ENTERTAINMENT INDUSTRY PRODUCTION & MARKETING 010809

ENTERTAINMENT INDUSTRY
PRODUCTION & MARKETING
010809
CONTOH & TIPE KURIKULUM
S2 STIKOM
ERWIN RAMEDHAN
CARNEGIE MELLON HEINZ
COLLEGE
• SCHOOL OF INFORMATION SYSTEMS
AND MANANGEMENT.
• Peran kunci information systems dalam
proses produksi.
• Peran perangkat lunak/software dalam
proses produksi industri hiburan di AS.
• Proses produksi dan marketing tsb. sangat
kompleks.
MEIM MASTER
ENTERTAINMENT INDUSTRY
• MEIM prepares you with the credentials and
expertise that make you highly marketable in
today's fast-paced, competitive entertainment
world. Our core courses cover management,
technology, financial, quantitative and
communication skills within the context of
creative enterprises. Case studies, based on
issues confronted by actual organizations, and
guest speakers serve as the basis for analysis
and discussion in many of the courses. Below
are the courses you need to complete the
degree.
YEAR 1 FALL SEMESTER
• Applied Economic Analysis
Organizational Management
For-Profit Structures & Systems
Empirical Methods
Strategic Presentation (or Writing) Skills
Financial Accounting
HR Management in Creative Enterprises
YEAR 1 SPRING SEMESTER
• Contemporary Marketing Principles
Strategic Presentation (or Writing) Skills
Entrepreneurship in Creative Enterprises
Technology Planning for Creative
Enterprises
Database Theory/Practice
Managing in a Multi-Cultural Society
Elective Courses
YEAR 2 FALL SEMESTER
• Television Production & Finance
Business Development
Script/Story Analysis
Television Development
Network Strategies
Film/Television Business/Legal Affairs
Branded Entertainment
Practicum I
YEAR 2 SPRING SEMESTER
• Film Production & Finance
Creative Producing
New Media Content & Distribution
Intellectual Property Rights Issues
Film Marketing & Advertising
Negotiation
Practicum II
Capstone Project
Top: Computers: Software:
Industry-Specific:
Entertainment Industry: Media
Production: Production
Management
BoilerPlate - Industry standard motion picture production budgeting
templates running on Excel for Windows and Macintosh.
Cinehub - Developers of the internet-based Virtual Production Office
(VPO) production management and communications tool.
Easy Budget - Budgeting software for professional filmmakers.
Filmmaker Software - Developers of affordable budgeting and
scheduling software for filmmakers.
Filmspeed - Professional budgeting software for film and television
productions. Designed to be easy to use and able to work in multiple
currencies simultaneously.
Gorilla - Production software for independent filmmakers by Jungle
Software. Handles budgeting, scheduling, locations, editing notes and
film festival submissions.
Mindstar Productions - A suite of film production management software.
Scheduling, budgeting, on-set and post production.
ScheduALL - Operations management software for the broadcasting,
production and post production industries. Designed to offer efficient
scheduling, task automation, cost center control, reporting and
resource utilization.
Sunfrog Film Scheduling - Film scheduling and budgeting software for
Windows. A free save-disabled demo version available for download.
Today's Production Management
Tools (Entertainment Partners ...
Entertainment Partners, an employeeowned company, is the leading
provider of production management
services in the entertainment industry.
...
www.virtualtvacademy.org/.../TodaysP
roductionManagementToolsEntertai
nmentPartners
Hollywood drive
By Eve Light Honthaner
• Hollywood Drive: What it Takes to Break in, Hang in &
Make it in the Entertainment Industry is the essential
guide to starting and succeeding at a career in film and
TV. Written by a Hollywood insider, Honthaner's
invaluable experience and advice will give those
attempting to enter and become successful in the
entertainment industry the edge they need to stand out
among the intense competition. Because while film
school prepares students to write a script, direct a scene
and operate a camera, few newcomers enter the job
market understanding how this business truly works and
how to land a first job much less succeed in the industry.
Film Production Management
By Bastian Clevé
• Film Production Management details the steps involved
in bringing a screenplay to the screen: organizing,
staffing, budgeting, scheduling, securing locations,
shooting and postproduction. In addition to offering
practical, hands-on help in dealing with each of these
steps, this book also covers such issues as contracts,
unions, working permits, and insurance. Sample forms
used by the production manager are also included.
Although it is not about film financing, it includes
information on how to work within smaller budgets,
enhancing its appeal to independent film makers. This
book is primarily for students and film professionals
seeking a career change within the film industry, or who
find themselves performing some of the tasks outlined
within these pages. This edition will include a number of
revisions and updates, as well as new chapters on film
festivals and marketing, training and schools, and use of
the internet.
CONTOH KURIKULUM
MANAGEMENT PRODUCTION
MARKETING
• http://una.edu/entertainment/emp.htm
Entertainment industry
economics
By Harold L. Vogel
• In this newly revised book, Harold L. Vogel
examines the business economics of the
major entertainment enterprises: movies,
television and cable programming, music,
broadcasting, casino wagering and
gambling, sports, publishing, performing
arts, theme parks, and toys.
ENTERTAINMENT INDUSTRY
PRODUCTION & MARKETING
080809
CONTOH PRODUKSI DAN
MARKETING
STIKOM S2
ERWIN RAMEDHAN
SUMBER DOKUMENTASI
• INTERNATIONAL BUSINESS.
ENVIRONMENTS AND OPERATIONS
• Oleh John D. Daniels, Lee H. Radebaugh,
Daniel P. Sullivan.
