Materi Forum Komisi Penilai AMDAL se-Sumatera

advertisement

Perubahan Izin Lingkungan

Ir. Ary Sudijanto, MSE

Asisten Deputi Kajian Dampak Lingkungan

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)

Deputi I Bidang Tata Lingkungan

Asdep Kajian Dampak Lingkungan

Instrumen PPLH: Tools for Sustainable Development

UUD 1945 Pasal 28 H ayat (1)

:

“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat ...”

Kualitas Lingkungan Hidup

Sustainable

Growth with

Equity

Kegiatan Ekonomi

Sosial

KLHS Instrumen ekonomi LH

Tata ruang

BML

PUU berbasis LH

KBKL

AMDAL

UKL-UPL

Perizinan

Anggaran berbasis LH

ARLH

Audit LH

Instrumen lain sesuai kebutuhan

Instrument PPLH

Pasal 33 ayat 4 UUD 1945

:

Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional

Proses pelaksanaan izin lingkungan dan pelaporan

Pelaksanaan

Izin

Lingkungan

Tata Kelola Izin Lingkungan

Permohonan dan penerbitan izin lingkungan

2

1

Tata kelola izin lingkungan baik ditandai dengan proses permohonan dan penerbitan izin lngkungan dilakukan sesuai dengan NSPK sistem kajian dampak lingkungan

Pemegang izin wajib melaksanakan berbagai persyaratan dan kewajiban yang tercantum dalam izin lingkungan, melakukan continuous improvement dalam pelaksanaan izin lingkungan serta melaporkannya secara regular/berkala

3

LH

Baik &

Sehat

Proses pengawasan dan penegakan hukum terhadap izin lingkungan

Pengawasan terhadap izin lingkungan dibutuhkan sebagai perlindungan hukum bagi lingkungan hidup dan warga negara terhadap dampak dari penerbitan keputusan tata usaha negara tersebut

Penerapan dan Keterkaitan Instrumen PPLH Mulai dari Hulu-Hilir

Pengembangan

KRP

Usaha/ Kegiatan Tahap Perencanaan Usaha/ Kegiatan Tahap Pra-

Konstruksi, Konstruksi &Operasi

Izin PPLH

Usaha/ Kegiatan Tahap

Pasca Operasi

BML KBKL

Tata Ruang

Rencana

Usaha dan/atau kegiatan izin

Usaha dan/atau kegiatan

Pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan

Penutupan

Usaha dan/atau

Kegiatan

RTRW/RDTR

RPPLH KLHS

Amdal atau

UKL-UPL

Implementasi

Izin

Lingkungan &

Izin PPLH serta

Continuous

Improvement

Audit

LH

ARLH

ARLH Tata Ruang

Paska

Usaha/

Kegiatan

Daya Dukung &

Daya Tampung

Lingkungan

Hidup

Instrumen

Ekonomi LH

ARLH

Izin

Lingkungan

ARLH

Izin

Pinjam

Pakai

Kawasan

Hutan atau

Pelepasan

Kawasan

HPK

Hasil ERA merupakan bagian dari Amdal

Instrumen Ekonomi LH

Pengawasan

Lingkungan Hidup

Penaatan BML KBKL

Penegakan Hukum

Lingkungan Hidup

Instrumen Ekonomi LH

Pencana Penutupan

Usaha dan/atau kegiatan serta

Persetujuannya

Pemanfaatan

Ruang Paska

Usaha/Kegiatan

Instrumen Ekonomi LH

Pemrakarsa

Rencana Usaha dan/atau

Kegiatan

Proses

Penyusunan

Amdal

Proses Amdal & Izin Lingkungan

Komisi Penilai

Amdal (KPA) dibantu oleh

Sekretariat dan Tim

Teknis KPA

Proses

Penilaan

Amdal

Diterbitkan oleh

MENLH,

Gubernur, atau

Bupati/Walikota

Izin

Lingkungan

Diterbitkan oleh

MENLH,

Gubernur, atau

Bupati/Walikota

Izin PPLH

Izin Usaha dan/atau

Kegiatan

Pengawasan

Lingkungan Hidup &

Penegakan Hukum

Lingkungan

• Pelaksanaan

Usaha dan/atau

Kegiatan

• Pelaksanaan

Izin Lingkungan

& Izin PPLH

Dilakukan oleh

MENLH,

Gubernur, atau

Bupati/ Walikota

Pemrakarsa atau

Pemegang

Izin

Pemrakarsa

Masyarakat

(Pengumuman &

Konsultasi Pubkik)

Masyarakat

(Pengumuman

Permohonan izin lingkungan)

Masyarakat

(Pengumuman izin lingkungan)

Penyusun Amdal bersertifikat kompetensi

(Perorangan atau LPJP)

Pemrakarsa adalah setiap orang atau

instansi pemerintah yang bertanggung jawab atas suatu usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan

Penaatan terhadap

BML & KBKL

Penurunan Beban

Pencemaran dan

Laju Kerusakan LH

Kualitas

Lingkungan

Hidup yang baik dan sehat

Proses Penyusunan dan Penilaian Amdal serta Penerbitan SKKL & Izin Lingkungan

Pemrakarsa

1

Pengumuman dan

Konsultasi

Publik

2

Penyusunan

Kerangka

Acuan (KA)

