
Jumlah dosen tetap yang memiliki
jabatan lektor kepala dan guru besar
yang bidang keahliannya sesuai dengan
kompetensi PS.
Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat
Pendidik Profesional.
Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
bidang PS.
Rata-rata beban dosen per semester,
atau rata-rata FTE (Fulltime Teaching
Equivalent).
Hasil penilian terhadap kesesuaian
keahlian (pendidikan terakhir) dosen
dengan mata kuliah yang diajarkannya.
Tingkat kehadiran dosen tetap dalam
mengajar.
Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap
jumlah seluruh dosen.
Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap
dengan mata kuliah yang diampu.
Pelaksanaan tugas atau tingkat
183
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
77
78
1%
70
70
0%
77
79
3%
75
75
0%
74
75
1%
71
75
6%
69
71
3%
71
74
4%
68
73
7%
65
70
8%
66
71
8%
66
71
8%
66
71
8%
71
74
4%
68
70
3%
77
77
0%
49
51
4%
41
45
10%
46
48
4%
No
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
Aspek Kinerja Program Studi
kehadiran dosen tidak tetap dalam
mengajar.
Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar
sebagai pembicara dalam
seminar/pelatihan, pembicara tamu, dsb,
dari luar PT sendiri (tidak termasuk dosen
tidak tetap).
Peningkatan kemampuan dosen tetap
melalui program tugas belajar dalam
bidang yang sesuai dengan bidang PS.
Kegiatan dosen tetap yang bidang
keahliannya sesuai dengan PS dalam
seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/
workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan
yang tidak hanya melibatkan dosen PT
sendiri.
Prestasi dalam mendapatkan
penghargaan hibah, pendanaan program
dan kegiatan akademik dari tingkat
nasional dan internasional;
Reputasi dan keluasan jejaring dosen
dalam bidang akademik & profesi.
Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya.
Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah,
kualifikasi, dan mutu kerjanya.
Tenaga administrasi: jumlah dan
kualifikasinya.
Upaya PS dalam meningkatkan
kualifikasi dan kompetensi tenaga
kependidikan.
Struktur kurikulum (harus memuat
standar kompetensi lulusan yang
terstruktur dalam kompetensi utama,
pendukung dan lainnya ).
Kesesuaian kurikulum dengan visi dan
misi PS.
Kesesuaian mata kuliah dengan standar
kompetensi.
Persentase mata kuliah yang dalam
penentuan nilai akhirnya memberikan
bobot pada tugas-tugas (PR atau
makalah) ≥ 20%.
Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi
dengan deskripsi matakuliah, silabus dan
SAP.
Fleksibilitas mata kuliah pilihan.
Substansi praktikum dan pelaksanaan
praktikum.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
peninjauan kurikulum selama 5 tahun
terakhir.
Hasil penilaian terhadap penyesuaian
kurikulum dengan perkembangan ipteks
dan kebutuhan.
184
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
68
72
6%
66
70
6%
66
73
11%
58
66
14%
61
68
11%
59
63
7%
54
61
13%
59
65
10%
67
69
3%
75
76
1%
77
79
3%
71
76
7%
75
77
3%
75
79
5%
67
70
4%
68
73
7%
69
72
4%
69
72
4%
No
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
Aspek Kinerja Program Studi
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
Mekanisme penyusunan materi
perkuliahan.
Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
banyaknya mahasiswa per dosen
Pembimbing Akademik per semester.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata
pertemuan pembimbingan akademik per
mahasiswa per semester.
Hasil penilaian terhadap efektivitas
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap ketersediaan
panduan, sosialisasi, dan penggunaan.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
mahasiswa per dosen pembimbing tugas
akhir.
Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah
pertemuan/ pembimbingan selama
penyelesaian TA.
Hasil penilaian terhadap kualifikasi
akademik dosen pembimbing tugas akhir.
Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian
terhadap rata-rata waktu penyelesaian
penulisan tugas akhir.
Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan
sistem pembelajaran yang telah
dilakukan selama tiga tahun terakhir.
Hasil penilaian terhadap kebijakan
tentang suasana akademik (otonomi
keilmuan, kebebasan akademik,
kebebasan mimbar akademik).
Hasil penilaian terhadap ketersediaan
dan jenis prasarana, sarana dan dana
yang memungkinkan terciptanya interaksi
akademik antara sivitas akademika.
Hasil evaluasi terhadap Program dan
kegiatan akademik untuk menciptakan
suasana akademik (seminar, simposium,
lokakarya, bedah buku, penelitian
bersama dll).
Hasil evaluasi terhadap Interaksi
akademik antara dosen-mahasiswa.
Hasil evaluasi terhadap pengembangan
perilaku kecendekiawanan.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
program studi dalam perencanaan target
kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan
perencanaan/alokasi dan pengelolaan
dana.
Hasil evaluasi terhadap besarnya dana
185
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
72
74
3%
74
77
4%
65
70
8%
70
72
3%
70
73
4%
66
69
5%
71
74
4%
71
71
0%
69
73
6%
70
74
6%
75
75
0%
66
75
14%
64
72
13%
63
68
8%
63
66
5%
65
72
11%
68
73
7%
66
70
6%
62
65
5%
59
64
8%
No
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
Aspek Kinerja Program Studi
(termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap dana penelitian
dalam tiga tahun terakhir.
Dana yang diperoleh dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat dalam
tiga tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja
dosen
Hasil evaluasi terhadap Prasarana
(kantor, ruang kelas, ruang laboratorium,
studio, ruang perpustakaan, kebun
percobaan, dsb. kecuali ruang dosen)
yang dipergunakan PS dalam proses
pembelajaran.
Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain
yang menunjang (misalnya tempat olah
raga, ruang bersama, ruang himpunan
mahasiswa, poliklinik).
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa buku teks.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas
akhir.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi
Dikti.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah internasional
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa prosiding seminardalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap Akses ke
perpustakaan di luar PT atau sumber
pustaka lainnya.
Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan,
akses dan pendayagunaan sarana utama
di lab (tempat praktikum, bengkel, studio,
ruang simulasi, rumah sakit,
puskesmas/balai kesehatan, green
house, lahan untuk pertanian, dan
sejenisnya).
Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi
dan fasilitas yang digunakan PS dalam
proses pembelajaran (hardware,
software, e-learning, dan perpustakaan).
Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data
dalam sistem informasi.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS
per tahun, selama 3 tahun.
Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan
mahasiswa yang melakukan tugas akhir
dalam penelitian dosen.
186
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
53
56
6%
36
39
8%
60
63
5%
62
68
10%
61
65
7%
62
64
3%
59
61
3%
51
53
4%
39
42
8%
51
55
8%
59
59
0%
55
62
13%
59
61
3%
58
60
3%
58
58
0%
59
62
5%
No
95
96
97
98
99
100
Aspek Kinerja Program Studi
Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel
ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
PS per tahun, selama tiga tahun.
Hasil evaluasi terhadap Karya-karya
PS/institusi yang telah memperoleh
perlindungan Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun
terakhir.
Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
mahasiswa dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan
kerjasama dengan instansi di dalam
negeri dalam tiga tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan
kerjasama dengan instansi di luar negeri
dalam tiga tahun terakhir.
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
52
54
4%
31
31
0%
41
43
5%
42
48
14%
51
53
4%
35
39
11%
Deskripsi data penelitian tentang kinerja prodi sebelum dan sesudah
akreditasi di Universitas Bengkulu ditunjukkan pada Gambar 4.49. Dilihat dari
seratus (100) aspek penilaian kinerja prodi, dari lima (5) aspek perubahan
kinerja yang terjadi di Universitas Negeri Bengkulu, aspek kinerja prodi yang
mengalami perubahan kinerja tertinggi adalah aspek penerimaan mahasiswa
non reguler (22%), kedua aspek prestasi dalam mendapatkan hibah,
pendanaan
program
dan
kegiatan
akademik
(14%),
penyelesaian penulisan tugas akhir (14%), keempat
ketiga
aspek
aspek keterlibatan
mahasiswa dalam kegiatan PPM (14%), dan kelima adalah aspek tata
pamong (13%).
187
Gambar 4.49. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas
Bengkulu
Pada Gambar 4.50 ditinjau dari lima (5) aspek perubahan kinerja
terendah di Universitas Bengkulu, data penelitian menunjukkan bahwa lima
(5) aspek perubahan kinerja paling rendah pasca akreditasi di Universitas
Negeri Bengkulu adalah aspek-aspek sebagai berikut; (a) aksesibilitas data
dalam sistem informasi (3%); disusul (b) indek prestasi kumulatif (1%); (c)
pendapat pengguna lulusan terhadap mutu lulusan (1%); (d) lulusan dan
alumni (1%) dan terakhir (e) aspek struktur kurikulum (1%).
Gambar 4.50. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas
Bengkulu
188
g. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca
Akreditasi dilihat
Berdasar Aspek Kinerja Program Studi di Universitas Negeri
Yogyakarta
Performance program studi PGSD di Universitas Negeri Yogyakarta
sebelum dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir intrumen akreditasi
secara rinci disajikan pada Tabel 4.52. Pada Tabel 4.52 ditunjukkan skor
sebelum dan pasca akreditasi berdasar aspek kinerja program studi di
Universitas Negeri Yogyakarta. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 48,87
dan setelah akreditasi= 63,31. Pengaruh aspek kinerja program studi secara
keseluruhan di Universitas Negeri Yogyakarta adalah 29,5%.
TABEL 4.52.
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUTSELURUH RESPONDEN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Aspek Kinerja Program Studi
Perumusan visi, misi, tujuan, dan
sasaran program studi.
Strategi pencapaian sasaran dan rentang
waktu pelaksanaan
Sosialisasi visi-misi.
Tata pamong menjamin terwujudnya visi,
terlaksananya misi, tercapainya tujuan
kepemimpinan program studi
Sistem pengelolaan fungsional dan
operasional program studi menca-kup:
planning, organizing, staffing, leading,
controlling yang efektif
Pelaksanaan penjaminan mutu di
program studi.
Penjaringan umpan balik dan tindak
lanjutnya.
Upaya untuk menjamin keberlanjutan
(sustainability) program studi.
Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi
terhadap daya tampung.
Rasio mahasiswa baru reguler yang
melakukan registrasi terhadap calon
mahasiswa baru reguler yang lulus
seleksi.
Rasio mahasiswa baru transfer terhadap
mahasiswa baru regular.
Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
selama lima tahun terakhir.
Penerimaan mahasiswa non-reguler
189
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
49
67
37%
48
65
35%
42
63
50%
44
68
55%
45
69
53%
41
67
63%
43
65
51%
47
63
34%
52
69
33%
59
77
31%
64
75
17%
43
49
14%
62
71
15%
53
63
19%
No
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aspek Kinerja Program Studi
(selayaknya tidak membuat beban dosen
sangat berat, jauh melebihi beban ideal
sekitar 12 sks).
Hasil penilaian terhadap penghargaan
atas prestasi mahasiswa di bidang nalar,
bakat dan minat.
Persentase kelulusan tepat waktu.
Hasil penilaian terhadap Persentase
mahasiswa yang DO atau mengundurkan
diri.
Layanan dan kegiatan kemahasiswaan.
Kualitas layanan kepada mahasiswa.
Upaya pelacakan dan perekaman data
lulusan.
Penggunaan hasil pelacakan untuk
perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2)
penggalangan dana, (3) informasi
pekerjaan, (4) membangun jejaring.
Penilaian terhadap Pendapat pengguna
lulusan terhadap mutu alumni.
Hasil penilaian terhadap profil masa
tunggu kerja pertama (dalam bulan).
Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian
bidang kerja dengan bidang studi
(keahlian) lulusan.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan akademik program studi.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan non-akademik program
studi.
Pedoman tertulis tentang sistem seleksi,
perekrutan, penempatan, pengembangan,
retensi, dan pemberhentian dosen dan
tenaga kependidikan.
Pedoman tertulis tentang sistem
monitoring dan evaluasi, serta rekam
jejak kinerja akademik dosen dan kinerja
tenaga kependidikan.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
kinerja dosen di bidang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Jumlah dosen tetap berpendidikan
(terakhir) S2 dan S3 yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi
PS.
Jumlah dosen tetap yang berpendidikan
S3 yang bidang keahliannya sesuai
dengan kompetensi PS.
Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan
lektor kepala dan guru besar yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi
PS.
Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat
190
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
52
70
35%
58
67
16%
46
50
9%
55
54
72
75
31%
39%
46
60
30%
47
64
36%
48
62
29%
44
55
25%
55
68
24%
47
60
28%
47
57
21%
54
66
22%
53
66
25%
54
74
37%
53
70
32%
42
57
36%
41
57
39%
50
69
38%
No
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
Aspek Kinerja Program Studi
Pendidik Profesional.
Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
bidang PS.
Rata-rata beban dosen per semester,
atau rata-rata FTE (Fulltime Teaching
Equivalent).
Hasil penilian terhadap kesesuaian
keahlian (pendidikan terakhir) dosen
dengan mata kuliah yang diajarkannya.
Tingkat kehadiran dosen tetap dalam
mengajar.
Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap
jumlah seluruh dosen.
Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap
dengan mata kuliah yang diampu.
Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran
dosen tidak tetap dalam mengajar.
Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar
sebagai pembicara dalam
seminar/pelatihan, pembicara tamu, dsb,
dari luar PT sendiri (tidak termasuk dosen
tidak tetap).
Peningkatan kemampuan dosen tetap
melalui program tugas belajar dalam
bidang yang sesuai dengan bidang PS.
Kegiatan dosen tetap yang bidang
keahliannya sesuai dengan PS dalam
seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/
workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan
yang tidak hanya melibatkan dosen PT
sendiri.
Prestasi dalam mendapatkan
penghargaan hibah, pendanaan program
dan kegiatan akademik dari tingkat
nasional dan internasional;
Reputasi dan keluasan jejaring dosen
dalam bidang akademik & profesi.
Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya.
Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah,
kualifikasi, dan mutu kerjanya.
Tenaga administrasi: jumlah dan
kualifikasinya.
Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi
dan kompetensi tenaga kependidikan.
Struktur kurikulum (harus memuat standar
kompetensi lulusan yang terstruktur
dalam kompetensi utama, pendukung dan
lainnya ).
Kesesuaian kurikulum dengan visi dan
misi PS.
Kesesuaian mata kuliah dengan standar
kompetensi.
Persentase mata kuliah yang dalam
penentuan nilai akhirnya memberikan
191
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
49
67
37%
53
67
26%
56
70
25%
57
76
33%
40
45
13%
52
60
15%
49
56
14%
42
53
26%
52
67
29%
48
64
33%
44
55
25%
49
58
18%
46
59
28%
41
56
37%
47
65
38%
50
68
36%
54
71
31%
59
73
24%
59
76
29%
46
53
15%
No
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
Aspek Kinerja Program Studi
bobot pada tugas-tugas (PR atau
makalah) ≥ 20%.
Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi
dengan deskripsi matakuliah, silabus dan
SAP.
Fleksibilitas mata kuliah pilihan.
Substansi praktikum dan pelaksanaan
praktikum.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
peninjauan kurikulum selama 5 tahun
terakhir.
Hasil penilaian terhadap penyesuaian
kurikulum dengan perkembangan ipteks
dan kebutuhan.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
Mekanisme penyusunan materi
perkuliahan.
Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
banyaknya mahasiswa per dosen
Pembimbing Akademik per semester.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata
pertemuan pembimbingan akademik per
mahasiswa per semester.
Hasil penilaian terhadap efektivitas
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap ketersediaan
panduan, sosialisasi, dan penggunaan.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
mahasiswa per dosen pembimbing tugas
akhir.
Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah
pertemuan/ pembimbingan selama
penyelesaian TA.
Hasil penilaian terhadap kualifikasi
akademik dosen pembimbing tugas akhir.
Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian
terhadap rata-rata waktu penyelesaian
penulisan tugas akhir.
Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan
sistem pembelajaran yang telah dilakukan
selama tiga tahun terakhir.
Hasil penilaian terhadap kebijakan
tentang suasana akademik (otonomi
keilmuan, kebebasan akademik,
kebebasan mimbar akademik).
Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan
jenis prasarana, sarana dan dana yang
memungkinkan terciptanya interaksi
akademik antara sivitas akademika.
Hasil evaluasi terhadap Program dan
192
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
54
72
33%
38
44
16%
50
83
66%
48
67
40%
48
67
40%
55
70
27%
52
67
29%
55
66
20%
52
62
19%
51
62
22%
48
56
17%
47
64
36%
47
61
30%
51
66
29%
51
69
35%
54
70
30%
56
72
29%
52
68
31%
51
65
27%
49
71
45%
53
67
26%
No
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
Aspek Kinerja Program Studi
kegiatan akademik untuk menciptakan
suasana akademik (seminar, simposium,
lokakarya, bedah buku, penelitian
bersama dll).
