Clash of civilization - Manajemen Pendidikan Dan Pemikiran Islam

advertisement
CLASH OF CIVILIZATION
NUIM HIDAYAT
Peneliti
Insists
Redaksi Jurnal Islamia-Republika
Dosen Pascasarjana UIKA Bogor
nh
HUNTINGTON: “THE AGE OF
MUSLIM WARS”

“Contemporary global politics is the age of
Muslim wars. Muslims fight each other and fight
non Muslims far more often than do peoples of
other civilizations. Muslims wars have replaced
the cold war as the principal form of international
conflict. These wars include wars of terrorism,
guerilla wars, civil wars and interstate conflicts.”
(Huntington, Newsweek, Special Davos Edition, December 2001-February
2002)
nh
HUNTINGTON: “THE AGE OF
MUSLIM WARS”

“These instances of Muslim Violence could
congeal into one major clash of
civilizations between Islam and the West
or between Islam and the Rest.”

(Huntington, Newsweek, Special Davos Edition, December 2001February 2002)
nh
Siapa Huntington?

Huntington adalah ilmuwan politik dari Harvard
University yang juga dikenal sebagai penasihat
politik kawakan Gedung Putih. Di samping
pernah menduduki jabatan-jabatan prestisius di
bidang akademis, Huntington juga aktif terlibat
dalam perumusan kebijakan luar negeri AS.
Tahun 1977-1978 ia bekerja di Gedung Putih
sebagai Coordinator of Security Planning for the
National Security Council. Ia lahir di New York
City pada 18 April 1927.
nh
Siapa Fukuyama?



Francis Fukuyama | Biography
Francis Fukuyama is the Bernard L. Schwartz Professor of International
Political Economy at the Paul H. Nitze School of Advanced International
Studies (SAIS) of Johns Hopkins University, and the director of SAIS'
International Development Program. He is also chairman of the editorial
board of a new magazine, The American Interest.
Dr. Fukuyama has written widely on issues relating to questions concerning
political and economic development. His book, The End of History and the
Last Man, was published by Free Press in 1992 and has appeared in over
twenty foreign editions. It made the bestseller lists in the United States,
France, Japan, and Chile, and has been awarded the Los Angeles Times'
Book Critics Award in the Current Interest category, as well as the Premio
Capri for the Italian edition. He is also the author of Trust: The Social
Virtues and the Creation of Prosperity (1995), The Great
Disruption: Human Nature and the Reconstitution of Social Order (1999),
Our Posthuman Future: Consequences of the Biotechnology Revolution
(2002), State-Building: Governance and World Order in the 21st Century,
(2004), and America at the Crossroads: Democracy, Power, and the
Neoconservative Legacy (2006).
nh
Siapa Fukuyama?



Francis Fukuyama was born on October 27, 1952, in Chicago. He received his B.A.
from Cornell University in classics, and his Ph.D. from Harvard in Political
Science. He was a member of the Political Science Department of the RAND
Corporation from 1979-1980, then again from 1983-89, and from 1995-96. In 198182 and in 1989 he was a member of the Policy Planning Staff of the US Department
of State, the first time as a regular member specializing in Middle East affairs, and
then as Deputy Director for European political-military affairs. In 1981-82 he was also
a member of the US delegation to the Egyptian-Israeli talks on Palestinian
autonomy. From 1996-2000 he was Omer L. and Nancy Hirst Professor of Public
Policy at the School of Public Policy at George Mason University.
Dr. Fukuyama was a member of the President’s Council on Bioethics from 20012005. He holds an honorary doctorate from Connecticut College, Doane College,
and Doshisha University (Japan). He is a member of the Board of Trustees of the
Rand Corporation, of the Board of Governors of the Pardee Rand Graduate School,
and of the advisory boards for the National Endowment for Democracy (NED), the
Journal of Democracy, the Inter-American Dialogue, The New America Foundation,
and FINCA. As an NED board member, he is responsible for oversight of the
Endowment’s Middle East programs. He is married to Laura Holmgren and has three
children.
http://www.sais-jhu.edu
nh
nh
Fukuyama

Akhir sejarah, yaitu Hegel dengan negara
liberal, sedangkan Karl Marx dengan
masyarakat komunis.
nh
The End of History

Pada “akhir sejarah”, kata Fukuyama, tak ada lagi
tantangan ideologis yang serius terhadap Demokrasi
Liberal. Di masa lalu, manusia menolak Demokrasi
Liberal sebab mereka percaya bahwa Demokrasi Liberal
adalah inferior terhadap berbagai ideologi dan sistem
lainnya, seperti monarki, teokrasi, fasisme, komunisme,
totalitarianisme, atau apapun. Tetapi, sekarang, katanya,
sudah menjadi konsensus umat manusia, kecuali dunia
Islam, untuk menerapkan Demokrasi Liberal sebagai
bentuk pemerintahan yang paling rasional.

Francis Fukuyama, The End of History and the Last
Man, hal. 211-212.
nh
Fukuyama

Dalam makalahnya itu, Fukuyama, mencatat, bahwa
setelah Barat menaklukkan rival ideologisnya, monarkhi
herediter, fasisme, dan komunisme, dunia telah
mencapai satu konsensus yang luar biasa terhadap
demokrasi liberal. Ia berasumsi, bahwa demokrasi liberal
adalah semacam titik akhir dari evolusi ideologi atau
bentuk final dari bentuk pemerintahan. Dan ini sekaligus
sebuah ‘akhir sejarah’ (the end of history).