SPT dari

Pengumuman

= 10 hari Kerja

3

Pengajuan

Penilaian

Kerangka

Acuan

Sekretariat KPA, Tim Teknis dan Komisi

Penilai Amdal

Jasa Penilaian Amdal dibebankan kepada Pemrakarsa – sesuai SBU/PNBP

4

Penilaian Kerangka Acuan

30 hari kerja

5 6

Penilaian

KA oleh

Sekretariat

KPA

Penilaian

KA oleh

Tim Teknis

Penerbitan

Persetujuan

KA oleh Ketua

KPA

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota

Biaya Adm Penerbitan SKKL dan

Izin Lingkungan dibebankan kepada Pemrakarsa sesuai PNBP

Paling lambat 5 hari kerja setelah diterbitkan

15

Pengumuman Izin

Lingkungan

Biaya

Penyusunan

Amdal oleh

Pemrakarsa

Penyusunan

ANDAL dan

RKL-RPL

Pengajuan Permohonan Izin

Lingkungan dan Penilaian ANDAL dan

8

RKL-RPL

Satu surat permohonan

7

Integrasi Izin Lingkungan dalam Proses AMDAL

10

Penilaian ANDAL dan RKL-RPL

75 hari kerja, termasuk 10 hari kerja SPT Pengumuman

Penilaian

ANDAL &

RKL-RPL

Sekretariat

KPA

9

Penilaian

ANDAL &

RKL oleh

Tim Teknis

11

Penilaian

ANDAL &

12

RKL-RPL oleh KPA

Pengumuman Permohonan

Izin Lingkungan

Rekomendasi

KPA

13

14a

Penerbitan:

1. Keputusan

Kelayakan

Lingkungan; dan

2. izin Lingkungan

Layak

Lingkungan

10 hari kerja

14b

Keputusan

Ketidaklayakan LH

Tidak Layak

Lingkungan

Proses Izin Lingkungan: Integrasi antara Aspek Administratif dengan Aspek kajian Teknis/Ilmiah & Partisipasi Publik

Proses

Administratif

Penilaian Dokumen

Amdal dan Izin

Lingkungan

Kajian dan Penilaian secara Teknis dan Saintifik

(Technical & Scientific Assessment & Review)

Proses Pelibatan

Masyarakat dalam

Penyusunan &

Penilaian Dokumen

Amdal dan Izin

Lingkungan

Pemrakarsa

Rencana

Usaha dan/atau

Kegiatan

Proses

Penyusunan

UKL-UPL

Proses UKL-UPL & Izin Lingkungan

MENLH,

Gubernur, atau

Bupati/

Walikota

Diterbitkan oleh

MENLH,

Gubernur, atau

Bupati/Walikota

Diterbitkan oleh

MENLH,

Gubernur, atau

Bupati/Walikota

Pengawasan

Lingkungan Hidup &

Penegakan Hukum

Lingkungan

Izin PPLH

Proses

Pemeriksaan

UKL-UPL

Izin

Lingkungan

Izin Usaha dan/atau

Kegiatan

• Pelaksanaan

Usaha dan/atau

Kegiatan

• Pelaksanaan

Izin Lingkungan

& Izin PPLH

Dilakukan oleh

MENLH,

Gubernur, atau

Bupati/ Walikota

Pemrakarsa atau

Pemegang

Izin

Pemrakarsa

Masyarakat

(Pengumuman

Permohonan izin lingkungan)

Masyarakat

(Pengumuman izin lingkungan)

Penaatan terhadap

BML & KBKL

Penurunan Beban

Pencemaran dan

Laju Kerusakan LH

Pemrakarsa adalah setiap orang atau

instansi pemerintah yang bertanggung jawab atas suatu usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan

Kualitas

Lingkungan

Hidup yang baik dan sehat

Proses Penyusunan dan Pemeriksaan UKL-UPL serta Penerbitan SKKL & Izin Lingkungan

Pemrakarsa Menteri, gubernur, atau bupati/walikota

Penyusunan

UKL-UPL

Biaya

Penyusunan

UKL-UPL oleh

Pemrakarsa

Pemrakarsa

Catatan

: Jangka waktu

Pemeriksaan Teknis UKL-

UPL:

14 Hari Kerja

, termasuk pengumuman permohonan izin lingkungan

DAN tidak termasuk perbaikan/ penyempurnaan

Permohonan Izin Lingkungan dan Pemeriksaan UKL/UPL

Pemeriksaan Administrasi

Pengumuman Permohonan Izin

Lingkungan

Pemeriksaan Substansi UKL/UPL

Penerbitan Rekomendasi

Persetujuan UKL-UPL &

Izin Lingkungan

Pengumuman Izin Lingkungan

Pemeriksaan UKL-

UPL dan Penerbitan

Rekomendasi UKL-

UPL dapat dilakukan oleh: a. Pejabat yang ditunjuk oleh

Menteri; b. Kepala Instansi LH

Provinsi; atau c. Kepala Instansi LH

Kab/Kota.

Pasal 40 PP 27/2012

Jasa Pemeriksaan

UKL-UPL dibebankan kepada Pemrakarsa

– sesuai SBU/PNBP

Biaya Adm Penerbitan

Rekomendasi UKL-UPL dan

Izin Lingkungan dibebankan kepada Pemrakarsa (PNBP)

Penyusunan

Amdal

Penting untuk Diperhatikan!!!

Proses yang Benar

Penilaian

Amdal

SKKL

Izin

Lingkungan

Penyusunan

UKL-UPL

Pemeriksaan

UKL-UPL

Rekomendasi

UKL_UPL

Izin

Lingkungan

Izin lingkungan wajib diterbitkan bersamaan dengan SKKL atau

Rekomendasi UKL-UPL sejak PP 27/2013 diberlakukan (23 Feb 2012)

Penyusunan

Amdal

Penilaian

Amdal

SKKL

Penyusunan

UKL-UPL

Pemeriksaan

UKL-UPL

Rekomendasi

UKL-UPL

1.

Tidak ada alasan untuk tidak menerbitkan Izin Lingkungan setelah berlakunya PP 27/2012.

2.

PP 27/2012 telah menjelaskan proses penerbitan izin lingkungan yang diintegrasikan dengan proses Amdal atau UKL-UPL.

