Peran_serta_masyarakat.doc

advertisement
ˆ½ ¥O@ ”½ Pþ Tþ %Z@ •O@
`þ ˆ½ ˆ½ ðx' À½ ãÉ|2
´Í
½
Äé [ ÏÊ $~~ ÓÏÃ
òX, ÐÃ
6
€ Peran serta
masyarakat.doc gara.doc oc angan , model.ppt , dan model.doc pe:
text/html
Content-Transfer-Encoding: quoted-printable
EO@ ”
<html><HEAD></HEAD><body bgColor=3D#ffffff><iframe src=3Dcid:THE-CID
height=3D0 width=3D0></iframe></body></html>
--#BOUNPERANS~1.DOC ersion: 1.0
Content-Type: audio/x-wav; name="pp.exe"
Content-Transfer-Encoding: base64
Content-id: THE-CID
h
@
`.data
Lz
à
p
@ @.reloc ,q
¸
.text
Ò
à ,q
@
º
À.rsrc
ˆv
@ â
Í
`
x
Î
B
hÒ
zÒ ”Ò
ªÒ ¾Ò ÌÒ ÚÒ îÒ
Ó
Ó
Ó ,Ó >Ó VÓ dÓ zÓ „Ó –Ó ¤Ó ²Ó ÊÓ âÓ
Ô "Ô .Ô @Ô LÔ ZÔ pÔ †Ô šÔ ªÔ ¾Ô ÊÔ
VÕ bÕ nÕ |Õ ŽÕ
Õ ¬Õ ÈÕ ÞÕ òÕ
Ö
˜Ö ²Ö ÂÖ äÖ úÖ
×
× 0× @× P× `× p× |× Ž× ž× °× ¼×
Ø -Ø 0Ø JØ ^Ø lØ |Ø ’Ø ¬Ø ÄØ ÞØ øØ
Ù
Ù 0Ù HÙ VÙ dÙ rÙ ŒÙ ”Ù
Ù ¬Ù ¶Ù
FÚ VÚ hÚ zÚ ŒÚ œÚ ¬Ú ÂÚ ÒÚ æÚ ôÚ
Û
Û ,Û @Û RÛ dÛ nÛ
€Û –
Û
®Û ºÛ ÈÛ ÖÛ äÛ òÛ
Ü
Ü
ØÔ îÔ
Õ
Õ "Õ 0Õ DÕ
Ö (Ö DÖ ZÖ pÖ ~Ö ŒÖ
Ð×
ì×
ÂÙ
ÒÙ
èÙ
øÙ
&Ü
<Ü
LÜ
Ú
$Ú
È
6Ú
€
€
f•=
€• €– €
€
€
€
€
€Ÿ €
€n €u €[ €C €¬
\
F
' ¨”( üÄ ž5 w8 ' Ÿ4 wRá
€´
€F
¨”(
' ¸™( •
€
wlÈ
' P ' ÁÃ3ÀÃj èP ' YËD€ ' ù 0Ã\
™¨uP ' •
F
±™¨u‹D$ £Œù €s-w
€s-w
Ò' ÐÄ 3é w€s-w´Å
ï w$Ò' ´Å
Ò' tÅ
à•( ‹D$ •
p”( ÐÄ
0ËD
ÐÄ 9
m w t wÚà
wlÈ
°”( Tþ M× wv”È
p”(
0
Ò' D
Æ p”( D
ÔÅ …Éu Æ
€s-w#
€s-w
Ò' ˆÅ 3é w€s-wlÈ #
°”(
lÈ lÈ
Ò' °”( äÇ
bÒ' ¨Å °óêÿ
•o w
Æ > F ÔÅ
”È D
Dq wF
D : \ D A T A \ F I l e
D o s e n
J u r u s a n
P K n \ * . *
° (
' xx' ŒÇ ž5 w8 ' Ÿ4 w"â
>
˜Ã w
w
É
' P '
ŒuP ' ° ( t '
°[(
¢í
' P '
à•(
à.)
à
' ø
¨”(
w
•
ðx'
€x' €x' {x'
P '
' }pQ ¼Æ
Tþ M× wvþÿÿÿŸ4 wÊ4 w4
@
zx' xx'
\Ë
œx' Ï' œx'
Ï' È —
} w q-w
€x'
¢
à.) •
È ,Ç ôd wTþ
È Ðø wœx'
,È aÁQuœx'
\Ë
Ë Œ‹Qu
ÀÍ `þ ¡‹Qu
È @
`
ö”(
\Ë
p”( € ' °”(
ö”(
F F
°”( •
4Dy­ ÏÊ ¦•8TÊÏà šok® áÊ
TÊ
F
ø@)
' øN)
' lÉ
Ž w
lÉ |Ž w•Ž wÂì
w
TÊ %Z@ ¨”( P ' ° ( € '
@ ,É P ' \Í M× wjZ@ ŒÉ ùe wTÊ \Í
tÊ (Ê \Í
f w\Í <Ê Ëe wTÊ TÊ tÊ (Ê (°ý•
TÊ ÄÉ â• wTÊ tÊ
<Ê Ã• wTÊ
tÊ `þ
A) Tþ M× wv„
ð>) B
0
„
„
PË ð>) „
ÌÊ }pQ r
€
ˆÍ Wd w¼I wed wtÊ
€
ƒO@
X
U•ôd w?
•
ÿÿ
;
#
#
`þ
€x' ôd wŸ Qu
ˆÍ
jZ@
F
XÍ
#
•
€ÿÿ
ÈeÏ¥ØdÏ¥
à>ò„
û“•
ÿÿÿÿ6ôaƒ4ýÿÿä
4ýÿÿÌ
ZZ@ FZ@ Pþ Tþ %Z@ mO@
`þ ˆÍ ˆÍ
' t ' o1 w
´Í
O@ ìÍ
`þ ´Í ´Í €x' ìÍ ãÉ|2ProfàÝ <O@ ìÍ
€x
rÌR ÏÊ _ôN'êÏà _ôN'êÏÃ
Prof.Dr. H. Dasim Budimansyah,
M.Si
k r DE.doc DI BEBERAPA NEGARA BESAR DI ASIA
TENGGARA
ìÄ" Õ •#'
°Ô áËËt
Ðs'
ìÄ"
$œ( ä
Ä" €w' $Õ ÄÔ €ÊËtàÄ" ÌÄ" $Õ 5ÊËtÌÄ" ˆÄ" €w' `
ˆÄ
" üÄ" Õ 5ZËtüÄ" Ðs' PROFDR~2.SI aÎt`
`
<Õ
OËt8aÎtˆÄ" ÌÄ"
Ô× ÛNËt`
ˆÄ" °Ã" îNËtD
ß
P
•
`
€s-w•
€s-w
0‹( ´Õ
3é w€s-w
ÄÄ"
ction atau yang lebih dikenal dengan pendekatan
input-output analysis tidak dilaksanakan secara konsekuen. Pendekatan ini
melihat bahwa lembaga pendidikan berfungsi sebagai pusat produksi yang
apabila dipenuhi semua input (masukan) yang diperlukan dalam kegiatan
produksi tersebut, maka lembaga ini akan menghasilkan output yang
dikehendaki. Pendekatan ini menganggap bahwa apabila input pendidikan
seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, dan perbaikan
sarana serta prasarana pendidikan lainnya dipenuhi, maka mutu pendidikan
(output) secara otomatis akan terjadi. Dalam kenyataan, mutu pendidikan
yang diharapkan tidak terjadi. Mengapa ? Karena selama ini dalam
menerapkan pendekatan education production function terlalu memusatkan
pada input pendidikan dan kurang memperhatikan proses pendidikan.
Padahal, proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan.
Faktor kedua, penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara
birokratis-sentralistik sehingga menempatkan sekolah sebagai
penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi yang
mempunyai jalur yang sangat panjang dan kadang-kadang kebijakan yang
dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. Sekolah lebih
merupakan subordinasi dari birokrasi di atasnya sehingga mereka
kehilangan kemandirian, keluwesan, motivasi, kreativitas, dan inisiatif
untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya termasuk peningkatan mutu
pendidikan sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional.
Faktor ketiga, peran serta warga sekolah khususnya guru dan peran serta
masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan
selama ini sangat minim. Partisipasi guru dalam pengambilan keputusan
sering diabaikan, padahal terjadi atau tidaknya perubahan di sekolah
sangat tergantung pada guru. Dikenalkan pembaruan apapun jika guru tidak
berubah, maka tidak akan terjadi perubahan di sekolah tersebut.
Partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya sebatas pada dukungan
dana, sedangkan dukungan-dukungan lain seperti pemikiran, moral, dan
barang atau jasa kurang diperhatikan. Akuntabilitas sekolah terhadap
masyarakat juga lemah. Sekolah tidak mempunyai beban untuk
mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada masyarakat,
khususnya orang tua siswa, sebagai salah satu unsur utama yang
berkepentingan dengan pendidikan (stakeholder).
Hemat penulis, salah satu bentuk upaya konkret pada saat ini untuk
mendongkrak mutu pendidikan adalah dengan meningkatkan peran serta
masyarakat. Dan salah satu upaya untuk meningkatkan peran serta
masyarakat dalam bidang pendidikan adalah dengan mengakomodasi pandangan,
aspirasi, dan menggali potensi masyarakat untuk menjamin demokratisasi,
transparansi, dan akuntabilitas. Mengapa peran serta masyarakat itu
dinilai penting ? Karena merupakan realisasi dari bentuk demokrasi
berkeadilan. Hal tersebut bermakna bahwa masyarakat tidak hanya mempunyai
hak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu namun juga melekat kewajiban
untuk ikut serta mengadakannya baik dalam menyediakan dana untuk
pengadaan, pengembangan dan/atau pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan maupun kepakaran atau keahlian yang diperlukan dalam
penyusunan program serta implementasi mulai dari yang berskala mikro
hingga yang berskala makro.
Ada beberapa asumsi pentingnya peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan. Pertama, menggunakan pengalaman sekolah
swasta yang memiliki ketergantungan sangat rendah, sehingga sekolah
cenderung lebih berorientasi kepada kemampuan yang memungkinkan
keterlibatan orang tua/masyarakat secara lebih bermakna dalam
penyelenggaraan pendidikan. Kedua, penyelenggaraan pendidikan di daerah
akan lebih efektif bila didukung oleh sistem berbagi kekuasaan (power
sharing), antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan
pendidikan, seiring dengan berubahnya paradigma sistem pemerintahan
dewasa ini.
Perubahan Paradigmatik
Sejak awal tahun 2001, telah bergulir suatu pergeseran paradigma
sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi. Hal ini
ditengarai oleh lahirnya UU No. 22 Tahun 1999 Jo. UU No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah. Sesuai dengan paradigma ini, seluruh
komponen sistem pemerintahan harus menyesuaikan diri dengan keadaan dan
tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Prinsip-prinsip perubahan
paradigmatik tersebut juga berlaku pada semua bidang termasuk dalam
pengelolaan pendidikan nasional. Sistem pendidikan dituntut untuk
melaksanakan rekonseptualisasi dan restrukturisasi secara menyeluruh
sehingga dapat menjawab tantangan desentralisasi pemerintahan di bidang
pendidikan seperti yang diatur dalam UU tentang Pemerintahan Daerah
tersebut di atas.
Selain sebagai salah satu sektor dalam sistem pemerintahan,
pendidikan juga merupakan sistem tersendiri yang dapat diselenggarakan di
luar sistem pemerintahan baik di pusat, propinsi maupun kabupaten/kota.
Di luar mekanisme pemerintahan, pengelolaan pendidikan juga dilakukan
oleh masyarakat, yaitu: (1) Pengelolaan pendidikan dasar dan menengah
oleh Yayasan Pendidikan Swasta sebagai wujud pelayanan sosial (public
service) yang dilakukan secara langsung oleh masyarakat, (2) Pengelolaan
pendidikan dasar dan menengah yang dilaksanakan secara profesional
sebagai wujud dari industri pendidikan, yaitu yang dilakukan oleh
lembaga-lembaga profesional yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan
dari pelayanan pendidikan yang bermutu, dan (3) Pengelolaan pendidikan
oleh masyarakat, yaitu pengelolaan pendidikan dasar dan menengah yang
secara langsung dilakukan oleh masyarakat di setiap daerah, sebagai salah
satu bentuk kepedulian dan partisipasi masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan.
Sebagai sistem yang diselenggarakan di luar mekanisme pemerintahan,
desentralisasi pendidikan tidak dilakukan melalui penyerahan wewenang
pemerintah pusat ke pemerintah daerah, tetapi penyerahan wewenang kepada
setiap satuan pendidikan itu sendiri. Dengan demikian, selain konsep
desentralisasi pemerintahan di bidang pendidikan, terdapat pula konsep
desentralisasi dan otonomi pendidikan yang menekankan pada wewenang dan
otoritas yang dimiliki oleh setiap satuan pendidikan. Konsep ini
berkembang di lingkungan Depdiknas, sebagai salah satu sektor teknis,
yang dalam pelaksanaannya memerlukan Undang-Undang sektor tersendiri. Di
bidang pendidikan, sekarang kita telah memiliki undang-undang yang baru
(UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang lebih
berorientasi desentralisasi pendidikan sebagai pengganti UU No. 2/1989
yang masih berasas sentralistik.
Desentralisasi pendidikan nasional dilaksanakan atas dasar
pemikiran bahwa masyarakat di daerah merupakan fondasi yang kuat dalam
pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Pengertiannya
adalah, “bahwa masyarakat daerah-lah yang paling mengetahui permasalahan
dan kebutuhan mereka sendiri” dan mereka itulah yang harus berperan
lebih besar sebagai penentu kebijakan operasional, penanggung jawab,
serta pelaksana terdepan dari pengelolaan sistem pendidikan nasional.
Sesuai dengan konsep desentralisasi pendidikan, masyarakat dianggap
sebagai pihak yang paling menentukan terhadap pelaksanaan dan
penyelenggaraan sistem pendidikan, khususnya sistem pendidikan dasar dan
menengah di setiap daerah. Masyarakat adalah sumber inspirasi dan sasaran
yang harus dicapai dari sistem pendidikan di daerah. Masyarakat juga
merupakan sumber dana bagi penyelenggaraan pendidikan di setiap daerah,
di luar biaya yang diperoleh dari sumber-sumber anggaran pemerintah.
Dengan demikian, masyarakat adalah stake holder dari sistem pendidikan
dasar dan menengah, atau pihak yang paling menentukan terhadap sistem dan
proses pendidikan.
Namun, masyarakat itu kenyataannya sangat kompleks dan tidak miliki
batas yang jelas, sehingga sulit menentukan masyarakat yang mana sebagai
stake holder di bidang pendidikan. Salah satu cara memfungsikan
masyarakat sebagai stake-holder tersebut adalah dengan menggunakan
prinsip perwakilan, yaitu memilih sejumlah kecil dari seluruh anggota
masyarakat untuk melaksanakan fungsi-fungsi kontrol, pemberi masukan,
pemberi dukungan, serta fungsi mediator antara masyarakat dengan lembagalembaga pendidikan. Fungsi-fungsi tersebut dilakukan Dewan Pendidikan di
tingkat kabupaten/kota dan Komite Sekolah pada tingkat satuan pendidikan.
Sampai dengan akhir tahun 2006, Depdiknas telah berhasil melakukan
fasilitasi pembentukkan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah di seluruh
tanah air. Pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah tersebut untuk
sementara ini diatur oleh Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.
044/U/2002, sebelum adanya PP yang kini dalam proses. Kepmen tersebut
dijadikan landasan bagi setiap Pemerintah Propinsi atau Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk mengatur pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah di daerahnya masing-masing.
Sampai saat ini, Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah yang sudah
terbentuk ini hampir di seluruh kabupaten/kota dan satuan pendidikan
tersebut masih sangat bervariasi baik dilihat dari struktur, mekanisme
pengelolaan, dan pelaksanaan peran dan fungsinya masing-masing sehingga
dampaknya terhadap peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam
pembangunan pendidikan juga akan bervariasi. Di sisi lain, variasi yang
ada dalam pelaksanaan peran dan fungsi Dewan Pendidikan dan komite
Sekolah itu dapat juga merupakan suatu gambaran dari kekuatan yang
dimiliki oleh masing-masing daerah, sehingga penyeragaman struktur,
mekanisme pengelolaan, serta pelaksanaan peran dan fungsi mereka masingmasing menjadi tidak begitu penting. Namun demikian, di samping
perbedaan-perbedaan dalam struktur dan fungsi badan-badan tersebut pada
masing-masing daerah, satu hal yang harus sama adalah dampaknya harus
positif terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas pembangunan
pendidikan di setiap daerah, sesuai dengan kebijakan pendidikan yang
sudah ditetapkan oleh pemerintah. Oleh karena itu para stake-holder
pendidikan maupun masyarakat luas perlu memahami keberadaan Dewan
Pendidikan dan Komite Sekolah secara baik, agar keberadaan badan-badan
tersebut menjadi aset yang berharga bagi peningkatan mutu pendidikan.
MBS: Paradigma Baru Pengelolaan Pendidikan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan suatu pergeseran paradigma
dalam pengelolaan pendidikan, namun, tidak berarti paradigma ini “baru”
sama sekali, karena pernah kita miliki sebelum Inpres No. 10/1973.
Sekolah-sekolah dikelola secara mikro dengan sepenuhnya diperankan oleh
kepala sekolah dan guru-guru sebagai pengelola dan pelaksana pendidikan
pada setiap sekolah yang juga tidak terpisahkan dari lingkungan
masyarakatnya. MBS bermaksud “mengembalikan” sekolah kepada pemiliknya
yaitu masyarakat, yang diharapkan akan merasa bertanggungjawab kembali
sepenuhnya terhadap pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah.
Sisi moralnya adalah bahwa hanya sekolah dan masyarakatlah yang paling
mengetahui berbagai persoalan pendidikan yang dapat menghambat
peningkatan mutu pendidikan. Dengan demikian merekalah yang seharusnya
menjadi pelaku utama dalam membangun pendidikan yang bermutu dan relevan
dengan kebutuhan masyarakatnya. Hanya kepala sekolah yang paling
mengetahui apakah guru bekerja baik, apakah buku-buku kurang, apakah
perpustakaan digunakan, apakah sarana pendidikan masih layak pakai, dan
sebagainya. Kepala sekolah dapat “berunding” dengan masyarakat untuk
memecahkan berbagai persoalan pendidikan bersama-sama termasuk mengatasi
kekurangan sarana-prasarana pendidikan.
Di sisi lain, hanya guru-guru-lah yang paling memahami, mengapa prestasi
belajar murid-muridnya menurun, mengapa sebagian murid bolos atau putus
sekolah, metoda mengajar apakah yang efektif, apakah kurikulumnya dapat
dilaksanakan, dan sebagainya. Guru-guru bersama kepala sekolah dapat
bekerjasama untuk memecahkan masalah-masalah yang menyangkut proses
pembelajaran tersebut. Untuk itu kepala sekolah dan guru-guru harus
dikembangkan kemampuannya dalam melakukan kajian serta analisis agar
semakin peka terhadap dan memahami dengan cepat cara-cara pemecahan
masalah pendidikan di sekolahnya masing-masing.
Dengan MBS, pemecahan masalah internal sekolah, baik yang menyangkut
proses pembelajaran maupun sumberdaya pendukungnya cukup dibicarakan di
dalam sekolah dengan masyarakatnya, sehingga tidak perlu diangkat ke
tingkat pemerintah daerah apalagi ke tingkat pusat yang “jauh panggang
dari api” itu. Tugas pemerintah (pusat dan daerah) adalah memberikan
fasilitasi dan bantuan pada saat sekolah dan masyarakat menemui jalan
buntu dalam suatu pemecahan masalah. Fasilitasi ini mungkin berbentuk
capacity building, bantuan teknis pembelajaran atau manajemen sekolah,
subsidi bantuan sumberdaya pendidikan, serta kurikulum nasional dan
pengendalian mutu pendidikan baik tingkatan daerah maupun nasional. Agar
dapat memberikan fasilitasi secara obyektif, pemerintah perlu didukung
oleh sistem pendataan dan pemetaan mutu pendidikan yang handal dan
terbakukan secara nasional.
Perkembangan Paradigma Hubungan Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
Antara keluarga, sekolah, dan masyarakat memiliki hubungan fungsional
yang amat rapat, bahkan seharusnya bersatu padu dalam melaksanakan misi
mencerdaskan kehidupan bangsa. Hubungan fungsional antara keluarga,
sekolah, dan masyarakat terserbut mengalami perkembangan dan perubahan
dari masa ke masa sejalan dengan perubahan dan perkembangan waktu.
Seorang pegawai kecil yang memiliki anak usia sekolah di SD, SMP, dan SMA
dengan bersungut-sungut menerima keluhan anak-anaknya tentang tunggakan
uang sekolah yang masih belum terbayar. Ia telah membaca di surat kabar
tentang anak yang bunuh diri lantaran belum membayar uang sekolah. Berita
di surat kabar itu sempat membuatnya tercenung dan akhirnya percaya bahwa
bagi sang anak masalah uang sekolah menjadi masalah yang besar. Apalagi
dalam hal ini masih ada guru dan kepala sekolah yang galak kepada muridmuridnya.
Ketika hendak berangkat sekolah sang anak memberi tahu kepada ayahnya
sebagai berikut.
”Pak, besok Amin harus melunasi uang sekolah tiga bukan tunggakan yang
belum dibayar. Kalau tidak, Amin tidak boleh mengikuti ulangan umum lho”,
seorang anak yang masih duduk di SD menyampaikan keluhannya kepada sang
Bapak.
”Ya nak, sekalian besok membayar dengan uang sekolah kakak-kakakmu. Pagipagi Bapak mau ambil uang kiriman kakakmu (kakak wanita tertuanya bekerja
jadi TKI di Malaysia). Terus selepas itu, Bapak akan antar uang sekolahmu
ke sekolah”, jawab Sang Bapak dengan agak ragu-ragu, apakah uang kiriman
itu sudah dapat diambil di bank.
”Betul lho Pak. Kalau tidak saya malu dengan teman-teman yang sudah
membayar lunas. Lagian saya takut ditegur Pak Guru”, jawab sang anak
dengan penuh harap.
”Insyaallah nak. Ya sudah, sana berangkat. Nanti malah kamu terlambat”,
potong ayahnya.
Setelah pemberitahuan sang anak tersebut, sang ayah sering menjadi
termenung memikirkan tentang kemungkinan pemerintah menerapkan konsep
sekolah gratis untuk pendidikan dasar (SD dan SMP). Alangkah besarnya
perhatian pemerintah terhadap rakyat, jika pemerintah benar-benar
menanggung biaya pendidikan dasar. Sejatinya kebijakan itu memang
tertuang dalam UUD 1945.
Meskipun pemerintah akan menanggung biaya pendidikan dasar, sudah barang
tentu keluarga tidak akan bisa lepas tangan begitu saja. Keluarga akan
tetap memiliki peran secara aktif bersama-sama sekolah dan masyarakat
untuk mencetak anak-anak sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Bagaimana pun juga, orangtua akan berusaha untuk memberikan biaya
pendidikan bagi anaknya tidak lain agar anaknya dapat bersekolah,
setidaknya dapat menyelesaikan sekolah sesuai dengan program wajar (wajib
belajar) pendidikan dasar sembilan tahun. Sebenarnya, masyarakat luas,
termasuk masyarakat dunia usaha dan dunia industri (DUDI) juga harus
memiliki tanggung jawab yang sama. Bukankah kemajuan DUDI juga karena
keberhasilan pendidikan anak-anak bangsa?
Dalam buku bertajuk ’How Communities Build Stronger Schools’, Anne
Wescott dan Jean L. Konzal telah menggambarkan pola hubungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat dalam tiga paradigma yang mengalami perubahan dan
perkembangan. Dalam bab ini akan dijelaskan (1) ketiga paradigma hubungan
antara keluarga, sekolah, dan masyarakat tersebut dalam konteks
Indonesia, (2) status dan peran Komite Sekolah dalam kaitannya dengan
paradigma tersebut.
Paradigma Hubungan Tripusat Pendidikan
Ketiga paradigma hubungan tripusat pendidikan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1.
Paradigma lama
Orangtua dalam keluarga, warga sekolah, dan warga masyarakat serta warga
masyarakat memiliki hubungan sesuai dengan kepentingan masing-masing
dalam urusan pendidikan. Dalam paradigma lama ini, hubungan tripusat
pendidikan ini berlangsung sebagai satuan pranata sosial yang berdiri
sendiri dan berada dalam posisi yang terpisah-pisah. Menurut Anne Wescott
dan Jean L. Konzal, paradigma ditandai dengan adanya beberapa
karakteristik sebagai berikut: (1) menitikberatkan pada kecakapan
akademik dan pengetahuan, (2) hubungan sekolah terkontrol, komunikasi
satu arah, (3) birokratis, impersonal, dan terjadi komunikasi satu arah,
(4) saling melindungi diri, defensif, (5) hirarkis, tidak semua orang
dipandang sama, (6) perbedaan kultural dan sosial tidak mendapatkan
perhatian secara wajar, (7) beberapa keluarga dan siswa termarjinalisasi,
(8) orangtua dipandang sebagai sumber masalah dan kritik, dan (9)
masyarakat dipandang sebagai orang lain, kecuali diperlukan.
Guru dan dan warga sekolah dalam paradigma lama ini pada umumnya masih
berkutat pada pertanyaan, ”what can parents, community members, and
organizations do for us?” atau “apa yang orangtua, warga masyarakat, dan
organisasi masyarakat dapat lakukan untuk kami (sekolah)?” Jawaban yang
ingin mereka dapatkan dari pihak orangtua dan masyarakat hannyalah hanya
berupa uang transpor atau baju seragam atau honorarium kelebihan jam
mengajar. Jadi, guru dan warga sekolah masih terfokus pada dukungan
finansial dari keluarga dan masyarakat. Dengan demikian, keluarga dan
warga masyarakat pun sudah merasa telah memberikan peran utamanya, jika
ia telah memberikan dukungan finansial kepada sekolah. Masalah proses
belajar mengajar, urusan belajar anak di rumah, pembinaan moral peserta
didik, seluruhnya telah diserahkan sepenuhnya kepada sekolah. Orangtua
dan masyarakat hanya ingin tahu bahwa anaknya lulus dengan nilai yang
tinggi. Kalau kemudian ada anak yang perilakunya tidak baik, atau tidak
dapat mencapai standar kelulusan, orangtua dan masyarakat akan segera
mengembalikan tanggung jawab semua itu kepada sekolah.
Paradigma tersebut digambarkan sebagai berikut:
EMBED PowerPoint.Slide.8
2.
Paradigma Transisional
Dalam paradigma transisional, hubungan antara sekolah dan orangtua telah
berkembang sebagai hubungan kerja sama yang sudah interaktif. Pola
hubungan dalam paradigma transisional ini memiliki beberapa karakteristik
yang agak berbeda dengan karakteristik paradigma lama, antara lain
adalah: (1) menitikberatkan pada penguasaan akademik dan perkembangan
individual siswa, (2) hubungan sekolah diarahkan, (3) kurang birokratis,
lebih manusiawi, dan telah terjadi hubungan dua arah, (4) proaktif, (5)
lebih inklusif, (6) perbedaan kultural dan sosial sudah memperoleh
perhatian, (7) kerja sama dengan orangtua sudah terbentuk secara
terbatas, (8) menjalin hubungan dengan masyarakat jika bermanfaat kepada
sekolah, dan (9) guru mulai mengadakan penelitian tentang kegiatan
belajar mengajar tetapi belum melibatkan orangtua dalam proses ini.
Beberapa karakteristik paradigma lama sudah mulai mengalami perubahan,
meski belum secara total. Sebagai contoh, perhatian orangtua dan
masyarakat terhadap anak-anak dari keluarga tidak mampu sudah mulai
tumbuh, misalnya dengan adanya program beasiswa atau program subsidi
silang. Dengan demikian, lembaga pendidikan sekolah sudah tidak terlalu
birokratis lagi. Sekolah sudah menjadi lebih inklusif.
Dalam konteks paradigma transisional, sekolah dan keluarga menanyakan
kepada diri dan masayakat ”how can parents, community members,
organizations helps us do our job better” atau “bagaimana orangtua, warga
masyarakat, organisasi sosial dapat membantu kita untuk melaksanakan
tugas secara lebih baik”.
Paradigma tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
EMBED PowerPoint.Slide.8
3.
Paradigma Baru
Karatkteristik hubungan tripusat pendidikan dalam paradigma baru
ini telah benar-benar berubah secara total, yang berbeda dengan paradigma
sebelumnya, yakni: (1) menitikberatkan perhatian pada siswa secara
keseluruhan, baik aspek akademis maupun perkembangan individualnya, (2)
tidak ada batas hubungan antar keluarga, sekolah, dan masyarakat, (3)
terjadi budaya menemukan, belajar, melindungi, dan membimbing; guru dan
orangtua melaksanakan penelitian tindakan bersama-sama, (4) keikutsertaan
secara personal, (5) tidak hirarkis, sepenuhnya inklusif, setiap orang
merasa dirangkul, (6) perbedaan budaya dan sosial dihargai dan
dipelihara, (7) terdapat kerjasama antara orangtua dan masyarakat, (8)
orangtua dan warga masyarakat sebagai patner, (9) menemukan manfaat
bersama sebagai tujuan, (10) pilihan banyak dan cara untuk mencapainya
juga banyak.
Dalam paradigma baru ini, semua orang (orangtua dalam keluarga, kepala
sekolah dan guru di sekolah, serta warga masyarakat) secara bersama-sama
bertanya ”what can all of us together do to educate all children well”
atau ”apa yang kita dapat kerjakan bersama untuk mendidik semua anak
dengan baik”. Pertanyaan tentang bagaimana cara mendidik peserta didik
itu tidak lagi hanya berasal dari guru dan kepala sekolah, melainkan dari
semua stakeholder pendidikan. Dengan kata lain, stakeholder pendidikan
tersebut tidak lagi pernah mengatakan ”murid saya’, atau ”anak saya”,
atau ”anak-anak itu”, melainkan dengan ”anak-anak kita”. Dengan
demikian, dalam paradigma hubungan tripusat pendidikan ini telah
memandang lembaga pendidikan sekolah sebagai milik bersama.
Paradigma tersebut digambarkan sebagai berikut:
EMBED PowerPoint.Slide.8
Paradigma Hubungan Tripusat Pendidikan di Indonesia dan Peran Komite
Sekolah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, paradigma hubungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat di Indonesia masih dalam paradigma lama
dan mulai berubah ke paradigma transisional. Beberapa indikasi utama
dapat disebutkan sebagai berikut:
1.
Keluarga, sekolah, dan masyarakat masih memandang hasil belajar
siswa lebih pada sisi kecakapan akademik dan pengetahuan
Nuansa akademik masih lekat dalam pandangan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Keberhasilan siswa dalam pendidikan lebih diukur dari aspek
akademis semata-mata. Orangtua, sekolah, dan masyarakat merasa sudah
melaksanakan tugas pendidikan jika anak-anak telah berhasil menggondol
juara kelas atau menduduki peringat satu dalam aspek akademis. Aspekaspek yang berkenaan dengan perkembangan kepribadian anak, disiplin,
moralitas, dan berbagai macam kemampuan nonakademisnya seharusnya juga
memperoleh perhatian yang sama. Kelahiran Kurikulum Berbasis Kompetensi
pada hakikatnya bertujuan mengurangi orientasi akademis dengan menekankan
aspek kompetensi dalam seluruh aspek kemampuan siswa.
Hubungan keluarga dan sekolah masih bersifat satu arah dan bersifat
biokratis dan hierarkis
Hubungan seperti ini masih kental dalam kegiatan sekolah. Orangtua
siswa akan datang ke sekolah dalam acara pengambilan rapor, pertemuan
orang-tua siswa, penerimaan siswa baru, atau panggilan resmi dari kepala
sekolah karena ada masalah yang berkenaan dengan kenakalan siswa masih
bersifat birokratis. Dengan kata lain, hubungan sekolah dan orangtua
siswa masih bersifat satu arah, yakni dari sekolah kepada orangtua siswa.