• Penerbit Pearson/Prentice Hall 2004
CONTOH STAR WARS
• 91 juta referensi di internet (web, blog, u tube,
dll.).
• Attack of the Clones th. 2002(sebelumnya,
Star Wars, The Empire Strikes Back, Return of
the Jedi, The Phantom Menace) telah menjadi
salah satu dari 15 filem dengan hasil finansial
yang terbesar dalam sejarah filem.
• Dimensi internasional/global Star Wars luar
biassa dan mencerminkan kemampuan
organisasi, sistemik, dan manajemen di bidang
produksi dan marketing.
LATAR BELAKANG BUDAYA DAN KUNCI
UNIVERSALISME & PASAR
ENTERTAINMENT DUNIA
Filem-filem Star Wars memilih tema-tema
kesamaan dari mitos, legenda, kisah, dan
kepecayaan di seantero dunia yaitu tematema yang bersifat absolut (kejahatan vs.
kebaikan) dan kenang-kenangan masa
kecil) yang ada di setiap orang selama
hidupnya. (Claude Levi-Strauss,
Antropolog Perancis terkemuka).
LATAR BELAKANG
• Sewaktu George Lucas menawarkan Star Wars
di festival Cannes di tahun 1970an dia tidak
memiliki dana apa pun (hanya mamapu
membyar tiket dar AS ke Perancis).
• 20th Century Fox berpendapat bahwa risiko Star
Wars terlalu besar dan tidak memberi George
Lucas bonus setengah juta dollar AS saat
kontrak ditanda-tangani.
• Lukas diberi hak “merchandising” (mainan,
iklan,game video, dll.) dari filemnya yang
menghasilkan jumlah uang yang raksasa. Hal
ini disesali 20th Century Fox tanpa akhir.
LIKU-LIKU ONGKOS PRODUKSI
• Untuk empat filem pertamanya dari quintet Star
Wars, Lukas memanfaatkan studio-studio
Inggris.
• Attack of the Clones memanfaatkan studio
Australi karena teknisi di sana lebih murah,
pemerintah Canberra mempromosikan lokasilokasinya dan juga memberi keringanan pajak.
• Selanjutnya Lukas juga memakai lain-lain lokasi:
Tunisia, Italia, Spanyol, AS, dan Inggris).untuk
menciptakan latar belakang yang realistis tanpa
harus menciptakannya di studio Hollywood.
AKTOR-AKTOR DAN TIM
MULTINASIONAL
• Skotlandia (Ewan McGregor), Israel (Natalie
Portman), Canada (Hayden Christensen),
Swedia (Pernilla August), Inggris (Oliver Lee),
Zelandia Baru Temuara Morrison), AS (Jimmy
Smits).
• Musik John Williams (AS) oleh London
Symphony Orchestra.
• Selain memberi kesan sangat khas dan khusus
latar belakang multinasional ini mungkin sangat
menunjang dari titik pandang finansial.
PENGHASILAN MULTINASIONAL
• 60% dari penghasilan dari AS.
• Namun untuk kembali modal (break even) 40%
dari penghasilan harus bersumber kepada
sektor internasional.
• Penghasilan dari dunia berkembang bisa
bersifat sangat rumit (contoh Haiti dan Mali)
karena mereka tidak bisa membaya Star Wars
dengan mata uang dollar AS.
• Marketing sangat canggih dengan
memanfaatkan tema-tema universal antropologi
dan menysuaikan filem kepada budaya lokal
(terkadan sensor).
PRODUKSI DAN TEKNOLOGI
• Attack of the Clones diproduksi secara digital (direkam
tidak difilem) walaupun tidak semua negara memiliki
bioskop-bioskop digital.
• Proyeksi secara digital dimaksudkan selaku promosi
kehebatan audio-visual dan “special effects” filem tsb.
oleh para profesional industri filem dan dari “mulut ke
mulut” oleh para penonton. Awal proyeksi Attack of the
Clones hanya di 3161 bioskop – Harry Potter di 8100
bioskop.
• Proyeksi lebih lambat di lain-lain negara.
• Selanjutnya filem ini diprogramkan untuk “home viewing”
dengan CD ROM dan DVD.
FILEM DAN BAHASA (DUBBINGPENTERJEMAHAN)
• 18 Bahasa (Perancis, Perancis Kanada,
Portugis Brazil, Portugis Portugal – subtitles,
Jerman, Spanyol Spain, Spanyol Amerika Latin,
Catalan (Spain), Thai, Cina Guangdong, Hindi,
Hongaria, Rusia, Ceko, Polandia, Turki, Jepang.
• Di lain-lain negara proyeksi dengan subtitling.
• Dubbing di 30 negara dengan “native speakers”.
• Teknisi “sound” di 18 negara
LAIN-LAIN
• Proyeksi perdana di 9 negara secara
internasional dilanjutkan dengan lain-lain
proyeksi perdana berhubung banyak
negara tidak mau menunggu proyeksi
Attack of the Clones.
• DVD disediakan dari awal untuk
menghindari penjualan bajakan-bajakan.
ASPEK KOMERSIAL
• Sumber penghasilan besar Star Wars
adalah produksi dan penjualan produkproduk reproduksi para pemeran filem.
• Contoh-contoh: replika senjata, produksi
komik-komik Star Wars, mainan Lego,
reproduksi pemeran filem di China.
• Hal ini mencerminkan pengusaan produksi
dan merketing di semua negara di dunia
oleh Star Wars/Lucasfilm.