Hasil evaluasi terhadap Interaksi
akademik antara dosen-mahasiswa.
Hasil evaluasi terhadap pengembangan
perilaku kecendekiawanan.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
program studi dalam perencanaan target
kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan
perencanaan/alokasi dan pengelolaan
dana.
Hasil evaluasi terhadap besarnya dana
(termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap dana penelitian
dalam tiga tahun terakhir.
Dana yang diperoleh dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat dalam
tiga tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja
dosen
Hasil evaluasi terhadap Prasarana
(kantor, ruang kelas, ruang laboratorium,
studio, ruang perpustakaan, kebun
percobaan, dsb. kecuali ruang dosen)
yang dipergunakan PS dalam proses
pembelajaran.
Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain
yang menunjang (misalnya tempat olah
raga, ruang bersama, ruang himpunan
mahasiswa, poliklinik).
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa buku teks.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas
akhir.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi
Dikti.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah internasional
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa prosiding seminardalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap Akses ke
perpustakaan di luar PT atau sumber
pustaka lainnya.
Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan,
akses dan pendayagunaan sarana utama
di lab (tempat praktikum, bengkel, studio,
ruang simulasi, rumah sakit,
puskesmas/balai kesehatan, green
house, lahan untuk pertanian, dan
193
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
54
66
22%
48
63
31%
52
65
25%
49
59
20%
51
64
25%
50
65
30%
46
60
30%
46
63
37%
49
65
33%
46
64
39%
51
64
25%
38
51
34%
34
43
26%
41
54
32%
38
54
42%
40
56
40%
No
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
Aspek Kinerja Program Studi
sejenisnya).
Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi
dan fasilitas yang digunakan PS dalam
proses pembelajaran (hardware,
software, e-learning, dan perpustakaan).
Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data
dalam sistem informasi.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS
per tahun, selama 3 tahun.
Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan
mahasiswa yang melakukan tugas akhir
dalam penelitian dosen.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel
ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
PS per tahun, selama tiga tahun.
Hasil evaluasi terhadap Karya-karya
PS/institusi yang telah memperoleh
perlindungan Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun
terakhir.
Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
mahasiswa dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan
kerjasama dengan instansi di dalam
negeri dalam tiga tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan
kerjasama dengan instansi di luar negeri
dalam tiga tahun terakhir.
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
49
66
35%
53
63
19%
49
64
31%
46
62
35%
49
62
27%
34
37
9%
53
67
26%
44
67
52%
48
62
29%
36
47
31%
Hasil data penelitian tentang kinerja prodi sebelum dan sesudah
akreditasi di Universitas Negeri Yogyakarta ditunjukkan Gambar 4.51. Dilihat
dari seratus (100) aspek penilaian kinerja prodi, jika ditinjau dari lima (5)
aspek perubahan kinerja tertinggi di Universitas Negeri Yogyakarta, aspek
kinerja prodi yang meng-alami perubahan kinerja tertinggi pertama pada
aspek sistem pengelolaan fungsional dan operasional prodi (63%), kedua
aspek tatapamong (55%), ketiga
aspek kepemimpinan prodi (53%), dan
keempat keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan PPM (52%) dan kelima
pelaksanaan penjaminan mutu di program studi.
194
Gambar 4.51. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Negeri
Yogyakarta
Apabila ditinjau dari lima (5) aspek perubahan kinerja terendah, data
penelitian menunjukkan bahwa lima (5) aspek perubahan kinerja paling
rendah pasca akreditasi di Universitas Negeri Yogyakarta adalah aspekaspek sebagai berikut; (a) rasio mahasiswa baru transfer terhadap
mahasiswa reguler (14%); disusul (b) tingkat kehadiran dosen tidak tetap
dalam mengajar (14%); (c) rasio jumlah dosen tidak tetap terhadap jumlah
seluruh dosen (13%); (d) persentase mahasiswa DO atau mengundurkan diri
(9%) dan terakhir (e) aspek karya-karya prodi yang telah memperoleh HAKI
(9%).
195
Gambar 4.52. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Negeri
Yogyakarta
h. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat
Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi di Universitas Negeri
Malang
Performance program studi PGSD di Universitas Negeri Malang
sebelum dan sesudah akreditasi
berdasar 100 butir intrumen akreditasi
secara rinci disajikan pada Tabel 4.53. Pada Tabel 4.53 ditunjukkan skor
sebelum dan pasca akreditasi berdasar aspek kinerja program studi di
Universitas Negeri Malang. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 58,64 dan
setelah akreditasi= 70,31. Pengaruh aspek kinerja program studi secara
keseluruhan di Universitas Negeri Malang adalah 19,9%.
196
TABEL 4.53.
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI MALANG
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Aspek Kinerja Program Studi
Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran
program studi.
Strategi pencapaian sasaran dan rentang
waktu pelaksanaan
Sosialisasi visi-misi.
Tata pamong menjamin terwujudnya visi,
terlaksananya misi, tercapainya tujuan
kepemimpinan program studi
Sistem pengelolaan fungsional dan
operasional program studi menca-kup:
planning, organizing, staffing, leading,
controlling yang efektif
Pelaksanaan penjaminan mutu di program
studi.
Penjaringan umpan balik dan tindak
lanjutnya.
Upaya untuk menjamin keberlanjutan
(sustainability) program studi.
Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi
terhadap daya tampung.
Rasio mahasiswa baru reguler yang
melakukan registrasi terhadap calon
mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi.
Rasio mahasiswa baru transfer terhadap
mahasiswa baru regular.
Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
selama lima tahun terakhir.
Penerimaan mahasiswa non-reguler
(selayaknya tidak membuat beban dosen
sangat berat, jauh melebihi beban ideal
sekitar 12 sks).
Hasil penilaian terhadap penghargaan atas
prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat
dan minat.
Persentase kelulusan tepat waktu.
Hasil penilaian terhadap Persentase
mahasiswa yang DO atau mengundurkan
diri.
Layanan dan kegiatan kemahasiswaan.
Kualitas layanan kepada mahasiswa.
Upaya pelacakan dan perekaman data
lulusan.
Penggunaan hasil pelacakan untuk
perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2)
penggalangan dana, (3) informasi
pekerjaan, (4) membangun jejaring.
Penilaian terhadap Pendapat pengguna
lulusan terhadap mutu alumni.
197
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
58
76
31%
58
75
29%
53
76
43%
59
73
24%
58
74
28%
53
71
34%
57
75
32%
56
70
25%
65
79
22%
64
73
14%
68
75
10%
52
56
8%
66
71
8%
51
60
18%
59
70
19%
64
75
17%
49
54
10%
62
61
77
77
24%
26%
52
70
35%
52
66
27%
58
70
21%
No
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
Aspek Kinerja Program Studi
Hasil penilaian terhadap profil masa
tunggu kerja pertama (dalam bulan).
Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian
bidang kerja dengan bidang studi
(keahlian) lulusan.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan akademik program studi.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan non-akademik program
studi.
Pedoman tertulis tentang sistem seleksi,
perekrutan, penempatan, pengembangan,
retensi, dan pemberhentian dosen dan
tenaga kependidikan.
Pedoman tertulis tentang sistem
monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak
kinerja akademik dosen dan kinerja tenaga
kependidikan.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
kinerja dosen di bidang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Jumlah dosen tetap berpendidikan
(terakhir) S2 dan S3 yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi
PS.
Jumlah dosen tetap yang berpendidikan
S3 yang bidang keahliannya sesuai
dengan kompetensi PS.
Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan
lektor kepala dan guru besar yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi
PS.
Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat
Pendidik Profesional.
Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
bidang PS.
Rata-rata beban dosen per semester, atau
rata-rata FTE (Fulltime Teaching
Equivalent).
Hasil penilian terhadap kesesuaian
keahlian (pendidikan terakhir) dosen
dengan mata kuliah yang diajarkannya.
Tingkat kehadiran dosen tetap dalam
mengajar.
Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap
jumlah seluruh dosen.
Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap
dengan mata kuliah yang diampu.
Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran
dosen tidak tetap dalam mengajar.
Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai
pembicara dalam seminar/pelatihan,
pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri
198
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
56
67
20%
62
75
21%
56
67
20%
56
68
21%
61
70
15%
63
75
19%
61
76
25%
62
73
18%
53
57
8%
60
67
12%
61
69
13%
59
68
15%
59
67
14%
59
68
15%
66
77
17%
44
49
11%
57
67
18%
64
69
8%
58
68
17%
No
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
Aspek Kinerja Program Studi
(tidak termasuk dosen tidak tetap).
Peningkatan kemampuan dosen tetap
melalui program tugas belajar dalam
bidang yang sesuai dengan bidang PS.
Kegiatan dosen tetap yang bidang
keahliannya sesuai dengan PS dalam
seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/
workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan
yang tidak hanya melibatkan dosen PT
sendiri.
Prestasi dalam mendapatkan
penghargaan hibah, pendanaan program
dan kegiatan akademik dari tingkat
nasional dan internasional;
Reputasi dan keluasan jejaring dosen
dalam bidang akademik & profesi.
Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya.
Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah,
kualifikasi, dan mutu kerjanya.
Tenaga administrasi: jumlah dan
kualifikasinya.
Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi
dan kompetensi tenaga kependidikan.
Struktur kurikulum (harus memuat standar
kompetensi lulusan yang terstruktur dalam
kompetensi utama, pendukung dan lainnya
).
Kesesuaian kurikulum dengan visi dan
misi PS.
Kesesuaian mata kuliah dengan standar
kompetensi.
Persentase mata kuliah yang dalam
penentuan nilai akhirnya memberikan
bobot pada tugas-tugas (PR atau
makalah) ≥ 20%.
Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi
dengan deskripsi matakuliah, silabus dan
SAP.
Fleksibilitas mata kuliah pilihan.
Substansi praktikum dan pelaksanaan
praktikum.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
peninjauan kurikulum selama 5 tahun
terakhir.
Hasil penilaian terhadap penyesuaian
kurikulum dengan perkembangan ipteks
dan kebutuhan.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
Mekanisme penyusunan materi
perkuliahan.
Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
banyaknya mahasiswa per dosen
199
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
63
71
13%
61
73
20%
59
68
15%
57
69
21%
55
66
20%
52
61
17%
55
63
15%
60
71
18%
65
75
15%
68
75
10%
68
74
9%
67
74
10%
69
79
14%
60
75
25%
64
74
16%
60
73
22%
58
74
28%
63
77
22%
62
75
21%
61
71
16%
61
69
13%
No
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
Aspek Kinerja Program Studi
Pembimbing Akademik per semester.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata
pertemuan pembimbingan akademik per
mahasiswa per semester.
Hasil penilaian terhadap efektivitas
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap ketersediaan
panduan, sosialisasi, dan penggunaan.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
mahasiswa per dosen pembimbing tugas
akhir.
Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah
pertemuan/ pembimbingan selama
penyelesaian TA.
Hasil penilaian terhadap kualifikasi
akademik dosen pembimbing tugas akhir.
Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian
terhadap rata-rata waktu penyelesaian
penulisan tugas akhir.
Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan
sistem pembelajaran yang telah dilakukan
selama tiga tahun terakhir.
Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang
suasana akademik (otonomi keilmuan,
kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik).
Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan
jenis prasarana, sarana dan dana yang
memungkinkan terciptanya interaksi
akademik antara sivitas akademika.
Hasil evaluasi terhadap Program dan
kegiatan akademik untuk menciptakan
suasana akademik (seminar, simposium,
lokakarya, bedah buku, penelitian bersama
dll).
Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik
antara dosen-mahasiswa.
Hasil evaluasi terhadap pengembangan
perilaku kecendekiawanan.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
program studi dalam perencanaan target
kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan
perencanaan/alokasi dan pengelolaan
dana.
Hasil evaluasi terhadap besarnya dana
(termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap dana penelitian
dalam tiga tahun terakhir.
Dana yang diperoleh dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat dalam
tiga tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja
200
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
57
71
25%
57
67
18%
56
68
21%
57
70
23%
63
73
16%
62
75
21%
63
73
16%
65
73
12%
62
74
19%
63
74
17%
59
74
25%
57
69
21%
60
72
20%
57
69
21%
55
69
25%
58
73
26%
57
74
30%
58
71
22%
54
65
20%
No
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
Aspek Kinerja Program Studi
dosen
Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor,
ruang kelas, ruang laboratorium, studio,
ruang perpustakaan, kebun percobaan,
dsb. kecuali ruang dosen) yang
dipergunakan PS dalam proses
pembelajaran.
Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain
yang menunjang (misalnya tempat olah
raga, ruang bersama, ruang himpunan
mahasiswa, poliklinik).
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa buku teks.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas
akhir.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi
Dikti.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah internasional
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa prosiding seminardalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap Akses ke
perpustakaan di luar PT atau sumber
pustaka lainnya.
Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan,
akses dan pendayagunaan sarana utama
di lab (tempat praktikum, bengkel, studio,
ruang simulasi, rumah sakit,
puskesmas/balai kesehatan, green house,
lahan untuk pertanian, dan sejenisnya).
Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi
dan fasilitas yang digunakan PS dalam
proses pembelajaran (hardware, software,
e-learning, dan perpustakaan).
Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data
dalam sistem informasi.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS per
tahun, selama 3 tahun.
Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan
mahasiswa yang melakukan tugas akhir
dalam penelitian dosen.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel
ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
PS per tahun, selama tiga tahun.
Hasil evaluasi terhadap Karya-karya
PS/institusi yang telah memperoleh
perlindungan Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun
terakhir.
201
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
57
73
28%
57
68
19%
60
75
25%
60
74
23%
62
72
16%
49
58
18%
55
68
24%
59
72
22%
58
75
29%
59
73
24%
59
68
15%
56
71
27%
54
66
22%
57
70
23%
44
53
20%
No
97
98
99
100
Aspek Kinerja Program Studi
Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
mahasiswa dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan
kerjasama dengan instansi di dalam negeri
dalam tiga tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan
kerjasama dengan instansi di luar negeri
dalam tiga tahun terakhir.
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
54
70
30%
55
72
31%
58
71
22%
51
61
20%
Berdasarkan data hasil penelitian tentang kinerja prodi sebelum dan
sesudah akreditasi di Universitas Negeri Malang yang ditunjukkan oleh Tabel
4.50 dan Gambar 4.53., dapat dicermati bahwa dari seratus (100) indikator
penilaian kinerja prodi, terdapat lima (5) aspek perubahan kinerja tertinggi di
Universitas Negeri Malang yang mengalami perubahan kinerja tertinggi.
Perubahan kinerja tertinggi terjadi pada aspek sosialisasi visi-misi (43%),
kedua disusul aspek pelacakan dan perekaman data lulusan (35%), ketiga
sistem pengelolaan fungsional dan operasional prodi (34%), keempat aspek
penjaminan mutu di prodi (32%) dan kelima adalah aspek perumusan visi,
misi, tujuan dan sasaran prodi (35%).
Gambar 4.53. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Negeri
Malang
202
Selanjutnya, penelitian ini juga menyajikan data lima (5) aspek
perubahan kinerja prodi yang paling rendah. Perubahan kinerja prodi paling
rendah pasca akreditasi di Universitas Negeri Malang adalah aspek
kesesuaian mata kuliah dengan standar kompetensi (9%), disusul aspek
rasio mahasiswa transfer terhadap mahasiswa reguler (8%), indek prestasi
kumulatif (8%), jumlah dosen tetap dengan kualifikasi S3 (8%) dan terakhir
aspek tingkat kehadiran dosen tidak tetap dalam mengajar (8%).
Gambar 4.54. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Negeri
Malang
i. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca
Akreditasi dilihat
Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi di Universitas Negeri
Manado
Performance program studi PGSD di Universitas Negeri Manado
sebelum dan sesudah akreditasi
berdasar 100 butir intrumen akreditasi
secara rinci disajikan pada Tabel 4.54. Pada Tabel 4.54 ditunjukkan skor
sebelum dan pasca akreditasi berdasarkan aspek kinerja program studi di
Universitas Negeri Manado. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 49,94 dan
setelah akreditasi= 58,81. Pengaruh aspek kinerja program studi secara
keseluruhan di Universitas Negeri Manado adalah 17,8%.
203
TABEL 4.54.
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS NEGERI MANADO
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Aspek Kinerja Program Studi
Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran
program studi.
Strategi pencapaian sasaran dan rentang
waktu pelaksanaan
Sosialisasi visi-misi.
Tata pamong menjamin terwujudnya visi,
terlaksananya misi, tercapainya tujuan
kepemimpinan program studi
Sistem pengelolaan fungsional dan
operasional program studi menca-kup:
planning, organizing, staffing, leading,
controlling yang efektif
Pelaksanaan penjaminan mutu di program
studi.
Penjaringan umpan balik dan tindak
lanjutnya.