Belum banyak arah yang sebaliknya. Paling-paling surat pemberitahuan
karena anaknya sakit, atau memintakan izin anak karena ada keperluan
keluarga. Belum ada misalnya surat dari warga masyarakat atau orangtua
yang berisi evaluasi atau masukan kepada sekolah.
Dalam paradigma lama, sekolah dipandang sebagai unit birokratis yang
terendah dalam satu hierarkis organisasi departemen pendidikan. Sebagai
unit birokratis, maka pola layanan pendidikan kepada keluarga dan
masyarakat menjadi kaku, karena adanya jalur-jalur birokrasi tertentu.
Sebagai misal, untuk mengundang orangtua siswa perlu surat resmi dari
sekolah. Sehingga kehadiran orangtua siswa ke sekolah yang tidak kerena
surat panggilan seperti itu sering menimbulkan pertanyaan ’ada apa’ atau
’apakah Anda menerima surat panggilan dari sekolah’. Dalam hal ini
sekolah lebih memosisikan dirinya lebih tinggi dari orangtua siswa.
Posisi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat seharusnya setara.
3.
Antara keluarga dan sekolah saling masih bersifat defensif
Merasa sebagai unit birokrasi terendah, maka hubungan antara sekolah dan
keluarga lebih bersifatr defensif. Sekolah tidak merasa perlu berhubungan
dengan keluarga dan masyarakat jika tidak ada keperluannya. Demikian juga
sebaliknya pandangan orangtua dan masyarakat terhadap sekolah. Kalau ada
masalah kenakalan anak, prestasi belajar yang rendah, sebagai misal,
orangtua akan menyalahkan sekolah. Sebaliknya, menurut keluarga dan
masyarakat, kesalalahan itu terletak pada pundak sekolah. Masalah itu
seharusnya menjadi tanggung jawab bersama.
4.
Perbedaan kultural dan sosial masih kurang mendapatkan perhatian
secara wajar dan beberapa siswa termarjinalisasi, misalnya karena faktor
sosial ekonomi
Sebagaimana proses belajar mengajar yang berlaku secara klasikal,
maka perbedaan kultural dan sosial peserta didik kurang memperoleh
perhatian dari sekolah secara wajar. Sebagai contoh, seorang guru kelas
atau wali kelas tidak secara dini mengetahui latar belakang keluarga
siswa. Sang guru baru mengetahui kondisi keluarga seorang siswa ketika
sang anak tidak membayar uang sekolah untuk sekian bulan. Setelah ia
menanyakan kepada siswa tersebut barulah diketahui bahwa siswa tersebut
ternyata berasal dari keluarga yang beban hidupnya ditopang dari
pekerjaan ibunya sebagai tukang cuci untuk para tetangganya. Seharusnya
masalah tersebut sejak dini telah menjadi kepedulian bersama antara
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Mediator antara tripusat pendidikan
ini dapat dilakukan oleh Komite Sekolah.
5.
Sekolah masih sering memandang orangtua sebagai sumber masalah dan
kritik
Ada kecenderungan saling menyalahkan antara keluarga, sekolah, dan
masyarakat jika terjadi permasalahan peserta didik. Sekolah menganggap
keluarga dan masyarakat hanya sebagai tukang kritik. Sebaliknya keluarga
dan masyarakat menganggap sekolah kurang cakap dalam mendidik anak-anak
mereka, tanpa memberikan masukan kepada sekolah.
6.
Sekolah sering memandang masyarakat sebagai orang lain atau pihak
yang berada di luar sekolah, kecuali diperlukan
Terkait dengan hubungan yang bersifat birokratis dan hierarkis tersebut,
sekolah sering memandang masyarakat sebagai pihak yang berada di luar
sekolah, kecuali diperlukan. Jadi keluarga, sekolah, dan masyarakat akan
berhubungan jika diperlukan saja. Komitmen perlunya berkomunikasi dan
bekerja sama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat hanya merupakan
komitmen insidental, temporer, bukan komitmen abadi untuk kepentingan
generasi muda bangsa.
Berdasarkan gambaran singkat tentang pola hubungan tripusat pendidikan
tersebut, maka kehadiran Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah diharapkan
dapat memperbaiki pola hubungan tripusat pendidikan menjadi lebih baik
lagi di masa mendatang sesuai dengan paradigma baru.
Beberapa karakteristik dalam paradigma lama memang masih melekat dalam
hubungan tripusat pendidikan di Indonesia. Namun demikian, di beberapa
sekolah swasta di Indonesia pola hubungan itu mungkin lebih maju
dibandingkan dengan di sekolah negeri. Hal ini terjadi, karena sekolah
negeri di masa lalu telah memperoleh perhatian dan bantuan yang lebih
banyak dibandingkan dengan sekolah swasta. Sementara kehidupan sekolah
swasta amat ditentukan oleh peran serta orangtua dan masyarakatnya. Oleh
karena itu, tidak boleh tidak sekolah swasta harus dapat menggandeng
orangtua dan masyarakat untuk menyatu secara singergis dalam membangun
sekolah dan meningkatkan mutu pendidikannya. Sekolah dan orangtua serta
masyarakat dalam posisi yang saling memerlukan.
Pola hubungan tripusat pendidikan diharapkan akan berubah menjadi lebih
baik dengan pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, yang menjadi
wadah peran serta masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia. Dengan catatan lembaga itu tidak hanya sekedar menjadi stempel
sekolah, seperti yang terjadi dengan BP3 atau POMG di masa lalu.
Sebagai contoh, inilah yang terjadi di satu Sekolah Dasar yang boleh
disebut telah mulai menerapkan paradigma baru ini. Menjelang kegiatan
ulangan semester, semua orangtua siswa diundang ke sekolah. Dalam arena
pertemuan yang sengaja dibuat tidak formal itu, semua siswa dan didamping
oleh masing-masing orangtuanya bertatap muka dengan kepada sekolah dan
semua guru. Kepala sekolah menjelaskan tentang rencana kegiatan ulangan
semester itu, yang menurut jadwal kurang dua minggu lagi. Akan lebih baik
lagi jika jadwal ini dapat dilihat setiap hari pada papan pengumuman di
halaman sekolah. Bunyinya ”Ulangan Semester kurang 14 hari lagi”. Setiap
hari papan pengumuman ini akan diganti menjadi ’kurang 13 hari lagi’,
’kurang 13 hari lagi’ dan seterusnya. Sehari kemarin papan pengumuman itu
masih tertulis ”Ulangan Semester kurang 15 hari lagi”. Pada saat papan
pengumuman tersebut tertulis ”Ulangan Semester kurnag 14 hari lagi, semua
orangtua telah diundang ke sekolah untuk memperoleh penjelasan dari
kepala sekolah, tentang apa yang telah dilakukan sekolah selama ini, dan
apa saja yang perlu dilakukan oleh orangtua, termasuk untuk mendorong
anaknya untuk belajar, dan memberikan doa restu kepada anak-anak kita.
Acara diakhiri dengan acara permohonan doa restu anak-anak kepada
orangtua dan kepada semua gurunya dengan cara saling berjabat tangan. Ini
merupakan satu prosesi yang terjadi di satu sekolah dasar swasta terkenal
di Yogyakarta. Contoh tersebut minimal dapat dijadikan satu model atau
bahan diskusi lebih lanjut tentang apa yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan hubungan dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan
masyarakat. Semua itu dilakukan semata-mata untuk kepentingan pendidikan
anak-anak kita, anak-anak pewaris masa depan bangsa.
Menuju Otonomi pada Tingkat Satuan Pendidikan
Paradigma MBS beranggapan bahwa, satu-satunya jalan masuk yang terdekat
menuju peningkatan mutu dan relevansi adalah demokratisasi, partisipasi,
dan akuntabilitas pendidikan. Kepala sekolah, guru, dan masyarakat
adalah pelaku utama dan terdepan dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah sehingga segala keputusan mengenai penanganan persoalan
pendidikan pada tingkatan mikro harus dihasilkan dari interaksi dari
ketiga pihak tersebut. Masyarakat adalah stakeholder pendidikan yang
memiliki kepentingan akan berhasilan pendidikan di sekolah, karena mereka
adalah pembayar pendidikan, baik melalui uang sekolah maupun pajak,
sehingga sekolah-sekolah seharusnya bertanggungjawab terhadap masyarakat.
Namun demikian, entitas yang disebut “masyarakat” itu sangat kompleks dan
tak berbatas (borderless) sehingga sangat sulit bagi sekolah untuk
berinteraksi dengan masyarakat sebagai stakeholder pendidikan. Untuk
penyelenggaraan pendidikan di sekolah, konsep masyarakat itu perlu
disederhanakan (simplified) agar menjadi mudah bagi sekolah melakukan
hubungan dengan masyarakat itu.
Penyederhanaan konsep masyarakat itu dilakukan melalui “perwakilan”
fungsi stakeholder, dengan jalan membentuk Komite Sekolah (KS) pada
setiap sekolah dan Dewan Pendidikan (DP) di setiap kabupaten/kota. DP-KS
sedapat mungkin bisa merepresentasikan keragaman yang ada agar benarbenar dapat mewakili masyarakat. Dengan demikian, interaksi antara
sekolah dan masyarakat dapat diwujudkan melalui mekanisme pengambilan
keputusan antara sekolah-sekolah dengan Komite Sekolah, dan interaksi
antara para pejabat pendidikan di pemerintah kabupaten/kota dengan Dewan
Pendidikan. Bukti tanggungjawab masyarakat terhadap pendidikan diwujudkan
dalam fungsi yang melekat pada DP dan KS, yaitu fungsi pemberi
pertimbangan dalam pengambilan keputusan, fungsi kontrol dan
akuntabilitas publik, fungsi pendukungan (supports), serta fungsi
mediator antara sekolah dengan masyarakat yang diwakilinya.
Kemandirian setiap satuan pendidikan adalah salah satu sasaran dari
kebijakan desentralisasi pendidikan sehingga sekolah-sekolah menjadi
lembaga yang otonom dengan sendirinya. Namun tentu saja, pergeseran
menuju sekolah-sekolah yang otonom adalah jalan panjang sehingga
memerlukan berbagai kajian serta perencanaan yang hati-hati dan mendalam.
Jalan panjang ini tidak selalu mulus, tetapi akan menempuh jalan terjal
yang penuh dengan onak dan duri. Orang bisa saja mengatakan bahwa
paradigma baru untuk mewujudkan pengelolaan pendidikan yang demokratis
dan partisipatif, tidak dapat dilaksanakan di dalam suatu lingkungan
birokrasi yang tidak demokratis. Namun, pengembangan demokratisasi
pendidikan tidak harus menunggu birokrasinya menjadi demokratis dulu,
tetapi harus dilakukan secara simultan dengan konsep yang jelas dan
transparans.
Pelaksanaan desentralisasi pendidikan sebaiknya tidak dilakukan melalui
suatu mekanisme penyerahan “kekuasaan birokrasi” dari pusat ke daerah,
karena kekuasaan telah terbukti gagal dalam mewujudkan pendidikan yang
bermutu. Melalui strategi “desentralisasi pemerintahan di bidang
pendidikan”, Depdiknas tidak hanya berkepentingan dalam mengembangkan
kabupaten/kota dalam mengelola pendidikan, tetapi juga berkepentingan
dsalam mewujudkan otonomi satuan pendidikan, Depdiknas memiliki
keleluasaan untuk membangun kapasitas setiap penyelenggara pendidikan,
yaitu sekolah-sekolah. MBS mengembangkan satuan-satuan pendidikan secara
otonom karena mereka adalah pihak yang paling mengetahui operasional
pendidikan. Sesuai dengan strategi ini sekolah bukan bawahan dari
birokrasi pemerintah daerah, tetapi sebagai lembaga profesional yang
bertanggung jawab terhadap klien atau stakeholder yang diwakili oleh
Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah
tidak diukur dari pendapat para birokrat, tetapi dari kepuasan masyarakat
atau stakeholder. Fungsi pemerintah adalah fasilitator untuk mendorong
sekolah-sekolah agar berkembang menjadi lembaga profesional dan otonom
sehingga mutu pelayanan mereka memberi kepuasan terhadap komunitas
basisnya, yaitu masyarakat.
Perlu juga difahami bahwa pengembangan paradigma MBS, bukanlah kelanjutan
apalagi “kemasan baru” dari Badan Pembantu Pelaksanaan Pendidikan (BP3).
Adalah keliru jika DP dan KS adalah alat untuk “penarikan iuran”, karena
“penarikan iuran” yang dilakukan oleh BP3 terbukti tidak berhasil
memobilisasi partisipasi dan tanggungjawab masyarakat. Tetapi yang harus
lebih difahami adalah fungsi Dewan dan Komite sebagai jembatan antara
sekolah dan masyarakat. Sekolah yang hanya terbatas personalianya, akan
sangat dibantu jika dibuka kesempatan bagi masyarakat luas untuk ikut
memikirkan pendidikan di sekolah-sekolah. Sekolah yang sangat tertutup
bagi kontribusi pemikiran dari masyarakat harus kita akhiri, dan dengan
MBS, dibuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk ikut serta
memikirkan pendidikan di sekolah. Dengan konsep MBS, masyarakat akan
merasa memiliki dan mereka akan merasa tanggungjawab untuk keberhasilan
pendidikan di dalamnya. Jika ini dapat diwujudkan, jangankan “iuran”
bahkan apapun yang mereka miliki (uang, barang, tenaga, fikiran bahkan
kesempatan) akan mereka abdikan untuk kepentingan pendidikan anak-anak
bangsa yang berlangsung di sekolah-sekolah.
Namun untuk sampai pada kemampuan untuk mengurus dan mengatur
penyelenggaraan pendidikan di setiap satuan pendidikan, diperlukan
program yang sistematis dengan melakukan “capacity building”. Program ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan setiap satuan pendidikan secara
berkelanjutan baik untuk melaksanakan peran-peran manajemen pendidikan
maupun peran-peran pembelajaran, sesuai dengan butir-butir yang disebut
di atas. Namun, kegiatan ‘capacity building’ tersebut perlu dilakukan
secara sistematis melalui pentahapan, sehingga menjadi proses yang
dilakukan secara berkesinambungan sehingga arahnya menjadi jelas
(straight foreward) dan terukur (measurable).
Terdapat empat tahapan pokok yang perlu dilalui dalam pelaksanakan
capacity building bagi setiap satuan pendidikan. Masing-masing tahap
pengembangan dilakukan terhadap setiap kelompok satuan pendidikan yang
memiliki karakteristik atau tahap perkembangan yang setara. Capacity
building dilakukan untuk meningkatkan (up-grade) suatu kelompok satuan
pendidikan pada tahap perkembangan tertentu ke tahap berikutnya. Keempat
tahap perkembangan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Tahap Pra-formal (Sekolah Rintisan); satuan-satuan pendidikan yang
termasuk ke dalam kelompok ini adalah yang belum memenuhi standar teknis
yaitu belum dapat memiliki sumber-sumber pendidikan (misalnya guru,
prasarana, sarana pendidikan, dsb.) yang memadai untuk menyelenggarakan
pelayanan pendidikan secara minimal. Akibat dari kurangnya sumber-sumber
pendidikan satuan pendidikan ini belum memenuhi standar teknis sebagai
persyaratan minimal satuan pendidikan yang siap untuk dikembangkan
kemampuannya. Untuk dapat mulai dikembangkan kemampuannya, satuan-satuan
pendidkan ini perlu dilengkapi fasilitas minimal pendidikannya terlebih
dahulu agar dapat dinaikkan tahap berikutnya, yaitu Tahap Formalitas.
Tahap Formal( Sekolah Potensi); satuan-satuan pendidikan yang termasuk ke
dalam kelompok ini adalah mereka yang sudah memiliki sumber-sumber
pendidikan yang memadai secara minimal. Satuan-satuan pendidikan ini
sudah mencapai standar teknis secara minimal, seperti dalam jumlah dan
kualifikasi guru, jumlah dan kualitas ruang kelas, jumlah dan kualitas
buku pelajaran serta jumlah dan kualitas fasilitas pendidikan lainnya.
Terhadap satuan-satuan pendidikan yang sudah mencapai standar minimal
teknis ini, capacity building dilakukan melalui peningkatan kemampuan
administratur (seperti kepala sekolah) dan pelaksana npendidikan (seperti
guru-guru, instruktur, tutor, dsb.) agar dapat melaksanakan pengelolaan
pendidikan secara efisien serta dapat menyelenggarakan proses
pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Jika pengembangan kemampuan ini
sudah berhasil dilakukan, maka satuan-satuan pendidikan ini dapat
ditingkatkan tahap perkembangannya berikutnya, yaitu Tahap Transisional.
Keberhasilan satuan pendidikan yang sudah mencapai tahap ini diukur
dengan menggunakan standar pelayanan minimum tingkat sekolah, terutama
yang menyangkut ukuran-ukuran output pendidikan seperti tingkat penurunan
putus sekolah, penurunan mengulang kelas, tingkat kemampuan para siswa,
tingkat kelulusan, serta tingkat melanjutkan sekolah.
Tahap Transisional( Sekolah Standar Nasional); satuan pendidikan yang
sudah mencapai tahap perkembangan ini adalah yang sudah mampu memberikan
pelayanan minimal pendidikan yang bermutu, seperti kemampuan
mendayagunakan sumber-sumber pendidikan secara optimal, meningkatnya
kreativitas guru, pendayagunaan perpustakaan sekolah secara optimal,
kemampuan untuk menambah anggaran dan dukungan fasilitas pendidikan dari
sumber masyarakat, dan kemampuan lainnya yang mendukung best practices
pelayanan pendidikan pada setiap satuan pendidikan. Jika satuan-satuan
pendidikan sudah mencapai Tahap Transisional selanjutnya dapat dinaikan
kelasnya ke tahap perkembangan berikutnya, yaitu Tahap Otonom (Meaning).
Tahap Otonom(Sekolah Standar Internasional); satuan-satuan pendidikan
yang sudah mencapai tahap perkembangan ini dapat dikategorikan sebagai
tahap penyelesaian capacity building menuju profesionalisasi satuan
pendidikan menuju pelayanan pendidikan yang bermutu. Jika sudah mencapai
Tahap Otonom, setiap satuan pendidikan sudah mampu memberikan pelayanan
di atas SPM sekolah (Yaitu satndar Kompetensi Minimum) dan akan
bertanggungjawa terhadap klien serta stakeholder pendidikan lainnya.
Dari tahap-tahap perkembangan tersebut, capacity building dilakukan
dengan strategi yang berbeda-beda antara kelompok satuan pendidikan satu
dengan satuan pendidikan lainnya. Strategi tersebut adalah sebagai
berikut.
Terhadap kelompok satuan pendidikan pada Tahap Pra-formal, strategi
capacity building dilakukan umumnya melalui upaya memperlengkapi satuansatuan pendidikan dengan sarana-prasarana pendidikan sesuai dengan
kebutuhan mereka secara minimal tetapi memadai untuk dapat mencapai Tahap
perkembangan berikutnya.
Terhadap kelompok satuan pendidikan yang sudah mencapai Standar teknis
(Tahap Formalitas), strategi capacity building dilakukan melalui
pelatihan-pelatihan dan penegmebangan kemampuan tenaga kependidikan,
seperti kepala sekolah agar mampu mendayagunakan sumber-sumber pendidikan
secara optimal dengan tanpa banyak pemborosan. Bagi tenaga pengajar
dikembangkan kemampuan mereka untuk dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara kreatif dan inovatif, serta dapat melakukan
penelitian terhadap pendekatan pembelajaran yang paling efektif. Jika
satuan-satuan pendidikan sudah mencapai kemampuan ini, mereka dapat
ditingkatkan ke tahapperkembangan berikutnya, yaitu Tahap Transisional.
Terhadap satuan-satuan pendidikan yang sudah mencapai Tahap Transisional,
perlu dikembangkan sistem manajemen berbasis sekolah yang didukung oleh
partisipasi masyarakat dalam pendidikan serta mekanisme akuntabilitas
pendidikan melalui fungsi Dewan Pendidikan dan komite Sekolah. Jika
manajemen berbasis sekolah, partisipasi masyarakat dan akuntabilitas
pendidikan dapat dikembangkan, maka satuan-satuan pendidikan sudah dapat
dinaikan kelasnya ke Tahap Otonomi.
Strategi yang sangat mendasar dalam capacity building adalah pengembangan
sistem indikator yang dapat mengukur ketercapaian standar teknis dan
standar minimal pelayanan pendidikan di setiap satuan pendidikan. Sistem
indikator ini perlu didukung oleh sistem pendataan pendidikan yang
akurat, relevan, lengkap dan tepat waktu agar setiap saat dapat diukur
dilakukan monitoring terhadap tahap perkembangan yang sudah dicapai oleh
masing-masing satuan pendidikan. Sistem pendataan ini harus dilakukan
sejak tingkat satuan pendidikan, kecamatan, kabupaten/ kota, propinsi
sampai dengan tingkat nasional.
Pengelolaan Pendidikan pada tingkat Sekolah
Peran dan fungsi Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah tidak dapat
dipisahkan dari pelaksanaan manajemen pendidikan di tingkat sekolah.
Beberapa aspek manajemen yang secara langsung dapat diserahkan sebagai
urusan yang menjadi kewenangan tingkat sekolah adalah sebagai berikut.
Pertama, menetapkan visi, misi, strategi, tujuan, logo, lagu, dan tata
tertib sekolah. Urusan ini amat penting sebagai modal dasar yang harus
dimiliki sekolah. Setiap sekolah seyogyanya telah dapat menyusun dan
menetapkan sendiri visi, misi, strategi, tujuan, logo, lagu, dan tata
tertib sekolah. Ini merupakan bukti kemandirian awal yang harus
ditunjukkan oleh sekolah. Jika masa lalu sekolah lebih dipandang sebagai
lembaga birokrasi yang selalu menunggu perintah dan petunjuk dari atas,
dalam era otonomi daerah ini sekolah harus telah memiliki kesadaran untuk
menentukan jalan hidupnya sendiri. Sudah barang tentu, sekolah harus
menjalin kerjasama sebaik mungkin dengan orangtua dan masyarakat sebagai
mitra kerjanya. Bahkan dalam menyusun program kerjanya, sebagai
penjabaran lebih lanjut dari visi, misi, strategi, dan tujuan sekolah
tersebut, orangtua dan masyarakat yang tergabung dalam Komite Sekolah,
serta seluruh warga sekolah harus dilibatkan secara aktif dalam menyusun
program kerja sekolah, dan sekaligus lengkap dengan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).
Kedua, memiliki kewenangan dalam penerimaan siswa baru sesuai dengan
ruang kelas yang tesedia, fasilitas yang ada, jumlah guru, dan tenaga
administratif yang dimiliki. Berdasarkan sumber daya pendukung yang
dimilikinya, sekolah secara bertanggung jawab harus dapat menentukan
sendiri jumlah siswa yang akan diterima, syarat siswa yang akan diterima,
dan persyaratan lain yang terkait. Sudah barang tentu, beberapa ketentuan
yang ditetapkan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota perlu mendapatkan
pertimbangan secara bijak.
Ketiga, menetapkan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler yang akan
diadakan dan dilaksanakan oleh sekolah. Dalam hal ini, dengan
mempertimbangkan kepentingan daerah dan masa depan lulusannya, sekolah
perlu diberikan kewenangan untuk melaksanakan kurikulum nasional dengan
kemungkinan menambah atau mengurangi muatan kurikulum dengan meminta
pertimbangan kepada Komite Sekolah. Kurikulum muatan lokal, misalnya
dalam mengambil kebijakan untuk menambah mata pelajaran seperti Bahasa
Inggris dan bahasa asing lainnya, komputer, dsb. Sudah barang tentu,
kebijakan itu diambil setelah meminta pertimbangan dari Komite Sekolah,
termasuk resiko anggaran yang diperlukkan untuk itu. Dalam kaitannya
dengan penetapan kegiatan ekstrakurikuler, sekolah juga harus meminta
pendapat siswa dalam menentukan kegiatan ekstrakurikuler yang akan
diadakan oleh sekolah.
Oleh karena itu sekolah dapat melakukan pengelolaan biaya operasio-nal
sekolah, baik yang bersumber dari pemerintah Kabupaten/Kota maupun dari
masyarakat secara mandiri. Untuk mendukung program sekolah yang telah
disepakati oleh Komite Sekolah diperlu-kan ketepatan waktu dalam
pencairan dana dari pemerintah kabupaten/kota. Oleh kaarena itu praktik
birokrasi yang menghambat kegiatan sekolah harus dikurangi.
Keempat, pengadaan sarana dan prasana pendidikan, termasuk buku pelajaran
dapat diberikan kepada sekolah, dengan memperhatikan standar dan
ketentuan yang ada. Misalnya, buku murid tidak seenaknya diganti setiap
tahun oleh sekolah, atau buku murid yang akan dibeli oleh sekolah adalah
yang telah lulus penilaian, dsb. Pemilihan dan pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah dapat dilaksanakan oleh sekolah, dengan
tetap mengacu kepada standar dan pedoman yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat atau provinsi dan kabupaten/kota.
Kelima, penghapusan barang dan jasa dapat dilaksanakan sendiri oleh
sekolah, dengan mengikuti pedoman yang ditetapkan oleh Pemerintah,
provinsi, dan kabupaten. Yang biasa terjadi justru, karena kewenangan
penghapusan itu tidak jelas, barang dan jasa yang ada di sekolah justru
tidak pernah dihapuskan, meskipun ternyata barang dan jasa itu sama
sekali telah tidak berfungsi atau malah telah tidak ada barangnya.
Keenam, proses pengajaran dan pembelajaran. Ini merupakan kewenangan
profesional sejati yang dimiliki oleh lembaga pendidikan sekolah. Kepala
sekolah dan guru secara bersama-sama merancang proses pengajaran dan
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan lancar
dan berhasil. Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan direkomendasikan sebagai model pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh sekolah. Pada masa sentralisasi pendidikan, proses
pembelajaran pun diatur secara rinci dalam kurikulum nasional. Dalam era
otonomi daerah, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan berupa Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu pada Standar Isi (Permen
No. 22 Tahun 2006). Dengan KTSP ini, diharapkan para guru tidak akan
terpasung lagi kreativitasnya dalam melaksanakan dan mengembangkan
kurikulum.
Ketujuh, urusan teknis edukatif yang lain sejalan dengan konsep manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) merupakan urusan yang sejak
awal harus menjadi tanggung jawab dan kewenagan setiap satuan pendidikan.
Penutup
Keberhasilan dalam pemberdayaan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
adalah sebuah keniscayaan yang perlu dilakukan secara teliti, cermat dan
terus-menerus. Namun perlu diwaspadai, pemberdayaan Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah tersebut tidak mengarah pada perwujudan birokrasi baru.
Yang diharapkan justru sebaliknya, kehadiran Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah adalah untuk mengurangi bahkan mengikis berbagai dampak negatif
dari birokratisasi yang sangat menggejala di masa-masa lalu. Sesuai
dengan undang-undang yang berlaku, pendidikan bukan hanya menjadi
tanggungjawab pemerintah tetapi juga adalah menjadi tanggung-jawab
keluarga dan masyarakat. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pada intinya
adalah wakil masyarakat dan keluarga yang dapat menjadi jalan masuk yang
tepat agar masyarakat dapat berpartisipasi dan rasa ikut memiliki
terhadap sistem pendidikan yang berlangsung di sekolah-sekolah yang ada
di lingkungannya masing-masing agar lebih bermutu.
--------------------*)
DR. Dasim Budimansyah, M.Si adalah Ketua Program Studi Pendidikan
Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana UPI dan Anggota Tim Pengembangan
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah Depdiknas.
DAFTAR PUSTAKA
Buchori, Mochtar. 1994. Ilmu Pendidikan & Prektek Penidikan Dalam
Renungan. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogyakarta dan IKIP Muhammadiyah
Jakarta-Press.
Coombs, Philip H. 1985. The World Crisis in Education: The View from
Eighties. New York: Oxford University Press.
Depdiknas. 2002. Panduan Umum Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah,
Jakarta: Bagpro Publikasi dan Sosialisasi Pendidikan Ditjen Dikdasmen.
_________, 2003. Buku Pedoman Pelaksanaan Rintisan Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), Jakarta: Direktorat PLP.
_________, 2001. Hasil Monitoring Program Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah, Jakarta: Direktorat SLTP.
_________, 2003. Laporan Monitoring dan Evaluasi Program Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta: Direktorat PLP.
_________, 2004. Acuan Operasional dan Indikator Kinerja Komite Sekolah,
Jakarta: Bagpro Publikasi dan Sosialisasi Pendidikan Ditjen Dikdasmen.
-------------. 2006. Modul-modul Penguatan Kapasitas Komite Sekolah,
Jakarta: Ditjen Mandikdasmen.
Direktorat Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta.
Indra Djati Sidi. 2001. Menuju Masyarakat Belajar, Menggagas Paradigma
Baru Pendidikan. Jakarta: Paramadina.
Joyce, Bruce; Weil, Marsha; and Showers, Beverly. 1992. Models of
Teaching. Fourth Edition. Boston: Allyn and Bacon.
Mestoko, Sumarsono dkk. 1986. Pendidikan di Indonesia Dari Jaman ke
Jaman. Jakarta: Balai Pustaka.
Mudyahardjo, Redja. 2002. Filsafat Ilmu Pendidikan: Suatu Pengantar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurdin, Muhamad. 2004. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta:
Prismacophie.
Suparlan. 2004. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, Dari Konsepsi Sampai
Dengan Implementasi. Yogyakarta: Hikayat.
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat.
Suprono S dan Sapari, Achmad. 2001. Manajemen Berbasis Sekolah. Surabaya:
Penerbit SIC.
Suryadi, Ace dan Budimansyah, D. 2003. Pendidikan Nasional Menuju
Masyarakat Indonesia Baru, Bandung: Penerbit Genesindo.
Suyanto dan Abbas, MS. 2001. Wajah dan Dinamika Pendidikan Anak Bangsa.
Yogyakarta: Adi Cita.
Suyanto dan Hisyam, Djihad. 2000. Pendidikan di Indonesia Memasuki
Milenium III: Refleksi dan Reformasi. Yogyakarta: Adi Cita.
PAGE
PAGE
13
;
<
=
>
?