Francis Fukuyama, The End of History and the Last
Man, hal. xi
nh
The End of History

Saya berpendapat bahwa demokrasi
liberal mungkin merupakan “titik akhir dari
ideologis umat manusia” dan “bentuk final
pemerintahan manusia” sehingga ia bisa
disebut sebagai “akhir sejarah”.
(Fukuyama, hal.1)
nh
Huntington dan Fukuyama

Francis Fukuyama: “The end of history as
such: that is the end point of mankind’s
ideological evolution and the
universalization of Western liberal
democracy as the final form of human
government.” (dalam Huntington, Clash of
Civilization, hal. 31)
nh
Fukuyama

Dalam artikel itu (The End of History,
1989), saya berpendapat bahwa sebuah
konsensus luar biasa berkenaan dengan
legitimasi demokrasi liberal sebagai sistem
pemerintahan telah muncul di seluruh
dunia, selama beberapa tahun terakhir,
setelah ia menaklukkan ideologi-ideologi
pesaingnya seperti monarki turun
menurun, fasisme dan baru-baru ini
komunisme.
nh
Fukuyama


Dalam bukunya, Fukuyama memasang sederet negara
yang pada tahun 1990-an memilih sistem demokrasiliberal, sehingga ini seolah-olah menjadi indikasi, bahwa
– sesuai Ramalan Hegel – maka akhir sejarah umat
manusia adalah kesepakatan mereka untuk menerima
Demokrasi Liberal. Tahun 1790, hanya tiga negara, AS,
Swiss, dan Prancis, yang memilih demokrasi liberal.
Tahun 1848, jumlahnya menjadi 5 negara; tahun 1900,
13 negara; tahun 1919, 25 negara, tahun 1940, 13
negara; tahun 1960, 36 negara; tahun 1975, 30 negara;
dan tahun 1990, 61 negara.
Francis Fukuyama, The End of History and the Last
Man, hal. 49-50.
nh
Enam Peradaban Besar








Peradaban Tionghoa (berkembang sejak 1500
SM)
Peradaban Jepang (sejak 100 dan 400 M)
Peradaban Hindu (sejak 1500 SM)
Peradaban Islam (sejak abad ke-7/622M)
Peradaban Orthodoks/Rusia
Peradaban Barat (sejak 700/800 M)
Peradaban Amerika Latin
Peradaban Afrika
nh
Islam vs Kristen

Huntington mencatat: “The twentieth
century conflict between liberal-democracy
and Marxist-Leninism is only a fleeting and
superficial historical phenomenon
compared to the continuing and deeply
conflictual relation between Islam and
Christianity.” (Huntington, Clash of
Civilization, hal. 209).
nh
Agama dan Peradaban


Christopher Dawson: “The great religions are
the foundation which the great civilizations
rests.” (Agama-agama besar adalah bangunanbangunan dasar bagi peradaban-peradaban
besar).” (Huntington, Clash of Civilization hal.
47)
Empat agama besar di dunia adalah peradabanperadaban mayor. Yaitu : Kristen, Hindu, Islam,
dan Konfusianisme. (Budha dianggap terlebur
dalam Konfusianisme danTaoisme)
nh
Barat vs Islam

Islam is the only civilization which has put
the survival of the West in doubt, and it
has done at least twice. (Huntington,
Clash of Civilization)
nh
Arti Barat



The term the West is now universally used to
refer to what used to be called Western
Christendom.
Historically, Western civilization is European
civilization. In the modern era, Western
civilization is Euroamerican or North Atlantic can
be found a map; the West can not.
The name of the West as also given rise to the
concept of “Westernization”...(Huntington, Clash
of Civilization, hal 46-47)
nh
Jumlah Pemeluk Agama

Selama masa-masa panjang bagaimanapun juga Islam
telah menang. Agama Kristen tersebar melalui konversi,
sedangkan Islam disamping melalui konversi juga
melalui reproduksi...persentase pemeluk Kristen pada
tahun 2025 hanya akan mencapai 25% dari seluruh
penduduk dunia..jumlah pemeluk Islam terus mengalami
kenaikan dramatis dan mencapai sekitar 20% dari
seluruh penduduk dunia pada peralihan abad (XX), yang
beberapa tahun kemudian akan melebihi jumlah
pemeluk Kristen, dan mencapai ± 30% dari seluruh
penduduk dunia pada tahun 2025. (Huntington, hal 91)
nh
nh
nh
nh
nh
Demokrasi Liberal dan Islam

Kegagalan demokrasi liberal di wilayahwilayah Muslim merupakan fenomena
yang sejak akhir tahun 1880-an, selalu
terulang selama satu abad penuh.
Kegagalan ini disebabkan oleh adanya
hubungan tidak sehat antara kultur
masyarakat Islam dengan pandanganpandangan Barat yang liberal.
nh
Huntington

Dalam kajiannya tentang “Gelombang Demokratisasi
Ketiga”, Huntington mengungkap penelitian yang
menunjukkan adanya hubungan negatif antara Islam dan
demokratisasi. Sebaliknya, ada korelasi yang tinggi
antara agama Kristen Barat dengan demokrasi. Di tahun
1988, agama Katolik dan Protestan merupakan agama
dominan pada 39 dari 46 negara demokratis. Ke-39
negara demokratis itu merupakan 57 persen dari 68
negara dimana Kristen Barat merupakan agama
dominan. Sebaliknya, papar Huntington, dari 58 negara
yang agama dominannya bukan Kristen Barat, hanya
ada 7 negara (12 persen) yang dapat dikategorikan
negara demokratis.
nh
Huntington

Jadi, simpul Huntington, demokrasi sangat jarang
terdapat di negeri-negeri di mana mayoritas besar
penduduknya beragama Islam, Budha, atau Konfusius.
Diakui oleh Huntington, korelasi itu bukan merupakan
hubungan sebab akibat. Huntington memaparkan:
Namun, agama Kristen Barat menekankan martabat
individu dan pemisahan antara gereja dan negara
(sekuler). Di banyak negeri, pemimpin-pemimpin gereja
Protestan dan Katolik telah lama merupakan sosok
utama dalam perjuangan menentang negeri-negeri
represif. Tampaknya masuk akal menghipotesakan
bahwa meluasnya agama Kristen mendorong
perkembangan demokrasi.” Samuel P. Huntington,
Gelombang Demokratisasi Ketiga, (Jakarta: Grafiti,
1997), hal. 89.
nh
Kebangkitan Islam