Upaya untuk menjamin keberlanjutan
(sustainability) program studi.
Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi
terhadap daya tampung.
Rasio mahasiswa baru reguler yang
melakukan registrasi terhadap calon
mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi.
Rasio mahasiswa baru transfer terhadap
mahasiswa baru regular.
Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
selama lima tahun terakhir.
Penerimaan mahasiswa non-reguler
(selayaknya tidak membuat beban dosen
sangat berat, jauh melebihi beban ideal
sekitar 12 sks).
Hasil penilaian terhadap penghargaan atas
prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat
dan minat.
Persentase kelulusan tepat waktu.
Hasil penilaian terhadap Persentase
mahasiswa yang DO atau mengundurkan
diri.
Layanan dan kegiatan kemahasiswaan.
Kualitas layanan kepada mahasiswa.
Upaya pelacakan dan perekaman data
lulusan.
Penggunaan hasil pelacakan untuk
perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2)
penggalangan dana, (3) informasi
pekerjaan, (4) membangun jejaring.
Penilaian terhadap Pendapat pengguna
lulusan terhadap mutu alumni.
204
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
48
63
31%
49
62
27%
49
63
29%
46
58
26%
55
66
20%
51
60
18%
47
55
17%
46
58
26%
54
67
24%
58
64
10%
57
64
12%
54
61
13%
52
59
13%
46
57
24%
48
57
19%
48
55
15%
43
51
19%
54
58
64
64
19%
10%
50
59
18%
52
56
8%
50
60
20%
No
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
Aspek Kinerja Program Studi
Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu
kerja pertama (dalam bulan).
Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian
bidang kerja dengan bidang studi
(keahlian) lulusan.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan akademik program studi.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan non-akademik program
studi.
Pedoman tertulis tentang sistem seleksi,
perekrutan, penempatan, pengembangan,
retensi, dan pemberhentian dosen dan
tenaga kependidikan.
Pedoman tertulis tentang sistem monitoring
dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja
akademik dosen dan kinerja tenaga
kependidikan.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
kinerja dosen di bidang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Jumlah dosen tetap berpendidikan
(terakhir) S2 dan S3 yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi
PS.
Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3
yang bidang keahliannya sesuai dengan
kompetensi PS.
Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan
lektor kepala dan guru besar yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi
PS.
Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat
Pendidik Profesional.
Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
bidang PS.
Rata-rata beban dosen per semester, atau
rata-rata FTE (Fulltime Teaching
Equivalent).
Hasil penilian terhadap kesesuaian
keahlian (pendidikan terakhir) dosen
dengan mata kuliah yang diajarkannya.
Tingkat kehadiran dosen tetap dalam
mengajar.
Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap
jumlah seluruh dosen.
Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap
dengan mata kuliah yang diampu.
Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran
dosen tidak tetap dalam mengajar.
Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai
pembicara dalam seminar/pelatihan,
pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri
205
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
48
58
21%
58
66
14%
57
62
9%
56
61
9%
50
59
18%
54
60
11%
54
67
24%
54
68
26%
51
63
24%
53
64
21%
53
59
11%
54
58
7%
52
58
12%
52
59
13%
56
63
13%
44
52
18%
42
56
33%
44
53
20%
40
49
23%
No
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
Aspek Kinerja Program Studi
(tidak termasuk dosen tidak tetap).
Peningkatan kemampuan dosen tetap
melalui program tugas belajar dalam
bidang yang sesuai dengan bidang PS.
Kegiatan dosen tetap yang bidang
keahliannya sesuai dengan PS dalam
seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/
workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan
yang tidak hanya melibatkan dosen PT
sendiri.
Prestasi dalam mendapatkan penghargaan
hibah, pendanaan program dan kegiatan
akademik dari tingkat nasional dan
internasional;
Reputasi dan keluasan jejaring dosen
dalam bidang akademik & profesi.
Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya.
Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah,
kualifikasi, dan mutu kerjanya.
Tenaga administrasi: jumlah dan
kualifikasinya.
Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi
dan kompetensi tenaga kependidikan.
Struktur kurikulum (harus memuat standar
kompetensi lulusan yang terstruktur dalam
kompetensi utama, pendukung dan lainnya
).
Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi
PS.
Kesesuaian mata kuliah dengan standar
kompetensi.
Persentase mata kuliah yang dalam
penentuan nilai akhirnya memberikan
bobot pada tugas-tugas (PR atau makalah)
≥ 20%.
Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi
dengan deskripsi matakuliah, silabus dan
SAP.
Fleksibilitas mata kuliah pilihan.
Substansi praktikum dan pelaksanaan
praktikum.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
peninjauan kurikulum selama 5 tahun
terakhir.
Hasil penilaian terhadap penyesuaian
kurikulum dengan perkembangan ipteks
dan kebutuhan.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
Mekanisme penyusunan materi
perkuliahan.
Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
banyaknya mahasiswa per dosen
206
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
56
67
20%
48
61
27%
46
54
17%
45
57
27%
46
51
11%
44
55
25%
45
53
18%
50
57
14%
55
63
15%
58
63
9%
55
62
13%
58
61
5%
54
64
19%
52
56
8%
45
50
11%
52
60
15%
51
60
18%
54
64
19%
58
65
12%
49
59
20%
53
62
17%
No
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
Aspek Kinerja Program Studi
Pembimbing Akademik per semester.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata
pertemuan pembimbingan akademik per
mahasiswa per semester.
Hasil penilaian terhadap efektivitas
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap ketersediaan
panduan, sosialisasi, dan penggunaan.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
mahasiswa per dosen pembimbing tugas
akhir.
Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah
pertemuan/ pembimbingan selama
penyelesaian TA.
Hasil penilaian terhadap kualifikasi
akademik dosen pembimbing tugas akhir.
Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian
terhadap rata-rata waktu penyelesaian
penulisan tugas akhir.
Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan
sistem pembelajaran yang telah dilakukan
selama tiga tahun terakhir.
Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang
suasana akademik (otonomi keilmuan,
kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik).
Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan
jenis prasarana, sarana dan dana yang
memungkinkan terciptanya interaksi
akademik antara sivitas akademika.
Hasil evaluasi terhadap Program dan
kegiatan akademik untuk menciptakan
suasana akademik (seminar, simposium,
lokakarya, bedah buku, penelitian bersama
dll).
Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik
antara dosen-mahasiswa.
Hasil evaluasi terhadap pengembangan
perilaku kecendekiawanan.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
program studi dalam perencanaan target
kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan
perencanaan/alokasi dan pengelolaan
dana.
Hasil evaluasi terhadap besarnya dana
(termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap dana penelitian
dalam tiga tahun terakhir.
Dana yang diperoleh dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja
207
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
53
65
23%
51
62
22%
50
59
18%
47
56
19%
54
66
22%
55
64
16%
52
65
25%
51
64
25%
51
63
24%
53
60
13%
48
58
21%
49
59
20%
57
64
12%
50
56
12%
50
62
24%
49
54
10%
46
55
20%
50
57
14%
46
58
26%
No
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
Aspek Kinerja Program Studi
dosen
Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor,
ruang kelas, ruang laboratorium, studio,
ruang perpustakaan, kebun percobaan,
dsb. kecuali ruang dosen) yang
dipergunakan PS dalam proses
pembelajaran.
Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain
yang menunjang (misalnya tempat olah
raga, ruang bersama, ruang himpunan
mahasiswa, poliklinik).
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa buku teks.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas
akhir.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi
Dikti.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah internasional
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa prosiding seminardalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap Akses ke
perpustakaan di luar PT atau sumber
pustaka lainnya.
Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan,
akses dan pendayagunaan sarana utama
di lab (tempat praktikum, bengkel, studio,
ruang simulasi, rumah sakit,
puskesmas/balai kesehatan, green house,
lahan untuk pertanian, dan sejenisnya).
Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi
dan fasilitas yang digunakan PS dalam
proses pembelajaran (hardware, software,
e-learning, dan perpustakaan).
Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data
dalam sistem informasi.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS per
tahun, selama 3 tahun.
Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan
mahasiswa yang melakukan tugas akhir
dalam penelitian dosen.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel
ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
PS per tahun, selama tiga tahun.
Hasil evaluasi terhadap Karya-karya
PS/institusi yang telah memperoleh
perlindungan Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun
terakhir.
208
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
48
55
15%
45
55
22%
50
56
12%
55
61
11%
40
50
25%
42
46
10%
45
49
9%
44
50
14%
43
53
23%
44
55
25%
47
57
21%
50
56
12%
50
55
10%
51
63
24%
37
44
19%
No
97
98
99
100
Aspek Kinerja Program Studi
Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
mahasiswa dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan
kerjasama dengan instansi di dalam negeri
dalam tiga tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan
kerjasama dengan instansi di luar negeri
dalam tiga tahun terakhir.
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
48
60
25%
45
58
29%
46
56
22%
41
53
29%
Hasil data penelitian tentang kinerja prodi sebelum dan sesudah
akreditasi di Universitas Negeri Manado ditunjukkan oleh Tabel 4.51 dan
Gambar 4.55. Dilihat dari seratus (100) aspek penilaian kinerja prodi, apabila
ditinjau dari lima (5) aspek perubahan kinerja tertinggi di Universitas Negeri
Manado, maka aspek
kinerja prodi yang mengalami perubahan kinerja
tertinggi terjadi pada aspek kesesuaian keahlian dosen tidak tetap sebesar
(33%), kedua disusul aspek perumusan visi, misi dan tujuan (31%),
selanjutnya aspek sosialisasi visi misi, keterlibatan mahasiswa dan kegiatan
kerjasama dengan instansi luar negeri masing-masing mengalami perubahan
sebesar (29%).
Gambar 4.55. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Negeri
Manado
209
Adapun jika ditinjau dari lima (5) aspek perubahan kinerja terendah,
data penelitian lima (5) aspek perubahan kinerja paling rendah pasca
akreditasi di Universitas Negeri Lampung adalah aspek-aspek sebagai
berikut; (a) ketersediaan bahan pustaka (9%); disusul (b) penggunaan hasil
pelacakan (8%); (c) aspek fleksibilitas mata kuliah pilihan (8%); (d) rasio
mahasiswa dan dosen tetap sesuai bidang (7%) dan terakhir (e) presentase
mata kuliah yang memberikan bobot penilaian tugas-tugas ≥ 20% (5%).
Gambar 4.56. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas Negeri
Manado
j. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca
Akreditasi dilihat
Berdasar Aspek Kinerja Program Studi di Universitas Lampung
Performance program studi PGSD di Universitas Lampung sebelum
dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir intrumen akreditasi secara rinci
disajikan pada Tabel 4.55. Pada Tabel 4.55 ditunjukkan skor sebelum dan
pasca akreditasi berdasar aspek kinerja program studi di Universitas
Lampung. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 53,54 dan setelah akreditasi=
64,52. Pengaruh aspek kinerja program studi secara keseluruhan di
Universitas Lampung adalah 20,5%.
210
TABEL 4.55.
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS LAMPUNG
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Aspek Kinerja Program Studi
Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran
program studi.
Strategi pencapaian sasaran dan rentang
waktu pelaksanaan
Sosialisasi visi-misi.
Tata pamong menjamin terwujudnya visi,
terlaksananya misi, tercapainya tujuan
kepemimpinan program studi
Sistem pengelolaan fungsional dan
operasional program studi menca-kup:
planning, organizing, staffing, leading,
controlling yang efektif
Pelaksanaan penjaminan mutu di program
studi.
Penjaringan umpan balik dan tindak
lanjutnya.
Upaya untuk menjamin keberlanjutan
(sustainability) program studi.
Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi
terhadap daya tampung.
Rasio mahasiswa baru reguler yang
melakukan registrasi terhadap calon
mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi.
Rasio mahasiswa baru transfer terhadap
mahasiswa baru regular.
Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
selama lima tahun terakhir.
Penerimaan mahasiswa non-reguler
(selayaknya tidak membuat beban dosen
sangat berat, jauh melebihi beban ideal
sekitar 12 sks).
Hasil penilaian terhadap penghargaan atas
prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat
dan minat.
Persentase kelulusan tepat waktu.
Hasil penilaian terhadap Persentase
mahasiswa yang DO atau mengundurkan
diri.
Layanan dan kegiatan kemahasiswaan.
Kualitas layanan kepada mahasiswa.
Upaya pelacakan dan perekaman data
lulusan.
Penggunaan hasil pelacakan untuk
perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2)
penggalangan dana, (3) informasi
pekerjaan, (4) membangun jejaring.
Penilaian terhadap Pendapat pengguna
lulusan terhadap mutu alumni.
211
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
50
67
34%
50
59
18%
60
74
23%
56
67
20%
60
73
22%
53
64
21%
55
72
31%
47
70
49%
58
66
14%
69
78
13%
66
76
15%
50
52
4%
58
65
12%
48
52
8%
51
58
14%
50
63
26%
39
46
18%
59
58
73
70
24%
21%
46
71
54%
50
64
28%
52
64
23%
No
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
Aspek Kinerja Program Studi
Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu
kerja pertama (dalam bulan).
Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian
bidang kerja dengan bidang studi
(keahlian) lulusan.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan akademik program studi.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan non-akademik program
studi.
Pedoman tertulis tentang sistem seleksi,
perekrutan, penempatan, pengembangan,
retensi, dan pemberhentian dosen dan
tenaga kependidikan.
Pedoman tertulis tentang sistem monitoring
dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja
akademik dosen dan kinerja tenaga
kependidikan.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
kinerja dosen di bidang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Jumlah dosen tetap berpendidikan
(terakhir) S2 dan S3 yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi
PS.
Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3
yang bidang keahliannya sesuai dengan
kompetensi PS.
Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan
lektor kepala dan guru besar yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi
PS.
Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat
Pendidik Profesional.
Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
bidang PS.
Rata-rata beban dosen per semester, atau
rata-rata FTE (Fulltime Teaching
Equivalent).
Hasil penilian terhadap kesesuaian
keahlian (pendidikan terakhir) dosen
dengan mata kuliah yang diajarkannya.
Tingkat kehadiran dosen tetap dalam
mengajar.
Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap
jumlah seluruh dosen.
Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap
dengan mata kuliah yang diampu.
Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran
dosen tidak tetap dalam mengajar.
Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai
pembicara dalam seminar/pelatihan,
pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri
212
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
49
62
27%
59
70
19%
46
58
26%
42
58
38%
57
74
30%
54
71
31%
53
68
28%
60
69
15%
59
69
17%
58
65
12%
51
66
29%
62
67
8%
60
67
12%
57
72
26%
61
76
25%
47
52
11%
47
57
21%
51
58
14%
59
67
14%
No
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
Aspek Kinerja Program Studi
(tidak termasuk dosen tidak tetap).
Peningkatan kemampuan dosen tetap
melalui program tugas belajar dalam
bidang yang sesuai dengan bidang PS.
Kegiatan dosen tetap yang bidang
keahliannya sesuai dengan PS dalam
seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/
workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan
yang tidak hanya melibatkan dosen PT
sendiri.
Prestasi dalam mendapatkan penghargaan
hibah, pendanaan program dan kegiatan
akademik dari tingkat nasional dan
internasional;
Reputasi dan keluasan jejaring dosen
dalam bidang akademik & profesi.
Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya.
Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah,
kualifikasi, dan mutu kerjanya.
Tenaga administrasi: jumlah dan
kualifikasinya.
Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi
dan kompetensi tenaga kependidikan.
Struktur kurikulum (harus memuat standar
kompetensi lulusan yang terstruktur dalam
kompetensi utama, pendukung dan
lainnya).
Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi
PS.
Kesesuaian mata kuliah dengan standar
kompetensi.
Persentase mata kuliah yang dalam
penentuan nilai akhirnya memberikan
bobot pada tugas-tugas (PR atau makalah)
≥ 20%.
Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi
dengan deskripsi matakuliah, silabus dan
SAP.
Fleksibilitas mata kuliah pilihan.
Substansi praktikum dan pelaksanaan
praktikum.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
peninjauan kurikulum selama 5 tahun
terakhir.
Hasil penilaian terhadap penyesuaian
kurikulum dengan perkembangan ipteks
dan kebutuhan.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
Mekanisme penyusunan materi
perkuliahan.
Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
banyaknya mahasiswa per dosen
213
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
56
62
11%
56
63
13%
57
64
12%
53
63
19%
44
50
14%
47
61
30%
57
59
4%
55
68
24%
64
73
14%
63
77
22%
64
75
17%
56
69
23%
62
76
23%
56
69
23%
55
65
18%
58
69
19%
57
65
14%
61
73
20%
58
68
17%
51
61
20%
59
68
15%
No
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
Aspek Kinerja Program Studi
Pembimbing Akademik per semester.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata
pertemuan pembimbingan akademik per
mahasiswa per semester.