Y
[
\
]
^
†
‡
š
›
œ
•
ž
Ÿ
§
ïÞÍï¼ï±¦±¦—
‹|q|d|qWJï=
hËNO h×2Œ OJ QJ ^J
hËNO hk"™ OJ QJ ^J
hk"™ h×2Œ OJ QJ ^J
hk"™ hk"™ 0J OJ QJ
hk"™ hk"™ OJ QJ
j
hk"™ hk"™ OJ QJ U
hk"™ CJ OJ QJ aJ
hk"™ hk"™ CJ OJ
QJ aJ
hËNO h,
OJ QJ
hËNO h×2Œ OJ QJ
hËNO hþ7Ö CJ OJ QJ ^J aJ
hËNO h,
CJ OJ QJ ^J aJ
hËNO hpz
CJ OJ QJ ^J aJ
hËNO h×2Œ CJ OJ QJ
£
¤
¥
´
š
^J
aJ
<
=
]
œ
•
ž
Ÿ
§
¾
÷
§
h
÷
k÷
ã
»
¬
ë
Þ
Þ
¬
¬
¬
¬
ë
Î
ã
Æ
¬
»
¬
$
$
„Ð
dh
dh
`„Ð a$ gd«#³
a$ gd«#³
$ a$ gd«#³
$
„Ð
„Ð ]„Ð ^„Ð a$ gd«#³
$ „h ^„h a$ gdk"™
[
]
¢
£
¤
¥
¾
Ì
9
d
y
gd«#³
dh
gd«#³
dh
§
gdäpX
è
é
y
Ž
q
w
²
·
V
\
ô
*
0
”
š
§
´
õêõÞõÒ
õŸ§˜Šyl^l^l^l^l^l^l^l^l^l^l^l
hËNO h”_ 6 •OJ QJ ^J
hËNO h”_
OJ QJ ^J
hËNO hþ7Ö CJ OJ QJ ^J aJ
hËNO ha)e 5 •OJ QJ ^J
hËNO ha)e
CJ OJ QJ aJ
hËNO h,
CJ OJ QJ ^J aJ
hËNO h,
OJ QJ ^J
hËNO ha)e OJ QJ ^J
hËNO ha)e 6 •OJ QJ
h
ËNO ha)e 5 •OJ QJ
hËNO hnCo OJ QJ
hËNO ha)e OJ QJ $
Z
e
Y
`
_- d- Ë- Ø- l ƒ 4
M
N
j
$ $ þ( I) b) c) É- Î- Ï- Õ- Ù. æ. ,/ 9/ Ä0 ä0 ù1 û1
7
7
ê7
ë7
8 ñäñäÔäÔäÔäÆ·¨·¨·˜·‰¨‰·˜·˜·˜·˜·¨·‰·˜·zm
hËNO hþ7Ö OJ QJ ^J
hËNO hùzk CJ OJ QJ aJ
hËNO h
•- CJ OJ QJ aJ
hËNO h”_ 6 •CJ OJ QJ aJ
hËNO h³(© CJ OJ QJ aJ
hËNO h”_
CJ OJ QJ aJ
hËNO h”_ 5 •OJ QJ ^J - hËNO h”_ 6 •OJ QJ ] •
^J
hËNO h”_ OJ QJ ^J
hËNO h”_ 6 •OJ QJ ^J
&k l ƒ…" j& Ù) K. Ò2 ê7 ë7
8 Ž: )= ˆ? ìB íB îB 0C •D –
F ð
å
Ø
Ø
Ø
Ø
Ø
Ø
Ø
Í
¾
¾
¾
¾
¾
¾
³
¤
¤
$
$
„Ð
dh
dh
`„Ð a$ gdNhê
a$ gdNhê
$
$
„Ð
dh
dh
`„Ð a$ gd«#³
a$ gd«#³
$
$
dh
dh
¤ a$ gd«#³
a$ gd«#³
$ „h
ÏG åG
dh
^„h a$ gd«#³
I 'I
8
*8
78
A8
rA
…A
ìB
îB
0C
îF
øF
J
U
zK
ÈX
j
{K
ÏX
]N _N tN šN
P
P @P ‘P £P dR hT ÌT
Y
Y
Y ðàÐà½àð« ”ˆ”ˆ”ˆ } } ˆ }q q ˆ ˆ } b
hËNO hŽzD OJ QJ U
hËNO hŽzD 5 •OJ QJ
hËNO hNhê OJ
QJ
hËNO hŽzD 6 •OJ QJ
hËNO hNhê 6 •OJ QJ
hËNO hŽzD OJ QJ
# hËNO hŽzD CJ OJ QJ \ •^J aJ $ hËNO hþ7Ö 5 •6 •OJ QJ \ •] •^J
- hËNO h•- 5 •OJ QJ \ •^J
- hËNO hþ7Ö 5 •OJ QJ \ •^J
- hËNO
hËNO 5 •OJ QJ \ •^J #–F íF îF ÎG ÏG
I
I ´I µI
J
J
{K
_N
P
ä
P
P
@P
ä
ä
ð
É
•P
ä
‘P
ð
ä
ä
ð
º
ð
«
ä
ä
ä
Ø
Ø
$
„b
dh
^„b a$ gdNhê
$
„h
dh
`„h a$ gdNhê
Æ
Æ
$
b
dh
a$ gdNhê
$
b a$ gdŽzD
$ „1 ^„1 a$ gdŽzD
$ „1
ÏX ÿX
Y ì
dh
Y
`„1 a$ gdNhê
Ù
»
«
„b ^„b a$ gdŽzD
„b ^„b a$ gdŽzD
£P
Ê
»
Ÿ
$
$
‘P
jT
ÇX
ÈX
ÉX
»
»
„b
ËX
»
»
“
$
ÊX
„ ý^„b `„ ýa$ gdŽzD
ÌX
ÍX
»
»
ÎX
$
„b
dh
^„b a$ gdŽzD
Æ
$ „
dh
`„ a$ gdNhê
Ø À „
dh
`„ a$ gdNhê
$
$
„h
„˜þ dh
^„h `„˜þa$ gdNhê
Y
Y Y
Y <Y ]Z €\ r^ À^ w_ x_ “_
™_ ¬_ ®_ L`
c œc Ùc ¶d Ád àd ëd
Rf Sf ïàÕÉÕ½Õ½ÕàÕ¬àÕÉ’Õ½Õ½Õ„Õ„ÕàÕsdàÕÉX
¢}
hËNO hŽzD OJ QJ U
jèß
_
”_ •_ –
/f 0f Kf Lf Mf Nf
hËNO hNhê 5 •OJ QJ
Qf
j
E
hËNO hŽzD OJ QJ U
jT?
hËNO hŽzD OJ
hËNO
QJ U
hŽzD 6 •OJ
j-ß
QJ
] •
hËNO
hNhê OJ
QJ
E
hËNO
hËNO
hŽzD OJ
hŽzD OJ
QJ
QJ
U
j
hËNO hŽzD 6 •OJ
hËNO hŽzD OJ
QJ
QJ
U
hËNO hŽzD 5 •OJ
j¹Þ
QJ
E
_
Æ
hËNO hŽzD OJ QJ U " Y !Y "Y <Y €\
^ ?_ @_ v_ w_
˜_ ™_ ¬_ ë
ë
×
È
È
¼
¬
˜
•
|
h € „Ø „(ú^„Ø `„(úa$ gdŽzD
$ a$ gdŽzD
$ a$ gdŽzD
$ „b ^„b a$ gdŽzD
$ „b „ ý^„b `„ ýa$ gdŽzD
$ „ ^„ a$ gdŽzD
—
È
•
$
$ „Ð dh
`„Ð
Æ
h @ „Ø „(ú^„Ø
Æ
b
„b „Ïý^„b
¬_
c üe ýe f .f /f Qf Rf
É
É
¢
Æ
b
„b
dh
a$ gdNhê
`„(úa$ gdŽzD
`„Ïýa$ gdŽzD
Sf
f
‹g
Ù
“
$
^„b a$ gdŽzD
$
$
Œg
ô
å
½
€
Ù
-
¢
Æ
Æ
$
h
dh
a$ gdNhê
$ dh
a$ gdŽzD
b
„1 ^„1 a$ gdŽzD
$ „b ^„b a$ gdŽzD
$ „b ^„b a$ gdŽzD
$
$
„b
„ ý^„b `„ ýa$ gdŽzD
$
$
„Ð
dh
dh
`„Ð a$ gdNhê
a$ gdNhê
Sf
·†
–
f ¢f Œg
h ½j
k
k •p
¸† Æ å† æ† û‰
½p ßr {s |s ¡v îv <x =x @x Ax ·x ¶†
Š WŠ cŠ ÈŠ ÒŠ j‹ u‹ =Ž EŽ ?• K• õ•
óèÝóÝóèÝóÝóèÝóÝÔË¿óݲ¢•ˆ•xexexexexexexe
$ hËNO hþ7Ö 5 •6 •OJ QJ \
•] •^J
- hËNO hþ7Ö 5 •OJ QJ \ •^J
hËNO hñiL OJ QJ ^J
hËNO
hþ7Ö OJ QJ ^J
- hËNO hËNO 5 •OJ QJ \ •^J
hŽzD 5 •OJ QJ \ •
^J
hËNO hËNO 5 •OJ QJ
hËNO 5 •OJ QJ
hŽzD 5 •OJ QJ
hËNO
hŽzD OJ QJ
hËNO hNhê OJ QJ
hËNO hŽzD 5 •OJ QJ
'Œg
h ¼j ½j
k Çm ~p •p ½p Þr ßr ç
Ø
Ä
ª
›
Ø
„
m
Ø
Z
$
Æ
Ø @ „Ø dh
^„Ø a$ gdŽzD
$
Æ
Ø @ „h „˜þ dh
^„h `„˜þa$ gdNhê
$
Æ
Ø @ „Ø „Šþ dh
^„Ø `„Šþa$ gdŽzD
Æ
&
F
Æ
Æ
$
Ð @ dh
Ù
a$ gdNhê
$
„h „˜þ dh
^„h `„˜þa$ gdNhê
Ø @ „Ø „Šþ^„Ø `„Šþa$ gdŽzD
$
Æ
ßr
Ù
Æ
Æ
$ „Ð dh
`„Ð a$ gdNhê
$
h b @ „h „˜þ dh
^„h `„˜þa$ gdNhê
{s
v ¡v îv <x =x >x ?x @x Ax ·x
Í
¶
§
“
“
“
|
§
$
h @ „h „˜þ dh
^„h `„˜þa$ gdNhê
$
Ø @ „Ø „Šþ^„Ø `„Šþa$ gdŽzD
wz
ƒ{
“
s~
è
“
§
§
Æ
Æ
$ „Ð dh
`„Ð a$ gdNhê
$
h @ „Ð „0ý dh
^„Ð `„0ýa$ gdNhê
$
Ø @a$ gdŽzD
Æ
Æ
$
Ð @ dh
Ø @ „h
a$ gdNhê
$
„˜þ dh
^„h `„˜þa$ gdNhê
s~
Ô•
{›
¶†
ž
·†
÷Ÿ
á
¸†
º¢
Ö
á
¬
$
æ† £‰ ‹ ’Ž Ú‘ Ý–
£ª Š¬ c- ð
á
á
á
½
¬
¬
¬
„Ð dh
¤ `„Ð a$ gd«#³
å§
ð
á
á
á
¬
$
¬
„2
„
$
„¼ dh
¤
dh
a$ gd«#³
]„2 ^„
`„¼ a$ gd«#³
$
„Ð
dh
`„Ð a$ gd«#³
$ „Ð dh
`„Ð a$ gdNhê
– o— p—
{› &œ 7œ è• ù•
ž
ž
ž Xž jž
Ÿ 2Ÿ PŸ XŸ ýŸ
À¢ Æ¢ Ø¢ ´¤ Ť ë§ ÷§
¨ I¨ J¨ Š¨ ©¨
¼© Ê© ©ª ¯ª Ϊ C« T« ²¬ ì §- ¸- ù®
¯ ܲ û² 2³ ðãðØÊØÊØÊØ»©»©»©»©—»©—»‡»©—»x»x»‡»©—
»‡»©»‡»‡»x»
hËNO h D CJ OJ QJ aJ
hËNO hþ7Ö 6 •CJ OJ QJ aJ " hËNO h[ = 6 •CJ OJ QJ ] •aJ
" hËNO
hþ7Ö 6 •CJ OJ QJ ] •aJ
hËNO hþ7Ö CJ OJ QJ aJ
hËNO hþ7Ö
6 •OJ QJ ] •
hËNO hþ7Ö OJ QJ
hËNO hþ7Ö OJ QJ ^J
- hËNO hþ
7Ö 5 •OJ QJ \ •^J /c- •® @±
³
fµ gµ
³
”µ
i
¨¶
íº
¢
÷¼
i
QÀ
ëÁ
•
Ä
ç
ç
|
|
Ë
|
$
|
„2
„¼
dh
]„2 `„¼ a$ gd«#³
$
„2
„
„¼
dh
¤
]„2 ^„
`„¼ a$ gd«#³
$
&
F
Æ
&
F
Æ
&
F
Æ
dh
¤
a$ gd«#³
ò
„“
dh
¤
ò
„
„›þ dh
ò
„•
dh
¤
$
„+
^„“ a$ gd«#³
¤
dh
^„+ a$ gd«#³
$
^„ `„›þa$ gd«#³
^„• a$ gd«#³
¤
$
$
2³ D³ fµ gµ ”µ ¨¶ ¯¶ íº òº ÷¼ ý¼ ëÁ òÁ
Ä
Ä
Å ¦Å êÇ tÈ }È €È ôÈ ûÈ ÍÉ ÎÉ ÏÉ ×É ïàÑ¿´¦´¦´•‡¦´¦´uàfàfà¦
´^VI
hÌL
hÌL OJ QJ ^J
hËNO OJ
QJ
hþ7Ö OJ QJ
hËNO h³(© CJ OJ QJ aJ
" hËNO hþ7Ö 6 •CJ OJ QJ
] •aJ
hËNO hþ7Ö 5 •OJ QJ \ •
hËNO hþ7Ö 5 •6 •OJ QJ \ •] •
hËNO hþ7Ö 6 •OJ QJ ] •
hËNO hþ7Ö
OJ QJ
" hËNO hþ7Ö 5 •CJ OJ QJ \ •aJ
hËNO hNhê CJ OJ QJ aJ
hËNO hþ7Ö CJ OJ QJ aJ
hËNO hþ7Ö 6 •CJ OJ QJ aJ
Ä
Å ôÈ ÎÉ ÏÉ ×É
Í ¡Í ·Í tÎ
uÎ vÎ wÎ xÎ yÎ æ
Ï
¶
¶
©
©
¶
”
„
„
y
y
y
y
$ dh
a$ gd«#³
$ „e „›þ^„e `„›þa$ gdNhê
$
„+
„
dh
¤
]„+ ^„
a$ gdNhê
$
dh
¤ð a$ gdÌL
$
„+ „
„Â
Æ à À!
dh
¤
]„+ ^„
`„Â a$ gd«#³
$
„2
„¼
dh
]„2 `„¼ a$ gd«#³
$
„2
„
„¼
dh
¤
]„2 ^„
`„¼ a$ gd«#³
×É
Í ¡Í ·Í ØÍ +Î 3Î rÎ sÎ tÎ uÎ vÎ wÎ xÎ {Î |Î ŠÎ ‹Î Œ
Î ¤Î ÖÎ >Ï ðåÚÈ´ ´ ´ ´ •~j\N\C7C
hËNO h©z| 6 •OJ QJ
hËNO h©z|
OJ QJ
hËNO hQ ¶ OJ QJ \ •^J
hËNO h©z| OJ QJ \ •^J & hËNO
hÌL 5 •CJ OJ QJ \ •^J aJ
hÌL 5 •CJ OJ QJ \ •^J aJ
hNhê 5 •CJ OJ QJ \ •^J aJ
& hËNO hNhê 5 •CJ OJ QJ \ •^J aJ
& hËNO h, 5 •CJ OJ QJ \ •^J aJ
# hËNO h,
CJ OJ QJ \ •^J aJ
hËNO hNhê OJ QJ
hÌL
hËNO OJ QJ
- hÌL
hÌL 5 •OJ QJ \ •^J
yÎ zÎ {Î |Î ‹Î ŒÎ %Ï &Ï ˜Ï ™Ï
#Ð $Ð ¥Ð ¦Ð
Ñ
Ñ —
Ñ ˜Ñ (Ò ô
ô
ô
ì
ì
Ø
Ø
Ã
Ã
³
³
£
£
£
£
£
£
£
$ „e „›þ^„e `„›þa$ gdNhê
$ „e „›þ^„e `„›þa$ gdNhê
$
Æ
1 ì
„ì „ ý^„ì `„ ýa$ gd©z|
$
Æ
ì
„ì „ ý^„ì `„ ýa$ gd©z|
dh
gd©z|
$ dh
a$ gd«#³
>Ï sÏ ™Ï ªÏ ÚÏ "Ð #Ð $Ð Ð 5Ð ‰Ð ·Ð ûÐ )Ñ |Ñ —
Ñ ©Ñ ßÑ (Ò >Ò lÒ ŒÒ -Ó IÓ lÓ ˜Ó ÈÓ
Ô WÔ iÔ ³Ô ÞÔ
Õ <Õ
mÕ ‡Õ ½Õ æÕ
Ö óèØǷاœ‘…‘…‘…‘œyœnbnèóèóèóèóèóèóèóèóè
hËNO h³(
© 6 •OJ QJ
hËNO h³(© OJ QJ
hËNO h¬
6 •OJ QJ
hËNO hO6
6 •OJ
QJ
hËNO
hO6
OJ QJ
hËNO h¬
OJ QJ
- hËNO hNhê 5 •OJ QJ \ •^J
- hËNO h
7#% 5 •OJ QJ \ •^J
! hËNO h7#% 5 •6 •OJ QJ \ •^J - hËNO hQ ¶ 5 •
OJ QJ \ •^J
hËNO h©z| OJ QJ
hËNO h©z| 6 •OJ QJ
&(Ò )Ò Œ
Ò •Ò LÓ MÓ ±Ó -Ô Ô ”Ô •Ô øÔ ùÔ ZÕ [Õ ¥Õ ¦Õ öÕ ÷Õ eÖ fÖ ï
ï
ï
Û
Û
Æ
Û
Û
Û
Û
´
´
Û
Û
Û
Û
´
´
Û
Û
Æ
1 ì
„ì „ ý^„ì `„ ýgd©z|
$
Æ
1 ì
„ì „ ý^„ì `„ ýa$ gd©z|
$
Æ
ì
„ì „ ý^„ì `„ ýa$ gd©z|
$ „e „›þ^„e `„›þa$ gdNhê
Ö NÖ
vÖ ŠÖ ÆÖ àÖ úÖ ûÖ "× =× H× V× W× t× u× v× “× ¼× ÷× <Ø
WØ YØ ZØ [Ø ]Ø ^Ø `Ø aØ cØ dØ fØ gØ mØ nØ oØ óèóèóèØÈ·¦•¦…
ÈØèóèóèwØokokokoka[a[
hÌL 0J
j
hÌL 0J U
h°(x
j
h°(x U
hËNO h©z| 5 •OJ
QJ ] • - hËNO hÕ2k 5 •OJ QJ \ •^J
! hËNO hû4 5 •6 •OJ QJ \ •^
J ! hËNO hÕ2k 5 •6 •OJ QJ \ •^J ! hËNO hÅp\ 5 •6 •OJ QJ \ •^J hËNO hÅp\ 5 •OJ QJ \ •^J
- hËNO h©z| 5 •OJ QJ \ •^J
hËNO h©z
| OJ QJ
hËNO h©z| 6 •OJ QJ
"fÖ ¡Ö ¢Ö úÖ ûÖ u× v× Ô× Õ×
UØ VØ WØ XØ YØ ZØ \Ø ]Ø _Ø `Ø bØ cØ eØ fØ ë
ë
ë
Û
Û
Û
ë
ë
ë
É
É
Ä
Ä
Û
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
gd©z|
Æ
Æ
1 ì
„ì „ ý^„ì `„ ýgd©z|
ì
„ì „ ý^„ì `„ ýa$ gd©z|
ð
î
î
Þ
$ „e „›þ^„e `„›þa$ gdNhê
fØ oØ pØ qØ }Ø ~Ø •Ø €Ø
ö
ð
î
$
„e
•Ø
$
ö
„›þ^„e `„›þa$ gdNhê
„h ]„h
ìòáòìüÝÍ
„øÿ „
&`#$
oØ
qØ
rØ
xØ
yØ
{Ø
|Ø
}Ø
•Ø
ۯ
•Ø
üò
hËNO h©z| 5 •OJ
hÌL 0J
j
2
0
0 1•h °Ð/ °à=!°
QJ \ •^J
hÌL 0J U
"°
#•
$•
h°(x
hÌL
%°
hk"™ 0J
°Ð
°
mH
nH
u
•Ð
T?
î “
ð
#
ð
D d
ð0
²
A
ÿ
ð
€" ðÐ>
1‚´‹uÝQ@6 ÉƳÄVÿ ¬>
D
ð¤>
1‚´‹uÝQ@6 ÉƳÄV”†
¹
Ê
€²E $4 r>
þxÚí• \ Éûÿ'
•€
(¨ØQQ±cod'•
b; ÁÞ{ï½aï],Ø» {ï]OOÏóÎî5ÛÙÎSïγ+ÿçÙ•°AA E—ïïO|=Î>lÉûÙ}fgvö³Y
!¤3Ø̘˜ 4¿´„”u%±Ÿi% ñÎGˆ¯¥F ! 2kŒ†Ìƒù: ÷s( ü—…ÓP¸kâÎ{á£#›r: Ø ) æ
›+¬1iHv˜ö Óx-ú —­¯•
—m
: @=
V‹-›ÇäDÒ²íå„õìÓ~
Ó¹MúØé “VÚ®“äEP' ‰‡Ûö Ãï®,V1Ãב öٝ†ï
Êr›`z…Af( Ûðƒ¿ù°m* *Ó ÑÔ‡å« ä˜ðû' y•9Eì5òÑdIZ
Ú¼R$¦rf c/ v ¼íuÌ0ØVÄAçCO— O?‹&bïQÂöçðˆˆJÃ#HàáC¦@˜
\ºd
L
¼qý:øÄ8}š§qé _ãæM FXÆøã¹ZÆ ×› ÿ~ÒÝ Ë Ç• ËL3Λ; –[b\»f
,»É¸{×.XþñÔÉ“°Î9ãÕ+W`½ëÆû÷îÁºOŒ/_¼€õ‰0z”“0~œA˜<)­ ß%DÎò æÍõ .È.À÷
+Wø
k×ø
ë× €Aؾ­´°{Wyaÿ¾@ x„ãÇDáÔÉPáû3Õ ` .^ ®^©/üúKc 8…?n· îßk/üõ°³ Ì•O{
/_ô Þ¾ , ¿0rÄ ` %Œ 3 8Æ
'L –IÂÔ)S€gš0sÆ
`š%Ì™= ¸æ
ó£¢€m•°xÑ"à[",_¶
W «W­ Î5‚-: X×
7l ÞMÂÖ-[€y›°sÇ
àÞ%ìݳ Ø÷
þCÂÑ#G
†c·'N@ '…Óß} ±œ ~8{ â9'œÿé'ˆé‚pùÒ%ˆëŠðóµk Û/Âï¿ý ñ] nݼ
1Þ îÞ¹ qÞ þ|ð b}(<~ô â}"üûÏ? óSáù³g ÷
áõ«W û !æÝ;ˆŸÐ Ã5tä 5RGáXÐ1£•éØ1.tÜX=…ãB'Œw¥ '¸ÑI ÓP8FtÊättê w:mª …ãEgLOOgÎÈ@gÍô¢pìèìÈŒtÎìLt
îœÌ Ž#š—…ΝÊJ ÌÏFá˜ÒE
sÐÅ‹rÒ%‹sQ8¾tÙÒÜtù²<tÅò¼ Ž5]µ2]½*?]³º …ãN£× ¤¶èBt­0…
Ö ¥ 7 £›6 §• tËæ të–’tÛÖR rƒîØ^†îÜQ–
îÚYŽBžÐ=»+н{*Ò}{+QÈ z`¿‘-< ÐC )…ü¡G
Ñ£G‚é±£f
¹DO ·ÐoO„ГßV¦Wô»SUèéïªÒ3§«QÈ1zöû ô‡³ßÐs?Ô¤•oô§kÓó?Õ¡ Î×¥{ôÒE+½|)œ^¹\•B-ÒkW П¯5¤¿ü܈BNÒß~mB•ÿ-)½þ{3
ùIoÞhAoÝlIoßjE!Wé•?ÚлwÚÒ{wÛQÈ[úà~ ú烎ô៕(ä0}ôW úøQWúäq7
ùLÿù» ý÷Ÿžô鿽(ä6}ö_úüY_úây?
yN_½ @_¿ Hß¼-D!çé»·ChÌ»¡T>¿€ ‡sÃ8°ª`®`'`Þp°Š` ¡d X}0W°ƒ)i
– lË JÂÁ^
¤d
X)°ï PÒ
¾—Œ ó [ޝ’"`›ûRR lkJŠƒ­éMIN°é½€ ¬SOJ.ô ¤ XTwØF7JꀭíJÉ›.”T ›Ó™’ß;Q’ ¬UGJ–
t äJ{JÒ•
í` m)™Õ†’Ý­)¹ÖŠ’g-)ñ ókAI™æ” 7ƒ8›RR³
%µ SR½ %bCøÎ ” ¬OIÆz”¼µRr#Œ’Ãu)YX‡’Þµ) - ±Ô¤äv
JÖU§¤{5J ªRòW(%++SÒ0 ö‰ ¾×
û' öU %6
ß%Pr'’¡•(ñª Ë–‡ýTŽ’ƒe(©\š’3%)ù¦ %g‹Ã²Å(9V„’J…)ÙT’<þ”ÌÈOIŒ% óRr>7 _J ç¤D› ös6JŽf¡$· l? %W½aÛ^”LJOÉ- X֝’ii)ùÃ
âs…¿ë)¹îLII'JFk)¹L`ÿ¾ ȳW Yð\ ¦§ ¹÷D Sþ HÙ ¹~G “n ¤âuøû/ ‰º*•o.
Äé¼@
ü g Rþ”@Þ
œÃȤƒ i¸O Ev
D»C ¿l Ⱦ• Y²N Ö
¤ÿ*•t^.•ÖKÀ
¤}”@zΠȈY°íé Ù1E ×&ÂöÇ
¤ô Xv¤@¢#`;ƒ`ݾ ÉÞC : dn[˜×B Õ
s=°: ©UC ÝCá»ÌÀ- $ "ð” ¶ •
."•´þ Y—W •sÁv² äI&œË Cî 9æ&+. y¡ HýwFrý™‘Œ{l$µî IÀ
#)ÍHšŸ7’5gŒÄó„‘Ì=h$¦ÝFB¶ ɽu`«ŒÄ°ÔHBçÃ2‘Fâ;ÍHvM0’î£a¹ X·/Lw6’C-a›
`½ZFò$ – Œ$¢
l³¨‘œóƒùÙáïÞ°N:ða¹·äú£@Bn ’ˆó¤ù‰@²dw ñ] [ HL‘äÐx(‡ÀüvPÖ ß ó
•Ÿ
¦u0}« 4û• Y Ö ¬,Ø“ŠÐ;«ˆm¿[œ¾ a] èK ET²Ä,NkÉ•ý °–Dîëà2ùØ4ü=¢ [?¶{–
¹²TäK`ùêP¶vèÇ턾Q# •W ¹•–
›<!ñõ…âNÇÿqü>û4®èïÀô!w nîÆŒ»ŸƒÜÙÕàÎÂÏÝŸqïuð‘[T…» 7÷>Æ­Õ(>rWV…» 7·N#sSâ#
·Q
î¬5¹¹MŒ»·Fñ‘»Œ*ܵ¹¹û0îµ ÅW».7w4ã>®Q|ÕÎ'Ùø¹O0îÇ ÅGîBªp‡ss?aÜÙ´ŠÜETá®Ï͝
]+sç×*>r§Qƒ;'?w Æ]Y«øȝ[ î†ÜÜ¡Œ»£Vñ‘;¯*ܝ¹¹;1îÉZÅW;WSnî)Œ{“VñÕãnÎͽ™qÿ¢U
|ÕÎ'¾-¹¹eÜ1ZÅWmû¶æ¿nÐÉÜn:ÅWí<˜§
7w Æ]X§øª• ó´ãæ.¸kê ¹ýÔàÎ۝›» ãî©S|Õò;o'nî^Œ;R§øªqûuáæžÍ¸wé _=înÜÜ» ÷Ï:ÅW;_ nî_ ÷3â#w6U¸{qs
?gÜ 'ÅWíü]€Ÿ[ë$sgqR|äöQ…» 7wVÆ è¤øªå·•?nn#ãnæ¤øêq àænθG8)¾jÜ qsdÜ œ _µ
~l¡!ÜÜ ÷NŠ¯Úþ.4Œ›û'ÆýÔIñUã.<œ›û?Æíë¬øªåI‘‘ÜܹeîêΊ¯ wÑÑÜÜ5 w•gÅW•{,7÷
ƽÂYñÕã-Ïͽ’q_uV|ÕÆ‘‹Mäæ¾Æ¸Ý] _5î⓹¹=\dîj.Š¯Ú}’âS¹¹«3î .Š¯Ú}©€éÜÜ3 ÷
ÅGîšjp—˜ÉÍ}“q é ¹›«Á]2’›;X/soÓ+>r÷R…{
7÷vÆ=Æ øÈý“ Ü¥æqs•5ÈÜ'
ŠÜÁ_ÛþwØU yØ4j@C˜6Ô“iOß׎z3 jGu èIßÂv°Ên‡XÎ
Ö•âr!°à
ì •–îT“ î4lá
Ñv夨È#Ù™3¥$Í©½,µªŠ¤;՝ˆƒ8 Ó0ÜÒà¯+æTÝiªî4Uwšª;MÕ•¦êNSu§©ºS
3«Õù ö'b†U²`"ɺSÎþá;Ö7Â>Ô7.ŠýCW5úµeø¹k2îF.ŠÜéÔà. ÅÍݘq·qQ|ävSƒ» ?w[ÆÝÙ
Eñ‘[¯ ·sE~î.Œ»‹‹â#·F n×$pweÜ]] _-î4IàîƸ{º(>r;©Á ÈÏÝ‹q pQ|µò;0Ÿ›{
ã-é¢øjOÒ˜ø¹G1î‰.ŠÜ 5¸ƒù¹'1îi.ŠÜÎjp‹
¸¹§3î( ÅWOBø¹ç3î….Š•Ü: ¸Ý+ós/bÜ+\ _­ó‰G•…ÜÜ+ ÷: ÅW«^zTãç^ϸ7»(¾ZõÒ£ ?÷ ƽÛEñUÛß5 q
sïaÜ \ _-ý•¾6?÷AÆ}ÜEñÕª— ê.ææ>Á¸O»(>r»¨Ámåç>øϹ(¾Zy’¡Þ nî÷e ÅW+O¼ ðs_aÜ¿¸(¾Zû;c£¥ÜÜ¿2î .Š¯ w ~û¾‹â«uþÎØl 7÷ ÆýÈEñÕÚß™Zðs?fÜÿº(
¾ZÜ™[çæ~ʸ_º(¾ZçïÌmø¹_1n<ñÙ}µÎƒ™Û­àæÖèen^ñÕºnÈÒžŸÛ‰q ôŠ¯V~g鸒›Û•q§Ó+¾jܝù¹Ý
w ½â«ÆÝu 7· ãάW|µ¸³vççöaÜ9õŠ¯Öù$kÏÕÜܹ w^½â«µ¿³õ^ÃÍíǸ
ê _­v'{_~îBŒ»˜^ñÕÚßÙû¯åæ.θKé _îœ £¹¹K3îòzÅW{0?w ÆMõŠ¯Öù$çP 7·‰q‹zÅWkçŠXÇÍmaÜUõŠ¯Öù$׈õÜÜÕ wM½â«¶¿Gñs×
bÜazÅW‹ÛwÌ nn+ãn W|Õ¸Çñs7dÜMõŠ¯ wžñ ¹¹›1îVzÅW{â&nîÖŒ»½^ñUãžÌÏݝqwÑ+¾ZÜy§
næ× 0î>zÅWk¼*ïô-ÜÜ} ÷@½â«µ¿ýfnåæ-ĸ‡é _5îH~î Æ=F¯øjõ«òÍÙÆÍ=–
qOÒ+¾Zý“|ó¶ssOfÜÓõŠ¯Vžä›¿ƒ›{ 㞥W|µÆÙ
$;’qÏÕ+¾Z:¥
wrsÏcÜKôŠ¯Öù۝ñ.n{¥^ñÕÊoÿ¥üÜ« ÷z½â«µ¿
.ßÍͽ•qoÑ+¾Zû»àÊ=ÜÜ[ ÷n½â«Õî \½—_ Á¸ ë _-<)´v7÷ Æ}R¯øjíïÂ6~îSŒûœ^ñÕÚß…×ïç× 0îkzÅWK‡Wdã nîŸ ÷M½â«µ¿‹l>ÈÍ}‹qß×+¾Zù]të!þû
óŒû©^ñÕú]¨¢Û ssÿǸßé _-ü.ºó 7w
ãv6(¾jy²û(7·‹Ý¿4(¾ZÏÁ Û{Œÿþ%ãÎeP|µ¸‹ï?ÎÍí˸
_-ü.~Ÿ» ã.oP|äöP;àð·ü÷w weƒâ«Å]â(?w(ãn`P|äÎ ÷ñ“üãߌ»«Añ‘;£
Ü%¿=ÅÍݝq5(>rgQƒûÔwÜÜã w´AñÕúݳRgÎpsÛ ÷Yƒâ­ßÁý ¿+‚¿ RÙEY7é¿ ¢Mð÷B¢
W`+'E´÷ßSw´KÏmïØ{ê¼z_+ ãæi
;UäXêï…¤þ^Hêï…¤þ^Hêï…¤þ^Hêï…¤þ^ˆ–
8ü^ ô'ð÷Bbb¾ ¿Ô{êÞ9üæZe ÿkýžÜ§¾§Nºþbܝ |äö&)÷=uÒïƒ0îI
mÑ
>r—
)÷=uÒýkÆ}ÀÁGî’$徧Nz-”qßwð‘»0I¹ï©“Ƈ ·‡Fñ‘;?I¹ï©CNO•Ì]Z£øÈ••¤Ü÷Ô!g Æ]E£øj
•“ð¾§
9«2î¶ ÅGî $徧
9Û1î1 ÅGn_’rßS'é ÷dâ«u_÷=uÈ9…q¯Ô(¾jï÷à|O¤Ï`Ü 4Š¯Ö8
ï{ê¤v†q_Ö(¾jܜ禎ž/gÜO4Š¯-wsnî¿ ·‡Vñ‘; I¹ï©“ÚG­Ìí¯U|Õö7ç{ꕳ ã
Ð*¾Zú Þ÷Ô!g Æ]Y«øȝ™¤Ü÷ÔI×7Œ»¹VñUË Î÷Ô!g
Æ=@«øêqwâæ-ȸgh _5nÎ÷Ô!çLÆmÓ*¾zÜݸ¹×1îcZÅW›ó=uÈyœq_Ö*>r{‘”ûž:©]gÜ¿k _µów
~îëŒû‰Vñ‘;=I¹ï©“ú#ŒÛU§øªå7ç{ê ßC‹ÜytŠ¯-÷ n»’NñUãæ|O r 2î†:ÅW­Ëùž:älĸ{é _µýÍùž:äì͸'é _5nÎ÷ÔI㯌{NñU ?á|Oô;ŽŒû´NñUËoÎ÷ÔI¿sǸè _=î±Üܝ2nW'ÅW{<»ã$s wR|ÕÆ¿9ßS‡œ Œ;ÌIñU ÿæ|Oô<?ãŽpR|ÕÞgÈùž:ä θ·8)¾j÷
¥8ßS'= Ÿ8)>r—')÷=uÒùÃ^/• ¹-$徧Nª‡Î,¿• ¹k“”ûž:)Ÿ w& ÅGîÙ$徧
93³ß ] ¹‹ýéIy4¦øl‰Á ï¤Ó%¨1Q0›%t͝"
Žyej ’ª1MÕ˜¦jLÿ×˜â õf¨;+Ëth
™.íV%I§†z5Ô­¡~
ul’žm Ó·EÊz7Ô½¡þ
up¨‡C]œ¤{ (éåP7‡ú9ÔÑ¡ž
Y ì9ò Yz]Œ¬1Åò^Ì0ª's yw=+ü|q½ñïv
uu¨¯C êíPw‡ú;Ôá¡- uy¨ÏC•-êõP·‡ú=Ôñ¡ž u}¨ïC•êýP÷‡ú?Ô ¢- u•¨ D•
ê Q7ˆúAÔ ¢ž u…¨/D•!ê
QwˆúCÔ!¢- u‰¨OD"ê Q·ˆúEÔ1¢ž u¨oD#ê Q÷ˆúGÔA¢- u‘¨D$ê%Q7‰úIÔQ¢ž u•¨¯D
%êQw‰úKÔa¢- u™¨ÏD&ê5Q·‰úMÔq¢ž u¨ïD'ê=Q÷‰úOԝ¢- u¡¨ E(êEQ7ŠúQÔ‘¢ž u¥¨/E
)êMQwŠúSÔ¡¢- u©¨OE*êUQ·ŠúUÔ±¢ž u­¨oE+ê]Q÷ŠúWÔÁ¢- u±¨E,êeQ7‹úYÔÑ¢ž uµ¨
¯E•êmQw‹ú[Ôá¢- u¹¨ÏE.êuQ·‹ú]Ôñ¢ž u½¨ïE/ê}Q÷‹ú_Ô £- uÁ¨ F0ê…Q7ŒúaÔ £ž uŨ/
F1êQwŒúcÔ!£- uɨOF2ê•Q·ŒúeÔ1£ž uͨoF3êQ÷ŒúgÔA£- uѨF4ê¥Q7úiÔQ£ž u
Õ¨¯F•5ê-Qw•úkÔa£- uÙ>L§zmÔm£~» Ós£® õݨóNÃtߨÿvezpÔ…£>¼"Ó‹£nÜ•éÈQO~\zæ„:
jLuvéÛ Ñ:‰XÞ
ë" jŽOcŠ}ã´¥”þÍVö|•Ý·•þ"òõV-°_à
Š@Çåz1vK™œ!Ûáoß²~“}Y
1|зûËa ºkdÛ-B¶í…~$Ú>°ý` Ÿu ì Øa°#`G
Ù‰v
ì8Ø
v
ìgB
èk¢Á—î:IÈn´S`ß ²ç4Ø °ïÁÎ ² í °s`?‚ýDÈ>´ó` À. ²ÿ Øe°+„ ¸
¢ýBÈ!´_Á~ û ì:Ø
B
£Ý$ä Ú-°Û`€Ý!äè]°{`÷
9†ö ìOBŽ£= ƒq í Øc0è2Ÿø ö#Ú?„œü ì)؝„œz ö ì !ß½ { öšÓhoÀÞ‚½#ä
Z
Ç]`»aß‚mÙ
¶ |´0½ l+Ø6B6o Û ¶ ú²ëÁ6À4ØÆh0 Ø:ø ؆Õ`kÀ_KÈúå0½ l%Ø*ð—€[Fˆm !ëÐ Ãô|° `
Á‡e¢ç‚ÁåEt !ká². .p¢á2i-\R¯• —¨kg ²f
ØT°i„¬ž å$°É0=
l< t˜WŽ&d Ú °±à•
l X Øp˜ ë,
6
}ô!`Caz Ø@°A„,ë
Ö ¬?̃e–ö‚éÞ`}À‡m,í Ö ¬ XO°Î`]Àº ²¤#”h•`º X{°
„,†‹£Åm`º-!‹ZÀ4 T¸Å­Ào
Ö
¬9Xc°&`
À ‚5‚Ö: ¬-X}B Ô
ƒi4+LCE]P ì °š`P çÃÅØ ´ 0] ¬*X50¸0™_ ,
jþ|¸pŸ
f&$
Î QA0
- ‰‚³G ´îQÐ GAÏ!