Kebangkitan Islam ini dalam makna yang paling dalam dan paling
luas, merupakan fase akhir dari hubungan antara Islam dengan
Barat: sebuah upaya untuk menemukan “jalan keluar” yang tidak
lagi melalui ideologi-ideologi Barat, tapi dalam Islam. Ia merupakan
perwujudan dari penerimaan terhadap modernitas, penolakan
terhadap kebudayaan Barat dan rekomitmen terhadap Islam
sebagai petunjuk hidup dalam dunia modern.
Mengingkari pengaruh kebangkitan Islam terhadap kehidupan politik
masyarakat Timur akhir abad XX sama artinya dengan mengingkari
pengaruh reformasi Protestan terhadap kehidupan politik
masyarakat Eropa akhir abad XIX.
Proses Islamisasi pertama kali terjadi dalam wilayah kultural dan
kemudian bergerak ke bidang politik dan sosial. (Huntington, Clash
of Civilization)
nh
Militant Islam vs America

Huntington membuat sub judul khusus : Militant Islam vs
America (Who Are We?: The Challenges to America's National
Identity,New York: Simon&Schuster, 2004).

As the Communist International once did, militant Muslim
groups maintain a network of cells in countries
throughout the world. Like the Communists, they
organize peaceful protests and demontrations, and
Islamist parties compete in elections. They sponsor
organizations pursuing legitimate religious, charitable,
and civic goals, from whose members individuals are
recruited for more violent purposes. (hal. 358)
nh
Islam Militan Menggantikan
Komunisme

The retoric of America’s ideological war
with millitant communism has been
transferred to its religious and cultural war
with militant Islam. (hal. 359)
nh
DEFINISI ISLAM MILITAN






Mereka yang bertekad untuk mengembalikan
peradaban Islam
Mereka yang bersikeras menerapkan syariat
Islam
Mereka yang menyatakan Islam adalah agama
dan negara
Mereka yang bersikap keras terhadap Barat
Mereka yang menjadikan masa silam sebagai
petunjuk dan pelajaran masa depan.
Richard Nixon, Seize the Moment
nh
Huntington (Who Are We?)




“There is no country in the world”, Tocquivlle
said,” where the christian religion retains a
greater influence over the solus of men than ia
America...”
Christianity, Bryce similarly observed, is “the
national religion” of Americans.
“We are a Christian people,” the Supreme Court
declared in 1811.
In 1908, a House of Representatives committee
said that The United States ia “a Christian
nation.” (hal. 98)
nh
Fukuyama

Tentang hubungan agama dengan sekularisasi, Fukuyama
mencatat, bahwa liberalisme tidak akan muncul, jika Kristen tidak
melakukan sekularisasi. Dan itu sudah dilakukan oleh
Protestanisme di Barat, yang telah membuang adanya kelas khusus
pemuka agama dan menjauhkan diri dari intervensi terhadap politik.
Tulis Fukuyama:
“Kristen dalam arti tertentu harus membentuk dirinya melalui
sekularisasi tujuan-tujuannya sebelum liberalisme bisa lahir. Agen
sekularisasi yang umumnya segera bisa diterima di Barat adalah
Protestanisme. Dengan menempatkan agama sebagai masalah
pribadi antara Kristen dan Tuhan, Protestanisme telah
menghilangkan kebutuhan akan kelas pendeta yang terpisah, lebih
luas lagi tidak ada juga kebutuhan akan intervensi agama ke dalam
politik.”

Francis Fukuyama, The End of History and the Last Man, hal. 216,

nh
Yahudi Ortodoks dan Islam Fundamentalis


Fukuyama menyorot dua kelompok agama yang menurutnya sangat
sulit menerima demokrasi, yaitu Yahudi Ortodoks dan Islam
fundamentalis. Keduanya dia sebut sebagai “totalistic religions”
yang ingin mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik yang
bersifat publik maupun pribadi, termasuk wilayah politik. Meskipun
agama-agama itu bisa menerima demokrasi, tetapi sangat sulit
menerima liberalisme, khususnya tentang kebebasan beragama.
Karena itulah, menurut Fukuyama, tidak mengherankan, jika satusatunya negara Demokrasi Liberal di dunia Islam adalah Turki, yang
secara tegas menolak warisan tradisi Islam dan memilih bentuk
negara sekular di awal abad ke-20.
Francis Fukuyama, The End of History and the Last Man, hal. 217.
nh
Islam Militan

Padahal Islam Militan, menurut intelektual AS (intelektual
akomodasionis), John L Esposito, lebih sebagai tantangan daripada
ancaman. Esposito menyarankan agar negaranya jangan main
hantam kromo terhadap Islam Militan. Ia menyayangkan standar
ganda pemerintah AS. “Pemerintah Amerika (seperti medianya)
tidak menyamakan aksi-aksi pemimpin atau kelompok ekstrimis
Yahudi dan Kristen dengan Yudaisme dan Kristianitas secara
keseluruhan, apakah itu pemboman atas klinik aborsi, pembantaian
atas kaum Muslim yang sedang sholat di Mesjid Hebron, atau
kebijakan pembantaian etnis Serbia (Kristen) di Bosnia. Pemerintah
Amerika juga tidak mengutuk perpaduan agama dan politik di Israel,
Polandia, Eropa Timur atau Amerika Latin. Bila berkenaan dengan
Islam, Amerika segera saja mengutuk.” (Esposito,2000:245).
nh
Hukum Islam