Hasil penilaian terhadap efektivitas
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap ketersediaan
panduan, sosialisasi, dan penggunaan.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
mahasiswa per dosen pembimbing tugas
akhir.
Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah
pertemuan/ pembimbingan selama
penyelesaian TA.
Hasil penilaian terhadap kualifikasi
akademik dosen pembimbing tugas akhir.
Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian
terhadap rata-rata waktu penyelesaian
penulisan tugas akhir.
Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan
sistem pembelajaran yang telah dilakukan
selama tiga tahun terakhir.
Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang
suasana akademik (otonomi keilmuan,
kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik).
Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan
jenis prasarana, sarana dan dana yang
memungkinkan terciptanya interaksi
akademik antara sivitas akademika.
Hasil evaluasi terhadap Program dan
kegiatan akademik untuk menciptakan
suasana akademik (seminar, simposium,
lokakarya, bedah buku, penelitian bersama
dll).
Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik
antara dosen-mahasiswa.
Hasil evaluasi terhadap pengembangan
perilaku kecendekiawanan.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
program studi dalam perencanaan target
kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan
perencanaan/alokasi dan pengelolaan
dana.
Hasil evaluasi terhadap besarnya dana
(termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap dana penelitian
dalam tiga tahun terakhir.
Dana yang diperoleh dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja
214
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
59
67
14%
55
67
22%
56
66
18%
57
67
18%
54
69
28%
53
67
26%
56
66
18%
52
64
23%
57
67
18%
57
63
11%
51
64
25%
56
67
20%
62
73
18%
50
60
20%
51
59
16%
54
67
24%
54
64
19%
52
62
19%
49
58
18%
No
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
Aspek Kinerja Program Studi
dosen
Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor,
ruang kelas, ruang laboratorium, studio,
ruang perpustakaan, kebun percobaan,
dsb. kecuali ruang dosen) yang
dipergunakan PS dalam proses
pembelajaran.
Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain
yang menunjang (misalnya tempat olah
raga, ruang bersama, ruang himpunan
mahasiswa, poliklinik).
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa buku teks.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas
akhir.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi
Dikti.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah internasional
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa prosiding seminardalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap Akses ke
perpustakaan di luar PT atau sumber
pustaka lainnya.
Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan,
akses dan pendayagunaan sarana utama
di lab (tempat praktikum, bengkel, studio,
ruang simulasi, rumah sakit,
puskesmas/balai kesehatan, green house,
lahan untuk pertanian, dan sejenisnya).
Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi
dan fasilitas yang digunakan PS dalam
proses pembelajaran (hardware, software,
e-learning, dan perpustakaan).
Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data
dalam sistem informasi.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS per
tahun, selama 3 tahun.
Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan
mahasiswa yang melakukan tugas akhir
dalam penelitian dosen.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel
ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
PS per tahun, selama tiga tahun.
Hasil evaluasi terhadap Karya-karya
PS/institusi yang telah memperoleh
perlindungan Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan
215
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
53
64
21%
53
61
15%
57
67
18%
51
65
27%
47
55
17%
37
47
27%
45
62
38%
46
62
35%
53
67
26%
57
74
30%
52
66
27%
56
62
11%
44
58
32%
46
60
30%
31
36
16%
54
65
20%
No
98
99
100
Aspek Kinerja Program Studi
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
mahasiswa dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama
dengan instansi di dalam negeri dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama
dengan instansi di luar negeri dalam tiga
tahun terakhir.
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
46
52
13%
47
59
26%
38
45
18%
Hasil penelitian tentang kinerja prodi sebelum dan sesudah akreditasi
di Universitas Negeri Lampung ditunjukkan oleh Tabel 4.52 dan Gambar
4.57. Dilihat dari seratus (100) aspek penilaian kinerja prodi, terdapat lima (5)
aspek perubahan kinerja tertinggi di Universitas Negeri lampung yang
mengalami perubahan kinerja tertinggi. Perubahan kinerja tertinggi terjadi
pada aspek upaya pelacakan data lulusan (54%), kedua disusul aspek
penjaringan umpan balik dan tindak lanjutnya (49%), ketiga lulusan dan
alumni (38%), keempat aspek bahan pustaka berupa prosiding juga sebesar
(38%) dan kelima adalah aspek kinerja tenaga administrasi yang meliputi
jumlah dan kualifikasinya (35%).
Gambar
4.57. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas
Lampung
216
Selain lima (5) aspek perubahan kinerja tertinggi, penelitian ini juga
menghasilkan data lima (5) aspek perubahan kinerja yang paling rendah.
Perubahan kinerja paling rendah pasca akreditasi di Universitas Negeri
Lampung adalah aspek hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh dosen
(11%), disusul aspek kinerja penerimaan mahasiswa non reguler (8%), Rasio
mahasiswa terhadap dosen tetap (8%), rasio mahasiswa baru yang
melakukan transfer (4%) dan terakhir aspek kinerja tenaga administrasi yang
meliputi jumlah dan kualifikasinya (4%).
Gambar
4.58. Pengaruh Aspek Kinerja Terendah di Universitas
Lampung
k. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat
Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi di Universitas Sebelas
Maret
Performance program studi PGSD di Universitas Sebelas Maret
sebelum dan sesudah akreditasi
berdasar 100 butir intrumen akreditasi
secara rinci disajikan pada Tabel 4.56. Pada Tabel 4.56 ditunjukkan skor
sebelum dan pasca akreditasi berdasar aspek kinerja program studi di
Universitas Sebelas Maret. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 15,3 dan
217
setelah akreditasi= 17,0. Pengaruh aspek kinerja program studi secara
keseluruhan di Universitas Sebelas Maret adalah 11,6%.
TABEL 4.56.
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Aspek Kinerja Program Studi
Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran
program studi.
Strategi pencapaian sasaran dan rentang
waktu pelaksanaan
Sosialisasi visi-misi.
Tata pamong menjamin terwujudnya visi,
terlaksananya misi, tercapainya tujuan
kepemimpinan program studi
Sistem pengelolaan fungsional dan
operasional program studi menca-kup:
planning, organizing, staffing, leading,
controlling yang efektif
Pelaksanaan penjaminan mutu di program
studi.
Penjaringan umpan balik dan tindak
lanjutnya.
Upaya untuk menjamin keberlanjutan
(sustainability) program studi.
Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi
terhadap daya tampung.
Rasio mahasiswa baru reguler yang
melakukan registrasi terhadap calon
mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi.
Rasio mahasiswa baru transfer terhadap
mahasiswa baru regular.
Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
selama lima tahun terakhir.
Penerimaan mahasiswa non-reguler
(selayaknya tidak membuat beban dosen
sangat berat, jauh melebihi beban ideal
sekitar 12 sks).
Hasil penilaian terhadap penghargaan atas
prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat
dan minat.
Persentase kelulusan tepat waktu.
Hasil penilaian terhadap Persentase
mahasiswa yang DO atau mengundurkan
diri.
Layanan dan kegiatan kemahasiswaan.
Kualitas layanan kepada mahasiswa.
Upaya pelacakan dan perekaman data
lulusan.
Penggunaan hasil pelacakan untuk
perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2)
penggalangan dana, (3) informasi
218
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
16
18
13%
14
17
21%
17
19
12%
16
17
6%
17
19
12%
15
16
7%
14
16
14%
15
17
13%
15
17
13%
19
18
-5%
18
19
6%
13
14
8%
14
18
29%
15
16
7%
14
17
21%
16
19
19%
13
14
8%
18
18
20
19
11%
6%
15
18
20%
13
17
31%
No
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
Aspek Kinerja Program Studi
pekerjaan, (4) membangun jejaring.
Penilaian terhadap Pendapat pengguna
lulusan terhadap mutu alumni.
Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu
kerja pertama (dalam bulan).
Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian
bidang kerja dengan bidang studi (keahlian)
lulusan.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan akademik program studi.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan non-akademik program
studi.
Pedoman tertulis tentang sistem seleksi,
perekrutan, penempatan, pengembangan,
retensi, dan pemberhentian dosen dan
tenaga kependidikan.
Pedoman tertulis tentang sistem monitoring
dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja
akademik dosen dan kinerja tenaga
kependidikan.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
kinerja dosen di bidang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Jumlah dosen tetap berpendidikan (terakhir)
S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai
dengan kompetensi PS.
Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3
yang bidang keahliannya sesuai dengan
kompetensi PS.
Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan
lektor kepala dan guru besar yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi PS.
Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat
Pendidik Profesional.
Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
bidang PS.
Rata-rata beban dosen per semester, atau
rata-rata FTE (Fulltime Teaching
Equivalent).
Hasil penilian terhadap kesesuaian keahlian
(pendidikan terakhir) dosen dengan mata
kuliah yang diajarkannya.
Tingkat kehadiran dosen tetap dalam
mengajar.
Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap
jumlah seluruh dosen.
Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap
dengan mata kuliah yang diampu.
Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran
dosen tidak tetap dalam mengajar.
Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai
pembicara dalam seminar/pelatihan,
219
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
15
18
20%
14
14
0%
15
18
20%
16
18
13%
17
19
12%
16
17
6%
16
18
13%
16
19
19%
17
19
12%
16
18
13%
17
17
0%
17
18
6%
18
19
6%
16
18
13%
18
18
0%
19
19
0%
12
12
0%
17
19
12%
15
15
0%
13
15
15%
No
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
Aspek Kinerja Program Studi
pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri
(tidak termasuk dosen tidak tetap).
Peningkatan kemampuan dosen tetap
melalui program tugas belajar dalam bidang
yang sesuai dengan bidang PS.
Kegiatan dosen tetap yang bidang
keahliannya sesuai dengan PS dalam
seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/
workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan
yang tidak hanya melibatkan dosen PT
sendiri.
Prestasi dalam mendapatkan penghargaan
hibah, pendanaan program dan kegiatan
akademik dari tingkat nasional dan
internasional;
Reputasi dan keluasan jejaring dosen dalam
bidang akademik & profesi.
Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya.
Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah,
kualifikasi, dan mutu kerjanya.
Tenaga administrasi: jumlah dan
kualifikasinya.
Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi
dan kompetensi tenaga kependidikan.
Struktur kurikulum (harus memuat standar
kompetensi lulusan yang terstruktur dalam
kompetensi utama, pendukung dan lainnya).
Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi
PS.
Kesesuaian mata kuliah dengan standar
kompetensi.
Persentase mata kuliah yang dalam
penentuan nilai akhirnya memberikan bobot
pada tugas-tugas (PR atau makalah) ≥ 20%.
Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi
dengan deskripsi matakuliah, silabus dan
SAP.
Fleksibilitas mata kuliah pilihan.
Substansi praktikum dan pelaksanaan
praktikum.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
peninjauan kurikulum selama 5 tahun
terakhir.
Hasil penilaian terhadap penyesuaian
kurikulum dengan perkembangan ipteks dan
kebutuhan.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
Mekanisme penyusunan materi perkuliahan.
Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
banyaknya mahasiswa per dosen
Pembimbing Akademik per semester.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
220
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
16
17
6%
15
18
20%
12
14
17%
13
16
23%
12
12
0%
11
12
9%
15
15
0%
15
17
13%
15
18
20%
18
19
6%
19
19
0%
15
13
-13%
19
20
5%
16
17
6%
14
16
14%
16
19
19%
17
20
18%
18
19
6%
17
15
18
17
6%
13%
17
18
6%
16
19
19%
No
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
Aspek Kinerja Program Studi
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata
pertemuan pembimbingan akademik per
mahasiswa per semester.
Hasil penilaian terhadap efektivitas kegiatan
pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap ketersediaan
panduan, sosialisasi, dan penggunaan.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
mahasiswa per dosen pembimbing tugas
akhir.
Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah
pertemuan/ pembimbingan selama
penyelesaian TA.
Hasil penilaian terhadap kualifikasi
akademik dosen pembimbing tugas akhir.
Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian
terhadap rata-rata waktu penyelesaian
penulisan tugas akhir.
Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan
sistem pembelajaran yang telah dilakukan
selama tiga tahun terakhir.
Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang
suasana akademik (otonomi keilmuan,
kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik).
Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan
jenis prasarana, sarana dan dana yang
memungkinkan terciptanya interaksi
akademik antara sivitas akademika.
Hasil evaluasi terhadap Program dan
kegiatan akademik untuk menciptakan
suasana akademik (seminar, simposium,
lokakarya, bedah buku, penelitian bersama
dll).
Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik
antara dosen-mahasiswa.
Hasil evaluasi terhadap pengembangan
perilaku kecendekiawanan.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
program studi dalam perencanaan target
kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan
perencanaan/alokasi dan pengelolaan dana.
Hasil evaluasi terhadap besarnya dana
(termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap dana penelitian
dalam tiga tahun terakhir.
Dana yang diperoleh dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja
dosen
Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor,
ruang kelas, ruang laboratorium, studio,
221
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
14
16
14%
15
17
13%
14
17
21%
14
17
21%
15
19
27%
15
19
27%
17
19
12%
17
19
12%
14
18
29%
16
19
19%
15
18
20%
15
19
27%
17
18
6%
15
17
13%
14
16
14%
16
19
19%
15
16
7%
15
15
0%
17
19
12%
No
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
Aspek Kinerja Program Studi
ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb.
kecuali ruang dosen) yang dipergunakan
PS dalam proses pembelajaran.
Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain yang
menunjang (misalnya tempat olah raga,
ruang bersama, ruang himpunan
mahasiswa, poliklinik).
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang
berupa buku teks.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang
berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas akhir.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang
berupa jurnal ilmiah terakreditasi Dikti.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang
berupa jurnal ilmiah internasional
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka yang
berupa prosiding seminardalam tiga tahun
terakhir.
Hasil evaluasi terhadap Akses ke
perpustakaan di luar PT atau sumber
pustaka lainnya.
Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan, akses
dan pendayagunaan sarana utama di lab
(tempat praktikum, bengkel, studio, ruang
simulasi, rumah sakit, puskesmas/balai
kesehatan, green house, lahan untuk
pertanian, dan sejenisnya).
Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi
dan fasilitas yang digunakan PS dalam
proses pembelajaran (hardware, software,
e-learning, dan perpustakaan).
Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data
dalam sistem informasi.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS per
tahun, selama 3 tahun.
Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan
mahasiswa yang melakukan tugas akhir
dalam penelitian dosen.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel ilmiah
yang dihasilkan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS per
tahun, selama tiga tahun.
Hasil evaluasi terhadap Karya-karya
PS/institusi yang telah memperoleh
perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual
(HaKI) dalam tiga tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang
dilakukan oleh dosen tetap yang bidang
keahliannya sesuai dengan PS.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
mahasiswa dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
222
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
17
18
6%
18
18
0%
17
19
12%
14
14
0%
10
10
0%
12
14
17%
13
13
0%
16
16
0%
17
19
12%
17
19
12%
13
18
38%
13
16
23%
14
18
29%
10
10
0%
14
17
21%
13
15
15%
No
99
100
Aspek Kinerja Program Studi
Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama
dengan instansi di dalam negeri dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama
dengan instansi di luar negeri dalam tiga
tahun terakhir.
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
14
15
7%
10
10
0%
Pada Gambar 4.59 ditunjukkan hasil penelitian tentang kinerja prodi
sebelum dan sesudah akreditasi di Universitas Sebelas Maret berdasarkan 5
besar yang dilihat dari seratus (100) aspek penilaian kinerja prodi. Lima (5)
aspek perubahan kinerja tertinggi di Universitas Sebelas Maret yaitu : 1)
Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama 3 tahun
sebesar 38%, 2) Penggunaan hasil pelacakan untuk perbaikan: (1) proses
pembelajaran, (2) penggalangan dana, (3) informasi pekerjaan, (4)
membangun jejaring sebesar 31%, 3) Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) selama lima tahun terakhir sebesar 29%, 4) Hasil penilaian terhadap
kebijakan tentang suasana akademik (otonomi keilmuan, kebebasan
akademik, kebebasan mimbar akademik) sebesar 29%, dan 5) Hasil evaluasi
terhadap Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap yang bidang
keahliannya sesuai dengan PS per tahun, selama tiga tahun sebesar 29%.
Gambar 4.59. Pengaruh Aspek Kinerja Terbesar di Universitas Sebelas
Maret
223
L. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca Akreditasi dilihat
Berdasarkan Aspek Kinerja Program Studi di Universitas UNTAN
Performance program studi PGSD di Universitas Tanjungpura
sebelum dan sesudah akreditasi
berdasar 100 butir intrumen akreditasi
secara rinci disajikan pada Tabel 4.57. Pada Tabel 4.57 ditunjukkan skor
sebelum dan pasca akreditasi berdasarkan aspek kinerja program studi di
Universitas Tanjungpura. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 12,14 dan
setelah akreditasi= 14,86. Pengaruh aspek kinerja program studi secara
keseluruhan di Universitas Tanjungpura adalah 23,01%.
TABEL 4.57.
