First International Meeting for the Pastoral Care of Street Children

advertisement
http://www.vatican.va/roman_curia/pontifical_coun
cils/migrants/documents/rc_pc_migrants_doc_2025
1004_strada_finaldoc_en.html
Pontifical Council for the Pastoral Care of the
Migrants and Itinerant People
Dewan Kepausan untuk Pelayanan Pastoral Migran dan
dari Anak Jalanan
First International Meeting for the
Pastoral Care of Street Children
Pertemuan Pertama Internasional untuk
Pelayanan Pastoral Anak Jalanan
Rome, 25-26 October 2004
Final Document
The Event
The meeting was held in the offices of the Pontifical
Council for the Pastoral Care of Migrants and
Itinerant People in Rome. In addition to the
Superiors and two Officials of the Pontifical Council,
participants in the meeting included two bishops
and various priests, men and women religious, and
lay persons representing the bishops’ conferences of
eleven European countries – Austria, Czech Republic,
Estonia, Russian Federation, Germany, Ireland, Italy,
Poland, Portugal, Spain and Hungary. Participants,
including experts, also came from seven countries of
other continents – Bolivia, Brazil, D. R. Congo,
Philippines, India, Mexico and Peru. Other
participants were the Secretary General of Caritas
Internationalis, delegates of Kindermissionswerk
(Germany) and representatives of the Salesian
Congregation, of the Sisters of the Good Shepherd
and of the Brothers of the Christian Schools.
Rome, 25-26 Oktober 2004
Dokumen akhir
Acara
A message of encouragement to the participants in
the meeting from the Holy Father was received in a
telegram signed by the Secretary of State Cardinal
Angelo Sodano. The Pope sent his greetings and best
wishes for the success of the Congress. The text
recalls the Divine Teacher’s predilection for the little
ones. Hence, “the Holy Father hopes that the
providential meeting will contribute towards
formulating concrete proposals for effective projects
to welcome and aid youth at risk, because they have
no home or family, and to safeguard the rights and
dignity of every boy and girl in difficulty”. To seal
“this necessary social and religious action”, His
Holiness assured all the participants of his prayer for
Sebuah pesan dari Bapa Suci diterima oleh para peserta melalui
telegram yang ditandatangani oleh Sekretaris Negara Kardinal
Angelo Sodano. Paus mengirim salam dan harapan terbaik
untuk keberhasilan Kongres. Telegram tersebut mengingatkan
kecintaan Guru Ilahi untuk anak-anak kecil. Oleh karena itu,
"Bapa Suci berharap bahwa pertemuan yang dikehendaki Allah
ini dapat merumuskan usulan konkret untuk:
1) menyambut dan membantu anak-anak yang tidak
terlindungi, karena mereka tidak memiliki rumah atau keluarga;
serta
2) melindungi hak dan martabat setiap anak dan gadis dalam
kesulitan ". Untuk segel "aksi sosial dan keagamaan yang
diperlukan".
Sri Paus meyakinkan semua peserta akan doanya bagi semua
Pertemuan diadakan di kantor Dewan Kepausan untuk
Pelayanan Pastoral Migran dan Anak Jalanan di Roma. Selain
para Superior dan dua Pejabat Dewan Kepausan, hadir juga dua
orang Uskup dan para imam, para bruder dan suster, serta
awam yang mewakili konferensi para uskup dari sebelas negara:
Eropa - Austria, Republik Ceko, Estonia, Rusia Federasi, Jerman,
Irlandia, Italia, Polandia, Portugal, Spanyol dan Hongaria.
Juga hadir para ahli dan para peserta lainnya dari tujuh negara
di benua lain: Bolivia, Brasil, Kongo, Filipina, India, Meksiko dan
Peru.
Hadir juga Sekretaris Jenderal “Caritas Internationalis”, delegasi
dari Kindermissionswerk (Jerman) dan perwakilan dari
Kongregasi Salesian, para Suster Good Shepherd dan para
Bruder dari Sekolah Kristiani.
1
all those who are dedicated to evangelizing the orang yang berdedikasi untuk melakukan penginjilan di dunia
world of youth and for those who are entrusted to pemuda dan bagi mereka yang dipercayakan untuk merawat
their care.
mereka.
After expressing his warm welcome, the President of
the Pontifical Council, H.E. Cardinal Stephen Fumio
Hamao, introduced the work of the meeting with a
talk on the theme, “Children, Including those of the
Street, in the Light of the Recent Teachings of John
Paul II”. He emphasized the importance of the
phenomenon being studied, which solicits the
pastoral charity and attention of the Universal
Church and the local Churches. In particular – the
Cardinal affirmed – “the street becomes a place for
planning a specific pastoral care for the children who
live there”.
Archbishop Agostino Marchetto, Secretary of the
Dicastery, presented some criteria for evaluating this
phenomenon in a talk entitled, “The Pastoral Care of
Welcome for Street Children". He saw it as a vast
and important field of apostolate that also requires
new pastoral “objects-subjects”. He was referring,
with concern, in a particular way to the boys and
girls, many of whom live in the heart of big, cold
cities.
The subsequent talks by the participants in the
meeting stressed various aspects of the present-day
“reality” of the street. The Church has deep concern
for it and invites us to understand the spiritual and
theological values underlying a pastoral commitment
that reveals the goodness of God towards street
children too, with the awareness, on the part of
everyone, of the tragedies underlying this
experience. From this arises a special concern for the
dramatic increase in the number of children of and
in the street, from which flows the urgent need of a
pastoral action in addition to the already-existing
praiseworthy social initiatives and the difficulty of
including that kind of action in today's ecclesial
structures.
The paper presented by Prof. Mario Pollo, entitled
"The Pastoral Care of Street Children" (an overview),
provided a general picture of the situation. This was
drawn up from the responses to a questionnaire that
was previously sent to all the participants. From this
it appears that there is really a lack of the more
Setelah penyambutan yang hangat, Presiden Dewan Kepausan,
Yang Mulia Kardinal Hamao Fumio Stephen, berbicara tentang
tema, "Anak-anak, termasuk anak-anak jalanan, dalam Terang
Ajaran terbaru dari Yohanes Paulus II". Dia menekankan
pentingnya fenomena yang sedang dipelajari, yang
dikumpulkan dari amal pastoral serta perhatian Gereja
Universal dan Gereja-gereja lokal. Secara khusus - Kardinal
menegaskan - "Kini jalanan menjadi tempat untuk
merencanakan Aktivitas Pastoral Khusus untuk anak-anak
yang tinggal di sana".
Uskup Agung Agostino Marchetto, Sekretaris Dicastery,
menyajikan beberapa kriteria untuk mengevaluasi fenomena ini
dalam sebuah ceramah berjudul, "Pastoral Care: Sambutan
untuk Anak Jalanan" Beliau melihatnya sebagai bidang yang
luas dan penting bagi kerasulan baru yang juga membutuhkan
pastoral "objek -subyek ". Beliau merujuk, dengan penuh
keprihatinan, kepada anak laki-laki dan anak perempuan yang
tinggal di jantung kota yang dingin.