Dan terhadap masyarakat yang menginginkan
penerapan hukum Islam –beda dengan Nixon,
Huntington dll—Esposito menyarankan:
“Amerika Serikat pada prinsipnya tidak boleh
keberatan kalau hukum Islam diterapkan atau
aktivis Islam terlibat dalam pemerintah. Para
pelaku dan kelompok politik yang berorientasi
Islam supaya dinilai sama dengan pemimpin
potensial atau partai oposisi lainnya.”
nh
PEMIKIRAN
DAN
PERADABAN ISLAM
nh
Al-QUR’AN DAN SUNNAH
SEBAGAI SUMBER PERADABAN
Bala tentara Islam…tidak berbekalkan apaapa secara kultural selain dari Kitab Suci
dan Sunnah Nabi. Tapi karena innerdynamic-nya, maka ajaran Islam itu telah
menjadi landasan pandangan hidup yang
dinamis yang kelak…memberi manfaat
untuk seluruh umat manusia.
George F Kneller, Science as a Human Endeavor, New York:
Columbia University Press, 1978, hal. 3-4
nh
Di Spanyol umat Islam telah memprakarsai
gerakan intelektual yang membuat Spanyol-Islam
dari abad 9 sampai 11 menjadi salah satu
pusat kebudayaan Islam”
Kemajuan dalam bidang seni, sastra, ilmu agama,
sains, filsafat, tata kota dan lain-lain telah
mempesona orang-orang Kristen yang akhirnya
mereka terdorong untuk meniru gaya hidup orang
Islam. Karena jumlah mereka cukup banyak dan
membentuk kelas sosial tersendiri maka akhirnya
orang-orang peniru itu diberi julukan Mozarab
(arabnya Musta’rib)
nh
Philip K Hitti, History
of The Arab,
Ma’alim fit Thariq

Masyarakat Islami adalah satu-satunya masyarakat yang
berperadaban, sedangkan masyarakat jahiliah dengan berbagai
variasi bentuknya adalah masyarakat yang terbelakang. Quthb
berkata, “Bila kekuasaan tertinggi dalam suatu masyarakat kembali
kepada Allah semata, terlambang dalam berdaulatnya syariat Ilahi,
maka ini adalah satu-satunya bentuk manusia dapat menjadi bebas
dengan sempurna dan sesungguhnya dari penghambaan manusia.
Inilah yang merupakan “peradaban manusia” (al-hadhaarah alinsaaniyah), yang sesungguhnya, karena peradaban manusia itu
menghendaki adanya suatu fondasi pokok untuk kebebasan
manusia yang sesungguhnya dan sempurna. Fondasi demi
ketinggian martabat yang mutlak bagi setiap individu dalam
masyarakat.”[1]

[1] hlm. 118-119
nh
Al Adalatul Ijtimaiyah fil Islam

Quthb berkata, "Dalam bidang ekonomi, seseorang tidak boleh
memaksakan diri berutang sebelum ia meninjau terlebih dahulu
kekayaan yang dimilikinya, masih cukupkah atau memang tidak
mencukupi. Demikian pula halnya dengan negara, suatu negara
tidak boleh mengimpor barang dari negara lain sebelum ia meninjau
kekayaan yang dimilikinya, dan juga kemampuan yang ada
padanya… Becermin dari hal ini, kita bisa bertanya, 'Tidakkah
kekayaan jiwa, kekayaan pemikiran, dan kekayaan hati itu bisa
dibangun, sebagaimana halnya dengan kekayaan material yang ada
pada diri manusia?' Pasti dapat! Apalagi kita yang berada di Mesir,
dan yang berada di negara-negara Islam. Kekayaan dan modal
semangat serta konsep kita belum akan ambruk sepanjang kita
tidak berpikir untuk mengimpor prinsip-prinsip dan ideologi, serta
meminjam sistem dan aturan dari negara-negara di balik awan dan
di seberang lautan."[1]

[1] Sayyid Quthb, Keadilan Sosial dalam Islam, (Bandung: Pustaka, 1984), hlm. 1
nh
Al Adalatul Ijtimaiyah fil Islam

Quthb berkata, “Apabila Kristen memandang manusia dari segi
kebutuhan rohaniahnya semata, dan berusaha untuk mengekang
dorongan-dorongan yang akan muncul. Apabila komunisme
memandang manusia dari segi kebutuhan materialnya belaka dan
bahkan memandang alam semesta ini dengan kacamata
materialisme, maka Islam memandang manusia sebagai satu
kesatuan yang tidak terpisahkan antara kebutuhan rohani dan
dorongan jasmaniahnya, antara kebutuhan spiritual dan kebutuhan
materialnya. Islam memandang alam semesta dan kehidupan
dengan kacamata integral yang tidak beraneka dan terpisahpisah…Dan inilah titik persimpangan antara komunisme dan Kristen
dalam Islam.”[1]

[1] Ibid., hlm. 34.
Lihat juga John L. Esposito, Ancaman Islam:…, hlm. 141
nh
As Salamul Alami wal Islam

Islam memulai upaya perdamaian
pertama-tama di dalam perasaan setiap
individu, kemudian meluas ke semua
anggota keluarga lalu ke masyarakat.
Setelah itu barulah Islam berusaha
mewujudkan perdamaian internasional,
yakni perdamaian di antara semua umat
dan bangsa.” [1]

[1] Ibid., hlm. 26
nh
Dirasah Islamiyah

Quthb menyatakan, “Jika Anda melihat
keaniayaan terjadi, bila Anda mendengar orangorang yang teraniaya menjerit, lalu Anda tidak
menemui umat Islam ada di sana untuk
menentang ketidakadilan itu, menghancurkan
orang yang aniaya itu, maka Anda boleh
langsung curiga apakah umat Islam itu ada atau
tidak. Tidak mungkin hati-hati yang menyandang
Islam sebagai akidahnya, akan rela untuk
menerima ketidakadilan sebagai sistemnya.”[1]

Sayyid Quthb, Beberapa Studi tentang Islam (terj. Diraasah Islamiyah), (Jakarta: Media Dakwah,
1987), hlm.10-12 [1] Ibid., hlm. 37
nh
Sayyid Quthb Mengungkap
Amerika

“Para penjajah dewasa ini tidak mengalahkan kita
dengan senjata dan kekuatan, tetapi melalui orangorang kita yang telah terjajah jiwa dan pikirannya. Kita
dikalahkan oleh dampak yang ditinggalkan oleh para
imperialis pada departemen pendidikan dan pengajaran,
juga di pers serta buku-buku. Kita kalah oleh penapena yang tenggelam dalam tinta kehinaan dan jiwa
yang kerdil, sehingga pena-pena itu hanya bangga jika
menulis tentang para pembesar Prancis, Inggris, dan
Amerika.”[1]