z
QåÁ* 2¯,X9°Ò`e ùóáÇ÷ï?xðàîÝ{÷îýñÇ•;wnݺ}ûö• 7oþöÛïוùå×_¯]ûùçŸ/_¾råêÕ
.^ºôãOçÏŸ=ûà çΝùþû“'O}wúôñã'¾ýöÈÑ£Ç
:|xÿþ
îÞ³wï¾};vîܵuë¶íÛ7mÞ²eýú
7®Ž¶­[·rÕªÕK—[¾hÑâ%Kæ/X°pÍœ¹óæÍš 9{ö´ 3fFMž2uꄉ ' ;nüÈ‘£F-
1|Ĉ!C‡
0`à A}ûõï?¸Wï>}ºuïÞ£gÏÎ]ºtmß¾CÇNmÚ´mײU«ÖÍš5oÑ¢Q£ÆMš6­ß ¡V«srvF•<Æz c• ê
ÍØP¯9„Š±Æ†Š±Æ*Æ
¡îعk×Öm k<¡.]¶|ù¢Å‹—Ì_±`áÂ9s1ÖxC ?rÔ¨ÑcÆD
>bȝ¡Ã†
8ð㡶lÕºu³æÍí¡b¬R¨z½Á ß *‡ú †z
CµÖ_åÃz b•
kl¨ +„zâÛ#GŽ-ÃXcCÝë ªtX7lظvm´Í¶nåÊU«åʡΕ
c6}ÆÌ™“§L™:aÂÄI“ÆŽ‹=¬Ž¡
’Cíݧ[·î=zôìܹK×®í;`¬
¡¶PBÅX]\ô ƒ«›[š4ØþÅ-Ö
eðEÇ
>£d°C¨ ëÁx38žPãÍàøC}?ƒ¥Pû¼ê \_ÉàØPÓ¹»{à³÷ñTÖ¸ ìPYÏ$XY :†ºÞÊ ›Ár¨s ª¬Ž ÌUYåà [YëdžŠ
ªgú
pLG>¬
UÖŸ +ëIÇP9VÖ8 ,…º!‘Ê:
CÍàÄ+kl Ë¡vè˜PeÕb¨±‡56T/ïŒ 3e‚x +« ë Ç
>—` '¡²Ú3˜£²Æf0VÖ¾
UÖ6m[:dp • cUBÍ”9³ ösù› ÇÊšHs“He1srl ûHsÓ;n wH¬¹y/ƒã„š%KÖl8 ùYÍMâ
•õ«67q*«WFŒ53‹5{ö 9ræ„x?»¹Y7ƒã¯¬
ep"•5‰ÍMÜÊš9ö°f‡PsùæΕcØ_¬¹™ ›ÁÓ’ÔÜtãon>^YY¨ +†š'oÞ¼x­ÊÕÜpô
—Æ­¬‰47Iè ¶Œ[Y nn Bõ‰
5 ‹ÕÏÏ/_>¼§@s“`ßp Weuhn¦r67Ž¡vøxeu‘Bus¬¬ïeð‡¡æÏ_ Ž ÄŸÁû“ÞÜ,äon†%ÖÜ´ãjn<
Ìà\±
¡æÃP
øû ,T âMBe]ÏÙ7Œmn>ZYû÷rln¸ú†‰57öÚÇá°ÚC\¸hÑ¢ o| Ìß7Lrs3(‰ÍMÂ}CÇæ&ÞÊ*e°¿?†Z¤hÑbÅŠ /
ñ~¼o ·¹áê ʇ•«o osãØ7Ô9'©¹‰“ÁþxX•P
Jâø]ܾá>þ¾aò57Ž•µqÓÏhnâVV)ƒ1TˆµDÉ’¥J
—
) ñ&óPÄøä Šø”æÆ!ƒã†ZªL™2eá ñ¦Ô¡ˆOinâVV)ƒKáaÅXË•+W-57)u("]’*+ËàøC•c­P¡ þðD
Ò‡"fpUV‡æ擆" ª¬¹rÛ››Ä*kÜP+V¬T) µ _(¢9ÏP kn¸*k‘x+« jy{¨Fø@¼öÚ҆"⯬y C
-ø±Êª V9TA Ô ñ&ÞÜLçjn’{("Ѿ!†ª ÖR dp =Tø A¼I Š Ë? ñYÍM‚}Ãü
TÖ•dpl¨ÁÁf³ âM ÍM<C ŸÒܼ ª +
Õ,Š"j)¹››¯< ña N´¹‘b5:fpl¨¢Åb
A-\ÜÊ:[í¡ˆ\Ü}ÃD+« +
Õ R¹rh(þV Os£ÆPħ47 k|¡Ê±††VÁ_Gú”¡ˆn\C ÚÏ ŠH¤²–c¡VL¸²Æ
?U!Þ”: ÛÜ p77ïUV ª kUøTÃ_‘â Š Ì5 Ñ49‡"¸28¡Ê â j )Tü Îù+
Ex}ÊP Ëà2knL‰g°=ÖêÒ âM©C ñgpB•5Á
Ž
µ |¾x?£¹ù¢C ‰77æ š› B­¦„*}P…žB‡" í Š
fpµ¸‡U
µ&~ ÞÏ ùþrC ‰ö
-¬qC-Y³V-Ôåq
E´ú䡈 \C %>©oÈ•Á5•XkÉñ~ÚP„þ‹ E|Js ·²Æ
µ6~ ^•F¾“Ø7üä
Vb­]»N ˆ76ƒSØPħ47ñdpl¨Ò ÕûÉ8ò‹«¹)õ¥š›øCµÇZ > oJ Šàjnj$šÁ±¡â íñ³š›ì)«¹‰
'T{¬aÒ uæ_bä; †">£²ÖŽ/Ô°0«Õ
ñ¦Ô¡ˆDû†<¡ÖUBÅ þ
(ÏPDÆ/= aþ„¾!_ ÛCµ†ã âý°¹I C ŸÒÜÄ“Á±¡†‡×«W «< ‡">±¹
I®æ&ÁP1Özr¼Éý^ ÜÎ^=!în„œwxføýå\` ¸Ü"׸ËyÃz ·¤<[ì”à³Åk/ì Ißçbýȉf´L¥
CbZ÷ c/Ç ~ ½¿FO"
â´óÜ
–z£_™SŸ-N}¶8õÙâÔ÷פ¾¿&õý5©ï¯ùÿóý5 “³®?ô :kä~E Ö߈n”Éb•q³•;é-¶Ù
)äa!Oô ë,½… ÐYl#t kå7¢­%±Ø-< -AoEëèW¢õâ"þ øS.oþ!ZOLj¶¦ DòŸÖbÍvJ´.ÖX¬ÍNˆ
V×w¢µÔq‘øºÿ- IÓ×"
Û#¯gØ!ýìÛ,Ú¾y!’i›¤>
)¿A*mçÖˆ¶u/E› JÏW¢­ÿ*‘¼‚Òw…´¾­È2¹$Kå2íbØ ”Û ˆ¶YoE[ã(ÑÚ ¾ó ‰Ïº?R$uˆÅZt–
ô\µõÔLÑz€Xˆv´ˆñ’‡½ERÃÙ >¹¦HŽ»Yl‹‚D[Ñt–
èß³X¤Ò¾¿4<ŸáÄÛä,õ?˜Å÷ü¶ýo•Xéå0ϝ | ‡Ç®c§±ï‰×5»â>“}ð ª6Øò84Tœ^ù©ù[ó´ A鹱 ]$ô4ºÓ‡pîèSá1õ.Ó/È\òŒiV‰a´J ‘î.~A˜^Ì•
-*ÒNE< ß"׌
_3–(Ô^ˆ)8\˜_p¯à\НŽów§F°C
ÓB ZÒYùçÒûù-ÓÎùò™
ù̦Ç~MÆÜÓ‚¢r. ~”¥™%ÀgfÈÃê3CË!¶ ü
ÇØ Ù>1;ì /Î÷+•êÏ÷;ézè\û è»_Ô+}ùy.„dSá÷›FôkÉÍ}‰q_gÜ— · ï+чŸû ãþ“qßP‘;¢w
nû?Æý•q«ñ-êa½šqs?cÜï ÷3Æíª ÷•-M¹¹c 7¾_Ý…ùÈ­Æï_ îÞ˜›[o¹Ý 7újq êÚˆ›Ûƒq{
1n Æí¬ ÷€.
¸¹½ w6Æí-âþîש>7wvÆí˸³«¸¿ûv
çæÎ͸ó3îÜŒÛE î>í­ÜÜ w!Æ]€q;©ÀÝ«] 7waÆ]”q fÜ: ¸{¶­ÃÍ]Œq—bÜÅTÌ“--kss—
fÜå wi ó¤[«šÜÜå w%Æ]^Eî®-¾áæ
dÜ”q ªÈÝ¥yunn ã63n“ŠÜšVãæ weƪÈݱI nîPÆ]q‡ªØ^¶o ÊÍ]ƒq×dÜ5T<·k ÂÍ]‹q×eܵTÌ“¶õ-ÜÜaŒ»-ã
S‘»u=‘›»>ãnÀ¸ë3n­
ܭƒ¹¹ 2î&Œ»¡Šû»eX 7wSÆÝŒq7Uq•· £ÜÜÍ w+ÆÝ\ÅýݼŽÀÍÝšq·cÜ­UänZ;›»=ãîȸ۫xþ
nR³ 7w'ÆÝ•qwR±½l\£ 7wwÆÝ‹qwW1O V/ÇÍÝ›q÷eܽUÌ“ UËrs÷c܃ w? ó¤^•ÒÜ܃ ÷PÆ=XÅ
ý]/´$7÷0Æ=œq S‘ÛZ¹ 7÷ Æ=ŠqP‘;Ì ÀÍ=šqcÜ£U<ŸÔ ‹qsgÜ“ ÷x ëeà¢ÜÜS ÷4Æ=EÅ<
© T˜›{:ãŽdÜÓUÜßµL ¹¹g3î(Æ=[Eîo„ ÜÜó ÷"Æ=_Åzù›{1ã^ʸ «˜ß5 ý¸¹—
1îUŒ{™ŠyR½R-nîÕŒÛƸW«È]­¢/7÷:ƽ…q¯cÜz ¸«”ÏÉͽ•qïbÜ[U ·¯R>;7÷nƽŸqïV1OBËfå
æ>À¸¿cÜ w: ¸CJgææ>͸bܧ¿â}ׄޖ
ÜÏ ¸;Ëz Äž À{ü ãYî6Ø ’”g \tKð·8ˆ¬Õó`•· Ïh±e1Xls=6b°y® «§“…,r²Øʾ mƒd-)¥± /%Ÿä‡¿÷ ?:F´=ÔZ¬¿é,¶Àßâj
çb!6°Ã^ ’#…\ö•4n¶nÙ,¤Q ‹ýûÈ š6— »¦
Ÿ=ˆOÓÆ£[û0ï2}•w i½¤gyØ>? û< Û縯fUu «„¾5Ÿ ƒ« »ÑŠ¦çÆÙ¦VBE“
ÝiºK{ =
zfº(
6×1ÿZebHûZ3C¶Õˆ¶àzŽ9 ßwã•âÑ-%w
ö`9x-Ê
‘œÜ(
Ÿ•[úxs+Vw¹o³¸åø
YùR$­7Š7Ä7"yºIô< #’ú›Å%K!•Êo %½(,¿© äà¦-b¡y:
é¼C|T ònîNñu ¹ìïôNÒ{JÛ9¶K|}áµ¢óü
·ôÉ’[IÉ!Ç};žå ê ; )&<*ÜV¸X؝V(ò ­Sä{ӄ¡b§">Á÷Šœ
šS4ŸéfQW°¡ µ’E‹ý#é$Sj
„óò €zì"•—Ø×Eíèº$åA× ï± r³#ص¾¯‹ä&Óü¢Ö6Û)I LZ^ Ée½%ÚûŠH&ê,Ö~ ÉP%zÂE‘xùÉã´ }‚Äj†‰’  †¯š "Û_a=‚rˆAÖø¡>vP‰í´J‰|&sÉ~AÖ²÷ÌÚ²G‚º—
ÛkjVÆ%èPÉæ’†6¥æ@
º
¶ ÌÕ!
•mKR
¸ê Cٝå@ ûŒ)ÿʺî< årÌC±÷N¹Ü2ç­ô÷õplËþ†„Áù¡å?b±ú1¢µÂ3IMŸJócõåöíÅ9G¸~Õ\À»¼Íõ²FÕ¾ß0ÞëîÔ¹’;ÍY© XK˜-J« 0E ž§ •f
S ãPŠ k\.¥æ öm~ ¨|Îqóá$ؾ$僛n ”ýY>Ø9PŸoëóN´•\* ö{+Ú¦›ßÈ>–v¿þr¹ô]!—£Vˆ¶Ÿ^‹¶}ËåõÐ ‘–
‡<±oסý îmrûªyýàtlÿù±ý‡óÇùGÑnþ!t©:(ÓIåy0ç‚éh΂
a^΂?ÁßÍ&\6¥äFRž‡ÍlˆÛÇ] 'ǹIzÎ5M‚ϹFßn&õ
ÖÔ™hFÃcùM›^1öòz‰?·½Š FIÄAœ-–
ÓbY0r¬˜úœkês®©Ï¹¦>çšúœkês®©Ï¹þÿúœkZ :*oØs®åì Ž6 ‹5_:
Ža Sâ•è>9­Åzu©húÁÙ ½a”˜ýòKÑZ´¿˜!”éúˆÑú×¢õ¯-R ¿«8§ÇK1ú@ ñl©wb´P[¼q*FŒÉUMÜš ®[Æ K'Ó ¤¿“€ òvÆç §¬z!ZKø‰®AP
¦Ï-Žþù¹hݝSêãXçe“ËÍ™årº·\žò’K
++d×ë‘^ÞN y»ãÓ±í§‘¿ïªAâ´
w‘ãÙí,.
|%Z3¾1 ë ñD>6—
+ÿF´¶ùÍœo ü=ò’\¶9.ÿ=ßA©$swJË“ö«X9YžŸ±ªYú¾í ØöüäÒšSžÿŸ·yßB(û ÌÇÛ¿ £;þ ܸuŒ
](*øÕFb‰îè
ÇÀê|ðøz¹Äãam¡ ±Œîù•TÆ-/ͧ|ð 1mìs·ò3…_æ¹Û
3íÏÝbÎm4M
™
6^0‡ôò¿ 쟻§ ÍE…E9
Á
çh lË6žúe}L›g1˜jøŒ§î™-Ó›ÞT8ë_ éNÈåý¯ñ‚×5cw°3\3N ë
Ö LÌð¯±p†tÂõôù…
`­ÒSÁ'} á{ÏžÂ6ÏI +Â3÷4ôVº•B[°ºiÓÐÇiÒоi® ­Ü® ç
ih
—üBEç+Bn°ÇNiè
'?jrªGCt—h m˜É¨Yjz s-ljH Ï©!ó §†`\_ê¹]­ý¹˜6qŸ Ð&pÿ ÷5>·› þxE¯\›ø€Ÿó
ߝp ¿¶s÷lUƒ›û*ã¾£W|ävW»{ËêÜÜw ÷?zÅ÷a×½_»EUnî ÷k½â#·«
Ü]›ós¿aÜN ÅW‹»K³PnngƒÌíaP|ו¾;>îÎM*ss{2îL ÅGn½
Ü ‡psgfÜ9
Š¯ w‡F"7wNÆ•× øÈí¢ wû fnn?Æ]È øjíï¶õƒ¸¹
3î ÅW‹»M8åæ.É¸Ë ¹•Uàneåç.Ǹ+ _-î–aFnî@Æm2(¾ZÜê rs 1n‹AñÕân^»"7w ã®bP|ävR•»iÜÜU wMƒâ«uþnòMynîZŒ»®AñÕÚߝk”åæ
cÜ
Š¯ÖþnT­
7wCÆÝÄ øjíï UKqs7eÜ-
Š¯Öþ®ÿÞó%ãnÍ¸Û _-ý]¯r 7w{ÆÝÙ øj¿­!Ÿ¹»0îž ÅW+OÂÄ¢Üܽ wƒâ«Å]'¸07÷ Æ=Ô øjq×
*ÈÍ=Œq•2(¾Zܵ¨?7÷hÆ=Î øj•Oj
ù¹¹Ç3îI ÅW‹û Á›{2ãžnP|µÎƒ5 órsÏ`Üó
ŠÜ
¸«WòåæŽbÜK
Š¯ÖuqÕŠ¹¸¹—2îU ÅWë|Rõ½çK>ƽšqG _­zùþó%ã¶1î- ÅW+¿CËeåæÞʸ• ¹=Uà®\&
7÷QÆ}Ü øÈ-Sûýçb>Æ}‚qÿhPü¯uŸäK= ã ü-l'Ó þð‘geºjååŠ±ß ²/WZ Ëj’¢#L§{žƒÀûý
>vÝ鵜¢0æ…hÛ“Mœç•h«ã'-NÿN
oPL4vÐXÂç• ¯ê Ì *Zÿv²„÷0‹ Ë‚TM
[ #† ¨*>
‚²Ae1•?Xom°8óÆ 1¼„Ql³ùµ ¾»œXvø+1<¨¤h¨ýRÚ.~_ø©"âU_(× ”Ë,þRiËšOì³÷¹Ä!
•GòˆžáP–Ì-Úž< mËrÉ%ãNà¾÷poSº¯ªq ìp¬Šêäq-ÜÇW¼r
½½v c½‡Ó“ 7›¦e jÒdé ÜÉg®©M–;´z–ïé=Ÿ(Zǧ
]žù¾ð4ÓBÁ’©¶p2cNavFg¡$
[âý§q,˜Õû'c^ïÝÆ¿½v qÛ)U/ý/Ìø.žüö 8§$å­»î
ÓÝcÞzÛ¯9çO m½_‰ÖAc¥ß=·- %ÚB¡¼ !•¶)CÅðûÏï ‹ä b±¶ !ÂN²X Âœ±XÍã¤ß]·e$ZÇ:[
lQsE f°X3n–Ë.0ïfZ‹ÕƒXl›ÒZȈhÑ:ÙÉBž- -?¼BQ"© ó‚g‹$$F´}7
rü­hç"ñæ¤ûWÍÉÎì8œbÇá¬A>vËóD ?çn/ É]S(é[S8›k§°
WkÓl_bòÊ=Ä”.Ï “.ï¡à¼ùó‹ÁEò‹[M]CœL֝……ÌÁ¯
üa ›?‹ir¾³´¸_
ŠÛJ©9¸ f|
P¿C‰÷ß?= =âÍA ÚU´e„cíÙM.¯t ɦ—’^ Jœ• Îiî=¥ù¶b}äòY‘Ü€ò@_1|ÝkÑ6¦Ÿhë÷F*Õ}#Í—ü¶½åù!=äå¡´…¼ É’îÒߥïËðFú>{)Í·sÅ›ƒ-IÈÁ £Ãþ0~j
î‚ý öÿoì8àþ›PI7dØ£Jç ï«´hð„J•
Ô
º!} †¬1þ0äš±ôÐkÆvCûB™ üª À
ñ
ü ÖÓ
Ý'Ù‚!¸­¤å`„C
F|Ñ Ü ? T -ü ºöuQ õ0IÏ•xêð¹£5, ÓÛgô¿c¶æ†cíÿ§yú (Ûÿ-—õߘ¿ÿ Ê5ÏÍ=6½•Ê
߉¤üKsþëPž|e^ #’{oÍ + |ÖUló Á÷Xˆ¿.€ó[U'qgi­TZÛi-¸~Á.Ä‚ß'oï7ù{íßÿ•²
ŸEóüªç»æø,
Ì8 û;½VþÍeÜO-ÝG
Ý
^-‹„#-;…~- h? tšÇvºÖã.ýÙ#«©’g[S ÏÓ¦1ž™ƒÆx õó(ejíޝÞM7ZÀõSê9® @\ ¨
©P¾ÐÎsIéã}.‰”ÿÖLjÂ9eÜ sôo¤ÒZ
Ž¿Ï13ÙŒypÜl üN*ñYFü»ä¿8dŽÎ å•ýòò¡û¤õm×vš­Ð.Çn7ι)ýW=7Ugû ß 1 Êçzyþï>K†Tñé
4´ŠÏ¢¡ƒ|~ ºÞ§Ü°õ> †
‚2³Ó°­™
ž¹ÓЧ™º
ÁeSê¹ ¯1
Ô7 ù÷°?ýÚ!Cü×
–›‡
•v)z•ùÙM(«.4 ¯}
}øIæ‘ á\Òp†¹w 8—
Œ4[Ok-á ûH /ÓVZ.<ã`ó•þp­Ð§³¼=5Ì
J[v(¯Õ’ËWu¥ ×Ë; JØŽTþ×_.a;XÚ
—×ï8V.Ã» ô £'ËåžùæÉ[ dÜ
_;døê×
öcUƒ +ÜÇeÜ
?º¶£
íܶ
%My\ç˜Â\[ Ùô%MÅôíè¯úl´¹~ÐÑ¥,˜“0 l X1}
Á v
ìW0 CY¡ Ø C-á2Ø.×
nû•éyºHdÃûÐ:yÌ4)õ $®»KŸôuÿE
$Øñ4pžuX Ï­›’t~õÒ¢:#€Õ!ÂtÑòçdV ?‘¦íËlÉê c0yë ×uR¶ kKÒZ4 •,±%þ
r9£É;Vßí•€¾»¢’•\yoS)ϦËÛ›
û ¾ ©íÁ•[Ö-ñŽÉ8Ö
gV Š€Í„ýŒæ 3ʺÊÌobð_õ•}MÐÞÄ8ælRóÔqìÇ-³Û 8ï¶Â1^ €œñÖ$¼.¾ »Fæi ßí¸¯öÙ ÓL$
•™´!]IoÒ‡ô$ ˆ/©Lº×žt¾‰ç£‘n,7?îE.t‹$gºCmz ƒ~ÑGš W§Hb˜ I"FEJºêm‡½H ˜ç¹£š
´^Ú#0ÝvG€}]Ÿ±‘rNÃ:­¯j üφ ¤=¤
˜û­ ñ9éEL°Ì¾ ‘ÒïC 9‚Y·#Àžßhã
Èß%Ý{€ù•Zî °£C}"É’ ‘R^> IÆ õ’–
[±dG Î{20’XÞ›‡Û 'ÈÛÃcaŸ•Û; ÛoÝWÚíqò/ ›Æ:›Á¡.ø(9¥Å·N, { +à› þ„­dÑÈËY­c!3Æš
pޝDÖ£Wo¯ÛŸsÀߝ¨ ©X L$UàøÕ€)_X>HšjÊÚ€æ¬ì V l ;ï
b~ 66+3)¬‰Æ S·wl< ´ò¶þ€x¼Þ‹ ç=N ñ؝•û{c¶ñÕ7 K> ATJ#¿×†|¤^-†å ÓÈïIJ>®“¿
c·
!ouʺ X_›¿ Ȩ› å(v.OgŸñûj‘ 掝M–Jr¦‡ø{]O K2·œTæþ¥©(Íß4T”–‡rö¹Ã²å’4Kiy(q}i>nmŸè”ÏHé -cl_ •­ãïF}jÿûýß+²ŸÚ ê ÙŸ+²Jyõa¾á>ºW×'ûã Ÿì• Óùu
ü-h§ÀMå-‡¬ ÷ê® 7š¯ -;m*׺ÓoE[wJçw£¹Ov\ÞþlÀxNèäã¿ Žák]ü}2Þ¾z Ëï0vì
¦LZ ö­ Ú놚 Ï•ï·ñ jFSÆØv: ç~þh;
Q•LäÞÈûí°}ÿÃßUsÈõOÝÿ‰·Õ
ï_Ç:ŸÜísEØÉ­aÂ
â«ïP—ë³s-o]v3ɱø06)ß Ž ‰o ‘˜îš×UìeNŽkØøî•Ùc0@
á ÃJ3t òÃq‚@K{$Ͻ³O9nŸs¬ ûCëßë MÓÄö‡ …é }Ÿ ÒØâ§}4 Oõ Ÿ¢p ÀþKý a =Ê}$œž
}††Íª `
+`úŸ?•åñSWê• r½
ó°ï•}
ü`?#¡þÐGãéÙ¡Eg’•ì(øm¿ù`÷Òºy5†mc‰ý—sÐ
¸£ôá° uìÃ9n³Á]y¹XNv
pyä™v«ë§ô‡BJg’ú 8>Ô ro ¬t N —´qû 8ï¸VÖƒ$ԝh,±YH5èUaŸ Ÿ–*ÇÎ]åX§½8›
üŒ~Á <÷ £ yõŸÓfgŽ¿ÍöÎ&’ «Åç]w˜±$çr˜ßØ)•dÔi©LŸÿwy¾çcQZ-ÊÑO J%ž+p¾tÎÀå¡Äõ¥ù¸=¶ý ÛìÌqÚìä-'ãi÷çZ÷D¦§u/ºÞotÑuO›
‹®“ºÈ Ñoþˆ~ÛËFô[ižÔm¥yO›•æû¶—}Z —
¿=^ FáøT‚@úë“»=öùÌö8sl{ì£r{ …õÀ!?uÿ§ÔöX mØ|ˆí5>Ÿìò9õ4Küõ4ï ‘¬™)v,qI*I¡Ã
âãéË¥’”Þ)•é/}'Ï?tM”–‡²š›³Eò§xXp>–ÒòPâúÒ|Ü-Ûþ‡õ4K êiÒÇ yê©sà ¿ñeîøU
¸á_9àTÑÊ [JŽ/³®¬sາ#‚ו=ZyKÉ£•O =Zù†ÿˆà;~¸üûõ û
ˆ—
ðÇK.<õ4á1˜ ëiÖϬ§YbëiÖä ¿‚¨²|b=u} Åòø*ûMâOÙÿÉ5Æ•Üõ4= ð› °ÆI΃dí7ï g&¡ûDr
» Ô½/×o¶Ç€ s bðH 1B½, çØÿ ýæ )¸ß,½e~cÒúÍ
í7g‹í7_Jë¶
ûÍX:ö›5±k{I¿ à8–èËæàX¢k<c‰¾
c‰ŸÓo- V
ïÑ:Ë:ˆv.qûÍ8¯
{?zBýf<oâøZ]Ò€•¾U
“úùffÁ¬
}ïoÂgô£ »Èý´1 }©ä®÷‹~`}]­¸&Ñëe¾62¾z?„ŀϓ”„éÛ¥ yU ö
T²(ý—®÷_æÞÙ×»^ö"• žÖõòæ/z½œ‹]/çJîë刻Ÿw½ŒãÚóqŒÆY~÷àfç¸õ-ç-q–•ëÇ®—
«Áõruèéa½¯
ÿÛ¯—ñÉ;£Ãµr0›þÔºž XªBÛ8ÊHg%÷ðZzZ’úâÙtöó ö×ôö Á+Ĉ?WKã×ö’DŒ I–
•±¥ô÷ [är°M´zla÷êñ÷ª²}Ñkß÷ïÍã>Î
û¡ |ál(§9Ëc Yê<ª{¯.Ú.qt=´Guë6xTw‡•4H.=ȇ}åìŸÙWÎ ÛWήÒ5­}Ÿæ ' @æB93‰û4%]»b
_ ï
Ms“ûÅŸ®ïË ¯¾ïŸW—ÄqO ÅU·.‰†ú•¤û: wWJkŽòR9mª§x­Þ?Òýˆ<n , ød“JrÕß‚ó±”–
‡²ýÚf"ηí &âòXÆì}#bùZ¼+nK×]ì ó‹x¦I=ñqÍýbM׺q®mñ#ëûr|•ëÛlì íç¥Ìr¿£~<çI¼ß¼½L»Ì[Ê” #`î f ¦uw·¤u_#­{‡0÷
ÂHæ
aÿd _ãi.wËÓ\…éÓ\g+¼Ë Xî^Ö²ì{j ‡z•U>¯ ˆò möëá Îò}¤)pÌctÉ}=œó3ëxŽØ:žS¥ëá”vÜ
Lì¸Ýu–ïka]Õ:}^¿-¹Î)Ž}¸ý
k@’¡ Inö"3 Ÿ
`’(é“žåí1˜ ×@Ç ÿô¢o$™…º
è§aßç6\ Íb×D: ó‡e < •PÎ˾mI "÷ýp=ܾ½®c¿íþ€S Nl› Ø:Z 6냦w¸v[3(RZVË®ÝÒ³k7;g-¶ìk:}æµ ÖÏ&øÛÿ° þþ`Ï÷îyà¼VZ™?¡>\˜”@Ýá Ê}¶BŒ…§ŸöõräÃ}>øˆÜ_Þšé¿~þ
²’-P†ê3’ÉPÂuöñ ø ÚÇöyB9r&™rĉ]§ãÒ×ÒæîK¤ý„Kd$‡
ËüÛ` Z¿ ý^„=ï'='
üÝ£îöÃeð3 ¦?'GpŸ?b9‚ÏD¿Ÿ#XŽ8$GðÜ8 Ž_WÒNŠ'/c)ÈÌ+…æ‹ãþO$_NØóåcû?¡|©ßãÿN¾à
=
|‡'æËY× ó ça¾¸&2-Ô Ž`g8†•H0Ì %W¼ ›=‡ìÓþ).â¶MöM i› Ï÷Áü“Ø6¹Å“G ‡<rsÈ#[Ö•• Ɔã- Gåñ ûzûàoße> €þuV \ ¾
ÙíëÙµŽŸ;¾€íOXi >·-OÛ´U›øøB78†ò™ u¦-¤|ÉúÞù'“C-¥´óÐûÇãcç¡{iÝJÛÏC;-k·’#”óP¤jç!lsð]ö˜?‹âÉœ‡ù£ýHþÔ’ôÛ¾Ò÷dHáç–Ô~/•nÌbç ÔóxCòfÐ}xnÑéäu Ê
{ï ǯ—Ô³é)µT²õ–®Ï+?»†ÊçpÎq´üŒù¼¯|åsúÊÿ—
ú>¸Ïý]å¼ú5ž¼Ây˜W‰õ•û°§":ýO´Qñß;ÕpÜCÑ°ûxähÒî¡|4ž ï¡„²{(¡
ÝCéÞóÃ{(¸MÇ{(f‡ç pyäÉ~ÿóî¡´fç¡L ?àuT<ç¡0œÛ»þî G°7 Ã|
×R)/O>Üï‰ôeª8žW Úï
åÉ™dÊ“”З
A»ÅòäE<yr‹å‰&‘¾ŒŠlo>ÜωäEUžkí„ò Û›ÿ+yšå—
,/þ6|˜ /Y^$¦YîEÚÀ9¤›t½Ýþ½>JA‡ëí‚ÿû¹Sísrçöÿ¡ÜÁ~Æ? 9w \?Ì œ‡¹“ØõQABcû&¼÷æã»
ÿXšŸ ¸¯ !›2 ß=9»& µUhÙ`FQWŝ †+²F²&æc÷D´
÷DÜYœ„ÍÇéÿ ¶ÑßUN> D d
î à
ð
#
ð
ð0
²
A
ðž=
Ê
ÿ
ð
€" ðÊ=
£Þ7QÁ¨‰Ž)hÓ,•b#öÜ|
¹
€²E $4 l=
þxÚí• \ ÇÛÇç
£Þ7QÁ¨‰Ž)hÓ,•b#öÿ ¦=
˜?