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS TANJUNGPURA
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Aspek Kinerja Program Studi
Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran
program studi.
Strategi pencapaian sasaran dan rentang
waktu pelaksanaan
Sosialisasi visi-misi.
Tata pamong menjamin terwujudnya visi,
terlaksananya misi, tercapainya tujuan
kepemimpinan program studi
Sistem pengelolaan fungsional dan
operasional program studi menca-kup:
planning, organizing, staffing, leading,
controlling yang efektif
Pelaksanaan penjaminan mutu di program
studi.
Penjaringan umpan balik dan tindak
lanjutnya.
Upaya untuk menjamin keberlanjutan
(sustainability) program studi.
Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi
terhadap daya tampung.
Rasio mahasiswa baru reguler yang
melakukan registrasi terhadap calon
mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi.
Rasio mahasiswa baru transfer terhadap
mahasiswa baru regular.
Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
selama lima tahun terakhir.
Penerimaan mahasiswa non-reguler
(selayaknya tidak membuat beban dosen
sangat berat, jauh melebihi beban ideal
sekitar 12 sks).
Hasil penilaian terhadap penghargaan atas
224
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
15
19
27%
14
17
21%
14
18
29%
16
19
19%
15
19
27%
15
17
13%
9
10
11%
11
11
0%
15
19
27%
12
17
42%
13
19
46%
7
7
0%
16
19
19%
14
15
7%
13
16
23%
No
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Aspek Kinerja Program Studi
prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat
dan minat.
Persentase kelulusan tepat waktu.
Hasil penilaian terhadap Persentase
mahasiswa yang DO atau mengundurkan
diri.
Layanan dan kegiatan kemahasiswaan.
Kualitas layanan kepada mahasiswa.
Upaya pelacakan dan perekaman data
lulusan.
Penggunaan hasil pelacakan untuk
perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2)
penggalangan dana, (3) informasi
pekerjaan, (4) membangun jejaring.
Penilaian terhadap Pendapat pengguna
lulusan terhadap mutu alumni.
Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu
kerja pertama (dalam bulan).
Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian
bidang kerja dengan bidang studi (keahlian)
lulusan.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan akademik program studi.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan non-akademik program
studi.
Pedoman tertulis tentang sistem seleksi,
perekrutan, penempatan, pengembangan,
retensi, dan pemberhentian dosen dan
tenaga kependidikan.
Pedoman tertulis tentang sistem monitoring
dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja
akademik dosen dan kinerja tenaga
kependidikan.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
kinerja dosen di bidang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Jumlah dosen tetap berpendidikan (terakhir)
S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai
dengan kompetensi PS.
Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3
yang bidang keahliannya sesuai dengan
kompetensi PS.
Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan
lektor kepala dan guru besar yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi PS.
Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat
Pendidik Profesional.
Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
bidang PS.
Rata-rata beban dosen per semester, atau
rata-rata FTE (Fulltime Teaching
225
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
15
19
27%
7
6
-14%
16
16
20
19
25%
19%
12
16
33%
11
12
9%
14
16
14%
12
15
25%
16
18
13%
14
16
14%
11
12
9%
7
9
29%
11
14
27%
12
14
17%
12
17
42%
10
15
50%
12
16
33%
8
16
100%
13
14
8%
14
15
7%
No
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
Aspek Kinerja Program Studi
Equivalent).
Hasil penilian terhadap kesesuaian keahlian
(pendidikan terakhir) dosen dengan mata
kuliah yang diajarkannya.
Tingkat kehadiran dosen tetap dalam
mengajar.
Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap
jumlah seluruh dosen.
Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap
dengan mata kuliah yang diampu.
Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran
dosen tidak tetap dalam mengajar.
Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai
pembicara dalam seminar/pelatihan,
pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri
(tidak termasuk dosen tidak tetap).
Peningkatan kemampuan dosen tetap
melalui program tugas belajar dalam bidang
yang sesuai dengan bidang PS.
Kegiatan dosen tetap yang bidang
keahliannya sesuai dengan PS dalam
seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/
workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan
yang tidak hanya melibatkan dosen PT
sendiri.
Prestasi dalam mendapatkan penghargaan
hibah, pendanaan program dan kegiatan
akademik dari tingkat nasional dan
internasional;
Reputasi dan keluasan jejaring dosen dalam
bidang akademik & profesi.
Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya.
Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah,
kualifikasi, dan mutu kerjanya.
Tenaga administrasi: jumlah dan
kualifikasinya.
Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi
dan kompetensi tenaga kependidikan.
Struktur kurikulum (harus memuat standar
kompetensi lulusan yang terstruktur dalam
kompetensi utama, pendukung dan lainnya).
Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi
PS.
Kesesuaian mata kuliah dengan standar
kompetensi.
Persentase mata kuliah yang dalam
penentuan nilai akhirnya memberikan bobot
pada tugas-tugas (PR atau makalah) ≥ 20%.
Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi
dengan deskripsi matakuliah, silabus dan
SAP.
Fleksibilitas mata kuliah pilihan.
Substansi praktikum dan pelaksanaan
praktikum.
226
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
15
17
13%
17
19
12%
15
14
-7%
18
15
-17%
16
16
0%
10
14
40%
10
13
30%
10
10
0%
10
12
20%
9
12
33%
9
9
0%
12
13
8%
11
13
18%
10
15
50%
10
15
50%
12
14
17%
12
15
25%
11
14
27%
12
15
25%
6
6
0%
12
16
33%
No
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
Aspek Kinerja Program Studi
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
peninjauan kurikulum selama 5 tahun
terakhir.
Hasil penilaian terhadap penyesuaian
kurikulum dengan perkembangan ipteks dan
kebutuhan.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
Mekanisme penyusunan materi perkuliahan.
Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
banyaknya mahasiswa per dosen
Pembimbing Akademik per semester.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata
pertemuan pembimbingan akademik per
mahasiswa per semester.
Hasil penilaian terhadap efektivitas kegiatan
pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap ketersediaan
panduan, sosialisasi, dan penggunaan.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
mahasiswa per dosen pembimbing tugas
akhir.
Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah
pertemuan/ pembimbingan selama
penyelesaian TA.
Hasil penilaian terhadap kualifikasi
akademik dosen pembimbing tugas akhir.
Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian
terhadap rata-rata waktu penyelesaian
penulisan tugas akhir.
Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan
sistem pembelajaran yang telah dilakukan
selama tiga tahun terakhir.
Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang
suasana akademik (otonomi keilmuan,
kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik).
Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan
jenis prasarana, sarana dan dana yang
memungkinkan terciptanya interaksi
akademik antara sivitas akademika.
Hasil evaluasi terhadap Program dan
kegiatan akademik untuk menciptakan
suasana akademik (seminar, simposium,
lokakarya, bedah buku, penelitian bersama
dll).
Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik
antara dosen-mahasiswa.
Hasil evaluasi terhadap pengembangan
perilaku kecendekiawanan.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
227
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
14
18
29%
13
17
31%
15
20
33%
15
14
17
17
13%
21%
15
17
13%
13
17
31%
10
12
20%
11
13
18%
10
11
10%
13
17
31%
13
17
31%
13
17
31%
13
17
31%
15
17
13%
15
19
27%
13
18
38%
12
14
17%
15
19
27%
14
16
14%
13
15
15%
No
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
Aspek Kinerja Program Studi
program studi dalam perencanaan target
kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan
perencanaan/alokasi dan pengelolaan dana.
Hasil evaluasi terhadap besarnya dana
(termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap dana penelitian
dalam tiga tahun terakhir.
Dana yang diperoleh dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja
dosen
Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor,
ruang kelas, ruang laboratorium, studio,
ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb.
kecuali ruang dosen) yang dipergunakan
PS dalam proses pembelajaran.
Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain yang
menunjang (misalnya tempat olah raga,
ruang bersama, ruang himpunan
mahasiswa, poliklinik).
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa buku teks.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas
akhir.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi Dikti.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah internasional
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa prosiding seminardalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap Akses ke
perpustakaan di luar PT atau sumber
pustaka lainnya.
Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan, akses
dan pendayagunaan sarana utama di lab
(tempat praktikum, bengkel, studio, ruang
simulasi, rumah sakit, puskesmas/balai
kesehatan, green house, lahan untuk
pertanian, dan sejenisnya).
Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi
dan fasilitas yang digunakan PS dalam
proses pembelajaran (hardware, software,
e-learning, dan perpustakaan).
Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data
dalam sistem informasi.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS per
tahun, selama 3 tahun.
Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan
mahasiswa yang melakukan tugas akhir
228
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
14
14
0%
13
15
15%
14
14
0%
10
17
70%
10
17
70%
13
17
31%
11
19
73%
9
13
44%
7
6
-14%
7
8
14%
7
9
29%
7
9
29%
14
17
21%
14
19
36%
13
16
23%
12
15
25%
12
13
8%
No
95
96
97
98
99
100
Aspek Kinerja Program Studi
dalam penelitian dosen.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel ilmiah
yang dihasilkan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS per
tahun, selama tiga tahun.
Hasil evaluasi terhadap Karya-karya
PS/institusi yang telah memperoleh
perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual
(HaKI) dalam tiga tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang
dilakukan oleh dosen tetap yang bidang
keahliannya sesuai dengan PS.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
mahasiswa dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama
dengan instansi di dalam negeri dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama
dengan instansi di luar negeri dalam tiga
tahun terakhir.
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
9
13
44%
8
10
25%
14
17
21%
11
13
18%
10
15
50%
7
7
0%
Pada Gambar 4.60 ditunjukkan hasil penelitian tentang kinerja prodi
sebelum dan sesudah akreditasi di Universitas Tanjungpura berdasarkan 5
besar yang dilihat dari seratus (100) aspek penilaian kinerja prodi. Lima (5)
aspek perubahan kinerja tertinggi di Universitas Tanjungpura yaitu : 1)
Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional =100%, 2) Hasil
evaluasi terhadap Bahan pustaka yang berupa buku teks =73%, 3) Hasil
evaluasi terhadap luas ruang kerja dosen = 70%, 4) Hasil evaluasi terhadap
Prasarana
(kantor,
ruang
kelas,
ruang
laboratorium,
perpustakaan, kebun percobaan, dsb. kecuali
studio,
ruang
ruang dosen) yang
dipergunakan PS dalam proses pembelajaran = 70%, dan 5) Jumlah dosen
tetap yang berpendidikan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan
kompetensi PS = 50%.
229
Gambar
4.60. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas
Tanjungpura
M. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca
Akreditasi dilihat
Berdasar Aspek Kinerja Program Studi di Universitas Mataram
Performance program studi PGSD di Universitas Mataram sebelum
dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir intrumen akreditasi secara rinci
disajikan pada Tabel 4.58. Pada Tabel 4.58 ditunjukkan skor sebelum dan
pasca akreditasi berdasar aspek kinerja program studi di Universitas
Mataram. Rata-rata nilai sebelum akreditasi = 12,43 dan setelah akreditasi=
15,36. Pengaruh aspek kinerja program studi secara keseluruhan di
Universitas Mataram adalah 23,80%.
TABEL 4.58.
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN UNIVERSITAS MATARAM
No
1
2
3
4
Aspek Kinerja Program Studi
Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran
program studi.
Strategi pencapaian sasaran dan rentang
waktu pelaksanaan
Sosialisasi visi-misi.
Tata pamong menjamin terwujudnya visi,
terlaksananya misi, tercapainya tujuan
230
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
13
17
31%
14
18
29%
13
17
31%
13
17
31%
No
Aspek Kinerja Program Studi
5
kepemimpinan program studi
Sistem pengelolaan fungsional dan
operasional program studi menca-kup:
planning, organizing, staffing, leading,
controlling yang efektif
Pelaksanaan penjaminan mutu di program
studi.
Penjaringan umpan balik dan tindak
lanjutnya.
Upaya untuk menjamin keberlanjutan
(sustainability) program studi.
Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi
terhadap daya tampung.
Rasio mahasiswa baru reguler yang
melakukan registrasi terhadap calon
mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi.
Rasio mahasiswa baru transfer terhadap
mahasiswa baru regular.
Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
selama lima tahun terakhir.
Penerimaan mahasiswa non-reguler
(selayaknya tidak membuat beban dosen
sangat berat, jauh melebihi beban ideal
sekitar 12 sks).
Hasil penilaian terhadap penghargaan atas
prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat
dan minat.
Persentase kelulusan tepat waktu.
Hasil penilaian terhadap Persentase
mahasiswa yang DO atau mengundurkan
diri.
Layanan dan kegiatan kemahasiswaan.
Kualitas layanan kepada mahasiswa.
Upaya pelacakan dan perekaman data
lulusan.
Penggunaan hasil pelacakan untuk
perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2)
penggalangan dana, (3) informasi
pekerjaan, (4) membangun jejaring.
Penilaian terhadap Pendapat pengguna
lulusan terhadap mutu alumni.
Hasil penilaian terhadap profil masa tunggu
kerja pertama (dalam bulan).
Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian
bidang kerja dengan bidang studi
(keahlian) lulusan.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan akademik program studi.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan non-akademik program
studi.
Pedoman tertulis tentang sistem seleksi,
perekrutan, penempatan, pengembangan,
retensi, dan pemberhentian dosen dan
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
231
Nilai
Sebelum
14
Nilai
Sesudah
18
Pengaruh
Akreditasi
29%
12
15
25%
12
16
33%
13
16
23%
15
19
27%
13
17
31%
18
19
6%
12
12
0%
15
16
7%
13
16
23%
12
14
17%
15
18
20%
11
13
18%
13
14
16
19
23%
36%
14
16
14%
12
15
25%
10
14
40%
10
13
30%
12
15
25%
14
16
14%
12
14
17%
14
17
21%
No
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
Aspek Kinerja Program Studi
tenaga kependidikan.
Pedoman tertulis tentang sistem monitoring
dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja
akademik dosen dan kinerja tenaga
kependidikan.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
kinerja dosen di bidang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Jumlah dosen tetap berpendidikan
(terakhir) S2 dan S3 yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi
PS.
Jumlah dosen tetap yang berpendidikan S3
yang bidang keahliannya sesuai dengan
kompetensi PS.
Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan
lektor kepala dan guru besar yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi
PS.
Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat
Pendidik Profesional.
Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
bidang PS.
Rata-rata beban dosen per semester, atau
rata-rata FTE (Fulltime Teaching
Equivalent).
Hasil penilian terhadap kesesuaian
keahlian (pendidikan terakhir) dosen
dengan mata kuliah yang diajarkannya.
Tingkat kehadiran dosen tetap dalam
mengajar.
Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap
jumlah seluruh dosen.
Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap
dengan mata kuliah yang diampu.
Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran
dosen tidak tetap dalam mengajar.
Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai
pembicara dalam seminar/pelatihan,
pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri
(tidak termasuk dosen tidak tetap).
Peningkatan kemampuan dosen tetap
melalui program tugas belajar dalam
bidang yang sesuai dengan bidang PS.
Kegiatan dosen tetap yang bidang
keahliannya sesuai dengan PS dalam
seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/
workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan
yang tidak hanya melibatkan dosen PT
sendiri.
Prestasi dalam mendapatkan penghargaan
hibah, pendanaan program dan kegiatan
akademik dari tingkat nasional dan
232
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
12
16
33%
11
16
45%
11
15
36%
11
14
27%
11
14
27%
12
17
42%
14
16
14%
12
15
25%
12
18
50%
16
20
25%
10
11
10%
13
10
-23%
12
14
17%
10
14
40%
12
16
33%
12
15
25%
12
13
8%
No
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
Aspek Kinerja Program Studi
internasional;
Reputasi dan keluasan jejaring dosen
dalam bidang akademik & profesi.
Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya.
Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah,
kualifikasi, dan mutu kerjanya.
Tenaga administrasi: jumlah dan
kualifikasinya.
Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi
dan kompetensi tenaga kependidikan.
Struktur kurikulum (harus memuat standar
kompetensi lulusan yang terstruktur dalam
kompetensi utama, pendukung dan
lainnya).
Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi
PS.
Kesesuaian mata kuliah dengan standar
kompetensi.
Persentase mata kuliah yang dalam
penentuan nilai akhirnya memberikan
bobot pada tugas-tugas (PR atau makalah)
≥ 20%.
Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi
dengan deskripsi matakuliah, silabus dan
SAP.
Fleksibilitas mata kuliah pilihan.
Substansi praktikum dan pelaksanaan
praktikum.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
peninjauan kurikulum selama 5 tahun
terakhir.
Hasil penilaian terhadap penyesuaian
kurikulum dengan perkembangan ipteks
dan kebutuhan.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
Mekanisme penyusunan materi
perkuliahan.
Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
banyaknya mahasiswa per dosen
Pembimbing Akademik per semester.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata
pertemuan pembimbingan akademik per
mahasiswa per semester.