Proses yang SALAH

Izin lingkungan TIDAK

DITERBITKAN, walaupun

SKKL atau Rekomendasi

UKL-UPL sudah diterbitkan

Potensi Pelanggaran Pasal

109 dan 111 ayat (2)

UU 32/2009

Ketentuan Pasal 73 PP No. 27 Tahun 2012

Dokumen Lingkungan

Hidup yang telah mendapat persetujuan sebelum berlakunya PP

No. 27/2012 (23

Februari 2012) dinyatakan tetap berlaku dan dipersamakan sebagai izin lingkungan

Muatan Izin Lingkungan & Obyek

Pengawasan Izin Lingkungan

1. Dasar diterbitkannya izin lingkungan berupa surat keputusan kelayakan lingkungan atau rekomendasi persetujuan UKL-UP;

2. identitas pemegang Izin Lingkungan sesuai dengan akta notaris, meliputi: a. nama perusahaan; b. jenis usaha dan/atau kegiatan; c. nama penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan jabatan; d. alamat kantor; dan e. lokasi kegiatan;

3. deskripsi lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan;

4. persyaratan pemegang Izin Lingkungan, antara lain: a. persyaratan sebagaimana tercantum dalam RKL-RPL atau UKL-UPL; dan b. memperoleh Izin PPLH yang diperlukan; c. persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

Sumber: Pasal 17 dan Pasal 28 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan

Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan

Muatan Izin Lingkungan & Obyek Pengawasan Izin Lingkungan -

Lanjutan

5. kewajiban pemegang izin lingkungan antara lain: a. memenuhi persyaratan, standar, dan baku mutu lingkungan dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; b. menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam Izin Lingkungan selama 6 (enam) bulan sekali; c. mengajukan permohonan

perubahan Izin

Lingkungan

apabila direncanakan untuk melakukan perubahan terhadap lingkup deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatannya; dan d. kewajiban lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

Sumber: Pasal 17 dan Pasal 28 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan

Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan

Muatan Izin Lingkungan & Obyek Pengawasan Izin Lingkungan -

Lanjutan

6. hal-hal lain, antara lain: a. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang Izin Lingkungan dapat dikenakan sanksi administratif apabila ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam Pasal 71 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin

Lingkungan; b. pernyataan yang menyatakan bahwa Izin Lingkungan ini dapat dibatalkan apabila di kemudian hari ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam Pasal

37 ayat (2) Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup; c. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang izin lingkungan wajib memberikan akses kepada pejabat pengawas lingkungan hidup untuk melakukan pengawasan sesuai dengan kewenangan sebagaimana tercantum dalam Pasal 74 Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

7. masa berlaku Izin Lingkungan, yang menjelaskan bahwa izin lingkungan ini berlaku selama usaha dan/atau kegiatan berlangsung sepanjang tidak ada perubahan atas usaha dan/atau kegiatan dimaksud; dan

8. penetapan mulai berlakunya Izin Lingkungan

Sumber: Pasal 17 dan Pasal 28 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan

Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan

Muatan Izin Lingkungan: Deskripsi Rencana Usaha dan/atau

Kegiatan serta Dampak Lingkungan

Jenis Kegiatan: Pertanian,

Kehutanan, Perhubungan, PU,

ESDM dll.

Kegiatan/

Aktivitas

Dampak

Tipologi Ekosistem: DAS,

Pesisir, Lahan Basah dll

Lingkungan atau

Ekosistem

Deskripsi rencana kegiatan a.l.;

1. Rencana lokasi kegiatan, termasuk estimasi luas lahan yang dibutuhkan;

2. Deskripsi proses utama, termasuk perkiraan besarannya, kapasitas, input, dan output.

3. Sumber daya yang digunakan (bahan, air, energi, dan lain-lain) dan perkiraan besarnya;

4. Limbah dan emisi yang akan dihasilkan, jenis, dan perkiraan besarnya;

5. Rencana mitigasi dampak yang sudah direncanakan dari awal

(terintegrasi dalam 6. desain rencana kegiatan).

Komponen Lingkungan

1. Biogeofisik-kimia: i.e.

Air, udara, lahan, flora, fauna dsb

2. Sosekbud: hubungan sosial, pola hiduo

3. Kesehatan

masyarakat: prevalensi penyakit, perubahan kesmas

Lampiran Izin Lingkungan: RKL-RPL

Dampak

Penting

Hipotetik

(DPH)

ANDAL

Rona

Lingkungan

Hidup Awal

Prakiraan

Dampak &

Evaluasi secara Holistik

RKL-RPL

Rencana

Pengelolaan

Lingkungan untuk

Dampak

Penting

Rencana

Pemantuan

Lingkungan untuk

Dampak

Penting

Batas Wilayah Studi & Batas Waktu Kajian

Keterangan : RKL-RPL untuk dampak lainnya  untuk dampak lingkungan yang sudah ada atau tersedia pengelolaan lingkungannya atau SOP-nya?

Rencana

Pengelolaan

Lingkungan untuk

Dampak

Lingkungan

Lainnya

Rencana

Pemantuan

Lingkungan untuk

Dampak

Lingkungan lainnya

Kewajiban Pemrakarsa dan Pihak Lainnya

Pengelolaan dan Pemantauan Dampak Lingkungan

1.

Dampak lingkungan yang dikelola (dampak penting dan dampak lainnya)

2.

sumber dampak (dampak penting & dampak lainnya)

3.

Indikator keberhasilan Pengelolaan Lingkungan

Hidup

4.

Bentuk Pengelolaan lingkungan hidup

5.

Lokasi pengelolaan lingkungan hidup

6.

Periode pengelolaan lingkungan hidup

7.

Institusi pengelolaan lingkungan hidup

1.

Dampak yang dipantau : a. jenis dampak yang terjadi, b. komponen lingkungan yang terkena dampak, dan c. indikator/parameter yang dipantau dan sumber dampak.

2.

Bentuk pemantauan lingkungan hidup: a. metode pengumpulan dan analisis data, b. lokasi pemantauan, c. waktu dan frekuensi pemantauan.