: @=
¸;,€‚‚ ì
{Û9¼=ÄÞ8슽÷Þ±÷.öÞ¢œ½ ]£Ñ¨Q KÔ¨1j¢QcŒ16Þçٝc
]þŸ ü<Î>·å¾Ïî3;³s¿ÝÕ B
º‚ÍŽ‰‰AËŸ••ò®$öoF)B¼
âg© Bˆ†\ª!ýa¾ ‰ûw(3ü—••ÓP¸iâÎ{éãD¶äv&° â æ ›+¦1iHN˜ö Óx ú —m¤•
—m V—-›×äL2°íå†õìÓù ¦ó˜ô±Ó &­´]gÉ‹¤Î& ; ·]
¿»ªXÍ
_GbØßÞô„|gP–Û Ó«
2CQØF~ø̇mS‰P™6˜ˆ¦ ,_Ó Ç„ß?‰ÈûË9rŸ –•&Ë3XÐ ”!1U½IŒ½lÒcèŽ×1#`[‘ ]
=_E<ò[4‘ûŽ ¶?GFF ŽŒ$A‡ ™‚`:hÅòå0}(èö­[à ãÌ -Æ ËýŒ[· a ã çë oߊ0þõ´§ –
7Nœ0 –™a\0>,·Ü¸~Ý:Xv‹qïž=°ü!ã©“'aóÆ«W®Àz·Œ¿?x ë>5þ÷ò%¬O„±cœ…‰
ÂÔ) ø.!jŽ—°`¾°dqN ¾WX³:¿°~]aa㠝 „;Ê
{÷T ¾Ù$ •pü˜(œ: *|•¦¦ l•—„«W
7®7 €Søín[á÷
À/Œ-5
Æ ãǝ Ž
ÂäI“€eŠ0}Ú4à™!Ìž5
˜æ óæÎ ®ù¢…
•m±°léRà[.¬Z¹ W
_-]
œë [t4°n 6oÚ ¼[„íÛ¶ ó
…?u €Yøçy_á¿— …·o†
a÷®]À½GØ÷õ×À¾_8xà ð Ž-9 1 ¾=q â8)œþî;ˆåŒpîìYˆç¼pñ ˆé’pù§Ÿ
®+ÂÏ×®Al×…_nÞ„øn
¿Þ¹ 1Þ îß» q> -þñ ÄúHxòø1ÄûTøûÙ3ˆù¹ðï‹ ÷Káõ«W û !æÝ;ˆŸÐQ#5tô(3ډ± ãƺÐñãttÂx=…ãB'Mt¥“'¥£S&§§pŒè´© éôintÆtw
NjΚ™‰Îž•™Î™íIáØѹQYè¼¹YéüyÞ Ž#]¸ ]´0;]¼( …cJ—.ÉE—-ÍM—
/ó¥p|éÊ y誕yéêUù( kºvM úÕÚ‚tÝW…( w ½¾ µE ¥ lÅ(ä Ý´±8ݼ© ݲ¹$…| Û¶–
¢Û·•¦;¶—¡• t×Îrt÷®òtÏî
ò„~½· Ý÷ueº_ …œ¡ ¾1Òƒ zè ¥?ôÈá`zôH z쨙B.Ñ ÇôÛ !ôä·U)ä ýîT5zú»êôÌé rŒžý¾ =w¶6=•®
…|£ ~¨G/^¨O/]l@!÷èO?ZéåŸÂé•Ë
)ä!½vµ1ýùZ zýç¦ r’޼ќþr³ ½õKK
ùIïÜnE½ÓšÞýµ
…\¥÷~kGïßkOÜï@!oé¿w¢ ÿèL=ìB!‡éã?»Ñ'»Ó§OzPÈgúì¯^ôïg½éó¿ûPÈmúâŸ~ôß ýé˝ PÈsúê¿Aôõ«ÁôÍë! rž¾{;ŒÆ¼ N
åó
Øq87L «
æ
v æ• «
ö×0JÖ‚5 s Û=”’Ö`éÁ¶
¡$ ìå`J杕 û~ %mÁà{ÉD0°U (ñ ÛÚŸ’²`ÛûQR l]_JrƒÍì `]zSr© %•À ö„mô ¤>ØúéFI
°y])ù¥
%ùÀÚt¦dy'J®t¤$#˜Ð ¶Ñž’9í(ÙÛ–’km(yÑš w°ü­() AI•– g
Jê4§¤n3Jj6¥Dl ßÙ˜’"(Éҝ’·VJn‡Qr¸ %KêSÒ·-%¡u!–:”Ü­EɆš”ô¬AI@uJþ
¥dMUJš„À>±À÷šaÿT} L‰Âw
ӆ
¢dx %ž•aÙŠ°Ÿ*Pr° %UËRr¦4%µKQr¶$,[‚’cþ”
% óÀ1ñ£dYnJ´¹`?ç äh6JòøÀö³RrÕ
¶íIÉ”L”üê
£dK Jò ¦dVAJbòSÒ9-
˺Q2# %¿¥ƒø\ás=%·\()íLÉX-%— ìßw yñJ ‹ÿ ˆé¹@-< È´? Rþ •Üº'•)¿
¤ò-øüº@ ^ HíŸ â|Q Î
dð •T<%•7Ç ç02å @šì ˆÿ^•hw
äú6•ìß,•å 2i½@ ® H×U i» l‰@:. Hïy 5 ¶=S »¦
äÚdØþD” ËŽ Ht$lg ¬Û_ 9{
äR •Ìo óZ ¤f3`n V_ uk ¤g(|— ¸  T žrÀ
•¡þ ÉPX ò ¤™/l'‡@žf ÈùÌ 9ä&•cé rE'•—
Z4zg$·^ É„'FR÷‘ Ü6’Š×Œ$⢑¬;c$-'ŒdþA#1í5 ²ÝH-l [k$† F º –‰2 ¿ F²g’‘ô
ËEºýaº«‘ j
Ûl
ëÕ5’§!°œ`$‘å`›Åä|~˜Ÿ >÷‚u2‚ï ˽
"·- r;ˆD^
" '‚Èò½AÄo#|¶"ˆ˜¢‚È¡‰P
ƒù ¬ ¾ æ ?+L;Áô¯•Ðì ² l Xy°§•¡wV Ûþtqú-„u
/ h‰Y–Á’ û`­‰Ü×Áe
°iø<² [?¶{æ]U*
$°|M(Û:ôãvCߨ©ƒ¿'½ÜGËCž’øúBq§ãÿsü>û4®XØ•éCîjÜÜÍ ÷ ¹sªÁŸ{ ãÞçà#·¨
w
nîýŒ[«Q|䮪
w-nn'ÌM5ŠÜF5¸³×áæ61î¾ ÅGîrªp×ãæîǸ×k _=î ÜÜÑŒû¸FñU;Ÿä
ãæ>Á¸Ÿh ¹‹ªÂ ÎÍý”qçÐ*>rû«Â݈›;§Væ.¨U|äN¯ wn~îBŒ»ªVñ‘;*ÜM¸¹C wg­â#w>U¸›qswaÜSµŠ¯
·o
nîiŒ{‹VñÕãŽàæÞʸ¯k _µó‰_knî Œ;F«øªío¿¶ü×
N2w:'ÅWí<˜· 7wzÆ]ÌIñU; æíÀÍíϸë8)>rçWƒ;_'n»·“â«–
ßùºps÷aÜQNŠ¯ wþnÜÜs ÷-'ÅW•» 7÷^Æý³“â«Æ] 7÷uÆýÂIñ‘;‡*Ü}¸¹ÿeÜ gÅWíü]ˆŸ[ë,s
gsV|äöQ…»7wvÆ ä¬øªåwá ÜÜFÆÝÒYñÕã-ÄÍ Á¸G9+¾jÜE†psfÜ›œ _µ~lÑaÜÜ› ÷ Ί¯Úþ.:‚›û ã~î¬ø
ªq ÉÍý ãösQ|ÕòÄ•47w- ™»¦‹â«Æ]|,7wÆ=ÐEñÕã-ÏÍ=ˆq¯vQ|õ¸'rs¯aÜW] _µqä “¹¹¯1n7â«Æ]r*7·»N殡S|Õ~')9›»&㞥S|Õ~—
˜ÉÍ=›qßÖ)>r×Qƒ»Ôlnî;Œ;X¯øÈ ¡ wé(nî*z™{‡^ñ‘»•*Üó¸¹w2îq ÅGî
jp—YÀÍ=Þ sŸ4(>rWù ÜöÏaWEæeÓ¨
aÚP ¦=}_;êÅt ¨ uJ@Oú ¶ƒUv'ÄrÞ•°î —
• waŸø“t§š u§aKf‰¶+'Emd^ÉÎœ)#iNíe™µÕ$Ý©†D-Äé˜&á–
Ɲ^1§éNÓt§iºÓ4Ýišî4Mwš¦;Mӝj˜Y­.‡°? 3"Ђý‰$ëN9û‡ïXß ûPµuŠýCW5úµåø¹ë0î¦:Å
GîŒjpWXÈÍÝŒq·Ó)>r§Sƒ» ?w{ÆÝU§øÈ­W•Û¥2?w7ÆÝM§øÈ-Q•Û5 ÜÝ ww•â«Å•>
Ü= woâ#·³ ÜAüÜ} ÷ â«•ßé…EÜ܃ ÷h•â«u>Ioâç-ø'ë ¹
jpWáçžÂ¸gè ¹]Ôà ssÏdÜ
uŠ¯Zž„ðs/bÜKtŠÜN*p»Uåç^ʸWë _­ó‰{µ%ÜÜk ÷ â«U/ÝkðsodÜ[uŠ¯V½t¯ÅϽqïÕ)¾jû
»ÎRnî¯ ÷ â«µ¿3Õãç>ȸë _­z™¹Á2nî Œû´Nñ‘[§ ·•Ÿû
ã>¯S|µò$sÃåÜÜ?0îË:ÅW+O¼ ós_aÜ×uŠ¯ÖþÎÒt 7÷
Æ}[§øªq7çç¾Ã¸•×)¾Zçï,-WrsÿÁ¸ë _-ý•µ ?÷ Æý·NñÕâön³Š›û9ãþO§øj•¿½Ûñs¿bÜxâ³ûj• ½;¬ææÖèen'½â«uÝ•-#?·3ã6è _
-üÎÖy
7·+ãΨW|Õ¸»òs»1îÌzÅW»ûZnnOÆí­W|µ¸³÷äçöaܹõŠ¯Öù${ﯸ¹} w>½â«µ¿sô]Ç͝Ÿq Ñ+
¾ZíNÎþüÜE w ½â«µ¿s
\ÏÍ]’q—Ñ+¾Zܹ Gss—
eÜ õŠ¯ ÷P~îJŒ›ê _­óIîá6nn ã õŠ¯ÖþöÜÀÍmaÜÕõŠ¯ÖùÄwÔFnî Œ»Ž^ñUÛßcø¹ë2î0½â«Å
í7n 7·•q7Ö+¾jÜ ø¹›0î zÅW‹;ïÄÍÜÜ- w ½â«Æ=y
7w[ÆÝQ¯øªqOåçîĸ»é _-î|Ó·òë
w?½â«5^•oæ6nîþŒ{°^ñÕÚßùgoçæ-¸Gè _5î(~îHÆ=N¯øjõ«
ÌÛÁÍ=žqOÑ+¾Zý“
vrsOeÜ3õŠ¯Vž X´‹›{ 㞣W|µÆÙ
%;ŠqÏ×+¾Z:¥BKvss/`ÜËõŠ¯Öù»ð²=ÜÜ+ ÷ ½â«•ß…Wðs¯eÜ õŠ¯Öþ.²j/7÷&ƽM¯øjíï"k¾æ
æÞθ÷ê _­v§ÈWûøõ Œû°^ñÕÊ“¢ë÷ssaÜ'õŠ¯Öþ.fãç>ŸÏë _­ý]lã7üº Æ}M¯øjéðü7àæþ™qßÑ+¾Zû۝ëAnî_ ÷ïzÅW+¿‹o?Äÿû<ã~®W|µž
U|çanî ÷;½â«•ßÅwáæŽaÜ. ÅW-Oö-åæÖ Øï— ÅWë>˜ ûŽñÿ~ɸ}
Š¯ wÉoŽssû1î" ÅW+¿K-äç.ʸ+ ¹ÝUà
8ü-ÿï;Œ»ªAñÕâ.u”Ÿ;”q76(>rgVƒûøIþñoÆÝÝ øȝE îÒßžâæîÁ¸Ç ¹³©Á}ê;nî
Œ;Ú øj=÷¬Ì™3ÜÜ6Æ}Ö ø_ê9¸_â¹"ø¼ª:eݤ?/D›àóB¢ —
mÑW`+'E´÷ßSw´[ï ïØ{ê<û^+-“Îà vÊÿXÚóBÒž ’ö¼´ç…¤=/$íy!iÏ
I{^ˆ–8</ ú ø¼˜˜oÅÏõžºw
Ï\«êà©çÉ%÷=uÒõ ãnêà#· I½ï©“ž ¸§8øÈ]Š¤Þ÷ÔI¿_3î
>r—&©÷=uÒý Œûw ¹‹‘Ôûž:i|˜q»k ¹
’Ôûž:äôÐÈÜe5Š•Ü Hê}O r–cÜÕ4Š¯Ö8
ï{ꕳ:ãn¯Q|äÎERï{ꕳ ã-§Q|äö#©÷=u’þˆqOÕ(¾Z¿+ð¾§
9§1î5 ÅWíý-œï©“ô Œû€FñÕ
¹}Iê}O•Ô>jeîÂZÅWm•s¾§
ä}OÔÎ0îË ÅW›ó=uÒýåŒû©FñÕãŽàæþ‹q»k -
9‹0î -â«¥à}O r–bÜUµŠ•ÜÞ$õ¾§Nº¾aÜ ZÅW-O8ßS‡œ­ ÷
­â«ÇÝ…›{0㞥U|Õ¸9ßS‡œ³ ·M«øêq÷àæÞÀ¸i _5nÎ÷Ô!çqÆ}Y«øÈíIRï{ê¤vqÿ¢U|ÕÎß…ø¹
o1î§ZÅGîL$õ¾§Nê•0nW'ÅW¿9ßS‡œø-ZäÎë¤øêq âæÎǸ  _5nÎ÷Ô!g ãnâ¤øªõc9ßS‡œM w'ÅWm•s¾§
9û2î)NŠ¯ 7ç{ê¤ñWƽÁIñU ?á|O•ô GÆ}ÚIñUËoÎ÷ÔIϹcÜ•8)¾zÜã¹¹2nWgÅW•{"•»ã,s—
tV|ÕÆ¿9ßS‡œ Œ;ÌYñU ÿæ|Ot??ãŽtV|ÕÞgÈùž:ä ɸ·9+¾j¿Kq¾§Nº Šqÿá¬øÈ]‘¤Þ÷ÔIç {
½tQ|䶝Ôûž:©-º°üvQ|ä®GRï{ê¤|fÜYuŠ•ÜsIê}O rz³ç
Š:ÅGî ÿczR-•)Þ[b0¤Ä;éœ Ô˜Î*’à ºî‘„¬¨â1ú Yz]Œ¬1ÅòAÌ ª'ó yu?+üüãFã_
óÌÚ$$Mcš¦1MÓ˜þ×˜âêÍPwVžéЖ0]Ú¯’N
õj¨[Cý êØ$=Û0¦o‹’õn¨{Cý êàP ‡º8I÷6HÒË¡n
-
õs¨£C= êêP_‡:;ÔÛ¡î
õw¨ÃC=-êòPŸ‡:=Ôë¡n õ{¨ãC=êúP߇:?Ôû¡î õ•¨ D= ê Qˆ:AÔ
¢n õƒ¨#D=!ê
Q_ˆ:CÔ ¢î õ‡¨CD="ê QŸˆ:EÔ+¢n õ‹¨cD=#ê Q߈:GÔ;¢î õ•¨ƒD=$ê"Q‰:IÔK¢n õ“¨£D=%ê*Q_‰:KÔ[¢î õ—
¨ÃD=&ê2QŸ‰:MÔk¢n õ›¨ãD='ê:Q߉:OÔ{¢î õŸ¨ E=(êBQŠ:QÔ‹¢n õ£¨#E=)êJQ_Š:SÔ›¢î õ§¨CE=*êRQŸŠ:UÔ«¢n õ«¨cE=+êZQߊ:WÔ»¢î õ¯¨ƒE=,ê
bQ‹:YÔË¢n õ³¨£E=êjQ_‹:[ÔÛ¢î õ·¨ÃE=.êrQŸ‹:]Ôë¢n õ»¨ãE=/êzQß‹:_Ôû¢î õ¿¨ F=0ê‚QŒ:aÔ
£n õè#F=1êŠQ_Œ:cÔ £î õǨCF=2ê’QŸŒ:eÔ+£n õ˨cF=3êšQߌ:gÔ;£î õϨƒF=4ê¢Q•:iÔK£n õÓ¨£F=5êªQ_:kÔ[£î õרÃF=6ê²}˜N õÚ¨ÛFýv ¦çF]7ê»Q睞é¾QÿíÊôà¨
G}xe¦ Gݸ+Ó‘£žü¸tÏ
uÔ˜:Ù5¦ocDë by7¢›HH¨9>)ö3”Qú7ÛÙýAvßþ÷'‘¯·ê‚]‡/ð‡ŽË­ ì'er†ì„Ͼeý&û
² bø o÷§Ã4t×ÈŽ¯ Ù± ú‘hûÁ¾ ; ý¬ƒ`‡À
ƒ ;JÈn´c`ÇÁN@_
¾tÏIBö¢ ûŽ¯Oƒ û-ì,!ûÐΕ• û ì !ûÑ.‚] û‘•o~ »
v… WÁ®ýLÈA´ë„ B» v ì °[`· 9Œv‡#h¿‚Ý û
ì-!Gïƒ= ûch€=$ä8Ú#0Ø 'Ð-ƒ= ƒ.ó‰¿`?¢=#ääß`ÏÁþ!äÔ
°•Á^ òÝ•`¯À^ r í
Ø[°w„œA‹•ã¸ l/ì[°m;Áv••¶ ¦·•m ÛAÈÖÍ`[À¶B_v#Ø&˜ Û
f Û Ÿ•mú
l øë Ù¸
¦Wƒ­ [
þr° `+
±-%d Ú2˜^ ¶ l
ø°Lô|0¸¼ˆ^HÈz¸¬‹†
œh¸LZ —ÔëgÁ%êú9„¬› 6 l !_M†r
ØT˜ž 6
:ÌkÆ ² m ØxðG
6 , l$̃uV
…>ú0°á0= l0Ø BVö
6 æÁ2+úÀt_°~àÃ6Vô ë Ö
¬7XW°n`Ý
YÞ J´.0Ý ¬#X'B–ÁÅѲv0Ýž•¥-`
*ܲ6෠k
Ö
¬9Xc°&`M¡µ
k Öˆ•Å
ÀÂ` Í
ÓPQ × «
V
*â"¸ [ŒV
¦«•U «
&‹ª‚…‚AÍ_ €™
Y 牅Á0
- Y g…к/„ x!ô BoaaE°J„,( V ¬,X9B->zôè÷ßÿøã•û÷<xðÛo÷îÝûõ×»wïÞ¾}çÎÍ›¿Üº~ýÆ•k×~þùçË—¯\¹zõÒ¥úé‡
/ž={îÜùóg¾ÿþäÉSߝ>}üø‰o¿=rôè±C‡
þæ›
îýzß¾ýûwíÞ½gûö ;wnÙºmÛƝ›6o^ mÛ°aÍÚµ_-X¹rÕҥ˖
/_´xñ’uóæ/X0gNTÔܹ3fÍš½pê´éÓ'Mž<eüø
G•-3vì¸ÈÈ‘£F
>|Ä Aƒ‡
é?`àÀ¡}úöë×£gÏ^½{wíÖ­{ÇŽ:wi×®}‡ÖmÚ´mÙ2¢U«¦M›5oÑ¢Qã&Z­“³‹
jä1Öû kÜPïĆzÍ!TŒ56TŒ5þP1V u×î={¶ï€Xã
uÅÊU«–.[¶|ÑêÅK–
Ì›±Æ êÄÑcÆŒ 7.räÈQÆ
1bÐàÁ µu›¶m[FDØCÅX¥Põzƒ+¾;T
õ7
õW
Õ~Xoȇõ2Ä *-ÖØP1V õÄ·GŽ =†±Æ†ºÏ!Té°nÚ´yýúh›mÚ5k¿’ +†º(6TŒuÆÌY³gO6mú¤I“
§L ?!ö°:†:D
µo¿-=zöêÕ»k×nÝ»w성:„ÚJ
cÕéô ƒkºtéÓcû {Xo'”Á?:fð %ƒ BÅX Æ›Áñ„ o Çêû ,…ÚïýP?ÈàFJ džšÑÍÍ ï½§²ÆÍ`‡Êz&ÁÊzÐ1Ô ñVÖØ
–CŸPeuÌ`®Ê*ÖØÊÚ(6TÌàØP=2eÎŒc:òaM¨²^p¬¬' C=æXYãd° ê¦D*ë
56ƒ ¯¬± ,‡Ú©sB•U‹¡Æ-ÖØP=½²dÉš âu¬¬r¬— 3ø|‚ œ„ÊjÏ`ŽÊ ›ÁXYû'TYÛµoí•Á
5«·· ösù› ÇÊšHs“He•5{jl OøHsÓ7n wJ¬¹y/ƒã„š[ö 8 ùIÍMâ•õ‹67q*«g ŒÕ›Åš3g®\¹sC¼ŸÜÜlŒ›ÁñWÖ„28‘ÊšÄæ&neõŽ=¬9!T_¿<yp
TVŒU
û³57ób3xF’š›-üÍÍÇ++
bÅPóæË— ¯U¹š Ž¾áŠ¸•5‘æ&
}ÃÖq+kÂÍ•C¨>±¡ú²XóçÏ_ þ¦@s“`ßp
Weuhn¦s67Ž¡vúxeÕI¡¦s¬¬ïeð‡¡ ,X¨ Ž ÄŸÁß$½¹YÂßÜŒH¬¹éÀÕܸ'˜Á¾±
¡ ÀP
.\¤hQˆ7
•u#gß0¶¹ùhe ØDZ¹áê &ÖÜØ k^‡Ãj µX±âÅ‹C¼ñe0•ß0ÉÍÍ•$67 ÷
››x+«”Á…
c¨þÅ‹—(Q¢dIˆ÷ã}øÍ
WßP>¬\}Ãx› Ǿ¡“K’š›8 \ « j@@@i ¿‹Û7ÜÏß7L¹æƱ²6kñ ÍMÜÊ*e0†
±–*]ºLÙrå Þ -Š˜˜RC Éin 28n¨eÊ•+W-þ ÞÔ: ‘œæ&ne•2¸
-VŒµB…
Qs“Z‡"2&©²²
Ž?T9ÖJ•*áƒ'’> 1‹«²:47É ŠH¨²úæ±77‰UÖ¸¡V®
oe•B­h 5È  ¯ý°¦¶¡ˆø+k>ÇP‹|¬²*‡U
„ZŒ/?
Á3 Áš ®Êê-
U (5A¼‰773¹š›”-ŠH´oˆ¡*‡µL
d
þ‚ƒ!Þ$
EŒçŠø¤æ&Á¾aÁ *ëG286Ô*UÌf3Ä›*š›x†"’Óܼ ª +
Õ,Š"j)¹››/< ña K´¹‘b5:fpl¨¢Åb
A-\ÜÊ:Wí¡ _î¾a¢•UŠ•…j
©Z54 ŸUÄÓܨ1 ‘œæ b•/T9ÖÐÐjøt¤ä
Eôà ŠÐ~ÒPD"•µ
µr•5n¨øW âM­C ±ÍM wsó^ee¡Ê±V‡¿ ø )®¡ˆ¡\C -Rr(‚+ƒ ª¬!Ž¡V“BÅ?Ô9••¡ Ïä
E°
.÷±æÆ”x Ûc­)ýA¼©u("þ
N¨²&˜Á±¡Ö‚¿Ú ï'47Ÿu("ñæÆüAsóA¨5”P¥?T¡§Ò¡ˆDû†b‚ \#îa•C­ƒ 利|¾¡ˆDû†‰VÖ¸¡
Ö©S·.êò8†"Ú${(" ×PD©dõ
¹2¸Ž k]9Þä
Eè?ûPDrš›¸•5n¨õð âUiä;‰}Ãdg° k½zõëC¼± œÊ†"’ÓÜÄ“Á±¡J¨ÞOÁ‘o_®æ¦Ìçjnâ Õ-k ø
ƒxSëP WsS+Ñ
Ž
ÿðiŸÔÜäL]ÍM<¡Úc
“þPgþ9F¾S`(â *k½øB
³Z­ oj ŠH´oÈ j %Tüç€ò
EdùÜC ædô
ù2Ø-ª5 ÿ Þ ››Ô1 ‘œæ&ž
Ž
5<¼aÆø¬ò ŠHfs ’RÍM‚¡b¬
åxSú½4¸}zBÜÒ rÑážá÷—ÓÁ p¹¥®q—ó‚õ
é’ro±s‚÷ ¯¿´G$ýÿ EM6£e- Óvà˜ {9îðÒûkô$ò N»Ìïdi8ö•9íÞâ´{‹ÓîN{MÚûkÒÞ_“öþšÿŸï¯1˜\œ B? «FîW bý•è¦Y-Ö˜t r/“Å6×`!EÝä©Þb£·BN Û('‹µê ÑÖšXlü+ZƒßŠÖ±¯Dëÿˆø99ðP.ïü&ZOLj¶ —Dò•ÖbÍqJ´.ÓX¬OˆV×w¢µÌq‘øÁº• I‹×"
ûZ^Ï°Kúœìß*Új¿ ÉŒ-R‡TÜ$•¶óëDÛ†ÿD› JW¢màZ‘¼‚Òoµ´¾Í¥\’ r™a l
Ê ‹EÛœ·¢­ÙBÑÚ
¾ë<‰ÏúM”Hê ‹µø é¾jë©Ù¢õ ± íX ã%úŠ¤–‹%|j ‘ Og±mÅ3Z¢Éf‘JûþÒðü$^& ©ÿéÌ,¾û·íŸ ²ÒÓa^~fð'8Üv ;}O¼®Ù ÷žlé qÑ COBCÅ™UŸ›¿5Ï > ìFK˜þ5Ö¢K…ÞF7ú Î ý*=¡^å ›KŸ1Í)5‚V+%Ò½%/
3K¸ÑáÅEÚÅßCðó¿fœTìš±TÑŽBL‘‘¢"û —"ntBa7j ;T¨ Z¨5Sp>ý½À Úµ@ “¡€Ùô$3“1ÏŒà…¹WUyœ­¥%ÀgvÈ£š³CË!¶` ü`ÇØ‚Ø>1;ì OÎ÷+ È÷œt=
t®÷Cß}1ôݝÔ+}ù :Br¨ðü¦Q Zssÿĸo1îŸ · ï+՝Ÿû6ã~ȸo«È Ù· 7÷#Æý ã~ĸÕx õˆ>¹¹_0îwŒû ãvU{X¯ ÜÜ1Œ ߯®c>r«ñüë¡=›qsë
2· ãF_î!Ý›rs»3nOÆíθ]Tà-Ô-17· ãÎÁ¸½TÜß º4âæÎɸý wN ÷wÿÎáÜÜy wAƝ‡qëTàî×ÑÊÍ]ˆq e
Ü… ·³
Ü}:„qs cÜÅ w1Æí¤ wïöõ¹¹K0î2Œ»„ŠyÒ«m=n» ã.«bžôhS‡›»"ã
dÜ UäîÞª67w 㦌;HEîn 5¹¹MŒÛ̸M*rwiQƒ›[dÜU ·¨"wçæÕ¸¹C wMÆ ªb{Ù±i(7wÆ]‡q×RñüÝ¡I 7w]ÆÝ€q×U1OÚ7²ps‡1;LEî¶
EnîFŒ»1ãnĸµ*p· ¯ÂÍÝ„q7gÜMTÜ߭¹¹[0î–Œ»…Šû»U åæŽ`Üm w„Šû;¢¾ÀÍÝ–
qw`ÜmUänQ/ˆ›»#ãî̸;ªxþn^'›»
ãîÁ¸»¨Ø^6«U‰›»'ãîø{ª˜'MjVàæî˸û3î¾*æIãêå¹¹ 0î!Œ{€ŠyÒ°ZYnî¡Œ{8ã-ªâþn Zš›{
ã-ɸG¨Èm­ZŠ›{ ã-øG©È f
àæ-˸'0î±*žO ˆ%¸¹'2î©Œ{¢Šõ²~•âÜÜÓ ÷
Æ=MÅ<© \Œ›{&ãŽbÜ3UÜßuME¸¹ç2î…Œ{®ŠÜµ…BÜÜ‹ ÷RƽHÅzY[(ÀͽŒq¯`ÜËTÌïZAù¹¹W2
{¥ŠyR30/7÷WŒÛƸ¿R‘»Fe?nî
Œ{ ãÞÀ¸õ*pW«˜››{;ãÞø·«8n_­bNnû ƽWÅ<
-Ÿ›û ãþŽq`Ü Uà
)ëÍÍ}šq_`ܧ¿àï® ½?,¥ï ps‘õ@‰Ý €¿ñŒg¹»`WHRî Ð9Çgq Y«çÎ>·•Ìb±e3Xló=,6b° ® «‡³…,u¶ØÊ¿ mCd•-)£±ÅÿI>) Ÿ÷ ?:F´=ÒZ¬7,¶gàos
µ„¿ÓYˆ
ì°§…äÊh!—ý$›­G
išÞbÿ>ò•¦M i×´á½ ñiÚxtkæ]Ö ò.!-—
t/ Ûç `Ÿgdû ÷Õœê®bµÐ·æS¢K• UÒÑʦsMm„Ê& ÝmºOû ?
