Manajemen SDM dalam Program Prioritas

advertisement
Sesi 5 Blok IV
Manajemen SDM
dalam Program Prioritas
Dwi Handono Sulistyo
1
Pokok Bahasan
•
•
•
•
Pengertian & Ruang Lingkup
Posisi Program Prioritas & Permasalahannya
Manajemen SDM dalam Program Prioritas
An approach to estimating HRH requirements
to achieve the MDGs
2
Pokok Bahasan 1:
PENGERTIAN & RUANG LINGKUP
3
Apa itu?
• Apa itu “Program?”
• Apa bedanya dengan “Proyek?”
• Apa bedanya dengan “Kegiatan?”
4
Program
• sekumpulan kegiatan yang direncanakan
untuk mewujudkan atau merealisasikan
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan oleh
organisasi atau unit kerja.
• Program terinci lebih jauh ke dalam satu atau
lebih aktivitas atau kegiatan yang memiliki
saling keterkaitan dengan nama programnya.
5
Program (2)
• penamaan program hendaknya dilakukan dengan
benar agar aktivitas-aktivitas yang menjadi subprogram mencerminkan upaya perealisasian program
kerja tersebut.
• program lazimnya muncul dan menjadi
tanggungjawab dari tiap-tiap unit kerja fungsional
yang ada dalam organisasi.
•  jabaran program dalam bentuk aktivitas atau
kegiatan akan muncul di tingkat sub unit kerja atau
level yang lebih rendah dari itu.
6
Health programs and projects
• are defined as groups of people and other
resources formally associated through
intentionally designed relationships in order
to pursue desired results.
• are described as logic models, or depictions of
how they are supposed to work
7
8
9
Kunci Manajemen Program
• Memahami Logics model (Model Logika)-nya
 agar efektif mengelolanya
•  Manajemen SDM di “level” program
10
Health programs and projects (2)
• are not random groups of people assembled
by chance interactions.
• Instead, they are consciously formed around a
logic model
11
Health programs and projects (3)
• Measuring their overall contributions to
success may involve measuring a program or
project’s:
– outputs in terms of counts of services and
productivity levels,
– quality of services, and
– patient/customer satisfaction
12
Health programs and projects (4)
• target any of the determinants of health, such
as:
– the physical environments in which people live
and work,
– peoples’ behavior,
– peoples’ biology,
– the social factors that affect people, or
– health services provided to them.
13
Projects vs Program
• projects form a subset of programs,
• distinguished by the fact that projects are timelimited.
• Projects have predetermined life cycles,
• while programs are managed as ongoing entities
• Projects have specific beginning and ending
points
•  their management is essentially the same
14
Kegiatan
• tindakan atau aktivitas yang akan dilaksanakan sesuai
dengan program yang direncanakan untuk
memperoleh keluaran (output) atau hasil (outcome)
tertentu yang diinginkan dengan memanfaatkan atau
mengorbankan sumberdaya yang tersedia sebagai
masukannya (input).
• Lazimnya dilakukan oleh unit kerja terbawah, bisa Sub
Unit Kerja atau Sub Sub Unit Kerja dan seterusnya.
• rumusan pernyataan kegiatan harus disesuaikan
dengan TUPOKSI unit sub unit kerja atau sub sub unit
kerja yang bersangkutan.
15
Pokok Bahasan 2:
POSISI PROGRAM PRIORITAS &
PERMASALAHANNYA
16
“Posisi” Program Prioritas
• Pertanyaan kritis: Prioritas siapa?
• Alternatif Posisi:
– 1. Prioritas pusat  Dinkes tinggal menjalankan;
mendukung tercapainya tujuan program  ikuti
Juklak-Juknis
– 2. Prioritas daerah  dinkes berinisiatif sampai
evaluasi  aplikasi teori
– 3. Prioritas dunia
17
Konsekuensi “Prioritas”
• Ada PRIORITAS; berarti ada yang BUKAN
Prioritas
• Prioritas program = prioritas sumber daya
• Bukan Prioritas HARUS “DIKORBANKAN”?
• Dalam Renstra: Yang Bukan “Prioritas”:
Dianggap KEGIATAN RUTIN
18
Program Prioritas
• Bagian dari Rencana Stratejik?
• Atau “tidak jelas kaitannya dengan Renstra?”