Hasil penilaian terhadap efektivitas
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap ketersediaan
panduan, sosialisasi, dan penggunaan.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
mahasiswa per dosen pembimbing tugas
akhir.
233
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
11
15
36%
11
14
27%
12
13
8%
12
14
17%
12
16
33%
13
16
23%
13
16
23%
13
18
38%
12
16
33%
13
17
31%
11
14
27%
13
16
23%
12
15
25%
12
14
17%
13
17
31%
13
18
38%
14
17
21%
13
15
15%
14
18
29%
14
18
29%
14
18
29%
12
15
25%
14
16
14%
No
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
Aspek Kinerja Program Studi
Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah
pertemuan/ pembimbingan selama
penyelesaian TA.
Hasil penilaian terhadap kualifikasi
akademik dosen pembimbing tugas akhir.
Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian
terhadap rata-rata waktu penyelesaian
penulisan tugas akhir.
Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan
sistem pembelajaran yang telah dilakukan
selama tiga tahun terakhir.
Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang
suasana akademik (otonomi keilmuan,
kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik).
Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan
jenis prasarana, sarana dan dana yang
memungkinkan terciptanya interaksi
akademik antara sivitas akademika.
Hasil evaluasi terhadap Program dan
kegiatan akademik untuk menciptakan
suasana akademik (seminar, simposium,
lokakarya, bedah buku, penelitian bersama
dll).
Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik
antara dosen-mahasiswa.
Hasil evaluasi terhadap pengembangan
perilaku kecendekiawanan.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
program studi dalam perencanaan target
kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan
perencanaan/alokasi dan pengelolaan
dana.
Hasil evaluasi terhadap besarnya dana
(termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap dana penelitian
dalam tiga tahun terakhir.
Dana yang diperoleh dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja
dosen
Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor,
ruang kelas, ruang laboratorium, studio,
ruang perpustakaan, kebun percobaan,
dsb. kecuali ruang dosen) yang
dipergunakan PS dalam proses
pembelajaran.
Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain
yang menunjang (misalnya tempat olah
raga, ruang bersama, ruang himpunan
mahasiswa, poliklinik).
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa buku teks.
234
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
13
16
23%
12
15
25%
13
17
31%
14
18
29%
13
16
23%
12
15
25%
12
16
33%
13
16
23%
13
16
23%
13
17
31%
14
16
14%
13
15
15%
12
13
8%
10
13
30%
11
14
27%
10
15
50%
12
16
33%
No
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
Aspek Kinerja Program Studi
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas
akhir.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi
Dikti.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah internasional
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa prosiding seminardalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap Akses ke
perpustakaan di luar PT atau sumber
pustaka lainnya.
Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan,
akses dan pendayagunaan sarana utama
di lab (tempat praktikum, bengkel, studio,
ruang simulasi, rumah sakit,
puskesmas/balai kesehatan, green house,
lahan untuk pertanian, dan sejenisnya).
Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi
dan fasilitas yang digunakan PS dalam
proses pembelajaran (hardware, software,
e-learning, dan perpustakaan).
Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data
dalam sistem informasi.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS per
tahun, selama 3 tahun.
Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan
mahasiswa yang melakukan tugas akhir
dalam penelitian dosen.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel
ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
PS per tahun, selama tiga tahun.
Hasil evaluasi terhadap Karya-karya
PS/institusi yang telah memperoleh
perlindungan Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
mahasiswa dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama
dengan instansi di dalam negeri dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan kerjasama
dengan instansi di luar negeri dalam tiga
tahun terakhir.
235
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
12
15
25%
11
14
27%
10
12
20%
12
15
25%
11
14
27%
11
14
27%
12
15
25%
12
14
17%
12
15
25%
12
14
17%
12
14
17%
9
9
0%
12
14
17%
13
14
8%
13
14
8%
12
12
0%
Pada Gambar 4.61 ditunjukkan hasil penelitian tentang kinerja prodi
sebelum dan sesudah akreditasi di Universitas Mataram berdasarkan 5
besar yang dilihat dari seratus (100) aspek penilaian kinerja prodi. Lima (5)
aspek perubahan kinerja tertinggi di Universitas Tanjungpura yaitu : 1) Hasil
penilian terhadap kesesuaian keahlian (pendidikan terakhir) dosen dengan
mata kuliah yang diajarkannya=50%, 2) Hasil evaluasi terhadap Prasarana
lain yang menunjang (misalnya tempat olah raga, ruang bersama, ruang
himpunan mahasiswa, poliklinik) =50%, 3) Pelaksanaan monitoring dan
evaluasi kinerja dosen di bidang
pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat = 45%, 4) Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat
Pendidik Profesional = 42%, dan 5) Penilaian terhadap Pendapat pengguna
lulusan terhadap mutu alumni = 40%.
Gambar 4.61. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas Mataram
236
N. Performance Prodi PGSD sebelum dan Pasca
Berdasar
Aspek
Kinerja
Program
Studi
Akreditasi dilihat
di
Universitas
Muhammadiyah Purwokerto
Performance program studi PGSD di Universitas Muhammadiyah
Purwokerto sebelum dan sesudah akreditasi berdasar 100 butir intrumen
akreditasi secara rinci disajikan pada Tabel 4.59. Pada Tabel 4.59
ditunjukkan skor sebelum dan pasca akreditasi berdasar aspek kinerja
program studi di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Rata-rata nilai
sebelum akreditasi = 14,28 dan setelah akreditasi= 16,25. Pengaruh aspek
kinerja program studi secara keseluruhan di Universitas Muhammadiyah
Purwokerto adalah 14,37%.
TABEL 4.59.
NILAI KINERJA PRODI SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI
MENURUT SELURUH RESPONDEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Aspek Kinerja Program Studi
Perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran
program studi.
Strategi pencapaian sasaran dan rentang
waktu pelaksanaan
Sosialisasi visi-misi.
Tata pamong menjamin terwujudnya visi,
terlaksananya misi, tercapainya tujuan
kepemimpinan program studi
Sistem pengelolaan fungsional dan
operasional program studi menca-kup:
planning, organizing, staffing, leading,
controlling yang efektif
Pelaksanaan penjaminan mutu di program
studi.
Penjaringan umpan balik dan tindak
lanjutnya.
Upaya untuk menjamin keberlanjutan
(sustainability) program studi.
Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi
terhadap daya tampung.
Rasio mahasiswa baru reguler yang
melakukan registrasi terhadap calon
mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi.
Rasio mahasiswa baru transfer terhadap
mahasiswa baru regular.
Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
selama lima tahun terakhir.
237
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
12
15
25%
12
15
25%
11
13
18%
12
14
17%
14
18
29%
13
17
31%
15
18
20%
10
15
50%
16
18
13%
14
17
21%
16
18
13%
12
14
17%
15
16
7%
No
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Aspek Kinerja Program Studi
Penerimaan mahasiswa non-reguler
(selayaknya tidak membuat beban dosen
sangat berat, jauh melebihi beban ideal
sekitar 12 sks).
Hasil penilaian terhadap penghargaan atas
prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat
dan minat.
Persentase kelulusan tepat waktu.
Hasil penilaian terhadap Persentase
mahasiswa yang DO atau mengundurkan
diri.
Layanan dan kegiatan kemahasiswaan.
Kualitas layanan kepada mahasiswa.
Upaya pelacakan dan perekaman data
lulusan.
Penggunaan hasil pelacakan untuk
perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2)
penggalangan dana, (3) informasi
pekerjaan, (4) membangun jejaring.
Penilaian terhadap Pendapat pengguna
lulusan terhadap mutu alumni.
Hasil penilaian terhadap profil masa
tunggu kerja pertama (dalam bulan).
Hasil penilaian terhadap profil kesesuaian
bidang kerja dengan bidang studi
(keahlian) lulusan.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan akademik program studi.
Lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan non-akademik program
studi.
Pedoman tertulis tentang sistem seleksi,
perekrutan, penempatan, pengembangan,
retensi, dan pemberhentian dosen dan
tenaga kependidikan.
Pedoman tertulis tentang sistem
monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak
kinerja akademik dosen dan kinerja tenaga
kependidikan.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
kinerja dosen di bidang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Jumlah dosen tetap berpendidikan
(terakhir) S2 dan S3 yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi
PS.
Jumlah dosen tetap yang berpendidikan
S3 yang bidang keahliannya sesuai
dengan kompetensi PS.
Jumlah dosen tetap yang memiliki jabatan
lektor kepala dan guru besar yang bidang
keahliannya sesuai dengan kompetensi
PS.
238
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
12
14
17%
15
17
13%
16
17
6%
10
10
0%
14
15
19
18
36%
20%
11
14
27%
13
16
23%
13
16
23%
14
16
14%
14
17
21%
15
17
13%
15
16
7%
17
18
6%
15
18
20%
15
18
20%
12
18
50%
13
17
31%
11
13
18%
No
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
Aspek Kinerja Program Studi
Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat
Pendidik Profesional.
Rasio mahasiswa terhadap dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
bidang PS.
Rata-rata beban dosen per semester, atau
rata-rata FTE (Fulltime Teaching
Equivalent).
Hasil penilian terhadap kesesuaian
keahlian (pendidikan terakhir) dosen
dengan mata kuliah yang diajarkannya.
Tingkat kehadiran dosen tetap dalam
mengajar.
Rasio jumlah dosen tidak tetap, terhadap
jumlah seluruh dosen.
Kesesuaian keahlian dosen tidak tetap
dengan mata kuliah yang diampu.
Pelaksanaan tugas atau tingkat kehadiran
dosen tidak tetap dalam mengajar.
Jumlah kegiatan tenaga ahli/pakar sebagai
pembicara dalam seminar/pelatihan,
pembicara tamu, dsb, dari luar PT sendiri
(tidak termasuk dosen tidak tetap).
Peningkatan kemampuan dosen tetap
melalui program tugas belajar dalam
bidang yang sesuai dengan bidang PS.
Kegiatan dosen tetap yang bidang
keahliannya sesuai dengan PS dalam
seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/
workshop/ pagelaran/ pameran/peragaan
yang tidak hanya melibatkan dosen PT
sendiri.
Prestasi dalam mendapatkan penghargaan
hibah, pendanaan program dan kegiatan
akademik dari tingkat nasional dan
internasional;
Reputasi dan keluasan jejaring dosen
dalam bidang akademik & profesi.
Pustakawan: jumlah dan kualifikasinya.
Laboran, analis, teknisi, operator: jumlah,
kualifikasi, dan mutu kerjanya.
Tenaga administrasi: jumlah dan
kualifikasinya.
Upaya PS dalam meningkatkan kualifikasi
dan kompetensi tenaga kependidikan.
Struktur kurikulum (harus memuat standar
kompetensi lulusan yang terstruktur dalam
kompetensi utama, pendukung dan
lainnya).
Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi
PS.
Kesesuaian mata kuliah dengan standar
kompetensi.
Persentase mata kuliah yang dalam
penentuan nilai akhirnya memberikan
239
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
11
17
55%
14
16
14%
15
15
0%
16
16
0%
16
20
25%
14
16
14%
12
11
-8%
15
13
-13%
14
13
-7%
15
15
0%
14
13
-7%
14
9
-36%
13
12
-8%
14
13
-7%
15
13
-13%
14
14
0%
16
18
13%
15
17
13%
15
19
27%
14
19
36%
16
18
13%
No
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
Aspek Kinerja Program Studi
bobot pada tugas-tugas (PR atau makalah)
≥ 20%.
Penilaian terhadap Matakuliah dilengkapi
dengan deskripsi matakuliah, silabus dan
SAP.
Fleksibilitas mata kuliah pilihan.
Substansi praktikum dan pelaksanaan
praktikum.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
peninjauan kurikulum selama 5 tahun
terakhir.
Hasil penilaian terhadap penyesuaian
kurikulum dengan perkembangan ipteks
dan kebutuhan.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
Mekanisme penyusunan materi
perkuliahan.
Hasil penilaian terhadap mutu soal ujian.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
banyaknya mahasiswa per dosen
Pembimbing Akademik per semester.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap jumlah rata-rata
pertemuan pembimbingan akademik per
mahasiswa per semester.
Hasil penilaian terhadap efektivitas
kegiatan pembimbingan akademik.
Hasil penilaian terhadap ketersediaan
panduan, sosialisasi, dan penggunaan.
Hasil penilaian terhadap rata-rata
mahasiswa per dosen pembimbing tugas
akhir.
Hasil penilaian terhadap rata-rata jumlah
pertemuan/ pembimbingan selama
penyelesaian TA.
Hasil penilaian terhadap kualifikasi
akademik dosen pembimbing tugas akhir.
Hasil evaluasi terhadap hasil penilaian
terhadap rata-rata waktu penyelesaian
penulisan tugas akhir.
Hasil penilaian terhadap upaya perbaikan
sistem pembelajaran yang telah dilakukan
selama tiga tahun terakhir.
Hasil penilaian terhadap kebijakan tentang
suasana akademik (otonomi keilmuan,
kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik).
Hasil penilaian terhadap ketersediaan dan
jenis prasarana, sarana dan dana yang
memungkinkan terciptanya interaksi
akademik antara sivitas akademika.
Hasil evaluasi terhadap Program dan
240
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
17
18
6%
15
17
13%
15
18
20%
14
19
36%
16
19
19%
17
18
6%
15
17
13%
15
16
7%
13
16
23%
15
16
7%
15
16
7%
15
17
13%
16
18
13%
16
17
6%
15
17
13%
16
17
6%
17
17
0%
16
17
6%
15
18
20%
16
18
13%
15
18
20%
No
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
Aspek Kinerja Program Studi
kegiatan akademik untuk menciptakan
suasana akademik (seminar, simposium,
lokakarya, bedah buku, penelitian bersama
dll).
Hasil evaluasi terhadap Interaksi akademik
antara dosen-mahasiswa.
Hasil evaluasi terhadap pengembangan
perilaku kecendekiawanan.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
program studi dalam perencanaan target
kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan
perencanaan/alokasi dan pengelolaan
dana.
Hasil evaluasi terhadap besarnya dana
(termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap dana penelitian
dalam tiga tahun terakhir.
Dana yang diperoleh dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat dalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap luas ruang kerja
dosen
Hasil evaluasi terhadap Prasarana (kantor,
ruang kelas, ruang laboratorium, studio,
ruang perpustakaan, kebun percobaan,
dsb. kecuali ruang dosen) yang
dipergunakan PS dalam proses
pembelajaran.
Hasil evaluasi terhadap Prasarana lain
yang menunjang (misalnya tempat olah
raga, ruang bersama, ruang himpunan
mahasiswa, poliklinik).
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa buku teks.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa disertasi/tesis/ skripsi/ tugas
akhir.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah terakreditasi
Dikti.
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa jurnal ilmiah internasional
Hasil evaluasi terhadap Bahan pustaka
yang berupa prosiding seminardalam tiga
tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap Akses ke
perpustakaan di luar PT atau sumber
pustaka lainnya.
Hasil evaluasi terhadap Ketersediaan,
akses dan pendayagunaan sarana utama
di lab (tempat praktikum, bengkel, studio,
ruang simulasi, rumah sakit,
puskesmas/balai kesehatan, green house,
lahan untuk pertanian, dan sejenisnya).
241
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
16
18
13%
15
18
20%
15
18
20%
15
16
7%
15
16
7%
13
15
15%
14
18
29%
15
19
27%
15
19
27%
15
18
20%
15
19
27%
12
16
33%
12
13
8%
13
15
15%
12
14
17%
15
18
20%
No
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
Aspek Kinerja Program Studi
Hasil evaluasi terhadap Sistem informasi
dan fasilitas yang digunakan PS dalam
proses pembelajaran (hardware, software,
e-learning, dan perpustakaan).
Hasil evaluasi terhadap Aksesibilitas data
dalam sistem informasi.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah penelitian
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS per
tahun, selama 3 tahun.
Hasil evaluasi terhadap Keterlibatan
mahasiswa yang melakukan tugas akhir
dalam penelitian dosen.
Hasil evaluasi terhadap Jumlah artikel
ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap
yang bidang keahliannya sesuai dengan
PS per tahun, selama tiga tahun.
Hasil evaluasi terhadap Karya-karya
PS/institusi yang telah memperoleh
perlindungan Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI) dalam tiga tahun
terakhir.
Hasil evaluasi terhadap jumlah kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
yang dilakukan oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS.
Hasil evaluasi terhadap keterlibatan
mahasiswa dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan
kerjasama dengan instansi di dalam negeri
dalam tiga tahun terakhir.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan
kerjasama dengan instansi di luar negeri
dalam tiga tahun terakhir.