Pembicaraan selanjutnya menekankan berbagai aspek "realitas"
masa kini di jalanan. Gereja memiliki kepedulian yang
mendalam dan mengajak kita untuk memahami nilai-nilai
spiritual dan teologis yang mendasari komitmen pastoral untuk
mengungkapkan kebaikan Allah kepada anak-anak jalanan.
Keprihatinan khusus diberikan karena adanya peningkatan
dramatis dalam jumlah anak-anak jalanan. Dengan demikian,
ada kebutuhan mendesak untuk:
1) mengambil tindakan Pastoral di samping inisiatif-inisiatif
sosial yang sudah ada; dan
2) memasukkan tindakan tersebut ke dalam struktur gerejawi.
Sebuah makalah disajikan oleh Prof Mario Pollo, berjudul "The
Pastoral Care of Street Children" (sebuah gambaran umum).
Makalah ini memberikan gambaran umum situasi dan disusun
dari tanggapan terhadap kuesioner yang sebelumnya dikirim ke
semua peserta. Makalah ini menggambarkan bahwa belum
2
specifically pastoral aspect in what has been done so
far.
At the round table discussion with six experts, an
attempt was made to "to lay down the main lines of
a specific pastoral care".
After an exchange of information, opinions and
deeper knowledge, this international meeting ended
with a grateful acknowledgement of the appreciated
initiatives that have already been carried out in this
field, as well as to the diversity of the pastoral
situations in the various countries.
adanya aspek pastoral yang lebih spesifik dalam apa yang telah
dilakukan sejauh ini.
Dalam diskusi panel dengan enam orang ahli, upaya dibuat
untuk "untuk meletakkan garis-garis utama dari reksa pastoral
spesifik".
Setelah pertukaran informasi, pendapat dan pengetahuan,
pertemuan internasional ini berakhir dengan pengakuan
bersyukur bahwa inisiatif telah diambil dalam keragaman situasi
pastoral di berbagai negara.
Conclusions
1. Street children undoubtedly constitute one of the
most serious and disquieting challenges of our
century for the Church, as well as for civil and
political society. We are before a phenomenon
whose vastness was unknown, even to the public
institutions: a population of around 100 million
children, according to the estimates of Amnesty
International (150 million according to the
International Labor Organization); moreover it is a
phenomenon that is growing almost everywhere: a
real social emergency, besides being a pastoral one.
Kesimpulan
2. It was observed that even when public
institutions show a clear awareness of the gravity of
the phenomenon, they do not adequately mobilize
so as to transform this awareness into effective
actions of prevention and rehabilitation. The
prevalent attitude in the civil society itself is often
one of social alarm, because it is faced with a threat
to public order. There is thus more concern about
personal protection from the danger that the street
children present than a readiness to help them; the
humanitarian aspect and sense of solidarity with
respect to this problem emerge with difficulty, not
to mention a Christian attitude towards it.
2. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa lembaga-lembaga
publik telah menunjukkan kesadaran yang jelas terhadap bobot
fenomena tersebut, namun mereka belum mengubah
kesadaran ini menjadi tindakan efektif untuk pencegahan dan
rehabilitasi. Masyarakat umum menganggap anak jalanan
sebagai ancaman terhadap ketertiban umum sehingga
masyarakat lebih cenderung berupaya melindungi diri dari
‘bahaya’ anak-anak jalanan daripada bersiap-siap membantu
mereka. Dengan demikian, sulit untuk menumbuhkan
kesadaran akan aspek Humanitas dan rasa solidaritas, apalagi
kesadaran akan sikap Kristiani.
3. During the meeting, it was clear that street
children, in the strict sense of the term – meaning
the children who have made the street their
dwelling place, often forced even to sleep there –
are deprived of bonds with their family nucleus of
origin. Among them a wide range of situations was
observed. Briefly, there are those who suffered the
3. Dalam pertemuan tersebut, jelas bahwa anak-anak jalanan
(yakni mereka yang menghabiskan sebagian besar waktunya di
jalanan bahkan seringkali terpaksa tidur di sana) tercabut dari
ikatan dengan keluarga inti mereka dengan berbagai macam
situasinya. Singkat kata, ada yang menderita pengalaman
traumatis akibat keluarga yang berantakan dan berada dalam
kesendirian, dan ada juga yang diusir atau melarikan diri dari
1. Anak jalanan tidak diragukan lagi merupakan salah satu
tantangan paling serius dan menggelisahkan abad kita bagi
Gereja, serta untuk masyarakat sipil dan politik. Kita
menghadapi sebuah fenomena yang tidak diketahui, bahkan
oleh lembaga-lembaga publik sekalipun, di mana muncul sekitar
100 juta anak jalanan (menurut perkiraan Amnesty
International), atau 150 juta anak jalanan (menurut Organisasi
Buruh Internasional). Fenomena ini tumbuh hampir di manamana. Fenomena ini merupakan Keadaan Darurat Sosial yang
nyata.
3
traumatic experience of a broken family and have
remained alone and those who have been driven
away or fled from home because they were too
neglected or maltreated. There are also those who
reject their home or are rejected due to their
involvement in some form of deviant behavior
(drugs, alcohol, theft and various stratagems to
survive), and those who are persuaded to stay on
the streets through promises, seduction or violence
by adults or criminal gangs. This often happens to
young foreigners who are forced to prostitution or
to unaccompanied foreign minors who are forced to
go begging. These children experience the
interference of security forces in their lives and jail.
In developing countries there is an impressive
number of children that belong to this category.
4. A category that is different from the preceding
one is that of the "children in the street", which
means those who spend much of their time in the
street, even if they have a "home" and a bond with
the family of origin. They prefer to live day by day,
with little or no responsibility for education and the
future, in groupings that can hardly be
recommended, habitually away from the family,
although in there they can still find a place to sleep.
Their number is a cause for concern in developed
countries too.