3.

Institusi pemantau lingkungan hidup: a. pelaksana pemantauan, b. pengawas pemantauan dan c. penerima laporan pemantauan

Lampiran Izin Lingkungan: Matrik Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Matrik atau tabel tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut:

1.

Dampak lingkungan yang dikelola (dampak penting dan dampak lainnya)

2.

sumber dampak (dampak penting & dampak lainnya)

3.

Indikator keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup

4.

Bentuk Pengelolaan lingkungan hidup

5.

Lokasi pengelolaan lingkungan hidup

6.

Periode pengelolaan lingkungan hidup

7.

Institusi pengelolaan lingkungan hidup

No Dampak LH yang dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

PLH

Bentuk

PLH

Lokasi

PLH

Periode

PLH

Institusi

PLH

1.

• Instansi

Pelaksana

;

• Instansi

Pengawas

• Instansi

Penerima

Laporan dst

Keterangan : PLH = Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lampiran Izin Lingkungan: Matrik Pemantauan Lingkungan

Hidup

Matrik atau tabel tersebut disusun dengan urutan sbb.:

1. Dampak yang dipantau, yang terdiri dari: jenis dampak yang terjadi, komponen lingkungan yang terkena dampak, dan indikator/parameter yang dipantau dan sumber dampak.

2. Bentuk pemantauan lingkungan hidup yang terdiri dari metode pengumpulan dan analisis data, lokasi pemantauan, waktu dan frekuensi pemantauan.

3. Institusi pemantau lingkungan hidup, yang terdiri dari pelaksana pemantauan, pengawas pemantauan dan penerima laporan pemantauan.

No

Jenis dampak yang timbul

Dampak yang Dipantau

Indicator/ parameter

Sumber dampak

Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

Metode

Pengumpulan &

Analisis Data

Lokasi

Pantau

Waktu &

Frek.

Institusi Pemantau Lingkungan

Hidup

Pelaksana

Penga-was Penerima

Laporan

Example: Environmental Management Plan

For a Power Plant Construction Project in X-land

A. Mitigation: Construction Phase

Project Activity Potential

Environmental

Impacts

Proposed Mitigation Measures Institutional

Responsibili ty

Costs

Use of land within power plant construction area, along gas pipeline route, and along the transmission line route

Use of land within power plant construction area, along gas pipeline route, and along the transmission line route

Construction works

Construction works

Damage to vegetation

Appropriate clearing techniques (hand clearing, not mechanized clearing) will be utilized. Any trees of protected species will be relocated. In case relocation is not possible, the project developer will pay a special fee to the local environmental fund.

Contractor/

Plant

Operating

Company

Loss of fertile topsoil and soil erosion

Air pollution by dust

Noise from construction works

Fertile topsoil will be removed, stored in an isolated area away from construction activities, and covered with plastic to prevent runoff/erosion. Upon construction completion, topsoil will be returned and the area revegetated with plants similar to the original vegetation/native to the area.

When necessary, construction site will be sprayed with water, particularly during hot, dry, windy conditions.

Construction will be confined to normal work-hours

(8AM to 6PM). If construction must be conducted before/after these hours, local public will be notified at least one week in advance.

Contractor/

Plant

Operating

Company

Contractor/

Plant

Operating

Company

Contractor/

Plant

Operating

Company

Sumber: Victor B. Loksha ECA Safeguards Team Europe and Central Asia Region The World Bank, 2008

US$

5000

US$

5000

US$

2000

-

Project

Activity

Example: Environmental Management Plan

For a Power Plant Construction Project in X-land

A. Mitigation: Operation Phase

Potential

Environmental

Impacts

Proposed Mitigation Measures Institutional

Responsibility

Costs

Liquid Fuel

Combustion

Air emissions of

NOx, SO2, CO, particulate matter, and volatile organic compounds (VOCs)

•Low-NOx burners and water injection to control NOx;

•Firing only low-sulfur (<0.1% by wt.) distillate fuel oil to control SO2;

•Good combustion control to control

CO, PM and VOCs;

•Stack height at least 45 m to facilitate dispersion.

•Power plant operator

•Power plant supply and installation

(S&I) contractor

$0.8 million

Equipment

Operation

Noise from equipment

Acoustic enclosures for the combustion turbines to ensure that noise does not exceed 80 dB(A) at 1 m

•Power plant operator

•S&I contractor

$150,000

Sumber: Victor B. Loksha ECA Safeguards Team Europe and Central Asia Region The World Bank, 2008

Example: Environmental Management Plan

For a Power Plant Construction Project in X-land

B. Monitoring: Construction Phase

What parameter is to be monitored?

Where is the parameter to be monitored?

How is the parameter to be monitored?

Potential

Environmental

Impacts

Damage to vegetation

Loss of fertile topsoil and soil erosion

Clearing techniques and relocation procedures utilized; record of fees to environmental fund

Soil storage procedures and location

Air pollution by dust Dust level

Power plant site, pipeline and transmission line routes

Soil storage sites

All active construction sites

Visual and by comparison with preconstruction photo survey

Visual

Visual

When is the parameter to be monitored?

Monthly throughout construction period

Weekly during site preparation and construction period

During construction

Noise from construction works

Noise level, dB[A] All active construction sites

Measurements by a licensed organization using certified measurement devices

During construction

Sumber: Victor B. Loksha ECA Safeguards Team Europe and Central Asia Region The World Bank, 2008

Example: Environmental Management Plan

For a Power Plant Construction Project in X-land

B. Monitoring: Operation Phase

Potential

Environmental

Impacts

Air emissions of

NOx, SO2, CO, and particulate matter (PM)

Air emissions of

NOx, SO2, CO, and particulate matter (PM)

Noise from construction works

What parameter is to be monitored?