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
Pengaruh
Akreditasi
15
18
20%
15
17
13%
16
16
0%
14
16
14%
15
15
0%
11
12
9%
16
16
0%
15
17
13%
15
16
7%
11
14
27%
Pada Gambar 4.62 ditunjukkan hasil penelitian tentang kinerja prodi
sebelum dan sesudah akreditasi di Universitas Muhammadiyah Purwokerto
berdasarkan 5 besar yang dilihat dari seratus (100) aspek penilaian kinerja
prodi. Lima (5) aspek perubahan kinerja tertinggi di Universitas Tanjungpura
yaitu : 1) Jumlah dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional= 55%,
2) Penjaringan umpan balik dan tindak lanjutnya=50%, 3) Jumlah dosen
tetap berpendidikan (terakhir) S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai
dengan kompetensi PS=50%, 4) Layanan dan kegiatan kemahasiswaan
=36%, dan 5) Kesesuaian mata kuliah dengan standar kompetensi =36%.
242
Gambar 4.62. Pengaruh Aspek Kinerja Tertinggi di Universitas
Muhammadiyah Purwokerto
F. Usaha Prodi Mencapai Standar Akreditasi
Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel-tabel dan gambargamba, maka dapat dijelaskan bahwa setelah prodi-prodi dilakukan
akreditasi, hasil penilaian akreditasi BAN-PT digunakan oleh prodi yang
bersangkutan sebagai umpan balik
untuk memperbaiki kinerja masing-
masing prodi. Dari data seluruh responden, tampak bahwa usaha prodi yang
paling tinggi adalah standar 6 tentang pembiayaan, sarana dan prasarana
serta sistem informasi (19%), disusul standar 2 tentang tata pamong,
kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu (17%), standar 4
tentang sumber daya manusia (17%), dan standar 7 tentang penelitian,
pelayanan/pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama.
Selanjutnya upaya atau usaha prodi dalam memanfaatkan hasil
penilaian BAN-PT untuk perbaikan kinerja prodi yang terkait dengan standar
5
tentang
kurikulum,
pembelajaran
dan
suasana
akademik (14%).
Persentase paling kecil tentang usaha yang dilakukan oleh prodi pasca
akreditasi adalah perbaikan standar 1 tentang visi, misi, tujuan dan sasaran
serta strategi pencapaian (4%). Secara keseluruhan, responden yang
menjadi sampel penelitian
berupaya meningkatkan kinerja prodi menjadi
lebih maksimal dengan usaha-usaha yang hampir merata pada setiap
243
standar akreditasi, kecuali standar 1 tentang visi, misi, tujuan dan sasaran
serta strategi pencapaian yang terlihat memperoleh skor paling kecil. Hal ini
menunjukkan standar 1 lebih mudah dicapai oleh prodi PGSD, sehingga
perbaikan-perbaikan di arahkan pada standar-standar akreditasi lain.
TABEL 4.60.
USAHA-USAHA PRODI PASCA AKREDITASI BERDASARKAN DATA
SELURUH RESPONDEN
No
Standar Akreditasi BAN-PT
Persentase
1
Standar 1. Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta
strategi pencapaian
4%
2
Standar 2. Tata pamong, kepemimpinan, sistem
pengelolaan, dan penjaminan mutu
17%
3
Standar 3. Mahasiswa dan lulusan
12%
4
Standar 4. Sumber daya manusia
17%
5
Standar 5. Kurikulum, pembelajaran, dan suasana
akademik
14%
6
Standar 6. Pembiayaan, sarana dan prasarana,
serta sistem informasi
19%
7
Standar 7. Penelitian, pelayanan/ pengabdian
kepada masyarakat, dan kerjasama
17%
Total
100%
Gambar 4.63 Usaha Prodi Pasca Akreditasi
244
1. Usaha yang dilakukan untuk Meningkatkan Mutu Program Studi
PGSD
Sesuai dengan tuntutan UU nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan
tinggi yang menyatakan akan mencabut ijazah dari prodi yang tidak
terakreditasi sudah seharusnya dapat mendorong program studi untuk
memperoleh status akreditasi yang lebih baik. Berikut ini dilaporkan usahausaha yang dilakukan prodi untuk memperoleh akreditasi yang lebih baik
berdasarkan 7 standar akreditasi yaitu:

Standar 1: Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian
Berdasarkan hasil analisis data kualitatif pada standar ke 1, usaha
yang dilakukan program studi untuk mencapai standar ini adalah dengan
kegiatan sosialisasi visi, misi dan tujuan dan melaksanakan misi untuk
mencapai visi yang telah ditetapkan. Bagi prodi yang belum memiliki visi,
misi dengan menggunakan indikasi SMART, usaha yang dilakukan adalah
merumuskan kembali visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi pencapaiannya.

Standar 2: Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan
Penjaminan Mutu
Berdasarkan hasil analisis data kualitatif diperoleh temuan usaha yang
dilakukan prodi untuk meningkatkan kinerja tata pamong adalah menata dan
memperbaiki kembali sistem pengelolaan program studi. Usaha-usaha riil
untuk meningkatkan kinerja pada standar ini antara lain dengan koordinasi
dengan staf dosen, karyawan, mahasiswa dan fakultas, memberikan
kemudahan pelayanan kepada mahasiswa dan menegakkan disiplin
pegawai.
Untuk meningkatkan kinerja sistem penjaminan mutu internal, PGSD
melakukan kegiatan evaluasi diri program studi, validasi dokumen akademik,
evaluasi pelaksanaan tri dharma, Penjaminan mutu internal dilakukan secara
sistemik oleh tim penjamin mutu. Ada bermacam-macam istilah yang
digunakan untuk memberi nama penjaminan mutu internal program studi dari
masing-masing perguruan tinggi yaitu jamu (penjaminan mutu), QA (quality
assurance), EMI (evaluasi mutu internal), SPI/SPMI (Sistem Penjaminan
245
Mutu Internal), EPSBED (Evaluasi program studi berbasis evaluasi diri, dll).
Komitmen dan kesadaran yang telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja
lembaga dengan membangun kantor jaminan mutu berjenjang: unit jaminan
mutu fakultas dan gugus kendali mutu prodi. Lomba kinerja antar program
studi berbasis akreditasi program studi on line. Beberapa prodi PGSD belum
memiliki basis data evaluasi diri yang baik. Hal ini dapat di cross cek dari
tampilan web masing-masing PGSD yang masih kosong.

Standar 3: Mahasiswa dan Lulusan
PGSD memiliki kemudahan dan keunggulan dalam memperoleh input
mahasiswa karena jumlah pendaftar prodi PGSD cenderung tinggi bahkan di
beberapa LPTK, jumlah pendaftar prodi PGSD menempati ranking tertinggi.
Untuk meningkatkan kinerja PGSD pada standar mahasiswa dan lulusan,
PGSD melakukan usaha-usaha: peningkatan kualitas sarana prasarana dan
pelayanan kepada mahasiswa, menyusun buku pedoman penulisan skripsi,
percepatan masa studi, dengan menawarkan mata kuliah Tugas Akhir
Skripsi pada semester VII, menyelenggarakan pelatihan penulisan skripsi,
meningkatkan efektivitas pelayanan bimbingan akademik dan skripsi,
memonitor masa studi mahasiswa yang hampir habis, pemantauan
pembuatan dan ujian skripsi secara masal. Usaha yang berkaitan dengan
pemberdayaan alumni/lulusan dilakukan melalui kegiatan: tracer study
mahasiswa S1 PGSD, membentuk Ikatan Alumni dan Ikatan Keluarga Besar
PGSD. Usaha prodi yang mendukung kegiatan kemahasiswaan antara lain:
mewajibkan mahasiswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan menyediakan
fasilitas kegiatan mahasiswa.

Standar 4: Sumber Daya Manusia
Kesulitan umum yang dihadapi prodi PGSD pada standar SDM
terdapat pada pengembangan karir dosen. Untuk mencapai standar tersebut,
prodi melakukan usaha: menganjurkan dosen untuk melanjutkan studi S3,
menambah dosen melalui sharing dengan program studi lain, meningkatkan
kompetensi dosen dalam penelitian, pengabdian dan pembelajaran melalui
berbagai pelatihan, workshop dan lokakarya, meningkatkan kemampuan
246
dosen dalam pengembangan e-learning, media pembelajaran berbasis IT,
dan mendatangkan tenaga ahli untuk sharing pengalaman dalam rangka
pembinaan dosen.

Standar 5: Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik
Standar kurikulum, pembelajaran dan suasana akademik merupakan
standar yang menentukan kepuasan pelanggan PGSD yaitu mahasiswa.
Usaha yang dilakukan prodi untuk meningkatkan kinerja pada standar
kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik cukup banyak antara lain:
Revisi, peninjauan ulang dan pengembangan kurikulum, pembuatan bahan
ajar (modul), silabus dan SAP, pelatihan penggunaan model pembelajaran
yang efektif, lesson study, aktif learning, pembelajaran inovatif, pembelajaran
berbasis IT, PAIKEM, membangun klinik pembelajaran.

Standar 6: Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem
Informasi
Pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi di beberapa
prodi PGSD terus dikembangkan agar prodi dapat meningkatkan mutu
pelayanan dan pencapaian standar akreditasi. Usaha-usaha yang dilakukan
prodi
antara
lain
pengadaan,
perbaikan
dan
peningkatan
fasilitas
laboratorium komputer, IPA, matematika, microteaching, penataan ruang
dosen
dan
fasilitas
ruang
kerja
dosen
(AC,
internet),
peningkatan/penambahan sarana dan prasarana perkuliahan, laptop, in
focus; pengadaan perpustakaan dan penambahan referensi di ruang baca,
meraih dana-dana hibah untuk peningkatan sarana dan prasarana;
mengalokasikan dana untuk kegiatan penelitian, pelatihan-pelatihan dosen
dari RKAT. Semua kegiatan dosen dan mahasiswa difasilitasi dengan sarana
online, http://fkip.uns.ac.id.

Standar 7: Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masya-rakat,
dan Kerjasama
Penelitian,
pelayanan/pengabdian
kepada
masyarakat,
dan
kerjasama. Program studi menunjukkan kinerja tinggi jika memiliki banyak
produk di bidang penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk
247
meningkatkan kinerja pada standar ini, program studi melakukan berbagai
usaha antara lain: memotivasi dosen untuk menyusun proposal penelitian
dan pengabdian masyarakat untuk meraih dana hibah penelitian dari DIKTI
dan sumberdana internal perguruan tinggi; menyediakan dana dari prodi
untuk
penelitian
mahasiswa
kerjasama
dalam
dosen
kegiatan
dengan
mahasiswa,
pengabdian
pada
melibatkan
masyarakat,
menyelenggarakan workshop PTK, penulisan artikel ilmiah, pengelolan
jurnal, pelatihan metodologi penelitian, menerbitkan jurnal ilmiah. Di bidang
kerjasama, PGSD banyak yang berusaha meningkatkan kinerja dengan
menjalin kerjasama dengan SD mitra, PEMDA/PEMKOT, Diknas dan luar
negeri, penerjunan Dosen ke sekolah dasar.
G. Model Pembinaan yang Diharapkan dari Pemerintah
Untuk meningkatkan mutu, khususnya bagi PGSD yang belum
terakreditasi atau nilai akreditasinya rendah, DIKTI maupun BAN-PT
diharapkan memberi pembinaan. Sebagian besar pembinaan yang diusulkan
kepada pemerintah berupa pelatihan dan pendampingan khususnya dalam
peningkatan standar pembelajaran dan pengisian borang akreditasi.
1. Pembinaan Tata Pamong/Manajemen Program Studi
Dalam
standar
tata
pamong,
PGSD
memerlukan
pelatihan
manajemen Program Studi, misalnya TQM secara komprehensif yang
meliputi manajemen keuangan, kepemimpinan yang futuristik, administrasi
akademik,
pengembangan
kapasitas
dan
kapabilitas
lembaga,
dan
pengembangan sistem penjaminan mutu program studi.
2. Pembinaan Sumber Daya Manusia
Pembinaan yang diharapkan dari Dikti pada peningkatan kinerja
sumberdaya manusia adalah: rekruitmen dosen baru sesuai dengan bidang
ilmu, peningkatan kemampuan dosen melalui program pelatihan-pelatihan,
dan peningkatan kualifikasi dosen melalui pemberian beasiswa studi lanjut.
248
3. Pembinaan Kurikulum
Pembinaan
yang
diharapkan
dari
Dikti
sehubungan
dengan
pengembangan kurikulum dan standar kelulusan adalah: pengembangan
kurikulum berbasis KKNI, sosialisasi Kurikulum PPG tingkat lokal/nasional,
peningkatan inovasi pembelajaran dan sarana akademik, pembinaan
pembelajaran berbasis IT, dan inovasi pembelajaran.
4. Pembinaan dalam Konteks Pembiayaan dan Sistem Informasi
Pembinaan
yang
diharapkan
dari
Dikti
sehubungan
dengan
pembiayaan adalah: memberikan dana bantuan untuk persiapan akreditasi,
operasional pengembanagan sarana dan prasarana, pembuatan sitem
informasi, fasilitas pembelajaran, pelatihan pengembangan dan pengelolaan
data based evaluasi diri. Peningkatan kemampuan tenaga administrasi agar
dapat memonitor jumlah kelulusan, IP, kehadiran dosen, kepuasan
mahasiswa dan sebagainya.
5. Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Pembinaan yang diharapkan dari Dikti sehubungan dengan kegiatan
penelitian,
pengabdian
kepada
masyarakat
dan
kerjasama
adalah:
Peningkatan kemampuan dosen dalam kegiatan penelitian dan pengabdian
masyarakat yang bermutu, program penelitian melibatkan skripsi mahasiswa
S1 seperti Hibah Pasca Sarjana, memberikan blockgrant untuk penelitian
kemitraan antara PGSD dengan Alumni dan PGSD dengan SD Mitra dan SD
daerah terpencil, pembinaan kemampuan dosen dalam menulis karya ilmiah
dan jurnal terakreditasi, kiat untuk masuk jurnal/karya ilmiah internasional,
meningkatkan jaringan kerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri,
kunjungan kerja ke SD di luar Jawa.
6. Pembinaan dari BAN-PT
Pembinaan yang diharapkan dari BAN-PT sehubungan dengan sistem
akreditasi program studi adalah: mempermudah akses informasi prodi
dengan DIKTI (BAN PT) terkait dengan proses akreditasi, mengundang
dosen taskforce/kaprodi/sekprodi prodi untuk mengikuti program pelatihan
pengisian borang/instrumen akreditasi, sosialisasi substansi, sistem penilaian
249
dan cara pengisian borang akreditasi untuk meningkatkan pemahaman
taskforce, pengembangan indikator penilaian akreditasi yang relevan dengan
program studi kependidikan, pemetaan kelemahan prodi dalam pemenuhan
standar akreditasi secara nasional, pembinaan asesor PGSD dari BAN PT
agar dapat memberi penilaian secara obyektif dan terbuka, pelaksanaan
studi banding ke PT yang kreadibilitas yang tinggi atau pendampingan oleh
prodi terakreditasi minimal B.
H. Model Tatakelola PGSD yang Efektif
Penyelenggaraan program PGSD terkait dengan kebijakan perguruan
tinggi masing-masing. Berdasarkan hasil FGD dengan Dekan/PD I dan
Kaprodi diperoleh beberapa masukan untuk menyelenggarakan program
PGSD yang bermutu tinggi yaitu: ada penjaminan mutu pengelolaan dari
PTN maupun PTS penyelenggara PGSD, pembatasan jumlah mahasiswa
dan PT yang menyelenggarakan PGSD, KKNI PGSD lebih jelas dan relevan
dengan dunia kerja, kerjasama dengan PEMDA untuk rekrutmen, seleksi dan
penempatan lulusan PGSD karena guru SD menjadi wewenang/otonomi
masing-masing daerah.
250
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan data kuantitatif dan kualitatif yang telah terkumpul dari berbagai
sumber setelah dianalisis dapat disimpulkan dan diberikan saran sebagai
berikut.
A. Kesimpulan
Pada
kesimpulan
ini
dikemukakan
kinerja/performance
PGSD
sebelum terakreditasi (sebelum tahun 2010) dan setelah terakreditasi mulai
tahun 2010, baik yang memperoleh Dana Insentif Akreditasi (DIA) maupun
yang tidak memperoleh DIA dan status akreditasi B dan C.