5. There are numerous causes underlying this ever
more alarming social phenomenon. Among the
primary ones, the following were mentioned:
- the increasing break-up of families, tension
between parents, aggressive, violent and at times
perverse behavior towards the children;
- emigration, with uprooting from the usual context
of life as a result and disorientation as a
consequence;
- conditions of poverty and misery that crush human
dignity and deprive children of the indispensable
needs of life;
- the spread of drug addiction and alcoholism;
- prostitution and the sex industry that continue to
reap an impressive number of victims, often forced
by spine-chilling violence even into this most
ferocious form of slavery;
- wars and social disorder that disrupt the normality
of life also for minors;
- the spread of a "culture of deviance and
rumah karena terlalu diabaikan atau diperlakukan keliru. Ada
juga yang pergi dari rumah karena terjerumus dalam beberapa
bentuk perilaku menyimpang (obat-obatan, alkohol, pencurian
dan berbagai siasat untuk bertahan hidup), dan mereka yang
dibujuk untuk berada di jalanan melalui janji-janji, rayuan atau
kekerasan oleh kelompok-kelompok (kriminal) tertentu. Hal ini
sering terjadi pada anak muda yang dipaksa untuk melakukan
prostitusi atau untuk anak-anak tanpa pendamping yang
terpaksa pergi mengemis. Anak-anak ini mengalami kekerasan
baik oleh aparat keamanan maupun di penjara. Di negara
berkembang, ada banyak anak-anak yang masuk kategori ini.
4. Sebuah kategori yang berbeda dari yang sebelumnya adalah
anak-anak di jalan yang menghabiskan banyak waktu di jalanan,
namun memiliki "rumah" dan ikatan dengan keluarga asal.
Mereka lebih suka untuk hidup hari demi hari, dengan sedikit
atau tanpa tanggung jawab terhadap pendidikan dan masa
depan, biasanya jauh dari keluarga, meskipun di sana mereka
masih bisa menemukan tempat untuk tidur. Jumlah mereka
juga memprihatinkan di negara maju juga.
5. Ada banyak penyebab yang mendasari fenomena sosial yang
semakin mengkhawatirkan. Berikut adalah beberapa yang
utama:
- Meningkatnya perpecahan keluarga, ketegangan antara orang
tua, perilaku menyimpang agresif, dan kekerasan terhadap
anak-anak;
- Emigrasi, tercabut dari konteks hidup yang biasa sehingga
terjadi disorientasi;
- Kondisi kemiskinan dan kesengsaraan yang menghancurkan
martabat manusia;
- kecanduan narkoba dan alkohol;
- Prostitusi dan industri seks yang terus menuai banyak korban
melalui kekerasan bahkan perbudakan yang paling ganas;
- Perang dan kekacauan sosial yang mengganggu kehidupan
normal anak-anak;
4
transgression" especially in Europe;
- the lack of values of reference, solitude and an ever
more profound sense of existential vacuum that
characterize the world of the youth in general.
6. The more alarming the seriousness of the problem
and the more insufficient the effective presence of
the public authorities, the more we recognize the
action of private social groups and volunteers in this
area as precious and praiseworthy. Associations in
the ecclesial field and those of Christian inspiration
are active and efficient through absolutely
inadequate before the vastness of the needs and, in
most cases, linked to a specific organic form of
pastoral care. Thus it was noted that the dioceses
and the national episcopal conferences do not
sufficiently assume this problem both for its
prevention and for the rehabilitation of the children.
However, some positive things do happen that
encourage and stimulate those who consider the
field too infertile for more investments of energy in
it.
7. In the course of the meeting, it was observed that,
in the majority of cases, the activities are planned
and carried out by workers who are strongly
motivated and well prepared professionally, be they
people in charge of such initiatives or the group of
volunteers.
8. Although there are a variety of approaches, there
appeared to be a substantial agreement regarding
the objectives, namely:
- rehabilitation of street children for a normal life,
which includes their reincorporation in society, but
above all in a family environment, in their family of
origin if possible or, if not, in another family, or else
in family-type community structures;
- bringing back the child to himself, to self-esteem,
to a sense of dignity and, as a result, personal
responsibility;
- instilling in the child the authentic desire to go back
to school and be professionally prepared to enter
society with a job, so as to develop dignified and
gratifying plans for life through their very own
efforts and not just by depending on others.
9. Quite various and diversified instead were the
types of action in favor of street children, such as:
- the so-called commitment in the street, which
involves contact with the children in the places
- Penyebaran "budaya penyimpangan dan transgresi" terutama
di Eropa;
- Kurangnya pendidikan nilai-nilai, kesendirian dan kekosongan
hidup (vakum eksistensial) yang menjadi ciri dunia pemuda
pada umumnya.
=========terjemahan yang belum disunting============
6. Semakin mengkhawatirkan keseriusan dari masalah dan
semakin tidak cukup kehadiran efektif dari otoritas publik,
semakin kita menyadari tindakan kelompok sosial swasta dan
sukarelawan di daerah ini sebagai berharga dan patut dipuji.
Asosiasi di bidang gerejawi dan orang Kristen adalah inspirasi
aktif dan efisien melalui mutlak memadai sebelum luasnya
kebutuhan dan, dalam banyak kasus, terkait dengan bentuk
organik spesifik dari pelayanan pastoral. Demikianlah dicatat
bahwa keuskupan dan keuskupan nasional konferensi tidak
cukup menganggap masalah ini baik untuk pencegahan dan
rehabilitasi untuk anak-anak. Namun, beberapa hal positif bisa
terjadi yang mendorong dan merangsang orang-orang yang
menganggap lapangan terlalu subur untuk investasi lebih
banyak energi di dalamnya.
7. Dalam perjalanan rapat, diamati bahwa, dalam sebagian
besar kasus, kegiatan tersebut direncanakan dan dilakukan oleh
pekerja yang sangat termotivasi dan dipersiapkan dengan baik
profesional, akan mereka orang-orang yang bertanggung jawab
atas inisiatif atau kelompok relawan.
8. Meskipun ada berbagai pendekatan, tampaknya ada
kesepakatan substansial mengenai tujuan, yaitu:
- Rehabilitasi anak jalanan untuk hidup normal, yang meliputi
reincorporation mereka dalam masyarakat, tetapi di atas semua
dalam lingkungan keluarga, dalam keluarga asal mereka jika
mungkin atau, jika tidak, dalam keluarga lain, atau pun di
keluarga-jenis struktur masyarakat;
- Membawa kembali anak untuk dirinya sendiri, untuk harga
diri, untuk rasa martabat dan, sebagai akibatnya, tanggung
jawab pribadi;
- Menanamkan pada anak keinginan otentik untuk kembali ke
sekolah dan secara profesional siap memasuki masyarakat
dengan pekerjaan, sehingga untuk mengembangkan rencana
bermartabat dan memuaskan bagi kehidupan melalui usaha
mereka sendiri dan tidak hanya dengan bergantung pada orang
lain.
5
where they gather together, so as to establish an
empathic relationship of trust that allows wayward
children or those in difficulty to be open towards an
educator;
- day centers geared towards the promotion of
essential conditions so that the children may be able
to live with dignity;
- support initiatives to satisfy their primary needs:
food, clothing, socio-sanitary assistance;
- structures for education and training:
kindergartens, schools, courses for professional
training;
- welcome residences, where they also receive
education and formation, but what counts most of
all is human accompaniment that is also supported
by psycho-pedagogical skills; in some cases there is
also spiritual accompaniment based on the Gospel in
a way committed to interior reconstruction and
healing of the heart;
- activities geared to reincorporate the children into
the original nucleus where they belonged, or in new
communities of adoption;
- activities at a wider range, intended to reach civil
and ecclesial society, not only to inform, but also to
raise their awareness and above all involve them in
the work of prevention of the phenomenon and of
support for the children who have been returned to
their natural environment;
- training and refresher courses for workers and
volunteers so as to guarantee professionality on
everyone’s part.
