STANDARD OPERATIONS - TIN416

advertisement
STANDARD
OPERATIONS
2
Standard Operations
DEFINISI STANDARD OPERATIONS





Kumpulan standar-standar yang memberikan
gambaran akurat dan lengkap semua aspek dari
sebuah tugas, operasi, atau proses
Menjelaskan secara akurat best practice
Harus diadaptasi untuk merefleksikan perubahan
permintaan produk, tingkat keahlian dan kecakapan
pekerja saat ini, mesin/alat saat ini, dan bagaimana
pelaksanaan aktual pekerjaan dilaksanakan
Harus berubah ketika hal-hal berubah di shop floor
Prosedur kerja, urutan tugas-tugas, dan waktu-waktu yang
disarankan untuk memproduksi satu unit output
3
Standard Operations
KETERLIBATAN SHOP FLOOR





Industrial engineers merupakan sumber key people yang
mengawali pengembangan standard operations
Industrial engineers semestinya mendapatkan bantuan
dari shop-floor supervisors and workers
Sasaran: Untuk para supervisor dan worker dalam
melaksanakan pengembangan pengukuran dan
standar mereka sendiri
Supervisors and workers harus dilatih terkait metoda
dan prosedur analisis operasi, studi waktu/gerakan,
dan tool-tool terkait
Standard-standar tersebut mesti diterapkan dalam
planning, scheduling, and control
4
Standard Operations
MANFAAT





Ketika dilaksanakan di shop-floor, koreksi-koreksi
terhadap standar-standar dapat dilakukan segera saat
sebuah perubahan terjadi
Memungkinkan planners untuk membuat master
schedules yang layak dan merefleksikan shop-floor status
Memungkinkan identifikasi bahaya dan prosedur
keselamatan (safety hazards and procedures) yang
menghasilkan atau memungkinkan terjadinya defects
dan kemudian memodifikasinya
Memungkinkan pekerja yang tidak berpengalaman
(inexperienced workers) untuk menjadi terbiasa dengan
sebuah tugas dalam waktu singkat
Memungkinkan para pekerja dan supervisor
memeriksa standards vs. current work
5
Standard Operations
PROSEDUR
1. Menentukan required cycle time
2. Menentukan standard task time dengan mengukur tiap
tugas berkali-kali. Semua waktu-waktu manual dan
mesin harus dimasukkkan dalam task time. Keputusan
terhadap kecepatan pekerja ditentukan.
3. Menentukan completion time per unit
4. Memahami kapasitas produksi
5. Mengembangkan standard operations routines
6. Mengisi standard operations routine sheets
7. Menentukan process routing sequence
8. Mengembangkan standard operations sheets
6
Standard Operations
CYCLE TIME



Alasan perhitungan cycle time: kuantitas yang
diproduksi harus didasarkan pada sasaran output
produksi
Sasaran keluaran semestinya dinyatakan dalam bentuk
frequency that an item must be produced in the allotted
time (takt time)
Jangan masukkan pemborosan proses (ini akan
membawa pada munculnya permasalahan dalam
sistem)
7
Standard Operations
STANDARD TASK TIME






Task - Elemental unit of work; a simple step or motion
Operation - Group of tasks performed together, such
as those performed at a workstation
Standard task time - Expected time for an average
worker to perform a task at a satisfactory level. Used to
determine production capacity and work schedules.
Machine time - Automatic run time of the machine
Manual or handling time - Time in which the worker
is working on the machine or handling parts
Note: There may be a learning curve for a newly
created task or a new person performing a
standardized task.
8
Standard Operations
Standard Task Time




Standard Task Time
= (Actual Time) * (Performance Rating) * (Allowance Factor)
= 105 sec. * 0.95 * 1.1= 109.725 approximately 110 sec.
Performance rating: 100% jika pekerja memiliki skill rata-rata.
Dapat dinaikkan atau diturunkan jika skill pekerja rendah atau
tinggi
Allowance factor: mempertimbangkan unavoidable delays yang
merupakan bagian normal dari operasi. Jangan pertimbangkan
delays yang memungkinkan untuk dihilangkan atau gunakan
sebagai sebuah faktor solusi sementara (fudge factor).
Apa yang terjadi jika performance rating seorang pekerja baru
adalah 105%? Akankah dia mampu memenuhi takt time = 120
sec.?
9
Standard Operations
Completion Time per Unit (CTU)





Definisi: Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
memproses satu unit.
Ditetapkan untuk setiap tugas dan operasi (for valueadded and non-value added activities)
Dapat sama dengan standard task time, atau tidak
Jika sebuah tugas diamati dan didapati mempunyai
waktu 5, 5, 4, 3, and 4 seconds untuk empat unit, rataratanya dibutuhkan untuk completion time per unit = 4.2
sec. (ditampilkan pada halaman berikut).
Completion time per unit adalah jumlah completion time
per unit untuk semua tasks.
10
Standard Operations
Completion Time per Unit
11
Standard Operations
Production Capacity