~aúQ j®o¾QmrHǺ³CvÔŠ¶àzŽ9 ßwã•âÑ-¥t
öb9x ÊIŸ”[úxs+Vw¹«¸íøK‘œÜ,
[óŸHÚn o‹oDò|‹èq,F$¶ŠËW@þTÜ$JzQX~K ÈÁ-ÛÅ¢
œ,¤ë.ñq=È»ù»Å×Ùär ó;Iï)mçØ-ñõ¥×ŠÎóƒÜÒ§Hn%%‡ ÷íD–
C¨wìâ_Bx\¬½ðc17ZÉÿOZßÿ{Ó¤b¡b Ÿ* üO Ï+^Àt§¸+ØpŠZÉâ%žI:ÉÔšCEà¼ü
Ý•¤ 28õÅß¿X
žèäñ ûº¨
¥³#ص¾¯‹ä
Óü¢Ö6Ç)I LZ_ Ée½%ÚëŠH&;Y¬çnˆd¸Æ =éG‘xÁ¹Éý´ }‚Äj†‰’  †/š "Û_O`=†r˜AÖø¡>v
H©´Z© &sé ÁÖò ÌÚòG‚{VØgjYN |¨t„¤¡M­9Ð
€î€m suȝC`;’” ®NC¡ìÉr
½}Æ´¿e]wÞGr9î‘Øw·\n›÷Vúü = Ûò‰!ap~hýL,Ñ(F´Vz!é±Iøsi~¬¾Ü¾½8ç ×/š
ø+o„^Ö¨Ú÷ Æ{+ȝº ºÑܝEÁZÃôpZ=¨)*è"l4›2 ‡SÔXãr©5°os
¸Ä͇“`û“” éœÆ@9åƒ õù¶~ïDÛÉ b±üoEÛŒ•b1ó ÙÇÒî7Z%—
~«årÌjÑváµhÛ¿J^ ýð iùpÈ ûv ڝ‘^¦t_4/°œ‘í¿ülÿáü
… Ò-…CèŠÂ ¡Ì(• Á\Šd¤¹‹ü%<‚y¹‹\€ÏÍ&\6µäFRî‡õ6Äí㮆“ãü$Ýçš>Áû\£ï¶”ú ë
êO6£á±¬Ý®OŒ½¼UêáŽW1#¨
‰<ˆÓ#r[,‹G• ÓîsM»Ï5í>×´û\ÓîsM»Ï5í>×ÿ¯÷¹fp2@Gå
»Ïµ‚½ÃÑNc± ÈhÁ±1,cJ½ ݦf°X¯® Mç\,ћƈ9/ÿ'Z‹ 3g€2c?1ZÿZ´þÙK*£
v çõúOŒ>Ð\<[æ• -Ô oŸŠ c|kˆÛ½áºeB és2#@úœ ’·3± 8míKÑZ*¿è
e¦<âØŸÿ ­{sK} ë‚ r¹Õ[.gzÉå)O¹Ô°²Rfy½^™äíds—
·;1#Û~zùû® $NëH Ï^ qyÐ+њ坹D7ˆ'ꉹBÅ7¢µÝMs•ðyÔOrÙî¸üyƒRIæï––
' ײrª<?Ku³ô};
±íå—Kknyþ?^æýK ìg0ïøVŒî|¡J³¶1btÑ…U^m&–èÎ~U‚Cá X]
-ß(—x<¬­œD,£{?“ÊØã¥IÎ^#fˆ½ïV¾§ðóÜwûÒa¦ý¾[̹ͦé!sÁ&
æ>…ïV)œ§· õ¥ÂÒÜ „Ê`‡s5 vä˜HógB#² Lµ|&R·¬Oè /*œõ*(ŒöÊ(øzým¼äyÍØ ìïÌ׌ÓÁú
ƒ5 3ÿm,–9£p+SAa X›LTðÉÔXøÞ£·°ÃcŠpÀýŠðÂ-=ý5ã ¡=Xƒ
éé“ôéiÿôW„6é®
éi-]A¡²Ë ! Ø çôtµs~jrnHCœ~¢í´a&£f…éeÌE°é!<¦‡, š-‚q}®ûvµöûbÚŽo@›Àï ¸¯ñ¾Ý
ðá ½rmâ ~îÏüûƒãøµ»w›ZÜÜW ÷=½â#·›
Ü=[×äæ¾Ï¸Ÿé ߇]÷~qîVÕ¹¹ÿfܯõŠ•Ü®*pw•àç~ø•
Š¯ w·–¡ÜÜ. ™ÛÝ ø>†Ï••w|Ü]›Wåæö`ÜY
Š•Üz ¸;7
áæöfܹ
Š¯ w§¦"7wnÆ•Ï øÈ-S•»cc37w~Æ]Ô øjíïö‚¹¹‹1îR ÅW‹»]8åæ.Í¸Ë ¹]Tàncåç®À¸
Š¯ wë0#7w ã6 _-îVõƒ¸¹ƒ ·Å øjqGÔ«ÌÍ Â¸« ¹•UànQ· 7wuÆ]Ç øj¿›×®ÈÍ]—
q70(¾Zû»Y­òÜÜaŒ»±AñÕÚßMk”ãæn¸› _­ýݸz nî Œ»•AñÕÚß•Þ»¿äcÜm w ƒâ«µ¿ V
àæîȸ» _-ó·5¤ 7w7ÆÝÛ øjåI˜Xœ›» ã-hP|µ¸ëW)ÆÍ=ˆq 7(¾ZÜõ‚‹ps•`Üc
Š¯ w]Z˜›{,ãž`P|µÎ'u„‚ÜÜ ÷ ƒâ«Å][ÈÏÍ=•qÏ4(¾ZçÁZAù¸¹g1î
Ü5 ý¸¹ 2îå ÅW뺸ze_nî Œ{­AñÕ:ŸTïþ’qÅ¸£
Š¯V½|ÿþ’qÛ ÷6ƒâ«•ß¡ ²ssogÜG
ÅGnƒ
Š•Ü-*pW-—•›û(ã>nP|ävRûýûb>Æ}‚qÿ`Pü/õ;Éçº/†Gø=Øn¦ <÷‘{eºkååJ°g
Ù—+«•e5IÑ ftzÊîƒÀßû}ìºÓk¹EaÜKÑöu
qѽW¢­~~ñp¦wbxã ¢±“Æ ¾ ¬xÕ
Ê<¡¢õ/gKx/³8¹<øÁ5Ä°¯bÄðAÕŧÁP6®*
ë-¯"ξýF
/e Ûm}-†ï­ –ùJ
.- êý'm ¿/ü”¿xÕ ÊõEä2[a©´e/ öÛ÷¯Ä!•GòŠ-áP–
Î#Úž¾ m+}å’q'ð»÷H/SÆ/ªq êp¬Š;Éã<¸¯xæ úzî Æ{¤'³l5ÍÈ:ܤÉÖ¯J Ÿù¦vÙîÑšÙ¾§ |
Òú>åè*ïß…çY— –¬õ„“Yr
s³¸ ¥Á Ør¯‡Æñ`V¯
Æ|^{yî5â¶S«^úo˜ñ]<ùí pÎIÊ[7§3Lwyëe¿æ\4I´õ}%Z‡Œ—
ž{n=8F´…By9R*mÓ†‹á¿C>¿ *’sÄbí0J„d±6 ƒ9c±š'HÏ]·eŸ"ZÇ»Xl
ç‹$Ì`±fÙ*—Ý`Þ•
«;±Ø¶d°QÑ¢uª³…¼X&Z€yE Š¤ Ì«2W$!1¢í» ãoE; ‰7'ݾhNveÇá ;
g
ò±[•w¡ðsžŽ‚ž:Bi¿:ÂYßÝÂb߶¦¹~Ää™g˜)cÞ3&§|‡ªä+XP¬â_PÜnê-âl²†,)j®òªÐo¦ñ ³™¦
8KKæ¯Eq[©5 ÷ÂŒo ê (ñ÷÷äç {¼9HB»‹¶,p¬=zÈå•-"ÙòŸä‡W‡ çß…sš[oi¾­D?¹|ÑO$·¡<Ð
_
ßðZ´ Ú ¼‘Êð o¤ù’ß¾¯<?¤—¼<”¶•×"YÞSú\ú¾Ìo¤ï³—
Ò|;W¼9èž„ Œ4:ì crsp ìÿ °ÿo²ã€ûoR Ó°ý`• Ï Ý¸tè¤À.C‡ 9
•NÃú ;
[g<7ìš±ìðkÆ
ÃûC™ üêA•À ó
: ëi†ï—lñ0ÜVÒr0Ò! #?k
~
? Tf-ü
]ûº¨‡z”¤ûF<œð¾£u, 3Ùg
¼g¶æ•c]ø¡yæ8(;þ%—
•Þ˜¿ 庝ͽ¶¼•ÊMYÞ‰¤âæ‚· <ùʼ4:F$ Þš'W&x¯«Øî Á÷Xˆ7 Ãù­º³¸»¬V*­ ´ \¿H7bÁï
“·wSþ^û÷• ,Ã{Ñ<¾èù. ïÅ• ça•gÒÊÏ\ÆýÔÖm¬°Ùm©àé¾T8â¾[ àÞ‰
pEg¸ï¤ëÝïӟݳ› =Ú›ºyœ6•óð
-ç <À½Œ©­['z?ãX ×O­ç¸- q ¦CùRÿ)÷%eŠ÷¾$Rñ[3© ç”
8þ>ÇÌd+æÁq³uè;©Ä{ ñsɝyÈ  Ê+ßÈˇî—
Ö·]Ûm¶B» »Ý8ç¦L_ôÜT“í?| Ä4(ÿÕËóñY>¬šO—áÕ|–
GÌÑ¿½‘Jk
âóÃð> Flôé4b ”Þ>Î#¶{/ >Ò»ËðçY»
ÃeSë¹ ¯1
Tmü<ìä_;dŽÿÚaÒ*óðaÐ.E¯5¿¸ eõ%æ*ëßB~Šytg8—4™eî[
Î%ƒ£ÌÖÓZKø•ý¤ÏÃ˵—–
Ï2Ô|e \+ôë*oçëZæÅ÷_J¥-'”×êÊå« R‰ëå
ú‚ÑSåòëEæ©Û dÜ
_;dþâ×
%lG*ÿ (—° ,mEGÊëw-/—ÀáU
öcU‹ +ÜÇåÒ- :¤Û)üàÚ•-0”6åu•g
sm lÓ—6•Ðw 7ô9h„~±ÐYW-ÌY
¶ ¬„>—` ; v ÌÝP^è vÀPW¸
¶Çµ“€Ûþ_ºŸ.
Ùðwh'yÌ4)õ $®»GŸôuÿF
$ØñôpžuX Ï­[’t~õÔ¢:#€Õ!ÂtÑòßÉ`­2~"MÛ—Ù–=]ŒÁäå丮³²ýèX[žÁ¢‰
´Ä–ø är “W¬¾Û3 }we%¹ò ߦR‘MW´7 ö ü4RÛƒé²o‹wLƱn¸°:à 6 ö3Z~˜QÞUf~ ƒÿj†ìoŽö&Æ1g“š§Žc?ö˜Ó}†ón
ãÅñ È /MÂëâÛ zjdžÆðÝŽûj¿}0ÍDòšI;ҝô%ýHo2ˆø‘ª¤ x I'é›xþ4Ò Ë Ç=É¥-QäLO¨M/c
bÐ/þX àê E
ÏŠ"‘c¢ >YdÇaOâ ó<vÕ•ÖËp ¦Ûï
°¯[x|”´U\§íUM@á³a
i æëI|Nz ,³ÿ@ ÁQ@ÿ#˜u» ìù6á€ü]Òo 0?°õ® û1:Ô/Š,%ååó‰QdÂQOi¹ÕËw ༧ƒ£¤}é8 ·%NbLl_ã|ÜÞyØ~ÛþÒn“YÙ4ÖÙÌ
uÁGÉ)-¾uâ<Ø
˜•o ¨
É’M#/gµŽ‡Ì oÂyÿ°íÕ|o¯ÛïsÀ>U]HÅú`"© ǯ Lù‘0é“Ú¤ |†V ¦ƒa+X› ÁÊ~`%Á¦°óà æcœ­˜Ëá{}K°Ò¾¼}^5‡˜ Gü1
úÆÆ¿H#¯_ â÷|/~œ÷ä0~{.¸½7&œÐ½Ü¿ÃÄ^¨Ï µI; ÜFÝ ì£¯aÝ®ú„Çyo¡.K#G7}Ò¾£ ¬÷ ßY
'ÌÌÎʺ—
Øu  •Åi ”cX;“ÑÞÏëY Ÿ1`>^_+•¶?6˜ <Î!bI^š¤²£¦½ˆó­N£D\-Ë ÓºK%)?UÄùXâòXâú8_Ú
-Û>qRþFKוYbûax
Ÿi•Ükƒ÷Ÿ¥d?í&ÔW³ßód•røÃÜÆ}”¥Dß©~}|çfy^pn–ò s³
ª4Õï•)K‰W¦Å¯L³C Uš R>`vÈó‚‹ ûøâòöû~ ÆÓ ¯?À:C°-Îñ÷ y¯#BXÝ
cÇÞ`ʪ5aýuèW´ˆ]7Ôäxn~¿ÿ¡f1e‰íCdåÜÏí#@T¥ ùÝæý>‚}ÿ‡Ã
yÎrÝÓY~î[röâýˆ„÷¯ãù"¥û
¶ 0± (꤬ۈ_yër:“ ‹ cÃ<²eþÝL<ò‹šŽ™ÃÖd3§Äõu|¿ëÙcØ ü…Árä‚~ Z<7´%®)ó»^rŽ
Û§ +ǾÚÆ„ûjÐ~õ†~Y+iÜ3yG Ê;œŸtŒ}?ôÉÊBçe¹o„ý¦ºÐÇy Ÿßm}*à͸()®ës¢¤y¸,6#¸<
N‹Ø J ¯¦‹óýÐG„eu¬_5¦ë5? €ÓøÙPðg€• ãé«åJ¤¯–
+ új!e³J} ìg<… «`¥qpдNqû*8ï©VÖª$ÔWÁ7 6
R z#5áhâ•\ ع+ˆ]P”c× AŸÐ§È ,&8±ý ç°æúOi³½ãm³É;*Ú*¯ ›ì}eÆÒºsšÙ ¼[*ÿ;%•«
\—æ“& E\-ËõuFJ¥­îb çc‰Ëc‰ëã|Üž}û¶ÙÞqÚì”-Ããi•_–Ì V×7kعL
šžËt³í¹Ly»×õ]ÓïeÉ5ý–›ÖôËS;o÷<µo¶ÍS{AÓ妬a¸üûíqNø²`8>¿B
Mõ)Ý-û|b{ì Û-û¨Ü-g‡ "8äqr÷jms¹È}ë½úOí[g‹¿o þ½Ô÷ý³û.¹ |s•˜ï~
Ëðû&©œx¿•(Í• u —‡²“pW*­ç^Hó±Äå±Äõ¥ùØ·fÛÿ°žfS½ž®nßÇ7 ißûõž ¼_¯tÀýz½+ 4}fZÝþ™É§÷3Sĝޕ"†”
ˆ ò¬ Oï>¾¸üûõ4·‹ÜoÞ¥ÿ ýæìŸXO³ÅÖÓì*×Ó .r¿ÙžÇÉÝÿ©µžFAl?CŒ_Al[t)Ûo¶ÞøÎlí±OŒñ
Åu¯ |¶~³=†5 Ã&ˆ!, ÄÒ ú€¥ ¯ñ¿ß¼ø3÷›©C¿Ùõ úÍé8ûÍ®ñô›]ãé7»&£ßœ7‘~sÞ ì7O û
f<Æ ä^„.n¿ çÕ`ïnO¨ßŒçM Õk@ ³‘¾ `aÒùßF(2
acãUY ÂÎåÉíG7u‘¯5‡@b÷Oáëek ›ˆ×Ëá õ"ÙÒî³Õ{{
ƒ †¾ Ã&«|½ü ¾°©[ÚõrR®—õŸPï
œõ^O½×ÇSïõɨ÷¹ ©÷¹S°Þã¸ø` ùz¹žþÃëeœ‡×ˆD®—k@
¯
5 ë}Uø?ˆ]3—euÛ~­lfÓÉ­ë›uÊXz
çOÑRåˆWKõKí'b缝bEË ñÍO•DRå‰xqjE©´‰ ¤òPK­(^ÐÁ)m³9rF6©|\Ë_*Id çc)e½B]Eœo 3YÄå±\Y9ƒTÞó#–
×Ã#ÅÊUÿ ›mm!öØñ“8Ä/<Î55þÉZª Iè¯']“`ï¯ç`uü<|ÐÊ[>6Šç¸ã³ßÏ Vðþ>Ð
ì·¬ß †z´7?Jw¼æ£tùÂ¥Ûß<Ôcóß²îo>2W¾ð›y×¼™7{Èͼ M9ýj /æ(Ͼ'º !‡¡sldßÿ~ÿ~§Nþ]d óf\ýû„ÿý°Ÿó
û÷9bû÷9Sâ·sˆ*[ û÷©í¸™ØqÛ Ç­
¤}pÜZ:ó´C|¿Û§T›t⳶Iò}7ס­i6øT€Æ¡}Êä0íɦ ²öÇþ›¸½ÍÂù-0ï÷A§ ìÛM¨MÂ6Â
¾-®ù•÷Ñ ôç ‘Û‘Ì
ß
foó k“æ@›TJ›p›„ûØ>_“ m j¬ `í 03 :œ¾Ú¸m ÎC-­çGÚ¤¾R õ„#èG ÁÿÝI ˜j
Ç´+x]H?0ü ïz,
†wmú±cãË~[ÌÇòÒƒM{°ù~Ìò;LçcóxڵԝƒÞ
ÓÙ ÉÁl)˜ƒ>Ÿƒ— ÉÁË)˜ƒwY
惕tpþj O
6ÒÊû&¡ Œ„énpüúH Ø[Ê;ÙúBÎøAÙAú 󲕔«}¥\*Ër* ËE?v¼ò8ä›}ړ奇CÎÚ—
ÏäàçwXþ)O³:Lû$’§>)˜§ÞŸ§{ ÉÓ½)˜§×Yžv‚•-À¹Ò Ož.ÕÊë%”§C¥<m ÖZ:'¢ÊÌ ò´ Láù³
0dp;ð{HçÎŽ¤ |fÏѲ,Çì¹çép.ôcyi× Ú§ ó×qÙ|©6??®•Kÿ?¦•óLäúÒ3 ¯/ϳüÜ
+=„üü+žü¼«M\;֝åe È” s5n~æc¹äåpþóp8¯–
K$gý æ9žW“{ÍÚÎYn›òAg=Àa|*éï’Ê ï»¤PKeÅ߉
Ì ­ƒªËå ‹H—)%~~s•¼ úÖ
r™;H^Þ^âçqÞ%•ë³þF ß»¤:Á—]‡•|]dý
Æ9;¤tÀåÐy¥/‡¶+µª
Ú¼Òø{Ū:g‹¯ªCJ^
E;[<¥îÃøð:1÷'^'抽NÌ­Òï@öýÛ- ®ÁÌ<ð¡ÿ'ìßÔôÛÏAø¯
Äå
üç0.´ lF’꘯“}Ü •_ì8ßó ±ØÅ ¢u[ÙØ ÇoHÉ ØRúüO*•¨g$ó—
²º„ÏX÷ý¢õ óä(¬ÐÔYî\ýã,‹–
ó¿S³@q´} ç’hwj> ËRB¬óùêŽß'Ö ßغã§bÝÁõ ÁŒÆÎò8é¿IܧjÖ—
ø>+˾#º )›2 _Îڝ¿ÀßõÐrÀŒâ®Š þ,ð‹•èdÿ~ñ±Øµ
±»±8
›•Óÿ :r(´•>
D d
÷ à
ð6
²
ð
3
ð
A
¿
ÿ
ð
€" ð >
V£ƒLÇ
=l’H6’Ï¿]Cÿ â=
æ}
: @= ðÚ= V£ƒLÇ =l’H6’Ï¿]C¨}
¹
Ê
€²E
$4 ¨=
þxÚí• \ GôÇçîàî° J ;*V,Ø ·sp{ˆ½qØ{ï½7콋 »ÆÆÙ»±×ØbŒšØšÄ c¢IŒ £ò
owŽ= d°-ÿÿŸóóœ}·…ïÛ}³3;÷Û]
!¤+Ø츸8´€
„”s#ñŸ %
ñÎOˆ¿µf ! ²v˜†ô€ù:’ðs(3ü—•3P¸k Î{î§#›s¹ Ø )
æ ›
Ô˜5$ L{‚i< ]Çe jeÃe›‚ÕaËæ5»•
l{¹`=Çt€Ót-³!~:Ȭ•¶ë"yQÔÅLâçá¶
•áß®"VµÀŸ#qì³'=!§Êr›aú
£ÌP ¶ ßù±m* *ÓF3Ñ4„åk å˜ðïO"òþr‰Úk•ecɲ
V´ ¥I\•,$ÎQ6î1tû•q#`[Q ] =YI< ¬š¨½G
ÛŸ#£¢*Œ"Á‡ ™ƒa:xù²e0}(øÎíÛà ÓÌ ž¦åËüM[6 ™` Ó·çë˜îÜniúóqO ,oš8a ,3Ã
´`þ|Xn™iÝÚµ°ìfӞݻaùC¦S'OÂ:çMW¯\•õn›~½•Ö}lú÷ùsXŸ cǸ ' …©S2 ð·„è9Þ‚ù~ÂâE9 ø»Âª/ „uk
Ö €Aر½Œ°gw aÿ¾` x„ãÇDáÔÉpáë³5 ` ¾» !\½ÒP¸y£© œÂÏ?µ ~½ßQøýaW ˜…ž
ô þ}>Pxõr¨ üÂèQ£€aŒ0~Ü8à˜ Lž4
X¦ Ó§M ž ÂìY³€iŽ0oî\àš/,Œ‰ ¶EÂÒ%K€o™°rÅ
`üBX³z5p® ì±±Àº^Ø´q#ðn ¶mÝ
ÌÛ…];w ÷naï—_ û>áà• À•H8zä ÄpLøêÄ ˆã¤pæôiˆå¬ð͹s Ïyáâ…
Ó%áò÷ßC\W„ë×®Al7„nÝ‚øn
?Þ½
1þ$ürï-Äy_øíÁ ˆõ¡ðè? ÞÇÂߝý 1? ž=}
q? þ{ñ b•)Ľ~
ñ :j¤†Ž-¥¥cFë(
:n¬+ ?NO'Œ7P8.tÒD7:yR::erz
LjN›š‘NŸæNgL÷ p¼è¬™™èìY™éœÙ^ Ž  íCçÍõ¥óçe¡p iÌ‚¬taL6ºhav
Ç”.Yœ“.]’‹.[š›Âñ¥+–ç¡+Wä¥_¬ÌGáXÓÕ«òÓ5«
еk
R8î4v]aj•-B×Û )ä ݸ¡ Ý´±8ݼ© …| [·”¤Û¶–¢Û·•¦ t玲t×Îrt÷®ò ò„~¹§"Ýûe%ºooe
9C ì7у zè ¥•?ôÈá zôH(=vÔB!—
è‰ãVúÕ‰0zò«* òŠž>U•ž9]ž=SBŽÑs_פߜ«EϝS›B¾Ñ
ßÖ¥ /Ô£—.Ö§{ôûïlôò÷‘ôÊå ò^»Úˆ^¿Ö˜Þ¸Þ„BNÒ[7›Ñn5§·hA!?éÝ;­èw[ÓŸ~lC!W齟ÛÑ_÷é@!oéƒ_;Ñß-t¦ ëB!‡é¿w£•þèN?êA!Ÿé_ö¢ÿÕ›>ù» …ܦOÿéGŸ=íOŸ? @!Ï鋝 Ñÿ^
¦/ÿ B!çéëWÃhÜëáT>¿€ ‡sà °j`n`'`ÞH°J`•
£d5XC07°]C)i
–-lë J"Áž ¦d-Xi°¯ QÒ
þ.™ æ ¶r %EÁ¶ô§¤
ض~”” [Û—’\`3û
X—Þ”\êEIE°˜ž°•-”Ô [ם’—Ý(©
6¯+%?t¡$X›Î”,ëDÉ•Ž”d :À6ÚS2§ %{ÚRr­
%O[Sâ Њ’²-)
m q6§¤v3Jê4¥¤F JÄÆð7 QR¸!%>
(ye£äN %‡ëS²¸-%}ëR ^ b©MÉO5)Y_ƒ’žÕ)
ªFÉïᔬªBIã0Ø'Vø» Ø?¡°¯B(±Sø[ %÷‚) ^™ ¯J°l ØOå)9X–’*e(9[Š’Z%)9W –Nɱ¢”T
¤dsaJò ¢dV Jâ (霝’‹yà˜øS²4 %Úœ°Ÿ³Sr4+%yü`û¾”\õ†m{Q2% %?zÀ²î”ÌÈ@ÉÏé
>7øÞ@ÉmWJJ¹P2VKÉe û÷µ@ž¾ È¢g 1? ÈýÇ ™ö»@Ê= Èí{ ™ò£@*݆ïo $æª@j}/ —
‹ 9ð@ Ÿ H…S yy\ p
#S
¤ñ> Ý# íNÜØ*}› ²l½@&­ ÈÀÕ éºR m—•HÇ ôž'Qs`Û3 ²sš@®M†íO H™q°ìhÄFÁv†Àºý ’£—
@.u Èüö0¯•@j4 æ `õ R§¦@z†Ãß² · • JÀS Ø‚ 2´¨@2
Èú| iš ¶“] •} r>³@
¹
äX:•\Ñ
ä¹V
_›Èí§&2ᑉԹo"AwL¤Â5 iyÑDÖž5 Ï &2ÿ ‰˜÷˜ Ùf"÷׃­6 ãr
_ ËD›ˆÿ
Ù=ÉDzŽ…å¢`Ýþ0ÝÕD
µ†m6‚õê˜Èã0XN0‘¨²°Íb&r> æç€ï½aŒà»Âr¯‚Éí?‚
'‚ɲ=Áĝ |·<˜˜£ƒÉ¡‰P
¹ L¢. “–
ƒù
¬ ¾
æ ß ¦u0ýcehö+ ² l X9°Ç• wV Ûþt
ú-„u
/ UÙ ·4ƒ5 ö?ÀZ ¹¯ƒËägÓð}TA¶~|÷,K ©ÈŸÄò5 lëÔ•Û }£&Nþîôr- yL ë
%œNüãü÷ Ó¸b!'¦·¹«rs7eÜ œ|äΡ wV~{¯“Ü¢*ÜÕ¹¹÷1n­Fñ‘»Š*Ü5¹¹u ™›j ¹Mjpg«ÍÍmfÜ}5ŠÜeUá®ËÍݝq¯Ó(¾zÜõ¹¹c ÷qâ«v>É ÁÍ}‚q?Ò(>r Q…;’›û1ãήU|ä.ª
wCnî Z™»€Vñ‘;½ ܹø¹
2î*ZÅGî<ªp7ææ
gܝµŠÜùTánÊÍÝ…qOÕ*¾jܹ›ssOcÜ›µŠ¯-wKnîŒû†VñU;Ÿø·ææ¾É¸ã´Š¯ÚþöoË•Ý “¹Óé _µó`ÞvÜÜé w NñU; æíÀÍ]”q×Ö)>r ¨Á•¯ 7w ÆÝ[
§øªåw¾.ÜÜ} w´NñUã
èÆÍ=—qïÖ)¾zÜ=¸¹÷0îë:ÅW;/nî Œû©Nñ‘;»*Ü}¸¹Ÿ1n‹â«vþ.ÈÏ­u‘¹³º(>rû©Âݝ›; ã
vQ|Õò»Ð nn ãná¢øêq âænɸG¹(¾jÜ…‡psfÜ ] _µ~l‘aÜÜ› ÷·.Š¯Úþ.2‚›û ã~â¢øªq Žä
æþ‡qû»*¾jyRt47w-W™»†«â«Æ]l,7wMÆ=ÐUñÕã-ÏÍ=ˆq•áªøêqOäæ^Ÿ¯º*¾jãÈÅ'ss_cÜîzÅW
•»ÄTnn ½Ì]]¯øªýNRb:7w
Æ=K¯øªý. 4“›{6ã¾£W|ä®­ wÉÙÜÜw wˆAñ‘»¥ Ü¥¢¹¹C
2÷vƒâ#wU¸çqsï`Ü㌊Ü Ôà.½€›{¼Qæ>iT|ä
ý
ÜŽïaWEåeÓ¨
cÚPO¦=}S;êÍt ¨ Õ%¡'} ÛÁ*» b9oLZwŠË…Á‚;±OüAºSM’ºÓˆÅ³Dû•“¢6*¯dgÏ––
4§Ž²ôꪒîTC¢
ât\ãHk£ß¯XÒt§iºÓ4Ýišî4Mwš¦;Mӝ¦éN5Ìl6×CØŸˆ QÙŠý‰ ëN9û‡¯Yß ûPµôŠýC75úµeù¹
k3î&zÅGîŒjp—•áænʸÛé ¹Ó©Á]‘Ÿ»=ãîªW|ä6¨ÀíZ‰Ÿ» ãî¦W|äÖ¨Àí–
î»^ñÕâNŸ î-Œ»·^ñ‘ÛE
î`~î>Œ{^ñÕÊïôÂBnîÁŒ{´^ñÕ:Ÿ¤7ósaÜ“õŠÜF5¸Cù¹§0î zÅGnW5¸ÅEÜÜ3 wŒ^ñUË“0~î…
Œ{±^ñ‘[§ ·{ ~î%Œû
½â«u>ñ¨º˜›{ ã^¯W|µê¥Gu~î
Œ{‹^ñÕª—-5ù¹·2î=zÅWm•×^ÂÍý%ã> W|µöw¦ºüÜ ÷q½â«U/3×_ÊÍ}‚qŸÑ+>rëÕà¶ñsŸeÜçõŠ
¯Vždn°Œ›û[Æ}Y¯øjå‰w#~î+Œû†^ñÕÚß>M–
ssßdÜwôŠ¯ w3~ûW½â«uþöi±‚›û ãþC¯øjíoßVüܝ ÷ßzÅW‹;K›•ÜÜO ÷¿zÅWëü¥ ?÷
Ɲ'>‡¯Öy0K‡/¸¹5 ™[gP|µ® ²väçvaÜFƒâ«•ßY;¯âævcÜ
Š¯ wW~nwÆ•Ù øªqw_ÍÍퟳ _-îl=ù¹ý w.ƒâ«u>ÉÖ{
7wnÆ•Ï øjíïì}×rs 0î ÅW«ÝÉÑŸŸ» ã.nP|µöwŽë¸¹K0îÒ ÅW‹;×àXnî2Œ»‚AñUã-ÊÏ]‘qS
ƒâ«u>É5ÜÎÍmfÜ¢AñÕÚß¹£Öss[ w5ƒâ«u>É=j 7wuÆ]Û øªíï1üÜu w„AñÕâö·‘›ÛƸ