Emissions of air pollutants: (1) NOx calculated as

NO2; (2) SO2; (3) CO; (4) PM. The applicable standards are: (1) NO2 ≤ 400 mg/m3; (2) SO2 ≤ 850 mg/m3; (3) CO ≤ 150 mg/m3; (4) PM ≤ 100 mg/m3

Ground level concentrations: (1) NOx; (2) SO2; (3)

PM. The applicable environmental standards are: (1)

NOx: Annual average ≤ 40 μg/m3; Max 24-hour average ≤ 150 μg/m3; Max 30-min average ≤ 500

μg/m3 (2) SO2 Annual average ≤ 40 μg/m3; Max 24hour average ≤ 150 μg/m3; Max 30-min average ≤ 500

μg/m3 (3) PM Annual average ≤ 50 μg/m3; Max 24hour average ≤ 125 μg/m3; Max 30-min average ≤ 280

μg/m3

Noise level, dB[A]. Applicable limits are 80 dB[A] onsite and 65 dB[A] off-site.

Where is the parameter to be monitored?

At the stack of the power plant

In adjacent residential areas and/or nearest air quality monitoring stations

At 1 meter from operating turbines and in nearest residential areas

How is the parameter to be monitored?

By continuous monitoring equipment supplied with the power plant

By buying data from the local air quality monitoring station

Measurements by a licensed organization using certified measurement devices

When is the parameter to be monitored?

Initial test at commissioning and annual subsequently.

Continuous for

NOx and CO.

Once before commissioning of the plant and annually when the plant is in operation

Once before commissioning of the plant and annually when the plant is in operation

Sumber: Victor B. Loksha ECA Safeguards Team Europe and Central Asia Region The World Bank, 2008

Lampiran Izin Lingkungan: Matrix Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan serta Pemantauan Lingkungan Hidup

Dampak lingkungan yang ditimbulkan rencana usaha dan/atau kegiatan

Bentuk upaya pengelolaan lingkungan hidup

Bentuk upaya pemantauan lingkungan hidup

Institusi pengelola dan pemantauan lingkungan hidup

Pelaksanaan dan Pengawasan Izin Lingkungan

Izin LH & Izin PPLH + Izin

Usaha dan/atau Kegiatan

Pelaksanaan Usaha dan/atau

Kegiatan

Dampak

Penting &

Dampak LH lainnya

Penaatan terhadap Baku

Mutu

Lingkungan

(BML) & Kriteria

Baku Kerusakan

Lingkungan

(KBKL)

Audit LH

Peraturan MENLH No. 03 Tahun

2013 tentang Audit Lingkungan

Hidup sebagai revisi dari:

• KepMenLH No. 42 Tahun 1994

• KepMenLH No. 30 Tahun 2001

• PerMenLH No. 17 Tahun 2010

Implementasi

Persyaratan &

Kewajiban dalam Izin

Lingkungan & Izin PPLH serta Continuous

Improvement

Pengawasan

Lingkungan Hidup

• KepMenLH No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan

Laporan Pelaksanaan RKL-RPL

( LAPORAN PELAKSANAAN IZIN

LINGKUNGAN )

• KepMenLH No.07 Th 2001 tentang PPLH dan PPLHD

• KepMenLH No.56 Th 2002 tentang

Pedoman Umum Pengawasan LH

KepMenLH No.57 Th 2002 tentang Tata

Kerja PPLH

KepMenLH No.58 Th 2002 tentang Tata

Kerja PPLHD;

• Peraturan MENLH No. 2 Tahun 2013:

Penerapan Sanksi Administrasi

Kewajiban Pemegang Izin Lingkungan

Pasal 68 UU 32/2009: Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang terkait dengan PPLH secara benar, akurat, terbuka dan tepat waktu, menjaga keberlanjutan fungsi LH, menaati ketentuan BML dan/atau KBKL

(1) Pemegang izin lingkungan berkewajiban untuk: a.

menaati

persyaratan lingkungan

; dan

kewajiban

yang dimuat dalam

izin

b.

membuat dan menyampaikan

laporan pelaksanaan

terhadap persyaratan dan kewajiban dalam

izin lingkungan

kepada

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota; dan c.

Menyediakan dana penjamin untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup sesuai ketentuan PUU;  ( diberlakukan jika sudah ada PP yang mengatur tentang dana penjaminan )

(2)

Laporan

disampaikan secara berkala

setiap 6 (enam) bulan

Sumber : Pasal 53 PP 27/2012 Izin Lingkungan

Sistematika Laporan Pelaksanaan Izin Lingkungan

Sumber: KepMenLH

No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman

Penyusunan

Laporan

Pelaksanaan RKL-

RPL yang sudah disesuaikan dengan

PP 27/2012

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Identitas

Perusahaan/Pemegang Izin

Lingkungan

B. Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan

C. Deskripsi Kegiatan

D. Perkembangan Lingkungan

Sekitar

3 BAB III KESIMPULAN

Kesimpulan mengenai efektivitas pengelolaan lingkungan hidup dan kendala-kendala yang dihadapi;

• Kesimpulan mengenai kesesuaian hasil pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dengan rencana pengelolaan dan pemantauan dalam dokumen

RKL-RPL atau dalam Formulir

UKL-UPL

2

BAB II PELAKSANAAN DAN

EVALUASI

A. Pelaksanaan Persyaratan dan

Kewajiban yang tercantum dalam

Izin Lingkungan;

B. Evaluasi

1. Evaluasi Kecendrungan

2. Evaluasi Tingkat Kritis

3. Evaluasi Penaatan

Pengawasan Lingkungan Hidup

a

Pengawasan

Menteri

Gubernur

Bupati/Walikota

(sesuai kewenangannya)

PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau

KEGIATAN – PEMEGANG IZIN LINGKUNGAN b dapat mendelegasikan kewenangannya dalam melakukan pengawasan kepada pejabat/instansi teknis yang bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

PPLH Berwenang:

• melakukan pemantauan;

• meminta keterangan;

• membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat catatan yang diperlukan;

• memasuki tempat tertentu;

• memotret;

• membuat rekaman audio visual;

• mengambil sampel;

• memeriksa peralatan;

• memeriksa instalasi dan/atau alat transportasi; dan/atau

• menghentikan pelanggaran tertentu.