STAR TREK
• 1966 Filem orisinil science fiction oleh Gene
Roddenberry
• Selanjutnya menjadi 6 serial TV, 11 filem feature
lain, franchise (waralaba untuk media, produksi
video, dan atraksi massa, dll.).
• Tema dasar koboi di-luar angkasa dan inspirasi
Gulliver`s Travel oleh Jonathan Swift.
• 2009 Filem baru Star Trek oleh JJ Abrams,
release 9 Juni 2009 di Indonesia.
• Aneka episode Star Trek tersebar luas di
Internet/U-tube.
STAR TREK 2009
• Release 8 Mei 2009 dengan anggaran
produksi US $ 150 juta.
• Penghasilan di AS pada 10 Agustus 2009:
$ 255 juta dan 126 juta di luar negeri.
• Pada saat relkease ranking # 1 dengan
penghasilan $ 75 juta.
• Proyeksi di 4000 bioskop di AS.
STAR TREK FENOMENA
SOSIOLOGIS
•
•
•
•
Komunitas ST di seantero AS
Konvensi
Koleksi benda-benda
Serial tetap laku sepanjang dasawarsa
walau setting dan skenario luar angkasa
dan dalam pesawat Starship tetap sama.
MANAJEMEN PRODUKSI &
MARKETING & KRISIS
EKONOMI DUNIA
INDUSTRI PERFILMAN DAN
KRISIS EKONOMI DUNIA
Erwin Ramedhan
SITUASI INDUSTRI PERFILMAN
DI AMERIKA SERIKAT
• Resesi (yang mengarah ke depresi)
ekonomi AS dan berdampak global
mengancam sektor industri ini.
• Los Angeles Times menulis (10 02 09):
Slashing Film Budgets In A Killer
Economy.
• Sektor perfilman menghasilkan 200 000
lowongan kerja dan sekitar $ 20 -30 milyar
untuk perekonomian lokal.
HOLLYWOOD & AWAL RESESI
• PHK bertambah banyak di studio, networks,
independent production outfits, dan media.
• Hollywood akan harus mengubah gaya bisnis
perfilman dan berusaha menjamin balik modal
untuk setiap proyek perfilman.
• Produksi film sudah menurun dan Steven
Spielberg pun kini mengalami kesulitan untuk
mendapatkan modal untuk studio barunya dan
bintang film setuju untuk kontrak yang lebih
hemat.
• Sales DVD menurun 5 – 7% th. Periklanan lesu
karena sektor industri dalam krisis sementara
Internet menyedot para pemirsa TV dan film.
SUKSES SLUMD0G TIDAK BISA
DITIRU LAGI
• Studio besar, hedge funds, dan private equity firms
sebelumnya bersedia menyediakan modal untuk proyekproyek filem yang menjanjikan karena dana promosi juga
tersedia. Namun ongkos produksi dan marketing sudah
meningkat 50% di tahun 2007 dan tidak menjamin balik
modal.
• Dengan meluasnya krisis dan keterbatasan perbankan maka
studio-studio juga turut cemas menghadapi risiko. Deutsche
Bank mundur dari deal $ 450 juta dengan Paramount Pictures
tahun 2008 silam. Produksi semakin mengarah ke superhero
films yang dianggap aman dari segi investasi.
• Contoh “The Dark Night” (Warner Bros) yang telah
menghasilkan $ 1 milyar dan dan mungkin beberapa ratus
juta $ dari home videonya.
• Dalam suasana seperti ini sukses “Slumdog” tidak bisa ditiru.
• Home video sales juga sangat menurun.
RESESI: JUMLAH PENONTON
FILM MENINGKAT DI AS
• Alibat krisis ekonomi jumlah penonton TV
meningkat pesat karena aktifitas ini tidak
menimbulkan biaya apa pun.
• Tetapi menurut New York Times (010309)
fenomena ini tidak sama untuk sektor
perfilman. Penjualan tiket naik 17,5% dan
mencapai $ 1,5 milyar (Media by numbers).
• Jumlah penonton meningkat 16%.
• Menurut para pengamat ini sindrom krisis
People want to forget their troubles, and they
want to be with other people.
RESEP RESESI
• Mix of Movies setelah periode film-film
serius dan suram.
• Penonton mencari substitusi hiburan untuk
anak-anak karena hiburan lain lebih mahal
(contoh Disneyland) tiket dan filem-filem
seharga $ 15 (3D) pun laku.
• Thriller “Taken” sudah menghasilkan lebih
dari $ 100 juta dan “Tyler Perry’s Madea
Goes to Jail” juga berhasil.
•
APAKAH RESESI
MENGUNTUNGKAN INDUSTRI
PERFILMAN?
1982 Saat pengangguran meningkat pesat di AS dan
melebihi 10% dari populasi aktif, jumlah penonton
filem membludak dan mencapai 1,18 pengunjung (+
10,1%). (Tahun peluncuran ET).
• Tahun 1985 ekonomi membaik dan jumlah penonton
turun 12%. (Tahun peluncuran Back to the Future).
• Apakah patokannya Fortunes in times of distress, and
distress in good times? (NYT)
• Tidak ada banyak riset di bidang ini. Ahlinya ialah
Michelle Pautz (Elon University – Issues in Political
Economy) 65% penduduk AS menonton filem per
minggu dan angka itu menjadi 10% di tahun 1960an
dan stabil sejak periode itu.