10. As to the method, the following were the main
points that emerged in the course of the meeting:
- teamwork among all workers;
- parallel commitment of support to parents if they
can be located and are available for collaboration;
- re-insertion in school and in professional training;
- creating and enlarging networks of friendship, even
outside the structures of welcome;
- giving great importance to recreational activities
and sports and to everything that stimulates the
children to actively exercise a responsible role and
be creative.
11. Commitment in favor of street children is
certainly not easy. At times it can even seem useless
and frustrating, and in those cases one can be
tempted to lay down one's arms and retreat. This is
the time to go back to the basic motivations that
9. Cukup beragam dan diversifikasi bukan merupakan jenis
tindakan dalam mendukung anak jalanan, seperti:
- Komitmen yang disebut di jalan, yang melibatkan kontak
dengan anak-anak di tempat-tempat mereka berkumpul,
sehingga untuk membangun hubungan empatik kepercayaan
yang memungkinkan anak-anak bandel atau mereka yang
dalam kesulitan untuk terbuka terhadap pendidik;
- Pusat hari diarahkan pada promosi kondisi penting sehingga
anak-anak mungkin dapat hidup dengan bermartabat;
- Inisiatif dukungan untuk memenuhi kebutuhan primer
mereka: makanan, pakaian, sosial-sanitasi bantuan;
- Struktur untuk pendidikan dan pelatihan: taman kanak-kanak,
sekolah, kursus untuk pelatihan profesional;
- Menyambut tempat tinggal, di mana mereka juga menerima
pendidikan dan pembentukan, tapi apa yang paling penting dari
semua adalah pengiring manusia yang juga didukung oleh
psiko-pedagogis keterampilan; dalam beberapa kasus ada juga
pendampingan rohani berdasarkan Injil dengan cara yang
berkomitmen untuk rekonstruksi interior dan penyembuhan
jantung;
- Kegiatan diarahkan untuk reincorporate anak-anak ke dalam
inti yang asli di mana mereka milik, atau di komunitas baru
adopsi;
- Kegiatan di kisaran yang lebih luas, yang bertujuan untuk
menjangkau masyarakat sipil dan gerejani, tidak hanya untuk
menginformasikan, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran
mereka dan di atas semua melibatkan mereka dalam pekerjaan
pencegahan fenomena dan dukungan untuk anak-anak yang
telah kembali ke lingkungan alam mereka;
- Pelatihan dan kursus penyegaran untuk pekerja dan relawan
sehingga untuk menjamin profesionalitas pada bagian setiap
orang.
10. Adapun metode, berikut ini adalah poin utama yang muncul
dalam pertemuan itu:
- Kerjasama antara semua pekerja;
- Komitmen paralel dukungan kepada orang tua jika mereka
dapat ditemukan dan tersedia untuk kolaborasi;
- Kembali-penyisipan di sekolah dan dalam pelatihan
profesional;
- Menciptakan dan memperluas jaringan pertemanan, bahkan
di luar struktur diterima;
- Memberikan kepentingan besar untuk kegiatan rekreasi dan
olahraga dan untuk segala sesuatu yang merangsang anak-anak
6
inspired one’s involvement in this meritorious work.
For believers, it is primarily a faith motivation. In any
case, it is useful to pay attention to those who have
a decidedly positive experience, as clearly emerged
during the meeting, to those who rightly claim that
the work has satisfying results, in many, at times, the
majority of the cases. Prudence, however, dictates
that we wait for time to confirm results by verifying,
for instance, after five years the “constancy” of the
rehabilitation and the normalization of the subject. A
relapse could in fact take place, a return to the
streets. However, the contrary may also happen:
one who earlier resisted the work of educators may
later open up to an itinerary of rehabilitation and to
the very values previously offered to him.
12. It was generally observed, however, that
something had to be done urgently: the name of
childhood is “now”; tomorrow is too late. Besides,
rehabilitation at an early age is relatively easy, not so
when adolescence begins.
13. Unfortunately, in many countries, the UN
Convention on the Rights of the Child of 1989,
although formally approved, is still quite insufficient
in its application.
untuk aktif berolahraga peran yang bertanggung jawab dan
menjadi kreatif.
11. Komitmen dalam mendukung anak-anak jalanan ini tentu
tidak mudah. Pada waktu itu bahkan dapat tampak tidak
berguna dan frustasi, dan dalam kasus-kasus seseorang dapat
digodai untuk meletakkan senjata dan mundur seseorang. Ini
adalah waktu untuk kembali ke motivasi dasar yang mengilhami
keterlibatan seseorang dalam pekerjaan berjasa. Bagi orang
percaya, ini terutama motivasi iman. Dalam kasus apapun, hal
ini berguna untuk memperhatikan mereka yang memiliki
pengalaman jelas positif, karena jelas muncul selama
pertemuan, kepada mereka yang benar mengklaim bahwa
pekerjaan telah memuaskan hasil, di banyak, di kali, sebagian
besar kasus. Prudence, bagaimanapun, menentukan bahwa kita
menunggu waktu untuk mengkonfirmasi hasil dengan
memverifikasi, misalnya, setelah lima tahun "keteguhan"
rehabilitasi dan normalisasi subjek. Kambuh A bisa pada
kenyataannya terjadi, kembali ke jalanan. Namun, sebaliknya
juga terjadi: orang yang sebelumnya menolak pekerjaan
pendidik kemudian dapat membuka hingga jadwal rehabilitasi
dan nilai-nilai yang sangat sebelumnya ditawarkan kepadanya.
12. Secara umum diamati, bagaimanapun, sesuatu yang harus
dilakukan segera: nama anak adalah "sekarang", besok sudah
terlambat. Selain itu, rehabilitasi di usia dini adalah relatif
mudah, tidak jadi ketika masa remaja dimulai.