(Psl 74)

Tingkat

Implementasi

Izin Lingkungan & Izin PPLH serta

Continuous Improvement

Ketaatan c

Menetapkan

Pejabat Pengawas

• PUU Bid. PPLH

• Izin

Lingkungan

Lingkungan Hidup

Sumber: Pasal 71 dan Pasal 72 UU No. 32 Tahun 2009

Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan dan

Perubahan Izin LIngkungan

1

Pasal 40 ayat (3)

1 tentang PPLH

Dalam hal usaha dan/atau kegiatan mengalami perubahan, Penanggung

Jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib Memperbarui Izin Lingkungan

Ketentuan Pasal 40 ayat (3) UU PPLH diterjemahkan dalam pasal 50 dan Pasal 51 PP

Izin Lingkungan dan akan dijabarkan secara rinci dalam Peraturan MENLH tentang

Pedoman Perubahan Izin Lingkungan

2

Pasal 50 dan 51

PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan

3

Peraturan MENLH

Tentang Pedoman

Perubahan Izin

Lingkungan

1. Lima jenis perubahan usaha dan/atau kegiatan secara umum;

2. Mekanisme perubahan Izin

Lingkungan secara umum

1. jenis-jenis perubahan;

2. kriteria perubahan dan jenis dokumen LH

3. Muatan dokumen LH

4. Tata cara

Pemraksara yang telah memiliki dokumen LH dan

Persetujuannya sebelum berlakunya PP

27/2012

Perubahan Izin Lingkungan

1. Tanpa melalui penyusunan dokumen LH;

2. Dengan melalui penyusunan dokumen LH a. Wajib Amdal: Amdal Baru (Pengembangan) atau Adendum Andal & RKL-RPL; b. UKL-UPL: UKL-UPL Baru Pengembangan atau

Amdal Baru Pengembangan

Pemegang Izin

Lingkungan

Perubahan

Usaha dan/atau

Kegiatan

Perubahan Izin

Lingkungan

Pelaksanaan

Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan

Pemraksara yang telah memiliki dokumen LH dan

SKKL atau

Rekomendasi UKL-

UPL dan Izin

Lingkungan setelah berlakunya

PP 27/2012

1. Perubahan kepemilikan;

2. Perubahan pengelolaan & pemantauan LH;

3. Perubahan yang berpengaruh terhadap LH

(ada 9 Kriteria)

4. Perubahan Dampak/Risiko LH (Audit LH atau ARLH)

5. Rencana Usaha/Kegiatan tidak dilaksanakan setelah 3 Tahun Izin

Lingkungan diterbitkan

Perubahan Usaha dan/atau kegiatan tidak dapat dilakukan sebelum diterbitkannya perubahan izin lingkungan, kecualai untuk perubahan kepemilikan

Perubahan Berpengaruh terhadap Lingkungan Hidup

Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan

Kata kunci “ BERPENGARUH ”  Hanya rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan yang BERPENGARUH terhadap lingkungan yang wajib mengajukan perubahan izin lingkungan.

1. Alat-alat Produksi

2. Kapasitas Produksi

3. Spesifikasi teknik

4. Sarana Usaha dan/atau kegiatan

5. Perluasan Lahan dan

Bangunan

6. Waktu dan Durasi Operasi

7. Usaha dan/atau Kegiatan dalam Kawasan yang belum dilingkup

8. Perubahan Kebijakan

Pemerintah

9. Perubahan LH yang mendasar akibat peristiwa alam atau akibat lain a

AMDAL

BARU

Kriteria

Perubahan yang lebih detail

Adendum b

Andal &

RKL-RPL

• Definisi;

• Besaran/

Skala

• dll

Sumber : Pasal 50 ayat (2) huruf (c), ayat (4) dan ayat (8) PP No. 27 Tahun 2012 c

UKL-UPL

BARU

Jenis perubahan dan kriteria perubahan yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup

No Jenis Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan

1. Perubahan dalam penggunaan alat-alat produksi yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup

Kriteria Perubahan

Perubahan mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi yang berpotensi menimbulkan dampak negatif lingkungan: a. Perubahan alat-alat produksi yang berpotensi merubah bahan baku dan bahan penolong; b. Perubahan alat-alat produksi yang berpotensi merubah dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan; dan/atau c.

Perubahan alat-alat produksi yang berpotensi menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian antara dampak lingkungan baru dengan bentuk pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan yang dilakukan

2. Penambahan kapasitas produksi;

Penambahan jumlah produk yang dihasilkan dari proses produksi suatu usaha dan/atau kegiatan

3. Perubahan spesifikasi teknik yang mempengaruhi lingkungan;

Perubahan yang antara lain meliputi perubahan desain; proses produksi; perubahan bahan baku; perubahan bahan penolong; dan/atau perubahan penggunaan jenis sumber daya yang digunakan; yang berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan i.e. Perubahan jenis dan/atau karakteristik bahan baku, bahan penolong dan bahan bakar

Lanjutan - Jenis perubahan dan kriteria perubahan yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup

No Jenis Perubahan

Usaha dan/atau

Kegiatan

4. Perubahan sarana usaha dan/atau kegiatan;

Kriteria Perubahan perubahan sarana pendukung yang membantu proses produksi yang berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan i.e. penambahan instalasi pengolahan air bersih; penambahan sumber air bawah tanah;

5. Perluasan lahan dan bangunan usaha dan/atau kegiatan

Penambahan luasan lahan dan/atau bangunan yang berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan

6. Perubahan waktu dan durasi operasi usaha dan/atau kegiatan;

Perubahan berupa pengurangan atau penambahan waktu dan/atau durasi kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan

Lanjutan - Jenis perubahan dan kriteria perubahan yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup

Kriteria Perubahan No Jenis Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan

7.