PENGAMATAN GLOBAL MEDIA
INTELLIGENCE
• Para pemilik dan operator jaringan bioskop mencari untung
dalam situasi krisis dewasa ini dengan perkiraan bahwa latar
belakang eknomi yang sangat negatif bisa menguntungkan
sektor mereka.
• Namun hal ini tidak terkait dengan kuallitas filem-filem yang
diedarkan karena para pemenang Oscar tahun ini tidak dianggap
luar biasa oleh para pengamat.
• Box office meningkat pesat Desember 2008 dengan filem “Marley
and me”, dan akan disusul oleh “Watchmen”, dan “Monsters vs.
Aliens”
• Proyeksi ditambah dengan jadwal jam 3.00 pagi untuk Watchmen
dan penjualan tiket online oleh perusahaan seperti Fandango
dan MovieTickets.com. Fandango menyatakan bahwa penjualan
tiket di triwulan 2009 adalah rekor sejarah penjualan tiket.
ANEKA PENGAMATAN TENTANG
RESESI DAN INDUSTRI
PERFILMAN
• Observasi tentang depresi 1929: jumlah penonton
•
•
•
•
•
membludak + 58%.
Tujuh kali resesi selama 40 tahun tetapi box office tetap
meningkat. Tahun 2001 (dotcom bubble) box office naik $ 650
juta. (John Fithian, President Association of Theatre Owners
America).
Petumbuhan sektor bioskop di India, Rusia, dan Eropa Timur
sangat menentukan. Soalnya filem berkualitas dan sukses
seperti “Mamma Mia” tidak memerlukan anggaran raksasa.
(David Kosse, President Universal Pictures).
Industri filem akan terpukul 1 ½ tahun lagi. Dewasa ini
penonton masih menikmati produksi filem dari tahun-tahun
sebelumnya.
Arahnya ke filem dengan medium budget dan kualitas
Pembuatan filem memakan waktu beberapa tahun dari skrip
ke pemodal dan pemilihan kru dan para aktor serta pencarian
lokasi. Sementara waktu krisis mungkin juga berlangsung
selama tahunan.
INDUSTRI PERFILMAN DAN
SINDROM TITANIC?
• Tsunami finansial tengah terjadi.
• Permodalan industri perfilman adalah oleh
elit finansial yang tidak peka akan jurang
sosial dunia, konflik masyarakat, kehancuran
lingkungan hidup global, dll.
• Apakah ini saatnya untuk para produsen dan
artis filem menawarkan produk-produk
perfilman yang baru atau waktunya untuk
produk-produk yang menghibur dan
melupakan krisis ekonomi dunia?
KRISIS FINANSIAL 1929 DAN
KRISIS GLOBAL 2009
• Perang Dunia II dan selanjutnya Perang Dingin
AS – Uni Soviet telah menyingkirkan dampak
krisis 1929 (krisis sistemik perekonomian
kapitalis) dari Hollywood. McCarthy dan
eliminasi semua unsur haluan kiri dari industri
perfilman Amerika.
• Sampai tahun 1960an filem AS cenderung
bersifat hiburan tanpa substansi budaya yang
kuat selaku cerminan realita kehidupan
masyarakat sehari-hari.
• Bagaimana dengan Hollywood dewasa ini dan
INDUSTRI PERFILMAN PERANCIS
The film industry in Britain and France –
Strategies for Successs. Jean-Marie Le
Breton
• Industri perfilman Perancis merupakan movie industry # 1 di Eropa.
• 155 juta penonton (pembeli tiket) per tahun (2000). Pay TV 5 juata
penonton.
• Industri ini telah mampu mengatasi persaingan TV di tahun 1970an
dan persaingan pasaran video dan Pay TV di tahun 1980an.
• Subsidi pemerintah adalah salah satu kunci keberhasilan industri ini
dengan adanya redistribusi penghasilan box office dan ketentuan
dan kondisi terhadap TV untuk mendukung industri perfilman
Perancis..
• Tahun 1999 produksi 180 filem (150 Perancis) Tahun 2005 – 2006
penghasilan penjualan tiket filem Perancis di Perancis melebihi
penjualan tiket filem-filem Amerika. Di tahun 2000 filem Perancis
memiliki segmen 30% pasar filem nasional
ORGANISASI INDUSTRI
PERFILMAN PERANCIS
• Sistim didirikan di th 1945 dengan pajak tiket filem yang disetor ke
kas negara/compte special du tresor.
• Dana yang terkumpul dimanfaatkan untuk memodali filem-filem
yang bermutu.
• Saat TV mulai menayangkan filem-filem , TV pun diharuskan
menerima ketentuan-ketentuan finansial yang mendukung industri
perfilman.
• Dengan demikian bagian filem-filem Perancis mencapai 50% dari
pasar nasional di tahun 1985.
• Para penentu Perancis menganggap bahwa dominasi filem dan
distribusi filem oleh Amerika bisa dihindari.
• Jumlah penonton sudah meningkat dan sistim bioskop
multiplex dianggap juga telah berhasil. Grup-grup Eropa
(Canal+ dan Berlusconi) mampu mengupah situasi.
KEBERHASILAN PERFILMAN
PERANCIS
• Mampu bertahan dan menghadapi persaingan AS yang
bertambah kuat dan canggih.
• Mengarah ke kerja sama di skala Eropa (Pernacis,
Jerman, Inggris).
• Banyak talenta muda Perancis telah muncul.
• Masa depan tergantung pada political will untuk
meneruskan politik perfilman Perancis.