Kapasitas produksi (production capacity) adalah
jumlah unit yang dapat diproduksi dalam waktu
produksi tersedia (available production time).
Gunakan completion time per unit untuk
mengestimasi production capacity.
Memerlukan informasi tentang lot size and setup
time.
12
Standard Operations
Production Capacity
Contoh:
 Sebuah
pallet baru sheet metal dibutuhkan
setelah 50 lembar di-stamp. Operasi setup
memerlukan waktu 9 minutes dan 2 seconds.
13
Standard Operations
Standard Operations Routine


Tujuan: Untuk menentukan urutan tugas-tugas yang
akan dikerjakan (standard operations routine).
Tiga tipe SOR:
1. Single repeated operation – sebuah operasi yang
dikerjakan berulang kali dari satu produk ke
produk lain.
2. Multiple repeated operations – beberapa operasi pada
mesin-mesin berbeda yang dikerjakan berulang
kali.
3. Multiple non-repeated operations – berbagai operasi
berbeda yang dikerjakan berulang pada hari-hari
lainnya, namun tidak dikerjakan berulang
sepanjang hari tertentu.
14
Standard Operations
SOR Sheet



Untuk multiple, repeated operations:
1. Tentukan CT yg dibutuhkan dan tuliskan pada SOR sheet.
2. Tentukan perkiraan jumlah pekerja dan rentang operasi yang tiap pekerja
dapat kerjakan dalam CT yang dibutuhkan tsb.
3. Gambarkan garis kontinu dalam SOR sheet, CTU untuk operasi pertama.
4. Jika sebuah automated machine dinyalakan, gambarkan garis putus-putus
yang dituliskan berlanjut dari garis pada Langkah 3.
5. Gambarkan garis bergelombang, lanjutan dari garis yang dituliskan pada
Langkah 3 untuk menampilkan waktu yang dibutuhkan untuk berjalan ke
mesin berikutnya.
6. Ulangi langkah 3, 4, and 5 untuk tiap operasi.
7. Tuliskan sebuah garis gelombang kembali ke tugas #1 jika pekerja harus
berjalan ke task #1 tersebut.
Note: Jika pekerja tiba pada task #1 sebelum CT dibutuhkan, maka routing
sequence telah verified.
Note: Lembar (sheet ) ini harus digambarkan dua kali untuk memastikan
bahwa mesin-mesin tidak beroperasi ketika pekerja tiba di mesin. Jika
demikian, hal ini akan memperpanjang CTU.
15
Standard Operations
Operations Routine and
Process Routing Sequence
 Process
routing sequence: Urutan operasi–operasi yang
harus dikerjakan untuk membuat sebuah part atau
produk.
 Note: standard operating routine mungkin berbeda
dengan process routing sequence.
 Contoh: Worker’s sequence mungkin mempunyai arah
berlawanan dengan aliran produk.
16
Standard Operations
Standard Quantity of WIP



Kuantitas baku WIP (Standard quantity of WIP):
– Persediaan minimum work-in-process agar proses dapat
berjalan/berfungsi.
– Jumlah minimum material yang diperlukan untuk
mencapai aliran kerja yang mulus (smooth flow of work).
Jika SOR sequence sama dengan urutan process routing
sequence
Kuantitas baku WIP mungkin sama atau kurang dari
jumlah operasi-operasi.
Jika SOR sequence berlawanan arah dengan process routing
sequence
Satu WIP harus digunakan diantara operasi-operasi.
17
Standard Operations
Standard Quantity of WIP





WIP harus dijaga dimana para pekerja saling bertukar
part-part.
WIP menyangga variasi.
Buffers semestinya ditempatkan secara taktis pada
bottleneck operations.
Semestinya mempertimbangkan kuantitas yang
diperlukan untuk memeriksa kualitas produk pada
posisi-posisi yang perlu dalam proses.
Juga perlu mempertimbangkan kuantitas yang ditahan
hingga temperatur sebuah unit dari mesin sebelumnya
mencapai tingkat yang diperlukan (seperti drying time).
18
Standard Operations
Standard Operations Sheet
 Meliputi:
– Completion time per unit
– Required cycle time
– Standard operations routine sheet
– Standard WIP
– Actual cycle time
– Layout (with positions of quality checks)
 Tujuan:
– Teaches worker about each operation
– Insures standards are met
– Tool to evaluate performance and improvement
19
Standard Operations
Rules
 Lembaran-lembaran
SOS harus selalu
ditanggali untuk mengidentifikasi saat revisi
terakhir
 Lembar-lembar SOS harus direvisi secara
teratur (reguler)
 Standard operations:
– “Are always imperfect”
– Should never be considered fixed
– Must be adapted to reflect changing demand,
worker skills, etc.
20
Standard Operations
Syarat Keberhasilan
Standard Operations
1. Focus pada pekerja, bukan pada mesin-mesin
2. Jaminan kerja (job security) karena para
pekerja hanya ditransfer, tidak dipecat
3. Repetitive work
4. Level production
5. Multi-skilled operators
6. Team effort
Download