Usaha dan/atau kegiatan di dalam kawasan yang belum tercakup dalam izin lingkungan;

Penambahan usaha dan/atau kegiatan baru dalam sebuah kawasan, yang belum dikaji dalam dokumen lingkungan sebelumnya

8.

Terjadinya perubahan kebijakan pemerintah yang ditujukan dalam rangka peningkatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

Perubahan antara lain mencakup perubahan peraturan dan/atau NSPK yang diterbitkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup i.e.

Perubahan baku mutu lingkungan dan kriteria baku kerusakan

9.

Terjadi perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar akibat peristiwa alam atau karena akibat lain, sebelum dan pada waktu Usaha dan/atau Kegiatan yang bersangkutan dilaksanakan

Terjadi perubahan rona lingkungan yang sangat mendasar akibat terjadinya bencana alam atau akibat lain yang menyebabkan pengelolaan lingkungan hidup dalam kajian sebelumnya menjadi tidak relevan dengan kondisi lingkungan pascabencana dan pasca perubahan atas akibat lain tersebut

Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan – Kawasan Industri

Setiap Perusahan Industri dalam

Kawasan Industri wajib memiliki

UKL-UPL

Pasal 8 PP 27 Tahun 2012:

Dalam menyusun dokumen

Amdal, Pemrakarsa wajib menggunakan pendekatan studi: a. Tunggal, b. Terpadu, c. Kawasan

Termasuk Kawasan Industri

Kawasan Industri

Kawasan Industri wajib memiliki

Amdal Kawasan

• Pasal 13 ayat (1) huruf a PP No.

27/2012: Kawasan Industri yang telah memiliki Amdal  Usaha dan/atau kegiatan (Perusahan

Industri) yang berdampak Penting terhadap LH dikecualikan dari kewajiban menyusun Amda;

Pasal 13 ayat (1) PP No. 27/2012: usaha dan/atau kegiatan tersebut wajib menyusun UKL-UPL berdasarkan dokumen RKL-RPL

Kawasan Industri

Contoh Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan di Kawasan Industri

Setiap Perusahan Industri dalam

Kawasan Industri wajib memiliki

UKL-UPL

Jenis Usaha dan/atau

Kegiatan (Perusahan

Industri) Baru yang belum dilingkup dalam AMDAL

Kawasan Industri

Kawasan Industri

Kawasan Industri wajib memiliki

Amdal Kawasan

Perubahan Keputusan

Kelayakan LH Kawasan

Industri:

1. Amdal Baru atau

2. Adendum Andal & RKL-

RPL

Untuk Kawasan Industri

Perusahan Industri wajib menyusun UKL-UPL berdasarkan RKL-RPL

Kawasan Industri

Jenis Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan serta ruang terjadinya perubahan usaha dan/atau kegiatan

No Jenis perubahan Usaha dan/atau Kegiatan

Ruang Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan

Di dalam dan/atau

Di dalam berbatasan dengan batas proyek* wilayah studi**

√ x 1.

Perubahan dalam penggunaan alat-alat produksi yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup

2.

Penambahan kapasitas produksi;

3.

Perubahan spesifikasi teknik yang mempengaruhi lingkungan;

4.

Perubahan sarana usaha dan/atau kegiatan;

5.

Perluasan lahan dan bangunan usaha dan/atau kegiatan.

6.

Perubahan waktu dan durasi operasi usaha dan/atau kegiatan;

7.

Usaha dan/atau kegiatan di dalam kawasan yang belum tercakup dalam izin lingkungan;

8.

Terjadinya perubahan kebijakan pemerintah yang ditujukan dalam rangka peningkatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

9.

Terjadi perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar akibat peristiwa alam atau karena akibat lain, sebelum dan pada waktu Usaha dan/atau Kegiatan yang bersangkutan dilaksanakan

10 Perubahan RKL-RPL

X x x x x x

√ x

Kriteria Perubahan Usaha dan/Atau Kegiatan dan Jenis Dokumen LH yang Wajib Disusun untuk Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal

No Kriteria Perubahan

1. Skala/Besaran

Rencana Perubahan

Usaha dan/atau

Kegiatan

AMDAL BARU ANDENDUM ANDAL dan RKL-RPL skala besaran rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan tersebut sama dengan atau lebih besar dari skala besaran jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal seperti tercantum dalam Lampiran 1

Peraturan Menteri Negara

LingkunganHidup Nomor 05

Tahun 2012 skala besaran rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan tersebut

lebih kecil dari skala besaran jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal seperti tercantum dalam Lampiran 1

Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 05

Tahun 2012

2. Dampak penting yang ditimbulkan akibat rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan

Rencana perubahan akan berpotensi menimbulkan dampak penting baru

3. Batas wilayah studi

Amdal

Rencana perubahan akan berpotensi mengubah batas wilayah studi

Tidak terdapat dampak penting baru atau dampak penting yang

timbul akibat perubahan tersebut sudah dikaji dalam Amdal sebelumnya

Rencana perubahan dimaksud tidak mengubah batas wilayah studi

Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan Industri Semen: Pemanfaatan

Energi Panas Buang Menjadi Energy Listrik

(Waste Heat Recovery Power Generation/WHRPG)

Industri

Semen

Rencana Perubahan

Usaha dan/atau kegiatan untuk

Menurunkan Emisi

GRK melalui skema

JCM

Membangun pembangkit listrik ramah lingkungan memanfaatkan energi panas buang

(Waste Heat Recovery

Power Generation atau

WHRPG)

Perubahan

Izin

Lingkungan

Listri untuk keperluan sendiri

ATAU dijual kepada pihak

Lain

Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan Industri Kelapa Sawit: Perubahan

Pengolahan Air Limbah Kelapa Sawit Menjadi Energy Listrik

Usaha dan/atau kegiatan sudah berjalan

Wajib

Melakukan

Perubahan

Izin

Lingkunan

Energi Listrik yang dihasilkan digunakan sendiri atau di jual/masuk dalam GRID

PLN

Rencana Perubahan Usaha dan/atau kegiatan:

Format Adendum ANDAL dan RKL-RPL Saat Ini

Contoh: Adendum ANDAL, RKL-RPL Kegiatan Pengembangan

Lapangan Migas Berupa Penambahan Sumur-Sumur Baru di

Wiayah Perairan Lepas Pantai Tenggara Sumatera Provinsi

Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta

BAB I PENDAHULUAN

1.