• Umpamanya TV telah sangat membantu industri ini.
• Saat krisis dewasa ini pemerintah Perancis
mencerminkan haluan intervensi negara yang lebih
besar dan meninggalkan haluan-haluan pasar bebas
yang baru.
FINANSIAL DANA MODAL
•
•
•
•
•
•
•
•
Dana terkumpul oleh Centre National de Cinematographie (CNC).
Sumbangan dari TV.
Modal swasta.
Kebutuhan akan modal meningkat terus (di AS modal filem rata-rata
naik dari $ 10 juta ke $ 20 juta dan baru-baru ini naik 50% lagi).
Biaya distribusi rata-rata meningkat dari $ 4 juta ke $ 20 juta
(+400%).
Di Pernacis ko9ntribusi TV naik dari 18% ke 38%.
Maka kunci kelanjutan hidupnya industri perfilman Perancis adalah
penonton dan penjualan tiket.. Contohnya filem Asterix (24 juta
penonton).
Masalah yang paling dasar adalah bagaimana Perancis dan Eropa
akan menghadapi monopoli Amerika di bidang distribusi.
INDUSTRI PERFILMAN
INGGRIS
• Krisis industri perfilman di dalam krisis ekonomi global.
• Dalam kurun waktu 40 tahun jumlah penonton bioskop
menurun drastis . Tahun 1984 jumlahnya 3% dari tahun
1944.
• Swast nasional tidak lagi menguasai produksi dan
distribusi. Filem dengan dana besar dan juga hampir
tanpa dana.
• Perusahaan besar seperti Arthur Rank dan APA sudah
dipecah-belah .
• Pendanaan dengan hasil loter nasional dengan balik
modal yang kurang memuaskan dan hal ini telah
berdampak negatif untuk reputasi perfilman Inggris.
• Pencipta filem-filem Inggris hijrah ke Hollywood.
INDUSTRI PERFILMAN DAN
KEBIJAKAN NEGARA
• Distribusi filem di Inggris dikuasai oelh swasta AS.
• Maka penghasilan filem Inggris merupakan laba untuk
swasta AS. Contoh filem Notting Hill.
• Tahun 1997, 7 filem Inggris yang didanai oleh AS
meraih 54% dari penghasilan industri filem Inggris.
• Sebaliknya 30 filem Inggris yang dimodali oleh Lotere
nasional hanya menghasilkan 1% dari pendapatan.
• Para kritikus menyatakan bahwa merka yang kaya dan
tidak bertalenta telah disubsidi sementara yang miskin
dan bertalenta telah diabaikan.
• Distribusi tetap di tangan swasta AS yang menayangkan
82% filem AS.
PERAN DUNIA PERFILMAN
INGGRIS
• Dunia perfilman Inggris seakan berperan
sebagai perantara untuk menyampaikan
kualitas warisan kultural Eropa ke
Amerika.
BENERAPA KESAN TENTANG
PERFILMAN PERANCIS AKHIR
INI
• Walaupun dunia perfilman Perancis memiliki latar belakang yang jaya
•
•
•
•
•
namun para pengamat dewasa ini bahwa sektor cinema ini berada dalam
keadaan denial dan cenderung tidak mencerminkan kenyataan-kenyataan
masyarakat aktual (Lihat filem tentang Bush oleh T. More).
Apakah ini akibat dari peran penting negara dan pemerintah dalam industri
perfilman? Filem sukses akhir tahun 2008 adalah tentang Coluche (alm),
seorang badut mantan calon presiden Pernacis.
Banyak filem khayalan Perancis tentang Occupation . Tidak ada filem
tentang gejolak sosial tahun 2005 sementara industri perfilman AS sudah
banyak mempersoalkan politik Washington di Timur Tengah , dll., (Lios for
Lambs, Rendition, Redacted).
Filem politik telah disensor de masa lampau (Jean Luc Godard Le Petit
Soldat . Produksi 1960. Distribusi 1963).
La Bataill d’Alger adalah produksi Itali-Aljazair dan bukan Perancis.
Kecuali Entre les Murs & Secret of the Grain tentang kemajemukan dan
miinoritas tidak ada banyak filem politik.
ARAH PRODUK FILEM
PERANCIS
• Nostalgia ( Faubourg 36, Le Crime est Notre Affaire) yang
sebenarnya sebgian di subsidi oleh penghasilan dari filem AS
(Contoh Blood Diamonds).
• Produksi filem dewasa ini 220 per tahun.
• Pemerintah semakin menguasai TV.
• Industri perfilman Perancis lebih mengarah stilistik dibandingkan
realisme dan epik menurut Antoine de Bacque, sejarahwan cinema
Perancis. Ia mengatakan: komedi romantik, masalah sentimental,
adalah fiksi yang menjauhkan kita dari kehidupan riil dan itulah yang
muncul setelah pendudukan Jerman”.
• Filem sejarah politik seperti La Commune telah disingkirkan dari
Canal+ walaupun disambut hangat olleh kritik Perancis.
• “Perancis tidak mau berkaca kalau penampilannya tidak secantikcantiknya” (Abdel Raouf Dafri penulis show Perancis).
• Ada trend baru sukses: filem Perancis gaya Amerika.
FILM PERANCIS YANG MUNCUL
DARI KRISIS DAN GEJOLAK SOSIAL
MEI 1968
• La Maman et la putain (Ibunda dan pelacur The Mother
and the Whore) oleh Jean Eustache, 1973.