13. Sayangnya, di banyak negara, Konvensi PBB tentang Hak
Recommendations
Anak tahun 1989, meskipun secara resmi disetujui, masih cukup
1. It was evident that it is necessary to have a
memadai dalam penerapannya.
greater awareness of the gravity of the phenomenon
Rekomendasi
and a greater and more systematic commitment to
1. Sudah jelas bahwa perlu untuk memiliki kesadaran yang
tackle it, including in the ecclesial milieu, wherein
lebih besar dari gravitasi fenomena dan komitmen yang lebih
actions of a humanitarian character in favor of street besar dan lebih sistematis untuk mengatasi hal itu, termasuk di
children should be accompanied by the primary task lingkungan gerejawi, dimana tindakan karakter kemanusiaan
of evangelization. Everyone expressed the hope that dalam mendukung anak-anak jalanan harus disertai dengan
a specific pastoral care for these children be set up
tugas utama dari evangelisasi. Semua orang mengungkapkan
by formulating new strategies and ways of putting
harapan bahwa pelayanan pastoral khusus untuk anak-anak ini
them into contact with the liberating and healing
diatur dengan merumuskan strategi baru dan cara-cara
power of the Gospel.
menempatkan mereka ke dalam kontak dengan kuasa
2. Nevertheless, as the inquiry undertaken in view
pembebasan dan penyembuhan Injil.
of the meeting showed, only a minority of the
2. Namun demikian, sebagai penyelidikan dilakukan mengingat
initiatives, likewise in the ecclesial milieu, go beyond pertemuan menunjukkan, hanya minoritas dari inisiatif, juga di
social welfare and psycho-pedagogical actions. At
lingkungan gerejawi, melampaui kesejahteraan sosial dan psikoleast in the beginning, these do not include a clear
pedagogis tindakan. Setidaknya pada awalnya, ini tidak
pastoral characteristic of first or new evangelization termasuk karakteristik pastoral yang jelas tentang evangelisasi
in the attempt to rehabilitate and make the most
pertama atau baru dalam upaya untuk merehabilitasi dan
out of the religious dimension of the child.
membuat sebagian besar dari dimensi religius anak.
3. Two ways of intervening were thus observed.
3. Dua cara intervensi dengan demikian diamati. Ada beberapa
There are methods that direct the attention right too metode yang mengarahkan perhatian yang tepat juga proposal
the religious and specifically evangelical proposal in
7
order to rehabilitate the child, once introduced into
the area of faith, towards human values too and
liberate him from the conditioning and disorders
that led him to the street. There are also those that
direct the attention to the human rehabilitation of
the child with the goal of giving him back equilibrium
and normality, a full human identity. This patient
work is accompanied with religious proposals and
references to the extent that this is compatible with
the condition of the child himself and of the country
where he lives.
These two methods – it was considered – should not
be placed in contradiction with each other. Either
one could be a possible itinerary. The choice would
depend on the personal situation of the child, the
environment in which he lives and, above all, on the
personality of the educators.
4. In any case, this is the frame of reference for
those who wish to make use of the religious
proposal directly, which remains fundamental
because the problem that people of the street have
in common with one another is not so much misery,
drug-addiction, alcoholism, deviance, violence,
criminality, AIDS or prostitution, but rather the
terrible evil of the ‘death of the soul’ (“the wages of
sin is death”: Rm 6:23). [Often, we have creatures
who, in the fullness of youth are ‘dead inside’].
a) It is therefore necessary to welcome the pressing
invitation to a new evangelization which the Holy
Father has been repeating for years. Only meeting
the Risen Christ can give back the joy of the
resurrection to those who are in death. Only
meeting Him who came to bind the wounds of
broken hearts can accomplish a profound healing of
the devastating wounds of traumatized hearts which
have been turned to stone by the experience of too
much frustration and violence.
b) Hence it is fundamental to move from a pastoral
care of “waiting” to a pastoral care of “meeting”,
acting with imagination, creativity and courage to
reach the children in the new places they gather, in
the streets, in the squares, as well as those with
whom they associate in the "locales", discotheques
and in the ‘hot’ areas of our metropolises. It is
necessary to go out to them with love to bring the
good news and give witness through our own
experience of life that Christ is the Way, the Truth
and the Life.
agama dan evangelis khusus untuk merehabilitasi anak, setelah
diperkenalkan ke daerah iman, terhadap nilai-nilai manusia juga
dan membebaskan dia dari pengkondisian dan gangguan yang
menyebabkan dia untuk jalan. Ada juga orang-orang yang
mengarahkan perhatian kepada rehabilitasi anak manusia
dengan tujuan memberikan kembali ekuilibrium dan
normalitas, identitas manusia penuh. Karya ini pasien disertai
dengan proposal agama dan referensi sejauh ini kompatibel
dengan kondisi anak itu sendiri dan dari negara tempat dia
tinggal.
Kedua metode - dianggap - tidak harus ditempatkan
bertentangan dengan satu sama lain. Salah satu bisa menjadi
jadwal mungkin. Pilihan akan tergantung pada situasi pribadi
anak, lingkungan di mana ia hidup dan, di atas semua, pada
kepribadian pendidik.
4. Dalam hal apapun, ini adalah kerangka acuan bagi mereka
yang ingin memanfaatkan proposal agama secara langsung,
yang tetap mendasar karena masalah bahwa orang-orang jalan
memiliki kesamaan dengan satu sama lain tidak begitu banyak
kesengsaraan, obat-kecanduan, alkoholisme, penyimpangan,
kekerasan, kriminalitas, AIDS atau prostitusi, melainkan
kejahatan yang mengerikan dari 'kematian jiwa "(" upah dosa
adalah maut ": Rm 6:23). [Seringkali, kita makhluk yang, dalam
kepenuhan pemuda 'mati dalam'].
a) Oleh karena itu diperlukan untuk menyambut undangan
menekan ke evangelisasi baru yang Bapa Kudus telah
mengulangi selama bertahun-tahun. Hanya Kristus yang Bangkit
pertemuan dapat memberikan kembali sukacita kebangkitan
bagi mereka yang berada dalam kematian. Hanya pertemuan
dengan Allah yang datang untuk mengikat luka hati yang rusak
dapat mencapai penyembuhan yang mendalam dari luka-luka
yang menghancurkan hati trauma yang telah berubah menjadi
batu oleh pengalaman frustrasi terlalu banyak dan kekerasan.
b) Oleh karena itu adalah penting untuk bergerak dari reksa
pastoral "menunggu" untuk perawatan pastoral "pertemuan",
bertindak dengan imajinasi, kreativitas dan keberanian untuk
mencapai anak-anak di tempat-tempat baru yang mereka
kumpulkan, di jalanan, di alun-alun , serta orang-orang dengan
siapa mereka bergaul dalam "Lokal", diskotik dan di 'panas'
daerah metropolis kami. Hal ini diperlukan untuk pergi keluar
kepada mereka dengan kasih untuk membawa kabar baik dan
memberikan kesaksian melalui pengalaman hidup kita sendiri
bahwa Kristus adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup.