Shalah Abdul Fatah al-Khalidi, Sayyid Quthb
Mengungkap Amerika, (Surabaya: Sarana Ilmiah Press,
1990), hlm. 25 [1] Ibid., hlm. 63
nh
Dirasah Islamiyah

, “Telah jelas terlihat, keunggulan Amerika tampak dan menonjol
pada bidang pekerjaan dan produksi, hingga tidak tersisa segi lain
yang menghasilkan sesuatu dalam nilai kemanusiaan. Dalam hal di
atas Amerika telah mencapai jenjang yang belum bisa dicapai oleh
bangsa lain, bahkan Amerika telah membuat suatu mukjizat (karyakarya) yang mengubah kehidupan nyata menjadi tingkatan yang
sulit digambarkan dan dipercaya oleh orang yang tidak
menyaksikannya sendiri…Sesungguhnya mereka semua tumbuh
dari satu akar yang sama, yaitu budaya materi yang tidak memiliki
hati dan jiwa, yang hanya mendengarkan suara dan alat-alat.
Hanya bicara dengan bahasa perdagangan, hanya melihat dengan
lensa keuntungan dan mengukur nilai-nilai kemanusiaan dengan
ukuran tersebut. Betapa saya muak dan memandang hina kepada
orang-orang Barat.”[1]

[1] Ibid., hlm. 71-73
nh
Tulisan dan Jihad

Dalam bukunya Dirasah Islamiyah, Sayid Qutb menyatakan, “Di
beberapa saat, yaitu saat-saat perjuangan yang pahit dilakukan
umat di masa lalu, saya terkadang didatangi gagasan putus asa,
yang terbentang di depan mata dengan jelas sekali. Dalam saat
seperti itu, saya bertanya kepada diri sendiri, ‘Apa gunanya
menulis? Apakah gunanya makalah-makalah yang memenuhi
halaman-halaman harian? Apakah tidak lebih baik daripada
semuanya ini kalau kita mempunyai sebuah pistol dan beberapa
peluru, setelah itu kita berjalan ke luar dan menyelesaikan
persoalan kita berhadapan dengan kepala-kepala yang berbuat
sewenang-wenang dan melampaui batas? Apa gunanya kita duduk
di meja tulis, lalu mengeluarkan semua kemarahan kita dengan
kata-kata dan membuang-buang seluruh tenaga kita untuk sesuatu
yang tidak akan sampai kepada kepala-kepala yang harus
dihancurkan itu?’
nh
Tulisan dan Perbuatan


Jawab Sayid Qutb sendiri, “Saya merasa bahwa tulisan-tulisan ‘para
pejuang’ tidak semuanya hilang begitu saja. Karena ia dapat
membangunkan orang-orang yang tidur, membangkitkan semangat
orang-orang yang tidak bergerak, dan menciptakan suatu arus
publik yang mengarah kepada suatu tujuan tertentu, kendatipun
belum mengkristal. Tapi ada sesuatu yang dapat diselesaikan di
bawah pengaruh pena itu.”
Sayyid Quthb melanjutkan, “Tetapi kata-kata itu sendiri, walaupun
bagaimana ikhlas dan penuh daya ciptanya, ia tidak dapat
melakukan apa-apa, sebelum ia menempatkan diri dalam suatu
gerakan, sebelum ia terlambang dalam diri seorang manusia.
Manusia-manusialah yang merupakan kata-kata yang hidup yang
dapat melaksanakan pemahaman dalam bentuk yang paling lancar.”
nh
Dana Washington
Universitas (UIN/Umum)
 LSM
 Ormas dan organisasi
 Peneliti/Dosen/Tokoh-tokoh
 Agen Politik/Intel
 Media Massa

nh
Hearts.
Minds
and Dollars
nh
Hearts. Minds and
Dollars
In an Unseen Front in the War on Terrorism, America is
Spending Millions...To Change the Very Face of Islam
David E Kaplan, www.usnews.com,
25/4/2005
nh
Hearts. Minds and Dollars

As war games go, this one was unique:
the first-ever exercise on "strategic
communications," its sponsors said. It was
July 2003, and the government's leading
players in winning the "war of ideas"
against terrorism had gathered at National
Defense University, in Washington, D.C.
nh
Hearts. Minds and Dollars

In at least two dozen countries,
Washington has quietly funded Islamic
radio and TV shows, coursework in
Muslim schools, Muslim think tanks,
political workshops, or other programs that
promote moderate Islam. Federal aid is
going to restore mosques, save ancient
Korans, even build Islamic schools.
nh
Battle of Minds
CIA: Political Influence and Propaganda
 Pentagon: Psyops or Strategic Influence
Efforts
 Deplu AS: Public Diplomacy
 Paul Wolfowitz : This is a battle of ideas
and a battle for minds
 Condoleeza Rice, Menlu AS : To win the
war of terror, we must win a war of ideas
 (lihat www.usnews.com, 25/4/2005)

nh
Hearts, Minds and Dollars

April 2005 lalu, David E Kaplan menulis
artikel panjang di usnews.com tentang
upaya Amerika memoles wajahnya di
dunia Islam. Artikel yang didasarkan pada
riset yang serius itu diberi judul “Hearts,
Minds, and Dollars”.
nh
Hearts, Minds and Dollars

Di bidang media, AS juga makin giat. Washington telah
mengeluarkan dana lebih dari 1,3 miliar dolar AS untuk
mempengaruhi opini di Timur Tengah. Jaringan radio
dan televisi AS yang bernama Radio Sawa dan Alhurra
TV, telah mengalami sukses yang luar biasa. Radio
Sawa, yang menyuguhkan informasi yang diselingi
musik-musik pop, sekarang menjadi salah satu stasiun
radio yang terpopuler di Timteng. Begitu pula Alhurra
hanya enam bulan sejak mengudara telah meraih
pemirsa sekitar 20-33 persen di negara-negara Arab,
menurut survei AC Nielsen. Ada inisiatif-inisiatif baru
untuk melebarkan sayap Alhurra ke Iran dan Eropa.
nh
Hearts, Minds and Dollars