• Pemenang di Festival Cannes setelah skandal besar
dan dikecam sebagai “penghinaan bangsa” oleh kaum
konservatif Perancis karena imoral dan porno.
• Kisah intimis segitiga cinta yang dikaitkan dengan
revolusi seksual tahun 1968an.
• Kisah pribadi tentang kehidupan keseharian di mana halhal penting bercampur baur dengan persoalanpersoalan yang tidak berarti .
• Eustache membunuh diri setelah menullis di pintunya,
“Kalau saya tidak menjawab artinya saya sudah mati”.
SEKTOR PERFILMAN INDIA
EKONOMI DAN INDUSTRI
ERWIN RAMEDHAN
JUMLAH BESAR SENTRA
PERFILMAN INDIA (Anuraag
Sanghi)
• Industri perfilman terbesar di dunia dengan 22
bahasa. Produksi filem th. 2007:1146. 257 Hindi,
241 Telugu, Kannada 111, Marathi 97.
• Bollywood (Mumbai –Bombay).
• Tollywood (Telugu).
• Mollywood (Madras).
• Kollywood (Kolkatta –Calcutta).
• Hollywood tidak berhasil menjajah pasar filem ini.
• Setiap sentra film sesuai dengan bahasa, gaya
dan budaya daerahnya.
LAIN-LAIN ASPEK
• Industri perfilman India dibebani pajak yang
dianggap berat.
• Budaya Punjab dan Muslim dianggap
dominan.
• Tidak berhasil dan bersaingdi pasar dunia.
Pasaran sesuai dengan bahasa dan
pasarnya.
• Penelitian akademis tentang dunia perfilman
India baru mulai 10 tahun terakhir ini.
• Diperkirakan 20% dari produksi filem yang
meraih sukses (dari 150 – 200 yang
PERTUMBUHAN 25%/TH
(PROYEKSI CII-AT KEARNEY)
• Sektor perfilman India mencapai volume/besaran
bisnis senilai $ 1,6 milyar th 2006 dan akan
mencapai $ 4,5 – 5,1 milyar th 2011.
• Industri digital dan informatika akan berdampak
berat (mengingat juga kemajuan pesat industri
informatika India). Non box office revenues
diperkirakan akan meningkat 300 – 400%
sementara box office revenues diantisipasi akan
turun di tingkat 75% di th. 2010 dan 60% di th.
2020 (84% th. 2006).
• Industri ini berada dalam tahap transisi
(globalisasi, hak cipta, produksi dan distribusi,
cable TV, home video, penyiaran via satelit, dll.)
•
RESESI DAN INDUSTRI
PERFILMAN
Dari bulan ke bulan penerimaan industri perfilman
turun pesat ($ 89 juta Desember 2008 dan $ 13,1 juta
Februari 2009). Para pengamat berpendapat bahwa
masa depan mungkin suram.
• Fenomena “Slumdog Millionaire” kurang menunjang
sektor perfilman. Penerimaan global $ 160 juta dan
India hanya menyumbang $ 6 juta. (Kesulitan
Hollywood memasuki pasar India walaupun topik filem
sukses Hollywood ini adalah India. Lain alasan: publik
penonton India kurang minat melihat realita India ala
“Slumdog”).
• Penurunan penerimaan industri perfilman India bukan
hanya karena resesi tetapi juga oleh karena disloksasi
Bollywood disebabkan Hollywood mulai menyerap
talenta India. Bahasa Inggris merupakan jembatan
untuk ke Hollywood bagi mereka, seperti talenta
cinema Inggris hijrah ke Los Angeles.
FENOMENA SLUMDOG DAN
KERJA SAMA INTERNASIONAL
• Eksotisme lokasi baru, production costs yang rendah, dan SDM
perfilman yang cukup canggih dan tersedia banyak sangat
mengundang para investor.
• 1,5 tahun terakhir ini perusahaan-perusahaan produksi filem
Hollywood telah menanam modal senilai $ 1,5 milyar di India
untuk kerja sama dengan production houses lokal.
• Sony Pictures, Walt Disney, NBC, Viacom, Warner Bros (para
investor).
• Sebaliknya, ada juga penanaman modal India (joint venture) di
Hollywood dengan pendirian perusahaan produksi di AS antara
DreamWorks (Steven Spielberg) dan Reliance Entertainment
(Anil Ambani).
• Pendapat pengamat perfilman India: Hollywood berlebihan
memakai dana untuk promosi dan kurang untuk ceritera/plot dan
daya tarik massa.
• Lain-lain perspektif kerja sama internasional: Inggris dan Italia.
• Fenomena ala India (lokasi baru) juga ditemukan di Thailand.
STRUKTUR DAN KOMPONEN
INDUSTRI PERFILMAN INDIA
• Jumlah penonton dan penjualan tiket yang
raksasa: 877 filem dan 1177 filem pendek di
dengan penghasilan $ 8,9 milyar di tahun 2003.
• 75% dari jumlah penonton di kawasan Asia
Pasifik.
• Daerah-daerah produksi berjumlah 11:
Assam,Bengal, Bhojpur, Mumbai (Bollywood),
Kannada, Kashmir, Malayalam, Marathi, Oriya,
Tamil, Telugu.
• Menurut Dewan Sertifikasi Filem India setiap tiga
bulan penonton di bioskop berjumlah 1 milyar
orang atau 4 milyar per tahun.