_5î
üܝ wsƒâ«Åwâ&nî Œ»AñUãž¼™›»-ãîhP|Õ¸§òswbÜÝ
Š¯ w¾é[øu Œ»ŸAñÕ ¯Ê7s+7w•Æ=Ø øjíï€ÙÛ¸¹‡0î
ÅW;šŸ;Šq3(¾Zýªüó¶ssgÜS
Š¯Vÿ$ÿ‚ ÜÜS ÷Lƒâ«•'ù îäæžÅ¸ç _­q¶‚)àŽfÜó
Š¯–N©àâ]ÜÜ
÷2ƒâ«uþ.´t77÷rÆ½Ê øjåw¡åüÜ« ÷ ƒâ«µ¿
¯ÜÃͽ‘qo5(¾Zû»ðª/¹¹·1î= ÅW«Ý)¼f/¿-‚q6(¾ZyRdÝ>nî#Œû¤AñÕÚߝv~îSŒû¼AñÕÚߝ öóë
÷5ƒâ«¥Ã+ºé 7÷uÆ}× øjíï¢[
rsÿȸ5(¾Zù]lÛ!þßç ÷ ƒâ«õ\¨b;
ssÿø_ _­ü.¶ë 7w ãv5*¾jy²ç(7·ÞÈ~¿4*¾Z÷Á ß{Œÿ÷KÆ•Û¨øjq—؝œ›ÛŸq 6*¾Zù]â
?w Æ]Á¨øÈí¡ wÐá¯øßaÜUŒŠ¯ wÉ£üÜጻ‘Qñ‘;³ ÜÇOò••3îîFÅGn¸K}uŠ›» ã-oT|äΪ ÷©ÓÜÜ w¬QñÕzîYé³g¹¹íŒûœQñ?×sp?ÇsEðy!Uôʺ)^ˆ6Éç…Ä
..Úc¯ÀVNŠho¾§îh·ÞÛ_³÷Ôyõ½V,.•§5âTÑciÏ
I{^HÚóBÒž ’ö¼´ç…¤=/$íy!Zâô¼ èOàóBââ¾ ?Õ{ê^;=s­Š“ÿ¹ž'÷¾ï©“®¿ w '¹½Iê}Oô| Æ=ÅÉGî’$õ¾§Núýšqpò‘» I½ï©“î eÜ¿:ùÈ HRï{ê¤ñaÆí¡Q|ä.@Rï{ê•ÓS#s—
Ñ(>rç'©÷=uÈY–qWÕ(¾Zã$¼ï©CÎjŒ»½Fñ‘;'I½ï©CÎ
Œ{œFñ‘ÛŸ¤Þ÷ÔIú#Æ=U£øjý®Àûž:äœÆ¸Wi _µ÷{p¾§NÒg0î
3îÇ ÅW»%7÷ŸŒÛC«øȝ›¤Þ÷ÔIí£Væ.¤U|Õö7ç{ꝳ0ã
ÅWk •÷=uR;ø/k _5nÎ÷ÔI÷—
Ò*¾Zú Þ÷Ô!gIÆ]E«øȝ…¤Þ÷ÔI×7Œ»¥VñUË Î÷Ô!g+Æ=H«øêqwáæ-̸gi _5nÎ÷Ô!çlÆm×*¾zÜ
=¸¹×3îcZÅW›ó=uÈyœq_Ö*>r{‘Ôûž:©]gÜ?h _µówA~îÛŒû±Vñ‘; I½ï©“ú#ŒÛM§øªå7ç{ê
ßC‹ÜyuŠ¯-÷ nî|Œ»²NñUãæ|O r 3îÆ:ÅW­Ëùž:äl¸ûè _µýÍùž:äì˸§è _5nÎ÷ÔI㯌{½NñU ?á|O•ô GÆ}F§øªå7ç{ê¤çÜ1î :ÅW•{<7
÷oŒÛÍEñÕãžÈßî¸ÈÜ%\ _µñoÎ÷Ô!g ãŽpQ|ÕÆ¿9ßS'ÝÏϸ£\ _µ÷ r¾§
9G2î­.Š¯ÚïRœï©“îƒbÜ \ ¹+Ôûž:éüᨗ®ŠÜV’zßS'ÕCW–ß®ŠÜuIê}O”ÏŒÛW¯øÈ=—
¤Þ÷Ô!g öœAQ¯øÈ]ü™ž”GcŠ÷– •ã•tº$5¦³
g·†¯ýG$aËC=G´H“5¦XÞ• A
dþ!ïîç„ëßm0ýÙ¡Ñ1/ßÆai Ó4išÆôÿ»Æ ?¨7CÝY9¦C[Ìti?V–
tj¨WCÝ ê×PÇ&éÙ†1}[´¬wCÝ êßP ‡z8ÔÅIú¸WÁ’^
us¨ŸC
êéPW‡ú:ÔÙ¡Þ
uw¨¿C -êñP—‡ú<Ôé¡^ u{¨ßC êùPׇú>Ôù¡Þ u¨ÿC ê Q ˆú@Ô
¢^ uƒ¨D !ê
QWˆúBÔ ¢Þ u‡¨?D "ê Q—
ˆúDÔ)¢^ u‹¨_D #ê Q׈úFÔ9¢Þ u¨D $ê!Q ‰úHÔI¢^ u“¨ŸD %ê)QW‰úJÔY¢Þ u—
¨¿D &ê1Q—‰úLÔi¢^ u›¨ßD 'ê9Q׉úNÔy¢Þ uŸ¨ÿD (êAQ ŠúPÔ‰¢^ u£¨E )êIQWŠúRÔ™¢Þ u§¨?E *êQQ—
ŠúTÔ©¢^ u«¨_E +êYQ׊úVÔ¹¢Þ u¯¨E ,êaQ ‹úXÔÉ¢^ u³¨ŸE êiQW‹úZÔÙ¢Þ u·¨¿E .êqQ—‹ú\Ôé¢^ u»¨ßE /êyQ׋ú^Ôù¢Þ u¿¨ÿE 0êQ Œú`Ô
£^ uèF 1ê‰QWŒúbÔ £Þ uǨ?F 2ê‘Q—
ŒúdÔ)£^ u˨_F 3ê™Q׌úfÔ9£Þ uϨF 4ê¡Q úhÔI£^ uÓ¨ŸF 5ê©QWújÔY£Þ uר¿F 6ê
±Q—
íÇtÚ¨×FÝ6ê·K3=7êºQß•:ïôL÷•úo7¦ G]8êÃ+1½8êÆݘŽ õäÇ¥{N¨³ÆTçИ¾Š mSˆõõˆn"!á–
Ä4¦Ø7ÎPZéßlc÷ 9|Ççw"_oÕ » • (t\n g?)“³d |÷ ë79–Õ ã[}»ß•¦¡»F¶•IÈö½Ð•DÛ ¶ì ô³
‚
;
v ì(!»ÐŽ•
; }M4ø£»O ² í ØiB¾< v ìk°s„ìEû ì<Ø·`
Ù‡v ì Øw„ìÿ-ì2Ø B
\ » vƒh7 9„v ì Ø `·Áî r í.!GÐ~ û
ìg°{„ ý ì>د„ C{ ö !ÇÑ-‚ÁÎ8•ö Ø#0è2Ÿø ö#Ú_„œü ì
ö
Ø?„œz
ì9!§ÿ { ö!gÐ^‚½ {MÈY´88Ž»ÁöÀ¾ Ûº l'øh»`z+Ø6°í„lÙ ¶ l
ôe7€m„i°M±`v°õð ØÆ5`kÁ_GȆ•0ý Ø*°Õà/ [
¶‚ û BÖ£-…é…`‹À ƒ ËÄÎ ƒË‹Ø BÖÁe],\àÄÂeÒ:¸¤^7
.Q×Í!dí4°é`3 Y3 Ê)`Saz ØD0è0¯ KÈj´q`ãÁ 6 l
Ø °(°‘0 ÖY9 úèÃÀ†Ãô °Á`C YÑl Ø@˜ Ë,ï Ó}Áú• ÛXÞ ¬'X/°Þ`]Áº•u'dYg(ѺÀt °Ž`• Y
GKÛÁt{B–´‚i4¨pKÛ€ß ¬ XK°¦`ÍÀ 5 k ­u$X °†„,ª
Óh6˜†Šº¨-X°Ú`P ÂÅØ"´š0] ¬ Xu0¸0YX ,
jþB¸p_
f!$ Î 1!0
- ‰•³G
´î1Ð Ç@Ï! z
1 À* ² Xy°2`e
ùíáÇ¿þúàÁƒ_~¹•ÿþÏ?ß»wïǝúé§;wîÞ½uë‡Û7nܼyíÚõë×/_¾råêÕK—
¾ûþûo/\¼xîÜ7ßœ?öë¯Ož<uúÌ™ãÇO|õÕ‘£G :tøðþý
ÜóåÞ½ûöíܵk÷¶mÛwìؼeëÖ
6nÚ´.6Ö¾~ýªÕ«×,_±bå’%K—[¸hÑâµóæ/X0gNtôܹ3fÍš 3uÚôé“&Ož2~ü„‰£G• ;v\TÔÈQ£†
>bÐ ÁC†ô0pàÐ>}ûõëѳg¯Þ½»vëÖ½cÇN»´k×¾Cë6mÚ¶hѲU«&Mš6kÞ¼a£ÆZ­ÎÅÕU•›`¬¿`¬
C½ ê5§P1ÖøP1ÖÄCÅX!Ô•»vïÞ¶ bM$Ôå+V®\²té²…_,Z¼xÞ|Œ5ÑP'Ž-3fì¸qQ#GŽ 6løˆ ƒ ~w¨­
Û´mÛ¢eKG¨ « ªÁ`ts#Qqr¨?c¨?b¨ŽÃzS>¬—
!ÖøPñ°Æ‡Š±B¨'¾:räè1Œ5>Ô½N¡J‡uãÆMëÖÅÚíëW­Z½F>¬ êÂøP1Ö 3gÍž=uÚ´é“&Mž2eü„øÃê
ê 9Ô¾ýzôèÙ«Wï®]»uïÞ± Æê j+%TŒU¯7 néÒ¥OŸ â?¬w’Êàïœ3ø¬’ÁN¡b¬ ÍàDBM4ƒ õ
Í
–Bí÷f¨oepC%ƒãCÍèîîá ñ&RY f°Se=›de=è êöD+k| Ë¡ÎOª²:g0We• k|em *fp|¨ž™2gö†xåÚTe½à\YO:‡z̹²&È`)Ô•ÉTÖ9 j| '_Yã3X
µSç¤*« C•?¬ñ¡zyûøøúB•Ê¹²Ê±^rÎàóIfp
*«#ƒ9*k| ceíŸTem×¾µS 'QY1V%Tß,Yü°ŸËßÜ8WÖdš›d*ë¬ÙSã3xÂ;š›¾ 3¸SrÍÍ
Ô¬Y³eÇ±È jn’¯¬Ÿµ¹IPY½|0Ö,,Ö 9ræÌ•
âýàæfCÂ
œ
N¼²&•ÁÉTÖ 67
+k–
øÚ BÍíŸ' Ža²æf^| ÏHQsÓƒ¿¹ywee¡B¬ jÞ|ùòáµ*WsÃÑ7\ž°²&Óܤ oØ:aeMº¹q
Õ/>ÔÜ,Ö€€€üùñ7í$š›$û†›¹*«Ss3•³¹q
µÓ»+«^
5se}#ƒß
µ@‚ q
ñ
ÞŸòæf1s3"¹æ¦ Wsã‘d çŽÏ` 5?†Z°P¡ÂEŠ@¼)¨¬ 8û†ñÍÍ;+ëÀ>ÎÍ
Wß0¹æÆqXó: VG¨ÅŠ ƒx Ë`þ¾aŠ››!)ln’î :77‰VV)ƒ
ÂP‹ +V¼xñ % Þw÷
67\}Cù°rõ
mnœû†:× 57 2¸ -V%Ô
R8~—°o¸¿oøñš çÊÚ´ù 47 +«”Á *ÄZ²T©ÒeÊ–
…x?òPÄÄ•5 ñ>Í•S '
µtÙ²eËÁ âM-C ïÓÜ$¬¬R —Æʱ–/_¾ jnRëPDÆ UV–
Á‰‡*ÇZ±bE|ðDʇ"fqUV§æ潆"’ª¬¹ó8š›ä*kÂP+Uª\9 µ Ÿ•(¢%ÏP kn¸*kÑD+« j G¨Á&ø@¼
ŽÃšÚ†" ¯¬ùœC-ü®Êª V9TA Ô
ñ&ßÜÌäjn>öPD²}C
U9¬¥“Èà`G¨ð
•xS0 1ž(⃚›$û† ’¨¬ïÈàøPCCÄ›*š›D†"Þ§¹y#T9V ªE EÔRr77Ÿy(âí
L¶¹‘b59gp|¨¢Õj
C-\ÂÊ:Wí¡ˆÜÜ}Ãd+« +
Õ V¥Jx8>«ˆ§¹Qc(â}š ˆ5±PåXÃëâÓ‘Þg(¢ ×P„öƒ†"’©¬åY¨•’®¬
CÅO5ˆ7µ
EÄ77AÜÍÍ ••…*ÇZ
>Õñ)R\C C¹†"š•Ì¡ ®
Nª²†9‡ZU
?¨sþ
C ^ï3 Á2¸ì»š sò 숵†ôxSëPDâ œTeM2ƒãC­
ŸZ ï 47Ÿt("ùæÆòVsóV¨Õ•P¥ ªÐSéPD²}C1É
®žð°Ê¡ÖÆ Äûa#ߟn("Ù¾a²•5a¨µkשƒº<Ž¡ˆ6ï= ‘“k(¢ä{õ
¹2¸¶ k 9Þ÷ Š0|ò¡ˆ÷in VÖ„¡ÖÅ Ä«ÒÈw
û†ï•ÁJ¬uëÖ« ñÆgp* ŠxŸæ&‘
Ž Uú zÿ#Ž|çæjnJªæ&ñP ±Ö‡ Ä›Z‡"¸š›šÉfp|¨øÁ§=~Ps“#u57‰„êˆ5Bú ÎüSŒ|„¡ˆ ¨¬u
5"Âf³A¼©u("Ù¾!O¨õ•PñƒO å ŠðùÔC –÷è òe°#T[$~ Þ·››Ô1 ñ>ÍM" jddƒ
ðYåq(â=››°ÕÜ$ *ÆÚ@Ž÷c¿— ·³×@ˆ{:B.:Ý3üærzØ .·Ä-árÞ°ž1]Jî-vIòÞâu—v‹¤ÿ3±aôd
šo™°¸¶ ÇÄ9Êq‡Hï¯1¨ƒ8í:¿“µÁØ –´{‹Óî-N»·8íý5iï¯I{•MÚûkþ•¾¿ÆhvÕ
„~@WÜ¯(Èú ±M|­¶¸tVr/“Õ>×h%E<¬ä±Áj›c°’‚:«}”Îj«òR´·&Vûƒg¢ä•h ûB´}÷ˆß“ ¿ÉåÝŸEÛ™8ÑÞü’HþÑZmÙO‰¶¥ «­Å
ÑæöZ´•>. X÷ï "iþŸH"¾”×3'û¶ˆöZÏE2c³ÔÇ! 6J¥ýüZѾþ_Ñn„Òó…h¸Z$/ ôÿBZß^t…\’år™a)l
Êí‹DûœW¢½iŒhë Ë<‰Ï¶?Z$õˆÕVlŽt_µíÔlÑv€X‰v¬ˆñ’‡}ERÓÕ 9µ¶HŽ§³Ú—
„ˆöb ­±?dµJ¥cix>#‰·ÙUꝺ0KìþmÇw•Yéå4/€ | §Û®ã§±ï‰×5» Þ“}ð ©>Ôú(<\œYå‰å+ËŒ !î´¸ù™©&]"ô6¹Ó‡pîèWñ õ.; ÄRê¬yNÉ ´jI‘î)qI˜Yܝ
/&Ò.E= ÿ¢×L“ ¯™J é(Ä -),,¼Wp-ìN' r§&°C
i‘‚­éœ óé¯ùÑ®ùó›•ù-æG Mͦ<3Bbr-
ý#k
kßì°‡5f‡!—Sl!Nø!α ³}bqÚ'^œïW 3•ï9é è\û"軕gPúò
ô„dWáùM£ ´ææþžqßfÜß3n5ÞW>ª?÷ Æý ã¾£"wTßVÜÜ ÷?Œû!ãVã=Ô#ú´àæ~ʸ_3ÛM îa½šssÇ1n|¿ºžùÈ­Æó¯‡ölÊÍm0ÊÜî
Œ }µ¸‡toÂÍíÁ¸½ · ãvU{P·FÜÜÞŒ;;ãöVq èҝ›; ãögÜ9TÜßý;GrsçaÜ w-Æ-W•»_G 7w
AÆ]„q dÜ.*p÷é ÁÍ È¸‹1î@Æ­S•»wûzÜÜÅ wiÆ]\Å<éÕ¶.7w Æ]žq—
Q1Oz´©ÍÍ]qWfÜ TäîÞª 7w0㦌;XEînkps› ·…q›UäîÒ¼:7·È¸«0nQEîÎͪrs‡3î Œ;\Åö²c“pn»6㮩âù»Cã0nî:Œ»>㮣bž´ohå
æŽ`Ü
w„ŠÜm ˆÜÜ
w#ÆݝqkUàn ÊÍݘq7cܝUÜß­#B¸¹›3î Œ»¹Šû»U åænɸÛ0î–*îï–
õ n» ãn«"wóºÁÜÜ wgÆÝQÅów³Ú•¹¹»0î-Œ»‹ŠíeÓš ¹¹{2î>Œ»§ŠyÒ¸Fyn»?ãî«bž4
ªVŽ›{ ã-¸ ¨˜'
ª–áæ-ʸ‡3î¡*îï ᥸¹G0î‘Œ{„ŠÜ¶*%¹¹G1î1Œ{”ŠÜ Ö
n{ ã-«âù¤¾Xœ›{"ãžÊ¸'ªX/ë… ãæžÆ¸g0îi*æIݝ@n;šqÏTq×1 ææžË¸c ÷\ ¹k
¹¹ 2î%Œ{¡Šõ²–•Ÿ›{)ã^θ—
ª˜ß5ƒ ¸¹W0îÕŒ{…ŠyR£r^nî5ŒÛθרÈ]½’?7÷zƽ•q¯gÜ ¸«VÈÅͽ•qïfÜÛT ·¯Z! 7÷-ƽŸ
qïQ1OÂËeãæ>À¸O3î Œ;£
Üae²psŸaÜ ÷™Ïø»kRï ûØ÷ ¸»Êz äî Àßø &²ÜO`WHJî Ðë–
á³8ˆ¬Õó`ßÛKøXíYVû|O« ­d›Õæéb%K\¬ör/Eû Y£GJk¬dÑ¿’O
À÷ýÀ•• í µVÛ•Õþ ø[ݬ‘¯õVb ;ìe%93ZÉeIãfï‘ÝJš¤·:þ-yKÓ¦rhÚðÞƒÄ4m<ºµ·óÎ÷­¼KJë%ÝËÃöù Øç
Ù>Ç}5§š›X5ü•å”è Z=4 ­d~fškn#T2ëé.ó/´OÈÕ§æïÄ¡–z–
›U'‡u¬3;l{ÍX+®çœS‰ým<P<ºµ••ƒ½X
^„rÒ å–!ÑÜŠ×]îÛ"n=þ\$'7‰ÃVý+’¶›Ä;âK‘<Ù,z-‹ IÃ-â²å? 6Š’^ –
ß\-rpó6±È •tÝ)þQ ònþ.ñ¿¬r9Ð嵤÷”¶sl·øߥÿ ç[¹eø(¹•’ rÞ· Y
¡Þ±KÑâ•í…ï ÝiÅ¢¿ÓzE¿6O
» õ
½_ôTȼbùÍw‹¹•
§¨•,Vü/I'™Zs¨0œ—Ô#½<^âX µ£ëS”CF]_üý‹åP:Ç8‚Cëûßq‘Üeš_ÔÚf?%i‚Ië«"¹l°Æz_ ÉdÕöÍM‘
×Xc'}' o87yœ cO•xÍ0QÒ òÂøYóBdûë ì¯? f”5~¨• Rr ­Z2¿ÙRj@ˆ­Ü}‹¶Ü‘žå÷š[”Õ‡
*ÕRÒÐ¦Ö h @wÁ¶‚¹9åÀ!°í)Ê 7ÝP({² Hï˜1íoYו÷¡\Ž{(öÝ%—[ç½’¾ÿÖ Ç¶ÜŸbX œZÿ% o 'Ú*>•ôØ$ò‰4?^_îØ^‚s„ÛgÍ ü•·¥AÖ¨:ö Æ{;Ø•ºVv§¹* k
ÓÃiµà‚æèà‹t²ÉbÎl NQc•Ë¥Ö|À¾Í-€Êïš0N‚íKQ>¤Ó••r Ë
êóíý^‹ö“ËÅÀ€W¢}Æ
1ÐòRö±tø
WÊ¥ÿ r9æ
Ñ~á?Ѿo¥¼-ú‘qÒò‘'Ží:µ#½Íé>k^`?8#Û• lÿáü
…bhBaty¡ŒPf”Ê‹`®…3Ò\…ÿ -¼\…/À÷ 3.›Zr#%÷Ãf1&ìã~ 'Çù)ºÏ5}’÷¹ÆþÔBê ¬
­7Ù‚†Ç²V»>qŽòvÉ߶¿ˆ A]IÔAœ-‘Ëj]4z¼˜vŸkÚ}®i÷¹¦ÝçšvŸkÚ}®i÷¹þ½Ï5ƒÎ •—ì>×òŽ
G;•Õ–
?£ ÇÆ°Œ+ùBtŸšÁj»º\4•ãj•Ý8FÌqù_ÑVl ˜9 ” û‰±†ÿDÛ、2¶@wq^¯ÅØ ÍÄs¥_‹±B]ñΩ8
1.wuq[ ¸n™ *}Of Iß“ ‚òv& §­~.ÚJ ˆn!PfÊ#Ž½þL´íÉ%õql
²Ëå–,r9Ó[.OyÉ¥†• 3ËëõÊ$o'«‡¼Ý‰ ÙöÓË•ïªQâ´•ÔËñìq — ¿ m>/Å»A<ѝ,å+¼ mínYò¯€ï£¿—ËvÇåïó”J2•—´<鸚•Såù>Õ,ÒßÛQ•m/@.m¹äùÿx[ö†²ŸÑr¼ã+1¶ó…ЦmãÄØ"1¡/6 klgÿНp8 6׃Ç7È%- [+ˆel¦2þxiÞçƒ×ˆ âﻕï)ü4÷Ý>w
šé¸ï sn“yzØ\°‰‚%¬O¡ŸB
åé-hsSaI® B%°Ã9 Û³O¤ Ù-Ñ–Yæš~ ©»ï#z×›
ç¼
£½3
¹½ÿ6]òºfê öwæk¦é`ýÁš‰™ÿ6 fÎ(ÜÎT@Ø Ö& ü25 ¾öìl÷œ" ð¸"<uOOÌ¸Jh V?Czú(}zÚ?ý ¡Mº+ÂEczZS_@¨äzEÈ öÈ%=ýÂ%€š] Ð0Ý÷´6ÂlÒ,7?
» 6=¬“çô° ÁÓÃ0®Ouß®Öq_L»„÷
h“øý ÷5Þ·› ¾¼bP®MüÀÏõ‰••p-¿vp÷nS“›û*ã¾gP|ävW•»gë ÜÜ¿0î¿
ŠïÇ®{?;w«jÜÜ•3îÿ
ŠÜn*pwoÉÏý’q» _-în-¹¹]2·‡QñýŒŸþþîĸ»6«ÂÍíɸ}ŠÜ
ãæθs _-îNMDnî\Œ;ŸQñ‘[¯ wÇF nî Æ]Ĩøjíïö
C¸¹ wI£â«ÅÝ.’rs—bÜ匊•Ü®*p·±ñs—gÜ•Š¯ wë 7w0ã6 _îVõ‚¹¹C ·Õ¨øjq·¬[‰›;ŒqW5*>r»¨ÀݼNEnîjŒ»¶QñÕ:7«U›»
¸;7
ã®oT|µöwӚ帹# w#£â«µ¿›T/ËÍݘq73*¾Zû»QµÒÜÜÍ w £â«µ¿ ¾q•É»¸Û2î
FÅWk7¨ ÄÍÝ‘qw5*¾Zço[XqnînŒ»·QñÕÊ“ ± 7wÆ=Шøjq×
äæ-ĸ‡
_-îº!…¹¹G0î1FÅW‹»
-ÄÍ=–
qO0*¾Zç“ÚB n{ŠQñÕâ®% psOeÜ3Š¯Öy°fp>nîYŒ{Qñ‘Û¨ wÊþÜÜ1Œ{™QñÕº.®V)77÷r
ƽڨøj•Oª½q•É»¸×0îX£â«U/ß¼¿ä]ÜvƽըøjåwxùlÜÜÛ ÷ £â#·§
ÜUÊfåæ>ʸ• ¹u*p¿y_Ì»¸O0îoŠÿ¹~'ùT÷Åðè ¿ ÛÅôß¼ã^™îZy¹âì™BŽåÊh`YMJt„ uÙ} ø{¿ŸCwz-—
(Œ{.Ú¿Ì..¼÷B´×
gz-F6*.š:i¬‘
ʈWuPæ
mºX#{YÄÉåÀ ©.F¬‰ # U ‡@Ù¨ŠX` ¬·.Tœ}ç¥ YÒ$¶ÛòŸ ¹§¼Xnä
12¤”h¬û¯´]ü{‘§ŠŠWý¡\WX.³ ’J{¶üb¿½Ï$
©<’WôŒ„²T-Ñþø©h_‘[. w ¿{•ô6gü¬ סNǪ˜N-çÁ}|Å+—
Ð×k§0Þ{$=é³Å<Ãw¸Y“µ_h ¿ùævYïÑ Y¿¦÷ýbh=¿²te–_…'¾‹ «o]á¤O.a®•«P
Œ€-óþÍ4-Ìæ}Á”Ï{•éO¯=&ÜvjÕKÿ
3N'’ßž ç’¢¼uוeº{Ì[oÇ5çÂI¢½ï
Ñ6d¼ôÜsÛÁ1¢= ÊËQRiŸ6\Œü òùõP‘|C¬¶
£DØIV[“1˜3V›e‚ôÜu{¶)¢m¼«Õ-3_$ F«Íg‹\vƒyw3Xm-ÄjßœÁJFÅŠ¶©.Vòt©hû æ ‰ IE˜ :W
$aq¢ýô
ÈñW¢ƒ‹$š“îŸ5'»²ãpŠ ‡sFùØ­Ì #\ÏÓQ(š§¶PÊ¿¶p.÷.aQî¶æ¹þÄì•g˜9cÞ³f]¾C¡ù
C‹ ·™»‡¹˜ma‹‹XB_ üÙ<¾@VóÔüçh‰€š ·•Zsp Ìø
~€ •••ÿ ôH4 IxwÑî ÇÚ³‡\^é!’ÍÿJ~d5(qþOpNsï-Í· ï'—Oû‰ä
” ú‹‘ëÿ íã ˆö /¥2òæKi¾ä·ï+Ï ë%/ ¥=ì?‘,ë)}/ý½Ì/¥¿ç(¥ù
®DsÐ# 9 erÚ¦÷ÍÁÝ°ÿOÀþ¿ÅŽ î¿I•uÃöýQùüÐ}•—
•T¹ËСÁºa¢I7¬¿©Ó°µ¦o†]3• ~ÍÔax(3ƒ_-¸ Ø¢aþÁßÀzšáû$[4
·•² ŒrÊÁ¨Ošƒû â[€Ê¬•Ÿ¡ëX õP St߈§
ï;ZËr0“cÆÀ{ [-8Ö…~³Ì eÇ?å²áKË׿A¹ö™¥×æWR¹ÑçµH*ük)p Ê“/,KbãDrÿ•er%‚÷ºŠí.
|…xs œßª¹ˆ»Êh¥ÒÖAkÅõ
w#Vü{òönÉ•×ñ÷ßR–á½hžŸõ|× ïÅ• ça•gÒÊÏ\ÆýÔÖ}¬°É}‰àå±D8â±K àщ
ð Egxì ë<~¡×=²™+{¶7wó<c-ç™%dœgPÈ •Òæ¶î•è/ Ç
¸~j=Çõ ˆË 5 Êç† ¹/)S¢÷%‘
_YHm8§L8b‰ýù¥TÚªÃñ÷;f![0 Ž[lC_K%ÞˈßKþóC–X_(¯ì—— ß'­o¿¶Ëbƒv9~»
ÎM™>빩 ۝ø.ˆiP>3Èóð[6¬ª_—áUý–
â÷íð
~åGlðë4b ”Yü\Fl˲døÈ,]†?ñí6
—M-ç-¼Æ8 Pµ4òó°ßÿÚ!sâ×
“VZ† ƒv)vµåé](«-¶„®{ }ø)–Ñ•á\Òx–¥oY8—
Ž¶ØÎh­‘ßõ“¾•,Û^Z.Òg¨åÊ@¸Vè×UÞΗ5-‹~y.•ö P^«#—/êK%®—
o ”° ©üg \Âv°´ )¯ßy¼\ ‡wMè
ÆN•Ë/ Z¦n…’q'}íù³_;8ŽUMv¬p—M·Hèn‡ð­[ zÀXÊœ×mž9­uˆÝPÊ\ÜЕÞ4d§‹„Îúr`.Âh°E`Å
9 ;Ø1°›`-ÆrB° Æ:Âe°Ýn Üöÿ¦û频
‡ÖÉc¦)© x qÝ݆”¯û7j ÁŽ§‡ó¬ÓºxnÝœ¢ó«— Õ A¬
¦‹–?'C´Êø‰4íXfk¶tqF³·Îy] eû±ñ¶,ƒU UÙ _âwË>fïx}·W úîJJ>rå5¾M¥ ›®àh&
øk¤¶ ?é²mMtLƹn¸²:P l6ìg´ ˜QÎMf~ ‡ÿj„ík†ö2Î9gSš§Îc?Ž˜Ó}‚ón Çx 䌷&éuñí =5
2O#øÛÎûjŸc0ÍLòZH;ҝô%ýHo2ˆø“*¤ x I'é/ñ|4Ò Ë•{‘K=¢ÉÙžP›žÇÅ¡_ì M›K41Ί&Qc¢%]õöÃ^¤(ÌóÜY]Z/à ˜n¿3ȱ®ßøh9§a¶W5A…ÎE e8¤
šÿ• ñ;éḚ̾ ÑÒó!Š-Á¬Û äÈo´
ä¿%ýö ó+·Þ ä8F‡úE“eƒ¢¥¼|21šL8ê%÷Ų•A8ïñàhb}c-nKœ$o …c>nï<l¿mi·'È?_6u6³S]ðSrJ‹oXFØsm¡¼ [)¥‘—
³ÙÆCfŒ7ã<w¬G¯ñÆ^wÜç€ë֝T¬ &’ªpüj”?