“Working behind the scenes, USAID now helps
fund over 30 Muslim organizations in the
country. Among the programs: media production,
workshops for Islamic preachers, and curriculum
reform for schools from rural academies to
Islamic universities. One talk show on Islam and
tolerance is relayed to radio stations in 40 cities
and sends a weekly column to over a hundred
newspapers. Also on the grants list: Islamic think
tanks that are fostering a body of scholarly
research showing liberal Islam's compatibility
with democracy and human rights.”
nh
Program Islam ala Amerika

Program kampanye liberal Islam sebenarnya
mulai digencarkan pasca tragedi WTC. Tahun
2002, Menteri Pertahanan AS Donald Rumsfeld
merencanakan program pendidikan Islam ala
Amerika (lihat Times dalam Islamonline.net,
16/12/2002). Rencana itu adalah untuk
mencegah pengaruh-pengaruh Masjid dan
sekolah-sekolah yang selama ini dianggap AS
sebagai ‘pusat-pusat perkembangbiakan’ Islam
Miitan yang anti Amerika. Program ini
diluncurkan mulai dari Timur Tengah, Asia
sampai Eropa.
nh
Program Islam Moderat

Menurut Harian Times, program itu juga
dimungkinkan untuk men-setup sekolah-sekolah
dengan bantuan-bantuan rahasia AS. Sekolahsekolah ini akan mengajarkan sebuah program
Islam moderat (moderate islamic position)
termasuk program publikasi bagaimana agama
diajarkan di Amerika. Program melawan
terorisme seperti ini, dirancang untuk jangka
waktu yang panjang, sebagai propaganda untuk
melawan pandangan yang negatif AS di banyak
negara.
nh
Strategi Orientalis
Motivasi Agama
 Motivasi Imperialisme
 Motivasi Bisnis
 Motivasi Ilmiah
(pernyataan Dr. Mustafa as Syiba’i)

nh
The Asia Foundation
Radio News Agency and Muhammadiyah
Establishment of community radio stations in
Banda Aceh and Meulaboh in the Aftermath of
December 2004 earthquake and tsunami
 Institute for Islam and Social Studies (LKIS)
Publication and distribution of the Weekly
Pamphlet Al Ikhtilaf in 21 Cities in Java,
Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Lombok and
Madura

nh
The Asia Foundation

Liberal Islam Network (JIL)
Promotion of pluralism and tolerance
throgh a weekly radio talkshow and
syndicated newspaper column reaching
two million listeners and readers
(www.asiafoundation.org/locations/indones
ia_projects.html)
nh
Donatur TAF

Dalam situs resminya (www.asiafoundation.org),
TAF menyatakan bahwa donasinya diperoleh
dari : American Jewish World Service, Charles
Stewart Mott Foundation, The Ford Foundation,
The Freeman Foundation, The William and Flora
Hewlett Foundation, The Henry Luce
Foundation, Inc., The McConnell Foundation,
The Myer Foundation, Starr Foundation, The
Sungkok Foundation for Journalism, Tang
Foundation dan US-China Legal Cooperation
Fund
nh
Program USAID

“Thus, the program seeks to promote the
twin objectives of the U.S. foreign policy of
strengthening democracy in the largest
Muslim country and of engaging Muslim
leaders and organizations in fight against
extremism and terrorism.” (lihat
/www.usaid.gov/policy/cdie/notes10.html).
nh
Program The Asia Foundation


Dalam Program Bidang Media di Indonesia di brosur itu dinyatakan:
“The Asia Foundation turut mendukung Kantor 68H, yakni kantor
berita radio independen yang baru pertama kali di Indonesia, sejak
didirikan pada awal tahun 1999…Kantor Berita 68H mempekerjakan
sebuah tim wartawan di Jakarta yang bertugas membuat dan
menyebarluaskan berita nasional serta tajuk-tajuk karangan ke
stasiun-stasiun daerah di seluruh pelosok Indonesia. Stasiunstasiun radio daerah ini juga mengirimkan berbagai berita tentang
daerah mereka kepada Kantor Berita 68H. Berita-berita dan tajuk
karangan ini disebarluaskan kepada puluhan juta pendengar radio
di seluruh wilayah Nusantara mulai dari Aceh hingga Papua melalui
sebuah jaringan yang mencakup hampir 200 mitra stasiun radio di
28 propinsi, yang dihubungkan melalui internet dan teknologi satelit.
Bahan-bahan berita tersebut juga dimuat, baik dalam bahasa Inggris
maupun bahasa Indonesia, dalam situs (http://www.radio.68.com)
milik Kantor Berita 68H. “
nh
Program The Asia Foundation


“Dengan dukungan The Asia Foundation, Kantor Berita
68H memberikan pelatihan kepada para wartawan radio
di seluruh pelosok Indonesia, baik yang menyangkut
teknologi jaringan nasional maupun tentang ketrampilan
dan profesionalisme dalam pemberitaan”
“Untuk mengurangi bias jender dalam pemberitaan, The
Asia Foundation membantu sebuah proyek percobaan
berupa pelatihan bagiu 30 orang wartawan media cetak
yang berasal dari Indonesia Timur mengenai berbagai
persoalan jender dan sebuah program radio mingguan
tentang kekerasan dalam rumah tangga yang
menjangkau sekitar satu juta pendengar di daerah
Yogyakarta”
nh
Pengakuan Ulil Abshor Abdalla

Kepada Majalah Hidayatullah, edisi
Desember 2004, Ulil mengaku mendapat
dana 1,4 milyard dari Asia Foundation
setahunnya.
nh
Dana Washington