RESEP SUKSES SEKTOR
PERFILMAN INDIA
• Pengamatan J. Farges (Critique Internationale –
Presses de Sciences Po, Paris):
• India has appropriated cinema in a very precocious
and passionate manner. The first mythological films,
which adapted popular, traditional narrative modes,
played an important role in the construction of the
nation. This was less a matter of explicit mobilization
against the colonial power than the mythical
representation of an eternal India whose god-heroes
are necessarily victorious over their enemies. Certain
idolized actors have reutilized this capital to establish
both dazzling and long lasting political careers. Since
then, the themes of popular cinema have been
adapted to social trends; and yet they have remained
far removed from reality. The most consistent element
of popular Indian film, which assures its loyal public, is
the awakened dream.
10 400 DIALEK, 114 BAHASA
,DAN FILEM DAERAH – SENSUS
1991
• Tollywood (Hyderabad, Andra Pradesh) -+ 240
•
•
•
•
•
•
filem/tahun. Memulai release dalam aneka bahasa
India. Bahasa Telugu = # 2 di India.
Bengali. Industri filemnya dlu dominan, kini
mundur. Satyajit Ray pemenang Oscar.
Hindi -+ 220 filem/tahun. 95% penduduk India
menonton filem-filem Bollywood.
Kannada (Karnataka) berawal dari
teater/sandiwara.
Kashmiri Film industry, lokasi yang unggul namun
terorisme telah mencegah perkembangan sektor
ini.
Marathi di Mumbai dan Pune.
Kollywood (Tamil) sukses internasional namun
ENTERTAINMENT INDUSTRY
PRODUCTION & MARKETING
MANAGEMENT- 020909
SUMBER DATA NEW YORK UNIVERSITY
SCHOOL OF CONTINUING
PROFESSIONAL STUDIES
PPT. ERWINJ RAMEDHAN
MARKETING IKLAN PUBLIC
RELATIONS
• Program studi NYU:
• Kegiatan “intelijen kompetitif” guna terobosan
untuk mencapai keunggulan persaingan di
bidang entertainment.
• Entertainment digital, Marketing, dan Periklanan.
• Public-Relations & entertainment.
• Pengendalian inovasi dengan produk dan jasa
baru.
• Memposisikan dan mengembangkan
entertainment brand.
• Sposorship.
PROGRAM “INTELIJEN
KOMPETITIF”
• Tujuan dari kursus ini adalah untuk
menggambarkan masa depan industri
entertainment pada zaman ketidak-pastian yang
amat besar. Perusahaan harus bertindak lebih
jauh dari pada bertahan hidup dan
menyesuaikan diri kepada perubahan lokal mau
pun global.
• Contoh-contoh: American Idol/Indonesian Idol,
America’s Biggest Loser/Asia’s Biggest Loser,
Oprah/Kick Andy, dll.
• CMI (Competitive Marketing Intelligence)
ENTERTAINMENT DIGITAL
MARKETING PERIKLANAN
• Fokus penilitian merupakan bentuk-bentuk penyampaian
entertainment kepada konsumen dengan perantara:
1)internet, 2)penyiaran, 3)TV kabel,4) TV satelit,5) wi-fi
mobile.
• Saluran-saluran ini tengah menentukan bentuk dan
penampilan entertainment di bidang perfileman, musik,
pertelevisian, videogame, dan periklanan.
• Riset di bidang ini membuka peluang untuk memahami
bagaimana teknologi berdampak kepada “content” mau
pun kepada pilihan para programer dan pengiklan
terhadap media elektronik yang baru.
• Contoh-contoh di Indonesia, iklan di Internet, program
infotainment, Sinetron, Event organizations, pameran,
dll.
MARKETING ENTERTAINMENT
• Obyek riset di bidang ini adalah teknik-teknik penciptaan
kebutuhan konsumen sehingga sang konsumen
merasa perlu: menonton sesuatu filem, perlu memiliki
sesuatu lagu atau musik, perlu menonton program TV,
perlu memiliki CD, DVD, videogame.
• Yang perlu diketahui adalah dinamika marketing
entertainment dan keterkaitannya dengan aneka bentuk
produk entertainment dan komunikasi, lintas promosi,
penciptaan brand, promosi, sponsorship, dan
merchandising.
• Perlu dipelajari perubahan selera publik dan apa
tawaran entertainment kepada pubolik.
• Apa peran teknologi di bidang media entertainment.
• Dalam kasus Indonesia terlihat bhw selera publi8ki
sangat menenetukan dan bukan selera publik yang
ditentukan.
PUBLIC RELATIONS DI BIDANG
ENTERTAINMENT
• Iklan dan promosi harus dilakukan di lingkungan
pemusik, artis, dan pencipta filem di mana para
amatir berjumlah semakin banyak (contoh
pemenang Americnan Idol dan Indonesian Idol).
• Bagaimana melakukan terobosan dalam
suasana semacam ini? Ada caranya untuk
tradisional dan caranya juga untuk media yang
baru (contoh indonesia lagu Mbah Surip selaku
ringtone).
• Penciptaan strategi untuk filem, TV, musik, dan
sandiwara. Bagaimana memanfaatkan keahlian
presentasi, pembicara, dll.
MENGUASAI INOVASI PRODUK
DAN JASA BARU
• Ekonomi umumnya dan ekonomi entertainment
khususnya mengalami perubahan yang bersifat
kontinu.
• Maka diperlukan ide-idedan proyek-proyek
untuk memanfaatkan perubahan kontinu tsb.
Secara internal mau pun eksternal perusahaan.
Hal ini guna marketing yang berhasil dan
pemanfaatan kesempatn, testing dan launching.