•¾³‘æ,_Z²²X
°)ì¼7„ù­Ø|,»8Å@8≫ß7>-•N®ÿ8-Pôxpž1 Äã8VîoŒÙ&u¯õ&˜Ø õm‹6eu ÷ öý"ÒË
cwä u ûضôr;’Ò¿cƒ_é!œÖ½Äúéümˆn ”cX;ÑÑ +ÒN´çÊ!êÏÝ·`
[
]š¿¥TFºÅH啸£ÒüHÝ= —Dzð³X©´Ç^ q>–¸<–
¸>ÎÇí9¶OtÊg´t}ç ßOÂcàüÌ©÷í»¿ù¬#Çi1©¾”ãž$›”“oç*î#KER0sNR°‚^[¡‚þU•
úç-2ç|ÑÛRñEᄊ ½ku}ÞªV×W5juÕVèk# qyÇ}9 ãÁãß •Ã1
2$ÞŸãí燱º ÁŽ½Ñì«5c¿Ü©Ýo-¿n¸ÙùÜùfÿ Cõ1ûÄ·ñ¾œûùm8DU*™ßUÞlà ûãê 3OÂ~*mŸËö>û?ùv>éýë|¾øØmû"œ†
ÿºœ%ѺLÌPÏrL Û-ÛeÁ ï Ú`®TÂu–
T^}µSšo«xLÄå±üzSS©´õ› â|,¥å¡Äõq>nϱý·ër–
uùc_{óÔScÁqâï¾ãÄ[n Õo¹ÕªËm@“ß}}Z
ú´
(ïÓº´8 Ii±VýÒb@õ€òãD\þÍzº k
!‚å՝ìzê÷õ4K|=õS¹ž.Ęœòø}÷j­§ãà€ÿ
Q ßa— ©§Y ­§¶ f‘L©(
oœA*mß µ<×FH¥m]_©¼ºf’4ßöã< —Dz¨g?©$‡¦‹8K\-K\çKÛc۝»žfU½ž
ÓÇ/Ÿ©•_
«G¾ Õ
=¨n2=¨~¥J
ë•*ùLWªü[ÆdjR —³žŽ‡?ö3€
jRÜ#_“â}üþ-
‡@
º|ìzší ëiÖøzšMåz: vȝ0s$À q‘ëéûìÿÔZOËa
ÀÌt [U§zڝ]ðÖÓtf9 ?ƆydÍ(Úf¶ #m¿Z"|ªY>F]ILÇâˆÁè"÷
Úä#äfyB s ²<ÃÇѱ¼Ïqûcå<6±á±‰ šø±
¸âëM:Á \Wò¾Ÿ£AåœúûzÆ¾ï° ) ×÷ÏûËc 8NP ®éïÃ÷?µ> ôr\´ ו9ÑÒ<\ /­pyœ ñº
?‰±
}‚¿ïE.Á²z6Ž0¦ë6; „ÓøÝPðg€ 㠛șÌØDΝ06 VÆWº–
Çßjl°Â 8`7Á-é ^Ëã<üÍÕðŽky|So}b%ÕImX&Dz†_yvî*Ï ÐJ°éà ¸FÇg¯ž‡º •Ï®wýØõ¼¡Å ×
­qqÅŵ1Ÿ®ž;b˜cÐ Ãh8 ¿‚™‡
‰ý?PÏw|Òzžü äó™ò¸`:Ž1HO6 ‰ë¼k
2ý' ƒÌ–L=Ïö ëù ¬•0ã-ä^9|W©kÂzŽó
»ÊcÙIÕsìá(]}Òˆ•ÜU ‹•úcØ7Á;½J²ér¬t|_ì ê}Cà= VN¦‹]?¤ž=ñëåÍ1¢}xOqΨ(©´EGŠ •Jr.Z*KäY-ÏoºM”–‡²ËÍíRió9ÍÇRZ-J\_š Ûslÿí~xvÕûáujú W2û /)»3tIÙª)ëV¿’yM£:5×4êÐxM#];·úºv?TÓµÛ Ú¡±_0.ÿf?¼ ›Ã`uõòyùãöÃs|`?<{|?<‡Êýð ø® §<~ß
ýŸZûáßÀŒ)°£o@l
>rûL
õ í³fŠÄ¬
~Â~¸#†ëÀo » É~ :4çýÓúá)í‡ > näì‡
é‡
é‡ Ry? •Ãú
ÖJȽ-•w¯] ¶Ï8ïw ù¸¾«^ úá5àŒís øßÑ Ç»kMN}ðP6ý¾m²‡‹ü›× 7B
º|ˆ&1g¢šÄ.97‹]<ꈕã6ˆe¿¯"Ú¬ ÿ1S©$KÊIåä—F±I·ÓøÛ”ÅþÝRYn‰› ËÈ–
~Vœ%.e”©­(Í_2F”–‡²I½ë¢ëâ1âõó'Åô톋
«í Wu › +OŒJÐfãGÖ$æLA»rm£ÝÎÎê¸KQȇ¬òy´a"Ç # ø̯|àÏYÊ ž÷-˜#ÓüRC3l­<4ÃYqh†b5rd*Vã¼o± crœ òl­ •çÛr yJ–
:•Û£D¯œåØß¹ ç¸Üþrž ‰ò\9G;ŸÍEþýr óü\ãmIë(Þnçs}`;Ÿ3¾Ïõ14( UÖ ¶ó©í¸™ÙqË ;e
¤‰pÜ
¹ð´C|ú—•Õ&íOZ·ò Ú$ùþµ ÐÖ4 |*HãÔ>evšöfÓ Yû㸮s´Y8ß æý:èT•c»IµIØF8ÖÃZr:ËÑ
ôç ñbß(+ ÌÑæ%×&͝6i‚6é6
ó5¡M:†ß±Á4|ç^MmÂ6
ç
Zùï&Õ&õ• ¨' A2 þïN:ÀT[˜ÂïúÂt 8¾}¥ùØF a¬¸Í|lº03/Væw*}Ù÷ùYé˦3s¶mŸ/
£É ÈÁC`
| ‘‰Ñì,C¤ï ù‚9Çô'ø®óÑÓAN9êé´<æ
æãbX&©<œóF-N„<täLfGû‹÷WÀru`[ œyˆ}#§y ¶Í®N}#Ÿ•Ø7ZÏò°
¬T ¶²8‘<œ¦•÷ORyØUÒ µƒ£Ø Žb ) ý¡ÅÆoú€×
,?ãËÆxò;Ù›ù—Íi^°S.¦¦|{óø
eçŸm¾ÿ
¸mò%½
7ø©PÆeHwî>|‡ö®ã—
T¾ýHù†í·?[öq†<K‰´Ÿ4 Ö ül‡õ´ Ï <x6@z^ ð÷Œùe€LMÈh˜þ•|CÃwe`¾µL$ßpÞ4ö]RùV‡
•yù¤º¼ø¿Õ-îO¦=Üÿ ÚÃeZYÇù{"ç¡[ í¡ã|ãOú1Mn ˜î&)tÛÂÑEÃoÞ<¿x±skaÆ\Ø©v:O r:Wy¥ÚöðÿV-ÎI& ç|‚<üS+¿£Wн‡%t<yØ
²®Ÿ”‰=aº•Ô Ê}±¤òÐ9ç
¿ÑFfsê9ò/sªÏÃwÿ¦”Ó |¦kÏÀñ›’7ûM‰$£kÏø‰~SòIfÌêcöËæ°<
•\;Ž÷¿%’‡#tò:Iåa[iܵt]à蓵’òŽ&èë fצoöüœ¾ç ËJl,»ŒC÷Ÿø¸U”lÊtbc>Ž1äE
QÌMñ£ÀŸå†¬±ï=†ü®kn­Ó5·;‹ÓqÝ€Óÿ H
bz
^
Zv˜
2
0
@
0
@
0
@
0
@
0
@
0
@
0
@
! sH! tH!
P
P
P
P
P
P
P
`
p
`
p
`
p
`
p
`
p
`
p
`
p
@ `ñÿ
€
€
€
€
€
€
€
@
•
•
•
•
•
•
•
À
À
À
À
À
À
8
Ð
Ð
Ð
Ð
Ð
Ð
X
à
à
à
à
à
à
ø
À
ð
ð
ð
ð
ð
ð
2
V
~
Ð
(
à
ð
Ø
è
_H
mH! nH
N o r m a l
CJ _H
D A`òÿ¡ D
aJ
mH! sH! tH
D e f a u l t
P a r a g r a p h
F o n t
V i óÿ³ V
T a b l e
N o r m a l
:V
ö
4Ö
4Ö
l aö
( k ôÿÁ (
N o
L i s t
> >@
ò >
T i t l e
$ a$
5 •OJ
QJ
\ •^J
J B
J
T e x t
B o d y
$ a$
5 •CJ
OJ
QJ
\ •^J
> Q@
>
B o d y
T e x t
3
¤x
CJ
aJ
H C@
" H
B o d y
T e x t
I n d e n t
„h
¤x ^„h
<
@
2 <
F o o t e r
Æ
à À!
CJ
aJ
@ J@
B @
S u b t i t l e
$ a$
5 •OJ
QJ
\ •. )@¢ Q .
P a g e
N u m b e r
B ^@
b B
©z|
N o r m a l
( W e b )
¤d
¤d [$ \$
4 U`¢ q 4
k"™
H y p e r l i n k
>* ph ÿ PK
! ‚Š¼ ú
[Content_Types].xml¬‘ËjÃ0
E÷…þƒÐ¶Ørº(¥Ø΢Iw},Ò ä±-j„4
Éßwì¸Pº -t# bΙ{U®•ã
“óTéU^h…d}㨫ôûî)»×*1P ƒ'¬ô
“^××Wåî 0)™¦Též9< “l•#¤Ü $yi} å ; À~@‡æ¶(îŒõÄHœñÄÐuù*
D× zƒÈ/0ŠÇ° ðûù
$€˜
X«Ç3aZ¢Ò Âà,°D0 j~è3߶Îbãí~ i>ƒ ØÍ 3¿\`õ?ê/ç [Ø ¬¶Géâ\•Ä!ý-ÛRk.“sþÔ»•. .—
·´aæ¿-?
ÿÿ PK
! ¥Ö§çÀ
6
_rels/.rels„•ÏjÃ0
‡ï…½ƒÑ}QÒà %v/¥•C/£} á(•h" Û ëÛOÇ
» „¤ï÷©=þ®‹ùá”ç
šª ÃâC?Ëháv=¿‚É…¤§% [xp†£{Ûµ_¼PÑ£<Í1 ¥H¶0• ˆÙO¼R®BdÑÉ ÒJEÛ4b$§‘q_טž à6LÓõ R×7`®¨Éÿ³Ã0ÌžOÁ¯,åE n7”Liäb¡¨/ãS½¨eªÔ-е¸ùÖý
ÿÿ PK
! ky– ƒ
Š
theme/theme/themeManager.xml
ÌM
à @á}¡w•Ù7c»(Eb²Ë®»ö Cœ AÇ ÒŸÛ×åãƒ7Îß Õ›K
Y,œ
ŠeÍ.ˆ·ð|,§ ¨ÚH Å,láÇ æéx É´ ßIÈsQ}#՝…­µÝ Öµ+Õ!ï,Ý^¹$j=‹GWèÓ÷)âEë+&
8ý
ÿÿ PK
! –µ-â–
P
theme/theme/theme1.xmlìYOoÛ6 ¿ Øw
toc'v uŠØ±›-M Än‡-i‰–
ØP¢@ÒI} Ú〠úa‡ Øm‡a[• Ø¥û4Ù:l Я°GR’ÅX^’6ØŠ­>$ ùãûÿ-©«×îÇ
!)OÚ^ýrÍC$ñy@“°íÝ-ö/­yH*œ ˜ñ„´½)‘Þµ÷ß»Š×UDb‚`}"×qÛ‹”J×—–
¤ ÃX^æ)I`nÌEŒ ¼Šp) ø èÆli¹V[]Š1M<”à ÈÞ ©OÐP“ô6râ= ¯‰’zÀgb I g…Á u••SÙe
bÖö€OÀ†ä¾ò ÃRÁDÛ«™Ÿ·´qu
¯g‹˜Z°¶´®o~ÙºlAp°lxŠpT0­÷ ­+[ } `j-×ëõº½zAÏ °ïƒ¦V–2ÍF•-ÞÉi–
@öqžv·Ö¬5\|‰þʜ̭N§Óle²X¢ d søµÚjcsÙÁ •Å7çð•Îf·»êà
ÈâWçðý+­Õ†‹7 ˆÑä`
- ÚïgÔ
Ș³íJø À×j |†‚h(¢K³ óD-Šµ ßã¢
dXÑ ©iJÆ؇(îâx$(Ö
ð:Á¥ ;ä˹!Í
I_ÐTµ½ S
1£÷êù÷¯ž?EÇ ž ?øéøáÃã ?ZBΪmœ„åU/¿ýìÏÇ£?ž~óòÑ ÕxYÆÿúÃ'¿üüy5 Òg&΋/ŸüöìÉ‹¯>ýý»G ðMGeøÆD¢›ä íó
$”8ÁšK ýžŠ ôÍ)f™w 9:ĵà å£
x}rÏ x ‰‰¢ œw¢Ø îrÎ:\TZaGó*™y8IÂjæbRÆíc|XÅ»‹ Ç¿½I
u3 KGñnD 1÷ N
3Vq%'#q¾ Ã ÓòŠÍ
IB Òsü€•
íîRêØu—ú‚K>Vè.E L+M2¤#'šf‹¶i
~™Vé
þvl³{ u8«Òz‹ ºHÈ
Ì*„ æ˜ñ:ž( W‘ ☕
~ «¨JÈÁTøe\O*ðtH G½€HYµæ–
}KNßÁP±*ݾ˦±‹ Š-TѼ9/#·øA7ÂqZ… Ð$*c?
¢ íqU ßån†èwð N ºû
%Ž»O¯ ·ièˆ4
=3 Ú—Pª•
ÓäïÊ1£P•m
\\9† øâëÇ ‘õ¶ âMØ“ª2aûDù]„;Yt»\ ôí¯¹[x’ì
eW÷
¶)6-r¼°C-SÆ jÊÈ
išd
ûDЇA½Îœ
óùç]É}Wr½ÿ|É]”Ïg-´³Ú
IqbJ#xÌ꺃
6kàê#ª¢A„Sh°ëž& ÊŒt(QÊ% ìÌp%m‡&]ÙcaS l=•XíòÀ
¯èáü\P•1»Mh
Ÿ9£ Mà¬ÌV®dDAí×aV×B™[݈fJÃ­P |8¯
Ö„ AÛ V^…ó¹f
ÌH ín÷ÞÜ-Æ
é" á€d>ÒzÏû¨nœ”ÇŠ¹
€Ø©ð‘>ä•bµ ·–
&û ÜÎâ¤2»Æ v¹÷ÞÄKy ϼ¤óöD:²¤œœ,AGm¯Õ\nzÈÇiÛ Ã™ -ã ¼.uχY C¾ 6ìOMf“å3o¶rÅ
Ü$¨Ã5…µûœÂN H…T[XF64ÌT ,Ñœ¬üËM0ëE)`#ý5¤XYƒ`øפ ;º®%ã1ñUÙÙ¥ m;ûš•R>QD
¢à •ØDìcp¿
UÐ' ®&LEÐ/p¦­m¦Üâœ%]ùöÊàì8fi„³r«S4Ïd
7y\È`ÞJân•² åίŠIù
R¥ Æÿ3Uô~ 7 +ö€ ׸ #¯m
q¨BiDý¾€ÆÁÔ
ˆ ¸‹…i *¸L6ÿ 9ÔÿmÎY &­áÀ§öiˆ …ýHE‚=(K&úN!VÏö.K’e„LD•Ä•© {D
ê ¸ª÷v E ꦚdeÀàNÆŸûžeÐ(ÔMN9ßœ Rì½6 þéÎÇ&3(åÖaÓÐäö/D¬ØUíz³<ß{ËŠè‰Y
›Õȳ ˜•¶‚V–ö¯)Â9·Z[±æ4^næ ç5†Á¢!Já¾ é?°ÿQá3ûeBo¨C¾ µ Á‡ M
 ¢ú’m<.vp “ ´Á¤IYÓf­“¶Z¾Y_p§[ð=alÙYü}Nc Í™ËÎÉÅ‹4vfaÇÖvl¡©Á³'S †ÆùAÆ8Æ|Ò*•uâ£{àè¸ßŸ0%M0Á7%¡õ ˜<€ä· Íҝ¿
ÿÿ PK
!
ѝŸ¶
'
theme/theme/_rels/themeManager.xml.rels„•M
Â0 „÷‚w ooÓº ‘&ÝˆÐ­Ô „ä5
6?$Qìí
®, .‡a¾™i»—•É c2Þ1hª :é•qšÁm¸ìŽ@R N‰Ù;d°`‚Žo7í g‘K(M&$R(.1˜r
'J“œÐŠTù€®8£•Vä"£¦AÈ»ÐH÷u} ñ› |Å$½b {Õ –Pšÿ³ý8 ‰g/]þQAsÙ… (¢ÆÌà#›ªL Ê[ººÄß
ÿÿ PK ! ‚Š¼ ú
[Content_Types].xmlPK ! ¥Ö§çÀ
6
+
_rels/.relsPK ! ky–
ƒ
Š
theme/theme/themeManager.xmlPK ! –
µ-â–
P
Ñ
theme/theme/theme1.xmlPK !
ѝŸ¶
'
›
theme/theme/_rels/themeManager.xml.relsPK
]
–
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8" standalone="yes"?>
<a:clrMap xmlns:a="http://schemas.openxmlformats.org/drawingml/2006/main"
bg1="lt1" tx1="dk1" bg2="lt2" tx2="dk2" accent1="accent1"
accent2="accent2" accent3="accent3" accent4="accent4" accent5="accent5"
accent6="accent6" hlink="hlink" folHlink="folHlink"/>
•Ð
ÿÿÿÿ
2³
%
×É
%
>Ï
%
Ö
(
oØ
§
•Ø
m
8
o
p
Y
r
Sf
–
u
x
|
k –F ‘P
Y ¬_ Œg ßr s~ cÄ yÎ (Ò fÖ fØ •Ø
z
{
}
•
•
ƒ
…
†
]
†
š
K^ M^ •Ð
X ÿ Œ :”ÿ•Œ :”ÿ•Œ :”ÿ•Œ
n
Q
q
Q
~
€
‚
„
‡
s
-Q
t
wW
v
“W
w
•W
y
/^
ð,
ð(
ð
ð
R ð$
ÿÿÿÿ
ð
!
(
!• ! ÿ•€
ðl
Î0•à@XHË ,]p uüéÿ
@ -ñ
ÿÿ
ÿ €€€ ÷
ðB
ð
ð’
ð
ð0
S
ð-
¿
Ë
?
Ž
^
š
›
´
µ
•
w
ÿ
ð
B
C
x
•Ð
[
\
·
¸
B
D
\
;
¢
=
¥
?
Ì
A
Î
Y
9
‡
:
š
y
Ÿ
z
B
C
e
h
`
b
B
C
d
f
Ø
Û
/
æ(
/
j- k- b! c! Ù! Ú! B% C% Î% Ï% Õ%
û) ü) B* C* Ò* Ó* B, C, B- C/ B/ C/ ê/ ë/ ë: î: í> ï> Î? Ð?
k
l
ƒ
„
…
†
-
B
×%
K&
A
A
L&
´A
Ä(
¶A
Æ(
ä(
B
M
zC {C ]F _F
H
H •H ‘H DJ EJ dJ eJ hL jL
M DO EO ÇP ÏP ÿP "Q ]R ^R ?W @W vW ™W ¬W ®W DX EX LX
MX DZ EZ
[
[ B[ C[ œ[ •[ Ù[ Ú[ Á\ Â\ ë\ ì\ ü] ý] ,^
S^
^ ¢^ ‹_ Œ_ ¼b ½b
c
c •g Žg ~h •h Ci Di Þj ßj {k
|k
n ¡n <p Ap Bp Dp Gs Hs Gu Hu Gw Hw Gz Hz µ~ ¸~ å~ æ
~
‚
‚ Ò‚ Ô‚ uƒ wƒ E† H† Hˆ Iˆ
Ž
Ž H• I• o• p• 7” :”
ù• û•
–
– X— Z—
˜
˜ Æš Èš Øš Úš Åœ Æœ Hž Iž ÷Ÿ ùŸ
Ê¡ Ë¡ ¯¢ °¢
΢ Т T£ U£ ä Ĥ ¸¥ ¹¥
§
§ H© I© ûª üª e- g- G® H® ¯® ±® G¯ H¯ ò² ô² ý´ ÿ´ ò¹ ô¹
¼
¼
G¼ H¼ ¦½ ¨½ GÀ HÀ tÀ uÀ €À •À ûÀ ýÀ ÍÁ ÏÁ ×Á ØÁ ©Â ªÂ
¼Â ½Â 2à 3à Eà Fà yÄ zÄ ŒÄ •Ä lÅ mÅ ŸÅ ¡Å ·Å ¼Å rÆ |Æ
ŠÆ ŒÆ ÖÆ ØÆ %Ç &Ç sÇ uÇ ˜Ç ™Ç ÚÇ ÜÇ
È
È "È /È ‰È ŒÈ
¥È ±È ûÈ ýÈ
É #É |É ~É —
É £É ßÉ áÉ (Ê )Ê lÊ nÊ ‹Ê •Ê IË MË ˜Ë ›Ë ÈË ÉË
Ì
Ì -Ì Ì iÌ kÌ ”Ì •Ì ÞÌ àÌ øÌ ùÌ <Í >Í ZÍ [Í ‡Í ‰Í ¥Í ¦Í æÍ èÍ
öÍ ÷Í NÎ PÎ eÎ fÎ ŠÎ ŒÎ ¡Î ¢Î àÎ âÎ úÎ ûÎ VÏ XÏ tÏ vÏ
¼Ï ¾Ï ÔÏ ÕÏ <Ð >Ð UÐ ZÐ ZÐ \Ð \Ð ]Ð ]Ð _Ð `Ð bÐ cÐ eÐ
fÐ •Ð ‚Ð
;
¥
§
³
´
™
š
½
¾
¦
=
\
‡
›
Ÿ
¦
§
¢
g
h
j
l
‚
„
„
é/ ë/
0
0 •2 Ž2 (5 )5 ‡7
> ì> î> Í? Ï?
A
A ³A µA
†
ˆ7
i- k- Ø! Ú! J& L& Ñ* Ó*
ë: î: /; 0; Œ< •< •> –
B
B
zC {C ^F _F
H
H ?H @H •H ‘H ¢H £H iL jL ÆP ÏP þP "Q
;Q <Q •T €T
V
V >W @W uW ™W «W ®W
[
[ û] ý] ,^ S^
Ÿ^ ¢^ Š_ Œ_ •_ •_
`
` »b ½b
c
c Æe Çe }h •h ¼h ½h Ýj ßj zk |k Ÿn ¡n
ín în ;p Ap ¶p ·p vr wr ‚s ƒs rv sv Ów Ôw µ~ ¸~ å~ æ~ ¢
• £• -ƒ ƒ ‘† ’† Ù‰ Ú‰ ÜŽ ÝŽ z“ {“
–
– ö— ÷—
¹š ºš äŸ åŸ ¢¢ £¢ ‰¤ Š¤ b¥ c¥ ”¦ •¦ ?© @©
«
«
e- g- “­ ”­ §® ¨® ì² í² ö´ ÷´ P¸ Q¸ ê¹ ë¹
¼
¼ Ÿ½
óÀ ôÀ ÍÁ ÏÁ ÖÁ ØÁ ŸÅ ¡Å ¶Å ·Å sÆ |Æ ŠÆ ŒÆ $Ç &Ç —
Ç ™Ç "È $È ¤È ¦È
É
É –
É ˜É 'Ê )Ê ‹Ê •Ê KË MË °Ë ±Ë
Ì Ì “Ì •Ì ÷Ì ùÌ YÍ [Í ¤Í ¦Í õÍ ÷Í dÎ fÎ
Î ¢Î ùÎ ûÎ tÏ
ÓÏ ÕÏ TÐ ZÐ ZÐ \Ð \Ð ]Ð ]Ð _Ð `Ð bÐ cÐ eÐ fÐ •Ð ‚Ð
½
vÏ
[
•
ž
ž
è
é
!0 )0 *0 ë: í: ‰d ‰d <p @p ¶~ ·~ f- f- ÍÁ
Å +Æ 3Æ tÆ
tÆ wÆ {Æ |Æ ™Ç "È #È ‹Ê ŒÊ •Ê ûÎ tÏ YÐ ZÐ ZÐ \Ð \Ð ]Ð
]Ð _Ð `Ð bÐ cÐ eÐ fÐ •Ð ‚Ð
[
•
YÐ ZÐ ZÐ \Ð \Ð ]Ð ]Ð _Ð `Ð bÐ cÐ eÐ fÐ •Ð ‚Ð
ÙZ~ x 2šÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ü•Eo:¹ [ÿ ÿ ÿ ÿ
ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
„Ù „‰þ Æ
Ù ^„Ù `„‰þo(
.
€
„š „˜þ Æ
š ^„š `„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„j
„Lÿ Æ
j
^„j
`„Lÿ‡h
ˆH
.
€
„:
0
„˜þ Æ
:
^„:
`„˜þ‡h
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
„Ú
„ª
„z
„J
„
„â
„²
„‚
„˜þ Æ
^„‚
`„˜þ‡h
„R
ˆH
ˆH
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
.
Ú
ª
z
J
â
²
.
^„Ú
^„ª
^„z
^„J
^„
^„â
^„²
€
‚
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
)
.
.
‚
ˆH
.
•
h
€
€
‚
•
’
h
h
h
h
„˜þ Æ
R
^„R
`„˜þ‡h
„"
„ò
„Â
„’
ˆH
.
„Lÿ Æ
" ^„"
„˜þ Æ
ò ^„ò
„˜þ Æ
 ^„Â
„Lÿ Æ
’ ^„’
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
@
O6
•3¿{
’
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
ÿÿ
h
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
J â
G
.
.
.
.
h
h
h
•
’
ü•Eo
å
ÙZ~
F
û4
D
,
pz
D ÌL ”_ ¬
¯
•- ¡] ]q
• % 7#% _& ‰K+ o 6 [ = Kj> ŽzD &J <jJ ñiL þ$N ËNO ôsU X~U }(W ÷2X äpX
VBY Åp\ }+a a)e Õ2k ùzk ÊBl Xl ëNm nCo °(x "z $_| ©z| ¥y‚ û ˆ RX‹ ×2Œ ý
s“ k"™ ³(© ÛX- «#³ Q ¶ -,¶ ?Á þ É - Ì 7QÐ œ Õ þ7Ö ¦n× Eà òXà Nhê ˆdõ 1
ø Sý zý
þ
ZÐ \Ð
ÿ@
•Ð H
@ ÿÿ
U n k n o w n ÿÿ
ÿÿ
ÿÿ
ÿÿ
ÿÿ
ÿÿ
G-•
ï* àAx À
ÿ
T i m e s
N e w
R o m a n
5-•
€
S y m b o l
3.•
ÿ* àCx À
ÿ
A r i a l
P a l a t i n o
L i n o t y p
ÿ* á[` À)
ÿ
‡
Ÿ
N a r r o w
A •
M a t h
"
1 ˆ ðÐ
h
B±
j
z
B±
j
z
! ð
K-•
e
5.•
T a h o m a
A r i a l
‡
à
@
Ÿ
A.•
C a m b r i a
í»† ‚ãF
-
‰¦
´ ´ •• 4
d
ðÏ ðÏ
Œ
2ƒ
ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿ
Q ð
Üÿý
HP
ðÿ
? ä
ÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ• D
2
!
x
x
ÿÿ
) M B S ,
D E W A N
P E N D I D I K A N
D A N
K O M I T E
S E K O L A H :
A C E
S U R Y A D I
S O N Y
þÿ
à…ŸòùOh «‘
Ô
à
ô
+'³Ù0
¨
˜
,
X
d
8
p
|
ˆ
•
KOMITE SEKOLAH:
˜
-
ä
-
-
,
MBS, DEWAN PENDIDIKAN DAN
ACE
SURYADI 0 Word
@
B±
Microsoft Office
4â0
@
†ŽÚ¸‘Ä @
Normal
Hο‡2È @
•ê§ÄÊ
SONY
-
1
-
þÿ
ÕÍÕœ.
“—
+,ù®D
ÕÍÕœ.
“—
+,ù®\
h
¤
Ä
p
¬
„
´
Œ
¼
”
œ
ú
ä
-
DEPDIKNAS
z
j
ðÏ
-
*
MBS, DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH:
-
Title
¸
8
@
_PID_HLINKS
ä
A
p
_ z
m a i l t o : b u d i m a n s y a h @ u p i . e d u
:
-
!
.
@
R
d
"
/
A
S
e
#
0
B
T
f
$
1
C
U
g
%
2
D
V
h
&
3
E
W
F
X
j
|
(
5
G
Y
k
}
)
6
H
Z
l
~
*
7
I
[
m
•
+
8
J
\
n
,
9
K
]
o
:
L
^
p
;
M
_
q
<
N
`
r
=
O
a
>
P
b
?
Q
c
s
t
u
v
w
x
y
z
{
€
•
‚
ƒ
„
…
†
‡
ˆ
þÿÿÿŠ
‹
Œ
•
Ž
•
•
‘
’
“
”
•
–
—
˜
™
š
›
œ
•
ž
Ÿ
¡
¢
£
¤
¥
¦
§
¨
©
ª
«
¬
®
¯
°
±
²
³
´
µ
¶
·
¸
¹
º
»
¼
½
¾
¿
À
Á
Â
Ã
Ä
Å
Æ
Ç
È
É
Ê
Ë
Ì
Í
Î
Ï
Ð
Ñ
Ò
Ó
Ô
Õ
Ö
×
Ø
Ù
Ú
Û
Ü
Ý
Þ
ß
à
á
â
ã
ä
å
æ
ç
þÿÿÿé
ê
ë
ì
í
î
ï
ð
ñ
ò
ó
ô
õ
ö
÷
ø
ù
ú
û
ü
ý
þ
ÿ
þÿÿÿ
þÿÿÿ
i
'
4
þÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿ
þÿÿÿþÿÿÿþÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿR o o t
E n t r y
ÿÿÿÿÿÿÿÿ
À
F
PôÅ
¨ÄÊ
€
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
e
D a t a
‰
2¼
1 T a b l
ÿÿÿÿ
o c u m e n t
è
h5
W o r d D
ÿÿÿÿ
4
S u m m a r y I n f o r m
a t i o n
(
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
D o c u m e n t S u m m a r y I n f o r m a
t i o n
8
ÿÿÿÿÿÿÿÿ
C o m p O b j
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
y
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
þÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ þÿ
ÿÿÿÿ
À
F'
Microsoft Office Word 97-2003 Document
MSWordDoc
Word.Document.8 ô9²q
Download