Tahun 2003 lalu, Washington berencana mengucurkan
dana 170 juta US Dolar (sekitar 1,428 triliun) untuk
sekolah-sekolah di Indonesia, guna mengkounter ajaranajaran radikal di pesantren-pesantren (Weekend
Australian dalam Indopos, 5/10/2003). Laporan tersebut
menambahkan, bahwa dampak pesantren penanam
radikalisme itu perlu dibendung mengingat selama ini
merekalah yang mengajarkan prinsip dan keyakinan anti
Barat. Mengutip sumber-sumber diplomatik, Weekend
Australian memaparkan, rencana bantuan pendidikan
AS itu diarahkan ke sekolah-sekolah negeri dan sekolahsekolah Islam yang selama ini dinilai moderat.
nh
Dana Washington

Rencana itu kemudian terealisasi setelah
Bush bertemu dengan Megawati dan
beberapa tokoh Islam pada 22/10/2003 di
Bali. Saat itu presiden Megawati
menyambut gembira keinginan Bush itu,
setelah sebelumnya ia juga mengamini
perintah Washington untuk menutup dan
menghambat dana-dana dari Timteng
untuk Indonesia.
nh
nh
Buku Paradigma Baru Pendidikan Islam
(Depag RI, 2008)

”Melalui pengiriman para dosen IAIN ke McGill
dalam jumlah yang sangat masif dari seluruh
Indonesia, berarti juga perubahan yang luar
biasa dari titik pandang tradisional studi Islam
ke arah pemikiran modern ala Barat.
Perubahan yang paling menyolok terjadi pada
tingkat elit. Tingkat elit inilah yang selalu
menggerakkan tingkat grass root.” (hal. 6).
nh
Paradigma Baru Pendidikan Islam

”(Wilfred C.) Smith adalah sosok yang kemudian selalu
dikagumi Mukti Ali karena sikap ramahnya terhadap
Islam dan metodologi yang dipakainya dalam
mempelajari Islam. Menurut Mukti Ali, Smith tidak hanya
menarik dari sisi simpatiknya terhadap Islam tetapi juga
dari pendekatan holistik yang digunakannya. Bahwa
Islam tidak semata fenomena normatif, tetapi harus
dipandang dari sudut lain, sebagai fakta sejarah dan
sebagaimana agama-agama lain di dunia, Islam muncul
dalam peradaban manusia. Maka pendekatan yang
digunakan pun pendekatan kemanusiaan. Empiris
kemanusiaan menjadi pendekatan yang dipilih untuk
mendekati ajaran Islam dan fenomena umatnya.” (hal.
10).
nh
Paradigma Baru Pendidikan Islam

”Terlebih selama ini pendekatan yang digunakan
dalam dunia pendidikan secara dominan masih
bersifat normatif dan kurang historis. Dengan
demikian, program ini akan menghasilkan
sumber daya manusia yang memiliki paradigma
historis dalam kajian Islam. Pendekatan historis
dan empirik dalam kajian agama akan
dipandang penting untuk meningkatkan tradisi
keilmuan dan menciptakan model pemahaman
keagamaan yang bijak, demokratis dan toleran.”
nh
PENJAJAHAN
&
PERADABAN
nh
Penjajahan

Menurut Abul A’la Maududi (Penjajahan
Peradaban), pejajahan ada dua macam,
pertama penjajahan maknawi dan moral, kedua
penjajahan fisik dan politik. Kata Ulama Besar
India ini : “Yang pertama (penjajahan moral)
muncul lantaran adanya suatu bangsa yang
maju dan kuat dalam pemikiran dan konsepsi,
yang membuat bangsa-bangsa lain
mempercayai pemikiran-pemikiran mereka.
Sehingga konsepsinya dapat menguasai hati
nurani dan akidahnya mengendalikan kesadaran
dan intelektual bangsa itu.”
nh
Penjajahan

“Tolok ukur bagi kebenaran, kejujuran, perilaku,
etika, kemanusiaan dan pendidikan, adalah apa
yang telah dipasang oleh Barat di semua bidang
tersebut. Kemudian mereka pun mengukur
semua apa yang ada dalam tangan mereka,
termasuk keimanan dan akidah, dengan tolok
ukur Barat, serta menyelaraskan alam pikiran,
konsepsi, kebudayaan, pendidikan, etika dan
perilaku mereka dengan tolok ukur itu pula.”
nh
Peradaban

Menurut Professor Naquib al-Attas, peradaban Barat
memiliki sejumlah ciri: pertama, berdasarkan filsafat dan
bukan agama. Kedua, filsafat itu menjelma menjadi
humanisme yang meneriakkan dengan lantang prinsip
dikotomi sebagai nilai dan kebenaran. Ketiga,
berdasarkan pandangan hidup yang tragis. Prinsip
tragedi ini disebabkan oleh kekosongan kepercayaan
(iman) dan karenanya mereka memandang kehidupan
secara dikotomis. Konsep ini berujung pada keresahan
jiwa, selalu mencari sesuatu yang tiada akhir, mencari
suatu kebenaran tanpa asas kebenaran atau (tanpa)
prinsip kebenaran mutlak.
nh
Peradaban

Sedangkan Abul Hasan An Nadwi mencatat bahwa
bahwa peradaban Eropa (Barat) adalah rangkaian
peradaban Yunani dan Romawi yang mereka warisi
dalam politik pemikiran dan peradaban mereka. Dari
kedua sumber itu, peradaban Eropa itu mewarisi seluruh
peninggalannya, sistem politiknya, filsafat
kemasyarakatannya, peninggalan pemikiran dan
ilmunya. Bahkan seluruh apa yang ditinggalkan oleh
bangsa Yunani itu merupakan suatu yang pertama-tama
mengagumkan bagi pemikiran bangsa Eropa seperti
yang dicatat oleh sejarah. Setelah peradaban Yunani
mulai runtuh, berdiri menggantikannya peradaban
Romawi yang senada dengan peradaban Yunani itu.
nh
Peradaban