c) sangat diperlukan untuk memberikan kesaksian tentang
terang Yesus yang menerangi dan membuka cara baru untuk
mereka yang merasa diselimuti oleh kegelapan. Oleh karena itu
mendesak untuk membangkitkan dalam komunitas Kristen
panggilannya untuk pelayanan dan misi dalam kesadaran dan
8
c) It is indispensable to give witness to the light of
Jesus that illumines and opens new ways to those
who feel enveloped by the darkness. It is therefore
urgent to awaken in the Christian community its
vocation to service and to mission in a growing and
sincere awareness of the salvific power of faith and
the sacraments. Too many children, in fact, continue
to die in the streets in the midst of indifference on
the part of the majority. Failure to welcome with a
strong commitment the anguished call of the Holy
Father for a new evangelization is a true sin of
omission of aid to our ‘dying’ brothers. It is therefore
important to include in pastoral planning a great
variety of forms of action that bring the first
proclamation to those who are ‘far-away’, that give
the children of the street the opportunity to be
accompanied in establishing a new relationship with
their own selves, with others, with God, with the
community to which they belong or have adopted
and to discover that there is someone who loves
them.
d) The following are therefore encouraged:
- the formation of communities or groups (parochial
or otherwise) in which young people have the
opportunity to know and live the Gospel radically,
having a first-hand experience of its healing power;
- the institution of schools of prayer in parishes and
other ecclesial entities to give a new impulse to the
contemplative and missionary dimension of the
various groups;
- the formation of teams for evangelization to give
enthusiastic witness to the wonderful news that
Christ came to bring us; training of ‘missionary’
children who bring the Risen Christ’s embrace to
their peers and to the ‘new poor’ in our century;
- likewise in the various dioceses, the formation of
young people, who are more professionally
competent and who know how to make use of their
artistic and musical talents to create new forms of
entertainment capable of having a significant impact
on prevention and of reaching thousands of young
people with the Gospel message;
- hence the creation of centers of formation for
evangelization in the streets; the establishment of
alternative meeting points for young people that
would offer initiatives rich in values and meaning,
‘consultation’ centers and programs of prevention
and evangelization in schools;
tulus dari kekuatan keselamatan iman dan sakramen-sakramen.
Terlalu banyak anak, pada kenyataannya, terus mati di jalanan
di tengah-tengah ketidakpedulian pada bagian dari mayoritas.
Kegagalan untuk menyambut dengan komitmen yang kuat
panggilan derita dari Bapa Suci untuk evangelisasi baru adalah
dosa sejati kelalaian bantuan untuk kami 'sekarat' saudara. Oleh
karena itu penting untuk dimasukkan dalam perencanaan
pastoral berbagai macam bentuk tindakan yang membawa
proklamasi pertama untuk mereka yang 'jauh-jauh', yang
memberikan anak-anak jalanan kesempatan untuk didampingi
dalam membangun hubungan baru dengan mereka diri sendiri,
dengan orang lain, dengan Allah, dengan masyarakat yang
mereka milik atau telah mengadopsi dan menemukan bahwa
ada seseorang yang mengasihi mereka.
d) Berikut ini adalah karena didorong:
- Pembentukan komunitas atau kelompok (paroki atau
sebaliknya) di mana orang muda memiliki kesempatan untuk
tahu dan hidup Injil radikal, memiliki pengalaman pertamatangan kekuasaan penyembuhan;
- Institusi sekolah doa di paroki-paroki dan entitas gerejani lain
untuk memberikan dorongan baru untuk dimensi kontemplatif
dan misionaris dari berbagai kelompok;
- Pembentukan tim untuk penginjilan untuk memberikan
kesaksian antusias terhadap berita bagus bahwa Kristus datang
untuk membawa kita; pelatihan 'misionaris' anak-anak yang
membawa pelukan Kristus Bangkit untuk rekan-rekan mereka
dan dengan 'miskin baru' di abad kita;
- Juga di berbagai keuskupan, pembentukan orang-orang muda,
yang lebih kompeten dan profesional yang tahu bagaimana
memanfaatkan bakat artistik dan musik untuk menciptakan
bentuk-bentuk baru hiburan mampu memiliki dampak yang
signifikan pada pencegahan dan mencapai ribuan muda dengan
pesan Injil;
- Maka penciptaan pusat-pusat pembentukan untuk penginjilan
di jalanan; pembentukan titik temu alternatif bagi orang-orang
muda yang akan menawarkan inisiatif kaya nilai-nilai dan
makna, 'konsultasi' pusat dan program pencegahan dan
evangelisasi di sekolah;
- Komitmen untuk menggunakan media massa sebagai
instrumen berharga untuk berteriak Injil "dari atap rumah";
- Pembentukan komunitas baru dan kelompok untuk
menyambut dan menemani anak-anak melalui jalan panjang
dan berkomitmen terhadap penyembuhan interior,
berdasarkan Injil, dengan kasih yang Kristus ajarkan kita, cinta
yang tidak puas dengan melakukan tindakan amal, namun yang
mengambil pada dirinya menangis, kesedihan, luka-luka,
kematian orang-orang kecil dan orang miskin, cinta siap untuk
menyerahkan hidup seseorang untuk teman-teman seseorang.
9
- commitment to use the mass media as precious
instruments for shouting the Gospel “from the
housetops”;
- the formation of new communities and groups to
welcome and accompany the children through a
long and committed way towards interior healing,
based on the Gospel, with the love that Christ
taught us, a love that is not contented with doing
acts of charity, but that takes upon itself the cry,
the anguish, the wounds, the death of the little
ones and of the poor, a love ready to give up one’s
life for one's friends.
5. During the meeting, it was also observed that
even the educator who does not start with an
explicit and strong religious proposal can live – and
this is true for many – an interior attitude inspired by
faith, well expressed – and we hope it is inspiring for
everyone – in a triple evangelical icon:
a) first of all, the icon of Jesus before the adulteress:
The Teacher is respectful and affectionate; He does
not judge or condemn the person but by his own
attitude encourages her to change her life;
b) the second icon, the Good Shepherd who goes in
search for the lost sheep (much more so if it is a little
lamb), encourages us not to wait for, and much less
demand from, the lamb to find its way back to the
fold and take the following obligatory steps in a
pastoral care for street children:
- observe, listen, understand from within this very
mysterious world (the Good Shepherd knows his
sheep);
- take the initiative of meeting, go to the street so
that the child may perceive that he is at ease even
there where he has chosen, or is forced, to stay (the
Shepherd leaves the fold and goes out);
- establish a spontaneous relationship with him,
warm with affection and interest, an authentic
friendship that is not necessary to declaim with a lot
of words because it shows in every gesture (The
Shepherd carries the sheep on his shoulders and
celebrates with his friends);
c) the third icon, that of the disciples at Emmaus:
Finally their eyes were opened before the Risen
Christ and at the prospect of resurrection after
having walked on a way during which not the eyes
but the heart is warmed and opens to the newness
of the Gospel.