1. Kinerja prodi yang diukur dari perkembangan jumlah mahasiswa setelah
terakreditasi mengalami peningkatan dari 3753 (2010) menjadi 4129 pada
tahun 2011. Berdasarkan status bantuan DIA, rerata jumlah mahasiswa
PGSD yang mendapat bantuan DIA (329) selama 5 tahun lebih banyak
daripada jumlah mahasiswa PGSD yang tidak mendapat bantuan DIA
(159). Berdasarkan status akreditasi, PGSD yang terakreditasi B memiliki
rerata jumlah mahasiswa selama lima tahun sebesar 334 lebih banyak
dari PGSD yang terakreditasi C (154). Jumlah mahasiswa berkaitan
dengan daya tampung karena PGSD yang memiliki jumlah mahasiswa
lebih sedikit ternyata memiliki rasio seleksi yang lebih ketat yaitu rerata
seleksi PGSD yang mendapat DIA sebesar 12,2:1 yang tidak mendapat
DIA 21,8:1. Keketatan seleksi PGSD yang terakreditasi B sebesar 14,6:1
dan PGSD yang terakreditasi C sebesar 19.4:1. Kesimpulan Dengan
demikian, pemberian bantuan DIA dan status akreditasi berpengaruh
pada rerata jumlah mahasiswa dan daya tampung berpengaruh pada
keketatan seleksi
2. Kinerja prodi yang diukur berdasarkan dengan ketepatan masa studi yang
diperkirakan dari perbandingan jumlah mahasiswa yang masuk (input)
pada tahun tertentu dengan jumlah mahasiswa yang lulus (output) empat
251
tahun kemudian. Mengingat program studi PGSD S1 baru dibuka mulai
tahun 2006/2007 maka data lulusan yang digunakan untuk menghitung
ketepatan masa studi adalah data lulusan tahun 2010 dan 2011. Jumlah
lulusan paling rendah ditemukan pada PGSD Makasar yang tidak
mendapat bantuan DIA.
Perkembangan IPK lulusan cenderung naik
tetapi jika sudah mendekati IPK optimum maka tidak terjadi kenaikan lagi.
Hal ini dialami oleh PGSD yang mendapat DIA, karena IPK lulusan sudah
berada pada kondisi optimum 3,3 maka IPK sudah sulit untuk dinaikkan
lagi sehingga kenaikan pasca akreditasi hanya mencapai 0,1 poin.
Sedangkan PGSD yang tidak mendapat DIA naik 0,2 poin tetapi posisi
rerata IPK terakhir pada tahun 2011 sama yaitu 3,4. Dari sampel yang
diteliti, IPK lulusan prodi PGSD yang terakreditasi C cenderung stagnan
atau bahkan ada yang menurun. PGSD yang mengalami penurunan IPK
adalah Bengkulu, rerata IPK lulusan PGSD yang cenderung stagnan
adalah UNIMA.
3. Prodi DIA-PGSD memiliki rerata jumlah penelitian yang cenderung naik
yaitu pada tahun 2007 = 12, tahun 2008 = 11, tahun 2009 = 15, tahun
2010 = 23, dan tahun 2011 = 25. Prodi NON DIA-PGSD memiliki jumlah
penelitian yang cenderung turun. Rata-rata jumlah penelitian prodi NON
DIA-PGSD pada tahun 2007 = 11, tahun 2008 = 13, tahun 2009 = 13,
tahun 2010 = 9, dan tahun 2011 = 8. PGSD yang mendapat akreditasi B
dan mendapat bantuan DIA memiliki rerata jumlah penelitian paling tinggi
(25,73). Sedangkan PGSD yang hanya mendapat akreditasi B tanpa
bantuan DIA, produktivitas penelitian tinggi, tetapi hanya mencapai
setengah dari rerata jumlah PGSD yang mendapat akreditasi B dan
mendapat bantuan DIA. Berdasarkan status akreditasi, produktivitas
penelitian dosen dari PGSD terakreditasi C juga lebih rendah daripada
PGSD yang terakreditasi B.
4. Prodi PGSD yang mendapat bantuan DIA maupun tidak mendapat
bantuan DIA sama-sama memiliki jumlah pengabdian yang cenderung
naik. Rata-rata jumlah pengabdian kepada masyarakat prodi PGSD yang
mendapat bantuan DIA pada tahun 2007 = 9, tahun 2008 = 9, tahun
252
2009 = 12, tahun 2010 = 14, dan tahun 2011 = 16, sedangkan prodi
NON DIA-PGSD pada tahun 2007 = 8 tahun 2008 = 11, tahun 2009 = 16,
tahun 2010 = 17, dan tahun 2011 = 20, PGSD yang memiliki status
akreditasi C memiliki PPM yang lebih banyak dan penelitian yang lebih
sedikit, sedangkan PGSD yang terakreditasi B memiliki jumlah penelitian
yang lebih banyak dan PPM yang lebih sedikit.
5. Berdasarkan
tingkat
kesulitan
pencapaian
standar
dan
tingkat
kepentingan standar tersebut digunakan dalam penilaian akreditasi dapat
disimpulkan jika standar tersebut sulit dicapai oleh prodi maka prodi
menganggap standar tersebut tidak penting digunakan sebagai indikator
kinerja. Sebaliknya standar yang mudah dicapai akan menjadi penting
untuk dinilai. Jika dilihat posisi ranking pada setiap standar dapat
diketahui standar 3 dan 4 memiliki posisi ranking kesulitan dan
kepentingan yang sama. Standar 1 dan 3, memiliki ranking kesulitan
rendah/mudah yaitu urutan ke 7 dari 7 standar akreditasi. Standar ke 6
dan ke 7 memiliki ranking kesulitan yang tinggi/sulit. Standar ke 2, 4 dan
5
memiliki
tingkat
kesulitan
yang
sedang.
Berdasarkan
tingkat
kepentingannya untuk penilaian kinerja, standar 1, 2 dan 5 memiliki
tingkat kepentingan yang lebih tinggi daripada standar 3, 6 dan 7.
Persepsi responden terhadap urutan kesulitan dalam mencapai standar
akreditasi sangat tergantung pada pengalaman jabatan pribadi masingmasing. Sebagai contoh, Dekan yang memegang tampuk kepemimpinan
di Fakultas menganggap tingkat kesulitan mencapai standar yang paling
tinggi adalah pada pencapaian standar visi, misi, tujuan, sasaran dan
strategis pencapaian. Menurut Pembantu Dekan yang mendapat bantuan
DIA banyak berurusan dengan kualitas akademik dosen menganggap
standar yang paling sulit dicapai adalah standar 4 yaitu SDM. Menurut
Pembantu Dekan yang tidak mendapat bantuan DIA, Kaprodi, Sekprodi,
dosen dan mahasiswa yang sering berurusan dengan pelaksanaan
kegiatan menganggap standar yang paling sulit dicapai adalah standar ke
6 yaitu pembiayaan, sarana dan prasarana,
253
6. Tingkat kesesuaian nilai akreditasi dengan kondisi faktual PGSD yang
mendapat status C lebih rendah daripada PGSD yang mendapat status
akreditasi B. Menurut versi PGSD, asesor dianggap kurang objektif,
petunjuk pengisian borang kurang jelas, sulit dimengerti, butir instrumen
yang menilai lulusan tidak layak untuk prodi baru karena prodi belum
meluluskan, dll. Menurut versi asesor, prodi yang mendapat nilai C
disebabkan karena tidak menyiapkan bukti fisik pada saat visitasi
sehingga nilainya menjadi rendah.
7. Proporsi responden yang menjawab selalu menggunakan hasil penilaian
akreditasi untuk perbaikan mutu relevansi dan efisiensi Program Studi
lebih banyak yang berasal dari responden yang memiliki status akreditasi
B dan mendapat DIA daripada responden yang memperoleh akreditasi C
dan mendapat DIA, Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran
meningkatkan mutu lebih banyak dimiliki oleh program studi yang
berpotensi mendapat nilai B daripada program studi yang mendapat nilai
C. Contoh kasus ditemukan pada program studi yang mendapat DIA
tetapi status akreditasinya hanya mendapat C, yang menyatakan tidak
selalu menggunakan nilai akreditasi untuk perbaikan mutu prodi. Kaprodi
dan Sekprodi selalu menggunakan hasil akreditasi karena mereka
dituntut untuk dapat menggerakkan staf dosen, karyawan dan mahasiswa
di lingkungan prodinya agar bekerja dan berusaha menyiapkan borang,
bukti fisik dan semua keperluan akreditasi. Keberhasilan memperoleh
status akreditasi yang baik merupakan prestasi dari kepengurusan
jurusan yaitu Kaprodi.
8. Tidak ada perbedaan nyata pada kinerja PGSD sebelum diakreditasi
antara PGSD yang mendapat DIA dan tidak mendapat DIA maupun
antara status akreditasi B dan C. Semua PGSD mengakui kinerjanya
meningkat tetapi kinerja pada standar ke-7, yaitu penelitian, PPM dan
kerjasama memiliki skor rerata paling rendah. Skor rerata standar ke-6
yaitu pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sitem informasi yang
berada pada kategori sedang dialami oleh PGSD yang tidak mendapat
DIA dan terakreditasi C.
254
9. Jika dicermati lebih mendalam, ada kecenderungan kinerja program studi
yang terakreditasi C dan mendapat DIA memiliki rerata kinerja yang
sedikit lebih baik daripada program studi yang terakreditasi B, jika tanpa
menggunakan penilaian pada pada 6 standar akreditasi tanpa standar
ke-7. Secara keseluruhan kinerja prodi PGSD yang mendapat DIA
memiliki kinerja yang lebih baik daripada PGSD yang tidak mendapat
DIA.
10. Setelah dilakukan wawancara dan diskusi, usaha-usaha yang banyak
dilakukan prodi untuk meraih nilai akreditasi tinggi antara lain melalui
optimalisasi sistem penjaminan mutu internal prodi, percepatan masa
studi mahasiswa, peningkatan kualitas pembelajaran, melengkapi sarana
dan prasarana pembelajaran serta meningkatkan kemampuan dosen
melakukan penelitian.
11. Pembinaan yang diharapkan dari BAN-PT adalah sosialisasi dan
pendampingan pengisian borang akreditasi. pemetaan kelemahan prodi
dalam pemenuhan standar akreditasi secara nasional, pembinaan asesor
PGSD dari BAN PT agar dapat memberi penilaian secara obyektif dan
terbuka, pelaksanaan studi banding ke PT yang kreadibilitas yang tinggi
atau pendampingan oleh prodi terakreditasi minimal B. Pembinaan yang
diharapkan dari DIKTI adalah pembinaan tata pamong, rekrutmen dosen
yang relevan dengan program studi, pemberian beasiswa studi lanjut,
sosialisasi kurikulum berbasis KKNI, pengembangan IT pembelajaran,
memberikan dana bantuan untuk persiapan akreditasi.
B. Rekomendasi
Setelah diperoleh beberapa kesimpulan dari studi evaluasi kinerja
pasca akreditasi, berikut ini disarankan kepada berbagai pihak yaitu:
1. PGSD yang mendapat DIA maupun tidak mendapat DIA disarankan
agar selalu meningkatkan kinerja untuk memberi jaminan kepada
masyarakat bahwa pendidikan telah diselenggarakan dengan mutu yang
tinggi. PGSD mempertimbangkan kapasitas program studi dalam
penerimaan mahasiswa baru agar pelayanan akademik dapat berjalan
255
lancar, tingkat kelulusan mahasiswa yang tepat waktu tinggi dan dosen
memiliki waktu untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Untuk dapat meraih akreditasi dengan nilai yang baik, maka
disarankan PGSD mengembangkan sistem penjaminan mutu internal
yang sesuai dengan standar penilaian akreditasi.
2. BAN-PT mereview kembali indikator dan rubrik penilaian yang digunakan
untuk
mengukur
kinerja
program
studi
PGSD
dan
melakukan
pendampingan atau sosialisasi pengisian borang kepada kaprodi,
sekprodi dan taskforce karena banyak borang yang menimbulkan salah
penafsiran. BAN-PT sebaiknya hanya menugaskan asesor yang memiliki
kredibilitas tinggi dari program studi yang relevan. Kegiatan visitasi
disesuaikan dengan jadwal dan jam kerja.
3. PEMDA merekrut guru SD dari lulusan PGSD yang telah mengikuti
program PPG-SD. Seleksi peserta program PPG-SD dilakukan oleh
PEMDA dengan mempertimbangkan azas objektif, adil, transparan dan
akuntabel dan tidak ada intervensi politik transaksional.
4. Dikti melakukan pembinaan yang selaras dan mendukung pencapaian
standar
dalam
penjaminan
mutu
eksternal
dari
BAN-PT,
mengembangkan komponen evaluasi program studi berbasis evaluasi diri
(EPSBED) atau evaluasi mutu internal yang selaras dengan standar
BAN-PT. Dikti menambah jumlah jurnal yang terakreditasi untuk
menampung karya ilmiah dosen
5. Perguruan tinggi menciptakan suasana akademik yang mendorong
dosen
melaksanakan
tri
darma
PT
secara
seimbang,
dengan
mengalokasikan dana internal untuk kegiatan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat
6. Badan
Pengembangan
Kebudayaan
dan
Sumberdaya
Penjaminan
Mutu
Manusia
Pendidikan
Pendidikan
dan
memberikan
pembinaan kepada dosen negeri maupun swasta, mengendalikan
kualitas penyelenggaraan program studi.
256
1. Bagi BAN PT:
a. Disarankan ada pelatihan khusus untuk tim pengisi borang akreditasi
PPG.
b. BAN PT perlu memperhatikan kualifikasi asesor.
c. Kegiatan akreditasi agar dilaksanakan sesuai jadwal.
2. Bagi DIRJEN DIKTI:
a. Disarankan ada ikatan dinas untuk jaminan kepastian mendapatkan
pekerjaan setelah lulus PPG.
b. Pendampingan/pembinaan untuk pengisian borang akreditasi PPG
c. Melakukan pemantauan terhadap kegiatan workshop.
3. Bagi PRODI PPG:
a. Perlu sosialisasi kepada civitas akademika untuk meningkatkan
kesadaran pentingnya akreditasi.
b. Bila terjadi perbedaan persepsi dalam pengisian boring kaprodi perlu
mengumpulkan civitas akademika untuk menyamakan persepsi yang
berbeda tersebut.
c. Prodi memiliki standar mutu dan file dokumen lengkap.
257
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N and V. Govindarajan (2007), Management Control
Systems, 12th edition, Boston: McGraw Hill.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi, 2005.
Burder Paul R; Byrd Davis M; Effective Teaching; Second Edition; Allyn
and Bacon; 1997.
Burnham, John West; Managing Quality In School, Effective Strategies
for Quaity-based Scholl Improvement; Financial Time; Orentice
Hall.
Chung Kae H’ Mengginson, Leon C; Organizational Behavior, Developing
Managerial Skiill; Harper & Row, 1986.
Depdiknas, Undang-undang no 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Depdiknas; Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan.
ENQA. (2009). “Standards and Guidelines for Quality Assurance in the
European Higher Education Area”, p.13.
Gerson, Richard F. (2004), Mengukur Kepuasan Pelanggan. Lembaga
Manajemen PPM. Jakarta.1992.
Goetsch, Davis D L; Davis,
Stanley B; Quality Management;
Instroduction Total Quality Management for Production,
Processing, and Service; Fift Edition; Pearson, Prentice Hall;
2006.
Greenberg Jerald; Baron Robert A; Behavior in Organizations; Sixth
Edition; 1997.
Handy Irawan D. Sepuluh Prinsip Kepuasan Pelanggan; Paradigma Baru
Merebut Hati Pelanggan Untuk Memenangkan Persaingan;
Elex Media Komputindo. 2000.
Hoy, Wayne K., dkk., Educational Administration, McGraw Hill Companies,
2001.
Introduction to Performance Measurement, School District Self-Assessment
Guide, Ohio Auditor of State Serving the American Public: Best
Practices in Performance Measurement, National Performance Review,
June 1997
258
Kotler, Philip; Fox F.A; Karen; Strategic Marketing for Educational
Institutions; Prentice Hall, Inc New Jersey; 1995.
National Assessment and Accreditation Council. (2006). Quality Assurance in
Higher Education di India.
Banglore, India collaboration with
Commonwealth with learning, Canada.
NIST (2006). Education Criteria for performance Excellence, Gaithersburg:
NIST.
Parasuraman, Zeithaml Valarie;Berry Leonard; Delivering Quality Service;
Nalancing Customer Perceptions and Expectations; The Free
Press; 1990.
Richmond:, (1998). Planning and Evaluation Section. Virginia's Handbook on
Planning & Performance: Virginia Department of Planning and Budget
The Annie E. Casey Foundation (2006) A Road to Results: Investing
Resources to Achieve Results, Baltimore, MD; online at
www.aecf.org
The US General Accounting Office/GAO. (1980). Performance Reporting for
Government,
Governmental
Accounting
Standards
Board.
http://www.seagov.org/aboutpmg/performance_measurement.shtml
Werther, William B, Jr; Davis Keith; Human Resource and Personel
Management, Fift Edition; McGraww Hill, Inc; 1996.
Zia Batool, Riaz Hussain Qureshi & Abdul Raouf. (2010). Performance
evaluation standards for the HEIs, Higher Education Commission
Islamabad.
259
Download