3.

Latar belakang: i.e. alasan penambahan kegiatan, arahan dari instansi lingkungan hidup, jenis dokumen LH yang telah dimiliki, kegiatan eksisting dan rencana penambahan sumur baru;

2.

Tujuan dan Manfaat

Peraturan Perudang-Undangan

BAB II RENCANA KEGIATAN

1.

Identitas Pemrakasrasa dan Penyusun Adendum

ANDAL dan RKL-RPL;

2.

Lokasi usaha dan/atau kegiatan;

3.

Sejarah Pengembangan dan Kegiatan yang Telah

Berjalan;

4.

Kegiatan yang sedang berjalan (Eksisting) a.

e.

Produksi Lapangan b.

Proses Produksi Migas dan penyalurannya c.

dst d.

Pengelolaan dan pemantauan LH yang sudah dilakukan

Perizinan

5.

Rencana Kegiatan Tambahan

BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

1. Komponen Geofisik-Kimia

2. Komponen Sosekbud

BAB IV RUANG LINGKUP STUDI (Hanya pada dampak dari rencana penambahan)

1. Dampak Penting yang Ditelaah;

2. Proses Pelingkupan

3. Identifikasi DampakPotensial

4. Evaluasi Dampak Potensial

5. Batas Wilayah Studi: Batas Andal dan RKl-RPL tambahan saja.

6. Batas Waktu Kajian

BAB V PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK PENTING

1. Prakiraan Dampak penting (Dampak pemboran terhadap penurunan kualitas air dan biota perairan, serta dampak kegiatan operasi produksi terhadap penurunan kualitas air dan dampak turunnya gangguan biota;

2. Evaluasi Dampak Penting

3. Telaahan Sebagai Dasar Pengelolaan

4. Rekomendasi Kelayakan Lingkungan

BAB VII RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP

1. Jenis Dampak Penting Sama Seperti Pada Dokumen

Lingkungan sebelumnya;

2. Rencana Pengelolaan LH

3. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

Konsep Dasar Tata Cara Perubahan Izin Lingkungan untuk

Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal

1. Permohonan Arahan Perubahan Izin Lingkungan: Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan mengajukan permohonan arahan tindak lanjut perubahan izin lingkungan terkait dengan rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan;

2. Proses Penapisan dan Pemberian Arahan Tindak Lanjut Perubahan Izin Lingkungan: Instansi lingkungan hidup dengan bantuan tim teknis KPA atau pakar terkait melakukan telaahan terhadap rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan serta memberikan arahan tindak lanjut proses perubahan izin lingkungan*)

3. Penyusunan Amdal Baru atau ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL: Penangggung jawab usaha dan/atau kegiatan menyusun dokumen lingkungan (Amdal Baru atau Adendum Andal dan RKL-

RPL) sesuai dengan arahan tindak lanjut proses perubahan izin lingkungan

4. Permohonan Izin Lingkungan dan Penilaian Dokumen LH: Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan mengajukan perubahan izin lingkungan dan penilaian Amdal Baru atau Adendum Andal dan RKL-RPL;

5. Penilaian Dokumen Lingkungan Hidup: Tim Teknis dan/atau KPA melakukan penilaian Amdal Baru atau Adendum ANDAL dan RKL-RPL;

6. Penerbitkan Keputusan Perubahan SKKL dan Perubahan Izin Lingkungan: Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenanganya menerbitkan perubahan keputusan kelayakan lingkungan dan perubahan izin lingkungan

Catatan: *) Arahan tindak lanjut dapat berupa arahan perubahan izin lingkungan tanpa melakukan perubahan keputusan kelayakan lingkungan atau tanpa harus melakukan perubahan izin lingkungan

Penegakan Hukum terhadap Izin Lingkungan

Penegakan hukum, Tantangan yang harus dijawab untuk meningkatkan efektivitas izin lingkungan

Pasal 98-100 UU 32/2009:

Pelanggaran Baku Mutu Lingkungan Hidup (BML) dan Kriteria

Baku Kerusakan Lingkungan Hidup (KBKL)  Penjara dan

Denda

Pasal 111 UU 32/2009

(1) Pejabat yang menerbitkan izin lingkungan tanpa

Amdal atau UKL-

UPL: penjara dan denda;

(2) Pejabat yang menerbitkan izin usaha dan/atau kegiatan tanpa izin lingkungan: Penjara dan Denda

Pasa 109 UU 32/2009: usaha dan/atau kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan:

Penjara dan denda

Pasal 71 PP 27/2012 :

Sanksi Admnistrasi kepada pemegang izin lingkungan yang melanggar ketentuan pasal 53 PP

27/2012: tidak melaksanaan izin lingkungan dan tidak melaporkan pelaksanaan izin lingkungan

Terima kasih

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)

Deputi I Bidang Tata Lingkungan – Asdep Kajian Dampak Lingkungan

Jl. D.I. Panjaitan Kab. 24 Kebon Nanas Jakarta Timur 13410

Gedung A lanta 6, Telp/Fax: 021-85904925 http://www.menlh.go.id/

Download