6. It is clear that with this interior attitude, the
5. Dalam pertemuan tersebut, ia juga mengamati bahwa
bahkan pendidik yang tidak dimulai dengan sebuah proposal
agama yang eksplisit dan kuat bisa hidup - dan ini benar untuk
banyak - sikap interior terinspirasi oleh iman, diungkapkan
dengan baik - dan kami berharap ini adalah inspirasi untuk
semua orang - dalam ikon evangelis tiga:
a) pertama-tama, ikon Yesus sebelum pezina ini: Guru adalah
hormat dan kasih sayang; Dia tidak menghakimi atau
menghukum orang, tetapi dengan sikap sendiri mendorong dia
untuk mengubah hidupnya;
b) ikon kedua, Gembala yang Baik yang pergi dalam mencari
domba yang hilang (lebih jadi jika itu adalah domba kecil),
mendorong kita untuk tidak menunggu, dan permintaan jauh
lebih sedikit dari, anak domba untuk menemukan jalan kembali
ke flip dan mengambil langkah-langkah wajib berikut dalam
pelayanan pastoral bagi anak-anak jalanan:
- Mengamati, mendengarkan, memahami dari dalam dunia ini
sangat misterius (Gembala yang Baik tahu domba-dombanya);
- Mengambil inisiatif pertemuan, pergi ke jalan sehingga anak
dapat merasa bahwa ia nyaman bahkan ada di mana ia telah
memilih, atau dipaksa, untuk menginap (Gembala
meninggalkan lipat dan pergi keluar);
- Membangun hubungan spontan dengan dia, hangat dengan
kasih sayang dan bunga, persahabatan yang otentik yang tidak
diperlukan untuk mendeklamasikan dengan banyak kata-kata
karena itu terlihat dalam setiap gerakan (Gembala membawa
domba-domba di bahunya dan merayakan dengan temantemannya);
c) ikon ketiga, bahwa para murid di Emaus: Akhirnya mata
mereka terbuka sebelum Kristus yang Bangkit dan prospek
kebangkitan setelah berjalan di jalan selama yang tidak mata
tapi hati dipanaskan dan membuka ke kebaruan Injil.
6. Hal ini jelas bahwa dengan sikap interior, jadwal pendidikan
kedua (lihat N. 3) memiliki banyak kesamaan dengan yang
pertama, dan di atas semua hanya ada satu tujuan akhir. Tujuan
dan metode dibagi juga, terutama dalam ciri-ciri dasar berikut:
a) merangsang kepercayaan dan harga diri, sehingga anak akan
memahami dan pengalaman bahwa ia adalah penting bagi
pendidik dan pendidik adalah penting baginya: ini adalah titik
awal dalam membuat langkah pertama, dengan keyakinan,
menuju pilihan hidup yang lain . Ia harus disertai menuju
penemuan kasih Allah melalui pengalaman nyata dari perasaan
bahwa ia disambut, diterima tanpa syarat dan pribadi dicintai
karena apa yang dia. Ini kontak pribadi juga harus terus di
kemudian hari, bahkan setelah anak telah pindah ke perawatan
pendidik lainnya atau kiri pusat diterima;
b) memberikan ruang kepada anak sehingga ia bisa memainkan
peran aktif dalam masyarakat, merangsang rasa tanggung
10
second educational itinerary (see N. 3) has much in
common with the first, and above all there is only
one final goal. The objective and the method are
shared too, especially in the following fundamental
traits:
a) stimulate trust and self-esteem, such that the
child will understand and experience that he is
important for the educator and the educator is
important for him: this is the starting point in making
the first steps, with conviction, towards another life
choice. He must be accompanied towards the
discovery of God’s love through the concrete
experience of feeling that he is welcomed, accepted
unconditionally and personally loved for what he is.
This personal contact should also continue later on,
even after the child has moved on to the care of
other educators or left the welcome center;
b) give space to the child so that he may play an
active role in the community, stimulate his sense of
responsibility and freedom, such that he would feel
at home in the community. This means that at
“home”, warmth, spontaneity and friendly closeness
should predominate over order, discipline and
written rules;
c) cultivate a personal relationship with every child.
In fact, notwithstanding the usefulness of
methodologies and general rules, each child is
unique, an original world, with his own story.
Moreover, many have shown intelligence and energy
capable of surviving extremely difficult situations;
they proved to be capable, creative, smart. Thus it is
necessary to continue making use of these
resources, more or less evident, of their personality
in guiding them to “change ways”, so that they may
become subjects themselves and not only objects of
pastoral care for their rehabilitation. Pedagogical
and educational programmes, therefore, have the
important task of leading the child to rediscover
and value his own positive potential, to let his
talents bear fruit and develop his capacities as much
as possible;
d) have the aim (and it is not a utopia) to make the
child assimilate the educative project in depth to
such a point that, maybe in a few years, he may
become a help and a stimulus for other street
children to follow his itinerary. He thus goes side by
side with his educator, becoming himself an
educator, subject of this specific pastoral care;
jawab dan kebebasan, sehingga ia akan merasa di rumah di
masyarakat. Ini berarti bahwa di "rumah", kehangatan,
spontanitas dan ramah kedekatan harus mendominasi atas
ketertiban, disiplin dan aturan tertulis;
c) membangun hubungan pribadi dengan setiap anak. Bahkan,
meskipun kegunaan dari metodologi dan aturan umum, setiap
anak adalah unik, sebuah dunia asli, dengan cerita sendiri.
Selain itu, banyak telah menunjukkan kecerdasan dan energi
mampu bertahan situasi sangat sulit, mereka terbukti mampu,
kreatif, cerdas. Oleh karena itu perlu untuk terus
memanfaatkan sumber daya, lebih atau kurang jelas, dari
kepribadian mereka dalam membimbing mereka untuk
"mengubah cara", sehingga mereka dapat menjadi subyek
sendiri dan tidak hanya objek pelayanan pastoral bagi
rehabilitasi mereka. Program Pedagogi dan pendidikan, oleh
karena itu, memiliki tugas penting dari memimpin anak untuk
menemukan kembali potensi diri dan nilai positif, untuk
membiarkan bakatnya berbuah dan mengembangkan kapasitasNya sebanyak mungkin;
d) memiliki tujuan (dan bukan sebuah utopia) untuk membuat
anak menyerap proyek edukatif secara mendalam sedemikian
titik itu, mungkin dalam beberapa tahun, ia mungkin menjadi
bantuan dan stimulus untuk anak-anak jalanan lain untuk
mengikuti-Nya jadwal. Demikian ia berjalan berdampingan
dengan pendidik, menjadi dirinya sendiri seorang pendidik,
subjek ini reksa pastoral spesifik;
e) mengakui dalam komitmen dalam mendukung anak-anak
jalanan dengan cara istimewa dalam pelayanan Tuhan dan
untuk pertemuan-Nya: "Sejauh kau lakukan kepada salah satu
dari yang paling hina ini saudara-Ku, kamu telah melakukannya
untuk Aku" (Mat 25:40).