• Contoh-contoh: U tube, face book, twitter, web
site, dll. Bisa menunjang di bidang merketing
management.
PENGEMBANGAN BRAND DAN
POSITIONING
• Perusahaan kecil, menengah, atau pun
multinasional memerlukan positioning yang
bersifat strategis serta pengembangan brand
untuk berhasil secara komersial.
• Pasar entertainment berkembang dan berubah
dan keberhasilan produk atau jasa entertianment
harus diukur dengan perkembangan dan
perubahan tsb.
• Apa yang membuat sesuatu brand berhasil.
Bagaimana arsitektur brand tsb.?
• Bagaimana menciptakan diferensiasi dan brand
loyalty?
• Contoh brand loyalty adalah merek-merek filem
AS
SPONSORSHIP
• Sponsorship korporat meningkat pesat selama dua
dasawarsa terkhir ini.
• Seleksi sponsor, keikut-sertaan media, dan material
promosi merupakan kunci-kunci keberhasilan marketing
entertainment.
• Perlu diketahui dan ditentukan nilai/harga untuk para
sponsor, bagaimana menjual dan memperbarui
(sponsorship) kepada para sponsor.
• Bagaimana mengadakan integrasi antara program
entertainment dan program sponsor.
• Sponsorship untuk manajer brand marketing, event olah
raga, produsen entertainment, UKM, dan kegiatan non
profit.
• Metoda penciptaan program sponsorship.
PRODUKSI & MARKETING FILEM
VIDEO DN PENYIARAN
• Tujuan: penciptaan visual yang sangat
bermutu di ketiga bidang di atas dengan
mix dialogue, sound effects, dan musik
dalam tahap post production.
• Ceramah dan pemakaian alat-alat
profesional recording, editing, processing,
dan mixing.
• Kursus audio recording, audio production,
industri audio, desain bidang sound.
SINEMATOGRAFI
• Seni filem dan metoda motion picure
dengan 16mm, SD dan HD Video.
• Pelatihan lighting atau pesinaran, kamera
video atau filem.
• Pelatihan aspek estetika dan teoretis
sinematografi.
• Kursus bagaimana membawa imajinasi,
visi, dll. ke layar sinema dalam kerjasama
dengan para artis dan aktor.
PROGRAM SINEMATOGRAFI
• Opersional kamera 16 mm
• Struktur dan pekerjaan kru filem
• Prinsip lensa, diafragma, dan peralatan
pesinaran.
• Sejarah perkembangan teknologi sinema
• Teknik bercerita dengan kmera filem dan dengn
kamera foto
• Estetika komposisi
• Tata cara kerja tim
VIDEO DIGITAL
• Teknologi dig. Video (+ pesinaran video, audio
recording, an editing yang non linear).
• Praktek industri DV
• Sinematografi digital
• Format SD dan HD
• Audio recording
• Teknik produksi
• Teknik directing.
DOKUMENTER
•
•
•
•
•
Penciptaan cerita dokumenter
Anggaran untuk karya dokumenter
Undang-undang di bidang dokumenter
Marketing dan disribusi
Di bidang dokumenter ini diperlukan
keahlian planning, budgeting, fund raising
untuk mendapatkan dana
• + pengertian di bidang TV, teater,
internasional, pendidikan, dan format DVD
EDITING
• Pemahaman struktur dan pekerjaan tim
post production
• Membungkus dan men-digitalkan data
• Sistim editing non linear, penciptaan
grafika dan judul/title, menambh sound
track mixing, koreksi warna, special effects
• Tata cara kerja sama dengan director dan
producer
• Estetika dan stilistik
MANAJEMEN MEDIA
ENTERTAINMENT
• Business manajer entertainment bekerja sama
dengan producer, director, dan perusahaan
distribusi untuk studio, jaringan atu networks,
dan web sites.
• Bidang studi: struktur industri entertainment,
segmen-segmen industri tb., ciri khas dan
khusus masing-masing segmen, jenis-jenis
kontrak, bagaimana membungkus proyek untuk
investor dengan business plan, analisa, dan
anggaran.
• Wirausaha bidang industri entertainment.
FILMMAKING
• Membuat filem dari ujung ke ujung atau
dari awl sampai akhir dengan pelatihan
yang mendalam dengan alat-alat 16mm.
• Termasuk sinematografi, non linear
editing, dan audio recording, editing,
producing, directing.
PRODUCING
• Tujuan: bagaimana mengkombinasikan jiwa
entreprenur dengan keahlian manajerial, dan
kreatifitas.
• Teknik pengujian skrip dan penentuan anggaran.
• Tata cara konsolidasi skrip.
• Pembuatan brosur/prospektus dan identifikasi
investor.
• Kerja sama jaringan dengan studio-studio dan
saluran kabel, dll.
• Aspek kontrak dan hukum antara production
company, kru, dan para investor.
NIELSEN RATINGS
• Struktur dasar dan proses program TV bersama
industri iklan.
• Bahasa dan komunikasi teknis penjualan,
pembelian, penjadwalan, dan riset iklan TV.
• Ciri-ciri pemirsa TV
• Riset survei sosial
• Metodologi Nielsen
• Data primer dan perngkat lunak Nielsen
• Riset yang efektif dan cara presentsinya.
VISUAL EFFECTS
• Penciptaan visual effects dengan
komputer diutamakan.
• Praktek industri
• Pemakaian storyboard
• Teknik komposisi
• Project workflow
• Dibutuhkan kemampuan desain dan
menggambar.