19
Benang Merah Renstra: Dari Misi sd Program/Kegiatan 5 Tahun
Misi
Nilai-nilai Organisasi
Situasi
Kesehatan
&
Determinan
Visi
Indikator & Target tercapainya Visi
Analisis Eksternal
Analisis Internal
O-T
S-W
Isu-isu Pengembangan
Strategi Besar
Strategi Fungsional
Program
Indikator
Target
2013 2014 2015 2016 2017
Kegiatan (Lama & Inovatip)
20
Kelemahan Program Prioritas: Project
Oriented
• Berorientasi Jangka Pendek (vs Jangka
Panjang)
• Orientasi Mikro vs Makro
• Indikator Keberhasilan “Sempit” (hanya terkait
Program)
• Kesinambungan tergantung pada Exit Strategy
• “Negara” dalam “Negara”?
21
P2M Frambusia
• Jumlah kasus tinggi di perbatasan Kab. Bengkulu
Utara dengan Kab. Pesisir Selatan (Sumbar)
• Endemis pada anak/pra remaja
• Mudah diberantas (suntikan Penisilin Oil); via
screening UKS
• Mudah menular (kasus lintas batas)
• Tidak didukung Dinkes Kabupaten & Propinsi
• Alasannya?
22
Dampak Program Prioritas Terhadap Sistem Kesehatan
Program Prioritas
23
Isu-isu Makro Global Fund
• Merusak Sistem Kesehatan yang ada?
• Tidak terintegrasi ke dalam Master Plan atau
Renstra?
• Bagaimana sustainability-nya (termasuk
insentif)?
• Monitoring & Evaluasi?
24
Pokok Bahasan 3:
MANAJEMEN SDM DALAM
PROGRAM PRIORITAS
25
26
Isu-isu Mikro
• Kekurangan pelaksana
• Beban berlebihan staf Dinkes Kabupaten:
membaca dokumen, mengisi formulir2,
menulis laporan2, menghadiri pertemuan,
kunjungan lapangan
• Penghasilan Ganda: menimbulkan iri hati
bagi yang tidak terlibat
• Exodus
27
28
Isu-isu Makro
• Akselerasi penambahan SDM (butuh kepemimpinan
politik, ketersediaan dana & rencana yang
komprehensif)
• Sinergi lintas program prioritas
• Menyederhanakan pelayanan (case: Polio) & delegasi
pelayanan (case: diagnosing malaria; Pengobatan
pneumonia)
• Jaminan keselamatan & keamanan SDM Kesehatan
terhadap penyakit
29
KASUS: Program Penurunan AKI & AKB
•
•
•
•
Dari “Scaling-up”
 “Task shifting”
 “Tim Multiprofesi”
 “Kepemimpinan dokter spesialis”
30
Scaling Up
• Kasus: Pendidikan “masal” bidan desa (sekitar
50.000 bidan) awal 1990-an
• Dasar: banyak kematian ibu & bayi terjadi di
masyarakat (di luar RS)
• Institusi Pendidikan “dipaksa” mendidik 
mutu lulusan? (kasus: partus pandang)
• Supporting program: pelatihan; bidan kit; …
•  minus kebijakan membuat bidan
bertahan/betah
31
 Task Shifting
• Kematian ibu & bayi mulai bergeser ke RS
• Tergolong kasus-kasus spesialistis  butuh
dokter spesialis
• Masalah dokter spesialis: tidak mau; tidak betah
•  solusi “task shifting”: residen senior; dokter
plus
•  kebijakan “scaling up” PPDS
• Masalah: kinerja dokter tidak optimal jika bekerja
sendiri; berorientasi klinis (bukan sistem): Kasus
Unhas di Sulawesi Barat
32
PLHA: People Living
with HIV/AIDS
33
 Tim Multiprofesi
• Solusi mengatasi masalah task shifting yang
bersifat individual
• Tim Multiprofesi sesuai sasaran & kebutuhan:
misal pelayanan PONEK 24 Jam
• Fokus: tidak hanya klinis; tetapi pengembangan
sistem
•  institusi pendidikan tidak mendukung
pendekatan Tim Multiprofesi?
• Masalah: who is the leader? Tanpa pemimpin
yang jelas kinerja tidak optimal
34
 Kepemimpinan dokter spesialis
dalam Tim Multiprofesi
• Solusi tidak optimalnya pendekatan Tim
Multiprofesi
• Masalah: Siapa & bagaimana menentukan
pemimpinnya?
• Uji coba di RSUD Slawi, Kabupaten Tegal
• Insitusi Pendidikan: tidak ada kurikulum
“Kepemimpinan dokter spesialis”; 
profesional mandiri
35
Pokok Bahasan 4:
AN APPROACH TO ESTIMATING HRH
REQUIREMENTS TO ACHIEVE THE MDGS
36
Langkah-langkah
37
38
39
Norbert et al , 2005
• A matrix for task analysis across various health
problems
40
41
HP: 08156751227
E-mail: luqyboy2@yahoo.co.id
TERIMA KASIH
42
Download