7. Adalah logis bahwa sumber daya terbaik disediakan untuk
bidang ini harus digunakan untuk mempersiapkan pekerja
pastoral profesional dan spiritual. Mereka pada gilirannya harus
menunjukkan kematangan manusiawi yang besar, dapat
mengesampingkan kesuksesan dan yakin bahwa buah dari
komitmen mereka akan mengungkapkan dirinya sendiri nanti,
mungkin setelah saat-saat itu akan terlihat bahwa semuanya
gagal. Selanjutnya, mereka harus memiliki kapasitas besar
untuk bekerja secara harmonis dan kolaborasi dengan pendidik
lainnya.
8. Perencanaan kolaborasi dengan keluarga asal (bila mungkin)
diperlukan yang akan memiliki dampak positif pada dinamika
keluarga yang tidak sehat. Tindakan ini harus dimaksudkan
untuk membangun kembali kain keluarga dan secara bertahap
mengiringi dan reincorporate anak ke dalam inti di mana ia
berada.
9. Bekerja bersama harus dilakukan tidak hanya dalam struktur
11
e) recognize in the commitment in favor of street
children a privileged way in the service of the Lord
and for meeting Him: “In so far as you did this to one
of the least of these brothers of mine, you did it to
me” (Mt 25:40).
7. It is logical that the best resources reserved to
this field must be employed to prepare pastoral
workers professionally and spiritually. They in turn
must show a great human maturity, be able to put
aside immediate success and be confident that the
fruit of their commitment would reveal itself later
on, maybe after times when it would seem that
everything failed. Furthermore, they must have a
great capacity to work in harmony and collaboration
with the other educators.
8. Planning collaboration with the family of origin
(when possible) is needed that would have a positive
impact on unhealthy family dynamics. This action
should be meant to rebuild the fabric of the family
and gradually accompany and reincorporate the
child into the nucleus where he belongs.
9. Concerted work must be done not only within the
structures where one operates but also with those
who are doing the same work in the territory or are
in some way interested in it. It is also necessary to
look for and welcome the collaboration of other
forces that are not ecclesial in nature but are
genuinely sensitive, humanly speaking, to the issue.
The same goes for collaboration with public offices,
even when, by personal choice, it is not possible, or
it is not intended, to make use of public funding.
10. Yet it is necessary to be very careful so that the
supplementary action of associations and volunteer
work not create in those who are supposed to act in
this regard a mentality and a pretext for inaction.
When necessary, even the Church’s function of
suggesting and stimulating must be accompanied by
constructive criticism and prophetic admonition of
unjust and inhuman situations.
11. It is necessary to create in a territory a network
that would allow an exchange of good practices and
also eventually get the support of those who already
have a long experience in this field for those who are
just starting.
12. Street children are a “photograph” of the society
where they live which did not support them but
rather provoked and pushed them towards their
present state. Workers must help society become
di mana satu beroperasi tetapi juga dengan mereka yang
melakukan pekerjaan yang sama di wilayah atau dalam
beberapa cara yang tertarik di dalamnya. Hal ini juga diperlukan
untuk mencari dan menyambut kolaborasi kekuatan lain yang
tidak gerejawi di alam tetapi benar-benar sensitif, berbicara
secara manusiawi, untuk masalah ini. Yang sama berlaku untuk
kolaborasi dengan kantor-kantor publik, bahkan ketika, oleh
pilihan pribadi, bukan tidak mungkin, atau tidak dimaksudkan,
untuk menggunakan dana publik.
10. Namun perlu berhati-hati sehingga tindakan tambahan dari
asosiasi dan kerja sukarela tidak menciptakan pada mereka
yang seharusnya bertindak dalam hal ini mentalitas dan alasan
untuk tidak bertindak. Bila perlu, bahkan fungsi Gereja dari
menyarankan dan merangsang harus disertai dengan kritik
konstruktif dan nasihat kenabian situasi yang tidak adil dan
tidak manusiawi.
11. Hal ini diperlukan untuk menciptakan di wilayah sebuah
jaringan yang akan memungkinkan pertukaran praktik yang baik
dan juga akhirnya mendapatkan dukungan dari mereka yang
sudah memiliki pengalaman panjang di bidang ini bagi mereka
yang baru mulai.
12. Anak jalanan adalah "foto" dari masyarakat dimana mereka
tinggal yang tidak mendukung mereka melainkan
memprovokasi dan mendorong mereka terhadap negara
mereka sekarang. Pekerja harus membantu masyarakat
menjadi sadar dan memelihara tanggung jawabnya di dalamnya
beberapa rasa kegelisahan yang sehat sehubungan dengan
anak-anak. Komunitas Gereja lokal harus menerima bahwa
perhatian yang sama.
13. Untuk mengatur gerak setiap orang dalam mendukung
anak-anak jalanan, akan sangat berguna untuk membuat kantor
khusus (atau bagian khusus dari sebuah kantor yang ada) dalam
konferensi para uskup dan keuskupan terutama yang terlibat
dalam masalah ini. Ini bisa menjadi kantor untuk pelayanan
pastoral mobilitas manusia, terkait dengan kantor untuk
pemuda atau untuk keluarga. Hal ini juga diharapkan bahwa
proyek-proyek pastoral umum akan mencakup organik,
proposal tajam dan berkelanjutan yang akan membayar
perhatian khusus pada "pelayanan pastoral jalan". Dalam hal
ini, pekerja di bidang tertentu adalah untuk membantu
komunitas gerejani tumbuh dalam kesadaran dan keterlibatan
dalam mencari tanggapan yang signifikan terhadap masalah
mendesak anak-anak jalanan.
14. Diharapkan bahwa Dewan Kepausan untuk Pelayanan
Pastoral Migran dan Anak Jalanan berkala akan mengadakan
rapat pertemuan seperti yang baru saja berakhir, setidaknya
pada tingkat benua.
Rome, 25-26 Oktober 2004
12
aware of its responsibility and nurture in it some
sense of healthy unease with respect to these
children. The community of the local Church must
receive that same attention.
13. To set everyone in motion in favor of street
children, it will be very useful to create a specific
office (or a special section of an existing office)
within the bishops’ conferences and the dioceses
primarily involved in this problem. It could be the
office for the pastoral care of human mobility, linked
with the office for the youth or for the family. It is
also desirable that general pastoral projects would
include organic, incisive and continuing proposals
that would pay special attention to the “pastoral
care of the street”. In this regard, workers in this
specific field are to help the ecclesial community
grow in awareness and involvement in looking for
significant responses to the urgent problem of street
children.
14. It is hoped that the Pontifical Council for the
Pastoral Care of Migrants and Itinerant People
would periodically convoke meetings like the one
that has just ended, at least at a continental level.
Rome, 25-26 October 2004
13
14
AMDG (2012)
15
Download