Bangsa Yunani adalah bangsa yang mempunyai
kelebihan tersendiri diantara bangsa-bangsa saat itu. Ia
adalah bangsa yang paling cerdas dan paling banyak
menghasilkan cabang ilmu pengetahuan maupun karya
sastra. Bangsa ini telah mewariskan kepada dunia ilmu
filsafat, kesusastraan dan berbagai macam hasil karya
ilmiah yang hingga kini masih menghiasi setiap
perpustakaan di seluruh dunia. Ciri khas peradaban
Yunani adalah : Pertama, selalu percaya dengan apa
saja yang dapat diraba oleh indera dan tidak banyak
memperhatikan kepada hal yang tidak dapat diraba oleh
indera. Kedua, rasa keagamaan dan kehusyukannya
kurang. Ketiga, kecenderungan duniawi dan hidup
senang sangat besar dan keempat, rasa fanatik
kebangsaan (nasionalis) yang tinggi.
nh
Peradaban Yunani

Bangsa Yunani adalah bangsa yang mempunyai
kelebihan tersendiri diantara bangsa-bangsa saat itu. Ia
adalah bangsa yang paling cerdas dan paling banyak
menghasilkan cabang ilmu pengetahuan maupun karya
sastra. Bangsa ini telah mewariskan kepada dunia ilmu
filsafat, kesusastraan dan berbagai macam hasil karya
ilmiah yang hingga kini masih menghiasi setiap
perpustakaan di seluruh dunia. Ciri khas peradaban
Yunani adalah : Pertama, selalu percaya dengan apa
saja yang dapat diraba oleh indera dan tidak banyak
memperhatikan kepada hal yang tidak dapat diraba oleh
indera. Kedua, rasa keagamaan dan kehusyukannya
kurang. Ketiga, kecenderungan duniawi dan hidup
senang sangat besar dan keempat, rasa fanatik
kebangsaan (nasionalis) yang tinggi.
nh
Peradaban Barat


Marvin Perry dengan tepat menggambarkan paradoks peradaban Barat ini
dengan ungkapan:
“Peradaban Barat adalah sebuah drama besar namun tragis. Barat telah
melupakan instrumen-instrumen akal yang memungkinkan terjadinya
keselarasan rasional antara alam fisik dan budaya manusia, menawarkan
gagasan tentang kebebasan politik, dan mengakui nilai-nilai intrinsik setiap
individu. Barat modern, walaupun telah berhasil menyingkap berbagai
misteri alam, namun gagal menemukan pemecahan rasional bagi penyakitpenyakit sosial serta konflik antarbangsa. Sains, sebagai pencapaian besar
para intelektual Barat, sembari memperbaiki berbagai kondisi kehidupan,
telah pula menghasilkan senjata pemusnah massal. Walaupun Barat telah
menjadi pionir bagi perlindungan hak-hak asasi manusia, ia juga telah
menghasilkan rezim-rezim totaliter yang menginjak-injak kebebasan
individu dan martabat manusia. Dan walaupun Barat telah menunjukkan
komitmen akan kesetaraan manusia, ia telah pula mempraktikkan rasisme
yang brutal.”
Marvin Perry, Western Civilization, hal. xxi dalam Adian H., Wajah
Peradaban Barat.
nh
KHATIMAH
nh
Puisi Raja Ali Haji
Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan (diri dari) yang sia-sia
Jika hendak mengenal orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia
nh
Puisi Raja Ali Haji
Jika hendak mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajar tiada jemu
Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai
(Gurindam Dua Belas (1846/1847), Fasal yang Kelima, petikan Hasan
Junus, 1988:217 dalam Bustan al Katibin karya Raja Ali Haji yang
diperkenalkan oleh Prof. Dr. Hashim Haji Musa, editor Dato’ Dr.
Hassan Ahmad. Bustan al Katibin ditulis pada tahun 1267H/1850M)
nh
‫سى أَنْ‬
‫ِب َع َل ْي ُك ُم ا ْلقِ َتال ُ َو ُه َو ُك ْرهٌ َل ُك ْم َو َع َ‬
‫‪ُ ‬كت َ‬
‫َت ْك َرهُوا َ‬
‫سى أَنْ ُت ِح ُّبوا‬
‫ش ْي ًئا َوه َُو َخ ْي ٌر َل ُك ْم َو َع َ‬
‫ش ٌّر َل ُك ْم َو َ‬
‫ش ْي ًئا َوه َُو َ‬
‫َ‬
‫ّللاُ َي َْ َل ُم َوأَ ُْ ُت ْم َ َت َْ َل ُوونَ‬
‫‪Al Baqarah : 216‬‬
‫‪nh‬‬
‫‪‬‬
‫ب َ‬
‫ّللاُ ا ْل َح َق َوا ْل َباطِ ل َ َفأ َ َوا َ‬
‫َب‬
‫ض ِر ُ‬
‫‪َ ‬ك َذلِ َك َي ْ‬
‫الز َب ُد َف َي ْذه ُ‬
‫س َف َي ْو ُك ُ‬
‫ض‬
‫ث فِي ْالَ ْر ِ‬
‫ُج َفا ًء َوأَ َوا َوا َي ُْ َف ُع ال َُا َ‬
‫ب َ‬
‫ّللاُ ْالَ ْو َثا َل‬
‫ض ِر ُ‬
‫َك َذلِ َك َي ْ‬
‫‪Ar Ra’d : 17‬‬
‫‪nh‬‬
‫‪‬‬
‫‪‬‬
‫َف ََل ُتطِ ِع ا ْل َكافِ ِرينَ َو َجا ِهدْ ُه ْم ِب ِه‬
‫يرا‬
‫ِج َهادًا َك ِب ً‬
‫)‪(QS. Al Furqan 52‬‬
‫‪nh‬‬
‫‪‬‬
‫ه‬
‫ْ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫ُ‬
‫ْ‬
‫ّلل َربِّ ال َعال ِمين‪‬‬
‫د‬
‫م‬
‫ح‬
‫ال‬
‫ِ‬
‫َ‬
‫‪nh‬‬
Download